artikel cara penetasan untuk telur ayam kampung
TRANSCRIPT
ARTIKEL CARA PENETASAN UNTUK TELUR AYAM KAMPUNG, ITIK, KALKUN, DAN BURUNG PUYUH
ARTIKEL CARA PENETASAN UNTUK TELUR AYAM KAMPUNG, ITIK, KALKUN, DAN BURUNG PUYUH
I. MADE ADI JAYA
0614061038
PENDAHULUAN
Ada dua cara dalam proses penetasan telur, yaitu dengan cara alami (penetasan oleh induk dan buatan (penetasan
menggunakan mesin tetes). Disini kita akan membahas bagaimana cara penetasan telur dengan menggunakan
mesin tetas (buatan). Untuk memperoleh persentase hasil daya tetas yang memuaskan ada beberapa langkah yang
bisa ditempuh, antara lain :
1. Menyeleksi telur tetas
Mencari dan memilih telur yang baik untuk ditetaskan yang meliputi penyeleksian terhadap bentuk telur, kebersihan
kulit telur, besar kecilnya telur, keberadaan kantung udara, sex ratio jantan dan betina, dan lama penyimpanan telur.
2. Pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penetas telur
Cara menyimpanan telur yang baik adalah telur diletakkan dengan ujung yang tumpul berada di bagian atas. Suhu
ideal penyimpanan antara 5-15°C. Di bawah batas tersebut embrio bisa mati dan di atas kisaran suhu tersebut
embrio bisa berkembang dan menyebabkan penetasan yang lebih cepat. Cara pengelolaan telur sebelum
dimasukkan mesin penatas lainnya adalah dengan membersihkan kulit telur dari kotoran dan juga menyucihamakan
telur dengan desinfektan.
3. Lokasi penempatan mesin penetas
Mesin tetas hendaknya ditempatkan pada ruangan yang terlindung dari sinar matahari atau terpaan angin. Yang
ideal adalah di tempat yang tertutup atau kalau bisa tersembunyi, gelap akan tetapi masih mempunyai sirkulasi udara
yang baik. Kondisi ini seperti halnya keadaan seekor induk betina sedang mengeram dan mungkinkah seekor induk
betina mengeram di tempat yang terang? Untuk itu jangan sekali-kali menempatkan mesin penetas telur di depan
atau belakang rumah, di depan pintu keluar masuk orang, dekat kamar mandi, dan di dekat dapur.
4. Sumber panas
Sumber panas mesin penetas telur bermacam-macam, ada yang memakai lampu templok (minyak tanah), briket
batubara, listrik (bolam, nikelin, elemen magic jar), dan lain sebagainya. Kita perlu mempunyai cadangan sumber
panas tersebut minimal satu unit untuk berjaga-jaga apabila sumber panas utama ada masalah. Mesin tetas semi
modern atau modern biasanya sudah menggunakan double pemanas seperti kombinasi listrik dengan minyak tanah
atau lainnya. Karena kebanyakan pada saat sekarang sumber panas yang digunakan adalah listrik maka bisa
menyediakan cadangan minyak tanah, UPS, Genset atau diesel untuk mesin penetas telur kapasitas besar.
5. Persiapan mesin penetas telur
Satu hari sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas telur, sebaiknya ruangan mesin telah disucihamakan
dengan desinfektan. Banyak sudah jenis desinfektan yang ditawarkan oleh produsen obat dan kami tidak akan
menyebutkannya di sini. Kotoran-kotoran yang melekat pada alas lantai mesin, rak pengeraman, dan dinding mesin
dari sisa proses penetasan sebelumnya perlu dibersihkan juga. Setelah proses penyucihamaan selesai mesin ditutup
kemudian mesin bisa dinyalakan dan dibiarkan sampai tercipta suhu yang stabil yaitu antara 38-40°C.
6. Mengatur temperatur dan kelembaban
Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara mengatur thermoregulator atau thermostatnya.
Sedangkan kelembaban disetting pada kisaran antara 50-60%. Tempatkan thermometer dan hygrometer pada
tempat yang mudah terlihat. Kami menyarankan untuk memakai thermometer yang terbuat dari air raksa dan kalau
memungkinkan mempunyai double thermometer untuk pengecekan suhu karena bisa jadi thermometer yang kita
miliki kurang keakuratannya.
7. Mengatur Sirkulasi Udara
Pada setiap mesin tetas biasanya selalu diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam mesin
dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi
sudah terbuka penuh. Untuk mesin penetas semi modern biasanya sudah disertai dengan fan (kipas) untuk
membantu pemerataan panas dalam mesin dan membuang udara jika diperlukan.
