vegetarian .docx
Post on 09-Aug-2015
137 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu kala, pola hidup vegetarian sudah dilaksanakan dan dilakukan
oleh parakeluhhur. Mereka melakukan vegetarian rata-rata bertujuan untuk
menyempurnakan ilmu yang sedang dipelajarinya. Sampai sekarang pun, masih
banyak orang yang beranggapan negatif tentang vegetarian. Diamna orang-orang
ini beranggapan bahwa vegetaian adalah hal bodoh yang dilakukan sebagiann
orang hanya untuk menyempurnakan ilmunya.
Dalam masyarakah Hindu khususnya,masih belum banyak yang mengerti
arti dari vegetarian itu sendiri. Walaupun telah banyak berkembang ajaran-ajaran
yang mengharuskan umatnya untuk vegetarian. Sebagian orang-orang yang
tergabung dalam kelompok ini hanya beranggapan bahwa vegetaian adalah sebuah
syarat untuk menyemournakan ajaran-ajaran tersebut tanpa mengetahui artinya
lebih dalam.
Keutamaan dalam hal makan sangat ditekankan dalam agama Hindu. Makan
bukan hanya bertujuan memelihara dan menjaga kesehatan badan tetapi makan
juga adalah sebuah sadhana bagi umat Hindu dalam rangka mengamalkan ajaran-
ajaran suci untuk mencapai tujuan hidup yang sejati, bebas dari kesengsaraan
duniawi (moksa).
Mengenai cara hidup vegetarian sekarang ini masih menjadi polemik di
masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa vegetarian itu berdampak positif bagi
pelakunya, baik itu balita, anak-anak, remaja, orang dewasa, ataupun orang tua.
Dengan bervegetarian tidak akan menyebabkan kekurangan energi dan lemas.
Sedangkan beberapa orang beranggapan pelaku vegetarian akan kekurangan gizi
dan dapat mempengaruhi pertumbuhan khusunya bagi anak-anak dan balita.
Berbagai pertentangan tentang hidup vegetarian inilah yang membuat saya
tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah makalah. Di sini saya akan lebih
menjelaskan tentang pandangan vegetarian dari sdut agama dan ilmu gizi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu vegetarian?
1
2. Apa saja jenis-jenis vegetarian?
3. Bagaimana pandangan Agama Hindu tentang vegetarian?
4. Bagaimana dampak vegetarian bagi status gizi?
5. Siapa saja yang boleh menjalankan vegetarian?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan vegetarian.
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis vegetarian.
3. Mahasiswa mengetahui pandangan Agama hindu tentang vegetarian.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana dampai vegetarian bagi status gizi.
5. Mahasiswa mengetahui siapa-siapa saja yang dapat melakukan
vegetarian.
1.4 Manfaat
Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mereka yang ingin
melakukan vegetarian tetapi tetap dengan status gizi yang baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vegetarian
Vegetarian adalah orang yang hidup dari mengonsumsi produk nabati
dengan atau tanpa susu dan telur, tetapi menghindari konsumsi daging, unggas
dan hewan laut. Vegetarian yang hanya mengonsumsi makanan nabati disebut
Vegan, sedangkan vegetarian yang mengonsumsi makanan nabati, susu dan
produk olahannya disebut Vegetarian lakto. Vegetarian yang mengonsumsi
makanan nabati, susu dan telur serta produk olahannya disebut Vegetarian lakto
ovo. Beberapa alasan mengapa orang memilih menjadi vegetarian, antara lain
karena ingin hidup sehat, ajaran agama, kepedulian akan hewan dan lingkungan.
Hasil Survei tahun 1997 melaporkan terdapat 1% penduduk Amerika
Serikat adalah vegetarian. Angka ini meningkat menjadi 2,5% pada tahun 2000
dan 2,8% tahun 2003. Penduduk Inggris yang bervegetarian pada tahun 1987
sebanyak 3%, meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 1997 menjadi 5,4%.
