analisis pelaksanaan perjanjian kerja …digilib.unila.ac.id/31596/3/skripsi tanpa bab...

59
ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SAMA USAHA PENYIMPANAN IKAN ANTARA PT. AWINDO INTERNATIONAL DAN PT. JAYA SAMUDERA SEJAHTERA (Studi Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara) (Skripsi) Oleh Nugraha Akbar Deton Nauli 1442011025 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 201

Upload: trinhcong

Post on 16-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SAMA USAHA

PENYIMPANAN IKAN ANTARA PT. AWINDO INTERNATIONAL DAN

PT. JAYA SAMUDERA SEJAHTERA

(Studi Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru

Jakarta Utara)

(Skripsi)

Oleh

Nugraha Akbar Deton Nauli

1442011025

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

201

ABSTRAK

ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SAMA USAHA

PENYIMPANAN IKAN ANTARA PT. AWINDO INTERNATIONAL DAN

PT. JAYA SAMUDERA SEJAHTERA

(Studi Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Muara Baru Jakarta Utara)

Oleh:

Nugraha Akbar Deton Nauli

Kegiatan ekonomi di pelabuhan melibatkan banyak pihak dan kepentingan, salah

satunya adalah usaha penyimpanan ikan. Usaha ini dilaksanakan berdasarkan pada

perjanjian kerja sama antara pengusaha pemilik kapal dan pengusaha

penyimpanan ikan (Cold Storage). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

ini ialah tentang: Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja sama usaha

penyimpanan ikan yang menyangkut hak dan kewajiban antara 2 (dua) pihak,

yaitu PT. Awindo International dan PT. Jaya Samudera Sejahtera? dan bagaimana

cara penyelesaian sengketa permasalahan bila terjadi wanprestasi?

Jenis Penelitian yang digunakan adalah hukum normatif-terapan dengan tipe

penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan

normatif terapan. Data yang digunakan data primer yang di dapat dari hasil

wawancara dan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder,

dan tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, dan wawancara

terhadap informan yang mengetahui hak dan kewajiban beserta cara penyelesaian

sengketa. Pengolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data, penandaan

data, dan penyusunan/sistematis data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis

secara kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan

perjanjian kerja sama usaha penyimpanan ikan antara PT. Awindo International

dan PT. Jaya Samudera Sejahtera memiliki hak dan kewajiban masing-masing

yang sesuai dalam surat perjanjian kerja sama No. AWI/TAX/17/002 tentang

Usaha Penyimpanan Ikan. Perjanjian kedua belah pihak dibuat secara tertulis.

Penyelesaian permasalahan wanprestasi perjanjian kerja sama usaha penyimpanan

ikan antara kedua belah pihak dalam pelaksanaannya diselesaikan dengan cara

musyawarah.

Kata Kunci: Perjanjian Kerja Sama, Pelaksanaan Perjanjian, Usaha

Penyimpanan Ikan.

ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SAMA USAHA

PENYIMPANAN IKAN ANTARA PT. AWINDO INTERNATIONAL DAN

PT. JAYA SAMUDERA SEJAHTERA

(Studi Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Muara Baru Jakarta Utara)

Oleh:

NUGRAHA AKBAR DETON NAULI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nugraha Akbar Deton Nauli.

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7

Oktober 1996, Penulis merupakan anak tunggal dari

pasangan Bapak Tondi Nauli dan Ibu Ermy Marla Dewi,

Amd.

Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh adalah pendidikan Taman Kanak-

Kanak (TK) Taruna Jaya Perumnas Way Halim Bandar Lampung yang

diselesaikan pada Tahun 2002. Sekolah Dasar (SD) di SD Al-Azhar 1 Bandar

Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2008. Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Kartika II–2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2011

dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP UNILA Bandar Lampung yang

diselesaikan pada Tahun 2014.

Pada Tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan program Strata 1 (S1) penulis

mendaftar dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur seleksi penerimaan mahaiswa baru Non Regular. Di Fakultas Hukum

Universitas Lampung, penulis mengambil minat Hukum Perdata.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan

yaitu menjadi Anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Perdata (Hima Perdata)

Tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Sidomulyo, Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Kemudian pada Tahun 2018 penulis menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah ( Nasib ) suatu kaum sampai mereka

mengubah diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Ra’d:11)

“Walaupun raga terpisah oleh kematian suatu hari nanti, namun cinta sejati, tetap

ada di relung hati”

(B.J. Habibie)

“Tahu kapan waktu untuk berhenti sama pentingnya dengan tahu kapan waktu

untuk mulai”

(Harry Houdini 1874-1942)

PERSEMBAHAN

Semua yang telah ku capai adalah atas berkah dan rahmat Allah SWT dan Nabi

besar Muhammad SAW serta doa dukungan saran masukan dari dosen

pembimbing, orang tua, keluarga, sahabat hingga selesai skripsi ini.

Dengan segala rasa syukur penulis persembahkan karya kecil ini kepada :

Kedua Orang Tua ku Tercinta,

Ayahanda “Tondi Nauli” dan Ibunda “Ermy Marla Dewi” tercinta

Yang selalu memberikan doa, dukungan, masukan, bimbingan dalam

membesarkan ku serta cinta kasih yang luar biasa dan selalu tercurah untuk ku

hingga aku dapat tumbuh menjadi pribadi yang gigih dalam

mengejar cita-cita.

Almamater Tercinta.

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin,puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

karena atas rahmat dan hidayah nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Usaha

Penyimpanan Ikan Antara PT. Awindo International Dan PT. Jaya

Samudera Sejahtera (Studi Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam

Zachman Muara Baru Jakarta Utara)” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulisan skripsi ini

penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak

sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali

ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-

besarnya terhadap :

1. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata

Fakultas Hukum Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak membantu penulis dengan kesabaran, kesediaan meluangkan

waktunya untuk membimbing, mencurahkan segenap pemikirannya,

memberikan masukan, motivasi dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

3. Ibu Kasmawati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak membantu penulis dengan kesabaran, kesediaan meluangkan

waktunya untuk membimbing, mencurahkan segenap pemikirannya,

memberikan masukan, motivasi dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

4. Ibu Ratna Syamsiar, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Satria Prayoga, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis selama ini dalam perkuliahan di Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

7. Ibu Sri Sulastuti, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Akademik

menggantikan Bapak Satria Prayoga S.H., M.H. yang telah membimbing

penulis selama ini dalam perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas

Lampung, khususnya Bapak/Ibu Dosen Bagian Hukum Keperdataan sumber

mata air ilmuku yang penuh ketulusan, dedikasi untuk memberikan ilmu yang

bermanfaat dan motivasi bagi penulis, serta segala kemudahan dan

bantuannya selama penulis menyelesaikan studi.

9. Para staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung bagian Hukum

Perdata: Mas Dedi, Mbak Yanti, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih telah banyak membantu.

10. Teristimewa untuk kedua orangtuaku ayahanda Tondi Nauli dan ibunda Ermy

Marla Dewi, Amd. Yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, do’a,

semangat serta dorongan yang diberikan selama ini. Ku persembahkan karya

kecil ini sebagai tanda baktiku, terimakasih atas segalanya semoga gelar

sarjana ini dapat menjadi tumpuan dalam membahagiakan, membanggakan,

dan berbakti untuk ayah dan ibu.

11. Bapak Rahmat Irawan, A.Pi, M.M selaku Kepala Pelabuhan Perikanan

Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara yang telah sangat

membantu dan memberikan izin penulis dalam hal penelitian dilokasi

tersebut, terima kasih untuk segala kebaikan dan bantuannya.

12. Ibu Dr. R.A Hesti Warih, M.R, A.Pi selaku Kepala Bidang Operasional

Pelabuhan dan Kesyahbandaran yang telah sangat membantu dalam

mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, terima kasih

untuk segala kebaikan dan bantuannya.

13. Ibu Rini Purwiastuti, S.T., selaku Sekretaris Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara yang telah sangat membantu

dalam mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, terima

kasih untuk segala kebaikan dan bantuannya.

