analisis penyaluran kredit pembiayaan di bni …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3048/1/tugas...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENYALURAN KREDIT PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAHCABANG PEMBANTU UNGARAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh
WAHYU ARI SANDI
NIM 20111001
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN
SALATIGA
2014
MOTTO
Masa depan harus difikirkan baik-baik, tetapi tidak boleh disertai dengan
kekhawatiran hari esok.
(Dale Carnige)
Memecahkan masalah itu sulit, mengenal masalah lebih sulit tetapi
menemukan masalah jauh lebih sulit.
(Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini Penulis persembahkan kepada :
Untuk Alm. Ibu saya yang telah mengajarkan dan membimbing saya
tentang arti kehidupan. Semoga mendapat ridho Allah SWT.
Untuk Ayah saya yang selalu setia menjaga dan mendampingi saya.
Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan untuk
menyelesaikan pendidikan saya.
Terima kasih kepada Ibu wiwin dan Bapak Mifdlol yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan baik perkuliahan maupun
Tugas Akhir.
Terima kasih untuk Bapak, Ibu dosen yang setia membimbing dan
memberikan semangat untuk menyelisaikan pendidikan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas akhir yang berjudul
“Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di BNI Syariah Cabang
Pembantu Ungaran”. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meraih
gelar Madya pada Jurusan Syariah Prodi D III Perbankan pada STAIN
Salatiga.
Dalam Penulisan Tugas Akhir ini banyak yang membantu
memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis.
Untuk itu penulis ingin berterimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Benny Ridwan,M.Hum, selaku Ketua Jurusan Syariah.
3. Bapak H. Ahmad Mifdlol M., Lc., MM.Si., selaku Ketua Program Studi
D III.
4. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., selaku dosen pembimbing yang selalu
senantiasa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyeslesaikan Tugas Akhir dari awal
hingga akhir.
5. Untuk teman-teman yang selalu memberikan dukungan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik
dan saran yang membangun guna untuk meningkatkan lebih baik lagi, demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Salatiga, 22 Agustus 2014
Penulis
ABSTRAK
Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang PembantuUngaran. Ari Sandi, Wahyu. 2014. Tugas Akhir. Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam.Program Studi D III Pernbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam NegeriSalatiga. Pembimbing Wiwin Kurniasari, SE., M. Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dalam menganalisis kredit pembiayaanmenurut 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Of Economy) sertamengetahui kendala yang dihadapi dalam menganalisis 5C, serta membuat kebijakandalam menangani kendala yang ada yang di alami oleh Bank BNI Syariah CabangPembantu ungaran. Penelitian ini memberikan rekomendasi-rekomendasi dandijadikan bahan pertimbangan dalam menyalurkan kredit pembiayaan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data dengan caramewawancarai langsung, melakukan pengamatan terhadap objek serta mengumpulkaninformasi dari berbagai sumber seperti dari buku, internet, jurnal ilmiah dan bosur-brosur dan data-data dari BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa konsep5C yang dilakukan oleh BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dengan menitikberatkan pada Character, Capacity, Capital dan kelengkapan aplikasi calon nasabah.Sedangkan kendala yang dihadapi BNI syariah dalam hal ini terdapat pada kesalahannasabah, kesalahan pada pegawai bank sendiri dan kesalahan yang tidak sengajadilakukan oleh nasabah, kemudian cara BNI syariah dalam kaitannya dengankebijakan untuk mengatasi kendala yang ada adalah dengan mngeluarkan kebijakanstrategi pemasaran, melakukan pengawasan terhadap pegawai, dan melakukanpelatihan terhadap pegawai.
Kata kunci : Analisis 5C, Unsur-unsur kredit pembiayaan dan komponen kredit.
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………… i
Lembar Persetujuan………………………………………………………… ii
Lembar Pengesahan………………………………………………………… iii
Lembar Pernyataan…………………………………………………………. iv
Motto………………………………………………………………………..…. v
Persembahan………………………………………………………………… vi
Kata Pengantar……………………………………………………………… vii
Abstrak……………………………………………………………………… ix
Daftar isi…………………………………………………………………….…. x
Daftar Tabel…………………………………………………………………. xiii
Daftar Gambar………………………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………... 3
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………….. 4
D. Penelitian Terdahulu……………………………………………………… 5
E. Metode Penelitian………………………………………………………… 8
F. Sistematika Penulisan…………………………………………………….. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank………………………………………………………. 12
2. Fungsi Bank…………………………………………………………... 13
3. Jenis-Jenis Bank………………………………………………………. 14
4. Produk-Produk Penghimpunan Dana dan Penyaluran dana
Bank Syariah………………………………………………………….. 17
B. Manajemen Kredit
1. Pengertian Manajemen Kredit……………………………………….. 20
2. Tujuan Kredit………………………………………………………… 20
3. Fungsi Kredit………………………………………………………… 21
4. Unsur-Unsur Kredit…………………………………………………. 22
5. Jenis-Jenis Kredit……………………………………………………. 24
6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit…………………………………… 27
7. Prosedur Pemberian Kredit………………………………………….. 29
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Berdirinya BNI Cabang Pembantu Ungaran…………………… 35
B. Visi dan Misi BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran………………... 36
C. Struktur Organisasi……………………………………………………… 37
D. Tugas Masing-Masing Bagian………………………………………….. 37
E. Produk-Produk BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran……………...…. 39
BAB IV ANALISIS
A. Konsep 5C Pada penyaluran Kredit Pembiayaan Di Bank BNI Syariah
Cabang Pembantu Ungaran…………………………………………… …. 67
B. Kendala yang Dihadapi Dalam Konsep 5C………………………….. …. 76
C. Kebijakan yang diambil dalam Mengatasi kendala…………………….. 78
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………… 80
2. Saran…………………………………………………………………….. 81
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 82
LAMPIRAN………………………………………………………………… 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Aktivitas melakukan usaha yang dilakukan masyarakat pada sekarang ini pada
umumnya tentunya membutuhkan biaya. Hal itu mendorong lembaga perbankan
untuk melakukan aktivitas pembiayaan Hal itu sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992,
yang dimaksud pembiayaan adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil.”
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa
kredit yang akan diberikan benar-banar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh
dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh
bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang
nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh sungguh.
Aktivitas kredit yang diberikan bank yang sehat dan berkualitas memberikan
pendapatan yang besar yang didapat oleh bank dibandingkan dengan aktivitas yang
lain seperti jasa. Oleh sebab itu penyaluran kredit harus terus menerus dilakakukan
untuk kelangsungan bank itu sendiri.
Dalam melakukan pembiayaan pada masyarakat oleh bank pasti mengandung
banyak resiko diantaranya kredit macet. Di dalam Kredit dapat dikatagorikan macet
apabila pengguna kredit tidak mampu lagi membayar kredit atau tidak mampu
mengembalikan penjaman. Disamping itu ada beberapa faktor lain baik itu faktor
internal maupun eksternal yang menyebabkan pembiayaan dikatagorikan gagal baik
itu faktor alam maupun faktor dari kesalahan manusia.
Tujuan utama menganalisis kredit yang dilakukan oleh bank adalah untuk
menilai kemampuan bank dalam mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian
kredit. Berdasarkan analisis kredit bank dapat mengetahui tinggi rendahnya resiko
yang akan ditanggung olehnya. Bila menyetujui permohonan kredit yang diajukan
debitur.
Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro (2008;43) Manajemen
resiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,
mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan
memonitor dan mengendalikan penanganan resiko.
Dengan adanya resiko maka perlu dilakukan mengevaluasi kinerja perkreditan
di dalam bank itu sendiri agar dapat tercapai sesuai dengan tujuan awal perkreditan.
Semua itu dilakukan agar dapat menjadi pembelajaran untuk mengambil kebijakan
yang akan datang.
PT BNI Syariah mulai berdiri sejak 19 Juni 2010. Kegiatan yang dilakukan
bank adalah menghimpun dana pada masyarakat dan menyalurkan kembali pada
masyarakat dengan melakukan pembiayaan yang dilakukan oleh bank. PT. Bank BNI
Syariah dalam menyalurkan kredit memperhatikan analisa kredit kelayakan calon
debiturnya.
Berdasarkan ketentuan kredit menurut BI penyaluran kredit dilakukan secara
kehati- hatian . Bentuk prinsip kehati-hatian dalam menyakurkan kredit adalah
penyaluran kredit kepada debitur yang didasarkan pada prinsip 5C. Untuk mencapai
bahwa pihak bank melakukan Perkreditan secara sehat, pihak bank harus Menerapkan
prinsip 5C yang meliputi : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of
Economic.
Berdasarkan uraian di atas PT Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran
dalam melakukan pemberian kredit sangat memperhatikan prinsip 5C untuk
mengetahui seberapa besar resiko yang akan ditanggung bank. Untuk itu penulis akan
melakukan penelitian tentang “Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di Bank
BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disebutkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep 5C dalam keputusan Kredit yang diberikan Bank BNI
Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam pengajuan suatu pembiayaan?
2. Apa kendala yang dihadapi Bank BNI Syariah dalam konsep 5C?
3. Bagaimana kebijakan BNI Syariah Ungaran mengatasi kendala yang ada
dalam konsep 5C?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui konsep 5C yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu
Ungaran.
b. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam konsep 5C.
c. Megetahui kebijakan yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran
dalam mengatasi kendala yang ada dalam konsep 5C.
