toksikologi bab ii tinjauan pustaka .doc
Post on 25-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
1/26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat
racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal. Toksikologi merupakan cabang
Farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam
sistem biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar ahli-ahli
dibidang yang masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang
yang sesuai dengan keahliannya (Spheherd, !!"#.
$eracunan terjadi akibat masuknya suatu zat ke dalam tubuh yang
kemudian menyebabkan efek yang berbahaya bahkan dapat menyebabkan
kematian. %epat lambatnya keracunan terjadi dipengaruhi oleh jenis racun
dan terutama dosis zat kimia yang menyebabkan keracunan terjadi ($lein et
al, !!.
'at racun dapat memberikan efek yang lokal, sistemik, maupun lokal
dan sistemik. acun tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara
ditelan, diinhalasi, disuntikkan, ataupun terserap oleh kulit. )ertolongan
pertama pada keracunan ditentukan terutama oleh cara masuk zat racun
tersebut ke dalam tubuh. )ertolongan pertama yang baik, tepat, dan
dilakukan sedini mungkin dapat mengurangi resiko kematian ($lein et al,
!!.
acun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimia*i dan fisiologik
yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian+,. erdasarkan sumber dapat digolongkan menjadi
racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan opium, kokain, kurare, aflatoksin.
Dari he*an bisa/toksin ular/laba-laba/he*an laut. 0ineral arsen, timah
hitam. Dan berasal dari sintetik heroin ()rihadi, !!.
erdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi racun
yang terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam, racun yang
terdapat di rumah tangga misalnya deterjen, insektisida, pembersih. acun
yang digunakan dalam pertanian misalnya insektisida, herbesida, pestisida.
acun yang digunakan dalam industri laboratorium dan industri misalnya
asam dan basa kuat, logam berat. acun yang terdapat dalam makanan
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
2/26
misalnya %1 di dalam singkong, toksin botulinus, bahan penga*et, zat aditif
serta racun dalam bentuk obat misalnya hipnotik sedatif. )embagian lain
berdasarkan atas kerja atau efek yang ditimbulkan. 2da racun yang bekerja
secara lokal, sistemik dan lokal-sistemik (Sudarmo, !!3#.
acun lokal, adalah racun yang merusak kulit, terutama berasal dari
asam atau basa kuat atau zat kimia lain, seperti4 5S6+, 516", 5%7,
dan 1a65. $eracunan zat ini ditandai dengan4 asa terbakar. )anas
di mulut, sukar menelan, haus yang hebat, muntah ber*arna hitam.
Sakit perut, oliguria, konstipasi. Setelah 8 jam dapat terjadi asfiksia,
perforasi lambung, dan neurogenic syok.
acun sistemik, misalnya pada keracunan morfin, bisa terjadi asfiksia,
edema paru, depresi SS), bahkan kematian.
acun lokal dan sistemik. ersifat kongestif terhadap mukosa dan
erosif terhadap tunika muscularis 9:T. )enderita muntah, kolik, diare,
serta mengalami gangguan hati dan ginjal
2.2 Faktor-faktor yang Me!engar"#i Kera$"nan
8. %ara masuk.
$eracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi.%ara masuk lain secara berturut-turut melalui intra;ena, intramuskular,
intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling lambat ialah melalui kulit
yang sehat.
.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
3/26
)engaruh langsung racun tergantung pada takaran, makin tingi takaran
maka akan makin cepat (kuat# keracunan. $onsentrasi berpengaruh
pada racun yang bersifat lokal, misalnya asam sulfat ($lein et al,
!!.
2.% Peeriksaan Ke&okteran Forensik
)emeriksaan toksikologi diperlukan
)ada kasus kematian mendadak,pada kematian mendadak yang
terjadi pada sekelompok orang,pada kematian yang dikaitkan dengan
tindakan abortus,pada kasus perkosaan atau kejahatan seksual
lainnya,pada kecelakaan transportasi, khususnya pada pengemudi dan
pilot, pada kasus penganiyaan atau pembunuhan (selektif#,pada kasus
yang memang diketahui atau patut diduga menelan racun, pada
kematian setelah tindakan medis, penyuntikan, operasi dan lain
sebagainya.
$orban mati akibat keracunan umumnya dapat dibagi menjadi golongan,
yang sejak semula sudah dicurigai kematian akibat keracunan dan kasus
yang sampai saat sebelum diautopsi dilakukan, belum ada kecurigaan
terhadap kemungkinan keracunan (2urbuckle et al, !!>#. 5arus dipikirkan
kemungkinan kematian akibat keracunan bila pada pemeriksaan setempat
(scene investigation# terdapat kecurigaan akan keracunan, bila pada autopsi
ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada keracunan dengan zat
tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan
sepanjang ;ena dan keluarnya buih dari mulut dan hidung serta bila pada
autopsi tidak ditemukan penyebab kematian (2urbuckle et al, !!>#.
Dalam menangani kasus kematian akibat keracunan perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan penting, yaitu4
8. )emeriksaan di tempat kejadian )erlu dilakukan untuk membantu
penentuan penyebab kematian dan menentukan cara kematian,
mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang saat kematian,
mengumpulkan barang bukti.
. )emeriksaan luar
Ba". Dari bau yang tercium dapat diperoleh petunjuk racun apa
yang kiranya ditelan oleh korban. Segera setelah pemeriksa
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
4/26
berada di samping mayat ia harus menekan dada mayat untuk
menentukan apakah ada suatu bau yang tidak biasa keluar dari
lubang-lubang hidung dan mulut.
Pakaian. )ada pakaian dapat ditemukan bercak-barcak yang
disebabkan oleh tercecernya racun yang ditelan atau oleh
muntahan. 0isalnya bercak ber*arna coklat karena asam sulfat
atau kuning karena asam nitrat. )ada pembunuhan biasanya
bercak tidak beraturan karena telah disiram.
'e(a ayat. ?arna lebam mayat yang tidak biasa juga
mempunyai makna, karena *arna lebam mayat pada dasarnya
adalah manifestasi *arna darah yang tampak pada kulit. )ada
keracunan sianida, ber*arna merah terang, pada keracunan %6
ber*arna cherry-red, pada keracunan aniline, nitrobenzene,
kina, potassium-chlorate dan acetanilide, ber*arna coklat
kebiruan ()rihadi, !!.
