mimpi dalam al-qur'an (pendekatan psikologi islam
Post on 19-Jan-2017
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
MIMPI DALAM AL-QUR’AN
(PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM)
Oleh:
Habibullah Nuruddin
1220510008
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam
Program Studi Agama dan Filsafat
Konsentrasi Studi al-Qur’an dan Hadis
YOGYAKARTA
2016
ii
MOTTO
“SELALU BERKASIH DAN BERTERIMAKASIH”
iii
TESIS INI SAYA PERSEMBAHKAN:
Kepada Siapa Saja Yang Ingin Memanfaatkannya Dalam Kebaikan
ix
KATA PENGANTAR
سن هللا الرحوي الرحنب
ه اهل الصدق والىفىئباأقروكفى والصالة والسالم على ب الوصطفى وعلى اله واصحابه والحود هلل
هري واحلل عقدة هي لسا فقهىا قىلأح ل صدري وسرل شر ارب
أها بعد
Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat, rahmat, dan pertolongan yang tidak terhingga, karena berkat
semua itu hingga saat ini penulis masih bisa menikmati indahnya sebuah mimpi.
Serta sholawat dan salam yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
hingga yaum al-qiya>mah yang tidak henti-hentinya diharapkan kucuran
syafaatnya dihari kebangkitan. Penulis bersyukur dengan sedikitnya mengucapkan
Alhamdulillah karena hanya dengan rahmat dan pertolongan Allah serta barakah
shalawat kepada Nabi Muhammad, tesis yang berjudul “Mimpi dalam Al-
Qur’an (Pendekatan Psikologi Islam)” diselesaikan sebagai bentuk nyata dari
ilmu yang penulis dapatkan.
Selain nikmat, rahmat dan pertolongan Allah dalam bentuk ghi>rah,
perwujudan nikmat, rahmat, dan pertolongan Allah dalam terealisasinya
penyusunan tesis ini juga berbentuk bantuan dari beberapa pihak secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor-faktor inilah yang membuat penyusun berani
menyatakan bahwa penyusun dapat menyelesaikan tugas sebagai akademisi aktif.
Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada yang
bersangkutan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, akan tetapi tidak
x
mengurangi ucapan terimakasih penulis kepada mereka. Namun dengan bantuan
yang tidak terhingga oleh beberapa elemen kepada penulis, maka penulis merasa
perlu untuk mencantumkan nama mereka sebagai bentuk apresiasi yang tidak
seberapa dari penulis.
Pertama kepada Allah selaku Tuhan yang penulis sembah hingga saat ini,
semoga sampai akhir hayat. Amin. Kemudian kepada Nabi Muhammad selaku
Pemberi petunjuk bagi Manusia khususnya bagi penulis dalam menjalani
kehidupan didunia.
Kedua kepada Keluarga besar Bani Barmawi, lebih utamanya kepada Bapak
penulis yaitu Muhammad Nuruddin dan ibu penulis Siti Romlah. Jasa mereka
terhadap penulis tidak dapat tergambarkan dan terucapkan, setidaknya dengan
mimpi mereka berdua, walaupun tidak kuat, penulis dapat berdiri dalam barisan
kaum muslimin. Kasih sayang mereka tidak terhingga sepanjang masa bahkan
hingga hayat tidak lagi dikandung badan. Hanya do’a yang bisa penulis haturkan
kepada mereka semoga berikan umur yang berkah, rizqi yang berkah, ilmu yang
bermanfaat, akhir hayatnya semoga dijadikan husnul khotimah, penyakitnya
semoga cepat diberi kesembuhan, semoga diberikan kesabaran dalam melalui
penyakit yang di derita. bahkan do’a ini belum cukup membalas jasa mereka,
terlebih penulis lebih sering membuat hati mereka terluka daripada
membahagiakan. Semoga mereka memaafkan kesalahan yang penulis perbuat.
Selanjutnya ucapan terimakasih kepada semua pihak, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi, MA sebagai Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xi
2. Prof. Noorhaidi, MA, M.Phil, Ph.d sebagai Direktur Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga
3. Pembimbing yang penyusun hormati yaitu Dr. Sekar Ayu Aryani, MA,
ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada beliau yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya demi kelancaran penulisan
ini.
4. Seluruh jajaran Dosen SQH A dan SQH A dalam konsenterasi Kajian al-
Qur’an.
5. Syaikhi wa murobbi ruhi KH. Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc yang turut
membentuk pondasi kepribadian penulis.
6. Ustadz Hasyim sebagai pembina penulis dalam pencarian jati diri dalam
berkahnya suasana Pondok
7. Teman-teman MAPSUS 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
8. Teman satu kamar, Imam Hanafi dan Sujibto
9. Teman satu sepeda motor, Ruslan yang telah membantu mobilisasi
dalam pengerjaan tesis ini.
10. Teman-teman dan takmir di Masjid Darul Husna
Semoga Allah mengampuni kesalahan kita, serta meridhoi amal-amal kita.
Amin ya robbal alamin.
Yogyakarta, 08 Ramadhan 1437 H
12 Juni 2016 M
Penyusun
Habibullah Nuruddin, S,Th.I
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Merujuk Pada Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K
Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987 tentang pedoman Transliterasi
Arab-Latin, maka dalam penyusunan tesis ini mengacu pada pedoman tersebut.
1. Konsonan Tunggal
NO ARAB LATIN Nama
Tidak di Lambangkan Tidak di Lambangkan ا 1
b be ب 2
t te ث 3
s| es (dengan titik atas) ث 4
j je ج 5
h{ ha (dengan titk bawah) ح 6
kh ka dan ha خ 7
d de د 8
z| zet (dengan titik atas) ذ 9
r er ر 10
z zet ز 11
s es س 12
sy es dan ye ش 13
s} es (dengan titik bawah) ص 14
d{ de (dengan titik bawah) ض 15
t} te (dengan titik bawah) ط 16
z} zet (dengan titik bawah) ظ 17
koma terbalik diatas ‘ ع 18
g ge غ 19
f ef ف 20
q qi ق 21
k ka ك 22
l el ل 23
m em م 24
n en ى 25
w we و 26
h ha ه 27
y ye ي 28
apostrof ‘ ء 29
2. Vokal Panjang
<Fathah Ditulis a ـى \ـــا
<Kasrah Ditulis i ـــ
<Dhommah Ditulis u ـــىا
xiii
3. Vokal Pendek
--- --- Fathah Ditulis a
--- --- Kasrah Ditulis i
--- --- Dhommah Ditulis u
4. Vokal layyin (rangkap)
fathah+ya’ mati Ditulis ai ـــ
fathah+wawu mati Ditulis au ـــ ى
5. Ta’ Marbuthah di akhir kata:
a. Bila dimatikan ditulis h
ditulis s{ha>diqah صادقت ditulis ru’yah رؤت
b. Bila bersanding dengan “al” serta bacaan kedua terpisah, maka ditulis
dengan “h”
’<ditulis ghalabah al-s}afra غلبت الصفراء ’<ditulis ghalabah al-sauda غلبت السىداء
6. Konsonan Rangkap karena tasydid di tulis ganda
>dibaca tawaffa تىفى dibaca mubasysyra<t هبشراث
7. Kata sandang alif+lam:
<dibaca al-ru’ya الرؤا dibaca al-s}a>diqah الصادقت
xiv
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “MIMPI DALAM AL-QUR’AN
(Pendekatan Psikologi Islam)” ini bertujuan untuk mendalami persoalan mimpi
yang sejak lama hanya dianggap kembang tidur semata. Padahal ia punya
urgensinya sendiri dan dialami oleh semua manusia. Sigmund Freud melalui
Psikoanalisisnya -dengan keyakinan bahwa mimpi adalah keinginan yang
terpendam dan terepresi dalam alam bawah sadar- telah memasukan mimpi
sebagai kajian ilmiah dalam ranah psikologi. Sedangkan Islam, sejak lama melalui
berbagai legitimasi dari nas} al-Qur’an menaruh perhatian besar bahkan
menjadikannya sebagai salah satu mukjizat nabi Yusuf dan perantara wahyu bagi
para nabi dan rasul lainnya. Oleh karena itu persoalan seperti; makna mimpi
dalam Islam (al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama), macam-macam mimpi yang
ada didalam al-Qur’an, mimpi menurut Psikologi Islam, mimpi dalam al-Qur’an
ditinjau dari sudut pandang Psikologi Islam, merupakan rumusan masalah yang
menjadi konsen penulis didalam penelitian ini.
