bab i -...
Post on 04-Oct-2019
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
__ 1
2 __
__3 __ 3
4 __
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Barokah, Rahmat, dan Hidayah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini. Buku ini ditulis sebagai upaya mengembangkan hasil penelitian dokumentasi yang berjudul ”TELAAH BIOLOGI SMA DAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS KURIKULUM 2013”.
Buku ini berisi pengembangan dan telaah materi pembelajaran substansi biologi di SMA, berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi, serta pengembangan biologi dalam Kurikulum 2013. Buku ini diharapkan membantu dosen, guru, dan mahasiswa yang akan mengembangkan dan menelaah Biologi SMA. Khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Biologi, buku ini dapat dipergunakan untuk memperkaya referensi mata kuliah Telaah Biologi SMA.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam buku ini, sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan, guna kesempurnaan penulisan buku ini di waktu yang akan datang.
Tersusunnya buku ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Metro, atas
dukungan moral dan motivasi yang senantiasa diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu telaah maupun penerbitan buku ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu dalam kesempatan ini.
__5 __ 5
Akhirnya penulis berharap semoga buku yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Metro, Juli 2018 Penulis, Muhfahroyin
6 __
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. iii Daftar Isi ................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Biologi di SMA ........................................................... 3 B. Tujuan Pengembangan dan Telaah ........................ 10 C. Manfaat Pengembangan dan Telaah ...................... 11
BAB 2 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DAN STANDAR ISI (SI) ......................................................... 13
A. Standar Kompetensi Lulusan .................................. 15 B. Standar Isi (SI) Biologi SMA
berdasarkan Kurikulum 2013 ............................... 16 C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013 ....... 31 BAB 3 METODE PENGEMBANGAN DAN TELAAH ........ 39
A. Metode Pengembangan ........................................... 43 B. Metode Telaah ........................................................... 43
BAB 4 HASIL PENGEMBANGAN DAN TELAAH ............. 45
A. Pengembangan Materi Pembelajaran berbasis Standar Isi (SI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013 ................................. 45 B. Implementasi Pembelajaran Biologi
Bermakna dan Konstruktivistik ........................... 74
__7 __ 7
BAB 5 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI ........ 79 A. Bahan Ajar Biologi .................................................... 81 B. Masalah Guru terhadap Bahan Ajar Biologi ......... 81 C. Pemilihan Bahan Ajar Biologi ................................. 82 D. Memilih Jenis Materi ................................................ 86 E. Cakupan Bahan Ajar ................................................ 89 F. Urutan Bahan Ajar .................................................... 90 G. Sumber Bahan Ajar ................................................... 91
BAB 6 TELAAH BAHAN AJAR ............................................... 95
A. Komponen Kelayakan Isi ......................................... 97 B. Komponen Kebahasaan .......................................... 100
BAB 7 PENUTUP ........................................................................ 105
A. Simpulan ................................................................... 107 B. Saran .......................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 109 INDEKS ................................................................................. 115 GLOSARIUM .............................................................................. 121 TENTANG PENULIS ............................................................... 125
8 __
Bab I
PENDAHULUAN
__9 __ 9
A. Biologi di SMA
Standar isi biologi SMA berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2016
secara implisit memberikan penegasan bahwa pendidikan biologi di
SMA mengandung bahan kajian yang mempelajari makhluk hidup dan
aspek kehidupan baik di masa lampau, masa sekarang maupun masa
yang akan datang. Substansi materi biologi SMA mengarahkan peserta
didik mempelajari dan menerapkan konsep-konsep biologi dalam
mengembangkan teknologi pada kehidupan sehari-hari terutama
disekitar tempat tinggalnya (Liliasari, 2011). Selain itu, pembelajaran
sains (biologi) sangat penting untuk dikuasai karena perlunya peserta
didik untuk dapat hidup secara lebih produktif dan mendapatkan
kualitas hidup terbaik sesuai dengan tujuan pendidikan sains
(International Counsil of Associations for Science Education/ICASE,
2008). Mata pelajaran biologi adalah rumpun mata pelajaran IPA
sebagai kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Karakteristik biologi adalah mempelajari permasalahan yang
berkait dengan fenomena alam, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
penerapannya untuk membangun teknologi guna mengatasi
permasalahan dalam kehidupan masyarakat (Depdiknas, 2007;
Liliasari, 2011).
1. Pembelajaran Biologi yang Bermakna (Meaningful)
Menurut BSCS (Biological Science Curriculum Study) (1992),
dilihat dari struktur keilmuan, biologi memiliki obyek berupa: 1)
kingdom plantae (tumbuhan), 2) kingdom/kerajaan animalium
(hewan), dan 3) kingdom protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari
tingkat molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi,
komunitas, sampai tingkat bioma. Membelajarkan biologi, berarti
memberikan pemahaman keilmuan kepada peserta didik mengenai
objek kajian biologi tersebut.
Pembelajaran biologi dapat memfasilitasi peserta didik
menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar apabila dilaksanakan
dengan pembelajaran yang bermakna (meaningful). Pembelajaran
bermakna merupakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
kontekstual. Pembelajaran bermakna mengandung kebermaknaan
10 __
personal bagi seluruh peserta didik, mengkaitkan materi dengan
pengalaman peserta didik masa lalu, untuk mengantisipasi masa depan
(Ausubel, 1968; Yamin, 2006). Dalam pembelajaran bermakna peserta
didik melakukan kegiatan secara aktif dan kreatif (Silberman, 2001;
Isjoni, 2007). Disampaikan dalam Depdiknas (2002b) bahwa
pembelajaran yang bermakna menuntut keterkaitan pembelajaran di
kelas dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
pembelajaran kontekstual akan memberikan makna yang lebih
produktif bagi peserta didik. Depdiknas (2002b) dan Isjoni (2007)
mengungkapkan bahwa untuk mencapai pembelajaran bermakna tidak
harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.
Keterkaitan biologi dengan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, disamping mempermudah peserta didik untuk
mempelajari konsep-konsep atau prinsip-prinsip biologi, juga
berdampak positif karena peserta didik semakin memahami
permasalahan sains dalam kehidupan sehari-hari (Hadiat, 1994;
Depdiknas, 2004; Rustaman, 2011). Hal demikian sangat membantu
peserta didik untuk mempermudah mempelajari konsep-konsep atau
prinsip-prinsip biologi yang lebih tinggi nantinya (Sund dan Trowbrigde,
1973). Pemahaman sains yang memadai akan membantu peserta didik
mampu memecahkan permasalahannya yang berkaitan dengan sains
dalam kehidupan sehari-hari serta mampu melakukan langkah-langkah
pengembangan lebih lanjut berupa pemanfaatkan konsep-konsep
biologi tersebut untuk kepentingan hidupnya yang merupakan landasan
berpikir bagi peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Dick dan Carey, 1990;
Corebima, 2005). Menurut Carin & Sund (1990) hakikat pembelajaran
sains (biologi) yaitu terselenggaranya proses pembelajaran yang
mencakup 6 unsur yaitu active learning, discovery/inquiry activity
approach, scientific literacy, constructivism, science, technology and
society, dan kebenaran sains tidak absolut tetapi bersifat tentatif.
2. Pembelajaran Biologi Kontruktivistik
Teori belajar konstruktivistik diimplementasikan dengan tiga
unsur utama, yaitu: 1) berpedoman pada pengetahuan awal peserta
didik, 2) peserta didik melakukan konstruksi pengetahuannya sendiri,
3) peserta didik mengembangkan penjelasan dengan bahasanya sendiri
__11
__ 11
pada gejala alam yang dipelajari (BSCS, 1992). Lebih lanjut dikatakan
dalam BSCS (1992) bahwa peserta didik akan belajar dengan baik bila
diberikan kesempatan yang luas untuk mengkonstruksi pemahamannya
sendiri sepanjang waktu belajar. Hal ini sesuai dengan fokus
pengembangan belajar bermakna (meaningful learning) (Isjoni, 2007).
Chiapetta (1976) dan Ardana (2005) menjelaskan bahwa belajar
merupakan kegiatan aktif peserta didik sehingga peserta didik mampu
mengkonstruksi materi pelajaran dengan interaksi terhadap lingkungan
fisik maupun sosial.
Pembelajaran biologi yang berorientasi konstruktivitik dapat
mengantarkan peserta didik untuk mengkaji permasalahan mendasar
dengan tema utama, yaitu 1) biologi sebagai proses penemuan
(inquiry), 2) sejarah konsep biologi, 3) evolusi, 4) keanekaragaman dan
keseragaman, 5) genetik dan keberlangsungan hidup, 6) organisme
dan lingkungan, 7) perilaku, 8) struktur dan fungsi, dan 9) regulasi
(Permendikbud No. 24, 2016). Harapannya, peserta didik SMA dapat
memahami dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikaji di dalamnya, sehingga pembelajaran biologi di
SMA mencerminkan proses dan produk yang berpusat pada peserta
didik (student centered) (Chiappetta, 1976; Halpern, 1994; Nur, 2000).
Hal ini senada dengan pergeseran paradigma teaching menjadi
learning, yang tidak lagi menitikberatkan belajar berpusat pada guru
(teacher centered) (Ardana, 2000; Susilo, 2007). Dalam rangka menuju
paradigma baru ini guru harus tertantang untuk selalu meningkatkan
profesionalisme dengan belajar sepanjang hayat dan secara terus
menerus mengembangkan strategi pembelajaran (Nur, 2000a; Susilo,
2007; Muhfahroyin, 2007).
Upaya membentuk generasi yang literat terhadap sains
sebagaimana tersirat pada standar pendidikan nasional harus dapat
diterjemahkan secara spesifik pada pembelajaran sains yang
berorientasi pada filosofi konstruktivisme (Faryadi et al, 2007). Peserta
didik harus mampu melakukan konstruksi dari pengetahuan yang telah
dimiliki dengan pengetahuan baru yang diperolehnya. Selanjutnya,
disampaikan oleh Zahorik (1995) bahwa pembelajaran yang
berorientasi konstruktivitik harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1) mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik
sebelumnya (activating knowledge), 2) pemerolehan baru secara
12 __
keseluruhan dan detailnya (acquiring knowledge), 3) pemahaman
pengetahuan (understanding knowledge), dalam hal ini diperlukan
penyusunan konsep, sharing dengan orang lain untuk mendapat
tanggapan, dan revisi konsep yang telah dikembangkan, 4)
mempraktikkan pengetahuan yang telah dimiliki (appliying knowledge),
dan 5) melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap
pengembangan pengetahuan tersebut.
Pembelajaran biologi yang konstruktivistik memerlukan
pembangunan pengetahuan dalam diri peserta didik sendiri. Dalam
aplikasinya, pengetahuan dan pengalaman dapat diperoleh dari
kegiatan penyelidikan dan eksperimen sebagai bagian dari kerja ilmiah
yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah.
Disampaikan oleh Ahern-Rindell (1999) bahwa pembelajaran sains
harus menekankan pengembangan rasa ingin tahu melalui penemuan
(inquiry) berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan dalam
kerja ilmiah dengan memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip,
teori, dan hukum. Kerja ilmiah melatih peserta didik untuk berpikir
kritis, kreatif, analitis, dan divergen (Joice et al, 2004). Pembelajaran
biologi di SMA dapat membentuk sikap peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran harus dilakukan dengan memberdayakan
peserta didik, sehingga peserta didik memperoleh pemahaman sendiri
dan mampu menggunakan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran
yang bersifat konstruktivisme terutama dalam pembelajaran biologi
secara hakikatnya akan membekali peserta didik untuk mampu
menguasai 4 hal yaitu (scientific processes), sikap (scientific attitudes),
produk (scientific knowladge), dan teknologi (Carin, 1997).
Proses pembelajaran selain membiasakan peserta didik untuk
mengkonstruk sendiri pengetahuannya, dalam kurikulum 2013 secara
tidak langsung semua proses pembelajaran mengharuskan peserta
didik untuk mandiri atau berkonstruktivistik. Usaha yang dilakukan
dengan menggunakan semua metode atau model pembelajaran yang
melibatkan proses saintifik. Penggunaan model pembelajaran dalam
kurikulum 2013 yaitu problem based learning (PBL), project based
learning (PjBL), discovery learning, inquiry learning. Kegiatan
pembelajaran yang bersifat saintifik dicirikan dengan proses mengamati
suatu fenomena yang membuat peserta didik mengamati dengan
semua inderanya. Fenomena yang disajikan dapat membuat peserta
__13
__ 13
didik untuk melakukan identifikasi, membuat pertanyaan, hingga
mampu membuat suatu rumusan masalah. Kegiatan tersebut dalam
kurikulum 2013 dikemas dalam kegiatan pendekatan saintifik 5 M
(Mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan).
Kegiatan 5 M yang dijelaskan dalam kurikulum 2013 bukan
merupakan suatu langkah yang harus dilakukan secara berurutan,
namun suatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
agar mendapatkan pemahaman terhadap hal dipelajari. Dalam
pembelajaran biologi ketika seorang guru benar-benar memahami apa
yang sedang disampaikan, maka seharusnya kegiatan 5 M tersebut
bukan merupakan kegiatan yang sulit, karena hakikatnya pembelajaran
biologi sudah merupakan pembelajaran yang bersifat saintifik
(Sudarisman, 2015). Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
salah satunya dapat meningkatkan kreativitas peserta didik (Dyers et
al., 2011).
3. Kurikulum Biologi SMA Berdasarkan Kurikulum 2013
(K13)
Kurikulum yang digunakan oleh negara kita telah lama
mengalami pengembangan demi mencapai suatu perbaikan kualitas
pendidikan. Kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini telah
mengalami pengembangan sejak dilaksanakannya rencana
pembelajaran 1947 sampai yang digunakan di sekolah saat ini yaitu
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan hasil pengembangan
dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP 2006. Pengembangan
kurikulum 2013 yang dilakukan berlandaskan pada pengembangan
karakter peserta didik. Selain memiliki kemampuan dalam bidang
akademik peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik.
Pengembangan K13 yang telah dimulai sejak tahun 2013 mengalami
banyak perbaikan sampai revisi terakhir yang disahkan pada tahun
2016 .
Hadirnya kurikulum 2013 merupakan bentuk penyempurnaan
terhadap kurikulum 2006 yang mencakup perubahan aturan dari 4
elemen standar yaitu standar kegiatan pembelajaran yaitu kompetensi
inti kelulusan (SKL), Standar Isi (SI), standar proses, standar penilaian,
serta komponen kompetensi yang harus dicapai peserta didik (KI dan
14 __
KD). Kompetensi inti lulusan (SKL) yaitu konsep peningkatan dan
keseimbangan antara softskill dan hardskill yang harus dikuasai peserta
didik dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari semua mata
pelajaran yang diajarkan. Standar isi merupakan elemen yang
mencakup pencapaian kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik selanjutnya akan diturunkan dalam bentuk mata
pelajaran. Standar proses dalam KTSP 2006 yang terfokus pada proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) dalam kurikulum 2013
dilengkapi dengan proses pendekatan ilmiah (Scientific approach).
