analisis semiotika sosial makna pemahaman dalam …

122
ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM PENGAMALAN SURAT AL- FATIHAH PADA PROGRAM ACARA BERITA ISLAMI MASA KINI di TRANS TV (Episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah”) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) Oleh Wulantari NIM: 1111051000147 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA

PEMAHAMAN DALAM PENGAMALAN SURAT AL-

FATIHAH PADA PROGRAM ACARA BERITA ISLAMI

MASA KINI di TRANS TV (Episode “Kesalahpahaman

dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah”)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh

Wulantari

NIM: 1111051000147

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Juni 2016

Wulantari

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

i

ABSTRAK

Nama : Wulantari Nim

:

1111051000147

ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM

PENGAMALAN SURAT AL-FATIHAH PADA PROGRAM ACARA

BERITA ISLAMI MASA KINI di TRANS TV (Episode “Kesalahpahaman

dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah”)

Pada 1 September 2015, program Berita Islami Masa Kini Trans TV

mengangkat tema tentang “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-

Fatihah”, dalam tanyangan tesebut program BERIMAN membahas tentang

beberapa kesalahan yang terjadi dalam mengamalkan surat Al-Fatihah, salah

satunya yaitu mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal.

Namun pada episode tersebut justru mendapat kritikan dari masyarakat, karena

program BERIMAN dianggap tidak menghargai adanya perbedaan dalam

pandangan Islam. Mengirimkan Surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah

meninggal memang sudah tradisi yang dilakukan sejak lama oleh sebagian umat

Muslim khususnya di Indonesia. Sehingga pembahasan tersebut dianggap dapat

menimbulkan perdebatan di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka muncul pertanyaan

penelitian pertama, yaitu bagaimana analisis semiotika sosial dalam program

Berita Islami Masa Kini episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat

Al-Fatihah”di Trans TV. Kemudian, pertanyaan penelitian kedua yaitu bagaimana

program Berita Islami Masa Kini memaknai surat Al-Fatihah?

Pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan

menggunakan paradigma kontruktivis atau seringkali disebut sebagai paradigma

produksi dan pertukaran makna. Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun reduksi, paparan data, dan

penarikan kesimpulan ialah teknik analisis data yang digunakan oleh penulis.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Semiotika Sosial M.A.K.

Halliday yakni untuk menafsirkan bahasa dalam konteks sosiokultural tempat

kebudayaan itu ditafsirkan. Model Semiotika Sosial Halliday menekankan pada

konteks sosial yang terdiri dari tiga unsur yaitu medan wacana (field of discourse),

pelibat wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of discourse).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembahasan tentang

“Kesalahpahaman dalam mengamalkan surat Al-Fatihah” medan wacana yang

terdapat dalam tayangan tersebut ialah permasalahan tentang amalan surat Al-

Fatihah yang terdapat beberapan kesalahan dalam mengamalkannya, diantaranya

yaitu mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah tiada, surat Al-

Fatihah dijadikan sebagai bagian dari lamaran, dan menutup sholat dan do’a

dengan meneriakkan “Al-Fatihah.” Kemudian pelibat wacana pada tayangan

tersebut ialah bersumber dari hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, dan hadits

riwayat Abu Dawud shahih, serta konsultan program BERIMAN yaitu Muhammad

Nuh, Badrussalam, dan Halimah Alaydrus. Sedangkan sarana wacana dalam

tayangan tersebut mengandung banyak majas, salah satunya majas Personifikasi,

Perifrasisi, dan Antisipasi.

Keyword: Program BERIMAN, surat Al-Fatihah, Semiotika Sosial, Majas.

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT. yang telah melimpahkan nikmat-Nya berupa hidayah, inayah, serta rahmat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang penulis

harapkan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.

sebagai inspirasi untuk menjadi insan muslim cendekia. Salah satunya adalah ilmu

yang selalu dicurahkan, dan kasih sayang-Nya yang selalu diberikan sehingga

Pada akhirnya skripsi ini mampu diselesaikan oleh penulis dengan

perjuangan dalam meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mendapatkan

hasil yang baik. Dalam penulisan skripsi, peneliti menyadari masih jauh dari kata

sempurna masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan

dan keberhasilan peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lain atas

usaha yang telah peneliti lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari

berbagai pihak. Ditengah kesibukannya, mereka meberikan waktu luang untuk

berbagi informasi dan motivasi bagi peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

Maka dengan hati yang tulus, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada mereka yang telah membantu dan memotivasi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih diberikan sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir syarat kelulusan Strata-

1 ini. Ucapan terimakasih saya haturkan kepada:

1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

iii

2. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu

Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh civitas

akademik Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah. Terima kasih atas

segala bantuan, bimbingan dan arahan selama ini.

3. Suparto, M.Ed, Ph.D, Selaku Wakil Dekan Bidang Akdemik

4. Dr. Hj. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum

5. Dr. Suhaimi, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

6. Dosen Penasehat Akademik Drs. Jumroni, M.Si yang memberikan nasehat

serta arahan bagi peneliti.

7. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

dan Fita Fathurokhman, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

8. Rachmat Baihaky, M.A selaku dosen Pembimbing Akademik peneliti.

Terima kasih atas semangat dan nasehat bapak di dalam ataupun luar

perkuliahan.

9. Fita Fathurokhmah, M.SI selaku dosen pembimbing skripsi peneliti. Terima

kasih atas waktu, tenaga, pikiran, kesabaran dan ilmu yang diberikan kepada

peneliti.

10. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mendidik dan memberikan ilmu-ilmu selama perkuliahan.

11. Orang tuaku tercinta, Bapak Soegiarto dan Ibu Wahyuni yang selalu sabar

menyemangati dalam menggapai kesuksesan hidupku. Untuk kakak-kakaku

Sri Mulyono, Syamsiyah, Ningrum, adikku Prasetiyo dan ponakan-

ponakanku tercinta Eka dan Rivia terima kasih atas semua doa, dukungan,

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

iv

sumber inspirasi, kasih sayang serta keceriaan yang kalian berikan kepada

peneliti untuk terus melakukan yang terbaik.

12. Terimakasih banyak untuk Imam Izzudin yang selalu memberikan semangat,

nasehat dan motivasi serta setia mendampinginku dikala suka dan duka.

13. Terimakasih banyak kepada mba Rini Tora produser Program BERIMAN

selaku narasumber dalam penelitian skripsi ini yang telah bersedia

memberikan waktu luang, dan banyak informasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

14. Terimakasih banyak kepada sahabat-sahabatku KPI-E 2011, Putri Aulia,

Rifka Oktavia, Fatma Hidayani, Widya Ramadhani, Putri Rizky Handayani,

Laily Rahmawati, Siti A’malina dan masih banyak lagi yang selalu

memberikan semangat, canda dan tawa dalam rumitnya penulisan skripsi ini.

15. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa

disebutka satu persatu. Terimakasih atas doa dan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas kebaikan

kalian semua.

Peneliti ucapkan terimakasih banyak untuk segala pihak yang telah

berperan dalam penyusunan skripsi ini. Mohon maaf atas kekurangan dalam

penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca dan

bagi peneliti sendiri khususnya.

Jakarta, 14 Juni 2016

Peneliti

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6

F. Kerangka Konsep ................................................................................... 8

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian ...................................................................... 10

2. Pendekatan Penelitian .................................................................... 11

3. Metode Penelitian........................................................................... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 14

5. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 14

6. Tahap Penelitian ............................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 18

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Teori Semiotika Sosial M.A.K. Halliday ............................................. 20

B. Gaya Bahasa/Majas .............................................................................. 30

C. Ruang Lingkup Televisi

1. Sejarah Televisi .............................................................................. 34

2. Pengertian Televisi ......................................................................... 39

D. Surat Al-Fatihah

1. Nama Surat Al-Fatihah .................................................................. 43

2. Makna Surat Al-Fatihah ................................................................. 45

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

vi

3. Manfaat Surat Al-Fatihah ............................................................... 55

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Trans TV .................................................................... 66

B. Sejarah Singkat Program Berita Islami Masa Kini .............................. 72

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Makna Pemahaman dalam Pengamalan Surat Al-Fatihah pada

Program Berita Islami Masa Kini ........................................................ 75

1. Medan Wacana (field of discourse)................................................ 81

2. Pelibat Wacana (tenor of discourse) .............................................. 86

3. Sarana Wacana (mode of discourse) .............................................. 90

B. Makna Pemahaman dalam Pengamalan Surat Al-Fatihah dalam

Program Berita Islami Masa Kini Trans TV ........................................ 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 99

B. Saran ................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. Temuan Data Program Berita Islami Masa Kini di Trans TV ................ 76

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …
Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi menjadi sebuah sarana bagi masyarakat untuk memperoleh

informasi, pendidikan, dan juga hiburan. Secara tidak sadar, televisi sudah

menjadi kegemaran dan kebutuhan masyarakat karena televisi bersifat

audiovisual. Dari berbagai media kontemporer di Indonesia, televisi menjadi

salah satu media yang paling banyak diminati oleh publik dan paling

memberikan pengaruh besar pada khalayak.

Menurut data yang didapatkan, dibandingkan dengan media lain

tingkat penetrasi televisi jauh lebih besar, yakni melampaui angka 90%. Data

ini menunjukkan bahwa media televisi lebih banyak diminati dan dinikmati

oleh masyarakat.1 Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad acara televisi pada

umumnya dapat memengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para

penonton.2 Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh psikologi dari televisi

yang seakan-akan bisa menghipnotis pemirsa. Sehingga penonton merasa ikut

terlibat dalam suatu kisah atau peristiwa yang ditayangkan di televisi.

Televisi menjadi sangat penting dalam berbagai studi tentang media, sebab

televisi memiliki kemampuan untuk mengonstruksi wacana hingga ideologi

setiap orang.

1 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), KEMKOMINFO, Buku Saku Literasi Media

Televisi (Jakarta: T.pn., 2012), h. 2. 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1984), h. 41.

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

2

Bagi umat Islam, media televisi merupakan salah satu media yang

dijadikan sebagai media dakwah pada masa sekarang dalam memberikan

pemahaman tentang ajaran Islam. Televisi sebagai media dakwah merupakan

suatu penerapan dan pemanfaatan hasil teknologi modern, yang mana dengan

pemanfaatan hasil teknologi itu diharapkan seluruh aktivitas dakwah dapat

mencapai sasaran (tujuan) yang optimal.3

Program acara Berita Islami Masa Kini atau biasa disingkat dengan

“BERIMAN” merupakan salah satu program acara religi di Trans TV yang

menyajikan berita-berita tentang perkembangan Islam terkini dan informasi

seputar akidah hukum dalam Islam yang dirangkai menarik dalam bentuk

sebuah wacana yang dibawakan oleh dua presenter yaitu Teuku Wisnu dan

Zaskia Mecca. Program acara Berita Islami Masa Kini hadir dengan berbagai

permasalahan-permasalahan keIslamanan modern yang berhubungan dengan

fiqih, fakta ilmiah, sejarah dan sejumlah bahasan menarik lainnya dilihat dari

perspektif Islam yang terjadi saat ini. Program acara Berita Islami Masa Kini

tayang setiap Senin sampai Jumat pukul 17.15 WIB di Trans TV.4

Tayangan program acara Berita Islami Masa Kini banyak mengangkat

tema seputar fakta tentang Islam dan hukum Islam. Salah satu tema yang

diangkat pada episode 1 September 2015 adalah “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan Surah Al-Fatihah.” Pada episode ini, menjelaskan adanya

beberapa kesalahpahaman dalam mengamalkan surat Al-Fatihah. Namun

3 Syukir dan Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ihlas, 1983), h.

177. 4 Ahmad Fadly, “Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Jakarta Terhadap Program Berita Islami Masa Kini Trans TV,” (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 24.

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

3

bukan hanya surat Al-Fatihah saja, ada beberapa surat yang dijelaskan bahwa

terdapat kesalahpahaman dalam mengamalkannya, diantaranya surat Al-

Waqi’ah, Surat Yusuf, dan Surat Maryam.

Penjelasan mengenai “Kesalahpahaman Dalam Mengamalkan Surat

Al-Fatihah” dalam Program acara Berita Islami Masa Kini yang dibawakan

oleh dua presenter yaitu Teuku Wisnu dan Zaskia Mecca menuai kritik dari

masyarakat melalui media sosial terkait pembahasan tentang mengirimkan

surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dunia. Dalam tayangan

tersebut program BERIMAN menyampaikan bahwa membacakan surat Al-

Fatihah untuk orang yang sudah meninggal tidak dicontohkan oleh Rasulullah

SAW. karena tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah

melakukan hal tersebut.5

Menurut konsep Semiotika Sosial M.A.K Halliday, bahasa ialah

semiotika sosial berarti menafsirkan bahasa dalam konteks sosiokultural

tempat kebudayaan itu ditafsirkan dalam terminologis semiotis sebagai

sebuah “sistem informasi”. Bahasa merupakan sebagai suatu kajian tentang

‘makna’ yang terkandung dalam sebuah teks atau wacana yaitu pertukaran

makna dalam konteks interpersonal.6 Dengan demikian bahasa sebagai salah

satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk

budaya manusia. Halliday juga memberi tekanan pada konteks sosial yang

memiliki tiga unsur yakni medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana

5 Narasi Teks pada tabel 4 point 14, h. 81.

6 Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,”

(Jurnal Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 2008), h. 2.

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

4

yang memperjelas suatu ideologi umum dari pandangan sosial dan

kebudayaan, juga agama.7

Kemudian yang menjadi persoalan disini yakni dalam program acara

Berita Islami Masa Kini terdapat sistem tanda yang dimuat dalam sebuah

bahasa yang dilontarkan oleh kedua presenter Zaskia Mecca dan Teuku

Wisnu terkait dengan boleh atau tidaknya mengirimkan surat Al-Fatihah

untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini kemudian menjadi persoalan

sosial, dimana hal tersebut menjadi perdebatan di masyarakat tentang hukum

yang memperbolehkan atau tidak mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang

yang sudah meninggal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti

tertarik untuk mengangkat judul tentang “Analisis Semiotika Sosial Program

Acara Berita Islami Masa Kini Episode “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan Surat Al-Fatihah” di Trans TV.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak keluar dari konteks yang akan dibahas, maka

penulis membatasi masalah penelitian pada Episode “Kesalahpahaman

dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah” pada 1 September 2015.

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

7 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek bahasa

dalam pandangan semiotik sosial. Penerjemah Asruddin Barori Tou (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1992), h. 5.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

5

1. Bagaimana analisis semiotika sosial program acara Berita Islami Masa Kini

pada episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah”?

2. Bagaimana Program Berita Islami Masa Kini memaknai Surat Al-Fatihah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini, ialah:

1. Untuk mengetahui semiotika sosial yang terdapat dalam program acara Berita

Islami Masa Kini pada episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan

Surat Al-Fatihah.”

2. Untuk mengetahui makna Surat Al-Fatihah pada program Berita Islami Masa

Kini di Trans TV.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, ialah:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di

bidang ilmu komunikasi pada umumnya dan dakwah Islam pada khususnya,

mengenai kajian seputar akidah dan hukum Islam dalam mengamalkan surat

Al-Fatihah. Dapat menambah wawasan serta memberikan wacana kajian

dalam pengembangan teori dan keilmuan yang berkaitan dengan semiotika

sosial khususnya dalam bidang komunikasi.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

6

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi program-

program acara dalam menyajikan informasi seputar akidah dan hukum Islam,

khususnya untuk program acara Berita Islami Masa Kini untuk dapat

meningkatkan kualitas dalam proses penyajian informasinya. Peningkatan

kualitas yang dimaksud ialah peningkatan dalam hal pemilihan tema dan

narasumber yang memadai dari segi kualitas sehingga tidak menimbulkan

kontroversi atau perdebatan tentang hukum Islam di masyarakat, serta

penggunaan bahasa oleh presenter harus diperhatikan agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam mengartikan atau memaknai sebuah persoalan yang

masih menjadi perdebatan di masyarakat.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, penulis telah melakukan tinjauan

pustaka dan menelaah terlebih dahulu beberapa skripsi dan karya ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, guna untuk

menghindari adanya kesamaan dengan penelitian terdahulu.

Dari hasil penelusuran penulis, sebagaimana skripsi yang disusun oleh

Ika Suci Agustin. Skripsi ini memiliki kesamaan dalam penggunaan teori

yaitu teori Semiotika Sosial M.A.K Halliday. Dalam penelitian ini membahas

tentang pernikahan beda agama dalam pandangan Islam yang terjadi pada

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

7

Asmirandah dan Jonnas Rivano di Tempo.co. Perbedaan dengan penelitian ini

yaitu objek yang diteliti oleh penulis.8

Kemudian skripsi yang ditulis oleh Anna Fatiha. Adapun persamaan

dengan penelitian ini ialah membahas tentang kandungan lafadz-lafadz yang

memuat keimanan, pokok-pokok ibadah, pokok-pokok ajaran tentang hukum

agama atau syari’ah, dan pokok-pokok ajaran tentang kisah dalam surah Al-

Fatihah, manfaat yang terdapat dalam surah Al-Fatihah. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan metode riset kepustakaan

(library research) dan perbedaan dalam penggunaan teori yang digunakan

oleh penulis.9

Penelitian yang ditulis oleh Ririn Sefrina. Persamaan dengan

penelitian ini ialah penggunaan teori yaitu semiotika sosial M.A.K Halliday

yang menelaah sistem tanda yang terdapat dalam sebuah bahasa yang terdiri

dari tiga unsur dalam penafsiran teks dalam konteks sosial, yaitu medan

wacana, pelibat wacana dan sarana wacana. Kemudian ada kesamaan dengan

penelitian penulis yaitu kesamaan meneliti sebuah program acara.10

F. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep Penelitian

8 Ika Suci, Agustin, “Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan Pernikahan Beda Agama

pada Asmirandah dengan Jonnas Rivano di situs Tempo.co,” (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 9 Anna Fatiha, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Surat Al-Fatihah,” (Skripsi Institusi

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang 2005. 10

Ririn Sefrina, “Representasi Pelanggaran HAM di Indonesia dalam Program

Dokumenter Televisi (Analisis Semiotika Sosial Program Melawan Lupa di Metro TV),” (Skripsi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

8

Dalam penelitian ini meneliti makna pemahaman dalam pengamalan

surah Al-Fatihah yang dijelaskan dalam tayangan program BERIMAN pada

episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surah Al-Fatihah”. Dalam

tayangan tersebut dijelaskan bagaimana program BERIMAN memaknai

pengamalan dalam surah Al-Fatihah. Adapun beberapa kesalahpahaman

dalam mengamalkan surah Al-Fatihah yang dijelaskan oleh tim program

BERIMAN, yaitu mengirimkan surah Al-Fatihah untuk orang yang sudah

meninggal dunia, surah Al-Fatihah sengaja dijadikan sebagai bagian dari

lamaran, dan menutup sholat dan doa dengan meneriakkan “Al-Fatihah”.

Program BERIMAN merupakan program televisi yang bersifat audio

visual, sehingga pemirsa mudah tertarik untuk menontonnya. Kelebihan

televisi yakni masyarakat yang lebih tanggap, dalam hal ini apa yang

disampaikan oleh program BERIMAN mendapatkan tanggapan maupun

Makna Pemahaman dalam

Pengamalan Surah Al-

Fatihah

Model Semiotika Sosial

M.A.K Halliday

1. Medan Wacana

2. Pelibat Wacana

3. Sarana Wacana

Faktor-faktor perbedaan

pemahaman

1. Perbedaan dalam menqiyaskan

suatu hukum

2. Penggunaan dalil yang

digunakan

3. Perbedaan dalam memahami

bid’ah

Kelebihan Televisi :

1. Bersifat audio visual

2. Masyarakat lebih tanggap

3. Terkait erat dengan media

lain

4. Cepat dalam menyebarkan

informasi

5. Jangkauan luas

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

9

kritikan dari masyarakat, terutama terkait pada episode “Kesalahpahaman

dalam Mengamalkan Surah Al-Fatihah”. Dalam memberikan tanggapan atau

kritikan berkaitan erat dengan media lain, misalnya media sosial twitter

sebagai media perantara dalam menyampaikan kritikan dan tanggapan dari

pemirsa. Kemudian media televisi cepat dalam menyebarkan informasi,

dalam hal ini informasi yang disampaikan program BERIMAN cepat tersebar

ke berbagai wilayah Indonesia, karena jangkauannya yang luas, sehingga

program BERIMAN perlu berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang

menyangkut hukum Islam.

Dalam konsep semiotika sosial, terdapat tiga konteks sosial dalam

menafsirkan teks, yaitu medan wacana (field of discourse) yakni apa yang

sedang diwacanakan oleh program BERIMAN, yaitu mengirimkan surat Al-

Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dunia, surah Al-Fatihah sengaja

dijadikan sebagai bagian dari lamaran, dan menutup sholat dan doa dengan

meneriakkan “Al-Fatihah”. Kemudian, pelibat wacana (tenor of discourse)

yaitu siapa saja yang dijadikan rujukan atau sumber yang dicantumkan dalam

tayangan program BERIMAN pada episode “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan surah Al-Fatihah” adalah dengan mencantumkan hadits

riwayat Bukhari dan Muslim, dan hadits riwayat Abu Dawud Shahih serta

konsultan yang digunakan oleh program BERIMAN ialah Mohammad Nuh,

ustadz Badrussalam, dan Ustazah Halimah Alaydrus. Dan yang ketiga sarana

wacana (mode of discourse) yaitu bagaimana komunikator menggunakan

gaya bahasa untuk menggambarkan medan wacana dan pelibat wacana. Pada

tayangan program BERIMAN ada beberapa kalimat yang mengandung majas

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

10

Personifikasi, majas antitesis, antisipasi, perifrasisi, majas disfemisme,

eufesmisme, dan majas klimaks.

