paparan banjir menhut feb 2014

Post on 22-Nov-2014

485 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

1

2

Daftar Isi

I. DEFINISI ……………………………………………………... 6

A.DAS …………………………………………………………6

B.Pengelolaan DAS ……………………………………….. 8

C.Rehabilitasi Hutan dan Lahan ……………………….. 9

D.Konservasi Tanah dan Air ……………………………… 10

E.Banjir ……………………………………………………….. 11

F.Banjir Bandang …………………………………………… 12

G.Tanah Longsor ………………………………….............. 13

II. REGULASI …………………………………………………. 14

3

4

III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR ………………………..

15

A. Faktor Alam ………………………………………………………………..

15

B. Faktor Manusia ……………………………………………………………

18

IV. PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH LONGSOR ……………………...

19

A. Perencanaan ……………………………………………………………..

19

B. Sosialisasi …………………………………………………………………

21

C. Regulasi ……………………………………………………………………

22

D. Aksi …………………………………………………………………………

23

V. CONTOH KASUS PENANGGULANGAN BANJIR & TANAH

LONGSOR ….

26

A. Banjir di Jakarta …………………………………………………………

26

B. Banjir di Pati ……………………………………………………………..

50

C. Banjir & Tanah Longsor di Manado …………………………………

59

5

VI. PENUTUP …………………………………………..

72

A. Keterpaduan Para Pihak …………………... 72

B. Kontribusi Kementerian Kehutanan …….

73

6

7

DAS CiliwungDAS Cisadane

DAS Citarum

8

adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem DAS serta kesejahteraan masyarakat

B. Pengelolaan DAS

C. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

10

D. Konservasi Tanah dan Air

adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah, memperbaiki tanah yang rusak, memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat dipergunakan secara lestari.

11

E. Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif lebih besar dari biasanya akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang ada, maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.

F. Banjir bandang (flash flood) adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air dan kecepatan yang besar serta disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai

12

13

G. Tanah Longsor

adalah salah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan dan runtuhan dan masa batu/tanah yang terjadi seketika menuju lereng bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur di atas suatu lapisan kedap yang jenuh air (bidang luncur).

II. REGULASI DALAM PENGELOLAAN DAS

•UU No. 41/1999 tentang KEHUTANAN•UU No. 7/ 2004 tentang SUMBER DAYA AIR

•PP. No. 38/2007 tentang PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

•PP. No. 37/2012 tentang PENGELOLAAN DAS

III. PENYEBAB UMUM BANJIR & TANAH LONGSOR

A. FAKTOR ALAM1. Curah Hujan :

• Diatas rata – rata• Tersebar merata• Berlangsung lama

16

2. Geomorfologi• Topografi yang curam akan menyebabkan aliran

air yang menjadi limpasan akan mengalir secara cepat

• Morfometri DAS, misalnya bentuk DAS yang memanjang cenderung menurunkan laju aliran permukaan dari pada DAS dengan bentuk melebar; semakin tinggi kerapatan drainase semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk jumlah yang yang sama.

• Jenis Tanah yang mempunyai kapasitas infiltrasi yang rendah mengakibatkan limpasan permukaan lebih besar dan erosi permukaan

3. Air laut pasang akan menghambat aliran air menuju ke laut.

4. Pergeseran struktur batuan dan tanah membentuk bendungan alami, yang jika terjadi hujan dengan intensitas sangat tinggi berpotensi menimbulkan banjir bandang.

18

B. FAKTOR MANUSIA :• Penggunaan lahan tidak sesuai dengan

peruntukan dan kemampuannya• Tidak menerapkan kaidah – kaidah

konservasi tanah dalam praktek dan pola penggunaan lahan

• Vegetasi ; terjadi konversi lahan• Drainase yang buruk• Budaya membuang sampah ke sungai

IV. PENANGGULANGAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR

A.PERENCANAAN

Penyusunan dan Pengesahan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu dilakukan oleh:•Bupati/walikota, untuk DAS dalam kabupaten/kota;•Gubernur, untuk DAS antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi;•Menteri, untuk DAS lintas Provinsi dan DAS lintas Negara.

•Tahun 2009 sd 2014 Kementerian Kehutanan telah menyusun 135 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) sbb :

•2008 : 1 DAS•2009 : 18 DAS •2010 : 31 DAS•2011 : 36 DAS•2012 : 36 DAS•2013 : 10 DAS•2014 : 3 DAS

* Rincian Terlampir

B. SOSIALISASI

• Sosialisasi dilakukan kepada para pemangku kepentingan baik didalam Kabupaten/Kota, Provinsi, antar Provinsi dan Lintas Negara.

