strategi guru dalam membangkitkan minat belajar …
Post on 16-Oct-2021
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI GURU DALAM MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR
SISWA PADA SISTEM PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN
MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
OLEH
NOVI AUDRIA
NIM A1D117096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2021
ii
STRATEGI GURU DALAM MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR
SISWA PADA SISTEM PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN
MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Novi Audria
NIM A1D117096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2021
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa
pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah
Dasar. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang disusun oleh
Novi Audria, Nomor Induk Mahasiswa A1D117096 telah diperiksa dan disetujui
untuk diuji.
Muara Bulian, 14 Desember 2020
Pembimbing I
Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I
NIP. 195708121985031007
Muara Bulian, 17 Desember 2020
Pembimbing II
Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,M.Pd
NIK. 201605051006
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa
pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah
Dasar: Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang disusun oleh
Novi Audria, Nomor Induk Mahasiswa A1D117096 telah dipertahankan di depan
tim penguji pada hari Kamis, 07 Januari 2021.
Tim Penguji
1. Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pd.I Ketua
NIP. 195708121985031007
2. Agung Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd Sekretaris
NIK. 201605051006
3. Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D Penguji Utama
NIP. 196412311990031037
4. Drs. Maryono, M.Pd Anggota
NIP. 196107071986031003
5. Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd Anggota
NIP. 196509011997022001
Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan
Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si Dr. Yantoro, M.Pd
NIP. 196308071990031002 NIP. 196612191994121001
Didaftarkan Tanggal :
Nomor :
v
MOTTO
“Hiduplah bak engkau akan mati esok. Belajarlah bak engkau akan hidup
selamanya”.
“Kesuksesan berjalan dari suatu kegagalan satu menuju kegagalan lainnya tanpa
kehilangan semangat”.
Kupersembahkan skripsi ini untuk yang terkasih, ayahanda
Paruhuman Harahap, S.P dan ibunda Seridawati Hasibuan atas do’a dan
tetesan keringat yang telah mengalir diwajahmu sehingga aku bisa
mendapatkan dan meraih ilmu. Berkat kasih sayang dan cinta yang tulus
serta kesabaran darimu menjadi semangat yang luar biasa bagiku dalam
menjalani sebuah kehidupan yang penuh dengan berbagai cobaan.
Semoga aku menjadi salah satu pemicu yang dapat membuatmu
tersenyum bahagia. Tak lupa pula kepada abang dan adik tersayang dan
seluruh keluargaku serta teman-teman yang telah memberikanku
semangat, arahan, dukungan, perhatian dan motivasi sehingga aku
mampu mewujudkan cita-citaku.
vi
vii
ABSTRAK
Audria, Novi. 2020. Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa
pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19
di Sekolah Dasar. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, FKIP Universitas
Jambi, Pembimbing: (I) Drs. Andi Suhandi, S,Pd., M.Pd.I (II) Agung
Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Strategi Guru, Minat Belajar Siswa, Pembelajaran Dalam
Jaringan, Pandemi COVID-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
masa pandemi COVID-19 di kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
Penelitian ini dilakukan di SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi pada November 2020.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis
penelitian fenomenologi. Data penelitian diperoleh dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
masa pandemi COVID-19 di sekolah dasar sebagai berikut: (1) menyajikan materi
yang dirancang (berupa penataan isi dan penyajian materi secara sistematis serta
praktis dalam sebuah RPP yang mana guru mengajak siswa dalam mengamati,
menanya, mencoba dan menciptakan), (2) memberikan rangsangan (berupa
dorongan dan penghargaan sebagai bentuk apresiasi agar siswa antusias, semangat
dan menaruh perhatian yang lebih saat kegiatan belajar), (3) mengembangkan
kebiasaan teratur (membentuk pembiasaan yang baik), (4) meningkatkan kondisi
fisik siswa (memberikan perhatian dan menjaga komunikasi), (5) menyediakan
fasilitas pendukung dalam pembelajaran. Hal-hal yang diperhatikan guru dalam
menentukan suatu strategi pembelajaran yang akan digunakan berdasar pada
pijakan (pedoman) yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik siswa dan kendala
media atau sumber belajar. Dengan strategi-strategi yang telah digunakan oleh
guru dapat membangkitkan minat siswa terlihat pada perasaan senang (suka)
siswa, ketertarikan siswa, perhatian siswa dan keterlibatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dalam jaringan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dalam penelitian kualitatif yang berjudul “Strategi Guru
dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam
Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar”.
Penyusunan skripsi ini bukan atas jerih payah sendiri melainkan dengan
adanya bantuan dan dukungan serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan
berlangsung, terutama terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak
Paruhuman Harahap, S.P dan Ibu Seridawati Hasibuan serta saudaraku Jodi
Anwar Harahap, S.H dan Mangara Fazriansyah Harahap dan segenap keluarga
tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan yang luar biasa yang tiada
hentinya. Karena kesuksesan yang diraih seorang anak adalah berkat keridoan
orang tua, dan ridho Allah SWT bergantung pada ridho orang tua tanpa doa dan
dukungan beliau skripsi ini mungkin tidak dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan selama penyusunan
skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Andi Suhandi,
S.Pd., M.Pd.I selaku pembimbing I dan bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan ketelitiannya dalam memberi arahan, bimbingan dan
masihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat
Asrial, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Jambi, Bapak Drs. Syahrial, M.Ed.,
ix
Ph.D selaku wakil dekan 1 FKIP Universitas Jambi, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd
selaku ketua jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, Bapak Drs. Faizal
Chan M.Si selaku ketua program studi PGSD FKIP Universitas Jambi yang tidak
pernah lelah membimbing mahasiswanya, dan Bapak Ahmad Hariandi, S.Pd.I,
M.Ag selaku sekretaris program studi PGSD FKIP Universitas Jambi.
Terima kasih penulis ucapkan pula kepada Bapak dan Ibu dosen di lingkup
program studi PGSD FKIP Universitas Jambi yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya, demikian juga kepada teman-teman seperjuangan dan
seluruh mahasiswa PGSD FKIP Universitas Jambi yang telah memberikan
motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapannya skripsi ini
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya sehingga skripsi yang dibuat
ini memiliki nilai keberkahan, penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya tiada
yang sempurna di bumi ini.
Muara Bulian, Januari 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1. 4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK
2.1 Kajian Teori dan Penenlitian yang Relevan ................................... 7
2.1.1 Strategi Pembelajaran ............................................................. 7
2.1.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran ................................. 7
2.1.1.2 Prinsip Memilih Strategi Pembelajaran ........................ 8
2.1.1.3 Penerapan Strategi Pembelajaran ................................. 9
2.1.1.4 Pentingnya Strategi Guru ............................................. 10
2.1.2 Minat Belajar ......................................................................... 11
2.1.2.1 Pengertian Minat Belajar .............................................. 11
2.1.2.2 Indikator Minat Belajar Siswa ...................................... 12
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ...... 13
2.1.2.4 Solusi Membangkitkan Minat Belajar Siswa ............... 14
2.1.3 Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 .... 15
2.1.4 Penelitian yang Relevan ......................................................... 18
2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 22
3.3 Data dan Sumber Data .................................................................... 23
3.4 Subjek Penelitian ............................................................................ 23
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 24
3.5.1 Observasi .............................................................................. 24
3.5.2 Wawancara ........................................................................... 25
3.5.3 Dokumentasi......................................................................... 27
3.6 Uji Validitas Data ........................................................................... 27
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................... 27
3.8 Prosedur Penelitian ......................................................................... 29
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ................................................. 30
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ......................................................... 33
4.3 Pembahasan .................................................................................... 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................... 65
5.2 Implikasi ......................................................................................... 66
5.3 Saran ............................................................................................... 66
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 67
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 92
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Kelas IA .............................................. 25
3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Kelas IA ............................................. 25
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ................................................................ 26
4.1 Nama-Nama Siswa Kelas IA ..................................................................... 32
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir....................................................................................... 21
4.1 Kegiatan Games ......................................................................................... 36
4.2 Pembiasaan Berdoa Sebelum Belajar......................................................... 38
4.3 Guru Memberikan Apresiasi kepada Siswa ............................................... 40
4.4 Media Audio Visual yang dibuat Guru ...................................................... 42
4.5 Siswa menggunakan Seragam Sekolah Rapi ............................................. 43
4.6 Antusiasme Siswa dalam Setoran Tahfizh ................................................. 44
4.7 Ketertarikan Siswa pada Media Pembelajaran ........................................... 45
4.8 Keterlibatan Aktif Siswa saat Belajar ........................................................ 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1: Data Hasil Observasi Guru Kelas IA........................................... 71
Lampiran 2: Data Hasil Observasi Siswa Kelas IA ......................................... 73
Lampiran 3: Lembar Instrumen Wawancara.................................................... 74
Lampiran 4: Data Hasil Wawancara Bersama Kepala Sekolah ....................... 75
Lampiran 5: Data Hasil Wawancara Bersama Guru Kelas IA ......................... 77
Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 79
Lampiran 7: Proses Pembelajaran Dalam Jaringan .......................................... 81
Lampiran 8: Tata Tertib Pembelajaran Dalam Jaringan .................................. 85
Lampiran 9: Laporan Pembinaan Karakter Melalui Pembiasaan .................... 85
Lampiran 10: Dokumentasi Wawancara .......................................................... 86
Lampiran 11: Jadwal Belajar dari Rumah ........................................................ 87
Lampiran 12: Buku Mutaba’ah ........................................................................ 87
Lampiran 13: Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 88
Lampiran 14: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................. 89
Lampiran 15: Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi ..................................... 90
Lampiran 16: Plagiarism .................................................................................. 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia pada mula tahun 2020 telah gempar dengan penyakit baru
yang dinamakan virus corona atau disebut COVID-19 (corona virus disease
2019). COVID-19 merupakan penyakit baru yang sebelumnya belum ada di
temukan pada manusia, kemudian WHO sudah menetapkan virus ini sebagai
keadaan darurat pada kesehatan manusia yang merisaukan seluruh dunia dan
ditetapkan pada ahir Januari 2020 (Zhou et.al., 2020). Virus ini awal muncul pada
akhir Tahun 2019 tepatnya pada bulan Desember bertepatan di Wuhan China
yang penyebarannya amatlah cepat ke seluruh dunia. Untuk menghindari
penularan virus ini semakin luas, pemerintah menerapkan aturan PSBB dan
menghimbau agar tetap stay at home. Jika ada berkepentingan diluar wajib
menaati peraturan yang ada seperti (memakai masker, selalu cuci tangan, dan jaga
jarak) serta semua hal dilakukan dari rumah. Sama halnya dengan kegiatan di
bidang pendidikan yang dilaksanakan secara dalam jaringan (online) dari tempat
tinggal masing-masing untuk menghindari kontak secara langsung antar sesama
manusia.
Pembelajaran dalam jaringan merupakan bentuk pendidikan jarak jauh
dengan beragam metode pengajaran yang dalam pengajarannya dilaksanakan
secara berjauhan atau terpisah dari aktivitas dan sumber belajar (Mustofa et.al.,
2019). Menurut Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 dimana proses belajar
dari rumah melalui pembelajaran dalam jaringan (jarak jauh) dilaksanakan untuk
2
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Menurut Gikas dan Grant (2013) pelaksanaan pembelajaran dalam
jaringan membutuhkan adanya unit atau perangkat yang mendukung seperti
smarphone, tablet, laptop dan komputer yang mempunyai fleksibelitas tinggi
untuk mengakses kabar atau informasi. Sistem pembelajaran dalam jaringan
banyak menggunakan media online berupa aplikasi yakni seperti Edmodo, Google
Classroom, dan aplikasi yang bisa bertatap muka secara online seperti Zoom dan
Google Meet yang bisa dipakai pada pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan
serta aplikasi yang lebih gampang dan sering digunakan yaitu Whatsapp (Nadia,
2020:2). Pada hakekatnya pembelajaran dalam jaringan bukan hanya mentransfer
pengetahuan tetapi guru juga di tuntut agar dapat menggunakan sistem
pembelajaran dalam jaringan dengan baik dan guru juga harus kreatif serta
inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat membangkitkan antusias
dan semangat siswa.
Minat atau atensi memegang suatu peranan penting untuk menunjang
pelaksanaan belajar siswa. Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme
yang tinggi pada sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Sedangkan minat belajar
yaitu perasaan senang (suka), bahagia dan tertarik terhadap suatu aktivitas dengan
tak ada yang meminta atau menyuruhnya (Slameto, 2015:180). Sedangkan untuk
mengetahui seberapa besar minat dan antusias yang dimiliki siswa dalam
menerapkan pembelajaran dalam jaringan bisa diukur dari ketertarikan, kesukaan,
perhatian dan keterlibatan siswa dalam suatu pembelajaran (Sardini, 2013:6-8).
Setiap siswa mempunyai tingkat minat yang berbeda-beda, jika minat belajar pada
3
siswa tinggi maka akan muncul perasaan suka dan tertarik pada pembelajaran
dengan begitu siswa akan mengikuti pelajaran tersebut dengan antusiasme yang
tinggi, begitu pula jika siswa kurang berminat dalam belajar akan menimbulkan
turunnya antusiasme siswa di karenakan rasa bosan dalam belajar.
Membangkitkan minat belajar pada siswa perlu adanya strategi yang
diterapkan oleh guru, dalam pemilihan strategi harus disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan siswanya. Strategi pembelajaran yaitu langkah-langkah yang
diterapkan guru secara terancang dan tersusun untuk menjadikan ruang lingkup
belajar untuk memungkinkan terjadi suatu proses pembelajaran hingga tercapai
suatu kompetensi yang ditetapkan atau tentukan (Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 Mengenai Pembelajaran). Guru sangat berperan penting dan
memegang tanggung jawab besar bagi siwanya, sebagai guru profesional perlu
punya wawasan luas dan mantap tentang strategi mengajar yang hendak
diterapkan sesuai tidaknya pada tujuan yang dirumuskan. Strategi guru adalah
upaya yang dilaksanakan seorang guru saat melakukan suatu hal pembelajaran
agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat serta perhatian siswa demi
tercapainya tujuan.
Guru sebagai penyampai materi atau pesan dituntut agar kreatif dan
inovatif pada pembelajaran dan guru profesional serta berkompeten pasti memiliki
strategi tersendiri dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran guna
membangkitkan minat belajar. Seorang guru sebelum menerapkan strategi
pembelajaran di awali dengan menentukan teknik atau kiat yang dirasa sesuai
dengan strategi, dan masing-masing guru mempunyai taktik tersendiri dalam
melakukan tekniknya. Walaupun tak bertatapan muka langsung dengan guru dan
4
teman-temannya akan tetapi dipelaksanaan pembelajaran berbasis dalam jaringan
ini siswa tetap bisa berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi atau berkorelasi
secara jarak jauh.
Menurut penelitian terdahulu Amidah (2013) dalam hasil penelitiannya
yang berjudul “Strategi Guru Dalam Meningkatakan Minat Belajar Siswa kelas V
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 147
Palembang” menyimpulkan bahwa minat siswa pada Mata Pelajaran PAI di kelas
V terbilang baik, sebab adanya faktor pendukung siswa seperti faktor perhatian
dan intensif dari guru. Strategi mengajar yang digunakan guru sudah cukup
bervariasi walaupun terkadang masih ada kekurangannya dalam pelaksanaan.
Hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan pada suatu penelitian yang hendak
dilaksanakan yaitu dari segi subjek serta pendekatan penelitian yang sama-sama
meneliti siswa dan guru dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan terletak dari segi
objeknya. Pada pembelajaran dalam jaringan atau online minat belajar siswa di
kelas IA merupakan objek dari penelitian yang peneliti lakukan saat COVID-19
sedangkan peneliti terdahulu menggunakan objek minat belajar pada siswa di
kelas V saat pembelajaran PAI.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang ditemukan peneliti, minat belajar
siswa saat pembelajaran dalam jaringan (online) tergolong cukup baik, terlihat
ketika pembelajaran dalam jaringan siswa antusias, senang dan bersemangat
mengikuti pembelajaran, dalam setoran tahfizh dan muroja’ah surat an-naba’ dan
surah an-nazi’atsiswa terlihat bersemangat dalam melantunkan ayat-ayat, siswa
juga selalu menyelesaikan tugas yang diberikan dan memperhatikan guru saat
menjelaskan materi pembelajaran melalui video call Zoom, akan tetapi ada
5
beberapa siswa terkadang jenuh dan bosan saat pembelajaran. Melihat kondisi
minat pada siswa cukup baik, sehingga peneliti menjadi tertarik dan akan
memperdalam kajian tentang strategi yang guru terapkan.
Berdasarkan penjabaran latar belakang, peneliti mempunyai ketertarikan
untuk melaksanakan penelitian berjudul “Strategi Guru dalam Membangkitkan
Minat Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi
COVID-19 di Sekolah Dasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian ini dari latar
belakang yaitu “Bagaimana Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar
Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di
Kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Didapati bahwa penelitian ini mempunyai tujuan “untuk mendeskripsikan
Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada Sistem
Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di kelas IA SDIT
Diniyyah Al-Azhar Jambi”.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan)
keilmuan seseorang terutama dalam hal pelaksanaan strategi guru
6
membangkitkan minat belajar pada siswa dan bisa menjadi referensi bagi
guru guna untuk pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan masa pandemi
COVID-19.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dimaksudkan agar menjadi masukan bagi pihak
sekolah mengenai perlunya strategi guru membangkitkan minat siswa pada
pembelajaran dalam jaringan (online) dimasa pandemi COVID-19.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pertimbangan bagi
guru dalam menggunakan strategi mengajarnya agar minat siswa dapat
dibangkitkan saat pembelajaran dalam jaringan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan kepada peneliti selaku calon pendidik
dapat lebih baik dalam memahami dan menguasai strategi-strategi
mengajar khususnya untuk membangkitkan minat belajar pada siswa
disaat pembelajaran dalam jaringan.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK
2.1 Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan
2.1.1 Strategi Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Strategi Guru
Strategi merupakan perencanaan yang memuat serangkaian aktivitas yang
sudah disiapkan yang mana hal-hal dilaksanakan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran (Suyadi, 2015:13). Sedangkan strategi pembelajaran menurut
Sanjaya (2011:294) merupakan tahapan aktivitas pembelajaran dimana hal ini
dilaksanakan oleh pendidik (guru) dan siswa untuk memperoleh tujuan atau
sasaran yang efektif dan efisien dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Mengenai Pembelajaran menyatakan
bahwa strategi pembelajaran yaitu langkah-langkah yang diterapkan pendidik
(guru) secara terancang dan tersusun untuk menjadikan ruang lingkup belajar
untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran hingga tercapainya
kompetensi yang ditentukan.
