fisiologi integumen kbk

Post on 09-Jul-2016

40 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

integumen

TRANSCRIPT

Sistem Integumen

Pendahuluan (1):

• Integumen: Merupakan organ terbesar tubuh, terdiri dari kulit, dan derivat-2 nya ialah: kelenjar keringat, rambut, kelenjar sebasea, kuku, dan otot erektor pili.

• Sistem ini termasuk juga kelenjar mamae dan gigi.

Pendahuluan (2)

• Integuman: Pelindung dan menutupi permukaan tubuh. Fungsi: 1. proteksi

2. reseptor sensorik 3. mengatur suhu tubuh. 4. mengendalikan kehilangan air.

5. ekskretorik. 6. sekretorik.

7. absorbsi.

Pendahuluan (3)

• Perkembangan kulit. - merupakan struktur tubuh yang besar,

kompleks menutupi tubuh, sebagai pelindung tubuh.

- terdiri dua lapis: epidermis dan dermis - berasal dari derivat sel germinal yang berbeda:

ektoderem dan mesoderm.

Integumen 1. Fungsi proteksi:

sebagai barier fisik antara jaringan dibawahnya dengan lingkungan sekitar.

2. Reseptor sensorik:terdapat reseptor raba/sentuh, tekan, suhu, nyeri

3. Mengatur suhu tubuh:melalui; radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.

Integumen

4. Mengendalikan kehilangan air.5. Ekskretorik:6. Sekretorik:7. Absorbsi:8. Sintesis vitamin D; paparan radiasi sinar ultraviolet mengubah

provit.D menjadi vit D dikulit.

Perkembangan Kulit

Epidermis: jaringan epitel permukaan, terdiri epitel skuamosa, derivat ektoderm

Dermis : lapisan tebal dibawah epidermis, jaringan penyambung bentuk ireguler, terdiri jaringan fibrosa, derivat mesoderm.

Subcutaneus: dibawah dermis, bukan merupakan bagian kulit.

Kulit

• Kulit: - bersifat lembut, lunak, dan kuat, tahan air(barier). - dapat memperbaiki diri sendiri, memisahkan

jaringan dan organ dari dunia luar/lingkungan. - organ vital untuk keberadaan kita.

Epidermis, lapisan-lapisannya(1) Dari luar ke dalam: 1. Stratum korneum; sel tipis, datar, seperti sisik, terus

menerus dilepaskan, sel mati.2. Stratum lusidum; sel mempunyai batas tegas, tidak

berinti. 3.Stratum granulosum; selapis sel rata, bergranul, awal

proses keratinisasi, berhubungan dengan kematian sel. -Stratum lucidum terletak antara stratum korneum dan

stratum granulosum. Ini pada telapak tangan dan kaki. Pada epidermis yang tipis mungkin stratum granulosum hilang.

.

Epidermis, lapisan-lapisannya(2)4. Stratum spinosum; sel terdiri dari beberapa lapis,menyerupai jarum menghubungkan sel satu dengan yang lainnya. 5. Stratum basale, germinativum; sel terletak di atas dermis, terus menerus membentuk sel epidermis baru, melalui mitosis, sel migrasi ke permukaan.

Epidermis: tidak mengandung pembuluh darah, nutrisi dari dermis. Merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar.

Epidermis, lapisan-lapisannya (3)

• Merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap:

- masuknya organisme patogen.- radiasi ultraviolet,

- kehilangan air berlebihan.

• Keratinisasi: sel epidermis yang Keratinisasi: sel epidermis yang mengeras, mengeras,

membran sel dari sel kulit tua membran sel dari sel kulit tua (keratinisasi), lapisan menjadi keras, (keratinisasi), lapisan menjadi keras, tahan terhadap air. tahan terhadap air.

Epidermis (4)

• Kulit tubuh telapak tangan dan kaki tebal 0,8 – 1,4 mm. kulit tubuh diluar telapak tangan dan kaki tebal 0,07-0,12 mm.

• Sel khusus pada epidermis, melanosit, menghasilkan pigmen gelap melanin, memberi warna pada kulit.

• Melanin absorbsi U.V dari matahari, cegah mutasi DNA kulit dan efek lain yang merusak

Epidermis (5)

• Melanosit: letak dibagian dalam epidermis. mendasari jaringan penyambung

dari dermis.

