analisis unjuk kerja rip (routing information ...laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah...
Post on 11-Feb-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS UNJUK KERJA RIP (ROUTING INFORMATION
PROTOCOL) PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun Oleh :
ANDY SURYA JAYA
NIM 125314002
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PERFORMANCE EVALUATION OF RIP (ROUTING INFORMATION
PROTOCOL) IN WIRED AND WIRELESS NETWORKS
A THESIS
Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer
Degree in Informatics Engineering Department
By :
ANDY SURYA JAYA
NIM 125314002
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN MOTTO
“Everyday I feel is a blessing from God, and I consider it a new beginning.”
-la vitta e bella
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
RIP merupakan salah satu contoh dari distance vector routing protokol,
yang menggunakan algoritma Bellman-Ford. Pada penelitian ini penulis menguji
perbandingan unjuk kerja RIP (Routing Information Protocol) pada jaringan wired
dan wireless. Untuk menguji protokol tersebut penulis menggunakan NS-2
(Network Simulator-2). Metrik unjuk kerja yang digunakan pada setiap pengujian
adalah throughput, delay, dan routing overhead. Parameter yang akan digunakan
pada setiap pengujian adalah luas area, jumlah node, kondisi node, dan jumlah
koneksi UDP yang tetap, dengan penambahan Packet Error-Rate. Skenario
simulasi yang digunakan pada setiap pengujian dibagi menjadi dua, yaitu link tidak
diganggu dan link diganggu.
Hasil pengujian menunjukkan protokol RIP tidak dapat bekerja efektif pada
jaringan wireless, karena RIP membutuhkan control message yang tinggi saat
dijalankan, sedangkan pada jaringan wireless sendiri memiliki bandwidth terbatas.
Hal ini ditunjukkan throughput yang disalurkan pada jaringan wireless relatif
sangat rendah dan delay yang dihasilkan mengalami peningkatan yang signifikan.
Selanjutnya pengujian pada parameter routing overhead di jaringan wired lebih
tinggi karena bandwidth yang disalurkan sangat tinggi yang mengakibatkan
jaringan penuh / sibuk. Jadi akan berdampak pada paket yang didrop sangat banyak.
Ketika semakin banyak paket yang didrop maka routing akan lebih sering
melakukan control message. Kemudian Routing Overhead di jaringan wireless
lebih rendah karena bandwidth yang disalurkan terbatas, sehingga berdampak pada
total pengiriman data rendah dan paket yang didrop juga rendah.
Kata kunci : Distance Vector, RIP, Wired, Wireless, Throughput, Delay, Routing
Overhead, Packet Error-Rate, dan NS-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
RIP is one of examples of distance vector routing protocol that use Bellman-
Ford algorithm. In this research, the writer tries to compare RIP method on wired
and wireless network. The writer uses NS-2 (Network Simulator-2) to perform the
tests. Performance metrics that are used for each test are throughput, delay and
routing overhead. The parameters that are used for each test are the scale, the
number of nodes, the form of nodes, and the fixed number of UDP connections with
extra error-rate package. The simulation scenario that is used for each test is divided
in two. The first one is undisturbed link and the second is disturbed link.
The result of the tests show that RIP protocol is ineffective on wireless
network because it needs higher control message when being implemented. This is
because wireless network has limited bandwidth. Throughput tested on wireless
network is relatively low and it has a rising number of delay. Then, routing
overhead tested on wired network is high because it has high bandwidth causing the
network overload. As a result, many packets are dropped. When many packets are
dropped, routing will perform control message more often. On wireless network,
routing overhead is low because of limited bandwidth. This causes total number of
delivered data and dropped packets low.
Keywords : Distance Vector, RIP, Wired, Wireless, Throughput, Delay, Routing
Overhead, Packet Error-Rate, and NS-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Analisis Unjuk Kerja RIP (Routing Information Protocol) Pada
Jaringan Wired Dan Wireless”. Tugas akhir ini merupakan salah satu mata
kuliah wajib dan sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana
komputer program studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan
laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya, antara lain kepada :
1. Tuhan Jesus Kristus dan Bunda Maria, yang telah memberikan
pertolongan, pencerahan, dan kekuatan dalam proses pembuatan tugas
akhir.
2. Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D selaku dosen
pembimbing tugas akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam
membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan,
motivasi, serta saran yang sangat membantu penulis.
3. Keluarga, khususnya ke dua Orang tua, Ayah dan Ibu tercinta ; Yohannes
Soetarno dan Ibu Maria Magdalena Daryati, serta Kakak Agung
Budiyanto, S.IP. , Kelik Danar Susanto, S.E. , Denny Trijayanti, S.Si.,
Apt. , serta seluruh keluarga yang tanpa lelah memberikan banyak sekali
semangat, motivasi, doa dan dukungan berupa material dan non-materia l.
4. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Akademik, atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
5. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
6. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan
kepada penulis.
7. Kekasih tercinta, Anisa Titian D.J. yang selalu setia 6 tahun
mendampingi, meluangkan waktu untuk memberikan motivas i,
semangat, bantuan, dan penghiburan ketika masa-masa sulit kepada
penulis dalam proses pengerjaan tugas akhir.
8. Bung Sri Krishna yang selalu memberikan wejangan, hiburan ciamik dan
pertolongan pertama ketika penulis mengalami masa-masa sulit saat
pengerjaan tugas akhir.
9. Pak Joko Santoso komandan Batalyon Infranteri 403 Yogyakarta, yang
tak kenal lelah menguatkan penulis untuk selalu tetap tegar serta dengan
tulus hati memberikan bantuan dan pertolongan ketika penulis
menghadapi cobaan di Yogyakarta.
10. Om hengky sahabat baik Ayah, yang selalu meyakini penulis bahwa
apapun yang penulis tempuh dan hadapi akan selalu menuai
keberhasilan.
11. Para sahabat Aloysius Tri, Ino Uti, Dinda, Pakde Vincent, Dezky,
Ahong, Om Dion Dewaji, Tian, Endo, Laurensius Andi, (semua teman-
teman KKN), Seto, Virga, Ezra (rekan nge-Band dikala gundah),
Egatama, serta orang-orang disekitar yang memberikan banyak
penghiburan dikala penulis mengalami kesulitan dalam pengerjaan tugas
akhir.
12. Teman seperjuangan Network Simulator (Rudi, Pandu Gondronk, Nico),
teman-teman Lab skripsi Jarkom dan semua teman – teman Teknik
Informatika khususnya angkatan 2012 yang selalu memberikan
dukungan dan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
TITLE PAGE................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
SKRIPSI ...................................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ...................................................................... 2
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6
2.1 Jaringan Kabel (Wired)............................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
2.2 Jaringan Nirkabel (Wireless) ................................................... 6
2.2.1 Tantangan Jaringan Nirkabel (Wireless) ................................. 8
2.3 Routing Protokol...................................................................... 8
2.3.1 Distance Vector ....................................................................... 9
2.4 RIP (Routing Information Protocol) ..................................... 10
2.4.1 Karakteristik RIP ................................................................... 11
2.4.2 RIP Timers............................................................................. 11
2.4.3 Cara kerja RIP ....................................................................... 12
2.4.4 Kekurangan RIP .................................................................... 14
2.5 Network Simulator 2 (NS-2) ................................................. 14
2.5.1 Fungsi NS .............................................................................. 15
2.5.2 AWK...................................................................................... 16
BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN ............................. 17
3.1 Analisis Kebutuhan ............................................................... 17
3.2 Parameter Simulasi ................................................................ 17
3.3 Skenario Simulasi .................................................................. 18
3.4 Parameter Kinerja .................................................................. 21
3.5 Topologi Jaringan .................................................................. 22
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ................................................. 24
4.1 RIP Pada Jaringan Wired ....................................................... 24
4.1.1 Throughput Jaringan.............................................................. 24
4.1.2 Delay Jaringan ....................................................................... 26
4.1.3 Routing Overhead Jaringan ................................................... 28
4.2 RIP Pada Jaringan Wireless ................................................... 29
4.2.1 Throughput Jaringan.............................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
4.2.2 Delay Jaringan ....................................................................... 31
4.2.3 Routing Overhead Jaringan ................................................... 33
4.3 Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired dan Wireless .......... 35
4.3.1 Throughput Jaringan.............................................................. 35
4.3.2 Delay Jaringan ....................................................................... 38
4.3.3 Routing Overhead Jaringan ................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 44
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 44
5.2 Saran ...................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 46
LAMPIRAN .............................................................................................. 47
A. LISTING PROGRAM ........................................................... 47
B. DATA HASIL PENGUJIAN SIMULASI ............................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jaringan Wireless Berbasis Infrastruktur ................................. 7
Gambar 2.2 Jaringan Wireless Tanpa Infrastruktur..................................... 7
Gambar 2.3 Klasifikasi Dynamic Routing .................................................. 9
Gambar 2.4 Cara Kerja RIP Kondisi Awal ............................................... 13
Gambar 2.5 Cara Kerja RIP Ketika Melakukan Update ........................... 13
Gambar 2.6 Cara Kerja RIP Setelah Terjadi Update................................. 14
Gambar 3.1 Snapshoot Jaringan Wired 15 node ....................................... 23
Gambar 3.2 Snapshoot Jaringan Wireless 15 node ................................... 23
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Throughput pada Jaringan Wired ......................................... 25
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Delay pada Jaringan Wired .................................................. 26
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Routing Overhead pada Jaringan Wired............................... 28
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Throughput pada Jaringan Wireless ..................................... 30
Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Delay pada Jaringan Wireless .............................................. 32
Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Routing Overhead pada Jaringan Wireless........................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512533file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512534file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512535file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512535file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512536file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512537file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512539file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512540file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512541file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512541file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512541file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512542file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512542file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512542file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512543file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512543file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512543file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512544file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512544file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512544file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512545file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512545file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512545file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512546file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512546file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512546
-
xvii
Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput pada
Jaringan Wired dan Wireless ................................................ 35
Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput pada Jaringan
Wired dan Wireless............................................................... 36
Gambar 4.9 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Delay pada Jaringan
Wired dan Wireless............................................................... 38
Gambar 4.10 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Delay pada Jaringan Wired
dan Wireless ....................................................................... 39
Gambar 4.11 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Routing Overhead
pada Jaringan Wired dan Wireless ..................................... 41
Gambar 4.12 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Routing Overhead pada
Jaringan Wired dan Wireless ............................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512547file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512547file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512547file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512548file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512548file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512548file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512549file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512549file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512549file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512550file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512550file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512550file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512551file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512551file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512551file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512552file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512552file:///F:/Skripsi/Skripsi%20terbaru.docx%23_Toc467512552
-
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter Jaringan Wired dan Wireless .................................... 17
Tabel 3.2 Skenario Wired Link tidak diganggu dengan pertambahan Packet
Error-Rate ................................................................................. 19
Tabel 3.3 Skenario Wireless Link tidak diganggu dengan pertambahan
Packet Error-Rate .................................................................. 19
Tabel 3.4 Skenario Wired Link diganggu dengan pertambahan Packet
Error-Rate .............................................................................. 20
Tabel 3.5 Skenario Wireless Link diganggu dengan pertambahan Packet
Error-Rate .............................................................................. 20
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput Wired Link Tidak Diganggu dan
Link Diganggu, dengan Penambahan Packet Error-Rate ...... 24
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Delay Wired dengan Penambahan Packet Error-
Rate ........................................................................................... 26
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Routing Overhead Wired dengan Penambahan
Packet Error-Rate .................................................................. 28
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Throughput Wireless dengan Penambahan Packet
Error-Rate ................................................................................. 29
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Delay Wireless dengan Penambahan Packet
Error-Rate .............................................................................. 31
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Routing Overhead Wireless dengan Penambahan
Packet Error-Rate ..................................................................... 33
Tabel 4.7 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
tidak diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap
Rata-rata Throughput Jaringan.................................................. 35
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-
rata Throughput Jaringan .......................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
Tabel 4.9 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
tidak diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap
Rata-rata Delay Jaringan ........................................................... 38
Tabel 4.10 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap
Rata-rata Delay Jaringan ........................................................ 39
Tabel 4.11 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
tidak diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate
terhadap Rata-rata Routing Overhead Jaringan...................... 40
Tabel 4.12 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan Wireless, Link
diganggu dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap
Rata-rata Routing Overhead Jaringan .................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan komputer merupakan sarana yang sangat dibutuhkan untuk
menghubungkan berbagai instansi, seperti perkantoran hingga universitas.