Selain tujuan-tujuan tersebut peneliti juga mencantumkan manfaat baik itu
untuk Penulis sendiri juga untuk BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran,
adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan penyaluran kredit yang diberikan oleh Bank BNI
syariah sesuai atau tidak dengan 5C
b. Mengetahui kendala yang dihadapi BNI Syariah dalam konsep 5C.
c. Mengetahui dan menambah wawasan cara penanganan permasalahan
yang dihadapi bank BNI Syariah.sesuai dengan teori yang dipelajari.
2. Bagi BNI Syariah
a. Menganalisis resiko yang ada dan menjadi pertimbangan dalam
memberikan pembiayaan.
b. Mengetahui kendala yang dihadapi di masa datang.
c. Menangani masalah yang ada dan menjadi masukan dan pembelajaran
di masa datang.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai bahan pembanding atau menghindari
kesamaman penetiltian yang sudah dilakukan sebelumnya, berikut beberapa
penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Rosita Ayu Saraswati (2012) mengadakan penelitian yang berjudul “Peranan
Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Debitur dan pengawasan kredit
Terhadap Efektifitas Pemberian kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten
Temanggung dengan mengunakan metode penelitian Deskriptif. Hasil penelitian
ini dapat menjelaskan tentang, prosedur penilaian laporan keuangan calon debitur
yang dilakukan oleh bank berdasar pada penilaian prinsip 5C calon debitur yang
dilakukan oleh bank, agar bank dapat meminimalisir atau mencegah terjadinya
kredit macet oleh debitur yang dapat merugikan pihak bank sebagai kreditur.
Windy Putri Andini (2013) mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor
Pusat Palembang”. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil
penelitian Hasil yang dicapai adalah pelaksanaan pemberian kredit konsumtif
tidak efektif jika tidak menggunakan kriteria 5C. Bank BRI melaksanakan
penilaian terhadap calon yang mengajukan kredit konsumtif. Hal ini disebabkan
karena ada beberapa kriteria yang bernilai negatif (Capital dan Collateral).
Kesimpulan yang diambil adalah Bank BRI sangat selektif dalam memberikan
kredit konsumtif yang diajukan oleh calon nasabah agar Bank BRI tidak
mengalami kerugian pada saat kredit telah diberikan.
Ruwanti, Pandi Afandi (2014) mengadakan penelitian yang berjudul “Persepsi
Nasabah Pada Apsek 5C Untuk Menentukan Pemberian Kelayakan kredit Pada
Nasabah PT BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga” dengan mengunakan metode
penelitian Survai. Hasil dari penelitian tersebut adalah kelayakan pemberian kredit
pada nasabah PT. BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga meliputi: variabel
Character, yaitu terkait dengan komitmen pembayaran angsuran, Variabel
Capacity yaitu sumber penghasilan yang memadai untuk menerima pinjaman dan
memiliki kemampuan bayar serta mampu untuk menyelesaikan pinjaman tersebut
sampai dengan lunas, Variabel Capital yaitu mempunyai sumber penghasilan
tetap merupakan faktor utama yang harus dimiliki seorang nasabah. Variabel
Collateral berkaitan dengan jaminan yang bersifat fisik dan keaslian dokumen
jaminan tersebut dan terutama milik sendiri.
Dari jurnal di atas dan penelitian di atas dapat diambil baberapa kesimpulan
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu
NO Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Peranan
Analisis
Laporan
Keuangan,
Penilaian
Prinsip 5C
Calon
Debitur dan
Pengawasan
Kredit Pada
BPR Bank
Pasar
Temanggung
Rosita
Ayu
Saraswati
Posisi
laporan
keuangan,
Penilaian
Berdasarkan
5C.
penilaian laporan keuangan calon
debitur yang dilakukan oleh bank
berdasar pada penilaian prinsip 5C
calon debitur yang dilakukan oleh
bank untuk mencegah terjadinya
kredit macet.
2 Analisis
Pelaksanaan
Pemberian
Kredit
Konsumtif
Bank Rakyat
Indinesia Tbk
Kantor Pusat
Palembang
Windy
Putri
Andini
Kredit
Konsumtif,
Capital,
Collateral
Hasil yang dicapai adalah pelaksanaan
pemberian kredit konsumtif tidak
efektif jika tidak menggunakan
kriteria 5C. Bank BRI melaksanakan
penilaian terhadap calon yang
mengajukan kredit konsumtif. Hal ini
disebabkan karena ada beberapa
kriteria yang bernilai negatif (Capital
dan Collateral).
3 Persepsi
Nasabah
Pada Apsek
5C Untuk
Menentukan
Pemberian
Kelayakan
kredit Pada
Nasabah PT
BPR
Nusamba
Ampel
Cabang
Salatiga
Ruwanti,
Pandi
Afandi
Character,
capacity,
Capital,
Collateral.
Dari hasil penelitian tersebut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi
permberian kredit di BPR Nusamba
Cabang Ampel adalah Character
terkait dengan komitmen, Capacity
terkait dengan kemampuan nasabah,
Capital terkait dengan penghasilan,
Collateral terkait dengan jaminan.
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui sudah banyak penelitian
yang dilakukan mengenai konsep 5C dalam pemberian kredit. Namun konsep 5C
belum pernah dilakukan pada PT BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Hal
itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam
tentang konsep 5C untuk menghindari kredit macet.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara
purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi
(Pipah, 21 Agustus 2014).
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek.Dengan melakukan wawancara secara langsung pada bagian
Processing dan Bagian Marketing lending.Penulis mewawancarai
mengenai penerapan 5C dalam penyaluran kredit pembiayaan, kendala
yang dihadapi dan kebijakan untuk mengatasi kendala yang ada di PT.
Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diproleh melilui studi kepustakaan,
arsip arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penenliti menggunakan berbagai cara di
antaranya adalah :
a. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab atau pertemuan dengan
seseorang untuk suatu pembicaraan, wawancara dalam kontek
ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan
melakukan komunikasi langsung tanya jawab secara lisan
dengan responden penelitian (Supardi 2005).
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian
dengan cara mengamati. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pengamatan langsung yang dilakukan PT BNI
Syarian Cabang Pembantu ungaran tentang 5C.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu metode
yang dipakai dengan mencari data mengenai hal-hal berupa
transkrip, surat kabar, Buku-buku dan lain lain. Pada penelitian
ini Peneliti mencari data yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
4. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif karena data yang diperoleh bukan angka tetapi informasi naratif yang
tidak mementingkan banyak data. Analisis data kulitatif adalah suatu cara
analisis yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan
responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata dipelajari
secara utuh.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, waktu dan tempat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan pengertian pengertian yang bersifat teoritis sebagai
acuan dalam melakukan penelitian mengenai konsep 5C terhadap penyaluran
kredit pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.
BAB III : LAPORAN OBJEK
Pada bab ini berisi tentang gambaran objek yang akan diteliti dan data data
yang bersangkutan dengan objek. Gambaran umum ini berisi sejarah berdirinya,
visi misi Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dan produk produk bank.
BAB IV : ANALISIS
Pada bab ini berisi tentang data penelitian pada Bank BNI Syariah Cabang
pembantu Ungaran yang melakukan analisis penyaluran kredit pembiayaan
menurut 5C.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan atas penelitian yang di dapat oleh
peneliti yang dilakukan di BNI Stariah Cabang Pembantu Ungaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Menurut ketut (2000) lembaga keuangan adalah semua badan yang
melalui kegiatan-kegiatanya di bidang keuangan menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkanya dalam masyarakat.
Sedangkan secara umum pengertian bank adalah lembaga keuangan
yang kegiatanya usahanya adalah menghimpun dana pada masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan
jasa-jasa bank lainya.
2. Fungsi Bank
a. Agent Of trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan
perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana
maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya
di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun
kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan
kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini
penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa
diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana
maupun penerima penyaluran dana tersebut.
b. Agent Of Devolepment
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat
bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan
dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,
dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
suatu masyarakat.
c. Agent of Service
Yaitu bank juga memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk
transaksi keuangan kepada masyarakat seperti pengiriman uang/transfer,
inkaso, penagihansurat berharga/collection, cek wisata, kartu debit, kartu
kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, BI-SKN, ATM, Ebanking serta
pelayanan yang lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
3. Jenis-Jenis Bank
Menurut Kasmir (2000 : 20-31) jenis bank dikelompokkan menurut fungsinya,
kepemilikanya, segi status, segi menentukan harga adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari segi fungsinya
1) Bank umum
Bank melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah.
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi Kepemilikanya
1) Bank Milik Pemerintah
Dimana baik akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga keuntungan bani ini dimiliki oleh pemerintah pula.
2) Bank Milik Swasta Asing
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendirianya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.
3) Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negri,
bank milik swasta maupun milik pemerintah asing suatu negara.
4) Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
c. Dilihat darri segi status
1) Bank devisa
Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang
melaksanakan transaksi ke luar negri yang berhubungan dengan mata
uang asing secara keseluruhan.
2) Bank non devisa
Bank yang berstatus non devisa merupakan bank yang belum
mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa,
sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa.
d. Dilihat dari segi menentukan harga
1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang ada di Indonesia menggunakan prinsip
konvensional yang meniru dunia barat. Dalam mencari keuntungan dan
menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan
prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian untuk harga beli
untuk produk pinjamanya (kredit) juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan ini disebut spread based.
b. Untuk jasa bank lainya pihak perbankan konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal tertentu seperti administrasi, sewa, iuran dan lainya.
Sistem pengenaan ini disebut fee based.
