pengaruh skeptisme, pengalaman auditor...
Post on 18-Feb-2018
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN AUDITOR DAN SELF
EFFICACY TERHADAP AUDIT JUDGEMENT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
DISUSUN OLEH:
RIKA JAYANTI LESTARI
NIM: 1111082000111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Rika Jayanti Lestari
Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 13 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Semangka II Rt 014/ 07 No. 11
Jatipulo, Palmerah, Jakarta-Barat
Telepon/ HP : 0896-7014-3314
E-mail : rjayantilestari@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1998-1999 : TK Ash-Sholihat Kota Bambu Utara
1999-2005 : SDN 01 Kota Bambu Utara
2005-2008 : SMPN 88 Jakarta
2008-2011 : SMKN 2 Jakarta
2011-2015 : S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2005-2006 : Anggota PMR SMPN 88 Jakarta
2009-2010 : Staf Sekretaris OSIS SMKN 2 Jakarta
2014-2015 : Staf Div. Keilmuan LiSEnSi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
vii
THE INFLUENCE OF SKEPTICISM, EXPERIENCE OF AUDITOR, AND
SELF-EFFICACY ON AUDIT JUDGEMENT
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of skepticism, experience
of auditor, and self-efficacy on audit judgement. This research used primary data
obtained by distributing questionnaires to independent auditors in Jakarta whom work
in Public Accountants Firm (KAP) listed on KAP Directory issued by Indonesian
Institute of Public Accountants (IAPI) on 2013. The sampling process was done used
convenience sampling. 100 questionnaires were distributed, total returned
questionnaires were 96. The analysis method used to examine the hypothesis of this
research is multiple regression analysis method.
The result of this research indicate that experience of auditor and self-efficacy
have significant on audit judgement, whereas skepticism not significant on audit
judgement.
Keyword: skepticism, experience of auditor, self-efficacy, and audit judgement.
viii
PENGARUH SKEPTISME, PENGALAMAN AUDITOR, DAN SELF-
EFFICACY TERHADAP AUDIT JUDGEMENT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh skeptisme, pengalaman
auditor, dan self-efficacy terhadap audit judgement. Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor independen di
Jakarta yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tercatat di Direktori
KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Kuesioner yang
disebar berjumlah 100 kuesioner, jumlah kembali kuesioner 96. Metode analisis untuk
menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman auditor dan self-efficacy
berpengaruh signifikan terhadap audit judgement, sedangkan skeptisme tidak
berpengaruh terhadap audit judgement.
Kata kunci: skeptisme, pengalaman auditor, self-efficacy, dan audit judgement.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
` Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan
rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Self-Efficacy
Terhadap Audit Judgement”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat , dan para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti. Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan di jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa baik yang tersurat maupun
tersirat, kepada:
1. Queen of my heart mamah tercinta dan pahlawan super sepanjang masa
ayahanda tersayang yang selalu memberikan perhatian, sayang, dukungan,
semangat, nasehat yang berlimpah, serta doa yang tiada henti selalu mengiringi
setiap kaki ini melangkah untuk menjadikan penulis menjadi manusia yang
berguna dan bertanggung jawab sehingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Keluarga besar yang terpisah ruang dan waktu namun selalu mendoakan serta
memberi dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.Si selaku Plt Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
ikhlas untuk meluangkan waktunya membagi ilmu dan memberi arahan hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.
x
6. Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
senang hati bersedia meluangkan waktu dan selalu semangat memberi nasehat
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu
7. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
dengan sabar telah membimbing penulis selama tiga tahun dan selalu
memberikan senyum terbaik ketika bertemu.
8. Seluruh dosen dan segenap staf yang telah memberikan ilmu, nasehat, dan
bantuannya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh teman-teman senasib sepenanggungan Akuntansi angkatan 2011, ayo
terus semangat dan semoga bisa berjumpa lagi di lain waktu dan kesempatan.
10. Lingkar Studi Ekonomi Syariah “LiSEnSi” yang telah memberikan banyak
ilmu serta pengalaman yang mungkin tidak didapatkan di tempat lain, dan tidak
lupa untuk para akh-tang mari kita lanjutkan perjalanan-perjalanan yang
menguji adrenalin. Hehe..
11. Upa, Ipul, Teteh, Mute, Jek, Emen, Fia, Usni, dan Dian, yang telah memberi
asam garam selama kuliah. Teruntuk Bee, Nuni dan Rere yang selalu membuat
tersenyum. For the last Monang, Dewi, dan Nadia tetaplah menyenangkan.
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu-persatu yang
selalu mendoakan dan memberikan dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu,
penulis mengharakan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari para
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 Maret 2015
Rika Jayanti Lestari
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ….................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………..... vi
ABSTRACT .............................................................................................. vii
ABSTRAK .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Perumusan Masalah ..................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ………………………………...... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 14
A. Tinjauan Literatur ........................................................ 14
1. Teori Kontinjensi ………………..………………. 14
2. Audit ............................................................................ 16
a. Pengertian Audit ……………………….…… 16
b. Standar Audit ………………………………... 18
B. Variabel Penelitian ………………………………..… 21
1. Audit Judgement ………...……………………. 21
2. Skeptisme ……………………………….……. 23
3. Pengalaman Auditor …………………………... 27
xii
4. Self-Efficacy ………………………………......... 29
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .. 32
1. Pengaruh Skeptisme terhadap Audit Judgment ...…. 32
2. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Audit
Judgment ………………………………………....... 33
3. Pengaruh Self-Effcacy terhadap Audit Judgement..... 34
D. Penelitian Terdahulu ...................................................... 36
E. Kerangka Pemikiran ...................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 41
B. Metode Penentuan Sampel ....................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data ...................................... 42
D. Metode Analisis Data ................................................ 42
1. Uji Statistik Deskriptif ………......………........… 42
2. Uji Kualitas Data ….............................................. 43
3. Uji Asumsi Klasik ............................................... 44
a. Uji Normalitas …….................................… 44
b. Uji Heteroskedastisitas ................................ 45
c. Uji Mulitikolinieritas ………………..........46
d. Uji Hipotesis ….....……….…………....….46
E. Operasional Variabel Penelitian ................................ 48
1. Audit Judgement (Y) ............................................ 48
2. Skeptisme (X1) ..................................................... 49
3. Pengalaman Auditor (X2) ..................................... 50
4. Self-Efficacy (X3) ................................................. 50
xiii
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................. 52
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………....... 52
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 52
2. Profil Responden ....................................................... 54
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................ 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................... 57
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................ 58
a. Hasil Uji Validitas …………………………….…58
b. Hasil Uji Realibilitas ….…………………...….…62
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................... 63
a. Uji Normalitas ........................................................ 63
b. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 64
c. Uji Multikolonieritas ............................................... 65
4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 66
a. Uji Koefisien Determinasi ......................................... 66
b. Hasil Uji F ................................................................. 67
c. Hasil Uji t .................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 71
B. Implikasi ........................................................................... 72
C. Saran ................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 78
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................... 36
3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................... 51
4.1 Data Sampel Penelitian .................................................. 53
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ................................. 53
4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 54
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................ 55
4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pend. Terakhir ....... 55
4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman ............ 56
4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir...... 57
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................... 57
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan ................... 59
4.10 Hasil Uji Validitas Skeptisme ........................................ 60
4.11 Hasil Uji Validitas Pengalaman Auditor ........................ 61
4.12 Hasil Uji Validitas Self-Efficacy .................................... 61
4.13 Hasil Uji Validitas Audit Judgement .............................. 62
4.14 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................... 63
4.15 Hasil Uji Normalitas ....................................................... 63
4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................... 64
4.17 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................. 65
4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................... 66
4.19 Hasil Uji Statistik F ......................................................... 67
4.20 Hasil Uji Statistik t .......................................................... 68
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal
1. Kuesioner ........................................................................................... 79
2. Data Sampel ....................................................................................... 86
3. Hasil Output SPSS ............................................................................. 100
4. Surat Keterangan Riset ...................................................................... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan bisnis yang terjadi saat ini menyebabkan meningkatnya
kebutuhan berbagai pihak terhadap laporan keuangan sebagai penyedia informasi
baik untuk pihak internal (manajemen) maupun pihak eksternal (investor, kreditur,
pemerintah). Laporan keuangan memiliki banyak fungsi bagi kedua pihak tersebut,
namun secara umum laporan keuangan digunakan untuk melihat kondisi keuangan
perusahaan. Pihak internal dalam hal ini manajemen, menggunakan laporan
keuangan untuk melihat perkembangan perusahaan dan pencapaian usaha dari
seluruh kegiatan perusahaan selama 1 periode, serta mengetahui kendala apa saja
yang dihadapi oleh perusahaan sehingga manajemen dapat membuat kebijakan-
kebijakan untuk menanggapi kendala tersebut.
Kebutuhan pihak eksternal terhadap laporan keuangan berhubungan dengan
pembiayaan. Sebagai contohnya salah satu syarat yang diberikan oleh perbankan
kepada calon debitur dalam hal peminjaman uang, pihak bank mengharuskan
pemohon (calon debitur) memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik. Dalam hal ini laporan keuangan berfungsi sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut layak untuk mendapatkan kredit atau tidak.
Begitupun apabila ada perusahaan yang ingin go public, untuk mendapatkan
suntikan dana yang berasal dari penjualan saham dan menjadi perusahaan terbuka
yang kepemilikan perusahaannya bebas atau dapat dimiliki oleh semua kalangan
2
asalkan mereka membeli saham perusahaan tersebut, salah satu syaratnya yaitu
memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik sebagaimana
yang telah diatur dalam persyaratan pencatatan saham di BEI (BEI, 2010).
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa laporan keuangan kini telah
menjadi konsumsi sehari-hari para pelaku bisnis, dan sebelum dipublish laporan ini
harus diaudit oleh pihak eksternal yang dinilai paling independen yakni akuntan
publik atau auditor ekstenal untuk meyakinkan para pengguna bahwa laporan
keuangan ini andal dan relevan. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008.
Peningkatan kebutuhan terhadap audit atas laporan keuangan juga berpengaruh
terhadap tingkat kepercayaan masyarakat atas profesi auditor. Auditor dipandang
sebagai pihak yang paling independen dan objektif dalam menilai laporan tersebut,
terbukti bahwa seorang manajemen perusahaan tidak dapat meyakinkan keandalan
laporan keuangan tehadap pihak luar perusahaan tanpa jasa auditor. Namun
kenyataannya dilihat dari banyaknya skandal yang melibatkan akuntan publik saat
ini mencerminkan independensi dan objektifitas seorang akuntan publik masih
dipertanyakan, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik
terkadang menurun. Sebagaimana dikutip dari Sri Mulyani Menteri Keuangan
periode 2004-2009: "Perusahaan melakukan kecurangan dengan membuat laporan
keuangan ganda, misalnya memberikan laporan keuangan yang berbeda untuk
bank, Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal), dan kantor pajak".
Beliau juga mengritik akuntan publik yang telah memberikan pendapat terhadap
laporan keuangan ganda tersebut. Akuntan publik itu telah ikut melakukan
3
kecurangan. Karena itu, beliau melihat Undang-Undang Akuntan Publik menjadi
poin penting untuk membenahi praktek akuntan dan Kantor-Kantor Akuntan Publik
di Indonesia. Anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara ini menegaskan, tidak akan
membiarkan praktek seperti ini terus terjadi. Karena itu, sistem informasi di
Bapepam dan Direktorat Jenderal Pajak akan dipertemukan sehingga kecurangan-
kecurangan yang dilakukan perusahaan-perusahaan pembayar pajak bisa terlacak.
Kemudian ditambahkan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2004-2009
Anwar Nasution:
“Tidak sedikit dari mereka (Kantor Akuntan Publik) yang membuat laporan
yang tidak benar. Karena itu, kalau memang kantor itu tidak bisa menyelesaikan
pekerjaannya seperti yang tersebut dalam peraturan, kami minta Menteri Keuangan
mencabut izin prakteknya”.
Menurut beliau, sudah ada beberapa Kantor Akuntan Publik yang
direkomendasikan agar dicabut izinnya. Dia pun pernah mengritik perilaku akuntan
publik. Dengan keras dia mengatakan banyak Kantor Akuntan Publik yang asal-
asalan membuat laporan audit. Banyak pekerjaan Kantor Akuntan Publik yang
hanya sebagai pembenar penyimpangan yang dilakukan kliennya (Tempo.co 2006).
Skandal laporan keuangan pun kian mencuat di berbagai media sehingga
menjadi konsumsi sehari-hari para pencari berita, salah satunya kasus PT. Kimia
Farma tanggal 31 Desember 2001 ketika pihak manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 miliar dan laporan tersebut diaudit
oleh KAP Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN
dan Bapepaem menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung
unsur rekayasa.
4
Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia
Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang
cukup mendasar. Kesalahan itu timbul pada unit industri bahan baku yaitu
kesalahan berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated
penjualan sebesar Rp 10,7 miliar (Syahrul, 2002).
Namun dalam kasus Kimia Farma berdasarkan penyelidikan Bapepam,
disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah
mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan
tersebut. KAP Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) juga tidak terbukti bekerja sama
dengan pihak manajemen dalam melakukan kecurangan tersebut.
Tindak kekeliruan lainnya yang belum lama ini terjadi pada PT. Katarina Utama
Tbk (RINA) pada tahun 2010 yang sudah diberikan peringatan tertulis I oleh pihak
Bursa Efek Indonesia terkait dugaan penyelewengan dana IPO, penggelembungan
aset perseroan serta memanipulasi laporan keuangan auditan tahun 2009. RINA
memperoleh dana IPO sebesar Rp 33,6 miliar pada penawaran Juli 2009 dimana
pada kenyatannya tidak ada realisasi yang signifikan dalam pembelian peralatan,
modal kerja serta penambahan kantor cabang.
Sebelum melakukan IPO, PT. Katarina Utama diduga telah mempercantik
laporan keuangan tahun 2008. Dalam dokumen laporan keuangan 2008 ada
kenaikan aset 10 kali lipat dan ekuitas perseroan naik 16 kali lipat. Dugaan
penyelewengann tersebut dipicu oleh laporan keuangan perseroan yang
menunjukkan angka-angka yang tidak normal. Pada 2010 jumlah aset terlihat
menyusut drastis sebanyak 74,5% ekuitas pun anjlok 79,1%.
5
Menurut Eddy Sugito sang Direktur Penilaian Perusahaan BEI, pihaknya telah
berkali-kali memanggil manajemen RINA, terutama Direktur Utamanya yaitu Fazli
bin Zainal Abidin. Dari seluruh manajemen RINA yang ekspatriat asal Malaysia,
hanya tersisa Diektur Keuangan Izzudin Mahmood saja yang masih ada di
Indonesia, sedangkan Fazli dan jajaran direksi yang lain diduga sudah melarikan
diri ke Malaysia (Qomariyah, 2006).
Meskipun belum ada pernyataan dari OJK mengenai keterlibatan pihak yang
mengaudit laporan keuangan 2008, namun kuat dugaan adanya keterlibatan pihak
auditor. Hal ini karena hasil audit yang dikeluarkan KAP Budiman, Wawan,
Pamudji dan Rekan justru menyatakan opini wajar padahal ada dugaan laporan
keuangan tersebut telah dimanipulasi. Keterlibatan pihak auditor semakin kuat
setelah KAP Akhyadi Wadisono melakukan audit atas laporan keuangan 2010 dan
memberikan opini disclaimer karena tidak dapat melakukan konfirmasi atas
transaksi yang ada.