Adapun faktor-faktor perbedaan pemahaman dalam mengamalkan

surah Al-Fatihah yaitu pertama perbedaan dalam menqiyaskan dalam

menetapkan suatu hukum yang berkaitan dengan ibadah. Kedua, penggunaan

dalil yang digunakan berbeda-beda, hal ini menyebabkan adanya perbedaan

pemahaman dalam memaknai dalil yang digunakan oleh masing-masing

kelompok. Ketiga, perbedaan dalam memahami bia’ah, bid’ah merupakan

perkara ibadah baru yang belum ada dalil hukumnya. Dalam memahami

bid’ah terdapat perbedaan pandangan di masyarakat. Sehingga dalam

menyampaikan hukum terkait dengan bid’ah harus disampaikan dengan

sumber yang shahih sehingga tidak menimbulkan perbedaan pemahaman.

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivis. Dalam studi

komunikasi, paradigma konstruksionis ini seringkali disebut sebagai

paradigma produksi dan pertukaran makna.11

Bagi kaum konstruksionis,

realitas itu bersifat subjektif. Disini tidak ada realitas yang bersifat

objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan

tertentu.12

11

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta:

LKiS, 2002), h. 37. 12

Eriyanto, Analisis Framing, h. 19.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

11

Paradigma kontruktivis mencoba untuk memahami maksud dan

makna tertentu, pengungkapan maksud dan makna yang tersembunyi dari

subjek. Karena subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap

maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana.13

Paradigma konstrutivis

memandang bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang

natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada

paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau

realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk.14

Alasan penulis menggunakan paradigma kontruktivis yakni untuk

mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah teks yang disampaikan

dalam program acara BERIMAN tentang “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan Surat Al-Fatihah.” Paradigma kontruktivis digunakan

untuk melihat bagaimana realitas mengenai kesalahpahaman

mengamalkan surat Al-Fatihah di program acara Berita Islami Masa Kini.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis yaitu pendekatan

kualitatif. Pendekatan ini digunakan penulis untuk menganalisis dan

menafsirkan makna pada isi teks media yang berkaitan dengan

“Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-Fatihah” di program

acara Berita Islami Masa Kini Trans TV dengan menguraikan cara

bagaimana program tersebut mengkonstruksi realitas.

13

Elvinaro Ardianto, dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 151 14

Eriyanto, Analisis Framing, h. 37.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

12

Penelitian kualitatif ialah mengemukakan gambaran dan/atau

pemahaman (understanding) mengenai mengapa dan bagaimana suatu

gejala atau realitas komunikasi terjadi.15

Data yang dihasilkan pada

penelitian kualitatif yang menitikberatkan pada data yang bersifat

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan terhadap sesuatu yang diamati

dan menemukan kebenaran yang dapat diterima akal sehat. Penelitian

kualitatif memiliki tujuan menemukan hal-hal yang bersifat tersembunyi

(latent) yang karenanya sangat menaruh perhatian pada kejanggalan dan

kontroversi. Penulis dituntut untuk dapat menemukan penjelasan-

penjelasan mengenai temuan-temuan data yang dinilai penting dan

menarik, termasuk yang saling berbeda atau berlawanan satu sama lain.16

Menurut Sugiyono, metodologi kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada

generalisasi.17

3. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan analisis semiotika sosial model

M.A.K Halliday. Semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang

15

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara,

2007), h. 35. 16

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 98. 17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabet, 2005), h. 1

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

13

dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud

kata maupun lambang yang berwujud kata dalam satuan yang disebut

kalimat. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda yang

terdapat dalam bahasa.18

Ada tiga unsur dalam penafsiran teks pada model semiotika sosial

M.A.K Halliday. Pertama, medan wacana (field of discourse) menunjuk

pada hal yang terjadi. Apa yang dijadikan wacana oleh pelaku (media

massa) yaitu program Berita Islami Masa Kini mengenai sesuatu yang

sedang terjadi. Kedua, pelibat wacana (tenor of discourse) menunjuk pada

siapa saja yang dikutip atau dijadikan sumber, siapa saja orang yang

dicantumkan atau menjadi rujukan dalam pembahasan tentang

“Kesalahpahaman dalam mengamalkan surat Al-Fatihah.” Ketiga, sarana

wacana (mode of discourse) menunjuk pada penggunaan bahasa.

Bagaimana komunitor menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan

medan (situasi) dan pelibat (orang-orang yang dikutip), terkait dengan

penggunaan bahasa atau majas-majas yang digunakan untuk menjelaskan

apa yang disampaikan dalam program Berita Islami Masa Kini.19

Model semiotika sosial M.A.K Halliday merupakan metode yang

sangat tepat jika dipergunakan untuk memperdalam makna pesan dari

bahasa yang disampaikan oleh media sehingga tidak terjadi perbedaan

makna yang diproduksi melalui tayangan dengan yang diproduksi dari

18

Mohammad Zamroni, Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis,

Aksiologi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 94. 19

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika, Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 148.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

14

pemikiran penonton. Sehingga terjadi persamaan makna dan terhindar dari

polisemik simbol bahasa.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Televisi

Transformasi Indonesia Gedung Trans Crop yang beralamat di Jl. Kapten

P. Tandean kav 12-14 A Jakarta 12790 telp. 62-21-79177000. Waktu

penelitian dilakukan pada tanggal 13 April 2016.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu Trans TV. Sedangkan objek

penelitiannya adalah Program Acara Berita Islami Masa Kini Episode 1

September 2015 tentang “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat

Al-Fatihah.”

6. Tahap Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

wawancara mendalam (in-depth interview) atau wawancara secara

intensif dan tidak terstruktur. Wawancara dengan menggunakan

pedoman wawancara (interview guide) pada umumnya

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

15

dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam

dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang

menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara

biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi

hanya garis besarnya tentang data atau informasi apa yang ingin

didapatkan dari informan yang nantinya dapat dikembangkan

dengan memerhatikan perkembangan, konteks, dan situasi

wawancara.20

Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang

mendalam.21

Wawancara ini ditujukan kepada Rini Tora produser

program acara Berita Islami Masa Kini Trans TV.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu data yang

diperoleh berupa catatan formal, dan dengan mengumpulkan serta

menelaah beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-

catatan, dan dokumen yang ada pada redaksi. Mempelajari bahan-

bahan atau dokumen yang ada, yang berhubungan dengan

penelitian guna melengkapi sebuah penelitian. Dokumen tersebut

bisa berbentuk publik atau dokumen privat.22

Peneliti memperoleh

data dokumentasi melalui buku-buku, artikel, jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan pembahasan, serta penelusuran internet yang

berhubungan dengan objek penelitian dan data yang bersumber

dari Program Berita Islami Masa Kini Trans TV.

20

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 133. 21

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kecana Prenada Media

Group, 2007), h. 98. 22

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 116.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

16

b. Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan melalui

beberapa tahapan, diantaranya data dikelompokkan, disederhanakan,

dan data dikemas dalam bentuk tabel. Pengumpulan data visual dengan

menonton tayangan program acara Berita Islami Masa Kini episode

“Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-Fatihah” di Trans

TV dan melakukan wawancara dengan produser program acara Berita

Islami Masa Kini yaitu Rini Tora.

Kemudian data yang sudah didapatkan dikategorikan sesuai

dengan metode Semiotika Sosial M.A.K Halliday yaitu medan wacana,

pelibat wacana, dan sarana wacana yang terkandung dalam sebuah teks

yang disampaikan program acara Berita Islami Masa Kini episode

“Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-Fatihah” di Trans

TV.

Teknik penulisan skripsi yang digunakan oleh peneliti ini

disusun berdasarkan buku “pedoman penulisan skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CEQDA tahun 2007 dan

menggunakan buku-buku metode penelitian komunikasi yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

c. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan

mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

17

fokus atau masalah yang ingin dijawab. Sementara menurut Bogdan &

Biklen menyatakan bahwa analisis adalah adalah proses pencarian dan

pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan

bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan

apa yang ditemukan.23

Miles & Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus

dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1)

reduksi data (data reduction); mereduksi data merupakan kegiatan

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang sudah direduksi

maka langkah selanjutnya adalah memaparkan data. (2) paparan data

(data display); Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi

tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi

(conclusion drawing/verifying), penarikan kesimpulan merupkan hasil

penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis

data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian

dengan berpedoman pada kajian penelitian. Analisis data kualitatif

merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus. Reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran

23

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Buki

Aksara, 2013), h. 209-210.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

18

keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang

saling menyusul.24

Reduksi data yang dilakukan oleh penulis bersumber dari

rekaman program acara Berita Islami Masa Kini pada Episode

“Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah” yang

diperoleh dari Trans TV. Kemudian, memaparkan data dari hasil

wawancara yang telah dilakukan oleh penulis. Data disajikan dengan

mengelompokkan sesuai dengan sub-bab masing-masing pembahasan.

Setelah pemaparan data, langkah selanjutnya penarikan kesimpulan

yaitu menjabarkan berbagai data yang telah diperoleh dan menarik

kesimpulan dari hasil penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari

5 bab, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah, batasan

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian, pedoman penulisan

skripsi, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS, terdiri dari teori Semiotika Sosial M.A.K

Halliday, Gaya Bahasa/Majas, Ruang Lingkup Televisi terdiri

dari Sejarah Televisi dan Pengertian Televisi, dan definisi amalan

24

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 211.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

19

Menghadiahkan Pahala kepada Mayit Menurut Empat Mazhab

dalam Islam.

BAB III : GAMBARAN UMUM, terdiri dari sejarah singkat Trans TV,

profil program acara Berita Islami Masa Kini.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA, pada bab ini penulis

menguraikan hasil temuan data lapangan yang telah penulis

lakukan.

BAB V : PENUTUP, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

20

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Semiotika Sosial M.A.K Halliday

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani semeion

yang berarti “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar

konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili

sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai

ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotik sebagai

“ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara

berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan

penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.”1 Menurut Preminger,

ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan

kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-

sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda

tersebut mempunyai arti.2

Charles Sander Peirce dan Ferdinand De Saussure merupakan dua

tokoh penting dalam meletakkan dasar-dasar untuk kajian semiotika. Peirce

adalah seorang ahli filsafat dan logika Amerika yang dikenal sebagai pemikir

argumentatif yang paling orisinal dan multidimensional, bahkan teori Peirce

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 95-96.

2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis: Riset Komunikasi (Jakarta: Kecana Prenada Media

Group, 2007), h. 261.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

21

sering disebut sebagai “grand theory” karena gagasannya yang bersifat

menyeluruh, deskriptif struktural dari semua sistem penandaan dalam kajian

semiotika. Sedangkan Saussure merupakan seorang ahli lingustik dari Swiss

yang pemikirannya lebih mengarah pada penguraian sistem tanda yang

berkaitan dengan linguistik.

Ada sembilan macam semiotika yang kita kenal sekarang, diantaranya

1) Semiotika analitik, ialah semiotika yang menganalisis sistem tanda. Peirce

menyatakan bahwa semiotika berobjekkan tanda dan menganalisisnya

menjadi ide, objek, dan makna. 2) Semiotika diskriptif, ialah semiotika yang

memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada

tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. 3) Semiotika

faunal (zoosemiotic), semiotika yang khusus memperhatijan sistem tanda

yang dihasilkan oleh hewan. 4) Semiotika kultural, yaitu semiotika yang

khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat

tertentu. 5) Semiotika naratif, semiotika yang menelaah sistem tanda dalam

narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore). 6) Semiotika natural,

semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. 7)

Semiotika normatif, yaitu semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang

dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu

lalu lintas. 8) Semiotika sosial, semiotika yang khusus menelaah sistem tanda

yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang

berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut

kalimat. Dengan kata lain, semiotika yang khusus menelaah sistem tanda

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

22

yang terdapat dalam bahasa. 9) Semiotika struktural, semiotika yang khusus

menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.3

Semiotika Sosial dijelaskan oleh M.A.K Halliday dalam bukunya

“Language Social Semiotic.” Semiotika sosial merupakan cabang dari studi

mengenai tanda yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh

manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun

lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain,

semiotika sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.4

Istilah ‘semiotik sosial’ dapat dipandang sebagai suatu istilah yang

memperjelas suatu ideologi umum atau sikap cendikia, suatu sudut pandang

yang konseptual tentang pokok masalahnya. Halliday mengatakan bahwa

semiotika sosial terdiri dari dua konsep, yaitu konsep ‘semiotik’ mulanya

berasal dari konsep tanda, dan kata modern ini ada hubungannya dengan

istilah semainon (penanda) dan semainomenon (petanda) yang digunakan

dalam ilmu bahasa Yunani kuno oleh para pakar filsafat Stoik. Semiotik dapat

dikatakan sebagai kajian umum tentang tanda-tanda. Tanda selalu cenderung

dilihat sebagai sesuatu yang terpisah, sesuatu yang mandiri, yang berdiri

sendiri sepenuhnya sebelum dihubungkan dengan tanda-tanda lainnya. Oleh

karena itu, Halliday mengubah batasan semiotik ini dan mengemukakan

bahwa semiotik bukan sebagai kajian tentang tanda melainkan sebagai kajian

3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 100-101.

4 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 101.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

23

tentang sistem tanda. Dengan kata lain, sebagai suatu kajian tentang ‘makna’

dalam artian yang paling umum.5

Akar dari pandangan Halliday ialah bahasa sebagai semiotika sosial.

Formulasi “bahasa sebagai semiotik sosial” berarti menafsirkan bahasa dalam

konteks sosiokultural tempat kebudayaan itu ditafsirkan dalam termonologis

semiotis sebagai sebuah “sistem informasi.” Dalam level yang amat konkret,

bahasa itu tidak berisi kalimat-kalimat, tetapi bahasa itu berisi “teks” atau

“wacana”, yakni pertukaran makna (exchange of meaning) dalam konteks

interpersonal. Mengkaji bahasa hakikatnya mengkaji teks atau wacana. Hal

ini berarti bahwa bentuk-bentuk bahasa mengodekan (encode) representasi

dunia yang dikonstruksikan secara sosial.6 Dengan demikian, ilmu bahasa

merupakan jenis dari semiotik. Ilmu bahasa adalah satu segi kajian tentang

tanda. Bahasa sebagai salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara

bersama-sama membentuk budaya manusia.7

Kedua adalah istilah ‘sosial’, yang dimaksudkan adalah

mengemukakan dua hal secara bersamaan. Pertama, ‘sosial’ yang digunakan

dalam arti sistem sosial yang berarti kebudayaan. Dalam pengertian yang

pertama ‘semiotika sosial’ berarti batasan sistem sosial, atau kebudayaan,

sebagai suatu sistem makna. Namun, dalam hal ini Halliday juga

menginginkan tafsiran yang lebih khusus tentang kata ‘sosial’, untuk

5 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek bahasa

dalam pandangan semiotik sosial. Penerjemah Asruddin Barori Tou (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1992), h. 3. 6 Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,”

(Jurnal Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 2008), h. 2. 7 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek bahasa

dalam pandangan semiotik sosial., h. 5.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

24

menunjukkan perhatian terutama pada hubungan antara bahasa dengan

struktur sosial, dengan memandang struktur sosial sebagai satu segi dari

sistem sosial. Sedangkan struktur sosial dapat dilihat melalui hubungan sosial

manusia dalam kehidupan sehari-hari ketika berkomunikasi dan bertukar

makna, maka kata-kata yang dipertukarkan dalam konteks tersebut

mendapatkan maknanya dari kegiatan-kegiatan yang mengandung kata-kata

yang merupakan kegiatan sosial dengan perantara dan tujuan sosial.8

Semiotika sosial lebih cenderung melihat bahasa sebagai sistem tanda atau

simbol yang sedang mengekspresikan nilai dan norma kultural dan sosial

suatu masyarakat tertentu di dalam suatu proses sosial kebahasaan.9 Dengan

demikian, istilah semiotika sosial merupakan hubungan setiap manusia dengan

lingkungan manusia yang memiliki arti, dan arti tersebut akan dimaknai oleh

orang-orang yang saling berinteraksi dengan melibatkan lingkungan tersebut.

1. Teks

Menurut Halliday, teks adalah bahasa yang berfungsi. Yang

dimaksud dengan berfungsi ialah bahasa yang sedang melaksanakan tugas

tertentu dalam konteks situasi. Hal yang penting mengenai sifat teks ialah

bahwa meskipun teks itu dituliskan tampak seakan-akan terdiri dari kata-

kata atau kalimat-kalimat, namun sesungguhnya terdiri dari makna-makna.

Sebagai sesuatu yang mandiri, teks itu pada dasarnya adalah satuan

makna. Karena sifatnya sebagai satuan makna, teks harus dipandang dari

8 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 4-5.

9 Riyadi Santoso, Semiotika Sosial: Pandangan terhadap Bahasa (Surabaya: Pusraka

Eureka dan JP Press, 2003), h. 6.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

25

dua sudut secara bersamaan, baik sebagai hasil atau produk maupun

sebagai proses.

Teks merupakan produk dalam arti bahwa teks itu merupakan

keluaran (output), sesuatu yang dapat direkam dan dipelajari, karena

mempunyai susunan tertentu yang dapat diungkapkan dengan peristilahan

yang sistematik. Sedangkan teks merupakan proses sebagai peristiwa

timbal balik, suatu pertukaran makna yang bersifat sosial. Dengan

demikian, teks itu sendiri merupakan objek dan juga merupakan contoh

makna sosial dalam konteks situasi tertentu.10

Teks itu sendiri suatu objek dan contoh proses atas hasil makna

sosial dalam konteks situasi tertentu. Makna diciptakan oleh sistem sosial

dan dipertukarkan oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks.

Makna tidak mungkin diciptakan begitu saha dengan keadaan terisolasi

dari lingkungannya. Halliday menegaskan bahwa “makna adalah sistem

sosial”. Perubahan yang terjadi dalam sistem sosial akan direfleksikan

dalam teks. Situasi akan menentukan bentuk dan makna teks.11

2. Konteks

Semiotika sosial juga berkaitan dengan konteks, karena

pemahaman tentang bahasa terletak dalam kajian teks. Dalam kajian sosial

semiotik antara teks dan konteks tidak dapat dipisahkan. Istilah konteks

sendiri dan teks mengingat bahwa dua hal ini merupakan aspek dari

10

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 14-15. 11

Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,” h.

3.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

26

sebuah proses yang sama. Ada teks dan ada teks lain yang menyertainya,

dan teks yang menyertai inilah yang disebut dengan konteks. Namun,

pengertian mengenai hal yang menyertai teks itu meliputi tidak hanya

yang dilisankan dan ditulis, melainkan termasuk pula kejadian-kejadian

yang nirkata (non-verbal) lainnya – keseluruhan lingkungan teks itu.12

Situasi adalah lingkungan tempat teks beroperasi. Konteks situasi

adalah keseluruhan lingkungan, baik lingkungan tutur (verbal) maupun

lingkuungan tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau di tulis). Dalam

semiotika sosial model M.A.K Halliday ada tiga unsur yang menjadi pusat

perhatian penafsiran teks secara kontektual, yaitu ‘medan’ (field), ‘pelibat’

(tenor), dan ‘sarana’ (mode). Konsep-konsep ini digunakan untuk

menafsirkan konteks sosial teks, yaitu lingkungan terjadinya pertukaran

makna.13

1. Medan Wacana (field of discourse)

Menunjuk pada hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang

sedang berlangsung: apa sesungguhnya yang sedang disibukkan atau

diwacanakan oleh para pelibat, yang di dalamnya bahasa ikut serta sebagai

unsur pokok tertentu.14

Untuk menganalisis medan, kita dapat mengajukan

pertanyaan what going on (apa yang sedang terjadi), yang mencakup tiga

hal, yakni (1) Ranah pengalaman merujuk kepada ketransitifan yang

mempertanyakan apa yang terjadi dengan seluruh “proses”, “partisipan”,

dan “keadaan”. (2) Tujuan jangka pendek merujuk pada tujuan yang harus

12

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 6. 13

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 16. 14

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 16.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

27

segera di capai. Tujuan itu bersifat konkret. (3) Tujuan jangka panjang

merukuk pada tempat teks dalam skema suatu persoalan yang lebih besar.

Tujuan tersebut tersebut bersifat lebih abstrak.15

2. Pelibat Wacana (tenor of discourse)

Menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian, pada sifat para

pelibat, kedudukan dan peranan mereka: jenis-jenis hubungan peranan apa

yang terdapat di antara para pelibat, termasuk hubungan-hubungan tetap

dan sementara, baik jenis peranan tuturan yang mereka lakukan dalam

percakapan maupun rangkaian keseluruhan hubungan-hubungan yang

secara kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan mereka.16

Untuk menganalisis pelibat, kita dapat mengajukan pertanyaan who is

taking part, yang mencakup tiga hal, yakni (1) peran agen atau masyarakat

terkait dengan fungsi yang dijalankan individu atau masyarakat, (2) status

sosial terkait dengan tempat individu dalam masyarakat sehubungan

dengan orang-orang lain, sejajar atau tidak, dan (3) jarak sosial terkait

dengan tingkat pengenalan partisipan terhadap partisipan lainnya, akrab

atau memiliki jarak. Ketiga hal tersebut dapat bersifat sementara ataupun

dapat bersifat permanen.17

3. Sarana Wacana (mode of discourse)

Menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa: bagaimana

komunikator (media massa) menggunakan gaya bahasa untuk

menggambarkan medan (situasi) dan pelibat (orang-orang yang dikutip);

15

Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,” h.

4. 16

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 16. 17

Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,” h.

