oleh anna maharani 105451101016
Post on 30-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) BAHAN ALAM
TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI PADA
KELOMPOK B TK KUSUDARSINI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANNA MAHARANI
105451101016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2021
vi
vii
viii
ix
x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
AL-BAQARAH AYAT : 286
Allah tidak akan membebani seseorang
melainkan dengan kesanggupannya.
Kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orangtuaku, Ayahanda Sajadi dan Ibunda Kurniati, kakak, adik, serta
sahabatku.
Terima kasih atas doa harapan dan dukungannya.
xi
ABSTRAK
Anna Maharani, 2021. Pengaruh Alat Permainan Edukatif Bahan Alam (APE)
terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini di Kelompok B TK
Kusudarsini Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Herman dan Pembimbing II Arie Martuty.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Alat
Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas
Anak Pada Kelompok B TK Kusudarsini Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak Pada Kelompok B TK Kusudarsini Makassar.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen metode quasi eksperimen
yang menggunakan desain Nonequivalent Control Grup Design terdapat dua
kelompok yang digunakan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yang terdiri dari pretest, treatment, posttest kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dan kelompok kontrol tidak di beri perlakuan. Subjek dalam penelitian
ini adalah kelompok B TK Kusudarsini Makassar yang berjumlah 26 Anak Didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada pretest kelompok
eksperimen diperoleh skor 9,07, pretest kelompok kontrol 7,92, dan pada saat
posttest kelompok eksperimen 12,5, posttest kelompok kontrol 8,61. Kemudian
didukung pula dengan hasil perhitungan menggunakan (SPSS) versi 25 dengan uji
independen sample t-test sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari
0,05 (5%), yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah
terdapat pengaruh yang signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kreativitas anak menggunakan
APE Bahan Alam antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di TK
Kusudarsini Makassar.
Kata Kunci: Perkembangan Kreativitas, Alat Permainan Edukatif Bahan Alam.
xii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaiakan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Alat Permainan Edukatif
Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini Kelompok B di
TK Kusudarsini”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW yang telah mengantarkan dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa mustahil terwujud
tanpa adanya bimbingan dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
terhormat pembimbing I Bapak Herman. S.Pd., M.Pd dan pembimbing II Ibu
Arie Martuty. S.Si., M.Pd. yang telah memberikan banyak bimbingan serta
arahan sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. Selaku dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Bapak Tasrif Akib , S.Pd.,M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
xiii
Muhammadiyah Makassar. Serta seluruh pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua bantuan dan bimbingan yang yang telah diberikan kepada
penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Makassar, 2021
Penulis,
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 8
1. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 8
2. Perkembangan Kreativitas Anak ........................................................... 8
3. Alat Permainan Edukatif ...................................................................... 16
B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 26
xv
C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 32
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33
C. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 34
D. Instrument Penelitian ................................................................................. 35
E. Variable Penelitian ..................................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 35
G. Teknik analisis data .................................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 39
B. Pembahasan ................................................................................................ 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................... 54
B. Saran ........................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN .......................................................................................................... 58
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Nilai Pretest Anak pada Kelompok Eksperimen B1 ............................. 39
4.2 Nilai Pretest Anak pada Kelompok Kontrol B2 ..................................... 41
4.3 Nilai Posttest Kelompok Eksperimen B1 .............................................. 45
4.4 Nilai Posttest Kelompok Kontrol B2 .................................................... 47
4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen B1............................ 48
4.6 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 49
4.7 Hasil Uji t-Test ....................................................................................... 51
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir ....................................................................................... 27
3.1 Desain Quasi Eksperimen ...................................................................... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa hakikat pendidikan adalah “usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat bangsa dan
Negara.
Berdasarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu pendidikan yang diberikan
bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai
rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani
maupun rohani agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan
berikutnya, melalui PAUD diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya yang meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai
agama, sosial, emosional, bahasa, seni, menguasai sejumlah pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan, serta memiliki motivasi dan sikap
belajar untuk berkreasi.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah layanan yang diberikan pada anak
sedini mungkin sejak anak dilahirkan kedunia ini sampai kurang lebih anak
berusia enam-delapan tahun. Pendidikan pada masa-masa ini
2
merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dari semua
pihak yang bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak, terutama
orangtua dan atau orang dewasa lainnya yang berada dekat dengan anak.
Apabila lingkungan memberikan stimulasi dan pengaruh yang baik, maka
anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya, walaupun anak
memiliki potensi bawaan yang baik, tetapi lingkungan tidak mendukung
perkembangannya maka potensi bawaan tersebut tidak akan pernah terwujud
dan menjadi apa-apa.
Solehudin (Susanto, 2017:17), mengemukakan bahwa “lima fungsi
dari pendidikan anak usia dini, yaitu pengembangan potensi, penanaman
dasar-dasar akidah dan keimanan, pembentuk perilaku yang diharapkan,
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, serta
pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif”.
Maka dari itu, setiap anak yang lahir telah membawa potensi dalam
dirinya, termasuk potensi kreativitas. Kreativitas merupakan salah satu potensi
yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak
memiliki bakat kreatif yang dapat dikembangkan sejak dini. Bakat kreatif anak
yang tidak di kembangkan sejak dini maka bakat tersebut tidak berkembang
secara optimal. Oleh sebab itu diperlukan upaya pendidikan yang dapat
mengembangkan kreativitas anak.
Munandar (Susanto, 2011:111), mengemukakan bahwa
“kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya. Dalam era perkembangan ini tidak dapat dipungkiri bahwa
kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif, berupa ide baru, penemuan-penemuan baru, dan
3
teknologi baru dari anggota masyarakatnya. untuk mencapai hal itu,
perlulah sikap tingkah laku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik
kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari
kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta).
Salah satu pendekatan yang dilakukan pada anak usia dini untuk
merangsang dan mengembangkan kreativitas anak adalah dengan kegiatan
bermain yang dilakukan dengan menggunakan sarana, alat permainan yang
edukatif dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar kita.
Untuk mendukung perkembangan kreativitas anak maka diperlukan
satu alat belajar yang menarik dan dapat mengoptimalkan perkembangan dan
kemampuan anak. Alat permainan edukatif adalah berbagai macam alat atau
benda yang dapat digunakan untuk bermain. Dimana suatu alat atau benda
tersebut dapat merangsang dan mengembangkan kemampuan anak. Alat
permainan edukatif (APE) adalah alat untuk belajar sambil bermain, termasuk
juga alat untuk bermain secara bebas serta kegiatan di bawah kepemimpinan
guru.
Menurut Meyke dkk (Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:
29) mengemukakan bahwa Alat permainan edukatif (APE) merupakan alat
bermain yang sengaja dirancang secara khusus untuk kebutuhan
pendidikan. Lebih lanjut Depdiknas Dirjen PAUD (2007) menjelaskan, alat
permainan edukatif (APE) merupakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai
fasilitas ataupun perlengkapan buat bermain yang memiliki nilai edukatif
(pembelajaran) serta bisa meningkatkan segala keahlian anak. Dengan
menggunakan APE akan meningkatkan daya imajinasi, berpikir kreatif,
4
menghasilkan suatu yang baru menciptakan bermacam alternatif pemecahan
permasalahan serta memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi
lingkungan yang ada di sekelilingnya.
Jean Piaget (Nurjannah Elis dkk, 2018) menyebutkan “anak
seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu
harus bisa membawa siswa untuk mempersiapkan peraga yang tepat”. Dalam
pembuatan alat pembelajaran guru kreatif sering memakai sekitar yang
terdekat yang mungkin bahan-bahannya sudah dikenal oleh siswa. Bahan
alam yaitu bahan yang sudah ada di alam yang bisa dipergunakan menjadi
barang bermanfaat bagi penggunanya. Bahan-bahan alam yang bisa
ditemukan di sekitar alam.
Dalam aktivitas bermain anak bisa mengembangkan kreativitasnya,
dalam kegiatan bermain anak didik memerlukan alat atau media agar dapat
mendukung perkembangannya. Dengan memanfaatkan benda alam di sekitar
sehingga dapat dijadikan media permainan dengan nilai edukatif bagi anak
seperti dedaunan, pelepah pisang, pasir, dan batu-batuan. Contoh seperti anak
bisa melukis atau mencetak daun, membuat topi, boneka dari daun juga dalam
kegiatan matematika seperti mengukur daun. Batu di manfaatkan untuk
permainan menghitung dan bunyi-bunyian, serta pelepah pisang sebagai alat
permainan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada TK
Kusudarsini, Kecamatan Biringkanaya, Makassar khususnya pada kelompok
B dapat disimpulkan bahwa di sekolah tersebut masih minim dalam
5
penggunaan alat permainan edukatif (APE) terkhusus APE bahan alam yang
ada di lingkungan sekolah untuk dibuat media pembelajaran atau bermain
untuk anak, guru hanya fokus pada media yang telah ada, contohnya seperti
balok, gambar dan huruf-huruf serta alat peraga lainnya yang ada sekolah.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal
16 Januari 2020 di TK Kusudarsini, Kecamatan Biringkanaya, Makassar
khususnya pada kelompok B di peroleh data bahwa guru yang mengajar masih
minim dalam menggunakan APE khususnya APE bahan alam yang tersedia di
lingkungan sekitar untuk dijadikan media pembelajaran atau bermain untuk
anak. Dengan kata lain guru lebih fokus pada media yang sudah ada di
sekolah, seperti media konstruktif balok kayu yang sudah jadi atau di beli,
media gambar dan huruf-huruf yang sudah jadi atau di beli. Kemudian
observasi dilanjutkan pada tanggal 09 September 2020 dengan hasil yang
masih sama.