Dampak dari kasus ini pada 1 September 2010 saham PT. Katarina Utama Tbk
(Rina) disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia. Audit yang dilakukan oleh KAP
Akhyadi Wadisono memberikan opini disclaimer selama tahun 2010 dan 2011.
Tanggal 1 Oktober 2012 otoritas bursa memberikan sanksi administratif dan
melakukan delisting atas saham Rina.
Hingga pada tahun 2012 ketika Bapepam LK telah berubah menjadi OJK kasus
ini belum terselesaikan secara tuntas. Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida
mengatakan bahwa, “Kasus-kasus yang sedang berjalan akan terus dilanjutkan ke
OJK. Memang sebaiknya kasus-kasus tersebut diselesaikan agar tidak terlalu
banyak di OJK”. Beliau melanjutkan emiten-emiten yang sedang bermasalah antara
6
lain PT. Katarina Utama Tbk (RINA) dan PT. Davomas Abadi Tbk (DAVO)
(Ma’ruf, 2012).
Berdasarkan 2 contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa tindak kecurangan
tersebut sebenarnya dilakukan secara sengaja oleh para manjemen perusahaan
dimana pihaknya yang memegang tanggung jawab penuh terhadap penyajian
laporan keuangan, sebagaimana yang tercantum dalam laporan auditor independen
bahwa, “Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami”.
Namun, ketika tindak kecurangan suatu perusahaan tersebar di seluruh media
yang dipertanyakan pertama kali adalah dimana peran auditor dalam skandal
perusahaan tersebut. Terlepas dari apakah auditor terlibat atau tidak dalam praktik
tindak kecurangan yang terjadi, namun dugaan awal masyarakat berfikir bahwa
auditor sengaja bekerjasama dengan perusahaan dalam memanipulasi laporan
keuangan. Padahal tidak selalu kegagalan auditor merupakan kegagalan
perusahaan, dapat dilihat dari dua kasus di atas, yang pertama pada kasus PT. Kimia
Farma yang terbukti bahwa kesalahan tersebut terjadi bukan karena unsur
kesengajaan melainkan karena kelalaian auditor yang gagal mendeteksi kecurangan
yang dilakukan perusahaan.
Kemudian pada kasus PT. Karantina Utama Tbk yang ternyata memanipulasi
laporan keuangan auditan dimana sebenarnya laporan keuangan tersebut telah
dilakukan proses pemeriksaan keuangan oleh auditor secara benar dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Hanya saja pihak perusahaan menyajikan laporan
7
keuangan yang berbeda antara laporan yang diaudit oleh akuntan publik dengan
laporan yang diterbitkan pada surat kabar.
Penyimpangan terhadap laporan keuangan tidak hanya terjadi di Indonesia, hal
ini juga terjadi di negara-negera lain. Kasus-kasus yang serupa dan cukup
menggemparkan masyarakat dunia dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
TABEL 1.1
Kecurangan Praktik Akuntansi dan Bisnis di Amerika Serikat pada Tahun
2000-an
Perusahaan Kecurangan Akuntansi
atau Bisnis
Akibat
Adelphia
Communicati
ons
Keluarga Rigas
memperlakukan aset
perusahaan seperti
miliknya.
Pailit. Keluarga Rigas terbukti
bersalah dan kehilangan investasi
mereka di perusahaan tersebut.
American
International
Group, Inc.
(AIG)
Menggunakan transaksi
akuntansi fiktif untuk
menggelembungkan laba.
Ceo (presiden direktur)
mengundurkan diri. Para eksekutif
dituntu. AIG membayar denda 126
juta USD
American
Online, Inc.
and Purchase
Pro
Mendandani hasil kinerja
keuangan.
Tuntutan perdata untuk para
eksekutif senior di kedua
perusahaan dan denda 500 juta
USD.
Computer
Associates
International,
Inc.
Menggelembungkan hasil
kinerja keuangan.
Ceo dan eksekutif senior dituntut, 5
eksekutif mengaku bersalah dan
dikenai denda 225 juta USD.
Enron Menggelembungkan hasil
kinerja keuangan.
Pailit. Tuntutan pidana terhadap
para eksekutif senior dan lebih dari
60 juta USD kerugian di pasar
saham.
Fannie Mae Secara tidak benar
melaporkan kinerja
keuangan antara satu
periode ke periode
lainnya
Ceo dan cfo (direktur keuangan)
dipecat. Perusahaan meralat 9 miliar
USD atas pendapatan yang telah
dilaporkan sebelumnya.
Health South Menggelembungkan hasil
kinerja sebesar 4 miliar
USD melalui ayat jurnal
yang salah.
Eksekutif senior dituntut pidana.
Bersambung pada halaman selanjutnya
8
Perusahaan Kecurangan Akuntansi
atau Bisnis
Akibat
Qwest
Communicati
ons
International,
Inc.
Secara tidak benar
mengakui penerimaan
sebesar 3 miliar USD.
Ceo dan 6 eksekutif didakwa
melakukan kecurangan ekuangan
besar-besaran. Dikenai denda 250
juta USD oleh badan pengawas
pasar modal AS. Security Exchange
Community.
Tyco
International,
Ltd
Tidak mengungkapkan
pinjaman rahasia kepada
para eksekutif yang
selanjutnya dihapuskan.
Ceo dipaksa mundur dan dibekukan
aset-asetnya selama proses
pengadilan pidana berlangsung.
WorldCom Menggelembungkan laba
sebesar hampir 9 miliar
USD.
Pailit. Ceo dan cfo dihukum pidana.
Lebih dari 100 miliar USD kerugian
di pasar saham. Direksi harus
membayar denda 18 juta USD.
Xerox
Corporation
Mengakui pendapatan
sebesar 3 miliar USD
yang seharusnya belum
dicatat.
Denda 10 jut USD oleh SEC. 6
eksekutif harus membayar 22 juta
USD.
Sumber: Reeve, dkk (2009:7).
Dari seluruh fenomena penyimpangan yang terjadi menunjukkan bahwa peran
auditor terhadap laporan keuangan ini sangat penting, bahkan ketika auditor ada
sekalipun masih saja terdapat kecurangan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu
keahlian dan kompetensi dari seorang auditor harus selalu ditingkatkan, mengingat
perkembangan bisnis yang saat ini semakin maju serta adanya beberapa perubahan
yang terjadi terhadap standar dan kode etik yang mengikatnya.
Terlebih sebentar lagi Indonesia akan memasuki pasar bebas atau MEA yang
akan dimulai pada Desember 2015. Pasar bebas ini menyebabkan kegiatan
perdagangan lintas negara menjadi tiada batas bahkan tidak hanya barang yang
diperjualbelikan begitupun jasa keahlian atau kompetensi seseorang ditawarkan
dalam pasar bebas ini.
Tabel 1.1 (Lanjutan)
9
Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementerian Keuangan
Langgeng Subur juga menuturkan akuntan Indonesia bakal kewalahan di tengah
serbuan akuntan-akuntan asing bila tidak segera melakukan pembenahan optimal
dari sisi keilmuan dan skill mereka. Dia khawatir, akuntan Indonesia akhirnya
terpental bila gerbang persaingan mulai dibuka, khususnya ketika Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan pada 2015 mendatang (iaiglobal.or.id
2012).
Terlepas dari efek negatif dan positif adanya MEA seluruh pihak harus selalu
memberikan usaha terbaiknya dalam melakukan pekerjaan mereka baik dalam hal
penjualan maupun penyediaan jasa. Fokus pada penyediaan jasa yang diberikan
oleh auditor eksternal dimana para akuntan dapat memberikan berbagai jenis
pelayanan seperti jasa atestasi serta jasa non-assurance lainnya seperti akuntansi
dan pembukuan, konsultasi perpajakan dan jasa konsultasi manajemen. Secara
umum audit atas laporan keuangan mendominasi pekerjaan yang paling sering
diberikan oleh Kantor Akuntan Publik.
Suatu laporan keuangan yang berasal dari seluruh kegiatan bisnis yang terjadi
dalam kurun waktu 1 tahun diaudit oleh para akuntan publik hanya dalam waktu 1-
3 bulan. Proses audit yang terbilang cukup singkat ini membuat auditor tidak dapat
memeriksa kebenaran atas seluruh transaksi dari proses bisnis, melainkan hanya
beberapa transaksi yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu perlu
ada beberapa pertimbangan khusus bagi auditor dalam melakukan proses audit, baik
itu ketika menerima perikatan dengan klien, membuat perencanaan audit, serta
ketika akan mengeluarkan suatu opini audit. Pertimbangan khusus ini disebut Audit
judgement.
10
Judgement merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan
informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk
bertindak atau tidak bertindak dan penerimaan informasi lebih lanjut. Kedatangan
informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara
pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah di dalam proses incremental judgement jika
informasi terus menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusan
atau pilihan baru (Rizkiyana, 2013).
Audit judgement ini telah banyak diteliti untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh dan bagaimana keterlibatannya dalam penentuan suatu opini
audit. Pada dasarnya ada dua faktor yang berpengaruh dalam audit judgement, yaitu
faktor teknis seperti pembatasan lingkup dan waktu audit, serta faktor non-teknis
seperti gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan, pengalaman,
dan sebagainya.
Menurut Raiyani dan Suputra (2014) pengetahuan, pengalaman, kompleksitas
tugas dan locus of control berpengaruh positif secara simultan terhadap audit
judgement. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, pengalaman, kompleksitas tugas,
dan locus of control maka semakin baik judgement yang dihasilkan. Pernyataan ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabaruddinsah (2007).
Beliau menambahkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap audit judgement. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman auditor, yaitu
perintah dari atasan dan keinginan klien untuk menyimpang dari standar profesional
akan cenderung menaati perintah tersebut walaupun perintah tersebut tidak tepat
dan bertentangan dengan standar profesional. Apabila pengalaman auditor
berpengaruh secara signifikan maka kompleksitas tugas kebalikannya, yakni tidak
11
berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgement, artinya para auditor
mengetahui dengan jelas atas tugas apa yang akan dilakukannya, tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan tugas dan dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Namun ada juga faktor yang tidak memberi dampak apapun terhadap audit
judgement, kembali menurut Sabaruddinsah (2007) bahwasannya gender tidak
berpengaruh terhadap audit judgement. Kondisi ini menunjukkan bahwa perbedaan
gender antara auditor pria dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang
melekat pada individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap judgement yang
akan diambilnya.
Pernyataan ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh
Chung dan Monroe (2001) dalam Yusrianthe (2012) yang menyatakan bahwa
perempuan diduga lebih efisien dan lebih efektif dalam memproses informasi saat
adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan laki-laki.
Hal tersebut diduga karena perempuan lebih memiliki kemampuan untuk
membedakan dan mengintegrasikan kunci keputusan dibanding laki-laki yang
relatif kurang mendalam dalam menganalisis inti dari suatu keputusan.
Faktor lainnya yang memberi pengaruh terhadap audit judgement yaitu self-
efficacy (efikasi diri) karena sebagian besar pengetahuan dan perilaku anggota
organisasional digerakkan dari lingkungan, dan secara terus menerus mengalami
proses berfikir terhadap informasi yang diterima. Efikasi diri dihubungkan dengan
tipe tujuan atau pencapaian tipe kinerja tertentu. Hal ini lebih mencerminkan
perspektif situasional dan teori efikasi. Tujuannya mungkin dapat ditentukan oleh
individu atau oleh kondisi dan lingkungan pekerjaan (Bandura dalam Tatiwakeng,
2013).
12
Pendapat tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sumitro et al.
(2009) dalam Apsah (2012) yang menyatakan bahwa efikasi diri adalah penilaian
individu trhadap keyakinan diri akan kemampuannya dalam menjalankan tugas
sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dapat
dikatakan bagi auditor yang memiliki self-efficacy yang baik dalam dirinya dapat
melakukan tanggung jawabnya sebagai auditor dengan baik, dan dapat
mengendalikan stres kerja yang dialaminya.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Popova (2013)
yang berjudul “Exploration of skepticism, client-specific experiences, and audit
judgements”. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel independen yang diduga
juga berpengaruh terhadap audit judgement, yaitu self-efficacy yang merupakan
pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Sanusi (2011) yang
berjudul Assesing The Effect of Self-efficacy and Task Complexity on Internal
Control Audit judgement.
2. Populasi Penelitian
Objek penelitian yang akan digunakan adalah auditor yang bekerja pada KAP
yang ada di Jakarta. Pada penelitian sebelumnya menggunakan mahasiswa
senior akuntansi pada mata pelajaran auditing yang berada di USA.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
13
1. Apakah skeptisme berpengaruh terhadap audit judgement?
2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgement?
3. Apakah self-efficacy berpengaruh terhadap audit judgement?
4. Apakah skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy berpengaruh terhadap
audit judgement?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara empiris:
1. Pengaruh skeptisme terhadap audit judgement.
2. Pengaruh pengalaman auditor terhadap audit judgement.
3. Pengaruh self-efficacy terhadap audit judgement.
4. Pengaruh skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy terhadap audit
judgement.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi dunia akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
untuk mengembangkan penelitian dalam bidang auditing, khususnya mengenai
audit judgement.
2. Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
meningkatkan keahliannya dalam melakukan proses audit laporan keuangan.
3. Bagi masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada para akuntan khususnya akuntan
publik dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Self-Efficacy
terhadap Audit judgement”.
14
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Kontinjensi
Hakikat teori kontinjensi adalah tidak ada satu cara terbaik yang bisa
digunakan dalam semua keadaan (situasi) lingkungan. Masuknya pengaruh
variabel lingkungan dalam analisis organisasi diawali dengan kemunculan
pendekatan sistem (system approach) dalam analisis organisasi dimana
kemunculan pendekatan ini sebenarnya karena inspirasi dari ilmu biologi,
khususnya yang dikemukakan oleh Bertalanffy. Pendekatan sistem dibangun
berdasarkan anggapan bahwa organisasi pada hakikatnya mirip dengan
organisme (makhluk hidup) yang terbuka terhadap pengaruh lingkungan
sekitarnya. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open system besar
yang di dalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling terkait.
Organisme di dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus
memberikan sesuatu dari dan kepada lingkungannya. Dengan pola simbiose
take and give itulah organisasi mempertahankan hidupnya.
Sama halnya dengan makhluk hidup, menurut teori kontinjensi tujuan
akhir sebuah organisasi dalam beroperasi adalah agar bisa bertahan (survive)
dan bisa tumbuh (growth) atau disebut juga keberlangsungan (viability). Ada
dua hal yang dilakukan organisasi untuk menjalankan penyesuaian hidup
terhadap lingkungannya. Pertama, manajemen menata konfigurasi berbagai
sub-sistem di dalam organisasi agar kegiatan organisasi menjadi efisien.
15
Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas yang
berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan
kata lain mekanisme sistem pengendalian bisa sangat bervariasi sesuai dengan
variasi lingkungan yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif,
organisasi seharusnya menghubungkan permintaan lingkungan eksternal
dengan fungsi-fungsi internalnya. Seorang manajer harus bisa mengatur
harmonisasi fungsi-fungsi organisasinya dengan kebutuhan manusia
(Yudhistira, 2012).