8. Meneropong telur (candling)
Banyak anggapan bahwa setiap telur yang kita masukkan ke dalam mesin penetas telur akan menetas. Sebagian
mereka tidak mengetahui bahwa hanya telur yang fertil saja (dibuahi) yang bisa menetas. Peneropongan terlur
berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh dan embrio
yang mati. Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu
pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur. Telur yang
infertil masih bisa dikonsumsi sedangkan telur yang mati embrio bisa untuk campuran pakan ternak.
9. Memutar telur tetas
Kegiatan ini memang sangat menjemukan dan membutuhkan kesabaran. Pemutaran telur dilakukan mulai hari ke-4
sampai hari ke-18 untuk telur ayam kampung. Dalam satu hari minimal 3 kali telur dibalik. Kalau ingin hasil yang lebih
baik telur bisa dibalik setiap 3 atau 4 jam sekali. Berdasarkan pengalaman sebagian penetas di Purwokerto,
pembalikan telur setiap 3 jam sekali memberikan daya tetas sampai 90%.
10. Pendinginan telur
Kadang kita melihat seekor induk ayam akan meninggalkan sarang bertelurnya untuk mencari makan atau sekedar
bergulung-gulung di tanah atau pasir. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk mendinginkan telur. Pendinginan telur
pada mesin penetas telur dilakukan saat kita melakukan peneropongan telur. Atau bisa juga untuk sesekali waktu
kita buka pintu mesin penetas. Lama pendinginan telur bisa antara 10-15 menit.
11. Menjelang menetas
Saat ini disebut dengan periode kritis ke-2 dan biasanya banyak penetas yang gagal dalam menghadapinya. Pada
tiga hari terakhir sebaiknya telur tidak perlu dibalik/diputar lagi. Kelembaban perlu dinaikkan sedikit untuk membantu
proses retaknya cangkang (pipping) dengan cara penyemprotan telur dengan sprayer atau lainnya. Suhu perlu
dipertahankan agar tetap stabil dan menghindari agar tidak terjadi kematian pada sumber pemanas (PLN atau
lainnya).
12. Masa Transisi
Ketika anak ayam sudah menetas biarkan beberapa jam sampai bulu-bulunya mulai mengering dan segera pindah
ke tempat lain yang telah dipersiapkan seperti kardus, box yang diberi alas jerami atau box khusus dengan pemanas
sekalian. Jangan biarkan anak ayam terlalu lama dalam mesin penetas karena bisa menghalangi telur lainnya untuk
proses menatas. Kebanyakan dari kita membiarkan anak ayam menetas semua dan tidak mengeluarkan anak ayam
yang menetas lebih awal. Sehingga anak ayam yang menetas lebih awal akan mengalami dehidrasi dan akhirnya
mati lemas.
PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG
Proses atau Cara Penetasan Telur Ayam Kampung
Proses penetasan telur ayam tidak jauh berdeda dengan penetasan telur itik, hanya pada penetasan telur ayam tidak
perlu melakukan penyemprotan dengan air hangat untuk menambah kelembaban ruang mesin tetas.
1. Pemasukan Telur
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas setelah dipastikan mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan,
parameter kesiapan mesin tetas adalah suhu sudah sesuai dengan standard, kelembapan udara cukup ideal, tidak
ada lubang yang akan mengurangi performa mesin tetas Sebelumnya mesin tetas telah disemprot dengan
disinfectant terlebih dahulu. Bersihkan telur-telur ayam dari berbagai macam kotoran dan bakteri. Telur yang bersih
menghindarkan embrio mati karena bakteri dan mudah untuk diamati perkembangannya. Pengamatan embrio dapat
dilakukan dengan teropong lampu pijar, pada usia 4 hari embrio yang berkembang akan nampak seperti akar-akar
pohon berwarna merah, sedang embrio yang tidak berkembang atau telur tidak mengandung bibit ayam akan tampak
bening. Selama 3 hari pertama telur didiamkan dalam mesin tetas dan tidak usah dibuka dan tidak dilakukan
pembalikan telur. Cukup diamati suhu di dalam ruangan, jika suhu sudah konstan di nilai ideal biarkan saja, jika tidak
perlu disesuaikan.
2. Pengeraman Telur
Setelah 3 hari sudah bisa dilihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih ayam
perlu disortir karena tidak akan menetas, telur ini masih bisa untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan
makanan. Memasuki hari keempat sampai hari ke 18 , telur ayam sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 4
kali,bahkan 6 kali, frekuansi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin
baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama
kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit. Proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan seriap 3 sampai 4 hari
sekali sampai hari ke 18. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap
konstan adalah kelembapan udara. Jika kelembapan dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air
hangat ke telur-telur. Pada Penetasan telur ayam hal ini jarang perlu dilakukan.
