slide bang randa

Post on 27-Oct-2015

62 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Cromolaena

odorata Linn.) TERHADAP PROSES HEMOSTASIS LUKA SUPERFICIAL PADA

MENCIT (Mus musculus). DISUSUN OLEH:RANDA ANDIKA0907101050009

DOSEN PENGUJI

dr. Safrizal Rahman,

M.Kes., Sp.OT

drs.Zulfitri, M.Biomed

DOSEN PEMBIMBING

dr. T. Husni TR, M.Kes.Sp. THT-KL

dr. Bukhari Sp. PK

Latar Belakang Luka adalah rusaknya keutuhan epitel dari kulit disertai gangguan struktur dan fungsi yang mendasari jaringan normal.

Hemostasis

Pembuluh

Darah

Trombosit

Faktor Koagula

si

Inhibitor

Sistem Fibrinoli

sis

(Hoffbrand, 2005)

(Enoch dan J.Leaper, 2005)

• Kirinyuh merupakan tanaman yang berguna terhadap penyembuhan luka dan peradangan

(Owoyele,

2005)

• Menyatakan bahwa ekstrak etanol daun Kirinyuh memberikan efek penembuhan luka yang baik.

Afrianti

(2010)

Adakah pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Kirinyuh (Cromolaena odorata Linn.) terhadap proses hemostasis

luka pada mencit (Mus musculus)?

Rumusan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Kirinyuh (Cromolaena odorata Linn.) terhadap proses hemostasis luka pada

mencit (Mus musculus)?

Tujuan Penelitian

1. Memperoleh data ada tidaknya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Kirinyuh (Cromolaena odorata Linn.) dalam proses hemostasis luka pada mencit (Mus musculus).

2. Sebagai panduan untuk pengkajian lebih lanjut pada penelitian lainnya

3. Memberikan informasii kepada masyarakat mengenai manfaat daun Kirinyuh

4. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa adanya potensi ekonomi dari baan alam yang dapat digunakan sebagai suatu obat.

Manfaat Penelitian

Ekstrak etanol daun Kirinyuh (Cromolaena odorata Linn.) mempunyai pengaruh mempercepat proses

hemostasis luka superficial pada mencit (Mus musculus).

Hipotesis

2.1 Tanaman Kirinyuh (Cromolaena odorata L)2.1.1 Klasifikasi Tanaman Daun Kirinyuh• Divisi : Spermatophyta• Sub Divisi : Angiospermae• Kelas : Dicotyledonae• Sub Kelas : Asteridae• Ordo : Asterales • Family : Asteraceae/Compositae• Genus : Eupatorium • Species : Eupatorium odoratum/Cromolaena odorata (Setiawati, Wiwin et al., 2008)

Tinjauan Pustaka

• Kirinyuh

2.1.2 Persebaran Daun Kirinyuh

Kirinyuh berasal dari Amerika Tengah, tetapi kini telah tersebar di daerah-daerah tropis dan subtropis

• (Vanderwoude, 2005).

Kirinyuh di Indonesia pertama kali dikenal pada tahun 1934 di Sumatera Utara dan sekarang menyebar diseluruh Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua • (Setiawati, 2008).

2.1.3 Deskripsi tanaman Kirinyuh

Kirinyuh merupakan gulma yang mempunyai ciri khas: daun berbentuk oval dan bergerigi pada bagian tepi, batangnya keras dan berkayu, mempunyai bunga berwarna putih (Prawiradiputra, 1985).

Chromolaena odorata lazim disebut Eupatorium yang merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan (Nasution, 1986).

Cromolaena odorata dikenal dengan nama Kirinyuh (Prawiradiputra, 1985).

2.1.4 Kandungan Kimia Daun Kirinyuh

KIRINYUH

Flavanoid

SaponinTanin

(Romdonawati, 2009).

2.1.5 Manfaat Daun Kirinyuh

Manfaat Daun Kirinyuh

Penyembuhan Luka

Anti Inflamasi

Antimikroba

Anti Diare

Anti Hipertensi ( Vital dan Rivera,

2009)

2.2 Hemostasis2.2.1 Fisiologi Hemostasis

Hemostasis terdiri dari 3 tahap

Hemostasis Primer

Hemostasis Sekunder

Hemostasis Tersier

(Guyton and Hall, 2007)

Hemostasis adalah penghentian perdarahan oleh sifat fisiologis vasokonstriksi dan koagulasi (Dorland, 2002)