Menurut Kurniasih (2014:14) guru merupakan tokoh utama pendidikan
dalam usaha mempersiapkan anak bangsa yang berguna dan berkualitas dimasa
yang akan datang serta guru selaku tenaga pendidik mampu menumbuhkan
suasana terbuka guna mengkaji apa yang menarik minat siswa, mengeluarkan ide-
ide, kreativitas yang dimilikinya. Sebagai guru profesional dan berkompeten akan
selalu faham atas kemampuan yang dimiliki siswanya, serta guru yang terlatih
atau profesional selalu memiliki strategi dan rencananya, demi mewujudkan suatu
perasaan senang dan antusiasme siswa disaat pembelajaran.
8
Berdasarkan penjelasan beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan,
strategi guru adalah upaya yang dilakukan seorang guru dalam melakukan suatu
hal pembelajaran agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat dan perhatian siswa
demi tercapainya tujuan. Seorang guru bertanggung jawab dalam membimbing,
mendidik, mengarahkan, mengajar dan melatih siswanya agar menjadi lebih baik
daripada sebelumnya.
Seorang guru sebelum menentukan strategi pembelajaran terlebih dahulu
harus benar-benar memahami tujuan dari suatu pembelajaran (Murdiyono,
2012:31). Menurut Hariandi (2019:11) strategi digunakan sebagai cara-cara
tertentu untuk mencapai tujuan termasuk juga metode pengajaran. Metode sebagai
jalan untuk mengimplementasikan daftar rencana pembelajaran yang akan
ditransfer kepada siswa. Dan untuk menentukan strategi pembelajaran seorang
pendidik (guru) harus menyesuaikannya terlebih dahulu dengan kondisi dan
kebutuhan siswa.
2.1.1.2 Prinsip Memilih Strategi Pembelajaran
Dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran terdapat prinsip
yang patut diperhatikan seorang guru (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:45)
diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran
Adalah kemampuan yang di harapkan dapat tercapai setelah siswa
menyelesaikan suatu aktivitas pembelajaran. Guru dapat menentukan atau
memilih suatu strategi yang bakal digunakannya melalui tujuan pembelajaran.
2) Aktivitas dan pengetahuan awal siswa
9
Aktivitas siswa tidak hanya dalam hal fisik saja tetapi juga melibatkan
aktivitas atau aksi yang bersifat psikis ataupun moral. Guru bisa memahami
pengetahuan awal siswanya melalui pretes tertulis ataupun tanya jawab pada
waktu awal suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian guru bisa melakukan
penyusunan strategi dengan memaksimalkan metode yang tepat untuk siswa.
3) Integritas bidang study/pokok bahasan
Mengajar dapat menumbuhkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik karena dalam membangkitkan dan mengembangkan aspek
tersebut terdapat strategi yang dilakukan oleh pendidik.
2.1.1.3 Penerapan Strategi Pembelajaran
Suatu keberhasilan seorang guru dalam memerapkan strategi pembelajaran
bergantung pada kemampuan guru dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang
ada. Berikut adalah hasil analisis yang bisa dijadikan pijakan dasar guru dalam
menentukan suatu strategi pembelajaran yang akan digunakan (Wena, 2011:14-
17), sebagai berikut:
a) Tujuan Pembelajaran
Secara teoritis, tujuan pembelajaran terbagi menjadi 3 jenis yaitu
tujuan pembelajaran ranah kognitif (pengetahuan), afektif dan psikomotorik
yang terdapat dalam taksonomi Bloom. Perbedaan tujuan pembelajaran juga
berdampak pada strategi pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru.
b) Karakteristik Siswa
Berkaitan dengan aspek (bagian) yang melekat pada diri siswa seperti
minat, motivasi, bakat, kemampuan, gaya belajar, kepribadian, dll. Oleh
10
karena itu, guru harus benar-benar memahami karakteristik siswa yang
mengikuti proses pembelajaran.
c) Kendala Sumber / Media Belajar
Media pembelajaran adalah perantara informasi dari pengirim ke
penerima pesan (guru ke siswa). Implementasi strategi pembelajaran bukan
hanya digunakan untuk isi/materi pelajaran akan tetapi sumber/ media belajar
tertentu juga dibutuhkan. Amat sulit bagi seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran jika tidak ada sumber belajar yang memadai. Dan guru harus
mampu kembangkan sumber / media pembelajaran.
d) Karakteristik / Struktur Bidang Study
Perbedaan struktur bidang studi membutuhkan suatu strategi pembelajaran
yang berbeda-beda.
2.1.1.4 Pentingnya Strategi Guru
Johnson (2008:45) mengemukakan bahwa: “Jika guru ahli mengelola
dengan bakat kreatif dan kemampuan mengajar murid-murid di semua level, maka
bisa jadi anda tidak mempunyai kesulitan dalam menjalankan seluruh kurikulum
yang diisyaratkan bagi mata pelajaran atau kelas”. Marno dan Idris (2008:31)
menyatakan bahwa efektifitas seorang pendidik (guru) dinilai dari sosok yang
mampu menyelesaikan tugasnya dan kewajibannya secara profesional.
Guru bukan sekedar berperan sebagai pengajar akan tetapi seorang guru
juga memiliki peran dalam membimbing, memimpin dan menjadi fasilitator
dalam belajar. Pemikiran kreatif dan inovatif mestinya dimiliki oleh pendidik
(guru) dimana hal ini sangatlah penting karena dengan begitu akan lebih mudah
dalam menyusun strategi mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa,
11
adanya strategi mengajar yang dilakukan pendidik dengan begitu dapat
meningkatkan antusiasme, semangat, aktif dalam belajar, serta memiliki rasa
ketertarikan siswa untuk selalu belajar.
2.1.2 Minat Belajar
2.1.2.1 Pengertian Minat Belajar
Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme yang tinggi pada
sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Sedangkan menurut Susanto (2013:58) minat
adalah dorongan atau stimulus yang berasal dari diri seorang individu atau faktor
yang memunculkan suatu ketertarikan siswa secara efektif sehingga dapat
mengakibatkan terpilihnya suatu kegiatan yang bermanfaat, menyenangkan dan
dapat membuat kepuasan dalam diri individu. Minat tidak secara spontan ada
tetapi muncul dari pengalaman, partisipasi dan kebiasaan saat belajar (Sardiman,
2012:76). Minat memiliki pengaruh yang besar dalam aktivitas atau kegiatan
belajar, siswa yang mempunyai kesenangan atau minat pada pembelajaran bakal
serius dalam mempelajarinya dikarenakan adanya ketertarikan atau dorongan
dalam diri seseorang.
Belajar didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang dikerjakan individu
untuk mencapai suatu sikap atau perilaku yang secara keseluruhan menjadi
pengalaman tersendiri dalam hubungan antar individu dan lingkungan atau
kawasannya (Uno, 2011:22). Maka dari itu minat belajar adalah perasaan senang
(suka), bahagia dan tertarik pada suatu kegiatan atau aktifitas dengan tidak ada
yang meminta atau menyuruhnya (Slameto, 2015:180). Untuk mengetahui
12
seberapa besar minat belajar siswa bisa ukur dari ketertarikan, kesukaan, perhatian
dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran (Sardini, 2013:6-8).
Berdasarkan penjelasan di atas, jadi minat belajar ialah rasa ketertarikan
yang timbul dalam diri siswa ketika berpartisipasi dalam kegiatan atau aktivitas
pembelajaran sehingga hasil yang memuaskan dapat tercapai oleh siswa. Jika
siswa memiliki keingintahuan yang tinggi dan rasa tertarik pada pelajaran maka
akan tumbuh minat belajar tersebut, dengan begitu siswa akan rajin belajar dan
selalu berpartisipasi pada kegiatan pembelajaran dengan antusias yang tinggi serta
tanpa ada rasa terbebani di dalam diri.
Cara-cara yang diterapkan oleh seorang guru untuk membangkitkan minat
belajar pada siswa (Slameto, 2010:181) sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada siswa tentang kaitan antara bahan
pembelajaran yang akan diberikan dengan yang telah lewat atau lampau serta
menguraikan manfaat dan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang.
2) Mengaitkan bahan atau materi pengajaran dengan suatu berita yang sedang
heboh atau sensasional yang telah diketahui banyak siswa.
3) Menggunakan hadiah (insentif) sebagai alat yang dipakai untuk menarik
seseorang agar melakukan hal-hal yang tidak ingin di lakukannya.
2.1.2.2 Indikator Minat Belajar Siswa
Minat sangat penting sekali keberadaannya dalam belajar sebab dengan
adanya minat akan memunculkan perasaan senang, ketertarikan dan meningkatkan
perhatian serta sebagai keterlibatan siswa aktif saat pembelajaran. Dalam minat
belajar itu sendiri terdapat empat indikator di dalamnya (Sardini, 2013:6-8),
sebagai berikut:
13
1) Perasaan Senang
Siswa jika memiliki rasa suka (senang) dan tertarik atas pelajaran, akan selalu
mendalami ilmu yang di minatinya dan tidak ada perasaan terpaksa pada diri
siswa dalam mempelajari atau mendalami bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berkaitan pada adanya daya gerak yang memacu untuk merasa tertarik atau
terdorong terhadap benda, orang, dan aktivitas serta pengalaman afektif atau
efisien yang dipicu dalam kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian Siswa
Perhatian yaitu pemusatan atau konsentrasi terhadap suatu pengertian dan
pengamatan yang mengesampingkan hal lain di luar konteks. Dan dengan
sendirinya jika seorang siswa memiliki minat atau ketertarikan pada objek
maka akan selalu mengamati objek.
4) Keterlibatan Siswa
Seseorang yang mempunyai rasa tertarik dan suka pada suatu objek akan
timbul kesenangan dalam melakukan dan mengerjakan aktivitas yang
bersangkutan dari objek yang dituju.
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Amidah (2013:7) mengemukakan bahwa minat seorang siswa
dapat dibangkitkan dengan dua hal, sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian yaitu tindakan yang dilakukan seseorang dengan
penentuan rangsangan atau dorongan nan muncul dari luar lingkungannya,
serta perhatian seseorang akan terarah pada sesuatu yang baru.
14
2) Insentif (hadiah) yaitu memotivasi (merangsang) guru melalui apresiasi
dalam bentuk hadiah (imbalan) untuk individu yang memiliki prestasi
melebihi prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja guru akan
meningkat sebab pada umumnya manusia akan suka menampung yang
baiknya saja.
2.1.2.4 Solusi Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Minat belajar dijadikan salah satu bagian atau aspek penting dalam
keberhasilan atau tercapainya pembelajaran dan proses tersebut akan berjalan
dengan lancar jika ada minat. Guru sebagai penggerak roda pendidikan harus tetap
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Di samping itu, sebagai
seorang guru mesti mampu membangkitkan minat belajar siswa disaat melakukan
pembelajaran dan keberhasilan belajar bisa dilihat dari minat siswa saat belajar.
Perlu dipahami, siswa pada tingkat sekolah dasar itu cenderung meniru apa yang
orang lain lakukan.
Menurut Slameto (2015:181) mengatakan bahwa terdapat beberapa solusi
yang dapat diterapkan guru guna membangkitkan minat belajar pada siswa,
sebagai berikut:
1. Memperkenalkan materi yang dirancang dengan cara yang sistematis, lebih
praktis serta dalam penyajiannya berseni.
2. Menginspirasi dan memberi suatu rangsangan pada siswa agar menaruh
perhatian yang tinggi pada bidang studinya.
3. Kembangkan kebiasaan teratur.
4. Meningkatkan kondisi fisik peserta didik (siswa).
5. Menjaga cita-cita dan ambisi siswa.
15
6. Menyediakan fasilitas pendukung yang memadai.
Guru sebagai penyampai materi atau pesan dituntut agar mempunyai
kreatifitas dan inovatif saat pembelajaran, guru profesional dan berkompeten pasti
memiliki strategi tersendiri dalam menyampaikan materi guna membangkitkan
minat belajar. Seorang guru sebelum menerapkan strategi pembelajaran diawali
dengan menentukan teknik yang dianggap cocok pada strategi yang diterapkan
dan setiap guru memiliki taktiknya masing-masing dalam menjalankan teknik
tersebut.
2.1.3 Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19
Zhou et.al (2020) mengemukakan bahwa COVID-19 merupakan penyakit
baru yang sebelumnya belum pernah di temukan pada manusia, kemudian WHO
sudah menetapkan virus ini sebagai keadaan darurat pada kesehatan manusia yang
merisaukan seluruh dunia dan ditetapkan pada akhir Januari 2020. Pemerintah
mengeluarkan kebijakan diawal bulan April yang termuat pada Permenkes RI No.
9 Tahun 2020 mengenai “Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar guna
penanganan COVID-19”, berisi tentang “adanya pembatasan aktivitas di sekolah,
keagamaan atau keyakinan, tempat kerja, tempat fasilitas umum, kegiatan sosial
dan budaya, sarana transportasi, dan kegiatan lainnya yang berkenaan dengan
aspek atau bagian pertahanan atau penjagaan serta keamanan dengan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh wilayah-wilayah yang mengajukan PSBB”.
Bentuk penerapan PSBB dalam bidang pendidikan sesuai Permenkes RI
No. 9 Tahun 2020 yaitu proses pembelajaran dilaksanakan dari tempat tinggal
masing-masing individu melalui perangkat pendukung yang memiliki keefektifan
16
cukup tinggi untuk menggantikan pembelajaran di lingkungan sekolah. Hal ini
memiliki sebutanstudy From Home (SFH) yang dimana kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan sistem jarak jauh.
Dengan adanya COVID-19 yang semakin meluas penyebarannya, maka
semua aktivitas di batasi dan terdapat kebijakan stay from home (SFH) serta
pemerintah juga telah melarang melakukan pembelajaran tatap muka langsung
antara pendidik (guru) dan siswa di sekolah maka dari itu agar siswa tetap bisa
belajar di selenggarakanlah pembelajaran dalam jaringan. Menurut Syah
(2020:399-400) di tengah COVID-19 melanda, terdapat kerjasama yang baik
antara pemerintah, orang tua, guru dan sekolah dalam pelaksanaan Study From
Home (SFH). Dengan adanya perubahan pada pelaksanaan pembelajaran saat
COVID-19 tentunya menjadi tantangan baru bagi seluruh lembaga pendidikan.
Dengan begitu, sebagai tenaga pendidik perlu memikirkan cara yang efektif
(berhasil) dan efisien dalam penerapan pembelajaran dalam jaringan tetap berjalan
dengan baik dan lancar meskipun siswa harus belajar dari tempat tinggal masing-
masing. Walaupun pembelajaran tatap muka tidak terlaksana akan tetapi siswa
tetap bisa saling berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi dengan sumber
belajarnya secara terpisah dengan jarak yang berjauhan.
Permendikbud No. 119 Tahun 2014 menyatakan bahwa “pendidikan jarak
jauh (PJJ) yaitu pendidikan yang siswanya terpisah dari guru atau pendidik, dan
pembelajarannya memanfaatkan sumber belajar dengan implementasi prinsip
teknologi pendidikan. Pembelajaran jarak jauh akan berlangsung efektif jika
melibatkan interaksi atau hubungan antara pendidik (guru) dan siswa, siswa dan
siswa, pembelajar dengan media (Munir, 2012:17). Terdapat beberapa kriteria
17
dalam pembelajaran jarak jauh secara online bagi guru atau pembelajar (Munir,
2012:27), sebagai berikut:
a. Memberi peserta didik kesempatan yang fleksibel (luwes) sesuai dengan
keinginan dan minatnya.
b. Pembelajar akan mendapatkan lebih banyak materi pembelajaran karena
memiliki lebih banyak sumber informasi daripada yang ia dapatkan di ruang
kelas tradisional (konvensional).
c. Terbiasa memakai komputer sebagai sumber informasi yang bermanfaat
untuk memperoleh bermacam informasi.
d. Pembelajaran tradisional (konvensional) mencakup kolaborasi antar peserta
didik.
Menurut Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 dimana proses belajar
dari rumah melalui pembelajaran daring (jarak jauh) dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani
tuntutan menunaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Pembelajaran dalam jaringan merupakan bentuk pendidikan jarak jauh
dengan beragam metode pengajaran yang dalam pengajarannya dilaksanakan
secara berjauhan atau terpisah dari aktivitas dan sumber belajar (Mustofa et.al.,
2019). Menurut Gikas dan Grant (2013) pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan
memerlukan adanya perangkat yang mendukung seperti handphone, tablet, laptop
dan komputer yang mempunyai fleksibelitas tinggi untuk mengakses kabar atau
informasi. Sistem pembelajaran dalam jaringan banyak menggunakan media
online berupa aplikasi yakni seperti Edmodo, Google Classroom, dan aplikasi
18
yang bisa bertatap muka secara online seperti Zoom dan Google Meet yang bisa
dipakai pada pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan serta aplikasi yang lebih
gampang dan sering digunakan yaitu Whatsapp (Nadia, 2020:2). Dalam
pembelajaran daring terdapat hal-hal yang menghambat berlangsungnya
pembelajaran seperti terbatasnya akses internet (kuota dan jaringan internet).
Dengan kondisi seperti sekarang ini yang serba terbatas maka diperlukan
pemahaman atau wawasan dan kreativitas seorang guru dalam menyusun
pembelajaran secara daringnya supaya dapat menarik atau memancing minat
siswa untuk belajar ketika mengikuti pembelajaran dalam jaringan (online).