• Sosialisasi dimaksudkan untuk membangun kesamaan, komitmen, pemahaman bahwa pembangunan wilayah berbasis DAS sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan bersama – sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta biaya masing-masing para pemangku kepentingan tersebut.

C. REGULASI

•Pengelolaan DAS Terpadu menjadi salah satu dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan sektor dan wilayah. Diimplementasikan dalam bentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan DAS, dan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).•Dengan demikian akan diperoleh kesinambungan program, kegiatan, dan pembiayaan.

D. AKSI

Tahun 2010 sd 2013 Kementerian Kehutanan telah melaksanakan kegiatan :1. Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan: • Rehabilitasi Hutan : 408.122 Ha.• Rehabilitasi Lahan Kritis : 1.408.258 Ha.• Hutan Kota : 4.638 Ha.• Rehabilitasi Hutan Mangrove, Gambut,

Rawa dan Sempadan Pantai : 31.680 Ha.

2. Bangunan Konservasi

• Sumur resapan : 610 unit• Embung : 180 unit• Check Dam : 727 unit• Gully plug : 180 unit

3. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan

• Hutan desa : 123.870 Ha., • Hutan rakyat kemitraan : 213.768

Ha., • Hutan kemasyarakatan : 507.111

Ha.,• Pengembangan Perhutanan

Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi (PPMPBK) : 8.000 unit,

• Kebun Bibit Rakyat (KBR) : 38.390 unit

V. CONTOH KASUS BANJIR & TANAH LONGSOR

1. Banjir Jakarta

28

Ciliwung

Katulampa Kali Baru

Ciesek

Cise

useu

pan

Cisa

rua

K. Baru 3

CiparigiCibuluh Ciluar

Cisadane

Empang

Cipakancilan

Cisu

ren

Cisu

kabi

rus

Pesanggrahan

K. Caringin

Cikumpa

K. Sugutamu

Cijantung

K. Condet

K. Baru 2

K. Baru 1

Kanal Banjir Barat

K. Mampang

K. Krukut

K. Baru 1

K. Cideng

CipinangK. Sunter

K. Buaran

K. Cakung

Kanal Banjir Timur

K. Malang

K. Bekasi

K. Grogol

K. Sekretaris

Cengkareng Drain

K. Mookervaart

K. Angke

K. Cantiga

K. Ciputat

K. SeruaK. Ciater

CimiisCigede Kulon

Cigede Wetan

L A U T J A W A

KOTA BOGOR

KABUPATEN BOGOR

KABUPATEN BOGOR

KOTA DEPOKKOTA BEKASI

KOTA TANGSEL

DKI JAKARTA

KOTA TANGERANG

SKEMA ALIRAN DI DAS CILIWUNG DAN SEKITARNYA

15.075,5 ha

15.706,1 hA

6.295,5

1

5

8

9

10

1

11 1213

6

7

4

3

2

32

NO FAKTOR - FAKTOR KONDISI

1 Faktor ManusiaPenggunaan LahanTata ruangDrainaseVegetasiKonservasi tanahSampah

Tidak ditaatiBuruk Tutupan kurangTidak diterapkanDibuang ke sungai

2. Faktor AlamA. Curah hujan

164 mm/hari (ekstrim)(164 ltr /m2 /hari)40 – 50 mm/hari (normal)

B. Permukaan Air Laut

Pasang / Rob

C. GeomorfologiTopografi

Karakteristik DAS

Jenis TanahJenis batuan

-Datar dan sebagian di bawah tinggi muka air laut

-Memanjang, Genangan air lama

-Aluvial Plain (Sedimentasi, tanah labil)-Sedimentasi (pendangkalan sungai/pantai

PENYEBAB BANJIR JAKARTA

33

Luasan DKI Jakarta dan 6 DAS

DAS Luas (Ha)

1. Angke-Pesanggarahan 48.732

2. Krukut 22.392

3. Ciliwung 38.610

4. Sunter 18.405

5. Buaran 8.008

6. Cakung 14.743

Total Luas DAS 150.890

Luas DKI Jaya 66.152

34

DAS Luas Tutupan Vegetasi

Pemukiman Lain-lain Lahan Kritis

1. Angke-Pesanggarahan 48.732 18.619 28.808 1.305 0

2. Krukut 22.392 1.044 21.093 255 0

3. Ciliwung 38.610 *)17.325(44,88%)

19.441(50,36%)