2.2.2 Faktor Pembekuan DarahAda 13 faktor pembekuan darah:- Faktor I (Fibrinogen)- Faktor II (Protrombin)- Faktor III (Tromboplastin Jaringan)- Faktor IV (Kalsium)- Faktor V (Proakselerin) - Faktor VI (Akselerin)- Faktor VII (Prokonvertin)- Faktor VIII (Antihemofilik)- Faktor IX (Tromboplastin Plasma)- Faktor X (Faktor Stuart)- Faktor XI (Antiseden Tromboplastin Plasma)- Faktor XII (Faktor Hageman)- Faktor XIII (Faktor Penstabil Fibrin) (Sloane, 2003)

2.2.3 Proses Pembekuan Darah

Pembuluh Darah Cedera Hemostasis

Vasokonstriksi Pembuluh

Darah

Pembentukan Sumbat

Trombosit

Pembentukan Bekuan Darah

Pertumbuhan Jaringan Fibrosa

(Guyton ,1997)

Proses Pembekuan

Darah

Proses Koagulasi Darah

(Bakta, 2006)

2.3 Kulit 2.3.1 Fisiologi Kulit

(Eroschenko, 2003)

Fungsi kulit ada 5

Perlindungan

Regulasi Suhu

Persepsi Sensoris

Organ Ekskretoris

Pembentukan Vitamin D

2.3.2 Histologi Kulit Menurut Djuanda (2008), kulit tersusun atas tiga lapisan utama:

2.4 LukaLuka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Proses penyembuhan luka dipengaruhi beberapa mekanisme: 1. Sifat2. Jenis3. Kedalaman4. Luas Luka (Dejong, 2004).

2.4.1 Mekanisme Luka- Abrasi- Laserasi Sederhana- Luka Insisi- Luka Tembus atau Luka Tusuk- Injeksi Tekanan Tinggi- Kontusio- Luka Bakar- Luka Gigit- Fraktur Majemuk (Morison, 2003).

2.4.2 Jenis LukaMenurut Souter J (2010), luka dibagi menjadi 2 jenis:1. Luka Terbuka2. Luka Tertutup

2.4.3 Tingkat Kontaminasi Luka:3. Luka Bersih4. Luka Bersih Terkontaminasi5. Luka Terkontaminasi6. Luka Kotor (Sabiston, 1995).

2.4.4 Kedalaman dan Luas Luka

Kedalaman luka dibagi menjadi 4 stadium

Stadium I : Luka Superficial

Stadium II : Luka Parsial

Stadium III : Luka Dalam

Stadium IV : Luka Sangat

Dalam

(Dejong, 2004)

2.5 Ekstraksi

Ekstraksi atau Penyarian adalah pemindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari tertentu sehingga terjadi zat aktif dalam cairan penyari (Septiningsih, 2008).

Jenis cairan penyari yang sering digunakan adalah air, etanol, air-etanol, atau eter (Indrayana, 2008).

Air memiliki gaya ekstraksi yang menonjol tapi mudah terkontaminasi, sedangkan etanol larutan penyari yang lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, dan absorbsinya baik (Puryanto, 2009).

2.6 Mencit sebagai hewan coba

Mencit adalah hewan percobaan yang sering dipilih karena hewan pengerat ini cepat berkembang biak, mudah dipelihara, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik (Smith, 1998).Mencit dewasa memiliki bobot sekitar ± 30 – 40 gr. Masa hidupnya antara 1-3 tahun (Smith, 1998).

2.7 KERANGKA PENELITIAN.

Dalam penelitian ini, ekstrak daun kirinyuh akan di formulasikan dalam sediaan cair dengan menggunakan pelarut etanol. Larutan etanol di pilih karena mempunyai daya penetrasi yang baik dan dapat merangsang zat-zat aktif yang terdapat pada daun kirinyuh

KERANGKA KONSEP

18 sampel mencit18 sampel mencit

Prosedur PerlukaanProsedur Perlukaan

Luka sayat yang dilakukan pada daerah

tungkai mencit

Luka sayat yang dilakukan pada daerah

tungkai mencitKelompok I

(Ekstrak etanol daun Kirinyuh 5 %)

Kelompok I (Ekstrak etanol

daun Kirinyuh 5 %)

Kelompok I (Ekstrak etanol

daun Kirinyuh 5 %)

Kelompok I (Ekstrak etanol

daun Kirinyuh 5 %)

Kelompok III (Tanpa diberi

ekstrak)

Kelompok III (Tanpa diberi

ekstrak)

Host: Umur, jenis, status imun, penyakit/gangguan sistemik, dll

Host: Umur, jenis, status imun, penyakit/gangguan sistemik, dll

Faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah

Faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah

Lingkungan:

Nutrisi, ventilasi, kebersihan

Lingkungan:

Nutrisi, ventilasi, kebersihan

Hitung waktu sampai perdarahan pada luka berhenti

Hitung waktu sampai perdarahan pada luka berhenti

Prosedur Pemeriksaan

Prosedur Pemeriksaan

PerlukaanPerlukaan

Metode Penelitian

3.1 Jenis Dan Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian The postest-only Control Group Design dan menggunakan mencit galur Balb/c.