Guru di sekolah tersebut kurang tertarik untuk menggunakan bahan
alam dengan alasan memerlukan pengelolaan yang terencana dan tidak
bertahan lama. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya pengalaman anak
secara langsung terkait bahan alam.
Melihat pemanfaatan bahan alam masih sangat minim di sekolah
tersebut inilah yang menjadi alasan peneliti ingin melaksanakan penelitian.
Peneliti ingin melihat perkembangan kreativitas anak lebih jauh lagi melalui
media bahan alam.
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kreativitas Anak sebelum dilakukan penggunaan
APE bahan alam di kelompok B TK Kusudarsini?
2. Bagaimana perkembangan kreativitas anak setelah dilakukan penggunaan
APE bahan alam di Kelompok B TK Kusudarsini?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan pemanfaatan APE bahan alam terhadap
perkembangan kreativitas anak kelompok B TK Kusudarsini?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keadaan awal perkembangan kreativitas anak sebelum
menggunakan bahan alam pada kelompok B TK Kusudarsini.
2. Agar dapat mengetahui apakah ada perkembangan terhadap kreativitas anak
setelah dilakukan proses belajar menggunakan APE bahan alam di kelompok
B TK Kusudarsini.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh APE bahan alam terhadap
perkembangan kreativitas anak kelompok B TK Kusudarsini.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah kreativitas anak
melalui aktivitas bermain dengan menggunakan bahan alam agar dapat
melaksanakan pendidikan yang lebih baik baik untuk kedepannya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
7
Adanya kegiatan pengembangan melalui alat permainan edukatif bahan alam,
diharapkan anak lebih aktif dan percaya diri dalam mengekspresikan
kreativitasnya.
b. Bagi Guru
Sebagai motivasi untuk memanfaatkan dan menciptakan alat permainan
edukatif bahan alam sehingga proses pembelajaran lebih beragam dan
senantiasa bersifat akademis.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini memberi sumbangan sekolah dalam rangka
perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar anak lebih berkualitas.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang diajukan berdasar pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Ismi yunitasari pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa adanya
pengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak kelompok B dengan
menggunakan APE bahan alam. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan
skor pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan sedangkan pada
kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan tidak mengalami
peningkatan dengan kata lain tidak ada perubahan yang signifikan terhadap
perkembangan kreativitasnya. Anak yang memperoleh skor tertinggi pada
kelompok eksperimen yaitu sebanyak 26,7% sedangkan pada kelompok
kontrol sebanyak 16,7%.
2. Perkembangan Kreativitas Anak
a. Pengertian Kreativitas
Masganti (2016:2) Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang
memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk tersebut diperoleh
melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan
hanya rangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan
informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.
Supriyadi (Rachmawati dan Euis, 2017:13), Mengatakan bahwa:
9
“Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi implikasikan terjadinya eskalasi dalam
kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensial, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan”.
Clarkl Montakis (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:13-14),
mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain. Pada umumnya
definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, produk,
dan press. Lebih lanjut Rhodes (Rachmawati dan Euis
Kurniat2017:14), menyebut keempat jenis definisi kreativitas ini sebagai
“four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product” Keempat P ini
saling berkaitan: pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam proses
kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dan lingkungan, akan
menghasilkan produk kreatif.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis,
fleksibel, integrasi, diskontinuitas, dan diferensial yang berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
10
b. Bentuk Kreativitas Anak Usia Dini
Ihat Hatimah (Masganti, 2016 :9) mengemukakan beberapa bentuk
kreativitas pada anak usia dini, yaitu:
1. Gagasan/berpikir kreatif, yang meliputi:
a) berpikir luwes yaitu anak yang mampu mengungkapkan pengertian
lain yang mempunyai sifat sama, mampu memberikan jawaban
yang tidak kaku, mampu berinisiatif
b) berpikir orisinil yaitu anak mampu mengungkapkan jawaban yang
baru, anak mampu mengimajinasi bermacam fungsi benda.
c) berpikir terperinci yaitu anak yang mampu mengembangkan ide
yang bervariasi, mampu mengerjakan sesuatu dengan tekun,
d) mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas dengan teliti dan
terperinci.
e) berpikir menghubungkan yaitu anak yang memiliki tingkat
kemampuan mengingat masa lalu yang kuat, memiliki kemampuan
menghubungkan masa lampau dan masa kini.
2. Aspek sikap, yang meliputi:
a) rasa ingin tahu yaitu anak tersebut senang menanyakan sesuatu,
terbuka terhadap situasi asing, senang mencoba hal-hal yang baru.
b) ketersedian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan guru, tertarik untuk memecahkan masalah-masalah
baru.
11
c) keterbukaan yaitu anak yang senang beragumentasi, senang
terhadap pengalaman orang lain.
d) percaya diri yaitu anak yang berani melontarkan berbagai gagasan,
tidak mudah dipengaruhi orang lain, kuat pendirian, memiliki
kebebasan berkreasi.
e) berani mengambil resiko yaitu anak yang tidak ragu mencoba hal
baru, selalu berusaha untuk berhasil, dan berani mempertahankan.
3. Aspek karya, yang meliputi:
a) permainan yaitu anak yang berani memodifikasi berbagai mainan,
mampu menyusun berbagai bentuk mainan.
b) karangan yaitu anak mampu menyusun karangan, tulisan atau
cerita, mampu menggambar hal yang baru, memodifikasi dari yang
telah ada.
Adapun menurut Parnes (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:14),
bahwa kreatif hanya akan terjadi jika dibandingkan melalui masalah yang
mengacu pada lima macam perilaku kreatif sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang
serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori
yang biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang
unik atau luar biasa.
12
4. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan
pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi
kenyataan.
5. Sensitivity (kepekaan) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah Sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
c. Ciri-ciri Kreativitas
Menurut Supriadi (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:15) bahwa:
“ Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori,
kognitif, dan nonkognitif. ciri kognitif diantaranya orisinalitas,
fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri non
kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif.
Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang
dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan
apapun.Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas
yang memiliki kondisi psikologis yang sehat. Kreativitas tidak
hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan
mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya
kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat
menghasilkan karya kreatif”
Sementara itu sund (Susanto, 2011: 119), menyatakan bahwa, individu
dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
3. Panjang akal.
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5. Cenderung lebih suka tugas berat dan sulit.
13
6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif melaksanakan tugas.
8. Menggapai pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih
banyak.
9. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
d. Karakteristik Kreativitas Anak Usia Dini
Anak kreatif merupakan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, mempunyai minat yang besar, memiliki kegemaran dan kegiatan yang
kreatif. Anak kreatif memiliki rasa percaya diri, karena mereka berani
mengambil resiko artinya dalam melakukan sesuatu bagi mereka amat berarti
dan disukai mereka tidak mendengarkan kritikan dari orang lain.
Nurul Aini dkk (2018: 16) Adapun lima karakteristik tindakan anak
kreatif yakni:
1. Anak kreatif belajar dengan cara-cara kreatif
Dalam proses pembelajaran Seharusnya memberikan kesempatan pada
anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh
pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih
lama diingat.
2. Anak kreatif dapat kembali pada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat
dari cara yang berbeda.
Anak kreatif adalah anak yang suka belajar untuk memperoleh
pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang
sama berkali-kali. Jika pengalaman pertama telah diperoleh maka mereka akan
14
mencoba dengan cara lain sehingga akan muncul pengalaman baru. Dengan
demikian anak telah mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan original
sesuai dengan kemmapuannya.
3. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi dan memecahkan masalah dengan
menggunakan pengalamannya.
Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman
yang berkesan akan diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang
dilakukan.
4. Anak kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai
pencerita yang alami.
Anak kreatif memiliki kuriositats yang tinggi. Untuk memenuhi
kuriositasnya diperlukan bekal pengalaman dan pengetahuan yang lebih
banyak dibandingkan anak-anak yang kurang kreatif. Pengetahuan dan
pengalaman itu akan lebih bermakna dan akan bertahan lama apabila
diperoleh secara langsung.
e. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas
Pada dasarnya manusia memiliki potensi kreativitas sejak
dilahirkannya ke dunia, setiap manusia memiliki potensi kreativitas yang
berbeda-beda dan sesuai kadar kemampuan, tinggal bagaimana manusia
mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri nya
Hurlock (Susanto, 2011:124), mengemukakan beberapa faktor
pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu:
15
1. Waktu, untuk menjadi kreatif, kegiatan anak Seharusnya jangan diatur
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk
bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan
original.
2. Kesempatan menyendiri, hanya apabila tidak mendapat tekanan dari
kelompok sosial anak dapat menjadi kreatif.
3. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang
dewasa.
4. Untuk menjadi kreatif mereka harus terbebas dari ejekan dan kritik yang
seringkali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif
5. Sarana, sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan
untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan
unsur penting dari semua kreativitas
6. Lingkungan yang merangsang, Lingkungan rumah dan sekolah harus
merangsang kreativitas, ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi
dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan kreativitas, suatu
pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.
7. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif, orang tua yang tidak terlalu
melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk
mandiri.
8. Cara mendidik anak, mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah
dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkannya.
