arya asbabun nuzul

4
Ali Imran Ayat 29 ْ لُ قْ ن وُ فْ خُ تَ م ي فْ مُ ك ورُ دُ صْ وَ ُ وهُ دْ ! بُ # تُ ْ مَ لْ عَ يُ َ * ُ مَ لْ عَ يَ وَ م ي ف ت َ اوَ مَ * س ل اَ مَ و ي ف ضْ رَ ْ ل ُ َ * َ و يَ لَ ع * لُ كٍ ءْ يَ : شٌ ر ي دَ قKatakanlah: `Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.` Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 3:29 Pada ayat ini Allah memperingatkan bahwa Dia mengetahui segala apa yang terkandung di dalam hati orang Islam ketika ia mengadakan hubungan yang akrab dengan orang-orang kafir itu apakah karena mereka suka kepada orang-orang kafir itu, atau itu dilakukan karena maksud untuk menyelamatkan diri. Kalau orang Islam berbuat demikian karena memang cenderung kepada kekufuran, tentulah Allah akan menyiksa mereka. Sedang kalau mereka melakukan itu untuk memelihara diri dan hati mereka tetap dalam iman, Allah akan mengampuni mereka dan tidak akan mengazab mereka atas pekerjaan yang tidak merusakan agama dan umat. Allah memberi pembalasan kepada mereka menurut ilmu Nya sendiri yang meliputi semua isi langit dan bumi. Pada akhir ayat ini Allah mengatakan bahwa: "Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". Sebab itu, janganlah kamu kaum muslimin berani mendurhakai Nya dan janganlah mengadakan kerja sama dengan musuh-musuh Nya. Semua bentuk maksiat, baik yang tersembunyi maupun yang nampak senantiasa diketahui oleh Allah dan Dia berkuasa memberi pembalasan atasnya. Al Baqarah ayat 148

Upload: arya-maheswara

Post on 26-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

The file is about asbabun nuzul

TRANSCRIPT

Ali Imran Ayat 29 Katakanlah: `Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.` Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 3:29Pada ayat ini Allah memperingatkan bahwa Dia mengetahui segala apa yang terkandung di dalam hati orang Islam ketika ia mengadakan hubungan yang akrab dengan orang-orang kafir itu apakah karena mereka suka kepada orang-orang kafir itu, atau itu dilakukan karena maksud untuk menyelamatkan diri. Kalau orang Islam berbuat demikian karena memang cenderung kepada kekufuran, tentulah Allah akan menyiksa mereka. Sedang kalau mereka melakukan itu untuk memelihara diri dan hati mereka tetap dalam iman, Allah akan mengampuni mereka dan tidak akan mengazab mereka atas pekerjaan yang tidak merusakan agama dan umat. Allah memberi pembalasan kepada mereka menurut ilmu Nya sendiri yang meliputi semua isi langit dan bumi.Pada akhir ayat ini Allah mengatakan bahwa: "Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". Sebab itu, janganlah kamu kaum muslimin berani mendurhakai Nya dan janganlah mengadakan kerja sama dengan musuh-musuh Nya. Semua bentuk maksiat, baik yang tersembunyi maupun yang nampak senantiasa diketahui oleh Allah dan Dia berkuasa memberi pembalasan atasnya.

Al Baqarah ayat 148

Al baqarah 148 behubungan erat dengan ayat 144 yang memerintahkan untuk menghadap ke kiblat (masjidil haram). Pada saat ayat 144 turun nabi sedang berada di suatu rumah yang dikenal sekarang masjidil Bani Salamah. Mereka memahami bahwa perintah itu terbatas selama mereka berada di rumah tempat ayat itu turun. Karena mereka ragu maka turun ayat148 ini yang mepunyai arti Kebenaran itu dari tuhanmu sebab itu jangan engkau ragu. Bahkan Allah menegaskan kembali pada ayat 149-Nya.