Sebagai jenis penelitian pustaka (library research), penelitian ini
menggunakan sumber data primer yaitu al-Qur’an dan terjemahannya serta
karangan beberapa mufassir, dan psikolog yang membahas tentang tema
penelitian, dan sumber data sekunder yang berupa data pustaka yang diperoleh
dari buku, jurnal, dan media elektronik. Pengumpulan sumber-sumber tersebut
dilakukan melalui metode dokumentasi dimana data-data primer dan sekunder di
identifikasi berdasarkan masalah yang akan dikaji, sedangkan sumber lain yang
terkait hanyalah sebagai pendukung. Data yang sudah diidentifikasi kemudian
dianalisis melalui metode tafsir tematik dimana ayat-ayat yang sudah dihimpun
diberi keterangan dan penjelasan berdasarkan teori Psikologi Islam untuk
menjawab masalah yang akan diteliti berdasarkan data-data lain yang sudah
dihimpun.
Melalui prosedur tafsir tematik yang sudah dilakukan akhirnya
penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa dalam Islam, mimpi merupakan
karunia Allah yang diberikan kepada manusia pada waktu tidur melalui malaikat
atau setan. Mimpi bertingkat bergantung tingkatan ru>h. Tingkatan ru>h dibedakan
berdasarkan kepribadian yang terdiri dari ‘aql, qalb, dan nafs. Ketiga unsur inilah
sebagai komponen pembentuk mimpi. Dalam al-Qur’an mimpi dikatakan sebagai
ru’ya>, ahla>m, dan, aha>dis{. Dua Istilah pertama menunjukkan bentuk mimpi. Ru’ya> menunjukkan mimpi yang jelas, sedangkan ahla>m menunjukkan mimpi yang
kosong. Adapun aha>dis{ dikatakan sebagai mimpi jika sudah digabung dengan kata
ta’wi >l sehingga makna yang dihasilkan adalah tafsir terhadap mimpi yang
berbentuk simbol dan isyarat. Psikologi Islam membagi mimpi dalam dua
kerangka besar, Pertama mimpi yang benar (al-Ru’ya> al-S{a>diqah), mimpi ini
mempunyai pengaruh terhadap pemimpi. dan mimpi bohong (al-Ru’ya al-Ka>z{ibah) disebut bunga tidur. Mimpi yang benar berupa wahyu dan mimpi orang
saleh, sedangkan mimpi bohong adalah mimpi orang kafir, munafik, fasiq. Kedua
macam mimpi tersebut ditentukan oleh tingkatan nafs. al-Ru’ya> al-S{a>diqah berada
dalam tingkatan nafs mut{mainnah, sedangkan al-Ru’ya al-Ka>z{ibah berada dalam
tingkatan nafs lawwa>mah dan nafs ammara>h.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
MOTTO ................................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. …iii
PENGESAHAN ................................................................................................. … iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................................. v
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................ vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. .. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. .. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ .. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. .. 6
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ .. 7
E. Kajian Pustaka ................................................................................. .. 8
F. Kerangka Teori ................................................................................ 11
G. Metodologi Penelitian ...................................................................... 15
H. Sistematika Pembahasan .................................................................. 19
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG MIMPI ............................................ 21
A. Definisi Mimpi dan Hakikatnya ...................................................... 21
1. Mimpi Menurut Ilmuwan Barat ................................................. 21
2. Mimpi Menurut Ulama Muslim ................................................. 23
B. Mimpi dan Tidur .............................................................................. 27
C. Mimpi dan Ru>h ................................................................................ 38
BAB III : TERM MIMPI DALAM AL-QUR’AN ............................................... 51
A. Bentuk-bentuk Kata Mimpi ............................................................. 53
1. Ru’ya .......................................................................................... 54
xvi
2. Aha>di>s| ........................................................................................ 58
3. Ahla>m......................................................................................... 62
B. Kisah-kisah Mimpi .......................................................................... 70
1. Mimpi yang dialami oleh para Nabi .......................................... 72
2. Mimpi yang dialami oleh selain Nabi ........................................ 75
C. Tafsir Mimpi .................................................................................... 78
BAB IV: MACAM-MACAM MIMPI DALAM AL-QUR’AN DAN
TINJAUANNYA DALAM PSIKOLOGI ISLAM SERTA
PENGARUH MIMPI SECARA PSIKOLOGIS ............................ ..... 82
A. Konsep keterkaitan (muna>sabah) ayat mimpi dalam al-Qur’an . ..... 82
B. Macam-macam Mimpi dalam al-Qur’an dan Tinjauannya Dalam
Perspektif Psikologi Islam .......................................................... ..... 85
1. Macam-Macam Mimpi dalam al-Qur’an .............................. ..... 85
2. Macam-Macam Mimpi dalam al-Qur’an di Tinjau dari
Psikologi Islam ..................................................................... ... 100
C. Pengaruh Mimpi Secara Psikologis ............................................ ... 113
D. Mimpi dalam al-Qur’an Menurut Pandangan Psikolog Muslim ... 116
1. Ibn Khaldun .......................................................................... ... 117
2. Muhammad Utsman Najati ................................................... ... 120
BAB V : PENUTUP ....................................................................................... ... 122
A. Kesimpulan ................................................................................. ... 122
B. Saran-Saran ................................................................................. ... 124
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ... 126
LAMPIRAN ..................................................................................................... ... 131
PROFIL PENULIS .......................................................................................... ... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia dalam menjalani
kehidupan didunia, karena manusia yang sehat mampu menjalankan tugas
dalam keseharian baik dan tenang. Manusia dapat dikatakan benar-benar
sehat jika dua unsur yang membentuk dirinya yaitu jasad dan jiwa juga
berada dalam kondisi sehat. Kesehatan jasad dapat diperoleh melalui pola
hidup dan asupan gizi yang baik bagi tubuh, sedangkan kesehatan jiwa dapat
digapai dengan banyak cara salah satunya dengan relaksasi sebagian anggota
tubuh bekerja secara optimal dalam kegiatan sehari-hari dimana salah satu
bentuk relaksasi tersebut yaitu dengan tidur yang didalamnya terdapat
pengalaman-pengalaman yang di ilustrasikan dalam mimpi.
Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah diaggap sebagai kembang
tidur, tapi sejarah berkata bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu terdapat
manusia yang menaruh perhatian besar terhadap mimpi. Catatan yang
bercerita tentang mimpi pertama kali ditemukan di Ninive tepatnya di
perpustakaan raja Ashurbanipal (669-629 SM), atau tradisi yang dilakukan
oleh masyarakat Mesir kuno yang membuat semacam ritual yang dinamakan
inkubasi mimpi.1
1 Richard Craze, Tafsir Mimpi: Menguak Simbol Misterius Alam Bawah Sadar, terj. I.
Sugiri, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 12-14.
2
Mimpi menjadi salah satu bahasan yang serius dan menjadi bagian
dari kajian ilmiah setelah seorang ahli psikoanalisis Sigmund Freud dengan
teori psikoanalisisnya berpendapat bahwa mimpi merupakan langkah untuk
memenuhi keinginan yang terepresi didalam alam bawwah sadar dan tidak
dapat dicapai didalam alam sadar.2 Pada masa-masa selanjutnya teori ini
mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Melihat perhatian yang demikian besar maka tidak heran jika
pembahasan terntang mimpi juga tidak luput dari lirikan al-Qur’an, apalagi
al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam sebagai agama terakhir, sudah
menjadi kepastian didalamnya mengandung pembahasan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia termasuk fenomena mimpi.
