tafsir surat an-nahl ayat 125 (kajian...

79
TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN TENTANG METODE PEMBELAJARAN) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh Zain Fannani NIM 107011001307 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: trantuyen

Post on 30-Jul-2018

291 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN TENTANG

METODE PEMBELAJARAN)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Zain Fannani

NIM 107011001307

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 3: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 4: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 5: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 6: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

i

ABSTRAK

Zain Fannani – 107011001307

“TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN TENTANG METODE PEMBELAJARAN)”

Dewasa ini banyak sekali metode dan pendekatan yang terus bermunculan dan diterapkan dalam pendidikan diberbagai bidang mata pelajaran. Tapi kemudian dalam metode pembelajaran tersebut, sedikit sekali yang bersumber dari al-Qur’an. Padahal al-Qur’an yang sudah diketahui umat Islam, merupakan pedoman segala aspek termasuk metode pembelajaran, misalnya surat an-Nahl/16 ayat 125. Ayat tersebut dipahami oleh ahli tafsir sebagai ayat yang terkait dengan dakwah. Di samping itu, ada beberapa tokoh pendidikan yang mengkaitkan ayat ini dalam dimensi metode pembelajaran, atas dasar itulah peneliti ingin menjadikan ayat tersebut sebagai landasan metode pembelajaran dengan cara melakukan penelitian.

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apasaja yang terkandung dalam al-Qur’an surat An-Nahl/16 ayat 125? Dan bagaimana penafsiran ahli tafsir terhadap metode pendidikan yang terkandung dalam al-Qur’an surat an-Nahl/16 ayat 125?. Dari rumusan masalah tersebut peneliti mengambil langkah untuk menganalisisnya atau menelitinya dengan mengetahui dan memahami metode pendidikan dalam al-Qur’an surat an-Nahl/16 ayat 125.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian Library Reserch dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan dan permasalahannya, yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan, kemudian dianalisis dengan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan kandungan ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dalam surat an-Nahl/16 ayat 125 terkandung tiga metode pendidikan, yakni; Hikmah, Mau’idzhah Hasanah dan Jidal. Hikmah merupakan ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang guru. Dengan alat berupa ilmu pengetahuan tersebut dia menjadi orang yang berhak untuk memberikan pembelajaran keagamaan kepada anak didik. Sementara Mau’idzhah Hasanah dan Jidal adalah metode yangt terbaik yang bisa digunakan sesuai situasi dan kebutuhan dalam mendidik. Dalam praktek pendidikan dewasa ini, materi ayat di atas bisa dikembangkan lagi menjadi beberapa metode, bahkan sampai tak terhitung, sesuai dengan siatuasi, kondisi dan kebutuhan yang ada.

Page 7: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh

pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis alami. Namun, tidak sedikit pula pelajaran yang didapat, baik dengan

kesusahan maupun dengan kesenangan. Berkat kesungguhan hati, kerja keras, dan

motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan dan hambatan

tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya kepada

ayahanda penulis H. Achmad Zaini dan ibunda tercinta Hj. Masroh (Almh) yang

dengan susah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. Kemudian kepada

kakak dan adikku tercinta (Ida Faridah, Syamsul Bahri, Zainal Arifin, Mawaddah

dan Ahda Syarifah) yang dengan penuh kasih sayang telah banyak memberi

dukungan dan mengisi hari-hari penulis dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Dan juga tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Ibu Dr. Nurlena, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dan ibu Marhamah, MA, Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr. Anshori, LAL, MA, Dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia memberikan dan meluangkan segenap waktu, tenaga, pikiran

serta kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

iii

4. Segenap Dosen dan staf serta karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal

ilmu dan pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.

5. Seluruh staf perpustakaan umum dan perpustakaan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan bermacam-macam buku

ilmiah sehingga mempermudah penulis dalam mencari referensi.

6. Guru-guruku tercinta khususnya Ust. H. Ahmad Dimyati & Ust. H. Halimi

yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya. Serta do’a dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat sekaligus guruku, Misbahuddin, S.Pdi, Azhari, Arif Subhan

Nasution, S.Pdi, Dedi Kurniawan, S.Pdi, Ahmad Zaenuddin, S.Pdi. Serta

kawan-kawanku Ahmad Zubair, S.Pdi, Irfan Fahmi, S.Pdi, Yani Al Qodri,

S.Pdi, Ahmad Fiqri Qureisyi, S.Pdi, Rocky Prabowo, M. Zainul Labib,

Abdul Aziz H.G, Ahmad Masruri, M. Syauqi, Rizki Edi Putra Tama,

Sulaiman (sule), Mujiburrahman dan lainya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih telah selalu membantu dan menjadi

penyemangat penulis.

8. Seluruh sahabat-sahabatku di PAI angkatan 2007/2008 teman senasib dan

seperjuangan terutama kelas PAI-D, yang telah banyak memberikan

pengalaman berharga kepada penulis tentang indahnya arti sebuah

kebersamaan dan persahabatan.

9. Teman-temanku di rumah serta remaja PRISMA Ketapang Dongkal dan

sahabat-sahabatku di kosan Cimandiri Cipayung Ciputat.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berharap dan berdo’a

semoga amal baik mereka yang telah membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Âmîn yâ

Rabbal ‘Âlamîn.

Jakarta, 06 Mei 2014

Penulis

Page 9: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................ 6 C. Pembatasan Masalah ....................................................... 6 D. Rumusan Masalah ........................................................... 6 E. Tujuan penelitian ............................................................ 7 F. Manfaat Penelitian ........................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran ........................................................ 8 1. Definisi Metode dan Pembelajaran ............................. 8 2. Fungsi Metode Pembelajaran ...................................... 13

B. Dasar-Dasar Metode Pembelajaran ................................... 15 1. Dasar Relegius ............................................................ 15 2. Dasar Filsafat Islam..................................................... 16 3. Dasar Ilmu Pengetahuan ............................................. 17

C. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran ................................ 19 D. Macam-Macam Metode Pembelajaran ............................. 22

1. Metode Ceramah ........................................................ 23 2. Metode Diskusi .......................................................... 25 3. Metode Nasihat .......................................................... 25

E. Aplikasi Metode Pembelajaran ......................................... 28 F. Kajian Relevansi Terdahulu ............................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penulisan ............................................................. 32 1. Penelitian Tahlili ......................................................... 32 2. Sumber Data .............................................................. 33 3. Analisis Data .............................................................. 34

B. Prosedur Penelitian Tahlili ............................................... 34 C. Fokus Penelitian ............................................................... 35

Page 10: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

v

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 35

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Surat An-Nahl .................................................. 36 1. Teks dan Terjemahan Surat An-Nahl Ayat 125 ........... 37 2. Makna Kosa Kata Surat An-Nahl Ayat 125 ................ 37 3. Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 .................... 39 4. Munasabat Ayat ......................................................... 40 5. Tafsir Ayat Surat An-Nahl Ayat 125 .......................... 42

B. Metode Pembelajaran dalam Surat An-Nahl Ayat 125 ....... 45 1. Metode Hikmah (Perkataan Yang Bijak) ...................... 47 2. Metode Mau’idzhah Hasanah (Nasihat Yang Baik) .... 48 3. Metode Jidal (Debat) ................................................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 51 B. Saran ................................................................................ 53

Page 11: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian yang sederhana dan umum adalah

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-

potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang

ada dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Sedangkan menurut Freeman Butt

pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan

sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.2

Di samping itu, pendidikan dapat diartikan dengan proses

transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, agar ia

memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari

kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti dan pribadi yang

luhur.3

Menurut Ahmad D. Marimba, sebagaimana dikutip oleh Suwarno,

pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.4

1 M. Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang, Bayumedia Publishing, edisi kedua

cetakan pertama, 2006), h. 116 2 Ibid ..., h. 116 3 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana

Prenada Media, 2006), h.12-13 4 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), h. 2

Page 12: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

2

Selanjutnya menurut Mulyahadjar pendidikan adalah segala pengaruh

yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan

kepadanya agar mempunyai kemampuan.5

Pendidikan juga dapat diartikan bimbingan secara sadar oleh

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.6

Dari pengertian di atas dapat digaris bawahi, bahwa dalam

pendidikan ada sebuah proses dan transformasi pengetahuan dari

pendidik terhadap peserta didik. Sehingga terjadi suatu perubahan ke arah

yang positif pada peserta didik, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun

psikomutorik.

Adapun tujuan pendidikan khususnya di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7

Dalam proses pelaksanaannya, pendidikan tidak berjalan sendirian,

ada hal lain yang sangat menunjang terhadap keberhasilan pendidikan, agar

kemudian tujuan pendidikan tercapai. Dengan kata lain, pendidikan

merupakan suatu sistem, antara sub sistem dangan yang lainnya saling

berkaitan.

Di antara sub sistem tersebut tersebut adalah metode. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, metode berarti: ”Cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.8

5 Mulyahadjar, redja, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2001) hlm. 3 6 Zuhairini dan Abdul Ghafir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, (Malang: UM PRESS, Cetakan Pertama, 2004) h. 1 7 M. Djumransjah, Op.cit , h. 116 8 M. Djumransjah, Op.cit, h. 740

Page 13: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

3

Dalam syair dikatakan bahwa "al- Thariqatu Ahammu Minal Mâdah"

maksudnya bahwa metode itu dianggap lebih penting dari pada

menguasai materi. Rasionalisasi dari pernyataan di atas adalah apabila

seorang pendidik menguasai banyak materi, namun tidak memahami

bagaimana materi tersebut bisa dididikkan ke peserta didik (tidak

menguasai metode), maka proses transformasi pewarisan nilai- nilai

pendidikan Islam sulit dicapai. Namun sebaliknya, apabila seorang

pendidik hanya menguasai sejumlah atau sedikit materi, tetapi menguasai

berbagai macam cara/ stratergi/ teknik pendidikan, maka dimungkinkan

peserta didik akan kreatif dalam mencari dan mengembangkan materi

sendiri dan tidak harus menerima dari pendidikannya.9 Jadi adanya metode

dalam dunia pendidikan sangat penting, agar pelaksanaan pendidikan berjalan

maksimal.

Dewasa ini banyak sekali metode dan pendekatan yang terus

bermunculan dan diterapkan dalam pendidikan diberbagai bidang mata

pelajaran. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan model pembelajaran KTSP

(kurikulum tingkat sataun pendidikan). Tapi kemudian dalam model

pembelajaran tersebut, banyak ragam dan macam metode pembelajaran.

Misalnya peneliti kutipkan dari bukunya Martinis Yamin10, dalam buku

tersebut b a n y a k metode-metode pembelajaran yang meliputi; metode

ceramah, demonstrasi dan eksperimen, tanya jawab, penampilan, diskusi,

studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan bersama teman, simulasi,

pemecahan masalah, studi kasus, insiden, praktikum, proyek, bermain peran,

seminar, simposium, tutorial, deduktif, induktif dan computer assisted

learning (CAL). Dari beberapa metode tersebut tidak ditemukan suatu

metode pembelajaran atau suatu istilah yang berasal dari Al-Qur’an.

Tentu banyak sekali objek yang bisa dijadikan bahan kajian untuk

menghasilkan metode pembelajaran, baik yang berasal dari akal pikiran

9 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-MALANG

PRESS, Cetakan Pertama, 2008), h. 133 10 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan,

(Jakarta: Gaung Persada Press, Cetakan Pertama, 2007), h. 152-170

Page 14: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

4

manusia maupun dari sumber lain. Dan salah satu sumber yang utama itu

adalah Al-Qur’an, kitab suci pedoman umat Islam. Di dalamnya pasti

banyak menjelaskan metode pembelajaran. Tergantung pada kita, apakah

mampu menggalinya atau tidak?