Ber$ak &isekitar "l"t. )ada keracunan yodium, kulit menjadi
hitam, pada keracunan nitrat, kulit menjadi kuning, dan pada
keracunan zat korosif, terdapat luka bakar ber*arna merah.
Per"(a#an )arna k"lit. )ada hiperpigmentasi atau melanosis
dan keratosis pada telapak tangan dan kaki pada keracunan
arsen kronik. $ulit ber*arna kelabu kebiru-biruan akibat
keraunan perak (2g# kronik (deposisi perak dalam jaringan ikat
dan korium kulit#. $ulit akan ber*arna kuning pada keracunan
tembaga (%u# dan fosfor akibat hemolisis juga pada keracunan
insektisida hidrokarbon dan arsen karena terjadi gangguan
fungsi hati.
K"k". $eracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang
menebal yang tidak teratur. )ada keracunan Talium kronik
ditemukan kelainan trofik pada kuku.
*a("t. $ebotakan (alopesia# dapat ditemukan pada
keracunan talium, arsen, air raksa dan boraks.
Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksik
seperti fosfor, karbon tetraklorida. )erdarahan pada pemakaian
dicoumarol atau akibat bisa ular ()rihadi, !!.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
5/26
". )ercobaan pada binatang
:kan mas (insektisida#
2nak ayam yang baru menetas (gas cyanida#
$odok (strichnin#
2.+. Pe(e&a#an Jena,a#
Segera setelah rongga dada dan perut dibuka, tentukan apakah
terdapat bau yang tidak biasa (bau racun#. ila pada pemeriksaan luar tidak
tercium @bau racun@ maka sebaiknya rongga tengkorak dibuka terlebih dahulu
agar bau ;isera perut tidak menyelubungi bau tersebut, terutama bila dicurigai
adalah sianida. au sianida, alkohol, kloroform, dan eter akan tercium paling
kuat dalam rongga tengkorak. )erhatikan *arna darah. )ada intoksikasi
dengan racun yang menimbulkan hemolisis (bisa ular#, pirogarol, hidrokuinon,
dinitrophenol dan arsen. Darah dan organ-organ dalam ber*arna coklat
kemerahan gelap. )ada racun yang menimbulkan gangguan trombosit, akan
terdapat banyak bercak perdarahan, pada organ-organ. ila terjadi keracunan
yang cepat menimbulkan kematian, misalnya sianida, alkohol, kloroform maka
darah dalam jantung dan pembuluh darah besar tetap cair tidak terdapat
bekuan darah ($errigan, !!+#.
)ada lidah perhatikan apakah ternoda oleh *arna tablet atau kapsul
obat atau menunjukan kelainan disebabkan oleh zat korosif. )ada esophagus
bagian atas dibuka sampai pada ikatan atas diafragma. 2dakah terdapat
regurgitasi dan selaput lendir diperhatikan akan adanya hiperemi dan korosi.
)ada epiglotis dan glotis perhatikan apakah terdapat hiperemi atau edema,
disebabkan oleh inhalasi atau aspirasi gas atau uap yang meransang atau
akibat regurgitasi dan aspirasi zat yang meransang. =dema glotis juga dapat
ditemukan pada pemakaian akibat syok anafilaktik, misalnya akibat penisilin.
)ada pemeriksaan paru-paru ditemukan kelainan yang tidak spesifik,
berupa pembendungan akut. )ada inhalasi gas yang meransang seperti
klorin dan nitrogen oksida ditemukan pembendungan dan edema hebat, serta
emfisema akut karena terjadi batuk, dipsneu dan spasme bronki. )ada
lambung dan usus dua belas jari lambung dibuka sepanjang kur;akura mayor
dan diperhatikan apakah mengeluarkan bau yang tidak biasa. )erhatikan isi
lambung *arnanya dan terdiri dari bahan-bahan apa. ila terdapat tablet atau
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
6/26
kapsul diambil dengan sendok dan disimpan secara terpisah untuk mencegah
disintegrasi tablet/kapsul. )ada kasus-kasus non-toksikologik hendaknya
pembukaan lambung ditunda sampai saat akhir otopsi atau sampai pemeriksa
telah menemukan penyebab kematian. 5al ini penting karena umumnya
pemeriksa baru teringat pada keracunan setelah pada akhir autopsi ia tidak
dapat menemukan penyebab kematian ($errigan, !!+#.
)emeriksaan usus diperlukan pada kematian yang terjadi beberapa
jam setelah korban menelan zat beracun dan ini ingin diketahui berapa lama
*aktu tersebut. )ada hati apakah terdapat degenerasi lemak atau nekrosis.
Degenerasi lemak sering ditemukan pada peminum alkohol. 1ekrosis dapat
ditemukan pada keracunan fosfor, karbon tetraklorida, klorform dan trinitro
toulena. )ada ginjal terjadi perubahan degeneratif, pada kortek ginjal dapat
disebabkan oleh racun yang meransang. 9injal agak membesar, korteks
membengkak, gambaran tidak jelas dan ber*arna suram kelabu kuning.
)erubahan ini dapat dijumpai pada keracunan dengan persenya*aan
bismuth, air raksa, sulfonamide, fenol, lisol, karbon tetraklorida. #.
)emeriksaan urin dilakukan dengan semprit dan jarum yang bersih,
seluruh urin diambil dari kandung kemih. ila bahan akan dikirim ke kota lain
untuk dilakukan pemeriksaan maka urin dibiarkan berada dalam kandung
kemih dan dikirim dengan cara intoto, prostat dan kedua ureter diikat dengan
tali. ?alaupun kandung kemih dalam keadaan kosong, kandung kemih harus
tetap diambil untuk pemeriksaan toksikologi.
)emeriksaan otak biasanya tidak ditemukan adanya edema otak pada
kasus kematian yang cepat, misalnya pada kematian akibat barbiturat, eter
dan juga pada keracunan kronik arsen atau timah hitam. )erdarahan kecil-
kecil dalam otak dapat ditemukan pada keracunan karbonmonoksida,
barbiturat, nitrogen oksida, dan logam berat seperti air raksa air raksa, arsen
dan timah hitam. 6bat-obat yang bekerja pada otak tidak selalu terdapat
dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan otak.