4.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

28

apakah menggunakan bahasa yang diperhalus atau hiperbolis, eufemistis

atau vulgar.18

Untuk menganalisis sarana, pertanyaan yang dapat diajukan

adalah what’s role assigned to language, yang mencakup lima hal, yakni

(1) Peran bahasa terkait dengan kedudukan bahasa dalam aktivitas: bisa

saja bahasa bersifat wajib (konstitutif) atau tidak

wajib/penyokong/tambahan. Peran tambahan terjadi apabila bahasa

membantu aktivitas lainnya. (2) Tipe Interaksi merujuk pada jumlah

pelaku: monologis atau dialogis. (3) Medium terkait dengan sarana yang

digunakan: lisan, tulisan, atau isyarat. (4) Saluran berkaitan dengan

bagaimana teks itu dapat diteruma: fonis, grafis, atau visual. (5) Modus

retoris merujuk pada “perasaan” teks secara keseluruhan, yakni persuasif,

kesastraan, akademis, edukatif, matra, dan sebagainya.19

3. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki kemampuan untuk menyatakan lebih daripada

apa yang disampaikan. “Bahasa lebih dari sekadar alat

mengkomunikasikan realitas; bahasa merupakan alat untuk menyusun

realitas.” Dalam pengertian yang populer, bahasa adalah percakapan,

sementara dalam wacana linguistik bahasa diartikan sebagai sistem simbol

bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat

arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh

sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Dalam arti

18

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),

h. 174. 19

Anang Santoso, “Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Anlisis Wacana Kritis,” h.

4.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

29

luas, bahasa dapat ditafsirkan sebagai suatu pertukaran (komunikasi)

tanda-tanda (dan ini berlaku baik bagi bahasa menurut arti sempit: bahasa

kata-kata, maupun mengenai semua tanda lainnya).20

Kata ‘fungsi’ dapat dipandang sebagai padanan kata ‘penggunaan’,

sehingga dapat diartikan cara orang menggunakan bahasa mereka, atau

bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa lebih dari satu. Malinowski

mengelompokkan fungsi bahasa ke dalam dua kelompok besar, yaitu

pragmatik dan yang magis. Penggunaan bahasa pragmatik atau yang

praktis kemudian dibagi lagi ke dalam penggunaan bahasa yang aktif dan

bahasa yang naratif, dan penggunaan bahasa yang ritual atau magis yang

berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seremonial atau keagamaan dalam

kebudayaan.

Berbeda dengan Malinoski, Austria Karl Buhrel tertarik pada

fungsi bahasa dari sudut perseorangan. Buhler menerapkan kerangka

pemikiran yang diwariskan oleh Plato yaitu penggolangan atau orang

pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Ia membedakan fungsi bahasa ke

dalam bahasa ekspresif yaitu bahasa yang terararah pada diri sendiri, si

pembicara; bahasa konatif yaitu bahasa yang terarah pada lawan bicara;

dan bahasa representasional yaitu bahasa yang terarah pada kenyataan

lainnya – yaitu apa saja selain si pembicara atau lawan bicara.21

Kemudian konsep Buhler diubah dikembangkan ke arah yang

berbeda olah James Britton seorang pendidik bangsa Inggris. Ia tertarik

20

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 273. 21

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 20.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

30

pada perkembangan kemampuan menulis anak di sekolah, dan mempunyai

pandangan bahwa kemampuan menulis pertama-tama berkembang dalam

tautan dengan fungsi ekspresif. Kemampuan itu kemudian dikembangkan

‘ke luar’ ke arah kemampuan menulis transaksional di satu pihak dan

kemampuan menulis poetik di lain pihak. Bahasa transaksional adalah

bahasa yang menekankan peran pelibat, sementara dalam bahasa poetik

peran menulis lebih banyak dibandingkan dengan peran yang lain

(pembaca atau pendengar).

Desmond Morris mengelompokkan fungsi bahasa, yaitu (1)

information talking yaitu pertukaran keterangan, morris tampaknya

menyiratkan bahwa fungsi ini muncul lebih dulu, meskipun dalam sejarah

manusia fungsi ini muncul paling akhir; (2) mood talking sama dengan

fungsi ekspresif yang dikemukakan oleh Buhler dan Britton; (3)

exploratory talking yaitu ujaran untuk kepentingan ujaran, fungsi estetis,

fungsi drama; dan (4) grooming talking yaitu tuturan yang sopan dan tidak

berarti dalam peristiwa-peristiwa sosial.22

B. Gaya Bahasa / Majas

Majas atau gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan

suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

Majas atau gaya bahasa merupakan susunan perkataan yang terjadi karena

perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu

22

M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks, h. 21.

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

31

perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa juga dapat dikatakan

suatu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Secara singkat penggunaan

gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.23

Gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style

atau gaya bahasa diturunkan dari kata berbahasa Latin stilus yang berarti

semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlihan menggunakan

alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi, kelak

pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlihan untuk menulis indah,

maka style lalu berubah menjadi kempuan dan keahlian untuk menulis atau

mempergunakan kata-kata secara indah. Adapun pemahaman style ini sudah

dapat disejajarkan dengan gaya bahasa, bahwa wujud gagasannya terangkum

dalam wahana kebahasaan yang telah disetting sedemikian rupa oleh penutur/

penulisnya dan ternyata diketahui bahasa sebagai pengungkap ide telah

mendapatkan perhatian lebih. Menurut Keraf menyebut style dengan figure of

speech merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang disebut dengan gaya

bahasa berdasarkan langsung dan tidaknya makna.24

Gaya bahasa dapat

dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu:25

1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata. Jenis gaya bahasa ini

mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi

tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat

23

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Araska, 2015), h.

193. 24

Siswono, Teori dan Praktik, Gaya Bahasa, dan Pencitraan, h. 23. 25

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.

116-119.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

32

dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kaya lain, gaya

bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi

situasi-situasi tertentu.

2. Gaya berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana. Nada atau

suara dalam berbicara (intonasi atau titi nada) merupakan salah satu unsur

penting, sebab selain sebagai penentu jelas dan ketidakjelasan tuturan bagi

pendenganara mitra wicara, ia pun – didasarkan pengalaman – mampu

membuat terkesima, dan bahkan mensugesti pendengarnya dirasakan

menggugah hatinya. Setidaknya itu pun dijelaskan oleh Keraf bahwa gaya

bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari

rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana.26

3. Gaya berdasarkan struktur kalimat. Struktur sebuah kalimat dapat

dijadikan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur

kalimat disini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah kalimat yang

dipentingkan dalam kalimat tersebut.

4. Gaya berdasarkan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa ini diukur

dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih

mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Bila

acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar, maka

bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna,

entah berupa makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna

denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah memiliki gaya sebagai yang

dimaksudkan dalam pembahasan ini.

26

Siswono, Teori dan Praktik: Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan, h. 35.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

33

Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna terbagi lagi

menjadi dua, yakni:

a. Gaya bahasa retoris, terdiri dari eufemisme, disfemisme, pleonasme,

dan hiperbola;

1. Gaya bahasa eufemisme atau eufemismus diturunkan dari kata

Yunani euphemizein yang berarti mempergunakan kata-kata

dengan arti yang baik atau dengan tujuan yang baik. Sebagai gaya

bahasa, eufemisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-

ungkapan yang tidak menyinggung perasaaan orang, atau

ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan

yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau

mensugestikan sesuatu yang menyerangkan. Misalnya, pada

kalimat berikut ini: “Ayahnya sudah tak ada di tengah-tengah

mereka”, ini adalah eufemisme untuk menceritakan bahwa ayahnya

sebenarnya sudah meninggal.27

2. Gaya bahasa disfemisme merupakan lawan dari eufemisme. Gaya

bahasa ini merupakan ungkapan yang dibuat dengan konotasi-

konotasi negatif atau dengan ungkapan yang terkesan kasar dan

dapat menyinggung perasaan orang.

3. Gaya bahasa pleonasme merujuk pada gaya bahasa dimana

apabila kata yang berlebihan itu dihilangkan, arti katanya tetap

akan utuh. Misalnya pada kalimat berikut ini: “Saya telah

mendengar berita itu dengan telinga saya sendiri.”

27

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 132.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

34

4. Gaya bahasa hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang

mengandung suatu pernyataan berlebihan, dengan membesar-

besarkan suatu hal. Misalnya pada kalimat berikut ini:

“Kemarahanku sudah menjadi-jadi sehingga hampir-hampir

meledak aku.”28

b. Gaya bahasa kiasan yaitu persamaan atau simile, dan metafora. Gaya

bahasa kiasan ini mulanya dibentuk dengan sesuatu yang lain, berarti

mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan kesamaan antara

kedua hal tersebut.

1. Gaya bahasa kiasan ialah persamaan atau simile. Dalam gaya

bahasa ini ada perbandingan yang bersifat eksplisit, yakni ada

pernyataan langsung yang menyatakan sesuatu sama dengan hal

yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit

menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai,

bagaikan, laksana, dan sebagainya. Kadang-kadang juga ditemukan

gaya seperti ini yang tidak menyertakan obyek pertamanya.

2. Gaya bahasa metafora yaitu semacam analogi yang

membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang

singkat, misalnya: bunga bangsa, buah hati, cindera mata, dan

sebagainya.29

C. Ruang Lingkup Televisi

1. Sejarah Televisi

28

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 133-135. 29

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 138-139.

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

35

Cikal bakal televisi adalah piringan pemindai yang ditemukan oleh

insinyur berkebangsaan Jerman bernama Paul Nipkow. Peralatan Nipkow

tersebut dipakai dari 1923 sampai 1925 dalam sebuah sistem televisi

percobaan. Pada tahun 1926, ilmuwan Skotlandia bernama John Logie

Baird menyempurnakan metode pemindai ini. Kemudian pada tahun 1931,

insinyur kelahiran Rusia bernama Vladimir Zworykin dan warga Amerika

Serikat bernama Philo T. Farnsworth membangun sistem pemindai

elektronik yang menjadi protipe kamera modern.30

Televisi merupakan media temuan orang-orang Eropa.

Perkembangan pertelevisian di dunia ini sejalan dengan kemajuan

teknologi elektronika, yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor

oleh William Sockley dan kawan-kawan pada tahun 1946. Transistor yang

dibuat dari pasir silikon yang banyak terdapat di lembah Silicon di

California Amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang

berfungsi sebagai penghantar listrik bebas hambatan.31

Pada awalnya

kemunculan media televisi ditanggapin biasa saja oleh masyarakat. Ketika

itu harga pesawat televisi masih tergolong mahal, selain itu program yang

disaksikan pun masih belum tersedia banyak. Pengisis acara televisi pada

masa itu bahkan meragukan masa depan televisi. Masyarakat tidak yakin

televisi dapat berkembang dengan sangat pesat.32

30

Syaiful Halim, Dasar-dasarJurnalistik Televisi (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 25-

26. 31

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006), h. 7. 32

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 6.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

36

Perang Dunia II sempat menghentikan perkembangan televisi.

Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan

selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Layar televisi pun

sudah lebih besar dan terdapat lebih banyak program yang tersedia dan

sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan

televisi mulai terlihat menjanjikan. Semua program televisi pada awalnya

ditayangkan dalam siarang langsung (live). Ketika itu, belum ditemukan

kaset penyimpan suara dan gambar (videotape). Pengisi acara televisi

harus mengulang lagi pertunjukkannya beberapa kali agar dapat disiarkan

pada kesempatan lain. Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation

berhasil mengembangkan videotape sebagai sarana yang murah dan efisien

untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal tahun

1960-an hampir seluruh program, yang pada awalnya disiarkan secara

langsung, diubah dan disimpan dalam videotape.33

Dalam perkembangannya, media televisi mengalami perubahan

teknologi secara bertahap. Televisi generasi pertama adalah televisi hitam-

putih. Di sini dinar pantul setelah melewati sistem lensa akan terbentuk

gambar proyeksi hitam-putih. Maka jadilah siaran televisi hitam putih

yang di Indonesia kita kenal tahun 60-an. Televisi generasi kedua adalah

televisi warna, ada tiga sistem di dalam tv warna, yakni: 1) Phase

Alternating Line (PAL), 2) National Television System Committes

(NTSC), dan 3) Sequential Colour a’Memoar (SECAM). Selanjutnya

televisi generasi ketiga adalah High Definition TV (HDTV). Televisi

33

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 7.

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

37

generasi ketiga inilah yang menjamin kesempurnaan tontonan dan dapat

dikatakan sebagai televisi masa depan. Dengan berbagai kelebihan yang

dimiliki sistem HDTV maka televisi di masa depan akan mampu

memberikan kepuasan lebih kepada masyarakat, di samping itu juga akan

sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan, hiburan, periklanan, kesehatan,

wawancara/diskusi panel jarak jauh, perfilman, dan kepustakaan.34

Pada tahun 1952, Menteri Penerangan Maladi sebagai penggagas

utama untuk mendirikan sebuah stasiun televisi di Indonesia, usulan ini

didukung oleh Presiden Soekarno. Sepuluh tahun kemudian, Agustus

1962, keinginan itu terlaksana dengan dengan nama Televisi Republik

Indonesia (TVRI). Setidaknya, ada tiga pemikiran yang menjadi dasar

berdirinya TVRI. Pertama, secara politis diperkirakan akan

menguntungkan pemerintah dalam kampanye pemilu pertama 1955.

Kedua, dapat menempa persatuan nasional lewat pendidikan. Ketiga,

momen Asian Games, dimana dengan adanya stasiun televisi, bangsa

Indonesia akan mendapatkan prestise sebagai bangsa yang modern,

berkembang cepat, dan canggih dalam perkara teknologi. 35

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI

menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia

ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siarang langsung itu masih terhitung

sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus

1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara

34

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, h. 10 35

Panjaitan, Erica, dan Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia), h. 1-2.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

38

pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno.36

Kemudian pada tahun 1989 merupakan tonggak perkembangan penyiaran

(broadcasting) di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single

fighter dalam berkiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya

siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi

Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. Kehadiran TV

swasta tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat khususnya di

daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI, kehadiran TV swasta

tersebut di awali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri

Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen/1987 tentang saluran siaran

terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk peroperasi.37

Adapun setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, maka

berturut-turut muncul TV-TV swasta lainnya di Indonesia, adalah SCTV

(24/8/1990), TPT (23/1/1991), ANTV (7/3/1993), Indosiar (11/1/1995),

Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001) dan Lativi (17/1/2002).

Selain itu, muncul pula TV7 dan Global TV. Jumlah televisi swasta

nasional belum mencakup tv lokal dan tv regional, seperti Bali TV, Jogja

TV, RBTV, TV Borobudur Semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan

lain-lain. Dengan hadirnya beberapa TV swasta nasional dan juga

beberapa TV lokal dan komunitas, menambah maraknya persaingan bisnis

36

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 9. 37

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting (Yogyakarta: Media Pressindo,

2006), h. 22.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

39

televisi di tanah air, dan pada gilirannya masyarakat akan dihadapkan pada

beragam pilihan program yang menarik. 38

2. Pengertian Televisi

Pengertian televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang

berarti jauh dan kata “vision” yang berarti tampak, jadi televisi berarti

tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Pengertian Televisi dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai suatu sistem

penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau

melalui angkasa dengan menggunakan alat yang dapat mengubah cahaya

(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik, dan mengubahnya

kembali menjadi berkas yang dapat dilihat dan bunyinya dapat didengar.

Dengan kata lain, televisi merupakan bentuk pesawat penerima gambar

televisi.39

Awal mula ditemukannya televisi hingga perkembangannya

yang begitu pesat sampai saat ini, dapat dikatakan sesuai dengan

kenyataan bahwa saat ini, masyarakat dapat menikmati dan

menyaksikan langsung segala kejadian atau peristiwa apa pun yang

disiarkan di rumah (pesawat televisi kita masing-masing). Dengan

demikian, televisi adalah mass media yang memancarkan suara dan

gambar sebagai reproduksi daripada kenyataan yang disiarkannya melalui

gelombang-gelombang elektronik sehingga dapat diterima oleh pesawat

penerima. Burhan Bungin menyebutkan: televisi adalah media massa yang

38

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, h. 22. 39

Tim Balai Pustaka Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2007), Ed. III, Cet. III, h. 726.

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

40

paling sempurna merekonstruksikan pengetahuan masyarakat karena

media ini berfungsi audio-visual.40

Media televisi adalah media audio visual media yang selain dapat

didengar tetapi juga dapat dilihat dengan kata lain, media yang dapat

dinikmati oleh mata dan telinga, apa yang ditayangkan semua terlihat

seolah-olah realitas yang sebenarnya. Arifin anwar mengatakan televisi

adalah sebagai media yang banyak menayangkan implus elektronik kepada

pemirsanya dan pemirsa membaut implus itu bermakna, dan membuat

pemirsa menemukan kumunal bersama dalam pesan dan hal ini dirasakan

oleh pemirsa lebih penting daripada kehidupan individual mereka.41

Fungsi televisi sama dengan media massa lainnya, yaitu

memberikan informasi, edukasi, dan hiburan. Namun sebagaimana dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa UNPAD, menyatakan

bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi ialah

untuk memperoleh hiburan, kemudian selanjutnya untuk memeroleh

informasi.

Jika dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi memiliki

keunggulan kompetitif dan komparatif. Radio hanya memberikan

informasi secara audio dan media cetak hanya menyediakan informasi

setelah melalui pengolahan ulang. Sedangkan televisi dapat memberikan

informasi secara audio visual dan dapat diterima secara langsung oleh

40

Hartiningsih, Komunikasi Massa, Televisi dan Tayangan Kekerasan dalam Pendekatan

Kasus (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), h. 34. 41

Hartiningsih, Komunikasi Massa, Televisi dan Tayangan Kekerasan dalam Pendekatan

Kasus, h. 31.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

41

masyarakat.42

Televisi memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan media

massa lainnya, diantaranya:43

a. Sebagai media komunikasi, televisi memiliki kemampuan untuk

mengakses publik hingga ke ruang pribadi.

b. Pesan yang disampaikan melalui perpaduan gambar dan suara mampu

menarik perhatian khalayak, sekaligus memberi pengaruh yang kuat

terhadap perubahan dalam diri pemirsanya.

c. Televisi mampu menjangkau banyak orang.

d. Kemampuannya memengaruhi audien dengan audiovisual secara serentak

dalam waktu bersamaan di tempat berbeda.

Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society. An

Incuest and Agenda” dibandingkan media massa lainnya, televisi

mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media

dengar dan gambar. Sifat politisinya sangat besar karena menampilkan

informasi, hiburan, dan pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur

tersebut secara kasat mata.44

Media televisi sebagai media pembawa

informasi yang besar dan cepat pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap,

dan perilaku anggota masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai

yang ada.45

Televisi sebagai media massa yang banyak diminati dan di

42

Suarman ed, Pengaruh Siaran Televisi Terhadap Tingkah Laku Remaja di Kota

Tanjung Pinang (Riau: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1997), h. 22-23. 43

Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast Televisi &

Radio (Jakarta: Laskar Aksara, 2011), h. 3. 44

Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 6. 45

Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi (Jakarta: BPPN, 1992), h. 1

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

42

nikmati masyarakat juga memiliki kelebihan dan kelemahan,

diantaranya:46

1. Kelebihan televisi:

a. Kesan realistik: audio visual.

b. Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif.

c. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking)

yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.

d. Terkait erat dengan media lain.

e. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyerbarkan berita ke

masyarakat luas.

f. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.

2. Kelemahan televisi:

a. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan

untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

b. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan

rinci (bila diperlukan konsumen).

c. Relatif mahal.

d. Pembuatan iklan tv cukup lama.

Jenis media seperti televisi memiliki dampak identifikasi optik

yang tajam bagi permirsa. Dengan perkataan lain, pemirsa seakan-akan

berada di tempat peristiwa yang ditayangkan di televisi. Pemirsa seolah-

olah menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan hadir di tempat kejadian

46

Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 41.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

43

yang sebenarnya, padahal hanya merupakan berita yang disiarkan dari

jarak yang sangat jauh. Proses identifikasi optik akan berdampak pada

identifikasi psikologis bagi pemirsa atau penonton. Pemirsa turut

merasakan kejadian yang diberitakan oleh televisi atau yang dijadikan film

berita (newsreels). Akibatnya, pemirsa bisa merasa sangat terharu, sedih

atau gembira. Deddy Iskandar Muda menegaskan, bahwa “khusus untuk

medium televisi, informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat

mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan

dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca.” Alasan

tersebut diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium

televisi, diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat

yang bersamaan.47

D. Surat Al-Fatihah

1. Nama Surat Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan surah yang diturunkan di Mekkah

sebelum Nabi Muhammad SAW. berhijrah. Jumlah ayatnya disepakati

tujuh ayat. Al-Fatihah merupakan mahkota tuntunan Ilahi, dinamai juga

Ummu al-Qur’an dan Ummu al-Kitab karena ia adalah induk semua ayat

Al-Qur’an. Al-Fatihah juga adalah as-Sab’u al-Matsani, dalam arti tujuh

ayatnya diulang-ulang, bukan saja dalam setiap rakaat shalat, tetapi juga

kandungan ketujuh ayatnya itu diulang dan dirinci oleh seluruh ayat-ayat

47

Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, h. 2.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

44

Al-Qur’an yang berjumlah enam ribu ayat lebih itu. Surah ini memiliki

lebih dari dua puluh nama, tetapi yang paling populer dan dikenal pada

masa Nabi Muhammad SAW. adalah nama-nama yang disebut di atas.48

Al-Fatihah adalah pelajaran bagi umat manusia. Bahkan Allah

mendiktekan kalimat-kalimat surah ini untuk diucapkan oleh manusia.

Dengan memulai Kitab-Nya dengan Basmalah, Allah SWT. juga

mengajar menusia untuk memulai setiap kegiatan mereka dengan

Basmalah yang mengandung makna permintaan pertolongan agar

kegiatan itu direstui dan didukung oleh-Nya karea tiada daya dan upaya

yang dapat berhasil tanpa dukungan-Nya.49

Allah adalah Rabb al-Alamin, Pemelihara alam raya.