16
9. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, kreativitas tidak muncul dalam
kehampaan. makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik
dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Utami Munandar (Susanto, 2011:127), mengemukakan bahwa faktor
penghambat kreativitas anak yaitu:
1. Mengatakan kepada anak bahwa ia akan dihukum jika berbuat salah.
2. Tidak membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.
3. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
4. Tidak membolehkan anak bermain dengan yang berbeda dari keluarga anak
tak mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
5. Anak tidak boleh berisik.
6. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
7. Orang tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
8. Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.
9. Orang tua tidak sabar dengan anak.
10. Orang tua dan anak adu kekuasaan.
11. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
3. Alat Permainan Edukatif
a. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)
Guslinda dan Rita Kurnia (2018:29), Alat permainan edukatif
(APE) merupakan berbagai macam alat atau benda yang bisa digunakan untuk
bermain. Dimana alat atau suatu benda dapat merangsang dan meningkatkan
seluruh perkembangan dan kemampuan anak. Alat permainan edukatif adalah
17
media bermain sambil belajar termasuk juga alat untuk bermain secara bebas
serta kegiatan di bawah kepemimpinan guru.
Meyke (Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:29), Mengemukakan bahwa
“APE adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan”. Lebih lanjut Depdiknas Dirjen PAUD, menjelaskan
“alat permainan edukatif yaitu semua benda yang bisa dimanfaatkan menjadi
fasilitas ataupun alat untuk bermain yang memiliki unsur edukatif
(pembelajaran) agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak.
b. Jenis dan Alat Permainan Edukatif
Jenis Alat permainan edukatif bagi anak usia dini menurut Guslinda dan
Rita Kurnia (2018:34), dikelompokkan berdasarkan:
1) Tempat. Dari segi tempat APE ada dua yaitu alat permainan yang berada di
luar ruangan dan alat permainan yang berada di dalam ruangan. Alat
permainan yang berada di luar ruangan umumnya alat-alat permainan yang
dalam kategori besar-besar. Seperti ayunan, pelosot-an, putaran, papan titian,
dan sebagainya. Alat permainan edukatif yang di luar ini lebih pada
pengembangan kemampuan fisik dan motorik anak. Sedangkan alat
permainan edukatif yang ada di dalam ruang itu dikatakan alat permainan
edukatif yang enteng di bawa oleh anak. Maka dari itu alat permainan
edukatif dibagi dan diatur sesuai area.
2) Aspek perkembangan serta tujuan. Jenis kedua ini pada APE dikelompokkan
berdasarkan kegunaannya dan tujuan pengembangan. Jadi APE akan
18
dikelompokan berdasarkan aspek perkembangan anak, seperti untuk
perkembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, sosial dan lain sebagainya.
c. Tujuan dan Manfaat Alat Permainan Edukatif
Banyak tujuan yang bisa didapatkan dari alat permainan edukatif,
khususnya bagi pendidikan anak usia dini. Ariesta Riany (2009: 2), Tujuan
APE dalam proses belajar anak usia dini adalah sebagai alat bantu orang tua
dan guru atau pendidik untuk:
1) Membantu memotivasi dan merangsang anak untuk melakukan berbagai
kegiatan guna menemukan pengalaman baru yang bermanfaat untuk
eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah pertumbuhan
dan pengembangan bahasa, kecerdasan, fisik, sosial, dan emosional anak.
2) Memperjelas materi pelajaran yang diberikan kepada anak
3) Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain (belajar).
Ariesta Riany (2009: 3), manfaat yang diperoleh dari alat permainan
edukatif (APE) bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:
1. Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan
daya serap dan daya ingat anak didik.
2. Mengandung kesesuaian dengan kebutuhan aspek perkembangan,
kemampuan, dan usia anak didik sehingga tercapai Ai indikator kemampuan
yang harus dimiliki anak.
3. Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah
terjadi interaksi, memperkuat tingkat pemahaman, dan mengembangkan
daya ingat anak.
19
4. Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.
5. Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.
6. Memiliki nilai efisiensi sehingga mudah dalam pengadaan dan
penggunaannya.
d. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat permainan edukatif untuk anak usia dini yang dimaksud yaitu alat
permainan yang dirancang khusus untuk anak usia dini. Alat permainan
tersebut dirancang berdasarkan kebutuhan untuk pengembangan potensi-
potensi yang ada pada diri anak. Untuk itu alat permainan edukatif berbeda
dengan alat permainan secara umumnya. Karena itu alat permainan untuk
pendidikan anak usia dini memiliki beberapa ciri. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Zaman dkk, (Guslinda & Rita Kurnia, 2018:32) APE untuk
anak usia dini yaitu:
1) Ditujukan untuk anak usia PAUD atau TK
Maksudnya alat permainan yang dibuat hendaknya digunakan untuk
anak usia PAUD atau TK bukan untuk anak SD yang usianya berbeda dengan
anak PAUD. Kalau tidak sesuai dengan tingkat usia anak tentu tidak tepat
sasaran dan bahkan akan dapat menyalahi dari ketentuan untuk pengembangan
aspek perkembangan anak. Misalnya Puzzle, jumlah kepingan puzzle yang
diberikan kepada anak usia 3-4 tahun itu akan berbeda dengan jumlah
kepingannya dengan usia 5-6 tahun. Anak usia 3-4 tahun itu jumlah
kepingannya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar dan sebaliknya untuk
usia 5-6 tahun itu jumlah kepingannya lebih banyak dan ukurannya kecil.
20
2) Berfungsi untuk mengembangakan aspek-aspek perkembangan anak
PAUD atau TK
Alat permainan yang dirancang atau dibuat harus dapat
mengembangkan aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Untuk itu
dalam pengembangan alat permainan edukatif harus paham tentang aspek
perkembangan yang akan dikembangkan atau distimulus supaya APE nya
tidak salah fungsi.
3) Bisa dipergunakan dengan beberapa macam bentuk, cara, agar bersifat
multifungsi.
Alat permainan yang dirancang baiknya bisa digunakan ataupun
dimainkan dengan beberapa macam cara dan bentuk untuk menghasilkan
bentuk-bentuk yang merangsang anak dan menemukan sesuatu yang baru.
4) Aman bagi anak
Alat permainan edukatif yang baiknya aman bagi anak, dengan kata
lain aman dari aspek bentuk keseluruhannya misal, tidak runcing, tajam, serta
hal yang bisa melukai anak. Dari aspek bahan yang dipergunakan juga tidak
membahayakan misal bisa menyebabkan keracunan.
5) Dikembangkan agar dapat memberi dorongan aktif juga kreatif
Dimaksudkan agar (APE) yang digunakan baiknya bisa menghasilkan
sesuatu yang berguna. Dengan anak bermain (APE) imajinasi dan daya kreasi
anak bisa menghasilkan sesuatu.
6) Mengandung nilai pendidikan
21
Setiap APE yang dibuat hendaknya mengandung nilai pendidikan
(edukatif). Untuk itu dalam pengembangan APE harus jelas aspek
pengembangannya dan juga usia yang menggunakan. Karena kalau tidak jelas
aspek apa yang akan dikembangkan tentu terjadi proses pendidikannya.
e. Kriteria Alat Permainan Edukatif
Jumlah alat permainan di dunia ini ragam dan bentuknya sangat
banyak, Bahkan tidak bisa teridentifikasi secara pasti. Akan tetapi dari sekian
banyak, tidak semua alat permainan bisa dikatakan edukatif. Dapat dikatakan
edukatif, Setiap alat permainan harus mempunyai Kriteria kriteria tertentu.
Adapun Kriteria-kriteria alat permainan yang baik dan mempunyai nilai
edukatif adalah:
1) Sesuai dengan usia anak
Setiap alat permainan edukatif harus disesuaikan dengan usia anak.
Sebab apabila tidak sesuai akan dapat membahayakan bagi anak. Sebagai
contoh, ketika anak masih berumur 0-2 tahun,Janganlah diberikan alat
permainan berupa benda-benda yang mudah tertelan, seperti kelereng dan
koin. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, bisa memasukkan setiap benda
yang didapatkan ke dalam mulutnya. Jika diberikan alat permainan yang
mudah tertelan, maka akan mengganggu Keselamatan nya. Di samping itu,
Kesesuaian alat permainan edukatif dengan usia anak dimaksudkan sebagai
alat stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karenanya,
dalam memberikan alat permainan edukatif kepada anak harus betul-betul
22
memperhatikan usia anak, supaya anak dapat menggunakan alat permainan
edukatif dengan aman dan nyaman.
2) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal yang utama dari APE yaitu bisa mendukung stimulasi tumbuh
kembang anak. Harapannya agar APE dapat mempermudah dalam pencapaian
standar tumbuh kembang anak, serta dapat dijadikan sarana pembelajaran
anak. Maka dari itu, alat permainan dikatakan edukatif, apabila dapat
berfungsi sebagai sarana mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri
anak.
3) Menarik dan bervariasi.
Bentuk menarik dan bervariasi merupakan kunci alat permainan
Disukai oleh anak-anak. Apabila APE bervariasi dan menarik maka anak akan
antusias dan merasa senang dalam memperagakan alat permainan tersebut.
APE juga sebaiknya berbentuk variatif dan atraktif agar anak tidak merasa
bosan dalam kegiatan bermain. Dari bermain yang bersemangat ini akan
membangkitkan motivasi anak untuk terus belajar berbagai hal melalui alat
permainan edukatif yang dimainkan bersama teman sebayanya.
4) Memiliki banyak kegunaan .