Newspoll Survei pada tahun 2000 melaporkan terdapat 2% penduduk Australia
adalah vegetarian dan 18% penduduk lebih menyukai makanan vegetarian,
sedangkan di India pada tahun 2003 terdapat lebih dari 50% penduduknya adalah
vegetarian. Jumlah vegetarian yang terdaftar pada Indonesia Vegetarian Society
(IVS) saat berdiri pada tahun 1998 sekitar lima ribu orang dan meningkat menjadi
enam puluh ribu anggota pada tahun 2007. Angka ini merupakan sebagian kecil
dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena tidak semua vegetarian
mendaftar menjadi anggota.
Ada berapa alasan mengapa orang menjadi vegetarian. Pertama. Kesehatan.
Mungkin ini alasan yang utama saat ini. Orang menjadi vegetarian bisa jadi
karena mengidap penyakit seperti jantung, darah tinggi, kolesterol, kanker.
Sebagian menjadi vegetarian ketika mengetahui bahwa peternakan yang
memproduksi daging, ikan dan udang menggunakan bahan kimia berupa hormon,
antibiotik, pestisida, pengawet dan penggemuk. Bahan kimia tersebut tersisa
3
dalam daging yang kemudian dimakan manusia. Ancaman penyakit seperti sapi
gila, flu burung dan flu babi juga membuat orang menghindari makan daging.
Banyak orang mulai sadar bahwa pola makan vegetarian meningkatkan
kekebalan tubuh, sehingga tidak sering sakit.
Kedua. Pelestarian lingkungan menyebabkan banyak aktivis lingkungan
menjadi vegetarian. Pada era 1980an, ada kampanye selamatkan hutan Amazon,
yang memicu gerakan anti daging sapi, terutama hambur-ger dari gerai cepat saji.
Alasannya: ratusan ribu hektar hutan Amazon ditebang untuk dijadikan padang
rumput bagi peternakan sapi; dagingnya dikirim ke Amerika Serikat untuk dibuat
hamburger. Karena itu, banyak aktivis lingkungan memboikot gerai hamburger.
Diperlukan 13 kalori input untuk menghasilkan 1 kalori dari daging
sementara diperlukan hanya 6 kalori input untuk menghasilkan 1 kalori dari
pangan nabati. Diperlukan 25 gallon air untuk menghasilkan satu pon gandum,
tapi diperlukan 5,000 gal lon air untuk menghasilkan satu pon daging sapi
Kalifornia. Artinya, peternakan hewan amat boros sumber daya dan energi..
Ketiga . Pemanasan global . Vegetarianianisme juga dianggap sebagai cara
untuk mengatasi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Produksi
daging menimbulkan emisi gas rumah kaca (penyebab pemanasan global) berupa
metana. Operasi peternakan dan pengangkutan daging menggunakan bahan bakar
fosil cukup besar yang memicu pemanasan global. pabrik. Laporan Inter-
governmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan salah satu solusi
mengatasi perubahan iklim adalah mengurangi konsumsi daging.
Keempat. Keadilan dan etika. Setiap tahun 800 juta orang kelaparan di
dunia, dan 20 juta orang meninggal karena kekurangan gizi. Jika orang Amerika
mengurangi makan daging 10% saja, maka seratus juta orang bisa diberi makan
dari lahan peternakan yang diubah menjadi ladang pangan. Peternakan modern
memberi makan jagung dan kedelai pada hewan, yang kemudian disembelih untuk
menghasilkan daging bagi orang kaya, dengan harga yang disubsidi pemerintah.
Ini adalah ketidakadilan. Lebih banyak pangan yang bisa dihasilkan bila orang
tidak menghabiskan sumberdaya untuk memproduksi daging.
Banyak orang di Barat berhenti makan daging setelah melihat kekejaman
terhadap hewan di peternakan dan rumah jagal. Bayangkan anak sapi yang tidak
4
mendapatkan susu karena induknya harus memenuhi produksi susu untuk
manusia. Di timur, etika tindakan non-kekerasan (ahimsa) merupakan alasan
untuk menjadi vegetarian.
Kelima. Agama dan spiritualitas. Banyak pemeluk agama Hindu, Buddha
dan Jain menjadi vegetarian karena mengikuti anjuran agama. Banyak keluarga di
India, adalah vegetarian secara turun temurun. Ada pula orang atau sekte dari
agama lain yang menjadi vegetarian karena alasan spiritualisme, yaitu sikap anti
kekerasan dan sayang pada semua makhluk ciptaan Tuhan
2.2 Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck,
2000: 1).