Standar penilaian dalam kurikulum 2013 merupakan proses penilaian
berupa penilaian otentik yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan (Nur, 2014).
Komponen K13 meliputi dokumen 1, dokumen 2, dan
dokumen 3. Dokumen 1 berisi dokumen kurikulum, dokumen 2 berisi
kajian silabus, dan dokumen 3 berisi kajian RPP. Silabus merupakan
penjabaran kompetensi inti/KI dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian (Muhfahroyin, 2007). Dalam praktiknya, silabus
merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup jenis penilaian,
bentuk soal, dan pelaksanaannya. Jenis penilaian adalah berbagai
tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik.
Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi; pengkajian
terhadap identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti
dan kompetensi dasar, identifikasi materi pokok, pengembangan
kegiatan belajar, penentuan jenis penilaian, penentuan alokasi waktu,
dan penentuan sumber belajar (Permendikbud No. 22 Tahun 2016).
Kompetensi inti dan kompetensi dasar diatur dengan peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016.
Kompetensi inti lulusan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016.
Pengembangan perangkat pembelajaran, penentuan materi
pokok pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan penentuan
soal ujian dikembangkan oleh setiap daerah atau sekolah, melalui
pemberdayaan guru masing-masing mata pelajaran. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengembang (misalnya guru mata pelajaran) yang memiliki
__15
__ 15
pemahaman yang tinggi untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
guna terimplementasinya kurikulum 2013 di setiap sekolah.
4. Biologi SMA dalam Kurikulum 2013
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya
sendiri dan alam sekitar.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan keterampilan proses
sains (Puskur, 2006). Keterampilan proses sains ini meliputi
keterampilan dasar dan keterampilan proses terpadu seperti
mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan
secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan
dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasi- kan hasil temuan secara
lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-
hari (kontekstual).
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan
berpikir kritis, analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian
masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan pemahaman bidang lain seperti matematika, fisika, kimia
dan pengetahuan pendukung lainnya.
Berdasarkan perkembangan abad 21 pembelajaran biologi juga
tidak lepas dengan penggunaan berbagai macam teknologi untuk
16 __
menunjang pembelajaran. Berbagai macam bidang biologi semakin
berkembang sampai saat ini, sehingga kita harus terus meningkatkan
kemampuan dalam menguasai biologi, berbagai tren kajian bidang
biologi disaat ini yaitu seperti bidang biomimetik, photonic,
nanobiotech, genomik terarah, biodeteksi, nanoenergy, dan quantum
encryption. Berbagai kajian biologi tersebut sudah seharusnya menjadi
lahan pembelajaran biologi yang harus diketahui oleh peserta didik.
B. Tujuan Pengembangan dan Telaah
Pengembangan dan Telaah Biologi SMA ini bertujuan untuk
mendapatkan pengembangan materi pembelajaran biologi SMA yang
berbasis Kompetensi inti Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) yang
meliputi kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), sehingga
dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan bahan ajar oleh guru
maupun mahasiswa calon guru biologi SMA berdasarkan Kurilukulum
2013.
C. Manfaat Pengembangan dan Telaah
Pengembangan dan telaah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi guru, mahasiswa, kepala sekolah, pemerintah daerah,
peneliti, dan pemerhati pendidikan. Secara rinci, manfaat telaah dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Bagi guru, menambah wawasan mengenai pengembangan dan
telaah biologi SMA berbasis Kurikulum 2013 dalam rangka
memantapkan kompetensi pedagogik dan profesional guru.
2. Bagi mahasiswa, dapat memanfaatkan hasil pengembangan
dan telaah Biologi SMA ini dalam upaya mengembangkan lagi
bahan ajar biologi SMA, selanjutnya untuk diaplikasikan setelah
menjadi guru.
3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan dasar pola pembinaan
peningkatan profesionalitas guru.
4. Bagi pemerintah daerah melalui dinas pendidikan, dapat
digunakan untuk dasar pengembangan kebijakan peningkatan
kualitas pendidikan dan pembelajaran biologi SMA.
5. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai acuan pengembangan
penelitian pendidikan biologi lebih lanjut.
__17
__ 17
18 __
Bab 2
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DAN STANDAR ISI (SI)
__19
__ 19
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 yang dimulai sejak tahun 2013
telah mengalami revisi salah satunya tentang kompetensi inti lulusan
(SKL). Pada saat sebelum revisi SKL diatur dalam Peraturan Menteri
20 __
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 54 Tahun 2013,
namun saat ini kompetensi inti lulusan (SKL) telah di atur dalam
Permendikbud No. 20 Tahun 2016.
Kompetensi inti lulusan merupakan kriteria tentang kualifikasi
kemampuan setiap lulusan yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. SKL menjadi tolak ukur lulusan atas
kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan dalam jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan hal tersebut maka SKL
menjadi acuan utama dalam melaksanakan seluruh kegiatan
pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah. SKL
digunakan diantaranya dalam pengembangan standar isi dan standar
proses dalam kurikulum 2013 (Permendikbud No. 20 Tahun 2016).
Kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah
menyelesaikan masa belajarnya khususnya di jenjang pendidikan
menengah atas (SMA/MA) terdiri dari dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yaitu sebagai berikut.
1. Dimensi Sikap
Memiliki periklaku yang mencerminkan sikap:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
b. Berkarakter, jujur, dan peduli
c. Bertanggung jawab
d. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
e. Sehat jasmani dan rohani
Yang sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
2. Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognisi pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan:
a. Ilmu pengetahuan
b. Teknologi
c. Seni
__21
__ 21
d. Budaya, dan
e. Humaniora
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan
regional dan internasional.
3. Dimensi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
a. Kreatif
b. Produktif
c. Kritis
d. Mandiri
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan
dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri.
B. Standar Isi (SI) Biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013
Standar isi merupakan salah satu dari 8 standar nasional
pendidikan yang pada pengembangan kurikulum 2013 di atur dalam
Permendikbud No. 21 Tahun 2016. Standar isi terdiri dari Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi inti sesuai dengan jenjang pendidikan.
Kompetensi inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Tingkat kompetensi pendidikan menengah khususnya
sekolah menengah atas diharapkan memiliki kompetensi inti yang
dideskripsikan sebagai berikut:
• KI 1 Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
• KI 2 Sikap Sosial
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan proaktif, dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
22 __
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,dan kawasan
internasional.
• KI 3 Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
• KI 4 Keterampilan
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyajikan secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan
kaidah keilmuan.
Standar isi berisi cakupan materi spesifik yang harus dikuasai
oleh peserta didik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
tingkat kompetensi dan kompetensi inti untuk mencapai kompetensi inti
lulusan, salah satunya mata pelajaran biologi SMA yang termasuk ke
dalam muatan ilmu pengetanuan alam.
1. Hakikat Biologi
Menurut BSCS (Biological Science Curriculum Study)
(dalam Depdiknas, 2007), dilihat dari struktur keilmuan, biologi
memiliki obyek berupa: 1) kingdom plantae (tumbuhan), 2)
kingdom/kerajaan animalium (hewan), dan 3) kingdom
protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari tingkat molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas,
sampai tingkat bioma. Membelajarkan biologi, berarti
memberikan pemahaman keilmuan kepada peserta didik
mengenai objek kajian biologi tersebut (BSCS dalam
Depdiknas, 2007).
__23
__ 23
Pembelajaran biologi dapat memfasilitasi peserta didik
untuk menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar apabila
dilaksanakan dengan pembelajaran yang bermakna
(meaningful). Pembelajaran bermakna merupakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan kontekstual.
Pembelajaran bermakna mengandung kebermaknaan personal
bagi seluruh peserta didik, mengkaitkan materi dengan
pengalaman peserta didik masa lalu, untuk mengantisipasi
masa depan (Ausubel, 1968; Yamin, 2006). Dalam
pembelajaran bermakna peserta didik melakukan kegiatan
secara aktif dan kreatif (Silberman, 2001; Isjoni, 2007).
Disampaikan dalam Depdiknas (2002) bahwa pembelajaran
yang bermakna menuntut keterkaitan pembelajaran di kelas
dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
pembelajaran kontekstual akan memberikan makna yang lebih
produktif bagi peserta didik. Depdiknas (2002) dan Isjoni
(2007) mengungkapkan bahwa untuk mencapai pembelajaran
bermakna tidak harus mengubah kurikulum dan tatanan yang
telah ada sebelumnya.
Keterkaitan biologi dengan permasalahan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari, disamping mempermudah
peserta didik untuk mempelajari konsep-konsep atau prinsip-
prinsip biologi, juga berdampak positif karena peserta didik
semakin memahami permasalahan sains dalam kehidupan
sehari-hari (Hadiat, 1994; Depdiknas, 2004). Hal demikian
sangat membantu peserta didik untuk mempermudah
mempelajari konsep-konsep atau prinsip-prinsip biologi yang
lebih tinggi nantinya (Sund dan Trowbrigde, 1973).
Pemahaman sains yang memadai akan membantu peserta
didik mampu memecahkan permasalahannya yang berkaitan
dengan sains dalam kehidupan sehari-hari serta mampu
melakukan langkah-langkah pengembangan lebih lanjut
berupa pemanfaatkan konsep-konsep biologi tersebut untuk
kepentingan hidupnya yang merupakan landasan berpikir bagi
peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Dick dan Carey,
1990).
24 __
Pembelajaran biologi yang saat ini berlandaskan pada
kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari
perkembangan zaman yang semakin maju, dalam kehidupan
sehari-hari semua permasalah terutama yang berkaitan dengan
biologi semakin meningkat. Penggunaan teknologi dalam
pembelajaran biologi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Perkembangan abad 21 mengharuskan semua peserta didik
melek teknologi, proses pembelajaran biologi yang banyak
menggunakan teknologi bertujuan sebagai salah satunya untuk
menyelesaikan permasalahan dikehidupan sehari-hari yang
semakin rumit dan kompleks. Oleh karena itu agar tercapainya
kebutuhan masyarakat akan sumber daya manusia yang cakap
dalam menggunakan teknologi terutama dalam bidang biologi
maka dalam dunia pendidikan terutama pada mata pelajaran
biologi selalu dikembangkan kecakapan biologi berupa
keterampilan proses dalam aspek kerja ilmiah (Silabus Mapel
Biologi, 2016).
2. Tujuan Mata Pelajaran Biologi SMA
Mata pelajaran biologi di SMA bertujuan agar peserta
didik memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut (Silabus Mapel
Biologi, 2016):
a. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya
pikir kritis, kreatif, inovatif, dan kolaboratif, disertai
kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi proses
dan produk biologi;
b. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan
hasil pembelajaran sains melalui bidang-bidang Biologi;
c. Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan
produk atau cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-
prinsip Biologi;
d. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang
dibedakan oleh hal-hal yang bersifat ilmiah;
e. menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya, terutama memilih di antara cara-cara yang
telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah;
__25
__ 25
f. mengenali dan menghargai peran Biologi dalam
memecahkan permasalahan umat manusia; dan
g. Memahami dampak dari perkembangan Biologi terhadap
perkembangan teknologi dan kehidupan manusia di masa
lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi
dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Biologi SMA
Mata pelajaran biologi di SMA/MA merupakan
kelanjutan IPA biologi di SMP/MTs yang menekankan pada
fenomena alam dan penerapannya. Peta materi Biologi
SMA/MA sebagai berikut:
a. Kelas X
• Ruang lingkup Biologi
• Keanekaragaman mahkluk hidup
• Klasifikasi mahkluk hidup
• Ekologi
• Perubahan lingkungan
b. Kelas XI
• Aspek kimiawi sel
• Struktur dan fungsi sel
• Struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan
hewan
• Struktur, fungsi, bioproses dan kelainan pada
berbagai sistem organ pada manusia
c. Kelas XII
• Pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup
• Metabolisme sel
• Genetika
• Reproduksi sel
• Pola-pola hereditas
• Mutasi
• Evolusi
• Bioteknologi
26 __
Berdasarkan hasil pengembangan kurikulum 2013 maka
penjabaran materi biologi SMA disesuaikan dengan kompetensi inti (KI)
3 dan 4, setiap kompetensi dasar diharapkan peserta didik mencapai
kompetensi pengetahuan serta keterampilan sesuai tingkatannya.
Berikut penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar biologi
SMA/MA.
1. Kelas X memiliki 11 kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik.
➢ KI 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
a. KD 3.1
Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja.
KD 4.1
Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah
tentang permasalahan pada berbagai obyek biologi dan
tingkat organisasi kehidupan.
b. KD 3.2
Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati
__27
__ 27
di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya.
KD 4.2
Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat
keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya
Pelestariannya.
c. KD 3.3
Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup
dalam lima kingdom.
KD 4.3
Menyusun kladogram berdasarkan prinsip-prinsip
klasifikasi makhluk hidup.
d. KD 3.4
Menganalisis struktur, replikasi dan peran virus dalam
kehidupan.
KD 4.4
Melakukan kampanye tentang bahaya virus dalam
kehidupan terutama bahaya AIDS berdasarkan tingkat
virulensinya.
e. KD 3.5
Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan
peran bakteri dalam kehidupan.
KD 4.5
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri
dalam kehidupan.
f. KD 3.6
Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum
kelas dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
KD 4.6
Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai
peran protista dalam kehidupan.
g. KD 3.7
Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara
28 __
reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
KD 4.7
Menyajikan laporan hasil investigasi tentang
keanekaragaman jamur dan peranannya dalam kehidupan.
h. KD 3.8
Mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio
berdasarkan ciri-ciri umum, serta mengaitkan peranannya
dalam kehidupan.
KD 4.8
Menyajikan laporan hasil pengamatan dan analisis
fenetik dan filogenetik tumbuhan serta peranannya dalam
kehidupan.
i. KD 3.9
Mengelompokkan hewan ke dalam filum berdasarkan
lapisan tubuh, rongga tubuh simetri tubuh, dan reproduksi.
KD 4.9
Menyajikan laporan perbandingan kompleksitas
lapisan penyusun tubuh hewan (diploblastik dan triploblastik),
simetri tubuh, rongga tubuh, dan reproduksinya.
j. KD 3.10
Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan
interaksi antar komponen tersebut.