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan

umat manusia di dunia ini. Dengan petunjuk Al-Qur'an, kehidupan manusia

akan berjalan dengan baik. Manakala mereka memiliki problem, maka

problem itu dapat terpecahkan sehingga ibarat penyakit akan ditemukan

obatnya dengan Al-Qur'an. Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi kita

sebagai umat Islam untuk memahami Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya

sehingga bisa kita gunakan sebagai pedoman hidup di dunia ini dengan

sebenar-benarnya, Allah berfirman:

9:17 /(اإلسراء( Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang

lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S Al-

Isra/ 17:9)11

89:16/(النحل( (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat

seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu

(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan

kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan

11 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), h. 385

Page 15: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

5

petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah

diri.(Q.S An-Nahl/ 16:89)12

Adalah amat jelas bahwa dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang

mengandung berbagai ragam metode pembelajaran yang bisa dijadikan

sebagai salah satu pilihan metode pembelajaran saat ini. Metode

pembelajaran yang sangat berharga dapat kita petik dari kisah nabi Musa

yang diperintahkan oleh Allah secara langsung untuk belajar kepada sang

guru pilihan Allah, yaitu Khidhir. Juga pembelajaran yang diberikan Luqman

al-Hakim kepada anaknya.

Peneliti sendiri tertarik untuk meleliti atau mengkaji surat an-Nahl ayat

125. Sebab peneliti menemukan di banyak buku yang menjelaskan

tentang dakwah, yang dapat dikatakan semuanya mengaitkan dengan ayat

ini (surat an-Nahl ayat 125. Padahal jika dikaji dalam konteks pendidikan

terkait dengan metodenya, tentunya ayat tersebut sangat menarik, lebih-

lebih pada saat ini perkembangan pendidikan khususnya pendidikan Islam

sudah ada signifikansi kemajuan yang luar biasa. Dalam beberapa buku

pendidikan Islam sebenarnya Surat an-Nahl ayat 125 sudah dijelaskan

terkait dengan metode pendidikan, hanya saja pembahasan tersebut masih

sangat sederhana dan sangat singkat.13

Sudah tidak diragukan lagi, bahwa Al-Qur’an mempunyai sumbangan

yang sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan bagi manusia. Ia juga

telah memberi banyak contoh yang bisa diambil sebagai bagian dari metode

pembelajaran. Umat Islam harus selalu berusaha menggali isi dan kandungan

Al-Qur’an tersebut sebagai upaya untuk memberikan pembelajaran kepada

peserta didik agar ide-ide yang ingin diberikan bisa diserap dengan mudah

sesuai yang diharapkan.

12 Ibid., h. 377 13 Sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Muzkkir, Ilmu

Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) hlm. 189-190 dan dalam bukunya A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam . . . , h. 149

Page 16: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

6

Dalam usaha menyukseskan setiap pendidikan, maka perlu ditopang

dengan berbagai metode dan strategi khusus. Untuk mendapatkan ragam

metode dan strategi tersebut, perlu kiranya selalu diadakan kajian-kajian

diberbagai tempat dan kesempatan, selalu dicari formula yang tepat sesuai

kebutuhan, situasi dan kondisi. Dan salah satu sarana yang menjadi obyek

kajian paling utama adalah al-Qur’an.

Dari pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk ikut mencari dan

menggali konsep metode pendidikan yang ada dalam salah satu ayat Al-

Qur’an, dengan sebuah penelitian berjudul “TAFSIR SURAT AN-NAHL

AYAT 125 (KAJIAN TENTANG METODE PEMBELAJARAN)".

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metode-metode dalam pembelajaran

2. Perbedaan metode pembelajaran yang terkandung dalam surat an-

Nahl/16 ayat 125 dan metode pembelajaran lainnya

3. Banyaknyamasyarakat dan kaum musliminyang tidak mengetahui

tentang tafsir surat an-Nahl/16 ayat 125

4. Bagaimanakah metode-metode pembelajaran yang terkandung dalam

surat an-Nahl/16 ayat 125

C. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan pembahasan maka diperlukan pembatasan

masalah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan skripsi

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran dalam surat an-Nahl/16 ayat 125

2. Penafsiran para mufassir dalam surat an-Nahl/16 ayat 125

D. Rumusan Masalah

Page 17: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

7

Dari uraian di atas, ada permasalahan penting yang akan diungkap

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode pembelajaran apa sa ja yang terkandung dalam Al-Qur’an

surat an-Nahl/16 ayat 125?

2. Bagaimana penafsiran ahli tafsir terhadap metode pembelajaran yang

terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl/16 ayat 125?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak

dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran yang

terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl/16 ayat 125.

2. Untuk mengetahui penafsiran ahli tafsir terhadap metode pembelajaran

yang terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl/16 ayat 125?

F. Manfaat Penelitian Sedangkan mafaat yang hendak ingin penulis capai adalah sebagai

berikut:

1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi mereka yang membutuhkannya.

Peneliti yakin bahwa penelitian skripsi ini akan memberikan

sumbangan pemikiran yang sangat berharga.

2. Untuk mengembangkan kreatifitas potensi diri peneliti dalam

mencurahkan pemikiran ilmiyah lebih lanjut, dan untuk menambah

wawasan peneliti tentang ragam metode pendidikan.

3. Sebagai bahan untuk menambah khazanah bacaan Islam pada

perguruan tinggi, khususnya pada perguruan tinggi Islam dan

perguruan-perguruan tinggi lain yang intens dengan studi pendidikan

Islam.

4. Menambah perbendaharaan referensi di perpustakaan Universitas

Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.

Page 18: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Dalam dunia pendidikan sebuah metode merupakan alat atau jalan

untuk mencapai sebuah pendidikan yang sempurna, karena tanpa adanya

metode sebaik apapun dan sesempurna apapun suatu kurikulum maka tidak

akan berjalan dengan semestinya dan sebuah pendidikanpun tidak akan

menjadi apa-apa. Untuk mencapai itu semua maka terciptalah sebuah metode

pendidikan, dimana penulis akan menjelaskan definisi dan fungsi dari metode

pendidikan.

1. Definisi Metode Pembelajaran

Untuk mendapatkan pengertian metode pembelajaran, penulis terlebih

dahulu akan mendefinisikan pengertian metode kemudian baru pengertian

pembelajaran. Dari kedua pengertian tersebut kemudian dikombinasikan

sehingga akan ditemukan pengertian metode pembelajaran. Karena metode

pembelajaran merupakan rangkaian dua kata yang memiliki kesatuan arti, dan

untuk dapat memahaminya harus dimengerti terlebih dahulu arti dari masing-

masing kata tersebut.

a. Definisi Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan

hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dengan

Page 19: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

9

demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan.1

Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata.

Terkadang digunakan kata al-thariqah, manhaj, dan al-wasilah. Al-thariqah

berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan al-wasilah berarti perantara atau

mediator.2 Dan menurut Sholeh Abdul Azis sebagaimana dikutip Ramayulis,

bahwa metode dalam bahas Arab dikenal dengan istilah thuriquh yang

bebarti langkah-langkah stategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu

pekerjaan.3

Sedangkan menurut istilah yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan

beraneka ragam. Diantaranya sebagai berikut:

1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara

atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.

2) Abd. Al-Rahman Ghunaiman mendefinisikan bahwa metode

adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan.4

b. Definisi Pembelajaran

secara etimologi istilah pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar”,

yang artinya “memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran”. Sedangkan pembelajaran adalah

proses usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.5 Di indonesia pembelajaran sering sekali diistilahkan dengan

sebutan pedagogis. Dalam sejarah, istilah pedagogis diambil dari bahasa

Yunani “paedagogy” yang diartikan sebagai seorang anak yang pergi dan

pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Proses tersebut kemudian

dikenal dengan istilah “paedagogy”, sementara pelayan yang bertugas

1 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 143 2 Ibid, h. 144 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, Cetakan ke Empat, 2005), h. 2 4 Ibid, h. 3 5 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2007), Edisi III, h. 263

Page 20: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

10

mengantar dan menjemput anak tersebut dengan paedagogos.6 Selain istilah

paedagogis, pendidikan juga dikenal dengan istilah “education” yang berarti

“mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam atau memperbaiki moral dan

melatih intelektual”.7

Bila kita melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka kita

harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam

bahasa tersebut. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam

bahsa Arabnya terambil dari kata “ یة ترب “ dengan kata kerjanya “ یربي –رب “

(mendidik).

Kata kerja rabba (mendidik) sudah digunakan pada zaman Nabi

Muhammad SAW seperti terlihat dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi.8

Dalam ayat Al-Qur’an kata ini digunakan dalam susunan sebagai berikut :

. . . )24:17/االسراء( Artinya :

“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Q.S. Al-Isra /17:24)9

Dalam bentuk kata benda, kata “rabba” ini digunakan juga untuk

“Tuhan”, mungkin karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh,

memelihara malah mencipta. Dalam ayat lain kata ini juga digunakan dalam

susunan sebagai berikut :

26:18/(الشعراء (

Artinya :

“Berkata (Fir’aun kepada Nabi Musa), bukankah kami telah

mengasuhmu (mendidikmu) dalam keluarga kami, waktu kamu masih kanak-

6 Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: Uin Press, 2006), h.1 7 Ibid, h. 2 8 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 25-26 9 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), h. 387

Page 21: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

11

kanak dan tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.” (Q.S. Asy-

Syu’ara/26:18).10

Dalam Al-Qur’an, ditegaskan bahwa Allah adalah Rabbal ‘alamin dan

juga Rabbal Nas, artinya bahwa Allah pendidik bagi semesta alam dan juga

pendidik bagi manusia. Pengertia tersebut terambil, karena kata “rabba”

dalam arti Tuhan dan “rabba” dalam arti pendidik berasal dari kata yang

sama.11 Dengan demikian menurut Al-Qur’an bahwa alam dan manusia

mempunyai sifat tumbuh dan berkembang, dan yang mengatur itu semua

tidak lain kecuali Allah SWT.

Kata lain yang mengandung arti pendidikan itu ialah اد ب seperti

sabda Rasul :

(الحدیث) أدبني ربي فأحسن تأدیبي

Kata “ta’lim” dengan kata kerjanya “ ‘allama” juga sudah digunakan

pada zaman Nabi. Baik dalam Al-Qur’an, Hadist atau pemakaian sehari-hari,

kata ini lebih banyak digunakan dari pada kata “tarbiyah” tadi. Dari segi

bahasa, perbedaan dari arti kedua kata itu cukup jelas. Bandingkanlah

penggunaan dan arti kata berikut ini dengan kata “rabba”, “addaba”, “nasyaa”

dan lain-lain yang masih kita ungkapkan tadi.

Firman Allah :

31:2/قرة. . . (الب( Artinya

“Allah mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya...”.12

Firman-Nya lagi :

. . . . . . 16:27/(النمل( Artinya :

10 Ibid, h. 405 11 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. Ke V h. 92

12 Kementerian Agama RI, Op.cit., h. 3

Page 22: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

12

“Berkata (Sulaiman): Wahai manusia, telah diajarkan kepada kami

pengertian bunyi burung.”13

Kata “ ‘allama” pada kedua ayat tadi mengandung pengertian sekedar

memberi tahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan

kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan membina kepribadian Nabi

Sulaiman melalui burung, atau membina kepribadian Adam melalui benda-

benda. Lain halnya dengan pengertian “rabba”, “addaba” dan sebangsanya

tadi. Disitu jelas terkandung kata pembinaan, pimpinan, pemeliharaan dan

sebagainya.14

Sedangkan secara terminologi pendidikan diartikan beragam dan berbeda-beda oleh para ahli pendidikan. Hal ini muncul atas dasar kajian dan orientasi yang berbeda tentang pendidikan. John Dewey misalnya, sebagaimana dikutip oleh Zurinal Z & Wahdi Sayuti menyebutkan, bahwa pendidikan merupakan suatu rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarah pada pengalaman berikutnya.15

Berbeda dengan Martimer J. Adler sebagaimana dikutip oleh H. M.