)ada pemeriksaan jantung dengan kasus keracunan karbon
monoksida bila korban hidup selama +& jam atau lebih dapat ditemukan
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
7/26
perdarahan berbercak dalam otot septum inter;entrikel bagian ;entrikel kiri
atau perdarahan bergaris pada muskulus papilaris ;entrikel kiri dengan garis
menyebar radier dari ujung otot tersebut sehingga tampak gambaran seperti
kipas (2urbuckle et al, !!>#.
)ada pemeriksaan limpa selain pembendungan akut limpa tidak
menunjukkan kelainan patologik. )ada keracunan sianida, limpa diambil
karena karena kadar sianida dalam limpa beberapa kali lebih besar daripada
kadar dalam darah. =mpedu merupakan bahan yang baik untuk penentuan
glutetimida, Auabaina, morfin dan heroin. )ada keracunan karena inhalasi gas
atau uap beracun, paru- paru diambil, dalam botol kedap udara.
Baringan lemak diambil sebanyak !! gram dari jaringan lemak ba*ah kulit
daerah perut. eberapa racun cepat di absorpsi dalam jaringan lemak dan
kemudian dengan lambat dilepaskan ke dalam darah. Bika terdapat
persangkaan bah*a korban meninggal akibat penyuntikan jaringan di sekitar
tempat suntikan diambil dalam radius -8! cm.
)ada dugaan keracunan arsen rambut kepala dan kuku harus diambil.
ambut diikat terlebih dahulu sebelum dicabut, harus berikut akar-akarnya,
dan kemudian diberi label agar ahli toksikologi dapat mengenali mana bagian
yang proksimal dan bagian distal. ambut diambil kira-kira 8! gram tanpa
menggunakan penga*et. $adar arsen ditentukan dari setiap bagian rambut
yang telah digunting beberapa bagian yang dimulai dari bagian proksimal dan
setiap bagian panjangnya 8C inci atau 8 cm. terhadap setiap bagian itu
ditentukan kadar arsennya ($errigan, !!+#.
$uku diambil sebanyak 8! gram, didalamnya selalu harus terdapat
kuku-kuku kedua ibu jari tangan dan ibu jari kaki. $uku dicabut dan dikirim
tanpa dia*etkan. 2hli toksikologi membagi kuku menjadi " bagian mulai dari
proksimal. $adar tertinggi ditemukan pada 8/" bagian proksimal ($errigan,
!!+#.
2. Penga(ilan Ba#an Peeriksaan Toksikologi
7ebih baik mengambil bahan dalam keadaan segar dan lengkap pada
*aktu autopsi daripada kemudian harus mengadakan penggalian kubur untuk
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
8/26
mengambil bahan-bahan yang diperlukan dan melakukan analisis toksikologik
atas jaringan yang sudah busuk atau sudah dia*etkan.
)engambilan darah dari jantung dilakukan secara terpisah dari sebelah
kanan dan sebelah kiri masing-masing sebanyak ! ml. Darah tepi sebanyak
"!-! ml, diambil dari ;ena iliaka komunis bukan darah dari ;ena porta. )ada
korban yang masih hidup, darah adalah bahan yang terpenting, diambil
contoh darah masing- masing ml, yang pertama diberi penga*et 1aF 8
dan yang lain tanpa penga*et.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
9/26
8. Tempat masuknya racun (lambung, tempat suntikan#
. Darah
". Tempat keluar (urin, empedu# ?adah ahan )emeriksaan Toksikologi.
:dealnya terdiri dari E *adah dikarenakan masing-masing bahan
pemeriksaan diletakkan secara tersendiri, yaitu4
8. peles liter untuk hati dan usus
. " peles 8 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal
". + botol a ml untuk darah ( buah#, urin dan empedu
+. ?adah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam
kromat hangat dan dibilas dengan aAuades serta dikeringkan.
. ahan )enga*et ang terbaik adalah tanpa bahan penga*et, bila
terpaksa dapat digunakan bahan penga*et4- 2lkohol absolut- 7arutan
garam dapur jenuh - 7arutan 1aF 8 - 7arutan 1aF G 1a sitrat- 1a
benzoat G fenil merkuri nitratHolume penga*et sebaiknya dua kali
;olume bahan pemeriksaan.
2. Jenis-/enis Kera$"nan
2..1 Kera$"nan Arsen
2rsen (2s# merupakan bahan kimia yang secara alami ada di alam.
2rsen Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga
dapat ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran
logam maupun pusat tenaga geotermal. =lemen yang mengandung arsen
dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada
produk laut seperti ikan laut# biasanya tidak beracun (tidak toksik#. 2rsen
dapat dalam bentuk inorganik ber;alensi tiga dan ber;alensi lima. entuk
inorganik arsen ber;alensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan
arsenik triklorida, sedangkan bentuk inorganik arsen ber;alensi lima adalah
arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat ()b arsenat, %a arsenat#. 2rsen
ber;alensi tiga (trioksid# merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk
menimbulkan terjadinya keracunan akut. agian tubuh manusia yang rentan
terhadap sifat toksik dari arsen adalah endotel pembuluh darah. 1ormal,
manusia setiap harinya mengkonsumsi !,!" mg arsen.
)aparan arsen di tempat kerja terutama dalam bentuk arsenik trioksid
dapat terjadi pada industri pengecoran timbal, tembaga, emas maupun logam
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
10/26
non besi yang lain. eberapa industri yang juga mempunyai potensi untuk
memberi paparan bahan kimia arsen adalah industri pestisida/ herbisida,
industri bahan penga*et, industri mikro elketronik dan industri farmasi/ obat-
obatan. )ada industri tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran dengan
debu, sehingga udara dan air di industri pestisida dan kegiatan peleburan
mempunyai risiko untuk terpapar kontaminan arsen. )aparan yang berasal
dari bukan tempat kerja (non occupational exposure# adalah air sumur, susu
bubuk, saus dan minuman keras yang terkontaminasi arsen serta asap rokok.
$ematian akibat keracunan arsen sering tidak menimbulkan kecurigaan
karena gejala keracunan akutnya menyerupai gejala gangguan
gastrointestinal yang hebat sehingga dapat salah didiagnosis sebagai suatu
penyakit (Di0aio dan Dominick, !!8#.