KD 4.10
Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar
komponen ekosistem (jaring- jaring makanan, siklus
Biogeokimia).
k. KD 3.11
Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab,
dan dampaknya bagi kehidupan.
KD 4.11
Merumuskan gagasan pemecahan masalah
perubahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar.
__29
__ 29
2. Kelas XI, memiliki 14 kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik.
➢ KI 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
a. KD 3.1
Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel,
struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel
sebagai unit terkecil kehidupan.
KD 4.1
Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel
hewan dan sel tumbuhan sebagai unit terkecil kehidupan.
b. KD 3.2
Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang
meliputi mekanisme transpor membran, reproduksi, dan
sistesis protein.
KD 4.2
Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam
sel berdasarkan studi literature dan percobaan.
c. KD 3.3
30 __
Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada
jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan.
KD 4.3
Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan
dan organ pada tumbuhan.
d. KD 3.4
Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada
jaringan hewan dengan fungsi organ pada hewan.
KD 4.4
Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan
dan organ pada hewan.
e. KD 3.5
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
gerak manusia.
KD 4.5
Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi
dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi
literatur.
f. KD 3.6
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
sirkulasi manusia.
KD 4.6
Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang
menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi melalui studi literatur.
g. KD 3.7
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya
__31
__ 31
dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan manusia.
KD 4.7
Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang
terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan
dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi
pengolahan pangan dan keamanan pangan.
h. KD 3.8
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya
dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi
pada sistem respirasi manusia.
KD 4.8
Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara
terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan
manusia berdasarkan studi literature.
i. KD 3.9
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem ekskresi dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
ekskresi manusia.
KD 4.9
Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup
terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya
dengan teknologi.
j. KD 3.10
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan
alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi
dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada
sistem koordinasi manusia.
KD 4.10
Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup
terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem
32 __
koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan
hormon pada manusia berdasarkan studi literatur.
k. KD 3.11
Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa
psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat.
KD 4.11
Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah
dan masyarakat sekitar.
l. KD 3.12
Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun
organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi
manusia.
KD 4.12
Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan
bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ
yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia
serta teknologi system reproduksi.
m. KD 3.13
Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada
manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga
berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya
Manusia (SDM).
KD 4.13
Menyajikan karya tulis tentang pentingnya
menyiapkan generasi terencana untuk meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia (SDM).
n. KD 3.14
Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi
terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.
KD 4.14
Melakukan kampanye pentingnya partisipasi
masyarakat dalam program dan immunisasi serta kelainan
__33
__ 33
dalam sistem imun.
3. Kelas XII, memiliki 10 kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik.
➢ KI 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
a. KD 3.1
Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup.
KD 4.1
Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh
faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
b. KD 3.2
Menjelaskan proses metabolisme sebagai reaksi
enzimatis dalam makhluk hidup.
KD 4.2
Menyusun laporan hasil percobaan tentang
mekanisme kerja enzim, fotosintesis, dan respirasi anaerob.
34 __
c. KD 3.3
Menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen, DNA,
kromosom dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada
makhluk hidup.
KD 4.3
Merumuskan urutan proses sintesis protein dalam
kaitannya dengan penyampaian kode genetik (DNA-RNA-
Protein).
d. KD 3.4
Menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar
penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.
KD 4.4
Menyajikan hasil pengamatan pembelahan sel pada
sel hewan maupun tumbuhan.
e. KD 3.5
Menerapkan prinsip pewarisan sifat makhluk hidup
berdasarkan hukum Mendel.
KD 4.5
Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel dalam
perhitungan peluang dari persilangan makhluk hidup di
bidang pertanian dan peternakan.
f. KD 3.6
Menganalisis pola-pola hereditas pada mahluk hidup.
KD 4.6
Menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam
perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan
peristiwa pautan dan pindah Silang.
g. KD 3.7
Menganalisis pola-pola hereditas pada manusia.
KD 4.7
Menyajikan data hasil studi kasus tentang pola-pola
hereditas pada manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
__35
__ 35
h. KD 3.8
Menganalisis peristiwa mutasi pada makhluk hidup.
KD 4.8
Menyajikan data hasil eksplorasi peristiwa mutasi
yang menyebabkan variasi dan kelainan sifat pada makhluk
hidup.
i. KD 3.9
Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi
serta pandangan terkini para ahli terkait spesiasi.
KD 4.9
Menyajikan karya ilmiah terhadap gagasan baru
tentang kemungkinan-kemungkinan pandangan evolusi
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
j. KD 3.10
Menganalisis prinsip-prinsip Bioteknologi dan
penerapannya sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
manusia.
KD 4.10
Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan
prinsip- prinsip Bioteknologi konvensional berdasarkan
scientific method.
C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi SMA
berdasarkan Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 yang berisi
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar sehingga aturan
tersebut menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi
pokok yang nantinya akan di capai oleh peserta didik. Indikator
pencapaian kompetensi (IPK) diturunkan dari materi pokok yang telah
dijabarkan dengan menambahkan kata kerja operasional yang sesuai
tingkat pencapaian peserta didik.
Kegiatan pembelajaran peserta didik berdasarkan
pengembangan kurikulum 2013 diatur dalam Permendibud No. 22
Tahun 2016 yaitu tentang Standar Proses. Berdasarkan standar proses
yang dikembangkan kegiatan pembelajaran meliputi perencanaan
36 __
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Proses perencanaan pembelajaran merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh pendidik sebelum melaksanakan proses pembelajaran,
salah satunya mengembangkan perangkat pembelajaran.
Mengembangkan perangkat pembelajaran dapat mengacu beberapa
model pengembangan perangkat, seperti model Leasing et al (1992),
model Kemp (1994), model 4D (define, design, develop, disseminate)
dari Thiagarajan (1977), model Dick and Carey (1996), model Borg and
Gall (2003), model ARCS (attention, relevance, confidence,
satisfaction) dari Keller (1987), atau model lainnya. Pengembangan
perangkat pembelajaran ini akan lebih bermakna bila guru mampu
melakukan modifikasi, menjadi pengembangan perangkat
pembelajaran yang bermakna dan kontekstual, baik dalam
pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
lembar kegiatan peserta didik (LKS), bahan ajar, dan sistem
penilaiannya.
Kegiatan merancang pembelajaran dan penilaian, guru juga
perlu memperhatikan standar penilaian yang diatur dalam
Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
1. Pengembangan Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Pemilihan kata silabus digunakan untuk menyebut suatu
produk pengembangan kurikulum yang berupa garis besar dari
kompetensi inti dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan
pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta
didik dalam rangka mencapai kompetensi inti lulusan.
Pengembangan silabus merupakan salah satu tahapan
pengembangan kurikulum, khususnya menjawab pertanyaan
“Apa yang akan diajarkan?” Silabus merupakan produk
kegiatan pengembangan disain pembelajaran. Hasil
pengembangan disain pembelajaran disebut silabus atau Pola
Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) atau Garis-Garis
Besar Program Pembelajaran (GBPP). Komponen silabus
sebagai salah satu hasil pengembangan kurikulum terdiri dari
__37
__ 37
identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran beserta uraiannya, pengalaman belajar peserta
didik, alokasi waktu, dan sumber bahan, serta sistem penilaian.
Silabus bermanfaat sebagi pedoman bagi
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengelolaan
kegiatan pembelajaran misalnya kegiatan belajar secara
klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran secara individual
dan pengembangan sistem penilaian.
a. Prinsip Pengembangan Silabus
Prinsip yang mendasari pengembangan silabus yaitu
sebagai berikut:
1) Ilmiah
Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi
atau materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta
didik, maka materi pembelajaran yang disajikan dalam
silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk
mencapai kebenaran ilmiah, dalam penyusunan silabus
perlu melibatkan pakar/ahli di bidang keilmuan masing-
masing mata pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi
pembelajaran yang disajikan dalam silabus sahih (valid).
2) Relevan
Disesuaikan dengan tingkatan perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
Relevan juga berarti adanya saling keterkaitan. Keterkaitan
ini berhubungan dengan sistematika silabus yang
diharapkan dari awal sampai akhir berkesinambungan.
Relevan dan kecukupan dari kompetensi inti, kompetensi
dasar, IPK, materi pembelajaran, hingga penilaian saling
berhubungan. Contohnya, jika peserta didik diharapkan
memiliki kemampuan untuk “Memahami struktur dan
fungsi tubuh hewan sebagai pendukung aktivitas
38 __
kehidupannaya”. Maka IPK yang dikembangkan juga harus
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
3) Sistematis
Silabus dianggap sebagai suatu sistem, oleh
karena itu penusunannya harus dilakukan secara
sistematis. Sebagai sebuah sistem, silabus merupakan satu
kesatuan yang mempunyai tujuan, ayng terdiri dari
komponen-komponen yang satu sama lain saling
berhubungan. Komponen-komponen yang ada dalam
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara KD, IPK materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen
penilaian.
5) Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian KD.
6) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan
masyarakat.
7) Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap.
8) Aktual dan Konseptual
Cakupan indikator, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
__39
__ 39
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.
b. Komponen dan Format Silabus
Sesuai prinsip yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi lulusan, komponen silabus yaitu sebagai berikut:
1) Identitas Mata Pelajaran
Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan
dengan jelas nama mata pelajaran, serta ditambahkan
kelas dan semester.
2) Identitas Sekolah
Pada bagian identitas sekolah meliputi nama satuan
pendidikan.
3) Kompetensi Inti
Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terkait muatan atau mata pelajaran;
5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; Materi
pokok atau materi pembelajaran adalah pokok-pokok
materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik
sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang
akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian
yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. Materi
pokok perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan
untuk memudahkan kegiatan pembelajaran. Kecukupan
(adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari
suatu materi pembelajaran akan sangat membantu
tercapainya penguasaan kemampuan dasar yang telah
ditentukan. Apakah materi yang akan diajarkan terlalu
banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga
40 __
sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai.
Urutan penyajian juga menentukan urutan
mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat akan
menyulitkan pembelajaran jika materi-materinya
mempunyai hubungan yang bersifat prasarat atau
mempunyai susunan hierarkis.
6) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan;
7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik; Penilaian dalam silabus dituangkan
dalam bentuk ranah yang akan dukur, dan jenis penilaian
berupa tes/non tes.
8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, luas, ruang
lingkup atau cakupan materi, frekuensi penggunaan materi
baik untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat
pentingnya materi yang dipelajari. Semakin sukar suatu
materi untuk dipelajari, atau semakin banyak materi yang
digunakan, atau semakin penting fungsi suatu materi,
semakin banyak pula jatah waktu yang dialokasikan untuk
mempelajarinya. Materi yang tidak memerlukan kegiatan
praktek di laboratorium membutuhkan waktu yang lebih
pendek jika dibandingkan materi yang perlu didukung
dengan pengalaman praktek laboratorium. Dalam setiap
pedoman khusus pengembangan silabus untuk setiap mata
pelajaran sudah tercantum banyaknya kompetensi inti dan
banyaknya kemampuan dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Seluruh materi pembelajaran yang ada
sudah didistribusikan ke dalam seluruh semester, oleh
karena itu, guru tinggal memperhatikan berapa banyaknya
kemampuan dasar yang ditargetkan untuk setiap materi
pembelajaran. Dengan melihat banyaknya seluruh
kemampuan dasar dalam satu semester akan dapat
__41
__ 41
dialokasikan waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap
kemampuan dasar yang ditargetkan.
9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan. Sumber bahan adalah rujukan, referensi atau
literatur yang digunakan, baik untuk menyusun silabus
maupun buku ajar yang digunakan oleh guru dalam
mengajar. Hal ini diperlukan agar dalam menyusun silabus
terhindar dari kesalahan konsep (miskonsepsi). Bagi guru,
sumber bahan utama dalam penyusunan silabus adalah
buku teks dan buku kurikulum. Sumber-sumber lain seperti
jurnal, hasil penelitian, penerbitan berkala, dokumen
negara, surat kabar, media massa, internet dan lainnya
dapat digunakan untuk mendukung sumber bahan.
Format penyajian silabus sebaiknya diwujudkan dalam
bentuk matrik, agar hubungan antar komponen dapat dilihat
dengan jelas. Komponen silabus yang dapat dituangkan ke dalam
matriks tersebut terdiri atas: identifikasi nama mata pelajaran,
identitas sekolah sekolah (kelas, semester), kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, sumber belajar.
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Program :
KI :
42 __
No. Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber
Belajar
2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas,
perlu dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP
merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Komponen RPP
yaitu sebagai berikut:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran
c. Kelas/semester
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
g. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
h. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
i. Materi pembelajaran
j. Metode pembelajaran
k. Media pembelajaran
l. Sumber belajar
m. Langkah-langkah pembelajaran
n. penilaian
__43
__ 43
44 __
Bab 3
METODOLOGI TELAAH
__45
__ 45
46 __
A. Metode Pengembangan
Metode pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dengan
mengikuti alur dan prosedur model pengembangan Research and
Development (R & D). Model R & D yang dapat digunakan seperti
Model 4D, Model Dick and Carey, Model Kemp, Model ASSURE, Model
ADDIE, Model AT & T, Model SAFE, Model MINERVA, Model Bannathy,
Model PPSI, Model Degeng, dan model-model pengembangan lainnya.
Pengembangan bahan ajar membutuhkan dukungan buku-buku di
perpustakaan, pusat sumber belajar, CD-ROM, website, microsoft
encarta library, aplikasi, dokumentasi perundangan dan peraturan
pemerintah atau kementerian serta panduan-panduan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) lainnya.
B. Metode Telaah
Telaah dan kajian dilakukan terhadap materi pokok biologi dari
berbagai sumber yang dapat dikembangkan menjadi bahan ajar
berdasarkan SKL, SI, Kompetensi inti (KI) dan dasar (KD) pada
Kurikulum 2013. Telaah dilakukan dengan pola validasi ahli materi dan
ahli desain struktur bahan ajar lainnya dengan sistem brainstorming,
kolaboratif, dan sistemik. Tim pengembang menyajikan hasil
pengembangannya, dilanjutkan dengan telaah oleh tim kelompok
penelaah. Hasil masukan dan saran dari tim penelaah digunakan untuk
perbaikan bahan ajar oleh tim pengembang bahan ajar.
__47
__ 47
48 __
Bab 4
HASIL PENGEMBANGAN DAN TELAAH
__49
__ 49
50 __
A. Pengembangan Materi Pmbelajaran Berbasis Standar Isi
(SI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013
Berikut ini dipaparkan telaah kompetensi dasar (KD) yang dapat
dijadikan acuan untuk mengembangkan materi pokok, selanjutnya
setiap materi pokok dapat dikembangkan menjadi materi pembelajaran
dalam setiap tingkatan.