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang
dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah
pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat
untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha,
2001).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
5
ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
(Markum, 1991).
4) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
b. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang
dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita
(Nursalam, 2001).
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena
status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang
kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode
hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan
cepat (Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna
makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
2.2.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung menunit Supariasa (2001) dapat
dilakukan dengan:
a. Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia.
Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat
umur dan tingkat gizi. Antropometrisecara umum digunakan untuk
melihat keseimbangan asupan protein dan energi.
b. Klinis
6
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi
berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
d. Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.
Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN
(2001) dapat dilakukan dengan:
a. Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi
yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan
yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang
dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan
yang banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit
dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-besarkan
konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi, keinginan
melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan kesalahan
dalam mencatat (food record).
b. Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti
angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
7
karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.
c. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
8
BAB III
METODE PENULISAN
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Dimana data, fakta dan
informasi di kumpulkan melalui jurnal ilmiah dan artikel ilmiah dari situs-situs
terpecaya. Sebagian besar jurnal dan artikel ilmiah ini diperoleh dari internet.
Untuk menjaga kebenaran data, fakta atau informasi maka hanya sumber-sumber
bacaan dalam rentang waktu lima tahun terakhir yang dijadikan acuan dalam
penulisan karya ilmiah ini.
Agar tulisan yang dibuat efisien dan efektif, disusunlah kerangka tulisan
berdasarkan topik dan permasalah yang ada. Kemudian data dikumpulkan,
disarikan, disusun, diolah dan ditafsirkan. Hasil tafsiran kemudian dianalisis dan
disintesis kemuadian disimpulakan. Analisis dan sintesis berisi gagasan baru
untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan.
Data dikumpulakan melalui sumber bacaan berupa jurnal dan artikel ilmiah
di internet. Pada tahap ini, data, fakta dan informasi yang terkumpul diseleksi
berdasarkan kesesuaian dengan topik dan permasalahan yang dibahas. Data
kemudian dipisah-pisahkan berdasarkan sub-sub judul dalam kerangka penulisan.
Simpulan dibuat dengan menarik intisari-intisari dari data yang telah
dianalisis, kemudian di rangkaikan ke dalam sebuat tulisan yang lebih ringkas.
Saran dibuat berdasarkan simpulan.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Vegetarian
Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan
dan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari mahluk hidup seperti daging,
unggas, ikan atau hasil olahannya. Pertama kali istilah Vegetarian digunakan
secara formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan
kawan-kawan di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan
pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.
Kata Vegetarian ini berasal dari bahasa Latin vegetus berarti keseluruhan,
sehat, segar, hidup. Penyebutan secara umum mereka yang tidak makan daging
sebelum tahun 1847 sebagai 'Pythagorean' atau mengikuti 'Sistem Pythagorean'.
Definisi asli dari 'vegetarian' adalah dengan atau tanpa telur atau produk
olahannya. Definisi ini masih digunakan hingga sekarang oleh Vegetarian
Society.
Sejarah mencatat bahwa pola vegetarian sudah dilakukan oleh sekelompok
orang seperti di Tiongkok dan India yang sudah menerapakan pola ini bahkan
sebelum masehi. Mereka menerapka pola hidup vegetarian untuk menghormati
dan menghargai sesama dan menghormati makhluk hidup.
4.2 Jenis-jenis Vegetarian
Ragam vegetarian dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
tingkat kekuatannya meninggalkan konsumsi produk hewani.
Pengelompokkan Vegetarian yang lazim dikenal di masyarakat ada 4, yaitu :
1. Pesco/pollo Vegetarian (semi-vegetarian) adalah kelompok yang masih
mengkonsumsi produk daging tertentu misalnya daging ayam dan ikan tapi
meninggalkan kelompok daging merah.
2. Lacto-ovo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengkonsumsi telur
dan produk susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan.
10
Penyebutan kelompok yang mengkonsumsi susu tapi tidak mengkonsumsi
telur disebut lacto-vegetarian, sedangkan yang mengkonsumsi telur tapi
tidak mengkonsumsi susu disebut ovo-vegetarian.