2..1.1 Tan&a &an 0e/ala Kera$"nan Arsen
2rsen mempunyai *aktu paruh yang singkat (hanya beberapa hari#, sehingga
dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat terjadinya paparan akut.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
11/26
anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati#. $ematian dapat terjadi
sebagai akibat dehidrasi berat dan syok hipo;olemik (Di0aio dan Dominick,
!!8#
$eracunan 2rsin
2rsen yang berbentuk gas masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi,
yang selanjutnya akan mencapai darah dan menimbulkan hemolisis
hebat serta penekanan terhadap SS). $orban menunjukkan gejala
menggigil, demam, muntah, nyeri punggung, ikterik, anemia dan
hipoksia, serta kadang-kadang dapat timbul kerjang. Dapat terjadi
hemoglobinuria, dan terdapat eritrosit dan silinder. $ematian terjadi
karena kegagalan system kardio-respirasi. ila tidak terjadi kematian
dalam *aktu singkat, pada ginjal dapat terjadi nekrosis tubuler dan
obstruksi tubuli oleh silinder eritrosit dengan akibat anuri dan uremia.
$eracunan $ronik
)ada keracunan kronik, korban tampak lemah, terdapat melanosis
arsenik berupa pigmentasi kulit yang ber*arna kuning coklat, lebih
jelas pada daerah fleksor, putting susu dan perut sebelah ba*ah serta
pada aksila. ambut tumbuh jarang. )igmentasi berbintik-bintik halus
ber*arna coklat, umumnya terlihat pada pelipis, kelopak mata dan
leher yang menyerupai pigmentasi pada penyakit 2ddison, namun
mukosa mulut tidak terkena. Dapat juga menyerupai pitiriasis rosea
dalam gambaran dan distribusi, tetapi menetap. $eratosis dapat
ditemukan pada telapak tangan dan kaki (keratosis arsenik#. 9ejala
neurologik berupa neuritis perifer, mula-mula timbul rasa tebal dan
kesemutan pada tangan dan kaki, kemudian terjadi kelemahan ototdan kejang otot (kram# terutama pada malam hari. 9ejala lain yang
tidak khas seperti malaise, berat badan menurun, mata berair, fotofobi,
pilek kronis, mulut kering, dan pada lidah dapat terlihat adanya bulu-
bulu halus ber*arna putih perak di atas jaringan lidah yang ber*arna
merah ($errigan, !!+#.
2..1.2 Peeriksaan Forensik
a. $orban 0ati $eracunan 2kut )ada pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda dehidrasi.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
12/26
)ada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda iritasi lambung,
mukosa ber*arna merah, kadang-kadang dengan perdarahan (flea
bitten appearance#. :ritasi lambung dapat menyebabkan produksi
mucin yang menutupi mukosa dengan akibat partikel-partikel arsendapat tertahan. 6rpimen terlihat sebagai partikel-partikel arsen
ber*arna kuning sedangkan 2s6" tampak sebagai partikel ber*arna
putih. )ada jantung ditemukan perdarahan sub-endokard pada septum.
5istopatologik jantung menunjukkan infiltrasi sel-sel radang bulat pada
miokard. Sedangkan organ lain parenkimnya dapat mengalami
degenerasi dan bengkak keruh. )ada korban meninggal perlu diambil
semua sample organ, darah, urin, isi usus, isi lambung, rambut, kuku,
kulit dan tulang. Sedangkan bahan-bahan yang perlu diambil untuk
pemeriksaan toksikologi pada korban hidup adalah muntahan, urin,
tinja, bilas lambung, darah, rambut, dan kuku.
b. $orban 0ati akibat $eracunan 2rsin
ila korban cepat meninggal setelah menghirup arsin, akan terlihat
tanda-tanda kegagalan kardio-respirasi akut.I ila meninggalnya lambat,
dapat ditemukan ikterus dengan anemia hemolitik, tanda-tanda kerusakan
ginjal berupa degenerasi lemak dengan nekrosis fokal serta nekrosis tubuli.
c. $orban 0ati akibat $eracunan $ronik
)ada pemeriksaan luar tampak keadaan gizi buruk.
)ada kulit terdapat pigmentasi coklat (melanosis arsenik#, keratosis
telapak tangan dan kaki (keratosis arsenik#. $uku memperlihatkan garis-garis putih (0eeJs lines# pada bagian kuku
yang tumbuh dan pada dasar kuku.I Temuan pada pemeriksaan dalam
tidak khas.
)ada kasus keracunan arsen, kadar dalam darah, urin, rambut dan kuku
meningkat. 1ilai normal kadar arsen dalam rambut kepala adalah !, mg/kg,
nilai !,3 mg/kg menimbulkan kecurigaan adanya keracunan, nilai "! mg/kg
menunjukkan adanya keracunan akut. 1ilai normal kadar arsen dalam kuku
adalah sampai dengan 8 mg/kg. 1ilai 8 mg/kg menumbulkan kecurigaan
adanya keracunan, dan pada keracunan akut dapat dijumpai kadar arsen
pada kuku sebanyak &! mg/kg. Dalam urin, arsen dapat ditemukan dalam
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
13/26
*aktu jam setelah diminum, dan dapat terus ditemukan hingga 8!-8 hari
(Di0aio dan Dominick, !!8#.
)ada keracunan kronik, arsen diekskresikan secara intermiten tergantung
intake. Titik-titik basofil pada eritrosit dan leukosit muda mungkin ditemukan
pada darah tepi, menunjukkan beban sumsum tulang yang meningkat.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
14/26
:nsektisida yang termasuk golongan ini adalah golongan fosfat organic
dan karbamat. %ara kerja golongan ini adalah mengikat enzim asetil
kolinesterase. Takaran fatal untuk golongan organofosfat4 malathion 8- gram,
parathion 8! mg/kg . Takaran fatal untuk golonan karbamat4 aldicarb !,E-8
mg/kg.
)ada keracunan akut gejala timbul dalam "!->! menit dan mencapai
puncaknya dalam -& jam. )ada keracunan ringan gejala yang timbul adalah
anoreKia, sakit kepala, gelisah, tremor lidah dan kelopak mata, miosis dan
penglihatan kabur. Sedangkan gejala pada keracunan berat adalah diare,
pupil pinpoint sukar bernapas, edema paru, sianosis, kejang (Sudarmo,!!3#.