Al-Qur‟an menyebut mimpi dalam berbagai bentuk kata yaitu;
ahla>m, ru’ya >, dan aha>di>s|. Ketiga kata ini disebut dalam kondisi yang berbeda
sehingga maksud yang dihasilkan juga berbeda, bahkan beberapa perbedaan
dalam menggali makna kata-kata ini tidak terlalu sulit ditemukan didalam
berbagai produk tafsir. Diantaranya adalah perbedaan mengenai kata ru’ya>
dalam ayat yang menceritakan peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad.
Dalam pro-kontra ini yang diangkat adalah pemahaman terhadap kata ru’ya>
itu sendiri.
Bahkan dalam salah satu bentuk konsep mimpi al-Qur‟an, yaitu
sebagai mimpi kosong dan terjadi akibat kondisi tubuh جضؼحظ جقال
mempunyai kesamaan dengan teori Freud. Kejadian ini tentu saja bukan
2 Sigmund Freud, Tafsir Mimpi: terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm.
157.
3
berdasakan kesengajaan, mengingat Freud sendiri dapat dikatakan tidak
bersinggungan sama sekali dengan al-Qur‟an.
Penggiat Psikologi Islam sebagai pioneer merespon fenomena ini,
dengan serius melakukan langkah pengkajian terhadap mimpi berdasarkan
pandangan Islam. Langkah ini ditempuh untuk merespon konsep mimpi yang
lahir dari buah pemikiran psikolog Barat. Jika psikologi barat memandang
mimpi hanya sebatas pemenuhan hasrat bawah sadar, maka Psikologi Islam
dengan konsep ru>h dan qalb nya melakukan tanggapan dan pengembangan
konsep mimpi yang ada dalam psikologi Barat.
Sebagai contoh pakar psikologi Islam Muhammad Utsman Najati
mengatakan bahwa mimpi bukan hanya dorongan bawah sadar semata, tapi
lebih dari itu, mimpi merupakan interpretasi dari pengalaman yang diperoleh
ru>h selama manusia berada dalam tidurnya. Saat tidur berlangsung ru>h
melepaskan diri dari tubuh dan melancong ke berbagai tempat dan kembali
pada saat terbangun.3
Lebih lanjut, psikologi Islam mengatakan bahwa ru>h yang sedang
melancong tersebut berada di alam arwa>h, dimana hukum ruang dan waktu
dan segala dimensinya tidak berlaku, serta terbebas sementara waktu dari
kotoran-kotoran tubuh dan hawa nafsu, yang turut membantu akal untuk
menyelesaikan problem yang menyulitkannya dalam keadaan terjaga.4
3 Muhammad Utsman Najati, al-Qura<n dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi‟ Usmani,
(Bandung: Pustaka, 2002), hlm. 225. 4 Adnan Syarif, Psikologi Qur‟ani, terj. Muhammad al-Mighwar, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2002), hlm. 208.
4
Pakar jiwa Islam sepakat bahwa alam arwa>h memberikan fasilitas
yang tidak terbatas bagi ru>h yang sedang melancong untuk berinteraksi
dengan ru>h-ru>h yang dijumpainya. Bentuk konkret dari asumsi ini adalah
tidak sedikit didalam tidurnya seseorang bermimpi bertemu dengan orang
yang dikenalnya yang telah meninggal.
Kondisi inilah yang dikatakan oleh al-Qur’an sebagai kematian:
ف حح ف١غه جط لض ػ١ح جش ٠شع جألخش ج جط ضص هللا ٠طف جألفظ ق١ ضح
أؾ غ ئ ف ره ال٠ص م ٠طفىش
Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum
yang berpikir.” (al-Zumar:42)
Dalam memahami ayat ini para mufassir sepakat bahwa hakikat
tidur adalah mati karena pada saat tertidur ru>h manusia berpisah
meninggalkan jasad dan ditahan oleh Allah sebagaimana layaknya orang
yang mati. Letak perbedaannya adalah pada titik tekan penahanannya. Dalam
kematian ru>h ditahan selamanya dan tidak dikembalikan lagi kepada jasad,
sedangkan dalam kondisi tidur, ru>h hanya ditahan sementara dan
dikembalikan lagi oleh Allah pada waktu terjaga.
Karena yang ditahan oleh Allah adalah ru>h, maka mimpi yang
dialami antara seorang yang satu dengan yang lain dalam tidurnya juga
berbeda, tergantung kualitas ru>h pada masing-masing individu. Mimpi
seorang Nabi berbeda dengan mimpi yang dialami oleh selain Nabi, mimpi
orang saleh berbeda dengan mimpi orang fa>siq, muna>fiq dan lain sebagainya.
5
Mimpi yang dialami oleh Nabi dikatakan sebagai wahyu,
sedangkan mimpi yang dialami oleh selain Nabi secara umum dibagi menjadi
dua. Jika si pemimpi adalah orang saleh, mimpinya dikatakan sebagai
mubasysyira>t yang dikatakan sebagai bagian 46 dari kenabian,5 jika si
pemimpi adalah orang fa>siq, muna>fiq, dan lain sebagainya, mimpinya
dikatakan sebagai mimpi yang kosong.
Oleh karena itu mimpi-mimpi tersebut dalam Islam dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu al-ru’ya> al-s}ha>diqah (mimpi yang benar) dan al-ru’ya> al-
ka>z|ibah (mimpi bohong). Mimpi yang benar berupa mimpi yang jelas pokok-
pokoknya, bobotnya sangat dalam dan sangat mudah ditafsirkan, sedangkan
mimpi yang bohong isinya kabur, pokok-pokoknya tidak jelas dan sangat sulit
ditafsirkan.
Dengan konsepsi yang demikian, al-Qur‟an membagi mimpi yang
dialami manusia khususnya orang Islam menajadi tiga yaitu; mimpi yang
berasal dari Allah, mimpi yang berasal dari setan, dan mimpi yang berasal
dari kondisi tubuh. Setan yang dalam Islam dikatan sebagai makhluk halus
dan mempunyai misi menggoda manusia dimana saja dan kapan saja (bahkan
dalam tidur), sedangkan kondisi tubuh yang masih berhubungan dengan ru>h
juga merupakan aspek yang tidak dapat kesampingkan dalam hubungannya
dengan mimpi.
5 Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:
سؤ٠ح جشؾ جصحف ؾضء عطس أسذؼ١ ؾضءج جرز
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, penulis
menilai bahwa studi tentang mimpi masih sangat menarik untuk dikaji,
terutama dalam studi penafsiran tentang ayat-ayat mimpi dalam al-Qur’an
dalam tinjauan psikologi islami.
Secara lebih rinci permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Term-term apa saja yang dipakai al-Qur‟an untuk menjelaskan konsep
mimpi?
2. Bagaimana macam-macam mimpi yang ada didalam al-Qur’an
berdasarkan psikologi islami?
3. Bagaimana pengaruh mimpi secara psikologis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitan
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengungkap makna mimpi dalam al-Qur‟an.
2. Untuk mengungkap makna mimpi menurut psikologi islam.
3. Untuk memaparkan penafsiran beberapa mufassir tentang mimpi
dalam al-Qur’an.
4. Untuk menguraikan macam-macam mimpi dalam al-Qur’an
berdasarkan kacamata psikologi Islami.
7
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
1. Sebagai kontribusi bagi dunia penelitian dan keilmuan, khususnya
dalam bidang kajian al-Qur’an dan Psikologi Islami tentang mimpi.