2.1.4 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama oleh Amidah (2013) dalam hasil penelitiannya
yang berjudul “Strategi Guru Dalam Meningkatakan Minat Belajar Siswa kelas V
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 147
Palembang” menyimpulkan bahwa minat siswa kelas V pada Mata Pelajaran PAI
terbilang baik, hal ini disebabkan adanya faktor yang mendukung minat siswa
seperti faktor perhatian dan intensif dari guru. Terbukti dari kehadiran siswa di
kelas, kepatuhannya terhadap tugas yang diberikan guru baik berupa hapalan
maupun tulisan dan keaktifan pada pembelajaran. Strategi yang pendidik (guru)
terapkan sudah bervariasi walaupun terkadang masih ada kekurangan dalam
pelaksanaannya, seperti guru selalu menggunakan metode ceramah di awal
pembelajaran dan guru juga belum menggunakan prosedur strategi pembelajaran
yang sesuai. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian kuatitatif.
19
Penelitian kedua oleh Marwoto (2012) dalam hasil penelitiannya yang
berjudul “Strategi Guru Sejarah Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Sejarah Di SMAN 10 PEKANBARU” menyimpulkan bahwa
siswa masih kurang memiliki minat untuk belajar serta sistem hafalan masih
diterapkan. Kurangnya minat untuk belajar pada siswa terlihat ketika siswa masih
suka keluar masuk kelas saat jam pelajaran, kurangnya interaksi antar siswa dan
penjelasan guru sulit dimengerti oleh siswa, hal tersebut akan mengakibatkan
menurunnya hasil belajar pada siswa. Maka dengan hal tersebut membuat guru
memikirkan strategi yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan minat siswa
pada pelajaran sejarah. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian ketiga oleh Wildanum (2019) dalam skripsinya yang berjudul
“Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII YPI SMP
SUNAN AMPEL BANGSAL MOJOKERTO” menyimpulkan bahwa minat
belajar pada siswa kelas VIII pada pembelajaran IPS tergolong masih rendah,
terlihat saat jam pelajaran masih banyak siswa tidak mengikuti pelajaran saat
kelas dimulai, saat guru menjelaskan materi siswa tidak fokus mendengarkan guru
sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini membuat guru
menerapkan metode yang variatif dengam menggunakan media walaupun sarana
prasarana kurang memadai, menciptakan gaya mengajar yang humoris dan
menyenangkan agar siswa merasa nyaman, semangat dan berminat dalam belajar.
penelitian ini memakai pendekatan penelitian kualitatif.
Dari hasil penelitian relevan atau terdahulu, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan dan perbedaan dari penelitian yang hendak dilakukan
oleh peneliti. Persamaannya ialah terletak pada strategi, subjek yang digunakan
20
yaitu pendidik (guru) dan siswa serta pendekatan yang dipakai dalam penelitian
ini yaitu kualitatif deskriptif. Perbedaannya terdapat pada letak objeknya yang
diteliti, jika pada penelitian terdahulu minat belajarnya diteliti di dalam kelas
maka pada penelitian ini akan diteliti minat belajar yang dimiliki siswa di saat
pembelajaran dalam jaringan atau online.
2.2 Kerangka Berfikir
Dalam penelitian, kerangka berfikir merupakan proses atau tahap yang
dilaksanakan pada saat menyusun atau menata suatu penelitian. Supaya mudah
dipahami dan diketahui oleh pembaca mengenai alur dari penelitian yang peneliti
lakukan maka dibuatlah kerangka berfikir. Kerangka berfikir tersebut dapat
berupa gambar atau bagan yang dipakai untuk menjelaskan atau mewakili garis
besar dari penelitian tersebut. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian
kualitatif.
Minat sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan belajar
siswa. Pada penelitian ini minat belajar pada siswa saat pembelajaran dalam
jaringan cukup baik, sesuai dengan hasil observasi awal sehingga akan diteliti
lebih mendalam lagi faktor-faktor penyebabnya. Dan guru menjadi objek utama
sebab perannya lah yang berguna untuk membangkitkan minat belajar pada siswa.
Guru dapat melihat siswanya berminat atau tidak dalam belajar bisa terlihat dari
ketertarikan, perhatian, kesukaan dan keterlibatan siswa saat pembelajaran karena
minat pada siswa itu berbeda-beda. Maka dari itu guru memiliki strategi tersendiri
dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan siswa dalam membangkitkan minat
belajar pada siswa saat pembelajaran dalam jaringan.
21
Kerangka berfikir pada penelitian ini, terlihat pada bagan yang dipaparkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Minat Belajar Siswa Strategi Guru
Sistem Pembelajaran
Dalam jaringan
Masa Pandemi COVID-19
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi. Peneliti melakukan penelitian tepatnya di kelas
IA. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan di semester ganjil tahun ajaran
2020/2021. Sekolah dasar ini merupakan salah satu sekolah islam terpadu di kota
Jambi dan menerapkan kurikulum 2013.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan di penelitian ini ialah pendekatan kualitatif.
Dimana yang dikatakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mempunyai
tujuan dalam memahami suatu fenomena atau kejadian yang terjadi pada subjek
penelitian secara keseluruhan sesuai kondisi objektif tanpa memanipulasi kata
serta bahasa yang berbentuk deskripsi pada konteks atau situasi tertentu yang
alamiah dengan memanfaatkan beragam metode (Moeleong, 2010:6).
Penelitian ini memakai jenis penelitian fenomenologi, dimana
fenomenologi merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat
suatu kejadian atau fenomena yang nyata serta untuk mengkaji kejadian-kejadian
tersebut secara mendalam dengan menguraikan peristiwa yang diamati (Creswell,
2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi apa yang
digunakan oleh guru kelas IA dalam membangkitkan minat belajar siswanya pada
sistem pembelajaran dalam jaringan masa pandemi COVID-19.
23
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian kualitatif ini berupa teks tentang strategi guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
masa pandemi COVID-19 di kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi yang
didapat dari rumusan masalah. Data adalah suatu berkas dan informasi berupa
fakta yang mana digunakan untuk menentukan hasil dari penelitian. Data yang
diambil pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.
Data primer berarti data diperoleh atau didapat langsung dari sumber tanpa
perantara. Di penelitian ini data primer didapati dari hasil observasi dan
wawancara secara langsung. Data sekunder ialah data yang sudah tersedia dan
tidak bisa didapatkan langsung dari sumbernya. Di penelitian ini yang termasuk
data sekunder berupa data yang terkait dengan penelitian dan diambil dari
dokumentasi SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
Sumber data merupakan subjek yang bisa memberikan informasi atau
berita tentang data yang ingin diteliti atau diperoleh. Sumber data di penelitian
kualitatif ini yaitu guru, siswa dan kepala sekolah SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi
yang menggunakan strateginya dalam membangkitkan minat belajar pada siswa
saat pembelajaran dalam jaringan.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti. Dalam
penelitian kualitatif, subjek penelitian tersebut ialah informan. Adapun subjek
penelitian ini yaitu guru kelas IA, siswa kelas IA dan kepala sekolah SDIT
Diniyyah Al-Azhar Jambi.
24
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah tahap-tahap atau langkah terpenting saat
penelitian, sebab tujuan yang utama dari sebuah penelitian yaitu untuk
mendapatkan atau memperoleh berupa data (Sugiyono, 2010:308). Dalam
penelitian kualitatif ini memakai teknik pengumpulan datanya yang ditemukan
berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.5.1 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan peneliti guna
melangsungkan pengamatan langsung terhadap objek dan melakukan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena yang di selidiki (Suhandi, 2017:171).
Observasi ini dilakukan untuk menjaga keaslian dan keakuratan data yang
ditemukan di lapangan. Kegiatan observasi ini dilakukan selama peneliti
melaksanakan penelitian di SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi dan pengamatan ini
dilakukan terhadap guru kelas IA saat melaksanakan pembelajaran dalam
jaringan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal di penelitian ini maka peneliti
juga melakukan observasi minat belajar pada siswa saat pembelajaran dalam
jaringan.
Dalam melakukan penelitian agar observasi menjadi terstruktur, peneliti
harus membuat pedoman observasi yang berupa daftar informasi yang mau
didapati peneliti. Pedoman observasi ini dimaksudkan untuk membantu peneliti
dalam meneliti keadaan yang berkaitan dengan strategi yang dipakai guru kelas
dalam membangkitkan minat siswa kelas IA melalui sistem pembelajaran dalam
jaringan serta minat siswa pada pembelajaran dalam jaringan. Adapun pedoman
observasi sebagai berikut:
25
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Kelas IA
Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi
Strategi guru dalam
membangkitkan
minat belajar siswa
pada sistem
Penyajian materi
yang dirancang
a. Menata isi atau muatan suatu bidang
studi.
b. Menyajikan isi/materi pelajaran secara
sistematis, praktis dan lebih berseni.
pembelajaran dalam
jaringan masa
pandemi COVID-19
di sekolah dasar.
Pemberian
rangsangan
a. Mendorong siswa agar antusias dan
semangat saat belajar.
b. Memberi penghargaan kepada siswa
yang menaruh perhatian pada
pembelajaran.
Mengembangkan
kebiasaan teratur
a. Pengaturan jadwal dan waktu
pembelajaran.
Meningkatkan
kondisi fisik
peserta didik
(siswa)
a. Memberikan perhatian pada siswa saat
pembelajaran dalam jaringan.
b. Menjaga komunikasi dengan siswa
disaat pembelajaran dalam jaringan.
Menyediakan
fasilitas
pendukung yang
memadai
a. Persiapan yang dibutuhkan pada
pembelajaran dalam jaringan.
b. Pemilihan metode dan media pada
pembelajaran dalam jaringan.
(Sumber: Dimodifikasi dari Slameto, 2015:181)
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Kelas IA
Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi
Minat belajar yang
dimiliki siswa
Perasaan
Senang
Kesukaan atau kesenangan siswa pada
pembelajaran dalam jaringan (online).
Ketertarikan
Siswa
Ketertarikan siswa pada objek atau alat yang
dimanfaatkan pada pembelajaran dalam
jaringan.
Perhatian Siswa konsentrasi siswa selama pembelajaran dalam
jaringan.
Keingintahuan dan keberanian yang tinggi pada
siswa.
Keterlibatan
Siswa
Kesiapan siswa saat menerima atau memperoleh
pelajaran.
Keterlibatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
(Sumber: Dimodifikasi dari Sardini, 2013:6-8)
3.5.2 Wawancara
Wawancara yaitu aktivitas tanya jawab atau diskusi secara lisan dikerjakan
minimal dua orang dan bisa lebih dengan tatap muka untuk mendengar informasi
tentang pertanyaan yang mau dicari tahu lebih mendalam. Hal ini juga
diungkapkan oleh Gunawan (2013:160) untuk memperkuat pengertian di atas,
26
wawancara merupakan percakapan atau diskusi yang dimaksudkan pada suatu
problem tertentu dan menjadi suatu proses diskusi dengan lisan yang mana
dilakukan oleh dua orang dan bisa lebih yang bertatap muka langsung. Peneliti
memakai teknik wawancara terstruktur di penelitian ini, dimana wawancara ini
menggunakan serangkaian pertanyaan yang telah disusun dan dipersiapkan oleh
peneliti untuk di caritahu pada narasumber, kemudian narasumber atau informan
diarahkan untuk memberikan jawaban sesuai pada situasi sebenarnya, dengan
begitu kegiatan wawancara akan lebih kondusif dan terarah.
Kegiatan wawancara dilaksanakan sampai data jenuh, jika saat penelitian
pada lembar observasi tidak ditemukan jawabannya maka bisa dimasukkan pada
lembar wawancara dan ditanyakan atau di caritahu pada narasumber. Wawancara
yang akan diperoleh berupa deskripsi tentang strategi yang dipakai guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
masa pandemic COVID-19 di kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi ini.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IA dan kepala sekolah SDIT
Diniyyah Al-Azhar Jambi.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
Variabel Sumber Data Indikator Sub Indikator
Strategi guru dalam
membangkitkan minat
Kepala Sekolah dan
Guru kelas 1A
Tujuan
pembelajaran
Kesiapan guru pada proses pembelajaran
dalam jaringan masa pandemi COVID-19.
belajar siswa pada
sistem pembelajaran
Strategi yang digunakan berkaitan dengan
tujuan pembelajaran.
dalam jaringan masa
pandemi COVID-19
Karakteristik
Siswa
Kesiapan, minat dan keterlibatan siswa
pada sistem pembelajaran dalam jaringan.
di sekolah dasar. Strategi guru dalam membangkitkan
minat belajar siswa dengan karakteristik
siswa yang berbeda-beda.
Kendala
media/sumber
Kendala guru dalam sumber belajar dan
media pada pembelajaran dalam jaringan.
Belajar Kendala dan solusi mengatasi
permasalahan pembelajaran dalam
jaringan masa pandemi COVID-19.
(Sumber: Dimodifikasi dari Wena, 2011:14-17)
27
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data menggunakan dokumen-dokumen
berupa tulisan, foto atau gambar, dan benda lainnya yang berkaitan atau
berhubungan dengan aspek atau bagian yang diteliti. Suatu dokumentasi ini
dimanfaatkan dalam memperoleh atau mencapai data sekunder. Pada penelitian
yang peneliti lakukan juga menyediakan atau menyajikan dokumentasi hasil
penelitian berupa foto-foto ketika berlangsungnya aktivitas atau kegiatan pada
pembelajaran dalam jaring, wawancara bersama kepala sekolah dan guru kelas IA
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
3.6 Uji Validitas Data
Teknik keabsahan data pada penelitian ini memakai teknik triangulasi
data, yaitu pengumpulan datanya berbeda-beda atau berlainan untuk mendapatkan
suatu data dari sumber yang sama atau selaras. Teknik triangulasi data pada
penelitian ini memakai metode dengan teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini triangulasi sumbernya terdiri
dari pendidik (guru), siswa dan kepala sekolah. Triangulasi waktu yaitu pagi dan
menjelang siang. Data yang disampaikan merupakan data yang sudah disetujui
dosen ahli.
3s.7 Teknik Analisis Data
Menurut sugiyono (2016:91) teknik analisis data di penelitian kualitatif
yaitu data lapangan yang dilaksanakan secara interaktif hingga berlangsung
28
dengan terus-menerus sampai selesai atau tuntas, hingga akhirnya data jenuh. Jika
tidak ditemukan data atau informasi baru, maka data tersebut dianggap jenuh.
Tahapan-tahapan dalam teknik analisis data lapangan model Miles dan
Huberman, meliputi sebagai berikut:
a. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data yaitu meringkas, memilah suatu hal-hal atau masalah
utama, terfokus pada masalah yang penting atau utama, dicari dan digali point
serta modelnya. Dengan begitu, data yang sudah direduksi memberikan
bentuk atau deskripsi yang lebih jelas dan dapat dipahami serta memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak data.
b. Penyajian data (data display)
Sesudah data direduksi, langkah selanjutnya yaitu mendislpay data.
Penyajian atau representasi data berupa deskripsi singkat, diagram, kaitan
antar kategori atau bagian dan sejenisnya. Dan lebih umum dipakai pada
penyajian data kualitatif melalui teks narasi.
c. Penarikan kesimpulan (verifivation)
Tahapan ketiga atau terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan
awal pada suatu penelitian bersifat sementara, hal ini bisa berubah jika
ditemukannya bukti kuat untuk mendukung pengambilan data yang lebih
banyak. Dalam proses menemukan bukti atau fakta ini dinamakan verifikasi
data. Akan tetapi jika kesimpulan awal didukung berupa bukti atau data
berupa fakta yang kuat dan konsisten terhadap kondisi atau keadaan yang
didapati ketika kembalinya peneliti ke lapangan maka disimpulkan apa yang
didapat bisa dipercaya atau kredibel.
29
3.8 Prosedur Penelitian
Prosedur atau tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun instrumen penelitian
Penyusunan instrumen berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data
yang dijadikan sumber penelitian. Adapun instrumen yang dipakai sebagai
pengumpulan data yaitu lembar observasi atau pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi.
b. Mendatangi informan
Mendatangi informan bertujuan agar kesalahpahaman tidak terjadi
bagi informan dan untuk memperoleh data akurat maka peneliti harus
mendatangi informan secara langsung supaya keabsahan informasi didapat.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian, aktivitas yang dilaksanakan yaitu
mengumpulkan data berupa instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan,
lalu mengolah data, menganalisis data, dan menyimpulkan data. Dalam
kegiatan ini, peneliti membawa surat izin dari FKIP UNJA untuk mengambil
data di lapangan.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian, dilaksanakan aktivitas berupa penyusunan
data-data yang telah diperoleh dan analisis dalam bentuk laporan hasil
penelitian yang akan di tempatkan pada BAB IV dan BAB V.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi yang berdiri
pada tahun 1999 dan berlokasi di Jl. Kolonel Amir Hamzah No. 32, Sungai
Kambang Kel. Simpang IV Sipin, Kec. Telanaipura, Kota Jambi, Prov. Jambi.
Keberadaan bangunan sekolah sangat strategis berada di pinggir jalan raya dan
berdiri di atas lahan seluas 3,5 ha, SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi merupakan
salah satu sekolah dasar islam terpadu di kota Jambi yang menerapkan kurikulum
2013, Kurikulum PPK (Pembelajaran, Pembinaan dan Keagamaan), Kurikulum
Al-Azhar Asy-Syarief Mesir untuk pelajaran Agama, Bahasa Arab dan Tahfizhul
Qur’an, Kurikulum Yamaha Musik Indonesia untuk pembelajaran Musik,
Kurikulum Cambidge untuk pembelajaran Bahasa Inggris.
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi juga menerapkan full day school serta
telah terakreditasi A. Dalam sistem pembelajaran menggunakan scientific
(memotivasi siswa dalam mengamati, menanya, mencoba dan menciptakan), juga
senantiasa mengintegrasikan nilai-nilai budi pekerti yang berbasis karakter qur’ani
serta mengaplikasikan dalam pembiasaan sehari-hari pada kegiatan belajar
mengajar seperti pembiasaan beribadah, membaca dan menghafal al-qur’an dan
surat-surat pendek serta penerapan budi pekerti luhur sehari-hari.