134(0,34%)

1.710(4,42%)

4. Sunter 18.405 3.368 13.863 1.174 0

5. Buaran 8.008 156 7.852 0 0

6. Cakung 14.743 5.254 9.396 93 0

Total Luas (Ha) 150.890 45.766 100.453 2.961 1.710

% Luas 100 30.4 66.6 1.9 1.1

Kondisi Penutupan Lahan di 6 DAS (Ha)

*): Hutan (9,5%), Perkebunan (1,4%), Pertanian (33,7%), Semak Belukar (0,3%)

35

Neraca air 6 DAS di JakartaNo Ketersediaan Air Vol Milyrd M3/thn

1. Aliran Permukaan 0,538

2. Air Tersimpan (di danau, tumbuhan, tanah, air tanah, tandon air)

1,296

3. Kanal Tarum Barat 0,504

4. Potensi Air Hilang (Air Banjir) 1,317

Jumlah air masuk JakartaJumlah air yang bisa ditampung

3,655 2,338

Sumber: Prof Naik Sinukaban, Dr. Nana Mulyana (IPB) dan Ditjen BPDASPS (2012)

No Kebutuhan Air Vol Milyrd M3/thn

1. Perkotaan 1,288

2. Industri 0,016

3. Pertanian 1,548

Jumlah 2,852

Defisit Air 0,514 milyard m3/tahun

Potensi Air 1,317 milyard m3/tahun

36

Sumber Daya Air Vol Milyard M3/thn

Air Meluap (Aliran permukaan/banjir) 1,317

Upaya Menyimpan/Pengisian Air Tanah

Melalui Kegiatan Konservasi Tanah dan Air

(40%)

0,527

Sisa Air permukaan melalui Pemanfaatan

Rekayasa Teknologi (60%)0,790

Pengendalian Banjir Jakarta

37

38

Keterangan:Sebaran Butir 1-6 diatas sebagaimana terlampir

Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air

Vegetasi

Sumur resapan

Embung

Cek Dam

Gully Plug

39

40

Sub DAS Kecamatan Area (Ha)Cibalok Ciawi 2.1

Megamendung 34.5Sukaraja 10.6

Cibalok Total 47.2Ciesek Cisarua 116.6

Megamendung 73.6Sukaraja 8.9

Ciesek Total 199.1Ciliwung Hulu Cisarua 252.2

252.2Cisarua Cisarua 148.7

Megamendung 0.9Cisarua Total 149.6Ciseuseupan Ciawi 12.3

Megamendung 4.616.7

Cisukabirus Megamendung 123.6123.6

Cisuren Cisarua 45.8Megamendung 159.7

Cisuren Total 205.5Total Luas Arahan Agroforestry 994.1

Ciliwung Hulu Total

Ciseuseupan Total

Cisukabirus Total

Sub DAS Kecamatan Area (Ha)Cisarua Total 54.6Megamendung Total 58.5

Ciesek Total 113.1Ciliwung Hulu Cisarua Total 79.3Ciliwung Hulu Total 79.3Total Luas Arahan Vegetasi Tetap 192.4

Ciesek

Arahan vegetasi tetap

Arahan agroforestry

Seluruh lokasi arahan vegetatif berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor

Kegiatan VegetatifKegiatan Vegetatif

41

Kegiatan Sipil Teknis Berbasis LahanKegiatan Sipil Teknis Berbasis Lahan(Sumur Resapan/Bioretensi)(Sumur Resapan/Bioretensi)

DAS Bioretensi (unit)Grogol 62375Krukut 96346Ciliwung 87662Buaran 21215Cakung 72848Cipinang 43654Sunter 106569Total 490669

• Lokasi arahan tersebar.• Total arahan kegiatan sumur

resapan/bioretensi adalah 490.669 unit.

42

Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur SungaiKegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai(Dam Pengendali)(Dam Pengendali)

Sub DAS Kecamatan Dpi (unit)Cibalok Ciawi 2Cibalok Total 2Ciesek Cisarua 3

Megamendung 2Ciesek Total 5Ciliwung Hulu Cisarua 14Ciliwung Hulu Total 14Cisarua Cisarua 6Cisarua Total 6Ciseuseupan Ciawi 1

Megamendung 3Ciseuseupan Total 4Cisukabirus Megamendung 3Cisukabirus Total 3Cisuren Megamendung 6Cisuren Total 6

40Total

Seluruh lokasi arahan dam pengendali berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor

43

Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur SungaiKegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai(Dam Penahan)(Dam Penahan)

Seluruh lokasi arahan dam penahan berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor

Kecamatan Jumlah DPn (Unit)Ciawi 13Cisarua 168Megamendung 84Sukamakmur 2Sukaraja 1

Total 268

Dam penahan (Dpn) : merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengurangi erosi pada parit atau selokan dengan menghambat kecepatan aliran air dan tanah terendapkan pada tempat tersebut. 44

Kegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur SungaiKegiatan Sipil Teknis Berbasis Alur Sungai(Gully Plug)(Gully Plug)

Seluruh lokasi arahan dam pengendali berada di DAS Ciliwung bagian hulu yang masuk dalam Kabupaten Bogor.

1. Kecamatan Cisarua 117 unit2. Kecamatan Megamendung 8

unit.

45

L.6. DAM PENGENDALI (Dpi) dan DAM PENAHAN (Dpn)

Dam pengendali (Dpi) : merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengendalikan aliran air sehingga erosi dan sedimentasi dapat ditekan serta sebagai tempat parkir air

46

L. 7. Sumur Resapan

•Fungsi mengurangi limpasan•Memelihara air tanah •Efektif melewatkan air 3-10 m3/jam atau setara dengan 1,67 l/det/200 m2 atau 83.3 l/ha

•Lokasi Pemukiman, sekolah, tempat ibadah, perkantoran, fasos, fasum dll.

47

L.8.

48

49

L.9. Kegiatan Fisik pada DAS Ciliwung Tahun 2013

No. Jenis Kegiatan Volume

1. Kebun Bibit Rakyat (KBR) 400 Unit

2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) 2.500 Ha

3. Hutan Mangrove 140 Ha

4. Sumur Resapan 100 Unit

5. Sutera Alam 1 Unit

6. Hutan Kota 50 Ha

Pati

DAS Luas (Ha)

Tutupan Vegetasi

Pemukiman

Lain-lain Lahan Kritis

Juwana 130.388,36

*) 107.659,36

18.828 3.901 5.030

% Luas 100 82.57% 14.44% 2.99% 3.86%

Luas Kab. Pati 158.037

Kondisi Penutupan Lahan di DAS Juwana , Pati

*): Hutan (14.51%), Pertanian (68.1%)

53

NO FAKTOR - FAKTOR KONDISI

1 Faktor ManusiaPenggunaan LahanTata ruangDrainaseVegetasiKonservasi tanahSampah

Tidak ditaatiTanggul jebol di beberapa titikSebagian besar sawah, infiltrasi kurangTidak diterapkanDibuang ke sungai

2. Faktor AlamA. Curah hujanB. Permukaan Laut

350 mm/hari (ekstrim)Rob

C. GeomorfologiTopografi

Karakteristik DAS

Jenis Tanah

Jenis batuan

-Berbentuk mangkuk, datar ditengah dan curam di pinggir (Gn. Muria dan Peg. Kendeng)-Membulat, Konsentrasi air cepat

-Aluvial dan Latosol (rawan terhadap erosi dan banjir)

-Sebagian besar Alluvium

PENYEBAB BANJIR DI KABUPATEN PATI

57

58

Kegiatan Fisik pada DAS Juwana Tahun 2013

No. Jenis Kegiatan Volume

1. Penanaman bibit KBR 11.072 Ha

2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) 217 Ha

3. Hutan Kota 11 Ha

4. Sumur Resapan 26 Unit

5. Dam Penahan 30 Unit

6. Gully Plug 2 unit

7. Embung 4 unit

Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air

Vegetasi

Sumur resapan

Embung

Cek Dam

Gully Plug

59

Manado

DAS Luas (Ha)

Tutupan Vegetasi

Pemukiman Lain-lain Lahan Kritis

1. Paniki 12,675.68 11,596.68 1,064 15 660

2. Sario 2,767.55 1,831.55 936 0 874

3. Tondano 53,965.5 *)45,425.5(84.18%)

3,625(6.72%)

4,915(9.11%)

13.328(24.69%)

Total Luas (Ha)69,408.73 58,853.73 5,625 4,930 14862

% Luas 100 30.4 6.6 1.9 1.1

Luas Manado 19.067

6. Kondisi Penutupan Lahan di 3 DAS, Manado

*): Hutan (6.21%), Pertanian (69.11%), Semak Belukar (8,86%)