2. Dapat memperkaya kajian tafsir al-Qur’an khususnya tentang
mimpi serta menjadi sumbangan bagi pengembangan kajian
psikologi Islami
b. Secara Praktis
1. Sebagai pengetahuan bagi setiap orang, bahwa mimpi bukan hanya
sekedar bunga tidur atau tidak berarti apa-apa yang hanya hadir
secara nyata dalam tidur, akan tetapi lebih daripada itu. Oleh
karena itu al-Qur’an (termasuk juga hadis) dengan jelas memuat
hal-hal tentang mimpi, sehingga pengetahuan tentang mimpi
merupakan keniscayaan dan berguna bagi kehidupann kaum
muslimin khususnya serta seluruh manusia pada umumnya.
2. Sebagai bahan pengetahuan bagi kaum muslimin untuk
memperbaiki dan menjaga kualitas jiwa berdasarkan pemahaman
terhadap proses terjadinya mimpi.
3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata (S2) pada Program
Studi Qur‟an dan Hadis (SQH) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
8
E. Kajian Pustaka
Dalam kancah perjalanan kehidupan di dunia, mimpi telah menarik
perhatian banyak orang bahkan tidak sedikit yang melakukan kajian, baik
kajian formal, informal, mistis, dan lain sebagainya. Dari pelbagai kajian
yang ada, sepanjang penulis ketahui, yang ada hanyalah pembahasan tentang
latar belakang proses terjadinya mimpi, tafsir mimpi, aspek-aspek mimpi
dalam satu tinjauan saja. Tetapi kajian secara spesifik dan jelas mengkaji
mimpi yang terdapat didalam al-Qur’an khususnya yang menggunakan
tinjauan psikologi islami dalam kajiannya sejauh ini belum pernah penulis
temukan.
Dari kalangan psikologi barat sendiri tokoh yang dapat dikatakan
getol mengkaji mimpi adalah Freud. Dengan buku Tafsir Mimpinya-nya6 ia
mencoba menjelaskan faktor psikologis dalam proses terjadinya mimpi,
sumber mimpi, inti mimpi dan tafsir mimpi. Langkah ini di tempuh untuk
mengembangkan dan mengokohkan teori psikoanalisisnya. Selain Freud
tokoh psikoanalisis lain yang melakukan kajian mendalam terhadap mimpi
adalah Carl Gustav Jung melalui bukunya Memperkenalkan Psikologi
Analitis.7 Didalam buku ini Jung menjelaskan betapa pentingnya arti mimpi
bagi kehidupan manusia, kemudian ia juga memaparkan fungsi dari mimpi,
cara menganalisa mimpi, serta bagaimana memahami simbolisme mimpi.
Buku-buku tersebut hanya membahas mimpi dari kacamata psikologi semata
tanpa menghadirkan kajian al-Qura<n di dalamnya.
6 Diterbitkan di Yogyakarta oleh Jendela pada tahun 2001.
7 Diterbitkan di Jakarta oleh Gramedia pada tahun 1989.
9
Pada saat maraknya pengklasifikasian keilmuan dalam dunia Islam
menjadi bercabang-cabang, seperti fikih, tauhid, tasawuf, dan lain sebagainya,
mimpi juga mempunyai tempat khusus dengan munculnya ilmu khusus untuk
mempelajari tafsir mimpi.8 Kesadaran akan pentingnya kajian mimpi bagi
manusia setidaknya menjadi dasar untuk melakukan kajian yang mendalam,
terlebih bagi umat Islam karena diterima atau tidak diantara syari‟at dalam
Islam di awali dengan mimpi. Oleh karena itu tidak sedikit ilmuwan Islam
yang menaruh perhatian besar terhadap mimpi, diantaranya adalah Ibnu Sirin
dengan bukunya yang berjudul Tafsi>r al-Ahla>m9 dimana dalam buku ini Ibnu
Sirin membahas secara komprehensif bentuk-bentuk tafsir mimpi yang
dialami seseorang berdasarkan al-Qur’an. Ibnu Sirin merupakan ulama yang
pertama kali menelurkan karangan yang secara spesifik membahas tentang
mimpi.
Buku-buku yang membahas tentang mimpi sangat banyak sekali
dijumpai, tapi pembahasannya tidak terlalu luas dan bahkan terkadang tidak
terlalu panjang. Walaupun dengan pembahasan yang seperti itu, sudah
memberikan pemahaman yang cukup tentang mimpi. Diantaranya adalah
buku Psikologi Qur‟ani karya Adnan Syarif, dalam buku ini dijelaskan
pembagian mimpi menurut keimanan yakni mimpi gaib yang benar serta
mimpi karena faktor kejiwaan (psikologis).10
Kemudian buku yang berjudul
Psikologi Qurani “Dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni” karya Muhammad
8 Syeikh „Abdul Ghani al-Nabulusy, Ta’t }i>r al-Ana<m fi> Ta’bi >r al-Mana<m, (Beirut: Dar
al-Fikr, tt), hlm. 2. 9 Diterbitkan oleh Gema Insani di Jakarta pada tahun 2004.
10 Diterbitkan di Bandung oleh Pustaka Hidayah pada tahun 2002.
10
Utsman Najati11
yang mana dalam pembahasan tersebut dijelaskan bahwa
mimpi terjadi akibat perasaan-perasaan. Perasaan tersebut timbul akibat
pengaruh luar yang berdampak pada alat-alat indra atau timbul akibat
pengaruh yang timbul dari dalam tubuh, dan hal ini dirasakan seseorang
sementara ia dalam kondisi tidur. Mimpi juga diakibatkan oleh hal-hal yang
menyibukkan selama seseorang terjaga dan juga karena merupakan
reproduksi sebagian peristiwa sebelumnya.
Adapun kajian mendalam tentang mimpi dalam kacamata psikologi
islami diantaranya adalah ulasan yang dikupas oleh Yadi Purwanto yang
berjudul Memahami Mimpi dalam Perspektif Psikologi Islami. Didalam buku
ini Yadi Purwanto mengkaji mimpi dengan berbagai aspeknya hingga
menyentuh pada hasil temuan kedokteran. Walau melihat mimpi dalam
kacamata psikologi islami, buku ini lebih bersifat saintifik, bukan tafsir al-
Qur’an karena metode yang digunakan bukan metode tafsir.
Terdapat pula beberapa penelitian tentang mimpi, diantaranya tesis
yang berjudul Mimpi dalam Pemikiran Sigmund Freud: Perspektif Filsafat
Manusia yang ditulis oleh Dwi Wahyuni Uningowa dimana penelitian ini
mengkaji mimpi dalam konteks masyarakat Indonesia.12
Kemudian tesis yang
ditulis oleh Suroso yang berjudul Mimpi dalam al-Qur’an dan al-Sunnah,
penelitian ini merupakan kajian yang mengkomparasikan pemikiran Ibnu
Sirin dan Ibnu Hajar tentang mimpi.13
11
Diterbitkan di Bandung oleh Marja pada tahun 2010 12
Fakultas Filsafat Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta: 2015 13
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang: 2010.
11
Selain itu penelitian dalam bentuk skripsi juga penulis temukan,
diantaranya Perbandingan Konsep dan Pola Penafsiran Mimpi antara Timur
dan Barat yang ditulis oleh Muhammad Nur, penelitian ini menitikberatkan
pada aspek komparasi antara dua konsep dalam tafsir mimpi.14
Kemudian
Mimpi Dalam Perspektif Kesehatan Mental yang ditulis oleh Khaerudin Nasri
dimana fokus perhatian penelitian ini adalah pengaruh mimpi terhadap mental
seseorang.15
Serta Mimpi dalam Islam yang ditulis oleh Syahbudi yang
mengkaji mimpi berdasarkan sudut pandang Islam secara global.16
Sedangkan
karya ilmiah lain penulis menemukan artikel yang ditulis dalam Jurnal
Humanitas: Indonesian Psychological Journal yang berjudul Perbedaan
Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi Antara Mahasiswa Laki-Laki dan
Mahasiswa Perempuan yang ditulis oleh Fuad Nashori dan R. Rachmy
Diana.17
Dalam artikel ini hanya dibahas perbedaan kualitas tidur dan sedikit
menyinggung masalah ru’ya> s}a>diqah.