Arifin, bahwa pendidikan adalah sebuah proses dimana semua kemampuan

manusia (bakat) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan

dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik

dibuat oleh dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu

kebiasaan yang baik.16

Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan sebagai pengembangan pribadi

dalam segala aspeknya. Yang dimaksud pengembangan pribadi adalah

mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan dan

pendidikan oleh orang lain (guru). Segala aspek artinya mencakup jasmani,

akal dan hati. Dengan kata lain pendidikan adalah bimbingan yang diberikan

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal.17

13 Kementerian Agama RI, Ibid., h. 532

14 Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 26-27 15Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan... h. 2 16M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1993), h. 11 17Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. II, h. 26-27

Page 23: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

13

Selanjutnya Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan dengan

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentukanya

kepribadian yang utama.18

Berdasarkan pengertian-pengertian pendidikan di atas dapat

disimpulkan, bahwa dalam perkembangannya, pendidikan mendapat

pemaknaan yang beragam namun secara subtansial memiliki kesamaan

pandangan tentang pendidikan yaitu sebuah proses terencana yang melibatkan

orang dewasa (pendidik) dan peserta didik dalam rangka pengembangan

pengetahuan, sikap dan keterampilan demi melestarikan nilai-nilai budaya

dan norma yang berkembang dimasyarakat.

Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

metode pendidikan adalah alat atau cara atau strategi yang harus dilalui

untuk mencapai tujuan pendidikan atau menguasai kompentensi tertentu

yang dirumuskan dalam suatu kurikulum. Agar kemudian tercapainya tujuan

pendidikan, seperti apa yang sudah direncanakan.

2. Fungsi Metode Pembelajaran

Tentang fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai

pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional

pendidikan tersebut. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan

sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi

pengembangan suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat

bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada

obyek sasaran tersebut.19

Metode pendidikan secara umum dapat dikemukakan sebagai mediator

pelaksanaan operasional pendidikan. Secara khusus biasanya metodologi

pendidikan berhubungan dengan tujuan dan materi pendidikan dan juga

dengan kurikulum. Dengan bertolak pada dua pendekatan ini dapat dikatakan

18Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1989), Cet. VIII, h. 19 19 Abuddin Nata, Op.cit., h. 146

Page 24: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

14

bahwa metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek

sasaran tersebut.

Metode pendidikan harus mempertimbangkan kebutuhan, ketertarikan,

sifat dan kesungguhan para peserta didik dan juga harus memberikan

kesempatan untuk mengembangkan kekuatan intelektualnya. Pendidik dalam

memberikan pelajaran atau mendidik peserta didik harus bisa memberi

keleluasaan sehingga peserta didik dapat berperan aktif dalam proses belajar

mengajar.

Dalam menyampaikan materi pendidikan perlu ditetapkan metode yang

didasarkan kepada pandangan dan persepsi dalam menghadapi manusia

sesuai dengan unsur penciptaannya, yaitu, jasmani, akal, dan jiwa yang

diarahkan menjadi orang yang sempurna dengan memandang potensi individu

setiap peserta didik, oleh karena itu pendidik dituntut agar memahami aspek

psikologis dan karakter setiap peserta didik.

Dari sini jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan

materi pendidikan. Tidak salah jika ada sebuah pernyataan yang menyebutkan

bahwa “metode lebih utama dari pada materi (al-taiqah aula min al-madah)”

disebabkan materi itu bagaikan raga yang harus digerakkan oleh jiwa. Tanpa

adanya penggerak yang membawa pada tujuan maka proses pendidikan tidak

akan tecapai secara maksimal.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi metode

pendidikan adalah sebagai alat pembantu agar tercapainya suatu tujuan

pendidikan. Sebagaimana yang dikatan dalam bukunya Prof. Dr. H. Armai

Arief Fungsi alat pendidikan yaitu sebagai alat perlengkapan, pembantu

pencapaian tujuan, dan sebagai tujuan. Sedangkan penggunaan alat

pendidikan disesuaikan dengan kematangan anak didik dalam pennggunaan

alat tersebut dan masalah ruangan dan waktu.20

20 Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Wahana Kardofa, 2010), h. 108

Page 25: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

15

B. Dasar Dasar Metode Pembelajaran Metode pendidikan dalam penerapannya banyak menyangkut

permasalahan individu atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri,

sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus

memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan.

Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan alat atau jalan

menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh

seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan

tersebut.

Dalam konteks ini, metode pendidikan tidak terlepas dari dasar religius,

filsafat Islam, dan ilmu pengetahuan.

1. Dasar Religius

Pelaksanaan metode pendidikan yang dalam prakteknya banyak terjadi

di antara pendidik dan peserta didik dalam kehidupan masyarakat yang luas,

memberikan dampak yang besar terhadap kepribadian peserta didik. Oleh

karena itu, agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan

pengajaran.21 Dan sebagai dasar metode pendidikan maka dasar relegius

terdiri dari beberapa bagian, diantaranya :

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh

Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok

yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad.22 Bagi setiap umat yang memeluk Islam sebagai agamanya

dianugerahkan soleh Allah sebuah kitab suci Al-Qur’an yang komprehensf

menjelaskan pokok-pokok ajaran yang meliputi seluruh aspek kehidupan

manusia. Oleh kaarena itu, sudah barang tentu dasar pendidikan sebagai

bagian dari aspek kehidupan manusia adalah bersumber kepada Al-Qur’an.23

21 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu analisis Psikologis, (Jakarta: Al-Husna, 1986), h. 40 22 Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 19 23 Armai Arief, Op.cit., h. 36

Page 26: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

16

Al-Qur’an merupakann dasar dan menjadi pedoman pokok dalam

kehidupan, termasuk membahas tentang pendidikan. Dalam Al-Qur’an

banyak sekali dalil-dalil yang berhubungan dengan pendidikan dan metode

pendidikan. Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka dengan

sendirinya metode pendidikan Islam harus merujuk pada Al-Qur’an.

Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan tidak

menyimpang dari tujuan pendidikan itu sendiri.

b. Sunnah

Setelah Al-Qur’an dasar pendidikan juga menjadikan sunnah (yang

disebut juga Hadits) sebagai sumber pendidikan. Karena pada zaman Nabi

para sahabat selalu bertanya kepada Nabi tentang segala hal yang tidak

terdapat dalam Al-Qur’an, dan menjadikannya sebagai landasan berfikir

mereka.

Dalam dunia pendidikan Sunnah mempunyai dua manfat pokok;

pertama, Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan

pendidikan Islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an serta lebih merinci

penjelasan dalam Al-Qur’an. Kedua, Sunnah dapat menjadi contoh yang

tepat dalam penentuan metode pendidikan. Misalnya, kita dapat menjadikan

kehidupan Rasulullah SAW dengan para sahabat maupun anak-anaknya

sebagai sebagai sarana penanman keimanan.24 Oleh karena itu Sunnah

merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim.25

2. Filsafat Islam

Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan dalam proses

pendidikan, juga menjadi tulang punggung kemana bagian-bagian yang lain

dalam pendidikan itu bergantung dari segi tujuan-tujuan pendidikan,

kurikulum, metodde mengajar, penilaian, administrasi, alat-alat mengajar

dan lain-lainnya lagi.26

Secara epistimologis, lahirnya agama dari wahyu melalui metode

ijtihad; lahirnya ilmu pengetahuan alam (sains) dari alam jagat raya terjadi 24 Armai Arief, Ibid., h. 39 25 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. Ke 8, h. 21 26 Armai Arief, Loc.cit., h. 49

Page 27: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

17

melalui metode penelitian eksperimen dan observasi; lahirnya ilmu sosial

dari fenomena sosial terjadi melalui metode penelitian lapangan; lahirnya

sastra dan seni dari intuisi terjadi melalui metode imajinasi dan kontemplasi;

lahirnya filsafat dari kemampuan berpikir terjadi melalui berpikir spekulatif,

sistematik, mendalam, radikal, dan universal; lahirnya ilmu tasawuf dan

ma’rif dan dzauq terjadi melalui riyadhah. Kemampuan berijtihad,

bereksperimen, penelitian lapangan, berimajinasi dan berkontemplasi,

berpikir secara mendalam dan sistematik, serta riyadhah berasal dari Allah

SWT. Manusia hanya mengunakan fasilitas yang diberikan Allah SWT.

Dengan demikian, secara epistimologis ilmu berasal dari Allah SWT.

Dengan filsafat ilmu pengetahuan yang sedemikian itu, maka akan

dijumpai pandangan, bahwa di dalam Islam tidak ada pemisahan antara ilmu

agama dan ilmu umum, antara ilmu yang berasal dari akal dan dari hati;

antara ilmu yang berasal dari eksperimen atau penelitian lapangan. Semua

itu tersebut pada hakikatnya dari Allah SWT. Pandangan tentang ilmu

pengetahuan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan

visi, misi, tujuan, kurikulum, dan bahan ajar dalam kegiatan pendidikan.27

3. Ilmu Pengetahuan

Yang dimaksud dasar ilmu pengetahuan adalah dasar nilai guna dan

manfaat yang terdapat dalam setiap ilmu pengetahuan bagi kepentingan

pendidikan dan pengajaran. Dasar ilmu pengetahuan terdiri juga dari

beberapa bagian, diantaranya :

a. Ilmu Psikologi

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah

pemindahan nilai-nilai, ilmu dan keterampilan dari generasi tua ke generasi

muda untuk melanjutkan dan memelihara identitas masyarakat tersebut.

Dalam pemindahan nilai-nilai, ilmu, dan keterampilan inilah psikologi

memegang peranan yang sangat penting.28

27 Abuddin Nata, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 94-95 28 Armai Arief, Op.cit., h. 48

Page 28: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

18

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala

kejiawaan, bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik,

pendidik, tenaga kependidikan, serta sumber daya manusia lainnya.

Informasi tentang gejala-gejala kejiawaan tersebut diperlukan untuk

menentukan tingkat materi pendidikan yang perlu diberikan kepada peserta

didik, metode dan pendekatan yang akan digunakan, serta dalam

memotivasi mereka untuk meraih prestasi belajar mengajar.29

b. Ilmu Sosial

Sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial, manusia

tentu saja mempunyai kebutuhan individu dan kebutuhan sosial menurut

tingkan-tingkatannya.30 Banyak aspek sosial yang mempengaruhi baik dari

segi konsep, teori, dan pelaksanaannya. Dimensi-dimensi sosial yang

biasanya tercakup dalam aspek sosial ini adalah fungsi-fungsi sosial yang

dimainkan oleh pendidikan seperti pewarisan budaya yang dominan pada

kawasan-kawasan tertentu di suatu lembaga pendidikan, seperti sekolah,

faktor-faktor organisasi dari segi birokrasi, dan sistem pendidikan sendiri.31

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial

serta hubungannya antara satu gejala dengan gejala lain yang ada dalam

masyarakat.32 Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara

dua invidu , bahkan antara dua generasi, yang memungkinkan generasi

muda untuk mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan atau belajar

mengajar memebutuhkan perhatian sosiologi, agar kegiatan pendidikan

semakin intensif. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan

pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.

c. Sejarah

Sejarah dianggap sebagai salah satu faktor budaya yang paling penting

yang telah dan tetap mempengaruhi filsafat pendidikan, baik dalam tujuan

29 Abuddin nata, Loc.cit., h. 96 30 Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 22 31 Armai arief, Op.cit., h. 46 32 Abuddin Nata, Loc.cit., h. 97

Page 29: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

19

maupun sistemnya pada masyarakat maupun juga kepribadian nasional.33

Dengan mempelajari sejarah, akan diketahui kemajuan dan kemunduran

sebuah kegiatan, untuk dijadikan bahan masukan dalam rangka

memprediksi dan merancang masa depan.34

d. Ilmu Ekonomi

Ekonomi dan pendidikan selalu bergandeng sejak zaman dahulu kala.