14. Seluruh staf karyawan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Muara Baru Jakarta Utara, Bapak Pebri Rajab, Bapak M. Sofyan, dan

karyawan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih telah

memberikan beberapa ilmu tentang perikanan dan kelautan, terima kasih juga

sebesar-besarnya telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

15. Bapak Awi Rustam selaku Direktur PT. Awindo International terima kasih

untuk segala kebaikan dan bantuannya, terima kasih juga telah memberikan

izin penelitian diperusahaannya dan informasi yang berguna dalam penulisan

skripsi ini.

16. Bapak Patrick R. Paais, selaku pegawai QC Loading PT. Awindo

International dan pegawai lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu

terima kasih telah memberikan sejumlah informasi dalam penulisan skripsi

ini.

17. Bapak Aladin selaku Direktur PT. Jaya Samudera Sejahtera terima kasih

untuk segala bantuan telah memberikan izin penelitian diperusahaannya atas

informasi yang berguna dalam penulisan skripsi ini.

18. Keluarga besar penulis, terima kasih banyak telah memotivasi dan

memberikan do’anya untuk penulis, khususnya kepada Ria Maulidya Sari,

S.H., terima kasih sebesar-besarnya sudah membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini, sudah bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu

hukumnya dan memberikan masukan.

19. Tasha Putri atas masukan, support, do’a, dalam pengerjaan karya tulis ini

serta telah menjadi tempat bercerita dan berkeluh kesah, motivasi dan

dukungan mu selama ini tercetak rapi dalam setiap kalimat dalam skripsi ini.

20. Teman-teman Fakultas Hukum Non Reguler angkatan 2014, ujang, suci,

nicol, regina, imas, ilham, hafiz, dio, oren, sarah, oci, vina, zikri, tiara, zia,

bdmoko, made, khoi, udin, aji, riscy, liony, jay, yudha, dan semua teman-

teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih telah

memberikan bantuan, dukungan, motivasi, dan terima kasih telah menjadi

pelengkap memori perkuliahan yang berharga, suka duka asam manis sudah

dirasakan semua bersama kalian, semoga kelak kita akan tetap berteman

setelah menjadi wisudawan.

21. Teman-teman KKN Desa Sidomulyo, Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten

Lampung Tengah, yang mengajarkan arti kebersamaan dan kekeluargaan

meski dalam waktu singkat selama 40 (empat puluh) hari namun amat

melekat.

22. Teman-teman Grandma Homies sejak Sekolah Menengah Atas (SMA)

hingga perguruan tinggi ini, riski, edo, zahid, dan teman-teman lainnya terima

kasih banyak atas segala kebaikan, dan dukungan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

23. Almamaterku Tercinta.

24. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik itu

berupa moril maupun materiil selama menempuh studi. Terima kasih banyak

atas segala kebaikan, dukungan, dan do’anya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karyanya.

Akhir kata terima kasih atas segala masukan, saran, dukungan dan motivasi nya

penulis meminta maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan

keilmuan khusus nya di bidang hukum perdata. Amiiin.

Bandar Lampung, Mei 2018

Penulis,

Nugraha Akbar Deton Nauli

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

JUDUL DALAM

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN

MOTO

SANWACANA

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian .......................................... 9

1. Pengertian Perjanjian ............................................................... 9

2. Asas-asas Perjanjian ................................................................ 12

3. Subjek dan Objek Perjanjian ................................................... 15

4. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian ...................................... 16

5. Hapusnya suatu Perjanjian ...................................................... 18

B. Tinjauan Umum Mengenai Penyimpanan Ikan ............................. 20

1. Pengertian Penyimpanan Ikan ................................................ 20

2. Pengertian Cold Storage .......................................................... 20

3. Jenis-Jenis Cold Storage .......................................................... 22

C. Tinjauan Umum Mengenai Wanprestasi ....................................... 23

1. Pengertian Wanprestasi .......................................................... 23

2. Bentuk-Bentuk Wanprestasi .................................................... 25

3. Pengaturan Wanprestasi Dalam KUHPerdata ......................... 25

D. Kerangka Fikir .............................................................................. 27

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 29

B. Tipe Penelitian .............................................................................. 30

C. Pendekatan Masalah ..................................................................... 30

D. Data Dan Sumber Data ................................................................. 31

E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 32

F. Metode Pengolahan Data ............................................................. 34

G. Analisis Data ............................................................................... 35

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pelaksanaan Perjanjian

Kerja Sama Usaha Penyimpanan Ikan ......................................... 36

1. Hak dan Kewajiban PT. Awindo International ....................... 36

2. Hak dan Kewajiban PT. Jaya Samudera Sejahtera .................. 40

B. Cara Penyelesaian Sengketa Bila Terjadi Wanprestasi ................ 53

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 57

B. Saran ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ...................................................................... 27

Gambar 5.1 Alat Tangkap Pukat Cincin .................................................. 48

Gambar 5.2 Stick Held Cast Net (Jala Cumi-Cumi) ................................ 49

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sekaligus dua bentuk

geografis dari suatu ciri negara, yaitu negara kepulauan dan negara daratan, maka

ditempatkanlah negara Indonesia yang berada pada dua benua, yakni benua Asia

dan benua Australia, serta dua Samudera, yakni Samudera Atlantik dan Samudera

Hindia yang sangat luas. Sehingga adanya posisi Indonesia yang berada diantara

dua Samudera tersebut, maka secara otomatis Indonesia memiliki pula laut yang

dalam dan laut yang berada di antara pulau yang lazim disebut “selat”.1

Indonesia yang berada pada posisi yang diapit oleh dua Samudera tersebut juga

menyebabkan daerah lautan atau perairan di Indonesia memiliki sumber daya

alam yang melimpah, salah satu diantaranya adalah “ikan” yang sangat berlimpah

pula serta beraneka jenisnya.

Ikan adalah salah satu hasil komoditi yang sangat potensial, karena

keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

masyarakat, suku, dan agama.Ikan segar dan ikan basah adalah ikan yang belum

atau tidak diawetkan dengan bahan apapun kecuali didinginkan dengan es.

1 Supriadi & Alimudin, Hukum Perikanan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2011,

hlm. 1.

2

Penanganan ikan segar dilakukan pada ikan sejak ditangkap sampai diterima

konsumen.2Tubuh ikan mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta

mempunyai potensial hidrogen (pH) tubuh yang mendekati netral sehingga bisa

dijadikan medium yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk,

karena kondisi yang demikian ikan termasuk komoditi yang mudah rusak.

Perikanan adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu

bisnis perikanan.3Adapun usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau

badan hukum untuk menangkap dan termasuk juga kegiatan menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai

tambah ekonomi bagi pelaku usaha.

Berbagai hasil kajian yang berkembang belakangan ini, terutama diberbagai lokasi

perikanan utama dunia, menunjukkan bahwa upaya pengelolaan semakindirasakan

meningkat kebutuhannya. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa intensitas

pemanfaatan sumber daya ikan yang terus meningkat, dengan sedikit upaya

pengelolaan, telah menyebabkan terjadinya kehilangan yang cukup besar

keanekaragaman sumber daya ikan dan habitatnya.