Dari seluruh karya yang telah penulis jumpai, penulis belum pernah
menemukan karya yang memuat kajian tafsir yang membahas khusus tentang
mimpi dengan memakai pendekatan psikologi islami.
F. Kerangka Teori
Untuk menganalisa mimpi dalam al-Qur’an, penelitian ini
menggunakan teori psikologi islami. Dalam pengertiannya psikologi berasal
14
Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, tahun 2004 15
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2005 16
Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2001 17
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga & Universitas Islam Indonesia, vol. 2, no
2, Agustus 2005.
12
dari bahasa Yunani, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.
Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang gejala gejala kejiwaan.18
Akan tetapi dalam sejarah
perkembangannya arti psokologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. Hal ini disebabkan karena jiwa bersifat abstrak yang sukar
dipelajari secara obyektif.19
Sebagai mazhab dalam kajian psikologi, psikologi Islami
merupakan aliran yang muncul belakangan setelah berkembangnya psikologi
barat, oleh karena itu selain menggunakan sumber kajian yang berasal dari
Islam, teori-teori psikologi barat juga di gunakan oleh psikologi islami
sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Untuk lebih spesifik, analisa dalam penelitian ini menggunakan
pandangan Yadi Purwanto dalam memahami mimpi. Secara teori, menurut
Yadi Purwanto, mimpi dapat dibagi berdasarkan sifatnya menjadi dua, yakni
mimpi yang benar (al-Ru’ya> al-S}a>diqah) dan mimpi yang palsu (al-Ru’ya> al-
Ka>dzibah).20
Mimpi yang benar merupakan kabar gembira dari Allah yang
hanya dialami oleh orang yang mempunyai jiwa yang tenang. Ada lima
kategori menyangkut mimpi yang benar ini. Lima kategori tersebut adalah:
(1) penampakan jernih yang terjadi pada orang saleh tentang sesuatu yang
benar-benar akan terjadi; (2) peringatan atau teguran langsung dari Allah; (3)
18
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1982), hlm. 9. 19
Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psokologi, (Jakarta: Mutiara, 1983), hlm. 9 20
Yadi Purwanto, Memahami Mimpi Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara
Kudus, 2003), hlm. 235-236.
13
gambaran yang diperlihatkan oleh Malaikat; (4) tampilan kiasan; dan (5)
pengalaman yang benar; melibatkan pelaku dalam mimpi yang dialami.
Adapun yang dimakud mimpi yang palsu adalah mimpi yang isinya
membingungkan, tidak mempunyai makna yang perlu ditafsiri, dan dalam
istilah lain disebut bunga tidur. Terdapat tujuh kaategori dalam mimpi yang
palsu ini. Ketujuh kategori tersebut meliputi: (1) mimpi yang disebabkan oleh
tekanan, oleh karenanya membingungkan; (2) mimpi seksual atau mimpi
basah; (3) mimpi yang berisi peringatan dari setan; (4) mimpi yang didorong
oleh sihir jin; (5) mimpi yang diperlihatkan oleh setan; (6) mimpi hasil
dorongan pikiran dan kehendak sendiri; dan (7) mimpi yang disebabkan oleh
penderitaan fisik.21
Dalam pembagian yang lain, Yadi Purwanto membagi mimpi
menjadi tiga, berdasarkan hadis dari Muslim melalui jalur Abu Hurairah.
Ketiga jenis mimpi tersebut adalah: (1) mimpi yang baik (al-Ru’ya> al-
S}a>lihah); (2) mimpi yang menakutkan atau mimpi yang menyedihkan (Ru’ya>
Tahzin); dan (3) mimpi ilusi (ru’ya> nafsiyah). Mimpi yang baik adalah mimpi
yang berisi kabar gembira. Sumber mimpi ini berasal dari Allah. Sedangkan
mimpi yang menakutkan berasal dari setan. Dalam mimpi ini, menurut Yadi
Purwanto, ada unsur perasaan pesimistis (pessimistic affect) yang menghantui
orang yang mengalami mimpi. Adapun mimpi ilusi adalah mimpi yang timbul
akibat ilusi angan-angan, sebagai fungsi faali dan psikis. Peristiwa yang
terjadi dalam mimpi ilusi ini bisa saja berisi peristiwa yang terjadi sehari-hari
21
ibid, hlm. 237.
14
(empirical frame), rekonstruksi simbol dan cerita yang dialami (constructive
frame), atau rangkaian dan symbol yang sama sekali baru (creative frame).22
Dilihat dari struktur bangunan manusia, menurut Yadi Purwanto,
mimpi dibagi menjadi tiga, yakni: (1) mimpi jasmaniyah: mimpi ini dianggap
tidak penting sebab merupakan akibat yang ditimbulkan oleh fungsi faali otak
yang terganggu; (2) mimpi subjektif yang berdasarkan pandangan sendiri:
mimpi ini penuh lambang yang perlu diramalkan, di dalamnya terdapat
makna tertentu yang hanya dapat dipahami dan diketahui dengan keahlian
khusus; dan (3) mimpi ruhaniyah: mimpi ini dilaksanakan oleh ruh sendiri
dan meramalkan, menunjukkan, menggambarkan, dan membenarkan.23
Sementara itu, dilihat dari kualitas jiwa yang mengalami mimpi,
Yadi Purwanto membaginya menjadi tiga: (1) mimpi orang yang al-Nafs al-
Mut}mainnah, atau mimpi pribadi/jiwa yang tenang. Jenis ini masih dibagi
menjadi dua, yakni mimpi orang yang memiliki nafs al-Mut}mainnah al-
Mardiyyah24 dan al-Nafs al-Mut}mainnah al-Ra>diyah25
; (2) mimpi orang al-
Nafs al-Lawwa>mah, mimpi ini dialami oleh orang yang kondisinya
terombang-ambing antara nilai-nilai ruhiyah dan nilai-nilai sosial kehidupan.
Konsekwensinya, mimpi yang dialami oleh orang jiwanya berada pada level
ini adalah mimpinya terkadang benar dan terkadang tidak; dan (3) mimpi
22
ibid, hlm. 240. 23
ibid, hlm. 241. 24
Orang yang mempunyai kualitas jiwa seperti ini berarti levelnya sudah berada pada
peringkat ruhiyah-ilahiyah. 25
Jiwa orang yang berada pada level ini berarti telah mencapai tingkat ridha pada
kehendak Allah, menyambut undangan Allah.
15
orang yang al-Nafs al-Amma>rah, adalah mimpi yang dialami oleh orang
fasik, munafik, orang kafir, dan orang musyrik.26
Ada pembagian lain yang dikutip Yadi Purwanto dari An-Najjar.
An-Najjar membagi mimpi menjadi tiga: (1) mimpi yang valid (al-Ru’ya> al-
S}ahi>hah), jenis ini terdiri dari mimpi yang benar-benar nyata, mimpi yang
baik, mimpi simbolik, dan mimpi peringatan; (2) mimpi yang mungkin benar
dan mungkin salah; dan (3) mimpi yang tidak benar.27
G. Metodologi Penelitian
Dalam sebuah penelitian, metode penelitian sangat penting untuk
digunakan. Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan
dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri artinya sebagai
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh
fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan kebenaran. Oleh sebab itu, dalam melakukan suatu penelitian
perlu dirancang dan diarahkan guna memecahkan masalah tertentu. Sehingga
pada akhir penelitian hasilnya dapat menjawab masalah yang sedang diteliti.28
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah
penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah
penelitian yang dilakukan melalui sumber-sumber bacaan ilmiah.
