telinga
Post on 23-Oct-2015
426 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Catatan KoAss MataBy : Maulida Rachmani, Luluk Aminah, Tri Sandiarti R. (KoAss
Mata Angkatan 1)
ANATOMI BOLA MATA
Visus :- Sentral
o Naturalo Koreksi
- Perifer (lapang pandang)o Konfrontasi o Perimetri
- Warna (Ischihara) Reflek Senile pada orang tua bisa terlihat coklat seperti katarak
NYANYIAN MATA (untuk keterangannya liat di Sidharta Ilyas)1. AXIS VISUS/ AV
Tanpa koreksiDengan koreksi
2. TIOPalpasi = Normal /palpasi = N/palp. = hipertoni = N+1/palp.
= N+2/palp. Dst= hipotoni = N-1/palp.
= N-2/palp. dst Tonometer
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
3. KEDUDUKANOrthophoria/normalEksoftalmusEnoftalmusEsotropiaEksotropia
4. PERGERAKAN5. PALPEBRA
EdemaHiperemiBenjolan-benjolanPtosis EntropionEktropionSikatrikSpasmeLagoftalmusPseudoptosisTrikiasisXantelasma
6. KONJUNGTIVA BleedingPelebaran pembuluh darah/injeksi SekretPterigiumSimblefaron
7. KORNEAKejernihanAbrasi SikatrikKeratik presipitatInfiltrateUlcusArkus senilis
8. BILIK MATA DEPANKedalaman HifemaHipopionFlare
9. IRISNodul iris (Nodul Koeppe, Nodul Busacca)Pigment irisSinekia
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Atropi iris10. PUPIL
Isokor/anisokorReflek pupil langsungReflek pupil tidak langsung
11. LENSAJernih / keruhDislokasi lensaAfakiapseudoafakia
12. VITREUS (pake fundus)13. RETINA (pake fundus)
YANG TERLIHAT PADA FUNDUSKOPI :1. Reflek fundus = normal warna jingga2. Papil nervus II = batas tegas/tidak, papil pucat/tidak3. Pembuluh darah = normal A:V = 2:34. CDR / Cap disk rasio = normal 1:35. Macula = reflek dari fovea suram /tidak6. Retina = ada eksudat/ tidak
= warna jernih/ tidak= Pembuluh darah baru ada /tidak
DeDe MATA MERAHKonjungtivitis
Keratitis Uveitis Anterior Glaukoma Kongestif Akut
Visus Normal Tergantung letak infiltrat
Menurun perlahan, tergantung letak radang
Menurun mendadak
Hiperemi
konjungtiva
perikornea siliar Mix injeksi
Epifora, fotofobia
- + + -
Sekret Banyak - - -Palpebra
Normal Normal normal Edema
Kornea
Jernih Bercak infiltrat Gumpalan sel radang
Edema, suram (tidak bening), halo (+)
COA Cukup cukup Sel radang (+) dangkal
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
H. Aquous
Normal normal Sel radang (+), flare (+), tyndal efek (+)
Kental
Iris Normal normal Kadang edema (bombans)
Kripta menghilang karena edema
Pupil Normal normal miosis Mid midriasis (d:5mm)
Lensa Normal normal Sel radang menempel
Keruh
Terapi Antiinfeksi/ antialergi
Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat mata
Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat mata, steroid jika tidak ada infeksi
AntiglaukomaSinekia <1/3 iridektomiSinekia >1/3 bedah filtrasi
Komplikasi
Keratitis epithelial, ulkus kornea, flikten
Abses kornea, ulkus kornea, uveitis anterior, endoftalmitis, katarak komplikata
Glaucoma sekunder, katarak komplikata
Prognosis
Baik jika komplikasi (-)
Baik jika komplikasi (-)
Baik jika komplikasi (-)
Jelek jika TIO meningkat dlm 3x24jam
Keterangan:Yang lebih lengkap baca di Sidharta warna Ijo
TRIAS-TRIAS
Trias akomodasi- kontraksi otot siliar- zonula zinn kendor- lensa cembung
Trias keratitis- fotofobia- lakrimasi- blefarospasme
Trias uveitis- sinekia posterior
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
- keratik presipitat- flare/tyndall (+)
Trias Glaukoma Akut- hiperemis unilateral- pupil midriasis non reaktif- palpasi bola mata keras seperti batu
