hubungan antara komitmen organisasi, kepuasan kerja dan niat berpindah auditor

Upload: downloadreferensi

Post on 14-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    1/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    1

    HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI,

    KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH

    AUDITOR

    Rahayu

    Universitas Jambi

    The purpose of this study is to prove empirically the relationship between

    organizational commitment and job satisfaction on organizational turnoverintentions of the auditors. Organizational commitment is divided into three

    components of affective organizational commitment, normative, and continuance.

    Sampling technique used is purposive and snowballing sampling. The primary

    data obtained are as many as 128 of the questionnaires filled out by auditors who

    worked on KAP, BPKP auditors, internal auditors and banks / companies.

    The study found that only affective organizational commitment negatively affect

    turnover intentions. While normative organizational commitment, continuance

    organizational commitment, and job satisfaction was found not affect auditor

    turnover intentions. The study also found that the interaction between affective

    organizational commitment and continuance organizational commitmentnegatively affect the desire to move.

    This research is expected to help the workforce to reduce turnover auditors who

    have the intention to move the organization, because of high turnover can be both

    loss of morale and financial.

    Keywords: affective commitment, normative commitment, continuance

    commitment, job satisfaction, and turnover in tentions

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    2/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    2

    1. PENDAHULUANTingkat keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan

    banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, komitmen

    organisasi, dan kepuasan kerja. Pada umumnya, karyawan yang bekerja sebagai

    auditor hanya mencari pengalaman sekitar 1 atau 2 tahun. Setelah itu mereka akan

    berhenti dari pekerjaan tersebut, karena biasanya pengalaman sebagai auditor

    publik ataupun auditor internal akan sangat membantu untuk memperoleh

    pekerjaan lain dengan penghasilan yang lebih besar.

    Profesi akuntan biasanya mengalami tingkat turnoveryang tinggi (Connor

    et al., dalam Law, 2005). Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk mengurangi

    tingkat perpindahan dengan mencari informasi mengenai faktor-faktor penyebab

    terjadinya perpindahan tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah

    komitmen organsasi dan kepuasan kerja. Hal inilah yang menjadi alasan utama

    ketertarikan penulis untuk membahas mengenai kepuasan kerja dan komitmen

    organisasi serta keterlibatannya dalam menghasilkan hubungan yang signifikan

    dengan organizational outcomes seperti tingkat perputaran kerja.

    Dalton dan Todor (1993) memberikan dukungan, bahwa dampak negatif

    niat berpindahadalah pada kualitas dan kemampuan untuk menggantikan individu

    yang meninggalkan atau keluar dari organisasi. Shore dan Martin (1989), serta

    Price dan Muller (1981) menemukan bahwa kepuasan kerja dan komitmen

    organisasi berhubungan dengan niat berpindah. Meyer et al., (1993)

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    3/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    3

    mengembangkan tiga model komponen komitmen organisasi yaitu: (1) Komitmen

    afektif yaitu keterkaitan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam

    organisasi; (2) Komitmen berkelanjutan adalah komitmen berdasarkan kerugian

    yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi.; dan (3)

    Komitmen normatif adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi

    karena memang harus begitu.

    Mathieu dan Zajac (1990) menemukan bahwa komitmen afektif memiliki

    hubungan negatif yang lebih signifikan terhadap niat berpindah daripada

    komitmen berkelanjutan. Ketchand dan Strawser (1998) menemukan bahwa

    komitmen afektif secara signifikan (secara negatif) berhubungan dengan niat

    berpindah, sementara komitmen berkelanjutan tidak berhubungan dengan niat

    berpindah. Sedangkan Kalbers dan Fogarty (1995) menemukan hubungan negatif

    antara komitmen berkelanjutan terhadap niat berpindah, tetapi tidak menemukan

    hubungan apapun antara komitmen afektif terhadap niat berpindah. Yang (2008)

    menemukan bahwa komitmen organisasi dan kepuasan kerja merupakan variabel

    yang paling menentukan tingkat perpindahan karyawan.

    Alasan lain perlunya penelitian ini adalah, banyaknya perubahan-perubahan

    yang terjadi di dunia kerja akuntansi, peraturan-peraturan baru, serta harapan dan

    aktivitas yang terjadi di dunia profesi itu sendiri, yang akan berkemungkinan

    besar mempengaruhi hubungan tersebut. Penelitian ini akan menjadi sesuatu yang

    menarik untuk diketahui apakah seorang auditor berada di organisasinya karena

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    4/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    4

    beberapa alasan yaitu, they want to (want to stay), they feel they have to (have to

    stay), they feel they should (ought to stay).

    2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS2.1. Organization Commitment(Komitmen Organisasi)

    Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai (1) sebuah kepercayaan

    pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi dan

    atau profesi, (2) sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-

    sungguh guna kepentingan organisasi dan atau profesi, (3) sebuah niat untuk

    memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi (Aranya et al., 1980).