At Taubah ayat 105 Ibnu Murdawaih dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Aufi dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa sewaktu Rasulullah saw. berangkat ke medan perang, Abu Lubabah bersama lima orang temannya tidak ikut berangkat. Kemudian Abu Lubabah bersama dengan dua orang lainnya merenungkan perbuatan dan sikap yang telah dilakukannya itu, akhirnya mereka merasa menyesal dan merasa yakin bahwa diri mereka pasti akan binasa. Lalu mereka berkata, "Kami berada dalam naungan yang menyejukkan dan ketenangan yang menyenangkan bersama dengan istri-istri kami, sedangkan Rasulullah saw. beserta kaum Mukminin yang bersamanya sedang berjuang di medan jihad. Demi Allah, kami akan mengikatkan diri kami sendiri di tiang-tiang mesjid, dan kami bersumpah tidak akan melepaskannya melainkan jika Rasulullah saw. sendirilah yang melepaskannya." Mereka melakukan apa yang telah mereka putuskan itu; sedangkan tiga orang lainnya tidak mengikuti jejak yang dilakukan oleh Abu Lubabah dan kedua orang temannya itu mereka diam saja tinggal di rumahnya masing-masing. Sewaktu Rasulullah saw. kembali dari medan perang, beliau bertanya, "Siapakah mereka yang terikat di tiang-tiang mesjid?" Seorang lelaki menjawab, "Abu Lubabah dan teman-temannya, mereka tidak ikut ke medan perang. Mereka berjanji kepada Allah, bahwa mereka tidak akan melepaskan ikatannya melainkan jika engkau sendirilah yang melepaskannya." Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Aku tidak akan melepaskan ikatan mereka sebelum aku diperintahkan untuk melepaskannya." Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan ada (pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka..." (Q.S. At-Taubah 102). Ketika ayat di atas diturunkan lalu Rasulullah saw. melepaskan ikatan mereka dan mau menerima uzur mereka; sedangkan tiga orang lainnya yang tidak mengikatkan diri mereka, tidak disebut-sebut dalam ayat tadi mengenai tobat mereka. Ketiga orang tersebut adalah mereka yang disebutkan di dalam firman-Nya, "Dan (ada pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah..." (Q.S. At-Taubah 106). Maka orang-orang mengatakan, "Mereka pasti binasa bila tidak diturunkan firman Allah yang menjelaskan diterimanya uzur mereka." Sedangkan orang-orang lainnya mengatakan, "Barangkali Allah akan memberikan ampunan-Nya kepada mereka," sehingga pada akhirnya turunlah firman-Nya, "Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka..." (Q.S. At-Taubah 118). Ibnu Jarir mengetengahkan hadis yang serupa yang ia kemukakan melalui jalur Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas r.a. Hanya saja di dalam hadisnya ditambahkan, bahwa Abu Lubabah dan teman-temannya setelah peristiwa pengampunan mereka datang dengan membawa harta mereka masing-masing. Lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Inilah harta benda kami, kamu sedekahkanlah ia sebagai kafarat bagi diri kami dan kami minta supaya engkau memohonkan ampunan buat kami." Maka Rasulullah saw. menjawab, "Aku tidak diperintahkan untuk mengambil sedikit pun daripada harta kalian." Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka..." (Q.S. At-Taubah 103) Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama secara menyendiri melalui Said bin Jubair, Dhahhak, Zaid bin Aslam dan lain-lainnya. Abd mengetengahkan sebuah hadis melalui Qatadah, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan tujuh orang (yang tidak ikut berangkat ke medan perang); empat orang di antara mereka mengikatkan dirinya di tiang-tiang mesjid Nabawi, yaitu Abu Lubabah, Muradas, Aus bin Khadzdzam dan Tsa'labah bin Wadi'ah. Abu Syekh mengetengahkan sebuah hadis, demikian pula Ibnu Mandah di dalam Kitab Ash-Shahabahnya dengan melalui Tsauri dari A'masy dari Abu Sufyan dari Jabir yang menceritakan bahwa di antara orang-orang yang tidak ikut dengan Rasulullah saw. ke medan perang Tabuk ada enam orang, yaitu Abu Lubabah, Aus bin Khadzdzam, Tsa'labah bin Wadi'ah, Kaab bin Malik, Murarah bin Rabi' dan Hilal bin Umayyah. Kemudian Abu Lubabah, Aus dan Tsa'labah datang ke mesjid untuk mengikatkan diri mereka sendiri pada tiang-tiangnya dan mereka pun membawa serta pula harta benda mereka. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Ambillah harta yang membuat kami tidak dapat berangkat bersamamu." Maka Rasulullah saw. menjawab, "Aku tidak akan melepaskan mereka hingga terjadi peperangan lagi (yang akan datang)." Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya, "Dan ada (pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka..." (Q.S. At-Taubah 102). Sanad hadis ini kuat. Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang di dalamnya terdapat Waqidiy, melalui Umu Salamah yang menceritakan, bahwa ayat yang menjelaskan diterimanya tobat Abu Lubabah turun di rumahku. Pada suatu waktu aku mendengar Rasulullah saw. tertawa, yaitu tepatnya di waktu sahur. Lalu aku bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah gerangan yang menyebabkan engkau tertawa?" Rasulullah saw. menjawab, "Abu Lubabah telah diampuni." Lalu aku berkata, "Apakah boleh aku memberitahukan hal tersebut?" Rasulullah saw. menjawab, "Jika kamu suka, silakan!" Kemudian aku berdiri di depan pintu kamarku, yang hal ini aku lakukan ketika ayat hijab belum diturunkan, lalu aku berkata, "Hai Abu Lubabah! Bergembiralah karena sesungguhnya Allah telah menerima tobatmu." Maka kala itu juga orang-orang beramai-ramai hendak melepaskan ikatannya, akan tetapi Abu Lubabah menolak, "Biarkanlah ia, sehingga Rasulullah saw. sendiri yang akan melepaskannya daripadaku." Ketika Rasulullah saw. keluar untuk menunaikan salat subuh, lalu beliau melepaskan ikatan Abu Lubabah, maka turunlah firman-Nya, "Dan ada (pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka..." (Q.S. At-Taubah 102).