gangguan perkembangan gilut

Post on 24-Jul-2015

570 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

References:

• Oral Pathology & Oral Medicine, RA Cawson & EW Odell

• Oral Pathology, Shafer, Hine, Levy

A. Gangguan Perkembangan Rahang

B. Gangguan Perkembangan Mukosa Mulut dan Gingiva

C. Gangguan Perkembangan Muka

D. Gangguan Perkembangan Gigi bentuk, ukuran, jumlah, struktur

E. Gangguan Erupsi Gigi penyebab, jenis, gambaran klinis, rő, komplikasi, terapi, rujukan

A. Gangguan Perkembangan Rahang

Agnathia

– Tidak terbentuknya maxilla atau mandibular.

– Faktor congenital

– Jarang terjadi

Mikrognathia:

– Rahang lebih kecil dari normal

– Dapat mengenai maxilla dan mandibula

– Dibagi dua: congenital dan acquired

Congenital Micrognathia

• Etiologi: tidak diketahui

• Pd beberapa kasus berkaitan dgn kelainan congenital lainnya, seperti congenital heart disease, Pierre Robin syndrome.

• Kadang-kadang terdapat pola herediter

• Dapat terjadi pada maxilla maupun mandibula

Acquired Micrognathia

• Terjadi: post natal/pasca kelahiran

• Biasanya terjadi akibat gangguan sendi temporomandibular

• Contoh: ankylosis pada sendi temporomandibular

Micrognathia

Agnathia

Makrognathia

– Rahang lebih besar dari normal

– Sering berhubungan dg penyakit sistemik:

- Paget’s disease pertumbuhan cranium dan maxilla yang berlebihan

- Acromegali pembesaran yg progresif dari mandibula

- Leontiasis Ossea maxilla

Macrognathia

B. Gangguan Perkembangan Mukosa Mulut

Fordyce’s spot = Fordyce disease = Fordyce granules

– Ektopik kel. Sebacea yg terdapat di mukosa mulut

– Klinis: • Bintik-bintik kecil bergerombol, warna kekuningan

• Bilateral dan simetris pada mukosa pipi yg berhadapan dg gigi molar

• Dapat ditemukan jg di: mukosa bibir, lidah, gingiva, frenulum dan palatum

• Pada anak-anak belum tampak, karena kelenjar belum berkembang. Kelenjar aktif pd masa puber.

• Terapi: dibiarkan

Fordyce’s spot, m. labial

Fordyce’s spot, m. bukal

C. Gangguan Perkembangan Gusi

Fibromatosis gingiva = Elephantiasis gingiva = macrogingiva = hereditary gingival fibromatosis– Pembesaran gusi berlebihan konsistensi padat,

difus, permukaan berbenjol-benjol

– Dapat terjadi pd satu atau kedua rahang

– Tidak terdapat tanda radang

– Warna gusi normal sampai pucat

– Mulai timbul setelah gigi seri tetap erupsi, shg menyulitkan erupsi gigi yg lain

– Terapi gingivektomi dan gingivoplasti

• Kadang ditemukan pigmentasi diffuse pada orang dewasa

• Terutama kulit berwarna

• Kondisi normal

Fibromatosis Gingiva

D. Gangguan Perkembangan Muka

Facial Hemihypertrofi asimetri muka karena pertumbuhan berlebihan ½ bag muka

Klinis:

– Asimetri muka

– Dapat mengenai ½ bag tubuh dan kedua anggota tubuh

• Di rongga mulut:

– Bentuk & ukuran mahkota & akar gigi pd daerah yg hipertrofi besar

– Dpt mengenai semua gigi

– Tersering mengenai: caninus, premolar, & molar 1

– Erupsi lebih cepat

– Pembesaran papila lidah

• DD/:

– fibrous dysplasia ukuran gigi lebih kecil, erupsi gigi lambat

Facial hemihypertrophy

E. Gangguan Perkembangan Gigi

1. Kelainan Ukuran Gigi

Microdontia:– Gigi lebih kecil dari normal

– Dapat mengenai satu/bbrp/seluruh gigi

– Sering mengenai gigi incisivus lateral & supernumerary tooth

– Gigi I2 microdontia disebut ‘peg lateral’

Macrodontia:– Gigi lebih besar dari normal

– Dpt mengenai satu/bbrp/seluruh gigi

Microdontia Macrodontia

2. Kelainan Jumlah Gigi

a. Hypodontia

• Bila benih gigi yang tidak terbentuk < 6

• Sering mengenai gigi: M3, P2, I2 RA.

• Relatif lebih sering terjadi

• Faktor herediter memegang peranan.

b. Oligodontia

• Bila benih gigi yg tdk terbentuk > 6

• Oligodontia yg tdk dipengaruhi faktor sistemik oligodontia isolasi

c. Anodontia

• seluruh gigi-geligi gagal berkembang, sangat jarang terjadi.