Dermis/korium (1)• Lebih dalam dan tebal dari epidermis; mengandung:- pembuluh darah untuk suplai makanan. - sejumlah serat kolagen, elastin, dan retikuler, sebagai

penyokong kulit. Elastin membentuk tonus kulit. - ujung akhir saraf sensorik. - kelenjar keringat berbentuk tabung berbelit-belit jumlah

banyak, bermuara di epidermis membentuk pori. Pada daun telinga sebelah dalam kelenjar keringat berubah sifat menjadi kelenjar serumen.

Dermis/korium (2)

• Lebih dalam dan tebal dari epidermis; mengandung:

- kelenjar sebasea, bentuk kelenjar seperti botol bermuara di folikel rambut, tidak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

- rambut, kuku, kelenjar sebasea dianggap sebagai tambahan pada kulit.

Hipodermis

• Lapisan paling dalam dari kulit, atau lapisan subkutaneus. – jaringan fibrosa banyak hilang, jaringan lemak (adiposa) sekitar pembuluh darah, jumlah adiposa bervareasi menurut gender, usia, bagian dari tubuh, dan nutrisi individu. Wanita 8 % lebih tebal dibanding pria.

• Fungsi: sebagai deposit lemak, insulator, regulasi temperatur tubuh.

Pewarnaan kulit• Warna kulit normal merupakan ekspresi

kombinasi dari: melanin, caroten, dan hemoglobin.

- Melanin: pigmen hitam-coklat, dihasilkan oleh sel melanosit.

- Caroten: pigmen kekuningan, lebih banyak pada penduduk oriental.

- Hemoglobin: bukan pigmen kulit, tetapi ikatan O2- Hb mendasari ikatan pigmen pada sel darah merah.

Organ Asesoris Kulit

• Organ asesoris kulit: perpanjangan epidermis yang masuk ke dalam:- folikel rambut- kelenjar kulit- kuku.

Folikel Rambut (1)

• Terdapat pada permukaan kulit, kecuali pada: telapak tangan, kaki, bibir, putting susu,

organ reproduksi eksterna. - berasal dari sel epidermis, membentuk

menyerupai terowongan ke dalam, sampai dermis, terdapat akar rambut.

- rambut dan folikel rambut berasal dari stem sel yang sama.

Folikel Rambut (2)

• Gen pembawa warna:- secara langsung oleh pigmen yang dihasilkan sel melanosit epidermis.

Misal:- rambut gelap, banyak melanin. - rambut putih atau albinisme, kekurangan atau sama sekali tidak ada melanin. - rambut merah: banyak pigmen besi (trikhosiderin)

Folikel Rambut (3)

• Rambut agak abu-abu, keadaan campuran, berpigman dan tidak berpigmen.

• Otot erektor pili: - melekat pada folikel rambut. - rambut berdiri saat otot kontraksi.

Misal: keadaan sangat dingin, dan stimulus saraf.

Folikel Rambut (4)

• Setiap folikel berhubungan dengan satu/lebih kelenjar sebasea

• Kelenjar sebasea: memproduksi minyak.

Kuku

• Melindungi ujung jari tangan dann kaki.• Kuku dibedakan atas:

- lempeng kuku- dasar kuku.

Sel epitel kusus pada kulit secara terus menerus menghasilkan dasar kuku, tumbuh menjadi lempeng kuku.

Kelenjar Kulit (1)

• Kelenjar Sebasea (1):- sel epitel kusus, berhubungan dengan

folikel rambut.- hasilkan sebum: materi lemak (fatty) dan debris seluler.- sebum: menjaga rambut dan kulit lembut,

lentur dan tahan air (water proof)

Kelenjar Kulit (2)

• Kelenjar sebasea (2):

- kelenjar sebasea terbuka langsung, jarang berhubungan dengan kelenjar rambut pada: daerah bibir, sudut mulut, organ reproduksi eksterna.

Kelenjar Keringat (1)

• Kelenjar keringat/kelenjar sudorifera.- menyebar luas dikulit.- respon pada peningkatan temperatur tubuh

oleh panasnya lingkungan atau kerja fisik.- bersama dengan kelenjar keringat di dahi, leher dan pungung, mengeluarkan keringat pada lingkungan yang panas dan olah raga.