    Lain halnya menurut Robbin (1996), komitmen organisasi adalah derajat sejauh

    mana seorang karyawan memihak suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

    dan berniat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

    Luthans (2005) menjelaskan adanya tiga model komponen komitmen

    organisasi yang telah dikembangkan oleh Meyer et al. (1993), yaitu: (1)

    Komitmen afektif yaitu keterkaitan emosional karyawan, identifikasi, dan

    keterlibatan dalam organisasi; (2) Komitmen berkelanjutan adalah komitmen

    berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari

    organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau

    benefit; dan (3) Komitmen normatif adalah perasaan wajib untuk tetap berada

    dalam organisasi karena memang harus begitu. Tindakan tersebut merupakan hal

    besar yang harus dilakukan.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    5/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    5

    2.2. Job Satisfaction(Kepuasan Kerja)Menurut Robbins (1996) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap

    pekerjaan seseorang; sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima

    pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja

    merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak

    pekerjaan mereka, atau suatu perasaan pegawai atau tidak senang yang relatif

    berbeda dari pemikiran obyektif dan niat perilaku (Davis dan Newstroom, 1985).

    Locke dalam Luthans (2005) memberikan definisi komprehensif dari

    kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif dan

    menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau

    emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja

    seseorang.

    2.3. Turnover Intention(Niat Berpindah)Banyak penelitian mengkonsepkan turnover merupakan perilaku yang

    sering dipilih oleh individu. Turnover atau niat berpindah merupakan niat

    karyawan untuk mencari pekerjaan lain dan meninggalkan pekerjaannya sekarang.

    Abelson (1987) menyatakan bahwa niat berpindah itu bisa saja masih ada

    hubungannya dengan organisasi dan belum diwujudkan untuk meninggalkan

    organisasi tersebut.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    6/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    6

    Niat berpindah diartikan sebagai suatu kesadaran dan kesengajaan untuk

    meninggalkan suatu organisasi, yang seringkali diukur dengan interval tertentu

    (misalnya dalam jangka waktu enam bulan kedepan). Niat berpindah ini

    merupakan pemikiran yang dimiliki oleh karyawan untuk berhenti bekerja dan

    cenderung untuk mencari alternatif pekerjaan yang lainnya (Mobley et al., 1979).

    2.4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Niat BerpindahHubungan antara komitmen organisasi afektif, normatif, dan berkelanjutan

    dapat dilihat dari hasil beberapa penelitian, OReailly dan Chatman (1986)

    menemukan adanya hubungan negatif antara affective commitment

    (internalization) dan affective commitment (identification) terhadap actual

    turnover. Meyer et al. (1993) melakukan penelitian mengenai komitmen

    organisasi dan hasilnya menunjukkan adanya hubungan negatif antara komitmen

    organisasi afektif dan komitmen organisasi normatif dengan niat untuk berpindah.

    Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Ketchand dan Strawser (1998) yang

    menggunakan Certified Public Accountants dan menemukan adanya hubungan

    negatif antara komitmen organisasi afektif dengan niat berpindah organisasi.

    Meyeret al.,(1993), menemukan bahwa komitmen afektif dan komitmen normatif

    berhubungan negatif dengan niat berpindah, sedangkan komitmen berkelanjutan

    tidak signifikan. Law (2005) juga menemukan bahwa komitmen afektif

    berpengaruh terhadap niat berpindah dan juga merupakan variabel yang paling

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    7/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    7

    menentukan kemungkinan timbulnya niat berpindah dibandingkan dengan 2

    variabel komitmen lainnya. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Yang

    (2008) dan Mohamed (2006). Mereka menyatakan bahwa tingkat komitmen

    organisasi afektif yang tinggi akan melemahkan niat karyawan untuk

    meninggalkan perusahaan.

    Hubungan antara komitmen organisasi afektif dan niat berpindah organisasi

    dihipotesiskan sebagai berikut:

    H1a : Komitmen organisasi afektif berpengaruh negatif terhadap niat

    berpindah organisasi.

    Penelitian lainnya, masing-masing dilakukan oleh Hackett et al. (1994) dan

    Iverson dan Buttigieg (1999) menemukan adanya hubungan negatif antara

    komitmen organisasi afektif, normatif, dan berkelanjutan terhadap niat berpindah

    organisasi. Clugston (2000), menemukan bahwa komitmen afektif dan komitmen

    berkelanjutan mempengaruhi niat berpindah secara negatif, sedangkan komitmen

    normatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan mempengaruhi niat berpindah.

    Meyer et al. (1990) menyatakan bahwa, seorang karyawan yang memiliki

    komitmen organisasi normatif, akan merasa bahwa perusahaan telah memberikan

    banyak kebaikan kepadanya, dan kebaikan itu harus dibalas dengan kesetiaannya

    pada organisasi dan tetap berada dalam organisasi tersebut. Sehingga komitmen

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    8/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    8

    organisasi normatif akan berhubungan secara negatif dengan niat seorang

    karyawan meninggalkan organisasinya.

    Hubungan antara komitmen organisasi normatif dan niat berpindah

    organisasi dihipotesiskan sebagai berikut:

    H1b : Komitmen organisasi normatif berpengaruh negatif terhadap niat

    berpindah organisasi.