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi juga memiliki program-program unggulan
diantaranya: (1) Bulan Bahasa; (2) DIAZ Talent Show; (3) DIAZ Expo; (4)
Program Kelas Terbaik; (5) Top Ten Teachers Every Month; (6) Good Class
31
Every Month; (7) Program Moving Class untuk Kelas VI; (8) Pentas Seni; (9)
Super Camp dan Pesta Siaga; (10) Mabit (Malam Bina Iman dan Takwa); (11)
Pawai Ta’aruf; (12) Tahfizhul Qur’an; (13) Senam dan Marathon Bersama; (14)
Outbound; (15) OSDIAZ Junior (Organisasi Siswa Diniyyah Al-Azhar Jambi);
(16) Kunjungan ke Panti Sosial.
4.1.2 Visi dan Misi SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi
4.1.2.1 Visi SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi
“Menjadi sekolah Islam yang terkemuka, unggul dalam prestasi,
berakhlak mulia dan berbudaya lingkungan yang siap menuju Word Class
Institution 2025 yang menyeimbangkan pola pengajaran terpadu: Al-
Qur’an, Hadist dan keilmuan modern”.
4.1.2.2 Misi SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi
1. Melakukan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik di bidang pendidikan.
3. Memberdayakan secara optimal potensi SDM dalam mendidik dan
membimbing siswa untuk membentuk generasi yang unggul dalam
berprestasi, berakhlak mulia, cerdas, beriman dan bertaqwa.
4. Senantiasa berusaha menjadi pendidik yang berkarakter untuk
melahirkan peserta didik yang berkarakter.
5. Senantiasa berusaha seoptimal mungkin menjadi lembaga pendidikan
Islam yang terkemuka baik dalam provinsi Jambi maupun ditingkat
Nasional.
6. Melakukan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
melalui berbagai pendidikan dan latihan.
32
7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan secara
profesional.
8. Mengembangkan kecerdasan majemuk (Multy Intelligent) melalui
kegiatan yang kreatif dan inovatif, sesuai bakat, minat dan kepribadian.
9. Melakukan pembinaan dan penegakan aturan secara konsisten.
10. Mengembangkan pendidikan karakter, dan membudayakan keteladanan
dalam sikap, tutur kata dan perbuatan.
11. Mewujudkan siswa yang berbudaya lingkungan.
12. Menciptakan siswa yang siap bersaing di era globalisasi dalam
menghadapi word class institution.
4.1.3 Siswa Kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi
Siswa kelas IA berjumlah 18 orang dalam satu kelas, yang terdiri dari
10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Minat belajar siswa-siswi kelas IA
tergolong cukup baik dalam belajar. Mereka antusias dan memiliki semangat
yang tinggi dalam belajar walaupun terkadang merasa jenuh jika terlalu lama
belajar.
Tabel 4.1 Nama-Nama Siswa Kelas IA
No. Nama Siswa L / P No. Nama Siswa L / P
1. Abiyan Nandana Sanra L 10. Khaira Talita Rumi P
2. Aqilla Queensha Zahrana P 11. Khadijah Rayi Atmaja P
3. Ar-Rayyan Zain L 12. M. Al-Ghifari Anandra L
4. Arzanka Fatharian Falillah L 13. M. Ibhas Zilfian L
5. Atifa Arasy Mubarak P 14. M. Naufal Adha L
6. Aurea Qaireen Zaakira A P 15. Muhammad Chailean U L
7. Caisar Azzi Pradopo L 16. Muhammad Hamizan P L
8. Faiza Alya Aziza P 17. Qurrota Mikaila P
9. Fajrah Nada Nadifa P 18. Raifan Azka Prawira L
33
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi dengan
menetapkan kepala sekolah, guru kelas IA dan siswa kelas IA sebagai subjek
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada 14 November 2020 s/d 12 Desember
2020. Fokus dalam penelitian ini mengenai strategi guru dalam membangkitkan
minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan masa pandemi
COVID-19 di sekolah dasar.
Pengambilan data dilakukan melalui observasi terstruktur terhadap guru
kelas IA saat melaksanakan pembelajaran dalam jaringan dan untuk memperoleh
hasil yang maksimal di penelitian ini maka peneliti juga melakukan observasi
minat belajar pada siswa saat pembelajaran dalam jaringan. Kegiatan observasi ini
dilakukan selama peneliti melaksanakan penelitian di SDIT Diniyyah Al-Azhar
Jambi. Guru menggunakan aplikasi Zoom pada sistem pembelajaran dalam
jaringannya agar bisa bertatap muka dengan siswa dan mengetahui bagaimana
ketertarikan (minat) siswa saat belajar. Penelitian ini juga diperoleh melalui
wawancara terstruktur, dimana wawancara ini menggunakan serangkaian
pertanyaan yang telah disusun dan dipersiapkan oleh peneliti untuk di caritahu
pada narasumber. Wawancara ini dilakukan bersama guru dan kepala sekolah
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi. Data selanjutnya diperoleh dari hasil
dokumentasi berupa foto, video dan dokumen penunjang serta arsip-arsip
dokumentasi yang dianggap berkaitan dengan topik yang diteliti.
4.2.1 Hasil Observasi
Berdasarkan data hasil pengamatan (observasi) melalui Zoom, ada
beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di lapangan mengenai
34
strategi guru dalam membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran
dalam jaringan masa pandemi COVID-19 di sekolah dasar.
Peneliti menjabarkan secara deskriptif hasil observasi yang dilakukan
peneliti terhadap guru kelas IA dalam membangkitkan minat belajar siswa dan
minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan sebagai berikut:
4.2.1.1 Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada
Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di
Sekolah Dasar.
1. Penyajian Materi yang Dirancang
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada kelas IA SDIT Diniyyah
Al-Azhar Jambi, guru menyajikan materi yang dirancang dengan menata
isi atau muatan bidang studi terlebih dahulu seperti membuat RPP dan
perangkat lainnya dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, kemudian
guru menyajikan materi pelajaran secara sistematis, praktis dan berseni
terlihat pada proses pembelajaran guru memotivasi siswa dalam
mengamati, menanya, mencoba dan menciptakan.
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa strategi guru yang
utama dalam membangkitkan minat belajar siswa yaitu menata isi dan
menyajikan materi secara sistematis serta praktis dalam sebuah RPP. Hal
ini dilakukan guru agar materi atau isi pembelajaran lebih mudah dipahami
dan di mengerti oleh siswa serta pembelajaran tersampaikan kepada siswa.
2. Pemberian Rangsangan
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada kelas IA, guru
mendorong siswa agar antusias dan semangat dalam belajar dengan cara
35
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode tanya
jawab, penugasan (latihan), games dan kemudian juga menggunakan ice
breaking. Metode games dilakukan jika guru melihat siswa mulai jenuh,
gelisah dan tidak fokus memperhatikan guru saat belajar dalam jaringan,
salah satu game yang digunakan yaitu game fokus. Disaat bermain game
siswa terlihat sangat senang, antusias mengikuti game tersebut dengan
suara yang bersemangat dan jika saat bermain game siswa salah maka
diberi hukuman dengan muroja’ah surah an-naba ataupun an-naziat
terkadang juga bermain game tahfizh berantai. Hukuman yang diberikan
oleh guru juga sangat bagus dengan begitu siswa akan lebih mengingat
hafalan tahfiznya. Kemudian ice breaking yang biasanya dilakukan oleh
guru disela-sela pembelajaran yaitu bernyanyi maupun senam otak. Jika
guru melihat siswa sudah semangat lagi untuk belajar maka guru
melanjutkan kembali pembelajaran dengan wajah yang selalu tersenyum,
ceria dan ramah. Dan saaat guru bertanya tetapi tidak ada respon dari
siswa maka guru memberikan yel-yel “mana suaramu” lalu siswa
menjawab “ini suaraku” dengan nada bersemangat setelah itu guru
bertanya dengan nada tegas “masih semangat” siswa serentak menjawab
“semangat ustadzah” lalu pembelajaran dilanjutkan kembali. Guru juga
mendorong semangat belajar siswa dengan cara mengirimkan rekaman
suara kepada penyiar radio yang berisi kata-kata motivasi untuk siswanya
agar terus semangat dalam belajar.
Kemudian pengamatan selanjutnya, peneliti melihat bahwa guru
memberikan penghargaan berupa reward untuk siswa yang memperhatikan
36
guru dalam menyampaikan materi dan saat ditanya siswa bisa menjawab
pertanyaan yang diajukan maka dengan begitu siswa mendapatkan
tambahan skor dalam bentuk bintang, acungan jempol, tepuk tangan, dan
kata-kata motivasi untuk membangkitkan minat belajar siswa. Dengan
adanya pemberian penghargaan sebagai bentuk apresiasi ini membuat
siswa menjadi berlomba-lomba untuk mendapatkannya, hal ini juga
sangatlah menarik perhatian, semangat, dan antusias serta minat siswa
dalam belajar.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
strategi yang dilakukan oleh guru dalam membangkitkan minat blajar
siswa saat pembelajaran dalam jaringan yaitu dengan memberikan
rangsangan berupa dorongan dan penghargaan sebagai bentuk apresiasi
agar siswa antusias, semangat dan menaruh perhatian yang lebih saat
kegiatan belajar.
Gambar 4.1 Kegiatan Games
37
3. Mengembangkan Kebiasaan Teratur
Peneliti melakukan pengamatan di kelas 1A SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi mengenai pengaturan jadwal dan waktu pembelajaran di
masa pandemi COVID-19. Untuk pengaturan jadwal pembelajaran mulai
hari senin-sabtu telah disusun sebaik mungkin mulai dari belajar tema,
tahfizh dan mata pelajaran yang berdiri sendiri. Akan tetapi guru juga
membagi waktu pembelajaran menjadi dua shif pagi dan malam. Hal ini
dilakukan karena mayoritas orang tua siswa kelas IA memiliki kesibukan
masing-masing dan siswa kelas 1 masih menggunakan handphone orang
tua maka dari itu tergantung orang tuanya kapan berada dirumah. Bagi
siswa yang bisa pagi maka mengikuti pembelajaran pagi hari dan bagi
yang tidak bisa pagi hari maka mengikuti pembelajaran pada malam hari.
Pembelajaran pagi hari dilaksanakan mulai jam 09.00-selesai dan malam
hari mulai jam 18.45-selesai. Akan tetapi semuanya di koordinasi dahulu
melalui group WhatsApp yang berisi guru kelas IA dan orang tua siswa
dan pembelajaran dilaksanakan melalui aplikasi Zoom.
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan, kemudian peneliti
melihat bahwa diawal pembelajaran guru terlebih dahulu bertanya
mengenai keseharian siswa selama belajar dari rumah, hafalannya dan
guru juga menanyakan apakah sudah sholat dhuha dan jika siswa belum
sholat dhuha maka guru menasehati agar siswa terbiasa untuk sholat,
kemudian guru menuntun siswa untuk belajar dengan diawali berdoa
berdasarkan adab berdoa yang baik dan benar, lalu guru menanyakan
kabar dengan bahasa Arab “kaifa haluk” siswa serentak menjawab dengan
38
semangat “alhamdulillah ana bi khoir” setelah itu guru meminta siswa
untuk muroja’ah surah yang telah dihafalkan. Selanjutnya guru
menggunakan 3 bahasa dalam berbicara dengan siswa, bahasa yang
digunakan yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Guru juga
membiasakan siswa dengan hal-hal yang sederhana minum dengan tangan
kanan dan jika saat belajar siswa mengangkat kaki lalu guru menegur
dengan sopan “duduk anak sholeh” siswa mengerti dan langsung
menurunkan kaki.
Dengan adanya pengaturan waktu dan kebiasaan-kebiasaan yang
diterapkan tersebut merupakan salah satu strategi guru dalam
mengembangkan kebiasaan teratur kepada siswa agar siswa memiliki
semangat dan minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.
Gambar 4.2 Pembiasaan Berdoa Sebelum Belajar
39
4. Meningkatkan Kondisi Fisik Siswa
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti melihat bahwa
guru selalu memperhatikan siswanya dalam proses belajar mengajar
walaupun hanya melalui Zoom dan tidak secara langsung. Cara guru
memperhatikan siswa melalui pembelajaran dalam jaringan yaitu diawal
pembelajaran guru selalu menanyakan sudah sholat, sudah sarapan, guru
juga selalu memberikan wajah tersenyum, ceria agar siswa senang
melihatnya kemudian jika siswa yang tidak memperhatikan guru dan
temannya saat membacakan teks cerita lalu guru menegur dengan cara
yang tidak menyinggung siswa dan sambil bercanda dengan nada tertawa.
Saat siswa mulai jenuh dalam belajar guru juga melakukan ice breaking
dan games agar siswa bersemangat dan berminat lagi mengikuti
pembelajaran dalam jaringan.
Kemudian pada pengamatan selanjutnya, guru kelas IA menjaga
komunikasi baik dengan siswa saat pembelajaran dalam jaringan. Terbukti
ketika siswa banyak bertanya guru selalu menjawab apa yang ditanyakan
oleh siswa dengan nada suara yang lemah lembut dan wajah ceria. Saat
siswa berhasil menjawab pertanyaan yang guru berikan guru juga
mengatakan good job dengan dua jempol kepada siswa lalu saat siswa
mulai asik sendiri guru menegur dengan nada lemah lembut dan dibarengi
dengan bercanda. Guru juga menjaga komunikasi selama pembelajaran
dengan lebih dominan menyampaikan pesan-pesan materi kepada siswa
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami siswa.
40
kemudian guru memanggil siswa dengan sebutan nama sehingga terasa
lebih akrab.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa guru
meningkatkan kondisi fisik siswa dengan cara memberikan perhatian dan
menjaga komunikasi baik agar siswa selalu bersemangat, senang, antusias,
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran secara daring dengan begitulah
strategi atau cara guru dalam membangkitkan minat belajar siswa pada
sistem pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi COVID-19 ini.
Gambar 4.3 Guru Memberikan Apresiasi kepada Siswa
5. Menyediakan Fasilitas Pendukung yang Memadai
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, guru kelas IA telah
mempersiapkan dengan sebaik mungkin semua yang dibutuhkan untuk
pembelajaran dalam jaringan. Seperti perangkat pendukungnya yaitu
laptop, smartphone yang telah di isi daya full agar saat pembelajaran tidak
terkendala dengan daya baterai habis kemudian guru tersebut melakukan
41
pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran media online
yaitu Zoom. Guru juga menggunakan kartu dengan jaringan internet yang
mendukung dan bagus agar saat melaksanakan pembelajaran melalui
Zoom tidak sering terputus dan suara dapat terdengar dengan baik oleh
siswa walaupun terkadang terputus juga.
Pada pengamatan selanjutnya, peneliti melihat bahwa guru
menggunakan metode yang bervariasi mulai dari tanya jawab, penugasan
(latihan), games dan kemudian juga menggunakan ice breaking. Metode
tersebut digunakan guru untuk membangkitkan minat siswa pada
pembelajaran dalam jaringan. Kemudian peneliti juga melihat bahwa guru
menggunakan media gambar untuk menunjang pembelajaran dan
memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa agar siswa
lebih mudah memahami dan mengerti dari isi pembelajaran. Pada
penelitian selanjutnya, peneliti melihat bahwa guru menggunakan media
audio visual dalam bentuk video animasi bergambar dan bersuara yang di
isi oleh suara guru sendiri. Guru membuat media audio visual tersebut agar
siswa semakin bersemangat dan berminat pada pembelajaran dalam
jaringan di masa pandemi COVID-19 ini.
Dari hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa fasilitas yang
mendukung disediakan oleh guru yaitu perangkat pendukung sistem
pembelajaran dalam jaringan seperti laptop dan handphone, menggunakan
kartu dengan jaringan internet yang mendukung, menyiapkan metode dan
media bervariasi untuk mendukung pada sistem pembelajaran dalam
jaringan guna membangkitkan minat belajar siswa.
42
Gambar 4.4 Media Audio Visual yang dibuat Guru
4.2.1.2 Minat Belajar yang Dimiliki Siswa pada Sistem Pembelajaran
Dalam Jaringan
1. Perasaan Senang
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terlihat
siswa sangat senang mengikuti pembelajaran dalam jaringan melalui
Zoom, terbukti siswa selalu hadir mengikuti pembelajaran walaupun
dibagi menjadi dua shift pagi dan malam. Siswa yang tidak bisa mengikuti
pembelajaran pagi hari dikarenakan handphone di bawa kerja oleh orang
tuanya maka tetap mengikuti pembelajaran pada malam hari. Walaupun
pembelajaran secara daring tetapi siswa selalu menggunakan pakaian
sekolah rapi agar siswa tetap senang mengikuti pembelajaran secara daring
dan merasakan suasana bersekolah.
Kesukaan siswa pada pembelajaran dalam jaringan selanjutnya
terlihat dari antusiasme dan semangat siswa mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Seperti saat guru menjelaskan materi pelajaran lalu siswa
bertanya apa yang belum diketahuinya, kemudian ketika guru meminta
bantuan siswa membacakan teks yang ada dibuku siswa maka mereka
43
sangat antusias dan semangat langsung menunjuk tangan agar dipilih
untuk membaca, selanjutnya ketika guru menanyakan hafalan tahfizhnya
sudah sampai mana lalu siswa menjawab bersama-sama dengan
bersemangat dan menceritakan kegiatannya saat menghafal tahfizh
dibimbing orang tua di rumah kemudian saat setoran tahfizh siswa juga
sangat bersemangat dalam melantunkan ayat-ayat, dan saat diadakannya
ice breaking di sela-sela pembelajaran lalu siswa salah maka diberi
hukuman dengan muroja’ah surah, siswa pun sangat senang terlihat dari
semangat siswa dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal tersebut
merupakan bentuk perasaan senang siswa saat mengikuti pembelajaran
dalam jaringan.
