persepsi orang tua tentang modeling · pdf filepermainan dan alat permainan sesuai...
Post on 30-Jan-2018
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG MODELING
PERMAINAN ANAK DI TK MUSLIMAT
SENTUL
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
OLEH:ISTIADAH FATMAWATI
(S541202073)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis
ini yang berjudul “Persepsi Pengetahuan Orang Tua Tentang Permainan Anak
Dengan Perkembangan Anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo.”
Penulis menyadari tersusunnya Tesis ini karena adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs., M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti Program Magister Kesehatan di Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian ini.
3. Dr. Hari Wujoso, dr., SpF, MM, selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah bersedia memberikan
sumbang saran demi terselesaikannya penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Dr. A. A. Subiyanto, dr.Ms selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah banyak memberikan perhatian, semangat, bimbingan, arahan dan nasihat
kepada penulis.
6. Prof. Dr. Hermanu J, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah memberikan perhatian, masukan, saran dan dukungannya kepada
penulis.
7. Titik Utami, Spd selaku pemilik Klinik Fisioterapi yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Pascasarjana yang senantiasa
membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan.
Penulis menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada
sehingga dalam penyusunan Tesis ini jauh dari sempurna untuk itu penulis
mengharapkan tanggapan yang positif guna perbaikan yang lebih baik.
Penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Sidoarjo, 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
Istiadah Fatmawati, S541202073. 2014. Persepsi Orang Tua Tentang Modeling Permainan Anak di TK Ma’arif Sentul. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr. Ms. Pembimbing II: Prof. Dr. Hermanu J, M. Pd. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang: . Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak, pengasuh anak & anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Metode Penelitian: yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Strategi yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal. Study kasus tunggal artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran yaitu lokasi TK Ma’arif Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dengan satu karakteristik yaitu tentang modeling permainan anak.
Hasil Penelitian: menunjukkan bahwa tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain : Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh organ tubuh, Untuk bersosialisasi dengan orang lain, Mengembangkan kemampuan intelektual. Persiapan yang dilakukan guru sangat menunjang penting dalam pelakanaan tes perkembangan anak. Persiapan peralatan dan tempat yang akan digunakan dalam tes perkembangan harus disesuaikan dengan keadaan anak. Sehingga seorang guru harus mempunyai perencanaan yang matang dan jelas. Pelaksanaan tes perkembangan dilakukan sesuai patokan dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Dampak positif yang ditemui adalah anak bisa bermain sekaligus belajar dan mengasah otak karena pemilihan permainan yang benar dapat memberikan tantangan pada anak untuk memainkannya secara maksimal dengan mengasah otak mereka.
Kesimpulan: Pelaksanaan pelaksanaan tes perkembangan pada anak di TK Ma’arif Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Kata Kunci: persepsi, orang tua, modeling permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRACT
Istiadah Fatmawati, S541202073. , 2014. Perceptions of Parents About Child Modeling Games in kindergarten Maarif Sentul. Commission Supervisor I: Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr. Ms. Supervisor II: Prof. Dr. Hermanu J, M. Pd. Thesis: University Graduate Program March Surakarta.
Background:. Play is also the demands and needs of the child, the child's play to satisfy the demands and needs of the dimensions of child development: cognitive motor skills, creativity, language, social emotional values and attitudes. Through play will learn to control yourself, to understand life, understand his world. So the play is a child's development mirrors. Stimulation is a basic ability to stimulate activity of children by the environment (mother, father, child caregivers and other family members) to optimize growth.
Methods: used is descriptive qualitative research. The strategy used is a case study of single stuck. Means a single case study research conducted on only one target is the location of the TK Ma'Arif Tanggulangin Sentul District of Sidoarjo regency with the characteristics of the child that is about the modeling game.
Results: showed that preschoolers play goals include: Encouraging imagination / creativity of children, Optimizing the growth of all body organs, to socialize with others, develop intellectual abilities. Preparation of the teachers is very important to support the development of children pelakanaan test. Preparation of equipment and place to be used in the test development must be adapted to the situation of children. So that a teacher should have careful planning and clear. Implementation of appropriate benchmark tests conducted in the development of learning in early childhood. The positive impact is encountered children can play while learning and honing the brain due to the selection of the correct game can provide a challenge for children to play to its full potential by honing their brains.
Conclusion: The implementation of the test execution progress in children in kindergarten Ma'Arif Tanggulangin Sentul District of Sidoarjo regency is going well and smoothly according to the plan set.
Keywords: perception, the elderly, the modeling game
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori ............................................................................... 6
1. Persepsi ................................................................................ 6
1. Pengertian Persepsi .......................................................... 6
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ...................... 9
3. Persepsi Memberikan Pengaruh ke Perilaku ................... 10
2. Konsep Orang Tua ............................................................. 12
1. Pengertian Orang Tua .................................................... 12
2. Peranan Orang Tua ......................................................... 13
3. Fungsi Pokok Orang Tua ............................................... 13
4. Kewajiban Orang Tua Terhadap anak ........................... 14
3. Konsep Modeling Permainan Anak .................................... 15
1. Pengertian Bermain ....................................................... 15
2. Tujuan Bermain ............................................................. 16
3. Fungsi Bermain ............................................................. 16
4. Ciri-Ciri Bermain ........................................................... 17
5. Bentuk-Bentuk Bernain ................................................. 18
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain Anak ........ 19
7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Aktivitas Bermain
....................................................................................... 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
8. Permainan dan Alat permainan sesuai perkembangan
anak menurut Depkes RI tahun 2006 .............................. 22
4. Konsep Perkembangan anak ............................................... 25
1. Pengertian Perkembangan .............................................. 25
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan .......... 26
3. Tahapan perkembangan Anak ........................................ 27
4. Penilaian Perkembangan Anak dengan Formulir KPSP
(Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) ....................... 32
B. Penelitian Relevan ................................................................... 35
C. Kerangka Berfikir .................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 38
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 38
C. Sumber Data ............................................................................ 39
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
E. Validitas Data .......................................................................... 40
F. Tenik Sampling ........................................................................ 43
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 43
H. Prosedur Kegiatan .................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 47
B. Sajian Data .............................................................................. 49
C. Temuan Penelitian ................................................................... 60
1. Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak .......... 60
2. Modeling permainan anak ..................................................... 61
3. Perkembangan anak di TK Muslimat Sentul ......................... 62
D. Pembahasan ............................................................................. 62
1. Tujuan bermain pada anak .................................................... 62
2. Perencanaan dan Pengorganisasian ....................................... 63
3. Pelaksanaan dan Evaluasi ..................................................... 67
4. Dampak dari modeling permainan anak ................................ 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Kendala – Kendala ............................................................... 74
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 77
A. Kesimpulan .............................................................................. 77
B. Implikasi .................................................................................. 78
C. Saran ........................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 2 Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 3 Panduan Wawancara Mendalam Pada Penelitian Persepsi Orang
Tua Tentang Modeling Permainan Anak Di TK Muslimat Sentul
Tahun 2014
Lampiran 4 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Nur Jannah, S. Pd
Lampiran 5 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Maslakha, S. Pdi
Lampiran 6 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Hj. Elis Faridah, S. Pd
Lampiran 7 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Moch.
Reza Valen Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 8 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Achmad
Zacky Safa Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 9 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak M.
Azriel Afriyanto Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 10 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak
Maulidin Assani Subkhi Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 11 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Iffan
Hermansyah Di TK Muslimat Sentul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Lampiran 12 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Affandi
Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 13 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Fina
Dwi Firanti Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 14 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak
Muhammad Arinil Haqi Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 15 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Trisna
Wati Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 16 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak M.
Riyad Fadli Di TK Muslimat Sentul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Persepsi pengetahuan orang tua tentang
permainan anak dengan perkembangan anak.
Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data dengan model interaktif
Gambar 4.1 Gedung tempat proses belajar mengajar berlangsung di TK Muslimat
Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
Gambar 4.2 Masyarakat / orang tua ikut berperan serta dalam kegiatan
pembelajaran
Gambar 4.3 Bermain peran
Gambar 4.4 Bermain balok
Gambar 4.5 Anak lebih banyak bermain daripada belajar
Gambar 4.6 Pembelajaran dilakukan dengan bermain
Gambar 4.7 Tes Perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan
bagi anak, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan
perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa
emosi sosial nilai dan sikap hidup. Melalui bermain akan belajar
mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi
bermain merupakan cermin perkembangan anak. Stimulasi adalah suatu
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan
(ibu, bapak, pengasuh anak & anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan
tumbuh kembangnya (Mulyani et al, 1999). Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anaknya untuk mencapai
perkembangan pada tahap tertentu. Perkembangan merupakan hasil proses
kematangan atau kedewasaan (Hurlock, 2009).
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada usia
anak, yaitu pada masa Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun), Early childhood
(usia 3-6 tahun), dan Middle childhood (usia 6-11 tahun). Perubahan yang
terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek fisik (motorik),
emosi, kognitif, dan psikososial (Depkes, 2006). Permainan optimal adalah
yang mampu merangsang dan mengembangkan berbagai jenis kemampuan
anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas (Suratno, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Masalah penyimpangan tumbuh kembang anak yang terjadi di
masyarakat memang sangat bervariasi, lima kasus terbanyak ditemukan pada
rawat jalan klinik tumbuh kembang RS Dr. Soetomo 2005 adalah
defelopmental delay 205 anak, speech delay 190 anak, motoric delay 133
anak, down syndrome 45 anak, dan cerebral palsy 33 anak. Sensus tahun
2000, jumlah anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta. Dari jumlah
tersebut, diperkirakan 13,5 juta berusia antara 0-3 tahun dan anak usia 4-6
tahun mencapai 12,6 juta anak. Dari jumlah anak usia 0-3 tahun itu, yang
sudah memperoleh layanan pendidikan prasekolah melalui program
pembinaan keluarga yang mempunyai anak Balita dan sejenisnya baru sekitar
18,74% atau 2,5 juta anak. Sementara dari jumlah 12,6 juta anak usia 4-6
tahun yang sudah memperoleh layanan pendidikan baru mencapai 4,6 juta
anak atau sekitar 36,54%, dengan rincian; terlayani SD 2,6 juta anak, TK 1,6
juta, kelompok bermain 4.800 anak, dan penitipan anak 9.200 anak (Depkes
RI, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan pada 10 ibu dengan wawancara di
TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, terdapat 7
ibu yang tidak mengetahui tentang permainan anak yang menunjang
perkembangan anak sesuai dengan usianya, mereka membelikan alat
permainan sesuai apa yang diinginkan anaknya.
Ibu merupakan pendamping untuk masa perkembangan anak.
Komunikasi efektif akan meningkatkan kemampuan emosi sosial anak.
Kinerja otak yang optimal akan menghasilkan perkembangan anak yang
maksimal. Akan tetapi hal tersebut tidak akan berlangsung jika tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kesadaran ibu untuk melakukan evaluasi. Pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak sangat diperlukan dalam rangka mendukung kelancaran
perkembangan anak sesuai dengan usianya. Pengetahuan ini mendorong ibu
melakukan stimulasi dini dengan menggunakan sarana permainan yang ada.
Perkembangan Teknologi sebagai bagian dari perkembangan peradaban
manusia tercermin dalam berbagai kegiatan manusia termasuk kegiatan
bermain dan alat permainannya. Dampak permainan seperti nintendo,
playstation, gameboy dan lain-lain. anak menjadi amat tertarik pada
permainan tersebut dan cenderung mengabaikan kegiatan lainnya (Shinto,
2009).
Agar anak dapat memilih kegiatan bermain yang sehat, ibu sejak dini
selalu mengikutsertakan anak untuk memilih dan mengambil keputusan
mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan kurang baik,
mana yang bermanfaat dan yang tidak, mengajari anak menentukan prioritas
kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membicarakan hal
tersebut dengan anak, sehingga lama kelamaan anak tahu cara menentukan
pilihan, hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih kegiatan atau alat
permainan antara lain adalah harganya, lama bermainan, keselamatan, nilai
baik-buruk dan lain-lain (Shinto, 2009). Berdasarkan fenomena di atas
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut Persepsi orang tua terhadap
modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian masalah
dalam penelitian ini adalah ingin mengungkap atau mendiskripsikan Persepsi
Orang Tua Tentang Modeling Permainan Anak di TK Muslimat Sentul.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak di TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo?
3. Bagaimana perkembangan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana Persepsi pengetahuan orang tua tentang
permainan anak dengan perkembangan anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persepsi orang tua tentang modeling permainan anak.
b. Mengetahui modeling permainan anak.
c. Menganalisis bagaimana persepsi Persepsi orang tua tentang modeling
permainan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang
berminat dan tertarik dengan penelitian serupa. Serta dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi yang
membutuhkan referensi dalam bidang pengetahuan ibu tentang
permainan anak dengan perkembangan anak usia 1 – 3 tahun.
b) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan
pengasuh untuk memberikan atau memilih permainan sesuai dengan
manfaat permainan dalam rangka menstimulasi perkembangan anak.
c) Bagi Peneliti
Sebagai acuan dan tuntunan untuk melakukan penelitian berikutnya
dengan penelitian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
ditempuh individu-individu untuk mengorganisasi dan menafsirkan
kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka
(Robbins, 2003).
Riswandi (2009) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
definisi tentang persepsi dari beberapa ahli, yaitu: cara organisme
memberi makna, proses penafsiran informasi indrawi, interpretasi
bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal dan
pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena
itu, proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan
proses penginderaan yang mana merupakan proses pendahulu dari
proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat,
pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
demikian, dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan
respon yang integrated dalam diri individu (Walgito, 2002).
Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri
orang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan
yang digunakan orang untuk memaknai objek persepsi. Dengan kata
lain, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Persepsi pada dasarnya
lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu daripada merujuk
pada karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi
(Riswandi, 2009).
Syarat untuk mengadakan persepsi antara lain adanya objek
yang dipersepsi, alat indera atau reseptor, perhatian
Untuk dapat memahami persepsi secara lebih jelas, perlu kita
ketahui bagaiamana proses persepsi itu berlangsung dalam diri
manusia, seperti diutarakan oleh Gibson (1993). Proses persepsi
meliputi 3 tahapan, yaitu:
1) Kenyataan dalam kehidupan individu (sebagai stimulus)
Misalnya informasi yang diterima baik dari sekolah
maupun dari luar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Pengolahan persepsi
Stimulus tersebut diolah, diorganisasi dan ditafsirkan dengan
perangkat-perangkat yang ada. Terdapat juga tiga bagian dalam
pengelolaan ini, yaitu:
a) Pengamatan stimulus
Tahap ini disebut juga sensasi, yang melibatkan panca
indera sebagai pintu-pintu masuk stimulus ke dalam psikis
manusia. Jadi sensasi merupakan bagian dari persepsi.
Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
stimuli yang diterimanya.
b) Evaluasi dan penafsiran kenyataan
Dalam hal ini kenyataan-kenyataan (sebagai stimuli) tadi
sudah diolah dalam suatu mekanisme psikis yang rumit dan
tidak selalu bisa dijelaskan.
3) Hasil proses persepsi
Hasil proses persepsi adalah perilaku tanggapan dan
sikap yang terbentuk. Dua bentuk hasil tersebut bisa bersifat
positif dan negatif. Selanjutnya dua bentuk hasil persepsi tadi
akan memberikan umpan balik terhadap stimuli dan faktor-
faktor berpengaruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
baik dari faktor internal maupun eksternal. Menurut Rachmat (2005),
adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a) Alat indera
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
b) Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
c) Pengalaman
Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi.
Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman
bisa bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Faktor Eksternal
a) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera
atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi dapat juga datang dari individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang
bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus dating
dari luar individu.
b) Informasi
Era teknologi jaman sekarang ini lebih dari kata maju,
banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dari berbagai sumber yang terpercaya. Baik dari media cetak
seperti koran, majalah, tabloid, dan lain - lain. Serta dari media
elektronik seperti TV, internet dengan acara yang kita bisa
langsung ikut dalam interaktif didalamnya.
c) Budaya/ lingkungan
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan
dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.
c. Persepsi Memberikan Pengaruh ke Perilaku
Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan
atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,
perasa, dan pencium (Slameto, 2003).
Unsur yang datang dari dirinya sendiri, berupa persepsi
(perception), keahlian dan kemampuan (skill and abilities), kepribadian
(personality), pengatributan diri (attribution), sikap (attitude), nilai
(value), dan etika (ethics).
Pola perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka
mengenai realitas sosial yang telah dipelajari. Persepsi manusia
terhadap seseorang, objek, atau kejadian, atau reaksi mereka terhadap
hal-hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka
berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa.
Oleh karena itu kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara
tertentu, kita sering gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam
suatu objek lain yang mirip. Kita memperlakukan objek itu seperti
sebelumnya, padahal terdapat perbedaan dengan objek sebelumnya,
misalnya dimensi, nuansa, atau kualitasnya yang berbeda. Bila
berdasarkan pengalaman kita sering melihat bahwa suatu objek
diperlakukan dengan cara tertentu sebagaimana lazimnya, kita
mungkin akan bereaksi lain terhadap cara baru memperlakukan objek
tersebut, berdasarkan persepsi yang lama.
Menurut Riswandi (2009) kita tidak bereaksi terhadap realitas
mutlak, melainkan terhadap persepsi kita mengenai realitas tersebut.
Kita hidup dengan peta perseptual yang tidak pernah merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
realitas itu sendiri. Mahmud (1990) memberikan pernyataan yang
senada dengan Riswandi tersebut. Cara mempersepsi situasi sekarang
tidak bias terlepas dari adanya pengalaman sensoris terdahulu. Kalau
pengalaman terdahulu sering muncul, maka reaksinya menjadi salah
satu kebiasaan.
2. Konsep Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap
dalam kehidupan bermasyarakat (Utsaimin, 2009).
Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution, Orang tua
adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai
bapak dan ibu (Nasution:1986). Seorang bapak atau ayah dan ibu dari
anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap
keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak
untuk diurus danan dibina oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
Berdasarkan Pendapat-pendapat para ahli di atas dapat
diperoleh pengertian bahwa orang tua orang tua memiliki tanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari segi
psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat
mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-
generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia.
b. Peranan Orang Tua
a) Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Ayah juga berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga.
b) Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya (Effendy, 2004).
c. Fungsi Pokok Orang Tua
Menurut Effendy (2004), fungsi pokok orang tua dibagi
menjadi tiga bagian yaitu,
1) Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara.
3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,
sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
Beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap
anaknya :
1) Respek dan kebebasan pribadi.
2) Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik.
3) Hargai kemandiriannya.
4) Diskusikan tentang berbagai masalah.
5) Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian.
6) Anak-anak lain perlu di mengerti.
7) Beri contoh perkawinan yang bahagia. (Ahmadi Abu, 1991)
d. Kewajiban Orang Tua Terhadap anak
Orang tua harus dapat meningkatkan kualitas anak dengan
menanamkan nilai-nilai yang baik dan ahlak yang mulia disertai
dengan ilmu pengetahuan agar dapat tumbuh manusia yang
mengetahui kewajiban dan hak-haknya.
Nasikh Ulwan dalam bukunya ”Tarbiyah Al-Aulad Fi-Al
Islam,” sebagaimana dikutif oleh Heri Noer Aly, merincikan bidang-
bidang pendidikan anak sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Pendidikan Keimanan, antara lain dapat dilakukan dengan
menanamkan tauhid kepada Allah dan kecintaannya kepada
Rasul-Nya.
2) Pendidikan Akhlak, antara lain dapat dilakukan dengan
menanamkan dan membiasakan kepada anak-anak sifat
terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat tercela.
3) Pendidikan Jasmaniah, dilakukan dengan memperhatikan
gizi anak dan mengajarkanya cara-cara hidup sehat.
4) Pendidikan Intelektual, dengan mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada anak dan memberi kesempatan untuk
menuntut mencapai tujuan pendidikan anak. (Aly, 1999).
3. Konsep Modeling Permainan Anak
a. Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu aktifitas untuk menimbulkan perasaan
senang dan gembira, bukan untuk sesuatu prestasi. Bermain dilakukan
secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban (Hurlock, 1999).
Anak bermain demi permainan itu sendiri. Bermain berbeda
dengan bekerja, sebab bekerja bertujuan memperoleh sesuatu hasil
(Mahmud. 1990).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Tujuan Bermain
Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain (Soetjiningsih
2007): Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh organ tubuh, Untuk bersosialisasi dengan orang
lain, Mengembangkan kemampuan intelektual.
c. Fungsi Bermain
Menurut fungsi bermain bagi anak terdiri dari :
a) Perkembangan sensori motorik
Aktivitas sensori motorik merupakan komponen utama bermain
pada semua tingkat usia anak. (Wong 2003)
b) Perkembangan kognitif/ intelektual
Anak dapat berpikir positif dalam keadaan kritis, pengetahuan
lingkungan dan kebiasaan suatu tempat menjadi hal menarik
bagi anak di samping merangsang keaktifan dan kreativitas
siswa. Claparade (dalam Satya, 2006)
c) Perkembangan moral dan sosial
Dalam bermain anak belajar memberi dan menerima, belajar hal-
hal benar dari kesalahan yang dilakukan, standar sosial dan
tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Perkembangan tingkah
laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang
berlaku di dalam masyarakat anak berada. (Kartono, 1995)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Perkembangan kreativitas
Bermain merupakan pemicu kreativitas. Anak yang banyak
bermain akan meningkat kreativitasnya, kesimpulannya bermain
merupakan sarana untuk mengubah potensi-potensi yang ada
pada diri anak. Charlote Buhler (dalam Sugianto, 1995)
e) Perkembangan kesadaran diri
Dalam bermain anak mengekpresikan emosi. Dengan bermain anak
dapat menemukan kekuatan serta kelemahan, minat dan cara
menyelesaikan tugas dalam bermain (Soetjiningsih, 2007).
f) Perkembangan komunikasi
Bermain memfasilitasi komunikasi nonverbal akan kebutuhan, rasa
takut, dan keinginan secara langsung. Bermain mendorong anak
untuk berkomunikasi dengan teman temannya. Oleh karena anak
dapt mengerti apa yang di komunikasikan oleh temannya.
(Elzabeth 1997)
d. Ciri-ciri Bermain
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al.;
Garvey; Rubin, Fein dan Vandenberg (Tedjasaputra: 2007)
diungkapkan adanya beberapa ciri kegiatan bermain, yaitu : Dilakukan
berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya muncul atas keinginan
pribadi serta untuk kepentingan sendiri. Perasaan dari anak yang
terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai emosi-emosi yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Fleksibilitas yang ditandai dengan mudahnya kegiatan beralih
dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Lebih menekankan pada proses
yang berlangsung dibandingkan hasil akhir. Bebas memilih, dan ciri ini
merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada
anak-anak kecil. Mempunyai kualitas pura-pura. Ciri ini menjadi
indikasi paling kuat bahwa seorang anak usia prasekolah sedang
melakukan kegiatan bermain.
e. Bentuk-bentuk Bermain
a) Bermain aktif
Dalam bermain aktif, anak memperoleh kesenangan dari apa
yang dilakukannya, misalnya :
1) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa
alat permainan tersebut.
2) Bermain musik
Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan
tingkah laku sosialnya.
3) Bermain drama (dramatic play)
Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan,
menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang
nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Mengumpulkan/ mengoleksi sesuatu
Mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian
pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur,
bekerja sama dan bersaing.
5) Permainan olah raga
Dalam permianan olah raga, anak banyak menggunakan energy
fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya.
(Wong, 2004).
b) Bermain pasif
Kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain egosentris.
Sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk mempertimbangkan
perasaan orang lain, bekerja sama, saling membagi dan
menghargai. Melalui bermain anak dilatih bersabar, menunggu
giliran dan terkadang bisa kecewa karena in pasif berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Misalnya menikmati
temannya bermain, melihat hewan. Bermain jenis ini
membutuhkan sedikit energi dibandingkan bermain aktif
(Hurlock,1999)
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bermain Anak
a) Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energy untuk
bermain dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan
membutuhkan banyak energi.
b) Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi
motorik. Apa saja yang dilakukan dan waktu bermainnya
bergantung pada perkembangan motorik anak.
c) Intelegensi
Pada setiap anak, anak yang cerdas lebih aktif dari pada
anak yang kurang cerdas. Anak yang pandai menunjukan
keseimbangan perhatian bermain yang besar, termasuk upaya
menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata
(Hurlock,1999).
d) Jenis kelamin
Pada awal kanak-kanak, anak laki-laki menunjukkan
perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak
ketimbang perempuan. Perbedaan ini bukan berarti anak
perempuan kurang sehat di banding laki-laki, melainkan
pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi
anak lembut dan bertingkah laku yang halus.
e) Status sosial ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
banyak tersedia alat-alat bermain yang lengkap dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dengan anak yang dibesarkan dikeluarga yang status ekonominya
rendah.
f) Lingkungan
Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain
ketimbang mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini
karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan
waktu bebas. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik akan
lebih cenderung memperhatikan kebutuhan bermain bagi anak.
Dan akan memfasilitasi anak dalam bermain (Suherman, 2000).
g) Peralatan bermain.
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi
permainannnya. Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan
yang mendukung permainan pura-pura.
h) Alat Permainan
Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan
oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki
berbagai macam sifat, seperti mengelompokkan, meragakan,
membentuk, menyempurnakan suatu desain atau menyusun sesuai
bentuk utuhnya (Soetjiningsih, 2007).
g. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Aktivitas Bermain
a) Ekstra energi
Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sehat
memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
maupun bermain pasif, untuk menghindari rasa bosan atau jenih.
(Nursalam, dkk, 2005).
b) Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain
sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal..
c) Alat permainan
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa alat permainan
tersebut harus aman dan mempunyai unsure edukatif bagi anak.
(Nursalam, dkk, 2005).
d) Ruangan untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan
khusus untuk bermain.
e) Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri,
meniru teman-temannya atau diberitahu caranya oleh orang tuanya.
f) teman bermain
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman
bermain kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang
tuannya atau temannya. Bila kegiatan bermain dilakukan bersama
orang tuanya, maka hubungan orang tua dengan anak menjadi
akrab, dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang
terjadi pada anak mereka secara dini. (Soetjiningsih, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
h. Permainan dan Alat Permainan Sesuai Perkembangan Anak
Menurut Depkes RI tahun 2006.
a. Perkembangan gerak kasar
1) Bola tenis : latih anak untuk menangkap bola dan sarankan
untuk melemparkan kearah yang berlawanan, menendang bola
2) Melompat : Tunjukkan pada anak cara melompat dengan dua
kaki. Bila diperlukan bantulah anak untuk melompat pertama
kalinya.
3) Mainan : berikan mainan yang dapat ditarik ketika anak
berjalan, berikan mainan yang berbunyi, karena lebih menarik.
Ajari anak berjalan mundur. Ajak anak mendorong mainan
dengan kakinya.
4) Ajak anak bermain diluar rumah, misalnya memanjat tangga,
main ayunan, berlari dengan teman-temannya
5) Bermain air : berikan cangkir dan ajak anak menuangkan air
pada sebuah cangkir kecil, dan ember untuk menampung air.
6) Ajak anak berdiri dengan satu kaki secara bergantian untuk
melatih keseimbangan tubuh, awalnya biarkan anak
menggunakan pegangan, bila sudah terbiasa ia akan dapat
berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan.
b. Perkembangan gerak halus
1) Bermain dengan balok – balok, menyusun balok/kubus tanpa
jatuh, bermain dengan mainan yang mengapung di air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Memasukkan benda satu kedalam benda yang lainnya
3) Menggambar dengan krayon, pensil atau dengan jarinya.
Menggambar bentuk seperti garis, bola dll, mencocokkan
gambar yang sama bentuknya. Membuat gambar tempel
4) Ajari anak meniup busa sabun dengan alat, ajari anak tentang
bentuk dan rasa meraba busa.
5) Memilih dan mengelompokkan benda sesuai jenisnya.
6) Konsep jumlah : ajak anak menghitung jumlah mainan atau
benda disekitasnya.
7) Bermain puzzle.
c. Kemampuan Berbicara dan bahasa
1) Melihat televisi
2) Mengerjakan perintah sederhana.
3) Bercerita tentang apa yang dilihatnya.
4) Menyebut nama lengkap anak.
5) Bercerita tentang dirinya
6) Menyebut nama dan keadaan suatu benda
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1) Memeluk dan mencium
2) Membereskan mainan atau membantu kegiatan rumah
3) Bermain dengan teman sebaya
4) Melepaskan pakaiannya sendiri, berpakaian dan berdandan.