Menurut teori kontinjensi sistem pengendalian berbeda-beda tergantung
pada setting bisnisnya. Pujiati (2002) dalam Susetyo (2009) menyatakan bahwa
desain dan penggunaan sistem pengendalian adalah kontinjensi dalam konteks
setting organisasional. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dilakukan
perbandingan antara sistem pengendalian dan konteks variabel kontinjensi
dengan hipotesis peningkatan kinerja organisasional.
Preferensi di tahap awal diperkirakan akan mempengaruhi pertimbangan
auditor. Namun, jika auditor mempelajari preferensi dari pihak klien pada tahap
akhir, proses pertimbangan dan evaluasi bukti yang ada akan dapat dilakukan
tanpa mengetahui pereferensi atau keinginan dari pihak klien. Auditor
diperkirakan sudah membentuk sebuah opini terlebih dahulu berdasarkan bukti
yang telah terkumpul dan diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh preferensi
atau keinginan pihak klien. Menurutnya, preferensi pada tahap akhir
diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
preferensi klien seperti yang diuraikan Jenkins dan Haynes (2003) dalam
Rizkiyana (2013).
16
2. Audit
a. Pengertian Audit
Auditing menurut Agoes (2008) dalam Rusyanti (2010):
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
menganai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Dapat diartikan auditing merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh
pihak yang independen untuk memberikan opini terhadap laporan yang
dibuat oleh pihak manajemen. Menurut Boynton dan Johnson (2006:6),
definisi audit yang berasal dari The Report of the Committee on Basic
Auditing Concepts of the American Accounting Association (Accounting
Reiew, Vol 47) adalah sebagai berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating
regarding assertions about economic actions and events to ascertain the
degree of correspondence between those assertions and established criteria
and communicating the results to interested users”.
Artinya auditing merupakan suatu proses sistematis untuk menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan.
Sedangkan Abdul Halim dalam Nurkomalasari (2011) mendefinisikan
auditing sebagai berikut:
17
“Auditing adalah suatu proses sistematika untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti audit secara objektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menemukan tingkat
kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasil-
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.
Selain itu, menurut ASOBAC ((A Statement of Basic Auditing Concept)
dalam Prihandono (2012) auditing didefinisikan sebagai suatu proses
sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut kriteria
yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan serangkaian proses pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematik oleh seseorang yang independen dan kompeten, untuk
memperoleh bukti yang cukup untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit. Kriteria yang dijadikan sebagai pedoman untuk
menyatakan pendapat tersebut berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu
badan yang dikenal dengan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan
tertuang dalam suatu kitab yaitu Standar Professional Akuntan Publik
(SPAP). Laporan audit ini merupakan media yang dipakai oleh auditor
dalam mengomunikasikan hasil pekerjaannya terhadap suatu laporan
keuangan yang diaudit untuk selanjutnya diberikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
18
b. Standar Auditing yang Berlaku Umum
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini merupakan dan
meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional mereka seperti
keahlian dan independensi, persyaratan dan pelaporan serta bahan bukti
audit. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA).
Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally
Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh The American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) kemudian diadaptasi oleh
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sejak tahun 1973 hingga sekarang.
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang
tercantum didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan
pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam
melaksanakan penugasan audit.
Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib
bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas
pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang
dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai
ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
19
1) Standar Umum: Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan
persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan.
a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang telah memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor istilahnya
disebut technical skill.
b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor (Independensi).
c) Standar umum yang terakhir yaitu professional due care sehingga
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.
2) Standar Pekerjaan Lapangan: Standar pekerjaan lapangan berkaitan
dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan (audit field work),
mulai dari perencanaan audit dan supervise, pemahaman dan evaluasi,
pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti melalui compliance test,
substantive test, analytical review, sampai selesainya audit field work.
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya dalam istilah lain
supervision and planning.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan sifat, dan lingkup
pengujian yang harus dilakukan (internal control).
20
c) Bukti audit (evidence) yang cukup kompeten harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.
3) Standar Pelaporan: standar pelaporan yang terdiri dari empat standar
merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan
auditnya.
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau according to GAAP.
b) Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangaan pada periode berjalan dibandingkan dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya (Consistency).
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit (Whole
Disclosure).
d) Laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diterima, maka alasannya harus dinyatakan. (In
Opinion).
21
B. Variabel Penelitian
1. Audit judgement
Dalam penetapan opini, audit judgement berperan sangat penting. Audit
judgement merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor
dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta
pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas.
Dimana audit judgement diperlukan pada saat berhadapan dengan
ketidakpastian dan keterbatasan informasi maupun data yang didapat, dimana
pemeriksa dituntut untuk bisa membuat asumsi yang bisa digunakan untuk
membuat judgement dan mengevaluasi judgement. Dalam hal ini, sebagaimana
judgement dalam audit digunakan untuk menentukan risiko audit, penentuan
jumlah bukti dan pemilihan bukti. Cara pandang pemeriksa dalam menanggapi
informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan
dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgement yang dibuatnya (Jamilah
dkk dalam Margaret, 2014).
Standar Profesi Akuntan Publik SPAP pada seksi 341 juga menyebutkan
bahwa audit judgement atas kemampuan kesatuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya
kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Pertimbangan utama dalam keputusan adalah etika, walaupun seringkali
melibatkan berbagai macam konflik kepentingan. Judgement akuntan
profesional dapat dirusak oleh konflik kepentingan. Terdapat dua konflik
22
kepentingan, yaitu real conflict dan latent conflict. Real conflict adalah konflik
yang mempunyai pengaruh pada masalah judgement yang ada, sedangkan
latent conflict adalah konflik yang bisa mempengaruhi judgement di masa
mendatang. Contoh konflik yang kedua bisa terjadi pada auditor yang
penghasilannya didominasi oleh satu klien yang besar. Meskipun pada saat itu
kondisi tersebut tidak menyulitkan, tetapi suatu waktu bisa terjadi diperlukan
adanya penyesuaian negatif terhadap laba. Klien dalam kondisi tersebut dapat
menolak penyesuaian ini dengan mengancam akan pindah ke auditor lain
(Muawanah 2001, dalam Sabaruddinsah 2007).
Sedangkan menurut ISA 200 profesional judgement adalah penerapan
pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting
dan standard etika, untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau
keadaan selama berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang
berarti bahwa judgement berbeda di antara auditor yang berpengalaman (tetapi
pelatihan dan pengalaman dimaksudkan untuk mendorong konsistensi dalam
judgement).
Puspitasari (2010) dalam Rizkiyana (2013) menjelaskan judgement
sebagai perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi, di mana
faktor utama yang mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini
sebagai kebenaran, sebagaimana paparan berikut:
1) Materialitas
Dalam auditing materialitas sangat penting sigifikan dan esensial tapi
dalam konsepnya tidak terdapat aturan pengukurannya sehingga
23
tergantung pada pertimbangan auditor (Mutmainah, 2006 dalam
Rizkiyana (2013).
2) The Faith Syndrome
Satu persepsi kondisi yang dapat mengarah pada berubahnya perilaku
auditor yaitu halo effect, Efek yang positif tapi terkadang merupakan
persepsi yang keliru tentang orang lain (Mutmainah, 2006 dalam
Rizkiyana, 2013). Simpulan audit biasanya didasarkan pada siapa yang
telah melakukan pekeerjaan audit sebelumnya. Jika auditor memiliki
keyakinan tentang orang tersebut halo effect diterapkan pada auditor
lama dan pekerjaan mereka. Judgement audit cenderung dipengaruhi
oleh persepsi aktivitas sebelumnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa audit
judgement merupakan suatu pertimbangan yang dilakukan oleh para akuntan
publik ketika akan menerima perikatan, membuat perencanaan audit, serta
sebelum mengeluarkan suatu opini terhadap laporan keuangan perusahaan,
dimana judgement dari akuntan publik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik secara teknis seperti teknis seperti pembatasan lingkup dan waktu audit,
maupun faktor non-teknis seperti gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas,
pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya.
2. Skeptisme
Menurut Jannah (2011) kata “skeptik” berasal dari kata Yunani skeptoi
yang artinya: orang-orang yang mencari atau orang-orang yang mencari
24
informasi. Seorang skeptik disebut sebagai orang yang bersikap negatif
terhadap banyak hal karena tidak mempercayai banyak hal atau meragukan
setiap hal. Dengan demikian, masyarakat menganggap “skeptisme” suatu hal
yang negatif karena sifatnya yang selalu menegasi banyak hal. Mereka mencari
berbagai keterangan mengenai hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Para skeptik
adalah orang-orang yang tiada henti mencari tahu dan bertanya mengenai
berbagai hal di sekitarnya.
Skeptisme profesional auditor merupakan sikap (attitude) auditor dalam
melakukan penugasan audit dimana sikap ini mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari
klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan
konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan (Noviyanti 2008, dalam
Rusyanti 2010).
Shaub dan Lawrence (1996) dalam Suraida (2005) memberikan kontribusi
tentang skeptisme profesional auditor sebagai berikut “Professional skepticism
is a choice to fulfill the professional auditor’s duty to prevent or reduce the
harmful consequences or another person’s behavior”. Secara spesifik berarti
adanya suatu sikap kritis terhadap bukti audit dalam bentuk keraguan,
pertanyaan atau ketidaksetujuan dengan pernyataan klien atau kesimpulan yang
dapat diterima umum. Auditor menunjukkan skeptisme profesionalnya dengan
berfikir skeptis atau menunjukkan perilaku meragukan. Audit tambahan dan
menanyakan langsung merupakan bentuk perilaku auditor dalam
menindaklanjuti keraguan auditor terhadap klien.
25
Skeptisme tidak berarti bersikap sinis, terlalu banyak mengritik, atau
melakukan penghinaan. Tanpa menerapkan skeptisme profesional, audit hanya
akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit
untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena
kecurangan biasanya akan disembuyikan oleh pelakunya. Jadi, rendahnya
tingkat skeptisme professional auditor akan menyebabkan kegagalan dalam
mendeteksi kecurangan. Secara ekonomis juga dapat merugikan Kantor
Akuntan Publik dan juga hilangnya reputasi akuntan publik dimata masyarakat
serta hilangnya kepercayaan kreditor dan investor di pasar modal (Kriswandari
2006, dalam Jannah 2011).
Sikap skeptisme profesional perlu dimiliki oleh auditor terutama pada saat
memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Auditor tidak dapat
mengasumsikan begitu saja bahwa manajemen adalah tidak jujur, tetapi auditor
juga tidak dapat mengasumsikan bahwa manajemen adalah jujur. Auditor harus
merencanakan dan melaksanakan audit dengan sikap skeptisme profesional,
dengan mengakui bahwa ada kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan
audit (Magisterina, 2013).
Jadi secara umum para ahli berpendapat bahwa skeptisme merupakan
sikap kritis seseorang dalam menghadapi situasi dan sikap ini berbeda-beda
tingkatannya atau variatif menurut kepribadian diri seseorang. Sehubungan
dengan hal tersebut auditor juga harus bisa mempertahankan dan meningkatkan
kualitas auditnya dengan independensi dan due professional care (Putri dan
Nur, 2013 dalam Prasetya dan Sari, 2014)
26
Salah satu penyebab dari suatu kegagalan audit adalah rendahnya
skeptisme profesional, sehingga akan menumpulkan kepekaan auditor terhadap
kecurangan baik yang nyata maupun yang berupa potensi, atau terhadap tanda-
tanda bahaya yang akan mengindikasikan adanya kesalahan dan kecurangan.
Skeptisme profesional akan membantu auditor dalam menilai dengan kritis
risiko yang dihadapi dan memperhitungkan risiko tersebut dalam bermacam-
macam keputusan untuk menerima atau menolak klien, memilih metode dan
teknik audit yang tepat, menilai bukti-bukti audit yang dikumpulkan dan
seterusnya (Prihandono, 2012).
Dalam hal ini, auditor yang memiliki skeptisme profesional akan
menerapkan sikap skeptisnya hanya sebatas melaksanakan tugas profesinya
saja, tanpa sepenuhnya menjadi skeptis. Oleh karena itu, dengan adanya
skeptisme profesional dalam diri auditor akan mengakibatkan beberapa hal,
sebagai contoh, auditor memberikan pertanyaan lebih dari yang biasa yang
bersifat investigatif, menganalisa jawaban-jawaban dengan kritis dan secara
hati-hati membandingkan hasil jawaban dengan kenyataan yang terlihat di
lapangan.
Dapat disimpulkan bahwa skeptisme ini berarti suatu sikap auditor yang
selalu mencurigai suatu hal dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang
ada. Namun perlu diingat juga bahwa sikap skeptis ini jangan berlebihan
melainkan hanya sebatas profesionalisme kerja saja, dan apabila suatu
informasi yang diberikan telah disertai dengan bukti-bukti yang lengkap
sebaiknya tingkat skeptisme ini dapat dikurangi.
27
3. Pengalaman Auditor
Salah satu kunci keberhasilan auditor dalam melakukan audit adalah
bergantung kepada seorang auditor yang memiliki keahlian yang meliputi
dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman (Nugraha, 2013). Kusumastuti
(2008) dalam Aulia (2013) menyatakan bahwa pengalaman adalah
keseluruhan perjalanan yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa
yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama
bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu
waktu atau tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja dapat dikatakan
berpengalaman. Karena semakin lama bekerja menjadi auditor, maka akan
dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi
dan di bidang auditing.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun
non-formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu
pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang
diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Asih 2006, dalam
Purwanti dan Khairani 2013).
Kemudian ditambahkan oleh Nugraha (2013) bahwa pengalaman kerja
telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja
auditor, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Dalam hal ini auditor harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun
pendidikan umum. Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman
28
yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi
penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan
keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan
audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.
Selanjutnya menurut Susetyo (2009) dalam Praditaningrum (2011)
menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang
tidak relevan dalam judgement auditor. Auditor yang berpengalaman dalam
membuat suatu judgement tidak mudah dipengaruhi oleh kehadiran
informasi yang tidak relevan. Oleh karena itu pengalaman diharapkan akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan ataupun tingkat kecurigaan auditor
terhadap kliennya, yaitu lamanya auditor berpengalaman dalam
memberikan jasa kepada kliennya (Kriswandari 2006 dalam Jannah 2011).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengalaman merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang dari aktivitas
yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman audit merupakan
pengalaman auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan baik dari
segi lamanya waktu maupun banyaknya klien yang pernah ditangani.
Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin
terampil dan juga semakin cepat dia dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang telah dilakukan, maka
pengalaman kerjanya pun semakin kaya dan luas.
29
4. Self-efficacy
Bandura (1993) dalam Nadhiroh (2010) menyatakan bahwa self-efficacy
adalah kepercayaan seseorang bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas pada
sebuah tingkat tertentu, yang mempengaruhi aktifitas pribadi terhadap
pencapaian tujuan. Self-efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang
membedakan setiap individu dan perubahan dan juga dapat menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku terutama dalam penyelesian tugas dan tujuan
(Philip dan Gully, 1997 dalam Bintang, 2008).
Sementara itu, Baron dan Byne dalam Pratama (2013) mendefinisikan
efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi
dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi
hambatan. Efikasi diri ini dapat berasal dari beberapa sumber, diantaranya
pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain, persuasi verbal, kemudian
keadaan fisiologis dan psikologis (Yayan, 2013).
