asuhan_keperawatan_tetanuss

Upload: dea-annisa

Post on 21-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    1/45

    Oleh :Oded Sumarna

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    2/45

    TetanusLock jaw (trismus) : rahang terkunci Tetanus merupakan suatu keadaan intoksikasi

    dari susunan saraf oleh eksotoksin dariClostridium tetani dengan gejala karakteristikberupa adanya rigiditas otot.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    3/45

    !"#$%&L&$"'lostridium tetani

    Tersebar di tanah, kotoran binatang dan manusia, debu rumah.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    4/45

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    5/45

    !tiologi :disebabkan oleh Clostridium tetani yangmerupakan basil gram positif obligatanaerobik yang dapat ditemukan padapermukaan tanah yang gembur dan lembabdan pada usus halus dan feses hewan.0empunyai spora yang mudah bergerak danspora ini merupkan bentuk *egetatif. 1umanini bisa masuk melalui luka di kulit. Sporayang ada tersebar secara luas pada tanah dankarpet serta dapat diisolasi pada banyakfeses binatang pada kuda domba sapianjing kucing marmot dan ayam.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    6/45

    Spora ini akan menjadi bentuk aktif kembali

    ketika masuk ke dalam luka dan kemudianberproliferasi jika potensial reduksi jaringanrendah. Spora ini sulit diwarnai denganpewarnaan gram dan dapat bertahan hidup

    bertahun 2 tahun jika tidak terkena sinarmatahari.3entuk *egetatif ini akan mudah mati denganpemanasan 4+, o ' selama 45 2 +, menit tapi

    dapat betahan hidup terhadap antiseptik fenolkresol.1uman ini juga menghasilkan + macameksotoksin yaitu tetanolisin dan tetanospasmin

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    7/45

    6ungsi tetanolisin belum diketahui secara pastinamun diketahui dapat menyebabkan kerusakan

    jaringan yang sehat pada luka terinfeksimenurunkan potensial reduksi dan meningkatkanpertumbuhan organisme anaerob. Tetanolisin inidiketahui dapat merusak membran sel lebih dari

    satu mekanisme Tetanospasmin (toksin spasmogenik) ini merupakanneurotoksin potensial yang menyebabkan penyakit

    Tetanospasmin ini mempengaruhi pembentukan danpengeluaran neurotransmiter glisin dan

    $3$(gamma amino butirik acid) pada terminalinhibisi daerah presinaps pelepasanneurotransmiter inhibisi dihambat relaksasi ototterhambat

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    8/45

    ato7siologi tetanusmanifestasi klinis tetanus merupakan hasildari kecenderungan tetanospasminmenghambat pelepasan neurotransmiteroleh terminal presinaps.1eadaan ini berlangsung dalam tigalangkah proses :

    - Tetanospasmin berikatan denganmembran presinaps (melalui fragmen 'yang berikatan dengan molekul reseptorgangliosida dan non gangliosida).

    - Toksin masuk ke sisi aktif membranpresinaps.

    - 8nduksi paralisis

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    9/45

    Tetanospasmin menyebabkan *esikel transmiter tidak dapat

    bersatu dengan membran presinaptik sehingga transmiterinhibisi

    tidak dapat dilepaskan.

    enyebaran toksin :0elalui otot yang terkena menyebar keotot sekitarnya.0elalui sistem limfatik. 0elalui aliran limfe toksin kekelenjar limfe mengalir melalui sistem limfe ke alirandarah.0elalui aliran darah. Toksin masuk kedalam aliran darahterutama melalui aliran limfe tapi dapat juga langsungmelalui kapiler dekat lesi.0asuknya toksin ke SS . Transport toksin terjadi melalui9retrograde intra-a onal pathway9 sampai ke alfamotorneuron medula spinalis dan batang otak.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    10/45

    Menghambat pelepasanneurotrasmiter inhibisi GABA di junction sinaps saraf inhibisi.

    $

    TO68

    S8

    O

    LO

    8

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    11/45

    Mencegah inhibisi impuls saraf eksitasisecara terus menerus, sehingga muncullahgejala klinis tetanus.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    12/45

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    13/45

    0asa inkubasiCaktu yang diperlukan bagi kuman '. Tetanidari mulai terjadinya jejas atau luka hinggamenimbulkan gejala klinik yang pertamaterutama pada pasien yang mempunyairiwayat trauma yang jelas. 0asa ini ber*ariasi antara =24> hari namundapat terjadi 4-+ hari.