5) Merawat boneka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Konsep Perkembangan anak
1) Pengertian Pekembangan
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak,
ditunjang faktor lingkungan dan proses belajar dalam pada waktu
tertentu (Soetjiningsih, 2002).
Menurut Kartini Kartono (2007) perkembangan merupakan
proses transmisi dari kontribusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang
oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam
perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
Definisi lain menyebutkan perkembangan (development)
berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill)
fungsi organ atau individu.
Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya
keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam
pengaturan neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan
tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya (Suryadi, 2007).
Perkembangan aktif terletak di dalam diri anak sendiri,
perkembangan bukan suatu proses yang selalu digerakkan oleh faktor
luar akan tetapi gejala perkembangan dikendalikan dan diberi corak
tertentu oleh pembawaan, bakat, dan kemauan anak. Jiwa anak yang
dinamis memberikan kekuatan/daya dan corak tertentu pada segala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tingkah lakunya, mendorong fase-fase perkembangan secara berturut-
turut (Kartini Kartono, 2007).
2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis otomatis,
sebab perkembangan tersebut bergantung pada beberapa faktor secara
simultan, yakni (Kartini Kartono, 2007).
a. Faktor herediter (warisan sejak lahir, bawaan).
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang
(Soetjiningsih, 2003). Kualitas-kualitas bawaan akan tampak pada
penampakan ciri-ciri fisik yang karakteristik. Misalnya
penampakan tubuh, warna kulit, bentuk mata, hidung, bibir dan
lain-lain.
b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan
Lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan
tercapainya atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Faktor kematangan fungsi organ dan fungsi psikis.
Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan
yang mendorong segenap mekanisme dari potensiallitasnya untuk
berfungsi aktif, berkembang, dan terus maju. Mesin perkembangan
pada pribadi anak berjalan secara alami sudah dilengkapi dengan
sel starter. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik mengalami proses
pematangan maka terjadi proses pemekaran dan pembukaan dari
lipatan pada setiap organisme. Proses pematangan ini tidak hanya
mendorong perubahan pada setiap bentuk organisme dan potensi
psikisnya saja, tetapi juga mengakibatkan perubahan dalam fungsi
dan kapasitasnya.
d. Aktivitas Anak
Anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan
seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha
membangun diri sendiri
3) Tahapan Perkembangan Anak
a. Perkembangan Motorik
Pada tahun pertama seringkali orang tua lebih memfokuskan
pada perkembangan motorik kasar saja, sehingga sering terkecoh
pada perkembangan motorik yang dianggap normal tersebut
dengan harapan yang semu terhadap kemampuan intelektual anak
(Yusuf, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Perkembangan Bahasa
Pada tahun pertama anak baru lahir tertutup sama sekali
dengan dunia luar dan pada tahun akhir pertama sudah ada usaha
mencari perangsang dari luar. Perkembangan bahasa pada anak
usia 4-6 tahun sudah dapat menggunakan bahasa mencapai taraf
yang sempurna dan dapat berkomunikasi dengan orang dewasa
(Heru Purwanto, 2002).
Karakteristik kemampuan bahasa anak bisa dikelompokkan
menjadi dua bagian (Suryadi, 2007), yakni;
1) Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 3 tahun
a) Terjadinya perkembangan yang cepat dalam bahasa. Anak
telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar
b) Anak telah menguasai 90% dari fonem dan sintak bahasa
yang digunakan.
c) Anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan.
d) Anak sudah dapat mendengarkan orang lain dan
menanggapi pembicaraan tersebut.
2) Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 3 tahun
a) Anak sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosa kata.
b) Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut
warna, ukuran, bentuk dan warna, rasa, bau, kecantikan,
kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan,
jarak permukaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c) Anak usia 3 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai
pendengar yang baik.
d) Anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak
sudah dapat mendengarkan orang lain dan menanggapi
pembicaraan tersebut.
e) Percakapan yang dilakukan anak usia 3 tahun menyangkut
berbagai komentar yang dilakukan oleh dirinya sendiri
maupun orang lain serta apa yang dilihatnya.
f) Anak usia 3 tahun dapat mengekspresikan diri, menulis,
membaca dan bahkan berpuisi.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak usia 1 - 3 tahun tampak pada
terbentuknya perkembangan sosial yang merupakan perkembangan
dari anak yang menghubungkan anak dengan dunia luar.
Permainan anak usia 1-3 tahun dapat dibagi menjadi beberapa
bentuk golongan yaitu permainan fungsi, membentuk, peranan dan
menerima. Permainan ini akan menyiapkan anak untuk hidup
kemudian hari dan membina kesehatan mental anak (Heru
Purwanto, 2002).
Perkembangan individualitas anak juga memperhatikan
masyarakat anak tempat ia di asuh dan didewasakan. Lingkungan
sosial akan memberi fasilitas dan arena bermain pada anak untuk
melaksanakan realisasi diri. Seorang anak yang berdiri sendiri, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
terpisah secara total dari masyarakat serta pengaruh kultural orang
dewasa, tidak mungkin dia menjadi anak normal. Tanpa bantuan
orang dewasa anak akan mati, tanpa bantuan manusia lain dan
lingkungan sosialnya anak tidak dapat mencapai taraf kemanusiaan
normal (Kartini Kartono, 2007).
Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia pra
sekolah sampai akhir masa sekolah ditandai oleh meluasnya
lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia
makin mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota
keluarga. meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan
anak menjumpai pengaruh dari luar pengawasan orang tua. Aspek
perkembangan sosial (Haditono, 2004), dalam Taman Kanak-
kanak anak mempunyai kontak yang intensif dengan teman-teman
sebaya. Pada mulanya anak tidak mengerti tingkah laku apa yang
dipuji dan yang tidak dipuji.
d. Perkembangan Kognitif
Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan
mengamati, jadi tingkah laku yang mengakibatkan orang
memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan
pengertian. Kognisi mengandung proses berpikir dan proses
mengamati yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan
memproduksi pengetahuan. representasi dunia luar di dalam diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sendiri dan dengan demikian berpikir mengenai dunia luar berjalan
sebagai berikut (Haditomo, 2004).
a) Bayangan (image)
Dijumpai pada anak umur 3 tahun, hal ini merupakan
representasi pertama suatu kejadian tertentu dan tidak
merupakan pencerminan fotografis yang eksak. Hanya
merupakan kesan-kesan tertentu yang lepas yang kebetulan
melekat dalam ingatan.
b) Simbol
Simbol tidak hanya berkisar pada bunyi yang khas atau bau
yang khas dengan artinya yang khas. Misalnya seorang anak
kecil bermain dengan dos korek api seakan itu sebuah mobil,
kelak ia akan mengerti bahwa simbol seperti halnya lalu lintas,
merupakan penunjuk bagi sesuatu hal sesuatu yang lain.
c) Konsep
Mulai usia pra-sekolah timbullah pada anak suatu kebutuhan
untuk mengatur kesan-kesan dan kejadian-kejadian,
menemukan hubungan-hubungan dan relasi-relasi kausal,
misalnya dalam anak menemukan bahwa ciri suatu kendaraan
roda dua adalah selalu dua roda, bila hari minggu pun hari ini
mesti hari minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 2.1 Kemampuan perkembangan anak balita usia 1 – 3 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus BahasaSosial dan
Kemandirian1. Berdiri sendiri tanpa
berpegangan
2. Melompat dengan
kedua kaki diangkat
3. Membung kuk me
mungut mainan lalu
berdiri lagi
4. Melangkah mundur
5. Bertepuk tangan,
melambai
6. Berjalan ditangga
7. Menendang bola
kecil
1. Menggam bar
garis lurus
2. Menum puk 2 – 4
buah kubus
3. Memasuk kan
benda kecil
dalam kotak
4. Memungut benda
kecil dg 2 jari
5. Mencoret- coret
kertas
1. Memanggil
nama papa/
mama.
2. Menyebut 3–6
kata yang
punya arti
3. Mendengar
kan cerita
4. Berbicara
mengguna kan
2 kata
1. Memperlih
atkan rasa
cemburu
2. Membantu
memberesk
an mainan /
kegiatan
rumah
3. Melepas
pakaian
sendiri
4. Makan
sendiri
Depkes RI, 2006
4) Penilaian Perkembangan Anak dengan Formulir KPSP
(Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan)
Formulir KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) adalah
alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan (Depkes RI, 2006).
a. Aspek perkembangan yang dipantau adalah :
1) Gerak kasar atau motorik kasar, yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar, misalnya duduk, berdiri, dan
sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Gerak halus atau motorik halus, adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerluka koordinasi yang cermat, misalnya menjepit, menulis,
menjimpit, dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang
berhubungandengan kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri anak, membereskan mainan, berpisah
dengan ibu atau pengasuh dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Petunjuk penggunaan KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan)
1) Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah
yang lebih kecil dari usia anak.
2) Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila
umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
3) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
4) Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak
jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan.
5) Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
6) Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau
TIDAK.
7) Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
8) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh :
“dapatkah bayi makan kue sendiri?”
b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada
posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan
tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
c. Interpretasi Hasil KPSP
1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-
kadang)
2) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah)
3) Bila jawaban YA= 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
4) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
5) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5) Pengaruh Bermain Bagi perkembangan anak
Bermain adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan dan biasanya lebih sering dijumpai pada
anak-anak. (Melinda, 2011).
6) Perkembangan Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisme yang dinamis dalam diri
sendiri sistem psikofisiknya menentukan karakteristik, tingkah laku
serta berpikir seseorang.
Ada 3 faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian :
a) Faktor bawaan
Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menentukan diri fisik
primer.
b) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/ budaya.
c) Interaksi bawaan serta lingkungan
Interaksi yang terus menerus antara bawaan serta lingkungan.
(Gordon W. Allport, 1937).
B. Penelitian Relevan
1. Anggun (2008). Persepsi Para Orang Tua Tentang Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah (Studi Kasus Di
Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora). 1. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui persepsi para orang tua di Desa Ledok
dengan adanya lembaga pendidikan anak usia dini (TK dan Play Group)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dan untuk mengetahui perkembangan yang ditunjukkan oleh anak mereka
yang mengikuti pendidikan anak usia dini (TK dan Play Group). 2.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
2. Murni (2008). Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan
Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate Practice). 1) Tujuan
penelitian menyusun model permainan di sekolah dasar kelas rendah
(Kelas III) berdasarkan pendekatan pembelajaran yang sesuai atau DAP
(Developmentally Appropriate Practice). Metode penelitian yang
digunakan Penelitian ini adalah metode “Research Development”. 3) hasil
penelitiannya adalah 1. Ada enam jenis permainan yang menurut kajian-
kajian teori permainan sesuai untuk perkembangan anak sekolah dasar
atau sesuai dengan Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate
Practice). Permainan itu adalah: permainan eksplorasi (exploratory play),
permainan energik (energic play), permainan kemahiran (skillfull play),
permainan sosial (social play), permainan imajinatif (imaginative play),
dan permainan puzzle (puzzle it out play).
3. ADI NURCAHYADI (2012). Persepi Orang Tua Terhadap Kebutuhan
Bermain Anak Usia Prasekolah di Komunitas Indonesia Yang Bekerja di
Perusahaan Qafco Qatar. 1) Tujuan Penelitian untuk mengidentifikasi
persepsi orang tua terhadap kebutuhan bermain anak usia prasekolah di
komunitas Indonesia yang bekerja di perusahaan Qafco Qatar. 2) Desain
penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dengan
teknik total sampling. 3) Hasil Penelitian Persepsi orang tua terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
kebutuhan bermain anak usia prasekolah secara keseluruhan menunjukan
bahwa 16 (53,3%) responden memiliki persepsi baik. Analisa per
komponen dapat dilihat dari segi fungsi bermain termasuk kategori baik
(70%), dari segi karakteristik bermain termasuk dalam kategori cukup
(70%), dari segi bentuk-bentuk bermain termasuk dalam kategori cukup
(66,7%), dari segi faktor-faktor yang memepengaruhi bermain termasuk
kategori cukup (60%), dari segi alat bermain termasuk kategori cukup
(56,7%), dari segi peran orang tua dalam bermain anak termasuk kategori
cukup (53,3%)
C. Kerangka Berfikir
Pada kerangka konsep disajikan alur penelitian terutama yang akan
digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual adalah konsep yang dipakai
sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2008).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Persepsi pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak.
Orang tua
Guru
Modeling permainan anak :
1. Bermain Aktif 2. Bermain Pasif
Anak
TK Muslimat Sentul
Modeling permainan:1. Seni Musik2. Seni Peran3. Seni Lukis4. Calistung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemilihan lokasi dan atau site location berkenaan dengan penentuan
unit, bagian, kelompok, tempat dan terdapat orang-orang yang terlibat di
dalam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti. Satuan yang dipilih
hendaknya yang secara nyata kegiatan-kegiatan tersebut efektif dilaksanakan.
Penelitian ini dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo pada Tanggal Maret – April 2014.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
menekankan pada masalah pengetahuan orang tua tentang permainan anak
dengan perkembangan anak. Maka jenis penelitian ini dengan strateginya yang
terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi
kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga
daripada sekedar pernyataan jumhh ataupun frekuensi dalam bentuk angka.
Strategi yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal (embedded
case study research). Study kasus tunggal artinya penelitian hanya dilakukan
pada satu sasaran yaitu lokasi TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo dengan satu karakteristik yaitu tentang modeling
permainan anak. (Sutopo, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Sumber Data
Informasi dalam penelitian ini digali dalam berbagai sumber data, dan
jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi
a. Informan atau nara sumber
Pengertian informan dalam penelitian kualitatif adalah seseorang
yang dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam
penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti yang berupa
kata-kata. Informan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah informan
yang benar-benar mengetahui permasalahan sehingga data yang diperoleh
objektif. Informan dalam penelitian ini adalah :
a. Pengajar di TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo.
b. Orang tua TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo.
c. Siswa TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo.
b. Arsip atau dokumen resmi mengenai deteksi tumbuh kembang anak
Arsip atau dokumen merupakan sumber data tertulis berupa yang
berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Arsip atau dokumen yang
dipergunakan dalam penelitian ini antara lain : formulir KPSP, kuesioner
pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan
anak serta data-data lain yang dapat memberikan keterangan tambahan
tentang perkembangan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitiatif dan juga jenis sumber data
yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing)
Tujuan dilakukannya wawancara mendalam adalah seperti ditegaskan
Meleong (2006: 186) antara lain : mengkonstruksi mengenai orang,
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian. Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan,
sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan
dari wawancara merupakan data penguat bagi penemuan data yang
dikumpulkan dengan pengamatan sekaligus. Data-data lain yang
diperlukan untuk mendukung penjelasan tentang permasalahan penelitian.
b. Mencatat dokumen (content analysis)
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari data
KPSP TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
c. Observasi
Observasi ini dilakukan di TK Muslimat Sentul, peneliti dapat melakukan
observasi test perkembangan anak.