• Gigi susu akan dipertahankan selama beberapa tahun, tapi bila gigi-2 sudah rusak karena karies maupun atrisi perlu dilakukan implantasi gigi tiruan (dental implant)

d. Hypodontia atau anodontia dengan kelainan sistemikAnhidrotic (hereditary) ectodermal dysplasia

• Biasanya: sex-linked recessive trait

• Terjadi hypodontia

• Hypotrichosis (scanty hair = rambut halus dan jarang)

• Anhidrosis (tidak dapat berkeringat)

• Gigi-gigi biasanya berbentuk konus atau peg-shaped

e. Kondisi lain yang berkaitan dengan hypodontia:Hypodontia sering terjadi pada: Down’s syndrome.

Jarang terjadi anodontia.

Oligodontia Hypodontia

Anodontia

f. Gigi tambahan: hyperdontia

• Relatif biasa terjadi.

• Biasanya berbentuk konus supernumerary teeth. Paling sering pada regio gigi incisivus atau molar. Sangat sering terjadi pada garis tengah mesiodens

• Bisa juga berbentuk normal (jarang terjadi) supplemental teeth. Kadang-kadang: terdapat gigi incisivus maxilla tambahan, gigi premolar. Jarang terjadi: molar ke-4

Akibat hyperdontia

• Posisi gigi tambahan biasanya abnormal, sehingga sisa makanan lebih mudah terakumulasi kerentanan thd karies ↑

• Menghalangi erupsi gigi normal.

Terapi: ekstraksi

Sindroma yang terkait hyperdontia:

• Cleidocranial dysplasia

Supernumerary

Disto molar

3. Kelainan Struktur

Kelainan pada gigi decidui– Jarang terjadi, kecuali di India: kandungan fluoride

dalam air sangat tinggi mottled deciduous teeth

– Dapat terjadi perubahan warna akibat pigmen abnormal yang bersirkulasi dalam darah. Contoh:

• Neonatal jaundice gigi berwarna kuning atau terdapat garis/pita kehijauan.

• Congenital porphyria(gangguan metabolisme Hb) gigi berwarna merah/ungu

Kelainan pada gigi permanen

Penyebab: lokal (biasanya pada satu gigi) atau sistemik (mengenai beberapa gigi)

Lokal:

– Infeksi periapikal pada gigi decidui

– Pemakaian intubasi dalam jangka waktu lama: dapat menyebabkan enamel pitting dan kegagalan erupsi gigi yang terhalang oleh alat intubasi.

Sistemik:1. Genetik:

• Amelogenesis Imperfecta• Dentinogenesis Imperfecta• Dentinal dysplasia

2. Infeksi: congenital syphilis3. Metabolik: infeksi pada masa kanak-2, rickets,

hypoparathyroidism4. Obat-2 an: pigmentasi tetracycline, cytotoxic

chemotherapy5. Fluorosis

Amelogenesis Imperfecta

= Kelompok keadaan yang disebabkan oleh kelainan gen yg bertanggung jawab dalam pembentukan matriks email.

• Tipe hipoplastik: gigi erupsi dengan jumlah email yg tidak mencukupi ketebalan email berkurang. Pd gigi mungkin terdapat pit & groove, atau sampai terjadi aplasia (tidak terdapat email sama sekali)

• Tipe hipokalsifikasi: jumlah email normal, tetapi lunak dan rapuh sehingga mudah terjadi fraktur. Warna bervariasi: opak putih, kuning, coklat.

• Dentin & kamar pulpa tampak normal.

• Terapi: restorasi kosmetik.

Dentinogenesis Imperfecta:

– Terjadi kelainan pembentukan dentin.

– Dentin di bawah amelodentinal junction biasanya normal

– Jaringan yg lebih dalam mengalami kelainan: tubuli dentinalis lebih sedikit, kalsifikasi tidak sempurna dan matriks tdk terbentuk sempurna

Gambaran klinis:

– Email tampak normal tapi berwarna kecoklatan atau keunguan dan sangat translucent

– Bentuk gigi relatif normal, tp gigi molar cenderung lebih membulat dgn akar pendek.

– Email tidak kuat melekat pd dentin sehingga mudah lepas dari dentin

– Kasus parah: gigi habis sampai batas gingiva

– Terapi: pembuatan full crown

Dentinal dysplasia = rootless teeth

• Akar gigi sangat pendek bentuk konus

• Kamar pulpa mengalami obliterasi

• Gigi tanggal dini

Amelogenesis

Imperfecta

Dentinogenesis

Imperfecta

Infeksi: congenital syphilis

Terjadi infeksi maternal prenatal syphilis, dapat menyebabkan deformitas gigi.

Gambaran klinis:

• Gigi incisivus kecil, berbentuk obeng, dan mengecil ke arah incisal, pada tepi incisal kadang-2 berlekuk atau berfisura dalam Hutchinson’s incisors

• Anterior open bite sering terjadi

• Gigi molar 1: berbentuk kubah Moon’s molars atau permukaan oklusal kasar berlubang-2 kecil dengan nodul-2 (tidak terdapat tonjol gigi) mulberry molars

Hutchinson’s teeth Mulberry molars

Obat-obatan

Pigmentasi tetracycline

• Gigi awalnya berwarna kuning kemudian menjadi coklat atau abu-2. Email melekat erat pada dentin

• Tetracycline dapat menembus placenta sehingga terjadi pigmentasi pd gigi fetus yang sedang berkembang

• Terjadi pada pemberian tetracycline dalam masa perkembangan gigi hindari pemberian tetracycline pada usia 4 bulan s/d 12 tahun.