3. Vegan adalah Vegetarian murni yang hanya mengkonsumsi biji-bijian,
kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kelompok ini sama
sekali tidak mengkonsumsi produk hewani maupun turunannya, termasuk
gelatin, keju, yogurt. Mereka juga menghindari madu, royal-jeli dan
produk turunan serangga. Bahkan sebagian penganut vegan menghindari
penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang
mengandung produk hewani.
4. Lakto, adalah vegetarian yang mengonsumsi makanan nabati, susu dan
produk olahannya.
4.3 Pandangan Hindu terhadap Vegetarian
Agama Hindu memandang serius tentang pola hidup vegan, terbukti dengan
adanya sebuah ajaran yang mengajarkan untuk tidak melakukan kekerasan yaitu
Ahimsa Parama Dharma. Ahimsa berarti tanpa kekerasan, dan parama berarti
tertinggi. Sedangkan kata dharma berarti kewajiban-kewajiban suci. Dengan
demikian Ahimsa Paramo Dharmah dapat diartikan sebagai kewajiban suci yang
tertinggi, agama atau pelaksanaan agama yang paling tinggi. Hal ini ditegaskan
berkali-kali di berbagai kitab suci Veda dengan istilah-istilah yang sama atau juga
dengan istilah-istilah yang berbeda, seperti Ahimsayah paro dharmah, Ahimsa
laksano dharmah, Ahimsa parama tapa, Ahimsa parama satya, dan lain-lain. Ini
menunjukkan bahwa agama Hindu kita menaruh perhatian yang sangat penting
pada ajaran tanpa kekerasan dan cara hidup vegetarian.
Selain dari literatur Veda, beberapa lontar juga membhasa tentang Ahimsa,
antaranya dalam Lontar Mahesvari Sastra menyebutkan: "Apan yan tan karaksang
Ahimsa brata, maka nimitta kroddha, moha, mana, mada, matsarya, nguni-unin
makanimittang kama, yeka panten dadanya", sebab jika ajaran-ajaran brata
Ahimsa tidak dipelihara, maka ia akan menyebabkan berkembangnya sifat-sifat
kemarahan, khayalan, kebanggaan, kebingungan, rasa iri hati, dan bahkan ia dapat
menyebabkan tumbuh suburnya hawa nafsu yang menggebu-gebu, yaitu musuh di
11
dalam diri setiap makhluk hidup yang paling sulit dikendalikan (kama-rupa
durasadam).
Kadang-kadang, orang berpendapat bahwa hanya para Vaisnava sajalah
yang melaksanakan vegetarian atau pantangan-pantangan daging, ikan (telor,
terasi, bawang merah, bawang putih dan lain-lain). Dalam lontar Vrhaspati Tattva,
para Saiva pun perlu melaksanakan ajaran Ahimsa, tidak membunuh-bunuh dan
tentu pula tidak memakannya (Ahimsa ngaranya tan pamati-mati).
Dalam bahsa sansekerta, daging dikenal dengan kata Mamsa. Kata Mamsa
berasal dari mam dan sah. Mam berarti aku, dan sah berarti dia. Mamsa berarti dia
yang dagingnya aku makan sekarang akan memakan aku dalam hidup yang akan
datang (mam sah khadati iti mamsah).
Kitab Manu Smrti dan Mahabharata juga memberikan penjelasan yang sama
terhadap kata mamsa yang berarti daging. Hal ini menunjukkan agama Hindu
memandang "serius" masalah Ahimsa dan vegetarian. Manu Smrti menyebutkan
bahwa "Mamsah yang berarti daging, pada hakekatnya dinyatakan oleh orang-
orang bijaksana berarti 'saya dia' yaitu dia yang dagingnya saya telan dalam hidup
ini, menelan saya di kemudian hari".Hal yang sama juga diakui di dalam kitab
Mahabharata: "Sekarang dia menelan saya, nanti saya pun akan memakannya,"
--- mam sa bhaksayate yasmad bhaksayisye tamapyaham.