E. Validitas data
Data yang telah berhasil diganti, dikumpulkan dan dicatat dalam
kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
karena itu peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini
validitas data diuji dengan cara :
1. Triangulasi, ada 4 macam triangulasi :
a. Triangulasi sumber / data (Data Triangulastion)
Triangulasi sumber dilakukan dengan mengumpulkan data tentang
permasalahan dalam penelitian dari beberapa sumber data yang
berbeda. Misal, mengumpulkan data dari beberapa informan
kemudian dibandingkan hasil data dari berbagai informan tersebut.
b. Triangulasi Teori (Theoretical Triangulastion)
Triangulasi teori dilakukan dengan menyesuaikan standar operasional
prosedur.
c. Triangulasi Metode (Methodoligical Triangulastion)
Jenis triangulasi ini biasa dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda. Misal, data yang telah
diperoleh dengan wawancara kemudian dicek kembali dengan
observasi, dokumentasi ataupun kuesioner (Sugiyono, 2010).
d. Triangulasi Peneliti (investigator Triangulation)
Triangulasi peneliti ini dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
Triangulasi metode. pada triangulasi sumber, peneliti akan
mengumpulkan data dari mewawancarai informan dan
membandingkan hasil wawancara tersebut dengan hasil wawancara
informan lainnya. Sedangkan pada triangulasi metode, peneliti akan
mengecek data dari beberapa orang sumber data yang sama dengan
mewawancarainya kemudian peneliti akan mencocokkan data dengan
hasil observasi dan dokumentasi. Jika hasil wawancara dari beberapa
informan tersebut cocok dengan hasil observasi, dan memiliki
persentase yang tinggi, maka disimpulkan bahwa data penelitian yang
ada memiliki tingkat keabsahan yang tinggi.
2. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
peeliti ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh,
apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau
tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah
benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri
(Sugiyono, 2009 : 123).
3. Menggunakan member check
Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh
data yang diperoleh sesuai dengan apa yang ditemukan. Apabila data yang
ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan
peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,
maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila
perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data .
(Sugiyono, 2009 : 12) .
F. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian kualitatif menggunakan teknik
cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan
berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti,
karakteristik empiris, dan lain sebagainya.
Cuplikan yang digunakan pada penelitian ini bersifat purposive
sampling. Purposive sampling dengan kecenderungan peneliti untuk
memperoleh informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang
dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan secara
mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap, atau
yang lebih cepat disebut criterion-based selection ( Goeetz dan Le
Comte,1998 cit Sutopo, 2002).
G. Teknik Analisis Data
Analisis penelitian kualitatif bersifat interaktif yang prosesnya dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
wawancara, pengamatan yang tertulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi
dan lain-lain. Setelah dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti. Tahap terakhir dari
analisis ini adalah penarikan kesimpulan dari penelitian.
Secara, umum proses analisis dengan metode interaktif digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data dengan model interaktif
Proses analisis penelitian kualitatif induktif, dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data, seperti pengamatan, wawancara,
dokumentasi, diskusi kelompok terfokus, dan melakukan beragam teknik
refleksi bagi pendalaman dan pemantapan data. Semua data dan informasi
yang diperoleh akan dikomparaikan, setiap unit atau kelompoknya untuk
melihat keterkaitan sesuai tujuan penelitian. Pemantapan dan pendalaman
data, proses yang dilakukan selalu dalam bentuk siklus, sebagai usaha
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan : penarikan/verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
verifikasi. Teknik yang digunakan dalam proses analisis dengan menggunakan
model analisis ini interaktif . model analisis ini, meliputi reduksi data, sajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. (Sugiyono, 2009 : 88).
H. Prosedur Kegiatan
Kegiatan ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap ini diawali dengan studi pendahuluan di TK Muslimat Sentul, untuk
mendapatkan data awal sebagai masukan latar belakang penelitian dan
penetapan sampel. Kemudian dilakukan penyusunan proposal penelitian dan
panduan wawancara, selanjutnya dilakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Tahap berikutnya mengurus ijin penelitian dan meminta
kesediaan para responden untuk ikut serta dalam penelitian yang akan
dilaksanakan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu dengan
mengirimkan surat permohonan kesediaan. Pelaksanaan wawancara
mendalam dilakukan kepada subjek penelitian. Semua dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara mendalam agar lebih terarah dan
sistematis. Hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkrip untuk selanjutnya
dilakukan identifikasi hal-hak atau temuan-temuan baik yang mendukung dan
menghambat program. Data sekunder berupa dokumen-dokumen berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
hasil pemantauan kegiatan penelitian Dalam tahap pelaksanaan pengolahan
data dilanjutkan dengan penyajian data dan analisis data.
3. Analisis Data
Analisis wawancara dilaksanakan dengan pemeriksaan terhadap transkrip
wawancara, berupa catatan yang di cocokkan dengan hasil wawancara,
kemudian dibaca setiap pertanyaan dan mencatat kemiripan dan
ketidakmiripan yang ada. Dimulai dengan melihat jawaban sesuai urutan
pertanyaan penelitian, sehingga diperoleh hasil tentang bentuk perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanan wawancara dan tes perkembangan. Data
sekunder diperoleh dari analisis dokumen dan dengan mengisi checklist
observasi.
4. Tahap Penyelesaian
Tahap penyusunan hasil terdiri dari pembuatan laporan, dan seminar hasil
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
merupakan salah satu instansi pendidikan anak usia dini yang dikembangkang
untuk mencetak generasi bangsa yang baik. Selain itu TK Muslimat Sentul
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ini juga sebagai sarana dan
prasarana bagi anak-anak untuk bisa mengembangkan bakat serta apa yang anak
kehendaki.
TK Muslimat Sentul sendiri berlokasi di desa Sentul, RT. 08, RW. 03,
Keca, RT. 08, RW. 03, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. TK
Muslimat Sentul berdiri pada tanggal 1 Januari 1969 hingga sekarang. Awal
berdirinya TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
karena di desa tersebut belum ada sekolah untuk anak-anak usia pra sekolah, maka
masyarakat desa Sentul berinisiatif untuk mendirikan sekolah tersebut dengan
adanya swadaya masyarakat Sentul, maka sekolah tersebut bisa berdiri dan sudah
banyak yang sukses dari sekolah tersebut yang diberi nama TK Muslimat Sentul.
Peneliti memilih TK di karenakan merupakan instansi pendidikan anak-
anak pra sekolah. Anak-anak yang berada di TK Muslimat Sentul memperoleh
pembelajaran dengan metode bermain, yang bisa meningkatkan dan menstimulus
perkembangan pada anak. Pembelajaran di TK Muslimat Sentul membuat anak-
anak bisa lebih aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Guru-guru yang mengajar di TK Muslimat Sentul sangat kooperatif dalam
memberikan pembelajaran kepada anak-anak. Tidak hanya itu, guru dan orang tua
juga sangat membantu dan kooperatif dalam membantu jalannya penelitian.
a) Kondisi Sekolah
Kondisi sekolah di TK Muslimat Sentul sangat memenuhi standart.
Meskipun letak gedung bersebelahan dengan MI Ma’arif Sentul, TK
Muslimat Sentul mempunyai dua lokal gedung. kondisi gedung masih layak
dan nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Jumlah guru yang mengajar di TK Muslimat Sentul ada dua lulusan
sarjana pendidikan dan satu guru berijazah sarjana ilmu pendidikan islam.
Oleh karena itu dalam sistem pembelajaran guru-guru di TK Muslimat Sentul
sangat baik dalam mendidik anak-anak di TK Ma’rif Sentul.
b) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana di TK Muslimat Sentul memiliki dua ruang kelas,
satu kamar mandi, taman bermain, kelengkapan alat marching band, gambar-
gambar hewan, gambar berhitung 1-100, alat tulis, alat bermain kubus,
gambar nama hari dalam bahasa inggris.
c) Peran Orang Tua
Orang tua sangat berperan aktif dalam pendidikan anak di TK Muslimat
Sentul. Tidak hanya it, para orang tua juga antusias dan kooperatif dalam
penelitian yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. Sajian Data
Gambar 4.1 Gedung tempat proses belajar mengajar berlangsung di TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
Dan dari hasil wawancara dengan salah satu guru yang mengajar di TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Ibu Titik Nur
Jannah, S.Pd bahwa pengurus atau pengelola TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo terdiri dari ketua muslimat dan masyarakat
Sentul sendiri pada umumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Informan:
“ Penanggung jawab TK/RA Muslimat terdiri dari Ketua Muslimat dan
anggotanya serta berasal dari anggota masyarakat desa Sentul ” (CL 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4.2 Masyarakat / orang tua ikut berperan serta dalam kegiatan
pembelajaran
Bermula dari ketidaktersediaan sarana pendidikan khususnya untuk anak
usia dini menjadi motivasi utama bagi masyarakat Sentul untuk mendirikan
sebuah lembaga/institusi yang bisa menampung dan memberikan pembelajaran
sejak dini kepada anak-anak khususnya anak-anak usia pra sekolah di desa Sentul
dan sekitarnya. Lembaga yang kemudian diberi nama TK Muslimat Sentul
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ini berdiri hingga sekarang dan
mampu menampung banyak siswa dan berhasil mencetak generasi bangsa yang
kreatif sejak dini.
“ Kita para orang tua juga ikut berperan dalam permainan anak. selama
permainan diberikan di sekolah baik, dan baik untuk perkembangan anak
saya, kita sebagai orang tua mendukung penuh” (CL 6).
Hal ini juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh informan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
“ Ya, saya selalu mendampingi anak saya selama di sekolah, karena saya
juga bis mengawasi anak saya. Terkadang saya juga ikut masuk ke kelas
dan membantu anak saya dalam bermain di kelas ”(CL 5).
Dalam sistem pembelajaran di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sangat menyenangkan. Anak-anak lebih
banyak bermain dari pada belajar. Karena bermain dapat membangun kreatifitas
pada anak, serta membangun relasi antar sesama teman. Hal ini dikarenakan anak
pada usia tersebut tidak perlu diminta untuk belajar karena pembelajaran anak usia
dini bisa dilakukan dengan jalan permainan.
Permainan yang diberikan pada TK Muslimat juga mengarah pada sistem
pembelajaran, Guru juga ikut berperan dalam permainan anak. Guru menjadi
pengarah dan peraga dalam permainan anak Seperti yang diungkapkan oleh salah
satu informan:
“ Dalam permainan guru–guru di TK Muslimat sangat berperan, misalnya
dalam permainan peragaan profesi, guru harus bersikap siap sebagai
seorang petugas polisi, selain itu ada permainan tebak gambar hewan,
guru menunjukkan beberapa gambar hewan dan murid menebak gambar
hewan ” (CL 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4.3 Bermain peran
Materi permainan yang digunakan mengarah pada pembelajaran anak
tidak hanya diajak bermain tapi juga diajak belajar, mengenal nama-nama hewan
sesuai dengan gambar hewan, materi melihat sisi-sisi kubus dan menata kubus.
Berhitung juga diberikan kepada anak. Sehingga anak akan lebih senang dan lebih
gampang menerima pembelajaran dengan cara bermain. Seperti yang di
ungkapakan informan :
“ Dalam memberikan pembelajaran pada sistem permainan guru di TK
Muslimat sentul tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang ada,
meskipun dengan metode bermain, kita tetap memberikan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum ” (CL 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 4.4 Bermain balok
Metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak dengan cara
permainan, karena untuk mendorong antusiasme anak dalam pembelajaran. Dalam
beberapa metode pembelajaran guru juga memakai alat bantu untuk mengajar,
selaian itu dalam belajar berperan, metode yang digunakan adalah pergaan suatu
model atau sandiwara dalam cerita. Guru tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi
juga ikut dalam permainan yang dimainkan.
Fasilitas yang diberikan terhadap pembelajaran di TK Muslimat Sentul
tidak hanya mengacu pada permainan, di dalam kelas tersedia alat-alat tulis untuk
belajar menghitung, menulis dan menggambar serta belajar untuk
mewarnai.seperti yang diungkapakan pada informan :
“ Salah satu metode pembelajaran yang diberikan melalui permaianan.
guru juga menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, tidak hanya alat-
alat bermain alat-alat tulis dan menggambar juga kami fasilitasi ” (CL 3).
Peralatan yang digunakan mengacu pada pembelajaran dan perkembangan
bagi anak tidak hanya gambar-gambar alat permainan dan alat tulis juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
digunakan dalam proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan pada informan
berikut ini :
“ Kita guru TK Muslimat sentul tidak hanya menyediakan alat-alat tulis
saja sebagai proses pembelajaran, tapi juga menggunakan alat-alat
permainan misal nya bentuk- bentuk hewan, gambar nama-nama hari
dalam bahasa inggris, ular tangga, kubus ” (CL 2).
Salah satu proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan cara
bermain, karena permainan yang diberikan pada anak mengarah pada
perkembangan anak. Salah satu bentuk permainan yang mengarah pada
perkembangan anak adalah permainan peran yang bertujuan untuk membangun
sosialisai dan kerja sama sehingga berfungsi untuk menjalin kerja sama antar
teman. Di situ anak juga cara diajarkan bagaimana bermain peran dengan bagai
sesama teman, dengan begitu anak akan lebih bisa bekerja sama dengan teman
nya. Tidak hanya permainan menata kubus juga dapat mengatahui bagaimana
perkembangan motorik kasar pada anak. Seperti yang diungkapkan pada informan
berikut ini.