Ahli-ahli ekonomi sejak dahulu, begitu pula pencipta-pencipta sains telah

mengakui pentingnya peranan yang dimainkan oleh pendidikan dalam

pertumbuhan pengetahuan manusia belakangan ini untuk perkembangan

ekonomi. Namun baru belakangan ini suatu disiplin ilmu yang khusus untuk

itu diciptakan.

e. Ilmu Politik dan Administrasi

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang tujuan, cita-cita,

dan ideologi yang akan diperjuangkan, cara mendapatkan, mengelola,

menggunakan dan mempertahankan kekuasaan. Ilmu politik sangat

diperlukan untuk kegiatan pendidikan, karena akan memberikan jaminan

dan dukungan atas berlangsungnya kegiatan pendidikan, sesuai dengan cita-

cita dan ideologi yang ingin diperjuangkan. Sedangkan ilmu administrasi

ilmu yang mempelajari tentang cara merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi dan memperbaiki sebuah

kegiatan. Ilmu ini diperlukan sebagai dasar bagi perencanaan berbagai aspek

yang terkait dengan pendidikan.

C. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, terdapat kosakata prinsip

dengan arti asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak,

dan sebagainya.35 Dengan demikian kata prinsip menggambarkan sebagai

33 Armai Arief, Loc.cit., h. 45 34 Abuddin Nata, Loc.cit., h. 97 35 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press, 2003), h. 632

Page 30: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

20

landasan operasional, dan dalam bahasa Inggris dapat ditemukan kata

principle yang diartikan asas, dasar, prinsip dan pendirian.

Prinsip merupakan pendirian utama yang dimiliki oleh masing-masing

individu, kelompok dan lain sebagainya. Dari pengertian tersebut sebuah

prinsip sangat dibutuhkan, terlebih lagi dalam metode pendidikan. Menurut

A. Fatah Yasin, prinsip dalam pendidikan islam sebagai berikut:

1. Motivasi. Penerapan metode diarahkan untuk memberikan dorongan

agar peserta didik aktif belajar dan mengikuti pelajaran.

2. Perhatian. Penerapan metode diarahkan untuk dapat membangkitkan

perhatian peserta didik agar tertarik terhadap persoalan-persoalan

yang disampaikan atau yang sedang dipelajari, melalui penerapan

metode tersebut.

3. Peragaan. Penerapan metode diarahkan untuk dapat memberi

kesempatan kepada peserta didiksupaya memeragakan atau

mendemonstrasikan perolehan.

4. Apresiasi. Penerapan metode diarahkan untuk dapat dijadikan sebagai

sarana penghubung dengan apa yang pernah dikenal oleh peserta

didik sebelumnya, berkaitan dengan persoalan yang sedang dipelajari.

5. Individualitas. Penerapan metode diarahkan untuk dapat dijadiakan

sebagai sarana penghubung dengan bakat dan karakter masing-

masing individu peserta didik.

6. Konsentrasi. Penerapan metode diarahkan untuk dapat dijadikan

sebagai sarana yang bisa memusatkan daya konsentrasi peserta didik

pada persoalan yang sedamg dipelajari.

7. Kolerasi. Penerapan metode diarahkan untuk dapat dijadikan sebagai

sarana yang bisa mengajak peserta didik agar dapat menghubungkan

mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

8. Sosialisasi. Penerapan metode diarahkan untuk dapat dijadikan

sebagai sarana yang dipakai oleh pendidik dalam memantau, menilai

dan merekam partisipasi aktif peserta didik dalam memahami,

menghayati, dan berprilaku dalam belajar.

Page 31: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

21

Sedangkan menurut Omar Muhammad Al-Toumy Al-Saibany, yang

penulis kutip dari bukunya Dr. Armai Arief. Prinsip metode pendidikan

sebagai berikut :

1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya;

2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum

pelaksanaan pendidikan.

3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak

didik.

4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu di dalam anak didik.

5. Memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan,

integrasi pengalaman dan kelanjutannya, kesalian, pembaharuan dan

kebebasan berfikir.

6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang

menggembirakan bagi anak didik.

7. Menegakkan uswah hasanah.

Disamping beberapa prinsip di atas, masih ada lagi yang peneliti kutip

dari bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Muzakkir, yang tidak disebutkan

dalam bukunya A. Fatah Yasin. Beliau berdua menggunakan istilah asas.36

Peneliti sendiri memahami dalam kedua buku tersebut mempunyai maksud

dan tujuan yang sama. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas kebeasan, yaitu asas yang memberikan keleluasaan, keinginan

dan tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang

mengacau dna hal-hal yang bersifat negatif. Asas ini mengandung

tiga aspek, yaitu self-directendness, self-discipline, dan self-control.

Asas ini menyarankan membuat keputusan-keputusan tentang

tindakan seseorang didasarkan pada ukuran kebijakan, dan mampu

membuat pilihanberdasarkan nilai-nilai pribadi dan adanya

pengarahan diri sehingga sistem kontrol diri berkembang.

2. Asas lingkungan, asas yang menentukan metode dengan berpijak

pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan. 36 M. Dahlan dkk, Op.cit., h. 632

Page 32: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

22

Walaupun peserta didik lahir dengan berbekal pembawaan,

pembawaan itu masih bersifat umum yang harus dikembangkan

melalui interaksi lingkungan, sehingga pembawaan dan lingkungan

bukanlah hal yang tidak akan bersatu, tetapi saling membutuhkan

mengingat pembawaan merupakan batas-batas kemungkinan yang

dapat dicapai dari lingkungannya.

3. Asas globalisasi, asas sebagai akibat pengaruh psikologis totalitas,

yaitu peserta didik bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan,

tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, sosial dan

sebagainya.

4. Asas pusat-pusat minat, asas yang memperhatikan kecenderungan

jiwa yang tetap kejurusan satu hal yang berharga bagi seseorang.

Sesuatu berharga apabila sesuai dengan kebutuhan.

5. Asas keteladanan, pada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki

kecendrungan belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah

laku orang disekitarnya, khususnya pada pendidik yang utama (orang

tua). Asas keteladanan efektif digunakan pada fase-fase ini, misalnya

kisah Qabil dalam mengebumikan Habil, adik yang telah

membunuhnya meniru contoh yang diberikan burung gagak dalam

mengubur gagak yang lain, di mana penguburan gagak tersebut

merupakan ilham dari Allah SWT. (Q.S. al-Maidah/5: 31)

6. Asas pembiasaan, asas yang memperhatikan kebiasaan-kebiasaan

yang dilakukan oleh peserta didik. Pembiasaan merupakan upaya

praktis dalam pembinaan dan pembentukan peserta didik. Upaya

pembiasaan sendiri dilakukan mengingat manusia mempunyai sifat

lupa dan lemah.

D. Macam-Macam Metode Pembelajaran Bila metode dikaitkan dengan pendidikan maka dapat diartikan sebagai

suatu cara yang terencana dengan baik yang dapat digunakan untuk mendidik

manusia, dengan harapan agar manusia memiliki akhlak yang baik sesuai

Page 33: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

23

dengan nilai-nilai masyarakat dan agama, dan juga agar manusia tersebut

menjadi baik dan lebih baik lagi dari sebelumnya serta menambahnya

pengetahuan mereka akan ilmu.

Dengan beragamnya metode pendidikan dihaarapkan pendidik dapat

memilih metode yang sesuai dengan karakter peserta didiknya masing-

masing. Di samping itu pula, peserta didik diharapkan mampu berfikir logis

dan sehat serat sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh pendidik,

sehingga tercapainya sebuah proses pendidikan yang sempurna. Adapun

jenis-jenis metode pendidikan yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar yang baik pada diri manusia terlebih pada peserta didik antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dikenal juga sebagai metode kuliah karena umumnya

banyak dipakai di perguruan tinggi. Dan ada juga disebut orang methode

pidato/tabligh, karen disampaikan secara berpidato. Di dalam bahasa Inggris

disebiut lecturing methode atau telling methode. Istilah lecturing berasal dari

bahasa Yunani “Legire” yang berarti to teach = mengajar. Dari kata legire

ditimbulkan kata lecture yang artinya memberi kuliah dengan kata atau

ucapan. Dari kata lecture ditimbulkan kata lecturing yaitu cara penyajian

bahan-bahan dengan lisan. Istilah telling berasal dari kata “to tell” yang

artinya menyatakan sesuatu kepada orang lain dan akhirnya berarti

menyajikan keterangan-keterangan dan uraian-uraian kepada orang lain

sehingga ia mengerti apa yang disampaikan itu.37

Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling

awal yang dilakukan Rasulullah SAW. Dalam menyampaikan wahyu kepada

umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru

37 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), cet ke 1, h. 115

Page 34: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

24

tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa

yang disampaikan oleh guru.38

Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda :

بلغوا عني " : وعن عبد اهللا بن عمرو بن العاص رضي اهللا عنھما أن النبي صلى اهللا علیھ وسلم قال

رواه ( ( " ولو آیة وحدثوا عن بني إسرائیل وال حرج، ومن كذب علي متعمدا فلیتبوأ مقعده من النار

. ) ) البخاري

Artinya:

sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan

ceritakanlah apa yang kamu dengar dari Bani Isra’il, dan hal itu tidak ada

Salahnya, dan barang siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah

untuk menempati tempatnya dineraka. (HR. Bukhori.)"

hal ini juga berkenaan dengan firman Allah SWT :

3-2 :12/(يوسف(

Artinya :

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan

berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu

kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan

Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk

orang-orang yang belum mengetahui”.(Q.S. Yusuf/12:2-3)39

Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an

dengan memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi

38 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 136 39 Kementerian Agama RI, Op.cit., h. 317

Page 35: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

25

menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode

ceramah masih merupakan metode mengajar yang masih dominan dipakai,

khususnya di sekolah-sekolah tradisional.

2. Metode Diskusi

Dalam pengertian yang umum,diskusi ialah suatu proses yang

melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling

berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tentu melalui cara

tukar menukar informasi (self maintenance), atau pemecahan masalah

(problem solving). Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara

penyajian/penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan

kesempatan kepada para siswa/kelompok-kelompok siswa untuk mengadakan

pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan

atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.40

Dengan demikian dapat disimpulakan, bahwa metode diskusi adalah

salah satu alternatif metode/cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di

kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat

para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi sebagai rangsangan

agar murid berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai

persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh satu

jawaban atau satu cara saja, tetapi memerlukan ilmu pengetahuan yang

mampu mencari jalan terbaik.

Namun metode ini tidak selalu tepat, digunakan pada setiap pelajaran,

karena metode ini juga memiliki nilai positif dan negatif. Oleh karena itu

seorang pendidik hendaknya mampu menggunakan metode ini sesuai dengan

situasi dan kondisi yang kondusif.

3. Metode Nasihat

Dalam bahasa Arab nasihat diungkapkan dengan mau’iżah yang artinya

memberi pelajaran akhlak terpuji serta memotivasi pelaksanaannya dan

40 Ramayulis, Op.cit., h. 127

Page 36: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

26

menjelaskan akhlak tercela serta memperingatkannya atau meningkatkan

kebaikan dengan apa-apa yang melembutkan hati.41

Rasyid Ridha (1865-1935 M) menyatakan sebagaimana yang dikutip

oleh Tamyiz Burhanuddin bahwa mau’iżah adalah nasihat, peringatan atas

kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan

membangkitkan untuk mengamalkannya.42 Nasihat dapat dilakukan dengan

berbagai cara, diantaranya yaitu bercerita, dialog, humor, perumpamaan,

memperagakan tangan, memperagakan gambar, dan amalan praktis.

Nasihat yang dituturkan oleh pendidik harus menggunakan bahasa yang

baik dan halus karena akan dapat melatih anak pada pemakaian bahasa yang

baik. Di samping itu pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa

dimata peserta didik. Bila dalam keluarga, maka orang tualah yang dipandang

sebagai orang yang paling berwibawa dan dihormati oleh anak. Anak akan

mendengarkan nasihat, apabila pemberi nasihat juga bisa memberi

keteladanan/contoh yang baik.

Selanjutnya, hendaknya nasihat diberikan dengan jiwa yang ikhlas,

suci, hati terbuka serta akal yang bijak, agar nasihat tersebut akan lebih cepat

berpengaruh tanpa bimbang, bahkan dengan cepat akan tunduk kepada

kebenaran dan menerima hidayah Allah.