Pemeliharaan-Nya itu bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi semata-mata

karena sifat Rah,am-Nya yang tercurah kepada seluruh makhluk dalam

kehidupan dunia ini dan sifat Rahim-Nya yang Dia anugerahkan kepada

hamba-hamba-Nya yang taat, lebih-lebih di Hari Kemudian nanti. Dialah

pemilik hari pembalasan yang ketika itu sangat menonjol kuasa-Nya.

Atas dasar sifat-sifat dan kuasa-Nya, maka Dia wajar, bahkan berhak,

dan harus disembah dan dimintai pertolongan, karena itu Yang Maha

Pengasih tersebut mengajar umat manusia untuk hanya mengabdi dan

hanya memohom kepada-Nya dalam segala hal, termasuk untuk

keberhasilan pengabdian itu.50

48

M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-

Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2012), h. 3. 49

M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya (Tangerang: Lentera Hati, 2010), h. 7. 50

M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya, h. 7.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

45

Tentu saja diperlukan jalan yang ditelusuri ke sana dan karena itu

pula manusia diajar-Nya untuk bermohon, bukan saja agar ditunjuki jalan

itu, tetapi dibimbing hinga benar-benar berhasil menelusuri jalan tersebut

yang dilukiskan-Nya sebagai shirath al-mustaqim, yakni jalan luas, lebar,

dan lurus. Itulah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberi-

Nya nikmat, yaitu jalan para Nabi, ash-Shiddiqin, asy-Syuhada, dan

orang-orang saleh, bukan jalan orang-orang yang dimurkai, yakni

mereka yang telah mengetahui kebenaran, tetapi enggan menelusurinya.

Buka juga jalan orang-orang yang sesat karena tidak mengetahui arah

yang benar.51

2. Makna Surat Al-Fatihah

Ayat pertama

Bismillâhi ( Dengan nama-Mu, ya Allah :( لل ا م س ب

Pesan: Atas nama-Mu, ya Allah, aku melaksanakan tugas mulia ini.

Terimalah ia sebagai ibadahku kepada-Mu.

Setiap saat kita memulai suatu pekerjaan, kita semua selalu

mengucapkan basmallah atau bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Dengan

membaca, basmallah kita meyakini dan berharap bahwa pekerjaan kita

akan berhasil dengan baik karena mendapat bimbingan Allah,

memperoleh berkah serta ridha dari-Nya.52

51

M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya, h. 7. 52

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah (Jakarta: PINBUK PRESS, 2008), h.

12.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

46

Ar-Rahman dan Ar-Rahim

Ar-Rahman ( ن ى م ح لر ا ): Yang Maha Pengasih

Pesan: Untuk itu, karuniakanlah kami kemampuan menyerap sedikit saja

sifat-Mu yang Maha Rahman: kemampuan membawa rahmat pada

sekalian alam.

Ar-Rahîm ( يم ح لر ا ): Lagi Maha Penyayang

Pesan: dan sifat-Mu Yang Maha Rahiim: kemampuan

mengkonsolidasikan, mengorganisasi dan membangun jaringan ukhuwah

seluruh potensi kaum Muslimin.

Pesan Allah dalam Al-Qur’an surah ar-Rahman [55], Allah

memulai dengan nama-Nya ar-Rahman menyatakan menciptakan

manusia dan mengajarnya berkomunikasi, bersilahturahmi, membangun

jaringan dan organisasi sosial. Setelah itu, baru Allah menunjukkan

nikmat-nikmat yang diberikan pada manusia berbentuk matahari dan

bulan menurut perhitungan, tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, keduanya

tunduk kepada-Nya. Allah telah memberikan peluang kepada manusia

untuk berusaha, bekerja, memanfaatkan alam ini biarpun setinggi langit.

Tetapi ingat, Allah pun memberikan amanah: nilai dan norma keadilan,

maka tegakkanlah keadilan dalam kehidupan umat manusia, dan jangan

melampaui batas pencapaian keadilan itu. Jangan menzalimi keadilan itu

dengan melampaui batas nilai dan norma keadilan itu.53

53

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 25-26.

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

47

Mengucapkan basmalah adalah mengamalkan basmalah dengan

memahami kandungan pesan di dalamnya. Yakni, mengatasnamakan

Allah dalam melaksanakan setiap kegiatan, dan berserah diri dengan

mengharapkan Allah menerima kegiatan yang dikerjakan itu sebagai

ibadah, pengabdian, karya bakti kepada-Nya. Pesan dari kalimat

basmalah, Bismillahir-rahmaanir-rahim adalah: “Atas nama-Mu, ya

Allah aku melaksanakan tugas mulia ini:..., terimalah ia sebagai ibadahku

kepada-Mu. Untuk itu karuniakanlah kami kemampuan menyerap sedikit

saja sifat-Mu yang Maha Rahman: kemampuan membawa rahmat pada

sekalian alam, dan sifat-Mu yang Maha Rahim: kemampuan

mengkonsolidasikan, mengorganisir, dan membangun jaringan ukhuwah

seluruh potensi kaum muslimin.”54

Ayat kedua

Alhamdu-lillahi ( .Segala puji bagi-Mu, ya Allah :( ه ل ل د م ح ل ا

Pesan: karuniakanlah kami kemampuan mewujudkan kehidupan

masyarakat yang terpuji, peradaban muslimin yang berkembang dan

benderang, penuh dengan keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.

Rabb al-‘alamin ( Tuhan yang menguasai sekalian :( ين م ل ى ع ل ا بّ ر

alam.

54

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 41.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

48

Pesan: Untuk itu, karuniakanlah kami kemampuan untuk menggali,

memobilisasi dan memanfaatkan segala potensi, peluang dan sumber

daya yang telah Engkau pendam di seluruh alam ini.55

Terkait dengan rahmat Allah yang melimpah di seluruh alam ini,

segala potensi dan sumber daya yang telah disediakan-Nya. Dalam hal ini

tercermin gambaran peradaban yang maju sangat luar biasa berlandaskan

ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, tetapi kemudian peradaban itu

redup bahkan hancur karena meninggalkan ajaran atau perintah Allah

melalui rasul-rasul-Nya. Karenanya, pantaslah jika menyampaikan pesan

yang terkandung dalam ayat ini agar diberi kemampuan untuk menggali,

memobilisasi dan memanfaatkan segala potensi peluang dan sumber daya

tetapi menuju sebuah peradaban yang terang dan benderang penuh

keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan sesuai dengan pedoman-

Nya.56

Ayat ketiga

Ar-rahman ( ن ى م ح لر ا ): Yang Maha Pengasih

Pesan: Karuniakanlah kami kemampuan menyerap sedikit saja sifat-Mu

yang Maha Rahmaan; kemampuan membawa rahmat pada sekalian alam.

Ar-rahim ( يم ح لر ا ): Lagi Maha Penyayang

55

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 42. 56

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 54.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

49

Pesan: dan sifat-Mu yang Maha Rahiim; kemampuan

mengkonsolidasikan, mengorganisasikan dan membangun jaringan

ukhuwah seluruh potensi kaum Muslimin.

Didalam surah al-Fatihah, kata ar-Rahman ar-Rahim disebutkan

dua kali, satu di ayat pertama, dan kedua di ayat ketiga ini. Maksudnya,

Allah ingin memberikan penekanan tentang pentingnya ar-Rahman ar-

Rahim. Lebih dari itu, Allah hendak mengingatkan agar manusia lebih

sadar lagi bagaimana mewujudkan tujuan Islam yang membawa rahmat

bagi sekalian alam.57

Ayat keempat

Maliki yawm ad-din ( ”Penguasa di Hari “din :( ين لد ا م و ي ك ل ى م

Pesan: Engkaulah, ya Allah, yang akhirnya paling menentukan!

Karuniakanlah kami kemampuan membuat keputusan pada setiap saat,

setiap kesempatan, terutama pada saat-saat kritis yang paling

menentukan.

Maliki yawm ad-din, Allah yang Menguasai Hari ‘Din’, Hari

Pembalasan, atau Hari Perhitungan. Ayat ini memuat dua kata yang

maknanya perlu dibaca, direnungkan, dihayati dan diresapi ke dalam

jiwa. Petama, kata Malik, sang Penguasa, Penguasa Tunggal, Satu-

satunya Penguasa, Ia yang Maha Menguasai. Kedua, kata yawm ad-din,

Hari Perhitungan. Hari Pembalasan, Hari Penentuan, Hari Akhirat, dan

banyak lagi nama-nama lain untuk akhirat di dalam Al-Qur’an. Jadi,

57

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 56.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

50

Maliki yawm ad-din, seperti diterjemahkan dan dikomentari para ahli

tafsir, berarti Allah satu-satunya Penguasa Hari Pembalasan, atau Raja

Hari Perhitungan.58

Ayat kelima

Iyyaka na’budu ( د ب ع ن اك ي إ ): Hanya kepada Engkaulah kami

menyembah

Pesan: Hanya kepada Engkaulah, ya Allah, kami persembahkan segala

karya bakto kami ini, sebagai ibadah kami kepada-Mu.

Wa Iyyaka nasta’in ( ين ع ت س ن اك ي إ و ): Dan hanya pada Engkaulah

kami memohon pertolongan Pesan: Untuk itu, karuniakanlah kemampuan mengartikulasikan,

merancang strategi operasional, melaksanakan ikhtiar dan usaha ini,

sehingga berhasil maksimal dalam sistem takdir-Mu dan sistem Iradah-

Mu, karena Engkaulah, ya Allah, satu-satunya tempat memohon

pertolongan.

Iyyaka na’budu, hanya kepada-Mu kami beribadah. Hanya

kepada Engkaulah, ya Allah, kami persembahkan segala karya bakti

kami, sebagai ibadah kami kepada-Mu. Saat yang paling dekat bagi

seorang muslim dihadapan Allah adalah saat ia bersujud. Saat ia

meletakkan bagian tubuhnya yang paling dihormati, yaitu kepalanya, di

58

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 58.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

51

tempat yang paling rendah, yaitu di atas tanah. Nabi saw. bersabda, “Saat

terdekat bagi seorang hamba dengan Rabnya adalah kala ia bersujud.”59

Ayat keenam

Ihdina ash-shirath al-mustaqim ( ت ق ي م د ن االص ر اط ال م س ( ا ه :

Tunjukkilah kami jalan yang lurus Pesan: Karuniakanlah kami hidayah (petunjuk)-Mu, ide, Ilham,

kesempatan setiap saat, kesempatan tidak terhingga, gerak hati manusia,

kesehatan, kepiawaian, kecerdasan, ketangkasan, kesabaran, keikhlasan,

ketawakalan, segala sumber daya yang kami perlukan untuk

melaksanakan ikhtiar dan usaha kami ini, sehingga berhasil maksimal

menuju jalan-Mu yang lurus.60

Dapat dipahami bahwa mencari hidayah menuju jalan yang lurus

adalah tujuan paling mulia dari paling utama dalam kehidupan manusia

dan seluruh hamba Allah yang beriman, bagaimana pun kondisi kaum

beriman tersebut. Oleh sebab itu, dari awal surah ini, Allah sudah

mengajarkan kepada para hamba-Nya cara terbaik untuk memanjatkan

doa kepada-Nya. Allah memerintahkan mereka untuk terlebih dahulu

memanjatkan puja dan puji kepada-Nya, memuliakan-Nya, lalu

beribadah kepada-Nya serta mentauhidkan-Nya. Kedua cara tesebut,

yakni menggunakan asma dan sifat Allah, serta penghambaan diri

kepada-Nya, nyaris menyebabkan doa tidak akan tertolak.61

59

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 75-76. 60

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 103. 61

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 114.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

52

Disini kita memohon pertolongan Allah mengharapkan ada

kekuatan gaib yang kita percayai ada untuk memperoleh petunjuk

terhadap masalah-masalah riil keduniawian yang sedang kita tangani.

Karen itu, hidayag dapat berbentuk petunjuk, ide, Ilham, kesempatan

setiap saat, kesempatan tidak terhingga, gerak hati manusia, kesehatan,

kepiawaian, kecerdasan, ketangkasan, kesabaran, keikhlasan,

ketawakalan san segala sumber daya yang kita perlukan untuk

melaksanakan ikhtiar dan usaha yang sedang kita lakukan sehingga

berhasil maksimal menuju jalan Allah yang lurus itu.62

Ayat ketujuh63

Shirâth al-adzina an’amta ‘alaihim ( ( م ه ي ل ع ت م ع ن أ ين ذ ل ا ط ر ص : Yaitu jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat pada

mereka.

Pesan: Karuniakanlah kami kemampuan meneladani perjuangan mereka

yang pernah Engkau karuniakan nikmat, para nabi, khususnya

Muhammad saw. yang telah menaklukkan kafir Mekah, membangun

masyarakat Madinah, meletakkan dasar-dasar Peradaban Manusia,

mengatur strategi Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hunain, dan lain-lain.

Membangun sumber daya manusia, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman.

Ali, Abdurrahman bin Auf, dan lainnya, para Mujahid penegak

kebenaran-Mu.

62

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 115. 63

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 116-117.

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

53

Ghair al-maghdhûbi ‘alaihim ( م ه ي ل ع وب ض غ م ل ا ر ي غ ): Bukan

jalan mereka yang dimurkai.

Pesan: Bukan seperti jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang

Engkau murkai, sebagaimana Fir’aun, Qarun, Bal’am, dan sebangsanya.

Penganjur nafsu materialisme, Yahudisme, Sistem Ekonomi Ribawi,

kapitalisme dan imperialisme global, pengisapan sekelompok kecil

kapitalis pada sebagian besar umat manusia, berwujud pada ketimpangan

sosial dan global, permusuhan dan ketakutan.

Walâ al-dhâllîn ( ين ل ا لض ا ل و ): dan bukan pula jalan mereka yang

sesat Pesan: Dan bukan jalan seperti yang ditempuh oleh orang-orang yang

sesat, sebagaimana Abu Jahal, Abu Lahab, dan sebangsanya. Para kafir

pembangkang ajaran tauhid-Mu, yang meracuni pemikiran manusia

dengan sekularisme, atheisme, modernisasi, penikmatan hawa nafsu

sensual, hedonisme, pergaulan free sex, berwujud pada peruntuhan moral

yang merendahkan nilai-nilai kewanitaan dan kemanusiaan.

Amin: Perkenankanlah doa kami.

Ayat ini menerangkan ash-shirât al-mustaqîm yang bermakna

global namun definitif pada ayat sebelumnya. Jalan lurus yang diungkap

pada ayat sebelumnya kini diterangkan dan diperjelas dengan ayat shirât

al-ladzîns an’amta ‘alaihim, yakni bahwa jalan lurus tersebut adalah

jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang Engkau karuniai nikmat,

ghayr al-maghdhûbi ‘alaihim wa lâ al-dhallîn, bukan mereka yang

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

54

dimurkai dan bukan pula mereka yang menyesatkan, tersesat atau

disesatkan. Jadi, ayat ini menjelaskan tentang jalan lurus dan sejarah tiga

kelompok manusia yang berkiprah di dalamnya. Inilah satu ayat al-

Fatihah yang kalimatnya cukup panjang diibanding kalimat keenam dan

ayat lainnya, seakan hendak menunjukkan betapa besar porsi perhatian

yang diberikan Al-Qur’an tentang orang-orang yang diberi nikmat dan

yang dimurkai serta sesat, tentang sejarah mereka.64

Di dalam ayat ketujuh surah al-Fatihah ini, Allah swt. secara

eksplisit menjelaskan bahwa orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya

adalah mereka yang tidak dimurkai dan mereka yang tidak sesat.

Menurut sebagaian besar ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang-orang

yang dimurkai adalah kaum Yahudi, sementara orang-orang yang tersesat

adalah kaum Nasrani. Muhammad Amin asy-Syanqithi di dalam Adhwâ’

al-Bayân menjelaskan, kemurkaan menjadi hak khusus kaum Yahudi,

meskipun kaum Nasrani juga dimurkai Allah. Kaum Yahudi dimurkai

karena telah mengetahui kebenaran dan mengingkarinya. Mereka pun

melakukan perbuatan batil secara terang-terangan. Itu sebabnya mereka

dikenal sebagai kaum yang dimurkai, sementara kaum Nasrani dikenal

sebagai kaum yang sesat.65

Dalam surah ini terdapat uraian tentang:

1. Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua:

al-Hamdu lillah Rabbi al-‘Alamin dan ar-Rahman ar-Rahim.

64

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 117-118. 65

Prof. Dr. M. Amin Aziz, The Power of Al-Fatihah, h. 125.

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

55

2. Keniscayaan Hari Kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang

keempat: Maliki Yaum ad-Din.

3. Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah SWT.

dikandung oleh ayat: Iyyaka na’budu.

4. Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta

pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat: Wa iyyaka nasta’in dan

Ihdina ash-shirath al-mustaqim.

5. Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan

Ilahi: ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui,

dan ada juga yang sesat jalan, yaitu yang dikandung oleh ayat:

Shiratha al-ladzina an’amta ‘alaihim ghair al-maghdhubi ‘alaihim

wa la adh-dhallin.

Tauhid, keniscayaan Hari Kemudian, dan keikhlasan beribadah

adalah dasar-dasar pokok ajaran al-Qur’an. Sedangkan uraina yang

terdapat dalam surah-surah lain tentang alam, manusia, dan sejarah

merupakan cara-cara yang ditempuh oleh al-Qur’an untuk mengantar

manusia meraih, menghayati, dan mengamalkan persoalan-persoalan

pokok itu.66

3. Manfaat Surat Al-Fatihah

Nabi Muhammad SAW. menjelaskan bahwa Al-Fatihah

merupakan prasyarat sahnya shalat seseorang ketika melakukan ibadah

66

M. Quraish Shihab, , Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-

Qur’an, h. 5.

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

56

shalat fardhu. Dari Basmalah hingga ayat kalimat kita mendapatkan

dimensi ketuhanan di dalamnya, dan kita pun mendapatkan dimensi

kemanusiaan ketika kita membacanya dari ayat kelima hingga ketujuh.

Dimensi ketuhanan (ruh ilahiyyah) merupakan sumber kekuatan pribadi

manusia. Jika seorang konsisten untuk mengaktualisasikan Asma’ Allah

al-Husna (nama-nama Allah yang super prima) sebagai sumber inspirasi

segala perilakunya, maka ia akan meraih kesempurnaa yang

didambakan.67

Surah Al-Fatihah adalah “mahkota tuntunan Ilahi”. Ia adalah

‘Ummul Quran’ atau ‘Induk Al-Qur’an’. Satu riwayat menyatakan bahwa

Al-Fatihah sesuai dengan niat pembacanya. Maksudnya, apa tujuan Anda

membaca Al-Fatihah, maka dengan keberkatannya, Insya Allah, Allah

akan mengabulkannya. Jika niat dan tujuan membaca surah Al-Fatihah

ingin kaya lahir dan batin, dengan keberkatannya, insya Allah, Allah

akan mengabulkan niat, tujuam, dan apa yang dminta. Jika niat dan

tujuan membacanya ingin sehat lahir dan batin, dengan keberkatannnya,

insya Allah, Allah akan mengabulkan niat dan tujuan tersebut. Bukankah

Al-Fatihah juga dinamai dengan al-Kanz (perbendaharaan), al-Kaafiyah

(yang mencukupi), dan asy-Syaafiyah (penyembuh)? Bukankah

Rasulullah telah bersabda, “Al-Fatihah yang merupakan pembuka al-

Qur’an adalah obat dari segala penyakit.” (HR. Baihaqi). Rasulullah

telah menegaskan tentang keagungan surah ini. Beliau bersabda, “Demi

Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, Allah tidak

67

M. Quraish Shihab, , Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-

Qur’an, h. 7 dan 9.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

57

menurunkan di dalam Taurat, Injil, maupun Zabur dan al-Qur’an suatu

surah seperti as-Sab’u al-Matsaani, yakni surah al-Fatihah.” (HR.

Tirmidzi)68

Pada zaman Rasulullah SAW. surat Al-Fatihah pernah digunakan

untuk mengobati seseorang yang sedang sakit parah karena disengat

kalajengking, sebagaimana riwayat yang telah masyhur dalam suatu

riwayat hadits shahih, bahwa surat Al-Fatihah pernah dibacakan ketika

para sahabat Rasulullah SAW. mencoba untuk menyembuhkan orang

yang terkena sengatan kalajengking. Meriwayatkan sebuah

peristiwa yang diceritakan dan dialami oleh sahabat Nabi Muhammad

SAW., Abu Sa’id Al-khudri, bahwa sekelompok sahabat Nabi SAW.

berkunjung kesebuah perkampungan dan menemukan pemuka kampung

sedang terluka. Kemudian salah satu di antara sahabat Nabi SAW.

membacakan surah Al-Fatihah kepada seseorang yang sedang terluka dan

ia merasakan kesembuhan. Hal ini merupakan salah satu manfaat surat

Al-Fatihah untuk penyembuh atas izin Allah SWT. pada masa Rasulullah

SAW. 69

Apabila dikaji dari penjelasan beberapa para ulama Islam, maka

terdapat beberapa khasiat dan atau manfaat yang dapat diperoleh ketika

seseorang banyak membaca surat Al-Fatihah sebagai dzikirnya, yaitu:

68

Khoirul Amru Harahap dan Reza Pahlevi Dalimunthe, Dasyatnya Do’a & Dzikir

(Jakarta: QultumMedia, 2008), h. 237-238. 69

www.islam-institute.com, “Khasiat membaca surat Al-Fatihah,” artikel diakses pada

30 Juni 2016 dari http://www.islam-institute.com/khasiat-membaca-surat-al-fatihah-bisa-untuk-

penyembuhan/

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

58

1. Dengan membaca Surat Al-Fatihah setelah beramal kebaikan

maka amal kebaikan orang tersebut diterima oleh Allah SWT.