2) Bank berdasarkan prinsip syariah
Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah sangat berbeda
dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank
berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam menyimpan
dana maupun pembiayaan usaha. Penentuan harga atau mencari
keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan
cara :
a. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil (mudharabah).
b. Pembiyayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah).
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah).
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
e. Adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa itiqna).
4. Produk-Produk Penghimpun Dana Dan Penyaluran Dana Bank Syariah
Menurut pedoman pembinaan dan pengawasan Bank Indonesia, kegiatan
operasional bank bagi hasil ialah sebagai berikut ( OP. Simorangkir 2004 )
a. Penghimpunan Dana
1) Giro
Giro merupakan simpanan nasabah bank. Selama saldo giro tersedia,
setiap saat nasabah dapat mempergunakan cek, bilyet giro, atau surat
perintah sebagai alat pembayaran bank bagi hasil yang menggunakan
prinsip Al Wadiah.
2) Tabungan
Penarikan tabungan atau simpanan di bank dilakukan sesuai dengan
persetujuan antara si penabung dan bank. Penarikannya oleh penabung
sangat sederhana, hanya melalui buku tabungan saja. Dalam hal ini
menggunakan prinsip Al Wadiah dan Al Mudharabah.
3) Deposito berjangka
Penarikan Deposito dilakukan menurut perjanjian antara deposan dan
bank bersangkutan. Dalam hal ini digunakan Prinsip Al mudharabah.
4) Penerimaan Dana Lainya
Selain menerima simpanan dari masyarakat, bank bagi hasil juga
menerima dana dari pihak lain. Dana tersebut untuk memperoleh laba
atas dasar prinsip Al Wadiah, Al Mudharabah, atau Al Qard Ul Hasan.
b. Penyaluran dana
1) Al Mudharabah
Bank menyediakan dana sepenuhnya bagi usaha atau kegiatan nasabah
tanpa campur tangan bank, namun bank diberikan hak memberikan
saran-saran dan melakukan pengawasan. Dalam hal ini bank menerima
imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan
kedua belah pihak. Jika mengalami kerugian sepenuhnya ditanggung
bank, kecuali jika disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan nasabah.
2) Al Musyarakah
Bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha (nasabah)
menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek, dalam hal ini
bank dapat turut serta mengelolanya. Pembagian keuntungan tidak
harus sebanding dengan jumlah uang yang disetor, tetapi berdasarkan
perjanjian kedua belah pihak. Namun kerugian yang ditanggung
bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing.
3) Al Murabahah
Bank membeli barang yang dibutuhkan nasabah dengan pembayaran
dilaksanakan di kemudian hari. Bank memberi kuasa kepada nasabah
membeli barang atas nama bank. Pada jangka waktu tertentu, sesuai
dengan kesepakatan antara bank dan nasabah.
4) Al Ijarah
Jenis pembiayaan yang dilakukan seperti usaha leasing, baik secara
sewa maupun sewa beli.
5) Al Bai Al Dayn
Bank membeli dengan cara diskonto piutang atau tagihan hasil
transaksi jual beli barang atau jasa terhadap pembeli.
6) Al Qard Ul Hasan
Bank menyediakan fasilitas dana kepada nasabah tanpa mengharapkan
imbalan dari nasabah. Fasilitas itu diberikan kepada nasabah dalam
rangka pelaksanaan kewajiban sosial terhadap nasabah yang betul-
betul membutuhkan dan berhak menerimanya.
B. Manajemen Kredit
1. Pengertian Manajemen Kredit
Menurut Undang-Undang NO. 10 Tahun 1998 tentang pokok-pokok
perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan dengan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga ( kasmir 2002, 102 ).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan
uang. Dalam hal ini resiko kredit mungkin dapat terjadi untuk itulah pihak
perbankan perlu melakukan analisis kredit yang dapat meyakinkan bank
bahwa kredit yang akan diberikan dapat kembali pada bank susuai
kesepakatan bersama.
2. Tujuan Kredit
Keuntungan atau Profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit,
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.Karena Pancasila adalah
dasar falsafah negara kita maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari
keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk
mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Untuk itu, tujuan kredit yang dibarikan oleh suatu bank, khususnya
bank pemerintah yang akan mengembang tugas sebagai agent of
devolepment, adalah sebagai berikut. (Simorangkir, 2004 : 102-103)
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan.
b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin
dan dapat memperluas usahanya.
3. Fungsi Kredit
Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara
kepentingan masyarakat dan kepentingan pemilik modal (Thomas suyatno,
2007 : 16-17)
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan
antara lain sebagai berikut.
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
d. Kredit adalah merupakan suatu alat stabilitas ekonomi.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
g. Kredit adalah merupakan alat untuk meningkatkan hubungan
internasional.
4. Unsur-Unsur kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut (Kasmir, 2000 : 74-76) :
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang
dibarikanbaik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar akan
diterima kembali di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,
karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan
penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuanya
dalam membayar kredit yang disalurkan.
b. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
masing. Kesepakatan penyaluran kresit dituangkan dalam akad kredit
yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan
nasabah.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki
jangka waktu.
d. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada
hal mampu dan resiko kerugian diakibatkan karena nasabah tidak sengaja
yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak
tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu
kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun
resiko yang tidak disengaja.
e. Balas Jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
kredit atau jasa tersebut yang kita kenal bunga bagi bank konvensional.
Balas jasa dalam bentuk bunga biaya provisi dan komisi serta biaya
administrsi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan
bagi hasil.
5. Jenis-Jenis Kredit
Jenis kredit dibedakan menurut kegunaan, tujuan kredit, jangka waktu,
jaminan, dan sektor usaha (Kasmir : 2000) :
a. Dilihat dari Dari segi kegunaan
1) Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan
usaha atau membangun proyek/ pabrik baru dimana masa
pemakaianya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan
biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu
perusahaan.
2) Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dan operasionalnya.
b. Dilihat dari tujuan kredit
1) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Artinya kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga
menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa.
2) Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan
jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai
oleh seseorang atau badan usaha.
3) Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan utntuk
kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
suplaier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang
dalam jumlah tertentu.
c. Dilihat dari segi jangka waktunya
1) Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan
untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun,
kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank
mengklasifikasikan kredit jangka menengah menjadi kredit jangka
panjang.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembalianya paling panjang
yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun.
d. Dilihat dari segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi
senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan atau orang tertentu.
Kredit ini diberikan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas
si calon debitur selam berhubungan baik dengan bank
bersangkutan.
e. Dilihat dari segi sektor usaha
1) Kredit pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.Sektor usaha dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
2) Kredit peternakan
Kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek.
3) Kredit industri
Kredit untuk membiayai industri pengolahan baik itu kecil,
menengah, maupun besar.
4) Kredit profesi
Diberikan kepada kalangan professional seperti dokter, dosen atau
pengacara.
6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih
dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan
tersebut diperoleh dari hasil penelitian kredit sebelum kredit tersebut
disalurkan. Penilaian kredit kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai
prinsip untuk mendapatkan keyakinan nasabahnya, adapun prinsip tersebut
adalah :
a. Character
Merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Untuk
membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar
belakang nasabah, baik yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat
dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah
untuk membayar.
b. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan dan pengalamanya selama ini dalam mengelola usaha,
sehingga akan terlihat “kemampuanya” dalam mengembalikan kredit
yang disalurkan. Capacity sering disebut pula capability.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat
dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang
disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan
silvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainya. Analisis capital juga
harus menganalisis dari sumber mana saja sumber modal yang ada
sekarang ini termasuk presentase modal yang digunakan untuk
membiayaai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan
berapa modal pinjaman.
d. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial
dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan
dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
e. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga juga harus diteliti keabsahanya dan
kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
7. Prosedur Pemberian Kredit
Dalam prosedur pemberian kredit hendaknya dilakukan melalui beberapa
tahap berikut adalah tahap pemberian kredit menurut (kasmir 2000 : 96-102).
a. Permohonan kredit
Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit hendaknya berisi
keterangan tentang :
1) Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang
usaha, nama pengurus berikut latar belakangnya, perkembangan
perusahaan, serta pemasaranya.
2) Tujuan pengambilan kredit.
3) Besarnya kredit dan jangka waktu
Dalam pengajuan pemohon menentukan besarnya jumlah kredit
yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya.
4) Cara pemohon mengembalikan kredit
Maksudnya adalah perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah
dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau
dengan cara lainya.
5) Jaminan kredit
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat.
Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi
sengketa, palsu dan sebagainya.
Selanjutnya permohonan kredit dilampiri berkas-berkas yang sudah
disyaratkan seperti :
1) Akte pendirian perusahaan
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan
Terbatas) atau yayasan yang dikeluarkan oleh notaris dan disahkan
oleh Kementrian Kehakiman.
2) Bukti diri (KTP) Para pengurus dan pemohon kredit.
3) T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan)
Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat dan dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya
berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali.
4) N.P.W.P (Nomor Pokok Wajib Pajak)
5) Neraca laporan rugi laba 3 tahun terakhir.
6) Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan.
7) Daftar penghasilan bagi perseorangan.
8) Kartu keluarga bagi perseorangan.
b. Penyelidikan Berkas Jaminan
Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen
yang diajukan pemohon kredit. Tujuanya adalah untuk mengetahui
apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang
telah ditetapkan.
Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang
ada seperti kebenaran dan keaslian akte notaris, TDP, KTP dan surat-
surat jaminan seperti sertifikat tanah, BPKB ke instansi yang
berwenang yang mengeluarkanya.
c. Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka
perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Adapun aspek yang perlu dinilai
dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah :
1. Aspek Hukum
Dalam aspek ini tujuanya adalah untuk menilai keaslian dan
keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon
kredit.Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga
yang berhak untuk mengeluarkan dokumen tersebut.
2. Aspek pasar dan pemasaran
Penilaian ini merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang
dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran
yang dilakukan.
3. Aspek keuangan
Penilaian ini merupakan untuk menilai keuangan
perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan itu yaitu Neraca
dan Laporan Rugi Laba 3thn terakhir.
4. Aspek Teknis
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha,
kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki.
5. Aspek Manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola
usahanya, termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya.
6. Aspek Ekonomi sosial
Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi
masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial.
7. Aspek Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL)
Apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi kriteria analisis
dampak lingkungan terhadap udara, air dan darat.
d. Wawancara pertama
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon peminjam
dengan cara berhadapan langsung dengan peminjam. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai
dan lengkap seperti yang bank inginkan.
e. Peninjauan ke lokasi
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari
hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah
melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit.
f. Wawancara kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokan dengan dokumen yang
ada serta hasil wawancara kedua.Wawancara ke dua merupakan
perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat peninjauan
lapangan.
g. Keputusan Kredit
Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit
tersebut layak diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan
administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup :
1) Akad kredit yang akan ditandatangani.
2) Jumlah uang yang diterima.
3) Jangka waktu kredit.
4) Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
h. Penandatanganan Akad Kredit
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit.
Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit dan surat perjanjian yang dianggap perlu,
penandatanganan dilaksanakan bank dengan debitur secara langsung
atau melalui notaris.
i. Realisasi kredit
Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya
adalah merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah
penandatanganan surat-surat yang diperlukan untuk membuka rekening
giro atau tabungan di bank bersangkutan.
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah.Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan
maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang
lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada
tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5
kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor
Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan,
BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk
BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan
syariah.
Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS
bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum
Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19
tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161
Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment
Point.
B. Visi Dan Misi
1. Visi BNI Syariah
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja
2. Misi BNI Syariah
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
C. Struktur Organisasi BNI Syariah KCP Ungaran
Gambar 1.1.Sumber BNI Syariah KCP Ungaran 2014
D. Tugas Masing-Masing Bagian
Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai tugas masing masing bagian pada P.T
Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran :
1. Kepala Cabang (branch Manager)
a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung
operasi kelancaran cabang.
b. Mengkordinir Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RAKP) tahunan
cabang.
c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna
mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik
pendanaan maupun jasa-jasa.
BrandManager
OperationalHead Service
(OSH)Teller
MarketingProcessing Customer Service
2. Oprational Head Service (OSH)
a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian transaksi-transaksi
jasa perbanksan serta pemupukan dana di kantor cabang pembantu.
b. Menyelenggarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di
cabang pembantu.
c. Menyelenggarakan pengadministrasian dan pemantauan atas transaksi
pembiayaan di kantor cabang pembantu.
d. Menyelenggarakan pelaporan transaksi jasa-jasa perbankan, pemupukan
dana, posisi likuiditas dan pembiayaan di kantor cabang sesuai dengan
pedoman atau ketentuan yang berlaku.
3. Processing
a. Memastikan bahwa semua pembiayaan penambahan pembiayaan telah
mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai limit.
b. Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan.
c. Memerikasa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan.
d. Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinya.
4. Customer Service
a. Mengerjakan dan menyelesaikan oprasional baik berupa tabungan,
deposito, inkaso secara umum atau oprasional pembayaran dan
pembukuanya.
b. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada sistem
pedoman oprasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas.
c. Membuat laporan atas transaksi-transaksi kemudian dilaporkan kepada
bagian pembukuan.
5. Marketing
a. Menyusun taktik dan strategi pemasaran produk perbankan kepada
masyarakat dan dunia usaha setempat.
b. Menyelenggarakan penelitian potensi ekonomi maupunkegiatan usaha
setempat.
c. Mencari nasabah-nasabah baru dengan memperkenalkan dan menawarkan
produk perbankan.
E. Produk-Produk BNI Syariah KCP Ungaran
Pada produk di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran terdapat 3 (tiga)
macam produk yaitu : 1) Produk simpanan, 2) Produk pembiayaan pribadi, 3) Produk
pembiayaan usaha kecil dan menengah. Adapun produk simpanan meliputi : 1)
Tabungan iB Hasanah, 2) Tabungan Prima iB Hasanah, 3) Tabungan Bisnis iB
Hasanah, 4) Tabungan Tapenas iB Hasanah, 5) Giro iB Hasanah, 7) Deposito iB
Hasanah, 8) Tabungan iB Hasanah berikut penjelasanya :
1. Tabungan iB Hasanah
Invastasi dana dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip syariah dengan akad mudharabah muttlaqah atau simpanan
berdasarkan akad wadiah.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening
b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor)
c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri.
d. Melakukan setoran awal minimal Rp.100.000,-
Fasilitas
a. Tersedia pilihan dengan akad mudharabah atau wadiah.
b. Bebas biaya administrasi bulanan untuk wadiah.
c. Buku Tabungan.
d. BNI Card Silver.
e. Autodebet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan
Tabungan IB Tapenas Hasanah dan Tabungan iB Haji Hasanah.
f. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
g. Dapat dijadikan agunan pembiayaan.
2. Tabungan iB Prima Hasanah
Investasi dana dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip syariah dengan akad medharabah mutlaqah dan bagi hasil yang lebih
kompetitif.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir pembukaan rekening.
b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor)
c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri.
d. Memiliki dana minimal Rp. 250.000.000,-
e. Melakukan setoran awal minimal Rp. 10.000.000,-
Fasilitas
a. Buku Tabungan
b. BNI Card Gold dengan limit transaksi penarikan tunai di ATM dan
transfer lebih besar.
c. Executive Lounge di bandara yang bekerja sama dengan BNI.
d. Perlindungan asuransi jiwa.
e. Auto debet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan
Tabungan Tapenas iB Hasanah dan Tabungan Haji iB Hasanah.
f. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
g. Dapat dijadikan agunan pembiayaan.
3. Tabungan Bisnis iB Hasanah
Investasi dana dalam mata uang rupiah dikelola berdasarkan prinsip
syariah dengan akad mudharabah mutlaqah dan dilengkapi dengan detail
mutasi debet dan kredit pada buku tabungan.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor).
c. Menyerahkan foto copy identitas diri.
d. Melakukan setoran awal minimal Rp. 5.000.000,-
Fasilitas
a. Buku Tabungan
b. BNI Syariah Card Gold dengan limit transaksi tunai dan transfer lebih
besar.
c. Executive Lounge di bandara yang bekerja sama dengan BNI.
d. Autodebet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan
Tabungan iB Tapenas Hasanah dan Tabungan Haji Hasanah.
e. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin simpanan).
f. Dapat dijadikan aguna pembiayaan.
4. Tabungan iB Haji Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola secara syariah
dengan akad mudharabah meutlaqah dengan sistem setoran bebas atua
bulanan, bermanfaat sebagai sarana pembayaran Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH).
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
b. Menunjukkan asli identitas (KTP/SIM/Paspor).
c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri.
d. Melakukan setoran awal minimal Rp. 500.000,-
Fasilitas
a. Buku Tabungan.
b. Autokredit untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/
Bisnis Hasanah/ Prima hasanah.
c. Perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri.
d. Berpeluang memperoleh pembiayaan Haji iB Hasanah.
Keunggulan
a. Bebas biaya pengelolaan rekening bulanan.
b. Dilindungi asuransi jiwa dan kecelakaan diri.
c. Proses mendapatkan nomor porsi haji lebih mudah dan praktis, karena
BNI Syariah ditunjuk oleh Kementrian Agama RI sebagai Bank
Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji dan terkoneksi real
time online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu).
5. Tabungan Tapenas Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan masa depan yang dikelola secara
syariah dengan akad mudharabah mutlaqah dengan sistim setoran bulanan,
bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti rencana
liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun lainya.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
b. Setoran awal minimal Rp. 100.000,-
c. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Pasapor).
d. Menyerahkan bukti identitas diri.
e. Memiliki rekening Tabungan iB Hasanah/ Bisnis Hasanah/ Prima
Hasanah sebagai rekening afiliasi.
f. Rekening akan otomatis ditutup dan saldo akan dicairkan ke rekening
afiliasi setelah biaya administrasi, apabila 3 bulan berturut-turut
mengalami gagal auto kredit.
Fasilitas
a. Buku Tabungan.
b. Tersedia pilihan jangka waktu minimal 1 tahun dan maksimal 18
tahun.
c. Autokredit untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/
Bisnis Hasanah/ Prima Hasanah.
6. Giro iB Hasanah
Simpanan dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah dengan akad Wadiah Yadh Dhamanah.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
b. Menunjukan bukti dan foto copy identitas serta setoran awal.
c. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia.
Fasilitas
a. Tersedia buku cek dan bilyat giro.
b. Tersedia dalam beberapa pilihan mata uang : Rupiah dan US Dollar.
c. Layanan informasi 24 jam, BNI Call di 500046 / 68888 dari ponsel.
d. On-line, kemudahan bertransaksi untuk penyetoran maupun penarikan
uang tunai di lebih 1.000 Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia.
e. Fasilitas Intercity Learing, memberikan kemudahan penarikan cek/
bilyet giro dari bank-bank di seluruh Indonesia.