Muhammad Quţub dalam bukunya yang berjudul Manhaj Tarbiyah Al-

Islâ miyah yang diterjemahkan oleh Salman Harun menyebutkan bahwa

nasihat harus diberikan sesering mungkin kepada anak, karena dalam jiwa

seorang anak terdapat pembawaan yang biasanya belum tetap, sehingga

pemberian nasihat kepada anak harus diulang-ulang agar apa yang telah

diberikan dalam keluarganya tidak mudah luntur atau tepengaruh oleh

lingkungan barunya.43

41 M. Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h. 92 42 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren Pandangan K.H Hasyim Asy’ari, (Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001), h. 57 43 Muhammad Qutub, Manhaj Tarbiyah Al-Islamiyah, terj. Sistem Pendidikan Islam, oleh Salman Harun, (Bandung: PT. Maarif, 1988), Cet. II, h. 334

Page 37: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

27

Menurut‘Abdullah Nasih Ulwan, kebanyakan ayat-ayat di dalam Al-

Quran selalu menonjolkan metode pemberian nasihat sebagai dasar dakwah,

jalan menuju perbaikan individu dan memberi petunjuk kepada berbagai

kelompok.44 Adapun contoh ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan

nasihat di antaranya adalah sebagai berikut:

79:7/(االعراف(

Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku

Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku

telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang

yang memberi nasehat". (Q.S. Al-A’raf/7:79)45

Pada ayat ini disebutkan bahwa nasihat diberikan kepada satu kaum

yang terlihat melanggar perintah Allah. Kaum tersebut terkena bencana

karena tidak mengindahkan nasihat tersebut. Pada umumnya nasihat

diberikan pada orang-orang yang menyimpang. Jika nasihat ini dikaitkan

dengan dengan metode, maka menurut Al-Quran, metode ini hanya diberikan

kepada mereka yang melanggar peraturan. Dengan demikian metode nasihat

tampaknya lebih ditunjukan kepada peserta didik yang melanggar peraturan.

Selanjutnya nasihat juga menunjukan adanya perbedaan antara yang

memberi nasihat dengan yang menerima nasihat, yaitu pemberi nasihat

sebaiknya berada pada posisi lebih tinggi dibanding yang menerima nasihat.

Jika nasihat tersebut datang dari bawahan atau dari orang yang tidak disukai,

maka sangat mungkin nasihat tidak akan banyak berpengaruh atau berarti.

Berbeda bila nasihat datang dari orang yang di atasnya dan orang yang

disukainya, mereka justru datang meminta nasihat atau lebih senang

dinasihati.

44 ‘Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam, terj. Pendidikan Anak dalam Islam, oleh Jamaluddin Miri, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), Cet. I, h.71 45 Kementerian Agama RI, Op.cit., h. 215

Page 38: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

28

E. Aplikasi Metode Pembelajaran

Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program

pendidikan yang optimal, sehingga terwujud proses pendidikan dan

pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat

penting dilakukan siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai

mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam

masyarakat.

Suatu metode dapat dikatakan efektif jika prestasi belajar yang

diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat pula.

Maksudnya dengan memakai metode tertentu maka akan didapatkan hasil

prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah

bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan

semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku

secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan

diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah diukur.

Agar metode yang digunakan dalam suatu pembelajaran bisa lebih

efektif maka seorang guru harus mampu melihat situasi dan kondisi peserta

didik, termasuk perangkat pendidikan. Proses kegiatan belajar mengajar

untuk peserta didik yang berkemampuan sedang, tentu berbeda penggunan

metodenya dengan peserta didik yang lebih pandai.

Metode ceramah misalnya, akan menjadi kurang efektif apabila

digunakan di dalam ruang kelas yang jumlah peserta didiknya banyak. Karena

berbagai alasan, seperti sebagian dari mereka kurang memperhatikan

pembicaraan guru, mengobrol dengan teman sebangkunya, dan guru juga

kurang optimal dalam mengawasi peserta didik.

Kiat untuk mengoptimalkan proses pendidikan diawali dengan

perbaikan rancangan pembelajaran. Namun perlu ditegaskan bahwa

bagaimanapun canggihnya suatu rancangan pendidikan, hal itu bukan satu-

satunya faktor yang menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan. Akan

Page 39: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

29

tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa proses pendidikan tidak akan berhasil

tanpa rancangan pendidikan yang berkualitas.

Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan mampu

menghadapi perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam

metode pendidikan merupakan suatu keharusan. Kualitas pendidikan dapat

dilihat dari proses dann dari segi hasil. Dari segi proses pendidikan dapat

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya

sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial

dalam proses pendidikan, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang

tinggi dan semangat serta percaya pada diri sendiri.

Sedang dari segi hasil, proses pendidikan dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-

tidaknya sebagian besar (75%).46 Sutau proses belajar mengajar yang efektif

dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi

siswa maupun guru itu sendiri.47

Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan bekerja secara profesional,

mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip didaktif metodik yang

berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien), artinya guru dapat

merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis dalam penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran aktif.48

Jadi kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas pengujian, penjelasan,

dan pengaturan unsur-unsur belajar dengan memperhatikan metode-metode

pendidikan dan efektifitasnya yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

peserta didik secara individual. Karena pada dasarnya setiap anak belajar

tidak secara kelompok, akan tetapi secara individual, menurut caranya

masing-masing meskipun berada dalam satu kelompok atau satu kelas.

Tidak ada metode yang jelek atau metode yang baik. Dengan kata lain,

kita tidak dapat mengatakan dengan penuh kepastian bahwa metode inilah

46 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 102 47 Depdikbud, Dedaktik Metodik Umum, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, 2004), h. 40 48 Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 117-118

Page 40: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

30

yang paling efektif dan metode itulah yang paling buruk, karen hal ini amat

bergantung pada berbagai faktor. Yang penting diperhatikan guru dalam

menetapkan metode adalah mengetahui batas-batas kebaikan dan kelemahan

metode yang akan dipakainya, sehingga memungkinkannya untuk

merumuskan kesimpulan mengenai hasil penilaian/pencapaian tujuan dari

putusannya itu. Hal itu dapat diketahui dari ciri-ciri umum, peranan dan

manfaatnya yang terdapat pada setiap metode, yang membedakan metode

yang satu dengan metode yang lainnya.49

F. Kajian Relevansi Terdahulu

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut:

“Metode Dakwah Dalam Surat An-Nahl Ayat 125 Menurut Pandangan

DR. Yusuf Qardawi”, ditulis oleh Alamsyah NIM. 106011000065 mahasiswa

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2006, dengan hasil penelitian bahwa:

1. Satu ayat yang memuat sandaran dasar dan fundamen pokok bagi

metode dakwah dan DR. Yusuf Qardhawi memandangnya sebagai

prinsip-prinsip metode dakwah yang ideal.

2. Metode bil hikmah dilakukan dengan cara bijaksana dengan

pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif. Metode

mau’idzatul hasanah dakwah yang dilakukan dengan uraian yang

menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikan. Metode mujadalah

berdiskusi dengan cara yang terbaik.

Dari kajian yang relevan di atas, skripsi tersebut menggunakan

paradigma teori dakwah yang dikaji dari pendapat Yusuf Qardawi, yang

terdapat di dalam surat an-Nahl ayat 125. Sedangkan penulis lebih

49 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 139

Page 41: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

31

memfokuskan penelitian ini dipandang dari sudut paradigma teori pendidikan

yang terkandung di dalam surat an-Nahl ayat 125.

Page 42: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penulisan

Dalam penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting,

karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya

sesuatu tujuan penelitian. Adapun proses yang ditempuh dalam penelitian ini

yaitu :

1. Penelitian Tahlili

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan hermeneutic, merupakan suatu metode

penafsiran yang berangkat dari analisis bahasa dan kemudian melangkah ke

analisis konteks, untuk kemudian “menarik” makna yang didapat ke dalam

ruang dan waktu saat proses pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan.

Jika pendekatan hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian Al-Qur’an,

maka persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks Al-

Qur’an hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan,

dan didialogkan dengan dinamika realitas historisnya.

Metode penafsiran yang penulis gunakan adalah metode tahlili. Metode

tahlili adalah metode yang menggunakan makna yang dikandung oleh Al-

Page 43: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

33

Qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah sesuai urutannya di dalam

mushaf. Pada metode tahlili ini, penulis menggunakan jenis tafsir bil Ma’tsuri

yaitu menafsirkan ayat-ayat lain, dengan sunnah nabi SAW, dengan pendapat

sahabat nabi SAW, dan dengan perkataan tabi’in.

Uraian tersebut mencakup berbagai aspek yang terkandung dalam ayat

yang ditafsirkan, seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar

belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, baik sebelum

maupun sesudahnya. Dan tak ketinggalan pula pendapat yang telah diberikan

berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh

nabi, sahabat, para tabi’in, maupun ahli tafsir lainnya.1

Selain itu, langkah metodis dalam penyusunan penelitian karya ilmiah

ini menggunakan pendekatan yang bersifat deskritip-analisis. Menurut

Whitey, sebagaimana yang dikutip oleh Nazir, yang dimaksud dengan metode

deskritif adalah:

Perencanaan fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskritif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang

berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.2

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber primer yaitu hasil penelitian-penelitian atau tulisan-tulisan

karya peneliti atau teoritis yang orsinil, dalam hal ini sumber data primer

yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir baik klasik maupun kontemporer

yang membahas tentang surat an-Nahl ayat 125, diantaranya adalah tafsir

1Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Pustaka Pelajar,1998), cet. 1. h.

31 2Moh.Nazir, , Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet. IV, h. 63-64

Page 44: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

34

al-Misbah, yaitu mengemukakan petunjuk ayat-ayat dalam bahasa yang

mudah dimengerti dan indah didengar sehingga memudahkan untuk

dianalisa dan diambil kesimpulannya. Kamus arab, yaitu mengartikan

ayat dengan kosa kata untuk mempermudah secara terperinci. Tafsir al-

Maraghi yaitu dibahas arti perkata yang asing, serta memberikan

penjelasan secara terperinci, sehingga memudahkan dalam pengertiannya,

Tafsir Al-Azhar yang berisi padat dan jelas, dan Hasyiah Ash-Shawi

b. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan

dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung

melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia

deskripsikan. Dengan kata lain penulis tersebut bukan penemu teori.

Adapun sumber data sekunder yang menjadi pendukung ialah buku-buku

tentang teori-teori dan metode pembelajaran, diantaranya adalah Ilmu

Pendidikan Islam, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang

Pendidikan, Filsafat Pendidikan Islam, Metodologi Pendidikan Agama

Islam, dan buku-buku pendukung lainnya.

3. Analisis Data

Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan

analisis data (content analysis) yaitu suatu metode tafsir yang digunakan oleh

para mufasir dalam menjelaskan kandungan ayat Al-Qur’an dari berbagai

seginya dengan memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an sebaimana yang

tercantum di dalam mushaf. Dimulai dengan menyebutkan ayat-ayat yang

akan ditafsirkan, menjelaskan makna lafadz yang terdapat di dalamnya.

Kemudian ayat-ayat yang ditafsirkan itu dideskripsikan dan dianalisa secara

jelas, sehingga dapat diambil kesimpulan.

B. Prosedur Penelitian Tahlili

Dalam metode ini, para mufasir menguraikan maknanya yang

dikandung oleh Al-qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah, sesuai

Page 45: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

35

dengan urutannya di dalam mushaf. Uraian tersebut menyangkut berbagai

aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan seperti pengertian kosakata,

konotasi kalimatnya, latar belakang turun ayat, kaitannnya dengan ayat yang

lain, baik sebelum maupun sesudahnya, dan tak ketinggalan pendapat-

pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut,

baik yang disampaikan oleh nabi, sahabat, para tabi’in maupun tafsir lainnya.3

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono, “batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut

fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum”.4 Dengan

melihat pendapat Sugiyono, maka penulis mencantumkan apa yang terdapat

dalam batasan masalah menjadi fokus penelitian dalam penulisan ini.