1. Kelas X
a. KD 3.1
Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada
berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), melalui
penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja.
KD 4.1
Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang
permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.1
dan 4.1 yaitu sebagai berikut:
Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang
senantiasa berkembang, dapat diibaratkan sebagai pohon yang
semakin membesar, tumbuh cabang, anak cabang, ranting dan
seterusnya hingga pohon tersebut semakin rimbun. Hal ini
dikarenakan manusia memiliki rasa keingintahuan yang besar,
selain itu ditunjang oleh kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan
lainnya seperti kimia, fisika, teknologi informasi dan lainnya.
Ruang lingkup biologi dalam materi pembelajaran biologi SMA
mencakup banyak pokok bahasan mulai dari permasalahan dan berbagai
tingkatan organisasi kehidupan. Materi pokok ruang lingkup biologi
diantara membahas aspek-aspek sebagai berikut:
1) Karakteristik ilmu biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup
yang mencakup kegiatan interaksi antarmakhluk hidup dan
lingkungannya. Biologi memiliki karakteristik yang ditentukan oleh
objek yang dipelajari dan permasalahan yang sedang dikaji.
2) Struktur organisasi kehidupan
__51
__ 51
Kehidupan yang ada saat ini merupakan kehidupan yang
memiliki susunan yang sangat terorganisir, mulai dari tingkatan
terendah sampai yang paling tinggi. Tingkatan kehidupan kita dimulai
dari tingkatan molekul sampai bioma.
Hierarki tingkatan organisasi kehidupan yaitu sebagai
berikut:
3) Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup merupakan proses
pengelompokkan berbagai jenis makhluk hidup untuk mempermudah
dalam mempelajarinya.
4) Cabang-cabang biologi
Berdasarkan objek kajiannya, biologi juga mengkaji hal-
hal yang berhubungan dengan lingkungan, sehingga biologi
berhubungan dengan ilmu-ilmu lainnya, cabang-cabang ilmu
biologi antara lain: ekologi, limnologi, toksikologi, higiene & gizi.
Selain itu biologi juga berperan sebagai biologi terapan pada
berbagai cabang ilmu seperti: pertanian, peternakan, perikanan,
kehutanan, kedokteran, bioteknologi dan rekayasa genetika.
Masih banyak cabang ilmu biologi yang lain, silahkan anda kaji
berbagai macam cabang ilmu biologi yang lainnya.
5) Pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah
6) Penelitian ilmiah
7) Manfaat dan bahaya perkembangan biologi
b. KD 3.2
Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di
Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya.
KD 4.2
Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat
keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya
Pelestariannya.
Molekul → Sel → Jaringan → Organ → Sistem Organ → Individu
→ Populasi → Komunitas → Ekosistem → Bioma
52 __
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.2
dan 4.2 yaitu sebagai berikut:
Keanekaragaman hayati merupakan kumpulan dari
keberagaman makhluk hidup dan ekosistemnya. Saling
ketergantungan makhluk hidup dan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pokok bahasan dalam materi
keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan menjadi materi
pembelajaran diantaranya yaitu:
1) Tingkat keanekaragaman
Keanekaragaman hayati yang ada dimuka bumi terbagi
dalam tiga tingkatan yaitu:
a) Keanekaragaman tingkat gen
b) Keanekaragaman tingkat jenis atau spesies
c) Keanekaragaman tingkat ekosistem
2) Keanekaragaman hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati di
indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayah dan
persebaran organismenya. Materi pembelajaran secara
spesifik yang dapat dikembangkan yaitu:
a) Penyebaran keanekaragaman hayati
b) Tumbuhan dan hewan yang dilindungi undang-undang
c) Manfaat keanekaragaman hayati
3) Ancaman dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di
Indonesia
Berbagai aktivitas manusia dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati, salah satunya kegiatan yang sampai
saat ini masih terus dilakukan yaitu penebangan pohon
dengan menggunakan berbagai macam alat modern.
Penebangan pohon yang tidak terkendali sangat berdampak
terhadap kelestarian keanekaragamn hayati di Indonesia.
Oleh karena itu perlu adanya upaya pelestarian
keanekaragaman hayati agar kekayaan alam indonesia tidak
__53
__ 53
punah. Bahasan tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi
materi pembelajaran dengan topik:
a) faktor-faktor penyebab punahnya keanekaragaman
hayati
b) Upaya pelestarian dan konservasi keanekaragaman
hayati di Indonesia
c. KD 3.3
Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup
dalam lima kingdom.
KD 4.3
Menyusun kladogram berdasarkan prinsip-prinsip klasifikasi
makhluk hidup.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.3
dan 4.3 yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan dan manfaat klasifikasi
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan untuk
menyederhanakan objek studi, atau mempermudah kita
dalam mempelajari suatu objek. Kegiatan klasifikasi
bermanfaat juga untuk mengetahui berbagai macam jenis
makhluk hidup dan hubungan antarmakhluk hidup yang
nantinya mudah untuk diidentifikasi kekerabatannya.
2) Tata nama binomial
Pentingnya pemberian nama bagi setiap makhluk
hidup agar kita dapat membedakan satu jenis dengan jenis
yang lainnya. Carolus Linnaeus seorang ahli biologi dari
swedia mengemukakan aturan atau podoman penamaan
bagi kelompok individu, pedoman tersebut dinamakan
binomial nomenklatur. Carolus Linnaeus disebut sebagai
bapak Taksonomi.
3) Macam-macam sistem klasifikasi
Klasifikasi makhluk hidup sampai saat ini telah
banyak mengalami perkembangan. Pembagian kelompok
makhluk hidup beberapa kali mengalami perubahan. Mulai
54 __
dari sistem dua kingdom sampai enam kingdom (Kingdom
Archaebacteria, Kingdom Eubacteria, Protista, Fungi,
Plantae, Animalia).
4) Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan dengan kunci
determinasi
d. KD 3.4
Menganalisis struktur, replikasi dan peran virus dalam
kehidupan.
KD 4.4
Melakukan kampanye tentang bahaya virus dalam
kehidupan terutama bahaya AIDS berdasarkan tingkat virulensinya.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.4
dan 4.4 yaitu sebagai berikut:
Virus merupakan mikroorganisme yang tidak dapat hidup
di luar tubuh inangnya, virus menjadi penyebab berbagai jenis
penyakit pada inangnya sehingga disebut sebagai patogen.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang virus menghadirkan
berbagai jenis perlakuan terhadap virus, saat ini banyak ilmuan
memanfaatkan virus sebagai pengendali dari berbagai jenis
penyakit.
Pokok bahasan dalam materi virus yang dapat
dikembangkan menjadi materi pembelajaran diantaranya yaitu:
1) Sejarah penemuan virus
2) Ciri-ciri virus
3) Virus pemakan bakteri (bakteriofag)
4) Cara perkembangbiakan virus
Perkembangbiakan virus (replika virus) dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
a) Siklus lisogenik
b) Siklus litik
5) Peran virus dalam kehidupan
Peran virus dalam kehidupan dapat digolongkan
menjadi virus yang merugikan dan virus yang
menguntungkan. Virus bersifat merugikan karena dapat
__55
__ 55
menimbulkan beberapa penyakit. Materi pembelajaran dari
topik ini dapat dikembangkan lagi menjadi:
a) Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus
b) Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus
c) Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus
Virus yang menguntungkan yaitu virus yang dapat
digunakan sebagai:
a) Produksi vaksin
b) Pembuatan antioksidan
c) Melemahkan bakteri
e. KD 3.5
Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan peran
bakteri dalam kehidupan.
KD 4.5
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam
kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.5
dan 4.5 yaitu sebagai berikut:
Bakteri merupakan organisme prokariot yang tidak memiliki
membrane inti sel. Bahasan pada bab bakteri ini meliputi 2
kelompok besar organisme yaitu Archaeobacteria dan Eubacteria.
Pokok bahasan dalam materi bakteri yang dapat dikembangkan
menjadi materi pembelajaran diantaranya:
1) Archaeobacteria
Organisme ini merupakan kelompok organisme yang berbeda
dengan golongan bakteri. Merupakan organisnme kuno
(Archae=kuno) yang tidak mengandung peptiodoglikan.
Pengembangan materi pembelajaran dari bahasan
Archaebacteria yaitu:
• Metanogen
• Halofil Ekstrim (halofilik)
• Termosil Ekstrim (termoasidofilik
2) Eubacteria
56 __
Organisme ini merupakan golongan bakteri yang banyak kita
temui di sekitar kita dan dapat kita temui di tubuh kita.
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang bakteri yaitu
bakteriologi. Pengembangan materi pembelajaran dari
bahasan eubacteria yaitu:
• Ciri sel eubacteria.
• Reproduksi eubacteria.
• Jenis-jenis eubacteria.
Selain dua pokok bahasan tersebut, materi yang dapat
dikembangkan dari KD 3.5 dan 4.5 yaitu:
3) Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia
• Bakteri yang bermanfaat
• Bakteri penyebab penyakit dan antisipasinya
f. KD 3.6
Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas
dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
KD 4.6
Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai
peran protista dalam kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.6
dan 4.6 yaitu sebagai berikut:
1) Karakteristik protista
Protista merupakan makhluk hidup bersel satu atau
bersel banyak yang telah memiliki membran inti (eukariotik).
Protista bukan hewan atau tumbuhan, namun memiliki
karakteristik atau sifat yang menyerupai hewan, menyerupai
tumbuhan, atau menyerupai jamur.
2) Protista mirip jamur
Protista mirip jamur terdiri atas
a) Oomycota
b) Myxomycota
3) Protista mirip tumbuhan
__57
__ 57
Protista mirip tumbuhan disebut juga sebagai
ganggang/alga, berdasarkan pigmen yang dimiliki, alga
dibedakan menjadi:
a) Phaeophyta (alga coklat)
b) Rhodophyta (alga merah)
c) Chlorophyta (alga hijau)
d) Chrysophyta (alga keemasan)
e) Bacillariophyta
4) Protista mirip hewan
Protista mirip hewan disebut sebagai protozoa.
Berdasarkan alat geraknya protozoa dibedakan mejadi:
a) Rhizopoda
b) Flagelata
c) Ciliata
d) Sporozoa
g. KD 3.7
Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara
reproduksi, dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
KD 4.7
Menyajikan laporan hasil investigasi tentang
keanekaragaman jamur dan peranannya dalam kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.7
dan 4.7 yaitu sebagai berikut:
1) Karakteristik jamur
2) Habitat jamur
3) Reproduksi jamur
4) Klasifikasi jamur
Berdasarkan ada tidaknya hifa, jamur dibedakan menjadi:
a) Tidak besekat → Zygomycota
b) Bersekat
• Ascomycota
• Basidiomycota
• Deuteromycota
5) Simbiosis Jamur
58 __
a) Lumut kerak (Lichenes)
b) Mikoriza
h. KD 3.8
Mengelompokkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan
ciri-ciri umum, serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
KD 4.8
Menyajikan laporan hasil pengamatan dan analisis fenetik
dan filogenetik tumbuhan serta peranannya dalam kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.8
dan 4.8 yaitu sebagai berikut:
Pengelompokkan tumbuhan dilakukan berdasarkan alat
reproduksinya yaitu tumbuhan berspora dan tumbuhan berbiji.
1) Tumbuhan Berspora, berdasarkan ada tidaknya pembuluh
tumbuhan berspora dibagi menjadi:
a) Lumut (Bryophyta)
Pengembangan materi pembelajaran dari topik lumut
diantaranya:
• Karakteristik lumut
• Cara hidup lumut dan habitatnya
• Reproduksi lumut
• Klasifikasi lumut
• Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia
b) Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Pengembangan materi pembelajaran dari topik
tumbuhan paku diantaranya:
• Karakteristik paku
• Cara hidup paku dan habitatnya
• Reproduksi paku
• Klasifikasi paku
• Manfaat tumbuhan paku bagi manusia
2) Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) , berdasarkan struktur
bijinya dibagi menjadi
a. Gymnospermae
b. Angiospermae
__59
__ 59
i. KD 3.9
Mengelompokkan hewan ke dalam filum berdasarkan
lapisan tubuh, rongga tubuh simetri tubuh, dan reproduksi.
KD 4.9
Menyajikan laporan perbandingan kompleksitas lapisan
penyusun tubuh hewan (diploblastik dan triploblastik), simetri
tubuh, rongga tubuh, dan reproduksinya.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.9
dan 4.9 yaitu sebagai berikut:
Pengembangan materi pembelajaran kelompok hewan
diantaranya dapat membahas tentang:
1) Struktur dan fungsi hewan
2) Penyokong tubuh hewan
3) Sistem organ tubuh hewan
4) Sistem gerak pada hewan
5) Sistem penutup tubuh hewan
6) Reproduksi dan perkembangan hewan
Pengelompokkan hewan berdasarkan tulang belakang
dibagi menjadi hewan invertebrata dan vertebrata.
1) Hewan Invertebrata
Invertebrata dibagi menjadi beberapa filum diantaranya:
a) Porifera
b) Ctenophora
c) Cnidaria
d) Coelenterata
e) Platyhelminthes
f) Nemathelminthes
g) Annelida
h) Molusca
i) Arthropoda
j) Echinodermata
2) Hewan Vertebrata
Vertebrata dibagi menjadi beberapa kelas diantaranya:
a) Pisces.
b) Amphibia.
c) Reptilia.
60 __
d) Aves.
e) Mammalia.
j. KD 3.10
Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan
interaksi antar komponen tersebut.
KD 4.10
Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar
komponen ekosistem (jaring- jaring makanan, siklus Biogeokimia).
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.10 dan 4.10 yaitu sebagai berikut:
Ekosistem tersusun atas beberapa komponen yaitu:
1) Berdasarkan sifatnya
a) Komponen biotik
b) Komponen abiotik
2) Interaksi didalam komponen ekosistem
Terdapat suatu interaksi didalam komponen
penyusun ekosistem yaitu:
a) Interaksi atar organisme
b) Interaksi antarpopulasi
c) Interaksi antarkomunitas
d) Intraksi antara komponen biotik dan abiotik
3) Proses Interaksi dalam komponen ekosistem
Interaksi dalam komponen ekosistem mengakibatkan
adanya:
a) Aliran energi
• Rantai makanan
• Tingkatan trofik
• Piramida
• Ekologi
b) Daur biogeokimia
• Daur nitrogen
• Daur posfor
• Daur karbon
• Daur sulfur
__61
__ 61
4) Komponen dalam ekosistem Berdasarkan fungsinya terdiri
dari
a) Produsen
b) Konsumen
c) Penguraii, dan
d) Detritivor
5) Suksesi
a) Suksesi primer
b) Suksesi sekunder
c) Komunitas klimaks
k. KD 3.11
Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan
dampaknya bagi kehidupan.