Selain ajaran Ahimsa, Hindu menyebutkan tiga pola makan yakni, satvika,
rajasika dan tamasika. Pola makan Satvika meningkatkan prana (kehidupan),
kekuatan mental dan menajamkan intelek. Makanan ini bersifat segar dan alami,
direbus, tidak mempunyai rasa tajam, biasanya merupakan sayuran, biji-bijian dan
buah.
Rajasika adalah pola makan yang merangsang orang menjadi aktif secara
fisik. Makanan ini mencakup daging, bumbu tajam, rasa asam, pedas, pahit, asin,
dan digoreng.
Tamasika adalah pola makan yang menimbulkan kemalasan tubuh dan
pikiran. Makanan ini adalah yang busuk, disimpan berhari-hari, dimasak
berulang-ulang, diolah berlebihan.
12
Ketiga pola makan ini adalah pilihan, tergantung perilaku dan pikiran serta
aktivitas seseorang. Konsekuensinya juga berbeda dan itu yang perlu kita
dipahami. .
Dalam Weda, setiap bentuk kehidupan dinyatakan mempunyai kesadaran
dan energi. Setiap kehidupan dianggap suci. Bersama dengan pemahaman tentang
karma, pandangan ini melandasi vegetarianisme yang berawal di India. Weda juga
menganjurkan hidup hemat sumberdaya, sebagai bagian dari tugas manusia untuk
memelihara alam.
Yajur Weda mengatakan, “Jangan melukai makhluk yang hidup di bumi, di
udara dan dalam air”. Juga dikatakan “Hendaknya kamu tidak menggunakan
tubuh yang diberikan Tuhan untuk membunuh makhluk Tuhan, apakah itu
manusia, hewan atau apapun” Manu Samhita menganjurkan: “ setelah
mempertimbangkan asal usul daging dan kekejaman menjagal dan membunuh,
biarkanlah orang menghindari makan daging sama sekali”.
Walaupun dalam Hindu ada anjuran menjadi vegetarian, atau setidaknya
menghindari menyakiti makhluk lain, pilihan tetap di tangan masing-masing
orang. Pilihan pola makan mempunyai fungsi dan karma masing-masing. Yang
juga penting adalah menghormati pilihan orang lain.
Ada beberapa cara pandang yang berpikir bahwa tidak menyakiti makhluk
bukan berarti tidak memakannya. Karena itu merupaka sebuah kodrat bagi hewan-
hewan, tidak menyakiti makhluk lain dalamm konteks ini adalah tidak menyiksa
dan membunuh tanpa alasan yang jelas. Kembali lagi ini ke presepsi masing-
masing orang.
4.4 Dampak Vegetarian bagi Status Gizi
Vegetarian terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah munculnya berbagai
gangguan penyakit. Meskipun begitu perlu diingat bahwa makanan hewani seperti
daging, ayam, susu dan telur merupakan makanan kaya zat gizi. Kandungan
protein bahan makanan hewani sangat lengkap. Vitamin dan mineral yang
terkandung dalam bahan makanan hewani berbeda dengan bahan makanan nabati
yang kandungan gizinya cenderung kurang lengkap. Oleh karena itu, sebagai
penganut vegetarian, agar tetap sehat, harus pandai-pandai mengatur dietnya,
13
pandai membuat variasi diet, mengkonsumsi makanan yang lebih beragam agar
kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi dengan baik.
Vegetarian murni, yang dikenal sebagai vegan, seringkali mengalami
defisiensi atau kekurangan nutrisi, seperti defisiensi protein, zat besi, kalsium,
seng, vitamin D, riboflavin, B12, Yodium dan asam lemak omega 3. sejumlah
vegetarian ditemukan menderita anemia. Hal itu terjadi karena mereka tidak
pandai mengatur diet.
Defisiensi zat makanan yang sering dialami oleh vegetarian adalah sebagai
berikut :
1. Kekurangan Protein
Meskipun sejumlah kacang-kacangan mengandung protein yang tinggi,
tetapi jenis asam amino yang dibutuhkan tidaklah selengkap yang ada di
sumber hewani. Biasanya, sumber nabati kekurangan satu atau lebih
asam amino esensial yang dibutuhkan. Asam amino esensial adalah
asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh untuk membentuk protein
tetapi tubuh tidak dapat memproduksinya dan harus mendapatkannya
dari sumber lain. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan asam amino
esensial, disarankan untuk tidak hanya mengkonsumsi satu jenis pangan
nabati suber protein saja, tetapi beberapa macam jenis.