Alat permainan yang yang baik dan edukatif ialah yang bisa digunakan
atau dimainkan dengan berbagai cara dan mampu merangsang berbagai
perkembangan anak. Kalau alat permainan edukatif hanya monoton saja akan
menimbulkan kebosanan pada diri anak, serta menjadikan anak tidak bisa
mengeksplor kreativitasnya dengan baik. Oleh karenanya. dalam memilih
23
media bermain buat anak baiknya bersifat multifungsi, agar media bermain
memiliki nilai edukasi untuk anak.
5) Aman/nyaman.
Hal utama yang harus diperhatikan oleh orang tua atau guru adalah
rasa nyaman dan aman ketika anak bermain. APE adalah alat permainan yang
memiliki kriteria keamanan. Buat apa permainan bagus, mewah, dan mahal,
akan tetapi dapat membahayakan keselamatan anak. Tentu hal itu tidak
memberikan nilai-nilai pendidikan, melainkan membuat anak mengalami
cedera mengalami cedera dan menimbulkan kekhawatiran .Oleh karena itu,
Pilihlah alat permainan yang aman dan nyaman saat digunakan, supaya anak
dapat bermain bebas sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya.
f. Fungsi Alat Permainan Edukatif
Yasbiati dan Gandama Gilar (21: 2018) Alat permainan edukatif
(APE) memegang peranan penting dalam mencapai hasil pendidikan yang
baik pada anak usia dini. APE yang sesuai dengan perkembangan anak akan
memberikan perasaan senang dan aman serta merangsang anak melakukan
kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Alat untuk membantu dan mendukung proses pembelajaran anak usia dini
agar lebih baik, menarik, dan jelas.
2) Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
3) Memberi kesempatan kepada anak memperoleh pengetahuan baru, dan
memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan;
24
4) Memberi kesempatan kepada anak usia dini untuk mengenal lingkungan
dan mengajarkan kepada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya.
g. Pentingnya Alat Permainan Edukatif
Dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini, alat permainan edukatif
memiliki peranan cukup penting. Karena melalui alat permainan edukatif ini
kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan lancar, menarik, kreatif, dan
menyenangkan, Sehingga dapat mempermudah tercapainya tujuan
pembelajaran. Selain itu, dengan alat permainan edukatif ini anak belajar tapi
terasa bermain. Maksudnya meskipun aktivitas yang dilakukan anak adalah
bermain, namun dalam bermain itu sesungguhnya anak telah belajar.
Maka sering kali ada sebuah ungkapan “bermain sambil belajar”. Bermainnya
anak merupakan proses belajarnya anak. Dengan bermain anak dapat belajar
banyak hal yang belum diketahui sebelumnya, baik menyangkut kognitif,
bahasa, maupun sosial emosional.
Menurut Adang Ismail (Fadhillah, 2017: 61) Beberapa hal yang
menjadikan alasan mengapa alat permainan edukatif penting bagi anak usia
dini adalah:
1) Permainan edukatif dapat meningkatkan pemahaman dapat meningkatkan
pemahaman terhadap kehidupannya atau mengembangkan kepribadian.
2) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak.
3) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
menciptakan hal baru.
4) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak.
25
5) Permainan edukatif dapat mempertajam perasaan anak.
6) Permainan edukatif dapat memperkuat rasa percaya diri anak.
7) Permainan edukatif dapat merangsang Imajinasi anak.
8) Permainan edukatif dapat melatih kemampuan berbahasa anak.
9) Permainan Edukatif dapat melatih kemampuan motorik Dan kasar anak.
10) Permainan edukatif dapat membentuk moralitas anak.
11) Permainan edukatif dapat melatih keterampilan anak.
12) Permainan edukatif dapat mengembangkan sosialisasi anak.
13) Permainan edukatif dapat membentuk spiritualitas anak.
h. Alat Permainan Edukatif Bahan Alam
Jean Piaget (Nurjannah Elis dkk, 2018) menyebutkan bahwa “anak
seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu
harus bisa membawa anak untuk mempersiapkan peraga yang tepat”. dalam
pembuatan alat pembelajaran guru yang kreatif sering berkreasi memakai alat
peraga yang berada di lingkungan sekitar yang terdekat yang mungkin bahan-
bahannya sudah dikenal oleh anak. Bahan alam yaitu bahan yang sudah ada di
alam yang bisa dipergunakan menjadi barang bermanfaat bagi penggunanya.
Bahan-bahan alam bisa ditemukan di sekitar alam.
Tujuan dari penggunaan bahan alam adalah:
1) Memperkaya alat bermain dalam pembelajaran.
2) Mendorong guru supaya kreatif untuk menggunakan bahan untuk
dijadikan sebagai media bermain.
3) Murah, mudah didapat karena tersedia.
26
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran akan memberikan manfaat kepada Anak didik apabila
guru dan pihak sekolah merencanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode yang menarik dan menyediakan media atau alat permainan yang dapat
merangsang kemampuan anak.
Dalam penelitian ini Guru dan anak memiliki peran penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu peneliti mempersiapkan dan
merencanakan kegiatan yang akan dilakukan, selanjutnya peneliti menjelaskan
manfaat dan kegunaan APE bahan alam kemudian mengajukan pertanyaan
terkait apa yang bisa anak didik ciptakan menggunakan bahan alam agar anak
dapat menyajikan karyanya, setelah itu peneliti mengevaluasi hasil karya anak
tentang kreatifitasnya pada APE bahan alam sesuai dengan indikator
penilaian.
Berikut ini adalah gambaran kerangka berpikir berdasarkan tujuan
penelitian. Agar dapat dipahami tujuan dan maksud penelitian.
27
Gambar 2.1 : Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Dalam pengujian hipotesis ini, jika tidak ada pengaruh antara alat
permainan edukatif bahan alam dengan perkembangan kreativitas anak, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Dan sebaliknya jika alat permainan edukatif bahan alam
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak, maka Ho di tolak
dan Ha diterima.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas
anak antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan
dengan memanfaatkan APE bahan alam di TK Kusudarsini.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas
anak antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan
dengan pemanfaatan APE bahan alam di TK Kusudarsini.
Langkah pembuatan alat
permainan edukatif bahan alam:
Persiapan/perencanaan Pelaksanaan (praktek/penyajian)
Tindak lanjut/evaluasi
Pembuatan alat
permainan edukatif
bahan Alam
Indikator yang dinilai:
Anak dapat membuat karya
(APE) sesuai dengan
kreativitasnya menggunakan
bahan alam
Perkembangan
kreativitas
Guru dan Anak
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian quasi eksperimen. Bentuk desain yang digunakan yaitu
Nonequivalent Control Group Design. Pada metode ini dibagi menjadi dua
kelompok yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dua kelas ini diberi
perlakuan berbeda, kelas eksperimen B1 diberi treatment menggunakan APE
bahan alam yakni batang pisang, daun, pasir, dan batu-batuan. Sedangkan
pada kelas kontrol B2 tidak diberi treatment menggunakan APE bahan
alam seperti batang pisang, daun, pasir, dan batu-batuan, tetapi hanya
menggunakan alat permainan yang ada di TK Kusudarsini Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar, tiap kelompok diberikan pretest tujuannya
untuk melihat kondisi awal, apakah ada perbedaan pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Dibawah ini desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu:
KELOMPOK
PARTISIPAN/ANAK TK PRE TEST
PERLAKUAN
(TREATMENT) POST TEST
Kelompok eksperimen
(kelas B1)
O1 X O2
Kelompok Kontrol
(kelas B2)
O3 - O4
Gambar 3.1 Desain Quasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design
33
Keterangan:
O1 & O3 : Penilaian awal pada kedua kelompok anak didik, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuannya untuk mengetahui
nilai kreativitas awal anak didik.
X : Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan
memanfaatkan APE bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-
batuan dan batang pisang dengan maksud untuk mengembangkan
kreativitas anak. Sementara pada kelompok kontrol tidak dilakukan
treatment dengan menggunakan APE bahan alam, melainkan
mereka belajar sebagaimana biasanya.
O₂& O4 : Penilaian akhir pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk mengetahui perkembangan kreativitas
anak didik dengan yang diberikan treatment bahan alam dan yang
tidak diberi treatment dengan penggunaan bahan alam.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak didik
kelompok B1 dan B2 yang berjumlah 26 orang di TK Kusudarsini Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua anak
kelompok B yang terdiri dari kelompok B1 13 Anak dan Kelompok B2 13
34
Anak, dikarenakan jumlah populasi sedikit, maka populasi jumlah tersebut di
sampel total atau dengan kata lain seluruh populasi dijadikan objek
penelitian., teknik ini disebut juga dengan sampling jenuh. Maka dari itu
langsung ditentukan kelas B1 sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B2
sebagai kelompok kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel dengan
tegas sehingga menjadi faktor-faktor yang dapat diukur dan dipahami orang
lain dan tidak membuat pemahaman yang berbeda dengan variabel yang
diteliti. Adapun definisi operasional yang di maksud sebagai berikut:
1. Alat permainan edukatif menggunakan bahan alam adalah aktivitas mengolah
bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan batang pisang untuk
dibuat berbagai alat permainan yang bernilai edukatif agar memberikan
pengalaman pendidikan dan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
menarik untuk anak didik di TK.
2. Pengembangan kreativitas anak merupakan keahlian individu agar dapat
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya
baru. Kreativitas merupakan suatu proses untuk meningkatkan daya imajinatif
dan rasa ingin tahu anak untuk menghasilkan sesuatu yang baru menjadi suatu
hasil yang berguna untuk kegiatan bermain anak. Kreativitas juga mampu
mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas. Perkembangan
kreativitas anak disini usia 5-6 tahun. Dalam penelitian ini, diharapkan anak
35
dapat menghasilkan karyanya sendiri dari dedaunan, pasir, batu-batuan dan
batang pisang.
D. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penyusunan instrumen penelitian ini
menggunakan :
1. Observasi
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi yang bersifat terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala
likert, pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda ceklis pada
pernyataan/indikator yang menunjukkan perilaku atau perkembangan yang
terlihat pada anak.
2. Dokumentasi
Sebagai pengambilan bukti fisik ataupun kegiatan penunjang
penelitian berupa foto sekolah, kegiatan, dan hasil karya anak didik.
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini berupaya mengkaji dua variabel, yakni “APE dan
pengembangan kreativitas.
1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah “alat
permainan edukatif (APE) dengan menggunakan bahan alam”
2. Variable terkait (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
“perkembangan kreativitas.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
36
Metode observasi digunakan agar peneliti bisa mendapatkan data
terkait penggunaan APE bahan alam seperti batang pisang, daun, batu-batuan,
dan pasir, pada perkembangan kreativitas anak. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung.
Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung yaitu
sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan dengan
menggunakan alat permainan edukatif bahan alam untuk mengetahui
perkembangan kreativitas anak di TK Kusudarsini.
Agar saat melakukan observasi lebih terarah maka peneliti
menggunakan lembar observasi sebagai pedoman agar hasil pengumpulan data
lebih mudah untuk diolah. Pedoman ini di isi menggunakan tanda ceklis sesuai
dengan indikator pencapaian anak.
2. Metode Dokumentasi
Pada metode ini peneliti menangkap data saat proses kegiatan dan hasil
karya yang dibuat anak.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan agar hasil analisis dapat
dideskripsikan atau digambarkan terkait data yang telah dikumpulkan. Untuk
memperoleh gambaran umum mengenai rata-rata tingkat perkembangan
kreativitas anak didik maka dilakukan perhitungan rata-rata dengan rumus
sebagai berikut:
37
P = ∑𝑥
𝑁Dimana : P = Rata-rata
x = Nilai/harga
N = Jumlah data
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial merupakan analisis yang dilakukan untuk
mendalami dan melihat hasil data yang didapatkan dari sampel sebagai
gambaran karakter atau ciri dari satu populasi. Uji hipotesis dalam penelitian
ini adalah uji t-test namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji
normalitas .
a. Uji Normalitas
Pengujian ini yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian
ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% atau 0,05, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
Jika p value ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.
Jika pvalue ≤ α = 0,05 maka berdistribusi tidak normal.
b. Uji t-test
Uji hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu uji statistik
independent sample t-test yang menggunakan program komputer SPSS versi
25. Uji ini memiliki tujuan agar peneliti dapat melihat perbandingan
perkembangan kreativitas anak didik sebelum dan sesudah diberi beri
38
perlakuan menggunakan APE bahan alam. Dalam pengambilan keputusan
dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan α =0,05 (5%). Jika nilai
signifikansi < 0,05 (5%), maka Ho ditolak, dan sebaliknya Jika nilai
signifikansi ≥ 0,05 (5%), maka Ho diterima
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas
anak didik antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi
perlakuan menggunakan APE bahan alam di TK Kusudarsini
Makassar
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
kreativitas anak didik antara yang diberi treatment menggunakan
bahan alam dan yang tidak diberi treatment menggunakan APE
bahan alam di TK Kusudarsini Makassar.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Hasil Pretest
Tiap kelompok diberi pretest dimaksudkan agar peneliti mendapatkan
gambaran awal terkait apakah ada perbedaan perkembangan kelompok
eksperimen B1 dan kelompok kontrol B2. Peneliti memberikan pretest pada
hari Senin tanggal 11 januari 2021 yang dilakukan pada kelompok
eksperimen, kemudian Pada hari Rabu tanggal 13 januari 2021 peneliti
kembali memberikan pretest pada kelompok kontrol. Hal ini dilakukan agar
peneliti bisa mendapatkan penilaian awal mengenai aspek yang ingin
dikembangkan dalam hal ini perkembangan kreativitas menggunakan bahan
alam. Data dikumpulkan dengan cara mengamati secara langsung. Skor hasil
pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1.
Nilai Pretest Perkembangan Kreativitas Anak pada
Kelompok Eksperimen B1
NO SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
PRETEST
1 MHM 8
2 NA 10
3 DP 5
4 NM 7
5 RA 9
6 NBB 9
40
7 NA 10
8 AFM 11
9 MD 11
10 MF 8
11 NSA 10
12 SK 11
13 AU 9
Jumlah 118
Rata-rata 9,07
Dari tabel diatas dapat dilihat data pretest menunjukkan bahwa
perkembangan kreativitas anak didik pada kelompok eksperimen perlu
ditingkatkan melihat ada beberapa anak didik yang memperoleh skor
rendah. Anak didik yang memperoleh skor rendah rata-rata perlu
ditingkatkan perkembangan kreativitasnya. Pada saat membuat APE dari
bahan alam beberapa anak masih bingung ingin berkreasi seperti apa dan
alhasil meniru apa yang dibuat oleh temannya.
Berdasarkan data hasil pretest yang menunjukkan skor tertinggi
adalah 11, dan ada 3 anak didik yang mendapat skor tertinggi, sementara
skor terendah adalah 5 dan terdapat 1 anak didik yang mendapat skor
terendah. Anak didik yang mendapatkan skor tertinggi menunjukkan anak
sudah mampu membuat suatu kreasi dengan bahan alam yang diberikan
oleh guru sedangkan anak didik yang mendapat skor rendah masih
memerlukan bantuan guru dan meniru apa yang dibuat oleh temannya.
Berikut skor pretest perkembangan kreativitas anak di kelompok
kontrol B2 yang dilaksanakan dengan pengamatan secara langsung:
41
Tabel 4.2.
Skor Pretest Perkembangan Kreativitas Anak pada
Kelompok Kontrol B2
NO SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
PRETEST
1 HHP 9
2 ANK 10
3 PA 9
4 MFAI 9
5 KA 10
6 DA 8
7 MFI 7
8 LZAR 9
9 ASK 11
10 FM 8
11 NFA 8
12 ZA 6
13 QKR 8
Jumlah 103
Rata-rata 7,92
Dari tabel diatas dapat dilihat data pretest menunjukkan bahwa
perkembangan kreativitas anak didik pada kelompok kontrol tidak jauh berbeda
dengan perkembangan kreativitas anak pada kelompok eksperimen.
Dari data pretest menunjukkan skor tertinggi pada kelompok kontrol
adalah 11 dan hanya terdapat 1 anak yang mendapatkan skor tertinggi, sementara
skor terendah adalah 6 dan terdapat 1 anak didik yang mendapat skor terendah.
Anak didik yang mendapatkan skor tertinggi menunjukkan anak sudah mampu
membuat suatu kreasi dengan bahan alam yang diberikan oleh guru sedangkan
42
anak didik yang mendapat skor rendah masih memerlukan bantuan guru dan
meniru apa yang dibuat oleh temannya.
b. Kegiatan Perlakuan (Treatment)
Treatment merupakan pemberian perlakuan kepada subjek. Dalam
penelitian ini bahan alam yang digunakan sebagai media pemberian perlakuan.
Peneliti melakukan kegiatan treatment ini untuk mengetahui apakah alat
permainan edukatif bahan alam berpengaruh terhadap perkembangan kretivitas
anak kelompok B TK Kusudarsini. Pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan
selama 3 hari pada tanggal 14, 16, dan 19 Januari 2021. Adapun treatment yang
dilakukan peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Treatment Pertama
Treatment pertama dilakukan pada hari kamis 14 Januari 2021. Kegiatan
yang dilakukan pada treatment pertama yaitu peneliti meminta anak untuk duduk
melingkar kemudian membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa, kemudian memberikan sapaan kepada anak dan menanyakan kabar setiap
anak sembari bernyanyi. Pada kegiatan awal peneliti memberikan pertanyaan-
pertanyaan terkait benda-benda alam yang ada dilingkungan anak untuk
meningkatkan keingintahuan anak, dengan sigap anak menjawab pertanyaan
peneliti terkait benda alam yang sering anak lihat dan jumpai, kemudian
dilanjutkan dengan peneliti memperkenalkan bahan-bahan alam seperti batang
pisang. Peneliti melanjutkan dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik
apa yang akan mereka buat dengan batang pisang ini dengan sangat antusias
mereka menjawab dengan berbagai ide ada yang akan membuat mobil-mobilan
43
ada yang ingin membatik dan adapun yang ingin membuat pedang, setelah
menjelaskan dengan batang pisang.
Peneliti kemudian membagikan batang pisang untuk dikreasikan, setelah
berkreasi dengan batang pisang peneliti mengajak anak untuk melakukan gerak
dan lagu agar anak merasa rileks dan tidak merasa bosan setelah melakukan
kegiatan peneliti mendokumentasikan setiap karya anak.
Pada perlakuan (treatment) pertama beberapa anak didik sudah mampu
berkreasi dengan batang pisang dan daun-daunan sesuai dengan ide kreatifnya
namun beberapa anak juga masih perlu bimbingan oleh peneliti dan juga guru.