Mengenai pengolahan perikanan, pengolahan ditujukan untuk mempertahankan

sifat segar ikan dengan suhu rendah. Penerapan suhu rendah antara lain yaitu

dengan pendinginan dan pembekuan. Penerapan suhu rendah

untukmenghindarkan hasil perikanan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh

2https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/994DiaksesPada

tanggal 12 Januari 2018 Pukul 20.06 WIB 3 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

3

autolisa atau karena pertumbuhan mikroba, baik aktifitas enzim maupun

pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada kondisi tertentu

aktifitasnya menjadi optimum dan pada kondisi lain aktifitasnya dapat menurun,

terhambat bahkan terhenti. Proses pengolahan dan pengawetan ikan bertujuan

untuk mempertahankan mutu dan kesegaran ikan selama mungkin dengan cara

menghambat atau menghentikan sama sekali penyebab pembusukan (kemunduran

mutu) maupun penyebab kerusakan ikan agar ikan tetap baik sampai di tangan

konsumen.Proses pengawetan ikan dengan cara pendinginan dapat

mempertahankan masa kesegaran (shelf life) ikan selama 12 (dua belas) sampai

dengan 18 (delapan belas) hari, tergantung jenis ikan, cara penanganan, tingkat

kesegaran ikan yang akan didinginkan dan suhu yang digunakan.4

Pendinginan ikan merupakan salah satu proses yang umum digunakan untuk

mengatasi pembusukan ikan baik selama penangkapan, pengangkutan, maupun

penyimpanan sementara sebelum diolah menjadi produk lain.Produk olahan juga

bertujuan meningkatkan konsumsi ikan dengan cara menganekaragamkan olahan

hasil perikanan. Diharapkan usaha ini dapat menarik minat masyarakat untuk

gemar mengkonsumsi ikan karena kecenderungan masyarakat malas memakan

ikan disebabkan bau amis yang melekat pada ikan.

Dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen dalam keinginan mengkonsumsi ikan

tersebut, pengusaha-pengusaha perikanan melakukan pengolahan ikan, sebelum

ikan diolah pengusaha perikanan, para pengusaha perikanan melakukan suatu

bentuk kerjasama terhadap pengusaha perikanan lain.

4https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/994 Diakses Pada

tanggal 5 Januari 2018 Pukul 20.10 WIB

4

Adapun bentuk kerja sama dapat dilakukan dengan mengadakan suatu perjanjian.

KUH Perdata memberi keleluasaan bagi para pihak yang mengadakan perjanjian

untuk membentuk kesepakatan di dalam maupun di luar KUH Perdata itu sendiri.

Peraturan ini berlaku untuk semua pihak yang mengadakan kesepakatan, yang

tidak bertentangan dengan undang-undang, norma-norma kesusilaan yang

berlaku. Perjanjian lahir karena adanya kesepakatan, kesamaan kehendak

(konsensus) dari para pihak.

Hal ini berarti bahwa perjanjian tidak diadakan secara formal saja, melainkan juga

secara konsensual.Dalam kehidupan sehari-hari, telah tercipta suatu anggapan

bahwa kontrak merupakan bentuk formal dari suatu perjanjian yang berlaku untuk

suatu jangka waktu tertentu yang dibuat dalam bentuk tertulis Ketentuan umum

dari suratperjanjian terdapat dalam KUH Perdata pada Buku III Bab II, sedangkan

mengenai perjanjian-perjanjian khusus diatur dalam Buku III Bab XVIII.

Dalam melakukan sebuah perjanjian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan cara tertulis dan lisan. Jika perjanjian itu dinyatakan secara tertulis,

biasanya tulisan beserta paraf atau tanda tangan dicantumkan pada tulisan itu

sebagai bukti, dan perjanjian secara lisan merupakan bentuk perjanjian yang

paling banyak terjadi dimasyarakat, namun kesepakatan secara lisan ini kadang

tidak disadari sebagai suatu perjanjian padahal sebenarnya sudah terjadi perjanjian

antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Suatu perjanjian dikatakan sah apabila memenuhi empat syarat, sebagaimana

diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :

5

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

3) Suatu hal tertentu.

4) Suatu sebab yang halal.

Terkadang dalam praktiknya salah satu pihak tidak memenuhi apa yang menjadi

kewajibannya dan inilah yang disebut wanprestasi. Bentuk dari wanprestasi itu

sendiri ialah memenuhi prestasi tetapi tidak tepat pada waktunya, tidak memenuhi

prestasi dan memenuhi prestasi tidak sempurna.

Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota(DKI) Jakarta terdapat satu Pelabuhan

Perikanan yang mempunyai peranan dalam melayani para nelayan melakukan

produksi dan pasca panen hasil perikanan yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara, pelabuhan perikanan ini merupakan

pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara yang

beralamat di Jalan Tuna Raya No.1 Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta

Utara, DKI Jakarta. Produksi perikanan yang terdapat di pelabuhan perikanan ini

didominasi oleh ikan cakalang, ikan cakalang sangat mendominasi dibandingkan

dengan ikan lainnya.

Dalam lingkungan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru

Jakarta Utara banyak terdapat perusahaan-perusahaan yang menangani perikanan

terutamadalam hal ekspor. Seperti ikan marlin, baby tuna, yellowfin tuna,

albacore tuna, lamadang, layang, dan lisong. Ikan layang dan lisong biasanya

hanya untuk penjualan lokal. Salah satu perusahaannya adalah PT. Awindo

6

International, perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industripenyimpanan ikan (Cold Storage).

Selain perusahaan PT. Awindo International yang bergerak dalam penyimpanan

ikan, ada juga di dalam wilayah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Muara Baru Jakarta Utara perusahaan yang bergerak dalam kepemilikan kapal

yaitu PT. Jaya Samudera Sejahtera.

Maka penulis tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut salah satu objek penelitian

yang akan diteliti adalah mengenai pelaksanaan perjanjian kerja sama antara PT.

Awindo International dan PT. Jaya Samudera Sejahtera. Pihak perusahaan dalam

perjanjian ini masing-masing bergerak dalam industri penyimpanan ikan dan

bergerak dalam penangkapan ikan serta pemilik kapal. PT. Jaya Samudera

Sejahtera dalam perjanjian ini berjanji serta mengikatkan diri untuk mendaratkan

seluruh hasil tangkapan ikan dari kapal ikan tersebut kepada PT. Awindo

International.

Penelitian ini kemudian akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :

“Analisis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Usaha Penyimpanan Ikan

Antara PT. AwindoInternational Dan PT. Jaya Samudera Sejahtera (Studi

Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta

Utara).”

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskan masalah yang menjadi fokus

kajian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerja

sama usaha penyimpanan ikan tersebut?

2. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi dalam kerja sama

usaha penyimpanan ikan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini oleh penulis bertujuan untuk menjawab permasalahan diatas yaitu:

1. Untuk menganalisis hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan

perjanjian kerja sama usaha penyimpanan ikan tersebut.

2. Untuk menganalisis penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi dalam

kerja sama usaha penyimpanan ikan.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharap dari hasil penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat berguna sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu dibidang hukum keperdataan yang berkenaan dengan Hukum

Perjanjian, khususnya perjanjiankerja sama usaha penyimpanan ikan antara PT.

AwindoInternational (bergerak dalamIndustri Penyimpanan Ikan (Cold

Storage))dan PT. Jaya Samudera Sejahtera (Pemilik Kapal Penangkap Ikan).

8

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum bagi

penulis dalam lingkup hukum perdata khususnya hukum perjanjian kerja

sama,memberikan gambaran kepada pembaca mengenai pelaksanaan

perjanjian kerja sama yang menyangkut hak dan kewajiban, mengetahui dan

memahami mengenai cara penyelesaian permasalahan bila terjadi

wanprestasi khususnya dalam perjanjian kerja sama penyimpanan ikan

antara PT. AwindoInternational (bergerak dalam industri Penyimpanan

Ikan(ColdStorage)) dan PT.Jaya Samudera Sejahtera (Pemilik Kapal

Penangkap Ikan).

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur serta

referensi sebagai acuan penelitian dan pembelajaran bagi mahasiswa lain.

c. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Fakultas Hukum.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian

1. Pengertian Perjanjian

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang

lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.5

Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang

dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan sesuatu perikatan antara dua

orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian

perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau

ditulis.

Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu

menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan, disamping sumber-

sumber lainnya. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak

itu setuju untuk melakukan sesuatu, dapat dikatakan bahwa dua perkataan

(perjanjian dan persetujuan) itu adalah sama artinya. Perkataan kontrak lebih

sempit karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis.

Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Memang

perikatan itu paling banyak diterbitkan oleh suatu perjanjian, tetapi sebagaimana

5 Subekti, 2005,Hukum Perjanjian, Jakarta, PT. Intermasa,hlm. 1.

10

sudah dikatakan, ada juga sumber-sumber lain yang melahirkan perikatan.

Sumber-sumber lain ini tercakup dengan nama Undang-Undang. Jadi, ada

perikatan yang lahir dari “perjanjian” dan ada perikatan yang lahir dari “Undang-

Undang”.

Sumber-sumber yang tercakup dalam satu nama, yaitu Undang-Undang, diperinci

lagi. Dibedakan antara Undang-Undang saja dengan Undang-Undang yang

berhubungan dengan perbuatan orang, sedangkan yang terakhir ini diperinci pula,

dibedakan antara perbuatan yang halal dan perbuatan yang melanggar hukum.

Menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPdt bahwa:

“Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih lainnya.”6

Perbuatan dapat persetujuan dan dapat juga tanpa persetujuan, dalam hal ini tanpa

persetujuan yang disimpulkan dari unsur definisi “perbuatan” meliputi juga

perbuatan perwakilan sukarela (zaakwaarneming), perbuatan melawan hukum

(onrechtmatige daad) terjadinya itu tanpa persetujuan, seharusnya unsur tersebut

dirumuskan: perjanjian adalah “persetujuan”.

Perjanjian dari sepihak saja hal ini dapat dipahami dari unsur definisi kata kerja

“mengikatkan diri”, sifatnya hanya datang dari satu pihak tidak dari kedua belah

pihak. Seharusnya unsur tersebut dirumuskan:“saling mengikatkan diri”. Artinya,

pihak yang satu mengikatkan diri pada pihak yang lain dan pihak yang lain juga

mengikatkan diri pada pihak yang satu, sehingga terjadi persetujuan antara dua

belah pihak.

6 Abdulkadir Muhammad, 2014,Hukum Perdata Indonesia, Bandung, PT Citra Aditya

Bakti,hlm. 289.

11

Adapun pengertian perjanjian lainnya yaitu:

“Perjanjian adalah persetujuan dengan mana dua pihak atau lebih saling

mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat mengikatkan diri

untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan dibidang harta kekayaan.”7

Menurut Subekti, perjanjian dikatakan sebagai hubungan hukum antara dua orang

atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari

pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pihak yang berhak menuntut sesuatu dinamakan

kreditor, sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan dinamakan

debitor.8

Menurut Wirjono Prodjodikoro, perjanjian adalah suatu perbuatan hukum

mengenai harta benda antar dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau

dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu

hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu.9

Charles L. Knapp dan Nathan M. Crystal memberikan pengertian, perjanjian

adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, tidak hanya memberikan

kepercayaan tetapi secara bersama-sama saling pengertian untuk melakukan

sesuatu pada masa mendatang oleh seseorang atau keduanya oleh mereka.10

7Ibid. hlm. 290.

8 I Ketut Okta Setiawan, 2016, Hukum Perikatan, Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 1.

9 Wirjono Prodjodikoro, 2000, Asas-asas Hukum Perjanjian, Bandung, Sumur, hlm. 4.

10Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta, Sinar

Grafika, hlm. 19.

12

Menurut R. Setiawan, perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana suatu

orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap

satu orang atau lebih.11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas perjanjian dapat disimpulkan sebagai

persetujuan dengan mana dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri untuk

melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan di bidang harta kekayaan.

2. Asas-asas Perjanjian

Hukum perjanjian mengenal beberapa asas penting yang merupakan dasar

kehendak pihak-pihak untuk mencapai tujuan, beberapa asas tersebut adalah

sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur

maupun belum di atur dalam undang-undang. Akan tetapi kebebasan tersebut

dibatasi tiga hal, yaitu:

1) Tidak dilarang Undang-Undang.

2) Tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

3) Tidak bertentangan dengan kesusilaan.

Kebebasan berkontrak memberikan apakah jaminan kebebasan kepada seseorang

untuk secara bebas dalam beberapa hal yang berkaitan dengan perjanjian,

diantaranya:

11

R. Setiawan, 1999, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bandung, Putra Bardin, hlm. 49.

13

1) Bebas menentukan apakah akan melakukan perjanjian atau tidak.

2) Bebas menentukan dengan siapa akan melakukan perjanjian.

3) Bebas menentukan isi atau klausul perjanjian.

4) Bebas menentukan bentuk perjanjian.

5) Kebebasan lainnya untuk tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan.

Namun dalam perkembangannya ternyata kebebasan berkontrak dapat

mendatangkan ketidakadilan karena prinsip ini hanya dapat mencapai tujuannya,

yaitu mendatangkan kesejahteraan seoptimal mungkin, bila para pihak memiliki

bargaining power yang seimbang.Dalam kenyataannya hal tersebut sering tidak

terjadi demikian hingga negara menganggap perlu untuk campur tangan untuk

melindungi pihak yang lemah.12

b. Asas Pelengkap

Asas ini mempunyai arti bahwa ketentuan Undang-Undang boleh tidak diikuti

apabila pihak-pihak menghendaki dan membuat ketentuan sendiri yang

menyimpang dari ketentuan Undang-Undang. Akan tetapi apabila dalam

perjanjian yang mereka buat tidak ditentukan lain, berlakulah ketentuan undang-

undang. Asas ini hanya mengenal rumusan hak dari kewajiban pihak-pihak.

c. Asas Konsensual

Asas ini mempunyai arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat tercapai kata

sepakat (konsensus) antara pihak-pihak mengenai pokok perjanjian. Sejak saat itu

12

Sutan Remy Sjahdeini. 2009. Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang

Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Jakarta, PT Pustaka

Utama Grafiti, hlm. 20.

14

perjanjian mengikat dan mempunyai akibat hukum. Berdasar pada asas ini dapat

disimpulkan bahwa perjanjian yang dibuat itu cukup secara lisan saja, sebagai

penjelmaan dari asas “manusia itu dapat dipegang mulutnya”, artinya dapat

dipercaya dengan kata-kata yang diucapkannya.

Kemudian ada perjanjian tertentu yang dibuat secara tertulis, misalnya perjanjian

perdamaian, hibah, dan pertanggungan (asuransi). Tujuannya adalah untuk bukti

lengkap mengenai apa yang mereka perjanjikan. Perjanjian dengan formalitas

tertentu ini disebut perjanjian formal.

Pengertian ini tidak tepat karena maksud asas konsensual ini adalah bahwa

lahirnya kontrak ialah pada saat terjadinya kesepakatan. Dengan demikian, apabila

tercapai kesepakatan antara para pihak, lahirnya kontrak, walaupun kontrak itu

belum dilaksanakan pada saat itu. Hal ini berarti bahwa dengan tercapainya

kesepakatan oleh para pihak melahirkan hak dan kewajiban bagi mereka atau

biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut sudah bersifat obligator, yakni

melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi kontrak tersebut.

d. Asas Obligator

Asas ini mempunyai arti bahwa perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak itu dalam

taraf menimbulkan hak dan kewajiban saja, belum mengalihkan hak milik. Hak

milik baru beralih apabila dilakukan dengan perjanjian yang bersifat kebendaan

(zakelijke overeenkomst), yaitu melalui penyerahan (levering).

15

3. Subjek dan Objek Perjanjian

Subjek perjanjian adalah pihak-pihak yang terikat dalam suatu perjanjian. KUH

Perdata membedakan tiga golongan yang tersangkut pada perjanjian itu yang

menjadi subjek dalam perjanjian ini adalah :

a) Para pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri.

b) Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapatkan hak dari padanya.

c) Pihak ketiga.

Objek dari perjanjian atau prestasi harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Jika ada salah satu

pihak yang tidak memenuhi prestasinya, maka pihak yang tidak memenuhi

prestasi tersebut dikatakan wanprestasi.Namun hal tersebut dapat diperkecualikan

dalam hal memaksa atau overmacht, dimana salah satu pihak tidak dapat

memenuhi prestasinya karena sebab diluar dirinya.Hal memaksa tersebut

misalnya, bencana alam, meninggal dunia, kecelakaan dan lain-lain.