2. Kekurangan Lemak
Banyak mengkonsumsi lemak akan meningkatkan kolesterol dalam
darah, yang memicu terjadinya penyakit jantung koroner dan
arterosklerosis. Walaupun begitu, lemak juga memiliki poeranan yang
sangat penting bagi tubuh, yakni sebagai sumber kalori dan pembentuk
membran sel. Selain itu, lemak membantu pelarutan vitamin-vitamin
larut lemak seperti A, D, E, dan K. Sehingga, dengan tidaknya adanya
lemak, akan mengganggu penyerapan vitamin ini.
Maka dari itu, bagi para vegan dianjrkan untuk mengatur dietnya secara
benar agar tidak kekurangan lemak. Lemak ada dalam beberapa sumber
nabati, seperti alpukat, dan kacang-kacangan.
3. Kekurangan vitamin B12
14
Vitamin B12 sangat penting bagi tubuh. Vitamin ini mampu
meningkatkan nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang
darah). Seseorang yang mengalami defisiensi B12 akan mengalami
gangguan pembentukan sel darah merah.
Sebagian besar makanan yang mengandung vitamin B12 adalah
makanan yang berasal dari hewan, seperti hati, ikan, kepiting, unggas
dan susu. Jadi defisiensi vitamin B12 ini banyak menimpa mereka yang
menerapkan pola makan vegetarian berjenis vegan. Untuk mereka yang
menerapkan pola makan vegetarian berjenis lacto maupun lacto ovo
masih dapat memperoleh asupan vitamin B12 dari susu dan telur.
Hal yang dapat menyebabkan seseorang vegetarian terserang defisiensi
vitamin B12 juga bisa terjadi karena kelebihan asupan vitamin C,
karena vitamin C dosis tinggi (500mg/hari) justru akan merusak vitamin
B12, mengubah vitamin B12 menjadi bentuk yang tidak aktif atau
analognya yang ternyata justru merupakan antivitamin B12 sehingga
mengakibatkan defisiensi vitamin B12.
4. Kekurangan vitamin A
Pada prinsipnya vitamin A hanya terdapat pada produk hewani.
Tumbuh-tumbuhan hanya mengandung beta karotin yang merupakan
suatu substansi yang didalam tubuh dapat diubah menjadi vitamin A.
vegetarian hanya mendapat vitamin A dari produk nabati. Hal tersebut
sebenarnya tidak betul karena konversi beta karotin menjadi vitamin A
hanya dapat terjadi diempedu. Ini berarti seseorang harus
mengkonsumsi lemak bersama karotin untuk memicu sekresi empedu.
Perlu ditambahkan bahwa orang-orang yang mengalami
hipotiroidismus ataupun diabetes tidak dapat atau kecil kemungkinan
mengubah beta karoten menjadi vitamin A. baik sekali jika seseorang
mau mengkonsumsi mentega. Mentega yang didapatkan dari sapi
mengandung vitamin A yang tinggi dan akan merangsang usus untuk
mengubah vitamin A menjadi vitamin A aktif. Vitamin A sangat
diperlukan oleh tubuh untuk membantu tubuh menggunakan protein
dan mineral.
15
5. Kekurangan vitamin D
Seperti halnya kalsium, vitamin D juga banyak terdapat pada berbagai
bahan makanan yang berasal dari hewan. Vegetarian yang tinggal
didaerah subtropis seringkali menderita defisiensi vitamin ini. Sumber
vitamin D adalah minyak ikan, hati, sarden, makarel, tuna, hering,
salmon, kuning telur, susu serta berbagai produk dari hewan.
6. Kekurangan Zat Besi
Zat besi memiliki peran besar dalam transportasi dan metabolisme
oksigen di dalam tubuh, kekebalan, perkembangan kognitif, pengaturan
suhu, metabolisme energi dan performa kerja.