    Semakin pendek prognosa semakin buruk.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    14/45

    eriode Onset

    Caktu yang dibutuhkan dari mulai adanya gejalaklinik yang pertama hingga terjadinya spasmeotot waktunya berkisar 4-= hari. ada Tetanusfulminan masa ini memendek hingga 4-+ jam

    saja. Semakin panjang periode onsetnya makaprognosanya semakin baik. %al ini ditentukanoleh jumlah to in dan kecepatannya mencapaissp.0enurut atel et al : eriode onset D>? jammempunyai prognosa yang buruk dengan angkakematian B / sedangkan eriode onset E>? jammempunyai prognosa yang lebih baik denganangka kematian ++ >/.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    15/45

    Derajat I : 0inimal 4 kriteria (14 atau 1+) mortalitas ,/

    Derajat II : 0inimal + kriteria (14 dan 1+)denga masa inkubasi lebih dari = hari danonset lebih dari >? jam mortalitas 4,/Derajat III : 0inimal kriteria denganinkubasi kurang dari = hari dan onset kurangdari >? jam mortalitas +/Derajat IV : 0inimal ada > kriteria mortalitas B,/Derajat V : Terdiri dari 5 kriteria dantermasuk di dalamnya adalah tetanusneonatorum dan tetanus puerpurium mortalitas ?>/

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    16/45

    Klasifkasi tetanus menurut Ablett yang dimodifkasi olehUdwadia (1994 adalah sebagai berikut!

    Derajat I (ringan : Trismus ringan dan sedangdengan kekakuan umum. Tidak disertai kejanggangguan respirasi dengan sedikit atau tanpagangguan menelan.Derajat II (sedang : Trismus sedang kakudisertai spasme kejang ringan hingga sedangyang berlangsung singkat disertai disfagi ringandan takipneu lebih dari ,- 5 kaliFmenit.Derajat III (berat : trismus berat kekakuanumum spasme dan kejang spontan yangberlangsung lama. angguan pernapasandengan takipneu lebih dari >, kaliFmenitterkadang disertai apneu disfagi berat dantakikardi lebih dari 4+, kaliFmenit.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    17/45

    Derajat IV (sangat berat : ambarantingkat 888 disertai gangguan saraf otonomberat dimana dijumpai hipertensi beratdengan takikardi berselang hipotensi reaktifdan bradikardi atau hipertensi diastolik yangberat dan menetap (tekanan diastolik lebihdari 44, mm%g) atau hipotensi sistolik yangmenetap (tekanan sistolik kurang dari @,mm%g) yang dikenal sebagai G autonomicstorm H.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    18/45

    !

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    19/45

    0anifestasi klinis terdiri dari: rigiditas

    s!asme otot I disfungsi otonomik .;igiditas otot masseter umumnya merupakanmanifestasi awal sebagai trismus "menyebar I melibatkan otot-otot wajah

    leher I faring J risus sardonikus# kuduk kaku disertai retraksi kepala ke belakang dandisfagi .1ekakuan pada otot akan menyebar menuju

    otot-otot tubuh seperti otot-otot abdominal J !erut !a!an .1ekakuan pada otot-otot interkostalis Jgangguan ekspansi rongga dada.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    20/45

    1ekakuan pada otot-otot batang tubuh Jo!istotonus .Spasme otot F kejang ditandai kontraksi otottonik secara reKektorik I episodik yangmelibatkan seluruh otot. Serangandicetuskan oleh stimulus sensorik sepertisentuhan rangsang auditorik rangsang*isual bahkan emosional.

    angguan otonom pd tetanus derajat berat :tjd peningkatan akti7tas simpaik takikardikeringat berlebih peningkatan T# aritmia.

    arasimpatis : sali*a yg berlebihan

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    21/45

    T;8S0&S M "eck StiNness

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    22/45

    $3#O08"$L 0&S'L! S $S0

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    23/45

    Terapi umumasien tetanus tingkat 88 888 8 sebaiknya dirawatdi ruang khusus dg peralatan intensif yg memadaiserta perawat yg terlatih utk memantau fungsi

    *ital I mengenali tanda aritmia. %endaknyapasien berada di ruangan yg tenang.3erikan cairan infus utk mencegah dehidrasi Ihipoglikemi.#ebridement ludi ;S%S masih menggunakan $TS ($nti TetanusSerum) dengan dosis 4,.,,, &8 80 (skin test)$ntibiotik : 0etronidaPole 5,, mg p.o tiap B jamdan tetrasiklin + gram > kali sehari (4,-4> hari).

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    24/45

    3enPodiaPepine : #iaPepam - Spasme ringan : 5-4, mg p.o tiap >-B jam - Spasme sedang : 5-4, mg i.* - Spasme berat : 5,-4,, mg dalam 5,, ml

    #5/ infuskan dengan kecepatan 4,-45 mgFjam Tetanus To oid (TT , 5 ml 80) Trakheostomi (derajat 888 8 )non-farmakologis F farmakologis. emberian

    cairan ? liter per hari disertai dengan pemberiansedasi " #en$odia$e%in antikon*ulsan I mor7ndapat dijadikan pilihan. &orfn efeknya :stabilitas kardio*askuler. #osis +,-4?, mg perhari.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    25/45

    QTc = 0, !