Ditinjau dari objeknya (prestasi), maka perjanjian terbagi menjadi tiga macam

yaitu:

a) Perjanjian untuk memberikan atau menyerahkan suatu barang.

b) Perjanjian untuk berbuat sesuatu.

c) Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu.

Subjek dalam perjanjian antara PT. AwindoInternasional bergerak dalam industri

Penyimpanan Ikan (Cold Storage) dan PT. Jaya Samudera Sejahtera (Pemilik

Kapal Penangkap Ikan) tentang kerjasama penyimpanan ikan. Sedangkan yang

16

menjadi objek dalam perjanjian tersebut adalah hak dan kewajiban serta

penyelesaian sengketa apabila terjadi suatu wanprestasi.

4. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perjanjian

Sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat menurut Pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yaitu :

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian.

3) Mengenai suatu hal tertentu.

4) Suatu sebab yang halal.

Dua syarat yang pertama, dinamakan syarat-syarat subyektif, karena mengenai

orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua

syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif karena mengenai

perjanjiannya sendiri atau obyek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu.

Sepakat atau juga dinamakan perizinan, dimaksudkan bahwa kedua subyek yang

mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau sepakat mengenai hal-hal

yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Apa yang dikehendaki oleh pihak

yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain, mereka menghendaki sesuatu

yang sama secara timbal-balik.

Orang yang membuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya,

setiap orang yang sudah dewasa atau akilbaliq dan sehat pikirannya, adalah cakap

menurut hukum. Pasal 1330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebut

sebagai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian :

17

1) Orang-orang yang belum dewasa.

2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.

3) Orang perempuan dalam hal-hal yang diterapkan oleh Undang-Undang, dan

semua orang kepada siapa Undang-Undang telah melarang membuat

perjanjian-perjanjian tertentu.

Ketentuan-ketentuan KUHPerdata tersebut yang mengakibatkan berakhirnya

pemberian kuasa yang diberikan seorang perempuan sebelum dia menikah.

Menurut ketentuan-ketentuan tersebut, seorang perempuan tidak dapat melakukan

perbuatan hukum tanpa persetujuan dari suami, termasuk perbuatan hukum

memberikan kuasa.

Mengenai perlunya izin dari suami kepada isteri untuk melakukan perbuatan

hukum tidak berlaku lagi sejak adanya Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)

Nomor 3 Tahun 1963 Tentang Gagasan Menganggap Burgerlijk Wetboek Tidak

Sebagai Undang-Undang.

“Sebagai konsekwensi dari gagasan ini, maka Mahkamah Agung menganggap

tidak berlaku lagi antara lain pasal-pasal berikut dari Burgerlijk Wetboek:

Pasal 108 dan Pasal 110 KUHPdt tentang wewenang seorang istri untuk

melakukan perbuatan hukum dan untuk menghadap dimuka Pengadilan tanpa izin

atau bantuan dari suami, dengan demikian tentang hal ini tidak ada lagi perbedaan

diantara semua warga negara Indonesia.”

Memang dari sudut rasa keadilan, perlulah bahwa orang yang membuat suatu

perjanjian dan nantinya akan terikat oleh perjanjian itu, mempunyai cukup

kemampuan untuk menginsyafi benar-benar akan tanggung jawab yang

18

dipikulnya dengan perbuatannya itu. Sedangkan dari sudut ketertiban hukum,

karena seseorang yang membuat suatu perjanjian itu berarti mempertaruhkan

kekayaannya, maka orang tersebut haruslah seorang yang sungguh-sungguh

berhak bebas berbuat dengan harta kekayaannya.

Orang yang tidak sehat pikirannya tidak mampu menginsyafi tanggung jawab

yang dipikul oleh seorang yang mengadakan suatu perjanjian, orang yang ditaruh

di bawah pengampuan menurut hukum tidak dapat berbuat bebas dengan harta

kekayaannya. Ia berada di bawah pengawasan pengampuan, kedudukannya sama

dengan seorang anak yang belum dewasa kalau seorang anak belum dewasa harus

diwakili oleh orang tua atau walinya, maka seorang dewasa yang telah ditaruh di

bawah pengampuan harus diwakili oleh pengampu atau kuratornya

5. Hapusnya Suatu Perjanjian

Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) menyebutkan

sepuluh cara hapusnya suatu perjanjian.13

Cara-cara tersebut adalah:

1) Pembayaran.

2) Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan.

3) Pembaharuan utang.

4) Perjumpaan utang.

5) Percampuran utang.

6) Pembebasan utang.

7) Musnahnya barang yang terutang.

8) Batal/pembatalan.

13

Subekti, 2005,Hukum Perjanjian, Jakarta, PT. Intermasa, hlm. 64.

19

9) Berlakunya suatu syarat batal. dan

10) Lewat waktunya.

Sepuluh cara tersebut diatas belum lengkap, karena masih ada cara-cara yang

tidak disebutkan, misalnya berakhirnya suatu ketetapan waktu dalam suatu

perjanjian atau meninggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian,

seperti meninggalnya seorang pesero dalam suatu perjanjian firma dan pada

umumnya dalam perjanjian-perjanjian dimana prestasi hanya dapat dilaksanakan

oleh sidebitor sendiri dan tidak boleh seorang lain.

Menurut Pasal 1946 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang dinamakan

daluwarsa atau lewat waktu ialah “suatu upaya untuk memperoleh sesuatu atau

untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan

atas syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang”.14

Daluwarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu barang dinamakan daluwarsa

“acquisitif”,sedangkan daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan

dinamakan daluwarsa ”extinctif” dan menurut Pasal 1967 maka segala tuntutan

hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perseorangan hapus

karena daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) tahun, sedangkan siapa

yang menunjukan adanya daluwarsa itu tidak usah mempertunjukan suatu atas

hak, lagi pula tak dapatlah diajukan terhadapnya sesuatu tangkisan yang

didasarkan kepada itikadnya yang buruk dengan lewatnya waktu tersebut diatas,

hapuslah setiap perikatan hukum dan tinggallah suatu “perikatan bebas”

14

Ibid. hlm. 77.

20

(“natuurlijke verbintenis”) artinya kalau dibayar boleh tetapi tidak dapat dituntut

didepan hakim.

B. Tinjauan Umum Mengenai Penyimpanan Ikan

1. Pengertian Penyimpanan Ikan

Kegiatan menyimpan, mendinginkan/pembekuan atau mengawetkan ikan dengan

tujuan untuk menjaga kualitas ikan beberapa hari, seperti pendinginan,

pembekuan dimaksudkan bertujuan melestarikan sifat alami ikan. Pembekuan

menggunakan suhu yang lebih rendah, yang jauh di bawah titik beku ikan.

Pembekuan mengubah hampir semua kandungan air dalam ikan menjadi es, tapi

ketika ikan beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus

kembali seperti sebelum dibekukan.

2. Pengertian Cold Storage

Pendinginan adalah suatu proses penyerapan panas pada suhu suatu benda dimana

setiap benda akan mempunyai kandungan panas yang besar tergantung dari

temperatur benda tersebut. Benda yang bertemperatur tinggi akan mempunyai

kandungan panas lebih banyak dibandingkan benda yang bertemperatur rendah,

dan apabila kandungan panas suatu benda itu diserap maka benda tersebut akan

kehilangan panasnya akibat temperatur benda akan menjadi dingin.

Cold Storage merupakan suatu alat mesin pendingin yang menampung benda-

benda yang akan mengalamiproses pendinginan. Unit Cold Storage biasa

digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendinginkan ataumengawetkan

makanan seperti daging, sayuran dan buah-buahan begitu juga dengan minuman.