    Kalbers dan Fogarty (1995) menggunakan auditor internal sebagai sampel

    dan menemukan adanya hubungan negatif antara komitmen organisasi

    berkelanjutan dengan niat berpindah auditor. Berdasarkan pada penelitian-

    penelitian sebelumnya, terlihat bahwa komitmen berkelanjutan akan berhubungan

    secara negatif dengan niat berpindah organisasi. Ketika seorang karyawan

    berkomitmen kepada organsasinya dalam bentuk komitmen organisasi

    berkelanjutan, maka dia tetap akan bertahan pada organisasinya karena merasa

    akan mengalami kerugian-kerugian finansial maupun kerugian-kerugian lainnya

    yang mungkin timbul akibat pengunduran dirinya dari organisasi. Hal ini akan

    mengurangi keingian untuk meninggalkan organisasi tersebut. Meyer dan Allen

    (1984) menyatakan bahwa komitmen berkelanjutan dapat dipengaruhi oleh

    apapun yang akan menyebabkan seorang karyawan merasa sangat sulit untuk

    meninggalkan organisasi. Kemungkinan kehilangan keuntungan, ataupun

    hubungan kerja yang telah dibangun merupakan salah satu faktor penyebabnya.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    9/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    9

    Hubungan antara komitmen organisasi berkelanjutan dan niat berpindah

    organisasi dihipotesiskan sebagai berikut:

    H1c : Komitmen organisasi berkelanjutan berpengaruh negatif terhadap niat

    berpindah organisasi.

    2.5. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Niat BerpindahKepuasan kerja karyawan yang tinggi mengakibatkan pergantian karyawan

    (turnover) yang rendah. Penelitian mengungkapkan hubungan negatif antara

    kepuasan dan pergantian karyawan. Kepuasan kerja yang tinggi tidak akan

    membuat pergantian karyawan menjadi rendah, tetapi hal tersebut mungkin

    membantu. Sebaliknya, jika terdapat ketidakpuasan kerja, maka pergantian

    karyawan makin tinggi (Luthans, 2005). Menurut Mitchell (1982), hubungan

    antara kepuasan kerja dengan niat berpindah adalah negatif. Semakin puas

    seseorang, maka tingkat turnover-nya semakin rendah. Menurut Clugston (2000),

    kepuasan kerja lebih kuat mempengaruhi niat berpindah daripada komitmen

    organisasional.

    Hubungan antara kepuasan kerja organisasi dan niat berpindah organisasi

    dihipotesiskan sebagai berikut:

    H2 : Kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap niat berpindah

    organisasi.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    10/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    10

    2.6. Pengaruh Interaksi antara Komitmen Organisasi Afektif danKomitmen Organisasi Berkelanjutan terhadap Niat Berpindah

    Penelitian yang terbaru dilakukan oleh Stallworth (2003) menemukan

    bahwa komitmen afektif merupakan komponen komitmen organisasi yang paling

    menentukan (dibandingkan komitmen normatif dan berkelanjutan) dalam

    hubungannya dengan niat berpindah.

    Penelitian yang dilakukan oleh Somers (1995) juga menemukan bahwa

    hanya komitmen afektif yang secara konsisten merupakan alat prediksi turnover.

    Selain itu, Somers yang menggunakan perawat sebagai sampelnya, juga

    menemukan bahwa komitmen afektif akan berinteraksi dengan komitmen

    berkelanjutan dalam menentukan tingkat niat berpindah karyawan. Seperti yang

    dijelaskan oleh (Meyer et al., 1990), tingkat komitmen organisasi berkelanjutan

    yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat emosional karyawan terhadap

    organisasinya. Oleh karena itu, beberapa dari komitmen organisasi afektif

    didasarkan pada rasionalisasi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Law (2005) terhadap 128 auditor yang

    bekerja sebagai akuntan publik dari 3 (tiga) perusahaan yang berbeda menemukan

    bahwa komitmen afektif merupakan komponen yang paling penting untuk

    memprediksi timbulnya niat berpindah. Penelitian tersebut juga menemukan

    secara signifikan adanya interaksi antara komitmen afektif dan komitmen

    berkelanjutan terhadap niat berpindah. Interaksi antara komitmen afektif dan

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    11/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    11

    komitmen berkelanjutan terhadap niat berpindah organisasi dihipotesiskan sebagai

    berikut:

    H3 : Interaksi antara komitmen afektif dan komitmen berkelanjutan

    berpengaruh secara negatif terhadap niat berpindah.

    2.7. Model Penelitian

    3. METODA PENELITIAN3.1. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

    Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive samping. Sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang memiliki pengalaman bekerja

    sebagai auditor BPKP, auditor KAP, dan auditor internal perbankan/perusahaan

    selama minimal 2 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk sampel

    H1a

    H3H1b

    H1c

    H2

    Komitmen Organisasi Afektif

    Komitmen Organisasi

    Normatif

    Komitmen Organisasi

    Berkelanjutan

    Kepuasan Kerja

    Niat Berpindah

    Organisasi

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    12/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    12

    auditor KAP dan sebagian dari auditor internal adalah pengiriman kuesioner

    melalui Elektronik-Mail (Email). Kuesioner diberikan dengan menggunakan

    tekniksnowballing sampling. Sedangkan untuk auditor BPKP dan sebagian dari

    auditor internal perbankan/perusahaan, peneliti melakukan penyebaran kuesioner

    secara langsung kepada responden.