KD 4.11
Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan
lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.11 dan 4.11 yaitu sebagai berikut:
1) Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia
2) Perubahan lingkungan karena faktor alam
3) Pencemaran lingkungan
Macam-macam pencemaran lingkungan yaitu:
a) Pencemaran tanah
b) Pencemaran air
c) Pencemaran udara
d) Pencemaran suara
4) Etika dan pengelolaan lingkungan
5) Undang-undang lingkungan hidup
6) Limbah dan daur ulang limbah
a) Jenis-jenis limbah
• Limbah yang tidak berbahaya
• Limbah yang termasuk bahan beracun (B3)
b) Daur ulang limbah
62 __
2. KELAS XI
o. KD 3.1
Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur,
fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil
kehidupan.
KD 4.1
Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel
hewan dan sel tumbuhan sebagai unit terkecil kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.1
dan 4.1 yaitu sebagai berikut:
1) Konteks kimia penyusun sel, dengan pengembangan materi
pembelajaran:
a) Air dan kehidupan.
b) Keragaman molekuler kehidupan.
c) Struktur dan fungsi makromolekul.
d) Metabolisme.
2) Sel, sel merupakan unit terkecil penyusun suatu kehidupan.
Pengembangan materi pembelajaran dari Sel yaitu sebagai
berikut
a) Menjelajahi sel.
b) Bagian-bagian sel, yaitu:
• Membran plasma
• Sitoplasma
• Inti sel
3) Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan hewan
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan
dari topik tersebut yaitu:
a) Perbedaan struktur sel tumbuhan dan sel hewan
b) Organel penyusun sel tumbuhan dan sel hewan
• Dinding sel.
• Membran sel.
• Sitoplasma.
• Nukleus.
• Mitokondria.
• Badan golgi.
• Retikulum endoplasma.
__63
__ 63
• Ribosom.
• Lisosom.
• Plastida.
p. KD 3.2
Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi
mekanisme transpor membran, reproduksi, dan sistesis protein.
KD 4.2
Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel
berdasarkan studi literature dan percobaan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.2
dan 4.2 yaitu sebagai berikut:
1) Mekanisme transport zat melalui membran
a) Transpor pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang
tidak memerlukan energi. Perpindahan terjadi karena
adanya perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Macam-macam transpor pasif yaitu:
• Difusi
• Osmosis
• Difusi terbantu
b) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-
partikel yang memerlukan energi untuk melewati
membran semipermeabel yang pergerakannya melawan
gradien konsentrasi. Energi yang diperlukan dalam
bentuk ATP. Macam-macam transpor aktif yaitu:
• Endositosis
• Eksositosis
2) Reproduksi sel/Siklus sel
3) Sintesis protein
q. KD 3.3
Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan.
KD 4.3
64 __
Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan
organ pada tumbuhan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.3
dan 4.3 yaitu sebagai berikut:
1) Struktur sel pada jaringan tumbuhan
a) Jaringan meristem (meristem primer, meristem
sekunder).
b) Jeringan dewasa (epidermis, parenkim, xylem, floem,
penguat, periderm).
c) Jaringan gabus
2) Hubungan struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada tumbuhan
a) Organ pada tumbuhan, materi pembelajaran yang
dapat dikembangka yaitu:
• Akar
• Batang
• Daun
• Bunga
• buah
b) Pengambilan zat dari lingkungan.
c) Pengangkutan air dan mineral.
d) Pengangkutan hasil fotosintesis.
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pengangkutan.
r. KD 3.4
Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan
hewan dengan fungsi organ pada hewan.
KD 4.4
Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan
organ pada hewan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.4
dan 4.4 yaitu sebagai berikut:
1) Struktur sel pada jaringan hewan, materi pembelajaran
yang dapat dikembangkan yaitu:
__65
__ 65
a) Jaringan epitel.
b) Jaringan ikat.
c) Jaringan otot.
d) Jaringan saraf.
2) Hubungan struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi
organ pada hewan
a) Organ pada hewan
b) Sistem organ pada hewan
s. KD 3.5
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia.
KD 4.5
Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam
mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literatur.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.5
dan 4.5 yaitu sebagai berikut:
Sistem gerak, sistem gerak pada manusia terbagi atas 2
bagian yaitu:
1) Alat gerak pasif, alat gerak aktif pada manusia yaitu tulang.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu sebagai
berikut:
a) Letak rangka
b) Fungsi rangka
c) Macam-macam/jenis tulang
Jenis-jenis tulang yaitu:
• Tulang rawan (kartilago)
• Tulang sejati (osteon)
d) Susunan tulang/matrik tulang
Matrik tulang terdiri atas:
• Tulang kompak
• Tulang spons
e) Bentuk tulang
• Tulang pipa
• Tulang pipih
66 __
• Tulang pendek
f) Hubungan antartulang (artikulasi)
g) Sistem rangka
• Rangka aksial
• Rangka apendikular
2) Alat gerak aktif, alat gerak aktif pada manusia yaitu otot. Materi
pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu sebagai berikut:
a) Fungsi otot
b) Macam-macam otot
c) Struktur anatomi jaringan otot
d) Mekanisme kontraksi otot
3) Mekanisme terjadinya gerak
4) Gangguan dan kelainan pada rangka dan otot
t. KD 3.6
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia.
KD 4.6
Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan
fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang menyebabkan
gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan
teknologi melalui studi literatur.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.6
dan 4.6 yaitu sebagai berikut:
Darah adalah komponen penting bagi makhluk hidup,
karena fungsinya yang sangat banyak terutama mengedarkan zat-
zat penting dalam proses metabolisme tubuh. Materi yang dapat
dikembangkan dari KD ini yaitu :
1) Sistem peredaran darah manusia
a) Darah
• Sel darah
• Plasma darah
b) Macam-macam peredaran darah pada manusia
• Sistem peredaran dara besar
• Sistem peredaran darah kecil
__67
__ 67
c) Alat peredaran darah
• Jantung
• Pembuluh darah
d) Mekanisme peredaran darah
e) Sistem peredaran getah bening (Limfa)
2) Golongan darah
3) Gangguan dan kelainan sistem peredaran darah manusia
u. KD 3.7
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi,
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
KD 4.7
Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung
dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan
energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.7
dan 4.7 yaitu sebagai berikut:
1) Alat pencernaan manusia
a) Saluran pencernaan
• Mulut
• Kerongkongan
• Lambung
• Usu halus
• Usu besar
• Anus
b) Kelenjar pencernaan
2) Zat makanan
a) Fungsi makanan
b) Macam-macam zat makanan
• Karbohidrat
• Lemak
68 __
• Protein
• Garam mineral
• Vitamin
• Air
3) Gangguan dan kelainan pada sistem pencernaan manusia
v. KD 3.8
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia.
KD 4.8
Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara
terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan
manusia berdasarkan studi literature.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.8
dan 4.8 yaitu sebagai berikut:
1) Sistem respirasi pada manusia
a) Alat pernapasan
• Hidung
• Laring
• Trakea
• Bronkus
• Bronkiolus
b) Proses pernapasan
• Inspirasi
• Ekspirasi
c) Menkanisme pernapasan dada dan pernapasan perut
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
manusia
3) Volume udara pernapasan
4) Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida
5) Gangguan dan kelainan pada sistem respirasi manusia
6) Bahan-bahan berbahaya bagi sistem respirasi manusia
w. KD 3.9
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan
__69
__ 69
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia.
KD 4.9
Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada struktur dan fungsi organ yang meyebabkan
gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.9
dan 4.9 yaitu sebagai berikut:
1. Organ eksresi manusia
a) Ginjal
b) Paru-paru
c) Hati
d) Kulit
2. Gangguan dan kelainan pada sistem eksresi manusia
x. KD 3.10
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera)
dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
manusia.
KD 4.10
Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap
kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang
menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.10 dan 4.10 yaitu sebagai berikut:
1) Sistem Saraf
a.) Sel saraf
b.) Sistem saraf pusat
• Otak
• Sumsum tulang belakang
c.) Sistem saraf tepi
d.) Gangguan dan kelainan sistem saraf
2) Sistem Hormon, hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin
a) Macam-macam kelenjar hormon
70 __
• Hipotalamus.
• Hipofisis.
• Kelenjar tiroid.
• Kelenjar paratiroid.
• Kelenjar adrenal.
• Pankreas.
• Ovarium.
• Testis.
b) Gangguan dan kelainan sistem hormon
3) Sistem Indra
a) Macam-macam alat indra
• Indera penglihat (mata)
• Indera pendengar (telinga)
• Indera peraba (kulit)
• Indera pengecap (lidah)
• Indera pembau (hidung)
b) Gangguan dan kelainan sistem indra
y. KD 3.11
Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika
dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan
masyarakat.
KD 4.11
Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitar.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.11 dan 4.11 yaitu sebagai berikut:
1. Senyawa psikotropika
2. Jenis-jenis senyawa psikotropika
3. Dampak senyawa psikotropika
• Dampak terhadapkesehatan
• Dampak terhadap lingkungan
• Dampak terhadap masyarakat
__71
__ 71
z. KD 3.12
Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ
reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia.
KD 4.12
Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan
bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta
teknologi system reproduksi.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.12 dan 4.12 yaitu sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi laki-laki
a) Alat reproduksi luar
b) Alat reproduksi dalam
c) Proses spermatogenesis
2. Sistem reproduksi wanita
a) Alat reproduksi luar
b) Alat reproduksi dalam
c) Pembentukan sel telur (ovum)
d) Ovulasi (proses pelepasan sel telur)
e) Proses terjadinya menstruasi
f) Fertilisasi
g) Kehamilan
3. Gangguan dan kelainan sistem reproduksi
aa. KD 3.13
Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia
dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana
sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM).
KD 4.13
Menyajikan karya tulis tentang pentingnya menyiapkan
generasi terencana untuk meningkatkan mutu Sumber Daya
Manusia (SDM).
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.13 dan 4.13 yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip reproduksi manusia
72 __
2) Prinsip pemberian asi
a) Struktur dan fisiologi payudara
b) Manfaat air susu ibu (ASI)
3) Keluarga berencana
4) Upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM)
bb. KD 3.14
Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap
proses fisiologi di dalam tubuh.
KD 4.14
Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat
dalam program dan immunisasi serta kelainan dalam sistem imun.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.14 dan 4.14 yaitu sebagai berikut:
1) Sistem imun/kekebalan tubuh
a) Kekebalan aktif
b) Kekebalan pasif
2) Antigen dan antibodi
3) Imunisasi
4) Mekanisme pertahanan tubuh
5) Dampak imunisasi dalam proses fisiologi tubuh
3. KELAS XII
a. KD 3.1
Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup.
KD 4.1
Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh
faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.1
dan 4.1 yaitu sebagai berikut:
1) Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
__73
__ 73
2) Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal).
a) Faktor dalam (internal)
• Gen
• Hormon
b) Faktor luar (eksternal)
• Cahaya
• Suhu
• Kelembaban
• Air
• Nutrisi
• Dll.
3) Percobaan pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap
pertumbuhan tumbuhan
b. KD 3.2
Menjelaskan proses metabolisme sebagai reaksi
enzimatis dalam makhluk hidup.
KD 4.2
Menyusun laporan hasil percobaan tentang mekanisme
kerja enzim, fotosintesis, dan respirasi anaerob.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.2
dan 4.2 yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian Metabolisme
2. Enzim
a. Komponen enzim
b. Cara kerja enzim
c. Sifat-sifat enzim
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas anzim
3) Katabolisme dan anabolisme
a. Katabolisme
• Respirasi aerob
• Respirasi anaerob
74 __
b. Anabolisme
• Fotosintesis
• Kemosistesis
• Sintesis lemak
• Sintesis protein
c. KD 3.3
Menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen, DNA,
kromosom dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada
makhluk hidup.
KD 4.3
Merumuskan urutan proses sintesis protein dalam
kaitannya dengan penyampaian kode genetik (DNA-RNA-
Protein).
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.3
dan 4.3 yaitu sebagai berikut:
1) Struktur materi genetik
a. Gen dan alel
b. DNA dan RNA
c. Kromosom
2) Sintesis protein
a) Transkripsi
b) Translasi
d. KD 3.4
Menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar
penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.
KD 4.4
Menyajikan hasil pengamatan pembelahan sel pada sel
hewan maupun tumbuhan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.4
dan 4.4 yaitu sebagai berikut:
1. Reproduksi sel
a. Reproduksi sel pada organisme prokariotik
__75
__ 75
b. Reproduksi sel pada organisme eukariotik
• Mitosis
• Meiosis
2. Proses pembentukan gamet pada hewan tingkat tinggi dan
manusia
a) Spermatogenesis
b) Oogenesis
3. Proses pembentukan gamet pada tumbuhan tingkat tinggi
a) Mikrosporogenesis
b) Megasporogenesis
e. KD 3.5
Menerapkan prinsip pewarisan sifat makhluk hidup
berdasarkan hukum Mendel.
KD 4.5
Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel dalam
perhitungan peluang dari persilangan makhluk hidup di bidang
pertanian dan peternakan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.5
dan 4.5 yaitu sebagai berikut:
1) Hereditas
2) Hukum mendel
a) Hukum mendel I
b) Hukum mendel II
3) Penyimpangan semu hukum mendel
f. KD 3.6
Menganalisis pola-pola hereditas pada mahluk hidup.
KD 4.6
Menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam
perhitungan peluang dari persilangan yang melibatkan peristiwa
pautan dan pindah Silang.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.6
dan 4.6 yaitu sebagai berikut:
1) Pautan gen
2) Pindah silang
3) Gagal berpisah
76 __
g. KD 3.7
Menganalisis pola-pola hereditas pada manusia.
KD 4.7
Menyajikan data hasil studi kasus tentang pola-pola
hereditas pada manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.7
dan 4.7 yaitu sebagai berikut:
1) Contoh peristiwa pindah silang dalam kehidupan sehari-hari
2) Penentuan jenis kelamin
3) Pautan seks
4) Gen letal
5) Hereditas pada manusia
h. KD 3.8
Menganalisis peristiwa mutasi pada makhluk hidup.
KD 4.8
Menyajikan data hasil eksplorasi peristiwa mutasi yang
menyebabkan variasi dan kelainan sifat pada makhluk hidup.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD 3.8
dan 4.8 yaitu sebagai berikut:
1) Peristiwa mutasi
2) Jenis-jenis mutasi
3) Faktor-faktor penyebab mutasi
4) Dampak terjadinya mutasi
i. KD 3.9
Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi serta
pandangan terkini para ahli terkait spesiasi.