Teori ini memandang pembelajaran sebagai penguasaan pengetahuan
melalui proses kognitif informasi yang diterima. Dimana sosial mengandung
pengertian bahwa pemikiran dan kegiatan manusia berawal dari apa yang
dipelajari dalam masyarakat. Sedangkan kognitif mengandung pengertian
bahwa terdapat kontribusi influensial proses kognitif terhadap motivasi, sikap,
dan perilaku manusia. Secara singkat teori ini menyatakan, sebagian besar
pengetahuan dan perilaku anggota organisasi digerakkan dari lingkungan, dan
secara terus menerus mengalami proses berfikir kritis terhadap informasi yang
diterima. Hal tersebut mempengaruhi motivasi, sikap, dan perilaku individu.
30
Sedang proses kognitif setiap individu berbeda tergantung keunikan
karakteristik personalnya (Nugraheni, 2012).
Bandura (1997) dalam Apsah (2012) menyatakan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi self-efficacy yaitu:
1) Pengalaman Keberhasilan (Mastery Experiences)
Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan self-efficacy
yang dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan self-
efficacynya. Apabila keberhasilan yang didapat seseorang auditor dalam
menjalankan tugasnya lebih banyak karena faktor-faktor di luar dirinya,
biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self-
efficacy. Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan
melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangan auditor
sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada peningkatan self-
efficacynya.
2) Pengalaman Orang Lain (Vicarious Experiences)
Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan
individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan
self-efficacy seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Self-
efficacy tersebut didapat melalui sosial model yang biasanya terjadi pada
diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya
sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modelling. Namun
self-efficacy yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model
yang diamati tidak meiliki kemiripan atau berbeda dengan model.
31
3) Persuasi Sosial (Social Persuation)
Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh
seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan
seseorang bahwa dia cukup mampu melakukan suatu tugas.
4) Keadaan Fisiologis dan Emosional (Physiological and Emotional States)
Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika
melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada
umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam
kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan
adanya keluhan atau gangguan lainnya. Self-efficacy yang tinggi
biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stres dan kecemasan,
sebaliknya self-efficacy yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan
kecemasan yang tinggi pula.
Perilaku self-efficacy ini sangat berpengaruh bagi auditor dalam
menyelesaikan tanggung jawabnya, tingkat efikasi diri yang mereka miliki
tentu saja berdampak terhadap judgement yang mereka buat. Sebagai
contoh, seseorang yang memiliki efikasi tinggi secara umum menganggap
dirinya sanggup melakukan banyak hal di berbagai situasi, namun seseorang
yang memiliki efikasi diri yang rendah berkeyakinan bahwa tidak ada hal-
hal yang dapat mereka kuasai. Sebagaimana sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iskandar dan Sanusi (2011) yang mengatakan bahwa auditor
dengan efikasi diri yang tinggi melakukan audit judgement yang lebih baik
dibandingkan dengan efikasi diri yang rendah.
32
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Skeptisme terhadap Audit judgement
Popova (2013) melakukan penelitian terhadap 79 kuisioner di USA yang
memberikan hasil bahwa keputusan audit dipengaruhi oleh dua tingkat
skeptisme (tinggi dan rendah) dan juga dipengaruhi oleh hipotesis sebelumnya
mengenai pengalaman spesifik klien (positif, negatif, dan netral).
Penelitian tersebut didukung oleh Gusti dan Ali (2008) dalam Prihandono
(2012) yang memberikan bukti empiris bahwa skeptisme profesional auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Skeptisme
profesional auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut antara lain situasi audit yang dihadapi, etika, pengalaman,
pengetahuan, dan keahlian.
Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
diungkapkan oleh Sabrina K dan Januarti (2011) yang penelitiannya dilakukan
menggunakan 200 kuesioner yang disebar kepada Kantor Akuntan Publik Big
4, yang memberi hasil bahwa gender berpengaruh secara langsung terhadap
ketaatan pemberian opini, dan situasi audit berpengaruh positif dengan
ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisme profesional auditor.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Popova (2013), Gusti dan Ali (2008),
Sabrina dan Januarti (2011) maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Skeptisme berpengaruh terhadap audit judgement.
2. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Audit judgement
Elisabeth (2012) dalam Raiyani dan Saputra (2014) menyatakan bahwa
selain pengetahuan, pengalaman juga dapat mempengaruhi kemampuan
33
seorang auditor dalam memberikan judgement dengan memprediksi
kecurangan yang terjadi dalam perusahaan. Dari pengalaman tersebut auditor
dapat belajar bagaimana cara melakukan suatu judgement. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sularso dan Na’im (1999) dalam
Sabaruddinsah (2007) yang memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih
banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang
tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman
yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.
Tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman audit yang
dimiliki oleh seorang auditor maka judgement yang diambil auditor juga akan
semakin baik dan tepat. Banyaknya pengalaman dalam bidang audit dapat
membantu auditor dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang
cenderung mempunyai pola yang sama. Seperti yang dijelaskan dalam teori
kognitif Piaget, auditor dapat belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap kali
auditor melakukan audit maka auditor akan belajar dari pengalaman audit
sebelumnya dan meningkatkan kecermatan dalam pelaksanaan audit. Sehingga
audit judgement yang diambil oleh auditor tersebut akan semakin berkualitas
(Praditaningrum dan Januarti, 2011). Suraida (2005) dalam penelitiannya juga
mengatakan bahwa etika, kompetensi, pengalaman audit, risiko audit dan
skeptisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan
pemberian opini akuntan publik.
Kemudian kembali didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Herliansyah dan Meifida (2006) yang memberikan hasil bahwa akuntan
pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih
34
baik dalam tugas-tugas profesional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang
belum berpengalaman.
Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Azwar
(1988) dalam Sabrina dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa di antara
faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,
pembentukan sikap penting karena akan berpengaruh pada prosedur audit yang
dijalani auditor tersebut sehingga opini yang diberikan akan tepat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Raiyani dan Saputra (2014,
Sabaruddinsah (2007), Praditaningrum dan Januarti (2011), Herliansyah dan
Meifida (2006), serta Sabrina dan Januarti (2011) maka hipotesis yang diajukan
adalah:
H2: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgement.
3. Pengaruh Self-efficacy terhadap Audit judgement
Self-efficacy berpengaruh postif signifikan terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgement, karena ketika seseorang memiliki self-efficacy
yang tinggi, maka individu akan mudah menentukan tindakan dan dapat
mengatasi hambatan kerja dengan baik, berpikir kreatif serta cenderung untuk
berhasil dalam tugasnya sehingga meningkatkan kepuasan atas apa yang
dikerjakannya (Apsah, 2012).
Kemudian menurut penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Sanusi
(2011) menemukan hasil bahwa, seseorang yang memiliki tingkat self-efficacy
yang tinggi akan memberikan hasil yang lebih baik pada audit judgement
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat self-efficacy yang
35
rendah pada tugas yang sederhana. Namun, self-efficacy terhadap audit
judgement tidak terlalu berpengaruh ketika tugas yang dihadapi cukup
kompleks.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadhiroh (2010)
memperoleh simpulan bahwa kompleksitas tugas, orientasi tujuan
pembelajaran dan self-efficacy tidak berpengaruh secara signifikan, namun
orientasi tujuan penghindaran-kinerja berpengaruh secara negatif dan
signifikan dalam pembuatan audit judgement.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Apsah (2012), Iskandar dan Sanusi
(2011), dan Nadhiroh (2010) maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Self-efficacy berpengaruh terhadap audit judgement.
4. Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Self-Efficacy terhadap
Audit Judgement
Berdasarkan keterkaitan antar masing-masing variabel serta hasil
penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki
sifat skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy yang rendah akan
berakibat pada kurang baiknya penilaian audit yang dihasilkan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa skeptisme, pengalaman auditor dan self-
efficacy berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit judgement.
Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H4: Skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy berpengaruh terhadap
audit judgement.
36
D. Penelitian Terdahulu
Adapun perbedaan dan persamaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya
serta hasil-hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Velina
Popova
(2013)
Exploration
of
Skepticism,
Client-
Specific
Experiences,
and Audit
judgements.
Variabel
skeptisme,
pengalaman
, dan audit
judgement.
Jenis
penelitaian
kuantitatif.
Sumber
data
kuesioner.
Variabel
pengalaman
spesifik klien.
Populasi.
penelitian di
negara USA.
Keputusan
audit
dipengaruhi
oleh dua
tingkat
skeptisme
(tinggi dan
rendah) dan
juga
dipengaruhi
oleh hipotesis
sebelumnya
mengenai
pengalaman
spesifik klien
(positif,
negatif,
netral).
2. Carmen
B. Rios-
Figueroa
and
Rogelio
J.
Cardona
(2013)
Does
Experience
Affect
Auditors’
Professional
Judgement?
Evidence
From Puerto
Rico.
Variabel
pengalaman
dan audit
judgement.
Jenis
penelitaian
kuantitatif.
Sumber
data
kuesioner.
Tahun data
2011.
Populasi
penelitian di
wilayah
Amerika
Selatan.
Pengalaman
tidak
berpengaruh
terhadap
keputusan
yang mereka
ambil ketika
keputusan
tersebut
didasarkan
pada
pertimbangan
profesional.
Bersambung pada halaman selanjutnya
37
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Della
Eka
Rizkiyan
a
(2013)
Pengaruh
Pengalaman
Audit dan
Preferensi
Klien
terhadap
Audit
judgement
dengan
Kredibilitas
Klien sebagai
Variabel
Moderating.
Variabel
pengalaman
audit dan
audit
judgement.
Populasi
penelitian
auditor pada
KAP di
Jakarta.
Teknik
pengambila
n sampel
menggunak
an
Purposive
Sampling.
Jenis
penelitian
kuantitatif
Sumber data
kuesioner
Variabel
preferensi
klien dan
kredibilitas
klien.
Tahun data
2013
Pengalaman
audit tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
audit
judgement.
Preferensi
klien
berpengaruh
terhadap
audit
judgement.
Pengalaman
audit,
preferensi
klien,
kredibilitas
klien dan
moderat
berpengaruh
terhadap
audit
judgement.
Pengalaman
audit dan
preferensi
kletn
berpengaruh
secara
simultan dan
signifikan
terhadap
audit
judgement.
4. Rini
Purwanti
dan Siti
Khairani
(2013)
Pengaruh
Pengalaman,
Kemampuan
dan
Pengetahuan
terhadap
Audit
judgement
yang Diambil
oleh Auditor.
Variabel
pengalaman
dan audit
judgement.
Jenis
penelitian
kuantitatif.
Sumber data
kuesioner.
Variabel
kemampuan
dan
pengetahuan.
Populasi
penelitian di
kota
Palembang.
Pengalaman,
kemampuan,
dan
pengetahuan
memiliki
pengaruh
positif pada
audit
judgement.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
38
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Siti
Apsah
(2012)
Pengaruh
Kompleksita
s Tugas, Job
Stress, dan
Self-efficacy
terhadap
Kinerja
Auditor
dalam
Pembuatan
Audit
judgement.
Variabel
self-efficacy
dan audit
judgement
Populasi
penelitian
KAP yang
ada di
Jakarta
Sumber
data
menggunak
an
kuesioner
Variabel
Kompleksitas
tugas, job
stress
Penentuan
sampel dengan
metode
convenience
sampling
Tahun data
2011
Kompleksitas
tugas tidak
berpengaruh
signifikan,
sedangkan
job stress dan
self-efficacy
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja
auditor dalam
pembuatan
audit
judgement.
6. Takiah
Mohd
Iskandar
and
Zuraidah
Mohd
Sanusi
(2011)
Assessing
The Effect of
Self-efficacy
and Task
Complexity
on Internal
Control Audit
judgement.
Variabel
self-efficacy
dan audit.
judgement
Jenis
penelitaian
kuantitatif.
Variabel
kompleksitas
tugas.
Populasi.
penelitian di
negara
Malaysia.
Sumber data
brosur/ buku
kecil.
Auditor yang
memiliki
efikasi diri
yang tinggi
lebih baik
dalam
membuat
audit
judgement
dibandingkan
dengan
auditor yang
memiliki
efikasi diri
yang rendah.
Para auditor
menunjukkan
keahlian yang
lebih baik
dalam audit
judgement
ketika
kompleksitas
nya rendah.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (lanjutan)
39
No. Nama
Peneliti
Judul Variabel Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Rr.
Sabrina
K. dan
Indira
Januarti
(2011)
Pengaruh
Pengalaman,
Keahlian,
Situasi Audi,
Etika dan
Gender
tergadap
Ketepatan
Pemberian
Opini
Auditor
melalui
Skeptisme
Profesional
Auditor
Variabel
pengalaman
dan
skeptisme.
Populasi
penelitian
auditor
yang
bekerja
pada KAP
di Jakarta.
Pengambila
n sampel
menggunak
an metode
purposive
sampling.
Sumber
data
kuesioner.
Varibel
keahlian,
situasi audit,
etika dan
gender.
Tahun data
2011
Gender
berpengaruh
secara
langsung
terhadap
ketepatan
pemberian
opini auditor
dan situasi
audit
berpengaruh
positif dengan
ketepatan
pemberian
opini auditor
melalui
skeptisme
profesional
audit.
Sedangkan
faktor lainnya
tidak
berpengaruh
langsung.
8. Siti Asih
Nadhiroh
(2010)
Pengaruh
Kompleksita
s Tugas,
Orientasi
Tujuan, dan
Self-efficacy
terhadap
Kinerja
Auditor
Dalam
Pembuatan
Audit
judgement.
Variabel
Self-
efficacy.
Sumber data
kuesioner.
Jenis
penelitian
kuantitatif.
Variabel
Kompleksitas
Tugas dan
Orientasi
Tujuan.
Populasi
penelitian di
Semarang.
Metode
pengambilan
sampel
menggunakan
non
probability
sampling.
Tahun data
2010.
Kompleksitas
tugas,
orientasi
tujuan
pembelajaran
dan self-
efficacy tdak
berpengaruh
secara
signifikan,
sedangkan
orientasi
tujuan
penghindaran
-kinerja
berpengaruh
secara negatif
dan
signifikan.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Tabel 2.1 (lanjutan)
40
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Adanya Kasus dalam Akuntansi yang Berkaitan Dengan Keyakinan dan
Kompentensi yang Memerlukan Pertimbangan Audit
Faktor-Faktor Penyebab Pertimbangan Muncul Dalam Kasus yang Terjadi,
dan Basis Teori: Teori Peran dan Teori-Teori Auditing
Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Skeptisme Self-efficacy Pengalaman Auditor
Audit judgement
Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Metode Analisis: Uji Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis:
Koefisien Determinasi R2, Uji Statistik F, Uji Statistik t.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu skeptisme,
pengalaman auditor, dan self-efficacy terhadap variabel dependen, yaitu audit
judgement. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penlitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik wilayah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel
adalah dengan menggunakan metode convenience sampling. Seperti namanya,
pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling) merupakan
pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia
memberikannya. Pengambilan sampel yang mudah paling sering dipakai selama
tahap ekslporatif proyek penelitian dan barangkali merupakan cara terbaik untuk
memperoleh sejumlah informasi dasar secara cepat dan efisien. (Sekaran, 2006:
136)
42
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Hamid (2007) dalam Aulia (2013) metode pengumpulan data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka
terutama yang berhubungan dengan data-data sekunder. Sementara itu data primer
dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi, dan
wawancara dengan metode kuesioner
Untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh data yang dibutuhkan,
maka jenis data yang digunakan adalah data primer. Pada penelitian ini, yang
menjadi subjek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada
Kantor Akuntan Publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer
diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dibuat secara terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja di KAP
sebagai responden dalam penelitian.Sumber data dalam penelitian ini adalah skor
masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang
telah dibagikan kepada para auditor.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah menggunakan
regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 20.0,
maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik masing-masing variabel yang ada dalam penelitian dan daftar
43
demografi para responden. Menurut Ghozali (2013: 19) statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
skewness (kemencengan distribusi).
2. Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk
mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan
instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghazali, 2013:52). Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghaozali, 2013: 47). Pengujian
44
ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai sebesar
0,06. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,7 maka butir
pertanyaan dalam instrument penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat
diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha ˂ 0 ˂ 7 maka butir
pertanyaan tersebut tidak reliabel (Ghozali, 2009 dalam Aulia, 2013).
3. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini tidak semua asumsi model regresi tersebut akan diuji.
Asumsi yang tidak akan diuji adalah autokorelasi. Autokorelasi tidak diuji
dengan alasan karena data yang akan dikumpulkan dan diolah merupakan data
cross section bukan data time series yang merupakan penyebab terjadinya
autokorelasi. Dengan demikian dalam penelitian ini asumsi model regresi yang
akan diuji adalah pengujian disturbance error (normalitas), heteroskedastisitas,
dan multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk melihat
apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel
independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Regresi yang baik
adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak tersedia banyak sekali alat
bantu dan yang digunakan peneliti adalah teknik Kolmogorov Smirnov.
Konsep dasar uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan
teknik data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan
45
diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji
beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika
signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan
jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan,
artinya berarti data yang diuji normal karena tidak berbeda dengan normal
baku (Hidayat, 2012).
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan dengan pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika dari satu pengamatan dengan pengamatan lain
berbeda maka terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
model yang Homoskedastisitas atau tidak tejadi Heteroskesdatisitas.
Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskesdatisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
glejser yang dinilai lebih mudah digunakan.
Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen (Gurajati, 2003 dalam Ghozali, 2013: 142). Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari
tingkat kepercayaan sebesar 5%, jika probabilitas signifikansinya di atas
46
tingkat kepercayaan 5% maka model regresi tidak mengandung
Heteroskedastisitas dan sebaliknya.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen
(Ghozali, 2013: 105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
tolerance. Regresi bebas dari mulrikolonieritas jika nilai VIF ˂ 10 dan nilai
tolerance ˃ 0,10.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Model regresi bertujuan untuk menguji pengaruh lebih dari satu
variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2013: 7). Variabel
independen terdiri dari skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy
sedangkan variabel dependennya adalah audit judgement. Seluruh pengujian dan
analisis ini menggunakan bantuan SPSS (Statistical Program for Special
Science).
47
Untuk menguji hipotesis-hipotesis, maka rumus persamaan regresi yang
digunakan adalah:
Keterangan:
Y = audit judgement
X1 = skeptisme
X2 = pengalaman auditor
X3 = self-efficacy
α = konstanta
β1- β3 = koefisien regresi
Ɛ = error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu) .Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
Y= α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + Ɛ
48
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis
ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥ 0,05 (Ghozali, 2013: 98).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas
signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi
≥0,05 (Ghozali, 2013: 98).
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yaitu variabel
yang disebabkan/ dipengaruhi oleh adanya variabel bebas/ variabel
independen. Besarnya perubahan pada variabel ini tergantung dari besaran
variabel bebas/ independen. setiap kali terjadi perubahan sekian satuan pada
variabel independen, maka diharapkan akan mengakibatkan perubahan
variabel dependen sekian satuan juga. Dalam hal ini yang menjadi variabel
terikatnya adalah audit judgement.
49
Audit judgement dalam penelitian ini merupakan kebijakan auditor dalam
memberikan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada
pembentukan perkiraan, gagasan dan dugaan tentang suatu objek. Variabel ini
diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Jamilah et al.
(2007). Instrumen ini terdiri dari 8 (delapan) pertanyaan dengan menggunakan
skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval lima poin yaitu sangat
tidak setuju (1); tidak setuju (2); netral (3); setuju (4); sangat setuju (5).
2. Variabel Independen (X)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas:
a. Skeptisme
ISA No. 2000 dalam Aulia (2013), dikatakan bahwa sikap skeptisme
professional berarti auditor membuat penaksiran yang kritis (critical
assessment), dengan pikiran yang selalu mempertanyakan (questioning
mind) terhadap validitas dan bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap
bukti audit yang bersifat kontradiksi atau menimbulkan pertanyaan
sehubungan dengan reliabilitas dan dokumen, dan memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan-pertanyaan dan informasi lain yang diperoleh dari
manajemen dan pihak yang terkait. Variabel ini diukur menggunakan
instrument yang dikembangkan oleh Waluyo (2008). Instrumen ini terdiri
dari 10 (sepuluh) pertanyaan dengan menggunakan skala interval 5 poin
yaitu: sangat tidak setuju (1); tidak setuju (2); netral (3); setuju (4); sangat
setuju (5).
50
b. Pengalaman Auditor
Pengalaman auditor dilihat dari berapa lama seseorang telah bekerja
menjadi auditor dan banyaknya klien yang pernah ditangani. Variabel ini
diukur menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Suraida (2003)
dalam Puspa (2007). Semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala
interval berjumlah 5 poin yaitu sangat tidak setuju (1); tidak setuju (2);
netral (3); setuju (4); sangat setuju (5).
c. Self-efficacy
Self-efficacy (efikasi diri) merupakan keyakinan seseorang terhadap
dirinya sendiri untuk dapat berbuat yang terbaik sehingga mampu
mencapai tujuan dalam setiap kondisi dan situasi, sikap ini dapat
dipengaruhi oleh diri sendiri serta lingkungan sekitar. Variabel ini diukur
menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Chen et al. (2001).
Variabel ini diukur dengan skala interval lima poin, yaitu sangat tidak
setuju (1); tidak setuju (2); netral (3); setuju (4); sangat setuju (5).
Berikut ringkasan operasionalisasi variabel dari penelitian ini:
51
Variabel Indikator Skala Butir
Pertanyaan
Skeptisme
(X1)
Waluyo
(2008)
Pikiran yang berisi pertanyaan-
pertanyaan.
Kritis dalam mengevaluasi bukti
audit.
Memiliki kemahiran profesional.
Memiliki independensi dan
kompetensi.
Asumsi yang tepat terhadap
kejujuran klien.
Adanya perencanaan dan
pelaksanaan audit yang tepat.
Adanya penaksiran kritis terhadap
validitas bukti audit.
Adanya penerapan sikap
skeptisme profesional.
Waspada terhadap bukti audit.
yang kontradiksi.
Memiliki kepercayaan diri yang
tinggi.
Interval 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengalaman
auditor
(X2)
Suraida
(2003)
dalam
Puspa
(2007)
Lamanya bekerja sebagai auditor.
Banyaknya penugasan yang
pernah ditangani.
Kemampuan mendeteksi adanya
kesalahan dalam audit.
Membuat sadar terhadap akan
lebih banyak kekeliruan.
Pengalaman meningkatkan
kemampuan audit.
Interval 11-12
13
14-15
16
17-19
Self-efficacy
(X3)
Chun et al.
(2001)
Keyakinan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan yang
sulit.
Kemampuan dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Keyakinan untuk dapat bekerja
secara efektif.
Interval 20-23
24-26
27
Audit
judgement
(Y)
Jamilah et
al.
(2007)
Kompetensi auditor.
Sistem pengendalian internal.
Prosedur audit.
Pertimbangan mengenai
materialitas.
Risiko audit.
Struktur audit.
Kurangnya informasi.
Ukuran entitas dan pengalaman.
Interval 28
29
30
31
32
33
34
35
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
52
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel yaitu akuntan
publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada
di wilayah Jakarta dengan kriteria baik KAP skala kecil maupun menengah
yang terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor
senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung seperti dengan cara mendatangi reponden serta tidak
langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di
wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian kuesioner
dilaksanakan mulai tanggal 24 Desember 2014 hingga 24 Januari 2015.
Adapun kuesioner yang disebar adalah sebanyak 100 buah kuesioner.
Jumlah KAP yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 10 KAP dari
keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dari keseluruhan
kuesioner yang disebar jumlah yang kembali adalah sebanyak 96 kuesioner
atau 96%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 4 buah atau 4%.
53
Kuesioner yang tidak kembali dikarenakan penyebaran yang waktunya
kurang tepat dimana para auditor sedang melakukan banyak pekerjaan akhir
tahun sehingga ada kuesioner yang hilang. Selain alasan tersebut mungkin
ada beberapa hal di luar pengetahuan peneliti. Gambaran mengenai data
sampel disajikan pada Tabel 4.1.
TABEL 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4 4%
3 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 96 96%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam
Tabel 4.2.
TABEL 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1
KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &
Jerry 10 10
2 KAP Drs. Ferdinand 10 10
3 KAP Hertanto, Sidik & Indra 10 9
4
KAP Joachim, Lian, Michell &
Rekan 10 10
5 KAP Jojo Sunarjo & Rekan
10 10
6
KAP Maksum, Suyamto, Hirdjan &
Rekan 12 12
7
KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan 10 10
8
KAP Mulyamin, Sensi, Suryanto &
Lianny 15 15
9 KAP Drs. Sutopo Insja 10 10
10 KAP Abubakar Usman & Rekan 3 0
Total 100 96
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
54
2. Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP
di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini adalah
deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, pengalaman kerja sebagai auditor, dan
jabatan.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin.
TABEL 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
LAKI-LAKI 54 56,3 56,3 56,3
PEREMPUAN 42 43,7 43,7 100,0
TOTAL 96 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 54 orang atau 56,3%
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 42
orang atau 43,8 responden berjenis kelamin perempuan.
55
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
< 25 43 44,8 44,8 45,8
26 - 35 48 50,0 50,0 95,8
36 - 45 4 4,2 4,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor akuntan
publik mayoritas berusia antara 26-35 tahun sebesar 50% atau 43 orang,
selanjutnya yaitu yang berusia kurang dari 25 tahun sebesar 44,8% atau 43
orang, dan sisanya sebesar 4,2% atau 4 orang yang berusia antara 36-45
tahun.
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
D3 5 5,2 5,2 5,2
S1 88 91,7 91,7 96,9
S2 3 3,1 3,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 88 orang atau 91,7%.
Kemudian responden sebanyak 5 orang atau 5,2% adalah berpendidikan
terakhir Diploma III (D3), sedangkan sisanya 3 orang atau 3,1%
berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).
56
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman
kerja.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
< 1 37 38,5 38,5 38,5
> 5 6 6,3 6,3 44,8
1 - 3 39 40,6 40,6 85,4
3 - 5 14 14,6 14,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden sebanyak 40,6% atau 39 orang memiliki pengalaman bekerja
sebagai auditor antara 1-3 tahun. Responden yang memiliki pengalaman
kerja sebagai auditor kurang dari 1 tahun sebanyak 37 orang atau 38,5%.
Selanjutnya responden yang telah bekerja sebagai auditor antara 3-5 tahun
sebanyak 14 orang atau 14,6%, dan yang terakhir sebanyak 6,3% atau 6
orang auditor memiliki pengalaman kerja sebagai auditor lebih dari 5 tahun.
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir disajikan pada
Tabel 4.7 berikut ini.
57
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
JUNIOR 55 57,3 57,3 57,3
MANAJER 4 4,2 4,2 61,5
SENIOR 33 3,4 3,4 95,8
SUPERVISOR 4 4,2 4,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang atau sekitar 57,3% menduduki jabatan sebagai
auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior
sebanyak 33 orang atau sekitar 34,4%. Sedangkan sisanya manajer dan
supervisor masing-masing sebanyak 4 orang atau 4,2%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi skeptisme,
pengalaman auditor, self-efficacy dan audit judgement akan diuji secara
statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
TSK 96 36 50 44,89 4,611
TPA 96 30 45 39,21 4,403
TSE 96 25 40 34,41 4,085
TAJ 96 24 40 33,95 3,837
Valid N
(listwise) 96
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
58
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel skeptisme jawaban
minimum responden sebesar 36 dan maksimum 50, dengan rata-rata total
jawaban 44,89 dan standar deviasi 4,6111. Variabel pengalaman auditor
jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 45, dengan
rata-rata total jawaban 39,21 dan standar deviasi sebesar 4,403. Pada self-
efficacy minimum jawaban sebesar 25 dan maksimum sebesar 40, dengan
total rata-rata jawaban 34,41 dan standar deviasi sebesar 4,085. Sedangkan
pada variabel audit judgement jawaban minimum responden sebesar 24 dan
maksimum 40, dengan jawaban rata-rata sebesar 33, 95 dan standar deviasi
sebesar 3,837.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari
empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, Skeptisme (SK),
Pengalaman Auditor (PA), Self-efficacy (SE), dan Audit judgement
(AJ), dengan 96 sampel responden.
59
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig (2-
Tailed) Keterangan
1 0,731** 0,000 Valid
2 0,776** 0,000 Valid
3 0,770** 0,000 Valid
4 0,778** 0,000 Valid
5 0,736** 0,000 Valid
6 0,792** 0,000 Valid
7 0,773** 0,000 Valid
8 0,791** 0,000 Valid
9 0,730** 0,000 Valid
10 0,716** 0,000 Valid
11 0,715** 0,000 Valid
12 0,777** 0,000 Valid
13 0,700** 0,000 Valid
14 0,753** 0,000 Valid
15 0,744** 0,000 Valid
16 0,763** 0,000 Valid
17 0,770** 0,000 Valid
18 0,711** 0,000 Valid
19 0,560** 0,000 Valid
20 0,751** 0,000 Valid
21 0,864** 0,000 Valid
22 0,835** 0,000 Valid
23 0,785** 0,000 Valid
24 0,751** 0,000 Valid
25 0,792** 0,000 Valid
26 0,772** 0,000 Valid
27 0,702** 0,000 Valid
28 0,658** 0,000 Valid
29 0,631** 0,000 Valid
30 0,783** 0,000 Valid
31 0,728** 0,000 Valid
32 0,702** 0,000 Valid
33 0,652** 0,000 Valid
34 0,599** 0,000 Valid
35 0,577** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
60
Tabel 4.9 menunjukkan hasil validitas seluruh butir pertanyaan memiliki
nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa seluruh butir
pertanyaan mempunyai kriteria valid.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Skeptisme (SK)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Skeptisme
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig (2-
Tailed) Keterangan
1 0,731** 0,000 Valid
2 0,776** 0,000 Valid
3 0,770** 0,000 Valid
4 0,778** 0,000 Valid
5 0,736** 0,000 Valid
6 0,792** 0,000 Valid
7 0,773** 0,000 Valid
8 0,791** 0,000 Valid
9 0,730** 0,000 Valid
10 0,716** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.10 menunjukkan variabel skeptisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05.
61
2) Uji Validitas Pengalaman Auditor (PA)
Tabel 4.11
Hasil Uji Pengalaman Auditor
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig (2-
Tailed) Keterangan
11 0,715** 0,000 Valid
12 0,777** 0,000 Valid
13 0,700** 0,000 Valid
14 0,753** 0,000 Valid
15 0,744** 0,000 Valid
16 0,763** 0,000 Valid
17 0,770** 0,000 Valid
18 0,711** 0,000 Valid
19 0,560** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.11 menunjukkan variabel pengalaman auditor mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05.