2..+ Kera$"nan Kar(on Monoksi&a 345
9as %6 adalah gas yang tidak ber*arna, tidak berbau bila murni,
namun sering terkontaminasi sehingga tidak murni dan memiliki bau, tidak
merangsang selaput lendir, sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah
menyebar.
Sejak penggantian batu bara dengan gas alam, insidensi kematian
akibat karbon monoksida telah berkurang. $andungan %6 dihasilkan juga
oleh bensin sekitar +-&, mesin diesel menghasilkan kadar %6 yang lebih
rendah. ?alaupun gas pembuangan kendaraan bermotor akan terba*a ke
udara sampai ke atmosfer, tetapi kadar %6 yang rendah tersebut tetap
berbahaya. Terlebih lagi polisi dan petugas lalu lintas yang bekerja di jalan
raya. $adar saturasi %6 pada hemoglobin orang-orang tersebut dapat
mencapai 8! persen. $eracunan %6 dipengaruhi dengan keadaan lingkungan
seperti ;entilasi yang minimal, ruangan yang tertutup sehingga gas %6 dapat
terhirup. )ada kasus bunuh diri, cara yang sering dilakukan adalah korban
duduk di mobil dengan jendela terbuka pada garasi yang tertutup, sehingga
mereka dapat mengirup gas pembuangan tersebut.
)ada kasus kebakaran banyak korban meninggal bukan karena api ,
melainkan karena menghisap asap yang sebagian besar kandungan asap
tersebut adalah %6. anyak proses industrial yang menyebabkan keracunan
%6 khususnya pembuatan besi dan baja.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
15/26
9as %6 memiliki afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin dalam
darah. $ekuatan kombinasi ini !K lebih kuat dibandingkan ikatan
hemoglobin dengan oksigen. 5al ini mengakibatkan *alaupun konsentrasi
%6 yang rendah dapat menggantikan oksigen dari sel darah merah dan
secara progresif mengurangi kemampuan sel darah dalam transportasi
oksigen ke jaringan. $onsentrasi %6 yang kuat dapat membunuh. $adar
saturasi carboKyhaemoglobin (ikatan %6 dengan hemoglobin# di atas !->!
berakibat fatal pada orang de*asa yang sehat. 6rang yang berusia lanjut,
memiliki penyakit paru-paru atau penyakit jantung dapat meninggal pada
kadar %6 yang rendah, bahkan pada kadar saturasi . 9ejala dari
keracunan %6 bersifat progresif sehingga korban tidak mendapat tanda
apapun kecuali sakit kepala, hingga mereka pingsan hingga koma. )ada
kadar sekitar "!-+! dapat terjadi nausea, dapat disertai ;omit, pingsan,
kehilangan ketajaman penglihatan, lemah, dan dapat jatuh ke dalam tahap
stupor dan dapat terjadi koma. )ada kadar sekitar +!-! terjadi sickness,
lemah, inkoordinasi, con;ulsions, dan koma dapat terus berjalan hingga
terjadi kegagalan kardiorespirasi dan kematian. eberapa orang de*asa yang
sehat dapat mencapai kadar 3! atau lebih sebelum meninggal
(Sudarmo,!!3#.
2..+.1 Peeriksaan Forensik
Diagnosis keracunan %6 pada korban hidup biasanya berdasarkan
anamnesis adanya kontak dan di temukannya gejala keracunan %6. )ada
keracunan %6 dapat terjadi kulit yang ber*arna merah muda, sering disebut
sebagai cherry pink, yang tampak jelas bila kadar carboKyhaemoglobin(%65b# mencapai "! atau lebih. antalan kuku dan bibir dapat
menunjukkan *arna yang khas terutama pada kadar saturasi yang tinggi.
Selanjutnya tidak ditemukan tanda khas lain.
$adang-kadang dapat ditemukan tanda asfiksia dan hiperemia ;isera. )ada
otak besar dapat ditemukan petekiae di substansia alba bila korban dapat
bertahan hidup lebih dari 8C jam. )ada area hipostatik dari tubuh yang telah
mati, pe*arnaan merah muda biasanya terlihat, kecuali pada daerah yang
anemis dimana pengurangan dari kandungan hemoglobin dapat mengurangi
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
16/26
intensitas dari pe*arnaan. )ada pemeriksaan dalam seluruh organ dapat
ber*arna merah muda akibat carboKyhaemoglobin dan carboKymyoglobin.
=dema pulmonal sering ditemukan namun tidak ada perubahan organ
spesifik, kecuali pada otak dari korban yang telah bertahan selama beberapa
*aktu mengikuti episode keracunan %6, pada beberapa kasus dapat terjadi
degenerasi kistik yang bilateral dari ganglia basal. :ndi;idu dengan paparan
%6 yang lama dapat mengalami parkinsonian syndrome atau dapat terjadi
perburukan status neurologis. Trauma psikologis dapat disebabkan oleh
keracunan %6 akibat adanya hipoksia serebral (Sudarmo,!!3#.
)ada analisa toksikologik darah akan di temukan adanya %65b pada
korban keracunan %6 yang tertunda kematiannya sampai 3 jam maka
seluruh %6 telah di eksresi dan darah tidak mengandung %65b lagi,
sehingga ditemukan lebam mayat ber*arna li;id seperti biasa demikian juga
jaringan otot, ;isera dan darah. $elainan yang dapat di temukan adalah
kelainan akibat hipoksemia dan komplikasi yang timbul selama penderita di
ra*at.
6tak, pada substansia alba dan korteks kedua belah otak, globus
palidus dapat di temukan petekiae. $elainan ini tidak patognomonik untuk
keracunan %6, karena setiap keadaan hipoksia otak yang cukup lama dapat
menimbulkan petekiae.
)emeriksaan mikroskopik pada otak memberi gambaran 4
)embuluh-pembuluh halus yang mengandung trombohialin
1ekrosis halus dengan di tengahnya terdapat pembuluh darah yang
mengandung trombohialin dengan pendarahan di sekitarnya, lazimnya
di sebut ring hemorrage
1ekrosis halus yang di kelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang
mengandung trombi
all hemorrgae yang terjadi karena dinding arterior menjadi nekrotik
akibat hipoksia dan memecah.)ada miokardium di temukan
perdarahan dan nekrosis, paling sering di muskulus papilaris ;entrikal
kiri. )ada penampang memanjangnya, tampak bagian ujung muskulus
papilaris berbercak-bercak perdarahan atau bergaris-garis seperti
kipas berjalan dari tempat insersio tendinosa ke dalam otak.
