membentuk kemampuan berfikir kritis utk meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan alat...
Post on 18-Oct-2015
34 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
1/52
1
MEMBENTUK KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DI KELAS V
SDN 49/IV KEL. TALANG BANJAR
KEC. JAMBI TIMUR
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011-2012
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
2/52
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang MasalahPendidikan dewasa ini lebih menekankan pada kualitas proses maupun
produk pembelajaran melalui kegiatan yang mampu memberikan dampak positif
terhadap perkembangan dan kreatifitas berfikir peserta didik. Selain itu, perlu
dipahami konsep pendidikan dan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan
dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.
Guru harus mampu menentukan suatu pendekatan dan metode atau media
sesuai untuk pembelajaran topik-topik Sains sehingga menarik dan dapat
memotivasi siswa untuk mempersiapkan emosi belajar secara menyeluruh. Hasil
kajian menunjukan bahwa pembelajaran Sains di Sekolah Dasar masih banyak
dilakukan secara konvensional (pembelajaran berpusat pada guru) dan prestasi
belajar Sains masih sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran
lainnya (Departemen Pendidikan. Sarjono, 2000). Hal lain yang telah ditemukan
di lapangan pada waktu melakukan observasi pada SD No.49/IV Kelurahan
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
3/52
3
Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi diperoleh hasil observasi
siswa dan siswi yang rendah, observasi ini dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil belajar siswa serta dari hasil refleksi bersama guru.
Permasalahan yang diperoleh dari hasil belajar siswa yang rendah terutama
pada pelajaran Sains pada pokok pembahasan sistem pencernaan pada manusia.
Hal ini disebabkan pelajaran Sains hampir selalu disajikan secara verbal melalui
kegiatan ceramah dan textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang sangat
minim, kurang menarik minat siswa dan membosankan. Guru jarang
menggunakan alat peraga atau media pelajaran Sains sekalipun di sekolah tersedia
alat peraga KIT IPA serta tidak terbiasa untuk melibatkan siswa dalam melakukan
kegiatan percobaan. Dalam membahas materi tidak terlihat adanya upaya guru
untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun kegiatan kelas, target
keberhasilan pelajaran Sains yang diterapkan guru cenderung lebih mengarahkan
agar siswa terampil mengerjakan soal-soal ujian akibatnya pemahaman konsep
siswa rendah.
Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa pembelajaran Sains harus
menekankan pada penugasan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah
(Depdiknas 2006). Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk
direalisasikan karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran
Sains, yaitu 1) Berpusat pada guru, 2) Tidak menantang siswa untuk berpikir
kritis, analitis, dan logis, 3) Orientasi pembelajaran hanya untuk mencapai target
kurikulum, 4) Keterlibatan siswa sangat minim, 5) Kegiatan percobaan atau
demonstrasi jarang dilakukan, 6) Kurang menekankan penguasaan keterampilan.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
4/52
4
Oleh karena itu pembelajaran Sains di SD harus menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan metode alat peraga
ataupun media yang digunakan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya, hal tersebutlah salah satu
penyebab kurang berhasilnya siswa dalam belajar. Hal ini juga dapat dilihat dari
data nilai KKM siswa kelas V pada mata pelajaran Sains yang mencapai nilai 65.
Bila nilai KKM tersebut kurang dari setengah maka diadakan remedial, dan jika
lebih dari nilai yang rendah maka diadakan pengulangan atau pengayaan,
tujuannya menaikkan nilai anak yang rendah menjadi lebih baik, dimana syarat
kriteria ketuntasan minimum itu dilihat dari 1) adanya dukungan, 2) sumber
belajar yang baik, dan 3) dari penilaian hasil belajar siswa.
Guru berhasil dalam mengajar maka ia harus dapat memilih dan
menggunakan metode, media, atau alat peraga yang tepat dalam mengajar anak
didik nya, upaya tersebut selayaknya berjalan secara terus menerus dan
berkesinambungan sehingga pada akhirnya diharapkan peserta dapat
meningkatkan pengetahuan yang optimal, guru juga harus mengetahui bukan
hanya bahan/materi pelajaran akan tetapi juga masalah-masalah siswa, sebab
melalui media mengajar, metode maupun alat peraga guru harus mampu
memberikan kemudahan belajar kepada siswa dalam proses belajar di kelas. Jadi
penguasaan guru terhadap alat pendukung tersebut adalah upaya guru untuk
membantu penguasaan materi pengajaran oleh siswa nya. Maka alat peraga dipilih
untuk mengatasi masalah yang ada di dalam kelas.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
5/52
5
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba memperbaiki pembelajaran
dengan menggunakan Alat Peraga untuk membentuk kemampuan berpikir kritis
dan meningkatkan hasil belajar sains di kelas V SDN No.49/IV Kelurahan Talang
Banjar Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
1.2.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana membentuk kemampuan berfikir kritis
untuk meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V
SDN 49/IV Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.?
1.3.Tujuan PenelitianMembentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar
sains melalui penggunaan alat peraga kelas V SDN No.49/IV Kelurahan Talang
Banjar pokok bahasan sistem pencernaan pada manusia.
1.4.Manfaat PenelitianSuatu penelitian pada akhirnya secara umu diharapkan dapat memberikan suatu
nilai kemanfaatan. Begitu juga dengan penulisan ini diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswaBagi siswa diharapkan dapat mendorong siswa belajar lebih giat, terutama
untuk meningkatkan kemampuannya dalam:
Mengarahkan kegiatan belajar Meningkatkan semangat belajar Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
6/52
6
2. Bagi guruMelalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan menambah wawasan
guru tentang tindakan kelas guna membentuk kemampuan berfikir kritis untuk
meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan berfikir kritis untuk
meningkatkan hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga, memahami
kemampuan siswa dan potensi yang dimilikinya serta memberikan stimulus
yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa dalam
pembelajaran Sains.
3. Bagi SekolahBagi sekolah hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan penting dalam rangka meningkatkan kegiatan pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran Sains.
4. Bagi PenelitiMenambah pengetahuan tentang pelajaran sains, menambah wawasan peneliti
tentang kemampuan berfikir kritis dan peningkatan hasil belajar anak didik,
serta menambah manfaat bagi penulis dalam penulisan laporan skripsi.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
7/52
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Mata Pelajaran Sains Di Sekolah DasarSains adalah ilmu yang seperti ilmu terus menambahkan pengetahuan dari
penelitian oleh orang yang berdisiplin dan rajin. Sains adalah salah satu mata
pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Sains adalah mata
pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, dan mutu pendidikan sains di
Indonesia, ditinjau dari perolehan UN masih memperhatikan. Semakin tinggi
jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata UN sains siswa menjadi semakin
kecil. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, walaupun telah banyak upaya yang
dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta maupun para guru. Upaya tersebut
mencakup dana, waktu, tenaga, dan pikiran yang telah banyak dicurahkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan sains, namun belum memberikan hail yang
memuaskan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:324), kata ilmu berarti
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
di bidang (pengetahuan) itu. Dalam tatanan praktis kehidupan sehari-hari semua
orang senantiasa memanfaatkan pengetahuan untuk mengetahui ilmu tertentu, dan
lain-lain.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
8/52
8
Mata pelajaran Sains perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir
kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Guru berperan sebagai fasilitator
sehingga siswa lebih efektif berperan dalam proses belajar. Guru membiasakan
memberi respon yang mengaktifkan agar semua siswa berperan secara positif dan
edukatif.
Penilaian tentang kemajuan belajar Sains dilakukan selama proses
pembelajaran, penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan
secara terintegrasi (tidak dipisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti
kemajuan dinilai dari prosesnya bukan hanya dari hasil, karena proses
pembelajaran sangat menentukan hasil yang akan didapati.
Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga Sains bukan saja hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006: 484). Dalam kurikulum
(Depdiknas: 2004) pada bidang studi Sains dijelaskan bahwa ruang lingkup
pelajaran Sains meliputi dua aspek yaitu:
1. Kerja ilmiah yang mencakup pengamatan/penelitian, komunikasi ilmiah,pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah sikap, dan nilai ilmiah.
2. Pemahaman konsep dan penerapan nya, yang mencakup:a. Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cairan, padat dan gas
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
9/52
9
c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, panas magnet, listrik, cahaya, danpesawat sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-bendalangit lainnya
e. Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsepsains dan saling keterkaitan nya dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat, melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk
merancang dan membuat
2.1.1. Konsep Alat Peraga Pelajaran SainsParadigma Pembelajaran modern cenderung berpusat pada siswa (siswa
sentris) dengan melibatkan berbagai komponen pembelajaran, antara lain peranan
sarana dan prasarana pendidikan yang di dalamnya secara spesifik terdapat alat
peraga/praktik mutlak diperdayakan. Menurut Nasution (1985:100) alat peraga
adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Jika memperhatikan
pengantar Direktur Sarana Pendidikan, Dirjen Dikdasmen Depdiknas (2006)
dikemukakan bahwa:
Salah satu sumber belajar yang sangat penting dalam hal ini adalah ala t
peraga/praktik yang dapat membantu guru untuk memperjelas dan
memvisualkan konsep atau pengertian serta melatih untuk mencapaiketerampilan tertentu. Untuk mata pelajaran yang tujuan instruksional nya
lebih banyak menekankan (psikomotor), alat peraga/praktik sangat
diperlukan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Paradigma pendidikan dewasa ini lebih menentukan pada kualitas proses
maupun produk pembelajaran melalui produk pembelajaran learning to know,
learning to life together yang mampu memberikan dampak positif terhadap
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
10/52
10
perkembangan dan kreatifitas berfikir peserta didik. Selain itu perlu dipahami
konsep pendidikan dan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 20
Tahun 2003, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan paparan tersebut, tersirat maka adanya keharusan guru ketika
melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah melakukan
berbagai upaya dalam memodifikasi RPP serta improvisasi pelaksanaan
pembelajaran nya. Upaya tersebut selayaknya berjalan secara berkesinambungan
sehingga pada akhirnya diharapkan peserta didik dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.
Melihat fenomena di lapangan, ada kecenderungan guru kurang
memperhatikan penggunaan alat peraga pelajaran ditinjau dari aspek pencernaan
maupun pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan alat peraga/ praktik
merupakan bagian dari sarana dan prasarana pendidikan dan identik dengan alat
bantu pelajaran.
Torso sebagai alat peraga buatan (article) merupakan salah satu alat peraga
yang digunakan sebagai alat bantu pengajaran pada konsep pencernaan makanan.
Menurut kurikulum (Anonim, 1991: 26) peranan alat peraga disebutkan
sebagai berikut: (a) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan
jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (b) alat peraga memungkinkan lebih
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
11/52
11
sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak
kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-
masing individu, (c) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan di luar kelas, (d) alat peraga memungkinkan
mengajar lebih sistematis dan teratur.
Secara umum benda yang ada di alam sekitar selain sebagai sumber belajar
juga dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga/ praktik pembelajaran. Tetapi jenis
dan spesifikasi nya untuk masing-masing mata pelajaran akan berbeda-beda sesuai
dengan tuntunan pembelajaran nya. Direktorat Sarana Pendidikan (2000: 1)
menerangkan bahwa:
Dalam daftar jenis dan spesifikasi alat peraga/ praktik terdapat 2 (dua)
kategori alat yaitu alat yang sukar dibuat dan alat yang mudah dibuat
(sederhana). Untuk alat yang sukar dibuat, akan dibuatkan properti nya dan
pabrikasi untuk selanjutnya disebarluaskan di sekolah. Bagi alat peraga
yang mudah dibuat diupayakan agar guru-guru/ siswa dapat membuat
sendiri dengan menggunakan bahan yang murah dan di dapat di
lingkungan sekitar.
2.1.2. Kelebihan dan kekurangan alat peraga Sainsa. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran
b. Meningkatkan motivasi belajarc. Menyediakan variasi belajard. Memberikan gambaran struktural yang memudahkan belajare. Memberikan contoh yang selektiff. Merangsang berfikir analisisg. Memberikan situasi belajar tanpa beban atau tekanan
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
12/52
12
Selain kelebihan yang terdapat dalam penggunaan alat peraga, alat peraga
pun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaannya, antara lain:
a. Media terbatasb. Penggunaan hanya secara pasifc. Guru hanya menyebutkan dan menjelaskan, namun tidak membimbing siswa
dalam kegiatan belajar
Disamping itu penggunaan alat peraga sangat sesuai dengan teori Piaget
yang menyatakan bahwa anak SD pada umumnya berada pada akhir tahap pra
operasional. Pada hakekatnya kedua tahapan ini mempunyai banyak persamaan
yaitu mereka berfikir atas dasar nyata (konkrit), mereka belum dapat berfikir
abstrak, kalaupun mampu mereka harus terlebih dahulu menggunakan alat peraga.
2.2.Pengertian Berfikir KritisBerpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik
dan berperan dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah
dengan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam kegiatan inkuiri ilmiah.
Dalam beberapa tahun terakhir, Berpikir Kritis telah menjadi suatu
istilah yang sangat populer di dunia pendidikan. Karena banyak alasan, para
pendidik menjadi lebih tertarik mengajarkan keterampilan-keterampilan berpikir
dengan berbagai corak dari pada mengajar informasi dan isi. Tentu saja, anda bisa
melakukan keduanya, tetapi di masa lalu penekanan sebagian besar pengejaran
yang disampaikan kepada masyarakat adalah pada isi sejarah, fisika, geografi,
atau apa saja dan meskipun banyak pengajar menyatakan bahwa mereka telah
mengajarkan kepada para siswa nya tentang bagaimana berpikir, sebagian besar
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
13/52
13
akan mengatakan bahwa mereka melakukan secara tidak langsung atau secara
implisit, yaitu sembari menyampaikan isi materi pelajaran mereka.
Indikator Berpikir Kritis
Wade (1995) mengidentifikasikan delapan karakteristik berpikir kritis, yakni
meliputi:
(1)Kegiatan merumuskan pernyataan,(2)Membatasi masalah,(3)Menguji data-data,(4)Menganalisis berbagai pendapat,(5)Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,(6)Menghindari penyederhanaan berlebihan,(7)Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan(8)Mentoleransi ambiguitas.
Semua manusia akan berfikir, begitulah alaminya manusia tercipta. Proses
berfikir merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan seorang yang mengalami
gangguan kejiwaan pun merupakan seorang pemikir yang mempunyai dunia lain
dalam hidupnya.
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Dalam proses berfikir, tentunya diperlukan daya nalar yang memadai untuk
menganalisa masalah yang dihadapi. Liputo dalam Maulana (2008) bahwa
berpikir merupakan kegiatan mental yang disadari dan diarahkan agar kita dapat
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
14/52
14
membangun dan memperoleh pengetahuan, mengambil keputusan, membuat
perencanaan, memecahkan masalah, serta untuk menilai tindakan.
Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah,
disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja
membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah
serta komitmen untuk mengubah paradigma egosentris dan sosio sentris kita.
Gleser mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir
secara mendalam tentang masalah dan hal yang berbeda dalam jangkauan
pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan
penalaran yang logis dan semacam suatu menuntut upaya keras untuk memeriksa
setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjut yang diakibatkan nya (Gleser, 1941, hal 5).
Beyer (1995) menawarkan definisi yang paling sederhana: Berpikir kritis
berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal. Beyer memandang
berpikir kritis sebagai menggunakan kriteria untuk menilai kualitas sesuatu, dari
kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan normal sehari-hari sampai
konklusi dari sebuah paper berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk
mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argumen-
argumen, penelitian, dan lain-lain).
Screven dan Paul (1996) dan Angelo (1995) memandang berpikir kritis
sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi aktif dan ber keterampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan
oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
15/52
15
penuntun menuju kepercayaan dan aksi. Selain itu, berpikir kritis juga telah
didefinisikan sebagai berpikir yang memiliki maksud, masuk akal, dan
berorientasi tujuan dan kecakapan untuk menganalisis sesuatu informasi dan
ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai macam perspektif (Silverman dan
Smith, 2002).
Beberapa penulis percaya bahwa kecakapan yang kurang di dalam berpikir
kritis secara langsung mempengaruhi kapasitas bagi individu untuk maju dalam
penerapan secara efektif informasi yang sampai kepada mereka (Glazer, 1985;
Primack, 1986; Wilson, 1988). Oleh karena itu, mereka menafsirkan bahwa
nampak penting bagi kita untuk tidak hanya belajar berpikir kritis, tetapi juga
mengajarkan berpikir kritis kepada orang lain.
Anggapan ini sangat penting karena bagi seseorang untuk bisa berhasil di
dalam bidang apa pun, dia harus memiliki kecakapan untuk berpikir kritis. Dia
harus bisa menalar secara induktif dan deduktif, seperti kapan dia melakukan
kritik dan mengkonsumsi ide-ide atau saran-saran. Kecakapan-kecakapan berpikir
kritis ini biasa dikenal sebagai sebuah tujuan pendidikan yang penting dan
meresap, dan dianggap sebagai sebuah hasil yang diinginkan dari semua kegiatan
manusia.
Bagi Rudinov dan Barry (1994), berpikir kritis adalah sebuah proses yang
menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional , dan
memberikan serangkaian standard dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan
mengevaluasi. Keduanya menyatakan bahwa banyak orang tidak, tidak bisa, atau
tidak akan berpikir kritis. Alasan utama untuk ketidakjelasan ini adalah bahwa
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
16/52
16
orang menjadi korban karena penghalang-penghalang berpikir tertentu. Rudinov
dan Barry lebih jauh menyatakan bahwa setiap individu memiliki struktur
kepercayaan yang ke dalamnya dia telah memasukan banyak kepercayaan. Yaitu:
kebanyakan kepercayaan atau prasangka yang akan kita duga tanpa pertimbangan
sadar, dan kepercayaan-kepercayaan ini sangatlah sulit untuk dibuang.
Berdasarkan uraian di atas, maka berpikir kritis dalam penelitian ini adalah
suatu proses kognitif atau tindakan mental siswa dalam usaha memperoleh
pengetahuan berdasarkan penalaran.
2.2.1. Ciri khas pemikir kritisAda beberapa ciri khas dari pemikir kritis itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas dan relevan terhadapkondisi yang ada
2. Berfikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dankonsekuensi yang logis
3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yangkompleks
Pemikir kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual,
seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain.
2.2.2. Fase-fase dalam berpikir kritisDalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis, maka kita terlebih dahulu
harus mengetahui fase-fase kemampuan berfikir kritis, oleh karena itu selanjutnya
akan diuraikan fase-fase berfikir kritis, yaitu:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
17/52
17
Brookfield (1987) mengidentifikasi lima fase berfikir kritis, yaitu:
(1)Trigger event (cepat tanggap terhadap peristiwa)Yaitu pengenalan suatu peristiwa tak terduga yang mengakibatkan terjadinya
konflik kognisi internal.
(2)Appraisal (penaksiran)Yaitu nilai situasi dan mulai bekerja secara teliti, menghadapi peristiwa tak
terduga dengan berbagai cara, mengklarifikasikan dan mengidentifikasi
perhatian orang lain dalam menghadapi situasi serupa.
(3)Exploration (eksplorasi)Yaitu mencari makna ke resolusi, atau cara dalam menjelaskan pertentangan
untuk mengurangi konflik kognisi, mendorong seseorang untuk mencari
maksud/arti, menyelidiki cara pikir dan bertindak
(4)Development alternative perspective (mengembangkan alternatif perspektif)Yaitu mengembangkan cara pikir baru yang membantu seseorang
menyesuaikan kepada peristiwa yang tidak diharapkan. Transisi ini melibatkan
suatu usaha untuk mengurangi ketidaksesuaian dalam hidup seseorang, dan
(5)Integration (integrasi)Yaitu menegosiasikan perspektif baru untuk memfasilitasi integrasi perubahan
hidup seseorang, melibatkan pengintegrasian konflik kognisi secara internal
atau eksternal untuk mencapai suatu resolusi
Knedler dalam L. Costa yang dikutip oleh Wahiddin (2008) mengemukakan
bahwa berpikir kritis dapat dikelompokkan dalam tiga fase, yaitu:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
18/52
18
(1)Menganalisa masalah yang di dalamnya ada empat langkah yaitumengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan
dan perbedaan-perbedaan, memilih informasi yang relevan dan merumuskan
masalah,
(2)Menilai informasi yang relevan yang di dalamnya terdapat lima langkah yaitumenyeleksi fakta, opini dan hasil nalar, mengecek konsisten, mengidentifikasi
asumsi, mengenali kemungkinan bisa karena salah penafsiran, dan perbedaan
orientasi nilai dan ideologi,
(3)Pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan2.3.Pengertian Belajar
Menurut Jihad dan Haris (2008: 1) belajar adalah kegiatan berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan
lingkungan sekitarnya.
Sedangkan kegiatan belajar pada dasarnya merupakan proses interaksi
antara guru dan peserta didik. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, kegiatan belajar dapat berlangsung dimana-
mana misalnya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, baik disadari
maupun tidak disadari, disengaja maupun tidak disengaja. Belajar juga selalu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.
Menurut WS. Winkel (1989: 36) belajar adalah salah satu aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan yang
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
19/52
19
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, dan nilai sikap.
Menurut Djamarah (2002: 13) belajar juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak
raga yang ditujukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapat perubahan.
Tentu saja perubahan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan
sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses
belajar adalah perubahan yang mempengaruhi.
Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dapat
disimpulkan secara umum bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
2.3.1. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat
menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk
keseluruhan kelas maupun individu.
2.3.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
20/52
20
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor
dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan
tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian,
pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar
yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun
faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penamaan
konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses
belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang
diperoleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses
belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Nama Sudjana,
1989: 111)
2.4.Kerangka berfikirPenelitian ini mengungkapkan antara pelajaran Sains pada konsep sistem
pencernaan pada manusia. Hamalik (1986) mengemukakan pendapatnya bahwa
pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Seperti yang telah dijelaskan diatas maka dapat di simpulkan bagaimana
membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar sains
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
21/52
21
melalui penggunaan alat peraga yaitu membuat anak semangat dalam belajar
dengan menampilkan gambar-gambar sebagai salah satu alat pendukung, dari
gambar tersebut guru dapat melihat kemampuan anak dalam mengamati,
mencermati gambar serta mampu menganalisis apa yang di tampilkan dari
gambar-gambar tersebut, serta membuat anak berfikir, mengungkapkan pendapat
dari gambar yang diberikan guru dan memberi memotivasi anak agar minat dalam
belajarnya semakin meningkat, di sinilah guru dapat melihat serta memperoleh
hasil belajar siswa yang semakin meningkat atau tidaknya ke arah yang lebih baik.
Kerangka berfikir
Mengamati
Alat Peraga Mencermati Menimbulkan Berfikir Hasil
Pertanyaan Kritis Belajar
Menganalisis
2.5.Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan dan kerangka
berfikir yang dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah: Penggunaan Alat Peraga pada pokok bahasan sistem
pencernaan pada manusia dapat membantu kemampuan berfikir kritis untuk
meningkatkan hasil belajar Sains di kelas V SDN 49/IV Kelurahan Talang Banjar,
Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
22/52
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Seting Penelitiana. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 49/IV Talang Banjar
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Pada tanggal 01 November sampai
dengan 15 Desember 2011. Di kelas V dengan jumlah 39 orang. Yang
terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Dari
aspek kegiatan ialah penggunaan alat peraga pada pembelajaran Sains
terhadap siswa yang mengalami penurunan prestasi belajar pada materi
sistem pencernaan pada manusia.
b. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 49/IV Talang Banjar Kecamatan
Jambi Timur, Kota Jambi dan sekolah ini mempuyai fasilitas sebagai
berikut:
1. Ruangan kantor : 2 Ruangan2. Ruang belajar siswa : 8 Ruangan yang terdiri dari a, b, c3. Ruang perpustakaan : 1 Ruangan4. Ruang UKS : 1 Ruangan5. WC guru : 2 Ruangan6. WC siswa : 2 Ruangan7. Rumah Penjaga Sekolah : 1 Ruangan
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
23/52
23
3.2.Rencana Tindakan3.2.1. Jenis Tindakan dan Bentuk Tindakan
Rencana Tindakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran Sains di kelas V. penelitian
tindakan kelas ini dilakukan oleh gurunya sendiri dengan cara (1) merencanakan
(2) melaksanakan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
3.2.2. Prosedur PenelitianData perolehan gambaran meningkat pengetahuan pada pembelajaran
Sains siswa kelas V SD dikumpulkan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil tes
atau ulangan harian dan persentase rata-rata secara umum nilai diperoleh. Adapun
prosedur penelitian tindakan kelas meliputi:
a. PerencanaanPada tahap perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan adalah:
1. Menganalisis silabus2. Menetapkan materi pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan pedoman
penilaian
3. Menentukan sumber belajar, alat dan bahan4. Menetapkan waktu pembelajaran
b. Pelaksanaan TindakanPenelitian ini dilaksanakan sendiri oleh peneliti dikelas V sebagai guru Sains/
IPA, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
24/52
24
a. Yang dilaksanakan : Penelitian Sendirib. Waktu : Jam pelajaran sainsc. Tempat : Ruang kelas Vd. Langkah-langkah :
a. Kegiatan awal Guru memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya Guru menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan
kompetensi yang diharapkan
Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnyamempelajari alat pencernaan pada manusia
b. Kegiatan inti Guru memperlihatkan alat peraga kepada peserta didik sebagai
pengantar pelajaran
Guru menyebutkan bagian-bagian alat pencernaan dimulai darirongga mulut, kerongkongan, gerak peristaltik, dan lambung
disini posisi guru tidak menjelaskan secara final, tujuannya guru
menginginkan siswa berfikir kritis dan dapat membuat
pertanyaan dari alat peraga yang diberikan
a. Eksplorasi Siswa dapat memahami peta konsep tentang alat
pencernaan pada manusia
Guru menjelaskan tugas dari rongga mulut
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
25/52
25
Guru menjelaskan tugas dari kerongkongan dan fungsidari gerak peristaltik serta fungsi dari lambung
b. Elaborasi Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik lisan maupun tulisan
Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis,menyelesaikan masalah da bertindak tanpa rasa takut dari
apa yang trlah mereka ketahui lebih lanjut
c. Konfirmasi Guru menyimpulkan materi pelajaran dan bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Memberikan penguatan dan pemahaman kepada siswac. Kegiatan akhir
Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR Guru menutup pelajaran
c. ObservasiPengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap pengetahuan siswa,
pengetahuan di dapat dari efektifitas tindakan siklus dan hasil akhir siklus dari
tindakan, disamping itu juga diamati apakah penggunaan alat peraga dapat
membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar
dalam menyelesaikan soal-soal materi pencernaan.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
26/52
26
d. RefleksiBerdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran yang dilakukan
diperkirakan sudah menunjukan kemampuan, hal ini ditunjukkan dengan
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Bahan untuk refleksi adalah hasil observasi dan jawaban siswab. Yang melaksanakan refleksi adalah peneliti sendiric. Waktu dilaksanakan setiap akhir dari pelaksanaan tindakan (siklus)
3.3.Matrik Metode PenelitianJudul : Membentuk kemampuan kritis untuk Meningkatkan hasil belajar sains
melalui penggunaan Alat peraga di kelas V SDN No.49/IV Kelurahan
Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi
Nama : Uci Suciati
NoRumusan
Masalah
Variabel
yang diamati
Definisi
operasional
variabel
Instrume
n
Sumber
data
Cara
pengambilan
data
1 Bagaimana
membentukkemampuan
berfikir kritis
untuk
meningkatkan
hasil belajar
sains melalui
penggunaan
alat peraga
dikelas V
SDN 49/IV
kelurahan
Alat peraga Alat peraga
yang lebihmengedepank
an aktifitas
siswa dalam
mengamati
gambar
Lembar
observasiguru dan
siswa dan
lisan
Guru Siswa
Data
kualitatifmelalui
pengamatan
langsung
terhadap
aktivitas
guru dan
siswa
Kemampuan
berfikir
kritis
Kemampuan
yang
diperoleh
siswa dalam
Lembar
jawaban
tes
tertulis
Data
kuantitatif
melalui nilai
tes menulis
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
27/52
27
Talang Banjar
Kecamatan
Jambi TimurKota Jambi
berfikir kritis
dengan
menemukanberbagai
pertanyaan
yang
dilihatnya
melalui alat
peraga
beberapa
pertanyaan
Hasil belajar Nilai yang
diperoleh dari
hasil akhir
tiap siklus
3.4.Data dan teknik pengumpulan data3.4.1. Jenis Data
Data kuantitatifData kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa
tes yang dilakukan pada akhir siklus.
Data kualitatifData hasil observasi selama proses belajar mengajar berlangsung
diruang kelas, data ini diperoleh menggunakan lembar observasi.
3.4.2. Sumber dataSiswa kelas V SD Negeri 49/IV Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur
Kota Jambi
3.4.3. Cara pengumpulan dataData kuantitatif diperoleh dengan menggunakan lembar observasi yang
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Data
kuantitatif diambil dari penilaian berfikir kritis siswa.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
28/52
28
3.4.4. Analisis dataAnalisis data dilakukan dengan menggunakan metode penilaian dengan
menggunakan skala dan berdasarkan ketentuan perolehan nilai yang telah
diperoleh dari hasil penelitian. Skala penilaian dimaksud adalah peningkatan
kemampuan berfikir kritis siswa melalui pembelajaran Sains pada materi
pencernaan.
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan tes hasil
belajar dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan perhitungan statistik
sederhana yaitu dengan persentase, modus, media dan rata-rata (Sudijono, 2007;
79).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah sebagai berikut:
R = X1
N
R : Nilai rata-rata siswa
X1 : Hasil penjumlahan semua nilai siswa
N : Jumlah siswa
Analisis data hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan sebagaimana adanya tampak dari prilaku yang diobservasi, diolah
dengan melakukan analisis dan interpretasi seluruh hasil amatan tersebut
(Sudjana, 1991; 132). Analisisnya adalah dengan melihat re rata skor hasil
observasi dengan menggunakan rumus:
Re rata skor :
Jumlah aktivitas siswa yang tampak
Jumlah aktivitas yang diamati
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
29/52
29
3.5.Kriteria keberhasilanKeberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melihat ketuntasan belajar yang secara klasikal kelas yang bersangkutan. Adapun
perhitungan ketuntasan pengetahuan belajar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketuntasan belajar secara individuJika guru ingin mengetahui sejauh mana penugasan materi pelajaran yang
diajarkan. Dalam penelitian ini ketuntasan hasil belajar dihitung dengan
persentase jawaban yang benar dicapai oleh setiap siswa dalam menjawab soal tes
yang di berikan. Richjadi (2003: 26) mengemukakan bahwa untuk menghitung
ketuntasan belajar individu digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase Ketuntasan =Jumlah jawaban yang benar
X 100%
Jumlah soal seluruhnya
Kriteria ketuntasan secara individu apabila persentase jawaban siswa minimal
60%
2. Ketuntasan KlasikalJika guru menginginkan berapa persen dari materi pelajaran yang telah
disajikan telah dikuasai oleh kelas, maka digunakan ketuntasan belajar secara
klasikal. Ketuntasan secara klasikal ini dihitung dengan persentase penguasaan
kelas terhadap materi pelajaran yang diberikan. Menurut /Richjadi (2003; 27)
untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal ini dapat digunakan rumus:
% Ketuntasan Klasikal :Jumlah siswa yang tuntas
X 100%Jumlah soal seluruhnya
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
30/52
30
Secara klasikal dikatakan telah tuntas dalam mengikuti pelajaran apabila
siswa yang tuntas belajar sebesar 75%. Menurut Rohjadi (2003; 28) bila seseorang
dapat menjawab dengan benar 75% atau lebih dari seluruh soal tes yang diberikan,
maka siswa tersebut telah menguasai bahan pelajaran dan berhak untuk
melanjutkan materi pembelajaran.
Tabel 1. Predikat keberhasilan belajar siswa
No Interval persentase Predikat
1. 80100 Sangat Baik
2. 6079 Baik
3. 4059 Cukup
4. 2039 Kurang
5. 0019 Sangat Kurang
3.6.Jadwal PenelitianPenelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 49/IV Kelurahan Talang
Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi tahun ajaran 2010/2011, dalam
upaya membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar
sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V. pelaksanaan dan perencanaan
yang telah dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga penelitian dapat
dilaksanakan secara sistematik dan terjadwal dengan jadwal berikut:
Tebal 3.6: Jadwal Kegiatan Penelitian
No Rencana KegiatanWaktu (Minggu ke)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Menyusun Konsep Pelaksanaan
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
31/52
31
Menyusun Instrumen
Menyusun LKS
Menyusun Strategi Penelitian2. Pelaksanaan
Menyiapkan Kelas Dan Alat
Melakukan Tindakan Siklus I
Melakukan Tindakan Siklus II
Melakukan Tindakan Siklus III
3. Penyusunan Laporan
Menyusun Konsep Laporan
Mendiskusikan Hasil Penelitian
Perbaikan Laporan
Pengadaan Dan Pengiriman Hasil
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
32/52
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian4.1.1. Hasil Penelitian pada Siklus I
Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil pengamatan Pembelajaran
Sains pada konsep pencernaan dan data hasil belajar peserta didik kelas V SD
Negeri 49/IV Talang Banjar dilaksanakan tindakan diperoleh gambaran sebagai
berikut.
Pada tahap perencanaan awal guru tidak mempersiapkannya secara
optimal, mulai dari RPP sampai ke alat bantu nya, sehingga dalam
pelaksanaannya nanti tidak akan tercipta suatu pembelajaran yang efektif. Prilaku
belajar peserta didik pun tidak menampakkan aktivitas belajar tinggi, dikarenakan
pelaksanaan pembelajaran monoton, semua didominasi oleh guru dan pengabaian
alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak memenuhi target
yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Sains
untuk materi pencernaan makanan saja dianggap tidak berhasil atau tidak sesuai
dengan tujuan yang diharapkan dan perlu diulang/ diperbaiki.
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah temuan hasil observasi awal,
aktivitas guru dan siswa, tingkat pemahaman siswa, hasil tes tertulis kemampuan
siswa, sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu dilaksanakan tes awal hasil
tertulis kemampuan siswa dalam memahami konsep setelah tindakan siklus I, II,
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
33/52
33
dan III. Seluruh data disajikan dalam bentuk persentase, hasil persentase tersebut
ditafsirkan dan di analisis pada pembahasan. Berikut data dan hasil penelitian
yang disajikan setiap siklus.
1. Perencanaan tindakan Siklus ITahap perencanaan pada Siklus I meliputi kegiatan yang terdiri dari:
Perencanaan Kegiatan Siklus I pertemuan 1 dan 2
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peragad. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon dan
hasil kerja pada siklus I
e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga di aplikasikan.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IPelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sesuai judul penelitian
tindakan ini adalah membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan
hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga dikelas V SDN 49/IV
Kelurahan Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, dimana skenario
tindakan atau kegiatan pada pertemuan pertama dan kedua meliputi:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersama
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
34/52
34
d. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran materi alatpencernaan manusia dengan menggunakan alat peraga.
Guru memberikan alat peraga berupa gambar organ mulut sebagai
pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu persatu alat peraga dan
menjelaskan nya dalam bentuk poin-poin yang penting, tujuannya guru
mengharapkan adanya rangsangan dari alat peraga tersebut sehingga anak
dapat berfikir dan menimbulkan pertanyaan dari setiap bagian gambar
yang diperlihatkan guru.
e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. Penutup
3. ObservasiObservasi pada tindakan pembelajaran siklus I meliputi: 1) Observasi aktivitas
guru 2) Observasi aktivitas siswa
1) Aktifitas guruTabel 4.1. Lembar observasi guru siklus I
No Komponen yang diamati Kategori1 2 3 4 5
1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran
2. Mengadakan apersepsi
3. Memotivasi siswa untuk belajar
4. Penyajian materi pelajaran
5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga
6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
7. Mengadakan tanya jawab
8. Memotivasi keberanian bertanya siswa
9. Menyimpulkan pelajaran
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
35/52
35
Keterangan:
5 = Sangat Baik4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat
bahwa kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran
juga belum optimal.
2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus I disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.2. Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus I
No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase
1. Siswa yang memperhatikan 20 51,28%2. Siswa yang bertanya 8 20,51%
3. Siswa yang menjawab 15 38,46%
4. Siswa yang mengerjakan tugas 28 71,79%
5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%
Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ke efektifan
siswa masih belum maksimal, hal ini menyebabkan hasil belajar dan
kemampuan siswa dalam berfikir kritis masih sangat kurang dan dibawah
standar ketuntasan minimal.
4. Hasil BelajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus I dapat dilihat pula rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus I (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel
dibawah ini:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
36/52
36
Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I
No Aspek yang diamatiSiklus
I
Persentase (%)Siswa yang
tuntas
Siswa yang tidak
tuntas
1. Jumlah siswa 39
44% 56%
2. Jumlah nilai 2240
3. Rata-rata 57,43
4. Jumlah siswa yang tuntas 17
5.Jumlah siswa yang tidak
tuntas22
5. RefleksiTindakan yang dilakukan pada siklus I dianggap belum berhasil, karena
siswa belum mencapai standar kompetensi yang disyaratkan. Oleh karena itu
setelah tindakan berakhir, peneliti menganalisis tindakan siklus I dan
merencanakan selanjutnya sebagai langkah-langkah perbaikan pada tindakan ini.
Pada identifikasi masalah pada tindakan siklus I, ditemukan masalah-
masalah sebagai berikut:
(a)Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran(b)Masih banyak siswa yang malu dalam bertanya(c)Masih banyak siswa yang malu menjawab pertanyaan(d)Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas atau tidak selesai
dalam mengerjakan tugas
(e)Masih banyak siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dalammateri atau belum begitu paham pelajaran
Indikator yang dapat menjadi timbulnya masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
(a)Proses pembelajaran masih belum terarah
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
37/52
37
(b)Suasana belajar belum begitu efektif(c)Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengemukakan
pendapat
6. RekomendasiSetelah melihat hasil observasi guru, hasil observasi keefektifan siswa, dan rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus I, untuk itu peneliti akan menindak lanjuti nya
pada siklus II dengan mengadakan perbaikan dan perubahan terutama pada
penyampaian dan penyajian materi pelajaran serta metode pembelajaran/ media
yang digunakan agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan menarik
guna untuk memecahkan masalah tersebut.
Menurut Nasution (1985: 100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar
agar efektif.
Adapun perubahan tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
(a)Memaksimalkan penggunaan media dengan menggunakan alat peraga(b)Mengadakan pendekatan dengan cara membimbing siswa dalam
mengerjakan tugas
(c)Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir kritis sehingga siswasemangat untuk bertanya
Dengan adanya perbaikan perubahan tindakan ini diharapkan dapat
membuat siswa menjadi aktif dan kreatif dan hasil yang lebih baik lagi pada siklus
II.
4.1.2. Hasil Penelitian pada Siklus II
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
38/52
38
Sebagaimana telah dijelaskan pada siklus I maka peneliti berusaha
memperbaiki pelajaran pada siklus II, berikut data dan hasil pendidikan pada
setiap siklus.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIPerencanaan siklus II pertemuan 1 dan 2
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga torsod. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon dan
hasil kerja pada siklus II
e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga di aplikasikan
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIPelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sesuai dengan judul
penelitian ini adalah membentuk kemampuan berfikir kritis untuk meningkatkan
hasil belajar sains melalui penggunaan alat peraga di kelas V, berdasarkan hasil
evaluasi dan refleksi pada hasil belajar pada siklus I, ada beberapa masalah yang
ditemukan, untuk itu diadakan perbaikan pada siklus II.
Adapun skenario tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersama
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
39/52
39
d. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan materi alat perencanaanmanusia dengan menggunakan alat peraga torso. Guru memberikan alat
peraga torso sebagai pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu persatu
alat peraga dan menjelaskan nya dalam bentuk poin-poin yang penting,
tujuannya guru mengharapkan adanya rangsangan dari alat peraga tersebut
sehingga anak dapat berfikir dan menimbulkan pertanyaan dari setiap
bagian gambar yang diperlihatkan guru.
e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. Penutup
3. Observasi dan evaluasi Siklus IIObservasi pada tingkatan pembelajaran siklus II meliputi: 1) observasi aktifitas
guru, 2) observasi aktifitas siswa
1) Aktifitas guruTabel 4.4: Lembar observasi guru siklus II
No Komponen yang diamati Kategori1 2 3 4 5
1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran
2. Mengadakan apersepsi
3. Memotivasi siswa untuk belajar
4. Penyajian materi pelajaran
5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga
6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
7. Mengadakan tanya jawab
8. Memotivasi keberanian bertanya siswa
9. Menyimpulkan pelajaran
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
40/52
40
Keterangan:
5 = Sangat Baik4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat bahwa
kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran hampir
mendekati optimal.
2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus II disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.5: Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus II
No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase1. Siswa yang memperhatikan 29 74,36%
2. Siswa yang bertanya 12 30,77%
3. Siswa yang menjawab 15 38,46%
4. Siswa yang mengerjakan tugas 29 74,36%
5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%
Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa keefektifan siswa masih
belum maksimal, hal ini menyebabkan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam
berfikir kritis masih sangat kurang dan dibawah standar ketuntasan minimal.
4. Hasil belajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus II dapat dilihat pula rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus II (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel
dibawah ini:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
41/52
41
Tabel 4.6: Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II
No Aspek yang diamatiSiklus
I
Persentase (%)Siswa yang
tuntas
Siswa yang tidak
tuntas
1. Jumlah siswa 39
69% 31%
2. Jumlah nilai 2940
3. Rata-rata 63,84
4. Jumlah siswa yang tuntas 27
5.Jumlah siswa yang tidak
tuntas12
5. RefleksiTindakan yang dilakukan pada siklus II dianggap belum berhasil karena
siswa belum mencapai standar kompetensi yang disyaratkan. Oleh karena itu
setelah tindakan berakhir, peneliti menganalisis tindakan siklus II dan
merencanakan selanjutnya sebagai langkah-langkah perbaikan pada tindakan ini.
Pada identifikasi masalah pada tindakan siklus II, ditemukan masalah-
masalah sebagai berikut:
(a)Masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran,(b)Masih banyak siswa yang malu dalam bertanya(c)Masih banyak siswa yang malu menjawab pertanyaan(d)Masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas atau tidak selesai
dalam mengerjakan tugas
(e)Masih ada siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dalammateri atau belum begitu paham terhadap pelajaran.
Indikator yang dapat menjadi timbulnya masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
42/52
42
(a)Proses pembelajaran sudah begitu baik tetapi masih belum terarah,(b)Suasana belajar sedikit kurang optimal(c)Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengemukakan
pendapat.
6. RekomendasiSetelah melihat hasil observasi guru, hasil observasi keefektifan siswa, dan
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II, untuk itu peneliti akan menindak lanjuti
nya pada siklus III dengan mengadakan perbaikan dan perubahan terutama pada
penyampaian materi pelajaran serta metode pembelajaran/ media yang digunakan
agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan menarik guna untuk
memecahkan masalah tersebut.
Menurut kurikulum (Anonim, 1991: 26) peranan alat peraga disebutkan
sebagai berikut: (a) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan
jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (b) alat peraga memungkinkan lebih
sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak
kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-
masing individu, (c) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan di luar kelas, (d) alat peraga memungkinkan
mengajar lebih sistematis dan teratur.
Adapun perubahan tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
(a)Lebih memaksimalkan cara penggunaan media dengan menggunakan alatperaga
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
43/52
43
(b)Mengadakan pendekatan lebih baik lagi dengan cara membimbing siswadalam mengerjakan tugas
(c)Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir kritis sehingga siswasemangat untuk bertanya
Dengan adanya perbaikan perubahan tindakan ini diharapkan dapat membuat
siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dan hasil yang lebih baik lagi pada siklus III.
4.1.3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus IIITelah dijelaskan pada siklus II, ternyata masih pembelajaran masih kurang
optimal, tetapi telah hampir mendekati nilai yang lebih baik dari siklus I, untuk itu
peneliti melakukan perbaikan pada siklus III agar hasil yang diharapkan lebih baik
lagi. Adapun data yang diperoleh pada siklus III berupa tahap-tahap berikut ini.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIITindakan siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan dengan perencanaan
sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)b. Menetapkan materi bahan ajar pada tindakan pertamac. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peragad. Menyusun alat evaluasi berupa lembar tes untuk mengetahui respon
dan hasil kerja pada siklus III
e. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi belajarmengajar ketika alat peraga torso di aplikasikan
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
44/52
44
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IIIPelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan
refleksi pada hasil belajar pada siklus II, ada beberapa masalah yang
ditemukan, untuk itu dilakukan perbaikan pada siklus III.
Adapun skenario tindakan pada siklus III adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaranb. Menjelaskan kompetensi yang ingin dicapaic. Membahas pelajaran secara bersamad. Membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran materi alat
pencernaan manusia dengan menggunakan alat peraga gambar-gambar
penyakit alat pencernaan manusia. Guru memberikan alat peraga berapa
gambar penyakit-penyakit alat pencernaan pada manusia sebagai
pengantar pelajaran, guru menyebutkan satu dan menjelaskan nya dalam
bentuk poin-poin yang penting, tujuannya guru mengharapkan adanya
rangsangan dari alat peraga tersebut sehingga anak dapat berfikir dan
menimbulkan pertanyaan dari setiap bagian gambar yang diperlihatkan
guru.
e. Memberikan hasil tanggapan dan membahas soal-soalf. Mengevaluasig. Memberikan kesimpulanh. penutup
3. observasi
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
45/52
45
Observasi pada tindakan pembelajaran siklus III meliputi: 1) observasi
aktivitas guru, 2) observasi aktifitas siswa.
1) Aktifitas guruTabel 4.7: Lembar observasi guru siklus III
No Komponen yang diamatiKategori
1 2 3 4 5
1. Menyampaikan Tujuan pembelajaran
2. Mengadakan apersepsi
3. Memotivasi siswa untuk belajar
4. Penyajian materi pelajaran
5. Kecakapan dalam menggunakan alat peraga
6. Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
7. Mengadakan tanya jawab
8. Memotivasi keberanian bertanya siswa
9. Menyimpulkan pelajaran
Keterangan:
5 = Sangat Baik4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
Berdasarkan tabel observasi aktifitas guru diatas dapat dilihat
bahwa kegiatan guru dalam penggunaan media dan metode pembelajaran
sudah berjalan secara optimal.
2) Aktifitas siswaHasil observasi aktifitas siswa pada siklus III disajikan pada tabel dibawah
ini:
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
46/52
46
Tabel 4.8: Rekapitulasi hasil observasi siswa siklus III
No Komponen yang diamati Jumlah siswa Persentase
1. Siswa yang memperhatikan 35 89,74%
2. Siswa yang bertanya 28 71,78%
3. Siswa yang menjawab 30 76,92%
4. Siswa yang mengerjakan tugas 35 89,74%
5. Siswa yang membuat kesimpulan 27 69,23%
Berdasarkan dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa keefektifan siswa sudah
mengalami peningkatan yang baik dari sebelumnya, meskipun ada beberapa siswa
yang mempunyai nilai yang dibawah teman-teman mereka yang lain.
4. Hasil BelajarSetelah melihat hasil observasi siswa pada siklus III dapat dilihat pula rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus III (hasil belajar siswa terlampir) pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.9: Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus III
No Aspek yang diamatiSiklus
I
Persentase (%)
Siswa yang
tuntas
Siswa yang tidak
tuntas
1. Jumlah siswa 39
89% 11%
2. Jumlah nilai 28103. Rata-rata 72,05
4. Jumlah siswa yang tuntas 35
5.Jumlah siswa yang tidak
tuntas4
5. RefleksiBerdasarkan dari data hasil evaluasi dan hasil observasi yang diperoleh pada
siklus III, dapat disimpulkan pula bahwa penggunaan alat peraga dalam
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
47/52
47
pembelajaran sains pada materi alat pencernaan manusia menjadi meningkat,
setelah siklus III dilaksanakan dapat dinyatakan berhasil, karena pada tindakan
siklus ketiga siswa terlihat begitu memperhatikan pelajaran, lebih aktif dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa tidak malu mengungkapkan apa yang
ada di benak mereka, lebih tekun dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan
sehingga kemampuan siswa hasil belajar siswa menjadi meningkat.
4.2.PembahasanHasil dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
pola tiga siklus ternyata dapat membuktikan hipotesis tindakan yang diajukan
dalam penelitian ini dan mengalami peningkatan.
1. Siklus IPada siklus I hasil evaluasi siswa belum mencapai ketuntasan, dilihat dari
siswa yang tuntas sebanyak 44% dan siswa yang tidak tuntas 56%. Hal ini
dikarenakan masih kurang semangat, minat, serta motivasi siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran sehingga tingkat keaktifan dan kereaktifan siswa pada
saat pembelajaran berlangsung menjadi rendah. Dimana dapat dilihat dari
beberapa aspek yang diamati, banyaknya siswa yang memperhatikan pada saat
guru menyajikan materi hanya baru mencapai 51,28%, siswa yang bertanya
20,51%, siswa yang mampu menjawab 38,46%, siswa yang mengerjakan
tugas 71,79%, dan siswa yang membuat kesimpulan 69,23%, karena itu pada
siklus II akan diadakan perbaikan dan perubahan tindakan guna untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Perubahan yang akan dilakukan pada siklus
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
48/52
48
II yaitu dengan mengagunkan alat peraga agar menjadi lebih menarik dan
dapat menarik simpati siswa untuk mengikuti pelajaran. Disamping itu guru
juga memberikan bimbingan dan motivasi yang lebih lagi kepada siswa agar
mampu menyelesaikan tugas dan berani bertanya.
2. Siklus IISetelah melakukan beberapa perubahan yang dilakukan pada siklus II hasil
evaluasi siswa telah mengalami peningkatan 69% siswa yang tuntas dan 31%
siswa yang tidak tuntas, dapat dilihat dari beberapa aspek yang telah diamati,
banyaknya siswa yang memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi
sebanyak 74,36%, siswa yang bertanya 30,77%, siswa yang mampu menjawab
38,46%, siswa yang mengerjakan tugas 74,36% dan siswa yang membuat
kesimpulan 69,23%. Namun semua hasil yang diperoleh belum merupakan
hasil akhir, karena walaupun telah memperoleh peningkatan akan tetapi masih
perlu diadakan perbaikan pada siklus III.
3. Siklus IIIBerdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, dan perbaikan yang telah
dilakukan pada siklus III, hasil evaluasi siswa telah mengalami peningkatan
dan berhasil mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan minimum yang
ditetapkan yaitu 65. Pada siklus III hampir semua siswa berhasil mencapai
ketuntasan dengan jumlah 35% atau 89% dan yang belum tuntas hanya 4
orang 11%. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan beberapa aspek yang
berupa keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dimana
semua aspek telah mengalami peningkatan dengan jumlah siswa yang
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
49/52
49
memperhatikan menjadi 89,74%, siswa yang bertanya 71,78%, siswa yang
mampu menjawab 89,74%, siswa yang bertanya 71,78%, siswa yang mampu
menjawab 76,92%, siswa yang mengerjakan tugas 89,74%, siswa yang
membuat kesimpulan 69,23%, disamping itu juga semangat, minat serta
motivasi siswa dalam belajar juga meningkat sehingga hasil belajar siswa pada
siklus III berhasil mencapai bahkan melebihi standar ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan.
Peningkatan hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10: Rekapitulasi hasil belajar siklus I, II, III
No Komponen Siklus I Siklus II Siklus III
1. Rata-rata nilai 57,43 63,84 72,05
2. Siswa yang tuntas 17 27 35
3. Siswa yang tidak tuntas 22 12 4
4. Persentase siswa yang tuntas 44% 69% 89%
5. Persentase siswa yang tidak tuntas 56% 31% 11%
Dari tabel 4.10 diatas, menunjukan adanya peningkatan pada setiap siklus.
Pada akhir siklus III seluruh kriteria dapat terpenuhi oleh karena itu hipotesis
tindakan dapat diterima.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
50/52
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.SimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan makan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan alat peraga dapat membentuk kemampuan berfikir kritis
untuk meningkatkan hasil belajar Sains di kelas V SDN 49/IV Talang Banjar
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Sebelum tindakan, tingkat kemampuan
siswa tentang observasi awal yang dilaksanakan serta hasil tes sebelum
pembelajaran. Setelah diadakan tindakan dengan melaksanakan pembelajaran
pada konsep pencernaan makanan dengan menggunakan alat peraga terjadi
peningkatan baik dari hasil observasi tingkat pemahaman nya maupun dari
keterampilan sains siswa dikategorikan cukup memuaskan.
Keberhasilan penggunaan alat peraga pada konsep pencernaan terlihat
pada hasil observasi untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran untuk setiap
siklus yaitu pada siklus I guru memberikan gambaran tentang alat pencernaan
yang pertama, guru menyebutkan poin, tujuannya agar siswa mampu berfikir
kritis atas apa yang mereka lihat, pada siklus II guru memberikan gambaran
melalui alat peraga torso dan menyebutkan poin-poin penting tujuannya sama,
guru menginginkan adanya rangsangan dari siswa untuk bertanya atas apa yang
mereka lihat pada alat peraga tersebut, pada siklus III, guru memberikan
gambaran tentang penyakit gangguan pencernaan, sehingga diperoleh hasil belajar
tiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I ke siklus II mengalami
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
51/52
51
peningkatan sebanyak 6,41% dan siklus II ke siklus III mengalami peningkatan
sebanyak 9,01%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
nilai KKM yang sebelum nya yaitu 65 menjadi 70 dan dapat dilihat pula pada
siklus III telah terjadi peningkatan pembelajaran Sains dengan menggunakan alat
peraga pada konsep pencernaan dinyatakan tuntas dan berhasil.
5.2.SaranBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengharapkan agar
para guru atau peneliti berikutnya dapat menggunakan alat peraga terhadap materi
pelajaran yang lain yang karakteristiknya hampir sama dengan karakteristik materi
alat pencernaan manusia.
-
5/28/2018 Membentuk Kemampuan Berfikir Kritis Utk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Alat Peraga
52/52
52
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran SD/MI.
Jakarta: Depdiknas.
Drs. Rudi Susilana, M.Si, dan Cepi Riyana, M.Pd. 2007. Media Pembelajaran,
Bandung: Wacana Prima.
Dzaujak Achmad, H. 1995, 1996.Metodik Khusus Pengajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Sekolah Dasar,Jakarta L Dirjen Dikdasmen, Proyek Peningkatan
mutu SD, TK, dan SLB
Fisher, Alec. 2008.Berfikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 1000. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumu Aksa
(http)://www.berfikirkritis.html.
Rachman Munandar, Dadang. 2004. Belajar Sains Kelas V SD. Bandung: PT
Sarana Panca Karya Nusa.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja
Rosda Karya.
top related