7. Deposito iB Hasanah
Investasi berjangka yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan
perusahaan, dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah. Pengelolaan
dana disalurkan melalui pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah dan
menghasilkan bagi hasil yang kompetitif.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
b. Menunjukan bukti identitas dan menyerahkan foto copy identitas.
c. Melakukan setoran awal sebesar Rp. 1.000.000,- untuk rekening rupiah
atau USD 1,000 untuk rekening Dollar.
Fasilitas
a. Bilyet Deposito
b. Tersedia berbagai pilihan mata uang dan jangka waktu :
1. Mata uang Rupiah, pilihan jangka waktu : 1, 3, 6, 12 bulan.
2. Mata uang US Dollar, pilihan jangka waktu : 6 dan 12 bulan.
c. Bagi hasil dapat ditransfer ke rekening tabungan, giro, atau menambah
pokok invesatasi.
d. Tersedia pilihan perpanjang secara otomatis atau tidak otomatis saat
jatuh tempo.
Keunggulan
a. Bagi hasil yang kompetitif
b. Masuk dalam program penjaminan simpanan dari Lembaga Penjamin
Simpanan.
c. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
8. Tabungan iB Tunas Hasanah
Investasi dana dalam mata uang rupiah berdasarkan akad wadiah yang
diperuntukan bagi anak-anak yang berusia dibawah 17 tahun.
Persyaratan :
a. Mengisi formulir aplikasi data nasabah (CIF)
b. Menunjukan bukti identitas dan menyerahkan foto copy identitas.
c. Mengisi formulir KYC (Know Your Custemer)
d. Melakukan setoran awal Rp. 100.000,-
Fasilitas
Layanan transaksi perbankan secara elektronik untuk kemudahan dan
keleluasaan bagi nasabah anak yaitu e-banking yang terdiri dari ATM, SM
Banking, Phone Banking.
Adapun pembiayaan produk pribadi meliputi sebagai berikut : 1) Pembiayaan
KPR Syariah (Ggriya iB Hasanah), 2) Pembiayaan CCF iB Hasanah, 3) Pembiayaan
Multiguna iB Hasanah, 4)Pembiayaan Multujasa iB Hasanah, 5) Pembiayaan Oto iB
Hasanah, 6) Pembiayaan Emas iB Hasanah, 7) Pembiayaan iB hasanah, 8)
Pembiayaan Hasanah Card, berikut penjelasanya :
1. Pembiayaan BNI KPR Syariah
BNI Syariah KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah fasilitas
pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk
membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan,
apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent,
yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan
membayar kembali masing-masing calon, adapun keunggulanya :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.5 Milyar.
c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali untuk
pembelian kavling maksimal 10 tahun atau disesuaikan dengan
kemampuan pembayaran.
d. Uang muka ringan yang dikaitkan dengan penggunaan pembiayaan.
e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
Konvensional.
Pada pembiayaan KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah pembiayaan
yang menggunakan akad Murabahah, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia
b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun
pembiayaan harus lunas.
c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
2. Pembiayaan CCF iB Hasanah
CCF iB Hasanah adalah pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu
dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan Tabungan yang
diterbitkan BNI Syariah, adapun keunggulanya adalah :
a. Memberi kemudahan kepada nasabah yang mempunyai Simpanan
Rupiah ataupun Valas USD untuk memperoleh pembiayaan dengan
cara cepat.
b. Maksimum pembiayaan sebesar 90 % (untuk Simpanan Rupiah) dan
60% (untuk Simpanan Valas USD) dari jumlah nominal Deposito/
Tabungan/ Giro atas nama yang dijaminkan.
c. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI
Syariah maupun BNI Konvensional.
d. Maksimal jangka waktu selama 12 bulan (untuk simpanan Rupiah) dan
3 bulan (untuk simpanan Valas USD).
Pembiayaan CCF iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan
akad murabahah dan ijarah multijasa, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia
b. Mengisi Formulir Permohonan Cash Collateral Financing iB Hasanah.
c. Menyerahkan agunan atas nama berupa Deposito, Giro, dan/atau
Tabungan BNI Syariah.
3. Pembiayaan Multiguna iB Hasanah
Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan
konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai (apabila bernilai
material) dan atau fixed asset yang ditujukan untuk kalangan profesional dan
pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan
tetap dan tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta
tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam, adapun
keunggulanya adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.2 Milyar.
c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 8 tahun.
d. Uang muka ringan.
e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
Konvensional.
Pembiayaan Multiguna iB Hasanah adalah pembiayaan yang
menggunakan akad murabahah, adapun syarat-syaratnya :
a. Warga Negara Indonesia
b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun
pembiayaan harus lunas.
c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya Administrasi
b. Asuransi : Jiwa dan Kerugian
c. Notaris, Meterai.
4. Pembiayaan Multijasa iB Hasanah
Multijasa iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa
fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa dimaksud tidak bertentangan
dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori
yang diharamkan Syariah Islam, adapun keunggulanya adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.500 Juta.
c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
d. Uang muka ringan.
e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
Konvensional.
Pembiayaan multijasa iB Hasanah adalah pembiayaan yang
menggunakan akad ijarah multijasa, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia.
b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun
pembiayaan harus lunas.
c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya Administrasi.
b. Asuransi Jiwa dan Kerugian.
c. Notaris, Meterai.
5. Pembiayaan Oto iB Hasanah
Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan
bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan
pembiayaan ini, adapun keunggulannya adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.1 Milyar.
c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun.
d. Uang muka ringan dan khusus kendaraan bermotor roda 2 dengan pola
kerjasama uang muka tidak diwajibkan.
e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
Konvensional.
Pembiayaan Oto iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan
akad murabahah, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia
b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun
pembiayaan harus lunas.
c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Adapun biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya Administrasi.
b. Asuransi Jiwa dan Kerugian.
c. Notaris, Meterai.
6. Pembiayaan Emas iB Hasanah
Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas)
merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membeli emas logam
mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya
melalui akad murabahah (jual beli), adapun keunggulanya adalah :
a. Objek pembiayaan berupa logam mulia yang bersertifikat PT
ANTAM.
b. Angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan sampai
dengan lunas.
c. Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Margin kompetitif.
e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis.
f. Jangka waktu pembiayaan minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
g. Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp. 150.000.000,-
Adapun dokumen yang dibutuhkan adalah :
a. Formulir Permohonan Pembiayaan
b. Fotocopy KTP
c. Fotocopy NPWP (untuk permohonan Rp. 50.000.000,- keatas)
d. Fotocopy Kartu Identitas Pegawai (untuk pegawai)
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
a. Berstatus sebagai pegawai aktif / profesional / pengusaha/lainnya.
b. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat pembiayaan lunas
berusia maksimum : 55 tahun untuk pegawai (usia pensiun), 60 tahun
untuk kalangan profesional dan pengusaha.
c. Mempunyai penghasilan tetap dan kemampuan mengangsur.
7. Pembiayaan THI iB Hasanah
Pembiayaan THI iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif
yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran
awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh
Kementerian Agama, untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan
menggunakan akad ijarah dan qard, Adapun keunggulannya adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan maksimal 1 (satu) tahun atau s/d usia
pemohon 60 tahun.
c. Maksimal sebesar 80% dari biaya setoran awal BPIH untuk
mendapatkan nomor seat porsi haji.
d. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau
dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI
Konvensional.
Pembiayaan THI iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan
akad ijarah dan qard dengan bentuk pembiayaan 2 (dua) macam yaitu : 1)
Angsuran tetap secara proporsional (pokok+ujrah), 2) angsuran pokok
sekaligus di akhir periode. Adapun syarat-syaratnya adalah:
a. Telah memiliki rekening Tabungan BNI iB Haji.
b. Melampirkan copy identitas diri yang masih berlaku (KTP pemohon,
suami/istri), calon haji yang ditanggung)
c. Melampirkan copy surat nikah dan kartu keluarga (KK)
d. Melampirkan surat kuasa untuk membatalkan keberangkatan haji jika
nasabah menunggak pembiayaan.
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya administrasi.
b. Biaya pemeliharaan rekening pembiayaan Rp 2.500,-/bulan. Biaya
denda dan biaya penutupan rekening.
8. Pembiayaan iB Hasanah Card
IB Hasanah Card merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai
kartu kredit berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan
biaya bersifat tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa perhitungan bunga.
Sedangkan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah meliputi sebagai berikut :
1) Pembiayaan Wirausaha iB Hasanah, 2) Pembiayaan Usaha Kecil iB Hasanah, 3)
Pembiayaan Tunas Usaha iB Hasanah, 4) Pembiayaan Keja Sama Link Program, 5)
Pembiayaan Kerjasama Kopkar, 6) Pembiayaan Valas iB Hasanah, berikut
penjelasanya :
1. Pembiayaan wirausaha iB Hasanah
Wirausaha iB Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan produktif
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif
(modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan syariah dan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, adapun keunggulanya sebagai
berikut :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai
dengan prinsip syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 (tujuh) tahun.
c. Plafond pembiayaan minimal Rp. 50 Juta dan maksimum Rp.1
(satu) Milyar.
d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor
Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Pembiayaan wirausaha iB Hasanah menggunakan akad murabahah,
musyarakah, mudharabah, adapun syarat-syaratnya permohonan pembiayaan
adalah :
a. Warga Negara Indonesia.
b. Pengalaman dibidang usaha minimal 1 (satu) tahun.
c. Identitas diri (Kartu Keluarga (KK) dan KTP)
d. Surat keterangan berusaha dari kelurahan/kecamatan khusus
untuk pembiayaan sampai dengan Rp.150 Juta.
e. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku.
f. NPWP (perorangan/perusahaan).
g. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak
tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah.
h. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan
terakhir (bila ada).