    Berikut adalah gambaran jumlah data yang dapat digunakan di dalam

    penelitian ini:

    Tabel 3.1. Sampel dan Tingkat Pengembalian

    Keterangan BPKP Internal KAP Total

    Total kuesioner yang disebarkan 50 50 100 150

    Total kuesioner yang kembali dan diisi 35 33 64 130

    Tingkat pengembalian/respon rate (%) 70% 66% 64% 86,7%

    Kuesioner yang tidak digunakan - 2 - 2

    Total kuesioner yang dapat diolah 35 31 64 128

    3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel1. Komitmen organisasi

    Komitmen organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 1) Sebuah

    kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari

    organisasi, 2) Sebuah niat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi,

    3) Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna

    kepentingan organisasi (Aranya et al., 1980). Komitmen organisasi dibagi

    menjadi 3 sub-dimensi yaitu: komitmen organisasi afektif (X1); komitmen

    organisasi normatif (X2); dan komitmen organisasi berkelanjutan (X

    3).

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    13/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    13

    Komitmen organisasi ini diukur dengan menggunakan instrumen yang telah

    dikembangkan, yaitu kuesioner sebanyak 18 pertanyaan masing-masing

    adalah 6 pertanyaan untuk komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan

    komitmen normatif (Meyer et al., 1993), dengan skala dari 1 (sangat tidak

    setuju) sampai 5 (sangat setuju).

    2. Kepuasan kerja (X4)

    Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sikap

    seorang individu terhadap pekerjaannya (Robbin, 1996). Kepuasan kerja

    diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Andrew

    dan Withey (1976) sebanyak 5 pertanyaan, dengan skala dari 1 (sangat

    tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).

    3. Niat Berpindah (Y)Niat berpindah merupakan perasaan/niat karyawan untuk berhenti bekerja

    dan cenderung untuk mencari alternatif pekerjaan yang lainnya (Mobley et

    al., 1979). Dalam penelitian ini, niat berpindah di ukur dengan

    menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kalbers dan Fogarty

    (1995) sebanyak 4 pertanyaan, dengan skala dari 1 (sangat tidak setuju)

    sampai 5 (sangat setuju).

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    14/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    14

    3.3. Metoda Analisis dan Pengujian HipotesiaUji Validitas Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian diuji validitasnya dengan menggunakan analisis faktor,

    yaitu dengan menghitung factor loading dari masing-masing variabel. Suatu

    variabel dikatakan valid jika memilikifactor loadingdiatas 0,5 (Hairet al., 1998).

    Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel

    independen yang digunakan dalam penelitian:

    Tabel 3.2.

    Hasil Uji Validitas Variabel Independen

    No. Variabel Factor Loading Jumlah

    Pertanyaan

    Keterangan

    1 Komitmen organisasi afektif (X1) 0,6040,887 6 Valid

    2 Komitmen organisasi normatif (X

    2

    ) 0,7380,960 6 Valid

    3 Komitmen organisasi berkelanjutan (X3) 0,5930,822 6 Valid

    4 Kepuasan kerja (X4) 0,6360,741 5 Valid

    5 Niat berpindah organisasi (Y) -0,8120,873 4 Valid, kecuali

    item ketiga

    Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

    Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu

    pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran lebih dari satu kali

    terhadap gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung

    koefisien Cronbach Alpha dimana total item-item pertanyaan yang diuji tidak

    termasuk dalam kategori item pertanyaan yang didrop/dikeluarkan berdasarkan

    hasil pengujian validitas sebelumnya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika

    memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Nunnally, 1978).

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    15/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    15

    Tabel 3.4 menyajikan hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing

    variabel independen yang digunakan dalam penelitian:

    Tabel 3.3

    Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Independen

    No. Variabel Cronbachs

    Alpha

    Jumlah

    Pertanyaan

    Keterangan

    1 Komitmen organisasi afektif(X1) 0.785 6 Reliabel

    2 Komitmen organisasi normatif(X2) 0.662 6 Reliabel

    3 Komitmen organisasi berkelanjutan (X3) 0.610 6 Reliabel

    4 Kepuasan kerja (X4) 0.745 5 Reliabel

    5 Niat berpindah (Y) 0,810 3 Reliable

    3.4. Pengujian HipotesisModel Analisis Data

    Metoda yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi

    berganda (multiple regression analysis). Hasil pengujian ini dapat dilihat dari

    beberapa nilai, yaitu:

    1. Uji F (Goodness of Fit) merupakan uji model secara keseluruhan.2. Uji-t (Uji Hipotesis) untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

    variabel penjelas/independen menerangkan variasi variabel dependen.

    3. Koefisien determinasi (R2

    )

    Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

    Model analisis data untuk pengujian hipotesis 1 dan 2 adalah sebagai berikut:

    Y = a + b1

    X1

    + b2

    X2+ b

    3X

    3+ b

    4X

    4+ e

    Model analisis data untuk pengujian hipotesis 3 adalah sebagai berikut:

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    16/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    16

    Y = a + b1

    X1

    + b3

    X3+ b

    5X

    1X

    3+ e

    Dimana:

    Y = Niat berpindah organisasi

    a = Konstantab = Koefisien regresiX

    1= Komitmen organisasi afektif

    X2

    = Komitmen organisasi normatif

    X3

    = Komitmen organisasi berkelanjutan

    X4

    = Kepuasan kerja

    e = Error

    4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Responden

    Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah sebanyak 128 responden.