Adapun fokus penelitian tersebut adalah mengenai metode pembelajaran yang

terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125. Jadi dalam penelitian ini

penulis bermaksud mencari macam-macam metode pembelajaran yang

terkandung dalam ayat tersebut, dengan mencari data-data dan sumber-

sumber yang membahas mengenai ayat 125 dalam surat An-Nahl.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer

yaitu bahan-bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang

dimaksud.5

3 Dr.nasruddin Baidan, Metodiologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal.31

4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

alfabeta, 2008),cet. IV, h. 285-286. 5Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta,1990), h.24.

Page 46: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

36

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Surat An-Nahl Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-

suratMakkiyyah. Surat ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di

dalamnya, terdapat firman Allah SWT. Ayat 68 yang artinya : “Dan Tuhanmu

mewahyukan kepada lebah”. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak

memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara

madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al-Qur’an Al-Karim. Madu berasal

dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-

macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al-Qur’an mengandung inti

sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-Nabi zaman dahulu

ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang

masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Surat ini dinamakan

pula “An-Ni’am” artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah

menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.1

Surat An-Nahl juga mengandung keterangan tentang sifat-sifat orang

musyrikin, dan tingkah laku mereka, serta tantangan mereka terhadap

kebenaran hari kiamat dan kerasulan Muhammad SAW., kemudian Allah

SWT. Menyebutkan peringatan-peringatan-Nya kepada mereka dan azab

yang mereka alami sebagai akibat dari sifat pernuatan mereka itu. Dalam

surat ini , Allah menunjukkan ke Esaan-Nya seraya memaparkan nikmat-

1 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), juz XII-XIV, cet. II, h. 214

Page 47: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

37

nikmat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan surat ini memuat

juga hukum-hukum dan ajaran-ajaran tentang akhlak.

1. Teks dan Terjemahan Surat An-Nahl Ayat 125

125:16/(النحل(

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.(Q.S. An-Nahl/16:125)2

2. Makna Kosa Kata Surat An-Nahl Ayat 125

Berasal dari kata ( ,yang berarti menyeru ( ةدعو - وعید – دعا

memanggil, mengajak, menjamu. ( ى دعا إل ) Artinya mengajak (kepada). ( ( داع

yang mendoa’a, yang menyeru, yang memanggil. ( دعوة ) seruan, ajakan,

panggilan. ( داع ) yang mengajak.3 Maksud dari kata ini adalah ajakan atau

seruan yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dari Allah SWT.

untuk mengajak umat manusia kejalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT.,

yakni ajaran Islam.

berasal dari kata ( ـ سبل سبیل ج ) yang berarti jalan raya. ( ابن

) .orang berjalan, musafir (السبیل سبیل اللھ ) perjuangan, menuntut ilmu,

2 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 421 3 Mahmud Yunus, kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), h. 127,

bab د

Page 48: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

38

kebaikan-kebaikan yang disuruh Allah. رب berasal dari kata ( ربا –یرب –رب

) yang berarti mengasuh, memimpin. ( أرباب رب جـ) Tuhan, tuan, yang punya.

( رب العالمین ) Tuhan (pendidik) seluruh alam.4 Jadi yang dimaksud kalimat

disini ialah kembali kejalan Allah SWT. Yakni kembali ke

agama Allah SWT. sebagaimana yang diserukan oleh Nabi Muhammad

SAW.

Dalam bukunya Quraisy Syihab dikatakan:

Nabi Mumahammad saw. yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim as. sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk mengajak siapa pun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Bapak para Nabi dan Pengundang Tauhid itu. Ayat ini menyatakan: Wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeruu semua yang engkau sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam.5

berasal dari kata ( حكما –یحكم –حكم ) yang berarti memerintah,

menghukum. ( حكمة جـ حكم) mengetahui yang benar, kata hikmah.6 Yang

dimaksud dengan kata hikmah di sini adalah sebagai sesuatu yang apabila

digunakan akan mendatangkan kemudahan dan keselamatan, setrta

mengalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar.

berasal dari kata ( عظة –وعظا –یعظ –وعظ ) yang

artinya menasihati, mengajarinya. ( اتعظ ) menerima nasihat, pengajaran. ( وعظ

) khutbah, nasihat, ucapan. ( عظة جـ عظات ) perkataan nasihat, pengajaran (

وعاظ واعظ جـ ) yang memberi nasihat ( جـ مواعظ موعظة ) pengajaran, nasihat.

berasal dari kata ( ) .yang berarti baik, bagus ( حسنا – یحسن –حسن –حسن

4 Ibid., h. 162 & 136, bab س & ر 5 6 Ibid., h. 106-107, bab ح

Page 49: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

39

) membaguskan(أحسن حسن جـ حسان ) yang baik, yang cantik ( حسناتة جـ حسن )

perbuatan yang baik, kebaikan.7

berasal dari kata ( جداال –مجادلة –جادل )yang berarti berbantah,

berdebat ( جدال ) perbantahan, perdebatan.8

berasal dari kata ( حسنا –یحسن –حسن ) yang berarti baik, bagus. (

أحسن –حسن )membaguskan ( حسن جـ حسان ) yang baik, yang cantik ( حسنة جـ

) perbuatan yang baik, kebaikan (حسنات أحسن جـ أحاسن yang lebih bagus.9 حسنى (

3. Ababun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya) Surat An-Nahl Ayat 125

Menegenai asbabun nuzul surat an-nahl ayat 125, penulis tidak dapat

menemukannya dibeberapa kitab tafsir yang penulis kaji. Seperti: Tafsir Al-

Misbah, tafsir Ash-Shawi dan beberapa buku yang penulis kaji lainnya.

Dengan itu penulis menyimpulkan bahwa tidak ada asbabun nuzul pada ayat

ini, akan tetapi penulis menemukan asbabbun nuzul pada ayat setelahnya,

yaitu surat an-nahl ayat 126. Adapun asbabun nuzul surat An-Nahl ayat 126

adalah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan gugurnya paman Nabi SAW.,

Hamzah Ibnu ‘Abdul Mutholib ra., dalam perang Uhud dan dalam keadaan

yang sangat mengenaskan. Hidung dan telinga beliau dipotong, perutnya

dibelah, jantungnya diambil lalu dikunyah. Ketika Nabi SAW. melihat

kesudahan yang sangat mengerikan itu, beliau bersabda, “semoga rahmat

Allah tercurah padamu. Sesungguhnya engkau banyak sekali melakukan

kebajikan, serta selalu bersilaturahim. Seandainya Shafiyah tidak bersedih,

niscaya engkau kubiarkan agar engkau dibangkitkan Allah dalam rongga

sekian banyak (makhluk-Nya). Demi Allah, kalau aku berhasil mengalahkan

mereka (kaum musyrikin yang memperlakukan Sayyidina Hamzah dengan

kejam), niscaya aku akan membalas keguguranmu dengan menewaskan tujuh

7 Ibid., h. 502 & 103, bab و & ح 8 Ibid., h. 85, bab ج 9 Ibid., h. 103, bab ح

Page 50: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

40

puluh orang di antara mereka.” Sementara sahabat menambah, “kita

melakukan lebih daripada apa yang mereka lakukan” (HR. Ahmad dan at-

Tarmidzi melalui Ubay Ibnu Ka’ab).

Hadits di atas dijadikan dasar oleh sementara ulama untuk menyatakan

bahwa ayat-ayat di atas turun setelah Nabi SAW. berhijrah karena perang

Uhud terjadi di Madinah setelah tahun ketiga Hijrah.

4. Munasabat Ayat Dalam ayat sebelumnya, Allah SWT. menerangkan tentang Nabi

Ibrahim a.s sebagai pemimpin yanhg memiliki sifat-sifat mulia, penganut

agama tauhid dan penegak ketauhidan.

Setelah Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk

mengikuti ajaran Nabi Ibrahim, lalu Allah menerangkan suatu hal yang harus

diikuti oleh Nbi Muhammad SAW, yaitu menyeru manusia kepada Allah

dengan tiga cara tersebut: hikmah, mauidhah hasanah, dan mujadalah dengan

cara yang terbaik. Seruan kepada agama dan syari’at Allah itu harus

dilakukan dengan lemah lembut.

Ayat ini (surat An-Nahl ayat 125) juga menjadi sebagai penjelas bagi

ayat sebelumya, yaitu supaya mengikuti seruan Nabi Ibrahim. Yang

dimaksud mengikuti seruan Nabi Ibrahim adalah menetapi agama Islam,

karena agama Islam didasarkan pada ajaran-ajaran yang lurus sebagaimana

ajaran Nabi Ibrahim.10

Lalu Allah memerintahkan untuk selalu berbuat adil dan sabar terhadap

segala beban dan musibah. Sabar merupakan kunci keberhasilan.11 Allah

memerintahkan untuk berbuat adil, tepat dalam memberi hukuman atau

siksaan, seimbang dalam memenuhi hak dan kewajiban, karena terkadang

seruan itu juga bisa menimbulkan kebencian bagi orang lain, memunculkan

10 Muhammad At-Thahrir ibn Asyur, Tafsir At-Thahriri Wat Tanwir, (Libanon: Dar Al-

Kutub Al-Ilmiah, 1990), cet. I, juzz XII, h. 325 11 Muhammad At-Thahrir ibn Asyur, Tafsir At-Thahriri ..., h. 325

Page 51: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

41

pertikaian dan peperangan, maka Allah berfirman dalam ayat berikutnya,12

(surat An-Nahl ayat 126) :

)126:16/(النحلArtinya :

Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan

yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika

kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang

sabar. (Q.S. An-Nahl/16:126)

Maksudnya adalah kaum muslimin disuruh memberi sangsi atau

hukuman kepada orang-orang yang berbuat salah sesuai dengan kadar

kesalahannya tanpa menambahi atau mengurangi. Memberi sangsi yang lebih

dari nilai kesalahan adalah perbuatan dzholim yang tidak disukai oleh Allah

SWT.

Dalam ayat ini (surat An-Nahl ayat 126) Allah SWT. menegaskan

kepada kaum muslimin yang akan mewarisi perjuangan Nabi Muhammad

SAW. dalam menyebarkan agama Islam, tentang sikap yang harus menjadi

pegangan mereka jika mereka menghadapi permusuhan.

Pedoman yang diberikan oleh Allah pada ayat yang lalu adalah

pedoman dalam menyeru dengan lisan. Seruan berjalan dalam tenang dan

damai. Tetapi jika seruan itu mendapat tantangan yang keras, misalnya

berupa siksaan atau pembunuhan, maka Islam menetapkan sikap tegas untuk

menghadapi keadaan seperti itu.

Adapun cara yang diberikan Allah dalam ayat ini adalah :

a. Membalas dengan balasan yang setimpal atau sesuai dengan

penganiayan yang telah diterima. Tidaklah dibenarkan oleh agama

melakukan pembalsan atau hukuman melebihi dengan apa yang telah

diterima, karena tindakan tersebut merupakan kedzaliman.

12 Wahbah al-Zuhaily, Tafsir Munir, (Libanon: Dar al-Fikr, 1994), juz. XIII, h. 269

Page 52: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

42

b. Menerima tindakan permusuhan atau penganiayaan tersebut dengan

hati yang sabar dan memaafkan kesalahan itu bilamana sikap sabar dan

sifat pemaaf itu dapat memberikan pengaruh yang baik.13

5. Pendapat Para Mufassir Tentang Surat An-Nahl Ayat 125

125:16/(النحل (

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”.(Q.S. An-Nahl/16:125)14

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan tiga

macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah.

Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan

menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata

bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam,

diperintahkan menerapkan mau’izhah, yakni memberikan nasihat dan

perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka

yang sederhana. Sedang terhadap Ahl al-Kitab dan penganut agama-agama

lain yang diperintahkan adalah jidal/perdebatan dengan cara yang terbaik

yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan

umpatan.