Kendala yang sering muncul dan dijumpai pada sebuah jaringan komputer
antara lain sering mengalami time out, data yang dikirim lambat atau rusak,
dan bahkan tidak sampai ke tujuan karena jaraknya terlalu jauh. Pada
penerapannya bentuk topologi jaringan memerlukan suatu metode perutean
atau yang biasa disebut routing. Dengan adanya routing bertujuan untuk
membuat komunikasi jaringan berjalan dengan baik, perangkat yang
melakukan proses routing ini dinamakan router. Secara umum, router dapat
mengirimkan paket data antar jaringan berdasarkan IP address. Semua
informasi/ paket data dapat dapat diketahui oleh router dengan dua cara,
yaitu secara statis dan dinamis. Saat ini routing protocol yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu distance vector dan link state.
Kedua kelompok ini tentu memiliki karateristik masing-masing, berikut
dengan kelebihan dan kekurangannya [1].
RIP (Routing Information Protocol) merupakan salah satu contoh
dari distance vector routing protocol. RIP merupakan suatu protokol yang
digunakan dalam pemilihan jalur terbaiknya (best path). RIP memilik i
tingkat kompleksitas algoritma yang jauh lebih rendah sehingga dalam
konsumsi pemakaian memorinya relatif rendah. Di samping itu, RIP
menawarkan kemudahan dalam implementasi, baik dari aspek konfiguras i
maupun aspek biaya yang harus dikeluarkan. RIP sangat cocok diterapkan
dalam topologi jaringan dengan skala kecil dan sedang.
Pada awal mulanya RIP adalah protokol yang diciptakan pada
jaringan wired, maka tidak akan ada hambatan ketika RIP digunakan pada
jaringan wired, karena bandwidth tidak menjadi suatu permasalahan. Akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
tetapi ketika RIP digunakan pada jaringan wireless apakah akan berjalan
effektif seperti pada jaringan wired, sebab di jaringan wireless sendiri
memiliki bandwidth yang terbatas, ketika dalam jaringan wireless terdapat
lalulintas yang padat maka bandwidth akan sangat berpengaruh dan
memperbesar delay.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui unjuk kerja RIP secara real tentu
akan menjadi sebuah persoalan yang menarik untuk dilakukan sebuah
penelitian. Maka dalam tugas akhir ini penulis akan melakukan analis is
unjuk kerja Routing Information Protocol pada jaringan wired dan wireless.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang
didapat adalah untuk mengetahui “ Mengapa RIP (Routing Information
Protocol) tidak effektif untuk diterapkan di wireless Mesh Networks ? ”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama pada tugas akhir ini adalah untuk menganalisis unjuk
kerja pada Routing Information Protocol (RIP) yang diterapkan pada
jaringan wired dan wireless yang diukur dengan metrik unjuk kerja
throughput, delay, routing overhead dengan penambahan packet error-rate.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, masalah dibatasi sebagai
berikut:
1. Protokol routing dynamic (Distance Vector) yang digunakan adalah RIP
(Routing Information Protocol) konvensional.
2. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Network Simulator-2 (NS-2)
dan AWK untuk melihat performance routing protokol.
3. Metrik unjuk kerja yang digunakan adalah throughput, delay, routing
overhead dengan penambahan packet error-rate.
4. Penelitian diterapkan pada jaringan wired dan wireless.
5. Traffic source yang digunakan adalah UDP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
6. Model pemutusan link yang digunakan adalah Random.
7. Mobility node adalah static.
8. Tidak membahas routing loops.
1.5 Metodologi Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mengumpulkan berbagai macam referensi dan memperlajari mendalam
teori yang mendukung penulisan tugas akhir, seperti :
a. Teori protokol RIP.
b. Teori throughput, delay, dan routing overhead.
c. Teori NS-2.
d. Teori jaringan kabel (wired) dan nirkabel (wireless).
e. Teori traffic source UDP.
f. Teori PER (packet error-rate).
g. Teori AWK.
h. Tahap-tahap dalam membangun skenario dan simulasi.