2. Dengan banyak membaca surat Al-Fatihah, seluruh dosanya

yang ada di dunia diampuni

3. Dengan banyak membaca surat Al-Fatihah akan selamat dari

api neraka yang sangat panas.

4. Dengan banyak membaca surat Al-Fatihah akan terhindar dari

murka Allah SWT.

5. Dengan banyak membaca surat Al-Fatihah, kelak akan mampu

berjumpa dengan Allah SWT. di akhirat.

6. Dengan banyak membaca surat Al-Fatihah akan terbebas dari

azab kubur ketika mereka berada di alam kubur nanti.

7. Akan mendapat derajat yang lebih tinggi dibanding mereka

yang tidak membaca, ketiksa di surga.

8. Keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah sebelum

tidur akan membuat seseorang aman dari segala hal, kecuali

kematian.

9. Rumah yang sering dibacakan surat Al-Fatihah dan surat Al-

Ikhlas akan bebas dari kefakiran, serta akan berlimpah

kebaikan. Membaca Al-Fatihah seakan-akan sudah

menyedekahkan emas di jalan Allah.

10. Satu ayat dari surat Al-Fatihah menutup satu pintu neraka bagi

orang tersebut.

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

59

11. Membaca surat Al-Fatihah dengan ayat kursi dan dua ayat surat

Ali Imran ketika selesai shalat akan dibalas dengan surga.

12. Manfaat membaca surat Al-Fatihah, kita seakan telah membaca

kitab injil, zabur, taurat, Qur’an, suhuf Ibrahim, dan suhuf Idris

sebanyak tujuh kali.

Adapun alasan lainnya dimana seorang Muslim dianjurkan untuk

membaca Al-Fatihah di sepanjang hidupnya dikarenakan surat Al-Fatihah

ini mempunyai banyak petunjuk secara langsung ditujukan umat Muslim

untuk melancarkan segala urusan di dunia dan di akhirat. Adapun hal

tersebut diperoleh lewat pengkajian yang mendalam pada surat Al-Fatihah

ini secara khusus. Di samping itu, karena ini pula banyak sekali para

ulama yang sudah menerbitkan kitab khusus yang membahas tentang

kandungan surat Al-Fatihah, sebab ternyata ada banyak sekali manfaat dan

keutamaan yang dapat di ambil dalam surat Al-Fatihah.

Dalam “Tata Cara Pengobatan Nabi Muhammad SAW.”, Ibnul

Qayyim al Jauziyah memberi penjelasan beberapa manfaat dari surat Al-

Fatihah adalah sebagai berikut:70

1. Surat Al-Fatihah melingkupi semua manfaat dari semua kitab

Allah dan tercantum Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya yang

berlandasan, yaitu Allah, Rabb, ar-Rahim, dan ar-Rahman.

70

www.islam-sejati.com, “Masya Allah Manfaat Surah Al-Fatihah,” artikel diakses pada

30 Juni 2016 dari http://www.islam-sejati.com/2016/04/masya-allah-manfaat-surah-al-

fatihah.html

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

60

2. Surat Al-Fatihah mencakup penetapan terkait akhirat,

penegasan tauhid, dan butuhnya seorang hamba kepada Allah

dalam memohon pertolongan dan petunjuk.

3. Surat Al-Fatihah yakni doa yang paling utama, dan paling

bermanfaat. Doa ini sering dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya,

sebagai bentuk permohonan supaya diberikan jalan yang benar,

maksudnya jalan yang mengandung tauhid, pengetahuan, dan

penghambaan manusia kepada Sang Pencipta dengan

sempurna.

4. Di dalam surat Al-Fatihah ada tiga golongan manusia.

a. Golongan pertama yaitu manusia yang diberi nikmat; tahu

tentang kebenaran, mencintai, mengamalkan, dan

menghargai nikmat itu.

b. Golongan kedua yaitu manusia yang dimurkai Allah; dia

yang menyimpang kebenaran padahal mengetahuinya.

c. Golongan ketiga yaitu manusia sesat; yakni yang tidak

mengetahui tentang kebenaran dan tidak mau mencarinya.

5. Terdapat makna terkandung di dalam surat Al-Fatihah.

a. Pembenaran qadar dan syara’

b. Nama dan sifat-sifat Allah SWT.

c. Tempat kembali dan nubuwat

d. Pensucian jiwa

e. Perbaikan qolbui

f. Penyebutan kebaikan Allah SWT.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

61

g. Penolakan terhadap semua pelaku bid’ah dan pelaku

kebatilan.

6. Surah Al-Fatihah dapat menyembuhkan berbagai macam

penyakit dan bisa juga digunakan untuk ruqyah bagi orang-

orang yang terkena sengatan.

7. Surat Al-Fatihah juga salah satu sebuah hidayah yang bisa

diberikan segala kenikmatan dan menolak segala bentuk

kemurkaan.

Surat Al-Fatihah juga dinamakan dengan “Asy-Syifa” yang artinya

Penyembuh. Seorang sahabat Rasulullah SAW. pernah mengobati orang

yang sakit tersengat racun dengan surat ini atas izin Allah SWT.

diriwayatkan dari Abu Said Al-Hudri r.a: Sesungguhnya beberapa orang

dari sahabat Nabi SAW datang pada suatu desa orang Arab dan penduduk

desa tersebut tidak menyambutnya, ketika itu kepada desa mereka

tersengat binatang beracun, mereka bertanya: “Apakah kalian bisa

mengobati?” sabahat menjawab: “Karena kalian tidak menjamu kami,

kami bisa mengobati kalian dengan imbalan upah bagi kami”. Maka

mereka menjanjikan imbalan kambing. Kemudian sahabat tersebut

membacakan Ummul Qur’an (Al-Fatihah), dan ia mengumpulkan

ludahnya dan meludahi (luka yang tersengat). Maka pimpinan desa itu

sembuh dan memberikan imbalan kambing. Para sahabat itu mengatakan:

“Kami tidak mengambilnya sebelum bertanya kepada Rasulullah SAW.”

Maka kami bertanya kepada Nabi SAW. dan beliau tertawa. Dan Nabi

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

62

bersabda: “Bagaimana kau tau bahwa surah Al-Fatihah sebagai

penyembuh? Ambillah imbalannya dan berilah aku bagian.”71

Surat Al-Fatihah merupakan surat mulia yang terdiri dari tujug ayat

berdasarkan konsensus kaum muslimin. Dinamakan surat Al-Fatihah

(pembuka) karena kedudukannya sebagai pembuka semua surah yang

terdapat dalam Al-Qur’an. Ia diletakkan pada lembaran awal untuk

menyesuaikan urutan surah dan bukan berdasarkan urutan turunnya.

Membaca surat Al-Fatihah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan

dalam kehidupan sehari-hari, karena di setiap raka’at shalat, surat ini

selalu dibaca. Shalat menjadi tidak sah jika tidak membaca surat Al-

Fatihah. Dengan tujuan untuk menyembah Allah maka beliau telah

menciptakan bacaan atau doa untuk segala aktivitas maupun dalam segala

kegiatan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Surat Al-Fatihah banyak memiliki pelajaran yang berharga. Surat

yang hanya terdiri dari tujuh ayat ini telah merangkum berbagai prinsip

dan pendoman yang diajarkan dalam ajaran Islam. Surat yang wajib

dibacakan setiap mengerjakan sholat. Di dalam surat ini, Allah SWT.

memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah SWT.

mengajarkan kepada hambanya untuk bergantung dan berharap kepada-

Nya, cinta dan takut kepada-Nya. Allah SWT. menunjukkan kepada

hamba-Nya jalan yang akan mengantarkan mereka menuju kebahagiaan.

71

www.dakwatuna.com, “Keagungan Surah Al-Fatihah,” artikel diakses pada 30 Juni

2016 dari http://www.dakwatuna.com/2015/03/13/65667/keagungan-surat-al-

fatihah/#axzz4D32puw00

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

63

Adapun faedah dari surat Al-Fatihah dengan merujuk kepada Al-

Qur’an, As-Sunnah, serta keterangan para ulama salaf, sebagai berikut:72

1. Kewajiban untuk mencintai Allah SWT.

Di dalam kandungan surat Al-Fatihah pada ayat

‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin’ terkandung

Mahabbah/kecintaan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

menjelaskan, “Di dalam ayat tersebut terkandung kecintaan,

sebab Allah adalah Yang memberikan nikmat, sedangkan Dzat

yang memberikan nikmat itu dicintai sesuai dengan kadar

nikmat yang diberikan olehnya.

2. Kewajiban untuk berharap kepada Allah SWT.

Di dalam ayat ‘ar-Rahman ar-Rahim’ terkandung

roja’/harapan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

mengatakan, “Di dalam ayat tersebut terkandung roja’.”

Harapan merupakan energi yang akan memacu seorang insan.

Dengan masih adanya harapan di dalamnya dirinya, maka ia

akan bergerak dan melangkah, berjuang, dan berkorban. Dia

akan berdoa kepada Allah SWT.

3. Kewajiban untuk takut kepada Allah

Di dalam ayat ‘Maaliki yaumid diin’ terkandung ajaran untuk

merasa takut kepada hukuman Allah SWT. Syaikh Muhammad

bin Abdul Wahhab mengatakan, “Di dalamnya terkandung

khauf/rasa takut. Dengan adanya rasa takut inilah, seorang

72

www.muslim.or.id, “Sembilan faedah Surah Al-Fatihah,” artikel diakses pada 30 Juni

2016 dari https://muslim.or.id/647-sembilan-faedah-surat-al-fatihah-1.html

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

64

hamba akan menahan diri dari melanggar aturan-aturan Allah

SWT. Dengan adanya rasa takut inilah, seorang hamba akan

rela meninggalkan sesuatu yang disukainya karena takut

terjerumus dalam larangan dan kemurkaan-Nya. Sebab pada

hari kiamat nanti manusia akan mendapatkan balasan atau

amal-amalnya di dunia. Barangsiapa yang amalnya baik, maka

baik pula balasannya, dan barangsiapa yang amalnya buruk,

maka buruk pula balasannya.

4. Kewajiban untuk mentauhidkan Allah

Di dalam ayat ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’ terkandung

ajaran untuk mentauhidkan Allah SWT. Syaikh as-Sa’di

menjelaskan kandungan ayat ini, “Maknanya adalah: Kami

mengkhususkan ibadah dan isti’anah hanya untuk-Mu…”

Inilah hakikat ajaran Islam yaitu mempersembahkan segala

bentuk ibadah kepada Allah semata. Karena tujuan itulah Allah

menciptakan jin dan manusia. Untuk mendakwahkan itulah

Allah mengutus para nabi dan rasul kepada umat manusia.

Dengan ibadah yang ikhlas itulah seorang hamba akan bisa

menjadi sosok yang bertakwa dan mulia di sisi-Nya.

5. Kewajiban untuk bertawakal kepada-Nya

Hal ini terkandung di dalam potongan ayat ‘wa iyyaka

nasta’in’. Karena kita meyakini bahwa tidak ada yang

menguasai kemanfaatan dan kemadharatan kecuali Allah, tidak

ada yang mengatur segala sesuatu kecuali Dia, maka

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

65

semestinya kita pun bergantung dan berharap hanya kepada-

Nya. Kita tidak boleh meminta pertolongan dalam perkara-

perkara yang hanya dikuasai oleh Allah kepada selain-Nya.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

66

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Trans TV

1. Sejarah Berdirinya PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)

Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV merupakan sebuah

stasiun televisi swasta Indonesia yang dimiliki oleh TRANS CORP dan

dimiliki oleh CT CORP. Trans TV mulai mengudara secara resmi pada 15

Desember 2001 setelah dinyatakan lulus dari uji kelayakan yang dilakukan

tim antar departemen pemerintah pada Oktober 1998. Trans TV

merupakan stasiun televisi swasta ke-8 yang memperoleh ijin mengudara

secara nasional di Indonesia. TRANS TV bersama TRANS7 dan

Detikcom di bawah payung TRANSMEDIA, diharapkan dapat menjadi

televisi terdepan di Indonesia, dengan program-program in-house

production yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif. Format acara

siaran televisi ini sama pada umumnya siaran televisi swasta, yakni

dengan format produksi yang bervariasi seperti news, infotainment, film,

dan drama.

Trans TV mulai mengudara secara teknik pada Oktober 2001 di

wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama

beberapa jam perhari. Program yang disiarkan Trans TV bertajuk Trans

Tune-in yang dikemas dengan gaya radio, yaitu dua pembawa acara

menyuguhkan rangkaian video klip serta membawakan kuis interaktif

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

67

guna memikat calon penonton dan memperkenalkan Trans TV pada

masyarakat. Kemudian pada Desember 2001 Trans Tune-in berganti nama

menjadi Transvaganza, seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans TV.

Pada dasarnya siaran Trans TV menganut konsep general

entertainment, sehingga permirsa bisa menikmati berbagai tayangan

hiburan drama maupun nondrama, serta tayangan berita. Pada tahun

pertama berdirinya Trans TV, 50% tayangan Trans TV berasal dari produk

lokal dan 50% berasal dari luar negeri. Kemudian, pada tahun kedua

proporsi produk lokal bertambah menjadi 70% dan sisanya merupakan

produk luar negeri. Dan di akhir 2005, Trans TV telah memperkuat semua

lini dengan produk in house. Menurut catatan, 67% acara TV merupakan

produk in house.

2. Visi, Misi dan Tujuan Trans TV

a. Visi

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun Asia Tenggara,

memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan

program-program berkualitas berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral

budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta

kecerdasan masyarakat.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

68

b. Misi

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta

mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-

nilai demokrasi.

c. Tujuan

Trans TV adalah semangat yaitu semangat untuk melakukan

transformasi secara institusi dan secara ideologi. Ideologi Trans TV adalah

meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang

hendak di transform ialah bangsa yang besarm bangsa yang complex

permasalahannya, diperlukan institusi yang kokoh, berkemampuan tinggi

dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. Oleh karena itu,

institusi Trans TV dijalankan oleh orang-orang muda yang cerdas,

berdisiplin tinggu dan bersemangat. Di ikat oleh budaya goog corporate

governance, kreatif, inovatif, dan kerja keras.

d. Slogan “Milik Kita Bersama”

Menurut Ishadi SK yang merupakan Komisaris Trans TV, slogan

yang baik adalah yang mudah diingat dan menyentuh. Sasaran kehadiran

slogan pun dibagi menjadi dua, yang pertama membuat image yang kuat

dan melekat dihati penonton. Yang kedua, Trans TV akan banyak

mengadakan off-air di Jakarta, Surabaya. Dalam off-air pun akan

dilengkapi dengan slogan Trans TV “Milik Kita Bersama.” Slogan Trans

TV menyesuaikan dengan sasaran penonton. Menurut management, target

pasarnya merupakan kelas ekonomi menengah ke atas. Arti dari slogan

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

69

“Milik Kita Bersama” yaitu produk Trans TV merupakan milik bersama

para penontonnya.

3. Logo Trans TV

Gambar 1 Logo Trans TV

Logo yang dimiliki Trans TV mengalami perubahan, seperti yang

kita liat saat ini. Jika logo trans TV sebelumnya berbentuk ‘Berlian’ yang

menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan

kehidupan serta adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia

sebagai simbol pantulan kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia.

Tipe huruf yang digunakan ialah serif, mencerminkan karakter abadi dan

klasik, namun akrab serta mudah dikenali. Berikut ini merupakan logo

Trans TV sebelumnya.

Pada 15 Desember 2013 TRANSMEDIA me-launching logo baru

bersamaan dengan ulang tahun TRANSMEDIA yang ke-12. Logo Trans

TV dengan simbol “Diamond A” ditengah kata TRANS TV merefleksikan

kekuatan dan semangay baru yang diharapkan dapat memberikan inspirasi

bagi semua orang yang ada di dalamnya, agar dapat menghasilkan sebuah

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

70

karya yang gemilang, dan memiliki keunikan tersendiri, serta memiliki

jiwa kepemimpinan yang kuat

Makna warna dari logo Trans TV yang dipadukan dengan

campuran warna kuning, hijau, biru, dan ungu dengan maksud untuk me-

refresh logo lama yang hanya didominasi warna biru. Nilai-nilai yang

terkandung di dalam logo Trans TV berupa gambaran kekuatan,

keabadian, kebaruan, kemewahan dan kreatifitas yang tercermin dalam

program baru yang lebih fenomenal untuk menghibur dan memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai khalayak penontonnya. Perubahan pada

logo Trans TV sebagai corporate identity masih mempertahankan bentuk

berlian, namun visualisasinya berubah dari fokus terhadap bentuk menjadi

lebih tertuju pada esensi berupa warna dan kilauan berlian yang

merepresentasikan keragaman karakter maupun program Trans TV sesuai

dengan keberagaman yang ada di Indonesia.1 Beriku ini merupakan logo

baru Trans TV.

Setiap warna memiliki makna dan filosofinya, dimana warna

kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan

hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat

Indonesia. Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang

hijau, subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa. Warna biru

melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru serta menggambarkan

kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan memiliki

harapan tinggi. Dan rangkaian warna ungu yang menggambarkan

1 www.transtv.co.id, “TRANS TV – Milik Kita Bersama,” artikel diakses pada 27 Februari

2016 dari www.transtv.co.id

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

71

keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangasa Indonesia yang selalu

dipuja dan dihargai sepanjang masa. Semua rangkaian warna mengandung

makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol

yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk “A”, sehingga

bisa dipahami makna dari logo baru TRANSMEDIA ini menjadi tanda

yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai

keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa

mendatang.2

Gambar 2 Logo Trans TV

4. Struktur Organisasi Trans TV

1. Komisaris Utama : Chairul Tanjung

2. Komisaris : Chairul Tanjung

Ishadi S.K

3. Direktur Utama : Atiek Nur Wahyuni

4. Direktur FRM & Corporate Services : Warnedy

5. Direktur Sales & Marketing : Atiek Nur Wahyuni

6. Kepada Divisi Corporate Services : Latif Harnoko

7. Kepala Divisi News : Gatot Triyanto

8. Kepala Divisi Finance : Hannibal K. Pertama

2 www.transtv.co.id

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

72

9. Kepala Devisi Facilities Services : Latif Harnoko

10. Kepala Divisi Sales & Marketing : Arnie Yuliatiningsih

11. Kepala Divisi Promotion : Tedja Andarwan

12. Kepala Divisi Marketing PR : A. Hadiansyah Lubis

13. Kepala Divisi Production : Gina Mayangsari

Emil Syarif

14. Kepala Divisi Film, Drama & Sport : Emilka

B. Sejarah Singkat Program Berita Islami Masa Kini

1. Profil Program Berita Islami Masa Kini

Program Berita Islami Masa Kini atau biasa disingkat BERIMAN

merupakan program yang tayang di Trans TV pertama kali pada 9 Mei

2014 yang tayang setiap Senin sampai Jumat pukul 17.15 WIB yang

dibawakan oleh dua presenter secara bergantian, diantaranya Zaskia Adya

Mecca, Zeezee Shahab, Syahrul Gunawan, dan Teuku Wisnu.

Program acara “Berita Islami Masa Kini” dihadirkan sesuai dengan

nama program tersebut. Program ini menyajikan berbagai permasalah-

permasalahan Islam Modern yang terjadi saat ini dikupas tuntas dalam

program BERIMAN yang tentunya sangat memberikan manfaat bagi

masyarakat umum khususnya masyarakat Indonesia yang mayoritas

beragama Islam.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

73

2. Visi, Misi dan Tujuan Program Berita Islami Masa Kini

a. Visi

Menjadi televisi keluarga yang bernuansa religius dalam kemasan

acara yang berkualitas, edukatif, cerdas, dan menghibur serta menjadi

sumber inspirasi untuk hidup seimbang.

b. Misi

1) Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat melalui

tayangan yang berkualitas baik dari sisi konten acara maupun sisi

teknis (gambar dan suara).

2) Menyajikan berbagai program acara yang berorientasi pada perbaikan

akhlak dan moral bangsa, dengan tetap memperhatikan

keanekaragaman budaya, pendidikan, sosial, agama, ekomoni dan

teknologi, yang dimiliki dan atau dibutuhkan masyarakat Indonesia.

c. Tujuan

1) Menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap Al-

Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman generasi terbaik.

2) Membentengi akidah kaum muslimin dari hal-hal yang dapat

merusaknya.

3) Menyampaikan dakwah Islam dengan hikmah dan bijaksana serta tidak

menggurui.

4) Memberdayakan pengusaha-pengusah multimedia, rumah produksi,

rumah kreatif, industri kreatif, baik kecil maupun menengah untuk ikut

ambil bagian.

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

74

3. Struktur Organisasi Program Berita Islami Masa Kini

1. Kepada Divisi Produksi : Emil Syarif

2. Executive Producer : Zudaris Elfira

3. Associate Producer : Rini Tora

4. Creative : Novita Nita

Fadila

Refika Meina Twentiwana

Anantia Sentina

5. Production Assistant : Muhammad Meikhdem Itsna F.

Reynaldo Gautama

Surahma A. Muthi

Firmansyah

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

75

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Makna Pemahaman dalam Pengamalan surah Al-Fatihah

pada Program Berita Islami Masa Kini

Pada tanggal 1 September 2015 program acara Berita Islami Masa

Kini Trans TV mendapat kritikan dari netizen terkait pernyataan yang

dilontarkan oleh kedua presenter Teuku Wisnu dan Zaskia Mecca pada

episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah.”