“ Metode permainan yang kita gunakan sangat membantu dalam
pengetahuan dan perkembangan anak, misalnya dalam permainan kubus,
ada salah satu anak yang tidak bisa menata kubus dengan rapi dan cepat
seperti teman nya, dari situ kita tahu bahwa perkembangan motorik kasar
kurang. Tidak hanya itu misalnya permainan peran, ada beberapa anak
yang tidak bisa bekerja sama dengan temannya, dari situ juga kita bisa
tahu bahwa perkembangan bahasa nya juga kurang. Selain itu ada
beberapa anak yang tidak bisa bersosialisasi dengan temannya dan asyik
dengan permainannya sendiri ” (CL 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
“ Anak-anak di TK Muslimat lebih banyak bermain dari pada belajar
karena belajar anak bisa melalui dengan permainan. Dengan permainan
anak akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran tidak hanya itu bu,
dengan permainan kita dapat mengetahui perkembangan anak, selain itu,
anak –anak lebih mudah menerima pengetahuan yang diberikan, karena
dalam memperoleh pembelajaran anak dalam suasana yang senang dan
guru juga lebih gampang dalam menyampaikan pembelajaran ” (CL 2).
Gambar 4.5 Anak lebih banyak bermain daripada belajar
Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo,
fasilitas yang dimiliki cukup memadai, tidak hanya menyediakan ruangan tapi
juga memfasilitasi anak dengan alat untuk belajar, alat –alat bermain. Guru juga
memfasilitasi ekstra kulikuler, ada ekstra marching band dan ekstra melukis.
Mulai dari tempat belajar mengajar (ruang kelas), kelas sentra, kamar mandi,
beberapa permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak, alat permainan yang
digunakan ada di dalam kelas, ular tangga, melihat sisi kubus dan menata kubus,
macam-macam nama hewan sesuai gambar hewan, nama dan bentuk buah-
buahan, macam- macam bentuk kendaraan, bentuk permainan di luar kelas,
ayunan, tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 4.6 Pembelajaran dilakukan dengan bermain
Tes evaluasi penting dilakukan untuk mendeteksi perkembangan anak
secara dini. Karena dengan mendeteksi secara dini kita dapat mengetahui
penyimpangan perkembangan pada anak, sehingga kita bisa mengatasi masalah
tersebut secara dini. Tes evaluasi yang dilakukan di TK Muslimat Sentul berjalan
sesuai dengan apa yang direncanakan. guru dan orang tua ikut berperan dalam tes
perkembangan anak. Anak yang di tes perkembangannya sangat antusias dalam
menjalani tugas tes perkembangan.
“ Saya bersyukur dan mendukung adanya tes perkembangan yang
dilakukan kepada anak saya. Dengan dilakukan tes perkembangan saya
jadi tahu apakah perkembangan anak saya sesuai atau tidak dengan
usianya ”(CL 5).
“ Dengan adanya tes perkembangan yang dilakukan sangat membantu
guru di TK Muslimat Sentul dalam memberikan pembelajaran, para guru
jadi tahu apa yang harus diberikan bagi anak-anak yang perkembangannya
tidak sesuai. Selain itu guru juga dapat mengarahkan dan membimbing
dengan tepat semua anak di TK Muslimat Sentul sesuai dengan
perkembangan dan usianya ”(CL 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.7 Tes Perkembangan
Pada umumnya para orang tua tidak menegatahui bentuk-bentuk
permainan yang baik untuk anak nya, bentuk permainan yang merangsang
perkembangan anak, oleh karena itu ketika di luar jam sekolah, orang tua hanya
memberikan permainan yang diminta oleh anaknya.berbeda denga permainan
yang diberikan di sekolah.seperti ungkapan informan berikut ini
“ Iya bu, saya tdk tahu sebenarnya bentuk permainan yang bagaimana
yang baik untuk anak saya, kalau di rumah saya hanya memberikan apa
yang anak saya inginkan, dan saya tidak tahu apakah bentuk mainan itu
baik untuk perkembangan atau tidak. Beda dengan di sekolah, pada saat
saya menunggui di sekolah permainan yang di berikan terhadap bu guru
lebih ke pengetahuan, misalnya: mengenal nama-nama hewan, alat
transportasi ” (CL 7).
Hal ini juga diperkuat oleh informan lain.
“ Saya belum tahu model permianan apa yang baik menurut
perkembangan anak saya. Selama ini anak saya meminta mainan saya
selalu memberi tanpa saya mengerti baik atau tidak untuk perkembangan
anak saya ”(CL 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Hal ini juga diperkuat oleh informan selanjutnya.
“ Saya tidak tahu bu, karena tidak ada yang memberi tahu. Saya sering
memberikan mainan yang diinginkan oleh anak saya saja ” (CL 9).
“ Anak saya sering bermain sendiri, saya memberikan anak saya mainan
lima kali selama satu minggu. Tapi saya tidak tahu apakah mainan itu baik
untuk perklembangan anak saya atau tidak ” (CL 10).
Bentuk-bentuk mainan yang diberikan orang tua kepada anaknya umunya
berbentuk mobil-mobilan, kemudian handphone, Playstasion, sesuai yang
diinginkan oleh anaknya tanpa orang tua tahu apakah bentuk mainan tersebut baik
atau tidak untuk perkembangan anaknya, selama ini anggapan orang tua bahwa
bentuk mainan mahal dan modern baik untuk anaknya, selain itu bentuk mainan
seperti Playstasion anak akan cenderung bermain sendirian di rumah dari pada
bersosialisasi dengan temannya di luar rumah. Seperti yang diungkapkan oleh
informan berikut ini.
“ Saya memberikan mainan anak saya laptop mainan dan semua mainan
yang diinginkan oleh anak saya. Di sekolah anak saya juga banyak
membeli mainan ” (CL 13).
Hal ini juga diperkuat oleh informan lainnya.
“ Kalau anak saya minta mainan selalu saya berikan, mainannya berbentuk
mobil-mobilan dan pistol-pistola. Setiap minggu saya mengajak anak saya
ketempat area bermain ”(CL 12).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Hal ini juga diungkapkan oleh informan lainnya.
“ Hampir setiap hari saya memberikan mainan kepada anak saya. Saya
memberikan jenis mainan seperti Ipad, kemudian mainan game
Playstasion. Anak saya senang bermain di rumah sendiri ” (CL 4).
“ Saya memberikan mainan kepada anak saya berupa mobil-mobilan dan
jenis mainan yang lain yang diinginkan anak saya. Anak saya senang
bermian di rumah sendirian ” (CL 8).
Model – model permainan yang diberikan kepada anak pada TK Muslimat
sentul lebih mengarah ke pengetahuan dan perkembangan anak, bentuk
permainan yang diberikan tidak hanya berbentuk mainan tetapi juga diberikan
bermain peran, bermain sensomotorik, bermain ide / gagasan. Seperti yang
diungkapkan pada informan berikut ini.
“ Banyak model-model permainan yang kita gunakan, selaian bermain
peran, kita juga memberikan bermain sonsomotorik Bermain peran,
misalnya anak diberikan sebuah narasi/cerita dongeng dengan berbagai
karakter sifat, setelah itu anak disuruh untuk menirukan karakter atau sifat
tokoh dalam cerita tersebut, Bermain balok, anak bermain dengan
menggunakan benda yang sudah ada untuk membantu, menghadirkan
konsep yang sudah dimilikinya. Bermain sensorimotor, anak main dengan
benda untuk membangun persepsi bermain jungkitan, telusuran, bola.
Bermain pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan
ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk
nyata seperti balok dan warna ” (CL 2).
Tes perkembangan yang dilakukan pada anak di TK Muslimat Sentul
dilakukan dengan menggunakan lembar KPSP. Pada lembar KPSP ada empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perkembangangan yang masuk dalam tugas tes perkembangan, yaitu: 1). Motorik
halus. 2) Motorik kasar. 3) Personal sosial. 4) dan bahasa. Tes perkembangan
yang dilakukan sesuai dengan usia anak di TK Muslimat Sentul.
“ Pada tes perkembangan yang dilakukan didapatkan hasil, pada anak usia
42 bulan yang berjumlah satu orang diperoleh hasil perkembangan yaitu
terjadi penyimpangan pada perkembangannya, anak pada usia 48 bulan
yang berjumlah empat anak diperoleh hasil hanya satu anak yang
perkembangannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak sedangkan
tiga anak perkembangannya terjadi penyimpangan, dan pada anak usia 60
bulan yang berjumlah lima anak diperoleh hasil perkembangan yaitu
terjadi pemyimpangan pada perkembangannya sebanyak empat orang
sedangkan yang perkembangannya meragukan hanya ada satu anak saja ”.
C. Temuan Penelitian
1. Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak
Persepsi merupakan cara orang tua memberi makna proses
penafsiran yang bermakana pada suatu objek tertentu. orang tua dalam
memberikan model permainan pada anak nya, hanya berdasarkan alat
teknologi canggih, mahal dan bentuk mainan yang diinginkan pada anak
nya. Orang tua umumnya tidak tahu bahwa permainan mahal dan canggih
dapat juga berdampak negatif pada anaknya.
Para orang tua di TK Muslimat Sentul pada umumnya dalam
memberikan mainan pada anak hannya berdasarkan keinginan pada
anaknya, baik alat permainan canggih maupun alat permainan yang umum
tanpa tahu apakah permainan itu baik untuk perkembangan anaknya atau
tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Modeling permainan anak
Bermain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Selain itu
dengan bermain juga dapat mendeteksi tumbuh kembang anak.
Modeling permainan yang diberikan di TK Muslimat Sentul
mengacu pada perkembangan anak, tidak hanya melakukan aktifitas bermain
tapi juga belajar.
Selain alasan di atas bermain dilakukan untuk menjaga kesehatan
anak, bermain juga dapat menjaga kesehatan karena dalam bermain anak akan
berkeringat dan beraktivitas. Hal ini akan lebih baik dibandingkan dengan
anak hanya berdiam diri tanpa ada kegiatan.
Keterangan di atas merupakan alasan mengapa bermain perlu
diberikan untuk anak baik drumah maupun di sekolah. Setelah mewawancarai
salah satu informan diketahuilah bahwa banyak alasan mengapa permainan
perlu diberikan kepada anak. Seperti yang diungkapkan oleh pemilik klinik
yaitu: Manfaat bermain pada anak adalah: 1) Otak anak bisa berkembang, 2)
Anak asalnya tidak tahu menjadi tahu 3) Dan anak senang kalau diajak
bermain.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki alasan-alasan tertentu
mengapa melakukan kegiatan tersebut. Seperti yang kita ketahui dari hasil
wawancara kepada informan. Alasan melakukan kegiatan bermain beraneka
ragam. Mulai dari menjaga kesehatan juga bisa meningkatkan kecerdasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
otak anak dalam berfikir memecahkan suatu masalah. Bahkan ada juga alasan
yang disebabkan karena anak lebih nyaman untuk bermain daripada belajar.
3. Perkembangan anak di TK Muslimat Sentul
Perkembangan aktif terletak di dalam diri anak sendiri,
perkembangan bukan suatu proses yang selalu digerakkan oleh faktor luar
akan tetapi gejala perkembangan dikendalikan dan diberi corak tertentu oleh
pembawaan, bakat, dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan
kekuatan/daya dan corak tertentu.
Pada tes perkembangan yang dilakukan banyak ditemukan
perkembangan anak yang kurang daripada perkembangan anak yang sesuai.
D. Pembahasan
1. Tujuan bermain pada anak
Sangat banyak alasan orang tua memberikan permainan pada anak.
Alasan yang paling mendasar adalah untuk meningkatkan kreativitas serta
merangsang otak anak karena dalam bermain otak juga melakukan aktivitas
berfikir. Selain itu, ada juga alasan orang tua memberikan permainan kepada
anaknya karena agar anaknya tidak melakukan aktivitas yang tidak berguna.
Orang tua menginginkan anaknya dalam bermain bisa terarah dan
sembarangan. Pertumbuhan terhambat tergantung dari otot anak. Jika otot
anak lemah maka pertumbuhannya akan terganggu, namun jika otot anak kuat
maka pertumbuhannya akan berjalan sebagaimana mestinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain (Soetjiningsih
2007): Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan pertumbuhan
seluruh organ tubuh, Untuk bersosialisasi dengan orang lain,
Mengembangkan kemampuan intelektual.
Tapi banyak sekali orang tua yang tidak mengetahui bagaimana
memberikan permainan pada anak. Terkadang anak dibebaskan bermain
sesuka hati tanpa ada pendampingan atau pengarahan yang baik kepada anak
tentang permainan anak. Pemilihan permainan juga tidak disesuaikan dengan
perkembangan anak serta usia anak. Sekarang yang menjadi tujuan mereka
hanya agar anaknya tidak ketinggalan zaman sehingga anaknya diberikan
permainan yang cukup canggih tanpa adanya pendampingan seperti I-Pad
maupun alat komunikasi lain yang bisa dimainkan oleh anak.
2. Perencanaan dan Pengorganisasian
Latar belakang pembangunan TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, karena tidak adanya lembaga yang
memberikan pembelajaran pada anak-anak khususnya anak pada usia dini.
Sementara itu banyak sekali anak-anak yang menginginkan untuk bisa belajar
secara nyaman dan terarah. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan
oleh informan sebagai berikut: Awal berdirinya TK Muslimat/Masyithoh
karena di desa belum ada sekolahan maka masyarakat berinisiatif untuk
mendirikan sekolah tersebut. Dengan adanya swadaya masyarakat sentul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
maka sekolah tersebut bisa berdiri, dan sudah banyak yang sukses dari
sekolah TK/MI Ma’arif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat perencanaan-perencanaan
khusus yang perlu dibuat untuk dijadikan patokan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Perencanaan-perencanaan tersebut di fokuskan pada
perkembangan anak. Bagaimana perencanaan tes perkembangan anak yang
akan dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
Agar kita memahami anak yang terpenting bukan sabar tetapi
memahami: anak sebagai individu yang unik, anak memiliki riotme
perkembangan yang terbaik, anak sebagai pelaku utama, anak sebagai teman
bekerjasama, anak sebagai komunikar (rasa ingin tahu), dan anak perlu
berkembang menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri (adaptable) dan
memahami diri serta lingkungannya.
Selain perencanaan tes perkembangan di atas hal terpenting juga
harus dilakukan oleh seorang guru dalam membuat rencana. Persiapan yang
dilakukan guru sangat menunjang penting dalam pelakanaan tes
perkembangan anak. Persiapan peralatan dan tempat yang akan digunakan
dalam tes perkembangan harus disesuaikan dengan keadaan anak. Sehingga
seorang guru harus mempunyai perencanaan yang matang dan jelas. Hal
tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut: Semua guru
membuat permainan APE yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
anak, guru menyediakan bahan dan alat yang dapat dimainkan anak, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
juga menentukan tema alat permainan apa yag akan diberikan. Sehingga guru
akan tahu kalau ada yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan maka
akan dilanjutkan ke lembaga tes yang ditunjuk.