Ditemukan eritema dan ;esikal/ bula pada kulit dada, perut, luka, atau
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
17/26
anggota gerak badan, baik di tempat yang tertekan maupun yang tidak
tertekan. $elainan tersebut di sebabkan oleh hipoksia pada kapiler-
kapiler ba*ah kulit (Sudarmo,!!3#.
2.. Kera$"nan Narkotika6 Bar(it"rat6 &an i!notik
2...1 Kera$"nan Narkotika
1arkotika (unani4 Narkosis# ialah setiap obat yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan suatu keadaan stupor.
)emeriksaan luar pada pengguna narkotika dapat ditemukan bekas suntikan
(needle mark#, di daerah lipat siku, punggung tangan, lengan atas, dan sekitar
putting susu. Dapat ditemukan skin blisters pada korban keracunan narkotika,
barbiturate, dan karbon monoksida.
2...1.1 Jenis-/enis Narkotika4
8. 6piat/ 6pium
6piat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan langsung oleh
tanamanpoppy/ papaver somniferum di mana di dalam bubuk tersebut
terkandung morfin yang dapat menghilangkan rasa sakit dan kodein
yang berfungsi sebagai antitusif.
. 0orfin
0ofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi
opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa sakit atau
hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak atau efek dari
penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan morfin
diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan yang sama
namun lebih kecil efek sampingnya.
". 5eroin
5eroin adalah turunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan
proses kimia*i yang dapat menimbulkan ketergantungan/ kecanduan
yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin. 5eroin dipakai
dengan cara menyuntikkan keotot, kulit/sub kutan atau pembuluh ;ena.
+. $odein
$odein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun
dapat menyebabkan ketergantungan/ efek adiksi sehingga
peredarannya dibatasi dan dia*asi secara ketat.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
18/26
. 6piat Sintetik/ Sintetis
Benis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon,
petidin dan dektropropoksi;en (distalgesic# yang memiliki fungsi
sebagai obat penghilang rasa sakit. 0etadon berguna untuk
menyembuhkan ketergantungan opium/ opiat. 6piat sintesis dapat
memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan ketagihan/
kecanduan.
>. $okain / %ocaine 5ydrochloride
$okain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta
isolasi daun coca (erythoroKylon coca# yang dapat menjadi perangsang
pada sambungan syaraf dengan cara / teknik diminum dengan
mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke
pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam
metode lainnya. $enikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan
sebentar saja, yaitu selama 8 sampai + menit seperti euforia,
peningkatan kepercayaan diri, terangsang, menambah tanaga dan
stamina, dan lain-lain. Setelah ! menit berubah menjadi rasa lelah/
capek, depresi mental dan ketagihan. =fek yang dapat ditimbukan dari
penggunaan kokain secara terus menerus adalah 4
5ipertensi
:nsomnia
0iosis
5ilang nafsu makan / kurus
)eningkatan detak jantung
3. 9anja/ 0ariyuana/ $anabis
0ariyuana adalah tanaman semak/perdu yang tumbuh secara liar dihutan yang mana daun, bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk
relaksan dan mengatasi keracunan ringan (intoksikasi ringan#.'at
getah ganja/ T5% (delta-E tetra hidrocannabinol# yang kering bernama
hasis, sedangkan jika dicairkan menjadi minyak kanabasis. 0inyak
tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok atau lintingan
tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenK, joint, spleft,
dan sebagainya.9anja dapat menimbulkan efek yang menenangkan/
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
19/26
relaksasi. 6rang yang baru memakai ganja atau mariyuana memiliki
ciri-ciri sebagai berikut 4
0abuk, mata merah.
Tubuh lemas dan lelah.
0idriasisagi pengguna ganja alias mariyuana semua itu tidak
masalah *alaupun banyak menimbulkan efek buruk bagi fisik dan
mental, antara lain sebagai berikut ini4$emampuan konsentrasi
berkurang.Daya tangkap syaraf otak berkurang. )englihatan kabur /
berkunang-kunang. )asokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.
ang penting bagi pecandu ganja adalah efek enak dan nikmat dunia
yang semu seperti 4- asa gembira.- )ercaya diri/ )D meningkat pesat.
- )eka pada suara (Sudarmo, !!3#.
2...1.2 Tan&a &an 0e/ala Kera$"nan
$eracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. keracunan akut biasanya
terjadi akibat percobaan bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan.
9ejala keracunan lebih cepat pada morfin daripada opium. 0ula-mula terjadi
eksitasi susunan saraf yang kemudian disusul oleh narkosis. $orban biasanya
datang ke rumah sakit sudah dalam fase narkosis. $orban merasa ngantuk
yang semakin lama semakin dalam dan berakhir dengan keadaan koma,
terdapat relaksasi otot-otot sehingga lidah dapat menutupi saluran napas,
nadi kecil dan lemah, pernapasan sukar, irregular, pernapasan dangkal-
lambat dan dapat terjadi pernapasan Cheyne Stokes, suhu badan turun,
muka pucat, pupil miosis yang akan melebar kembali setelah terjadi anoksia,
tekanan darah menurun hingga syok.
2...1.% Se(a( &an Mekanise Keatian
%ara kematian hanya dapat ditentukan jika kita melakukan penyelidikan ke
tempat kejadian. $ecelakaan adalah sebab terbanyak, biasanya dikarenakan
ketidaktahuan dosis. %ara kematian yang lain adalah pembunuhan.
)embunuhan dengan suntikan biasanya menggunakan morfin/heroin dosis
letal atau dicampur dengan racun lain misalnya sianida atau strichnin. cara
kematian dapat pula bersifat bunuh diri yang biasanya akibat abstinensia.
kematian biasanya terjadi pada penggunaan secara intra;ena.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
20/26
0ekanisme kematian melalui 4L Depresi pusat pernapasan 4 pusat
pernapasan menjadi kurang sensiti;e terhadap stimulus %6 atau 5G.