Pernyataan yang diucapkan oleh kedua presenter tersebut yang secara

tidak langsung mengatakan bahwa mengirimkan surat Al-Fatihah untuk

orang yang sudah meninggal adalah perbuatan bid’ah karena Rasulullah

sendiri tidak pernah mengajarkannya. Di Indonesia mengirimkan surat Al-

Fatihah untuk orang sudah meninggal merupakan sebuah tradisi dan sudah

membudaya bagi sebagian masyarakat, wajar saja jika hal tersebut menjadi

sebuah perdebatan di masyarakat terkait dengan kesalahpahaman dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah.

Penulis menggunakan teori Semiotika Sosial milik Halliday

dengan konsep bahasanya yang mengatakan bahwa bahasa adalah

semiotika sosial yang berarti menafsirkan bahasa dalam konteks

sosiokultural. Dalam teorinya Halliday menekankan pada konteks sosial

yang memiliki tiga unsur yakni medan wacana (field of discourse), pelibat

wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of discourse).

Ketiga unsur tersebut digunakan untuk mengamati makna teks pada

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

76

episode 1 September 2015 “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat

Al-Fatihah” pada program acara Berita Islami Masa Kini Trans TV.

Tabel 4

Temuan data

No. Narasi Gambar

1. Apa yang salah dalam surat Al-

Fatihah. Mendengar lantunan

dari surat al-fatihah memang

selalu membuat hati kita

teringin dan juga merasa kecil

dihadapan Allah SWT,

meskipun kita sudah

menghafalnya di luar kepala

tapi tetap saja selalu membuat

kita merinding. Bagaimana

tidak surat Al-Fatihah

merupakan surat yang berada

di paling awal dalam Al-

Qur’an bahkan selalu dibaca

sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu.

Mengerjakan sholat pun jika

tidak membaca surat yang satu

ini maka sholat kita tidak sah,

karena itulah kita merasa

betapa pentingnya surat ini.

2. Pemirsa, lain surat maka lain

pula kesalahan dalam

mengamalkannya, seperti yang

terjadi pada surat Al-Fatihah.

Surat ini bukan lagi surat yang

asing, karena hampir setiap

muslim pasti sudah hafal

dengan surat ini, lalu apa yang

salah pada surat tersebut? Dan

inilah penjelasannya dari tim

Berita Islami Masa Kini

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

77

No. Narasi Gambar

3. Mengenai keistimewaan dari

surat al-fatihah memang sudah

tidak diragukan lagi

dibandingkan dengan surat-

surat lainnya. Selain itu ada

orang yang beranggapan

bahwa surat Al-Fatihah adalah

surat rukyah, mengapa? Karena

jika surat itu dibacakan ke

orang yang sedang sakit maka

InsyaAllah ia akan sembuh.

Sebagaimana kisah Rasulullah

SAW, ketika itu beliau

membacakan al-fatihah kepada

orang yang disengat, kemudian

beliau bersabda: “Tidakkah

engkau tau bahwa ia adalah

rukyah”.

4. Begitu bagus keutamaan dari

surat al-fatihah ini namun

sangat disayangkan, sebagian

orang salah dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah.

Dengan munculnya salah satu

keutamaannya tersebut, mereka

justru menciptakan hal-hal

yang baru dalam beberapa

kesempatan yang

mengatasnamakan surat Al-

Fatihah. Jika kita memahami,

sesungguhnya kita

diperintahkan untuk mengikuti

petunjuk Rasulullah SAW

sebagaimana beliau bersabda:

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

78

No. Narasi Gambar

5. “Siapa yang mengada-adakan

hal baru dalam urusan kami ini

(Islam) yang bukan darinya,

maka dia tertolak.” (HR. Al-

Bukhari dan Muslim). Ya,

itulah manusia jika ada sedikit

kesempatan yang berhubungan

dengan duniawi, maka lupa

urusan akhiratnya.

6. Dan tidak hanya itu, pemirsa

masih ada beberapa kesalahan

lain yang terjadi dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah.

Semakin banyak kesalahan

yang terjadi, tidak sadar kita

menjadi percaya bahwa hal

yang salah menjadi benar

adanya. Sehingga tak ayal jika

kita memberitahu yang benar,

justru malah disangka itu

hanya sebuah kebohongan

orang, supaya kita tidak

mengikuti lagi. Kesalahan

dalam mengamalkan surat al-

fatihah diantaranya yaitu:

7. Mengirimkan Al-Fatihah untuk

orang yang sudah tiada. Sering

kali jika ada sanak saudara

kita yang meninggal/diberikan

mimpi bertemu dengan

keluarga yang telah tiada

berarti itu pertanda mereka

minta dikirimi surat Al-

Fatihah, anggapan masyarakat

seperti itu kurang benar, karena

Rasulullah SAW sendiri tidak

pernah menganjurkan kita

untuk ibtida atau menciptakan

perkara ibadah baru.

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

79

No. Narasi Gambar

8. Rasulullah hanya

menganjurkan untuk

memohonkan ampun untuk

sang mayit, sebagaimana sabda

beliau: “Mintakan ampun

untuk saudaramu dan

mohonkan keteguhan untuknya

karena sekarang ia ditanya”

(HR. ABU DAWUD

SHAHIH).

9. Ketika akan melamar, sering

kita temukan ada orang yang

membacakan surat Al-Fatihah

dan percaya kalau itu

merupakan sebagian dari

proses lamaran, padahal

sebenarnya anggapan itu tidak

ada dan tidak benar, hadits dari

Rasulullah SAW pun tidak ada

yang menjelaskan mengenai

hal tersebut. Sesungguhnya

lamaran hanya merupakan

perjanjian atau kesepakatan

untuk melangsungkan akad

nikah, karena seorang wanita

masih jadi sebagai orang lain

sampai dilangsungkan akad

nikah, maka barulah wanita itu

menjadi istinya yang sah.

10. Menutup Sholat dan Do’a

dengan membawa surat Al-

Fatihah memang bukan sebuah

kesalahan, hanya saja

Rasulullah SAW dan para

sahabat tidak memberikan

contoh seperti itu. Sehingga

ada baiknya kalau memang

mau membaca surat Al-Fatihah

tidak perlu meneriakkannya

tetapi langsung saja dari pihak

masing-masing.

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

80

No. Narasi Gambar

11. Permirsa berita islami masa

kini, kesalahan yang terjadi

dalam mengamalkan di surat

Al-Fatihah terkadang ada yang

sudah menjadi kebiasaan dari

diri sebagian orang, namun

sebagai umat muslim tentunya

kita harus dapat memahami

kalau semua itu tidak benar,

karena Rasulullah SAW sendiri

tidak mengajarkannya kepada

umatnya, dan kita sebagai

hamba Allah SWT yang taat

sebaiknya menaati itu. Tapi

jika tetap ingin melakukannya

kita kembalikan lagi pada

niatnya, karena segala sesuatu

yang berhubungan antara Allah

dengan hambanya hanya Allah

Ta’ala yang berhak

mengetahuinya Wallahualam

bisawaf.

12. Zaskia Mecca: “Baik pemirsa,

ini bener-bener pembahasan

yang sangat penting dan

menarik buat saya, karena terus

terang saya baru tahu sekarang

kalau yang namanya Al-

Fatihah, saya sering banget

membacakan surat Al-Fatihah

untuk orang-orang yang sudah

meninggal biasanya habis

shalat tapi ternyata Rasulullah

tidak menjalankannya, nu.”

Teuku Wisnu: “Nah itu dia

poin yang paling penting

sebenarnya yang harus kita

tekankan adalah ada dua syarat

diterimanya amalan oleh Allah

Ta’ala. Yaitu yang pertama

ikhlas, dan yang kedua sesuai

dengan anjuran Rasulullah

SAW

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

81

No. Narasi Gambar

13. Teuku Wisnu: Nah ini dia

ketika ada yang menyampaikan

sesuatu kita harus tanya “dulu

ada dalilnya atau nggak begitu

ya?” Nah ini juga hak kita

sebagai para jamaah misalnya

berdiri di suatu majelis dengan

ustadz, ya ustadz kalau

membaca Al-Fatihah setelah

eh.. ada untuk mengirim untuk

orang yang meninggal ataupun

setelah shalat baca Fatihah dan

kita ada punya hak untuk

bertanya kepada ustadz, ustadz

afwan kira-kira ada dalilnya

begitu?”

Zaskia Mecca: Dalilnya apa.

14. Teuku Wisnu: Nah balik lagi

supaya kita menuntut ilmu, kan

menuntut ilmu wajib ya, dan

ini menjadikan kita sebagai

seorang muslim dan muslimah

yang semakin berilmu dan

bertaqwa kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala.”

Zaskia Mecca: “Betul sekali,

jangan sampai ketika

melakukan sesuatu dengan niat

yang baik tapi justru kita malah

melakukan bid’ah, itu kan

ngeri banget.”

1. Medan Wacana (Field of Discourse)

Surat Al-Fatihah merupakan surat pembuka di Al-Qur’an.

Semua umat Muslim tentu sudah menghafalnya diluar kepala, karena

surat ini merupakan rukun sholat yang setiap hari dibaca. Surat Al-

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

82

Fatihah memiliki makna yang cukup dalam jika membacanya dengan

penuh penghayatan. Bahkan surat ini selalu dibaca ketika sebelum

maupun sesudah melakukan sesuatu. Pada tanggal 1 september 2015

tayangan program BERIMAN menjelaskan tentang adanya beberapa

kesalahan dalam mengamalkan Al-Fatihah. Tercantum dalam tabel 4

narasi 1.

Keistimewaan yang dimiliki surat Al-Fatihah memang sudah

tidak diragukan lagi. Surat ini banyak memiliki keutamaan didalamnya

salah satunya ialah dijadikan sebagai surat rukyah, karena jika surat ini

dibacakan kepada orang sedang sakit, InsyaAllah akan sembuh. Hal ini

juga dikisahkan dari Rasulullah SAW. yang tercantum dalam tabel 4

narasi 3.

Medan wacana dalam program Berita Islami Masa Kini yakni

menggambarkan surat Al-Fatihah yang memiliki banyak keistimewaan

dan keutamaan, namun dari keistimewaan yang dimiliki surat Al-

Fatihah justru hal ini membuat sebagian masyarakat menciptakan hal-

hal baru bahkan ibadah baru yang Rasulullah sendiri tidak pernah

mengajarkannya. Hal ini disampaikan program BERIMAN disertain

dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim yaitu

“Siapa yang mengada-adakan hal baru dalam urusan kami ini (Islam)

yang bukan darinya, maka dia tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan

Muslim). Seperti kutipan pada narasi 4 dan 5 pada tabel 4.

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

83

Masih ada beberapa kesalahan lain yang dijelaskan dalam

program BERIMAN. Banyaknya kesalahan-kesalahan dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah, hal ini dapat menjadikan kita percaya

bahwa salah menjadi benar dan begitu pun sebaliknya. Sehingga kita

mudah percaya dengan apa yang dikatakan orang, padahal itu belum

tentu benar.

Kemudian disampaikan juga dalam program BERIMAN bahwa

dalam mengamalkan surat Al-Fatihah ada beberapa kesalahpahaman

yang selama ini dilakukan oleh sebagian masyarakat, salah satunya

ialah mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah

meninggal dunia. Sebagian masyarakat percaya bahwa jika bermimpi

bertemu dengan keluarga atau orang terdekat yang sudah meninggal

dunia, maka mimpi itu memiliki arti bahwa mereka meminta untuk

dikirimkan bacaan surat Al-Fatihah. Program BERIMAN

menyampaikan bahwa mimpi bertemu dengan orang yang sudah

meninggal dunia sama sekali tidak ada hubungannya dengan

mengirimkan surat Al-Fatihah.1

Selain kesalahpahaman mengirimkan surat Al-Fatihah untuk

orang yang sudah meninggal dunia , ada beberapa kesalahpahaman

lain yang disampaikan dalam program BERIMAN, diantaranya surat

Al-Fatihah sengaja dijadikan sebuah bagian dari lamaran, dan menutup

sholat dan do’a-do’a dengan meneriakkan “Al-Fatihah.”

1 Narasi Teks pada tabel 4 point 7, h. 78.

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

84

Membacakan surat Al-Fatihah ketika lamaran memang sudah

menjadi tradisi masyarakat, mereka percaya bahwa hal tersebut

merupakan bagian dari proses lamaran. Namun, hal tersebut tidak

benar dan memang tidak ada proses membacakan surat Al-Fatihah

ketika lamaran, program BERIMAN menyampaikan hal tersebut karena

menurutnya tidak ada hadits Rasulullah yang menjelaskan seperti itu.2

Selain sebagai bagian dari lamaran, kesalahpahaman surat Al-

Fatihah yang lain dijelaskan dalam program BERIMAN yakni menutup

sholat dan doa dengan membawakan surat Al-Fatihah dengan

meneriakkan “Al-Fatihah”, memang hal tersebut bukanlah kesalahan,

namun Rasulullah dan para sahabat tidak pernah mengajarkan seperti

yang kebanyakan masyarakat lakukan dengan meneriakkan “Al-

Fatihah.”3

Dalam pernyataan Zaskia Mecca, ia mengatakan bahwa

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

dunia memang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, dan Zaskia baru

mengetahui hal tersebut setelah pembahasan tentang kesalahpahaman

dalam mengamalkan surat Al-Fatihah dalam program BERIMAN.

Seperti yang tercantum pada tabel 4 narasi 12.

Ada dua syarat amalan yang diterima oleh Allah ta’ala yaitu

ikhlas dan sesuai anjuran Rasulullah SAW. Ketika ada orang yang

menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan hukum islam atau

ibadah, sebaiknya dalil yang digunakan perlu dipertanyakan sehingga

2 Narasi Teks pada tabel 4 point 9, h. 79.

3 Narasi Teks pada tabel 4 point 10 , h. 79.

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

85

tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukannya. Seperti perkataan

Teuku Wisnu pada narasi 12 dan 13 pada tabel 4.

Seperti yang dikatakan oleh Teuku Wisnu, sebagai jamaah di

sebuah majelis, ada baiknya jika kita mempertanyakan dalil-dalil apa

saja yang digunakan oleh ustadz sebagai sumber dakwahnya, apakah

dalil tersebut shahih atau tidak, karena pengunaan dalil yang salah atau

kurangnya referensi dalam berdakwah akan menyebabkan perbedaan

pemahaman di masyarakat. Sebagai seorang muslim dan muslimah

menuntut itu wajib dalam Islam, semakin bertambah ilmu yang kita

dapat menjadikan kita semakin bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan

demikian, janganlah sampai kita melakukan ibadah dengan niat yang

baik justru melakukan bid’ah yang Rasulullah tidak pernah

mengajarkannya. Seperti pernyataan Zaskia Mecca dalam program

BERIMAN yang secara tidak langsung mengatakan mengirimkan surat

Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal adalah perbutaan

bid’ah.4

Dalam menentukan tema yang terlibat ialah produser dan

kreatif, program BERIMAN banyak terinspirasi dari judul-judul buku

dan permasalah-permasalahan yang dekat dengan masyarakat

kemudian dikaitan dengan hukum Islam atau hal-hal yang belum

banyak diketahui oleh orang banyak. Ada pertimbangan-pertimbangan

terlebih dahulu sebelum mengangkat tema jika tema tersebut beresiko

dan dapat menimbulkan pertentangan atau bertentangan dengan

4 Narasi Teks pada tabel 4 point 13 dan 14, h. 81.

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

86

budaya yang ada. Terkait tema tentang “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan surat Al-Fatihah”, tema ini diberikan oleh kreatif

program BERIMAN yang kebetulan menganut paham Muhammadiyah,

ketika itu kreatif program BERIMAN mengatakan bahwa “mba, Al-

Fatihah itu haram, karena Nabi tidak pernah mengajarkannya”.5

Dengan demikian medan wacana yang terdapat dalam program

acara Berita Islami Masa Kini episode “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan surat Al-Fatihah” ialah mengirimkan surat Al-Fatihah

untuk orang yang sudah meninggal dunia, surat Al-Fatihah sengaja

dijadiakan sebagai bagian dari proses lamaran, dan menutup sholat dan

doa-doan dengan meneriakkan “Al-Fatihah”.

2. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse)

Pelibat wacana dalam pembahasan kesalahpahaman dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah pada program BERIMAN terdapat dua

hadits yang dicantumkan yakni hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim,

dan hadits riwayat Abu Dawud shahih.6

Adapun hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim

berbunyi.

“Jika kita memahami, sesungguhnya kita diperintahkan untuk

mengikuti petunjuk Rasulullah SAW sebagaimana beliau

bersabda: “Siapa yang mengada-adakan hal baru dalam urusan

kami ini (Islam) yang bukan darinya, maka dia tertolak.” (HR.

Al-Bukhari dan Muslim).”7

5 Wawancara Pribadi dengan Rini Tora (Produser Program BERIMAN), Jakarta, 13 April

2016. 6 Narasi Teks pada tabel 4 point 5 dan 8, h. 78-79..

7 Narasi Teks pada tabel 4 point 5, h. 78.

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

87

Kemudian hadits yang diriwayatkan Abu Dawud shahih,

tercantum dalam tabel 4 narasi 8.

“Rasulullah hanya menganjurkan untuk memohonkan ampun

untuk sang mayit, sebagaimana sabda beliau: “Mintakan

ampun untuk saudaramu dan mohonkan keteguhan untuknya

karena sekarang ia ditanya” (HR. ABU DAWUD SHAHIH).”8

Konsultan yang digunakan program BERIMAN terkait tema

“Kesalahpahaman dalam mengamalkan surat Al-Fatihah” ialah

Muhammad Nuh dari MUI, Halimah Alaydrus, dan Badrusalam.

Ketiga narasumber tersebut merupakan konsultan yang sering

digunakan oleh program BERIMAN. Melalui wawancara yang

dilakukan penulis, program BERIMAN menggunakan ketiga

narasumber tersebut dengan alasan mereka lebih banyak mengerti

hadits dan fiqih. Dalam hal ini ustadz yang digunakan hanya sebagai

konsultan program BERIMAN hanya untuk berkonsultasi apakah hadits

yang akan digunakan shahih, lemah, atau palsu dan hadits tersebut

akan dijelaskan dalam tayangan program BERIMAN.9

Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh DEA atau yang lebih dikenal

Mohammad Nuh. Beliau lahir pada 17 Juni 1959 di Surabaya, Jawa

Timur. Gelar S1 didapat dari Institusi Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS) pada tahun 1983, sedangkan gelar S2 dan S3 diraihnya dari

Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis.

8 Narasi Teks pada tabel 4 point 8, h. 79.

9 Wawancara Pribadi dengan Rini Tora (Produser Program BERIMAN), Jakarta, 13 April

2016.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

88

Beliau juga dianugrahi sebagai guru besar bidang Ilmu Digital System

pada tahun 2004.10

Mohammad Nuh pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan

Nasional Indonesia pada periode 2009-2014, sebelumnya ia menjabat

sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika pada tahun 2007-2009.

Sebelum menjadi menteri beliau menjabat sebagai Rektor Institusi

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada periode 2003-2007

dan pada tahun 1997-2003 beliau menjadi direktur Politeknik Negeri

Surabaya ITS. Mohammad Nuh juga pernah menjabat sebagai ketua

Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur, pengurus

PCNU Surabaya, sekretaris Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya,

nggota pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta ketua

Yayasan Pendidikan Al-Islah Surabaya. Mohammad Nuh dikenal

sebagai seorang kyai, beliau sering memberi ceramah dan khutbah

jumat di berbagai masjid di Surabaya dan dikenal sebagai seorang

Ulama.

Kemudian, Abu Yahya Badrussalam yang dijadikan sebagai

narasumber oleh program BERIMAN. Beliau lahir pada 27 April 1976

di desa Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor. Gelar S1 beliau dapatkan

dari Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia Fakultas Hadits pada

tahun 2001. Beliau sering menulis buku, salah satunya ialah

“Keindahan Islam dan Perusaknya,” dan tulisannya juga dimuat di

beberapa majalah dan website islami. Dalam tulisannya di salah satu

10

www.tokohindonesia.com, “Biografi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” artikel

diakses pada 4 Mei 2016 dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-

ensiklopedi/1696-menteri-pendidikan-dan-kebudayaan

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

89

website dikatakan bahwa dalam Rasulullah SAW. tidak pernah

mengajarkan untuk berdoa dan menghadiahkan bacaan Al-Qu’ran

untuk mayit, tidak surat Yasin maupun surat-surat lainnya. Jika itu

baik tentu beliau akan mengajarkannya kepada Aisyah.11

Sedangkan, ustadzah Halimah Alaydrus merupakan wanita

kelahiran Indramayu, Jawa Barat 30 tahun silam. Sejak kecil ustadzah

Halimah sudah mempelajari ilmu agama di beberapa pesantren

daripada menyelesaikan pendidikan formalnya. Pesantren pertama

beliau menuntut ilmu ialah Darullughah wadda’wah di Bangil,

Pasuruan Jawa Timur dan pendidikan terakhir yang beliau tempuh di

DaruzZahro Tarim-Hadhramaut Yaman, selain sebagai pelajar, beliau

dipercayai untuk mengajar juga. Beliau aktif dan sibuk mengajar di

berbagai Majlis Ta’lim di Jakarta dan sekitarnya, selain itu ia juga

melakukan rihlah da’wah dan ilmiah di berbagai provinsi di Indonesia,

Singapura, Malaysia dan Oman. “Bidadari Bumi” merupakan buku

pertama yang beliau tulis ditengah kesibukannya mengajar dan

berda’wah.

