sejarah kerajaan majapahit ~tugas pancasila

24
Sejara h Keraja an Majapa hit Arinil Haq (1107135643) Teknik Kimia S1 Kelas B 2013

Upload: arinil-haq

Post on 30-Nov-2015

151 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Ringkasan sejarah kerajaan majapahit

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Sejarah Kerajaan Majapahit

Arinil Haq (1107135643)

Teknik Kimia S1 Kelas B

2013

Page 2: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Sejarah Kerajaan Majapahit

A. Asal Mula Kerajaan Majapahit

Berdirinya Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari adanya Kerajaan

Singasari. Pada masa itu, Kerajaan Singasari menolak memberikan upeti kepada

Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok yang memicu kemarahan

Kubilai Khan hingga mengirimkan pasukannya ke Jawa.

Sementara itu, Jayakatwang, Adipati Kediri berhasil membunuh

Kertanegara, raja terakhir dari kerajaan Singasari. Raden Wijaya, menantu

Kertanegara bersama sisa-sisa pasukannya berhasil melarikan diri ke Madura dan

meminta perlindungan dari Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian berpura-pura

menyerahkan diri dan mengabdi kepada Kertanegara, yang disambut baik oleh

Kertanegara dengan menghadiahi Raden Wijaya tanah di Hutan Tarik, Mojokerto,

yang kemudian diberi nama Majapahit. Asal kata Majapahit itu sendiri diyakini

berasal dari buah maja yang pahit yang bisa ditemukan di hutan tersebut.

Ketika pasukan Mongol yang dipimpin oleh Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau-

Hsing tiba, Raden Wijaya turut bertempur menjatuhkan Jayakatwang. Setelah

berhasil membunuh Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan

mongol yang sedang lengah merayakan kemenangannya, hingga berhasil

memukul mundur pasukan mongol kembali ke negerinya.

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka atau 10 November 1293

Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama dari Kerajaan Majapahit yang

bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Untuk meredam kemungkinan terjadinya pemberontakan, Raden Wijaya

(Kertarajasa) mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan mencegah

terjadinya perebutan kekuasaan antar anggota keluarga raja. Putri sulung

Page 3: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Kertanegara, Dyah Sri Tribhuaneswari, dijadikan permaisuri dan putra dari

pernikahan tersebut, Jayanegara dijadikan putra mahkota.

Putri bungsu Kertanegara, Dyah Dewi Gayatri dijadikan Rajapatni. Dari

putri ini, Kertarajasa memiliki dua putri, Tribhuwanatunggadewi

Jayawisnuwardhani diangkat menjadi Bhre Kahuripan dan Rajadewi Maharajasa

diangkat menjadi Bhre Daha. Putri Kertanegara lainnya yang dinikahi Kertarajasa

adalah Dyah Dewi Narendraduhita dan Dyah Dewi Prajnaparamita. Dari kedua

putri ini, Kertarajasa tidak mempunyai putra.

Bentuk lain dari antisipasi pemberontakan oleh Kertarajasa yaitu

memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas kepada para pendukungnya,

misalnya, Lurah Kudadu memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja diberi

kekuasaan atas daerah Lumajang sampai Blambangan.

Kepemimpinan Kertarajasa yang cukup bijaksana menjadikan kerajaan

aman dan tentram. Beliau wafat pada tahun 1309 dan dimakamkan di Simping

(Blitar) sebagai Siwa dan di Antahpura (dalam kota Majapahit) sebagai Buddha.

Arca perwujudannya adalah Harikaya, yaitu Wisnu dan Siwa digambarkan dalam

satu arca.

Setelah mangkat, Kertarajasa digantikan oleh putranya Jayanegara. Ketika

ayahnya masih memerintah, Jayanegara dinobatkan menjadi raja muda (yuwaraja)

di Kediri dengan nama Abhiseka Sri Jayanegara. Pada saat naik tahta, Jayawijaya

baru berusia 15 tahun.

Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi pemberontakan akibat

kepemimpinannya kurang berwibawa dan kurang bijaksana. Pemberontakan-

pemberontakan yang terjadi yaitu Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231

yang baru dapat dipadamkan pada tahun 1309, Pemberontakan Lembu Sora pada

tahun 1311, Pemberontakan Juru Demung pada tahun 1313 disusul

Pemberontakan Gajah Biru, Pemberontakan Nambi yang merupkan Rakryan Patih

Majapahit pada tahun 1319 dan terakhir Pemberontakan Kuti pada tahun 1319.

Page 4: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Pemberontakan ini adalah yang paling besar dan berbahaya. Kuti berhasil

menduduki ibu kota kerajaan sehingga Jayanegara terpaksa melarikan diri ke

daerah Bedander.