Hasil evaluasi tes perkembangan yang dilakukan oleh guru
dilaksanakan sesuai dengan indicator yang telah disusun oleh guru. Apabila
semua indicator sudah tercapai akan maka akan dilakukan tes perkembangan
selanjutnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pada TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo memiliki
perencanaan-perencanaan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatannya pemelajaran di TK terebut. Rencana yang ada
sudah disesuaikan dengan acuan pendidikan anak usia dini yang sudah
ditetapkan.
Perencanaan dibuat secara matang dengan melibatkan anak secara
langsung dalam proses pembelajaran. Perencanaan ini dilakukan agar
kegiatan yang dilakukan bisa terarah dan sesuai dengan perkembangan atau
hasil yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang dicapai bisa optimal dan
maksimal.
Selain itu, modeling permainan yang diberikan kepada setiap
anak/kelompok berbeda jenis dan cara pengarahannya, dilihat dari usia anak
apakah anak tersebut sudah bisa memainkan atau belum, kondisi anak apakah
anak mampu dan bisa bermain lebih keras dan tertantang. Tentang perbedaan
cara bermain ini sesuai dengan rencana yang telah terfikirkan bahwasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
setiap anak adalah individu yang unik yang memiliki tingkat penerimaan
yang berbeda-beda dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang
telah ditetapkan.
Orang tua bayi kalah berperan dalam membantu perkembangan
anak. Karena wajtu yang dihabiskan di sekolah hanya sekitar 3 jam
selanjutnya anak akan lebih banyak berada di rumah bersama orang tuanya,
maka orang tua berkewajiban untuk mengulangi latihan itu setiap harinya di
rumah agar anka bisa tumbuh dan berkembang sebagai mana mestinya tanpa
ada kesalahan dalam kegiatan pengarahan dalam permainan yang dilakukan
oleh anak bisa mendapatkan hasil maksimal sebagaimana mestinya yang
diharapkan oleh orang tua.
Rencana lain yang harus dilakukan adalah mempersiapkan tempat
dan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan tes perkembangan anak.
Sehingga pada pelaksanaan tes perkembangan tidak ada masalah yang timbul
akibat tidak lengkapnya alat untuk bermain. Dan semua peralatan yang
digunakan tentu membutuhkan dana untuk membelinya. Urusan dana ini
semua ditanggung oleh TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa TK Muslimat Sentul
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dibangun atas inisiatif warga
desa Sentul dengan adanya swadaya masyarakat Sentul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Pelaksanaan dan Evaluasi
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di TK Muslimat Sentul
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari kurikulum
pendidikan yang dijadikan patokan dalam proses pembelajaran pada anak usia
dini. Memang terdapat perbedaan perlakuan yang diberikan antara
memberikan pembelajaran pada anak usia dini dengan anak yang sudah usia
sekolah.
Pada pembelajaran anak usia dini, anak akan lebih banyak bermain
dari pada belajar. Karena pembelajaran anak bisa dilakukan dengan cara
bermain. Misalnya bermain peran, bermain balok, dan puzzle.
Dalam tes evaluasi perkembangan anak diperlukan persiapan-
persiapan yang matang yang harus dilakukan oleh guru diantaranya
menyiapkan alat permainan yang sesduai dengan perkembangan anak di
dalam sekolah maupun di luar sekolah / di luar kelas yang sesuai dengan
indicator pembelajaran di sekolah.
Adapun bentuk-bentuk permainan yang dilakukan di TK Muslimat
Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo antara lain :
1. Bermain peran, misalnya anak diberikan sebuah narasi/cerita dongeng
dengan berbagai karakter sifat, setelah itu anak disuruh untuk menirukan
karakter atau sifat tokoh dalam cerita tersebut.
2. Bermain balok, anak bermain dengan menggunakan benda yang sudah ada
untuk membantu, menghadirkan konsep yang sudah dimilikinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3. Bermain sensorimotor, anak main dengan benda untuk membangun
persepsi bermain jungkitan, telusuran, bola.
4. Bermain pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan
ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk
nyata seperti balok dan warna.
Dalam setiap melakukan kegiatan setelah kegiatan dilakukan, selalu
ada evaluasi yang harus dilakukan untuk melihat apakah hasil dari kegiatan
tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
Demikian juga dengan pelaksanaan tes perkembangan anak. Setelah
tes perkembangan selesai dilaksanakan, akan ada evaluasi yang dilakukan
untuk melihat bagaimana efek dari pelaksanaan tes perkembangan anak.
Apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.
Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo, evaluasi yang dilakukan setiap hari yang sesuai dengan indicator
yang telah disusun oleh guru. Guru memberikan modeling/alat permainan
kepada anak yang harus dimainkan oleh anak.
Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan informan yaitu:
Evaluasi dilakukan setiap hari yang sesuai dengan indicator yang telah
disusun oleh guru.
Disini guru tidak hanya mengamati anak di sekolah tetapi guru juga
harus lebih kooperatif untuk bisa menggali informasi dari orang tua tentang
pengetahuan orang tua dalam pemberian modeling permainan pada anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Guru harus bisa memberikan pengetahuan tentang apa saja permainan anak
yang boleh dan belum boleh mengenai diberikan kepada anaknya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan yaitu Ibu
Titik Nurjannah selaku guru dan orang tua bayi diketahui bahwa pelaksanaan
tes perkembangan pada anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.
Pada anak usia 42 bulan yang berjumlah 1 orang diperoleh hasil
perkembangan yaitu kurang, anak pada usia 48 bulan yang berjumlah 4 anak
diperoleh hasil hanya 1 anak yang perkembangannya sesuai dengan tingkat
perkembangan anak sedangkan 3 anak perkembangannya kurang, dan pada
anak usia 60 bulan yang berjumlah 5 anak diperoleh hasil perkembangan
yaitu perkembangan kurang sebanyak 4 orang sedangkan yang
perkembangannya meragukan hanya ada 1 anak saja.
Hasil yang dicapai dari pelaksanaan pelaksanaan tes perkembangan
yang dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo sangat tidak memuaskan. Itu semua diketahui dari wawancara yang
dilakukan kepada orang tua. Sebagian besar orang tua tidak mengetahui
tentang cara pemberian modeling permainan anak yang baik dan benar.
Banyak orang tua yang keliru dan tidak tepat dalam memberikan permainan
kepada anaknya. Orang tua hanya memberikan permainan untuk anaknya
tanpa memberikan pengarahan bagaimana melakukan atau memainkan
permainan yang diberikan tersebut. Orang tua membiarkan anaknya bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sendiri tanpa berlibat langsung dalam permainan anaknya. Dari segi
waktupun orang tua tidak pernah membatasi anaknya dalam bermain anak
dibiarkan main sesuka hatinya tanpa ada batasan waktu yang diterapkan.
Dari hasil wawancara kepada informan, diketahui juga bahwa
evaluasi yang dilakukan oleh Ibu titik nurjannah adalah dengan bertanya
langsung mengenai perkembangan anaknya kepada orang tuanya. Dan
jawaban dari orang tua akan akan dilihat apakah perkembangan anak sesuai
atau tidak sesuai dengan usia yang seharusnya.
Notoatmojo (2005), megungkapkan bahwa evaluasi berkaitan
dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.
4. Dampak dari modeling permainan anak
Setelah dilakukan wawancara kepada informan diketahui bahwa
sangat banyak dampak positif dalam pemilihan modeling permainan anak
yang sesuai. Dampak positif yang ditemui adalah anak bisa bermain
sekaligus belajar dan mengasah otak karena pemilihan permainan yang benar
dapat memberikan tantangan pada anak untuk memainkannya secara
maksimal dengan mengasah otak mereka.
Peningkatan pengetahuan yang lebih banyak merupakan dampak
positif yang paling menonjol dalam pemilihan modeling permainan anak
yang sesuai. Perkembangan anak juga akan lebih cepat maksimal karena anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dituntut untuk bisa melakukan permainan tersebut dengan pengarahan dan
pendampingan yang dilakukan secara seksama.
Dampak positif modeling permainan anak ini bisa terjadi jika
pemilihan permainan yang sesuai dan pendampingan serta pengarahan yang
diberikan kepada anak. Selain itu, peran serta orang tua juga sangat berperan
penting dalam perkembangan anak agar lebih optimal.
Dampak negatif modeling permainan anak jika pemilihan modeling
permainan yang salah akan berdampak pada perkembangan anak, sosialisasi
anak dengan orang sekitar akan berkurang, tidak hanya itu dalam modeling
permainan tertentu pikiran anak akan selalu terarah pada geme sehingga
kosenytrasi untuk belajar akan terganggu dan emosi anak tidak stabil
Menurut Effendy (2004), fungsi pokok orang tua dibagi menjadi tiga
bagian yaitu, 1) Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga. 2) Asuh, adalah menuju
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara. 3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
1. Persepsi tentang permainan anak
Orang tua beranggapan bahwa semakin mahal dan semakin
canggih permainan anak, anak akan lebih senang bermain.orang tua tidak
pernah tahu, apabila memilih permainan anak yang salah dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
berdampak negatif dalam perkembangan nya.baik motorik halus, motorik
kasar, personal sosiam maupun perkembangan bahasa
2. Modelling permainan anak.
Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa model permainan
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Selain mengasah otak,
modeling permainan anak yang bermacam-macam dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam berfikir dan memainkan permainan yang ada.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh anak dalam bermain.
Pemilihan jenis mainan yang benar pendampingan yang seksama akan
memberikan manfaat yang banyak untuk anak. Seperti yang diutarakan
oleh informan seperti berikut:
Manfaat bermain bagi anak antara lain: 1) bisa meningkatkan
kecerdasan anak sesuai dengan kemampuan kecerdasan anak, 2)
kecerdasan linguistik (bahasa) yaitu kemampuan anak berfikir dalam
kata-kata, berbicara, menulis dan membaca serta menghubungkan setiap
kata, 3) kecerdasan logika seperti matematika (kemampuan menggunakan
bilangan/angka) berfikir dengan penalaran, serta kemampuan matematis,
suka berhitung, suka bertanya mengapa ini dan itu, kecerdasan visual yait
soaosial (kemampuan, mempersepsi warna, garis, luar, ruang), suka
menggambar, mencoret-coret, mudah memahami gambar dan ilustrasi, 4)
kecerdasan musikal (keoekaan terhadap ritme, melodi, bunyi dan alat
musik), mampu mengekspresikan bentuk-bentuk musik, suka belajar
dengan iringan musik, 5) kecerdasan kinestetik tubuh (kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
mengekspresikan ide dan perasaan dalam gerakan tubuh/fisik) suka
bongkar pasang benda, pintar menirukan gerakan benda, 6) kecerdasan
interpersonal (kemampuan memahami orang lain) punya banyak teman,
terlibat dalam kegiatan kelompok, 7) kecerdasan naturalis (kemampuan
memahami sifat-sifat alam) menikmati perjalanan di alam terbuka, suka
berkebun, 8) kecerdasan intrapersonal (kemampuan memahami potensi
diri dan mengendalikan diri), berpikir secara mandiri dan mengenai
oerasaan, bersikap secara realistis terhadap kelebihan dan kekurangan
diri, 9) kecerdasan spiritual (kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan
Allah, kemampuan memahami makna dan nikai-nilai perbuatan antara
hati, jiwa, agama/keyakinan dengan akal.
Akan tetapi pemilihan jenis permainan juga menentukan apakah
anak bisa bermain dengan benar atau salah. Akan tetapi dampak negatif
dari modeling permainan anak sangat sedikit bahkan hampir tidak ada
apabila kita sebagai pendidik mampu membimbing, mendorong,
menganjurkan, mengarahkan dan memberitahu bagaimana cara
menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan kepada beberapa informan,
hanya dampak positiflah yang ada dalam bentuk modeling permainan
anak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan berikut:
Saya kira tidak ada dampak negatif, maka dari itu kita sebagai
pendidik kita harus membimbing, mendorong, mengajarkan, mengarahkan
dan cara menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Setelah dilihat dari hasil wawancara kepada informan, memang
dampak permianan anak sangat berpengaruh positif terhadap
perkembangan anak, tapi jika dalam bermain tidak ada bimbingan dari
seseorang yang mengerti tentang cara bagaimana menggunakan alat
permainan itu dengan baik maka proses bermain anak akan berubah
menjadi sesuatu yang buruk di antaranya menjadi suatu ketergantungan
yang mengakibatkan anak menjadi semakin malas.
3. Perkembangan anak.
Pemilihan model permainan yang salah dapat menyebabkan
perkembangan pada anak tidak normal, perkembangan yang tidak normal
akan menghambat proses pembelajaran yang di terima anak, tidak hanya
itu hubungan sosial dengan temannya tidak baik, anak lebih senang
menyendiri bermain dengan permainan yang canggih daripada bermain
bersama dengan teman-temannya
5. Kendala-kendala
Segala kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan tidak akan
pernah terlepas dari sebuah kendala atau hambatan yang dapat merusak hasil
kegiatan yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan bermain pada
anak terdapat beberapa kendala atau hambatan yang menyebabkan hasil yang
ingin dicapai tidak maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Akan tetapi
setiap kendalam yang muncul dapat diatasi dengan adanya peralatan yang
memadai serta tenaga pendidik yang kompeten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo dapat dikatakan hampir tidak ada kendala yang dihadapi. Hal ini di
karenakan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo semua peralatan sudah ada dan sudah disesuaikan dengan umur dan
tingkat perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan informasi yang
disampaikan oleh informna yaitu: Tidak ada kendala dalam proses bermain
anak hal ini di karenakan alat permainan di RA kita sesuaikan dengan umur
anak dan tingkat pendidikan di TK yang kelompok A maupun kelompok B.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, tidak ditemui adanya
kendala atau hambatan yang dapat menyebabkan gagalnya hasil tes
perkembangan anak yang dilakukan karena peralatan dan tenaga yang ada
sudah sesuai dengan perkembangan anak yang disesuaikan dengan umur dan
tingkat pendidikan anak seperti anak pada kelompok A maupun kelompok B.