3. Masa Menetas
Pada hari ke 18 telur sudah tidak perlu lagi dibolak-balik, diamkan dalam mesin tetas, mesin tetas ditutup dan cukup
dikontrol parameter suhu ruangan dan kelembabannya. Setelah hari ke 21 telur ayam sudah menetas, bahkan di hari
ke 20 kemungkinan sudah ada yang menetas. Segera pindahkan anakan ayam yang menetas ke ruangan lain agar
tidak mengganggu telur yang belum menetas. Yang perlu diperhatikan anak ayam dipindahkan pada ruangan yang
memiliki suhu hampir sama dengan suhu di dalam ruang penetas, seiring dengan bertabhnya usia suhu perlahan-
lahan diturunkan. Anak ayam yang baru menetas masih menggunakan energi dari makanan cadangan dari telur,
sedikit demi sedikit dilatih makan dengan menaburkan makanan di bulu-bulunya. Setelah cukup kuat anakan ayam
siap dijual atau dipelihara.
PENETASAN TELUR ITIK
Telur tetas merupakan telur fertil yang akan ditetaskan baik menggunakan penetasan alami maupun menggunakan
mesin tetas. Pengelolaan telur tetas membutuhkan ketelatenan dan ketekunan sehingga menghasilkan daya tetas
yang tinggi. Telur tetas ini sudah dibuahi oleh pejantan dan telur tetas ini harus berasal dari induk itik yang bermutu
baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih telur tetas menurut Abidin (2004) yaitu:
a. Berat telur harus berada pada kisaran normal, yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
b. Berat telur itik berkisar antara 50-60 gram per butir,
c. Umur telur tetas tidak boleh lebih dari 5 hari dan telur sebaiknya disimpan pada suhu 15-17º C,
d. Kulit atau cangkang telur bebas dari kotoran, baik berupa feses maupun sisa-sisa pakan yang masih
menempel,
e. Indeks telur normal, yaitu berkisar antara 70-80%.
Sebenarnya tata cara penetasan telur itik hampir sama dengan tata cara penetasan telur ayam. Perbedaan yang
mencolok hanyalah masalah waktu atau lama hari penetasan. Telur itik membutuhkan waktu sekitar 28 hari
sedangkan telur ayam hanya butuh waktu sekitar 21 hari. Berikut akan kami sajikan pengetahuan kami perihal tata
cara penetasan telur itik meskipun kami bukanlah yang terbaik dalam hal ini.
Persiapan telur
Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur tetas yang baik
Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu dibersihkan, akan tetapi perlu ke hati-hatian dalam membersihkan kulit
telur jangan sampai lapisan kulit ikut hilang
Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis
Persiapan mesin tetas
Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli
Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu mencapai kestabilan pada suhu
37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas
Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang lainnya
Sediakan cadangan bola lampu (dop) atau lampu templok (minyak tanah)
Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur yang sebenarnya.
Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik adalah sebagai berikut :
Hari ke-1
Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa
langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu
dibilas secra merata dengan air hangat.
Ventilasi ditutup rapat
Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-2
Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-3
Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur
minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi
pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian
seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut
bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan
tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang
gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.
Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-4
Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-5
Pembalikan telur harian
Ventilasi dibuka ½ bagian
Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-6
Pembalikan telur harian
Ventilasi dibuka ¾ bagian
Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-7
Pembalikan telur harian
Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati
ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio
yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
Ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke-8 sampai ke-13
Pembalikan telur harian
Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-14
Pembalikan telur harian
Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telr fertile
membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15 sampai ke-20
Pembalikan telur harian
Kontrol suhu dinaikkan sedikit (38,5-39°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak
tersebut berkurang.
Hari ke-21
Pembalikan telur harian
Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan
dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22 sampai ke-25
Pembalikan telur harian
Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-26 sampai ke-27
Pembalikan telur dihentikan
Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling halus)
Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
Telur-telur sudah banyak yang menetas
Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering seluruhnya
Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk persiapan proses
penetasan berikutnya.
PENETASAN TELUR KALKUN
kalkun adalah burung besar asli Amerika Utara. Hal ini dibedakan dengan bulu putih dan leher yang dianyam
telanjang dan kepala. Nama kalkun pertama kali diterapkan pada unggas guinea yang diperkirakan berasal di Turki.
Namun kalkun Amerika adalah spesies yang sangat berbeda dari unggas guinea walaupun nama tetap. Bahkan
kalkun liar adalah makanan pokok dalam diet Amerika Utara. Ini dikenal sebagai Peru pada abad ke- . Beberapa
keturunan umum kalkun adalah Narragansett Bronze White Belanda dan Bourbon Red.
Tatalaksana pemeliharaan kalkun sama dengan ayam. Kalkun mulai berproduksi setelah30 minggu dari dewasa
kelamin tercapai. Selama 25 minggu, kalkun dapat memproduksi 88-93 butir. Pemberian pakan pada kalkun hampir
sama dengan ayam. Kebutuhan protein dalam pakan untuk kalkun masa starter (0-8 minggu) sekitar 26-28%,
sedangkan saat grower (8-24 minggu) sekitar 14-22%.
