tugas sejarah (2)

Post on 30-Jun-2015

128 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Test

TRANSCRIPT

KERAJAAN SINGASARI DAN KEDIRI

Kelompok 6 :Amirah NadhifaAlvian WicaksonoKirana Dewinta PuniYunisa Rahma Safira

KERAJAAN SINGASARI

SEJARAH AWAL

Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur, yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Berdasarkan prasati Kudadu, nama resmi kerjaan Singasari adalah Tumapel. Menurut Nagarakertagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan. Arca Prajnaparamita ditemukan dekat candi Singhasari dipercaya sebagai arca perwujudan Ken Dedes.

AWAL BERDIRI

Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu. Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.

Pada1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel..

Versi Pararaton

Dalam naskah naskah Nagarakertagama, disebutkan tahun yang sama pendirian kerajaan Tumapel. Pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa.

Versi Negaraketagama

Kehidupan BeragamaPada masa pemerintahan

Kartanegara, agama Hindu maupun Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha, menjadi bentuk Syiwa-Buddha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran Tantrayana.

Usaha untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan terus dilakukan Kertanegara. Banyak pasukan Singasari yang dikirim ke berbagai daerah. Antara lain pasukan yang dikirim ke Tanah Melayu. Keadaan ini diketahui oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap kekuasaan Kertanegara, antara lain penguasa Kediri, Jayakatwang. Ia berusaha menjatuhkan kekuasaan Kertanegara

Pemerintahan Singasari

Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa).

Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.

Setelah itu Kerajaan Singasari di pimpin oleh beberapa penguasa, yaitu :

Silsilah Wangsa Raja Versi Pararaton Versi Nagarakretagama

• Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 – 1247)

• Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 – 1227)

• Anusapati (1247 – 1249) • Anusapati (1227 – 1248)

• Tohjaya (1249 – 1250) •  Wisnuwardhana (1248 – 1254)

•Ranggawuni alias Wisnuwardhana( 1250-1272) • Kertanagara (1254 – 1292)

• Kertanagara (1272 – 1292)

Ken Arok (1222–1227)

Raja Tohjaya (1248)

Kartanegara (1268-1292)

Masa Kejayaan

Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Wilayah Kekuasaan keseluruhan Kerajaan Singasari:Jawa Barat, Pahang (Malaya), Tanjung Pura ( Kalimantan), Jawa Timur, dan Madura

KERTANEGARA

(1268 – 1292)

EKSPEDISI PAMALAYU

EKSPEDISI PENAKLUKAN BALI (1284)

Peristiwa Keruntuhan-Sebab Kemunduran

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

Peninggalan Kerajaan Singasari• Candi Jago: terletak di Malang, Jawa Timur, yang dibangun untuk Raja Wisnuwardhana, raja Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam Negarakertagama, candi ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam Wuruk pada 1359.

Peninggalan Kerajaan Singasari

• Candi Singosari: disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.

•Arca Dwarapala.

Peninggalan Kerajaan Singasari • Candi Kidal: dibangun di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua dan anak tiri Ken Arok.

Peninggalan Kerajaan Singasari• Prasasti Kudadu,

Prasasti Mula Malurung

Mandala Amoghapāśa dari masa Singhasari (abad ke-13), perunggu, 22.5 x 14 cm. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

KERAJAAN KEDIRI

Sejarah Awal

Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai.

Awal BerdiriPenemuan Situs Tondowongso pada awal tahun

2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri.Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat.

Tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian, Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.

Kerajaan Jenggala meliputi; daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan.Panjalu meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha.

Perkembangan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri yang ibu kotanya berada di Daha tumbuh menjadi besar. Sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.

Agama di Kerajaan Kediri

Candi Gurah dan candi todo Wongso menunjukkan latar belakang agama Hindu, berdasarkan jenis-jenis arcanya. Petirtaan Kepung kemungkinan besar juga bersifat Hindu karena tidak tampaknya unsur-unsur Budhisme pada bangunan.

Beberapa prasasti menyebutkan nama abhiseka. Akan tetapi, hal ini tidak langsung membuktikan bahwa wisnuisme berkembang pada saat itu.

Secara umum bahwa agama Hindu, khususnya pemujaan kepada Siwa, mendominasi perkembangan agama pada masa kediri. Hal ini tercermin dari temuan prasasti, arca-arca, maupun karya-karya sastra Jawa Kuno.

Sistem PemerintahanShri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu

Kameshwara

Jayabaya

Prabu Sarwaswera

Prabu Kroncharyadipa

Srengga Kertajaya

Pemerintahan Kertajaya

Kehidupan Sosial Masyarakat

Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan:

1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan),Yaitu masyarakat yang terdapat dalam  lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.

2. Golongan masyarakat thani (daerah),Yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah).

3. Golongan masyarakat non pemerintah,Yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan makanan.

Kondisi Ekonomi

Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan ini diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.

Karya Sastra dan Prasasti Kerajaan Kediri

Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri diantaranya yaitu: . • Prasasti Galunggung

Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung.

Karya Sastra dan Prasasti Kerajaan Kediri

• Prasasti Hantang (1135 atau 1052 M) menjelaskan Panjalu atau Kadiri pada masa Raja Jayabaya.

Karya Sastra dan Prasasti

Kerajaan Kediri• Prasasti Jepun 1144 M.

• Prasasti Talan 1136 M. Seni sastra juga

mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Kadiri.

Karya Sastra dan Prasasti Kerajaan Kediri

Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata.

Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana.

Ditemukan juga berita Cina yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M.

Runtuhnya Kediri

Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri.

KESIMPULAN

top related