Jayanegara kemudian dilindungi oleh pasukan Bhayangkari pimpinan

Gajah Mada. Berkat kepemimpinan Gajah Mada, Pemberontakan Kuti dapat

dipadamkan. Namun, meskipun berbagai pemberontakan tersebut berhasil

dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat dibunuh oleh salah seorang

tabibnya yang bernama Tanca pada tahun 1328, yang kemudian dibunuh pula oleh

Gajah Mada. Jayanegara lalu dimakamkan di candi Singgapura di Kapopongan.

Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putra pun. Pewaris

tahta yang berhak memimpin Majapahit selanjutnya yaitu Gayatri, ibu tiri

Jayanegara. Namun Gayatri yang telah menjadi biksuni menolak dan menunjuk

putrinya Tribuwanatunggadewi menjadi raja dengan dibantu suaminya

Kartawardhana.

Pada tahun 1331 timbul pemberontakan yang dipelopori oleh Sadeng dan

Keta. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang saat itu

menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih

Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga.

Gajah Mada menunjukkan kesetiannya kepada Kerajaan Majapahit dengan

bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan

Adityawarman. Hal ini ditunjukkan dengan Gajah Mada bersumpah pada tahun

1339 tidak akan makan buah Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu dibawah

naungan Majapahit. Sumpahnya ini dikenal dengan Sumpah Palapa, yang

berbunyi “Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring

Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun

amukti palapa.”. Terbukti wilayah Kerajaan Majapahit kian luas dibawah

komando Gajah Mada. Sementara itu, Tribuwana yang telah turun tahta

digantikan oleh putranya Hayam Wuruk.

Page 5: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

B. Kejayaan Kerajaan Majapahit

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari

tahun 1350 hingga 1389, yang diangkat menjadi raja pada umur 16 tahun. Pada

masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,

Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai

lebih banyak wilayah.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi,

kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian

kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak

kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-

daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan

terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang

mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan

Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan

mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga

menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena

didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi

(Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. Pihak Sunda menganggap

lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda

beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri

untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini

sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit.

Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan

Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan,

keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh

Page 6: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam. Tradisi

menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam

melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya. Kisah

Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun

pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini

disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam

Nagarakretagama.

Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan

budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan

sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang

pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang

membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan

Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah

legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung

oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar

daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala,

dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka.

C. Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Gajah

Mada pada tahun 1364, dimana Hayam Wuruk tidak berhasil menemukan

pengganti yang sepadan bagi Gajah Mada. Pada tahun 1377, beberapa tahun

setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk

menumpas pemberontakan di Palembang.

Keadaan ini kian diperparah dengan meninggalnya Hayam Wuruk pada

tahun 1389 yang memicu konflik perebutan tahta diantara pewarisnya. Pewaris

Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya

sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra

dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara

Page 7: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara

Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi

Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung.

Perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah

taklukannya di seberang.

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh

putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah

putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua

Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh

Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah

Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan

memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453. Terjadi jeda waktu tiga

tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra

Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan

oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak

terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja

Majapahit.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama

sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15,

pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan,

sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan

Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara. Di bagian barat kemaharajaan

yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan

Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat

Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa

jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per

satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.

Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke

pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah disana

Page 8: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478

Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit

menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga

1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan Majapahit

telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-

kerajaan Islam di pantai utara Jawa.

Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu

tahun 1478 hingga tahun 1527.

D. Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit dipimpin oleh raja yang dianggap sebagai penjelmaan

dewa dan memiliki otoritas tertinggi. Sebelum menduduki jabatan raja, putra

mahkota biasanya diberi kekuasaan sebagai raja muda (Rajakumara atau

Yuwaraja). Contohnya, sebelum dinobatkan menjadi raja, Hayam Wuruk terlebih

dahulu diangkat sebagai Rajakumara yang berkedudukan di Jimna.

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan

pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan

tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya,

antara lain yaitu:

Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja

Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan

pemerintahan

Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan. Dharmadyaksa ri

Kasainan bertugas menangani urusan agama Siwa dan Dharmadyaksa ri

Kasogatan bertugas menangani urusan agama Buddha.

Page 9: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan, yaitu Sang Panget i Tirwan,

i Kandamulri, i Mangkuri, i Paratan, i Jambi, i Kandangan Rase, dan i

Kandangan Atuha.

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang

terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat

dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut

melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam

dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang

disebut Bhattara Saptaprabhu.