Kelenjar Keringat (2)

• Komposisi keringat: - air lebih banyak - garam sedikit- produk buangan, seperti: urea, asam urat

Berkeringat: merupakan fungsi ekskresi.

Kelenjar Keringat (3)

• Modifikasi struktur dan fungsi kelenjar keringat.

- Di Liang telinga luar: sekresi serumen.

Pengaruh Usia Pada Kulit Pengaruh Usia Pada Kulit (1)(1)

• Perubahan kulit berhubungan dengan usia: - aging – perubahan kulit , regulasi suhu dan

aktivasi vitamin D. - penambahan pigmen “ age spot”/”liver spot”,

bagian reaksi oksidasi lemak, atau gambaran dari bentuk oksigen radikal.

- Dermis: sentesis protein kolagen jaringan penyambung dan jaringan elastin menurun.

Pengaruh usia Pengaruh usia (2)(2)

• Dermis menyusut, lemak subkutan berkurang,kulit mengkerut dan kendor.

• Struktur asesoris kulit menurun, produksi melanin melambat, rambut abu-abu atau putih. Rumbut tumbuh melambat, tipis, jumlah folikel menurun. Kebotakan lebih nampak pada laki-laki.

• Sensitifitas terhadap nyeri dan tekan berkurang, jumlah reseptor berkurang.

Pengaruh Usia Pengaruh Usia (3)(3)

• Usia 60 an jumlah reseptor tinggal 1/3 dari reseptor pada usia muda.

• Jumlah kelenjar dan kapiler sekitar kelenjar menyusut.

• Kemampuan mengontrol suhu menurun.

Kelainan-Kelainan kulit Kelainan-Kelainan kulit (1)(1)

• Acneacne vulgaris:- merupakan penyakit kulit biasa, pada 80 % orang dewasa muda, usia belasan sampai 30 th- berhubungan dengan hormon adrogen, produksi sebum meningkat. - sumbatan kelenjar sebasea, ada bintik hitam atau

bintik putih (comedo). Kehitaman: karena akumulasi sel terkena cahaya.

Kelainan-kelainan Kulit Kelainan-kelainan Kulit (2)(2)

• Efek hormon androgen:- jerawat (acne)- hirsutisme ( pertumbuhan bulu wajah berlebihan).

Kelainan Kulit (3)

• Pigmentasi melanin: Berhubungan dengan penyakit Adison.

- pigmen melanin tidak selalu disimpan dengan benar, bisa di dalam tahi lalat, pada kulit yang tipis, pada mukosa membran bibir dan putting susu.- dugaan: sekresi kortison menurun, umpan balik pada hipotalamus dan hipofisis anterior sebebkan: sekresi ACTH & MSH produksi melanin meningkat

Kelainan Kulit Kelainan Kulit (4)(4)

• Strie keunguan: - berkurangnya serat kolagen didaerah

subkutan, jaringan subkutan mudah robek. - berhubungan dengan sekresi hormon korteks

adrenal berlebihan, terjadi mobilisasi lemak bagian bawah tubuh, deposit lemak di abdomen dan toraks, moon face

Kelainan Kulit Kelainan Kulit (5)(5)• Albanisme Generalisata. - merupakan autosomal resesive,

- kulit, rambut dan retina kekurangan pigmen. - produksi melanin oleh sel melanosit berkurang karena enzim tirosinase kurang.

- Piebaldisme- albanisme terlokalisir (belang); terkait autosomal dominan, kurang melanin

sebagian pada kulit/rambut.

Kelainan Kulit Kelainan Kulit (6)(6)

• Alopesia/botak:- tidak ada atau hilangnya rambut pada kepala, dengan atau tanpa kelainan pada kulit.- alopesia kongenital: tidak berkembangnya

folikel rambut, atau folikel tidak dapat hasilkan tumbuh rambut.

- pressure alopesia: karena penekanan pada kepala terus menerus

Daftar pustaka

• David Shier, Jackie Butler, Ricki Lewis “ Hole’s Human Anatomy and Physiology.

• Keith L.Moore, Arthur F.Dally “ Clinically Oriented Anatomy “.

• Keith L. Moore, T.V.N. Persaud. “ The Developing Humen Clinically Oriented Embriology”

top related