Gambar 4.5 Siswa menggunakan Seragam Sekolah Rapi
44
Gambar 4.6 Antusiasme Siswa dalam Setoran Tahfizh
2. Ketertarikan Siswa
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terlihat
siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran terlihat siswa sangat
bersemangat, bergairah dan ceria saat pembelajaran berlangsung serta saat
guru menggunakan media yang berkaitan dengan pelajaran kemudian
siswa juga tidak menunda tugas yang diberikan oleh guru. Diakhir
pembelajaran guru selalu memberikan tugas kepada siswa, dan siswa pun
menjawab “baik ustadzah akan dikerjakan bersama mama” dan ada juga
siswa yang mengatakan bahwa telah dikerjakannya soal latihan yang ada
dibuku siswa bersama mama sebelum pembelajaran berlangsung,
terkadang latihan juga dikerjakan secara bersama-sama saat pembelajaran
melalui Zoom. Kemudian setelah 1 tema selesai barulah buku
dikumpulkan dan akan dikoreksi oleh guru hasil pengerjaan siswa.
Ketertarikan siswa dalam belajar selanjutnya terlihat saat guru
menggunakan media pembelajaran dalam bentuk gambar pada
pembelajaran lambang pada setiap pancasila siswa sangat senang, dan
45
memperhatikan sekali gambar yang ditunjukkan oleh guru. Hal tersebut
adalah bukti ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dalam jaringan.
Gambar 4.7 Ketertarikan Siswa pada Media Pembelajaran
3. Perhatian Siswa
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti melihat
siswa kelas IA memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru
serta siswa mencatat materi yang penting disampaikan oleh guru guna agar
lebih mudah mengingat pelajaran. Saat guru menyampaikan materi
kemudian siswa tidak paham lalu siswa menanyakannya kepada guru
maksud dari penyampaian guru tersebut, hal tersebut adalah bukti
keingintahuan yang besar dan keberanian yang tinggi di miliki oleh siswa.
Perhatian siswa dalam belajar juga terlihat dari konsentrasi siswa
selama pembelajaran, terlihat saat guru menjawab salah maka siswa
46
langsung membenarkan jawaban yang salah tersebut itulah salah satu bukti
bahwa siswa masih konsentrasi dalam belajar. Akan tetapi ada beberapa
siswa yang mulai jenuh dan tidak memperhatikan guru menyampaikan
materi, dengan melihat siswa yang mulai tidak fokus guru langsung
mengajak siswa bermain game dan bernyanyi agar siswa bersemangat lagi
mengikuti pembelajaran. Penjelasan diatas merupakan bukti perhatian
siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan.
4. Keterlibatan Siswa
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti melihat siswa
berpakaian sekolah rapi, menyiapkan buku tematik, bupena, pensil,
penghapus dan segala perlengkapan untuk belajar di depan siswa, ini
adalah bentuk kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, akan tetapi
siswa kelas I mengikuti pembelajaran dalam jaring masih di bimbing oleh
orang tua di rumah saat proses pembelajaran berlangsung, agar siswa tetap
semangat dan berminat mengikuti pembelajaran.
Kemudian peneliti juga melihat bahwa siswa aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru saat berlangsungnya
pembelajaran dalam jaringan. Siswa secara serentak menunjuk tangan
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mereka
menjawab dengan bersemangat, agar lebih terkondisikan lagi dan siswa
tidak berebutan untuk menjawab maka guru menunjuk siswa satu persatu
untuk menyampaikan jawabannya. Hal tersebut adalah bukti keterlibatan
siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan.
47
Gambar 4.8 Keterlibatan Aktif Siswa saat Belajar
4.2.2 Hasil Wawancara
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara bersama Bapak
DH selaku kepala sekolah dan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah
Al-Azhar Jambi mengenai strategi guru dalam membangkitkan minat belajar
siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan masa pandemi COVID-19 di
sekolah dasar.
1. Tujuan Pembelajaran
Peneliti melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru kelas
IA mengenai strategi yang akan digunakan guru dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran terlebih dahulu. Dari wawancara yang peneliti lakukan, kepala
sekolah mengatakan bahwa:
“Iya, dalam pemilihan strategi itu dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran dahulu penting dilakukan dan kemudian mengkaitkan
48
pada kompetensi dasar dan indikator. sehingga inti pembelajaran
tetap tersampaikan dengan strategi-strategi yang tepat digunakan
dalam pembelajaran masa pandemi COVID-19 sekarang ini”. (16
November 2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah juga serupa dengan yang
dikatakan oleh Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
Ibu DA mengatakan bahwa:
“Iya tentunya paling utama sebelum memulai proses belajar
mengajar harus memperhatikan tujuan pembelajaran terlebih
dahulu agar nantinya siswa mengerti dan paham tujuan dari
pembelajaran yang disampaikan. Dan tujuan pembelajaran dengan
strategi yang akan digunakan sangat berkaitan erat”. (16 November
2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama kepala
sekolah dan guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi diketahui bahwa
dalam menentukan suatu strategi terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan
pembelajaran agar nantinya siswa lebih mengerti dan pembelajaran
tersampaikan. Kemudian peneliti melakukan wawancara mengenai kesiapan
guru pada proses pembelajaran dalam jaringan masa pandemi COVID-19. Dan
kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah di SDIT Diniyyah Al-Azhar ini guru-gurunya siap
untuk pembelajaran dalam jaringan ini dan sebagai guru tidak bisa
mngatakan tidak siap karena jika guru tidak siap maka siswa tidak
akan bisa mendapatkan pembelajaran dalam jaringan dengan baik.
Sebelum diterapkan pembelajaran dalam jaringan ini guru-guru
terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihan seperti pengoperasian
Zoom, pembuatan video yang menarik dan telah didatangkan orang
luar guna memberitahu metode-metode yang menarik untuk
digunakan pada pembelajaran masa pandemi COVID-19 ini. Dan
awalnya di SDIT Diniyyah Al-Azhar ini tidak menggunakan Zoom
tetapi dengan video call WhatsApp dan pembuatan video
pembelajaran. Kelas 1 di SDIT Diniyyah Al-Azhar ada 6 kelas dan
dalam pembuatan video pembelajaran secara bergantian yang
nantinya akan digunakan bersama. Akan tetapi dengan video
pembelajaran tersebut siswa mulai jenuh karena tidak bisa melihat
langsung gurunya maka dari itu guru-guru mengkombinasikan
49
kembali dengan menggunakan Zoom agar bisa bertatap muka
dengan siswanya”. (16 November 2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan oleh Ibu DA
selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi. Ibu DA mengatakan
bahwa:
“Insyaallah kesiapan dalam media pembelajaran aman terkendali
untuk saat ini, bagian pelajaran yang membutuhkan media harus
dibuat misal pembelajaran mengenai pancasila untuk mengenalkan
lambang dari setiap sila pancasila dan matematika yang mana
mengenai penjumlahan, pengurangan dll. Disitulah menggunakan
media-media pendukung agar siswa lebih maksimal dalam
memahami. Jika menggunakan video pembelajaran yang dikirim
melalui group WhatsApp tanpa siswa melihat wajah guru maka
akan lebih sulit mengetahui siswa paham atau tidaknya terhadap
materi yang disampaikan”. (23 November 2020)
Dari hasil wawancara peneliti bersama kepala sekolah dan guru kelas IA
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi dapat diketahui kesiapan guru pada proses
pembelajaran dalam jaringan dengan adanya pelatihan-pelatihan yang
diberikan oleh sekolah kepada guru-guru seperti pelatihan pengoperasian
Zoom, pembuatan video pembelajaran menarik. Kemudian kesiapan guru
dalam media pembelajaran untuk mendukung proses belajar mengajar juga
terlihat baik.
2. Karakteristik Siswa
Kemudian peneliti melakukan wawancara kembali bersama kepala
sekolah dan guru kelas IA mengenai strategi guru dalam membangkitkan minat
belajar siswa dengan karakteristik yang dimiliki siswa berbeda-beda. Peneliti
mengawalinya dengan menanyakan kesiapan, minat dan keterlibatan siswa
50
pada pembelajaran dalam jaringan. Dari pertanyaan wawancara yang peneliti
sampaikan, kemudian kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dalam
jaringan sangat baik siswa selalu menggunakan pakaian seragam
sekolah rapi walaupun belajar dari rumah dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran dalam jaringan ini baik, mereka juga
sangat semangat serta terlibat aktif dalam pembelajaran. Karena di
SDIT Diniyyah Al-Azhar ini selalu ditanamkan kepada guru bahwa
ia bukan hanya sebagai guru tetapi juga menjadi orang tua bagi
siswa di sekolah dan menjadi guru bukan hanya mengajar tetapi
memiliki tanggung jawab yang besar bagi siswa. Dengan stategi
atau cara masing-masing guru dalam membangkitkan minat siswa
pada pembelajaran dalam jaringan ini siswa menjadi antusias dan
semangat mengikuti pembelajaran”. (23 November 2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan dan diperkuat
oleh pernyataan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
Ibu DA mengatakan bahwa:
“Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan tergolong
baik. Kesiapannya terlihat semua siswa memiliki buku-buku
pelajaran dan saat belajar pun siswa selalu menyiapkan bukunya di
atas meja serta siswa selalu menggunakan seragam sekolah rapi
saat berlangsung pembelajaran. Dengan adanya kenyamanan dalam
belajar, minat yang dimiliki siswa pada sistem pembelajaran dalam
jaringan yaitu antusias, semangat mengikuti pembelajaran. Dan
keterlibatan siswa pada pembelajaran dalam jaringan siswa selalu
mengikuti pembelajaran walaupun tidak bisa pagi maka siswa
mengikuti pembelajaran di malam hari dengan didampingi oleh
orang tuanya karena siswa kelas 1 belum bisa di lepas untuk belajar
sendiri masih perlu dampingan orang lain serta siswa terlibat aktif
dalam belajar”. (23 November 2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama Bapak DH
selaku kepala sekolah dan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi diketahui bahwa kesiapan, minat dan keterlibatan siswa mengikuti
pembelajaran dalam jaringan sangat baik. Terlihat siswa selalu menggunakan
seragam sekolah rapi saat belajar dan menyiapkan semua bukunya yang
berkaitan dengan pembelajaran yang akan dibahas, minat siswa dalam
51
mengikuti pembelajaran baik mereka antusias dan sangat semangat dan siswa
juga terlibat aktif dalam pembelajaran.
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara mengenai strategi yang
digunakan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa pada sistem
pembelajaran dalam jaringan dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Kemudian kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Di SDIT Diniyyah Al-Azhar ditekankan kepada seluruh guru
bahwa membuat anak stres hukumnya haram (tidak diperbolehkan).
Dengan begitu guru akan berfikir ulang strategi-strategi yang
digunakannya pada pembelajaran yang harus dibuat semenarik
mungkin agar siswa merasa dekat, enjoy dan tidak merasa terbebani
serta berminat dan semangat dalam belajar, dengan cara sebagai
berikut:
- Dengan cara walaupun siswa sekolah dari rumah melalui video
call Zoom maupun WhatsApp tetapi siswa tetap harus memakai
seragam sekolah rapi agar siswa merasa seperti tetap belajar di
sekolah.
- Strategi selanjutnya yaitu guru melaksanakan pembelajaran
yang bervasiasi selain menggunakan Zoom guru juga membuat
video guru menjelaskan pelajaran lalu di kirim melalui group
WhatsApp. Guru juga membuat media audio visual dengan
animasi yang menarik siswa untuk belajar.
- Lalu strategi selanjutnya guru membagi waktu pembelajaran
dengan dua shif pagi dan malam. Bagi orang tua yang berada di
rumah pagi hari dan bisa menemani siswa belajar maka
mengikuti pembelajaran pagi dan bagi yang tidak bisa pagi hari
maka mengikuti pembelajaran pada malam hari.
- Memberikan buku mutaba’a yang berisikan sholat wajib 5
waktu, sunah (dhuha), mengaji, baca buku berguna dalam
meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran dalam
jaringan.
- Membuat program literasi baca buku dan siapa yang rajin, rutin
membaca buku dalam waktu satu bulan akan diberikan
penghargaan (hadiah) hal ini berguna untuk mengangkat minat
baca siswa”. (23 November 2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan dan diperkuat
oleh pernyataan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.
52
Ibu DA mengatakan bahwa strategi yang digunakan untuk membangkitkan
minat belajar siswa sebagai berikut:
- “Diawal pembelajaran memberikan tata tertib terlebih dahulu
karena di sini menggunakan Zoom dan semua microfon di
hidupkan pastinya semua suara akan terdengar dan beradu maka
dari itu diberitahukan terlebih dahulu kepada orang tuanya agar
siswa belajar di tempat yang nyaman, tidak banyak suara (sepi
suara) seperti belajar di kamar dan di dampingi oleh orang tua.
- Mengajak siswa berdoa berdasarkan adab berdoa yang baik dan
benar, lalu menanyakan kesiapan belajarnya seperti buku, alat
tulis.
- Memberikan contoh konkret yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari tidak terpatok keseluruhan dari buku agar siswa lebih
memahaminya.
- Setelah menyampaikan materi lalu mengajak siswa bermain
game tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang dibahas
dan jika siswa salah menjawab diberi hukuman dengan
muroja’ah surah. Terkadang juga melakukan games lain seperti
game fokus jika guru mengatakan hidung tetapi siswa salah
memegang anggota tubuhnya maka diberi hukuman dengan
membacakan tahfizh.
- Saat pembelajaran melihat siswa mulai bosan, jenuh dan gelisah
maka dilakukanlah ice breaking ataupun peregangan seperti
senam otak, bernyanyi, ataupun diberikan waktu istirahat 2
menit. Dengan waktu segitu siswa sudah merasa cukup dan di
waktu itulah disempatkan siswa untuk minum ataupun bercerita
tentang yang ingin disampaikannya. Terkadang juga ice
breaking yang diberikan yaitu tahfizh berantai.
- Menyampaikan salam dan kata-kata motivasi semangat kepada
siswa melalui radio dengan cara mengkonfirmasi dan
mengirimkan rekaman pada pihak penyiar radio. Dengan cara
tersebut mendapatkan respon baik dari orang tua siswa
kemudian saat mendengarkan pesan dari gurunya melalui radio
siswa juga menjadi senang, semangat dan merasa bahwa
gurunya sangat perhatian dengannya. Hal ini termasuk strategi
yang dilakukan untuk membangkitkan minat siswa dalam
belajar”. (1 Desember 2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama Bapak DH
selaku kepala sekolah dan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi diketahui bahwa strategi yang digunakan guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
53
dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda yaitu dengan cara siswa tetap
menggunakan seragam sekolah rapi saat melangsungkan pembelajaran dari
rumah, melaksanakan pembelajaran bervariasi, membagi waktu pembelajaran
menjadi dua shif, memberikan buku mutaba’a, melaksanakan literasi baca
buku. Kemudian guru kelas IA dalam membangkitkan minat belajar siswa pada
sistem pembelajaran dalam jaringan yaitu dengan diberikan tata tertib diawal
pembelajaran, menuntun siswa berdoa sesuai adab berdoa yang benar,
memberikan contoh konkret yang berkaitan dengan materi, mengajak bermain
games dan ice breaking di sela-sela pembelajaran, memotivasi siswa dengan
memberikan salam dan pesan melalui siaran radio.
Setelah mengetahui strategi guru dalam membangkitkan minat belajar
siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda, kemudian peneliti menanyakan
mengenai cara guru mengatasi siswa yang memiliki minat belajar rendah pada
pembelajaran dalam jaringan. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala
sekolah, beliau mengatakan bahwa:
“Dengan cara menanamkan kepada guru-guru jika menemui siswa
yang minatnya rendah harus lebih memperhatikan lagi siswa
tersebut dengan cara memotivasinya. Pada pembelajaran dalam
jaringan ini harus lebih berkomunikasi dengan orang tua. Jika
mulai dilihat anak jenuh, tidak semangat maka guru meminta
bantuan kepada orang tua agar selalu membimbing, mengawasi,
memotivasi siswa belajar dari rumah”. (1 Desember 2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan dan
diperkuat oleh pernyataan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi. Ibu DA mengatakan bahwa:
“Lebih memperhatikan dan mengingatkan siswa tersebut seperti
memanggil namanya dengan nada suara yang lemah lembut dan
wajah yang tersenyum agar siswa tidak menjadi takut, kemudian
berinteraksi langsung dengan individunya seperti jika siswa lainnya
54
berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan maka kita juga harus
tanyakan kepada siswa yang minatnya rendah mengenai materi
yang lagi dibahas bersama. Minat belajar siswa rendah di sini
maksudnya siswa yang asik sendiri, tidak memperhatikan dan
kurang fokus dalam belajar. Dengan cara-cara tersebut kemudian
dan melihat siswa yang lain aktif maka siswa yang tadinya asik
sendiri, jenuh dan kurang semangat menjadi aktif, bersemangat
serta memperhatikan saat belajar”. (1 Desember 2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama Bapak DH
selaku kepala sekolah dan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi diketahui bahwa strategi atau cara guru mengatasi siswa yang
memiliki minat belajar rendah pada pembelajaran dalam jaringan yaitu dengan
cara lebih memperhatikan kembali siswa yang memiliki minat belajar rendah
dan mengkomunikasikan kembali kepada orang tua siswa agar lebih
membimbing, mengawasi dan memotivasi siswa belajar di rumah serta
berinteraksi langsung dengan siswa tersebut.
3. Kendala Media atau Sumber Belajar
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama kepala sekolah dan
guru kelas IA mengenai kendala yang dihadapi guru dalam sumber belajar dan
media pada pembelajaran dalam jaringan. Dari wawancara yang peneliti
lakukan, kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah kalau sumber belajar telah tercukupi seperti buku.