21

AdapunpenggunaanCold Storage di industri biasa digunakan untuk mendinginkan

bahan baku atau bahan jadi dari suatuproduk, salah satu tujuanCold Storage

adalah untuk memperpanjang umur penyimpanan dengan carapendinginan.15

Pada dasarnya Cold Storage adalah suatu struktur berkonstruksi yang digunakan

berbagai bahan agar tidak mengalami proses pembusukan. Ruangan Cold Storage

yang bertemperatur rendah ini tentunya akan sangat berfungsi dengan maksimal

apabila ruangan pada Cold Storage tertutup dengan rapat dengan pengertian tidak

ada sirkulasi udara yang keluar atau masuk. Untuk proses pendinginan pada

ColdStorage tentunya menggunakan pendingin (Referigerator) yang membuat

suhu dalam ruangan tetap dingin sesuai yang diharapkan dan ketentuan suhu dari

produk yang disimpan dalam Cold Storage.

Salah satu sarana yang harus tersedia dalam industri perikanan adalahCold

Storage yang diperlukan untuk menjaga mutu komoditas perikanan. Cold

Storage juga diperlukan karena produksi perikanan yang bersifat musiman.

Produksi hanya pada musim tertentu, sedangkan industri membutuhkan pasokan

bahan baku secara terus-menerus, sehingga perlu Cold Storage sebagai fasilitas

penyimpanan.

15

https://media.neliti.com/media/publications/97583-ID-none.pdf Diakses Pada tanggal

8 Februari 2018 Pukul 17.48 WIB

22

3. Jenis-Jenis Cold Storage

Cold Storage memiliki perbedaan dengan alat refrigerasi lainnya, letak

perbedaannya yaitu Cold Storagememiliki dimensi yang lebih besar atau dapat

dikatakan sebagai big frizze,dengan mengingat kapasitas penyimpanan, kebutuhan

jalur bongkar muat dan kebutuhan distribusi lainnya.

Jenis-Jenis Cold Storage, diantaranya:16

a. Truck Container Cold Storage

Adalah sebuah alat transportasi/pengangkut yang berjalan untuk mengangkut

barang dari satu tempat ke tempat lainnya serta dapat dipindahkan dari jenis

angkutan yang satu ke jenis angkutan yang lain dengan ditambahkan suatu alat

pendingin yang memiliki beberapa temperatur suhu dan Container

ColdStorage ini sangat efisien jikatidak begitu memiliki lahan yang cukup serta

dapat dilakukan perpindahan dibandingkan dengan bangunan permanen.

b. Chilled Room

Adalah ruang pendingin temperatur rendah antara 1 (satu) sampai dengan 7

(tujuh) deg C, digunakan untuk menyimpan bahan makananfresh food, seperti

sayuran, buah-buahan, dan menyimpan bahan lainnya, sehingga bahan

makanan tersebut bisa tahan dengan sampai 2 (dua) bulan.

16

https://www.scribd.com/doc/313766467/Cold-Storage#pdf Diakses Pada tanggal 8

Februari 2018 Pukul 20.28 WIB

23

c. Freezer Room

Merupakan ruangan pendingin yang temperatur kerjanya antara -15 deg C

sampai dengan -20 deg C untuk gudang penyimpanan ikan, daging ayam/sapi,

sosis, susu, keju, kentang, dan untuk semua jenis makanan, dan bahan-bahan

lainnya yang membutuhkan temperatur beku.

d. Blast Chiller

Digunakan untuk pendinginan cepat setelah proses memasak setelah dengan

target temperatur 1 deg C sampai dengan 4 deg C.

e. Blast Freezer

Digunakan untuk pendinginan beku secara cepat untuk makanan olahan

maupun untuk daging, ikan maupun udang. Target temperatur -20 deg C

sampai dengan -25 deg C.

C. Tinjauan Umum Mengenai Wanprestasi

1. Pengertian Wanprestasi

Pasal 1238 KUHPerdata menyatakan : “Debitor dinyatakan lalai dengan surat

perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan

sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitor harus dianggap Ialai

dengan lewatnya waktu yang ditentukan”.

Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi

prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada pihak yang

dirugikan, namun ada kalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik

24

karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak,17

yang dimaksud

wanprestasi adalah suatu keadaan dikarenakan kelalaian atau kesalahannya,

sehingga debitor tidak dapat memenuhi prestasi seperti telah ditentukan dalam

perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa, suatu keadaan menurut hukum

perjanjian.

Untuk menentukan apakah seorang debitor bersalah melakukan wanprestasi, perlu

ditentukan dalam keadaan bagaimana debitor dikatakan sengaja atau lalai tidak

memenuhi prestasi, dalam hal ini ada tiga hal keadaan, yaitu :18

a. Debitor tidak memenuhi prestasi sama sekali.

b. Debitor memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru.

c. Debitor memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat waktunya atau terlambat.

Dimana seseorang tidak melaksanakan prestasi sebagaimana telah diperjanjikan,

dan bila terjadi wanprestasi pasti terjadi pelanggaran terhadap kepentingan

hukum, suatu kepentingan yang diatur dan dilindungi oleh hukum.

Mengingat wanprestasi hanya terjadi dalam hukum perjanjian, maka seharusnya

permasalahan wanprestasi diselesaikan melalui mekanisme hukum perjanjian itu

sendiri, mengingat sering kali permasalahan wanprestasi terjadi bukan semata-

mata karena tindakan lalai dari salah satu pihak terhadap perjanjian.19

17

http://e-journal.uajy.ac.id/7375/1/JURNAL.pdf Diakses Pada tanggal 17 Januari

2018 Pukul 19.18 WIB 18

Abdulkadir Muhammad, 2014,Hukum Perdata Indonesia, Bandung, PT Citra Aditya

Bakti,hlm. 242. 19

http://downloadportalgaruda.org/article.php? Diakses Pada tanggal 17 Januari 2018

Pukul 19.08 WIB

25

2. Bentuk-Bentuk Wanprestasi

Bentuk-bentuk wanprestasi yaitu :20

1) Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan debitor yang tidak

memenuhi prestasinya maka dikatakan debitor tidak memenuhi prestasi sama

sekali.

2) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.

3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitor yang memenuhi

prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki

lagi maka debitor dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali.

3. Pengaturan Wanprestasi Dalam KUHPerdata

Pasal 1235 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) :

“Dalam tiap perikatan untuk memberikan sesuatu adalah termasuk kewajiban si

berhutang untuk menyerahkan kebendaan yang bersangkutan dan untuk

merawatnya sebagai seorang bapak keluarga yang baik, sampai pada saat

penyerahan.”

Penyerahan menurut Pasal 1235 KUHPerdata dapat berupa penyerahan nyata

maupun penyerahan yuridis. Dalam hal debitor tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana mestinya ada unsur kelalaian dan salah, maka ada akibat hukum

yang atas tuntutan dari kreditor bisa menimpa debitor, sebagaimana diatur dalam

Pasal 1236 KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata, juga diatur pada Pasal 1237

KUHPerdata.

20

erepo.unud.ac.id/9812/3/d6c44af1817c5adfc3070460abd4c255.pdf Diakses Pada

tanggal 17 Januari 2018 Pukul 22.37 WIB

26

Pasal 1236 KUHPerdata:

“Si berhutang adalah wajib untuk memberikan ganti biaya, rugi dan bunga kepada

si berhutang, apabila ia telah membawa dirinya dalam keadaan tidak mampu

menyerahkan bendanya, atau telah tidak merawat sepatutnya guna

menyelamatkannya”.

Pasal 1243 KUHPerdata:

“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan,

barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi

perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau

dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah

dilampaukannya”.

Pasal 1236 KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata berupa ganti rugi dalam

arti:21

1) Sebagai pengganti dari kewajiban prestasi perikatannya.

2) Sebagian dari kewajiban perikatan pokoknya atau disertai ganti rugi atas dasar

cacat tersembunyi.

3) Sebagai pengganti atas kerugian yang diderita kreditor.

4) Tuntutan keduanya sekaligus baik kewajiban prestasi pokok maupun ganti rugi

keterlambatannya.