Banyak hal yang dapt menjadikan seseorang vegetarian terserang
defisiensi zat besi, diantaranya:
a) Banyak mengkonsumsi sayuran. Padahal sayuran banyak
mengandung asam fitat dan asam oksalat. Kedua jenis zat ini
bersifat mengikat zat besi. Jadi logis bila seorang vegetarian
menderita defisiensi zat besi mengingat zat besi yang
dikonsumsinya banyak yang diikat oleh asam oksalat dan asam fitat
dan tidak dapat diserap oleh tubuh.
b) Tidak atau kurang mengkonsumsi daging. Padahal daging
merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Jadi sangat logis pula
bila vegetarian yang tidak pandai mengatur dietnya mengalami
defisiensi zat gizi.
7. Kekurangan Kalsium
Mineral kalsium sangat penting bagi tubuh. Kalsium diperlukan dalam
jumlah relatif besar untuk membentuk tulang dan gigi, kontraksi otot,
dan transmisi impuls syaraf, permeabilitas seluler membran, detak
jantung, penyerapan vitamin B12, serta mempengaruhi tekanan darah
arterial. Kadar kalsium yang tepat dalam darah akan mengurangi risiko
penyakit jantung, stroke, kanker usus dan kalkulus renalis.
Jumlah kalsium yang dapat diserap oleh tubuh tergantung komposisi
makanan,serat, dan PH usus. Kalsium mudah diserap bila dalam kondisi
16
asam atau diberikan bersama proteinn dan laktosa. Sebaliknya,
penyerapan akan terhambat bila ada bersama asam oksalat.
Sayuran hijau,seperti sawi, bayam dan brokoli cukup kaya akan
kalsium. Namun ada sayuran hijau dan buah tertentuyang mengandung
asam oksalat, seperti belimbing, kol atau kubis. Nasi yang mengandung
asam fitat juga menghalangi penyerapan kalsium.
Untuk menghindari defisiensi kalsium, vegetarian harus menghindari
sayuran dan buah-buahan yang mengandung asam oksalat tinggi seperti
kol dan belimbing.
8. Kekurangan Zink
Mineral ini berperan dalam pembentukan DNA dan RNA protein,
insulin dan sperma, sebagai antioksidan, membantu pertumbuhan
rambut dan kuku, serta berperan dalam metaboilisme karbohidrat,
lemak dan protein.
Sejumlah sayuran memproduksi asam fitat yang mampu mengikat zink
sehingga jumlah zink yang dapat diserap tubuh menjadi sedikit. Orang
yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan asam fitat yang tinggi
gampang mengalami defisiensi zink.
Zink banyak terdapat pada daging dan tulang dan hanya ada dalam
jumlah kecil pada makanan nabati. Yang harus diingat adalah bahwa
kalsium juga mengurangi penyerapan zink karena kalsium juga bersifat
mengikat zink. Akibatnya, diet yang mengandung terlalu banyak
kalsium juga akan menurunkan jumlah yang dapat diserap. Karena itu
konsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi juga harus
dibatasi. Jadi baik vegetarian maupun non vegetarian harus pandai
mengatur konsumsi komposisi makanannya agar tidak mengalami
defisiensi zink.
4.5 Kategori Pelaku Vegetarian
Tidak ada ketegori yang pasti dalam pelaksanaan vegetarian. Mulai dari
balita sampai orang tua boleh menjadi seorang vegetarian. Akan tetapi, perlu
diperhatikan kebutuhan gizi masing-masing orang yang menjadi vegan. Karena,
tiap umur memiliki kebutuhan gizi yang berbeda. Seperti halnya balita dan orang
17
dewasa di mana kebutuhan energi mereka berbeda. Selain itu, profesi seorang
vegan juga mempengaruhi kebutuhan energinya. Contohnya seorang olahragawan
yang sebaiknya tidak menjadi vegan. Karena daya tahan tubuhnya akan menjadi
lemah, dan mudah lelah karena tidak mendapat asupan gizi dari sumber hewani.
Untuk anak balita sendiri, balita vegetarian dan non vegetarian tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Menurut Susianto dalam penelitiannya,
56% balita vegetarian dan 57,5% non vegetarian berstatus gizi (IMT/U) normal;
25,3% balita vegetarian dan 21,9% non vegetarian berisiko gemuk; 13,3% balita
vegetarian dan 8,2% non vegetarian yang gemuk; 5,3% balita vegetarian dan
12,3% non vegetarian yang sudah obesitas.