3.2 Tempat dan Waktu PenelitianFebruari 2013 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah dan ekstrak dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsyiah.

3.3 Sampel PenelitianPada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 18 ekor dengan formula:

((n x p) – 1) – (p – 1) ≥ 15Ket: p = jumlah perlakuan n = banyak sampelKarena p = 3 Maka= 3n – 1 – 2 ≥ 15 3n – 3 ≥ 15 3n ≥ 18 n ≥ 18/3 n ≥ 6

3.3.1 Kriteria Inklusi • Umur mencit 6-8 Minggu• Berat Badan 25-35 gram (jantan strain balb/c)• Mencit tampak sehat (aktif)• Tidak ada kelainan anatomi yang tampak

3.3.2 Kriteria Eklusi• Mencit mati pada saat penelitian

3.4 Variabel penelitian 3.4.1 Variabel Bebas • Hemostasis dengan ekstrak etanol daun Kirinyuh 5%• Hemostasis dengan ekstrak etanol daun Kirinyuh 10%• Hemostasis tanpa pemberian ekstrak ( kontrol)

3.4.2 Variabel TerikatKecepatan pembekuan darah yang berasal dari luka insisi dalam hitungan waktu 5 detik dengan menggunakan kertas saring sampai darah berhenti.

3.4.3 Variabel KendaliPanjang perlukaan, kedalaman perlukaan, hemostasis darah pada luka, faktor host ( strain, jenis kelamin, berat badan ) dan lingkungan ( nutrisi, keadaan kandang).

3.5 Definisi Operasional

• Ekstrak daun Kirinyuh adalah daun yang diekstrak dengan menggunakan pelarut etanol yang nantinya di buat berbentuk cair dengan konsentrasi 5% dan 10% hingga homogen.

• Ekstrak daun Kirinyuh berpengaruh pada proses pembekuan darah.

• Proses pembekuan darah akan di nilai dengan menggunakan kertas saring.

• Luka sayat superficial adalah luka yang dibuat dengan scapel pada kulit mencit sepanjang 2cm dengan kedalaman 1mm.

• Status sampel (strain, berat badan, jenis kelamin, umur, status imun), nutrisi dan lingkungan (kebersihan, cahaya, dll) ialah hal yang harus dikendalikan sehingga sampel dinyatakan homogen.

3.6 Alat dan Bahan PenelitianAlat

Kandang Mencit

Timbangan Hewan

Pencukur Bulu

Gunting

Penggaris

Stopwatch

Sarung tangan

Vakum Evaporasi

Scapel

3.7 Prosedur Penelitian

Pengambila

n Daun Kiriny

uh

• Daun di ambil pada daerah kampung Geulanggang Baroe Kab.Bireuen sebanyak 1kg.

Pembuatan ekstra

ksi

• Daun yang diperoleh dicuci bersih, diiris, dan dikeringkan selama 24 jam. Kemudian dibawa ke laboratorium MIPA untuk di ekstraksi.

Penyiapan Hewa

n Coba

• Mencit diadaptasi selama 1 minggu dan di bagi dalam 3 kelompok.

3.7 Prosedur Penelitian

Pemeliharaan Hewan COba

• Mencit di adaptasi selama 1 minggu sebelum perlakuan, dengan siklus 12 terang dan 12 gelap, dan memiliki ventilasi udara yang cukup

Perlakuan

Terhadap

Hewan Coba

• Mencit berjumlah 18 ekor dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

• Mencit yang telah dikelompokan dalam 3 kelompok kemudian dilakukan perlakuan

Prosedur

Penelitian

• Prosedur penilaian hemostasis dilakukan dengan menggunakan metode Ivy-Duke yang dimodifikasi sedemikian rupa.

• Mencit yang akan dilakukan perlakuan sebelumnya dilakukan pencukuran bulu dan di anastesi dengan obat anastesi EMLA.

• Setiap mencit diinsisi sepanjang 2 cm dengan kedalaman 1 mm, kemudian darah yang pertama keluar diusap lalu diberikan ekstrak etanol.

3.8 Analisa DataAnalisis data yang digunakan adalah Analisa Varians satu arah (ANOVA one way). Jika terdapat perbedaan di antara ketiganya maka data dilanjutkan dengan uji beda rerata pengaruh perlakuan Beda Nyata Terkecil ( BNT) sesuai koefisiensi Keragaman (KK). Kesimpulan diambil dengan nilai signifikan p<0,05

TERIMA KASIH

top related