2. Treatment Kedua
Treatment kedua dilaksanakan pada hari sabtu 16 januari 2021. Pada
treatment kedua ini sama dengan treatment pertama. Dimana peneliti meminta
anak untuk duduk melingkar kemudian membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa, kemudian memberikan sapaan kepada anak dan
menanyakan kabar setiap anak sembari bernyanyi, peneliti memberikan
pertanyaan-pertanyaaan terkait benda-benda alam yang ada dilingkungan anak,
dengan antusias anak menjawab pertanyaan peneliti terkait benda alam yang
sering anak lihat dan jumpai, kemudian dilanjutkan dengan peneliti
memperkenalkan bahan alam yang akan digunakan yaitu berbagai jenis daun
seperti daun mangga, daun pisang, dan daun jambu, peneliti mengajukan
pertanyaan terkait apa yang akan dibuat anak menggunakan bahan alam daun
kemudian anak menjawab akan membuat bungkusan kue dari daun pisang,
membuat mahkota dari daun mangga, dan ada yang ingin membuat kupu-kupu
dari daun jambu.
44
Pada perlakuan (treatment) kedua anak didik sudah mampu berkresi
dengan bahan alam yang disediakan dan membuat sesuatau sesuai dengan ide
kreatifnya namun beberapa anak juga masih perlu bimbingan oleh peneliti dan
juga guru.
3. Treatment Ketiga
Treatment ketiga dilaksanakan pada hari selasa 19 januari 2021.
Pelaksanaan treatment ketiga ini dilakukan layaknya treatment sebelumnya
dimana peneliti meminta anak untuk duduk melingkar kemudian membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa, kemudian memberikan
sapaan kepada anak dan menanyakan kabar setiap anak sembari bernyanyi,
peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait benda-benda alam yang ada
dilingkungan anak, dengan antusias anak menjawab pertanyaan peneliti terkait
benda alam yang sering anak lihat dan jumpai, kemudian dilanjutkan dengan
peneliti memperkenalkan bahan-bahan alam yang akan digunakan yaitu pasir dan
batu-batuan ada anak yang bercerita kalau ia sering bermain pasir ketika
berkunjung ke pantai dan di sana juga terdapat batu-batuan. Peneliti melanjutkan
dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik apa yang akan mereka buat
dengan pasir, ada yang menjawab akan membuat istana pasir, ada yang ingin
membuat kue, dan ada yang ingin menggambar dengan pasir diatas kertas. Setelah
menjelaskan tentang pasir peneliti kembali memberikan pertanyaan kepada anak
didik apa yang akan dibuat dengan batuan-batuan, sambil bersahut-sahutan anak
menjawab ingin mewarnai batu seperti yang ada di halaman rumahnya, dan
beberapa lainnya ingin membuat bunyi-bunyian dari batu, ada juga yang
45
menggambar pasir menggunakan batu. Setelah melakukan kegiatan peneliti
mendokumentasikan setiap karya anak.
Pada perlakuan (treatment) kedua anak didik sudah mampu berkresi
dengan bahan alam yang disediakan dan membuat sesuatau sesuai dengan ide
kreatifnya namun peneliti melihat masih ada beberapa anak juga masih perlu
arahan dan bantuan oleh peneliti dan juga guru.
c. Deskripsi Hasil Posttest
Setelah diberikan perlakuan (treatment) peneliti memberikan posttest. Dari
data posttest tersebut, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Adapun hasil
analisis data posttest tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.3.
Skor Hasil Posttest Perkembangan Kreativitas Anak pada
Kelompok Eksperimen B1
NO SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
POSTTEST
1 MHM 12
2 NA 13
3 DP 12
4 NM 13
5 RA 11
6 NBB 10
7 NA 8
8 AFM 13
9 MD 10
10 MF 9
11 NSA 12
12 SK 13
13 AU 14
Jumlah 150
Rata-rata 12,5
46
Berdasarkan tabel diatas hasil posttest menunjukkan perkembangan
kreativitas anak menggunakan APE bahan alam pada kelompok
eksperimen B1 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Perkembangan kreativitas anak didik mengalami peningkatan yang sangat
baik dari hasil skor pada saat pretest. Hal ini dikarenakan pada saat
treatment anak didik di berikan dukungan agar dapat membuat lebih dari
satu kreasi. Perkembangan kreativitas menggunakan bahan alam terdiri
dari berkreasi dengan batang pisang, membuat sesuatu dari daun dengan
berbagai bentuk, membuat kreasi dengan pasir, dan berkreasi dengan batu-
batuan di luar instruksi guru. Sehingga pada saat pemberian treatmen
menggunakan bahan alam anak dapat mengembangkan kreativitasnya.
Hasil posttest menunjukkan tingkat perkembangan kreativitas anak
menggunakan APE bahan alam pada kelompok eksperimen B1
berkembang dengan sangat baik dilihat dari anak yang mendapatkan skor
terendah pada saat pretest dengan skor 5 kemudian dilakukan treatment
dan memperoleh hasil melalui posttest dan mendapatkan skor 12. Skor
anak didik dari data pretest ke posttest mengalami peningkatan yang
cukup baik terbukti dari banyaknya anak didik yang memperoleh skor
tinggi pada saat posttest. Tujuan diadakan posttest ini untuk melihat
perbedaan perkembangan kreativitas anak setelah diberikan treatment.
Berikut skor hasil posttest pada kelompok kontrol B2 yang
dilaksanakan dengan cara mengamati secara langsung:
47
Tabel 4.4.
Skor Posttest Perkembangan Kreativitas Anak pada
Kelompok Kontrol B2
NO SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
POSTTEST
1 HHP 8
2 ANK 9
3 PA 11
4 MFAI 10
5 KA 7
6 DA 8
7 MFI 8
8 LZAI 10
9 ASK 7
10 FM 8
11 NFA 7
12 ZA 10
13 QKR 9
Jumlah 112
Rata-rata 8,61
Hasil posttest pada kelompok kontrol B2 menunjukkan
perkembangan kreativitas anak menggunakan APE bahan alam tidak
menunjukkan perubahan yang signifikan dikarenakan pada kelompok kontrol
ini tidak dilakukan treatment melainkan anak belajar dengan guru seperti
biasanya. Skor tertinggi pada kelompok kontrol adalah 11 dan hanya terdapat
1 anak yang mendapatkan skor tertinggi, sementara skor terendah adalah 7 dan
terdapat 3 anak didik yang mendapat skor terendah. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perubahan yang begitu jelas pada kelompok kontrol B2 dari
pretest ke posttest.
48
d. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Perkembangan Kreativitas
Hasil data dari skor pretest kemudian akan dibandingkan dengan data
skor posttest untuk melihat selisih nilai (skor) data sebelum diberikan
perlakuan (treatment) dan data sesudah diberikan perlakuan (treatment)
dengan tes menggunakan bahan alam untuk melihat perkembangan kreativitas
anak.
Tabel 4.5
Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen B1
NO SUBJEK
PENELITIAN
SKOR
PRETEST
SKOR
POSTTES
HASIL NILAI
PENINGKATAN
1 HHP 8 12 4
2 ANK 9 13 3
3 PA 11 12 1
4 MFAI 10 13 4
5 KA 7 11 2
6 DA 8 10 1
7 MFI 8 8 2
8 LZAI 10 13 2
9 ASK 7 10 1
10 FM 8 9 1
11 NFA 7 12 2
12 ZA 10 13 2
13 QKR 9 14 4
Jumlah 118 150 29
Rata-rata 9,07 12,5 2,29
Dari tabel diatas menunjukkan 13 subjek penelitian mengalami
peningkatan dalam perkembangan kreativitasnya setelah diberikan perlakuan
(treatment) menggunakan APE bahan alam. Dan masih ada anak didik yang
masih harus dikembangakn kreativitasnya.
49
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Tujuan dari Uji normalitas untuk melihat apakah nilai rata-rata yang
diperoleh anak pada pretest-posttest berdistribusi normal. Berikut standar
pengujiannya:
Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka berdistribusi normal.
Jika Pvalue ≤ α = 0,05 maka berdistribusi tidak normal.
Hasil uji yang digunakan adalah Statistik Produk and Service Solution
(SPSS) versi 25 menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dan Shapiro Wilk.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Kelompok Kolmogorov-smirnov
a
Saphiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Pre_Eks
Post_Eks
Pre_Con
Post_Con
.175 13 .200* .903 13 .147
.216 13 .098 .918 13 .235
.167 13 .200* .958 13 .724
.217 13 .094 .906 13 .161
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan SPSS 25 dengan uji
kolmogorov smirnov dan Shapiro wilk dari skor pretest dan posttest pada
perkembangan kreativitas anak berdistribusi normal.
50
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai kolmogorov smirnov dan Shapiro
wilk pada pretest eksperimen dengan skor 0,200 dan pretest kontrol 0,200 lebih
besar dari 0,05 (sig>0,05) sedangkan pada posttest eksperimen dengan skor 0,098
dan pretest kontrol 0,94 menunjukkan lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) sehingga
keduanya dinyatakan berdistribusi normal. Pada skor Saphiro Wilk pada pretest
eksperimen adalah 0,147 dan pada pretest kontrol 0,724 hal ini sesuai dengan
(sig>0,05), sedangkan skor posttest eksperimen 0,235 dan skor pada posttest
kontrol 0,161 lebih besar dari (sig>0,05) dan keduanya berdistribusi normal.
b. Uji t-test
Berikut hasil pengujian hipotesis dari uji t-independent sample test
menggunakan program SPSS (25) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig
. t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Perkembang
an
Kreativitas
Equal
variance
s
assume
d
.953 .33
9 4.565 23 .000 2.955 .647 1.616 4.294
Equal
variance
s not
assume
d
4.615 22.