    Tabel 4.1. Profil Responden

    KARAKTERISTIK TOTAL PERSENTASEUMUR

    1. 2029 tahun2. 3039 tahun3. 4049 tahun4. > 49 tahun

    75

    27

    20

    6

    58,6 %

    21,1 %

    15,6 %

    4,7 %

    128 100 %

    JENIS KELAMIN

    1. Laki-laki2. Perempuan 6662 51,6 %48,4 %

    128 100 %

    PENDIDIKAN TERAKHIR1. S12. S2 11612 90,6 %9,4 %

    128 100 %

    PEKERJAAN

    1. Auditor BPKP2. Auditor Internal Perusahaan3. Auditor KAP

    33

    31

    64

    25,8 %

    24,2 %

    50,0 %

    128 100 %

    LAMA BEKERJA

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    17/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    17

    1. 210 tahun2. 11 - 20 tahun3. >20 tahun

    95

    17

    16

    74,2 %

    13,3 %

    12,5%

    128 100 %

    4.2. Deskripsi Variabel PenelitianAnalisis dilakukan terhadap 128 jawaban reponden yang telah memiliki

    kriteria untuk diolah lebih lanjut. Hasil pengolahan data mengenai deskripsi

    variabel penelitian secara keseluruhan disajikan dalam tabel 4.2.

    Tabel 4.2.

    Statistik Deskriptif Variabel

    n = 128

    Variabel Minimum Maximum MeanStd.

    Deviation

    Afektif 12 30 21,40 3,721

    Normatif 7 25 17,89 3,572

    Berkelanjutan 11 30 19,14 3,216

    Kepuasan Kerja 11 24 18,09 2,725

    Niat berpindah 6 17 11,37 2,177

    4.3. Hasil Pengujian dan Pembahasan HipotesisPengujian Hipotesis 1 dan 2

    Dalam persamaan ini, ada dua hipotesis yang diuji yaitu pertama untuk

    melihat apakah tiga komponen komitmen organisasi memiliki pengaruh negatif

    terhadap niat berpindah organisasi. Kedua yaitu untuk melihat apakah kepuasan

    kerja memiliki pengaruh negatif terhadap niat berpindah organisasi. Dari uji

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    18/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    18

    ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 17,337 dengan probabilitas

    0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

    digunakan untuk memprediksi variabel niat berpindah.

    Tabel 4.3

    Hasil Uji- t

    Variabel

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients T Sig.

    B Std. Error Beta

    Konstanta 17.337 1.544 11.230 .000

    Afektif -.431 .090 -.591 -4.778 .000

    Normatif .039 .069 .051 .564 .574

    Berkelanjutan -.021 .097 -.025 -.221 .825

    Kepuasan kerja -.018 .099 -.018 -.180 .857

    Pengujian Hipotesis 1a

    Hipotesis 1a ingin menguji apakah komitmen organisasi afektif berpengaruh

    secara negatif terhadap niat berpindah organisasi. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

    nilai koefisien variabel komitmen organisasi afektif (X1) adalah sebesar -0,431

    dengan signifikan 0,000. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel independen

    terhadap dependen memiliki arah negatif yang signifikan, dan dapat disimpulkan

    bahwa komitmen organsasi afektif berpengaruh terhadap niat berpindah auditor.

    Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik hipotesis nol ditolak, sehingga

    membuktikan bahwa sampel dan disain penelitian yang dipilih dapat mendukung

    hipotesis yang diprediksikan oleh peneliti.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    19/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    19

    Hasil temuan ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang telah

    dilakukan, yaitu: OReailly dan Chatman (1986), Meyer et al. (1993), Allen dan

    Meyer (1996), Ketchand dan Strawser (1998), dan Law (2005). Penelitian tersebut

    menyatakan bahwa komitmen afektif berpengaruh negatif terhadap niat berpindah

    organisasi.

    Pengujian Hipotesis 1b

    Hipotesis 1b ingin menguji apakah komitmen organisasi normatif

    berpengaruh secara negatif terhadap niat berpindah organisasi. Tabel 4.3

    menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel komitmen organisasi normatif (X2)

    adalah sebesar 0,039 dengan signifikan 0,574. Hal ini berarti bahwa komitmen

    organsasi normatif tidak berpengaruh terhadap niat berpindah auditor. Hasil ini

    menunjukkan bahwa secara statistik hipotesis nol gagal ditolak, sehingga dapat

    diartikan bahwa sampel dan disain penelitian yang dipilih tidak dapat mendukung

    hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

    Hasil penelitian ini bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya,

    yaitu Hackett et al. (1994), Iverson dan Buttigieg (1999), dan Meyeret al. (1990),

    yang menyatakan bahwa setiap karyawan yang memiliki rasa terima kasih yang

    kuat kepada perusahaan/instansinya, akan memberikan kesetiaan yang besar dan

    tidak akan meninggalkan perusahaan/instansi tersebut. Mereka akan merasa

    bahwa organisasi telah memberikan banyak kebaikan yang harus dibayar dengan

    kehadiran dan kinerja kerja mereka pada perusahaan.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    20/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    20

    Hasil Pengujian Hipotesis 1c

    Hipotesis 1c ingin menguji apakah komitmen organisasi berkelanjutan

    berpengaruh secara negatif terhadap niat berpindah organisasi. Tabel 4.3

    menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel komitmen organisasi berkelanjutan

    (X3) adalah sebesar -0,021 dengan signifikan 0,825. Hal ini berarti komitmen

    organsasi berkelanjutan tidak berpengaruh terhadap niat berpindah auditor. Hasil

    ini menunjukkan bahwa secara statistik hipotesis nol gagal ditolak, sehingga

    dapat diartikan bahwa sampel dan disain penelitian yang dipilih tidak dapat

    mendukung hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

    Iverson dan Buttigieg (1999), Kalbers dan Fogarty (1995) menyatakan

    bahwa, karyawan yang memiliki komitmen berkelanjutan akan berpindah dari

    organisasinya dengan menggunakan perhitungan untung rugi. Hasil ini lebih

    memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ketchand dan Strawser (1998), yang

    tidak dapat menemukan adanya pengaruh komitmen organisasi berkelanjutan

    terhadap niat berpindah organisasi.