63

No Faktor Kondisi normal Saat kejadian Keterangan1 2 3 4 5

1. Geomorfologia. Bentuk lahan Dataran aluvial Dataran aluviala. Tanah ordo Inceptisol

(sistem klasifikasi USDA) atau latosol (sistem klasifikasi PPT) yang agak peka terhadap erosi

Termasuk dalam ordo Inceptisol (sistem klasifikasi USDA) atau latosol (sistem klasifikasi PPT) yang agak peka terhadap erosi

a. Lereng - DAS Tondano Curam s/d sangat curam 25 %- DAS Paniki Curam s/d sangat curam 7,01

%- DAS Sario Curan s/d sangat curam 35,67

%2. Curah hujan < 50 mm/hr - 8 Jan ‘14 : 65,4 mm/hr

- 9 Jan ’14 : 54,2 mm/hr

- 10 Jan’14 : 65,9 mm/hr

- 11 Jan’14 : 7,3 mm/hr

- 12 Jan’14 : 40,3 mm/hr

- 13 Jan’14 : 4,5 mm/hr

- 14 Jan’14 : 3,9 mm/hr

- 15 Jan’14 : 87,2 mm/hr Merata, diats rata2, berlangsung lama

PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA MANADO

67

68

3. Land usea. Tutupan

Lahan- DAS

Tondano- Pertanian lahan kering dan

campuran semak 66,27%

- Semak belukar 9,63%;

- Pemukiman 7,53%,

- Hutan lahan kering primer dan sekunder 7,52%

- DAS Paniki - Pertanian lahan kering campur semak 60,12%,

- Pertanian lahan kering 14,57%

- Pemukiman 8,95%;

- Sawah 8,07%

- Hutan lahan kering primer 6,26%;

- Perkebunan dan semak belukar 2,03%.

- DAS Sario - Peratanian lahan kering campur semak 50,66%;

- Pemukiman 36,01%; pertanian lahan kering 7,07%;

- Hutan lahan kering sekunder 6,27%

69

a. Lahan Kritis

- DAS Tondano

- Kritis s/d sangat kritis : 26,17%

- DAS Paniki - Kritis s/d sangat kritis : 3,44%

- DAS Sario - Kritis s/d sangat kritis : 31,32%

4. Kegiatan RHL yang sudah dilaksanakan

Tahun 2011 - 2013

- Rehabilitasi lahan kritis (penanaman bibit KBR) : 15.004,86 Ha

- Rehabilitasi hutan konservasi /lindung : 600 Ha

- Hutan Kota : 47 Ha

- Dam penahan : 37 unit

- Sumur resapan : 105 unit

70

Kegiatan Fisik pada DAS Tondano, Paniki, Sario th 2011-2013

No. Jenis Kegiatan Volume

1. Rehabilitasi Lahan Kritis (Penanaman bibit KBR)

106.735 Ha

2. Rehabilitasi Hutan Konservasi (RHK) & Lindung

-

3. Hutan Kota -

4. Dam Penahan 53 unit

5. Sumur Resapan 140 unit

Bentuk Tindakan Konservasi Tanah dan Air

Vegetasi

Sumur resapan

Embung

Cek Dam

Gully Plug

71

72

VI. PENUTUP

A. KETERPADUAN PARA PIHAKPenanganan permasalahan Banjir dan Tanah Longsor dari perspektif Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan oleh hanya satu sektor atau satu kementerian teknis saja, melainkan harus bersifat multisektor dan multi pihak serta melibatkan wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian diperlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi para pemangku kepentingan yang dimulai sejak tingkat perumusan kebijakan dan perencanaan program hingga implementasi kegiatan dan penganggaran/ pembiayaannya. 

73

B. KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEHUTANAN

1. PerencanaanFasilitasi penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi, Antar Provinsi dan lintas Negara.

2. Sosialisasi•Fasilitasi sosialisasi Rencana Pengelolaan DAS Terpadu lingkup Kabupaten/Kota, Antar Kab./Kota dalam Provinsi, Antar Provinsi dan lintas negara kepada para pemangku kepentingan di wilayah tersebut.•Sosialisasi data dan informasi Pengelolaan DAS berupa peta lahan kritis, peta rawan banjir & tanah longsor, peta DAS.

74

3. RegulasiMendorong terbitnya regulasi ditingkat operasional berupa Perda Pengelolaan DAS.

4. Aksi- Pengamanan daerah tangkapan air; - Reboisasi dan penghijauan; - Penerapan teknik konservasi tanah (sumur

resapan, embung, cek dam, gully plug);- Penguatan kelembagaan masyarakat.

TERIMAKASIH

75

top related