Adapun pelibat wacana dalam program acara Berita Islami

Masa Kini yaitu Mohammad Nuh, Ustadz Badrussalam, dan ustadzah

Halimah Alaydrus. Ketiga pelibat wacana tersebut merupakan

konsultan program BERIMAN dalam memperoleh materi terkait

dengan episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-

Fatihah”. Alasan program BERIMAN menggunakan ketiga

11

cintasunnah.com, “Menyikapi Kuburan” artikel diakses pada 4 Mei 2016 dari

http://cintasunnah.com/2013/03/13/menyikapi-kuburan/

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

90

narasumber tersebut yaitu ilmu agama yang mereka miliki cukup

dalam dan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3. Sarana Wacana (Mode of Discourse)

Sarana wacana pada informasi yang disampaikan dalam

program BERIMAN mengandung majas Personifikasi yang terdapat

pada kalimat “mendengar lantunan dari surat Al-Fatihah”12

yaitu

gaya bahasa penginsanan yang melukiskan benda mati seolah-olah

hidup seperti benda bernyawa. Kemudian dalam kalimat “memang

selalu membuat hati kita teringin dan juga merasa kecil dihadapan

Allah SWT.” 13

juga terkandung majas Personifikasi.

“tetap saja selalu membuat hati kita merinding” 14

mengandung

majas Perifrasisi yaitu gaya bahasa yang menggunakan sepatah kata

untuk mengganti serangkaian kata yang sama artinya dengan kata yang

menggantikan itu.15

Kemudian pada kata “hati kita merinding”

merupakan majas Personifikasi merupakan gaya bahasa penginsanan

yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup seperti benda

bernyawa. Kata “sebelum dan sesudah” mengandung majas Antitesis

yaitu gaya bahasa yang menggunakan sepasang kata yang berlawanan

12

Narasi Teks pada tabel 4 point 1, h. 76. 13

Narasi Teks pada tabel 4 point 1, h. 76. 14

Narasi Teks pada tabel 4 point 1, h. 76. 15

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Araska, 2015), h.

209.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

91

maknanya.16

Program BERIMAN menyampaikan bahwa surat Al-

Fatihah selalu dibaca ketika melakukan sesuatu.17

Kata “sebagian orang salah dalam mengamalkan surat Al-

Fatihah” mengandung majas Disfemisme yaitu gaya bahasa yang

dibuat dengan konotasi negatif. Kata “salah” dapat diganti dengan kata

“keliru”. Sebab kata “salah” mengandung makna negatif, sedangkan

“keliru” mengandung makna positif dan tidak menghakimi. Majas

Perifrasisi juga terkandung pada kalimat “dengan munculnya salah

satu keutamannya tersebut” yaitu pengganti ungkapan panjang untuk

pengganti pengungkapan yang lebih panjang. 18

Majas yang terkandung pada kalimat “berhubungan dengan

duniawi, maka lupa urusan akhiratnya” merupakan majas Antitesis

yang artinya berlawanan atau mempertentangkan kata-kata yang

maknanya berlawanan, seperti “duniawi-akhirat”. 19

Adapun majas yang terkandung dalam kalimat “ masih ada

beberapa kesalahan yang terjadi dalam mengamalkan surat Al-

Fatihah” ialah majas Perifrasis yaitu penggunaan kata-kata lebih

banyak daripada yang dibutuhkan. Kata yang digaris bawahi termasuk

pemborosan kata, kata tersebut bisa saja dihilangkan tanpa merubah

makna sebenarnya. Kemudian pada kalimat “hal yang salah menjadi

benar adanya” dalam kalimat tersebut terkandung majas antitesis

16

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Araska, 2015), h.

204 17

Narasi Teks pada tabel 4 point 1, h. 76. 18

Narasi Teks pada tabel 4 point 4, h. 77. 19

Narasi Teks pada tabel 4 point 5, h. 78.

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

92

yakni pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang saling

berlawanan.20

“untuk orang yang sudah tiada” kalimat ini mengandung majas

eufesmisme yakni gaya bahasa yang menggunakan ungkapan lebih

halus sebagai pengganti ungkapan kasar. “orang yang sudah tiada”

diartikan “mati” atau “meninggal”, namun program BERIMAN

menggunakan kata “orang yang sudah tiada” yang terkesan lebih halus.

Kalimat yang digarisbawahi mengandung majas Antisipasi “Sering

kali jika ada sanak saudara kita yang meninggal atau diberikan

mimpi bertemu dengan keluarga yang telah tiada berarti itu pertanda

mereka minta dikirimi surat al-fatihah.” Yaitu gaya bahasa yang

menggunakan sebuah kata sebagai pengganti pelaku atau objek

tindakan sebelum objek sebenarnya diperkenalkan kepada pembaca.

Pada kalimat “memohonkan ampun untuk sang mayit” terdapat majas

eufesmisme penggunaan gaya bahasa secara halus.21

“Kalau itu merupakan sebagian dari proses lamaran” kata

yang digaris bawahi mengandung majas Perifrasis yaitu menggunakan

kata-kata lebih banyak daripada yang dibutuhnya, padahal sebuah kata

saja sudah cukup untuk memperjelas kalimat. Kemudian yang terdapat

pada kalimat “tidak ada dan tidak benar” mengandung majas

Antanaklasis yakni gaya bahasa yang mengandung pengulangan kata

yang sama dengan makna yang berbeda.22

20

Narasi Teks pada tabel 4 point 6, h. 78. 21

Narasi Teks pada tabel 4 point 7, h. 78. 22

Narasi Teks pada tabel 4 point 9, h. 79.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

93

Pernyataan Teuku Wisnu yaitu “Poin yang paling penting

sebenarnya yang harus kita benarkan adalah ada dua syarat

diterimanya amalan oleh Allah Ta’ala.”23

Kalimat tersebut

mengandung majas Antisipasi yaitu gaya bahasa yang menggunakan

sebuah (beberapa) kata sebagai pengganti pelaku atau objek tindakan

sebelum pelaku atau objek sebenarnya diperkenalkan kepada

pembaca.24

Majas yang terkandung dalam pernyataan Zaskia Mecca “Betul

sekali, jangan sampai ketika melakukan sesuatu dengan niat yang baik

tapi justru kita malah melakukan bid’ah, itu kan ngeri banget.”25

merupakan majas Klimaks yakni gaya bahasa yang berupa susunan

ungkapan yang makin lama mengandung penekanan.26

Dengan demikian dalam penggunaan bahasa dalam program

acara Berita Islami Masa Kini di Trans TV, program tersebut banyak

menggunakan majas-majas, diantaranya majas personifikasi, majas

antisipasi, majas antithesis, majas perifrasis, dan majas klimaks. Dalam

menjelaskan tentang kesalahan dalam mengamalkan surat Al-Fatihah,

program BERIMAN menggunakan beberapa cerita yang sudah

berkembang di masyarakat, sehingga hal tersebut mudah untuk

dipahami oleh masyarakat.

23

Narasi Teks pada tabel 4 point 12, h. 80. 24

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia, h. 202. 25

Narasi Teks pada tabel 4 point 14, h. 80. 26

Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia, h. 252.

Page 104: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

94

B. Makna Pemahaman dalam Pengamalan Surat Al-Fatihah dalam

Program Berita Islami Masa Kini Trans TV

Semiotika Sosial dapat dikatakan sebagai penggunaan bahasa oleh

seseorang atau kelompok dapat mengubah pemahaman terhadap suatu

kebudayaan atau kebiasaan yang telah dipercayai dalam sebuah

masyarakat. Sebagian masyarakat muslim khususnya di Indonesia

mempunyai kebiasaan untuk mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang

yang sudah meninggal, kebiasaan ini biasanya dilakukan pada saat ziarah

kubur maupun pada saat selesai sholat. Masyarakat percaya bahwa

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

pahalanya akan sampai pada mayit. Bahkan kebiasaan ini sudah menjadi

budaya bagi sebagian masyarakat muslim Indonesia.

Namun ada beberapa perbedaan pandangan terkait dengan

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dan

sampai saat ini masih menjadi perdebatan dikalangan para ulama mazhab.

Adanya perbedaan pendapat dikalangan para ulama mazhab yaitu dalil

yang digunakan serta pemahaman tentang dalil yang dipergunakan

berbeda-beda. Adapun pendapat para ulama yang membolehkan

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

mengatakan bahwa mengirimkan pahala kepada seorang muslim yang

telah meninggal dunia boleh secara mutlak dan pahalanya akan bermanfaat

bagi orang yang telah meninggal. Sedangkan para ulama yang menolak

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

pahalanya tidak akan sampai mengatakan bahwa tidak sampai kepada

Page 105: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

95

mayit kecuali apa yang diterangkan oleh dalil tentang pengesahan untuk

memberikan pahala amalan kepada mayit.

Pendapat yang membolehkan mengirimkan pahala bagi mayat ialah

Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan sebagian sahabat Imam Asy-

Syafi’i.27

Dalil yang dipergunakan ialah ayat Al-Qur’an dan hadits amalan

yang bermanfaat bagi mayit, yang terdapat dalam QS. Al-Hasyr ayat 10

dan hadits riwayat Muslim.28

Sedangkan pendapat yang menolak ialah

Imam Malik dan Imam Syafi’i. Dalil yang digunakan kedua kelompok

tersebut pada dasarnya sama, hanya pada kelompok kedua mengkhususkan

amalan-amalan yang sampai sebatas yang disebutkan oleh dalil saja,

diantaranya yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 286, QS. An-Najm

ayat 38-39, QS. Fushshilat ayat 46, QS. Al-Isra’ ayat 15 dan hadits riwayat

Muslim no. 1631.29

Mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan para ulama. Sebab

perbedaan pemahaman ini juga berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-

Sunnah, sehingga hal ini tidak dapat dikatakan mana pendapat yang benar

dan pendapat yang salah. Program Berita Islami Masa Kini merupakan

salah satu program religi yang mengangkat tema-tema seputar akidah,

hukum Islam serta permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

Islam yang berkembang di masyarakat.

27

Alfi Syukri, “Amalan Menghadiahkan Pahala Kepada Mayit Dalam Perspektif Fiqh

Muqaran,” h. 73. 28

Alfi Syukri, “Amalan Menghadiahkan Pahala Kepada Mayit Dalam Perspektif Fiqh

Muqaran,” h. 73. 29

Alfi Syukri, “Amalan Menghadiahkan Pahala Kepada Mayit Dalam Perspektif Fiqh

Muqaran,” h. 81-82.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

96

Pada tanggal 1 September 2015 program BERIMAN mengangat

tema tentang “Kesalahpahaman dalam mengamalkan surat Al-Fatihah”.

Dalam program tersebut membahas tentang beberapa surat yang terjadi

penyimpangan dalam mengamalkannya, salah satunya ialah surat Al-

Fatihah. Mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal

memang merupakan tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun

hal ini tidak benar, karena Rasulullah SAW. sendiri tidak pernah

mengajarkan hal tersebut, hal tersebut disampaikan dalam tayangan

program Berita Islami Masa Kini. Episode “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan surat Al-Fatihah” merupakan tema yang diusulkan oleh

kreatif program BERIMAN. Berdasarkan hasil wawancara penulis, tema

tersebut diangkat karena kreatif program BERIMAN mengatakan bahwa

“mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal itu

haram, karena Nabi tidak pernah mengajarkannya.”30

Namun, untuk

menghindari timbulnya kontroversi terkait tema tersebut, program

BERIMAN hanya mengatakan bahwa Nabi tidak pernah mengajarkan

orang untuk membaca Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal.

Akan tetapi, justru tema tentang “Kesalahpahaman dalam mengamalkan

surat Al-Fatihah” mendapat surat teguran dari Komisi Penyiaran

Indonesia (KPI) dan kritikan dari masyarakat, karena adanya pernyataan

dari presenter Teuku Wisnu dan Zaskia Mecca yang secara tidak langsung

mengatakan bahwa mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah

meninggal merupakan perbuatan bid’ah. Walaupun tidak dikatakan secara

30

Wawancara Pribadi dengan Rini Tora (Produser Program BERIMAN), Jakarta, 13 April

2016.

Page 107: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

97

langsung, namun hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman

dimasyarakat, karena adanya perbedaan pandangan dan pemahaman dalam

Islam.

Berdasarkan tayangan program BERIMAN dapat diketahui bahwa

dalam memaknai surat Al-Fatihah, program BERIMAN cenderung

menolak atau tidak mendukung tradisi untuk mengirimkan surat Al-

Fatihah untuk orang yang sudah meninggal. Hal tersebut disampaikan

program BERIMAN juga berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan

oleh Al-Bukhari dan Muslim, dan hadits riwayat Abu Dawud Shahih serta

berkonsultasi dengan beberapa ustadz yang menjadi konsultan program

BERIMAN.

Kemudian, dalam penggunaan bahasa oleh program BERIMAN dan

kedua presenter Zaskia Mecca dan Teuku Wisnu terdapat beberapa kalimat

yang dapat menimbulkan perbedaan persepsi di masyarakat sehingga hal

ini dapat mengubah pemahaman seseorang atau masyarakat terhadap suatu

kebudayaan atau kebiasaan yang telah dipercayai dalam lingkungan

masyarakat. Bahkan dapat merubah pandangan masyarakat terhadap

program BERIMAN tentang benar atau tidaknya hukum Islam yang

disampaikan oleh program BERIMAN.

Dengan demikian, dalam Islam terdapat beberapa perbedaan

padangan dalam memahami suatu persoalan yang berhubungan dengan

hukum Islam. Terutama jika berhubungan dengan tradisi atau kebudayaan

yang sudah menjadi kebiasaan di sebagian masyarakat. Hal ini bukan

berarti akan memecah belah Islam, namun justru perbedaan tersebutlah

Page 108: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

98

yang akan memperkuat persaudaraan Islam, selama tidak keluar dari

syariat agama Islam dan tidak menyekutukan Allah SWT.

Page 109: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penulis tentang tema “Kesalahpahaman

dalam Mengamalkan Surat Al-Fatihah” pada Program BERIMAN dapat

ditarik kesimpulan berdasarkan analisis semiotika sosial yang terdiri dari

1. Medan wacana, ialah permasalahan tentang kesalahpahaman dalam

mengamalkan surat Al-Fatihah yaitu mengirimkan surat Al-Fatihah

untuk orang yang sudah meninggal, surat Al-Fatihah sengaja

dijadikan sebagai bagian dari lamaran, dan menutup sholat dan

do’a dengan meneriakkan “Al-Fatihah.”

2. Pelibat wacana, ialah Mohammad Nuh, ustadz Badrusalam dan

ustadzah Halimah Alaydrus dan mencantumkan hadits yaitu hadits

riwayat Al-Bukhari dan Muslim, dan hadits riwayat Abu Dawud

Shahih.

3. Sarana wacana yang terdapat pada program BERIMAN dalam

penggunaan bahasa banyak mengandung majas diantaranya majas

Personifikasi, Perifrasis, Antitesis, Disfemisme, Eufesmisme,

Antisipasi, Antanaklasis, dan majas Klimaks.

Program BERIMAN dalam memaknai pengamalan surat Al-Fatihah

pada episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-Fatihah”

yakni tidak dianjurkan bagi umat muslim untuk mengirimkan surat Al-

Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dunia, hal tersebut dipertegas

Page 110: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

100

oleh program BERIMAN dengan disertai hadits yang dikaitkan hukum

mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dunia.

Dari tanyangan tersebut terlihat adanya pemahaman yang berbeda antara

program BERIMAN dengan kebiasaan sebagian masyarakat muslim di

Indonesia yakni tradisi mengirimkan surat Al-Fatihah untuk orang yang

sudah meninggal dunia. Kemudian surat Al-Fatihah sengaja dijadikan

sebagai bagian dari proses lamaran, dalam hal ini program BERIMAN

menjelaskan bahwa dalam proses lamaran tidak ada pembacaan surat Al-

Fatihah. Serta menutup sholat dan do’a dengan meneriakkan “Al-Fatihah”,

hal ini memang bukan merupakan sebuah kesalahan, namun program

BERIMAN menjelaskan bahwa hal tersebut tidak pernah diajarkan oleh

Rasulullah SAW. dan para sahabat.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran bagi

program BERIMAN terkait pengangkatan tema tentang akidah dan hukum

Islam terutama tema-tema yang masih menjadi perdebatan di kalangan

para ulama yang hukumnya belum jelas, apakah itu bid’ah atau tidak,

karena hal tersebut dapat menimbulkan kritikan dari masyarakat terhadap

program BERIMAN. Hal ini akan berdampak bagi citra program

BERIMAN di mata pemirsa. Pertama, agar pemirsa juga tahu bahwa dalam

memahami suatu persoalan tentang hukum Islam terutama yang berkaitan

dengan bid’ah tidak terjadi kesalahpahaman, karena dalam konsep bid’ah

terdapat keberagaman di dalamnya. Dalam hal ini tim program BERIMAN

Page 111: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

101

juga harus tahu bahwa dalam pengertian bid’ah terdapat keberagaman,

sehingga tidak terjadi perbedaan pandangan dan kesalahpahaman. Adanya

perbedaan pandangan dalam persoalan memahami bid’ah, karena beberapa

faktor, yaitu adanya perbedaan dalam menqiyaskan suatu hukum yang

berkaitan dengan masalah ibadah, dan perbedaan penggunaan dalil hadits

yang digunakan oleh kedua kelompok yang berbeda pendapat.

Kemudian dalam tayangan program BERIMAN perlu diperjelas

sumber dan dalil yang digunakan serta konsultan yang berkompeten dalam

bidang ilmu agama, karena dari hasil analisis penulis dalam tanyangan

pada episode “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan surat Al-Fatihah”

masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyajian informasi terutama

untuk haditsnya yang perlu diperjelas dengan hadits-hadits lain yang

berkaitan dengan hukum tersebut. Penulis juga menyarankan agar setiap

tayangannya disajikan juga narasumber yang kompeten sesuai dengan

bidang keilmuannya serta dapat dipertanggunjawabkan, hal ini untuk

memperjelas hukum-hukum Islam yang sedang diangkat oleh program

BERIMAN, agar terhindar dari kesalahpahaman di masyarakat.

Sarana penulis bagi masyarakat ialah sebagai umat muslim yang

cerdas, ketika mengkonsumsi informasi dari media massa khususnya

televisi, sikap kritis dalam menyerap informasi sangat diperlukan sebelum

menjadikan informasi tersebut sebagai acuan, karena tanpa adanya sikap

kritis maka akan dengan mudahnya kita dipengaruhi oleh tayangan-

tayangan yang disajikan oleh televisi, sehingga kita dengan mudahnya

terprovokasi tanpa tahu kebenaran sesungguhnya.

Page 112: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

Tanggal wawancara : 13 April 2016

Bersama Produser Program Berita Islami Masa Kini Trans TV

Mba Rini Tora

Foto Setelah wawancara dengan Foto saat On Air di Studio 5

mba Rini Tora Trans TV

Foto Bersama Presenter Program Berita Islami Masa Kini

Alyssa Soebandono dan Zaskia Mecca

Page 113: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

Hasil Wawancara dengan Trans TV

Narasumber : Rini Tora

Jabatan : Produser Program Berita Islami Masa Kini Trans TV

Pewawancara : Wulantari

Tempat dan Waktu : Trans TV, 13 April 2016

1. Bagaimana penyajian informasi hukum Islam pada program Berita

Islami Masa Kini (BERIMAN)?

Cara penyajiannya ya.. kita sih ee.. maksudnya eee... tema yang kita ambil

atau apa ya maksudnya? Iya mungkin semuanya dari produksinya, dari

penentuan temanya, gitu. Kalau penentuan temanya sih kita nyari tema ee...

tema-tema yang dekat dengan masyarakat, yang lagi high di masyarakat juga

dikaitan dengan Islam, atau hal-hal baru yang orang banyak belum ketahui

kita sampaikan dan kita ee... didasarinya sih ee... sama hadits, hadits dan

sama ee.. ayat Qur’an tapi hadits disini juga kita, kita punya konsultan hadits

yang mengerti hadits itu palsu apa shahih apa nggak. Kalau misal haditsnya

gak shahih ee.. kita akan bilang ini haditsnya gak shahih gitu, atau nih

haditsnya lemah tapi banyak orang yang memakainya karena mungkin baik

atau apa, lebih pendekatannya lebih kesitu. Tapi sih intinya sih kita lebih

mengajarkan kepada masyarakat tentang Islam itu ee.. lebih cerdas, lebih

cerdas kenapa? Ketika kita disuruh sholat, “kenapa kita disuruh Allah

sholat?” Kita mempelajari itu, alesannya kenapa Allah menyuruh kita sholat

misalkan, karena sholat itu yang orang gak ketahui mungkin dengan sujud itu

maka otak manusia itu akan lebih berfungsi jauh lebih baik dan itu hanya bisa

otak ee.. manusia itu berfungsi maksimal itu karena ada aliran darah yang

menuju otak itu akan mengalir hanya ketika orang sujud pada saat sholat,

gitu. Jadi beribadah dengan cerdas, kalau dulu kan orang beribadah

melakukan sesuatu tapi mereka ee.. tidak pernah mengetahuin makna dan ee...

selain makna juga merek.. kita kebanyakan gini, yaudah sholat itu baik, puasa

itu baik gitu ya, puasa itu baik karena perintah Allah, perintah agama yaudah

kita melakukan. Nah sekarang orang semakin cerdas, ketika orang sholat,

“kenapa gak menyuruh gua sholat?” “kenapa gak menyuruh gua puasa?”

ketika manusia itu ee... ditunjukkan fakta-fakta kalau Allah menyuruh sesuatu

Page 114: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

tu pasti ada ini, ketika Nabi ee.. melakukan atau Nabi hadits Nabi pasti ada

buktinya, ada kebaikan disitu yang manusia tidak pernah tau, makanya ketika

orang leb.. mengetahui hal baiknya orang akan lebih ringan melakukan

perintah agama itu, lebih kesitu sih.