    Temuan dari pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa hanya komitmen

    organisasi afektif yang memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap niat

    berpindah organisasi. Komitmen organisasi normatif dan berkelanjutan tidak

    berpengaruh terhadap niat berpindah organisasi. Berdasarkan hasil ini, dapat

    disimpulkan bahwa hanya komitmen organisasi afektif merupakan variabel yang

    paling signifikan memprediksi terjadinya niat berpindah karyawan. Penelitian ini

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    21/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    21

    mendukung penelitian Stallworth (2003) bahwa komitmen afektif merupakan

    komponen komitmen organisasi yang paling menentukan (dibandingkan

    komitmen normatif dan berkelanjutan) dalam hubungannya dengan niat

    berpindah.

    Hasil Pengujian Hipotesis 2

    Hipotesis 2 ingin menguji apakah kepuasan kerja berpengaruh secara negatif

    terhadap niat berpindah organisasi. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai koefisien

    variabel kepuasan kerja (X4) adalah sebesar -0,018 dengan signifikan 0,857. Hasil

    ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap niat berpindah

    auditor, dan secara statistik dapat dinyatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak,

    sehingga dapat diartikan bahwa sampel dan disain penelitian yang dipilih tidak

    dapat mendukung hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

    Luthans (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi ketidakpuasan kerja,

    maka pergantian karyawan akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya, semakin

    rendah ketidakpuasan kerja, maka pergantian karyawan semakin rendah.

    Hubungan negatif ini juga telah ditemukan melalui penelitian-penelitian yang

    telah dilakukan oleh Trevor (2001), Dickte et al. (dalam Trevor 2001), Judge dan

    Welbourne (1994).

    Meskipun demikian, Luthans (2005) juga berpendapat bahwa adanya

    kemungkinan pengaruh lain yang menyebabkan seorang karyawan tetap pindah

    walaupun merasa puas, atau tetap bertahan walaupun merasa tidak puas. Beberapa

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    22/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    22

    orang tidak dapat melihat dirinya bekerja di tempat lain, sehingga mereka tetap

    berusaha bertahan dengan pekerjaan yang ada sekarang ini walaupun merasa tidak

    puas. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor ekonomi secara umum. Ketika keadaan

    ekonomi dalam keadaan yang stabil dan terdapat sedikit pengangguran, pergantian

    karyawan akan meningkat karena orang akan berusaha untuk mencari kesempatan

    yang lebih baik di tempat lain. Sekalipun seseorang sudah merasa puas dengan

    pekerjaannya sekarang, tetap banyak yang ingin keluar jika ada kesempatan lain.

    Selain faktor ekonomi secara umum, peneliti melihat adanya kemungkinan

    faktor umur yang mempengaruhi pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen. Umur respon yang digunakan dalam penelitian ini paling banyak

    berkisar antara 20-29 tahun, dengan porsi 50%. Umur yang masih sangat muda ini

    membuat para auditor masih ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik dan

    lebih menjanjikan, meskipun merasa merasa telah puas dengan kondisi kerja yang

    ada pada saat ini. Hasil koefisien determinasi (R2) model pengujian yang diajukan

    adalah sebesar 0,364 atau 36,4%. Hal ini berarti bahwa variasi niat berpindah

    dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel komitmen organisasi afektif, normatif,

    berkelanjutan, dan kepuasan kerja. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 63,6%

    dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang berada di luar model.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    23/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    23

    Pengujian Hipotesis 3

    Dalam persamaan ini, ada satu hipotesis yang diuji yaitu untuk melihat

    apakah interaksi antara komitmen organisasi afektif dan berkelanjutan memiliki

    pengaruh negatif terhadap niat berpindah organisasi. Dari uji ANOVA atau F test

    didapat nilai F hitung sebesar 28,020 dengan probabilitas 0,000. Karena

    probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk

    memprediksi variabel niat berpindah atau dapat dikatakan bahwa interaksi antara

    komitmen organsasi afektif dan berkelanjutan berpengaruh terhadap variabel

    keingian berpindah.

    Tabel 4.4

    Hasil Uji- t

    Variabel

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients T Sig.

    B Std. Error Beta

    Konstanta 1.996 5.386 .371 .712

    Afektif .239 .243 .328 .987 .326

    Berkelanjutan .869 .303 1.030 2.868 .005

    Interaksi -.038 .013 -1.799 -2.938 .004

    Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian statistik untuk untuk hipotesis 3.