L =dema paru 4 terjadinya edema paru diakibatkan oleh peningkatan tekanan
cairan serebrospinal dan tekanan intrakranial serta berkurangnya sensitifitas
pusat pernafasan terhadap %6. $edua keadaan ini menyebabkan
menurunnya ;entilasi paru dan gangguan permeabilitas.
L Syok anafilaktik terjadi akibat hipersensitifitas terhadap morfin/heroin atau
terhadap bahan pencampuranya.L $ematian pada pemakai narkotika dapat
pula diakibatkan oleh berbagai hal lain, seperti 4 pemakaian alat suntik dan
bahan yang tidak steril sehingga menimbulkan infeksi, misalnya pneumonia,
endokarditis, hepatitis, tetanus, 2:DS, malaria, sepsis dan sebagainya. ila
cara penyuntikan tidak benar, dapat terjadi emboli udara.
Dosis letal tidak dapat ditentukan dengan pasti karena tergantung dari
indi;idu. Dosis letal terkecil yang pernah dilaporkan adalah sebesar >! mg
morfin, tetapi biasanya diambil patokan sekitar !! mg. Selain itu kadar
dalam urine dan darah dapat digunakan sebagai pegangan. Bika kadar morfin
dalam urine sebesar mg berarti orang tersebut menggunakan morfin
dalam jumlah yang berlebihan. ila kadara dalam urine sebesar -! mg
atau dalam darah !,8-!, mg berarti sudah dalam keadaan toksik.
2...1.+ Peeriksaan Forensik
)ada korban hidup yang menunjukkan gejala keracunan narkotika, perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urine. 2pabila hasil
pemeriksaan laboratoriummenunjukkan adanya narkotika, maka kita *ajib
melaporkannya kepada pihak yang ber*e*enang ()asal +& #.
)emeriksaan jenasah 4L ekas-bekas suntikan, tersering terdapat pada liupat
siku, lengan atas,
punggung tangan dan tungkai. Tempat yang jarang namun harus tetap kita
perhatikan adalah pada leher, di ba*ah lidah atau pada daerah perineum.L
)embesaran kelenjar getah bening setempat. :ni diakibatkan pemakaian
kronis menggunakan suntikan yang tidak steril. )ada pemeriksaan
mikroskopik kelainan ini menunjukkan hipertrofi dan hiperplasi limfositik.
L 7epuh kulit (skin-blister#, biasanya pada kulit daerah telapak tangan dan
kaki. $elainan ini biasanya terdapat pada kasus kematian karena suntikan
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
21/26
dalam jumlah besar. $eadaan ini juga mungkin didapatkan pada kasus
keracunan %6 atau barbiturat.
L $elainan lain 4 biasanya merupakan tanda asfiksia saeperti keluarnya busa
halus dari lobang hidung dan mulut, yang mulanya ber*arna putih yang
kemudian kemerahan (karena adanya autolysis#. $elainan ini dianggap
sebagai tanda edema paru. Sianosis pada ujung-ujung jari dan bibir,
perdarahan petekial pada konjungti;a dan pada pemakaian narkotika dengan
cara sniffing kadang dijumpai perforasi septum nasi.
L $elainan paru akut. )erubahan a*al(" jam pertama# didapatkan edema dan
kongesti saja. )ada jangka *aktu "-8 jam didapatkan narcotic lungs.
0enurut Siegel, kelainan ini khas dan dapat dipakai untuk menegakkan
diagnosis.
L )erubahan lanjut. Terjadi lebih dari + jam. )aru menunjukkan gambaran
pneumonia lobularis difus, penampangnya tampak ber*arna coklat
kemerahan, padat seperti daging dang menunjukkan gambaran granuler.L
$elainan paru kronik berupa granulomatosis ;askular paru sebagai
manifestasi reaksi jaringan terhadap talk yang digunakan sebagai bahan
pencampur, mungkin pula akibat bahan yang tidak larut pada penggunaan
parenteral. )ada mikroskopis tampak gambaran kristal.
L $elainan hati dapat berupa akumulasi sel radang. Derajat kelainannya
tergantung lamanya penggunaan narkotika. )ada pemeriksaan mikroskopik
juga ditemukan fibrosis ringan dan proliferasi sel-sel duktus biliaris.
)ada pemeriksaan laboratorium, bahan pemeriksaan diambil dari urine (jika
tidak ada dapat diambil ginjal#, cairan empedu dan jaringan sekitar suntikan.
:si lambung diambil jika korban menggunakan narkotika peroral, apusan
mukosa hidung bila menggunakan sniffing. )emeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya narkotika minimal adalah kromatografi lapis tipis (tlc#.
%ara pemeriksaan lain adalah menggunakan teknik glc (kromatografi gas#
dan ria (radio immunoassay#.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
22/26
arbiturat digunakan secara luas sebagai obat adiktif, namun efek lain yang
terdapat pada obat ini disalahgunakan. 6bat ini memiliki batas komposisi
yang luas, dari yang bersifat anestesi kerja singkat seperti thiopentone
sodium hingga yang bersifat kerja sedang seperti amylobarbitone. Saat ini
babiturat kerja lama (long acting# seperti phenobarbitone digunakan dalam
terapi epilepsi pada manusia. Toleransi mudah diinduksi dengan cepat dan
gejala ithdraal terhadap obat dapat bersifat berat. arbiturat (doners#
dapat dikombinasikan dengan stimulan amphetamines (uppers# dalam tablet
yang sama, dan dikenal sebagaipurple heart. 2lkohol dan barbiturat memiliki
kekuatan aditif yang kuat dan dapat menyebabkan kematian.
)ada a*alnya amphetamine (benzedrine# dan deKtroamphetamine
(deKedrine# diresepkan untuk mencegah kelelahan dan menekan nafsu
makan. 6bat ini memiliki efek stimulan yang kuat sehingga penggunaan
dalam jangka *aktu lama dapat menyebabkan hyperexcitement,
hallucinations, dan psychoses. )ada umumnya terdapat hyperpyrexia dan
hypertension yang dapat mempresipitasi pendarahan serebral atau
pendarahan subarachnoid, dan berisiko aritmia jantung. 0D02 (methylene-
dioKy-methamphetamine# dikenal juga sebagai ectasy, !"C, #$#%, yang
pada beberapa tahun disebut sebagai desainer drug dan bertanggung ja*ab
dalam sejumlah kematian. )enggunaan 0D02 dapat menyebabkan
gangguan pada neurologis, ginjal, hepar, dan paru-paru, dan dapat
menyebabkan rhabdomyolysis dan disseminated intravaskular coagulation.
eberapa pengguna diketahuin meminum sejumlah besar air, yang
mengakibatkan intoksikasi air dan meninggal akibat oedem serebral.