2. Perancangan
Dalam tahap ini penulis menentukan dan merancang skenario sebagai
berikut :
a. Kondisi node tetap (diam/ tidak bergerak).
b. Link terhubung (link tidak diganggu).
c. Pemutusan link (link diganggu).
d. Link terputus secara Random.
e. Koneksi (traffic source) UDP.
f. Penambahan PER (packet error-rate).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data
Pengujian skenario jaringan pada tugas akhir ini menggunakan
simulator NS-2 dan program AWK untuk melihat performance routing
protokol.
4. Analisis Data Simulasi
Dalam tahap ini penulis menganalisis hasil pengukuran yang didapat
setelah proses simulasi selesai. Hasil dari simulasi berupa grafik dan
data-data. Agar menghasilkan sebuah analisa yang baik, maka analisa
dilakukan dengan pengamatan dari beberapa kali pengujian dengan
menggunakan sebuah parameter.
5. Penarikan Kesimpulan
Untuk dapat menarik sebuah kesimpulan tentu harus terdapat sebuah
tolak ukur yaitu performance metric guna membandingkan unjuk kerja
RIP pada jaringan wired dan wireless yang kemudian menghasi lkan
sebuah kesimpulan penelitian yang baik.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang
terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum dari penelitian. Dalam bab
ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah,
batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas dan menjelaskan teori serta karateristik yang
berkaitan dengan judul/ masalah pada tugas akhir.
BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
Bab ini berisi perencanaan simulasi dan skenario jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi pelaksanaan pengerjaan simulasi jaringan dan analis is
hasil data simulasi jaringan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan
saran untuk pengembangan lebih lanjut.
LAMPIRAN
Bab ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada simulas i
Network Simulator-2 dan proses AWK baik pada jaringan wired maupun
wireless.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Kabel (Wired)
Jaringan wired atau kabel merupakan salah satu teknologi jaringan
yang menggunakan kabel sebagai media perantara untuk berkomunikas i.
Jaringan wired memakai media transmisi port Ethernet yang berguna
sebagai interface untuk konektivitas perangkat komputer. Jaringan wired
berlisensi standar IEEE 802.3. Dalam IEEE 802.3 mayoritas merupakan
teknologi Local Area Network (LAN). Ada beberapa jenis kabel, antara lain
kabel coaxial, kabel fiber optik, kabel Twisted Pair, dll. Jenis kabel yang
digunakan untuk jaringan tergantung pada topologi sebuah jaringan.
Pada jaringan wired, kestabilan koneksi jaringan menjadi suatu
keunggulan tersendiri yang tidak dapat dijumpai pada jaringan lain, yakni
jaringan nirkabel (wireless). Hal ini disebabkan pada jaringan wired tidak
adanya interferensi atau gangguan penurunan jaringan. Selain itu, pada
jaringan wired memiliki karakteristik Unlimited Bandwidth dan Lowest
Error-Rate.
2.2 Jaringan Nirkabel (Wireless)
Jaringan wireless atau nirkabel merupakan teknologi jaringan
(modern) yang menggunakan media perantara udara atau gelombang radio
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Jaringan wireless berlisensi standar
IEEE 802.11. Institute of Electrical and Electronics Engineers atau yang
biasa dikenal IEEE adalah sebuah organisasi yang menciptakan dan
mengatur standar teknologi wireless. Frekuensi bandwith yang digunakan
adalah 2,4 GHz (802.11b, 802.11g, 802.11) dan 5 GHz (802.11a).
Topologi pada jaringan nirkabel ini dibagi menjadi dua yaitu
topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur (access point) dan topologi
nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur. [7] Jaringan wireless
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Gambar 2.1 Jaringan Wireless Berbasis Infrastruktur
Gambar 2.2 Jaringan Wireless Tanpa Infrastruktur
infrastruktur kebanyakan digunakan untuk memperluas jaringan LAN atau
untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun
jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat yaitu wireless access
point untuk menghubungkan client yang terhubung dan manajemen jaringan
wireless. Jaringan wireless dengan mode ad-hoc tidak membutuhkan
perangkat tambahan seperti access point, yang dibutuhkan hanyalah
wireless adapter pada setiap komputer yang ingin terhubung. Ad-hoc pada
dasarnya adalah jaringan yang diperuntukkan untuk keperluan sementara.