BAB V
PENUTUP
18
5.1 Kesimpulan
1. Vegetarian adalah orang yang hidup dari mengonsumsi produk nabati
dengan atau tanpa susu dan telur, tetapi menghindari konsumsi daging,
unggas dan hewan laut.
2. Pengelompokan vegetarian dalam masyarakat ada 4, yaitu:
a) Pesco/pollo Vegetarian (semi-vegetarian) adalah kelompok yang
masih mengkonsumsi produk daging tertentu misalnya daging
ayam dan ikan tapi meninggalkan kelompok daging merah.
b) Lacto-ovo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengkonsumsi
telur dan produk susu dan menghindari segala jenis daging
termasuk ikan.
c) Vegan adalah Vegetarian murni yang hanya mengkonsumsi biji-
bijian, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
d) Lacto vegetarian, adalah vegetarian yang mengonsumsi makanan
nabati, susu dan produk olahannya.
3. Agama Hindu mendukung adanya vegetarian. Karena dalam ajaran
agama Hindu ada sebuah ajaran yang bernama Ahimsa di mana melarang
uatnya untuk menyakiti dan membunuh. Akan tetapi pilihan pola makan
tetap pada diri masing-masing. Pemilihan pola makan dan karma yang
akan ditanggungnya menjadi resiko pribadi. Walaupun begitu, harus
tetap menghormati pilihan orang lain.
4. Dampak vegetarian bagi status gizi adalah adanya defisiensi zat-zat gizi
akbat vegetarian antaranya, kekurangan lemak, kekurangan protein,
kekurangan vit. A, kekurangan vit. B12, kekurangan vit. D, kekurangan
zat besi, kekurangan zink, dan kekurangan kalsium. Defisiensi ini terjadi
karena kebanyakan zat gizi ini diperoleh dari sumber makanan hewani.
5. Rentang usia untuk melakukan vegetarian tidak ditentukan. Akan tetapi,
kebutuhan akan zat gizi perlu diperhatikan. Karena usia dan pekerjaan
seseorang sangat mempengaruhi kebutuhan zat gizi manusia.
5.2 Saran
19
Menjadi seorang vegetarian memiliki dampak baik dan buruk. Ada baiknya
untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan pengetahuan-pengetahuan
mengenai zat gizi dan sumbernya sebelum memutuskan untuk menjadi
seorang vegetarian. Hal ini bertujuan agar dapat menyesuaikan konsumsi
makan tiap hari dengan kebutuhan zat gizi yang dibuthkan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
20
Susianto. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan IMT/U pada
Balita Vegetarian Lakto Ovo Dan Non Vegetarian Di Dki Jakarta Tahun
2008. http://gizi.depkes.go.id/makalah/download/tesis_susianto.pdf
Ashmad, Ismail. 2010. Status Gizi.
http://creasoft.wordpress.com/2010/01/01/status-gizi/. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2012.
Anton, Haris. 2012. Pola Hidup Vegetarian.
http://www.siddhi-sby.com/index.php/artikel/artikel-dharma/48-pola-
hidup-vegetarian. diakses tanggal 19 Oktober 2012.
Ghindawani, Hira D. 2010. Vegetarian sebagai Pilihan Hidup.
http://www.mediahindu.net/berita-dan-artikel/artikel-umum/82-
vegetarianisme-sebagai-pilihan-hidup.html
Sudarma, I Wayan. 2012. Pandangan hindu terhadap Vegetarian.
http://ebookbrowse.com/117-pandangan-hindu-terhadap-vegetarian-pdf-
d24552004
Hasannah. 2009. Pengaruh Gizi terhadap Vegetarian.
http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/26/pengaruh-gizi-pada-
vegetarian/. Diakses tanggal 19 oktober 2012.
Zemanta. 2010. Untung Ruginya Menjadi Vegetarian.
http://caradietsehat.com/zmt/untung-ruginya-menjadi-vegetarian.
diakses tanggal 19 Oktober 2012.
21
top related