KD 4.9
Menyajikan karya ilmiah terhadap gagasan baru tentang
kemungkinan-kemungkinan pandangan evolusi berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan pada KD
3.9 dan 4.9 yaitu sebagai berikut:
1) Teori terbentuknya bumi
2) Teori asal-usul kehidupan
__77
__ 77
3) Evolusi biologi
4) Mekanisme biologi
5) Bukti-bukti terjadinya evolusi
6) Pengaruh mutasi terhadap evolusi
7) Seleksi alam
j. KD 3.10
Menganalisis prinsip-prinsip Bioteknologi dan
penerapannya sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
manusia.
KD 4.10
Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan prinsip-
prinsip Bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method.
Materi pembelajaran yang dapat dikembangkan dari KD
3.10 dan 4.10 yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip dasar bioteknologi
2) Jenis-jenis bioteknologi
3) Penerapan biolteknologi dalam kehidupan sehari-hari
4) Rekayasa genetik
B. Implementasi Pembelajaran Biologi Bermakna dan
Konstruktivistik
Keterkaitan biologi dengan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, disamping mempermudah peserta didik untuk
mempelajari konsep-konsep atau prinsip-prinsip biologi, juga
berdampak positif, karena peserta didik semakin memahami
permasalahan biologi dalam kehidupan sehari-hari (Hadiat, 1994). Hal
demikian sangat membantu peserta didik untuk mempermudah
mempelajari konsep-konsep atau prinsip-prinsip biologi yang lebih
tinggi nantinya (Sund dan Trowbrigde, 1973). Pemahaman biologi yang
memadai akan membantu peserta didik mampu memecahkan
permasalahannya yang berkaitan dengan sains dalam kehidupan
sehari-hari serta mampu melakukan langkah-langkah pengembangan
lebih lanjut berupa pemanfaatkan konsep-konsep biologi tersebut
untuk kepentingan hidupnya yang merupakan landasan berpikir bagi
peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari (Dick dan Carey, 1992). Pembelajaran
78 __
yang diselenggarakan dengan kebermaknaan seperti ini bernuansa
kontekstual dan konstruktivistik.
Pembelajaran biologi yang berorientasi konstruktivitik dapat
mengantarkan peserta didik untuk mengkaji secara lebih mudah
permasalahan mendasar biologi dengan tema utama, yaitu 1) biologi
sebagai proses penemuan (inquiry), 2) sejarah konsep biologi, 3)
evolusi, 4) keanekaragaman dan keseragaman, 5) genetik dan
keberlangsungan hidup, 6) organisme dan lingkungan, 7) perilaku, 8)
struktur dan fungsi, dan 9) regulasi (Depdiknas, 2007). Harapannya,
peserta didik SMA dapat memahami dan mengembangkan khasanah
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji di dalamnya, sehingga
pembelajaran biologi di SMA mencerminkan proses dan produk yang
berpusat pada peserta didik (student centered) (Chiappetta, 1976;
Halpern, 1994; Nur, 2000). Hal ini senada dengan pergeseran
paradigma teaching menjadi learning, yang tidak lagi menitikberatkan
belajar berpusat pada guru (teacher centered) (Ardana, 2000; Susilo,
2007). Dalam rangka menuju paradigma baru ini guru harus tertantang
untuk selalu meningkatkan profesionalisme dengan belajar sepanjang
hayat dan secara terus menerus mengembangkan strategi
pembelajaran (Nur, 2000; Susilo, 2007).
Sebagaimana disampaikan dalam pendahuluan bahwa upaya
membentuk generasi yang literat terhadap sains sebagaimana tersirat
pada standar pendidikan nasional harus dapat diterjemahkan secara
spesifik pada pembelajaran sains yang berorientasi pada filosofi
konstruktivisme (Faryadi et al, 2007). Peserta didik harus mampu
melakukan konstruksi dari pengetahuan yang telah dimilki dengan
pengetahuan baru yang diperolehnya. Selanjutnya, disampaikan oleh
Zahorik bahwa pembelajaran yang berorientasi konstruktivitik harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1) mengaktifkan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya (activating knowledge), 2)
pemerolehan baru secara keseluruhan dan detailnya (acquiring
knowledge), 3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),
dalam hal ini diperlukan penyusunan konsep, sharing dengan orang lain
untuk mendapat tanggapan, dan revisi konsep yang telah
dikembangkan, 4) mempraktikkan pengetahuan yang telah dimiliki
(appliying knowledge), dan 5) melakukan refleksi (reflecting
knowledge) terhadap pengembangan pengetahuan tersebut.
__79
__ 79
Pembelajaran biologi yang berorientasi konstruktivisme
memerlukan pembangunan pengetahuan dalam diri peserta didik
sendiri. Dalam aplikasinya, pengetahuan dan pengalaman dapat
diperoleh dari kegiatan penyelidikan dan eksperimen sebagai bagian
dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi
sikap ilmiah. Disampaikan oleh Ahern-Rindell (1999) bahwa
pembelajaran sains harus menekankan pengembangan rasa ingin tahu
melalui penemuan (inquiry) berdasarkan pengalaman langsung yang
dilakukan dalam kerja ilmiah dengan memanfaatkan fakta, membangun
konsep, prinsip, teori, dan hukum. Kerja ilmiah melatih peserta didik
untuk berpikir kritis, kreatif, analitis, dan divergen (Joice et al, 2004;
Depdiknas, 2007). Pembelajaran biologi di SMA dapat membentuk sikap
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran harus
dilakukan dengan memberdayakan peserta didik, sehingga peserta
didik memperoleh pemahaman sendiri dan mampu menggunakan
kemampuan berpikir kritis.
Salah satu pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran biologi adalah cooperative
learning. Pada dasarnya cooperative learning merupakan strategi
pembelajaran yang memberdayakan peserta didik dalam belajar
melalui kelompok-kelompok kecil. Strategi ini dilaksanakan atas dasar
proses demokrasi dan peran aktif peserta didik dalam menentukan
materi yang akan dipelajari. Dijelaskan oleh Slavin (1995), bahwa
cooperative learning bertujuan mengembangkan dan meningkatkan
hasil belajar akademik, menerima adanya keragaman, dan
pengembangan keterampilan. Selanjutnya, disampaikan Arends (2004)
bahwa keuntungan cooperative learning adalah peserta didik
bertanggung jawab atas proses belajarnya, peserta didik
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan berpikir kritis,
peserta didik memiliki hubungan psikologis yang besar antar anggota
kelompok. Selain hal tersebut, dinyatakan oleh Ibrahim et al (2000)
bahwa dengan cooperative learning, peserta didik memiliki curahan
waktu yang besar terhadap tugas, menurunnya perilaku mengganggu
pada peserta didik berkurangnya sikap apatis, motivasi peserta didik
menjadi besar. Senada dengan itu, disampaikan oleh Sanjaya (2006)
bahwa cooperative learning meningkatkan kerja sama peserta didik,
komunikasi, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan.
80 __
Cooperative learning memiliki beberapa perspektif yang dapat
dikembangkan, yaitu perspektif motivasi, sosial, kognitif, elaborasi
kognitif, dan psikologis (Slavin, 1995; Ibrahim et al, 2000; Arends,
2004). Dijelaskan oleh Piaget dalam Slavin (1995) bahwa dalam
perkembangannya, peserta didik memiliki peran kognitif yang
bergantung interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan belajar
maupun teman sesamanya. Teori ini memandang bahwa cooperative
learning mampu mewadahi proses belajar peserta didik. Slavin (2006)
menjelaskan bahwa pembelajaran akan terjadi bila anak belajar atau
bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun masih
berada dalam jangkauannya (zone of proximal development). Selain
itu, masih diperlukan bantuan selama tahap awal pembelajaran
(scaffolding), sebelum peserta didik mengambil alih tugas belajarnya.
__81
__ 81
Bab 5
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI
82 __
A. Bahan Ajar Biologi
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials)
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi inti
__83
__ 83
yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi
pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang berkaitan dengan
biologi SMA.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek biologi,
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dan lainnya.
Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus,
komponen atau bagian suatu obyek. Termasuk materi prinsip adalah
dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep
yang menggambarkan “jika....maka….”. Materi jenis prosedur adalah
materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau
berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Materi jenis sikap (afektif)
adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat
belajar, dan semangat bekerja.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan
atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak
siswa bahan ajar harus dapat dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator
pencapaian belajar.
B. Masalah Guru terhadap Bahan Ajar Biologi
Masalah yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran biologi
SMA adalah memilih materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat
dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam lampiran standar isi (SI)
hanya termuat kompetensi inti (SK) dan kompetensi dasar (KD),
sedangkan dalam penyusunan silabus, materi bahan ajar hanya
dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Selanjutnya
tugas guru adalah menjabarkan materi pokok tersebut menjadi bahan
ajar yang lengkap.
Masalah yang dihadapi guru meliputi cara penentuan jenis
materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lain yang
berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber untuk
mendapatkan bahan ajar. Ada kecenderungan sumber bahan ajar
84 __
dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain
buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan
tidak harus sering berganti seperti yang terjadi selama ini. Berbagai
buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Masalah lain dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah
guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran biologi SMA
terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,
urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang
tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester
atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan hal itu, perlu disusun rambu-rambu
pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar
mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain
berisi konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan
cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, serta sumber
materi pembelajaran.
C. Pemilihan Bahan Ajar Biologi
Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok
pikiran bahwa sesuatu yang ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan
pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas. Perumusan dimaksud
diwujudkan dalam bentuk kompetensi inti (SK) yang diharapkan
dikuasai oleh siswa. Kompetensi inti meliputi standar materi dan
standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan
jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran yang harus
dikuasi siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat
penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Tingkat penguasaan itu
misalnya harus mencapai 100% atau boleh kurang dari 100%. Sesuai
dengan pokok-pokok pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran
memegang peranan penting dalam rangka membantu siswa mencapai
kompetensi inti.
Bahan ajar dipilih setelah identitas mata pelajaran, kompetensi
inti dan kompetensi dasar ditentukan. Langkah-langkah pengembangan
pembelajaran antara lain menentukan identitas mata pelajaran,
kemudian menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
__85
__ 85
pembelajaran, strategi pembelajaran atau pengalaman belajar,
indikator pencapaian, dan penilaian. Setelah pokok-pokok materi
pembelajaran ditentukan, materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian
materi pembelajaran dapat berisikan butir-butir materi penting (key
concepts) yang harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara
lengkap seperti yang terdapat dalam buku pelajaran.
Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Secara garis besar, bahan ajar atau materi pembelajaran
berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus
dipelajari siswa. Pencapaian kompetensi tersebut nantinya sebagai
tolak ukur keberhasilan dari setiap lulusan.
Bahan ajar biologi perlu dipilih dengan tepat agar dapat
membantu siswa dalam mencapai kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan
materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan materi
pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis materi pembelajaran perlu
diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi
yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman
materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan tidak
lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi
urut dan runtut. Perlakuan (cara menyampaikan dan mempelajari)
perlu dipilih dengan tepat agar tidak salah mengajarkan atau
mempelajarinya (misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi harus
dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan).
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu
perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan
bahan ajar biologi SMA adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan
oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar. Dengan
kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada
kompetensi dasar yang akan dikembangkan.
86 __
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita
pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar
langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama
mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi
bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau
relevan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar.
Langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek dalam KI dan KD
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu diidentifikasi aspek-aspek kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut
perlu ditentukan, karena setiap aspek kompetensi inti dan
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda
dalam kegiatan pembelajaran biologi.
2. Identifikasi jenis bahan ajar
Kompetensinti dan kompetensi dasar yang harus dikuasaii
peserta didik dituangkan dalam suatu materi pembelajaran
yang dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
a. Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama objek,
nama tempat, nama orang, lambang atau simbol, peristiwa
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan
lainnya.
b. Materi jenis konsep berupa pengertian, definisi, hakekat,
inti isi suatu kajian.
c. Materi jenis prinsip umumnya berupa dalil, rumus, postulat
adagium, paradigma, teorema.
d. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara berurutan, misalnya langkah-
__87
__ 87
langkah menelpon, cara-cara pembuatan preparat awetan,
atau cara-cara pembuatan stek tanaman.
e. Materi berupa aspek afektif meliputi: pemberian respon,
penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
f. Materi berupa aspek motorik terdiri dari gerakan awal,
gerakan semi rutin, rutin, dan gerakan akhir.
3. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar Biologi
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan
ajar biologi SMA sangat perlu dipenuhi. Prinsip-prinsip dalam
penyusunan bahan ajar biologi SMA meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi artinya selalu ada keterkaitan. Materi
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada
hubungannya dengan pencapaian kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai
siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang
diajarkan harus berupa fakta atau ghbahan hafalan.
Prinsip konsistensi artinya selalu dalam keajegan. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah
pengelompokan tumbuhan dan hewan, maka materi yang diajarkan
juga harus pengelompokan tumbuhan dan hewan. Bila materi
biologi menyangkut reproduksi vegetatif pada tumbuhan, maka
materi yang disajikan juga menyangkut reproduksi vegetatif pada
tumbuhan.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar
yang diajarkan dalam suatu kompetensi inti biologi. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Sebaliknya, apabila materi terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
D. Memilih Jenis Materi Ajar
88 __
Memilih materi ajar sangat penting dilakukan oleh seorang guru.
Materi ajar harus sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang akan dikembangkan menjadi bahan ajar. Dalam memilih materi
harus diperhatikan jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi inti.
Mendalami aspek-aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis
materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat pada
kompetensi inti dan kompetensi dasar itu. Materi yang akan diajarkan
perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip,
prosedur, afektif, atau gabungan dari beberapa jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru
akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengembangkan dan
mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah
berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Identifikasi
jenis materi ajar juga sangat penting untuk keperluan perencanaan dan
mengajarkannya. Hal ini terjadi karena setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media,
dan sistem evaluasi atau penilaian yang berbeda. Misalnya metode
mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan
“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah metode demonstrasi, dan
lainnya.
Identifikasi yang paling mudah untuk menentukan jenis materi
pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, guru akan mengetahui
apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedur, afektif, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-
pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran:
1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
mengingat nama suatu objek, simbul atau suatu peristiwa? Bila
jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “fakta”.
__89
__ 89
Contoh:
Nama-nama organ tubuh tumbuhan, hewan, dan manusia.
2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan
karakteristik sesuatu, mengklasifikasikan, atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu
definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus
diajarkan adalah “konsep”.
Contoh :
Seorang guru menunjukkan beberapa tumbuhan, kemudian
siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan
mana yang termasuk tumbuhan dikotil dan monokotil.