Jaringan wireless memiliki karakteristik Limited Bandwidth dan
Highest Error-Rate. Disamping itu memiliki kelemahan lain, yaitu tidak
mempunyai kemampuan untuk pengindraan jauh (sensing) ketika sedang
mengirim data, sehingga kemungkinan untuk terjadi tabrakan data
(collision) menjadi sangat besar (Sidharta dan Widjaja, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
2.2.1 Tantangan Jaringan Nirkabel (Wireless)
Pada jaringan wireless tentu memiliki sebuah tantangan
ketika digunakan, antara lain :
1) Limited Bandwidth
Pada jaringan wireless memiliki karakteristik bandwitdh
terbatas. Hal ini disebabkan karena harus berbagi kanal radio.
Kemudian efek dari noise dan interferensi jaringan akan semakin
membuat transmisi rate terbatas.
2) Highest Link Error Rate
Link error rate atau tingkat kerusakan link pada jaringan
wireless sangat tinggi. Link error rate 0,001 di jaringan wired
adalah 0,1 pada jaringan wireless. Semakin tinggi tingkat
kerusakan link nya, tentu akan mempengaruhi proses
pengiriman data dalam jaringan.
2.3 Routing Protokol
Routing protokol digunakan untuk mendapatkan rute atau jalur dari
satu jaringan ke jaringan lain. Routing merupakan proses dimana sebuah
router akan memilih rute atau jalur untuk mengirimkan atau mem-forward
suatu paket ke jaringan yang dituju. Router menggunakan IP address tujuan
untuk mengirimkan paket. Untuk mengetahui rute yang terbaik (best path)
terlebih dahulu sebuah router harus belajar atau bertukar informasi sesama
router yang saling terhubung, agar router mengetahui rute mana yang harus
dipilih untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Routing protokol digunakan untuk memfasilitasi pertukaran
informasi routing antar router. Dengan routing protokol, router dapat
berbagi informasi mengenai routing table, yaitu sebuah informasi tentang
jaringan lain yang saling terhubung [4]. Semua routing protokol bertujuan
mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan dan mempunyai cara sendiri
dalam proses pengiriman paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Gambar 2.3 Klasifikasi Dynamic Routing
Menurut kategori Interior Gateway Protocol (IGP), kategori routing
protokol dynamic yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu distance
vector dan link state. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat klasifikas i
Dynamic Routing protokol.
2.3.1 Distance Vector
Distance Vector menggunakan jarak dan arah sebagai acuan
untuk routing. Jarak adalah hop count atau jumlah router yang
dilalui, dan arah adalah alamat next hop atau interface keluar yang
digunakan oleh router. Routing protokol yang digunakan adalah
Bellman-Ford untuk perhitungan pemilihan jalur. Informasi atau
update table pada distance-vector dilakukan secara berkala oleh
router.
Berbeda dengan link-state yang melakukan update table
setiap ada perubahan pada topologi jaringan, sehingga pada
distance-vector routing protocol membutuhkan proses komputasi
yang lebih sederhana. Update dilakukan secara berkala pada
distance-vector dimana update routing table dikirimkan ke semua
router yang terhubung secara langsung. Contoh routing protocol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
yang menggunakan distance-vector adalah RIPv1, RIPv2, dan IGRP
[4].
Dan terdapat satu lagi routing protokol yang merupakan
tingkat lanjut dari routing protokol distance-vector, yaitu EIGRP
(Enchanced Interior Gateway Routing Protocol). Akan tetapi
EIGRP hanya dapat dijalankan pada router Cisco dan merupakan
hasil pengembangan dari routing protokol pendahulunya, yaitu
IGRP.