Dari hasil wawancara kepada informan, diketahui bahwa hampir
tidak ada kendala yang dapat menghambat proses permainan anak, karena di
TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sudah
memiliki peralatan permainan yang sesuai dengan usia dan perkembangan
anak baik pada kelompok A maupun kelompok B. Dari segi tempat juga di
TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sudah
memiliki tempat yang memadai dan cukup nyaman untuk digunakan bermain.
Adapun kendala kecil yang mungkin ada diantaranya adalah kalau
ada anak yang nakal, anak tersebut pasti menyalahgunakan waktu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
peralatan bermain, misal cat warna terkadang anak menggunakan cat warna
untuk mencoret-coret warna tersebut ke temannya atau tembok kelas.
Selanjutnya faktor yang berasal dari luar diantaranya orang tua yang
kurang memahami keinginan anaknya. Terkadang orang tua memberikan
maninan yang tidak sesuai dengan usia maupun perkembangan anak. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap anak, anak yang seharusnya tidak boleh
memainkan permainan tersebut karena kurang mengandung edukasi tetapi
tetap saja diberikan kepada anaknya. Selain modeling permainan anak yang
kurang sesuai, kurangnya bimbingan orang tua serta pengetahuan orang tua
tentang modeling permainan anak yang sesuai dengan anaknya merupakan
salah satu faktor penghambat perkembangan anak.
Setiap melakukan kegiatan biasanya dana merupakan salah satu
kendala yang menyebabkan terhambatnya suatu kegiatan. Tetapi dalam
pelaksanaan modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, dana bukanlah suatu kendala. Karena TK
Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo memperoleh
dana dari swadaya masyarakat Sentul dan para pengurus TK Muslimat Sentul
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul,
model permainan yang diberikan anak hanya mengacu pada permainan
mahal, canggih dan model permainan yang di inginkan oleh sang anak,
umumnya orang tua hanya menuruti keinginan sang anak tanpa tahu jenis
permainan yang bagaimana yang baik untuk anaknya.
2. Modeling permainan anak yang diberikan di TK Muslimat Sentul mengacu
pada pembelajaran dan perkembangan pada evalusai di laksanakan tes
perkembangan. Perencanaan ini dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bisa
terarah dan sesuai dengan perkembangan atau hasil yang ingin dicapai.
Sehingga hasil yang dicapai bisa optimal dan maksimal. Semua peralatan
yang digunakan tentu membutuhkan dana untuk membelinya. Urusan dana ini
semua di tanggung oleh TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo.
3. Pelaksanaan tes perkembangan pada anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Pada anak usia 42 bulan yang berjumlah
satu orang diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi penyimpangan pada
perkembangannya, anak pada usia 48 bulan yang berjumlah empat anak
diperoleh hasil hanya satu anak yang perkembangannya sesuai, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tiga anak perkembangannya terjadi penyimpangan, dan pada anak usia 60
bulan yang berjumlah lima anak diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi
penyimpangan pada perkembangannya sebanyak empat anak sedangkan yang
perkembangannya meragukan hanya ada satu anak saja. Evaluasi yang
dilakukan oleh Ibu titik nurjannah adalah dengan bertanya langsung mengenai
perkembangan anaknya kepada orang tuanya. Dan jawaban dari orang tua
akan akan dilihat apakah perkembangan anak sesuai atau tidak sesuai dengan
usia yang seharusnya.
B. Implikasi
Pemberian modeling permainan anak yang benar dan sesuai akan membuat
anak menjadi lebih baik dalam perkembangan anak. Anak akan lebih berkembang
secara optimal dengan adanya pengarahan dan pemilihan modeling permainan
anak yang tepat.
Modeling permainan anak yang sesuai dapat meningkatkan kecerdasan
anak, serta tingkat pengetahuan anak, karena anak bisa mengasah pikiran serta
tenaga sehingga bisa bekerja secara optimal.
C. Saran
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk tetap terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didiknya.
Dan memberikan modeling permainan anak yang lebih beragam lagi sehingga
anak menjadi lebih senang dan bersemangat untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
2. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua agar lebih meningkatkan pengetahuannya tentang modeling
permainan anak serta pemahaman pentingnya pendampingan pada anak
dalam proses bermainnya.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
perbandingan dan juga acuan untuk penelitian selanjutnya yang juga
berhubungan dengan modeling permainan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. Abu, (1991). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Allport, G.W. (1937). Personality: a Psychologycal Interpretation. New York: Henry Holt
Aly, Hery Noer, (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Arikunto, (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:. PT.Rineka Cipta,
Depkes RI, (2006). Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. Jakarta:.Depkes RI
Dorothy, (1995). Time to Play. London : Viking Pinguin Inc.
Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.
Elzabeth B. Hurlock. (1997), Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
..............(1999). Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi 6). Penerbit Erlangga : Jakarta
...............(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rosdakarya.
Gibson, James, L Invacevich John M, dan Donnely, James H. (1993). Organisasi dan Manajemen: Perilaku Struktur dan Proses. (alih bahasa DjoerbenWahid ). Jakarta: Erlangga
Haditomo, (2004). Tugas Perkembangan, Yogjakarta : Diva Pres.
Kartono, (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Madju,.
Mahmud, (1990). Psikologi: Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE
Mayke Sugianto T. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta Depdiknas
Melinda, (2011). Pengaruh Bermain Terhadap Perkembangan Anak. http://www.ibudanbalita.com/, diakses 3 Juli 2014
Moleong, Lexy J. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Moyles, (1999). Just Playing : The Role and Status of Play in Early Chillhood Education. Philadhelpia : Open University Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Muhibbin, (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyadi, S., (2004). Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Jakarta : Papas Sinar Sinanti
Mulyani, Sumantri & Permana, Johar. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. IBRD: Loan 3496 - IND
Nasution T. & N. Nasution, (1986). Peranan Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Notoatmodjo, (2003). Konsep Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam, Rekawati, Sri Utami. (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, (2008). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Seagung Seto.
Purwanto Heru, (2002). Perilaku Manusia. Jakarta: Bharat Aksara.
Rachmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riswandi, (2009).Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Robbins, S.P. (2003). Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKSKelompokGarmedia
Shinto, (2009). Tehnologi dan Permainan Anak. Jakarta : Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesa.
Slameto, (2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Soetjiningsih, (2007). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Sugiyono, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuaitatif, Kuantitatif dan RD. Bandung.
Suherman, (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.
Suratno, (2005), Pengembangan Kreativitas usia dini, Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan Indonesia.
Suryadi, (2007), Tahap Perkebangan Anak, Jakarta : EGC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Surakarta : lembaga pengembangan pendidikan (LPP) dan UPT penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press).
Tedjasaputra, Mayke S. (2007). Bermain, Mainan, Dan Permainan. Jakarta:Grasindo
Utsaimin, (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya: Risalah Hati.
Wahidin, Makalah Psikologi. http://www.wordpress.com/2011, diakses 12 April 2011
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: ANDI
Wira Indra Satya. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain, Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan
Wong, D.L.(2004). Pedoman Klinis Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Yusuf, Syamsu , LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Untuk penelitian dengan judul : Persepsi orang tua tentang modeling
permainan anak di TK Muslimat Sentul tahun 2014.
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ............................................................................................
Umur : ..........................................................................................
Pekerjaan : ...........................................................................................
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat
penelitian, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi informan
penelitian yang dilakukan oleh Saudari Istiadah Fatmawati dari Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa paksaan dari
siapapun.
Sidoarjo, Maret 2014
Peneliti
Istiadah Fatmawati
Informan
( )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Istiadah Fatmawati
NIM : S541202073
Program Studi : Magister kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal penelitian yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengmabil alihan tulisan
atau pikiran orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dapat dibuktikan proposal ini
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Sidoarjo, Januari 2014
Yang Membuat Pernyataan
Istiadah Fatmawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM PADA PENELITIAN
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG MODELING PERMAINAN ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL TAHUN 2014
A. PENGANTAR
1. Mengucap Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengucapkan terima kasih atas kesediaannya menjadi responden
B. PENJELASAN
1. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam. Pada pertemuan
ini diharapkan informan dapat memberikan pendapat, tanggapan atau
usul terhadap Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak di
TK Muslimat Sentul tahun 2014.
2. Informan tentang masalah tersebut semata-mata hanya untuk
kepentingan penelitian dan kerahasiaan responden dijamin.
3. Informan bebas menyatakan pendapat, karena semua pendapat atau
masukan informan tidak dinilai salah atau benar.
4. Peneliti yakin informan memiliki informasi tentang masalah yang akan
disampaikan.
5. Selama wawancara dilakukan, pembicaraan akan dicatat di dalam
catatan yang sudah disiapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. PROSEDUR
1. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara (Peneliti sendiri)
2. Pewawancara memperkenalkan diri
3. Pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan untuk ditanggapi oleh
informan
4. Informan dipersilahkan memberikan tanggapan yang seluas-luasnya
tanpa ada rasa takut mengungkapkan pendapatnya
5. Semua pertanyaan dan jawaban dicatat di dalam catatan
6. Mengklarifikasi dan menyimpulkan hasil wawancara dihadapan
informan.
7. Mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 4
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU TITIK NUR JANNAH, S. Pd
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
17. Apakah guru juga ikut berperan dalam proses bermain anak?
18. Apakah metode belajar bermain sangat membantu dalam proses pembelajaran
dan apa keuntungannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 5
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU MASLAKHA, S. Pdi
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
17. Apakah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan panduan atau kurikulum
pendidikan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK
Muslimat Sentul?
19. Bagaimana pembagian waktu antara belajar dan bernain di TK Muslimat
Sentul?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 6
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU Hj. ELIS FARIDAH, S. Pd
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
17. Merode apa yang digunakan pada pembelajaran di TK Ma’rif Sentul dan
apakah guru menjadi fasilitator?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 7
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
MOCH. REZA VALEN AL-AKHSAR DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 8
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
ACHMAD ZACKY SAFA DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda
di sekolah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 9
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
M. AZRIEL AFRIYANTO DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda
di sekolah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 10
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
MAULIDIN ASSANI SUBKHI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 11
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
IFFAN HERMANSYAH DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 12
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
AFFANDI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 13
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
FINA DWI FIRANTI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 14
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
MUHAMMAD ARINIL HAQI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda
di sekolah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 15
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
TRISNA WATI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 16
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
M. RIYAD FADLI DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1. Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2. Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3. Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7. Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8. Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9. Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena
bermain?
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda
berikan?
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU TITIK NUR JANNAH, S. Pd
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
Awal berdirinya TK Muslimat/Masyithoh karena di desa belum ada
sekolahan maka masyarakat berinisiatif untuk mendirikan sekolah tersebut.
Dengan adanya swadaya masyarakat Sentul maka sekolah tersebut bisa
berdiri, dan sudah banyak sukses dari sekolahan TK maupun MI-nya.
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
Berdirinya TK/MI Ma’arif dari tahun 1969 sampai sekarang.
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
Penanggung jawab TK/RA Masyithoh terdiri dari ketua muslimat dan
anggotanya, juga dukungan dari masyarakat Sentul.
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
Agar kita memahami anak, yang terpenting bukan sabar, tapi memahami :
Anak sebagai individu yang unik
Anak memliki ritme perkembangan yang terbaik
Anak sebagai teman bekerja sama
Anak sebagai komunikar (rasa ingin tahu)
Anak perlu berkembang menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri
(adabtable), dan memahami diri serta lingkungannya
Anak diikutkan di lembaga tes (psikotes).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
1) Semua guru membuat permainan APE yang disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak.
2) Guru menyediakan bahan dan alat yang dapat dimainkan anak.
3) Guru juga menentukan tema alat permainan apa yang akan diberikan.
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
Sangat baik sekali. Kita jadi tahu kalau ada anak yang tidak sesuai dengan
usia dan perkembangan, maka dilanjutkan ke lembaga tes yang ditunjuk.
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
Anak akan lebih banyak bermain dari pada belajar, karena belajar anak bisa
melalui dengan bermain.
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
Evaluasi dilakukan setiap hari, yang sesuai indikator yang telah disusun oleh
guru.
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
Bisa meningkatkan kecerdasan anak sesuai dengan kemampuan kecerdasan
anak :
a) Kecerdasan linguistik (bahasa)
Kemampuan berpikir dalam kata-kata, berbicara, menulis dan membaca.
b) Kecerdasan logika-matematika (kemampuan menggunakan
bilangan/angka)
Berpikir dengan penalaran, serta kemapuan matematis, suka berhitung,
suka bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Kecerdasan visual (kemampuan mempersepsi warna, garis, ruang)
Suka menggambar, mencoret-coret, mudah memahami gambar dan
ilustrasi.
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
Saya kira tidak ada dampak negatif. Maka dari itu kita sebagai pendidik kita
harus membimbing, mendorong, menganjurkan, mengarahkan dan cara
menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak.
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
Menyiapkan alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak didalam
sekolah maupun diluar sekolah/kelas.
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
1) Main peran
Anak bermain dengan benda untuk membantu, menghadirkan konsep yang
sudah dimiliknya.
2) Main Sensorimotor
Anak bermain dengan benda untuk membangun persepsi bermain
jungkitan, perosotan, bola.
3) Main pembangunan
Anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagsan yang dibangun
dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata. Seperti halnya balok, cat.
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
Tidak ada. Karena alat permainan di RA kita sesuaikan dengan
umur/kelompok A maupun kelompok B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
Ada
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
Waktu yang diberikan anak di sekolah selama satu jam
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
Mana permainan yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya.
17. Apakah guru di TK Muslimat Sentul ikut berperan dalam proses
bermain anak?
Dalam permainan, guru–guru di TK Muslimat sangat berperan, misalnya
dalam permainan peragaan profesi, guru harus bersikap siap sebagai seorang
petugas polisi, selain itu ada permainan tebak gambar hewan, guru
menunjukkan beberapa gambar hewan dan murid menebak gambar hewan.
18. Apakah metode belajar bermain sangat membantu dalam proses
pembelajaran dan apa keuntungannya?
Metode permainan yang kita gunakan sangat membantu dalam pengetahuan
dan perkembangan anak, misalnya dalam permainan kubus, ada salah satu
anak yang tidak bisa menata kubus dengan rapi dan cepat seperti teman nya,
dari situ kita tahu bahwa perkembangan motorik kasar kurang. Tidak hanya
itu misalnya permainan peran, ada beberapa anak yang tidak bisa bekerja
sama dengan temannya, dari situ juga kita bisa tahu bahwa perkembangan
bahasa nya juga kurang. Selain itu ada beberapa anak yang tidak bisa
bersosialisasi dengan temannya dan asyik dengan permainannya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU MASLAKHA, S. Pdi
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
Awal mula berdirinya RA. Masyithoh NU 180 Sentul adalah dari sesepuh
desa di waqafkan untuk dibangun sekolah MI. Ma’arif berdiri atau sudah
berjalan barulah didirikan atau dibangun RA/TK.