3) Uji Validitas Self-efficacy (SE)
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Self-Efficacy
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig (2-
Tailed) Keterangan
20 0,751** 0,000 Valid
21 0,864** 0,000 Valid
22 0,835** 0,000 Valid
23 0,785** 0,000 Valid
24 0,751** 0,000 Valid
25 0,792** 0,000 Valid
26 0,772** 0,000 Valid
27 0,702** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
62
Tabel 4.12 menunjukkan variabel self-efficacy mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05.
4) Uji Validitas Audit judgement (AJ)
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Audit Judgement
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig (2-
Tailed) Keterangan
28 0,658** 0,000 Valid
29 0,631** 0,000 Valid
30 0,783** 0,000 Valid
31 0,728** 0,000 Valid
32 0,702** 0,000 Valid
33 0,652** 0,000 Valid
34 0,599** 0,000 Valid
35 0,577** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.13 menunjukkan variabel audit judgement mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument
penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,70. Tabel 4.14 menunjukkan hasil
uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
63
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha Keterangan
Skeptisme 0,919 Reliabel
Pengalaman Auditor 0,886 Reliabel
Self-efficacy 0,909 Reliabel
Audit judgement 0,827 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
skeptisme sebesar 0,919, pengalaman auditor sebesar 0,886, self-
efficacy sebesar 0,909, dan audit judgement sebesar 0,827. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan
akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
64
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov
Unstandardized
Predicted Value
N 96
Kolmogorov-Smirnov Z 0,877
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,425
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.15 menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,425 yang berarti
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Tabel 4.16
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Model Sig.
(Constant) 0,338
SKEPTISME 0,739
PENGALAMAN
AUDITOR 0,537
SELF-EFFICACY 0,126
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
65
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi
variabel Skeptisme (X1), Pengalaman Auditor (X2), dan Self-efficacy
(X3) lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,739, 0,537, dan 0,126. Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
audit judgement berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy.
c. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.17
menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
SKEPTISME 0,392 2,548
PENGALAMAN
AUDITOR 0,408 2,45
SELF-EFFICACY 0,451 2,219
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan variance inflation factor (VIF) melebihi angka 1
untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk
skeptisme 0,392, untuk pengalaman auditor 0,408, dan untuk self-
efficacy sebesar 0,451 serta VIF untuk masing-masing variabel adalah
66
skeptisme sebesar 2,548, pengalaman auditor sebesar 2,450, dan 2,219
untuk self-efficacy. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan
dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen, yaitu skeptisme, pengalaman auditor, dan self-
efficacy dalam menjalankan variabel dependen yaitu audit judgement.
Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.18
menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1, X2, dan X3.
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,762a 0,58 0,566 2,527
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Pada Tabel 4.18 di atas menunjukkan nilai adjusted R square
sebesar 0,566 atau 56,6%. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel
skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy hanya bisa menjelaskan
56,6% variasi variabel audit judgement. Sedangkan sisanya, 43,4%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini. Misalnya preferensi klien, kredibilitas klien (Rizkiyana,
2013), job stress, kompleksitas tugas (Apsah, 2012), locus of controll
(Raiyani dan Saputra, 2014), dan persepsi etis (Fitriani dan Daljono,
2012).
67
b. Hasil Uji F
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.19, hipotesis diterima jika
nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas
signifikasnsi ≥ 0,05 (Ghozali, 2013: 98).
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
F Sig.
42,360 0,000b
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Pada Tabel 4.19 nilai F diperoleh sebesar 42,360 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan,
karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman skeptisme, pengalaman
auditor, dan self-efficacy secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
audit judgement.
c. Hasil Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, sedangkan jika nilai
probability t lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak (Ghazali, 2013:
98).
68
Model Unstandardized
Coefficients B t Sig.
(Constant) 5,32 2,005 0,048
SKEPTISME 0,122 1,365 0,176
PENGALAMAN
AUDITOR 0,259 2,813 0,006
SELF-EFFICACY 0,377 3,987 0,000
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan pada Tabel 4.20 dapat dilihat koefisien untuk persamaan
regresi berganda pada penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan
matematis sebagai berikut:
AJ = 5,320 + 0,122SK + 0,259PA + 0,377SE
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai
berikut:
a) Koefisien konstanta sebesar 5,320 dengan nilai positif, ini dapat
diartikan bahwa Y (audit judgement) akan bernilai 5,320 jika skeptisme,
pengalaman auditor, dan self-efficacy masing-masing bernilai 0.
b) Variabel skeptisme memiliki koefisien positif sebesar 0,122. Nilai
koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
persen variabel skeptisme, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan audit judgement sebesar 0,122 (12,2%). Hasil uji ini juga
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,176 yang berarti menolak
hipotesis sehingga dapat dikatakan bahwa skeptisme tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit judgement karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel skeptisme lebih besar dari 0,05. Temuan ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Popova (2013) yang menyatakan bahwa
keputusan audit dipengaruhi oleh dua tingkat skeptisme (tinggi dan
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik t
69
rendah) dan juga dipengaruhi oleh hipotesis sebelumnya mengenai
pengalaman spesifik klien (positif, negatif, netral).
c) Variabel pengalaman auditor memiliki nilai koefisien regresi positif
sebesar 0,259. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen variabel pengalaman auditor, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan meningkatkan audit judgement sebesar
0,259 atau 25,9%. Kemudian variabel pengalaman auditor ini juga
mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,006 yang berarti menerima
hipotesis sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman auditor
berpengaruh signifikan terhadap audit judgement karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman auditor lebih kecil dari
0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti (2011) yang mengatakan
bahwa pengalaman dan keahlian berpengaruh positif terhadap
judgement yang diambil oleh auditor, kesimpulan ini menunjukkan
bahwa auditor yang berpengalaman dan ahli dapat mengambil audit
judgement yang relatif lebih baik dan berkualitas. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Khairani (2013)
yang menunjukkan bahwa pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan
secara simultan berpengaruh terhadap audit judgement, adanya
pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan yang tinggi pada auditor
maka auditor cenderung memiliki audit judgement yang lebih baik.
Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sabrina dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa faktorpengalaman,
70
etika, keahlian, gender tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini. Dalam penelitian ini pengalaman auditor diukur dari lamanya
auditor bekerja di kantor akuntan publik dan banyaknya penugasan yang
dialaminya.
d) Variabel self-efficacy memilki koefisien regresi positif sebesar 0,377.
Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
persen variabel self-efficacy, dengan asumsi variabel lain tetap maka
akan meningkatkan kinerja auditor dalam pembuatan audit judgement
sebesar 0,377 atau 37,7%. Variabel self-efficacy juga memiliki tingkat
signifikansi 0,000 yang menerima hipotesis sehingga dapat dikatakan
bahwa self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap audit judgement
karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apsah (2012)
yang memberikan hasil bahwa self-efficacy berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgement.
Hasil ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Iskandar dan Sanusi (2011) yang menyatakan bahwa auditor yang
memiliki efikasi diri yang tinggi lebih baik dalam membuat audit
judgement dibandingkan dengan auditor yang memiliki efikasi diri yang
rendah. Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nadhiroh (2010) yang menunjukkan bahwa self-efficacy
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgement.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skeptisme,
pengalaman auditor, dan self-efficacy terhadap audit judgement.
Responden pada penelitian ini berjumlah 96 auditor yang bekerja di 9
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan
Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) pada tahun 2014. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan
diolah sehingga memperoleh hasil pengujian yang dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Skeptisme tidak berpengaruh terhadap audit judgement dan menolak
hipotesis. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Gusti dan Ali
(2008), Sabrina dan Januarti (2011), serta Popova (2013).
2. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgement dan
menerima hipotesis. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Praditaningrum dan Januari (2011), Purwanti dan Khairani (2013),
Sabrina dan Januarti (2011). Namun penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabrina dan Januarti (2011),
dan Rizkiyana (2013).
3. Self-efficacy berpengaruh terhadap audit judgement dan menerima
hipotesis. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
72
4. oleh Apsah (2012), Iskandar dan Sanusi (2011). Tetapi hasil ini
bertentangan dengan penelitian Nadhiroh (2010).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasi dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman auditor merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pertimbangan dalam membuat audit judgement.
Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menguji pengaruh
pengalaman terhadap audit judgement, dan berdasarkan hasil
penelitian di atas pengalaman berpengaruh positif terhadap audit
judgement. Jadi semakin banyak pengalaman maka semakin baik
judgement yang dihasilkan. Dengan mengetahui pengaruh positif
pengalaman terhadap audit judgement diharapkan dapat menambah
referensi untuk dunia akademis bahwa dalam membuat judgement,
pengalaman merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh.
Bagi praktisi diharapkan dapat menjadi pemicu semangat untuk terus
meningkatkan pengalaman yang dimiliki agar pekerjaan yang
dihasilkan menjadi lebih baik. Untuk masyarakat umum dengan
meningkatnya kualitas audit judgement diharapkan dapat
meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap profesi auditor.
2. Self-efficacy merupakan suatu sikap yang percaya pada dirinya sendiri
bahwa dia mampu mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan hingga
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut hasil penelitian di atas
self-efficacy berpengaruh positif terhadap audit judgement, jadi
73
semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki seseorang maka audit
judgement yang dihasilkan juga semakin baik. Dengan demikian
diharapkan para auditor selalu meningkatkan self-efficacy dalam
melakukan melakukan audit terutama dalam membuat audit judgement.
Bagi dunia akademisi diharapkan dapat menambah referensi baru
mengenai faktor yang mempengaruhi audit judgement, karena
penelitian yang membahas mengenai pengaruh self-efficacy terhadap
audit judgement belum terlalu banyak. Bagi para praktisi diharapkan
dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam menyelesaikan proses audit.
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal di antaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel
independen guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen,
seperti preferensi klien, kredibilitas klien, job stress, kompleksitas tugas
locus of control dan persepsi etis.
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbanyak responden
sehingga hasil penelitian lebih dapat disimpulkan secara umum.
3. Penelitian selanjutnya juga disarankan dapat mengganti dan
menambahkan daerah survei selain di wilayah Jakarta sehingga hasil
penelitian dapat lebih variatif.
74
DAFTAR PUSTAKA
Apsah Siti. 2012. “Pengaruh Kompleksitas Tugas, Job Stress, dan Self-efficacy
terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit judgement”. Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Arum, Enggar Diah Puspa. 2008. “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan
Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi
Bukti Audit”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5, No. 2.
Auditor Internal. 2010. “Penelitian COSO: Kasus-kasus Kecurangan Dekade 1998-
2007”, Diakses pada 21 Oktober 2014 dari
http://auditorinternal.com/2010/06/18/penelitian-coso-kasus-kasus-
kecurangan-dekade-1998-2007/.
Auditor Internal. 2010. “Peran Audit Internal dalam Investigasi Kecurangan”,
Diakses pada 21 Oktober 2014 dari
http://auditorinternal.com/2010/05/08/peran-audit-internal-dalam-
investigasi-fraud/.
Aulia, Muhammad, Yusuf. 2013. “Pengaruh Pengalaman, Independensi, dan
Skeptisme Profesional Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan”.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Arens. A. A., R. J. Elder & Beasley. M. S. 2006. “Auditing and Assurance Services:
An Integrated Approach”. 11th Edition, Jilid 1, New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Azwar, S. 1998. “Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya”. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Bandura, Albert. 1997. “Self-efficacy The Exercise of Control”, New York: W. H.
Freeman and Company.
BEI. 2010. “Pencatatan di BEI. Diakses pada 23 Oktober 2014 dari
”,http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat
.aspx.
Berita Satu. 2014. “Indonesia Harus Pandang MEA Sebagai Peluang”. Diakses
pada 10 Mei 2014 dari http://www.investor.co.id/home/indonesia-harus-
pandang-mea-sebagai-peluang/85428,.
Boynton, William C, Johnson, Walter G. Kell & Ray Johnson. 2003. “Modern
Auditing”, 7th Edition. New York : John Willey Sons Inc.
BPK. 2014. “Rakor BPK RI Tingkatkan Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Diakses pada
17 Oktober 2014 dari http://bpk.go.id/news/rakor-bpk-ri-tingkatkan-
kualitas-hasil-pemeriksaan.
Chung, J. & Monroe, G. S. 2001. “A Research Note on The Effect of Gender and
Task Complexity on Audit judgement”. Journal of Behavioral Research, 13:
111-125.
75
Elisabeth, M. A. Tjelman. 2010. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran
Waktu, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan Auditor terhadap Audit
judgement”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro
Semarang.
Figueora, C. R. B & Cardona, R. J. 2013. “Does experience affect auditors’
professional judgement? Evidence from Puerto Rico”. Journal Accounting
& Taxation Volume 5 Number 2.
Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi”. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ginting K. Immanuel. 2014 “Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”,.
Diakses pada 17 oktober 2014 dari
http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/06/27/102912/opini_atas_lap
oran_keuangan_pemerintah_daerah/#.VEC82pSSw1Q.
Hamid, Abdul. 2007. “Panduan Penulisan”. Skripsi. FEIS UIN Press, Jakarta.
Herliansyah, Y. & Meifida, I. 2006. “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap
Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgement”. Simposium
Nasioal Akuntansi X Padang.
Hukum Online. 2007. “Menteri Keuangan Membekukan Akuntan Publik Justinus
AdityaSidharta” Diakses pada 21 Oktober 2014 dari
,http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol16017/menteri-keuangan-
membekukan-akuntan-publik-justinus-aditya-sidharta.
Hukum Online. 2012. “Peraturan Nomor VIII G.7- Keputusan Ketua Bapepam-LK
Nomor KEP-347/ BL/ 2012 Tahun 2012”, Diakses pada 22 Oktober 2014
darihttp://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4fed2a73b437a/node/3
78/peraturan-no-viii.g.7-keputusan-ketua-bapepam-lk-no-kep-
347_bl_2012-tahun-2012-penyajian-dan-pengungkapan-laporan-keuangan-
emiten-atau-perusahaan-publik
IAI. 2012. “IAI Khawatirkan Masa Depan Akuntan Pada AFTA 2015”, Diakses
pada 10 Mei 2014 dari
http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?catid=&id=373,.
Jannah, Miftahul. 2011. “Pengaruh Etika, Pengalaman, dan Risiko audit terhadap
skeptisme professional auditor”. Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Januarti, Indira dan K. Sabrina Rr. 2011. “Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi
Audit, Etika dan Gender terhadap Ketapatan Pemberian Opini Auditor
melalui Skeptisme Profesional Auditor”. Jurnal Sistem Informasi, Etika dan
Auditring.
Kriswandari, Tutik. 2006. “Pengaruh Pengalaman, Situasional, dan Disposional
terhadap Kepercayaan atau Kecurigaan Auditor Kepada Klien”, Jurnal
Ilmu Ekonomi, Vol. 3, No. 2.
76
Kusumastuti, Rika Dewi. 2008. “Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional,
Etika Organisasi, dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan Etis
Auditor”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mohd I. Takiah & Mohd Z. Sanusi. 2011. “Assesing The Effecys of Self-efficacy and
Task Complexity On Internal Control Audit judgement”. Asian Academy of
Management Journal of Accounting and Finance, AAMJAF, Vol. 7, No. 1,
29–52, Malaysia.
Muhammad Djibril. 2014. “WTP 10 Tahun, Rakyat Tambah Miskin, Tak Ada
Gunanya BPK”, Diakses pada 17 Oktober 2014 dari
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/14/10/16/ndjgod-
wtp-10-tahun-rakyat-tambah-miskin-tak-ada-gunanya-bpk.