Ada tiga tahapan dalam Meningkatkan Kalkun pertanian peternak hatchery dan peternakan kalkun. Peternakan
peternak adalah tempat di mana ayam betina meletakkan telur. Telur-telur dikumpulkan dan dikirim ke tempat
penetasan. Di pembenihan telur disimpan dalam inkubator khusus setelah dibersihkan. Inkubator ini menyediakan
suhu yang tepat dan tingkat kelembaban karena membiarkan telur menetas. Umumnya telur kalkun mengambil hari
untuk menetas. kalkun Bayi juga dikenal sebagai poults disimpan di pembenihan sampai mereka dipindahkan ke
peternakan kalkun. Pada peternakan kalkun kalkun ayam dan kalkun tom yang dipelihara secara terpisah. The poults
harus diberi makan dengan baik dan mengawasi dengan hati-hati setidaknya sampai mereka melepaskan bulu
bawah mereka dan mendapatkan bulu luar. Untuk ini mereka dimasukkan ke dalam lumbung iklim yang dikendalikan
yang lembut lantai ditutupi dengan jerami atau kayu chip. Mereka diberi campuran bubuk lembut kedelai jagung dan
gandum. nutrisi lain seperti gandum susu bubuk tepung daging batu kapur garam premix vitamin metionin lisin dan
grit tidak larut juga bisa ditambahkan. Cukup air juga harus disediakan.
PENETASAN TELUR BURUNG PUYUH
Produksi dan Produktivitas
Puyuh termasuk ternak unggas yang bertubuh kecil, tetapi pertumbuhannya cepat dan cepat menjadi dewasa Puyuh
bertelur rata-rata setelah berumur 2 bulan. Produksi rata-rata dapat mencapai 70% pertahun, sesudah umur 2 tahun
sebaiknya puyuh tidak diternakkan lagi karena produksi teluir telah menurun. Dengan bibit yang baik dan dengan
perawatan yang baik produksi telurnya dapat mencapai 300 butir setahun.
Berat puyuh jantan yang sudah dewasa dapat mencapai 100- 140 gr sedang yang betina 110-160 gr. Berat telur 9-10
gr dan kulit telur putih dengan bercak-bercak coklat sampai hitam. Telur burung puyuh relatif besar apabila
dibandingkan dengan berat tubuhnya, yaitu mencapai 6,25-8,18% dari berat tubuhnya. Sedangkan telur ayam hanya
mencapai 4-4,5% daripada berat tubuhnya.
Telur puyuh mengandung protein 13,6%, lemak 8,24% dan air 73,9%. Telur yang berkadar protein tingggi dan lemak
yang rendah adalah baik sekali untuk orang yang diet terhadap kolesterol.
Menetaskan Telur
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Telur yang akan ditetaskan hendaknya dipilih dari induk yang sudah cukup umur.
Telur tetas sebaiknya diambil dari puyuh betina berumur 5-8 bulan yang dipelihara bersama-sama puyuh jantan
dengan perbandingan jantan:betina = 1:10. telur tetas itu tidak boleh berumur lebih dari 5 hari karena daya tetas telur
akan menurun 3% setiap hari sesudah 5 hari peyimpanan.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Pilihlah telur yang bentuk dan besarnya seragam, dengan bercak-bercak pada
kulit telur yang tersebar merata.Suhu yang diperlukan untuk menetaskan telur adalah 1000-1020Fahrenheit atau
37,70-38,80Celcius, dengan kelembaban udara 60-70%.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Sebelum dimasukkan dalan mesin penetas, kulit telur diberi tanda (misalnya:
warna merah). Hal ini memudahkan dikemudian hari untuk mengontrol apakah telur sudah diputar atau belum.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Pemutaran telur dilakukan mulai hari kedua dan diputar 900, paling sedikit 4 kali
sehari. Pemutaran dilakukan terus-menerus sampai hari ke 14 dan diusahakan agar letak bagian kulit telur yang
diberi warna seperti pada waktu memasukkannya ke dalam alat penetas (misalnya pada waktu dimasukkan, bagian
yang diberi warna berda dibaagian atas, maka pada waktu pemutaran terakhir pada hari ke-14 tersebut, bagian yang
berwarna merah berada di sebelah atas pula)Telur akan menetas pada hari ke 15 sampai ke 18.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Anak puyuh yang baru menetas, berat badannya 6-7 gr. Sesudah berumur 2 hari,
baru dipindahkan kedalam kandang khusus untuk anak puyuh (kandang anakan). Untuk melindungi anak puyuh dari
angin dan kedinginan, maka kandang tertutup dengan kertas koran dan pemanasan ruangan mutlak diperlukan.