    "ormal #0, $

    QTc = 0, %"ormal #0, $

    &'G (" M)*'A+ (T(-

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    26/45

    1O0 L81$S8angguan napas (spasme laring

    bronkopneumonia disfagia).

    angguan jantung (efek toksin ataugangguan otonom).#isotonomi (instabilitas tensihiperpireksia hipersali*asi dll).

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    27/45

    DISOTONOMIA

    SPASME

    GAGAL NAPAS

    ASPIRASI

    MIOKARDITIS

    SEPSIS

    K' A)A*DA+U+A*A,

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    28/45

    S $S0!! hausted

    angguan napas

    ;eKuks lambung aspirasienatalaksanaan : pemberian #iaPepam

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    29/45

    08O1$;#8T8S!fek disotonomi pada jantung (Twaithes +,,>).

    Sinus takikardia pemanjangan QT inter*al

    nonspesi7k perubahan pada segmen ST andgelombang T dan gelombang ("almas et al+,,=)

    emanjangan segmen QTc E, >B mm.

    .enatalaksanaan : !1 serial I oksigenasi

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    30/45

    #8SOTO"O08%ipersimpatis:

    Takikardi%iperhidrosis

    eningkatan tekanan darah sistolik dandiastolikaritmia

    %iperparasimpatis:%ipersali*asi I hipersekresi trakeobronkial.

    eningkatan tonus dan akti*itas *agal yangmempengaruhi sistem kardio*askuler.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    31/45

    $&TO"O08' STO;0SSinus takikardia (%; E45,Fmenit)%ipertensi berat (3 4?,-++,F44,-4 , mm%g)diikuti hipotensi (D4,, mm%g) dalamhitungan menit atau jam.3radiaritmia

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    32/45

    !"$T$L$1S$"$$"8nhibisi pengaruh adrenergik dan inhibisipelepasan katekolamin sehingga menekanhiperakti*itas otonom.

    emberian cairan sedasi mor7n propanolol(R-adrenergic $locking agents ) atropinClonidine# 0gSO>.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    33/45

    $ $L "$ $S;igiditas otot dan spasme dinding dadadiafragma dan perut retriksi napas.

    enurunan kemampuan batuk akibatrigiditas spasme dan sedasi.

    1etidakmampuan menelan sali*a sekresisali*a yang masif spasme faring

    eningkatan tekanan intraabdomen danstatis gaster secara keseluruhan.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    34/45

    !"$T$L$1S$"$$" Trakeostomi dilakukan pada pasien denganderajat atel ):

    Obstruksi jalan napas akibat laringospasme.Spasme yang sering yang mempengaruhipernapasan.

    6asilitasi pemakaian *entilasi mekanik.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    35/45

    Tracheostomi

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    36/45

    Tracheostomi

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    37/45

    S! S8S3erasal dari luka trakeostomi central enouslines# kateter urin intubasi *entilator nebuliPerulkus dekubitus septik tromboKebitis infeksibakteri di paru-paru (1lebsiella pneumonia).

    enatalakanaan :$ntibiotik yang sesuai0etronidaPol 5,, mg (po i* p.r) Thwaites$hmadsyah dan Salim

    ada pasien dengan alergi penisilin disarankanuntuk menggunakan Tetrasiklin atau !ritromisin

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    38/45

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    39/45

    Tujuan debridemant0embersihkan spora0erekayasa suasana anaerob agar tidakmenjadi tempat ideal bagi pertumbuhankuman sehingga mencegah elaborasi danabsorbsi neurotoksin.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    40/45

    roses 1eperawatan4. engkajian$. 8dentitas3. ;iwayat 1esehatan4) 1eluhan &tama : sulit membuka mulut+) ;iw kesh sekarang : klien mengeluh sulit

    membuka mulut shg pasien sulit untuk makanminum keluhan dirasakan semakin beratkeluhan disertai kejang kaku seluruh tubuhkejang berlangsung +- det secara spontanFdisentuh pasien jg mengeluh perut keras sptpapan punggung melenting.

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    41/45

    . ;iw kesh dahulu

    ;iwayat kaku I kejang sebelumnyaU;iwayat trauma ada luka robekU;iwayat kencing manisFpenyakit

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    42/45

    >. ;iw kesh klg

    c. ola aki*itas sehari-hari% eliminasi nutrisi akti7tas I istirahat

    #. emeriksaan 6isik : sistem pernafasancardio*askuler gastrointestinalpersyarafan perkemihan muskuloskeletal.

    !. #ata sikologis :status emosi kosep dirigaya komunikasi pola koping.

    6. #ata sosial. #ata Spiritual

    %. #ata enunjang

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    43/45

    #iagnosa keperawatan4. 3ersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasmelaring perubahan sementara pernafasanleher (tracheostomi)

    +. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh b.d adanya trismus

    . 1urang *olume cairan b.d menurunnya

    pemasukan cairan keringat yg berlebihan>. ;esiko cedera b.d akti7tas kejang5. angguan pemenuhan $#L b.d akti*itas

    kejang

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    44/45

  • 7/24/2019 Asuhan_Keperawatan_Tetanuss

    45/45