Nadhiroh, Siti Asih. 2010. “Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan, dan
Self-efficacy terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit
judgement”. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Noviyanti, Suzy. 2008. “Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 5 No. 1.
Nugraheni, Astuti Lia. 2012. Pelatihan Self-efficacy untuk Meningkatkan Kesiapan
dalam Menghadapi Perubahan pada Karyawan PT. PLN (Persero) Pusdiklat.
Tesis Universitas Indonesia.
Praditaningrum, Anudgerah Suci. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh tehadap Audit judgement”. Jurnal Universitas Diponegoro,
Semarang.
Prasetya I Wayan Ari, Sari Maria M. Ratna. 2014. “Independensi, Profesionalisme,
dan Skeptisme Profesional Auditor sebagai Prediktor Ketepatan Pemberian
Opini Auditor”. Jurnal Universitas Udayana, Bali.
Prihandono A. Utama. 2012. “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor, Situasi
Audit, Independensi, Etika, Keahlian, dan Pengalaman dengan Keputusan
Pemberian Opini Audit oleh Auditor”. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro, Semarang.
Popova Velina. 2013. “Exploration of skepticism, client-specific experiences, and
audit judgements”. Managerial Auditing Journal Vol. 28 No. 2, pp. 140-
160, USA.
Purwanti, Rini dan Khairani, Siti. 2013. “Pengaruh Pengalaman, Kemampuan dan
Pengetahuan terhadap Audit judgement yang Diambil oleh Auditor”. Jurnal
STIE MDP.
Qomariyah, Nurul. 2006. “Petinggai Enron dan WorldCom Berakhir di Penjara”,
Diakses pada 10 Juni 2014 dari
http://finance.detik.com/read/2006/09/27/095404/683491/4/petinggi-
enron-dan-worldcom-berakhir-di-penjara.
Raiyani, N. L. K. P & Saputra, I, D, G, D. 2014. “Pengaruh Kompetensi,
Kompleksitas Tugas, dan Locus of Control terhadap Audit judgement”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3: 429-438, Bali.
77
Ramantha, Wayan I dan Swari, I. A. Putu Candra Mitha. 2013. “Pengaruh
Independensi dan Tiga Kecerdasan terhadap Perimbangan Pemberian
Opini Auditor”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.3: 489-508, Bali.
Rataguna Lugu. 2011. “Pengaruh Hubungan Klien dengan KAP, Pengalaman
Auditor, Kompleksitas Tugas dan Locus of Control terhadap Audit
judgement”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Reeve, dkk. 2009. “pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia: Principles of
Accounting-Indonesia Adaption”. Jakarta: Salemba Empat.
Rizkiyana, Dellia Eka. 2013. “Pengaruh Pengalaman Audit dan Preerensi Klien
terhadap Audit judgement dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel
Moderating”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sabaruddinsah. 2007. “Pengaruh Gender, Pengalaman Auditor dan Kompleksitas
Tugas terhadap Audit judgement”. Jurnal volume 8 (1). (h): 1-16, Jakarta.
Satriani, Wahyu. 2012. “Bapepam-LK mempermudah Laporan Bulanan MI”,
Diakses pada 24 Oktober 2014 dari
http://keuangan.kontan.co.id/news/bapepam-lk-mempermudah-laporan-
bulanan-mi,.
Supriyanto, Agus. 2006. “Banyak Perusahaan Buat Laporan Keuangan Ganda”,
diakses pada 13 Juni 2014 dari
http://www.tempo.co/read/news/2006/07/31/05680947/Banyak-
Perusahaan-BuatLaporan-Keuangan-Ganda.
Suraida Ida. 2005. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko
Audit terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan Publik”. Jurnal Universitas Padjadjaran, Bandung.
Susetyo, Budi. 2009. “Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan
Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating” Tesis
Universitas Diponegoro, Semarang.
Sutikno. 2012. “WTP Bukan Berarti Bebas Korupsi”, Diakses pada 17 Oktober
2014 dari http://inspektorat.purworejokab.go.id/wtp-bukan-berarti-bebas-
korupsi/.
Syahrul, Yura, 2002. “Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak Pidana”,.
Diakses pada 8 Juni 2014 dari
http://www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-Kasus-
Kimia-Farma-Merupakan-Tindak-Pidana
Ulfa Sumitro, Mariza, Frida NRH, Nofiar Aldriandy Putra. 2009. “Correlation
Between Self-efficacy to Job Stress of Sales Operation Employe’s PT.
Nasmoco Group Semarang”.
Yustrianthe, Rahmawati Hanny. 2012. “Kajian Empiris Audit judgement Pada
Auditor”. Jakarta: Media Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 2.
78
LAMPIRAN
79
LAMPIRAN 1
KUESIONER
80
KUESIONER
PENGARUH SKEPTISISME, PENGALAMAN AUDITOR, DAN SELF-
EFFICACY TERHADAP AUDIT JUDGEMENT
Rika Jayanti Lestari
NIM: 1111082000111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2014 M
81
82
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
(boleh tidak diisi)
Nama KAP :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : < 25 26 - 35 36 - 45 > 45
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Lama bekerja sebagai auditor : < 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun
5 tahun
Jabatan di KAP : Junior auditor Partner
Senior auditor Manajer
Supervisor auditor
PERTANYAAN PENELITIAN
Mohon Bapak/ Ibu/ Saudara/ i menjawab pertanyaan atau pernyataan di bawah ini dengan
memberikan tanda (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak/ Ibu/
Saudara/i.
Keterangan:
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
83
Skeptisisme (X1)
No Pernyataan/ Pertanyaan STS TS N S SS
1. Skeptisme profesional auditor mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis
terhadap bukti audit.
2. Skeptisme profesional perlu dimiliki oleh auditor terutama
saat memperoleh dan mengevaluasi bukti audit.
3. Auditor harus memiliki kemahiran profesional yang cermat
dalam mengaudit laporan keuagan.
4. Auditor harus memiliki kompetensi dalam melaksanakan
audit.
5. Auditor tidak boleh mengasumsikan begitu saja bahwa
manajemen adalah tidak jujur, tetapi auditor juga tidak boleh
mengasumsikan bahwa manajemen sepenuhnya jujur.
6. Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit
dengan mengakui bahwa ada kemungkinan terjadinya salah
saji dalam laporan keuangan.
7. Auditor mempuat penaksiran yang kritis terhadap validitas
dari bukti audit yang diperoleh.
8. Auditor menerapkan sikap skeptisme profesional dengan
tidak cepat puas dengan bukti audit yang ada.
9. Auditor harus waspada terhadap bukti audit yang bersifat
kontradiksi.
10. Kepercayaan diri yang tinggi harus dimiliki oleh auditor
ketika melaksanakan audit.
84
Pengalaman Auditor (X2)
No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
11. Auditor dikatakan berpengalaman bila menjalankan
tugasnya lebih dari 3 tahun.
12. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap judgement yang
dibuat.
13. Pengalaman pada umumnya dapat meningkatkan/
mengembangkan karir.
14. Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit untuk
membuat keputusan dalam bekerja.
15. Pengalaman membantu auditor mengetahui kekeliruan di
suatu perusahaan.
16. Pengalaman yang dimiliki auditor mampu mengatasi
setiap permasalahan yang ada.
17. Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis
masalah.
18. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan
mendeteksi masalah secara profesional.
19. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya dapat
belajar dari pengalaman para auditor seniornya.
Self-Efficacy (X3)
No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
20. Saya yakin dapat menyelesaikannya ketika menghadapi
tugas yang sulit.
21. Saya dapat mengatasi banyak tantangan yang menghadang
dalam pekerjaan saya.
22. Saya selalu dapat menyelesaikan tugas dengan baik dalam
keadaan apapun.
23. Ketika menghadapi hal-hal yang sulit, saya bisa tampil
dengan baik.
85
No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
24. Saya dapat mencapai sebagian besar tujuan yang saya
tetapkan untuk diri sendiri.
25. Secara umum, saya berfikir bahwa saya dapat memperoleh
hasil yang penting bagi saya dalam bekerja.
26. Saya percaya bahwa umunya saya dapat berhasil terhadap
usaha yang saya rencanakan sebelumnya.
27. Saya yakin bahwa saya dapat bekerja efektif pada tugas-
tugas yang berbeda dalam pekerjaan saya.
Audit Judgement (Y)
No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
28. Kompetensi auditor mempengaruhi pertimbangannya
dalam menentukan bukti audit yang relevan.
29. Pemahaman terhadap sistem pengendalian internal klien
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi audit.
30. Penentuan prosedur audit dipengaruhi oleh waktu
penyelesaian laporan audit dan risiko audit.
31. Pertimbangan mengenai materialitas membutuhkan
keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh auditor.
32. Auditor yang berada di bawah instruksi yang tidak tepat
dari atasan akan meningkatkan risiko audit.
33. Struktur audit yang kurang baik tidak menghambat
pelaksanaan prosedur audit.
34. Kurangnya informasi mengenai suatu tugas tidak akan
berdampak buruk terhadap hasil kerja auditor.
35. Ukuran entitas, pengalaman dan pengetahuan auditor
mengenai bisnis entitas mempengaruhi penentuan strategi
audit.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK/ IBU/ SAUDARA/
SAUDARI
86
LAMPIRAN 2
DATA SAMPEL
87
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1
KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &
Jerry 10 10
2 KAP Drs. Ferdinand 10 10
3 KAP Hertanto, Sidik & Indra 10 9
4
KAP Joachim, Lian, Michell &
Rekan 10 10
5 KAP Jojo Sunarjo & Rekan
10 10
6
KAP Maksum, Suyamto, Hirdjan &
Rekan 12 12
7
KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan 10 10
8
KAP Mulyamin, Sensi, Suryanto &
Lianny 15 15
9 KAP Drs. Sutopo Insja 10 10
10 KAP Abubakar Usman & Rekan 3 0
Total 100 96
Identitas Responden
No. Gender
Usia Pend.
Terakhir
Peng.
Kerja
Jabatan
1 1 2 2 2 3
2 1 1 2 1 1
3 1 1 2 1 1
4 2 2 2 3 2
5 2 1 1 1 1
6 2 1 2 1 1
7 2 2 2 3 3
8 1 1 2 1 1
9 1 1 2 1 1
10 2 1 2 1 1
11 2 1 2 1 1
12 2 1 2 1 1
13 2 2 2 2 3
14 1 1 2 2 2
15 1 1 2 2 2
16 2 1 2 2 1
88
Identitas Responden (Lanjutan)
No. Gender
Usia Pend.
Terakhir
Peng.
Kerja
Jabatan
17 1 1 2 1 1
18 2 2 2 2 1
19 2 1 1 1 1
20 1 2 2 2 2
21 1 2 2 3 2
22 2 2 2 2 2
23 1 2 2 3 2
24 2 2 2 2 2
25 1 1 2 1 1
26 1 1 2 1 1
27 1 2 2 2 2
28 2 1 1 2 2
29 1 2 2 3 3
30 1 2 2 3 4
31 1 1 2 1 1
32 2 1 2 1 1
33 1 2 2 2 1
34 2 2 2 2 1
35 1 2 2 3 2
36 1 1 2 1 1
37 2 1 2 1 1
38 1 2 2 2 1
39 2 2 2 2 1
40 1 2 2 2 2
41 2 2 2 2 2
42 1 2 2 3 2
43 2 2 2 3 2
44 1 1 2 1 1
45 2 1 2 1 1
46 1 1 2 2 2
47 1 1 2 1 1
48 2 1 2 1 1
49 2 1 2 2 2
50 2 2 2 2 2
51 2 2 2 3 4
52 1 2 1 3 4
53 1 1 1 1 1
54 1 2 2 2 2
55 1 2 2 2 2
56 1 3 3 4 2
89
Identitas Responden (Lanjutan)
No. Gender
Usia Pend.
Terakhir
Peng.