Sekresi air mataair mata kantus media punctum lakrimalis kanalis lakrimalis kanalis komunikan sakus lakrimalis duktus nasolakrimalis meatus nasi inferior
Lakrimasi: produksi glandula lakrimal berlebihanEpifora: sumbatan pada saluran ekskresi air mata
penting diketahui pada penyakit obstruksi duktus naso lakrimalis, trauma duktus naso lakrimalis (mempengaruhi operasi rekonstruksinya)
TIMBILEN
HORDEOLUMPeradangan supuratif kelenjar air mata:Eksterna kelenjar zeis dan moll penonjolan ke arah kulit palpebraInterna kelenjar meibom pembengkakan agak besar
Etiologi: infeksi stafilokokkus dan moraxella
Gejala klinis- rasa mengganjal pada kelopak mata- rasa sakit yang bertambah bila menunduk, nyeri bila ditekan- tambap benjolan berwarna merah, sakit bila ditekan dekat
pangkal bulu mata- gambaran seperti abses kecil
Pengobatan- kompres hangat 10-15 menit 3-4x sehari- antibiotic topical (xytrol) + Ampisilin 4x1
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
- bila tidak kempes insisi- perbaikan hygiene
Hordeolum bila menunduk sakit berarti masih stadium infiltratif jangan diinsisi
Komplikasi: abses/selulitis palpebra
KALAZIONPeradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat, infeksi ringan
nempel fix di tarsus (pada pemeriksaan)Gejala:
- benjolan pada kelopak- hiperemi (-)- nyeri tekan (-)- pseudoptosis- adenopati preaurikuler tidak membesar- kadang-kadang terjadi perubahan bentuk bola mata
Terapi:- kompres hangat- antibiotic local/sistemik- ekskoriasi/ ekstirpasi/insisi- sebagian dapat sembuh sendiri- bila berulang periksa histo PA
PTOSIS turunnya kelopak mata bagian atas. Kelopak dapat turun sedikit atau menutupi bola mata secara keseluruhan. Kelopak mata yang turun dapat mengganggu pandangan normal. Jika terjadi sejak lahir, ptosis biasanya disebabkan oleh gangguan perkembangan otot pengangkat kelopak.
Gejala:Tanda ptosis yang paling jelas adalah turunnya kelopak itu sendiri. Anak-anak dengan ptosis sering mendongakkan kepalanya kebelakang agar bisa melihat dari tepi bawah kelopak mata mereka.
Penanganan Ptosis dapat menyebabkan ambliopia (mata malas). Bila mengganggu operasi. Jika ptosis tersebut tidak mengganggu
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
penglihatan, maka tidak dibutuhkan operasi segera. Operasi dapat dilakukan untuk tujuan kosmetik.
TRIKIASIS Bulu mata tumbuh kedalam menyucukEtiologi Trikiasis:
- Spasme senilis- Trauma kimia- Sikatrik trakoma
DAGING TUMBUH
PTERIGIUMpenebalan konjungtiva bulbi berbentuk segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea. Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas hingga kornea.
Etiologitidak diketahui dengan jelas. Diduga merupakan neoplasma, radang dan degenerasi.Disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas.
Faktor resiko terpapar sinar ultraviolet tinggi terutama orang dengan aktivitas lebih sering di luar rumah. pria > wanita
Pterigium biasanya bilateral, karena kedu mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak dengan sinar ultra violet, debu dan kekeringan. Daerah nasal konjungtiva relatif mendapat sinar ultra violet yang lebih banyak dibandingkan dengan konjungtiva yang lain, karena disamping kontak langsung, juga dari pantulan hidung lebih sering didapatkan pterigium
Gejala Klinis- mulai dari tanpa keluhan sampai keluhan mata merah,
bengkak, gatal, iritasi, dan pandangan kabur - Pada pemeriksaan fisik, pterigium dapat memperlihatkan
beberapa perubahan fibrovaskular pada lapisan konjungtiva dan kornea.
Penatalaksanaan
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
- Pterigium ringan tidak perlu diobati.- Pterigium yang mengalami iritasi, dapat diberikan
antiinflamasi tetes mata dan vasokonstriktor tetes mata.- Pterigium yang menjalar ke kornea lebih dari 3 mm, dari
limbus sebaiknya dioperasi. - Untuk mencegah terjadinya kekambuhan setelah operasi,
dikombinasi dengan pemberian sitostatika mitocin tetes mata atau dapat juga dikombinasi dengan pemberian radio-terapi dengan sinar Beta.
Kalo disini yang sering dilakukan adalah Bare Sclera (Cuma ambil pterigiumnya) atau CLG (Corneal Limbal Graft = habis diambil pterigiumnya trus di graft dari konjungtiva)
PencegahanKacamata pelindung sinar matahari
Beda pterigium dan pseudopterigiumPterigium Pseudopterigium
sebab Proses degeneratif Reaksi tubuh penyembuhan dari luka bakar, GO, difteri, dll
sonde Tak dapat dimasukkan di bawahnya
dapat dimasukkan di bawahnya
kekambuhan
Residif Tidak
usia Dewasa anak
Derajat Pterigium :I = hanya terbatas pada limbusII = sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati korneaIII = Jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir
pupil mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm)
IV = jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
KONJUNGTIVITIS
Gejala Klinis:- rasa ada pasir di mata,- gatal- panas
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
- mata merah hyperemia konjungtiva- epifora- pseudoptosis- hipertrofi papiler- khemosis (edema konjungtiva- preaurikuler adenopati
Perbedaan macam-macam konjungtivitis berdasar etiologi: Virus Bakteri Klamidia AlergiGatal minimal minimal minimal HebatHiperemi umum umum umum UmumAir mata banyak sedang sedang SedangEksudasi Minimal banyak banyak MinimalAdenopati preaurikuler
Sering jarang Pada konjungtivitis inkusi
-
Kerokan eksudat
monosit PMN PMN, sel plasma, inklusi
Eosinofil
Sakit tenggorokan, demam
kadang kadang Tak pernah Tak pernah
Pengobatan Sulfonamide, gentamicin 0,3%, kloramfenikol 0,5%
Antihistamin, kortikosteroid
Konjungtivitis Flikten biasa pada orang dengan infeksi saluran napas.
KONJUNGTIVITIS VERNAL konjungtivitis bilateral berulang menurut musim dengan gambaran spesifik hipertrofi papiler di tarsus dan limbusGejala
- gatal yang menurun pada musim dingin- ptosis bilateral- getah mata yang elastis bila ditarik- gambaran renda pada limbus- sering terdapat kelainan di kornea
Pengobatan: kortikosteroid lokal
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
TRAKHOMA Konjungtivitis karena chlamidia trachomatis
- cenderung menginfeksi kedua mata- awalnya mirip konjungtivitis kronis yang lain
Stadium:1. edem palpebra + hiperemi konjungti2. a. hipertrofi folikular
b. hipertrofi folikular + papilar3. sikatriks yang masih aktif4. sequele/sikatrik tidak aktif
PengobatanTetrasiklin 1% salep mata + tetrasiklin 4x250 mg atau eritromisin 4x250 mg (3-4 minggu)
Komplikasi: kebutaan
GONOBLENORE konjungtivitis hiperakut dengan secret purulen disebabkan N gonorea
Gejala Klinis- terjadi mendadak- hyperemia konjungtiva hebat- kelopak mata bengkak- nanah banyak sekali- bisa terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah
konungtiva
Penanganan - MRS isolasi- Secret dibersihkan dg kapas steril- Inj PP 50000 IU/kgBB- Teramisin 3x1 ODS, gentamisin 6x1 ODS- Secret dicat gram tiap pagi. Bila 3x px (-) pulang- Konsul ke kukel
SIMBLEFARONPerlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva fornixLebih sering terjadi di inferior.Etiologi:
- trauma kecelakaan
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
- operasi- luka baker, akibat zat kimia dan logam cair- peradangan akibat trachoma dan difteri
Terapi:Ringan: dilepaskan dan diberi salepBerat: operasi plastic, dilepaskan, ditutup dengan membran mukosa mulut atau bibir
Pencegahan simblefaron post operasi: beri salep mata yang banyak untuk melicinkan
HEMATOM SUBKONJUNGTIVATerjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva (a.konjungtiva dan a.episklera)Terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh:
- Usia lanjut- Hipertensi- Aterosklerosis- Konjungtivitis hemoragik- Anemia- Pemakaian antikoagulan- Batuk rejan- Trauma
Pada fraktur basis cranii hematom kacamata (karena berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata)Pengobatan: kompres hangat dalam 1-3 minggu akan diserap secara spontan
Perbedaan sikatriks dan infiltratSikatriks InfiltratBatas tegas Tidak tegasLicin SuramTes flouresin (-) Tes flouresin (+)Tanda radang (-) Tanda radang
(+)3 tingkatan sikatriks1. Leukoma di stroma. Dengan mata telanjang bisa dilihat2. Makula di subepitel. Dengan senter bisa dilihat3. Nebula di epitel. Dengan slitlamp atau lup bisa dilihat
Infiltrat biasnya terlihat pada slit lamp
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Sikatrik bisa terlihat dengan penyinaran obliq atau slitlam tergantung besar-kecilnya sikatrik
UVEITIS
Uvea terdiri dari:- badan siliar- iris- koroid
Uveitis anterior dengan komplikasi sinekia pupil bentuknya seperti bunga
GLAUKOMA
Klasifikasi
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
GLAUKOMA
Sudut terbuka
primer
sekunder
Blok pupil
Tanpa blok pupilBlok pupil
Tanpa blok pupil
Sudut tertutup
primer
sekunder
Blok pupil
Tanpa blok pupilBlok pupil
Tanpa blok pupil
Campuran
Kongenital
UVEITIS
Anterior
Media
Posterior
Iris
Badan siliar
koroid
iridosiklitis
korioretinitis
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Nilai TIO normal 10 – 21 mmHg
Dinamika aquous humor: Badan siliar memproduksi humor aquous bilik mata belakang menaglir lewat pupil masuk ke bilik mata depan keluar melewati anyaman trabekula kanalis schlemm vena episklera (rute konvensional)Pembuangan lewat pembuluh darah m siliar rongga suprasiliar/ suprakoroid pori-pori sclera vena vortex
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUPGejala klinis:
- nyeri mata hebat mendadak- mata sangat kabur, melihat halo- mata merah hiperemi konjungtiva dan siliar- visus sangat menurun- edema kornea- COA sangat dangkal- Pupil lebar lonjong, refleks cahaya (-)- TIO sangat tinggi (tonometri)- Sudut bilik mata depan tertutup (gonioskopi)
Trias Glaukoma Akut- hiperemis unilateral- pupil midriasis non reaktif- palpasi bola mata keras seperti batu
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER
- Kelainan tdk khas - Sifat kronis- Biasanya pd org tua > 40 tahun- 2 bentuk : - Juvenile open angle galukoma
- POAG- Penderita pria > wanita
Gejala
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
© Mata tenang, tdk merah, tdk cekot-cekot© Biasanya mengenai ke-2 mata (derajat beratnya tdk sama)© Visus ↓ perlahan-lahan buta menetap ( “maling penglihatan”)(Visus ↓ bila sdh terjadi ekskavasio glaukomatosa) Visus = 0, oleh karena atrofi PN.II- lapang pandang menyempitkhas spesifik.
Terapi : disesuaikan keadaan pasien FarmakologiPembedahan
yang sering trabekulektomi Komplikasi dari Trabekulektomi Bleb related endoftalmitis Nb : jangan lupa baca obat-obat glaukoma
KATARAK
kekeruhan pada lensa
Klasifikasi:
Patofisiologi:1. Proses di nukleus: serabut lensa bagian tengah menjadi lebih
padat hidrasi penimbunan ion kalsium dan sclerosis penimbunan pigmen, lensa hipermetrop
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
KATARAK
Developmental
Degeneratif
Komplikata
Traumatika
Kongenital <1 tahun
Juvenile (1-20 tahun)
Pre senile (20-50 tahun)
Senile (>50 tahun)
Trauma tumpul/tembus
Akibat uveitis anterior, glaucoma, DM, ablasio retina, miop tinggi, galaktosemia
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
2. Proses di korteks: muncul celah-celah di serabut lensa berisi air penimbunan kalsium lensa lebih tebal, cembung miop
4 Stadium Katarak SenileGejala Insipien Imatur/
IntumesenMatur Hipermatur/
Katarak Morgagni
Visus 5/5 dengan koreksi
s.d 1/60 1/300 – 1/~ 1/~
Kekeruhan lensa
Perifer ke sentral. Seperti jeruji roda
>> kapsula posterior
Penuh merata Korteks mencair/ lensa mengkerut
Iris shadow
- + - PseudoirisShadow
Fundus refleks
+ + Tetapi lebih suram
- -
Iris Normal terdorong normal TremularisKomplikasi
Glaucoma fakomorfik
Glaucoma fakomorfik
Glaucoma fakolitik, uveitis fakotoksik
Diagnosis Banding Katarak senile:- refleks senile- katarak komplikata- kekeruhan badan kaca- ablasi retina
Anamnesis- Penglihatan kabur- melihat bercak-bercak selalu mengikuti arah gerak mata- monocular polipia (seperti melihat benda menjadi lebih dari
satu pada satu mata)- melihat bayangan “halo” disekitar sumber cahaya- artificial myopia (merasa lebih enak tanpa kacamata baca)
Pemeriksaan fisik- visus menurun - dengan senter ditemukan kekeruhan lensa- dengan oftalmoskopi=
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
a. stadium insipien dan imatur kekeruhan kehitaman latar belakang jingga;
b. stadium matur hanya warna kehitaman tanpa latar belakang (reflek fundus negative).
Terapi Pembedahan Metode yang sering dipakai di sini SICS (small incisi catarac
surgery)
ECCE (Extra Capsular Cataract
Extraction)
ICCE(Intra Capsular Cataract
Extraction)Prosedur insisi limbus superior kapsul
anterior dirobek dan diambil inti diekstraksi korteks lensa diirigasi dan diaspirasi agar keluar dari mata kapsul posterior dipertahankan tetap pada tempatnya
lensa diambil intoto, yaitu seluruh kapsul diambil melalui limbus superior
Indikasi - Prosedur paling banyak digunakan karena kapsul posterior tersisa dapat ditanam IOL- bila ragu nucleus lensa sudah terbentuk/belum
Bila massa lensa keras sukar memisahkan kapsulanya
KI Infeksi intraorbita, TIO meningkat, GD meningkat, penyakit sistemik, batuk/kelainan paru
Katarak dgn uveitis, dg glaucoma, dgn retinopati DM
Kerugian Larutan irigasi dapat merusak endotel dan visus tidak baikDapat terjadi katarak sekunder dari sisa lensa
Cystic macular edemaTidak dapat dipakai pada usia <40tahun
Penggunaan Kacamata Afakia, Lensa Tanam (IOL), Lensa Kontak setelah operasi katarak
Jenis Keuntungan KerugianIOL Visus kembali normal, lapang
pandang seperti semula, tidak terjadi pembesaran bayangan di retina, hanya 1x pemasangan seumur hidup
Mahal, dapat terjadi alergi, bila pemasangan tidak steril infeksi
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Kacamata afakia
Murah, mudah, aman, dapat dipakai seumur hidup
Distorsi bayangan cukup berat, lapang pandang terbatas (fenomena jack in the box), kosmetik jelek (lensa terlalu tebal), anisometrop
Lensa Kontak
Lapang pandang normal, tidak ada distorsi bayangan, kosmetik lebih baik
Bongkar pasang setiap hari, mudah infeksi bila pemasangan tidak steril, tidak dapat untuk semua umur
Indikasi operasi katarak:1. visus menurun: gangguan dalam melakukan pekerjaan sehari-
hari2. diagnosis3. medis: komplikasi glaucoma sekunder4. kosmetik5. sosial: rumah sangat jauh, tinggal sendiri.
Afakia COA dalam, warna pupil lebih hitam gelapPsudofaki ada mengkilat di pupilnya
Setelah operasi katarak, perlu evaluasi :- visus - kornea- IOL di sentral / tidak- Pupil- BMD
Bila usia > 40 tahun presbiopia Berikan kacamata presbiopia dengan add bila perlu
Umur Add S+40 145 1,550 255 2,560 3
Keterangan : 60 tahun ke atas tetap +3 D
Dry Eyes Syndrome bisa terjadi karena banyak hal seperti kelainan pada kel meibom, sel Goblet, Mucin, permukaan bola mata, Sjogren Syndrome.
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
OBAT-OBAT MATANo.
ANTIBIOTIK EYE DROP/ED
EYE OINTMENT/E
O1 LFX (quinolone)
Isi : levofloxacin
2 Floxa (quinolone)Isi : ofloxacin
3 Ulcori (quinolone)Isi : ciprofloxacin
4 Tobro (aminoglikoside)Isi : tobramycin
5 Cendo fenicol 0,25%, 0,5%, 1%Isi : chloramphenicol
6 Genta 0,3%, 1% (aminoglikoside)Isi : gentamycin sulfat
7 Polygran Isi : polymyxin B sulfatNeomycin sulfatGramicidin
8 Conjuncto Isi : polymyxin B sulfatNeomycin sulfat
9 Cendo mycetine Isi : chloramphenicolpolymyxin B sulfat
10 Albucetine Isi : sulfacetamide sodiumchloramphenicol
11 Cendo cetamide Isi : sulfacetamide sodium
12 Albuvit Isi : sulfacetamide sodium
No.
ANTIVIRAL ED EO
1 Cendrid Isi : idoxuridine
2 Hervis Isi : acyclovir
No ANTIFUNGAL ED EO
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
.1 Natacen
Isi : natamycin
2 FungicidIsi: amphoterisin B
No.
NSAID ED EO
1 Noncort Isi : diclofenac sodium
No.
SAID ED EO
1 Vosama Isi : bethamethasone
2 Cendo methasoneIsi : dexamethasone
3 P-PredIsi : prednisolone acetat
No.
CORTICOSTEROID + ANTIBIOTIK
ED EO
1 Tobroson Isi : tobramycin dexamethasone
2 Polynel Isi : fluorometholoneNeomycin sulfat
3 Polydex Isi : dexamethasoneNeomycin sulfatePolymyxin B sulfate
4 Dexaton Isi : dexamethasoneNeomycin sulfate
5 Cendo cetapredIsi : prednisolon acetatSulfacetamide sodium
6 Cendo mycosIsi : hydrocortisone acetatchloramphenicol
7 Cendo P.H.NIsi : Neomycin sulfatePolymyxin B sulfatehydrocortisone acetat
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
8 Cendo xitrol Isi : dexamethasoneNeomycin sulfatePolymyxin B sulfate
9 PolypredIsi : prednisolone Neomycin sulfatePolymyxin B sulfate
10 Cendo fradexIsi : framycetine sulfatedexamethasone
11 Gentason BIsi : gentamycin sulfatbethamethasone
12 Cendo gentason Isi : gentamycin sulfatdexamethasone
13 Corthon Isi : hydrocortisone acetatNeomycin sulfatePolymyxin B sulfate
14 Cendo P.N.PIsi : prednisolonePhenyleprine HClNeomycin sulfate
No.
MAST CELL STABILIZER (allergic prophilaxis)
ED EO
1 Conver 2%, 4%Isi : sodium chromoglycate
No.
DECONGESTANT AND/OR ASTRINGENT
ED EO
1 Cendo visionIsi : tetrahydrozoline HCl
2 Vasacon Isi : Naphazolin HCl
3 Efrisel 0,125%Isi : phenylephrine
4 Zinc primaIsi : zinc sulfatePhenylephrine HCl
No.
DECONGESTANT AND/OR ASTRINGENT+ANTIHISTAMI
ED EO
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
N1 Vernacel
Isi : naphazoline HClPheniramine maleate
2 Optohist Isi : phenylephrine HClChlorpheniramine maleate
3 Conal Isi : pyrilamine maleatePhenylephrine HCl
4 Vasacon AIsi : naphazoline HClAntazoline phosphate
5 Zinc prima AIsi : zinc sulfatenaphazoline HClAntazoline phosphate
6 Cortihist (antihistamine+steroid)Isi : hydrocortisone acetatChlorpheniramine maleate
No.
DEGENERATION EPITHEL ED EO
1 Rephitel Isi : aneurine hydrochlorideCalcium panthotenateVit.A
No.
ANTIBIOTIC/DECONGESTANT
ED EO
1 Cendo statrolIsi : polymyxin B sulfateNeomycin sulfatePhenylephrine HCl
2 Polynef Isi : polymyxin B sulfateNeomycin sulfatePhenylephrine HCl
No.
ARTIFICIAL TEARS (lens lubricant)
ED EO
1 Eyefresh Isi : hydroxypropyl methylcellulose
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Dextran 702 Cenfresh
Isi : Carboxymethylcellulose
3 Cendo LyteersIsi : NaClKCl
4 Lubricen Isi : hydroxypropyl methylcelluloseRetinol palmitate
5 Protagenta Isi : polyvinyl pyrrolidoneNatrium hyaluronatVit. A
No.
ASTHENOFIA/EYE TONIC ED EO
1 Cendo asthenof Isi : vit. A palmitatOxymethazoline HClHPMC
2 Augentonic Isi : boric acidZinc sulfateVit. A palmitatPhenylephrine HCl
No.
ANTIGLAUCOMATOUS ED EO
1 Glaoplus Isi : latanaprostTimolol (ati2 pd org dg ggn paru&jantung)
2 Tonor 0,5%, 0,25% (cardioselective 1-2 blocker)Isi : betaxolol HCl
3 Timol 0,5%, 0,25% (non selective 1-2 blocker)Isi : timolol maleate
4 Cendo carpine 1%, 2%, 3%, 4% (direct-acting miotic)Isi : pilocarpine HCl
5 Glaopen Isi : latanaprost
6 Glaucon (carbonic anhidrase TABLET
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
inhibitor) Isi : acetazolamide
NO.
GONIOSCOPIC ED EO
1 CMC 2%Isi : carboxymethylcellulose
No.
OPHTHALMIC EYE ED EO
1 Fluorescein 2%Isi : Fluorescein sodium
No.
TOPICAL ANESTHETIC ED EO
1 Pantocain 0,5%, 2%Isi : tetracain HCl
No.
CYCLOPLEGIC / MYDRIATIC ED EO
1 Efrisel 2,5% ; 5%; 10%Isi : phenylephrine HCL
2 CyclonIsi : cyclopentholateBoric acid
3 Cendo mydriatil 0,5% ; 1%Isi : tropicamide
4 Homatro Isi : homatropine HBr
5 Scopola Isi : scopolamine HBr
6 Cendo tropin 0,5%; 1%Isi : atropine sulfate
No.
ANTI EDEMA ED EO
1 Opthalgon Isi : gliserin anhydrous
2 Siloxan Isi : mono-p (1,1,3,3,-tetra methylbuthyl phenoxy polyethylene glucol 603)Polyethylene glycol 600Dimethyl polysiloxan
No.
ANTI CATARACT ED EO
1 Catarlent
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
21
Catatan Angkatan 1 KoAss MataFK Unisma
Isi : potassium iodide2 Vitrolenta
Isi : sodium iodideKalium iodide
No.
REMOVAL OF CALCIUM DEPOSIT
ED EO
1 EDTAIsi : ethylendiamine tetra acetate
No.
TABLET
1 Cendo BerryIsi : vaccinum myrtillus fructus extract bilberry
2 Cendo VitalIsi : betacaroteneVit. A acetateVit.E
3 VitanormIsi : vaccinum myrtillus fructus extract bilberryCalendula officinalis flos extract (lutein)Helenium autumnale flos extract (zeaxanthin)
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
top related