3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
kemampuan menjelaskan atau melakukan langkah-langkah
atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya”
maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
Contoh :
Langkah-langkah mengatasi permasalahan lingkungan hidup,
langkah-langkah mencangkok dan lainnya.
4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
penentuan hubungan antar konsep, atau menerapkan
hubungan antara berbagai macam konsep? Bila “ya”, berarti
materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam
kategori “prinsip”.
Contoh :
Hubungan antara pertumbuhan dan perkembangan,
pertumbuhan membutuhkan faktor dalam dan luar dari suatu
individu. Perkembangan membutuhkan peran fungsional
organ-organ reproduksi organisme. Untuk kelangsungan hidup
organisme diperlukan proses reproduksi.
5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan
baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika
jawabannya “ya”, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
Contoh:
90 __
Siswa memilih membuang sampah di tempat sampah daripada
membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan.
6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “ya”, maka
materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek
psikomotorik.
Contoh:
Siswa melakukan pembedahan ikan, katak, dan burung.
E. Cakupan Bahan Ajar
Dalam rangka menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek
kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, atau aspek
psikomotorik. Apabila sudah dibawa ke dalam kelas, maka masing-
masing jenis materi tersebut memerlukan strategi pembelajaran dan
perangkat media pembelajaran yang berbeda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran, penentuan
cakupan materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu
digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang
menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan
materi berarti menggambarkan berapa banyak materi yang dimasukkan
ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya harus dipelajari atau dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh,
proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SLTP dan SMU, juga di
perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang
pendidikan tersebut disajikan dalam kedalaman yang berbeda-beda.
Semua jenjang dapat mengkaji materi fotosintesis dalam biologi,
namun semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas dan dalam
cakupan materi fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula
setiap aspek yang dipelajari. Pendukung belajar materi tersebut, salah
satunya kimia. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa
menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai
__91
__ 91
dipelajari, dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis
semakin diperdalam.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy).
Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu
pembelajaran biologi dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
kepada siswa di bidang pembedahan vertebrata, maka uraian
materinya mencakup: (1) penguasaan atas konsep organ pada
vertebrata, (2) cara melakukan pembiusan dan pembedahan dan (3)
pengamatan organ-organ pada objek yang dibedah.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh siswa terlalu
banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya pada kompetensi dasar
"mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan". Setelah diidentifikasi, ternyata
materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk
jenis deskripsi. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi
yang harus dipelajari siswa agar mencapai kompetensi meliputi: (1)
darah, (2) organ pada sistem peredaran, (3) gangguan dan penyakit
pada sistem peredaran. Setiap jenis dari ketiga materi tersebut masih
dapat diperinci lebih lanjut untuk lebih memperluas dan memperdalam
kajian untuk mencapai kompetensi dasar bagi siswa.
F. Urutan Bahan Ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk
dipetakan terlebih dulu, hal ini berguna untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di
antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Misalnya materi biologi yang berhubungan dengan
morfologi dan anatomi. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari
anatomi jika materi morfologi belum dipelajari.
92 __
Pada dasarnya materi pembelajaran yang sudah ditentukan
ruang lingkup dan kedalamannya dapat diurutkan melalui dua
pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
1. Pendekatan prosedural
Pada pendekatan ini urutan materi pembelajaran secara
prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut
sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah membedah hewan probandus,
langkah-langkah mengoperasikan mikroskop.
2. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari
atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu
sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Misalnya materi tentang sistem pencernaan pada manusia,
urutan materi dimulai dari organ di mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
G. Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat keberadaan bahan ajar
diperoleh oleh guru dan siswa. Dalam mencari sumber bahan ajar,
siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi
untuk mencari koran, majalah, laporan hasil penelitian, artikel jurnal,
website, atau yang lainnya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa aktif, dan kreatif, PAIKEM, kontekstual, dan konstruktivistik.
Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran dari setiap kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Sumber-sumber bahan ajar dapat diuraikankan di bawah ini:
1. Buku teks.
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih
untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang
digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata
pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal
dari satu pengarang atau penerbit saja. Guru dan siswa
__93
__ 93
sebaiknya menggunakan buku teks yang variatif agar dapat
diperoleh wawasan yang lebih luas.
2. Laporan hasil penelitian.
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga
penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.
Dibanding buku teks, laporan hasil penelitian umumnya lebih
up to date dan berisi informasi keilmuan terkini.
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah).
Jurna dan terbitan berkala yang berisi hasil penelitian atau hasil
pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai artikel
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. Artikel pada
jurnal atau berkala ilmiah merupakan referensi primer dalam
memperkaya khasanah materi ajar.
4. Pakar bidang studi.
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Pakar tersebut dapat memberikani konsultasi
mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, keluasan, dan urutan materi. Pakar ini dapat
diposisikan sebagai validator isi untuk sebuah bahan ajar yang
dikembangkan oleh guru.
5. Profesional.
Kaum profesional adalah orang-orang yang ahli dan bekerja
pada bidang tertentu. Misalnya kalangan peternak berisi orang-
orang yang ahli di bidang ternak. Sehubungan dengan itu
bahan ajar yang berkenaan dengan pembenihan dan
perawatan ternak dapat ditanyakan pada orang-orang yang
bekerja di bidang peternakan.
6. Buku kurikulum.
Buku kurikulum sangat penting untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Saat ini berlaku Kurikulum 2013, maka
berdasarkan kurikulum tersebut kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan materi pokok dapat ditemukan. Umumnya materi
yang tercantum dalam kurikulum terbatas pada pokok-pokok
94 __
materi saja. Lebih lanjut, guru yang harus menjabarkan materi
pokok menjadi bahan ajar yang lebih terperinci.
7. Penerbitan berkala (harian, mingguan, dan bulanan).
Penerbitan berkala seperti koran banyak memberikan informasi
untuk materi yang berhubungan dengan hal-hal terkini suatu
mata pelajaran. Informasi dalam koran harian atau mingguan
menggunakan bahasa umum yang mudah dipahami pembaca.
Oleh karena itu, terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan
bulanan sangat membantu digunakan sebagai salah satu
sumber bahan ajar.
8. Internet.
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.
Melalui internet kita dapat memperoleh segala macam sumber
bahan ajar biologi. Bahkan satuan pelajaran harian untuk
berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet.
Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, contohnya BSE (buku
sekolah elektronik) yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.
9. Media audiovisual.
Berbagai jenis media audiovisual (TV, video, CD, kaset audio)
berisikan bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran.
Siswa dapat mempelajari materi ajar yang tidak dapat
dijangkau langsung, misalnya kehidupan di gunung, kehidupan
di laut, di hutan belantara, cukup melalui media audiovisual.
10. Lingkungan sekitar.
Lingkungan sekitar seperti lingkungan alam, lingkungan sosial,
lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan
ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk
mempelajari pencemaran atau kerusakan ekosistem pantai,
kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai
sebagai sumber bahan ajar.
Hal penting yang harus diingat dalam menyusun bahan ajar
adalah bahwa buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan
bahan rujukan. Guru tidak boleh hanya menggantungkan pada buku
teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Demikian pula, sangat
__95
__ 95
tidak bijak tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian
semester atau pergantian tahun pelajaran. Buku-buku pelajaran atau
buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai
sumber yang relevan dengan materi yang akan dikembangkan untuk
diajarkan kepada siswa.
96 __
__97
__ 97
Bab 6
TELAAH BAHAN AJAR
98 __
__99
__ 99
Pengembangan bahan ajar tidak terlepas dari kegiatan
penilaian atau validasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menentukan
apakah bahan ajar yang dikembangkan telah layak dan dapat
digunakan untuk membekali kompetensi dasar siswa dalam proses
pembelajaran. Kegiatan penilaian terhadap suatu produk
pengembangan, salah satunya bahan ajar, yang dalam proses
pembelajaran meliputi beberapa aspek penilaian. Penilaiaan atau
kegiatan menelaah bahan ajar yang telah dikembangkan terdiri dari
beberapa komponen diantaranya kelayakan isi dan kebahasaan yang
digunakan.
Berikut dipaparkan beberapa komponen penilaian atau telaah
bahan ajar.
A. Komponen Kelayakan Isi
Kelayakan isi merupakan komponen yang berkaitan
dengan materi yang dikembangan dalam bahan ajar. Materi yang
disajikan dalam bahan ajar harus lengkap sehingga tidak
membingungkan pembaca dan dapat menambah wawasan peserta
didik sesuai dengan perkembangannya (Akbar, 2013).
Komponen kelayakan isi mencakup beberapa bagian yaitu:
1. Cakupan Tujuan dan Materi
Cakupan tujuan dan materi dalam komponen
kelayakan isi dijabarkan kembali sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan Tujuan
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini
berorientasi pada indikator pencapaian kompetensi,
kompetensi dasar, dan kompetensi inti menurut Kurikulum
2013.
b. Keluasan Materi
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan
menjelaskan uraian yang mendukung tercapainya
kompetensi dasar (KD) yang dipilih untuk mengembangkan
bahan ajar. Keluasan materi dalam bahan ajar juga
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SMA
100 __
berdasarkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
siswa.
c. Kedalaman Materi
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan mulai
dari pengenalan fakta, konsep, prinsip, prosedur, serta
bagian isi lainnya juga harus sesuai dengan tingkatan
pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan juga sesuai
dengan kompetensi dasar (KD) di tingkat SMA.
2. Akurasi Materi
Akurasi materi dalam komponen kelayakan isi
dijabarkan kembali sebagai berikut:
a. Akurasi Fakta
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan sesuai
dengan kenyataan di lapangan nyata untuk menambah
wawasan serta pemahaman peserta didik.
b. Akurasi Konsep
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan disajikan
sesuai dengan runtutan konsep mulai dari yang mudah ke
sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks. Materi
yang disajikan sebelumnya dapat membantu pemahaman
peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
c. Akurasi Teori
Isi materi dalam bahan ajar yang dikembangkan
sesuai dengan teori yang ada, sesuai dengan hasil
penelitian, dan mencantumkan rujukan yang digunakan.
3. Kemutakhiran
Kemutakhiran dalam komponen kelayakan isi
dijabarkan kembali sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan IPTEKS
__101
__ 101
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan
menyajikan materi yang dapat membuka wawasan peserta
didik tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di di era revolusi industri 4.0 saat ini.
b. Keterkinian
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan sesuai
dengan perkembangan pengetahuan dan penelitian-
penelitian saat ini dan up to date.
4. Pemicu Keingintahuan
Pemicu keingintahuan dalam komponen kelayakan isi
dijabarkan kembali sebagai berikut:
a. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan mampu
membangkitkan keingintahuan peserta didik dan dapat
memacu peserta didik untuk bertanya dan memicu siswa
untuk menggali informasi lebih lanjut dari pengetahuan
yang telah dimiliki.
b. Merangsang Berpikir Kritis
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan mampu
membuat peserta didik berpikir lebih kritis tentang bahan
yang disajikan. Bahan ajar mampu membuat peserta didik
lebih jauh melakukan deduksi, induksi, evaluasi, dan
memecahkan masalah.
c. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Luas
Isi materi bahan ajar yang dikembangkan dikemas
dengan baik sehingga peserta didik termotivasi mencari
informasi lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang
lebih luas, tidak hanya informasi dari buku teks, tetapi juga
informasi dari sumber belajar yang lainnya.
B. Komponen Kebahasaan
Kebahasaan merupakan salah satu komponen dalam
menelaah bahan ajar. Komponen kebahasaan meliputi penggunaan
102 __
kata yang dirangkai menjadi kalimat, rangkaian kalimat menjadi
alinea dalam bahan ajar. Pemilihan kata dan bahasa harus tepat
sehingga tidak membingungkan peserta didik. Selain itu, peserta
didik dapat dengan mudah mempelajari materi yang ada dalam
bahan ajar tersebut.
Komponen kebahasaan meliputi:
1. Sesuai Perkembangan Peserta Didik
Sesuai perkembangan peserta didik yaitu bahasa yang
digunakan dalam menjelaskan konsep harus sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
2. Komunikatif
Bahasa yang komunikatif yaitu berkaitan dengan
kemampuan peserta didik dalam memahami pesan atau
informasi yang disampaikan dalam bahan ajar. Pesan atau
informasi disajikan dengan bahasa yang menarik dan baku
dalam komunikasi bahasa indonesia.
3. Kesesuaian dengan Pedoman Bahasa Indonesia Baku
4. Ejaan dari setiap kata atau bahasa yang digunakan sesuai
dengan pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD) atau
Pedoman Bahasa Indonesia Baku yang paling mutakhir.
5. Konsistensi Penggunaan Istilah dan Simbol atau Lambang
Penggunaan istilah dan simbol atau lambang dalam
bahan ajar yang dikembangkan menggambarkan suatu konsep
yang konsisten dari setiap bagian isi bahan ajar.
Proses penilaian atau penelaahan bahan ajar yang telah
dikembangkan berdasarkan beberapa komponen yang telah dijelaskan
di atas, selanjutnya akan di ukur menggunakan persentase angka untuk
mendapatkan hasil akhir kelayakan dari bahan ajar yang telah
dikembangkan. Penilaian kelayakan dituangkan dalam bentuk skor,
yang secara keseluruhan akan diakumulasi sehingga mendapatkan nilai
yang sesuai dari hasil pengembangan bahan ajar. Setiap komponen dari
kelayakan isi dan penggunaan bahasa yang ada di dalam bahan ajar
akan diberikan skor yang di mulai dari 1-5. Skor akhir merupakan
__103
__ 103
penjumlahan dari seluruh item penilaian telaah bahan ajar yang terdiri
dari komponen kelayakan isi dan kebahasaan.
Berikut contoh lembar telaah bahan ajar yang dapat digunakan
untuk menilai produk bahan ajar yang telah dikembangkan oleh guru.