13 Bustani A. Ghani dkk., Al-Qur’an Dan Tafsirnya, (Semarang: PT Citra Effhar, 1993),

h.503 14 Departemen Agama RI, Op.cit., h. 421

Page 53: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

43

Kata ( ادع ) merupakan bentuk fi’il ‘amr dari akar kata دعوة -یدعو –دعا(

) ‘ala wajni فعال ) –یفعل –( فعل yang berarti menyeru, memanggil, mengajak,

menjamu. Jadi kata ( ادع ) mengandung arti perintah, yaitu serulah atau

ajaklah. Dalam kitab hashiah ash-shawi disebutkan :

ومفعولھ محذوف قدره ه أنت، ھ مستتر وجوبا تقدروفاعل، قولھ : فعل امر ( ادع : الناس یا محمد)

داعیا للجن أیضا، وعبر بالناس وإن كانأن بعثتھ عامة، شارة إلى، وفى ھذا إالمفسر بقولھ : الناس

.فقط سباعتبارماظھرا لنا دینھ، قولھ : (دینھ) سمي الدین سبیال، ألنھ الموصل لدار :

15. السعادة األبدیة، والسعادة السرمدیة

Lafal ( ادع ) merupakan bentuk fi’il ‘amr (kata perintah) kepada Nabi

Muhammad SAW. untuk menyeru manusia kepada jalan Allah SWT. (agama

Allah SWT.). Dalam ayat itu tidak menyebut maf’ul bih-nya (obyek).

Sebagian mufasir (para ahli tafsir) mengatakan bahwa obyek seruan Nabi

adalah semua manusia. Ini berarti bahwa Nabi diutus untuk umat manusia

seluruhnya.

Dalam tafsir Al-Marghi makna ( ادع ) disebutkan sebagai berikut :

ھ بوحى اهللا الذى التى شرعھا لخلق ء إلى شریعتھك إلیھم ربك بالدعاأى ادع أیھاالرسول من أرسل

16إلیك.یوحیھ

Yaitu serulah atau ajaklah wahai Rasul (Nabi Muhammad SAW.) apa

yang Tuhanmu utus kepada mereka dengan seruan atauu ajakan untuk

menjalakan syariat-Nya yang telah ditetapkan kepada makhluk-Nya melalui

perantara wahyu Allah yang diwahyukan kepadamu. Jadi menurut tafsir Al-

Maraghi kata ( ادع ) ini menunjukkan arti ajakan atau seruan untuk

menjalankan syari’at Allah melalui Nabi Muhammad.

Sedangkan dalam menafsirkan kata menurut M. Quraish

Shihab, hikmah antara lain berarti yang peling utama dari segala sesuatu,

baik pengetahuan maupun perbuatan. Dia adalah pengetahuan atau tindakan

15 Ahmad ibn Muhammad Ash-Shawy, Hasyiyah Ash-Shawy, (Libanon: Dar al-Fikr, 2007), juz. II, h. 411-412

16 Ahmad Musthafa Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi, (Kairo: Musthofa Al-Bab Al-Halab, 1946), h.161

Page 54: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

44

yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai

sesuatu yang bila diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan/ diperhatikan

akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

besar.17

: 18.بالنبوة و القرأنیعنى

Yaitu dengan kenabian dan Al-Qur’an. Sebagai mana yang penulis

kutip dalam tafsir mahkota tafsir, kata hikmah diartikan dengan Al-Qur’an

dan ilmu-ilmu tinggi dan rahasia-rahasia hakikat yang telah kami berikan

kepadamu.

Adapun dalam tafsir Al-Azhar karangan HAMKA kata hikmah kadang-

kadang diartikan orang dengan filsafat. Padahal dia adalah inti yang lebih

halus dari filsafat. Filsafat hanya dapat difahamkan oleh orang-orang yang

telah terlatih pikirannya dan tinggi pendapat logikanya. Akan tetapi hikmah

dapat menarik orang yang belum maju kecerdasannya dan tidak dapat

dibantah oleh orang yang lebih pintar. Kebijaksanaan itu bukan saja dengan

ucapan mulut, melainkan termasuk juga dengan tindakan dan sikap hidup.19

yang diartikan pengajaran yang baik, atau pesan-pesan

yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Sebagai pendidikan dan

tuntunan sejak kecil.20 Dalam mau’idhzah hasanah ini mencakup targhib

(seruan kearah kebaikan dan memberi iming-iming balasan kebaikan) dan

tarhib (seruan untuk meninggalkan keburukan dengan memberi peringatan

dan ancaman bagi mereka yang melanggar).21

Adapun meurut M. Quraish Shihab, yang penulis kutip dalam tafsir Al-

Misbah yaitu, uraian yang menyentuh hati yang mengantar pada kebaikan.

17 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. VII, h. 386 18 Abul Laist As-Samarqadi, Tafsir As-Samarqandi, (Libanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah,

1993), juz. II, h. 255 19 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), juz. 13 & 14, h. 321

20 Ibid. , h. 321 21 Ahmad ibn Muhammad Ash-Shawy, Op.cit., h. 412

Page 55: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

45

Yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan keteladanan dari yang

menyampaikannya.22

Jadi penulis menyimpulkan bahwa mau’idhzah hasanah merupakan

nasihat yang baik yang dilakukan dengan lemah lembut sehingga dapat

diserap oleh hati nurani dan bukan dengan bentakan atau gertakan yang akan

menimbulkan kekerasan atau keburukan.

:ظرة ریقة التى ھي أحسن من طریقة المناأي وجادل المخالفین بالط

23للین.اھین، والرفق واوالمجادلة بالحجج والبر

Yakni berdebatlah dengan orang yang berbeda pendabat dengan cara

yang sebaik-baiknya, yaitu dengan dalil-dalil dan pandangan yang benar serta

dengan perkataan yang lemah lembut.

menurut M. Quraish Shihab, jadilhum berasal dari kata jidal yang

bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra

diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu

diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra bicara.24 Adapun yang

dimaksud debat di sini ialah perdebatan sambil menyeru mereka dengan jalan

yang lebih baik. Berbagai jalan perdebatan itu antara lain: Debat dengan cara

halus, debat dengan penuh kasih sayang, dan perdebatan yang meninggalkan

artinya semudah-mudahnya cara untuk membangun dalil-dalil yang harus

dipersembahkan dan dikedepankan.

B. Metode Pembelajaran Dalam Surat An-Nahl Ayat 125 Dari beberapa penafsiran di atas tentang surat An-Nahl ayat 125, ayat

ini merupakan ayat dakwah yang merupaka seruan yang dilakukan oleh

Rasulullah kepada umat manusia, baik kepada mereka yang sudah masuk

Islam maupun mereka yang belum masuk Islam (musyrikin). Setelah

Rasulullah menyaksikan sendiri bahwa pamannya, Hamzah, meninggal dunia

22 M. Quraish Shihab, Op.cit., h. 385 23 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatu at-Tafasir, (Bairut: Dar al-Qur’an al-Karim,

1981), juz. II, h. 148 24 M. Quraish Shihab, Loc.cit., h. 387

Page 56: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

46

dalam perang Uhud dengan tubuh yang tercabik-cabik, maka sebagai manusia

biasa tentunya Rasulullah merasa geram kepada kaum musyrikin sebagai

ganti nyawa pamannya. Dalam situasi hati beliau yang sedih dan geram inilah

maka turunlah sebuah ayat (surat An-Nahl ayat 126) yang antara lain

tujuannya adalah untuk meredam gelora hati beliau agar tidak dikuasai rasa

dendam.

Sebagai seorang rasul yang merupakan pimpinan umat, tidaklah patut

bagi beliau untuk menyebarkan agama Allah dengan masih menyimpan rasa

dendam di hati. Maka ayat ini mengajarkan kepada Rasulullah untuk menyeru

kepada jalan atau agama Allah dengan cara yang baik dan ssantun, tidak ada

kekerasan atau paksaan, karena kekerasan tidak akan membawa kebaikan

bagi Islam. Beliau adalah seorang utusan Allah yang harus bisa memberi

contoh yang baik kepada umatnya, baik ucapan, perbuatan maupun segala

aktifitasnya. Seorang pemimpin haruslah menjadi orang yang pertama

memberikan contoh. Apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan ,

sehingga orang akan lebih mudah dan ikhlas mengikuti ajarannya.

Pada zaman Rasulullah, satu-satunya media untuk menyeru kejalan

Allah adalah melalui kegiatan dakwah. Dakwah merupakan kegiatan sentral

yang dilakukan Rasulullah setiap hari sebagai upaya untuk mengajak kaum

musyrikin agar mau mengikuti beliau memeluk agama Islam. Dakwah juga

diperuntukkan bagi mereka yang telah memeluk agama Islam dengan tujuan

agar lebih memantapkan keislamannya. Ketika itu belum dikenal istilah

pendidikan, karena pendidikan baru muncul pada saat ini, yaitu belasan abad

setelah meninggalnya beliau. Yang ada saat itu hanyalah dakwah beliau. Dan

apapun bentuk dan aktifitasnya asalkan di dalamnya terdapat unsur

penyebaran ajaran agama Islam maka itu disebut dakwah.

Dengan berputarnya waktu, banyak problem kehidupan yang harus

diselesaikan, baik dengan melakukan tindakan langsung maupun dengan

teori-teori tertentu. Maka saat ini muncullah istilah pembelajran

(pendidikan)yang mencakup dua aktifitas, yaitu mengajar dan diajar.

Andaikan pada saat itu sudah ada istilah pembelajaran (pendidikan) maka apa

Page 57: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

47

yang dilakukan oleh Rasulullah bisa dikatakakn sebagai pembelajaran, karena

di situ terdapat aktifitas belajar dan mengajar. Rasulullah berperan sebagai

pengajar (pendidik) dan orang-orang selain beliau (para sahabat) berperan

sebagai pelajar (peserta didik). Umpama saja dakwah itu dilakukan

Rasulullah pada saat ini maka istilahnya bukan berdakwah lagi, akan tetapi

Rasulullah telah melakukan aktifitas pendidikan.

Dengan pemaparan di atas, maka ayat tersebut (surat An-Nahl ayat 125)

yang semula merupakan ayat dakwah sekarang bisa dijadikan ayat tentang

pendidikan, sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini. tentu banyak sekali

ayat atau hadist yang pada saat ini bisa dikatakan sebagai ayat atau hadist

tentang pendidikan. Salah satu contohnya adalah dialog yang dilakukan oleh

Rasulullah dan malaikat Jibril, dimana malaikat Jibril bertanya tentang Iman,

Islam dan Ihsan dan sekaligus memberikan jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan tersebut. Jelaslah bahwa ini merupakan hadist tentang

pembelajaran, karena di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan.

Ayat ini merupakan ayat tentang pendidikan keislaman, yaitu

ketauhidan. Hal ini bisa dilihat dari kata sabili rabbika. Arti kata rabb di sini

adalah Allah yang Maha Esa. Sementara kata sabili bermakna jalan atau

agama. Jadi dengan demikian Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk

memberikan pendidikan kepada umat manusia agar mau memeluk agama

Islam dan mengikuti jalan-Nya, yakni jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Di

dalam ayat ini penulis juga menyimpulkan ada 3 macam metode pendidikan

yang terkandung di dalamnya. Karena seperti yang telah penulis katakan di

bab sebelumnya, pembelajaran (proses pendidikan) tidak akan berjalan

dengan sempurna tanpa adanya metode. 3 macam metode tersebut adalah:

Hikmah, mau’idhzah Hasanah, dan jidal atau debat.

1. Metode Hikmah (perkataan yang bijak)

Allah SWT. menyuruh Rasulullah SAW. agar mengajak makhluk

kepada Allah dengan hikmah, yakni dengan berbagai larangan dan perintah

yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, agar mereka waspada terhadap

Page 58: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

48

siksa Allah.25 Menurut M. Quraish Shihab, hikmah yakni berdialog dengan

kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian orang yang diajak pada

kebaikan.26

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan, bahwa hikmah juga diartikan

sebagai sesuatu yang apabila digunakan akan mendatangkan kemaslahatan

dan kemudahan yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya

mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar.27 Al-Biqa’i juga

mengatakan sebagaimana yang penulis kutip dalam bukunya M. Quraish

Shihab; “Hikmah berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu,

baik pengetahuan, maupun perbuatan. Ia adalah ilmu amaliah dan amal

ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal, dan amal yang tepat dan

didukung oleh ilmu”.28

Sedangkan menurut Toha Yahya Umar, menyatakan bahwa hikmah

meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan

mengatur dengan cara yang sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan

dengan larangan Tuhan.29

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa metode

hikmah adalah metode yang mencakup seluruh kecerdasan emosional,

intelektual dan spiritual. Dan pengaplikasiannya dalam pendidikan Islam,

mengindikasikan adanya tanggung jawab pendidik. Dengan pengetahuan

yang dalam, akal budi yang mulia, perkataan yang tepat dan benar, serta sikap

yang proporsional dari pendidik. maka tujuan pendidikan dapat terwujudkan.