250 .000 2.955 .640 1.628 4.282
51
Berdasarkan hasil uji independent sample t-test diperoleh nilai Sig.(2-
tailed) dengan jumlah 0,000. ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang artinya Ha
diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa APE bahan alam
memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas anak pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
B. Pembahasan
Penulis melakukan penelitian di TK Kusudarsini kota Makassar. Dalam
hal ini peneliti mengambil sampel kelompok B1 sebagai kelompok eksperimen
yang berjumlah 13 anak dan kelompok B2 sebagai kelompok kontrol yang
berjumlah 13 anak.
Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan APE
bahan alam sedangkan proses pembelajaran di kelompok kontrol hanya
memanfaatkan media yang sudah ada di sekolah. Saat pretest dan posttest
diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur
perkembangan kreativitas.
Dari hasil analisis data pretest-posttest yang sudah dilakukan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil yang berbeda, proses
pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan APE Bahan Alam dengan
perolehan nilai pretest yaitu sebanyak 9,07 dengan nilai skor posttest kelompok
kontrol sebanyak 8,61, kemudian pada kelompok kontrol hanya menggunakan
alat peraga yang ada di sekolah seperti balok dan gambar memiliki skor nilai pada
pretest 7,92, dan nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen sebanyak 12,5.
Berdasarkan nilai hasil tersebut disimpulkan bahwa penggunaan APE bahan alam
dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak didik.
52
Masganti (2016:2) Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang
memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk tersebut diperoleh melalui
proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi
yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Maka dari itu perkembangan
kreativitas anak harus dikembangkan salah satunya melalui alat permainan
edukatif bahan alam.
APE Bahan Alam yang diaplikasikan oleh peneliti dalam kegiatan
belajar mengajar mampu menciptakan anak didik yang lebih kreatif, Meyke
(Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:29), Mengemukakan “APE adalah alat
permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan”.
Dalam pembuatan APE dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan suatu ide
produk yang bernilai edukatif karena dengan APE bahan alam anak didik dapat
mengetahui media-media dari alam kemudian bisa dijadikan alat permainan dan
memberi pengetahuan lebih untuk anak didik. Selain itu anak didik diharapkan
untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran agar anak didik lebih menikmati
lagi proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan media atau APE Bahan
Alam yang menyenangkan bagi anak. Dengan adanya APE Bahan Alam yang
menyenangkan yang menyenangkan diharapkan dapat membuat suasana
pembelajaran di dalam kelas lebih menarik serta dapat meningkatkan kreativitas
anak khususnya pada kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas pada perkembangan kreativitas
anak tampak nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel
53
berdistribusi normal, pada pretest eksperimen dengan skor 0,200 dan pretest
kontrol 0,200 lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) sedangkan pada posttest eksperimen
dengan skor 0,098 dan pretest kontrol 0,94 menunjukkan lebih besar dari 0,05
(sig>0,05) sehingga keduanya dinyatakan berdistribusi normal. Pada skor Saphiro
Wilk pada pretest eksperimen adalah 0,147 dan pada pretest kontrol 0,724 hal ini
sesuai dengan (sig>0,05), sedangkan skor posttest eksperimen 0,235 dan skor
pada posttest kontrol 0,161 lebih besar dari (sig>0,05) dan keduanya berdistribusi
normal.
Dari uji analisis independent sample t-test diperoleh nilai Sig .(2-tailed)
sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang artinya Ha
diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang
signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara kelompok eksperimen dan
kelompok control
.
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa. Tingkat
kreativitas anak kelompok kontrol saat diberikan pretest tidak jauh berbeda
dengan perkembangan kreativitas anak kelompok eksperimen hal ini dapat
dilihat dari perhitungan hasil analisis deskriptif dimana anak yang
mendapatkan skor tertinggi pada kelompok kontrol memiliki nilai yang sama
dengan anak kelompok kontrol yaitu dengan skor 11.
Pemanfaatan APE bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan
batang pisang, terbukti berpengaruh cukup signifikan dalam mengembangkan
kreativitas anak khususnya pada kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan menggunakan bahan alam, dari hasil posttest menunjukkan skor
belajar anak pada kelompok eksperimen B1 mengalami peningkatan yang
cukup baik terlihat dari hasil analisis deskriptif yang menunjukkan banyaknya
anak didik yang memperoleh skor tertinggi sehingga dari data pretest ke
posttest mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Perkembangan kreativitas anak yang diberikan perlakuan lebih tinggi
dari kelompok anak yang tidak diberikan perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari
perhitungan analisis statistik inferensial pada uji normalitas dengan (sig>0,05)
yang berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 25 diketahui besarnya nilai t pada output SPSS
setelah dilakukan uji analisis independent sample t-test diperoleh nilai (2-
55
tailed) sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang
artinya Ha diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah terdapat
pengaruh yang signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari kesimpulan nilai diatas,
pemanfaatan APE Bahan Alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan
batang pisang, terbukti dapat mengembangkan kreativitas anak disebabkan
pemanfaatan bahan alam sangat cocok untuk menstimulasi potensi alami
kreativitas anak yang mana mudah didapatkan dari lingkungan sekitar.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian
yang telah peneliti lakukan sebagai berikut:
1. Bagi Guru: sebaiknya memanfaatkan bahan alam yang ada di lingkungan
sekitar sekolah sehingga dapat menimbulkan ide-ide kreatif dan bervariasi
dalam pembelajaran.
2. Bagi orang tua, agar selalu memberikan pemahaman kepada anak mengenai
benda-benda alam yang ada disekitar anak.
3. Bagi peneliti, jika ingin melakukan penelitian lebih lanjut, tentang APE Bahan
Alam dalam perkembangan kreativitas anak usia dini hendaknya melengkapi
kekurangan penelitian tentang perkembangan kreativitas anak dengan media
yang lebih bervariatif.
56
DAFTAR PUSTAKA
Aini Nur, Ibnu Nasikin dan Zumrotul Bariroh. 2018. Montase dan Pembelajaran.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia
Ariesta, Riany. 2009. Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung: PT
Sandriarta Sukses
Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk
Anak Usia Dini, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Fadhillah, M. 2018. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada
Media.
Nurjannah Elis, Imas Nasidah, Fifiet. 2018. Pengaruh APE Bahan Alam Terhadap
Aspek Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Ceria, 5 (1):8.
Guslinda dan Rita Kurnia. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya:
CV Jakad Publishing
Kumala Dewi, Nurul. 2018. Pengaruh Alat Permainan Edukatif Barang Bekas
Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak 5-6 Tahun Di Raudhatul Athfal
Akhlakul Karimah Kotabumi Lampung. Skripsi. (online). Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Masganti. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini teori dan Praktik.
Medan: Perdana Publishing
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2017. Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak , Jakarta: PT Kharirma Putra
Utama.
Seminar, Retno Dewi. 2012. Psikologi Bermain. Surabaya: Airlangga University
Press
Suryana, Dadan. 2018. Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:
Prenada Media Group
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group
Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), Jakarta:
PT Bumi Aksara
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar. Panrita Press Unismuh Makassar.
57
Yasbiati dan Gandama Gilar. 2018. Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini
(Teori dan Konsep Dasar). Tasikmalaya: Ksatria Siliwangi
Yunitasari, Ismi. 2017. Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam
Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Skripsi). Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan.
58
LAMPIRAN
Kisi-kisi Instrumen
59
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak Kelompok B TK di Kusudarsini
Variable Indikator Item Observasi Teknik
Perkembangan
Kreativitas
menggunakan
APE bahan alam
Membuat karya (APE) sesuai
dengan kreativitasnya
menggunakan bahan alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
Observasi
Membuat sesuatu dari
daun dengan berbagai
bentuk.
Observasi
Membuat kreasi dengan
pasir
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan
diluar instruksi guru
Observasi
60
Lampiran 2
Instrument Observasi Perkembangan Kreativitas Anak Menggunakan Alat
Permainan Edukatif (APE) Bahan alam
Indikator Item Observasi Penilaian
BSB BSH MB BB
4 3 2 1
Membuat karya (APE)
sesuai dengan
kreativitasnya
menggunakan bahan
alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
Membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
Membuat kreasi dengan
pasir
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan diluar
instruksi guru
61
Lampiran 3
Rubrik Penilaian Observasi Perkembangan Kreativtas Anak Dengan Alat
Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam
Keterangan
BSB :Berkembang Sangat Baik
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
MB : Mulai Berkembang
BB : Belum Berkembang
1. Membuat karya sesuai dengan kreativitasnya
a. Anak dapat berkreasi dengan batang pisang
BSB : Jika anak sudah mampu berkreasi dengan dengan batang
pisang tanpa bantuan guru dan mau membantu temannya
BSH : Jika anak dapat berkreasi dengan batang pisang tanpa
bantuan guru
MB : Jika anak dapat berkreasi dengan batang pisang namun
masih dengan bantuan guru
BB : Jika anak belum mampu berkreasi dengan batang pisang
b. Anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan berbagai bentuk
BSB : Jika anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan
berbagai bnetuk tanpa bantuan guru dan mau membantu
temannya
62
BSH : Jika Anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan
berbagai bentuk tanpa bantuan guru
MB : Jika anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan
berbagai bentuk namun masih dengan bantuan guru
BB : Jika anak belum mampu membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
c. Membuat kreasi dengan pasir
BSB : Jika Anak dapat membuat kreasi dengan pasir
tanpa bantuan guru dan mau membantu temannya
BSH : Jika Anak dapat membuat kreasi dengan pasir tanpa
bantuan guru
BSB : Anak dapat membuat kreasi dengan pasir dengan bantuan
guru
BB : Anak belum mampu membuat kreasi dengan pasir
d. Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar instruksi guru
BSB : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar
instruksi guru dan tanpa bantuan guru serta membantu
temannya.