Pasal 1237 KUHPerdata:

“Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu kebendaan tertentu,

kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan adalah atas tanggungan si

21

erepo.unud.ac.id/9812/3/d6c44af1817c5adfc3070460abd4c255.pdf Diakses Pada

tanggal 19 Januari 2017 Pukul 14.01 WIB

27

berpiutang. Maka sejak debitor lalai, maka resiko atas obyek perikatan menjadi

tanggungan debitor.”

Pada umumnya ganti rugi diperhitungkan dalam sejumlah uang tertentu. Dalam

hal menentukan total, maka kreditor dapat meminta agar pemeriksaan perhitungan

ganti rugi dilakukan dengan suatu prosedur tersendiri yang diusulkan, jika debitor

tidak memenuhi kewajiban sebagaimana mestinya, debitor dapat dipersalahkan

dan kreditor berhak untuk menuntut ganti rugi.

D. Kerangka Pikir

Keterangan :

Perjanjian Kerja Sama Penyimpanan Ikan

PT. Awindo International

(Penyimpan Ikan)

PT. Jaya Samudera

Sejahtera

(Pemilik Kapal Dan

Penangkap Ikan)

Pelaksanaan Perjanjian

Cara Penyelesaian

Sengketa

Hak dan kewajiban para

pihak

28

Perjanjian kerja sama penyimpanan ikan antara PT. AwindoInternational yang

berkedudukan di Jakartadengan PT. Jaya Samudera Sejahtera berkedudukan

diJakarta. PT. Awindo International (pihak pertama) merupakan suatu perseroan

yang bergerak dalam indutri penyimpanan ikan (ColdStorage) sedangkan PT. Jaya

Samudera Sejahtera (pihak kedua) merupakan perusahaan pemilik kapal dan

penangkap ikan, kedua perusahaan ini bertempat dalam satu wilayah Pelabuhan

Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara.

Kedua belah pihak telah melakukan suatu peristiwa hukumyaitu pelaksanaan

perjanjian, perjanjiankerja sama tersebut berlangsung untuk jangka waktu selama

1 tahun sejak ditanggal 2 Februari 2017 sampai dengan 1 Februari 2018, namun

setelah habis masa kerjasama ini para pihak dapat menjalankan perpanjangan

perjanjian kerjasama yang disadari oleh kesepakatan antara kedua belah pihak.

Lingkup kerja samanya sesuai Pasal 1 surat perjanjian kerja sama nomor

AWI/TAX/17/002 tentang penyimpanan ikan yaitu pihak kedua dengan ini

berjanji serta mengikatkan diri untuk mendaratkan seluruh hasil tangkapan ikan

dari kapal ikan tersebut di atas kepada pihak pertama yang menerangkan dengan

ini berjanji serta mengikatkan diri untuk menyimpan seluruh hasil tangkapannya

dari kapal ikan tersebut dari pihak kedua.Jenis ikan tersebut pun tergantung dari

keinginan pihak pertama, ikan apakah yang diperlukan oleh pihak pertama

sedangkan pihak kedua jenis kapal apa, ukuran berapa dan alat apa yang

digunakan untuk mengambil ikan dilaut nantinya. Dalam perjanjian ini ditandai

dengan adanya hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak serta untuk para pihak

bagaimana cara penyelesaianapabila terjadi suatu sengketa wanprestasi.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika,

dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara

sistematis, metodologis, dan konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan

dalam kerangka tertentu. Sistematis artinya menggunakan system tertentu,

metodologis adalah menggunakan metode atau cara tertentu dan konsisten berarti

tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu. Penelitian sangat

diperlukan untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat menjawab

permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat mempertanggung

jawabkan kebenarannya.22

.

Hal yang penting untuk diketahui dalammelakukan sebuah penelitian adalah jenis

dan tipe penelitian yang akan digunakan. Berikut ini adalah pemaparan penulis

mengenai jenis dan tipe penulisan yang akan digunakan penulis.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif-terapan, yaitu penelitian

hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif (in

abstracto) dalam hal ini ketentuan peraturan perjanjian kerja sama usaha

penyimpanan ikan pada PT. Awindo Internationaldengan PT. Jaya

22

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, PT Citra

Aditya Bakti, hlm. 2.

44

Samudera Sejahtera, fokus penelitian hukum normatif-terapan adalah pada

“analisis hukum atau pemahaman” ketentuan hukum normatif (in absracto) pada

peristiwa hukum tertentu (in concreto).23

B. Tipe Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada pokok bahasan dalam penelitian ini, maka tipe

penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif, tipe penelitian hukum deskriptif

bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskriptif)

lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu dan pada saat

tertentu atau mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat.24

Dalam penelitian

ini penulis menganalisis secara jelas, rinci dan sistematis guna pelaksanaan dalam

sebuah perjanjian kerja sama.

Peneliti menggambarkan secara deskriptif mengenai aspek-aspek dalam hukum

perjanjian serta hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja sama antara

PT. AwindoInternational dan PT. Jaya Samudera Sejahtera.

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif terapan.Pendekatan masalah

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan normatif terapan

(applied law approach) sebagai strategi penelitian.

D. Data dan Sumber Data

23

digilib.unila.ac.id/5192/12/BAB%20III.pdfDiakses Pada tanggal 9 Februari 2018

Pukul 08.14 WIB 24

Abdulkadir Muhammad,Opcit, hlm.50.

45

Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data sekunder (secondary data)

dan data primer.Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari penelitian

kepustakaan dan dokumen, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan

orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumen yang

biasanya disediakan diperpustakaan, atau milik pribadi.

Data sekunder meliputi :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya

mempunyai otoritas.

Dalam penulisan ini, bahan hukum primer yang digunakan antara lain, yaitu :

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).

b) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

c) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5 Tahun 2008 Tentang

Usaha Perikanan Tangkap.

d) Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor AWI/TAX/17/002 Tentang Usaha

Penyimpanan Ikan antara PT. AwindoInternational dengan PT. Jaya Samudera

Sejahtera.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi.Publikasi tentang hukum meliputi buku-

buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum.Peneliti menggunakan

46

buku-buku teks, kamus-kamus hukum yang berhubungan dengan pernasalahan

yang diteliti.

3. Bahan Hukum Tersier

Yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer atau bahan hukum

sekunder antara lain Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, dan berasal

dari kamus hukum dan bahan non hukum juga dapat digunakan apabila dipandang

perlu sepanjang mempunyai relevansi dengan objek permasalahan yang akan

ditulis.

Adapun data primer, yaitu data yang diperoleh langsung hasil wawancara dari

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, yang terdiri atas dua orang

direktur masing-masing perusahaan yaitu PT. Awindo International dengan PT.

Jaya Samudera Sejahtera yang mengetahui dan menguasai permasalahan hak

kewajiban beserta penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi dalam

perjanjian kerja sama usaha penyimpanan ikan tersebut.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sebagai salah satu tahapan dalam penelitian, merupakan unsur

yang sangat penting karena data merupakan fenomena yang akan diteliti. Untuk

memperoleh gambaran dari fenomena yang diteliti sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan, maka tidak terlepas dari kebutuhan akan suatu data yang valid. Data

valid tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data, untuk

mendapatkan data yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan dengan cara:

47

1. Studi Kepustakaan

Adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan. Diperoleh dengan cara

melakukan penelitian kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis berupa

pendapat-pendapat atau tulisan para ahli atau pihak lain yang berwenang. Studi

kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi baik dalam ketentuan-

ketentuan formal atau data melalui laporan resmi, majalah, ilmiah,buku literatur,

dan lainnya dengan cara, membaca, dan menelaah, serta mencatat dan mengutip

buku-buku dan beberapa ketentuan serta literatur yang berhubungan dengan

pokok permasalahan yang akan dibahas.