Akan tetapi kendala yang biasanya dihadapi pada media
pembelajaran seperti yang menyangkut pembelajaran ilmu
pengetahuan alam yang membutuhkan siswa harus ke LAB dan
mengamati menggunakan microskop, disini guru sangat kesulitan
untuk menerapkannya. Dan solusinya sekolah akan mengusahakan
apa yang bisa diusahakan karena keterbatasannya pembelajaran
pada kondisi sekarang ini di masa pandemi COVID-19”. (1
Desember 2020)
55
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan dan
diperkuat oleh pernyataan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi. Ibu DA mengatakan bahwa:
“Jika dari sumber belajar alhamdulillah tidak ada kendala karena
guru juga memiliki buku pegangan dan semua siswa memiliki buku
paket masing-masing (tematik dan bupena). Dan kalau media
pembelajaran alhamdulillah di kelas 1A ini saat melangsungkan
pembelajaran dalam jaringan jika membutuhkan media pendukung
saat pembelajaran akan dibuat dan melihat lagi referensi-referensi
dari youtube agar dapat lebih menarik perhatian siswa dalam
belajar mengajar. Akan tetapi jika pembelajaran yang berkaitan
dengan seni rupa tidak bisa dipraktekkan secara langsung akan
memakan waktu yang banyak, solusinya hasil pekerjaan siswa
dikirimkan melalui WhatsApp group”. (8 Desember 2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Bapak DH
selaku kepala sekolah dan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi diketahui bahwa sumber belajar di SDIT Diniyyah Al-Azhar telah
tercukupi, dan terdapat kendala pada media pembelajaran yang memang benar-
benar membutuhkan siswa harus ke LAB akan tetapi sekolah akan tetap
mengusahakan yang bisa diusahakan lalu pada pembelajaran yang berkaitan
dengan seni rupa siswa mengerjakan bersama orang tuanya dan hasil kerjanya
dikirimkan melalui group WhatsApp. Kemudian peneliti menanyakan lebih
dalam lagi mengenai kendala yang dialami pada pembelajaran dalam jaringan
masa pandemi COVID-19, dan kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Kendala yang dialami pada pembelajaran dalam jaringan di SDIT
Diniyyah Al-Azhar yaitu pada waktu dan kuota. Waktu disini
maksudnya siswa sekolah dasar mayoritas masih menggunakan
handphone orang tuanya apalagi siswa kelas rendah jadi guru harus
menyesuaikan dengan waktu orang tua, jika orang tua tidak bisa pagi
maka dicarikan waktu lain sore ataupun malam dan dikonfirmasikan
terlebih dahulu melalui group WhatsApp maka dari itu mau tidak
mau guru harus mengajar 2 shift pagi dan malam dengan materi
pelajaran yang sama dan siswa yang berbeda. Kemudian guru
dituntut banyak-banyak mempunyai kuota, diibaratkan kelas tidak
56
akan kebuka jika tidak ada kunci. Kuota ini adalah kunci utama pada
berlangsungnya proses pembelajaran dalam jaringan”. (8 Desember
2020)
Pernyataan Bapak DH selaku kepala sekolah ditambahkan dan
diperkuat oleh pernyataan Ibu DA selaku guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-
Azhar Jambi. Ibu DA mengatakan bahwa:
“Kendala yang dialami saat melangsungkan pembelajaran dalam
jaringan yaitu terkendala pada kuota, koneksi jaringan terkadang
macet (koneksi buruk), tidak semua siswa langsung paham pada
pembelajaran yang disampaikan dan juga terkendala pada waktu
orang tua. Cara mengatasinya kalau permasalahan kuota guru-guru
telah mendapatkan bantuan kuota dari Kemdikbud tetapi kalau
siswa kelas 1 (satu) masih menggunakan handphone orang tuanya
jadi terkadang kuota orangtuanya habis maka mengatasinya dengan
menghubungi secara personil orang tua siswa langsung menelvon
dengan menanyakan pembelajaran selanjutnya. Dan kendala pada
waktu orang tua, cara mengatasinya dengan membagi waktu
pembelajaran menjadi 2 shif pagi dan malam dengan pembelajaran
yang sama. Bagi orang tua yang memiliki waktu senggang pagi
hari maka siswa mengikuti pembelajaran pagi tetapi yang tidak bisa
maka siswa akan mengikuti pembelajaran pada malam hari.
Kemudian pada anak yang kurang memahami materi maka
dilakukan video call secara personal antara guru dan siswa dengan
mencari waktu lain dan menjelaskan ulang kepada siswa tersebut”.
(8 Desember 2020)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama kepala
sekolah SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi diketahui bahwa kendala yang dialami
selama pembelajaran dalam jaringan yaitu pada waktu, koneksi jaringan, kuota
dan pemahaman siswa. Solusinya kelas dibagi menjadi dua shift pagi dan
malam serta guru harus memiliki banyak kuota dan untungnya diberikan kuota
dari Kemdikbud. Solusi bagi siswa yang belum memahami materi yaitu
dilakukan pembelajaran secara personil melalui video call WhatsApp.
57
4.3 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai “Strategi Guru
dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam
Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di Sekolah Dasar” yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Pada pembahasan ini akan menjawab perrtanyaan dari rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat
Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-
19 di Kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi?”. Dengan ini, peneliti telah
menemukan bahwa guru kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi telah mampu
membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan
masa pandemi COVID-19.
Guru sebagai pengajar dan pendidik merupakan perantara aktif antara
siswa dan ilmu pengetahuan. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang guru
dan dosen pada bab I pasal 1 dinyatakan bahwa: “guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional
dituntut agar kreatif dan inovatif pada pembelajaran dan memiliki strategi
tersendiri dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran guna membangkitkan
minat siswa dalam belajar. Dalam merancang dan memilih strategi yang cocok
guru berpedoman pada tujuan pembelajaran dan aspek yang hendak dicapai, baik
secara intelektual, keterampilan, sikap karakter siswa, maupun kondisi di sekolah.
58
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, ibu
DA telah berupaya dalam mendesain sebuah pembelajaran yang diharapkan dapat
berdaya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian strategi yang dilakukan
ibu DA dalam membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran
dalam jaringan adalah sebagai berikut:
1. Penyajian materi yang dirancang
Dalam menyajikan suatu materi pembelajaran diawali dengan menata
isi bidang studi dahulu seperti membuat RPP dengan mempertimbangkan
media yang akan digunakan, alokasi waktu, cakupan materi dan tujuan yang
akan dicapai, kondisi dan karakteristik siswa dalam suatu pembelajaran dan
perangkat-perangkat lainnya kemudian isi/materi pelajaran disajikan secara
sistematis dan praktis agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami
dan dimengerti oleh siswa serta pembelajaran menjadi tersampaikan kepada
siswa. Dengan strategi ini dapat membangkitkan minat belajar siswa dalam
proses pembelajaran dan dilihat dari observasi minat belajar bahwa siswa
yang berminat jika dipersentasekan sebesar 75%.
2. Pemberian rangsangan
Guru memberikan rangsangan kepada siswa dalam belajar dengan
cara mendorong siswa agar antusias dan semangat mengikuti pembelajaran
seperti menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Kemudian guru
memberi penghargaan kepada siswa yang menaruh perhatian saat belajar
sebagai bentuk apresiasi untuk siswa agar memiliki minat belajar yang tinggi.
Ada berbagai cara guru memberikan apresiasi kepada siswa berupa pujian,
reward (acungan jempol, tepuk tangan, bintang) dan kata-kata motivasi untuk
59
membangkitkan minat belajar siswa. Yang mana jika seseorang berminat
dalam suatu aktivitas maka akan memperhatikan secara konsisten dengan rasa
senang. Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme yang tinggi pada
sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Dengan strategi ini dapat membangkitkan
minat belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dilihat dari observasi
minat belajar bahwa siswa yang berminat jika dipersentasekan sebesar 90%.
3. Mengembangkan kebiasaan teratur
Dalam proses pembelajaran guru telah menyusun dan mengatur segala
yang diperlukan pada kegiatan belajar seperti jadwal dan waktu pembelajaran
serta guru menerapkan pembiasaan sikap baik pada siswa. Jadwal
pembelajaran mulai hari senin-sabtu telah disusun sebaik mungkin mulai dari
pembelajaran tematik, tahfizh dan mata pelajaran yang berdiri sendiri. Dan
waktu pembelajaran di kondisikan dengan waktu orang tua siswa maka proses
belajar mengajar dibagi menjadi dua shif pagi dan malam. Kemudian guru
juga membiasakan siswa untuk menggunakan tiga bahasa (Indonesia, Inggris
dan Arab), tahfizhul, dan sikap-sikap baik dan terpuji. Dalam pembinaan
sikap yang dilakukan guru terhadap siswa, metode pembiasaan sangat efektif
digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik pada siswa.
Mulyasa (Shoimah, 2018:172) mengemukakan bahwa sesuatu yang dilakukan
secara rutin dan terus menerus akan menjadi kebiasaan. Pembiasaan
sebenarnya berisi tentang pengalaman yang diamalkan secara berulang-ulang
dan terus menerus. Dengan strategi ini dapat membangkitkan minat belajar
siswa dalam proses pembelajaran dan dilihat dari observasi minat belajar
bahwa siswa yang berminat jika dipersentasekan sebesar 85%.
60
4. Meningkatkan kondisi fisik siswa
Guru dalam meningkatkan kondisi fisik siswanya dengan cara
memberikan perhatian saat pembelajaran dalam jaringan dan menjaga
komunikasi baik dengan siswa. Guru kesehariannya menggunakan bahasa
yang sopan santun dan mimik wajah yang ceria serta nada suara yang tegas
dan bersemangat. Guru tidak membeda-bedakan siswanya dalam memberikan
perhatian kepada siswa selama aktivitas pembelajaran berlangsung. Yang
mana menurut Walgito (2010:110) perhatian yaitu pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada suatu
atau sekumpulan obyek. Dengan strategi ini dapat membangkitkan minat
belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dilihat dari observasi minat
belajar bahwa siswa yang berminat jika dipersentasekan sebesar 85%.
5. Menyediakan fasilitas pendukung yang memadai
Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan, seorang guru
menyediakan fasilitas pendukung seperti laptop, handphone serta media
online berupa Zoom untuk mempermudah dalam proses berlangsungnya
pembelajaran. Kemudian guru juga menggunakan metode yang bervariasi
pada waktu mengajar dan media pembelajaran untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa. Variasi metode pembelajaran
mengakibatkan penyajian materi pelajaran lebih menarik perhatian siswa,
mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Dengan strategi ini dapat
membangkitkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dilihat
dari observasi minat belajar bahwa siswa yang berminat jika dipersentasekan
sebesar 80%.
61
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan, minat belajar
siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan adalah sebagai berikut:
1. Perasaan senang
Siswa yang memiliki perasaan senang ataupun suka pada pelajaran
maka tidak ada rasa terpaksa untuk belajar dan akan terus mempelajarinya.
Perasaan senang siswa pada pembelajaran dalam jaringan terlihat dari siswa
selalu hadir mengikuti pembelajaran, menggunakan seragam sekolah rapi,
semangat dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran.
2. Ketertarikan siswa
Siswa yang merasa tertarik pada suatu pembelajaran terlihat saat
berlangsungnya proses belajar mengajar siswa antusias, bersemangat, ceria
dalam mengikuti pembelajaran melalui Zoom kemudian siswa juga tidak
menunda tugas yang diberikan oleh guru. Ketertarikan di sini berhubungan
dengan daya dorong siswa terhadap suatu benda, orang maupun kegiatan atau
aktivitas yang berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri. Jika minat belajar siswa kurang dapat mengakibatkan kurangnya rasa
ketertarikan pada suatu bidang tertentu. Maka dari itu guru mengatasi siswa
yang mulai jenuh dalam belajar dengan memberikan games dan ice breaking.
3. Perhatian siswa
Siswa yang memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan
sendirinya akan lebih memperhatikan obyek tersebut. Perhatian adalah
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungannya (Slameto, 2010:105). Perhatian
siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian
62
dengan mengesampingkan yang lain. Siswa yang memiliki perhatian dalam
proses belajar mengajar terlihat dari konsentrasi siswa, keingintahuan dan
keberanian siswa dalam belajar. Perhatian siswa tampak saat guru
menjelaskan materi dan jika siswa tidak paham maka diberanikannya untuk
bertanya agar mengetahui apa yang belum dipahaminya.
4. Keterlibatan siswa
Keterlibatan merupakan faktor penting dari keberhasilan proses
belajar dan akademik siswa di sekolah (Fikrie dan Ariani, 2019:104). Siswa
terlibat dalam pembelajaran terlihat dari perasaan senang dan rasa tertarik
siswa untuk melakukan kegiatan atau aktivitas akan suatu obyek tersebut.
Keterlibatan siswa juga terbukti dari kesiapan dalam mengikuti pembelajaran
seperti berpakaian sekolah rapi, menyiapkan buku dan alat tulis serta
keterlibatan aktif siswa saat bertanya dan menjawab pertanyaan. Berhasil
tidaknya dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian prestasi belajar salah satunya yaitu motivasi. Motivasi yang kuat
dari diri siswa maupun dari lingkungannya akan meningkatkan minat,
kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar karena antara motivasi dan
semangat belajar memiliki hubungan yang erat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala sekolah dan guru kelas IA
SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi dari penelitian yang dilakukan, hal-hal yang
diperhatikan guru dalam menentukan suatu strategi pembelajaran yang akan
digunakan berdasar pada pijakan (pedoman) yaitu tujuan pembelajaran,
karakteristik siswa dan kendala media atau sumber belajar.
63
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menetapkan terlebih
dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Serupa dengan yang dikatakan
bapak DH dan Ibu DA bahwa strategi yang akan digunakan berkaitan erat dengan
tujuan pembelajaran. Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi
pula pada adanya strategi pembelajaran yang harus diterapkan. Agar proses
pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik maka seorang guru dituntut untuk
mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas.
Setiap strategi memiliki kekhasan tersendiri, karena itu guru harus mampu
memilih strategi yang dianggap cocok atau tepat dengan keadaan
(Sanjaya.2010:13). Tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk
mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Jadi dalam menerapkan strategi
pembelajaran yang digunakan tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Karakteristik siswa yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan
pijakan dasar dan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang
akan digunakan. Strategi yang digunakan dalam membangkitkan minat belajar
siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda menurut Bapak DH dan Ibu DA
yaitu membuat pebelajaran bervariasi dengan metode-metode yang menarik dan
media pembelajaran yang mendukung, memberikan tata tertib diawal
pembelajaran, mengintruksikan siswa tetap mengenakan pakaian seragam sekolah
rapi, melaksanakan literasi baca buku, memberikan buku mutaba’a, memberikan
contoh konkrit dan menanamkan sikap yang baik, bermain games dan ice
breaking di sela-sela pembelajaran serta menyampaikan salam dan pesan melalui
64
siaran radio untuk memotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa selama
belajar dari rumah di masa pandemi COVID-19 ini.
Pada strategi yang telah digunakan oleh guru, tentunya terdapat siswa
yang paham dan ada juga yang kurang paham (minat belajar rendah), maka dari
itu membutuhkan strategi lainnya yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
Strategi mengatasi siswa yang memiliki minat belajar rendah pada pembelajaran
dalam jaringan yaitu dengan cara lebih memperhatikan kembali siswa yang
memiliki minat belajar rendah dan mengkomunikasikan kembali kepada orang tua
siswa agar lebih membimbing, mengawasi dan memotivasi siswa belajar di rumah
serta berinteraksi langsung dengan siswa tersebut seperti video call secara
personal.
Guru dalam menerapkan pembelajaran tidak selalu berjalan dengan sesuai
rencana ada juga kendala yang dihadapi baik dalam media atau sumber belajar
maupun pada pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi COVID-19 sekarang
ini. Kendala dalam media atau sumber belajar yang dikatakan oleh Bapak DH dan
Ibu DA yaitu berkaitan dengan praktek langsung seperti seni rupa dan ilmu
pengetahuan alam yang membutuhkan laboratorium. Akan tetapi sumber belajar
seperti buku di SDIT Diniyyah Al-Azhar telah terpenuhi dan media pendukung
saat pembelajaran berlangsung yang dibutuhkan juga telah dibuat. Dimana media
sebagai bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi
dan digunakan untuk membantu guru menyampaikan materi serta mempermudah
siswa dalam memahami. Dan ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Tanpa adanya sumber belajar yang memadai amat sulit untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Ketersediaan sumber atau media belajar, baik
65
berupa manusia dan nonmanusia sangat mempengaruhi proses pembelajaran
(Susila dkk, 2012:27-28). Karena pentingnya sumber belajar maka setiap guru
harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan media atau sumber belajar.
Kendala yang dialami selama pembelajaran dalam jaringan masa pandemi
COVID-19 yaitu waktu, koneksi jaringan dan kuota. Kendala waktu maksudnya
siswa kelas rendah masih menggunakan handphone orang tua dan mayoritas orang
tua memiliki kesibukan masing-masing maka dari itu proses belajar mengajar
harus menyesuaikan dengan waktu orang tua di rumah maka dari itu pembelajaran
di bagi menjadi dua shif (pagi dan malam) dengan materi pelajaran yang sama dan
siswa yang berbeda.
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh
peneliti pada bab sebelumnya, diperoleh simpulan dari hasil temuan di kelas
IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi bahwa strategi yang dilakukan oleh guru
dalam membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam
jaringan masa pandemi COVID-19 di sekolah dasar adalah dengan (1)
menyajikan materi yang dirancang (berupa penataan isi dan penyajian materi
secara sistematis serta praktis dalam sebuah RPP yang mana guru mengajak
siswa dalam mengamati, menanya, mencoba dan menciptakan), (2)
memberikan rangsangan (berupa dorongan dan penghargaan sebagai bentuk
apresiasi agar siswa antusias, semangat dan menaruh perhatian yang lebih
saat kegiatan belajar), (3) mengembangkan kebiasaan teratur (membentuk
pembiasaan yang baik), (4) meningkatkan kondisi fisik siswa (memberikan
perhatian dan menjaga komunikasi baik), (5) menyediakan fasilitas
pendukung dalam pembelajaran.
Hal-hal yang diperhatikan guru dalam menentukan suatu strategi
pembelajaran yang akan digunakan berdasar pada pijakan (pedoman) yaitu
tujuan pembelajaran, karakteristik siswa dan kendala media atau sumber
belajar. Dengan strategi-strategi yang telah digunakan oleh guru dapat
membangkitkan minat siswa terlihat pada perasaan senang (suka) siswa,
ketertarikan siswa, perhatian siswa dan keterlibatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dalam jaringan.
66
66
5.2 Implikasi
Implikasi berdasarkan hasil penelitian, yaitu: (1) Dapat menambah
wawasan mengenai strategi guru dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam jaringan guna membangkitkan minat belajar siswa, (2) Penelitian ini
dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.