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya Administrasi.
b. Asuransi Kerugian Notaris, Meterai.
2. Pembiayaan Usaha Kecil iB Hasanah
Usaha Kecil iB Hasanah adalah pembiayaan syariah yang digunakan
untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha
kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah, adapun keunggulanya
sebagai berikut :
a. Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 (tujuh) tahun.
c. Plafond pembiayaan sampai dengan Rp.10 (sepuluh) Milyar.
d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor
Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Pembiayaan usaha kecil menggunakan 2 (dua) cara bentuk pembiayaan
yaitu sebagai berikut :
a. Murabahah untuk pembelian barang baik untuk tujuan
investasi maupun modal kerja secara angsuran (aflopend).
b. Mudharabah/ Musyarakah dapat diberikan dalam bentuk modal
kerja atas suatu proyek/usaha tertentu dengan menggunakan
prinsip Mudharabah/ Musyarakah baik secara angsuran
maupun diakhir.
Adapun syarat-syarat penerima pembiayaan adalah :
a. Memiliki legalitas usaha lengkap sesuai bidang usahanya.
b. NPWP, Laporan Keuangan, dan SPT Tahunan PPh.
c. Pengalaman dibidang usaha minimal 2 (dua) tahun.
d. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan
terakhir.
e. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak
tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah.
f. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku.
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah
sebagai berikut :
a. Biaya Administrasi
b. Asuransi : Kerugian
c. Notaris, Meterai.
3. Pembiayaan Tunas Usaha iB Hasanah
Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja dan
atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun
belum bankable dengan prinsip syariah dalam rangka mendukung pelaksanaan
Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2007, adapun keunggulanya :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan
prinsip syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk
pembiayaan modal kerja dan 5 (lima) tahun untuk pembiayaan
investasi.
c. Plafond pembiayaan minimal Rp. 5 Juta dan maksimum Rp. Rp. 500
Juta.
Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI
Syariah maupun BNI Konvensional.
Pembiayaan Tunas iB Hasanah menggunakan akad murabahah,
mudharabah, musyarakah, adapun pola penyaluran pembiayaannya adalah :
a. Langsung ke end user.
b. Tidak langsung (executing melalui Linkage Program)
Adapun persyaratan menjadi Calon Nasabah sebagai berikut :
a. Dapat diberikan kepada perorangan, badan usaha, kelompok, dan
koperasi.
b. Kriteria nasabah yang dapat dibiayai adalah Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi (UMKMK) yang belum pernah mendapat
pembiayaan/kredit dari perbankan yang wajib dibuktikan dengan hasil
BI checking pada saat permohonan pembiayaan diajukan dan atau
belum memperoleh fasilitas kredit program dari pemerintah.
c. Sektor yang dapat dibiayai seluruh sektor ekonomi.
d. Melengkapi persyaratan dokumen sesuai ketentuan yang berlaku.
Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah :
a. Biaya Administrasi.
b. Asuransi Kerugian.
c. Notaris, Meterai.
4. Pembiayaan Kerjasama Linkage Program
Pembiayaan Kerjasama Linkage Program iB Hasanah adalah fasilitas
pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan
pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
(BMT, BPRS, KJKS, dll) untuk diteruskan ke end user (pengusaha mikro,
kecil, dan menengah syariah). Kerjasama dengan LKS dapat dilakukan secara
langsung ataupun melalui Lembaga Pendamping, Adapun manfaat
pembiayaan bagi Lembaga pendamping dan LkS adalah sebagai berikut :
Manfaat bagi Lembaga Pendamping :
a. Mendapatkan kepastian pembiayaan kepada mitra binaannya;
b. Mendapatkan ujrah/fee dari LKS.
Manfaat bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) :
a. Membantu meningkatkan pemberdayaan Lembaga Keuangan Syariah
di Indonesia sebagai Lembaga Keuangan Mikro.
b. Menjadi sumber pendanaan tambahan bagi Lembaga Keuangan
Syariah (funding).
c. Meningkatkan kepercayaan BNI Syariah kepada LKS.
d. Mempercepat pemerataan penyaluran dana syariah kepada Usaha
Mikro Kecil dan Menengah dalam hal membantu mengentaskan
kemiskinan.
Akad pembiayaan ke LKS adalah Mudharabah/ Musyarakah
sedangkan akad pembiayaan dari LKS ke end user sesuai dengan kebutuhan
(Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah), adapun syarat-syarat LKS
adalah :
a. Perusahaan berbadan hukum dan telah beroperasi komersial selama
sekurang-kurangnya 3 tahun.
b. Menyampaikan laporan keuangan selama 3 tahun terakhir. (Pada
laporan keuangan tahun terakhir, LKS membukukan keuntungan (laba)
dan jenis laporan keuangan adalah audited untuk fasilitas kredit > 5 M)
c. Pengurus, pemilik dan Lembaga Keuangan tidak tergolong dalam
daftar Black List serta tidak tercatat dalam daftar pembiayaan
bermasalah di Bank Indonesia.
d. Menyerahkan copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
perusahaan dan pengurus.
e. Fotokopi KTP (identitas diri) pengurus.
Jangka waktu Perjanjian Kerjasama antara BNI Syariah dan LKS
maksimal selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan
evaluasi, adapun Nisbah bagi hasil ke LKS mengacu pada tarif pembiayaan
yang berlaku di BNI Syariah, sedangkan tarif ke end user ditentukan oleh LKS
namun setinggi-tingginya tidak melebihi 30% per anuity (p.a).
5. Pembiayaan Kejasama Kopkar
Pembiayaan Kerjasama Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas
pembiayaan mudharabah produktif dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana
menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi Karyawan
(Kopkar)/Koperasi Pegawai (kopeg) untuk disalurkan secara prinsip syariah ke
end user/pegawai.
Pembiayaan ke kopkar/kopeg adalah mudharabah sedangkan akad
pembiayaan dari kopkar/kopeg ke end user adalah murabahah, adapun syarat-
syarat pembiayaan Kopkar/kopeg adalah :
a. Koperasi telah beroperasi komersial selama sekurang-kurangnya 3
tahun.
b. Mempunyai legalitas usaha lengkap dan masih berlaku (Anggaran
Dasar berikut seluruh perubahannya, Pengesahan dari Departemen
Koperasi, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Telah menjadi nasabah BNI Syariah atau Bank lain minimal selama 6
bulan.
d. Kredibilitas manajemen baik (pengalaman, integritas, pendidikan,
struktur organisasi dan succession planning / kaderisasi).
e. Pengurus, pemilik dan Lembaga Keuangan (Koperasi dan
instansi/perusahaan) tidak tergolong dalam Black List serta tidak
tercatat dalam daftar kredit bermasalah di Bank Indonesia.
f. Menyampaikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
Jangka waktu Perjanjian Kerjasama antara BNI Syariah dan kopkar/
kopeg maksimal selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setelah
dilakukan evaluasi, adapun nisbah bagi hasil ke kopkar/kopeg mengacu pada
tarif pembiayaan yang berlaku di BNI Syariah, sedangkan tarif margin ke end
user ditentukan oleh kopkar/kopeg namun setinggi-tingginya tidak melebihi
30% p.a.
6. Pembiayaan Valas iB Hasanah
Pembiayaan Valas iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh
unit operasional dalam negeri kepada nasabah pembiayaan dalam negeri,
dalam bentuk mata uang valuta asing, adapun Keunggulanya :
a. Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
b. Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaannya.
c. Pembiayaan dapat diberikan untuk keperluan modal kerja dan atau
investasi dengan minimal sebesar US$ 25,000.00 (duapuluh lima ribu
dollar Amerika Serikat).
d. Pembayaran angsuran Pembiayaan Valas iB Hasanah (pokok dan
margin/bagi hasil) dilakukan dalam mata uang yang sama dengan mata
uang pembiayaan yang diberikan atau dalam mata uang rupiah
equivalent dengan angsuran pembiayaan pada kurs yang berlaku saat
itu.
e. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI
Syariah maupun BNI Konvensional.
Penggunaan akad Pembiayaan Valas iB Hasanah yang dapat digunakan
disesuaikan dengan kebutuhan calon nasabah pembiayaan, Jenis valuta yang
dapat diberikan adalah US$ (United State Dollar), Singapura Dollar, Euro, dan
valuta asing lainnya, adapun syarat-syarat penerima pembiayaan adalah :
a. Memiliki Legalitas Usaha lengkap.
b. NPWP, Laporan Keuangan, dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
PPh.
c. Pengalaman dibidang usaha minimal 2 (dua) tahun.
d. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan
terakhir
e. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak tercatat
sebagai nasabah pembiayaan macet/ bermasalah.
f. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku.
BAB IV
ANALISIS
A. Konsep 5C pada penyaluran kredit pembiayaan pada Bank BNI Cabang
Pembantu Ungaran.
BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah lembaga keuangan yang
berbasis syariah yang menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tentunya
menghadapi resiko yang sangat besar akan kegagalan pemembiayaan. Untuk itu Bank
BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran perlu melakukan penelitian terhadap calon
nasabahnya sebelum pembiayaan itu disalurkan. Dalam menganalisis calon
nasabahnya, bank dapat mengetahui apakah nasabah tersebut mampu mengembalikan
pinjamanya atau sebaliknya.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian calon nasabahnya Bank BNI Cabang
Pembantu Ungaran menerapkan annalisis dasar 5C tentang Character, Capacity,
Capital, Collateral, Condition of Economy dan kelengkapan aplikasi sebagai dasar
penilaian calon nasahnya. Dengan menerapkan analisis tersebut maka pihak bank
dapat menekan sekecil mungkin resiko yang dihadapi.
Dari kegiatan Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran melaksanakan penelitian
terhadap nasabahnya, maka Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran dapat mengetahui
nasabah tersebut layak diberikan pembiayaan ataupun sebaliknya. Adapun penilaian
tersebut meliputi :
a. Character ( Karakter)
Pada tahap ini Bank BNI Cabang pembantu Ungaran melakukan
peenyelidikan terkait dengan sifat nasabah, watak nasabah ataupun sifat
pribadi nasabah lainya. Karena dalam penyaluran Pembiayaan dasarnya adalah
kepercayaan. Selain itu Bank BNI Syariah Ungaran juga melakukan
pengecekan ke BI Chaking kegiatan tersebut dilakukan oleh bagian
processing, BNI Syariah melakukan hal tersebut agar dapat mengetahui sifat
nasabah apakah bermasalah atau tidak dalam melakukan pinjaman dan untuk
mengetahui apakah nasabah tersebut mempunyai pinjaman lainya di bank
berbeda atau tidak.
Manfaat dari Penelitian Character ini adalah, Bank BNI Syariah
Cabang Pembantu Ungaran dapat mengetahui tingkat kejujuran nasabah
tersebut dan tingkat integritas nasabah itu sendiri serta kemauan nasabah
dalam mengembalikan pinjamanya atau memenuhi kewajiban-kewajibanya.
Karena bila nasabah tersebut tidak mau mengembalikan pinjamanya tentu
akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dalam melakukan penelitian tentang character nasabah bukan hal
yang mudah untuk itu pihak bank harus sangat berhati-hati. Pihak Bank BNI
Syariah Cabang Pembantu melakukan penelitian character dengan cara
sebagai berikut :
1. Pihak bank melakukan wawancara terhadap nasabahnya dan melakukan
wawancara orang sekitar tempat tinggalnya.
2. Melakukan penelitian terkait dengan reputasi di tempat nasabah tersebut
bekerja.
3. Melakukan Penelitian di BI Cheking terkait dengan nasabah memiliki
pinjaman di bank lain atau tidak dan mengetahui reputasi nasabah
tersebut dalam melakukan pinjaman selama ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah Ungaran
telah melakukan analisis Character terhadap calon nasabahnya sesuai
dengan analisis 5C.
b. Capacity ( Kemampuan )
Capacity adalah kemanpuan calon debitur untuk melunasi kewajiban
kewajibanya dalam kesepakatan yang telah disepakati bersama. Jadi, dapat
disimpulkan dalam hal ini pihak bank melakukan penelitian apakah calon
nasabahnya mampu melunasi kewajibanya atau tidak.
Dalam hal ini pihak bank melakukan Penelitian capacity dengan cara :
1. Melakukan penelitian terkait dengan prospek usahanya ke depan
mengalami kegagalan atau kemajuan.
2. Melakukan penelitian terkait posisi neraca laba rugi atas usaha calon
nasabahnya beberapa periode ke belakang.
3. Melakukan penelitian sejauh mana nasabah tersebut mengelola
uasahanya. Terkait dengan bahan baku, tenaga kerja dan mesin-mesin.
4. Menilai kemampuan managerial nasabahnya terkait dengan kemampuan
nasabah tersebut dalam memimpin perusahaanya.
5. Menilai latar belakang pendidikan calon nasabah dan pengurus.
Pemberian pembiayaan barang konsumsi terkait dengan capacity,
maka pihak Bank BNI Syariah cabang Pembantu Ungaran melakukan
penelitian terhadap pekerjaan yang sedang dijalankan oleh nasabah tersebut.
Dari penelitian tentang pekerjaan nasabah tersebut maka pihak bank dapat
menyimpulkan bahwa nasabah tersebut mampu melunasi kewajibanya atau
tidak.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah
Ungaran melakukan penelitian menurut Capacity nasabahnya, hal itu sesuai
dengan prinsip analisis menurut 5C.
c. Capital ( Modal )
Pada tahap ini bank melakukan penilaian terhadap kemampuan calon
nasabahnya terhadap modal sendiri yang dimiliki nasabahnya. Sebagai contoh
apabila pihak bank ingin membiayayai kepemilikan rumah, maka yang
dilakukan bank adalah mengetahui besarnya uang muka yang diberikan oleh
nasabah. Basarnya uang muka yang diberikan nasabah yaitu 20% dari harga
kepemilikan rumah tersebut. Sedangkan untuk pembiyayaan dengan jaminan
sertifikat rumah maka pihak bank memberikan pembiyayaan 60% dari harga
taksasi jaminan tersebut.
Dalam hal ini pihak Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran
tidak terlalu mengutamakan Capital atau pekerjaan calon nasabahnya menurut
prinsip 5C.
d. Colleteral ( Jaminan)
Collateral adalah jaminan kredit yang mempertinggi tingkat keyakinan
bank bahwa debitur dengan bisnisnya atau pekerjaanya mampu melunasi
kredit. Dimana agunan ini berupa jaminan pokok yang berfungsi untuk
menjamin pelunasan uang jika ternyata di kemudian hari debitur tidak
melunasi hutangnya. Dalam hal ini debitur menjanjikan akan menyerahkan
sejumlah hartanya untuk pelunasan utang menurut ketentuan Undang-Undang
yang berlaku, apabila dalam waktu yang ditentukan terjadi kemacetan
pembayaran utangnya.
Pada tahap ini Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran
melakukan analisis collateral degan cara menilai taksasi jaminan tersebut
apakah jaminan tersebut sesuai dengan nilai pembiayaan yang diajukan oleh
calon nasabahnya, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bank
BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis Collateral
menurut 5C.
e. Condition Of Economy
Pada tahap ini yang dimaksud dengan Condition Of Economy adalah
kondisi yang mempersyaratkan bahwa kegiatan usaha debitur mampu
mengikuti fluktuasi ekonomi bauik di dalam negeri maupun luar negeri.
Termasuk juga analisis terhadap kemampuan usaha debitur dalam
menghadapi situasi ekonomi yang mungkin tiba-tiba berubah diluar dugaan
semula.
Dengan kata lain manfaat dari penilaai ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana kondisi perekonomian yang mempengaruhi suatu negara yang
akan mempengaruhi perusahaan baik itu dampak yang bersifat positif maupun
dampak negatif yang mempengaruhi perusahaan yang dibiayaai tersebut.
Dalam hal ini yang mempengaruhi adalah peraturan daerah tersebut, peraturan
pemerintah, peraturan peraturan moneter negara yang bersangkutan.
Dalam hal ini Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran tidak
melakukan analisis Condition Of Economy dan hanya dijadikan sebagai
pelengkap dalam menganalisis calon nasabahnya dengan tidak menitik
beratkan pada faktor tersebut.
Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran dalam menyalurkan
kredit pembiayaan rentan terhadap resiko akan tidak kembalinya dana yang
disalurkan, untuk itu Bank BNI Syariah Ungaran dalam hal ini juga
melakukan analisis terhadap kelengkapan aplikasi yang diberikan oleh
nasabah. Adapun langkah yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu
Ungaran dalam menganalisis keabsahan aplikasi adalah sebagai berikut:
1) Meneliti keabsahan dokumen yang dijaminkan seperti keabsahan
sertifikat.
2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) bagi pembiayaan perusahaan.
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pembiayaan
perorangan dan perusahaan.
4) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk pembiayaan bagi
perusahaan di sektor industri.
5) Surat Izin Perdagangan (SIUP) untuk pembiayaan bagi
perusahaan.
6) Data terkait dengan data diri nasabah (KK, KTP)
7) Slip Gaji bagi pembiayaan perorangan atau pribadi.
8) Surat Keterangan bekerja bagi pembiayaan perorangan yang
bekerja di sebuah perusahaan.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis menurut 5C
yaitu dengan menitik beratkan pada faktor Chracter, Capacity, Colleteral.
Selain dari hasil analisis menurut faktor tersebut Bank BNI Syariah Ungaran
dalam menyalurkan kredit pembiayaan juga melihat dari kelengkapan aplikasi
yang diajukan oleh nasabah tersebut, Hal itu diketahui dari hasil wawancara
dengan Bapak Adit selaku bagian Pocessing (13 Juli 2014).
Contoh Studi kasus Pembiayaan
Pak Hasan adalah seorang guru PNS sudah bekerja selama 4 tahun
dengan gaji per bulan Rp 5.000.000,- Pak Hasan ingin membeli rumah dengan
harga Rp 100.000.000,-. Pak Hasan ingin membeli rumah tersebut di BNI
Syariah Cabang pembantu Ungaran. Pak hasan memberikan Uang muka Rp
20.000.000,- sisa hutang pak Hasan Rp 80.000.000,- akan diangsur selama 180
bulan. Di lingkungan tempat tinggal pak Hasan dikenal baik. Info pada BI
Cheking Pak Hasan orang baik tidak termasuk daftar hitam BI.