2. Siapa saja yang terlibat dalam penentuan tema pada setiap episode?

Produser, kreatif. Iyaa produser sama kreatif. Oh lebih ke produser, kreatif

aja ya, nggak, nggak, nggak semua crew ikut dalam, maksudnya kek

menyumbang ide-ide atau ee.. tema-tema seperti itu. Kalau tema itu

biasanya sih yang nyari tema kita produser, kreatif. Kalau ide-ide lain itu

biasa mungkin ada orang ee.. angkat tema ini-angkat tema ini tapi itu sedikit

sih tapi kita juga biasanya kalau orang minta tema ini kita liat “oya.. bisa gak

ya diangkat?” gitu. Terkadang juga udah pernah kita angkat karena kan kita

udah cukup lama juga.

3. Adakah pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu dalam

menentukan tema?

Ya.. harus dong. Ketika tema.. itu kita angkat kita harus

me..pertimbangkannya, karena itu juga misalnya ini tema kalau ee... “tema ini

ee.. bermanfaat gak bagi orang banyak?”, kalau tema itu lebih banyak

misalkan mengambil resiko yang membuat orang pertentangan atau ini

bertentangan dengan budaya yang ada dengan ini kita lebih menghindarinya,

karena kita lebih cenderung program kita bukan menghakimin orang atau

bukan menjudge orang tapi kita lebih mencerdaskan orang-orang, misalkan

sekarang kaya pemimpin, pemimpin dalam Islam kita pernah ngangkat dulu,

sekarang lagi booming masalah pemimpin yang nonmuslim atau apa, kita

tidak akan memperuh memper memperkeruh keadaan dengan berkomentar

dengan pemimpin nonmuslim atau apa, kalau saya liat sih udah cukup banyak

orang di luar sana memperdebatkan itu mendingan ee.. kita lebih mengajak

orang ke tema-tema yang lain yang lebih bermanfaat, ketika orang nonton

orang akan terpikiran “oh ya ya, saya.. aku harus sholat” “oh ya ya, ternyata

Page 115: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

sholat itu bermanfaat, aku harus sholat deh”, gitu. Jadi biar orang menyadari

kalau sholat itu bukan kewajiban tapi kebutuhan.

4. Adakah kesulitan dalam penyajian setiap tema yang dibahas dalam

program BERIMAN?

Penyajian tema.. kesulit.. bukan kesulitan ee... bukan kesulitan juga sih,

mungkin karena kita sudah terlalu lama di Berita Islami hampir dua tahun, eh

dua tahun lah april ini kita sudah dua tahun, itu kebanyakan kita juga agak

kesulitan dalam mencari tema karena ini biasanya ini udah diangkat, ini udah

diangkat, ini udah pernah diangkat, ini udah pernah diangkat tapi kan ee..

saya selalu berprinsip kaya apanya ya, segala sesuatu di dunia ini gak akan

ada habisnya, kaya nada aja ada tujuh do re mi fa sol la si tapi musik, lagu ada

berapa banyak dari tujuh itu bisa diolah berapa banyak samalah dengan tema-

tema.

5. Bagaimana pandangan mba sendiri terkait dengan tradisi mengirimkan

surat Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal?

Kalau saya pribadi mba melihat hal itu ee... setiap orang punya ee.. apa ya

punya pendapat yang berbeda-beda, punya keyakinan-keyakinan. Kalau saya

lebih gini, kalau mbanya yakin mengirim Al-Fatihah sampai silahkan

lakukan, kalau misalnya mba merasa.. ee.. aku ee.. karna Nabi tidak pernah

mengajarkan aku tidak mau melakukan juga gak masalah, kalau bagi saya

begitu. Karena dari host-host saya pun dari sekian banyak host saya itu

mereka juga berbeda-beda.. berbeda-berbeda, bukan berbeda-beda berbeda

aliran ya tapi lebih berbeda-beda pemahaman, secara di.. dengan pemahaman

yang berbeda itu malah itu menurut saya menunjukkan kalau Islam itu ee..

beragam, Islam itu ee.. indah, banyak, gitu kan dan urusan kepercayaan itu

kan urusan manusia dengan Allah ya. Kalau saya cuma ada ya Islam itu cuma

satu, Islam yang percaya kepada Nabi Muhammad, percaya Al-Qur’an selagi

kita masih sama baca Al-Qur’annya, sama nabinya Nabi Muhammad gak ada

perbedaan diantara kita, kalau ibadah cara beribadah cara apa itu kan urusan..

yang tidak perlu dipermasalahkan bagi saya.

Page 116: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

6. Terkait dengan episode pembahasan tentang “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan Surat Al-Fatihah” pada 1 September 2015 lalu, adakah

pertimbangan terlebih dahulu sebelum mengangkat tema tersebut?

Waktu itu kejadiannya ee... ketika tema dikasih ke saya, kreatif saya waktu

itu dia hanya melihat dari satu sisi, dia bilang “mba Al-Fatihah itu haram bla

bla bla bla... karena Nabi tidak pernah mengajarkan begini-begini” waktu itu

saya sudah bilang ke dia ee... “skrip ini gak akan tayang, lo harus ngerubah”,

disini ee.. saya juga baru tahu kalau Al-Fatihah itu Nabi tidak pernah

mengajarkan tapi kita sudah bisa.. ee.. sering melakukannya makanya saya

bilang ke dia “kamu ganti bukan haram cukup dengan kata-kata nabi tidak

pernah mengajarkan orang untuk membaca Al-Fatihah,” tapi bagi orang yang

mau melakukannya silahkan, saya cum.. disini tujuan saya cuma ee... apa ya

cuma meluruskan keadaan, ada orang mungkin sebagian orang yang merasa..

dirinya benar dengan tidak mengirim Al-Fatihah, menghujat yang tidak

mengirim Al-Fatihah atau ada orang yang tidak mengirim Al-Fatihah

sebaliknya gitu ya mba. Disini ee.. saya menganggap ini samalah kaya dulu

ketika orang ada yang sholat 11 rakaat ada yang 23, ketika orang gak tau

orang sering menghina “ih, cuma dua.. ee.. 23 banyak kali berlebihan,” “ah

11 males banget gini gini”, tapi ketika orang di sajikan dengan fakta misalka..

11 rakaat mengikuti ini yang 23 mengikuti ini, tergantung orang mau ngikutin

yang mana jadi gak ada yang salah yang bener menurut saya, itu kan

keyakinan cuma cara beribadah sama lah dengan Al-Fatihah, waktu itu saya

sudah bilang ke kreatif saya “ee.. tolong dirubah, disini kita cuman

menjelaskan fakta yang ada, fakta dimasyarakat dan fakta yang ada secara

hadits dan nabi tidak pernah mengajarkan,” cuman pada saat ee.. kejadian

satu itu saya selaku produsernya tidak ada dilokasi karena waktu itu saya

diwakilkan karena saya waktu itu shooting catatan harian Dewi Sandar, ee...

kebetulan digantikan ee.. nah hostnya yang lupa, hostnya yang ngomong jadi

bukan dari pihak Trans Tvnya kalau sebenernya. Oh jadi itu memang dari

host ee.. maksudnya ee.. dari hostnya sendiri yang berucap seperti itu?

Ya, hostnya yang berucap dan hostnya juga udah melaku minta maaf, saat itu

saya langsung menegur Zaskia Mecca karena yang ngomong waktu itu yang

Page 117: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

“ya takutnya bid’ah ya kalau kita melakukan itu,” saya juga waktu itu

menegur Zaskia Mecca secara langsung “Mecca ee.. kan aku udah pernah

ngingetin dari awal dulu gini gini gini,” tuh dia bilang “oiya mba aku lupa”

digituin. Oh jadi kalau untuk host itu nggak ada transkip naskah? Ada,

kita kasih naskah tapi kan ee.. biasanya host itu kadang mereka karena dia

live kan dia kadang nyeletuk-nyeletuk dengan comenters sendiri. Oh

berimprovisasi? He’e, improvisasi mereka dari improvisasi itu yang kadang,

kalau dulu kan aman-aman jadinya akhirnya ee.. itu juga mungkin teguran

dan pelajaran buat kita bersama kalau ketika ee.. mengomentari suatu

permasalahan harus lebih hati-hati apalagi masalah agama mungkin orang

agak sensitif, lebih kesitu. Iya, Tapi sebeluuumm... maksudnya sebelum

host live itu ee.. sebelumnya ada brifing dulu gak? Iya, brifing kita brifing,

brifing kita pasti, kita brifing tema.

7. Siapakah yang menjadi rujukan atau sumber yang digunakan oleh

program BERIMAN pada episode “Kesalahpahaman dalam

Mengamalkan surat Al-Fatihah”, selain dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Apakah ada pendapat-pendapat para ulama yang menjadi rujukan

program BERIMAN?

Ada ulama, kan di viti juga dijelaskan waktu menurut ini menurut itu

dijelaskan kok sebenernya. Ee.. maksudnya ee.. ulama-ulama dari

mazhab-mazhab? Iya mazhab-mazhab kita jelasin Imam Syafi’i, Maliki itu

kita jelasin empat mazhab Imam itu. Kita tidak berpihak kesatu ulama, kita

disini intinya adalah mencerdaskan orang biar orang ee.. masyarakat tau

“kenapa sih ee... orang Muhammadiyah sholatnya 11 rakaat, kenapa NU

sholatnya 23 rakaat,” jadi orang-orang NU tidak akan memandang sok-sok

tau “oh gua 23 gua ba.., pahalanya lebih banyak” misalkan, “oh orang

Muhammadiyah misalnya ee.. apa mengatakan apa,” jadi mereka tau, oh bagi

orang yang misalnya aku yang cuma ikut NU-NU doang aku akan melihat

keluarga aku yang Muhammadiyah “Ih, gitu” atau apa, jadi aku tau “Oh dia

Muhammadiyah karena dia ngikutin mazhab ini, oh dia bener ngikutin Imam

ini, aku ikut Imam ini,” udah. BERIMAN itu mba BERIMAN itu banyak

Page 118: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

orang, host di BERIMAN itu banyak orang, aku sebagai produser aku tidak

akan ber... pendapat misalnya ee.. BERIMAN menganggap misalnya ee..

mengirim Al-Fatihah itu bid’ah atau misalnya lebih setuju mengirim Al-

Fatihah, aku tidak bisa berkata-kata demikian karena apa, karena hal kaya

gitu kan di BERIMAN pun banyak orang, misalnya nih ada kreatif aku yang

dia Muhammadiyah, aku suruh ngangat sunan dia gak mau “mba aku gak

mau ngangkat tentang sunan,” “kenapa?” aku bilang “gak boleh, tu tugas

kamu sebagai kreatif, jangan bawa prinsip pribadi kamu ke program ini, inti

program ini adalah kita mencerdaskan orang, bukan membeda-bedakan

agama disini,” cuma kita kasih penjelasan, “kenapa ada perbedaan?” itu yang

lebih kita tekankan, perbedaan itu karena penjelasannya demikian, jadi kita

lebih, istilah bukan mempertajam perbedaan, menumpulkan perbedaan.

Makanya kalau misalnya orang BERIMAN pun, saya gak bisa bilang ee..

sebagai orang BERIMAN bilang misalkan saya setuju dengan ini, saya nggak

setuju dengan ini, begitu. Nah kalau pun masalah si.. tim BERIMAN juga kan

saya bilang tadi tim BERIMAN tu banyak orang jadi gak bisa tim BERIMAN

berpihak kemana-kemana, karena dalam satu tim BERIMAN pun kita dengan

banyak karakter dong, kreatif juga beda-beda pemahaman. Jadi semua

pendapat di.. istilahnya di.. dijelaskan gitu ya? Iyaa, kita menjelaskan

semua pendapat, kita tidak pernah menyalahkan atau membenarkan suatu

pernyataan, kita akan ee.. benarkan sesuatu misalnya ee.. kaya misalkan

berhijab wajib, karena menurut Al-Qur’an, bukan kita yang mewajib-in

jilbab, bukan kita yang menentukan haram atau bid’ah atau apa yah, sesuatu

bukan BERIMAN. Itu sudah jelas ada haditsnya yang misal membida’ahkan

sesuatu, ada Al-Qur’an yang mengharamkan sesuatu jadi intinya bukan

BERIMAN, BERIMAN itu cuman ngasih tau corong ke pemirsa bahwa

misalnya berhijab itu haram menurut Al-Qur’an bukan orang BERIMAN.

Jadi kalau misalnya bertanya “mba, Al-Fatihah menurut BERIMAN

gimana?” BERIMAN itu gak punya hak untuk menentukan Al-Fatihah itu

bid’ah atau tidak, karena bid’ah apa nggak itu karena pernyataan, ada yang

kubu yang misalnya nabi tidak pernah mengajarkan mereka tidak mau

melakukan dan mereka juga mungkin tidak menganggap itu haram atau

Page 119: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

bid’ah atau apa yah. Nah, mungkin bagi orang yang mau melakukannya

karena dianggap itu baik untuk mengirimkan Al-Fatihah, karena Al-Fatihah

dianggap setengah dari bacaan Qur’an, misalkan. Kalau dari pihak saya orang

BERIMAN, kita gak punya hak untuk membenarkan menyalahkan atau

punya pernyataan apa gitu yaa.. karena kita bukan, bukaaan ulama, gitu.

8. Terkait dengan sumber yang digunakan oleh program BERIMAN dalam

memperoleh materi, siapakah ustadz atau konsultan yang digunakan

oleh program BERIMAN?

Kita makai... banyak ustadz sih mba. Banyak ustadz? Oh jadi setiap tema

itu ganti-ganti ustadz gitu mba? Bukan setiap tema ganti-ganti ustadz, jadi

kita ngeliat dari pandangan ustadz ini, diliat dari pandangan ustadz ini, gitu.

Jadi ada beberapa ustadz, ustadz dari MUI, ustadz dari.. kalangan biasa. Itu

kalau boleh tau ee.. siapa aja ya mba? Kalau dari... MUI kita pak Nuh,

Muhammad Nuh, terus dari... dari cewek juga kan kita banyak tema-tema

cewek kan kita pakai ustadzah Halimah Alaydrus, pakai ustadz Badrusalam,

terus.. ee... tiga ustadz itu sih biasanya kita. Untuk sementara ee.. tiga orang

itu, karena kalau ustadz yang lain aku pernah ketemu juga beberapa ustadz,

ee.. sedikit ustadz sih yang punya waktu banyak juga yah yang bisa ngasih..

apa feedback cepat, karena kan semua ustadz juga punya kebutu.. ee..

kesibukan masing-masing. Jadi kita bisa ee.. konsultasi sama ustadz misal

seminggu sekali nanya “Ustadz tema ini ni, kita mau ngangkat ini dari sisi ini,

gimana haditsnya,” kadang kita kirim e-mail “ustadz cek dong haditsnya

shahih atau palsu. Dari tim Berita Islami kita nentuin tema nanti aku yang

akan nentuin, misalnya kita ngangkat contohnya misalnya ee... LGBT dalam

pandangan Islam, misalkan. Kita ngamatin misalnya, gimana sih ee..

pengaruhnya dari psikologinya, dari pandangan Islam gimana, haditsnya yang

menceritakan tentang ee.. ini apa misalnya. Kadang nih mba haditsnya ini,

nah nanti haditsnya itu yang kita konsultasiin “ustadz hadits ini asli atau

palsu?” gitu, “ee.. gini haditsnya lemah mba, palsu”, oh yaudah kita akan

jelasin hadits yang beredar dimasyarakat maka haditsnya palsu, gitu. Atau

kita mau ngangkat tema ee.. apalagi ya contohnya ya, banyak sih ya. Jadi

Page 120: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

lebih misalnya kaya wanita fiqih wanita misalnya ee.. membaca Al-Qur’an

bagi wanita haid, itu kita akan nanya cerita jaman Nabi gimana sih, boleh gak

baca Al-Qur’an pas lagi haid? gitu gitu, haditsnya ada gak hukum di Al-

Qur’an apa? lebih ke situ. Tapi kalau ada surat dalam Al-Qur’an kita paling

nanya surat ini, ini ini ini ustadz, oh iyaa. Lebih kesitu sih. Kita juga beli

buku-buku kok, dari buku-buku itu kita bisa terinspirasi judulu misalnya nabi

kenapa nabi melarang kita makan dengan tangan kiri, karena ternyata secara

kesehatannya mempengaruh ke otak kek gini gini ke kebiasaan buruk kaya

gini, jadi kita bahas tu dalam Islam apa, haditsnya yang pernah menyatakan

kalau nabi melarang tu apa haditsnya, lebih kesitu. Nanti haditsnya yang ada,

anak-anak misalnya dapet hadits siapa aja, kita tanya ke ustadz “ini

sebenernya haditsnya palsu, ini hadits palsu.” Kita meeting itu rata-rata sama

ustadz itu sih seminggu sekali, karena ketemu sama ustadznya seminggu

sekali. Jadi kita ee... ustadz itu seminggu sekali ketemu ustadz tu cuman gini

“ustadz ustadz tema ini ini ustadz, kita nanti mau bahas dari sisi ini?” nah kita

juga ada nanya jawab sama ustadz “ustadz emang gimana sih dalam Islam,”

nanti dia jelasin “gini mba, gini gini,” nanti dari penjelasan ustadz itu kita

bisa bikin inian lagi, tulisan lagi. Kita kembangkan lagi temanya apa, lebih

kesitu. Tapi kalau ketemu ustadzah kan, cowok-cowoknya gak boleh ikut.

Jadi paling kita kalau ustadznya kan bisa kesini, kalau ustazahnya kita

kerumah ustadzahnya, karena ustadzahnya paket cadar, dia gak bisa ketemu

cowok, jadi paling kita kalau ketemu ustadzah Halimah Alaydrus. Halimah

Alaydrus tu yang banyak nulis buku kok “bidadari surga” banyak kok tulisan

dia. Nah kalau ustadzah Halimah itu kita lebih “yaudah kita ngangkat tentang

cerita-cerita mba” dia seneng kan, jadi yaudah kita angkat cerita-cerita gitu.

9. Adakah kriteria dalam pemilihan ustadz yang digunakan oleh program

BERIMAN?

Jadi, ee.. pemilihan ustadz itu gini, ee.. kita ee.. alasan memilih ustadz ini

karena dia mengerti banyak hadits, ustadz ini dia banyak lebih mengerti fiqih,

ustadz ini lebih mengerti ini-ini, tergantung itu. Tapi kalau tema biasanya kita

tema itu semua dari.. kita dari tim Berita Islami. Kita dapat tema baru kita

Page 121: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

konsultasiin ke ustadz “ustadz-ustadz mau ngangkat tentang ini ni temanya

nih, gimana ustadz dalam hukum Islamnya, haditsnya gimana shahih gak?”

10. Tentang pembahasan “Kesalahpahaman dalam Mengamalkan Surat Al-

Fatihah” sempat ada kritikan dari masyarakat melalui media sosial dan

mendapat teguran dari KPI terkait dengan ucapan presenter Teuku

Wisnu dan Zaskia Mecca yang mengatakan bahwa mengirimkan surat

Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal adalah perbuatan bid’ah,

bagaimana respon program BERIMAN tentang kejadian tersebut?

Ya, waktu itu ee... saya juga ee.. seperti yang tadi di bilang saya langsung

negur ke host-hostnya, si... sebenernya sih kalau masyarakat nonton bukan

wis.. wisnu gak ada ngomong si... mengirim Al-Fatihah itu bid’ah tapi

masyarakat yang menyimpulkan yang ee.. dan yang berkata-kata demikian

nonton deh vitinya waktu itu cuma Mecca bilang “iya pemirsa hati-hati kalau

kita melakukan ibadah yang tidak pernah diajarkan nabi takutnya kita bid’ah”

gak ada secara langsung host-host BERIMAN ngomong “kalau kalian ngirim

Al-Fatihah itu bid’ah,” gak ada. Jadi itu cuma kesimpulan masyarakat cuman

pada intinya waktu kejadian itu Teuku Wisnu cuma bilang “ya pemirsa, jadi

se.. ee.. kalau kita beribadah sebaiknya kita pelajarin dulu di.. di.. maksudnya

nabi pernah mengajarkan apa tidak, sebaiknya kita ee.. sebelum melakukan

sesuatu kita berguru dulu, belajar dulu deh,” cuman bilang gitu. KPI memberi

teguran KPI tuh memberi teguran itu karena pernyataan Zaskia Mecca dan

Teuku Wisnu gitu, itu cuman karena laporan orang terlalu banyak, biasanya

KPI kalau pun misal laporan sesuatu yang menganggu masyarakat pasti akan

ditegur. Nah, kalau ini kan karena mengganggu salah satu etnis misalkan,

menganggu ee... orang-orang NU yang biasanya menganggap mengirim Al-

Fatihah atau apa gitu, makanya ditegur dan ditegur surat dan juga ditegur ee...

kita ditegur diperingatin bukan ditegur dikasih surat teguran peringatan

cuman ee.. kalau itu misalnya hal itu.. KPI negur secara keras itu biasanya

tanyangan dihentikan kalau ini kita juga disaat yang bersamaan ketika host

mengucapkan kesalahan itu hari selasa dihari kamisnya otomatis ee.. dua

Page 122: ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL MAKNA PEMAHAMAN DALAM …

orang host itu Zaskia Mecca dan Teuku Wisnu langsung mengucapkan minta

maaf kalau ada menyinggung ke semua pihak.

11. Setelah kejadian tersebut apakah program BERIMAN lebih berhati-hati

dalam mengangkat tema yang masih menjadi perdebatan di

masyarakat?

Dari dulu kita, kita selalu berhati-hati mengangkat tema dari.. yang berbeda

pendapat di masyarakat. Kalau misalkan ee.. kenapa saya bilang dari dulu

saya berhati-hati? Dari tema yang ee.. Al-Fatihah juga sebenernya kalau mba

nonton ya ee.. tidak ada satu pun kata-kata di dalam.. skrip ee.. viti kita yang

menyatakan kalau mengirimkan Al-Fatihah itu bid’ah.