2. Wawancara

Metode wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara mendalam,

wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

menggunakan pedoman (guide) wawancara, lalu mengajukan pertanyaan yang

sudah disiapkan terlebih dahulu dan dilakukan wawancara secara langsung

dengan narasumber. Wawancara dilakukan dengan Bapak Awi Rustam selaku

direktur PT. Awindo International dan Bapak Aladin selaku direktur PT. Jaya

Samudera Sejahtera.

48

F. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, baik studi kepustakaan maupun studi lapangan, maka data

diproses melalui pengolahan data. Metode pengolahan data diperoleh melalui

tahapan-tahapan berikut ini:25

1) Pemeriksaan Data

Pengecekan terhadap studi pustaka apakah data tersebut sudah dianggap

lengkap, relevan, jelas, serta tidak ada kesalahan.

2) Penandaan Data

Penandaan data dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang sempurna dan

memudahkan rekontruksi analisis data.

3) Penyusunan/Sistematis Data

Kegiatan menyusun data yang sudah diedit dan diberi tanda dalam bentuk

pengelompokkan data menurut klasifikas secara teratur, berurutan, logis

sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan, dan menempatkan data

menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.

25

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Op Cit, hlm. 90.

49

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu menghasilkan data dari sumber

hukum serta sumber pustaka.Analisis ini dilakukan untuk menyimpulkan hasil

penelitian yang disajikan dengan secara sederhana.

Analisis secara kualitatif juga menguraikan data secara bermutu dalam bentuk

kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif sehingga

memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis, kemudian ditarik

kesimpulan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai jawaban dari

permasalahan yang dibahas.26

26

Ibid, hlm. 127.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis

menarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hak dan kewajiban Perseroan Terbatas (PT) PT. Awindo Intenational

ialahmenolak ukuran (size) ikan jikaikan tidak sesuai dari keinginan

pasar,namun dalam surat perjanjiannya tidak disebutkan pasal mengenai hak

PT. Awindo International melainkan hanya pasal kewajibannya saja.

Pelaksanaan kewajiban yang dilakukan oleh PT. Awindo International telah

sesuai dengan Pasal 3 surat perjanjian nomor AWI/TAX/17/002 tentang kerja

sama Usaha Penyimpanan Ikan yaitu berkewajiban mengangkut ikan dari

dermaga (tempat kapal sandar) menuju tempat penyimpanan (Cold Storage).

Sedangkan hak dan kewajiban dari PT. Jaya Samudera Sejahtera adalah

mendapatkan harga ikan yang sesuai dalam perjanjian yang dibayarkan oleh

pihak pertama, dan berkewajiban menyiapkan petugas untuk

menimbang/menyaksikan ikan yang akan disimpan dalamCold Storage.

Pelaksanaan kewajiban yang dilakukan oleh PT. Jaya Samudera Sejahtera juga

58

telah sesuai dengan Pasal 4 dalam surat perjanjian tersebut. Berbicara

mengenai hak PT. Jaya Samudera Sejahtera,tidak dicantumkan juga pasal

demi pasal dalam perjanjiannya. Selain hak dan kewajiban diatas yang tertuang

dalam surat perjanjian kerja sama usaha penyimpanan ikan ternyata ada hak

dan kewajiban diluar surat perjanjian tersebut yang disepakati oleh kedua belah

pihak.

2. Penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi adalah penyelesaian secara

musyawarah. Kesepakatan kedua belah pihak untuk menyelesaikan dengan

cara musyawarah ini untuk menjaga nama baik kedua perusahaan. Apabila

tidak bisa ditemukan jalan keluarnyadiselesaikan dengan musyawarah,maka

segala akibat yang timbul dari perjanjian tersebut para pihak sepakat untuk

memilih tempat kediaman (domisili) hukum dikantor kepaniteraan pengadilan

negeri Jakarta,sama halnya tentang hak masing-masing dari kedua perusahaan.

Mengenai cara penyelesaian sengketa bila terjadi wanprestasi tidak tertulis

dalam surat perjanjian tersebut, mulai dari proses hingga selesainya sengketa.

59

B. Saran

Saran penulis meneliti dan mengamati permasalahan diatas, maka penulis

mencoba untuk mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan para kedua belah pihak perusahaan lebih teliti dalam membuat

surat perjanjian walaupun hanya secara formalitas saja, dengan ditambahkan

pasal demi pasal mengenai hak masing-masing perusahaannya, karena dalam

surat perjanjian tidak ada sama sekali pasal yang membahas tentang hak-hak

dari masing-masing perusahaan.

2. Diharapkan untuk PT. Awindo International apabila ingin melakukan

perjanjian kerja sama usaha penyimpanan ikan dengan perusahaan lain yang

bergerak dalam kepemilikan kapal, maka untuk kedepannya dalam membuat

surat perjanjian agar mencantumkan pasal-pasal di surat perjanjian mengenai

hak dan kewajiban yang ada diluar surat perjanjiannya.

3. Diperlukan penambahan lampiran surat perjanjian untuk mengenai jenis ikan

apa yang dibutuhkan dan dengan jenis alat tangkap apa yang digunakan, untuk

tercantum dalam surat perjanjian nantinya. Serta pasal-pasal bagaimana cara

penyelesaian kedua perusahaan apabila terjadi sengketa wanprestasi.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Alimuddin, Supriadi. 2011.Hukum Perikanan Di Indonesia. Jakarta: Sinar

Grafika.

Miru, Ahmadi, 2014, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta, Raja

Grafindo.

Muhammad. Abdulkadir. 2004.Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti.

___________. 2013, Hukum Pengangkutan Niaga.Bandung: PT Citra Aditya

Bakti.

___________. 2014.Hukum Perdata Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2010, Perikatan Yang Lahir dari

Perjanjian, Jakarta, Raja Grafindo.

Okta Setiawan. I Ketut. 2016. Hukum Perikatan. Jakarta: Sinar Grafika. Patrik,

Purwahid. 1994. Dasar-Dasar Hukum Perikatan. Bandung: Mandar Maju.

Prodjodikoro. Wirjono. 2000. Asas-asas Hukum Perjanjian. Bandung: Sumur.

Setiawan. R. 1999. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Bandung: Putra Badin.

Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta,

Sinar Grafika.

Sjahdeini. Sutan Remy. 2009.Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang

Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia.

Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Soeroso. 2009.Contoh-Contoh Perjanjian Yang Banyak Dipergunakan Dalam

Praktik. Jakarta: Sinar Grafika.

Subekti. Tjitrosudibio. 1990.Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Jakarta: PT

Pradnya Paramita.

___________. 2005.Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Intermasa.

Widodo, Johanes. Suadi. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

B. Perundang-Undangan:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt).

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

3. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2008 Tentang Usaha Perikanan Tangkap.

4. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 30

Tahun 2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Di Wilayah Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia.

C. Jurnal dan Website

erepo.unud.ac.id/9812/3/d6c44af1817c5adfc3070460abd4c255.pdf, diakses pada

tanggal 17 Januari 2018,pukul 22.37 WIB.

file:///C:/Users/Windows/Downloads/37219-ID-pengaruh-lama-penyimpanan-

ikan-cakalang-pada-suhu-freezer-terhadap-jumlah-bakter.pdf, diakses pada

tanggal 12 Januari 2018,pukul 20.06 WIB.

http/www.suduthukum.com/2016/10/pengertian-dan-dasar-hukum-pengangkutan.

html, diakses pada tanggal 08 Oktober 2017,pukul 20.50 WIB.

http://downloadportalgaruda.org/article.php?, Diakses Pada tanggal 17 Januari

2018, pukul 19.08 WIB.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/994, diakses

Pada tanggal 5 Januari 2018, pukul 20.10 WIB.

https://media.neliti.com/media/publications/97583-ID-none.pdf,diakses pada

tanggal 8 Februari 2018, pukul 17.48 WIB.

https://www.scribd.com/doc/313766467/Cold-Storage# pdf, diakses Pada tanggal

8 Februari 2018, pukul 20.28 WIB.

D. Lain-Lain

Profil Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara

Tahun 2017.