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
Berdirinya RA/TK sejak tahun 1969 sampai sekarang, ini sudah 45 tahun.
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
Penanggung jawab RA. Masyithoh adalah pengurus MI. Ma’arif dan ketua
muslimat beserta anggotanya.
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
Perencanaan tes perkembangan yang akan dilakukan adalah sebelum
pembelajaran seorang guru membuat SKH dan SKM dan disiapkan alat-alat
untuk permainan /APE. Misal, membuat kincir angin dari kertas dilipat dan
diberi pegangan dari sedotan/sapu lidih.
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
Perencanaan permainan yang akan dilakukan adalah guru mempersiapkan
bahan-bahan untuk membuat suatu bentuk dari plastisin, anak diberi contoh
misal, membuat ular-ularan, membuat bentuk buaya dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
Pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan adalah anak di tes maju satu
persatu, misal berhitung/menghitung mainan 1-10, atau anak diminta
menghitung angka di papan tulis. Misal 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan seterusnya.
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
Pelaksaan bermain pada anak yaitu guru menyediakan mainan, misal berupa
manik-manik dan dijadikan suatu bentuk atau membuat mainan dengan
teknik menggunting, melipat dan menempel.
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
Proses evaluasi yang dilakukan adalah penilaian yang dilkaukan sehari-hari
melalui indikator atau yang sesuai dengan indikator.
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
Manfaat bermain adalah anak merasa terhibur dengan adanya permainan.
Anak tidak merasa jenuh, anak menjadi periang dan gembira, dan menjadi
tumbuh kembang sesuai dengan umurnya.
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
Ada, guru harus mengarahkan atau memberi penjelasan kepada anak, misal
tidak boleh bermain benda yang tajam, anak tidak boleh bermain korek api
karena berbahaya.
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
Yang disiapkan dalam bermain adalah guru mempersiapkan mainan anak
yang tidak berbahaya. Misal, plastisin, puzzle, papan titian, manik-manik, dan
lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
Bentuk permainan yang diberikan anak adalah puzzle, plastisin, mobil-
mobilan, permainan peran, balok, permainan bangunan/alat-alat tukangdan
papan titian, ayunan, jungkitan, dan lain-lain. Permainan tersebut termasuk
motorik kasar dan motorik halus.
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
Tidak ada hambatan
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
Ada
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
30 menit
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
Panduan yang diberikan pada anak adalah anak diberi arahan agar anak tidak
bermain yang berbahaya, misal api menyebabkan kebakaran , air
menyebabkan tenggelam, pisau, silet itu termasuk benda tajam
17. Apakah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan panduan atau
kurikulum pendidikan?
Dalam memberikan pembelajaran pada sistem permainan guru di TK
Muslimat sentul tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang ada, meskipun
dengan metode bermain, kita tetap memberikan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK
Muslimat Sentul?
Kita guru TK Muslimat sentul tidak hanya menyediakan alat-alat tulis saja
sebagai proses pembelajaran, tapi juga menggunakan alat-alat permainan
misal nya bentuk- bentuk hewan, gambar nama-nama hari dalam bahasa
inggris, ular tangga, kubus.
19. Bagaimana pembagian waktu antara belajar dan bernain di TK
Muslimat Sentul?
Anak-anak di TK Muslimat lebih banyak bermain dari pada belajar karena
belajar anak bisa melalui dengan permainan. Dengan permainan anak akan
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran tidak hanya itu bu, dengan
permainan kita dapat mengetahui perkembangan anak, selain itu, anak –anak
lebih mudah menerima pengetahuan yang diberikan, karena dalam
memperoleh pembelajaran anak dalam suasana yang senang dan guru juga
lebih gampang dalam menyampaikan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN
IBU Hj. ELIS FARIDAH, S. Pd
1. Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
Awal mula berdirinya TK Muslimat pada tahun 1969. Sesepuh desa Sentul
memberikan tanah waqaf untuk dibangun sebuah Ma’arif, setelah MI. Ma’arif
dibangun, ketua NU dan muslimat merencakan untuk membangun TK
Muslimat. Itu lah asal mula berdirinya MI dan TK Muslimat.
2. Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
Sudah 45 tahun
3. Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
Penanggung Jawab TK Muslimat adalah pengurus NU dan muslimat desa
Sentul
4. Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
Perencanaan untuk tes perkembangan anak, guru membuat
RKH/mempersiapkan tugas yang akan diberikan kepada anak, misal
mengetahui banyak dan sedikitnya benda. Dan guru menyiapkan biji-bijian
yang akan diberikan kepada anak didik kita.
5. Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
Perencanaan permainan yang akan dilakukan pada anak, kita membuat kotak
yang berbentuk kubus dan membuat bentuk-bentuk geometri kecil-kecil yang
akan dimasukkan kedalam kotak tersebut, untuk dibuat permainan anak didik
kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
Rencana unruk mengetahui perkembangan anak adalah guru membuat
RKH/mempersiapkan tugas yang akan diberikan kepada anak. Misal
mengetahui banyak dan sedikitnya benda. Guru mempersiapkan biji salak dan
biji srikaya, lalu anak diminta menghitung berapa jumlah biji salak dan
berapa jumlah biji srikaya. Maka dari itu kita bisa mengetahui perkembangan
pada anak, bahwa anak ini sudah bisa membedakan banyaknya biji-bijian.
7. Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
Pelaksanaan bermain pada anak kita membuat kotak yang berbentuk kubus
dan yang ada isinya bentuk-bentuk geometri, lalu kita meminta anak-anak
maju kedepan untuk mengambil bentuk-bentuk yang ada didalam kotak
tersebut. Setelah anak didik kita mengambilnya, kita menanyakan kepada
anak-anak untuk apa yang kamu ambil itu, dan warnanya apa.
8. Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
Proses evaluasi yang kita lakukan setelah anak didik kita menyerahkan tugas
yang diberikan, kita menanyakanny. Misal menebalkan kata sapu, huruf apa
saja yang kamu tebalkan tadi, anak menjawab lalu guru memberikan bintang
kepada anak didik kita.
9. Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
Manfaat bermain pada anak adalah
1) Otak anak bisa berkembang
2) Anak asalnya tidak tahu menjadi tahu
3) Dan anak senang kalau diajak bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain?
Ada, dampak negatifnya adalah seperti bermain korek api dibuat untuk
membentuk rumah, kita harus memberi tahu kepada anak didik kita agar
tidak dinyalakan.
11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain?
Yang kita siapkan dan yang dilakukan dalam bermain, kalau kita bermain
balok-balokan yang akan membuat kandang sapi, jadi yang kita siapkan
adalah kayu yang berbentuk persegi panjang dan segitiga dan juga mainan
plastik yeng berbentuk hewan.
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan?
Permainan yang akan kita berikan kepada anak adalah permainan balok-
balokan, permainan plastisin, warna.
13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian?
Ada, hambatannya pada proses bermain adalah kalau ada anak yang nakal,
anak tersebut pasti menyalah gunakan waktu bermain, misal cat warna
terkadang dicoret-coretkan ke temannya.
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak?
Ada, alat-alat tertentu seperti cetakkan plastisin, dan balo-balokan
15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak?
30 menit
16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak?
Panduan dalam permainan yang diberikan pada anak adalah kalau kita
bermain plastisin guru menyediakan plastisin dan cetakannya lalu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberitahukan kepada anak didik kita, anak-anak plastisinnya kita cetak
dengan bentuk mobil, bunga, rumah, lalu anak-anak menirukannya.
17. Merode apa yang digunakan pada pembelajaran di TK Muslimat Sentul
dan apakah guru menjadi fasilitator?
Salah satu metode pembelajaran yang diberikan melalui permaianan. guru
juga menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, tidak hanya alat-alat
bermain alat-alat tulis dan menggambar juga kami fasilitasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Widia
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tidak tahu
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Terkadang dibebaskan, terkadang boleh
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Sering dipilihkan ibu dalam memilih permainan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Diberikan I pod untuk permainan games
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tahu
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering hampir setiap hari memberi permainan.
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Habis sekolah bermain, sampai mau mengaji.
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Sering di rumah sendiri bermain game.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Tidak pernah
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Sering
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Permainan game sama mainan HP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Hj. Suhartatik
Umur : 34 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tahu
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Kadang mengikuti anak saya bermain
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Terkadang saya paksa untuk membeli permainan yang saya pilihkan, tapi
paling sering anak saya memilih sendiri mainan nya
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Setiap anak saya meminta pasti saya beri, tapi terkadang juga saya cegah
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Saya belum tahu model permianan apa yang baik menurut perkembangan anak
saya. Selama ini anak saya meminta mainan saya selalu memberi tanpa saya
mengerti baik atau tidak untuk perkembangan anak saya.
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Kalau anak mau, anak dibelikan
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah pulang sekolah
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Mengajak kawan
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Jarang
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Sering, setiap minggu
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Pernah
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Mobil-mobilan, PSP, Ipad
13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak
anda di sekolah?
Ya, saya selalu mendampingi anak saya selama di sekolah, karena saya juga
bis mengawasi anak saya. Terkadang saya juga ikut masuk ke kelas dan
membantu anak saya dalam bermain di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : I’il Ita Yunita
Umur : 26
Pekerjaan : Bidan
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Permainan yang bisa buat bermain dan juga bisa buat belajar.
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Saya dukung jika perilaku permainan itu bisa bantu buat belajar.
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Mainan yang diinginkan saya belikan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Sering saya larang
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Ya
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering, bahkan hampir tiap hari
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Kadang-kadang satu jam, kadangbisa lebih terus tidur bangun tidur bermain
lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Kalo ada temenya senang kalo tidak ada temennya anak saya lebih senang
main diluar.
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Ya karena anak saya tidak mau main sendiri jika tidak ditemeni
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Ya
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ya, karena anak gak mau belajar saat waktunya belajar.
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Mainan PS sama Ipad / Tab
13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak
anda di sekolah?
Kita para orang tua juga ikut berperan dalam permainan anak. selama
permainan diberikan di sekolah baik, dan baik untuk perkembangan anak
saya, kita sebagai orang tua mendukung penuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Sutriani
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tahu, bermain adalah kegiatan
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Ibu lebih membiarkan anak dalam bermain, tapi diawasi
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Anak memilih sendiri dalam memilih permainan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Ibu membiarkan anaknya memilih permainannya sendiri
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tahu, mobil-mobilan
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering hampir setiap hari
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Pulang sekolah nonton TV sebentar
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Bermain dengan teman-temannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Terkadang ikut
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Sering, terlebih di waktu longgar.
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada, karena anak saya kalau bermain terlalu lama, mengajinya akan terlambat
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
PSP, Gembot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Siti Aisah
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Swasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tidak tahu
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Sering mendukung
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Terkadang dicegah dan dibelikan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Memilih permainan sendiri (ibu tidak memilihkan)
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tahu, pengalaman anak pertama
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering apabila anaknya meminta
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Sebentar kalau bermain
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Senang bermain dirumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Sering ikut bermain kalau anak meminya
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Pernah, jarang
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada, kalau anak bermain terus takut sekolahnya terganggu
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Permainan biasa (mobil-mobilan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Hindun
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tahu
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Lebih senang anak bermain dirumah
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Berperan dalam memberikan permainan tapi menurutinya
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Dipilihkan
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Saya tidak tahu bu, karena tidak ada yang memberi tahu. Saya sering
memberikan mainan yang diinginkan oleh anak saya saja.
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering memberikan permen
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Mulai pagi sampai siang
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sering bermain sendiri di rumah
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Sering ikut
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Sering diajak 1minggu sekali
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Tidak tahu
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Bongkar, HP, gantian dengan teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Niswati
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Swasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tidak tahu, anak meminta dibelikan
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Tidak diperbolehkan karena waktunya mengaji
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Ibu memberi kebebasan dalam memilih permainan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Memberi kebebasan
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tidak tahu
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sampai 5 kali dalam seminggu
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Jam 10 pagi sampai jam 4
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Senang bermain sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Ibu sering terlibat dalam permainan
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Jarang
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada, dan tahu
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Boneka, games
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Siti S.
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tidak tahu
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Ibu tidak mengijinkan anak bermain terlalu lama
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Anak lebih memilih sendiri dalam menentukan permainan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Lebih memberi kebebasan dalam bermain anak
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tidak tahu
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Ibu tidak tahu, anak biasanya membeli mainan sendiri
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Sebentar, pulang sekolah
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Terkadang dengan teman, terkadang dirumah sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Tidak pernah
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Terkadang
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Boneka, bongkar pasang, ponsel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Dwi Wulandari
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tahu, tapi tidak begitu mengerti
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Terkadang dimarahi, kalau sendainya permainan berbahaya
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Sering dilarang membeli mainan
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Diberikan apa yang dimau
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tahu, mobil pistol
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering kalau minta mesti dibelikan
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Setiap hari
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Bermain dengan temannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Hanya di awasi
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Setiap sabtu
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Tidak tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
(PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
Nama Responden : Istianah
Umur : 29 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak?
Tahu, permainan yang tidak hanya untuk bermain tapi juga untuk belajar
2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak?
Ibu sering mengawasi anak dan mengarahkan
3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak?
Anak cenderung memilih sendiri
4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
Ibu tidak memilihkan
5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
Tahu, ibu memberikan mainan laptop mainan
6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
Sering, terlebih memberi mainan di sekolah
7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
Kurang lebih 3-4 jam
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
Sering bermain di rumah sendiri, kalau sudah bosan baru mengajak teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak?
Tidak tahu
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat
arena bermain?
Sering, setiap minggu sekali
11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada
berikan?
Ada, karena apabila anak bermain terlalu lama, bisa malas
12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
Gembot, mobil-mobilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HASIL TES PERKEMBANGAN ANAK
DI TK MUSLIMAT SENTUL
No Usia Jumlah Perkembangan
1. 42 Bulan 1 Penyimpangan
2. 48 Bulan
1 Sesuai
3 Penyimpangan
3. 60 bulan
4 Penyimpangan
1 Meragukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
top related