26
Purwanto, Memahami Mimpi Perspektif, hlm. 247. 27
ibid, hlm. 253-254. 28
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hlm. 24.
16
2. Sumber Data
Sumber data penelitan ini terbagi ke dalam dua kategori, yaitu
sumber data utama (primer) dan sumber data pendukung (sekunder). Sumber
data primer berupa al-Qur’an dan terjemahannya serta kitab-kitab beberapa
mufassir yang membahas tentang tema penelitian. Adapun sumber data
sekunder berupa data pustaka yang diperoleh dari literatur-literatur baik yang
berbentuk buku dan jurnal yang mempunyai keterkaitan langsung dengan
fokus kajian penelitian ini.
3. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Tafsir Maud}u>i>. Pendekatan Tafsir Maud}u>i> adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk memahami maksud yang terkandung dalam ayat al-Qur’an sebagai
wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dalam batas
kemampuan manusiawi (al-T{a>qah al-Basyariyyah) berdasarkan tema yang
akan dibahas.29
Dalam penerapannya terdapat dua macam Tafsir Maud}u>i> dalam
menafsirkan al-Qur‟an: Pertama, Pembahasan terhadap satu surat secara
utuh, menyeluruh, dan komprehensif dengan cara menggali maksud dan
kandungan ayat-ayatnya berdasarkan prinsip kesatuan surat, sehingga
menghasilkan pemahaman yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif
terhadap surat tersebut. Kedua, Adalah bentuk Tafsir Maud}u>i> yang digunakan
dalam penelitian ini dimana bentuk kajiannya adalah membahas satu tema
29
Amiur Nuruddin, Keadilan dalam Al-Qura<n, (Jakarta: Hijr Pustaka Utama, 2008),
hlm. 10
17
dalam al-Qur‟an dengan menghimpun ayat-ayat terkait yang terdapat dalam
surat yang berbeda, kemudian ayat tersebut disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan pemahaman yang komprehensif terhadap tema yang dibahas.30
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
dengan cara mengambil data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.31
Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan adalah ayat-ayat al-Qur‟an
terkait, kemudian dokumen pendukung seperti hadis, buku, dan jurnal. Ayat-
ayat tersebut dikumpulkan terlebih dahulu kemudian diuraikan, langkah ini
merupakan langkah pertama yang harus ditempuh karena merupakan pokok
bahasan guna menyelesaikan masalah yang akan diteliti sehingga ayat-ayat
terkait tersebut menjadi prioritas utama, adapun dokumen yang dikumpulkan
berupa beberapa produk pemikiran sebagai pendukung dan pelengkap
penelitian.
5. Metode Analisis Data
Penelitian ini mengusung satu tema yang digali dalam al-Qur’an,
sehingga penelitian menggunakan metode penafsiran tematik atau maud{u>’i>.
Dalam metode ini, ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai maksud sama –
dalam arti sama-sama membicarakan topik masalah-dihimpun kemudian
diberi keterangan dan penjelasan. Secara rinci langkah-langkah yang
30
Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsi>r Maud{u >’i >: Sebuah Pengantar, terj. Suryan
A. Jamrah, (Jakarta: RajaGrafindo, 1996), hlm. 36. 31
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1996), hlm. 73
18
dilakukan dalam metode ini sebagaimana diungkap oleh al-Farmawi adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
3. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya disertai
pengatahuan tentang sebab turun ayat (asba<b al-nuzu<l) jika
memang ada.
4. Memahami korelasi ayat dalam suratnya masing-masing.
5. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (outline).
6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan
pokok bahasan.
7. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan
menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian sama, atau
mengompromikan antara yang umum (‘a<>m) dengan khusus (kha<>s),
atau pada ayat yang lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya
bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan.32
Dalam kaitannya dengan penelitan ini, poin ketujuh dalam langkah-
langkah diatas, penulis anggap tidak relevan sehingga langkah tersebut tidak
digunakan dalam penelitan ini. Hal ini dikarenakan konsep keumuman dan
kekhususan ayat al-Qur‟an hanya berkisar pada ayat-ayat hukum saja,
sedangkan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tema mimpi, tidak
berhubungan dengan masalah hukum.
32
Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsi>r Maud{u >’i >, hlm. 45-46.
19
Adapun dalam penerapannya metode ini difungsikan untuk melihat
penafsiran serta konsep mimpi dalam al-Qur‟an, meliputi bentuk dan
mekanisme mimpi serta tafsiran ayat tentangnya.
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
1. Bab pertama adalah pendahuluan yang merupakan pertanggung jawaban
metodologis penelitian, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka,
metodologi penelitian, kerangka teori dan sistematika pembahasan.
2. Bab kedua menjelaskan tentang gambaran umum tentang mimpi. Dalam
bab ini akan dijelaskan definisi mimpi secara umum, kemudian kajian
terhadap fenomena tidur yang memang tidak dapat dilepaskan dari mimpi,
dan terakhir pembahasan tentang ru>h, „aql, qalb,dan nafs yang mana term-
term tersebut sangat berhubungan dengan bahasan tidur dan mimpi.
3. Bab ketiga memaparkan tentang Term mimpi dalam al-Qur‟an.
Pembahasan bab ini meliputi makna kata-kata mimpi dalam al-Qur‟an
ditinjau dari segi bahasa dan pandangan beberapa mufassir tentang term
tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan kisah-kisah mimpi didalam al-
Qur‟an, kemudian diakhiri dengan pembahasan mengenai tafsir mimpi.
4. Bab keempat adalah analisis dari beberapa bab yang telah dibahas,
pembahasan dalam bab ini meliputi penjelasan konsep keterkaitan ayat
20
mimpi dalam al-Qur‟an, kemudian dilanjutkan dengan mamacam-macam
mimpi didalam al-Qur‟an berdasarkan psikologi Islami. Pembahasan ini
dilanjutkan dengan pengaruh mimpi secara psikologis, setelah itu diakhiri
dengan mimpi dalam pandangan psikolog muslim.
5. Bab kelima yaitu penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampailah tulisan ini pada bab terakhir yang akan menutup seluruh
perbincangan tentang Mimpi dalam al-Qur‟an dalam tinjauan Psikologi Islam.
Bermula dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam Islam mimpi dianggap sebagai karunia dari Allah yang
diberikan pada seluruh manusia dalam tidurnya melalui malaikat,
setan, ataupun pengaruh kondisi tubuh, tanpa memandang agama,
suku, dan lain sebagainya. Sedangkan tidur didalam Islam dianggap
sebagai kematian kecil, karena pada prinsipnya seorang yang tidur
sama dengan orang mati, yakni ru>h nya sama-sama ditahan oleh
Allah. Kematian kecil inilah yang dikatakan sebagai kondisi tidak
sadar manusia. Sedangkan dalam al-Qur‟an mimpi dikatakan
sebagai ru’ya>, ahla>m, dan, aha>di >s|. Dua istilah pertama menurut para
ulama menunjukkan bentuk mimpi. Ru’ya> menunjukkan mimpi
yang jelas, sedangkan hulm menunjukkan mimpi yang kosong.
Adapun aha>di >s| dikatakan sebagai mimpi jika sudah digabung
dengan kata ta’wi>l sehingga makna yang dihasilkan adalah tafsir
terhadap mimpi yang berbentuk simbol dan isyarat.