Kerja
Jabata
n
57 1 2 2 2 1
58 1 2 2 2 1
60 2 2 2 1 1
61 1 2 2 4 2
62 1 2 2 2 1
63 2 2 2 1 1
64 1 2 2 4 2
65 1 2 2 1 1
66 1 1 2 1 1
67 2 1 2 2 1
68 2 1 1 1 1
69 1 2 2 2 2
70 1 2 2 2 1
71 1 1 2 1 1
72 1 2 2 2 2
73 1 3 2 4 2
74 1 1 2 1 1
75 1 2 2 2 1
76 1 2 2 3 2
77 2 3 2 4 2
78 2 1 2 1 1
79 2 2 2 2 2
80 1 2 2 2 2
81 1 2 2 2 1
82 2 1 2 1 1
83 1 3 3 3 4
84 1 1 2 1 1
85 1 1 2 2 1
86 2 2 2 3 2
87 2 1 2 2 1
88 1 1 2 1 1
89 2 2 2 2 2
90 2 1 2 1 1
91 2 1 2 2 1
92 1 2 2 2 1
93 1 1 2 2 1
94 2 2 2 1 1
95 2 1 2 1 1
96 2 1 2 1 1
90
Jawaban Kuesioner Variabel Skeptisme
n SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 SK9 SK10 TS
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
2 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44
3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 42
6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
7 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 42
8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
9 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 38
10 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 47
11 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42
12 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 41
13 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 44
14 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 43
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 50
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
18 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
19 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
20 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4 40
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
27 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 45
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91
Jawaban Kuesioner Skeptisme (Lanjutan)
n SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 SK9 SK10 TS
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
49 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
56 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
57 5 5 5 4 2 4 5 4 3 4 41
58 5 5 5 4 5 5 3 5 2 5 44
59 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 37
60 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 36
61 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 38
62 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38
63 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 36
64 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 37
65 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 40
66 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38
67 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45
68 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
69 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 46
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
73 5 4 3 4 5 5 4 3 4 5 42
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
75 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 46
76 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 46
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
78 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 48
79 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
92
Jawaban Kuesioner Skeptisme (Lanjutan)
n SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 SK9 SK10 TS
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
84 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 45
85 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
86 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 41
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
88 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
89 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 45
90 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 45
91 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
92 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
94 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
95 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
96 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 46
Jawaban Kuesioner Pengalaman Auditor
n P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 T.P
1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 42
2 4 4 5 3 4 4 5 5 5 39
3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 35
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
5 3 2 4 3 4 2 4 4 4 30
6 5 4 4 4 5 4 4 4 4 38
7 4 3 5 3 4 3 5 4 4 35
8 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
9 2 4 5 2 4 2 4 4 5 32
10 2 4 4 4 4 4 4 4 4 34
11 3 4 5 4 5 4 4 4 4 37
12 3 3 4 3 4 5 5 5 5 37
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 2 4 5 4 4 4 4 5 5 37
15 5 5 12 5 5 5 5 5 5 52
16 4 5 5 5 5 5 5 5 4 43
17 4 5 5 4 5 4 4 5 5 41
18 3 4 4 4 4 3 3 3 4 32
19 3 4 4 4 4 3 3 4 4 33
20 3 4 4 4 4 3 3 4 4 33
93
Jawaban Kuesioner Pengalaman Auditor (Lanjutan)
21 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
27 4 4 5 5 4 5 4 4 4 39
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
30 4 4 3 2 4 4 4 4 4 33
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
32 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
33 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
35 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
36 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
37 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
38 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
40 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
41 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
43 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
45 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
51 5 5 5 5 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
53 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
54 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
55 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
56 4 5 4 5 4 5 4 3 4 38
57 5 5 5 5 3 5 5 2 4 39
58 4 4 2 4 3 4 4 4 4 33
59 4 4 4 4 4 2 4 3 4 33
60 4 3 4 4 4 3 4 4 3 33
94
Jawaban Kuesioner Pengalaman Auditor (Lanjutan)
61 4 4 3 4 3 2 4 4 4 32
62 4 4 4 3 4 4 2 4 4 33
63 4 4 4 4 3 4 3 2 4 32
64 4 4 4 4 4 5 3 4 2 34
65 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34
66 4 5 4 5 4 5 4 5 4 40
67 5 4 5 4 4 5 4 5 5 41
68 5 4 5 4 5 4 5 5 4 41
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
72 5 4 3 4 5 4 3 4 5 37
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
74 5 4 5 4 5 4 5 4 5 41
75 5 4 5 4 5 4 5 4 5 41
76 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
78 5 4 5 5 5 5 5 5 4 43
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
83 4 4 4 4 5 4 4 4 5 38
84 3 4 4 3 4 4 4 4 5 35
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
86 4 5 5 4 5 4 5 5 5 42
87 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
88 3 4 5 4 5 3 4 5 4 37
89 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
91 4 3 5 4 5 4 4 4 4 37
92 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
93 2 5 5 4 5 5 5 5 5 41
94 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35
95 4 4 5 4 4 5 4 5 4 39
96 5 4 4 5 4 5 5 4 5 41
95
Jawaban Kuesioner Self-Efficacy
n SE.1 SE.2 SE.3 SE.4 SE.5 SE.6 SE.7 SE.8 T.SE
1 5 5 5 5 5 5 5 5 40
2 5 5 4 4 4 4 4 4 34
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 3 4 4 4 4 4 3 3 29
6 4 4 4 4 4 4 4 4 32
7 4 4 4 3 5 4 5 4 33
8 4 3 3 4 4 4 4 4 30
9 5 4 4 3 3 4 4 4 31
10 4 4 4 4 4 4 4 4 32
11 4 4 4 4 4 4 4 5 33
12 5 5 5 5 5 5 5 5 40
13 4 4 3 4 3 3 4 4 29
14 5 4 4 5 4 5 4 5 36
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 4 4 4 4 4 4 4 4 32
17 5 4 4 4 5 5 5 4 36
18 3 3 3 3 4 3 3 3 25
19 3 3 3 3 4 3 3 3 25
20 4 4 3 3 4 3 4 4 29
21 5 5 5 5 5 5 5 4 39
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40
23 5 5 5 5 5 5 5 4 39
24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
25 5 5 5 5 5 5 5 5 40
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32
27 4 4 4 4 4 4 4 4 32
28 4 4 4 4 4 4 4 4 32
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 3 4 2 2 4 4 4 4 27
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 5 5 5 5 5 5 5 39
36 4 4 4 4 4 4 4 5 33
37 5 5 5 5 5 5 5 5 40
38 5 5 5 5 5 5 5 5 40
96
Jawaban Kuesioner Self-Efficacy (Lanjutan)
39 5 4 4 4 4 4 4 4 33
40 4 4 4 4 4 4 4 4 32
41 4 4 4 4 4 4 4 5 33
42 4 4 4 4 4 4 4 5 33
43 4 4 4 4 4 4 4 5 33
44 4 4 4 4 4 4 4 5 33
45 4 4 4 4 4 4 4 5 33
46 5 5 5 5 5 5 5 4 39
47 4 5 5 5 5 5 5 5 39
48 5 4 4 4 4 4 4 4 33
49 4 5 5 5 5 5 5 5 39
50 5 4 4 4 4 4 4 4 33
51 5 5 5 5 5 5 5 5 40
52 5 5 5 5 5 5 5 5 40
53 5 5 5 5 5 5 5 5 40
54 4 1 5 5 5 5 5 5 35
55 4 4 4 4 4 4 4 5 33
56 5 5 5 4 5 3 2 5 34
57 4 4 4 5 3 2 4 4 30
58 4 4 4 4 3 4 4 2 29
59 4 4 4 4 3 4 3 4 30
60 4 4 4 4 3 4 4 3 30
61 4 4 4 4 3 4 4 2 29
62 3 4 4 4 2 3 4 4 28
63 2 4 4 5 5 5 2 3 30
64 4 4 5 4 4 2 3 5 31
65 4 4 4 3 4 4 3 4 30
66 5 4 5 4 5 4 5 4 36
67 5 5 4 5 4 4 5 5 37
68 5 5 4 5 4 5 4 5 37
69 5 5 5 5 5 5 5 5 40
70 5 5 5 5 5 5 5 5 40
71 5 5 5 5 5 5 5 5 40
72 5 5 4 3 4 5 4 3 33
73 5 5 5 5 5 5 5 5 40
74 5 4 5 4 5 4 4 5 36
75 5 5 4 5 4 5 4 5 37
76 5 5 5 5 5 5 4 4 38
77 5 5 5 4 5 5 4 4 37
78 5 4 4 5 4 4 4 4 34
97
Jawaban Kuesioner Self-Efficacy (Lanjutan)
79 5 5 5 5 5 5 5 5 40
80 5 5 5 5 5 5 5 5 40
81 5 5 5 5 5 5 5 5 40
82 5 5 5 5 5 5 5 5 40
83 4 4 4 4 4 4 4 3 31
84 4 4 4 3 4 4 3 4 30
85 4 4 4 4 4 3 5 5 33
86 5 5 5 4 4 5 5 5 38
87 4 4 4 4 5 4 4 4 33
88 4 5 5 5 3 4 4 4 34
89 4 4 4 4 5 5 5 5 36
90 4 4 5 5 3 4 4 4 33
91 4 3 4 3 4 4 4 3 29
92 4 5 4 5 5 4 4 4 35
93 5 5 5 5 5 5 5 5 40
94 4 4 4 4 4 4 4 4 32
95 5 4 4 4 4 4 4 4 33
96 4 4 4 4 4 4 4 4 32
Jawaban Kuesioner Audit Judgement
n A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 A.7 A.8 T.A
1 5 5 5 5 5 1 1 5 32
2 5 5 4 4 4 3 5 4 34
3 4 5 4 4 4 3 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 4 5 4 3 5 1 5 3 30
6 4 4 4 4 4 1 2 4 27
7 4 4 3 5 3 3 4 4 30
8 4 4 3 4 4 2 2 4 27
9 4 4 3 3 2 4 4 4 28
10 4 4 4 4 4 4 4 4 32
11 4 5 4 4 4 2 2 3 28
12 4 5 5 4 4 2 3 4 31
13 3 4 4 4 4 2 2 4 27
14 5 5 4 5 5 2 2 4 32
15 5 5 5 5 5 1 1 5 32
16 4 4 4 4 4 4 4 4 32
17 4 4 4 5 5 4 5 4 35
18 4 3 3 3 3 3 4 3 26
98
Jawaban Kuesioner Audit Judgement (Lanjutan)
19 3 3 3 3 3 3 3 3 24
20 4 4 4 4 2 4 4 4 30
21 5 5 5 5 5 4 4 4 37
22 4 4 4 4 4 4 4 5 33
23 5 5 5 5 5 5 5 4 39
24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
25 5 5 5 5 5 5 5 4 39
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32
27 4 4 4 4 4 5 4 4 33
28 4 4 4 4 4 4 4 4 32
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 4 4 4 4 3 4 4 4 31
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 5 33
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 5 5 5 5 5 5 5 40
36 5 5 5 5 5 4 4 4 37
37 5 5 5 5 5 5 5 4 39
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 4 4 4 4 4 4 4 5 33
40 4 4 4 4 4 4 4 5 33
41 5 5 5 5 5 4 4 4 37
42 4 4 4 4 4 5 5 5 35
43 5 4 4 4 4 4 4 4 33
44 5 5 5 5 5 4 4 4 37
45 5 5 5 5 5 4 4 5 38
46 4 5 5 5 5 5 5 5 39
47 5 5 5 5 5 4 4 4 37
48 4 5 5 5 5 5 5 5 39
49 4 4 4 4 4 5 5 5 35
50 5 5 5 5 5 4 4 4 37
51 4 5 5 5 5 5 5 5 39
52 5 5 5 5 5 5 5 5 40
53 5 5 5 5 5 4 4 4 37
54 4 4 4 4 4 4 4 4 32
55 5 4 4 4 4 4 4 5 34
56 5 5 4 5 4 3 4 4 34
57 4 5 5 3 5 4 4 5 35
58 4 4 4 3 4 4 5 4 32
99
Jawaban Kuesioner Audit Judgement (Lanjutan)
59 4 4 4 4 3 4 4 4 31
60 4 4 3 4 2 4 4 4 29
61 4 4 4 3 4 4 4 3 30
62 4 3 4 4 4 4 4 4 31
63 4 4 4 3 5 4 4 5 33
64 4 5 3 4 4 4 4 2 30
65 4 3 4 4 4 4 4 4 31
66 4 5 4 5 4 4 4 5 35
67 4 4 5 5 5 4 4 5 36
68 4 5 4 5 4 4 4 5 35
69 5 5 5 5 5 1 1 5 32
70 5 5 5 5 5 5 5 5 40
71 5 5 5 5 5 5 5 5 40
72 5 4 3 4 5 5 3 4 33
73 5 5 5 5 5 5 5 5 40
74 4 5 4 5 4 5 4 5 36
75 5 4 5 4 5 4 5 4 36
76 5 5 5 5 5 5 5 5 40
77 5 5 5 5 4 5 5 5 39
78 5 5 5 5 4 5 5 4 38
79 5 5 5 5 5 5 5 5 40
80 5 5 5 5 5 5 5 5 40
81 5 5 5 5 5 5 5 5 40
82 5 5 5 5 5 5 5 5 40
83 3 5 3 4 3 3 5 5 31
84 4 4 4 4 3 4 4 4 31
85 5 5 3 4 3 3 4 4 31
86 5 5 4 5 4 2 4 4 33
87 5 5 4 5 4 4 4 4 35
88 4 5 3 4 4 4 4 5 33
89 4 4 4 5 4 4 4 5 34
90 4 4 4 4 4 4 4 5 33
91 3 4 4 4 4 4 4 4 31
92 4 4 4 3 2 4 4 4 29
93 5 5 5 5 5 5 5 5 40
94 4 4 4 5 4 5 5 4 35
95 4 5 4 5 4 4 4 4 34
96 4 4 4 4 4 4 4 4 32
100
LAMPIRAN 3
HASIL OUTPUT SPSS
101
Karakteristik Profil Responden
1. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
LAKI-LAKI 54 56.3 56.3 56.3
PEREMPUAN 42 43.8 43.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
2. Hasil Uji Deskrisi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1.0 1.0 1.0
< 25 43 44.8 44.8 45.8
26-35 48 50.0 50.0 95.8
36-45 4 4.2 4.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
3. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
D3 5 5.2 5.2 5.2
S1 88 91.7 91.7 96.9
S2 3 3.1 3.1 100.0
Total 96 100.0 100.0
4. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
< 1 37 38.5 38.5 38.5
> 5 6 6.3 6.3 44.8
1-3 39 40.6 40.6 85.4
3-5 14 14.6 14.6 100.0
Total 96 100.0 100.0
102
5. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
JUNIOR 55 57.3 57.3 57.3
MANAJER 4 4.2 4.2 61.5
SENIOR 33 34.4 34.4 95.8
SUPERVISOR 4 4.2 4.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Hasil Uji Statistik Deskriptif
n
Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TSK 96 36 50 44,89 4,611
TPA 96 30 45 39,21 4,403
TSE 96 25 40 34,41 4,085
TAJ 96 24 40 33,95 3,837
Valid N
(listwise) 96
103
Hasil Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas Skeptisme
104
2. Hasil Uji Validitas Pengalaman Auditor
105
3. Hasil Uji Validitas Self-Efficacy
4. Hasil Uji Validitas Audit Judgement
106
5. Hasil Uji Reliabilitas Skeptisme
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 96 100.0
Excludeda 0 .0
Total 96 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.915 .919 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SK_1 4.55 .500 96
SK_2 4.57 .557 96
SK_3 4.54 .521 96
SK_4 4.54 .560 96
SK_5 4.48 .696 96
SK_6 4.49 .580 96
SK_7 4.48 .580 96
SK_8 4.42 .721 96
SK_9 4.41 .689 96
SK_10 4.41 .674 96
107
6. Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 96 100.0
Excludeda 0 .0
Total 96 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.883 .886 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PA_1 4.21 .832 96
PA_2 4.32 .657 96
PA_3 4.49 .615 96
PA_4 4.25 .711 96
PA_5 4.42 .574 96
PA_6 4.31 .786 96
PA_7 4.36 .667 96
PA_8 4.41 .658 96
PA_9 4.44 .577 96
108
7. Hasil Uji Reliabilitas Self-Efficacy
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 96 100.0
Excludeda 0 .0
Total 96 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.906 .909 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SE_1 4.36 .634 96
SE_2 4.35 .562 96
SE_3 4.30 .618 96
SE_4 4.28 .676 96
SE_5 4.28 .676 96
SE_6 4.27 .688 96
SE_7 4.24 .677 96
SE_8 4.31 .715 96
109
8. Hasil Uji Reliabilitas Audit Judgement
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 96 100.0
Excludeda 0 .0
Total 96 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.803 .827 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
A_1 4.35 .562 96
A_2 4.47 .580 96
A_3 4.25 .649 96
A_4 4.36 .651 96
A_5 4.22 .771 96
A_6 3.91 1.037 96
A_7 4.07 .909 96
A_8 4.31 .621 96
110
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 96
Normal
Parametersa,b
Mean 33.9479167
Std. Deviation 2.92242138
Most Extreme
Differences
Absolute .090
Positive .074
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .877
Asymp. Sig. (2-tailed) .425
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) -
1.495 1.553
-
.963 .338
SKEPTISISME -.018 .053 -.054 -
.334 .739
PENGALAMAN
AUDITOR .033 .054 .097 .619 .537
SELF-EFFICACY .085 .055 .231 1.54
4 .126
a. Dependent Variable: RES2
111
3. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 5.320 2.653 2.005 .048
SKEPTISISME .122 .090 .147 1.365 .176 .392 2.548
PENGALAMAN
AUDITOR .259 .092 .297 2.813 .006 .408 2.450
SELF-EFFICACY .377 .095 .401 3.987 .000 .451 2.219
a. Dependent Variable: AUDIT JUDGEMENT
112
Hasil Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .762a .580 .566 2.527
a. Predictors: (Constant), SELF-EFFICACY,
PENGALAMAN AUDITOR, SKEPTISISME
b. Dependent Variable: AUDIT JUDGEMENT
2. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 811.352 3 270.451 42.360 .000b
Residual 587.388 92 6.385
Total 1398.740 95
a. Dependent Variable: AUDIT JUDGEMENT
b. Predictors: (Constant), SELF-EFFICACY, PENGALAMAN AUDITOR,
SKEPTISISME
3. Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.320 2.653 2.005 .048
SKEPTISISME .122 .090 .147 1.365 .176
PENGALAMAN
AUDITOR .259 .092 .297 2.813 .006
SELF-EFFICACY .377 .095 .401 3.987 .000
a. Dependent Variable: AUDIT JUDGEMENT
113
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN
RISET
114
115
116
117
118
119
120
121
122
top related