Tetracycline staining

Fluorosis

– Endemic pada daerah dgn kandungan fluoride air minum > 2ppm

– Terjadi pada individu yang tinggal di daerah yg kandungan fluoride tinggi selama masa perkembangan gigi.

– Lebih sering terjadi pada gigi permanen.

– Terjadi mottled enamel: terdapat bercak-2 putih dan opak. Staining coklat terjadi setelah erupsi. Email brittle dan dapat berlubang-2 kecil (pitted)

– Gigi tidak mudah terkena karies walaupun emailnya brittle

Fluorosis

4. Kelainan Bentuk Gigi

Gemination:

• Mahkota gigi terbelah dua

• Dapat sama besar atau salah satu lebih kecil

• Mempunyai satu akar dan satu saluran akar

• Dapat terjadi pada gigi susu atau permanen

Fusion:

• Dua gigi bersebelahan melekat mjd satu

• Dapat terjadi pd mahkota, akar atau keduanya

• Mengenai gigi susu atau permanen

Gemination

Fusion

Concrescence:

• Perlekatan dua gigi pd cementum (jadi satu)

• Terjadi setelah pembentukan akar selesai

• Sering pada gigi permanen

Delaceration:

• Bentuk akar atau mahkota gigi bengkok

• Penyebab karena trauma mekanik

• Contoh: cabut gigi susu sulit

Dense in dente:

• Gigi di dalam gigi, Diagnosa dgn Rő foto

• Sering pada I dua atas dan bilateral

• Tampak pit di permukaan lingual daerah cingulum

• Mudah terkena karies & segala akibatnya

• Terapi: tumpatan

Dwarfed root:

• Gigi yang berakar pendek dan tumpul dgn ukuran mahkota normal, sering mengenai gigi seri atas

Delaceration:

Dense in dente

Concrescence:

5. Kelainan Erupsi• Delayed eruption = retarded eruption dapat

terjadi pada: rickets, cretinism, cleidocranial dysplasia, hereditary gingival fibromatosis dan cherubism.

• Pada hereditary gingival fibromatosis: kelainan erupsi dapat terjadi karena gigi tertanam dalam jaringan gingiva fibrosa yang tumbuh berlebihan sehingga hanya permukaan oklusalnya yang terlihat pseudoanodontia

• Pada cherubism bbrp gigi dapat bergeser karena adanya masa jaringan ikat yang berproliferasi sehingga erupsinya terganggu

• Gigi susu jarang mengalami gangguan erupsi.

• Faktor lokal yang mempengaruhi erupsi gigi permanen:

– Kurang ruang pada rahang

– Gigi berjejal

– Adanya gigi supernumerary

– Pergeseran akibat kista dentigerous

– Persistensi gigi decidui

Delayed eruption gigi M1 sebelum & sesudah

perawatan orthodontic, pasien usia 7 th

Premature Eruption: erupsi lbh awal dr normal

Natal teeth: – Erupsi saat bayi lahir

– Perlu dibedakan dgn predeciduous dentition

Predeciduous dentition:– Struktur epitel bertanduk

– Berbentuk seperti gigi

– Terdapat di regio incisivus bawah

– Warna putih

– Mudah dihilangkan

Neonatal teeth: erupsi pd hr ke-30 sesudah kelahiran

Natal teeth

Neo natal teeth

Impaksi = Impacted Tooth

• Gigi tidak dapat erupsi atau erupsi sebagian

• Penyebab krn adanya halangn (physical barrier) pd arah erupsi

• Embedded tooth: gigi tidak dapat erupsi karena tidak mempunyai kekuatan

Gigi Impaksi

Penyebab:

• Teori evolusi

• Lokal:

– Kurang tempat: rahang kecil atau gigi susu tanggal lebih awal

– Rotasi benih gigi

– Malposisi dan tekanan gigi tetangga

– Densitas tulang berlebihan

– Retensi gigi susu

• Sistemik:

– Ricketsia

– Sifilis congenital

– TBC

– Gangguan endokrin

– Malnutrisi

– Cleidocranial dysplasia

• Urutan gigi yg sering impaksi: M3 bawah, M3 atas, C atas, C bawah, P bawah dan P atas

• Molar satu tidak pernah impaksi

• Komplikasi:

– Infeksi: pericoronitis, operculitis

– Kerusakan gigi tetangga : karies dgn segala akibatnya, resorbsi akar

– Kista dentigerous

– Ameloblastoma

– Sakit kepala tanpa diketahui dengan pasti penyebabnya

• Terapi: Odontectomy atau Odontotomy

top related