123
2. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka Psikologi Islam
membagi mimpi dalam dua kerangka besar, yaitu mimpi yang benar
(ru’ya > s|a>diqah) dan mimpi bohong (ru’ya> ka>z|ibah). Mimpi yang
benar berupa wahyu yang diterima oleh para Nabi dan orang yang
saleh, sedangkan mimpi bohong adalah mimpi orang kafir, munafik,
fasiq, dan lain sebagainya. Kedua macam mimpi tersebut ditentukan
oleh tingkatan nafs yang berada pada diri manusia. ru’ya> s|a>diqah
berada dalam tingkatan nafs mut}mainnah, sedangkan ru’ya> ka>z|ibah
berada dalam tingkatan nafs lawwa>mah dan nafs amma>rah. Nafs
mut}mainnah dibagi menjadi dua yaitu nafs mut}mainnah mard}iyyah
sebagai tingkatan nafs yang paling tinggi dan hanya dimiliki oleh
para Nabi, oleh karena itu mimpinya merupakan wahyu. nafs
mut}mainnah ra>diyah adalah tingkatan nafs dibawah nafs
mut}mainnah mard}iyyah, tingkatan nafs ini dimiliki hanya dimiliki
oleh orang saleh, oleh karena itu mimpinya merupakan
mubasysyirah, ilham, atau bahkan berupa ilmu laduni. Sedangkan
mimpi yang terjadi pada tingkat nafs lawwa>mah dan nafs amma>rah
lebih dipengaruhi oleh kondisi jasad dan bisikan-bisikan setan, oleh
karena itu mimpinya lebih condong kepada berita bohong, kalaupun
ditafsirkan dan menjadi kenyataan, hasilnya memberikan efek
negatif. Bahkan jika mimpi ini berada pada dukun, maka bisa jadi
mimpinya merupakan pengetahuan untuk memperoleh mantra.
124
3. Dalam segala aspeknya, mimpi berpengaruh pada psikologis
seseorang. Signifikan atau tidak, tergantung pada pribadi individu
tersebut. Bentuk pengaruh mimpi terhadap psikologi tergantung
jenis mimpi yang dialami, apakah mimpi yang benar, bohong, baik,
buruk, dan lain sebagainya. Adapun khusus untuk jenis al-ru’ya> al-
S{a>diqah, posisi mimpi tidak hanya berpengaruh terhadap psikologi
saja, akan tetapi dapat menjadi indikator sifat pemimpi, serta dapat
membangun optimisme seseorang akan masa depannya.
B. Saran-saran
Pada dasarnya manusia mempunyai kepribadian beragam yang
mempengaruhi kehidupan sehari-hari, mulai dari pergaulan hingga mimpi.
Setelah mengetahui hakikat mimpi dalam al-Qur‟an, dan bagaimana psikologi
Islami dengan konsep ru>h nya memandang hakikat mimpi tersebut, maka
dapat disajikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi diri peneliti sendiri, karena terbatasnya kemampuan dan
keilmuan, maka perlu ditingkatkan kembali minat belajar guna
menggali kandungan dalam literatur keislaman, utamanya al-
Qur‟an. Pengetahuan tersebut setidaknya bertujuan untuk
menggapai al-ru’ya> al-S{a>diqah dengan cara berusaha meningkatkan
kualitas kepribadian sehingga nafs mut}mainnah dapat diraih dan
sebisa mungkin dipertahankan.
125
2. Bagi kaum muslimin, kesadaran akan hakikat ru>h pada manusia
hendaknya terus ditingkatkan. Kesadaran ini menimbulkan
pemahaman tentang penghambaan pada Allah sehingga setidaknya
kualitas keimanan dapat dipertahankan bahkan ditambah. Jika sudah
begitu maka mimpi yang dialami tidak sia-sia dan lewat begitu saja.
Dia bisa menjadi jalan untuk memperoleh pengetahuan atau solusi
dari persoalan hidup.
3. Bagi peneliti yang ingin meneliti tema mimpi dalam al-Qur‟an
terutama penelitian yang menggunakan pendekatan Psikologi Islami
dalam penelitiannya, hendaknya melakukan pengkajian lebih
mendalam terhadap konsep Psikologi Islami terlebih dahulu,
khususnya tentang Psikologi Perkembagan dalam Psikologi Islami.
Pengkajian ini dimaksudkan untuk menganalisa konsep mimpi
dalam al-Qur‟an melalui sudut pandang perkembangan psikologis
seseorang.
126
DAFTAR PUSTAKA
„Utaibi, al, Sahl bin Rifa‟, Al-Rua> ‘inda ahl al-Sunnah wa al-Jama>’ah wa al-Mukha>lifin, (Riyadl: Dar al-Kunuz Isybiliya, 2009)
Abdurrahman, Muhammad Yusuf bin, Ajaibnya Bangun Pagi dan Bangun
Malam: Untuk Kesehatan Tubuh dan Jiwa, (Yogyakarta: diva
Press, 2013)
Akbar, Husaini Usman & Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
Alusi, al-, Ru>h al-Ma’a>n>i fi> Tafsi>r al-Qur’an al-‘Adzi>m wa al-Sab’ al-Mas|a>ni>, (Maktabah Syamilah, v.3.44)
Aris, Fuad, Pelajaran Surah Yusuf: Yang Tersirat dan Yang Memikat dari Surah
Yusuf a.s. (Jakarta: Zaman, 2013)
Atsir, al, Ibn, al-Niha>yah fi> Gari>b al-Hadi>s| wa al-A<s|ar, (Beirut: al-Maktabah al-
„Ilmiyah, 1979)
Baghawi, al, Ma’a>lim al-Tanzi>l, (Dar al-Thibah Li al-Nasyr wa al-Tauzi‟, 1997)
Baharun, Noresah bint, Kamus dewan, (dewan Bahasa dan Pustaka: Kuala
Lumpur, 2002)
Bukhari, al-, al-S}ahi>h Bukha>ri>, ter. Imam Mudzakir & Makruf Abdul Jalil,
(Jakarta: Pustaka al-Sunnah, 2010)
Craze, Richard, Tafsir Mimpi: Menguak Simbol Misterius Alam Bawah Sadar,
terj. I. Sugiri, (Yogyakarta: Kanisius, 2013)
Dee, Nerys, Memahami Mimpi, terj. Syarifuddin Hasani, (Yogyakarta: Pustaka
Populer, 2001)
Dirgagunarsa, Singgih, Pengantar Psokologi, (Jakarta: Mutiara, 1983)
Farmawi, al, Abd al-Hayy, Metode Tafsi>r Maud{u>’i >: Sebuah Pengantar, terj.