    Hipotesis tersebut ingin menguji apakah interaksi antara komitmen organisasi

    afektif dan berkelanjutan berpengaruh secara negatif terhadap niat berpindah

    organisasi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel interaksi

    (X4) adalah sebesar -0,038 dengan signifikan 0,004. Hasil ini menemukan bahwa

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    24/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    24

    interaksi antara komitmen organisasi afektif dan berkelanjutan berpengaruh secara

    negatif terhadap niat berpindah dengan nilai yang signifikan. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa komitmen organisasi afektif dan berkelanjutan berpengaruh

    terhadap niat berpindah organisasi auditor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

    secara statistikhipotesis nol ditolak, sehingga membuktikan bahwa sampel dan

    disain penelitian yang dipilih dapat mendukung hipotesis yang diprediksikan oleh

    peneliti.

    Penelitian yang mendukung hasil pengujian ini adalah penelitian yang

    dilakukan oleh Somers (1995) dengan perawat sebagai sampelnya. Hasil yang

    sama ditemukan oleh Law (2005) dengan menggunakan 128 auditor yang bekerja

    sebagai akuntan publik dari 3 (tiga) perusahaan. Mereka menemukan bahwa

    secara signifikan, interaksi antara komitmen afektif dan komitmen berkelanjutan

    berpengaruh negatif terhadap niat berpindah. Koefisien determinasi (R2) model

    pengujian yang diajukan adalah sebesar 0,404 atau 40,4%. Hal ini berarti bahwa

    variasi niat berpindah dapat dijelaskan oleh variasi interaksi antara variabel

    komitmen organisasi afektif dan berkelanjutan. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar

    59,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang berada di luar model.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    25/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    25

    5. PENUTUP5.1. Simpulan

    Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data penelitian yang telah

    dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Komitmen organisasi afektif berpengaruh negatif terhadap niat berpindahauditor. Hasil tersebut dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai

    koefisien regresi adalah sebesar -0,431 dengan signifikan 0,000. Hasil ini

    menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak, sehingga hipotesis yang

    diprediksikan dalam penelitian ini dapat didukung.

    2. Komitmen organisasi normatif tidak berpengaruh negatif terhadap niatberpindah auditor. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien variabel

    komitmen organisasi normatif (X2) yaitu sebesar 0,039 dengan signifikan

    0,574. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak, sehingga

    hipotesis yang diprediksikan oleh peneliti tidak dapat didukung.

    3. Komitmen berkelanjutan tidak berpengaruh terhadap niat berpindah auditor.Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien variabel komitmen organisasi

    berkelanjutan (X3) adalah sebesar -0,021 dengan signifikan 0,825. Hasil ini

    menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak, sehingga hipotesis yang

    diprediksikan oleh peneliti tidak dapat didukung.

    4. Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap terhadap niat berpindah auditor.Hasil pengujian ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel kepuasan kerja

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    26/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    26

    (X4) adalah sebesar -0,018 dengan signifikan 0,857. Hasil ini menunjukkan

    bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap niat berpindah auditor,

    dan tidak dapat membuktikan hipotesis yang diajukan peneliti, sehingga

    hipotesis nol gagal ditolak.

    5. Interaksi antara komitmen organisasi afektif dan berkelanjutan berpengaruhsecara negatif terhadap niat berpindah auditor. Hasil pengujian hipotesis ini

    dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yaitu -0,038 dengan signifikan

    0,004. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis nol ditolak, sehingga

    hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima.

    5.2. Implikasi PenelitianDengan penelitian ini, diharapkan akan memberikan kontribusi yang berarti

    untuk semua pihak, diantaranya:

    1. Dapat memperluas hasil penelitian-penelitian.2. Untuk mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya.3. Dapat memberikan masukan dan pengembangan terhadap literatur-literatur

    maupun penelitian-penelitian yang berhubungan dengan auditor khususnya

    akuntansi perilaku yang ada di Indonesia.

    4. Memberikan masukan pada semua pimpinan tempat auditor bekerja, baik diKantor Akuntan Publik, pemerintahan, ataupun di lingkungan perusahaan,

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    27/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    27

    terkait dengan tingkat perputaran karyawan di lingkungan kerjanya yang

    dapat berdampak pada kerugian finansial bagi organisasi.

    5.3. Keterbatasan Penelitian1. Model yang digunakan masih relatif sederhana, belum melibatkan efek

    moderasi atau mediasi yang mempengaruhi hubungan antar variabel.

    2. Jumlah penyebaran kuesioner yang mempunyai keterbatasan waktu danbiaya penelitian.

    3. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yangmemungkinkan responden yang diteliti belum mewakili elemen populasi.

    4. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metoda survey yangmengandung kelemahan yaitu kemungkinan tidak tercerminnya keadaan

    yang sesungguhnya.

    5.4. Saran1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengembangkan model

    penelitian karena variabel dependen hanya dapat dijelaskan oleh variabel

    independen sebesar 36% dan 40%. Misalnya dengan meneliti efek moderasi

    atau mediasi yang mempengaruhi hubungan antar variabel, seperti variabel

    faktor ekonomi yang dilihat dari tingkat pengangguran yang ada di

    Indonesia.

    2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih besardengan kriteria atau jangkauan wilayah penelitian yang lebih luas lagi dan

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    28/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    28

    mencakup semua elemen populasi sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih

    representatif dan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abelson, M. A. 1987. Examination of Avoidable and Unavoidable Turnover.Journalof Applied Psychology. 72: 282-286.

    Andrews, F. M., dan S. B. Withey. 1976. Social Indicators of Well-Being: AmericansPerception of Life Quality. New York, NY: Plenum Press.