2.. Kera$"nan Alko#ol
2lkohol banyak terdapat dalam berbagai minuman dan sering menimbulkan
keracunan. $eracunan alkohol menyebabkan penurunan daya reaksi atau
kecepatan, kemampuan untuk menduga jarak dan ketrampilan mengemudi
sehingga cenderung menimbulkan kecelakaan lalu lintas di jalan, pabrik dan
sebagainya. )enurunan kemampuan untuk mengontrol diri dan hilangnya
kapasitas untuk berfikir kritis mungkin menimbulkan tindakan yang melanggar
hukum seperti perkosaan, penganiayaan, dan kejahatan lain ataupun
tindakan bunuh diri.
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
23/26
au alkohol bukan merupakan diagnosis pasti keracunan. Diagnosis
pasti hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol
darah. $adar alkohol dari udara ekspirasi dan urin dapat dipakai sebagai
pilihan kedua. )ada korban yang meninggal, sebagai pilihan kedua dapat
diperiksa kadar alkohol dalam otak, hati, atau organ lain, atau cairan tubuh
lain seperti cairan serebrospinalis. )enentuan kadar alkohol dalam lambung
saja tanpa menentukan kadar alkohol dalam darah hanya menunjukkan
bah*a orang tersebut telah minum alkohol. )ada mayat, alkohol dapat
berdifusi dari lambung ke jaringan sekitarnya termasuk ke dalam jantung,
sehingga untuk pemeriksaan toksikologik, diambil dari pembuluh darah ;ena
perifer (;ena kubiti atau ;ena femoralis#. Salah satu cara pemeriksaan
semikuantitatif kadar alkohol dalam darah atau urin yang cukup sederhana
adalah teknik modifikasi mikrodifusi, sebagai berikut4
7etakkan ml reagen 2nti eke dalam ruang tengah. eagen 2ntie
dibuat dengan melarutkan ",3! gm $alium dikromat ke dalam 8! ml
air. $emudian tambahkan &! ml asam sulfat, dan terus diaduk, lalu
encerkan dengan !! ml akuades.
Sebarkan 8 ml darah atau urin yang akan diperiksa dalam ruang
sebelah luar dan masukkan 8 ml kalium karbonat jenuh dalam ruang
sebelah luar pada sisi berla*anan.
Tutup sel mikrodifusi, goyangkan dengan hati supaya darah/urin
bercampur dengan larutan kalium karbonat.
iarkan terjadi difusi selama 8 jam pada temperatur ruang. $emudian
angkat tutup dan amati perubahan *arna pada reagen 2ntie.
5asil4 *arna kuning kenari menunjukkan hasil negatif. )erubahan
*arna kuning kehijauan menunjukkan kadar etanol sekitar &! mg.
?arna hijau kekuningan sekitar "!! mg. $adar alkohol darah yang
diperoleh pada pemeriksaan belum menunjukkan kadar alkohol darah
pada saat kejadian. 5al ini akibat dari pengambilan darah dilakukan
beberapa saat setelah kejadian, sehingga perhitungan kadar alkohol
darah saat kejadian harus dilakukan meskipun kecepatan eliminasi
kira-kira 8+-8 mg, namun dalam perhitungan harus juga
dipertimbangkan kemungkinan kesalahan pengukuran dan kesalah
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
24/26
perkiraan kecepatan eliminasi. 9runer (8E3# menganjurkan angka 8!
mg per jam digunakan dalam perhitungan ($laassen, !!.
2..7 Kera$"nan Metanol Metil Alko#ol5
0etil alkohol banyak digunakan dalam industri dan rumah tangga. 0etil
alkohol mudah didapat dan murah karena tidak dapat digunakan sebagai
minuman karena sangat toksik. 0etal alkohol merupakan cairan jernih, tidak
ber*arna, dengan bau khas, mempunyai titik didih >! derajat %elcius.
$adar ambang batas metanol di udara adalah !! ppm. au metanol akan
tercium bila kadara diudara mencapai 8!! ppm, sedangkan takaran toksik
diperkirakan adalah > ml, dan takaran letalnya sekitar "!-8!! ml.
0etil alkohol dibuat dari destilasi kayu atau melalui sintetis kimia. anyak
digunakan dalam bidang industri dan kesenian. Dikenal beberapa bentuk
murni metal alkohol seperti %olumbian spiritus, =agle spiritus bahan aditif
untuk meinggikan tinggi nilai oktan bensin dan sebagai cairan antibeku air
radiator mobil ($laassen, !!.
2..7.1 Tan&a &an 0e/ala Kera$"nan
jam, namun pernah
tercatat ada yang dapat bertahan hidup + hari, dengan mekanisme yang
telah diuraikan di atas ($laassen, !!.
2..7.% Peeriksaan Forensik
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
25/26
-
7/25/2019 TOKSIKOLOGI BAB II TINJAUAN PUSTAKA .doc
26/26
D2FT2 ). &ndiredt sources of 'erbicides
exposure for families on (ntorio farms )ournal of *xposure Science and
*nviromental *pidemiology!!> (8>#4E&-8!+
$errigan, S, (!!+#, Drug ToKicology for )rosecutors Targeting
5ardcore :mpaired Dri;ers, 1e* 0eKico Department of 5ealth Scientific
7aboratory Di;ision ToKicology ureau, 1e* 0eKico.
$laassen, %.D. !!&. %asarett 2nd DoullJs ToKicology The asic
Science of )oisons, Se;enth =dition. 1e* ork 4 0c9ra* 5ill.
$lein, 9.0., ama .., 1eal =.F., 7e*is S.1., dan renna 0.F. !!&.
Disaster )reparedness 4 =mergency To esponse 6rganophosphorus
)oisoning. 1e* ork 4 $ing )harmaceuticals, :nc.
)rihadi. !!&. +aktor-faktor yang berhubungan dengan *fek ronis
eracunan estisida (rganofosfat ada etani Sayuran di acamatan
Ngablak abupaten %agelang))s-
top related