2. Metode Mau’idhzah Hasanah (nasehat yang baik)

Mau’idhzah hasanah adalah bentuk pendidikan dengan memberikan

nasehat dan peringatan baik dan benar, perkataan yang iemah lembut, penuh

dengan keikhlasan, sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan segala

25 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani,

2000), juz. II, cet. II, h. 178 26 M. Quraish Shihab, Op.cit., h. 386 27 Ibid., h. 386 28 Ibid., h. 121 29 Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta,

2006), cet. Ke-2, h. 9

Page 59: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

49

aktivitasnya dengan baik. Dalam mau’idhzah hasanah ini mencakup targhib

(seruan kearah kebaikan dan memberi iming-iming balasan kebaikan) dan

tarhib (seruan untuk meninggalkan keburukan dengan memberi peringatan

dan ancaman bagi mereka yang melanggar).

Sebagai sebuah metode, mau’idhzah baru dapat mengena sasaran bila

ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengalaman dan keteladanan

dari yang menyampaikannya. Nah, inilah yang bersifat hasanah. Kalau tidak,

ia adalah yang buruk, yang seharusnya dihindari. Di sisi lain, mau’idhzah

biasanya mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik, dan ini dapat

mengundang emosi baik dari yang menyampaikan, lebih-lebih dari yang

menerimanya. Maka mau’idhzah adalah sangat perlu untuk mengingatkan

kebaikannya itu.30

Pendidikan yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut,

sangat baik untuk menjinakkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan

ketentraman daripada pendidikan atau pengajaran yang isinya ancaman dan

kutukan-kutukan yang mengerikan. Jika sesuai tempat dan waktunya, maka

tidak ada jeleknya memberikan pendidikan yang berisikan peringatan yang

keras atau tentang hukuman-hukuman.

3. Metode Jidal (debat)

Jidal juga merupakan sebuah metode pendidikan, sebagaimana hikmah

dan mau’idhzah hasanah. Jidal terdiri dari tiga macam, yaitu: pertama, jidal

yang buruk yakni yang disampaikan dengan kasar. Kedua, jidal yang baik

yakni yang disampaikan dengan sopan serta menggunakan dalil-dalil atau

dalih walaupin hanya diakui oleh lawan. Dan yang ketiga, jidal yang terbaik

yakni yang disampaikan dengan baik dan dengan argumen yang benar serta

membungkam lawan.

Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta

tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian murid dengan

berbagai cara (sebagai apresiasi, selingan, dan evaluasi). Selain itu, dalam

pelaksanaan metode ini, perlu menerapkan kemungkinan jawaban pertanyaan,

30 M. Quraish Shihab, Op.cit., h. 387

Page 60: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

50

apakah banyak mengandung masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban

“ya” dan ”tidak”.31

Berdasarkan pemaparan beberapa metode di atas, dapat kita ambil

beberapa metode yang dapat diterapkan dalam suatu pendidikan. Guru

menimbang dan mengukur unutk kemudian metode manakah yang lebih

cocok digunakan dalam sebuah proses belajar mengajar, agar tujuan yang

telah direncakan bisa diraih dengan cepat dan tepat. Metode yang memadai

tersebut juga akan menentukan dalam pendidikan sebagai suatu usaha

manusia untuk membimbing anak yang belum dewasa menuju ketingkat

kedewasaan, dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas

semua perbuatannya dan dapat berdiri di atas kaki sendiri. Karena pendidikan

itu meliputi semua perbuatan atas semua usaha dari generasi tua untuk

melimpahkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta

keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha untuk menyiapkan

mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani.

31 Moh. Haitami Salim, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2013), h.259

Page 61: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengkaji dan menganalisis tentang metode pendidikan yang

terdapat di dalam surat An-Nahl ayat 125, maka penulis dapat menyimpulak poin-

poin sebagai berikut :

1. Di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 terdapat 3 macam metode

pendidikan, yakni; metode Hikmah (perkataan yang bijak), metode

Mau’idzhah Hasanah (Nasihat Yang Baik), dan metode Jidal (Debat).

2. Kemudian dari beberapa pendapat ahli tafsir dapat dipahami sebagai

berikut :

a. metode Hikmah (perkataan yang bijak), Menurut M. Quraish Shihab,

hikmah yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat

kepandaian orang yang diajak pada kebaikan. Sedangkan menurut

Toha Yahya Umar, menyatakan bahwa hikmah meletakkan sesuatu

pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur

dengan cara yang sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan

dengan larangan Tuhan. Adapun menurut HAMKA hikmah itu

menarik orang yang belum maju kecerdasannya dan tidak dapat

Page 62: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

52

dibantah oleh orang yang lebih pintar. Kebijaksanaan itu bukan saja

dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga dengan tindakan dan

sikap hidup. Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan

bahwa metode hikmah adalah metode yang mencakup seluruh

kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual. Dan

pengaplikasiannya dalam pendidikan Islam, mengindikasikan adanya

tanggung jawab pendidik. Dengan pengetahuan yang dalam, akal budi

yang mulia, perkataan yang tepat dan benar, serta sikap yang

proporsional dari pendidik. maka tujuan pendidikan dapat

terwujudkan.

b. metode Mau’idzhah Hasanah (Nasihat Yang Baik), adalah bentuk

pendidikan dengan memberikan nasehat dan peringatan baik dan

benar, perkataan yang lemah lembut, penuh dengan keikhlasan,

sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan segala aktivitasnya

dengan baik. Dalam mau’idhzah hasanah ini mencakup targhib

(seruan kearah kebaikan dan memberi iming-iming balasan kebaikan)

dan tarhib (seruan untuk meninggalkan keburukan dengan memberi

peringatan dan ancaman bagi mereka yang melanggar). Pendidikan

yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik

untuk menjinakkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan

ketentraman daripada pendidikan atau pengajaran yang isinya ancaman

dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Jika sesuai tempat dan

waktunya, maka tidak ada jeleknya memberikan pendidikan yang

berisikan peringatan yang keras atau tentang hukuman-hukuman.

c. Metode Jidal (Debat), Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan

pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk

merangsang perhatian murid dengan berbagai cara (sebagai apresiasi,

selingan, dan evaluasi). Selain itu, dalam pelaksanaan metode ini,

perlu menerapkan kemungkinan jawaban pertanyaan, apakah banyak

mengandung masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban “ya” dan

”tidak”.

Page 63: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

53

B. Saran Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan penulis

pada skripsi ini, maka penulis mencoba memberikan masukan atau saran-

saran kepada pembaca skripsi ini :

1. Bagi seluruh pendidik formal maupun informal agar menerapkan

metode-metode pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an di antaranya

adalah; metode Hikmah (perkataan yang bijak), metode Mau’idzhah

Hasanah (Nasihat Yang Baik), dan Metode Jidal (Debat).

2. Hendaknya seorang pendidik mendidik peserta didik menggunakan,

menuturkan perkataan-perkataan yang bijak dimana dalam hal ini

termasuk salah satu metode pendidikan dalam Al-Qur’an.

3. Hendaknya pendidik memberikan nasehat dan peringatan yang baik

dan benar, perkataan yang lemah lembut, penuh dengan keikhlasan,

sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan segala aktivitasnya

dengan baik, di samping itu seorang pendidik juga dituntut untuk

bertindak tegas dalam mendidik.

4. Seorang pendidik hendaknya membuat peserta didiknya aktif di dalam

kelas dikarenakan sesuai dengan yang dianjurkan oleh Allah di dalam

Al-Qur’an.

Page 64: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

54

DAFTAR PUSTAKA

Al-Farmawi, ‘Abdul Hayyi, Al-Bidâyah fi At-Tafsîr Al-Maudû’i, terj. Metode Tafsir Mawdhu’i: Sebuah Pengantar oleh Suryan A. Jamrah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. I

Ali Ash-Shabuni, Muhammad, Shafwatu at-Tafasir, Bairut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1981, juz. II

Al-Maroghi, Ahmad Musthofa, Tafsir Al-Maroghi, Kairo: Musthofa Al-Bab Al-

Halab, 1946

al-Zuhaily, Wahbah, Tafsir Munir, Libanon: Dar al-Fikr, 1994, juz. XIII

Arief, Armai, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Wahana Kardofa, 2010

, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002

Ash-Shawy, Ahmad ibn Muhammad, Hasyiyah Ash-Shawy, Libanon: Dar al-Fikr, 2007, juz. II

As-Samarqadi, Abul Laist, Tafsir As-Samarqandi, Libanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 1993, juz. II

Burhanuddin, Tamyiz, Akhlak Pesantren Pandangan K.H Hasyim Asy’ari, Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. Ke 8

, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Djumransjah, M., Filsafat Pendidikan, Malang: Bayumedia Publishing, Edisi ke-2 Cet. Ke-1, 2006

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta:Andi Yogyakarta, 2000

Haitami Salim, Moh., Pendidikan Agama dalam Keluarga, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983, juz XII-XIV, cet. II

Page 65: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

55

Ibn Asyur, Muhammad At-Thahrir, Tafsir At-Thahriri Wat Tanwir, Libanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 1990, cet. I, juzz XII

Jauhari, M. Rabbi Muhammad, Keistimewaan Akhlak Islami, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012

Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Jakarta: Al-Husna, 1986

M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah, Surabaya: Target Press, 2003

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1989, Cet. VIII

Mujib, Abdul dan Jusuf Muzakkair, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006

Mujiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Mukhtar, Desain Pembalajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Misaka Galisa, 2003, cet. II

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani, 2000, juz. II, cet. II

Nasih Ulwan, ‘Abdullah, Tarbiyatul Aulâd fi Al-Islâm, terj. Pendidikan Anak dalam Islam, oleh Jamaluddin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, Cet. I

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005

, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010

Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999, cet. IV

Quţub, Muhammad, Manhaj Tarbiyah Al-Islâmiyah,terj. Sistem Pendidikan Islam, oleh Salman Harun, Bandung: PT. Maarif, 1988, Cet. II

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Page 66: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

56

, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1990, Cet. Ke 1

Redja, Mulyahardjar, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001

Saleh Abdullah, Abdurrahman, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta, 2005

Sayyid Thanthawi, Muhammad, Menemukan Format Dialog Dalam Islam, Jakarta: Azan, 2001

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. VII

Sulaimân bin Al-Asy’as bin Ishaq bin Basyîr bin Syidâd bin ‘Amar Al-Azdi As-Sijiś ani, Sunan Abî Daud, Bab Mata Yukmaru Al-Gulâm biş Şolah, No. 495, Jilid. I, Beirut:Maktabah ‘asriyah, tth

Suparta, Munzier dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta, 2006, cet. Ke-2

Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1985

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994, Cet. II

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2007, Edisi III

Yamin, Martinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, Cetakan Pertama, 2007

Yasin, A. Fatah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-MALANG PRESS, Cet. I, 2008

Yunus, Mahmud, kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990

, Tafsîrul Quranil Karîm, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004

Yusuf, Kadar M., Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, Jakarta: Amzah, 2013

Zuhairini dan Abdul Ghafir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: UM PRESS, Cet. I, 2004

Page 67: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat

57

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. Ke V

Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Uin Press, 2006

Page 68: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 69: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 70: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 71: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 72: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 73: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 74: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 75: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 76: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 77: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 78: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat
Page 79: TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24633/1/ZAIN... · Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 125 ..... 39 4. Munasabat Ayat