Pada kasus di atas analisis pembiayaannya sebagai berikut :
a. Character
Diketahui Pak Hasan di lingkungan tempat tinggal dikenal baik, tidak ada
masalah dengan tetangga. Di lingkungan tempat kerja pak Hasan dikenal
juga baik, info BI Cheking Bapak Hasan orang baik.
b. Capacty
Aspek pendapatan
Pendapatan Suami: Rp 5.000.000,-
Pendapatan Istri : RP - +
Total pendapatan : Rp 5.000.000,-
Total Pendapatan x 40% = Rp 2.000.000
c. Capital
Pak Hasan mempunyai pekerjaan tetap yaitu sebagai PNS.
d. Colleteral
Jaminan berupa sertifikat tanah dengan nilai taksiran sebagai berikut :
Harga pasar/ taksiran:
20% x Rp 80.000.000 = Rp 16.000.000
Rp 80.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 64.000.000
e. Condition Of Economy
Status tempat tinggal : Rumah sendiri
Keadaan ekonomi : Baik
Selain melakukan analisis berdasarkan 5C Bank Syariah Cabang Pembantu
Ungaran melakukan analisis terhadap aplikasi atas nama pengajuan Bapak
Hasan, adapun analisis aplikasi yang dilakukan sebegai berikut :
1) Kelengkapan terhadap keabsahan jaminan yang diberikan
Bapak hasan.
2) Data diri (KTP, KK) Bapak Hasan
3) NPWP
4) Slip gaji Bapak Hasan.
Berdasarkan dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemohon
layak disalurkan pembiayaan dengan memperhatikan jaminan, watak
nasabah, kemampuan dan kelengkapan aplikasi, dengan rincian angsuran
sebagai berikut :
Margin Bank = Rp 80.000.000 x 9,52% x 15 tahun
= Rp 114.240.000
Angsuran tiap bulan = pokok + Margin Bank
Jangka waktu
= Rp 80.000.000 + Rp 114.240.000
180 Bulan
= Rp 1.079.111,-
B. Kendala-kendala yang dihadapi BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam
konsep 5C
Dalam melakukan pembiayaan BNI syariah Cabang Pembantu Ungaran
mengalami berbagi macam kendala, adapun kendala yang dialami BNI Syariah
Cabang Ungaran dalam menyalurkan pembiayaan adalah kesalahan yang diakibatkan
oleh faktor kesalahan nasabah, kesalahan pegawai bank sendiri dan kesalahan ketidak
sengajaan yang ditimbulkan nasabah, kesalahan tersebut diantaranya adalah :
1. Kesalahan yang diakibatkan nasabah
a. Kendala yang dialami BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran
diantaranya masih terdapat kekurangan aplikasi atau data nasabah.
Diantaranya jaminan yang atas nama belum jelas dalam hal ini kesalahan
yang diakibatkan oleh nasabah itu sendiri, seharusnya jaminan yang
dijaminkan hendaknya atas nama nasabah sendiri, Data tersebut diperoleh
ketika mewawancarai Bapak Adit (13 Juli 2014) selaku bagian
Prosessing.
f. Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit (13 Juli 2014), selaku Bagian
Processing masalah yang timbul Pada aplikasi pembiyaan di BNI Syariah
Ungaran adalah pada Capacity atau Kemampuan. Contoh Kasus : Pak
Doni ingin mengajukan pembiayaan kepemilikan rumah atas nama Pak
Doni sendiri, namun dalam hal ini melibatkan istrinya. Dari hasil
pendapatan keduanya memenuhi, Akan tetapi suatu hari istrinya
meninggal secara otomatis pembiayaan tersebut mengalami
keterlambatan dan macet, dalam hal ini masalah yang timbul adalah
kesalahan yang tidak disengaja yang diakibatkan oleh nasabah.
2. Kesalahan yang diakibatkan pegawai
a. Dari hasil wawancara dengan Bapak Tahta (8 Juli 2014) selaku Marketing
lending permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya kehati-hatian
dalam menilai character calon nasabah sehingga terjadi permasalahan
pembiayaan yang mengalami macet. Contoh kasus : Bapak Dodi ingin
membeli mobil pribadi, akan tetapi Bapak Dodi bertempat tinggal di
lingkungan baru. Hal tersebut membuat marketing lending mengalami
kendala dalam melakukan penilaian nasabah dan di masa depan Bapak
Dodi tidak dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan Bank, dalam
hal ini kesalahan yang timbul adalah dari kesalahan pegawai bank itu
sendiri.
b. Permasalahan lainnya terkait dengan kesalahan pegawai BNI Syariah
Cabang Pembantu Ungaran adalah terjadinya pergantian kepengurusan
dan terjadi pelimpahan tanggung jawab kepada pengurus yang baru.
Sehingga terjadi ketidak tahuan permasalahan yang dihadapi bank, hal itu
menyebabkan pembiayaan mengalami macet, dari hasil wawancara
dengan Bapak Adit (13 Juli 2014).
Dengan demikian kendala-kendala yang dialami dalam penyaluran kredit
pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah 1) atas nama
barang jaminan yang masih belum jelas yang diakibatkan oleh kesalahan nasabah itu
sendiri, 2) marketing lending masih belum menguasai penilaian character nasabah
dan ketidak tahuan pengurus tentang masalah yang dihadapi bank, dengan demikian
kesalahan yang timbul diakibatkan oleh kesalahan pegawai, 3) terjadinya kesalahan
yang tidak disengaja yang dialami oleh nasabah.
C. Kebijakan yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam
mengatasi kendala yang ada
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Purwadi (26 juni 2014), selaku
Pimpinan Cabang Pembantu dalam melakukan penilaian 5C terhadap nasabah banyak
mengalami kendala.Hal itu menyebabkan BNI Syariah Ungaran perlu melakukan
langkah-langkah strategi dalam mengatasi kendala tersebut. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan BNI Syariah, sebagai berikut :
a. Melakukan Evaluasi terhadap strategi Pemasaran
Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku
Pimpinan Cabang Pembantu memberikan kebijakan atau pengarahan dan
dilaksanan Marketing lending dalam menghindari Pembiayaan yang macet
maka marketing lending harus lebih jeli dalam memilih nasabah dan
melakukan penilaian nasabah sesuai SOP Perusahaan.
b. Melakukan Pengawasan terhadap Marketing Lending BNI
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku
Pimpinan Cabang Pembantu, pihak bank melakukan pemantauan. Dalam hal
ini Pemimpin cabang melakukan Pengawasan terhadap marketing lending BNI
Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam memasarkan produk kredit
pembiayaan yang memenuhi kriteria Character, Capacity, Collateral,
Capital,Condition Of Ekonomi.
c. Melakukan Audit Seminggu sekali
Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku
Pimpinan Cabang dalam hal ini Kantor Cabang Pusat melakukan Audit yang
dilakukan oleh pegawai yang ahli dalam bidangnya melakukan pengawasan
yang berguna untuk mengetahui prosentase pembiayaan yang disalurkan dan
untuk mengetahui potensi pembiayaan macet.
d. Melakukan Pembinaan Terhadap Pengelola
Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014), selaku
Pimpinan Pembantu, dalam hal ini Kantor Cabang (KC) akan melakukan
pembinaan terhadap pengelola Kantor Cabang Pembantu (KCP) agar dapat
menguasai analisis pembiayaan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan
dan untuk mengatasi permasalahan yang ada yang dialami oleh Kantor Cabang
Pembantu.
e. Melakukan Pertemuan sebulan sekali seluruh Cabang
Mengadakan pertemuan seluruh cabang yang berguna untuk saling berbagi
atau sharing hal ini untuk mengetahui rasiko yang dihadapi dan untuk
mengetahui kebijakan yang harus diambil bila mengalami kesulitan dalam
menganalisis pembiayaan ataupun meningkatkan pendapatan pada setiap
cabang.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Putri Windy. 2013. Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat
Indonesia Tbk kantor Pusat Palembang, diterbitkan. STIE MDP, (online),
http://eprints.mdp.ac.id/753/1/JURNAL, (diakses pada 6 September 2014).
Budi Utomo, Indra. 2012. Tugas akhir : Implementasi 5C dalam Pembiayaan Murabahah di
BMT Tumang Cabang Ampel. STAIN Salatiga.
Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Jakarta :PPM. Manajemen.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rindjin, Ketut. 2000. Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ruwanti,Pandi Afandi. 2014. Persepsi Nasabah Terhadap 5C Untuk menentukan Kelayakan
pemberian Kredit Pada Nasabah PT. BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga,
diterbitkan. STIE AMA Salatiga, (online), http://Jurnalstiesemarang.ac.id , (diakses
23 Agustus 2014).
Saraswati, Rosita Ayu. 2012. Peranan Analisis Laporan keuangan, Penilaian terhadap 5C
Calon Debitur dan pengawasan kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten
temanggung, diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta, (online),
http://Journal.uny.ac.id , (diakses 23 Agustus 2014).
Simorangkir O.P. 2004. Pengantar lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta : UII Press
Yogyakarta ( anggota IKAPI).
Suyatno, Thomas, dkk. 2007. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama
Wawancara dengan Bapak Tahta, selaku marketing lending 8 Juli 2014.
Wanancara dengan Bapak Adit, selaku Processing 13 juli 2014.
Wawancara dengan bapak Purwadi, selaku Manajer tanggal 26 Juni 2014.
Undang-Undang NO 10 Tahun 1998.
Undang-Undang NO 7 Tahun 1992.
REFERENSI INTERNET
http://bnisyariah.co.id, (diakses 12 Juli 2014).
Pipah, “Penelitian Kualitatif” dalam http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-
penelitian-kualitatif.html, (diakses 22 Agustus 2014).