    Aranya, N., J. Pollock, dan J. Amernic. 1980. An Examination of ProfesionalCommitment in Public Accounting. Accounting, Organization and Society 6 :PP. 271 - 280.

    Clugston, M. 2000. The Mediating Effects of Multidimensional Commitment on JobSatisfaction and Intent to Leave. Journal of Organizational Behavior. 2000.Vol. 21 Issue 4, p. 477, 10p.

    Dalton, D.R. dan W.D. Todor, 1993. Turnover Transfer, Absteeism: AnInterdependent Perspektive.Journal of Management. 19 (2) 193-219.

    Davis, K dan J. W. Newstroom. 1985. Human Behavior at Work : OrganizationalBehavior.Seven Edition Mc.Grow-Hill, Inc.

    Hair, J. F., R. E. Anderson, R. L. Tatham dan W. C. Black. 1998. Multivariate DataAnalysis. Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.

    Hackett, R. D., P. Byco, dan P. A. Hausdorf. 1994. Further Assessments of Meyerand Allens (1991) Three-Component Model of Organizational Commitment.

    Journal of Applied Psychology 79 (Februari): 15-23.

    Iverson, R. D. dan D. M. Buttigieg. 1999. Affective, Normative, and ContinuanceCommitment, Can the Right Kid of Commitment be Managed? Journal of

    Management Studies 36 (Mei): 307-333.Law, DW. 2005. Interactive Organizational Commitment and Hardiness in Public

    Accountants Turnover.Managerial Auditing Journal. Vol. 20, no. 4, pp. 383-393.

    Luthans, F. 2005.Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh. Penerbit Andi. Yogyakarta.

    Kalbers, L.P dan T.J. Fogarty. 1995. Professionalism and Its Consequences: A Studyof Internal Auditors. Auditing: A Journal of Practice & Theory 14 (Spring)64-68.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    29/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    29

    Ketchand, A.A. dan J.R. Strawser. 1998. The Existence of Multiple Measures ofOrganizational Commitment and Experience-Related Differences in a Public

    Accounting Setting.Behavioral Research in Accounting10: 109-137.

    Mathieu, J. E. dan D. M. Zajac. 1990. A Review and Meta-Analysis of theAntecedents, Correlates, and Concequances of Organizational Commitment.

    Psychological Bulletin. Vol. 10, No. 3, pp. 21-38.

    Meyer, J. P. dan N. J. Allen. 1984. Testing the Side-Best Theory of OrganizationalCommitment: Some Methodological Considerations. Journal of Applied

    Psychology, 69, 372-378.

    Meyer, J. P., N. J. Allen dan I. R. Gellatly. 1990. Affective dan ContinuanceCommitment in the Organization: Evaluation of Measures and Analysis of

    Concurrent and Time-Lagged Relations. Journal of Applied Psychology 75(December). 710-720.

    Meyer, J. P., N. J. Allen, dan C. A. Smith. 1993. Commitment to Organizations andOccupations Extension and Test of a Three-Component Conceptualization.

    Journal of Applied Psychology 78 (August): 538-551.

    Mitchell, T. R. 1982. Motivation: New Directions for Theory, Research, and Practice.Academy of Management Review. Vol. 7, No. 1, pp. 80-88.

    Mohamed, F., Taylor G. S., dan Hassan, A. 2006. Affective Commitment and Intentto Quit: The Impact of Work and Non-Work Related Issues. Journal of

    Managerial Issues. Vol. XVIII Number 4 Winter 2006.

    Mobley, W. H., R. W. Griffeth, H. H. Hand, dan B. M. Meglino. 1979. Review andConceptual Analysis of The Employee Turnover Process. Journal of Applied

    Psychology.

    Nunnally, J. C. dan I. H. Bernstein. 1978. Psychometric Theory. New York: McGrawHill.

    OReilly, C.A. dan J. Chatman. 1986. Organizational Commitment and Psychological

    Attachment: The Effects of Compliance, Identification, and Internalization on

    Prosocial Behavior.Journal of Applied Psychology 71 (August): 492-499.

    Price, J. E. dan C. Mueller. 1981. A Causal Model Turnover for Nurses. AcademyManagement Journal. 24 (3) :88-109.

    Robbin, P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi , Aplikasi Prentice- HallInc.

    Shore, L. dan H. Martin. 1989. Job Satisfaction and Organizational Commitment inRelation to Work Performance and Turnover and Turnover Intentions.Human

    Relations, 42 (7): 625-638.

  • 7/30/2019 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN NIAT BERPINDAH AUDITOR

    30/30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Somers, M.J. 1995. Organizational Commitment, Turnover and Absenteeism: AnExamination of Direct and Interaction Effects. Journal of Organizational

    Behavior. Vol. 16, 49-58.

    Stallworth, H.L. 2003. Mentoring, Organizational Commitment and Intentionts toLeave Public.Managerial Auditing Journal. Vol. 18 No. 5, pp. 405-19.

    Trevor, C. O. 2001. Interaction Among Actual Ease of Movement Determinants andJob Satisfaction in the Prediction of Voluntary Turnover. Academy of

    Management Journal. Vol. 44, No. 44, pp. 621-638.

    Yang, J. 2008. Effect of Newcomer Socialisation on Organisational Commitment, JobSatisfaction, and Turnover Intention in The Hotel Industry. The ServiceIndustries Journal. Vol. 28, No. 4, May 2008, 429-443.