104 __
__ 105
TELAAH BAHAN AJAR BIOLOGI SMA 1
No. Komponen Skor Kelayakan
(%) Catatan
I KELAYAKAN ISI
A Cakupan Tujuan dan Materi
1 Kesesuaian dengan Tujuan 1 2 3 4 5
2 Keluasan Materi 1 2 3 4 5
3 Kedalaman Materi 1 2 3 4 5
B Akurasi Materi
4 Akurasi Fakta 1 2 3 4 5
5 Akurasi Konsep 1 2 3 4 5
6 Akurasi Teori 1 2 3 4 5
C Kemutakhiran
7 Kesesuaian dengan IPTEKS 1 2 3 4 5
8 Keterkinian 1 2 3 4 5
D Pemicu Keingintahuan
9 Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu 1 2 3 4 5
10 Merangsang Berpikir Kritis 1 2 3 4 5
106 __
11
Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Luas 1 2 3 4 5
II KEBAHASAAN
12 Sesuai Perkembangan Siswa 1 2 3 4 5
13 Komunikatif 1 2 3 4 5
14 Kesesuaian dengan Pedoman Bahasa Baku 1 2 3 4 5
15 Konsistensi Istilah dan Simbol/Lambang 1 2 3 4 5
Jumlah ………………… ………………
Saran dan masukan umum: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………
Metro,………….………………
Penyaji, Penelaah,
__107 __ 107
……………………………………………………
……………………………………
__ 107
Bab 7
PENUTUP
108 __
__ 109
A. Simpulan
Pengembangan dan telaah bahan ajar biologi berbasis
kompetensi inti lulusan (SKL) dan standar isi (SI) dapat digunakan
untuk mengembangkan bahan ajar yang mendukung kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD) berbasis Kurikulum 2013. Materi
pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber yang teruji secara
ilmiah dapat dijadikan rujukan pengembangan bahan ajar. Penelaahan
bahan ajar dapat dilaksanakan dengan pola presentasi tim
pengembang bahan ajar dan dilanjutkan telaah oleh individu atau
kelompok guru atau calon guru biologi SMA.
B. Saran
Pengembangan dan telaah bahan ajar biologi SMA berdasarkan
materi pokok yang mendukung kompetensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD) pada SKL dan SI sebaiknya diorientasikan pada
pembelajaran biologi yang konstruktivistik, kontekstual, bermakna,
PAIKEM, dan memberdayakan potensi siswa pada kemampuan berpikir
dan keterampilan proses sains. dengan mencermati fenomena alam
dan lingkungan sekitar, serta melibatkan semua aspek pendekatan
saintifik.
Guru biologi SMA sebagai pengembang bahan ajar hendaknya
menelaah dengan cermat konstruksi bahan ajar dan rujukan materi
biologi yang dipergunakan dalam pengembangan bahan ajar. Rujukan
yang digunakan sebaiknya memiliki kualitas tinggi secara keilmuan
biologi. Pengembangan sebaiknya dilakukan dalam dalam bimbingan
forum ilmiah yang memiliki keanggotaan pengembang, penelaah, dan
penyunting ahli.
110 __
__ 111
DAFTAR PUSTAKA
112 __
__ 113
Ahern-Rindell, A.J. 1999. Applying Inquiry-Based and Cooperative
Group Learning Strategies to Promote Critical Thinking. Journal of College Science Teaching (JCST), 28(3):203-207.
Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman.
Ardana, W. 2005. Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Makalah disajikan pada Seminar dan Lokakarya
Pembelajaran Berbasis Konstruktivis di Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Malang, Malang, 22 Juni 2005.
Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. Sixth Edition. New York: Mcgraw
Hill.
Ausubel, D.P. 1968. Educational Psichology: A Cognitive View. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Bloom et al. (1956). Taxonomy of educational objectives: the classification of educational goals. New York: McKay.
Borg, W.R. and Gall, M.D. 2003. Educational Research An Introduction.
London: Longman, Inc.
BSCS. 1992. Science for Life and Living. Dubugure: Kendall/Hunt.
Campbell, N.A.,Reece,J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi Jilid 1.
Terjemahan oleh Rahayu Lestari dkk. Jakarta: Erlangga.
. 2002. Biologi Jilid 2. Terjemahan oleh Rahayu Lestari
dkk. Jakarta: Erlangga.
. 2002. Biologi Jilid 3. Terjemahan oleh Rahayu Lestari
dkk. Jakarta: Erlangga.
Chiappetta, E.L. 1976. A Review of Piagetian Studies Relevant to
Science Instruction at the Secondary and College Level. Science Education 60(2): 253-261. Houston: University of Houston.
Corebima, A.D. 2005. Pemberdayaan Berpikir Siswa pada Pembelajaran Biologi: Satu Penggalakan Penelitian Payung di Jurusan Biologi UM. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Biologi dan
Pembelajarannya, Malang, 3 Desember 2005.
114 __
Depdiknas. 2002a. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Depdiknas. 2002b. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) melalui Pendekatan Broad-Based Education (BBE). Jakarta: Tim
Broad-Based Education Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006c. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran Biologi. Jakarta: BSNP Depdiknas.
Dick, W. and Carey, L. 1990. The Systematic Design of Intruction. New
York : Harper Colling Publisher.
Faryadi, Q., Bakar, Z.A., Maidinsah, H., Muhammad, A. 2007. Welcome
Constructivism, Bye-bye Every Ism. Procedding of SEAMEO RECSAM CosMed International Conference. SEAMEO RECSAM,
Malaysia, Nopember 13-16, 2007.
Hadiat. 1994. Pendidikan Sains, Teknologi, dan Masyarakat di Indonesia. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu
Pengetahuan Alam.
Halpern, D. 1994. Changing College Classrooms: New Teaching and Learning Strategies for an Increasingly Complex World. Jossy-
Bass Publishers.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University
Press.
Isjoni. 2007. Paradigma Pembelajaran Bermakna. Bandung: Falah
Production.
Joyce, B., Weil, M. and Calhoun, E. 2004. Models of Teaching. 7th
Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Keller, J. M. 1987. Development and Use of the ARCS Model of
Instructional Design. Journal of Instructional Development, Vol.
10, No. 3, 2-10. Florida: Florida State University.
__ 115
Kemp, J. E. Morisson, G.R. and Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.
Leasing, C.B., Polloock, J., and Reigeluth, C.M. (1992). Instructional Design Strategies and Tactic. New Jersey: Educational
Technology Publisher.
Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter
Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional UNES Semarang.
Muhfahroyin. 2007. KTSP sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi, Menuntut Guru Kreatif dan Inovatif. Prosiding, Seminar
Nasional Peningkatan Mutu dan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Universitas Muhammadiyah Metro, 16 Mei
2007.
Nur, M. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA-University
Press.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016. Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
116 __
Rustaman, N.Y. 2011. Pendidikan dan Penelitian Sains Dalam
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Untuk
Pembangunan Karakter. Makalah Seminar Nasional VIII P.Biologi, FKIP UNS, Surakarta.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Silberman, M. 2001. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yappendis.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning; Theory, Research, and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Slavin, R.E. 2000. Cooperative Learning; Theory, Research, and Practice. Boston: Pearson Education Inc.
Sudarisman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik
Pembelajaran Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (29-35).
Sund and Trowbridge. 1973. Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E. Merrill Publishing
Company.
Susilo, H. 2007. The Challenge Of Future Biology Teacher Preparation In Indonesia. Proceedings of Redesigning Pedagogy Conference, Nanyang, May 28-30, 2007.
Thiagarajan, S. 1977. Evaluation of Mediated Program for Training Teachers of Exceptional Children in Instructional Development. Indiana: Indiana University.
Yamin, M. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Zahorik, J.A. 1995. Constructivist Learning. Bloomington, Indiana: Phi
Delta Kappa Educational Foundation.
__ 117
GLOSARIUM
118 __
Bahan Ajar : Bahan Ajar merupakan bahan tertulis
bersifat naratif yang berisi pokok
bahasan suatu materi yang di kemas dalam satu atau lebih pertemuan
yang digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam proses
pembelajaran. Bioproses : Suatu proses yang kompleks yang
berada dalam sistem biologi yang
memperhatikan parameter kimia, fisika dan teknik analisis pada suatu
kehidupan sel untuk menghasilkan suatu produk, yang diatur
sedemikian rupa dalam skala
komersial. Cooperative Learning : Suatu model pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran yang menekankan
pada sikap atau perilaku bekerja sama atau berkelompok.
Discovery Learning : Suatu model pembelajaran yang
menekankan pada proses suatu penemuan terhadap informasi yang
akan disampaikan atau yang harus di kuasai. Peserta didik tidak langsung
diberikan suatu informasi, melainkan
diminta untuk melakukan suatu identifikasi untuk menemukan suatu
informasi baru (mengorganisasikan sendiri pembelajarannya tanpa
arahan dari guru, atau hanya dengan
arahan yang terbatas). Inquiry Learning : Model pembelajaran yang
menekankan peserta didik untuk melakukan penyelidikan atau
pemeriksaan untuk memperoleh jawaban terhadap suatu
permasalahan atau suatu materi.
Inquiri lebih bersifat sistematis, kritis,
__ 119
logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri
penemuan dengan penuh percaya diri.
Kompetensi Dasar (KD) : Kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dikuasai oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran pada setiap
masing-masing tingkat satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi Inti (KI) : Merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dicapai oleh
peserta didik pada tiap satuan tingkat kelas. Kompetensi inti yang
harus dikuasai oleh peserta didik yaitu terdiri atas sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Konstruktivistik : Kegiatan pembelajaran yang
dibangun sendiri oleh peserta didik, mereka mampu belajar berdasarkan
pengalaman mereka masing-masing. peserta
Kontekstual : Suatu bentuk pembelajaran dengan
menekankan pada pembelajaran berdasarkan keadaan yang
kontekstual atau langsung sesuai keadaan sehari-hari.
Problem Based Learning (PBL)
: Merupakan model pembelajaran
berbasis masalah yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran
berbasis masalah mengajak peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata
(Real World).
120 __
Project Based Learning (PjBL)
: Suatu model pembelajaran berbasis
proyek yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek
dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
: Suatu rencana kegiatan
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan tatap muka atau proses
pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai standar kompetensi
(KD). Scientific Learning : Pembelajaran saintifik yaitu
pembelajaran yang menekankan pada proses sintifik atau ilmiah.
Kegiatan pembelajaran ilmiah
menekankan lebih mengutamakan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
Silabus : Acuan yang digunakan untuk
menyusun kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian dalam
setiap mata pelajaran. Standar Isi : Merupakan kriteria tetang ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik untuk mencapai
standar kompetensi lulusan sesuai
__ 121
dengan tingkat, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
: Merupakan kriteria tentang kualifikasi yang harus dicapai suatu
lulusan peserta didik yang mencakup kemampuan bersikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Student Centered : Proses pembelajaran yang
kegiatannya dipusatkan pada peserta
didik, guru bukan lagi sebagai sumber utama dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik lebih diutamakan dalam seluruh kegiatan
pembelajaran.
Teacher Centered : Proses pembelajaran yang kegiatannya terpusat pada guru.
Guru menjadi tombak seluruh kegiatan pembelajaran, peserta didik
lebih banyak mengikuti semua perintah guru, serta memperhatikan
apapun yang dilakukan guru. Ruang
gerak siswa sangat terbatas. Tingkat Kompetensi : Merupakan kriteria pencapaian
kompetensi oleh peserta didik yang bersifat generik pada setiap jenjang
pendidikan untuk memenuhi
pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL).
122 __
INDEKS
__ 123
124 __
Kompetensi Dasar, 2, 9, 37
Kompetensi Inti, 7, 9, 37
Konstruktiivistik, 3 Meaningful, 2, 3, 14 Standar Isi, 2, 6 Teaching Centered, 3
Inquiry, 4 Scientific, 5, 6,
Kontekstual, 8
Standar kompetensi lulusan (SKL), 6, 9, 11, Biological Science Curriculum Study (BSCS), 3, 14,
Silabus, 29, 30, 31, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 34,
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 37,
Telaah Bahan Ajar, 99,103 Sistematis, 9, 35, 83,
Relevansi, 87, Ilmiah, 6, 8, 15, 21
Fleksibel, 36, 125 Aktual, 10, 15, 17, 22, 25
Konseptual, 16, 17, 22, 25
Bahan ajar, 11, 23, 83, 86
__ 125
126 __
TENTANG PENULIS
__ 127
128 __
Muhfahroyin, lahir di Kulon Progo
Yogyakarta pada tanggal 23 Mei 1972.
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di tempat kelahirannya tahun 1985. Sekolah
Menengah Pertama di tempat kelahirannya selesai tahun 1988. Sekolah Menengah Atas
(SMA) di Lampung Tengah selesai tahun 1991. Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP UM Metro selesai
tahun 1995. Setelah itu, ia melanjutkan ke Program Pascasarjana Teknologi
Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Lampung selesai tahun 2003.
Selanjutnya, tahun 2007 melanjutkan studi pada Program
Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, selesai tahun 2009. Karier sebagai guru biologi di beberapa sekolah dimulai sejak ia
kuliah S1, pada tahun 1992 sebagai guru SMAM 1 Pekalongan Lampung Tengah, setelah selesai program sarjana pernah mengajar di MTsM
Metro dan SMAN 2 Metro. Pada tahun 1996 diterima menjadi PNS di SMPN 3 Padangratu Lampung Tengah. Tahun 2002 pindah ke SMAN 1
Trimurjo Lampung Tengah dan sempat meraih Juara I Guru Berprestasi
Tingkat Kabupaten dan Propinsi Lampung serta sebagai finalis Guru Berprestasi tingkat Nasional tahun 2006. Pada tahun 2006 ia
memperoleh SK pindah tugas dari guru PNS menjadi dosen PNS Kopertis Wilayah II DPK pada UM Metro. Pada tahun 2011 ia meraih
Juara 1 Dosen Berprestasi Kopertis Wilayah II se-Sumbagsel.
Selain mengajar pada program sarjana S1, ia juga mengajar pada program pascasarjana S2 Program Studi Pendidikan Biologi dan
Manajemen Pendidikan. Selain itu, ia juga diundang sebagai penguji luar pada ujian tesis Program Pascasarjana STAIN Jurai Siwo Metro.
Dalam kegiatan seminar dan in house training (IHT) ia diundang
sebagai keynote speaker, penyaji, pemakalah, dan narasumber untuk materi KBK, KTSP, Pengembangan Agenda dan Perangkat
Pembelajaran, PTK, Strategi Pembelajaran Inovatif, CTL, ICT based Learning, Lesson Study, dan Pengembangan SDM Pendidikan Holistik.
Dalam kunjungan pendidikan luar negeri ia pernah lolos STOLS-ITTEP JICA ke Jepang, mengikuti WALS di Inggris, kunjungan
ke Jerman, Belanda, Belgia, Perancis, dan kunjungan dan kerjasama
beberapa negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, Brunei
__ 129
Darussalam. Karya ilmiah berupa artikel pernah diterbitkan pada
beberapa jurnal terakreditasi nasional dan internasional. Buku yang
pernah ditulis yaitu Pembelajaran Kontekstual untuk Integrasi Imtaq, Telaah Biologi SMP, Telaah Biologi SMA, Pencandraan Tumbuhan berbasis Prototype Hutan Pembelajaran, Pengembangan dan Telaah Biologi SMA, Pendidikan Biologi dan Bioteknologi (dalam proses).
top related