bab 2 pkm 2015

Upload: dianvoo

Post on 03-Mar-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2 pkm 2015

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 BrotowaliBrotowali yang dikenal sebagai tanaman obat ini berasal dari Asia Tenggara. Wilayah penyebarannya di Asia Tenggara cukup luas, meliputi wilayah Cina, Semenanjung Melayu, Filipina, dan Indonesia. Brotowali (Tinospora crispa, L. Miers.) merupakan tanaman merambat dan tumbuh dengan baik di hutan terbuka atau semak belukar di daerah tropis. (Indri,2012)Brotowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5 meter atau lebih. Brotowali tumbuh baik di hutan terbuka atau semak belukar di daerah tropis. Batang Brotowali hanya sebesar jari kelingking, berbintil- bintil rapat dan rasanya pahit. Daun Brotowali merupakan dan tunggal, tersebar, berbentuk jantung dengan ujung runcing, tepi daun rata, pangkalnya berlekuk, memiliki panjang 7-12 cm dan lebar 7-11 cm. Tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung, pertulangan daun menjari dan berwarna hijau Bunga majemuk berbentuk tandan, terletak pada batang kelopak tiga. Memiliki enam mahkota, berbentuk benang berwarna hijau. Benang sari berjumlah enam, tangkai berwarna hijau muda dengan kepala sari kuning. Buah Brotowali keras seperti batu, berwarna hijau. (Dahlia Pohand, 2011:8). Tanaman Brotowali dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Brotowali (Tinospora Crispa L.Miers)Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah tanaman Brotowali pada tabel 2.1.Tabel 2.1. Klasifikasi IlmiahKingdomPlantae

DivisiSpermatophyte

ClassDicotyledon

FamiliMenispermceae

GenusTinospora

SpeciesL Miers

Sumber : Indri, 2012Brotowali mengandung damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, alkaloid berberin dan palmatin. Bagian akarnya mengandung alkaloid berberin dan kolumbin (Indri,2012) Daun dan batang Tinospora mengandung alkaloid, saponin, dan tanin. Sedangkan batangnya mengandung flavanoid. Beberapa jenis senyawa kimia yang dikandung Brotowali antara lain : alkaloida, dammar lunak, pati, glikosida, zat pahit, pikroretin, harsa, barberin, palmatin, kolumbin, dan jatrorhize (Dahlia,2011). Studi pustaka terhadap kandungan kimia jenis- jenis tumbuhan dari keluarga Menispermaceae menunjukkan adanya beberapa macam alkaloid, yaitu berberina, palmatina, kolumbamina, yatrorrhiza.Berdasarkan pemeriksaan laboratorium tanaman ini mengandung pati, alkaloid yang terdiri dari N-asetil-nornuciferin, N-formil-annonain, dan N-formilnornuceferin. Disamping itu ditemukan pula suatu glikosida furanoditerpen yang berasa pahit. Pada akar tanaman juga terdapat alkaloid berberin. Sebagai obat tradisional air rebusan batang atau ranting brotowali manjur untuk mengobati penyakit malaria, demam, penyakit kulit, serta membersihkn ginjal dan menyembuhkan luka. Batang brotowali penuh ditutupi dengan kutil dan mengandung banyak air. Rebusan batang brotowali juga merangsang kerja pernapasan dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas. Kandungan berberin untuk membunuh bakteri pada luka. Kandungan bahan yang lain dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan maupun menurunkan kadar gula darah. Batang brotowali juga digunakan untuk pengobatan penyakit kuning, kencing manis dan nyeri perut. Pada pemakaian sebagai obat luar, rendaman batang brotowali bisa digunakan untuk membersihkan luka atau kudis. Selain untuk penyembuhan luka, batang brotowali juga dapat mengobati jerawat pada wajah karena aktivitas anti bakteri dari alkaloid berberin. (Simbolon, 2014)

2.2 KulitKulit adalah organ tubuh terbesar dari sistem yg menutupi otot dan organ dasar. Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya, cahaya, cedera, dan infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D, indra perasa stimulasi yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit orang dewasa sekitar 2,7 kg (Putri,2012). Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan atau subkutis.Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan antimikroba untuk melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin.Lapisan kedua kulit, dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut, dan otot rambut.Dermis pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang dikenal sebagai kolagen. Dermis paling tebal berada di punggung, di mana sekitar 30-40 kali dari ketebalan epidermis (James, Bergen, & Elston dalam Makalah Myra, 2014). Lapisan ketiga dari kulit adalah lapisan subkutis. Lapisan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan lemak di bawah dermis. Subkutis terdiri dari kumpulankumpulan selsel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabutserabut jaringan ikat dermis.Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3 cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis sangat tipis Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuningkuningan, kemerahmerahan atau suhu kulit meningkat,memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit tertentu. (Myra,2014:22)

2.3 Ekstraksi Secara MaserasiEkstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapatmengekstrak substansi yang diinginkan tanpamelarutkan material lainnya (Ditjen POM, 1995). Pelarut organik yang paling sering digunakan dalam mengekstraksizat aktif dari sel tanaman adalah metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil asetat (Dtrjen POM, 1995). Selama proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari tumbuhan dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai dengan pelarutnya (Myra, 2014) Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) (Dirjen POM, 2000). Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (Myra, 2014:19)

2.4 Masker Peel OffKosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel-off. Masker peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15-30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara dikelupas (Slavtcheff, 2000). Masker peel-off memiliki beberapa manfaat diantaranya mampu merilekskan otot-otot wajah,membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Masker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan.Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry,1973).(Farida,2014)2.5. Manfaat Batang BrotowaliBatang tanaman Brotowali ini direbus, lalu bisa dioleskan saja maupun diminum, sesuai kebutuhan yang akan dicapai, dimana Brotowali bekerja sebagai: Di minum sebagai obat alami untuk penambah nafsu makan, bisa juga di campur dengan daun Brotowali. Di minum sebagai obat Hepatitis, dari batang dan daunnya yang diolah bersama. Di minum untuk mencegah terjadinya hepatitis dan kanker hati, karena adanya senyawa terpan, flavanoid, alkaloid, steroid yang berfungsi sebagai hepato protektor atau bisa disebut dengan pelindung hati. Dari batang dan juga daunnya, di campur dengan madu, diminum sebagai obat malaria. Rebusan batang Brotowali dapat disajikan sebagai obat gatal-gatal yang menyerang tubuh. Cukup dengan mengoleskan pada bagian yang gatal. Kulit batang Brotowali mengandung alkaloid yang berfungsi sebagai pelumpuh bakteri pada luka, dengan cara dioleskan pada bagian yang terluka. Jika bakteri dapat dilumpuhkan, maka infeksi pada luka dapat terhindari. Tidak hanya untuk luka saja, air rebusan pada batang Brotowali bermanfaat untuk menghapus warna kusam pada wajah sekaligus mencerahkan wajah, penggunaannya seperti untuk cuci muka atau bisa juga untuk masker wajah.(Novita, 2012)

6