Suryan A. Jamrah, (Jakarta: RajaGrafindo, 1996)
Freud, Sigmund, Memperkanalkan Psikoanalisa Lima Cerama, (Jakarta:
Gramedia, 1984)
______________, Tafsir Mimpi: terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001)
Fuadi, M. Alwi, Berjumpa Nabi dan Malaikat di Dalam Tidur dan Terjaga,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
127
Hajar, Ibn, Fath al-Ba>ri>, terj. Amir Hamzah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009)
Hamid, Muhammad, Kisah Mimpi Orang-orang Saleh, (Yogyakarta: Tugu, 2012)
Hamka, Tafsi>r al-Azhar, (Jakarta: Panjimas, 1986)
http://tsalismuttaqin.blogspot.com/2012/10/infiltrasi-israiliyat-dalam-tafsir-
al.html?m=1
http://www.faktailmiah.com/2010/07/16/mimpi.html
Ibn „Abdil Bar, al-Tamhid
Ibrahim, Ahmad Syawqi, Misteri Tidur; Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan
Keajaiban Lain di Balik Tidur Anda, Terj. Syamsu A. Rizal dan
Luqman Junaidi, (Jakarta: Zaman, 2013)
Isfahani, al, Al-Raghib, Al-Mufrada<t fi Alfa>z{ al-Qur’an, (Beirut: dar al-Fikr, tt)
Jauhari, al, Al-Shahhah, (Beirut: Dar al-Ilm, 1399)
Jauzi, al, Ibn, Za>d al-Masi>r, (Maktabah Syamilah, v.3.44)
Jawi, al, Muhammad al-Nawawi al-Bantani, Irsya>d al-‘Ibad, terj. H. M. Ali,
(Surabaya: Mutiara Ilmu, 2013)
Karman, Supriana M, Ulumul Qur‟an, (Bandung: Pustaka Islam, 2002)
Kasim, Nur Atik, Tafsir Mimpi Menurut Nabi, (Klaten: Citra Media Pustaka,
2010)
Katsir, Ibn, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Adzim, (Riyadh: Dar al-Thiybah 1999)
Kementerian Agama RI, Tafsi>r al-Qura>n Tematik “Kesehatan dalam Perspektif
al-Qura>n”, (Jakarta: DIRJEN BIMAS Islam Kementerian Agama,
2012)
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, terj. Masturi Ilham, dkk, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2011)
Mandzur, Ibn, Lisa>n al-‘Arab, (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2009)
Maqdisy, al, Syihab al-„Abir, Al-Badr al-Muni>r fi> ‘Ilm al-Ta’bi>r, (Libanon:
Muassasah al-Rayyan, 2000)
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008)
128
Mawardi, al, al-Nakt wa al-‘Uyu>n: Tafsi>r al-Mawardy. (Beirut, Dar Kutub al-
„Ilmiyah, tt)
Mudzakir, Abdul Mujib & Jusuf, Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo,
2002)
Muhtasib, al, Abd al-Majid Abd al-Salam, Visi dan Paradigma Tafsir al-Qur’a>n
Kontemporer, terj. Moh. Ghafur Wachid, (Bangil: al-Izzah, 1997)
Musayyar, al, Muhammad Sayyid Ahmad, Menelusuri Jejak Roh dalam Kajian
Islam dan Filsafat, terj. Ubaidillah Saiful Akhyar, (Yogyakarta:
Bintang Pustaka Abadi, 2010)
Muslim, S}ahi>h Muslim, takhrij: Fuad Abdu Baqi, terj. Dede Ishaq Munawar,
(Jakarta: Pustaka al-Sunnah, 2010)
Nabulusy, al, Syeikh „Abdul Ghani, Ta’t}i>r al-Ana<m fi> Ta’bi>r al-Mana<m, (Beirut:
Dar al-Fikr, tt).
Najar, al, Amir, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, terj. Hasan Abrori, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2004)
Najati, Muhammad Utsman, al-Qura<n dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi‟ Usmani,
(Bandung: Pustaka, 2002)
_______________________, Psikologi Qur‟ani “Dari Jiwa Hingga Ilmu
Laduni”, ter. Hedi Fajar & Abdullah, (Bandung: Marja, 2010)
Nashori, Fuad & R. Rachmy Diana, “Perbedaan Kualitas Tidur dan Kualitas
Mimpi Antara Mahasiswa Laki-laki dan Mahasiswa Perempuan”,
Jurnal Humanitas: Indonesian Psychological Journal, Vol. 2, No.
2 Agusutus, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia dan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2005)
Nasution, Khoiruddin, Pengantar dan Pemikiran Hukum Keluarga (Perdata)
Islam di Indonesia, (Yogyakarta:Tazzaffa dan Accademia, 2007)
Nuruddin, Amiur, Keadilan dalam Al-Qura<n, (Jakarta: Hijr Pustaka Utama, 2008)
Parker, Maeve Ennis & Jennifer, Memahami Arti Mimpi, terj. Widyananto S,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008)
Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Purwanto, Yadi, Memahami Mimpi Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta:
Menara Kudus, 2003)
129
_____________, Psikologi Kepribadian “Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah
Perspektif Psikologi Islami”, (Bandung: Refika Aditama, 2011)
Qatthan, al, Manna‟, al-Mabahis} fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Riyad: Mansyurat al-„Ashr
al-Hadits, tt)
Qayyim, al, Ibn, al-Ru>h fi> al-Kala<m ‘ala> Arwa>h wa al-Amwa>t bi al-Dali>l min al-Kita>b wa al-Sunnah wa al-As|a>r wa Aqwa>l al-‘Ulama>’, (Beirut: Dar
al-Fikr: 1992)
____________, Mada>rij al-Sa>liki>n, terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 1998)
____________, Metode Pengobatan Nabi, terj. Abu Umar Basyir al-Madani,
(Jakarta: Griya Ilmu, 2006)
Qurtubi, al, al-Ja>mi’ Li Ahka>m al-Qur’a>n, (Riyadl: Dar al-„Alam al-Kutub, 2003)
Qutaibah, Ibnu, Tafsir Mimpi Ulama, (Sukoharjo: Aqwam, 2011)
Raho, Bernard, Teori Sosiologi Modren, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)
Razi, al, Fakhruddin, Mafa>tih al-Gaib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981) 17.
________________, Mafa>tih al-Gaib, (Maktabah Syamilah: V. 3.44)
Sapuri, Rafy, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta:
RajaGrafindo Persada: 2009)
Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1982)
Shihab, M. Quraish, “Maut: Perjalanan Menuju Keabadian”, Jurnal Bimas Islam,
DITJEN BIMAS Islam KEMENAG RI, ( 2011)
________________, Kematian adalah Nikmat, (Ciputat: Lentera Hati, 2014)
________________, Mukjizat al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2004)
________________, Tafsi>r al-Mis}ba>h, (Ciputat: Lentera Hati, 2011)
Sirin, Muhammad Ibn, Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, terj. M.
Syihabuddin & Sopian, Asep. (Jakarta: Gema Insani, 2004)
SJ, Wolfgang Bock, Menafsir Mimpi Bahasa Sandi Tuhan, (Yogyakarta:
Kanisius, 2007)
130
Suyuthi, al, Jalaluddin, al-Dur al-Mans|u>r fi> al-Ta’wi>l bi al-Ma’s|u>r, (Maktabah
Syamilah, v. 3.44)
Syarif, Adnan, Psikologi Qur‟ani, terj. Muhammad al-Mighwar, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 2002)
Syaukany, al, Fath{ al-Qadi>r, (Kairo, Dar al-Hadis, 2007)
Thabari, al, Ibn Jarir, Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wi al-Qur’an, (Damaskus: al-Risalah,
2000)
Ushaimy, Al, Saud Fahd, Mimpi dan Bunga Mimpi, (Jakarta: al-Mawardi Prima,
2004)
www.kbbi.web.id/roh
Yasin, Hikmat ibn Basyir ibn, al-Tafsi>r al-S{ahi>h mawsu>’ah ‚al-S{ahi>h al-Masbu>r min al-Tafsi>r bi al-Ma’s|u>r, (Madinah: Dar al-Maatsir, 1999)
Zaghlul, Abu Hajir Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni, Mawsu>’ah At}ra<>f al-Aha<di>s| al-Nabawi>, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tth)
Zamakhsyari, al-Kassyaf, (Beirut: Dari al-Fikr, 1399)
Zamanin, Ibn Abi, Tafsi>r al-Qur<a>n al-‘Azi>z, (Kairo: al-Faruq al-Haditsah, 2002)
Zarqani, al, Syarh Muwat}t}a’ Malik, (Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1407)
131
Lampiran:
132
133
PROFIL PENULIS
Nama : HABIBULLAH NURUDDIN
Tempat tanggal lahir : Pamekasan, 13 Agustus 1990
Alamat : Dsn. Karang Anom Panaan Palengaan Pamekasan Madura
: Yogyakarta, Jl. Tujung 1, Baciro Gondokusuman
Ayah : Muhammad Nuruddin
Ibu : Siti Romlah
Motto : Selalu berkasih dan berterimakasih
No. Telp/HP : 087750211178
E-mail : habibullahpanaan@gmail.com
Pengalaman Pendidikan :
- SD : SDI Al-Mujtama‟ Tahun Lulus 2003
- SMP : Al-Mujtama‟ Tahun Lulus 2005
- SMA : SMA Tahfidz Darul Ulum banyuanyarTahun
Lulus 2008
- Strata Satu : STIU Al-Hikmah Jakarta Lulus Tahun 2011
top related