BSH : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar
instruksi guru dan tanpa bantuan guru.
MB : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar
instruksi guru namun masih dengan bantuan guru
63
BB : Jika anak belum mampu berkreasi dengan batu-batuan
diluar instruksi guru.
64
Lampiran 4
Instrument Observasi Pretest Perkembangan Kreativitas Anak
Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam
Nama :AFM
Kelompok : Eksperimen B1
Berilah tanda (✓) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak
(BB) Belum Berkembang : 1
(MB) Mulai Berkembang : 2
(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3
(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4
Indikator Item Observasi Penilaian
BSB BSH MB BB
4 3 2 1
Membuat karya (APE)
sesuai dengan
kreativitasnya
menggunakan bahan
alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
✓
Membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
✓
Membuat kreasi dengan
pasir
✓
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan diluar
instruksi guru
✓
65
Instrument Observasi Pretest Perkembangan Kreativitas Anak
Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam
Nama : ASK
Kelompok : Kontrol B2
Berilah tanda (✓) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak
(BB) Belum Berkembang : 1
(MB) Mulai Berkembang : 2
(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3
(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4
Indikator Item Observasi Penilaian
BSB BSH MB BB
4 3 2 1
Membuat karya (APE)
sesuai dengan
kreativitasnya
menggunakan bahan
alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
✓
Membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
✓
Membuat kreasi dengan
pasir
✓
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan diluar
instruksi guru
✓
66
Instrument Observasi Post-test Perkembangan Kreativitas Anak
Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam
Nama :AFM
Kelompok : Eksperimen B1
Berilah tanda (✓) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak
(BB) Belum Berkembang : 1
(MB) Mulai Berkembang : 2
(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3
(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4
Indikator Item Observasi Penilaian
BSB BSH MB BB
4 3 2 1
Membuat karya (APE)
sesuai dengan
kreativitasnya
menggunakan bahan
alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
✓
Membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
✓
Membuat kreasi dengan
pasir
✓
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan diluar
instruksi guru
✓
67
Instrument Observasi Post-test Perkembangan Kreativitas Anak
Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam
Nama : ASK
Kelompok : Kontrol B2
Berilah tanda (✓) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak
(BB) Belum Berkembang : 1
(MB) Mulai Berkembang : 2
(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3
(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4
Indikator Item Observasi Penilaian
BSB BSH MB BB
4 3 2 1
Membuat karya (APE)
sesuai dengan
kreativitasnya
menggunakan bahan
alam
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
✓
Membuat sesuatu dari daun
dengan berbagai bentuk.
✓
Membuat kreasi dengan
pasir
✓
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan diluar
instruksi guru
✓
68
Lampiran 5
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari / Tanggal : Kamis/14
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema : Alam Semesta/ Batang Pisang
Langkah-langkah :
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan
3. Mengatur tempat duduk anak
4. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan hari ini
5. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang
di sampaikan
6. Bercerita tentang “pisang dan daun” yang berkenaan dengan bahan
alam
7. Pengenalan bahan alam yaitu daun dan batang pisang
8. Membagikan batang pisang, daun beserta alat pendukung pembuatan
ape.
9. Anak memulai kegiatan
10. Mengawasi anak melakukan kegiatan
11. Mengevaluasi hasil kerja anak
69
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari / Tanggal : Sabtu/16
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema : Alam Semesta/Daun
Langkah-langkah :
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan
3. Mengatur tempat duduk anak
4. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan
5. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang
di sampaikan
6. Bercakap-cakap tentang macam-macam“daun-daunan.”
7. Pengenalan bahan alam yaitu daun
8. Membagikan daun-daunan beserta alat pendukung pembuatan ape.
9. Anak memulai kegiatan
10. Mengawasi anak melakukan kegiatan
11. Mengevaluasi hasil kerja anak
70
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari / Tanggal : Selasa/19
Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun
Tema / Sub Tema : Alam Semesta/Pasir & batu-batuan
Langkah-langkah :
12. Menentukan tema pembelajaran
13. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
14. Mengatur tempat duduk anak
15. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan hari ini
16. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang
di sampaikan
17. Bercerita tentang pasir dan batu-batuan
18. Pengenalan bahan alam yaitu pasir dan batu-batuan
19. Membagikan bahan alam berupa pasir dan batu-batuan beserta alat
pendukung pembuatan ape.
20. Anak memulai kegiatan
21. Mengawasi anak melakukan kegiatan
22. Mengevaluasi hasil kerja anak.
71
Lampiran7
DATA PRETEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK EKSPERIMEN B1 TK KUSUDARSINI
Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
MHM NA DP NM RA NBB NA AFM MD MF NSA SK AA
BSB 4 0
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 12
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 16
BB 1 ✓ 1
Membuat sesuatu dari
daun dengan berbagai
bentuk.
BSB 4 0
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 18
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 12
BB 1 ✓ 1
Membuat kreasi dengan
pasir
BSB 4 0
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 21
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10
BB 1 0
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan
diluar instruksi guru
BSB 4 0
BSH 3 ✓ ✓ 6
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 14
BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ 4
72
8 9 5 8 8 9 10 11 11 8 10 11 10 115
DATA PRETEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK KONTROL B2 TK KUSUDARSINI
Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
HHP ANK PA MFAI KA DA MFI LZAR ASK FM NFA ZA QKR
BSB 4
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 12
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 16
BB 1 ✓ 1
Membuat sesuatu
dari daun dengan
berbagai bentuk.
BSB 4 ✓ 4
BSH 3 ✓ ✓ 6
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 18
BB 1 ✓ 1
Membuat kreasi
dengan pasir
BSB 4 ✓ 4
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 12
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 14
BB 1 ✓ 1
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan
BSB 4 0
73
diluar instruksi guru
BSH 3 ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 14
BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 5
9 10 9 9 10 8 7 9 11 8 8 6 8 111
DATA POSTTEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK EKSPERIMEN B1 TK KUSUDARSINI
Item Kriteria Skor Nama Jumlah
Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
MHM NA DP NM RA NBB NA AFM MD MF NSA SK AA
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ 16
BSH 3 ✓ ✓ ✓ 9
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 10
BB 1 ✓ 1
Membuat sesuatu dari
daun dengan berbagai
bentuk.
BSB 4 ✓ ✓ 8
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 21
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ 8
BB 1 0
Membuat kreasi dengan
pasir
BSB 4 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 32
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ 12
MB 2 ✓ 2
BB 1 0
74
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan
diluar instruksi guru
BSB 4 ✓ 4
BSH 3 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 18
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 12
BB 1 0
12 13 12 13 11 10 8 13 10 9 12 13 14 153
DATA POSTTEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK KONTROL B2 TK KUSUDARSINI
Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi
dengan batang pisang
HHP ANK PA MFAI KA DA MFI LZAR ASK FM NFA ZA QKR
BSB 4 ✓ ✓ 8
BSH 3 ✓ ✓ ✓ 9
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 12
BB 1 ✓ ✓ 2
Membuat sesuatu
dari daun dengan
berbagai bentuk.
BSB 4 0
BSH 3 ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 20
BB 1 ✓ ✓ 2
Membuat kreasi BSB 4 ✓ 4
75
dengan pasir BSH 3 ✓ 3
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 14
BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ 4
Anak dapat berkreasi
dengan batu-batuan
diluar instruksi guru
BSB 4 0
BSH 3 0
MB 2 ✓ ✓ ✓ ✓ 8
BB 1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ 9
8 9 11 10 7 8 8 10 7 8 7 10 9 98
Lampiran 8
Daftar Anak Didik Kelompok Eksperimen B1
No Nama Anak Didik Kelompok L/P
1 Muh. Hafiz Maysan
B1 L
2 Nur Akila
B1 P
3 Davina Putri
B1 P
4 Nasya Maheswari
B1 P
5
Renaldi Aljabar
B1 L
6
Nadya Bunga Batara
B1 P
7
Naura Alisha
B1 P
8
A. Fadel Mubarak
B1 L
9
Muh. Dzakwan
B1 L
10
Muh. Fachri
B1 L
11 Nazwa Syalsa Andini
B1 P
12
Siti Khaerunnisa
B1 P
13
Azizah Auni
B1 P
Daftar Anak Didik Kelompok Kontrol B2
No Nama Anak Didik Kelompok L/P
1 Harya Hendra Pratama
B2 L
2 Andi Nafisah Kiran
B2 P
3 Putra Almeeta
B2 L
4 Muh. Faith Al.ihram
B2 L
5 Khanza Athaya
B2 P
Dany Aditya
B2 L
7 Muh. Faiz Isman
B2 L
8 Lutfie Zaky Al.Radit
B2 L
9 Andi Sadina Kirana
B2 P
10 Fathan Mubina
B2 L
11 Nur Faizah Aulia
B2 P
12 Zaskia Azzahra
B2 P
13 Qiara Khanza Ranindya
B2 P
RIWAYAT HIDUP
Anna Maharani. Dilahirkan di Pulau Balang Lompo
pada tanggal 03 Maret 1998, dari pasangan Ayahanda Sajadi
dan Ibunda Kurniati. Penulis masuk sekolah taman kanak-
kanak di TK Pertiwi Pulau Balang Lompo dan tamat pada
tahun 2004, Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di
SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 1
Liukang Tupabbiring pada tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Liukang
Tupabbiring pada tahun 2015. Pada 2016 penulis melanjutkan pendidikan pada
Program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
top related