5.3 Saran
1. Bagi sekolah
Bagi pihak sekolah agar memberikan fasilitas yang memadai dan
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal serta untuk
menunjang proses belajar mengajar pada sistem pembelajaran dalam jaringan.
2. Bagi guru
Bagi guru agar lebih kreatif dan Inovatif lagi dalam menerapkan
strategi-strategi mengajar untuk membangkitkan minat dan semangat belajar
siswa.
3. Bagi peneliti
Bagi peneliti lainnya untuk dapat mengkaji kembali penelitian ini
dengan menggunakan metode dan tempat penelitian yang berbeda sehingga
dapat melengkapi kekurangan pada penelitian ini dan dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya dalam membangkitkan minat belajar
siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan.
67
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), hlm.58
Amidah, 2013. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 147
Palembang.OnlineJurnal.Raden.Fatah.Ad.id/index.php/conciencia/article/vi
ew/98. Diakses 21 September 2020
A.M. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 45
Enriquez, M. A. S. (2014). Students ‘ Perceptions on the Effectiveness of the Use
of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning.DLSU Research
Congress. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Fikrie dan Lita Ariani. 2019. Keterlibatan Siswa (Student Engagement) di Sekolah
Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Keberhasilan Siswa di Sekolah.
http://fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/13-KETERLIBATAN-
SISWA-STUDENT-ENGAGEMENT-DI-SEKOLAH-SEBAGAI-SALAH-
SATU-UPAYA-PENINGKATAN-103-110.pdf. Diakses 6 Desember 2020
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education:
Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social
media.InternetandHigherEducation.https://doi.org/10.1016//jjheduc.2013.0
6.002
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hariandi, A. 2019. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca
Al-Qur’an Siswa Di SDIT Aulia Batanghari. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 4(1), 11.
Iftakhar, S. (2016). GOOGLE CLASSROOM:WHAT WORKS AND HOW?
Journal of Education and Social Sciences.
Kurniasih, Sani. 2014. “Strategi-Strategi Pembelajaran”. Alfabeta: Bandung.
Louarne Johnson, Pengajaran yang kreatif dan Menarik, (Indeks, 2008) hal.45
Made Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
68
Marno, M.Pd dan M. Idris, S.Si, Strategi dan Metode Pengajaran, (Jogjakarta:
AR-RUZ Z MEDIA, 2008) Hal.31
Marwoto. 2012. Strategi Guru Sejarah dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 10 PEKANBARU. Online Jurnal.
https://media.neliti.com/media/publications/22979-ID-strategi-guru-sejarah-
dalam-meningkatkan-minat-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran.pdf.Diakses
22 September 2020
MENDIKBUD RI. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:
MENKUMHAM RI
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Muhibbinsyah.2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munir, Dr. 2012. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Mustofa, M. i., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi Model
Perkuliahan Daring sebagai Upaya Menekan Disparitas Kuaitas Perguruan
Tinggi.Walisongo Journal of Information Technology, 1(2), 151.
https://doi.org/10.21580/wjit.2019.1.2.4067.
Nadia, 2020. Sistem Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online pada Era
COVID-19. Jurnal Program Studi Pendidikan IPS, FKIP Universitas
Lampung Mangkurat. Hal 2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019., Pub. L. No. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 326 (2020).
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah-Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana. hal.13.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Sardini. 2013. “Pengaruh Minar Belajar Terhadap Hasil Belajar Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MAN Pontianak”, Jurnal Pendidikan Ekonomi,
69
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak
:6-8.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sudaryono, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suhandi, A. 2017. Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Sains di
Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 2(2), 171.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19).
Susilana, Rudi, dan Riyana. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
Suyadi. 2015. Strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung: Rosdakarya.
Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs,v7i5.15314
Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2010. Pengatar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wildanum, A. 2019. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Kelas VIII YPI SMP SUNAN AMPEL BANGSAL MOJOKERTO. Online
Skripsi. http://etheses.uin-malang.ac.id/14779/1/12130053.pdf. Diakses 19
September 2020
Zhou, G., Chen, S.,& Chen, Z. (2020). Back to the Spring of Wuhan: Facts and
Hope of COVID-19 Outbreak. Frontiers of Medicine, 14(2), 113-116.
https://doi.org/10.1007/s11684-0758-9.
70
LAMPIRAN
71
LAMPIRAN 1: Data Hasil Observasi Guru Kelas IA Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi
Strategi guru
dalam
membangkitkan
minat belajar
siswa
pada sistem
Penyajian
materi yang
dirancang
Menata isi atau
muatan suatu
bidang studi.
Guru menyajikan materi yang dirancang dengan
menata isi atau muatan bidang studi terlebih
dahulu yang dibuat dalam sebuah RPP dan
perangkat lainnya dengan memperhatikan
tujuan pembelajaran.
pembelajara n
dalam jaringan
masa
pandemi
COVID-19
di sekolah dasar.
Menyajikan
isi/materi
pelajaran secara
sistematis, praktis
dan lebih berseni.
Guru menyajikan materi pelajaran secara
sistematis, praktis dan berseni. Terlihat pada
proses pembelajaran berlangsung guru
memotivasi siswa dalam mengamati, menanya,
mencoba dan menciptakan.
Pemberian
rangsangan
Mendorong siswa
agar antusias dan
semangat saat
belajar.
Guru mendorong siswa agar antusias dalam
belajar terlihat saat pembelajaran guru
menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi seperti tanya jawab, penugasan,
games dan ice breaking. Metode games
digunakan guru saat melihat siswa mulai jenih
dan tidak fokus dalam belajar. saat bermain
games siswa terlihat senang dan saat siswa salah
maka diberi hukuman dengan moroja’ah surah
an-naba dan an-naziat. Ice breaking yang
dilakukan guru disela-sela pembelajaran yaitu
bernyanyi dan senam otak. Guru juga membuat
rekaman suara yang nantinya dikirimkan kepada
penyiar radio untuk memotivasi belajar siswa.
Dengan begitu siswa kembali semangat lagi
dalam belajar.
Memberi
penghargaan
kepada siswa
yang menaruh
perhatian pada
pembelajaran
Guru memberikan penghargaan (reward) kepada
siswa yang memperhatikan guru menyampaikan
materi dan saat diberi pertanyaan siswa bisa
menjawab. Penghargaan (reward) yang
diberikan oleh guru sebagai bentuk apresiasi
kepada siswa yaitu bintang, acungan jempol,
tepuk tangan.
Mengembang
kan kebiasaan
teratur
Pengaturan jadwal
dan waktu
pembelajaran.
Guru membuat jadwal pelajaran di masa
pandemi COVID-19 dengan sebaik mungkin
mulai hari senin-sabtu mulai dari belajar tahfizh,
tema dan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Dan waktu belajar dibagi menjadi dua shif pagi
dan malam karena mayoritas orang tua siswa
memiliki kesibukan di luar dan tidak bisa
mendampingi siswa belajar tiap saat dan siswa
kelas 1 masih menggunakan HP orang tua maka
dari itu waktu belajar siswa di sesuaikan dengan
orang tua. Bagi orang tua yang pagi tidak
memiliki kesibukan maka siswa mengikuti
pembelajaran pagi bagi yang tidak bisa maka
malam hari.
Guru juga membentuk pembiasaan baik kepada
siswa berupa pembiasaan sholat, belajar diawali
dengan berdoa dan segala sesuatu diawali
berdoa, muroja’ah surah, membiasakan siswa
72
berbicara 3 bahasa (Arab, Indonesia, Inggris).
Meningkatkan
kondisi fisik
peserta didik
(siswa)
Memberikan
perhatian pada
siswa saat
pembelajaran
dalam jaringan.
Perhatian yang diberikan guru kepada siswa
diawal pembelajaran dengan menanyakan solat
dhuha, sarapan dengan wajah ceria dan selalu
tersenyum. Saat siswa mulai jenuh dalam
belajar guru mengajak siswa untuk ice breaking
dan games agar siswa semangat, senang dan
antusias lagi mengikuti pembelajaran dalam
jaringan.
Menjaga
komunikasi
dengan siswa
disaat
pembelajaran
dalam jaringan.
Guru tetap menjaga komunikasi dengan siswa
terlihat saat siswa tidak memperhatikan guru
menjelaskan dan teman membacakan teks cerita
guru menegur siswa dengan cara yang tidak
menyinggung dan wajah yang tersenyum. Dan
saat siswa bertanya guru selalu menjawab
dengan nada suara lemah lembut wajah ceria.
Menyediakan
fasilitas
pendukung
yang memadai
Persiapan yang
dibutuhkan pada
pembelajaran
dalam jaringan.
Pada pembelajaran dalam jaringan telah di
persiapkan oleh guru segala yang dibutuhkan
seperti perangkat pendukung yaitu handphone
dan laptop yang telah di isi daya penuh serta
menyiapkan kartu dengan jaringan internet dan
kuota yang mendukung agar saat belajar tidak
terkendala dan suara jelas. Guru juga
mempersiapkan sistem pembelajaran berupa
media online yaitu Zoom yang digunakan saat
pembelajaran.
Pemilihan metode
dan media pada
pembelajaran
dalam jaringan.
Metode pembelajaran yang digunakan guru
sangat bervariasi mulai dari tanya jawab,
penugasan, games dan guru juga menggunakan
ice breaking disela-sela pembelajaran. Media
gambar (visual) dan audio visual juga
digunakan guru dalam pembelajaran guna
membangkitkan minat, semangat dan antusias
siswa dalam belajar dimasa pandemi COVID-
19.
73
LAMPIRAN 2: Data Hasil Observasi Siswa Kelas IA Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi
Minat
belajar
yang
dimiliki
siswa
Perasaan
Senang
Kesukaan atau
kesenangan siswa
pada pembelajaran
dalam jaringan
(online).
Saat pembelajaran berlangsung siswa selalu mengikuti,
siswa selalu hadir jika tidak bisa pagi pasti mengikuti
belajar malam. Pada saat proses belajar mengajar
berlangsung siswa antusias dan semangat seperti
setelah guru selesai menjelaskan materi siswa bertanya
yang berlum di pahaminya. Saat diminta guru
membacakan teks cerita siswa langsung menunjuk
tangan dan berharap dipilih untuk membaca. Dan saat
ditanya hafalan tahfizh sampai mana siswa menjawab
dengan nada suara yang semangat. Itu merupakan
bentuk perasaan senang siswa dalam belajar.
Ketertarikan
Siswa
Ketertarikan siswa
pada objek atau alat
yang dimanfaatkan
pada pembelajaran
dalam jaringan.
Siswa sangat antusias, semangat dan ceria saat
pembelajaran berlangsung terlihat juga saat guru
mengunakan media pembelajaran siswa fokus
memperhatikan guru dan siswa tidak menunda tugas
yang diberikan oleh guru di setiap akhir pembelajaran,
dan saat pembelajaran siswa ditanya tugas kemarin
telah dikerjakan siswa langsung menunjukkan hasil
pengerjaannya.
Perhatian
Siswa
konsentrasi siswa
selama
pembelajaran dalam
jaringan.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
dari guru dan mencatat materi yang penting
disampaikan oleh guru guna agar lebih mengingat
pelajaran. Konsentrasi siswa juga terlihat saat guru
membacakan teks salah siswa langsung mengoreksi
dan membenarkannya.
Keingintahuan dan
keberanian yang
tinggi pada siswa.
Siswa menanyakan kepada guru mengenai materi
pelajaran yang belum dimengertinya. Inilah bukti
keingintahuan siswa yang besar dan rasa keberanian
yang tinggi dalam menyampaikan pendapat yang
dimiliki siswa. Akan tetapi ada juga beberapa siswa
yang terkadang jenuh dalam belajar.
Keterlibatan
Siswa
Kesiapan siswa saat
menerima atau
memperoleh
pelajaran.
Siswa saat pembelajaran mengenakan seragam sekolah
rapi, buku pelajaran tertata rapi di meja, dan segala
perlengkapan belajar telah disiapkan. Ini merupakan
bentuk kesiapan siswa dalam menerima pelajaran.
Keterlibatan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
Siswa sangat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
saat berlangsungnya pembelajaran dalam jaringan
melalui Zoom. Saat di tanyapun siswa menjawab
dengan bersemangat secara serentak bersama-sama
makadari itu suara menjadi kacau dan tidak terdengar
jelas jawaban siswa. Akhirnya siswa ditunjuk satu
persatu untuk menyampaikan jawabannya agar lebih
terkondisikan lagi.
74
LAMPIRAN 3: Lembar Instrumen Wawancara
No. Pertanyaan Wawancara Deskripsi
1. Apakah pembelajaran dalam jaringan ini berhasil diterapkan di
SDIT Diniyyah Al-Azhar?
2. Apa yang Bapak/ibu ketahui mengenai pembelajaran dalam
jaringan?
3. Apakah dalam menentukan strategi yang akan Bapak/ibu gunakan
memperhatikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu?
4. Bagaimana kesiapan Bapak/ibu pada proses pembelajaran dalam
jaringan masa pandemi COVID-19?
5. Bagaimana kesiapan, minat dan keterlibatan siswa pada sistem
pembelajaran dalam jaringan?
6. Bagaimana strategi ibu membangkitkan minat belajar siswa pada
sistem pembelajaran dalam jaringan dengan karakteristik siswa
yang berbeda-beda?
7 Apa yang akan ibu lakukan pada siswa yang minat belajarnya
rendah pada pembelajaran secara daring?
8. Kendala apa saja yang dihadapi ibu dalam sumber belajar dan
media yang digunakan pada pembelajaran dalam jaringan? dan
bagaimana solusinya!
9. Apa saja kendala yang dialami pada permasalahan pembelajaran
dalam jaringan masa pandemi COVID-19? Dan bagaimana
solusinya!
75
LAMPIRAN 4: Data Hasil Wawancara Bersama Kepala Sekolah
No. Pertanyaan
Wawancara
Deskripsi
1. Apakah pembelajaran
dalam jaringan ini
berhasil diterapkan di
SDIT Diniyyah Al-
Azhar?
Alhamdulillah pembelajaran dalam jaringan ini di SDIT Diniyyah Al-Azhar
Jambi telah berhasil diterapkan sejak keluarnya surat edaran dari dinas yang
mengatakan bahwa tidak adanya proses belajar mengajar di sekolah akan
tetapi pembelajaran dilaksanakan dari rumah masing-masing dan telah
direalisasikan sampai sekarang.
2. Apa yang Bapak/ibu
ketahui mengenai
pembelajaran dalam
jaringan?
Menurut saya pembelajaran dalam jaringan ini yaitu pembelajaran yang
dilaksanakan secara berjauhan antara guru dan siswa. Di sekolah ini Zoom
adalah aplikasi yang lebih sering digunakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran akan tetapi ada juga beberapa guru yang menggunakan video
call WhatsApp untuk melakukan pembelajaran.
3. Apakah dalam
menentukan strategi
yang akan Bapak/ibu
gunakan
memperhatikan
tujuan pembelajaran
terlebih dahulu?
Iya, dalam pemilihan strategi itu dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran dahulu penting dilakukan dan kemudian mengkaitkan pada
kompetensi dasar dan indikator. sehingga inti pembelajaran tetap
tersampaikan dengan strategi-strategi yang tepat digunakan dalam
pembelajaran masa pandemi COVID-19 sekarang ini.
4. Bagaimana kesiapan
Bapak/ibu pada
proses pembelajaran
dalam jaringan masa
pandemi COVID-19?
Alhamdulillah di SDIT Diniyyah Al-Azhar ini guru-gurunya siap untuk
pembelajaran dalam jaringan ini dan sebagai guru tidak bisa mngatakan
tidak siap karena jika guru tidak siap maka siswa tidak akan bisa
mendapatkan pembelajaran dalam jaringan dengan baik. Sebelum diterapkan
pembelajaran dalam jaringan ini guru-guru terlebih dahulu diberikan
pelatihan-pelatihan seperti pengoperasian Zoom, pembuatan video yang
menarik dan telah didatangkan orang luar guna memberitahu metode-
metode yang menarik untuk digunakan pada pembelajaran masa pandemi
COVID-19 ini. Dan awalnya di SDIT Diniyyah Al-Azhar ini tidak
menggunakan Zoom tetapi dengan video call WhatsApp dan pembuatan
video pembelajaran. Kelas 1 di SDIT Diniyyah Al-Azhar ada 6 kelas dan
dalam pembuatan video pembelajaran secara bergantian yang nantinya akan
digunakan bersama. Akan tetapi dengan video pembelajaran tersebut siswa
mulai jenuh karena tidak bisa melihat langsung gurunya maka dari itu guru-
guru mengkombinasikan kembali dengan menggunakan Zoom agar bisa
bertatap muka dengan siswanya.
5. Bagaimana kesiapan,
minat dan
keterlibatan siswa
pada sistem
pembelajaran dalam
jaringan?
Alhamdulillah kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan
sangat baik siswa selalu menggunakan pakaian seragam sekolah rapi
walaupun belajar dari rumah dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
dalam jaringan ini baik, mereka juga sangat semangat serta terlibat aktif
dalam pembelajaran. Karena di SDIT Diniyyah Al-Azhar ini selalu
ditanamkan kepada guru bahwa ia bukan hanya sebagai guru tetapi juga
menjadi orang tua bagi siswa di sekolah dan menjadi guru bukan hanya
mengajar tetapi memiliki tanggung jawab yang besar bagi siswa. Dengan
stategi atau cara masing-masing guru dalam membangkitkan minat siswa
pada pembelajaran dalam jaringan ini siswa menjadi antusias dan semangat
mengikuti pembelajaran.
6. Bagaimana strategi
ibu membangkitkan
minat belajar siswa
pada sistem
pembelajaran dalam
Di SDIT Diniyyah Al-Azhar ditekankan kepada seluruh guru bahwa
membuat anak stres hukumnya haram (tidak diperbolehkan). Dengan begitu
guru akan berfikir ulang strategi-strategi yang digunakannya pada
pembelajaran yang harus dibuat semenarik mungkin agar siswa merasa
dekat, enjoy dan tidak merasa terbebani serta berminat dan semangat dalam
76
jaringan dengan
karakteristik siswa
yang berbeda-beda?
belajar, dengan cara sebagai berikut:
- Dengan cara walaupun siswa sekolah dari rumah melalui video call
Zoom maupun WhatsApp tetapi siswa tetap harus memakai seragam
sekolah rapi agar siswa merasa seperti tetap belajar di sekolah.