Tiga lembaga pemerintahan tingkat atas di Majapahit sebagai berikut:

Sapta Prabu, merupakan sebuah dewan kerajaan. Anggota dewan ini

adalah keluarga raja yang bertugas mengurusi soal keluarga raja,

penggantian mahkota, dan urusan-urusan negara yang berhubungan

dengan kebijaksanaan negara.

Dewan Menteri Besar, menerima perintah raja. Anggotanya berjumlah

lima orang dan dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini

bertugas mengepalai urusan tata negara merangkap urusan angkatan

perang dan kebijaksanaan.

Dewan Menteri Kecil, melanjutkan perintah raja. Beranggotakan tiga

orang dan bertugas sebagai pelaksana kebijaksanaan raja.

Di tingkat tengah terdapat pemerintahan daerah yang dikepalai oleh bupati.

Daerah ini biasanya disebut mancanegara. Adapun di tingkat bawah terdapat

pemerintahan desa yang dikepalai seorang kepala desa. Di samping itu, masih ada

jabatan raja-raja daerah atau disebut Paduka Bhatara. Mereka memerintah negara-

negara daerah jajahan dibantu sejumlah pejabat daerah. Raja Majapahit juga

dibantu oleh tiga mahamenteri, yakni i Hino, i Halu, dan i Sirikan. Biasanya yang

diangkat untuk menduduki jabatan ini adalah putra raja.

Page 10: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Mahamenteri i Hino memiliki kedudukan paling tinggi karena di samping

memiliki hubungan erat dengan raja, ia juga dapat mengeluarkan prasasti-prasasti.

Para maha menteri ini dibantu oleh para Rakryan Mantri atau sekelompok pejabat

tinggi kerajaan yang merupakan badan pelaksana pemerintahan. Badan ini terdiri

atas lima orang, yaitu Patih Amangkubumi, Rakyan Tumenggung, Rakryan

Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat ini disebut

Sang Panca ri Wilwatikta atau Mantri Amancanegara.

E. Peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di

wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai

candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini

digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena

banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Candi

Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia

sejak tahun 1995.

Page 11: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

2. Candi Cetho

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan

masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama

mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga

melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan

rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia

Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini

memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun

Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian

1400m di atas permukaan laut.

3. Candi Pari

Page 12: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa

Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi

tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT

Lapindo Brantas saat ini.

Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371

Masehi. Merupakan peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu

Hayam Wuruk 1350-1389 M.

4. Candi Jabung

Candi hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten

Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah

ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut keagamaan,Agama Budha dalam

kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama

Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi

oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359

Masehi. Pada kitabPararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre

Gundal salah seorang keluarga raja.

Page 13: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada

di Bahal, Sumatera Utara.

5. Gapura Wringin Lawang

Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura

agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan

tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim

disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini

diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur

Bali.

Page 14: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

6. Gapura Bajang Ratu

Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah

satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit. Menurut catatan Badan

Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai

pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara

yang dalamNegarakertagama disebut “kembali ke dunia Wisnu” tahun 1250 Saka

(sekitar tahun 1328 M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi

ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya

relief “Sri Tanjung” dan sayap gapura yang melambangkan penglepasan dan

sampai sekarang di daerah Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan jika

melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang.

Page 15: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

7. Candi Brahu

Nama candi ini, yaitu ‘brahu’, diduga berasal dari kata wanaru atau

warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam

Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.

8. Candi Tikus

Candi ini terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah

tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah

ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan

laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya

miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh

Page 16: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan

sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan,

tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.

9. Candi Surawana

Candi Surawana adalah candi Hindu yang terletak di Desa Canggu,

Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota

Kediri. Candi yang nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini

diperkirakan dibangun pada abad 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang

raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama

diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah

berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana. Candi Surawana saat ini

keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi.

Page 17: Sejarah Kerajaan Majapahit ~Tugas Pancasila

Daftar Pustaka

Anonim. (2013, Juli 13). Candi-Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit. Dipetik September 12, 2013, dari yudhe.com: http://www.yudhe.com/candi-candi-peninggalan-kerajaan-majapahit/

Frediandika, F. (t.thn.). Sejarah Kerajaan Majapahit. Dipetik September 12, 2013, dari Wattpad: http://www.wattpad.com/19125593-sejarah-kerajaan-majapahit

Hamdi, H. (2013, Juli 25). Sejarah Kerajaan Majapahit. Dipetik September 12, 2013, dari Sibarasok Community: http://www.sibarasok.com/2013/07/sejarah-kerajaan-majapahit.html

WikiMedia. (2013, Agustus 4). Majapahit. Dipetik September 12, 2013, dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas: http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit