hipertiroid finale

Post on 06-Dec-2015

309 Views

Category:

Documents

19 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

tugas p.farmakoterapi

TRANSCRIPT

HIPERTIROIDKelompok A3:

Rifqi Satrio Utomo (K100 110 024)

Erwinda K. (K100 120 003)

Ilmi Nurul Fatkhi (K100 120 006)

HIPERTIROID

Hipertiroid atau juga disebut tirotoksikosis adalah suatu keadaan akibat peningkatan kadar hormon

tiroid bebas dalam darah.

PATOFISIOLOGI PELEPASAN

HORMON TIROID

Hipotalamus mengeluarkan thyrotropin releasing hormone (TRH) yang mengaktifkan kelenjar pituitari untuk melepaskan

thyroid stimulating hormone (TSH) atau thyrotropin (glikoprotein yang mengikat TSH pada kelenjar tiroid). TSH

terikat pada reseptor di kelenjar tiroid untuk memproduksi T4 dan T3.

(Pinto dan Glick, 2002:850)

ETIOLOGI HIPERTIROID

Sebagian besar hipertiroid disebabkan oleh Grave’s disease (tiroid terlalu aktif dan menghasilkan banyak hormon tiroid) yang menyebabkan kelenjar tiroid membesar (Reid dan Wheeler, 2005)

GEJALA HIPERTIROID

(Pinto dan Glick, 2002:853)

KASUS

Ny. TR (30 tahun, 45 kg/150 cm) masuk rumah sakit

23 Juni 2015 dengan keluhan sesak nafas, dada kiri

berdebar, sering merasa cemas, emosi tidak stabil,

tremor, sering berkeringat, cepat merasa lapar, nafsu

makan meningkat, mengalami penurunan berat

badan, lemas, mudah lelah, dan sebelum masuk RS

sempat demam lebih dari 5 hari. Diagnosis dari Ny. TR

adalah hipertiroid

Riwayat penyakit dahulu : Asma

Pasien Ny TR sedang melaksanakan program hamil

Parameter Nilai normal

Tanggal

23/6

TD (mmHg) < 120/80 160/80

HR(x/menit) 60-80 125

RR (x/menit) 16-24 30

T (°C) 36-37 38,5

Kondisi Klinis 23/6

Tremor ++

Sesak +

Nyeri -

No Parameter

Tanggal

Ket23/6

1 Eritrosit 4,7 N

2 Hemoglobin 12,5 N

3 Hematokrit 42 N

4 Leukosit 9,5 N

5 Trombosit 390 N

6 Natrium 145 N

No Parameter

Tanggal

Ket23/6

7 Klorid 108 N

8 Kalium 3,9 N

9 Kolesterol total 160 N

10 Trigliserid 130 N

11 GDS 137 N

T3 T4 T4 bebas TSH

265 ng/dL 15 ng/dL 5 ng/dL 0,018 mlU/L

TINGGI TINGGI TINGGI RENDAH

(Dipiro et. al. 2009:1247)

Saat masuk rumah sakit

TERAPI PASIEN

Nama Obat Rute DosisTanggal

23/6

Propilthiourasil Oral  50 mg, 3x1 √

Propranolol Oral 20 mg, 4x1 √

ANALISIS 4T

PTU (Propilthiourasil)

No Evaluasi Keterangan

1 Tepat IndikasiTepat. Karena obat ini merupakan obat golongan antithyroid untuk penyakit hipertiroid (Dipiro, 2009:1250)

2 Tepat Pasien

Tepat. Karena obat ini merupakan obat hipertiroid untuk semua pasien terutama anak anak, remaja, dan ibu hamil (Dipiro, 2009:1250)

3 Tepat Obat

Tepat. Karena PTU ini merupakan first line pengobatan hipertiroid dan paling aman digunakan untuk hipertiroid terutama graves’ disease dan pada pasien hamil (Dipiro, 2009:1253)

4 Tepat Dosis

Tidak tepat. Walaupun pasien sedang menjalankan program kehamilan, pasien TR belum hamil, sedangkan dalam Dipiro (2009:1251), dosis PTU 300-600 mg/hari. Jadi sebaiknya dosis ditingkatkan untuk memaksimalkan terapi.

(Dipiro et. al. 2009:1253)

(Dipiro et. al. 2009:1250)

(Dipiro et. al. 2009:1251)

Propranolol

No Evaluasi Keterangan

1 Tepat IndikasiTepat. Karena obat ini merupakan obat golongan beta-blocker yang diberikan sebagai terapi adjuvan (Dipiro, 2009:1252)

2 Tepat Pasien

Tidak tepat. Karena pasien memiliki riwayat asma. Obat gol. beta blocker kontraindikasi dengan pasien yang mempunyai riwayat asma. (Reid dan Wheeler, 2005:627)

3 Tepat Obat

Tepat. Karena propranolol dapat mengurangi gejala dari hipertiroid seperti tremor, palpitasi, nerveous, suhu tubuh meningkat (Reid dan Wheeler, 2005:625)

4 Tepat Dosis

Tepat. Karena dosis propanlol bisa 10-20 mg tiap 6 jam atau sehari sekitar 60 mg-120 mg per hari. Sedangkan dosis yang sudah diberikan 80 mg per hari. (Reid dan Wheeler, 2005:626)

(Reid dan Wheeler, 2005:627)

(Reid dan Wheeler, 2005:625-626)

ASMA

(Dipiro, 2008: 470)

(Dipiro, 2008: 483)

SALBUTAMOL

(BNF, 2009: 154)

(BNF, 2009: 152)

DRUG RELATED PROBLEMS (1)

Permasalahan

Dosis PTU yang masih kurang karena pasien belum hamil.

Rekomendasi

Diberikan dosis PTU sebanyak 300-600 mg per hari dalam 3 atau 4 dosis terbagi.

(Dipiro, 2008: 1251)

Setelah pasien hamil, dosis dikurangi secara bertahap hingga 50-150 mg per hari.

(BNF, 2009: 387)

DRUG RELATED PROBLEMS (2)

Permasalahan

Propranolol tidak tepat diberikan (kontraindikasi) kepada pasien yang mempunyai riwayat asma.

Rekomendasi

• Penggantian diltiazem jika tidak bisa propranolol.

• Diltiazem kontraindikasi dengan ibu hamil (British National Formulary, 2009:114).

Akan tetapi penggunaan pada trimester awal kehamilan masih bisa ditolerir (http://www.drugs.com/pregnancy/diltiazem.html).

• Diltiazem 120 mg (3-4 kali sehari, per oral) dapat digunakan menggantikan propranolol dikarenakan propranolol memiliki efek samping bronkokonstriksi yang tidak dianjurkan diberikan pada pasien penderita asma.

(Koda-Kimble et al., 2009: 49-23)

(http://www.drugs.com/pregnancy/diltiazem.html)

DRUG RELATED PROBLEMS (3)

Permasalahan

Asma pasien kambuh, tapi tidak diberikan obat Terdapat indikasi tanpa obat.

Rekomendasi

• Pasien diberikan Salbutamol (metered-dose inhaler) dengan dosis pemakaian 1-2 puff (100-200 µg) jika diperlukan.

MONITORING

• Objektif :

FT3 (triiodotirin), FT4 (tiroksin), TSH (tiroid stimulating hormon), pemeriksaan sel darah, uji fungsi hati, besar kelenjar tiroid.

• Subjektif :

Kondisi klinis membaik, suhu menurun.

KONSELING (FARMAKOLOGIS)

• PTU (Propilthiourasil) merupakan obat anti-tiroid yang digunakan sebagai terapi utama. Digunakan PTU dengan dosis 100 mg, diminum 3 kali sehari setelah makan.

• Diltiazem digunakan sebagai terapi adjuvant dengan meringankan gejala hipertiroid yang timbul. Digunakan Diltiazem dengan dosis 120 mg, diminum 3 kali sehari.

• Salbutamol metered-dose inhaler digunakan untuk mengatasi sesak nafas yang kambuh. Digunakan salbutamol dengan dosis 2 puff/pencet jika diperlukan.

• Apabila sudah hamil harap untuk segera kontrol agar dosis pemberian PTU dapat diturunkan.

• Diltiazem memiliki kontraindikasi terhadap ibu hamil, akan tetapi penggunaan pada trimester awal kehamilan masih bisa ditolerir.

KONSELING (NON-FARMAKOLOGIS)

• Makan makanan bergizi

• Menghindari paparan debu, asap, dan faktor lain penyebab kambuhnya asma.

• Diet tinggi kalori, protein, dan mineral.

• Istirahat cukup.

DAFTAR PUSTAKA

BNF, 2009, British Nasional Formulary 57, BMJ Group: UK

Dipiro, J. T. et al., 2008, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th edition, McGraw Hill Companies, Inc.: New York

Fumarola, A., Diore, A. D., Dainelli, M., Grani, G., dan Clavanese, A., 2010, Medical Treatment of Hyperthyroidism: State of the Art, Exp Clin Endocrinol Diabetes © J. A. Barth Verlag: New York.

Koda-Kimble, M. A. et al., 2009, Applied Therapeutics: The Clinical use of Drugs Ninth Edition, Lippincott Williams & Wilkins: USA.

Reid, J. R. dan Wheeler, S. F., 2005, “Hyperthyroidism: Diagnosis and Treatment” American Family Physician, 72(4): 623-630.

Pinto, A. dan Glick, M., 2002, "Management of patients with thyroid disease" JADA, 133: 849-858.

top related