- Strategi selanjutnya yaitu guru melaksanakan pembelajaran yang
bervasiasi selain menggunakan Zoom guru juga membuat video guru
menjelaskan pelajaran lalu di kirim melalui group WhatsApp. Guru juga
membuat media audio visual dengan animasi yang menarik siswa untuk
belajar.
- Lalu strategi selanjutnya guru membagi waktu pembelajaran dengan dua
shif pagi dan malam. Bagi orang tua yang berada di rumah pagi hari dan
bisa menemani siswa belajar maka mengikuti pembelajaran pagi dan
bagi yang tidak bisa pagi hari maka mengikuti pembelajaran pada
malam hari.
- Memberikan buku mutaba’a yang berisikan sholat wajib 5 waktu, sunah
(dhuha), mengaji, baca buku berguna dalam meningkatkan semangat
siswa dalam pembelajaran dalam jaringan.
- Membuat program literasi baca buku dan siapa yang rajin, rutin
membaca buku dalam waktu satu bulan akan diberikan penghargaan
(hadiah) hal ini berguna untuk mengangkat minat baca siswa.
7. Apa yang akan ibu
lakukan pada siswa
yang minat
belajarnya rendah
pada pembelajaran
secara daring?
Dengan cara menanamkan kepada guru-guru jika menemui siswa yang
minatnya rendah harus lebih memperhatikan lagi siswa tersebut dengan cara
memotivasinya. Pada pembelajaran dalam jaringan ini harus lebih
berkomunikasi dengan orang tua. Jika mulai dilihat anak jenuh, tidak
semangat maka guru meminta bantuan kepada orang tua agar selalu
membimbing, mengawasi, memotivasi siswa belajar dari rumah.
8. Kendala apa saja
yang dihadapi ibu
dalam sumber belajar
dan media yang
digunakan pada
pembelajaran dalam
jaringan? dan
bagaimana solusinya!
Alhamdulillah kalau sumber belajar telah tercukupi seperti buku. Akan
tetapi kendala yang biasanya dihadapi pada media pembelajaran seperti yang
menyangkut pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang membutuhkan siswa
harus ke LAB dan mengamati menggunakan microskop, disini guru sangat
kesulitan untuk menerapkannya. Dan solusinya sekolah akan mengusahakan
apa yang bisa diusahakan karena keterbatasannya pembelajaran pada kondisi
sekarang ini di masa pandemi COVID-19.
9. Apa saja kendala
yang dialami pada
permasalahan
pembelajaran dalam
jaringan masa
pandemi COVID-19?
Dan bagaimana
solusinya!
Kendala yang dialami pada pembelajaran dalam jaringan di SDIT Diniyyah
Al-Azhar yaitu pada waktu dan kuota. Waktu disini maksudnya siswa
sekolah dasar mayoritas masih menggunakan handphone orang tuanya
apalagi siswa kelas rendah jadi guru harus menyesuaikan dengan waktu
orang tua, jika orang tua tidak bisa pagi maka dicarikan waktu lain sore
ataupun malam dan dikonfirmasikan terlebih dahulu melalui group
WhatsApp maka dari itu mau tidak mau guru harus mengajar 2 shift pagi
dan malam dengan materi pelajaran yang sama dan siswa yang berbeda.
Kemudian guru dituntut banyak-banyak mempunyai kuota, diibaratkan kelas
tidak akan kebuka jika tidak ada kunci. Kuota ini adalah kunci utama pada
berlangsungnya proses pembelajaran dalam jaringan.
77
LAMPIRAN 5: Data Hasil Wawancara Guru Kelas IA
No. Pertanyaan
Wawancara
Deskripsi
1. Apakah pembelajaran
dalam jaringan ini
berhasil diterapkan di
SDIT Diniyyah Al-
Azhar?
Pembelajaran dalam jaringan ini diterapkan di SDIT Diniyyah Al-Azhar
dengan baik dan alhamdulillah dari segi keaktifan, pembelajaran dalam
jaringan juga berhasil di terapkan. Siswa aktif dan antusias pada saat
mengikuti pembelajaran dalam jaringan melalui Zoom. Kemudian
pembelajaran dalam jaringan berhasil atau tidaknya juga dilihat dari hasil
kuis atau ulangan serta tanya jawab langsung saat pembelajaran melalui
Zoom.
2. Apa yang Bapak/ibu
ketahui mengenai
pembelajaran dalam
jaringan?
Menurut saya pembelajaran dalam jaringan yaitu pembelajaran jarak jauh
antara siswa dan guru yang mana dengan memanfaatkan media pendukung
pembelajaran berupa Zoom, WhatsApp, Video pembelajaran, Power point
dengan animasi-animasi yang menarik minat siswa dalam belajar.
3. Apakah dalam
menentukan strategi
yang akan Bapak/ibu
gunakan
memperhatikan
tujuan pembelajaran
terlebih dahulu?
Iya tentunya paling utama sebelum memulai proses belajar mengajar harus
memperhatikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu agar nantinya siswa
mengerti dan paham tujuan dari pembelajaran yang disampaikan. Dan tujuan
pembelajaran dengan strategi yang akan digunakan sangat berkaitan erat.
4. Bagaimana kesiapan
Bapak/ibu pada
proses pembelajaran
dalam jaringan masa
pandemi COVID-19?
Insyaallah kesiapan dalam media pembelajaran aman terkendali untuk saat
ini, bagian pelajaran yang membutuhkan media harus dibuat misal
pembelajaran mengenai pancasila untuk mengenalkan lambang dari setiap
sila pancasila dan matematika yang mana mengenai penjumlahan,
pengurangan dll. Disitulah menggunakan media-media pendukung agar
siswa lebih maksimal dalam memahami. Jika menggunakan video
pembelajaran yang dikirim melalui group WhatsApp tanpa siswa melihat
wajah guru maka akan lebih sulit mengetahui siswa paham atau tidaknya
terhadap materi yang disampaikan.
5. Bagaimana kesiapan,
minat dan
keterlibatan siswa
pada sistem
pembelajaran dalam
jaringan?
Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan tergolong baik.
Kesiapannya terlihat semua siswa memiliki buku-buku pelajaran dan saat
belajar pun siswa selalu menyiapkan bukunya di atas meja serta siswa selalu
menggunakan seragam sekolah rapi saat berlangsung pembelajaran. Dengan
adanya kenyamanan dalam belajar, minat yang dimiliki siswa pada sistem
pembelajaran dalam jaringan yaitu antusias, semangat mengikuti
pembelajaran. Dan keterlibatan siswa pada pembelajaran dalam jaringan
siswa selalu mengikuti pembelajaran walaupun tidak bisa pagi maka siswa
mengikuti pembelajaran di malam hari dengan didampingi oleh orang
tuanya karena siswa kelas 1 belum bisa di lepas untuk belajar sendiri masih
perlu dampingan orang lain serta siswa terlibat aktif dalam belajar.
6. Bagaimana strategi
ibu membangkitkan
minat belajar siswa
pada sistem
pembelajaran dalam
jaringan dengan
karakteristik siswa
yang berbeda-beda?
- Diawal pembelajaran memberikan tata tertib terlebih dahulu karena di
sini menggunakan Zoom dan semua microfon di hidupkan pastinya
semua suara akan terdengar dan beradu maka dari itu diberitahukan
terlebih dahulu kepada orang tuanya agar siswa belajar di tempat yang
nyaman, tidak banyak suara (sepi suara) seperti belajar di kamar dan di
dampingi oleh orang tua.
- Mengajak siswa berdoa berdasarkan adab berdoa yang baik dan benar,
lalu menanyakan kesiapan belajarnya seperti buku, alat tulis.
- Memberikan contoh konkret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari tidak terpatok keseluruhan dari buku agar siswa lebih
memahaminya.
78
- Setelah menyampaikan materi lalu mengajak siswa bermain game tanya
jawab yang berkaitan dengan materi yang dibahas dan jika siswa salah
menjawab diberi hukuman dengan muroja’ah surah. Terkadang juga
melakukan games lain seperti game fokus jika guru mengatakan hidung
tetapi siswa salah memegang anggota tubuhnya maka diberi hukuman
dengan membacakan tahfizh.
- Saat pembelajaran melihat siswa mulai bosan, jenuh dan gelisah maka
dilakukanlah ice breaking ataupun peregangan seperti senam otak,
bernyanyi, ataupun diberikan waktu istirahat 2 menit. Dengan waktu
segitu siswa sudah merasa cukup dan di waktu itulah disempatkan siswa
untuk minum ataupun bercerita tentang yang ingin disampaikannya.
Terkadang juga ice breaking yang diberikan yaitu tahfizh berantai.
- Menyampaikan salam dan kata-kata motivasi semangat kepada siswa
melalui radio dengan cara mengkonfirmasi dan mengirimkan rekaman
pada pihak penyiar radio. Dengan cara tersebut mendapatkan respon
baik dari orang tua siswa kemudian saat mendengarkan pesan dari
gurunya melalui radio siswa juga menjadi senang, semangat dan merasa
bahwa gurunya sangat perhatian dengannya. Hal ini termasuk strategi
yang dilakukan untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar.
7. Apa yang akan ibu
lakukan pada siswa
yang minat
belajarnya rendah
pada pembelajaran
secara daring?
Lebih memperhatikan dan mengingatkan siswa tersebut seperti memanggil
namanya dengan nada suara yang lemah lembut dan wajah yang tersenyum
agar siswa tidak menjadi takut, kemudian berinteraksi langsung dengan
individunya seperti jika siswa lainnya berhasil menjawab pertanyaan yang
diajukan maka kita juga harus tanyakan kepada siswa yang minatnya rendah
mengenai materi yang lagi dibahas bersama. Minat belajar siswa rendah di
sini maksudnya siswa yang asik sendiri, tidak memperhatikan dan kurang
fokus dalam belajar. Dengan cara-cara tersebut kemudian dan melihat siswa
yang lain aktif maka siswa yang tadinya asik sendiri, jenuh dan kurang
semangat menjadi aktif, bersemangat serta memperhatikan saat belajar.
8. Kendala apa saja
yang dihadapi ibu
dalam sumber belajar
dan media yang
digunakan pada
pembelajaran dalam
jaringan? dan
bagaimana solusinya!
Jika dari sumber belajar alhamdulillah tidak ada kendala karena guru juga
memiliki buku pegangan dan semua siswa memiliki buku paket masing-
masing (tematik dan bupena). Dan kalau media pembelajaran alhamdulillah
di kelas 1A ini saat melangsungkan pembelajaran dalam jaringan jika
membutuhkan media pendukung saat pembelajaran akan dibuat dan melihat
lagi referensi-referensi dari youtube agar dapat lebih menarik perhatian
siswa dalam belajar mengajar. Akan tetapi jika pembelajaran yang berkaitan
dengan seni rupa tidak bisa dipraktekkan secara langsung akan memakan
waktu yang banyak, solusinya hasil pekerjaan siswa dikirimkan melalui
WhatsApp group.
9. Apa saja kendala
yang dialami pada
permasalahan
pembelajaran dalam
jaringan masa
pandemi COVID-19?
Dan bagaimana
solusinya!
Kendala yang dialami saat melangsungkan pembelajaran dalam jaringan
yaitu terkendala pada kuota, koneksi jaringan terkadang macet (koneksi
buruk), tidak semua siswa langsung paham pada pembelajaran yang
disampaikan dan juga terkendala pada waktu orang tua. Cara mengatasinya
kalau permasalahan kuota guru-guru telah mendapatkan bantuan kuota dari
Kemdikbud tetapi kalau siswa kelas 1 (satu) masih menggunakan handphone
orang tuanya jadi terkadang kuota orangtuanya habis maka mengatasinya
dengan menghubungi secara personil orang tua siswa langsung menelvon
dengan menanyakan pembelajaran selanjutnya. Dan kendala pada waktu
orang tua, cara mengatasinya dengan membagi waktu pembelajaran menjadi
2 shif pagi dan malam dengan pembelajaran yang sama. Bagi orang tua yang
memiliki waktu senggang pagi hari maka siswa mengikuti pembelajaran
pagi tetapi yang tidak bisa maka siswa akan mengikuti pembelajaran pada
malam hari. Kemudian pada anak yang kurang memahami materi maka
dilakukan video call secara personal antara guru dan siswa dengan mencari
waktu lain dan menjelaskan ulang kepada siswa tersebut.
79
LAMPIRAN 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP KELAS 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SDIT AL AZHAR JAMBI
Kelas/Semester : I/1 (satu)
Tema/Sub tema : Kegemaranku / Gemar Bernyanyi dan Menari
Pertemuan ke : 1 (satu)
Waktu : 1 x pertemuan (6 x35 menit)
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan bernyanyi, siswa mampu menyanyikan lagu bersama dan
menggaris bawahi kata-kata yang menunjukkan kasih sayang dengan tepat
2. Dengan memperagakan, siswa mampu menirukan gerakan-gerakan dengan
percaya diri
3. Dengan menceritakan, siswa mampu menceritakan cerita yang ada pada
gambar dengan percaya diri
B. Materi Pembelajaran :
Menyanyikan lagu bersama dan menggaris bawahi kata-kata yang
menunjukkan kasih sayang
Menirukan gerakan-gerakan
Menceritakan cerita yang ada pada gambar
C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DEKSKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Siswa memulai kegiatan dengan berdoa.
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang
kegemaran keluarga dalam bernyanyi dan menari
10 menit
Kegiatan Inti 1. Siswa bernyanyi lagu kasih ibu bersama-sama
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengamati lirik
lagu kasih ibu dengan teliti.
3. Setelah menanyikan, guru kemudian meminta salah satu
siswa untuk maju dan menyebutkan kata-kata yang
menunjukkan kasih sayang dalam lirik lagu tersebut.
4. Guru memperagakan beberapa tiruan gerakan hewan
maupun benda.
5. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab perihal
berbagai macam gerakan pada hewan dan benda-benda.
6. Siswa lalu diminta untuk mencoba gerakan pada hewan
dan benda-benda secara bersama-sama
7. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar pada
buku
185 menit
80
8. Guru kemudian meminta siswa untuk membuat cerita
sesuai dengan gambar tersebut.
9. Siswa menceritakan cerita yang telah dibuatnya di
depan kelas.
10. Pada akhir kegiatan, siswa diminta untuk mengerjakan
soal latihan.
Kegiatan
Penutup
1. Siswa membuat kesimpulan kegiatan hari ini.
2. Siswa menuliskan refleksi dari kegiatan yang telah
dilakukan.
15 menit
D. Media, Alat dan Sumber Belajar
Buku Tematik Terpadu Tema Kegemaranku (1b)
Radio atau alat music untuk mengiringi saat menyanyi bersama
E. Penilaian
1. Penilaian Sikap
No.
Nama
Peserta
Didik
Perkembangan Prilaku
Rasa Ingin
Tahu Kerjasama Tekun ketelitian
S
B B C K
S
B B C K
S
B B C K
S
B B C K
1
2
3
Dst
Catatan:
SB = sangat Baik; B= Baik; C= Cukup; K= Kurang
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai
2. Penilaian Pengetahuan
Instrumen penilaian: tes tertulis (skala 1—100)
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian: Unjuk Kerja (Praktik)
Jambi, Desember 2020
Kepala Sekolah Guru Kelas 1A
Davit Hermanto, Lc. Dzikra Amalia, S.Si.
81
LAMPIRAN 7: Proses Pembelajaran Dalam Jaringan
Gambar 4.1: Kegiatan Games
Gambar 4.2: Pembiasaan Berdoa Sebelum Belajar
82
Gambar 4.3 Guru Memberikan Apresiasi Kepada Siswa
Gambar 4.4 Media Audio Visual yang dibuat Guru
83
Gambar 4.5 Siswa menggunakan Seragam Sekolah Rapi
Gambar 4.6 Antusiasme Siswa dalam Setoran Tahfizh
84
Gambar 4.7: Ketertarikan Siswa pada Media Pembelajaran
Gambar 4.8 Keterlibatan Aktif Siswa saat Belajar
85
LAMPIRAN 8: Tata Tertib Pembelajaran Dalam Jaringan
LAMPIRAN 9: Laporan Pembinaan Karakter Melalui Pembiasaan
86
LAMPIRAN 10: Dokumentasi Wawancara
87
LAMPIRAN 11: Jadwal belajar dari Rumah
LAMPIRAN 12: BUKU MUTABA’AH
88
LAMPIRAN 13: Surat Permohonan Izin Penelitian
89
LAMPIRAN 14:Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
90
LAMPIRAN 15: Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
91
LAMPIRAN 16: Plagiarism
92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NOVI AUDRIA, merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara dari Bapak Paruhuman Harahap, SP dan Ibu
Seridawati Hasibuan. Lahir di Jambi, pada tanggal 01
November 1998. Penulis bertempat tinggal di Jalur 2A
RT 04 Desa Suka Makmur Kecamatan Sungai Bahar
Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.
Pada tahun 2005 merupakan awal masuk bangku sekolah hingga selesai tahun
2011 di SD Negeri 74/IX Suka Makmur, Sungai Bahar. Kemudian penulis
melanjutkan pada jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 12 Muaro
Jambi, penulis mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan lulus pada
tahun 2014. Pendidikan selanjutnya yaitu sekolah menengah atas di SMA Negeri
4 Muaro Jambi dan penulis mengambil jurusan Ilmu pengetahuan Alam (IPA)
lulus pada tahun 2017.
Setelah tahun 2017, penulis melanjutka pendidikan di salah satu perguruan tinggi
yang ada di provinsi Jambi yaitu Universitas Jambi. Melalui jalur SNMPTN dan
penulis lolos di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Penulis dapat dihubungi melalui e-mail: novi01harahap@gmail.com,
media jejaring sosial Facebook (FB): Novi Audria, Instagram (Ig): audria_novi.
top related