2.4 RIP (Routing Information Protocol)
RIP merupakan salah satu routing protocol dynamic yang
menggunakan algoritma distance-vector (Bellman Ford), sebuah protokol
yang sangat sederhana. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop
count, yakni jumlah lompatan yang dilalui sebuah router ketika mengir im
data dari source ke destination. RIP menggunakan protokol UDP pada port
520 untuk mengirimkan semua isi routing table ke router tetangga yang
terhubung secara langsung (directly connected), secara periodik setiap 30
detik [5].
Router yang menerima routing update akan meng-update routing
table-nya dan kemudian mengirimkan routing update ke router di
sampingnya lagi. Proses ini akan terus berulang melalui semua router yang
ada pada jaringan. Setiap perpindahan 1 router maka nilai hop count akan
bertambah 1. Bila paket data telah melalui 15 router, maka paket tersebut
akan di-discard (dimusnahkan), meskipun mungkin belum mencapai
tujuannya, dan network tujuan juga akan dianggap unreachability (tidak
dapat dicapai).
RIP bekerja dengan baik di network-network yang kecil, tetapi RIP
tidak efisien pada network-network dengan skala besar, sebab waktu yang
dibutuhkan untuk konvergensi menjadi lebih lama. Hal ini terjadi karena
RIP mengirimkan semua informasi table routing ke seluruh router ketika
update.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
RIP dibagi menjadi dua versi, yaitu RIPv1 dan RIPv2. RIP versi satu
mengunakan classful Routing, yang berarti semua alat di network harus
menggunakan subnet mask yang sama. Ini karena RIP versi satu tidak
mengirimkan update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP versi
dua menyediakan sesuatu yang disebut prefix Routing, dan bisa
mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update – update rute,
dan ini disebut classless Routing [5]. Pada tugas akhir ini, penulis murni
memfokuskan dan menggunakan algoritma RIP atau yang disebut RIP
konvensional sebagai kajian penelitian.
2.4.1 Karakteristik RIP
Berikut ini merupakan beberapa karakteristik dari RIP :
Distance vector routing protokol
Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk
pemilihan jalur.
Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable.
Secara default update routing (Update timer) dilakukan
secara broadcast setiap 30 detik.
RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet
mask pada update.
RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask
pada update.
2.4.2 RIP Timers
Selain update routing dilakukan secara broadcast setiap 30
detik sekali, RIP juga menggunakan tiga jenis timer yang lain untuk
mengatur performance-nya, yaitu :
1. Invalid timer = 90 detik.
Invalid timer yaitu waktu sebuah jalur dinyatakan tidak
berfungsi atau tidak valid. Kondisi sebuah rute menjadi tidak
valid akan dibuat jika router tidak mendengar update apapun
tentang suatu rute tertentu selama periode waktu ini. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
itu terjadi, router akan mengirimkan update ke semua router
tetangga untuk memberitahu bahwa rute itu sudah tidak valid
[5].
2. Holddown timer = 180 detik.
Holddown timer yaitu interval waktu yang berlaku antar
router yang menyatakan bahwa suatu jalur tidak dapat
dicapai. Timer ini menset lamanya waktu informasi Routing
ditahan. Router akan masuk ke status yang disebut holddown
state jika sebuah paket update yang diterima menunjukan
bahwa rute tidak terjangkau. Ini akan berlanjut sampai
sebuah paket update diterima dengan sebuah metric yang
lebih baik atau sampai holddown timer habis (expired).
3. Flush timer = 240 detik.
Flush timer yaitu waktu suatu jalur dihapus dari table
routing. Sebelum rute dihapus dari tabel Routing, router
memberitahu router tetangganya tentang rute yang akan mati
tersebut. Nilai dari rute invalid timer harus lebih kecil dari
pada nilai rute flush timer. Hal ini akan memberi cukup
waktu pada router untuk memberitahu router tetangganya
tentang router yang tidak valid sebelum tabel Routing local
di-update.
2.4.3 Cara kerja RIP
1) Setelah RIP di-enable router akan mengirimkan permintaan atau
request ke router tetangga, dan menerima request atau respon
balik dari router tetangga.
2) Ketika respon balik diterima, router akan menerima informas i
yang dikirim dan akan melakukan update terhadap routing table
lokal.
3) Setiap router dengan routing protocol RIP akan melakukan hal
yang sama agar tetap memiliki informasi routing yang terbaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Gambar 2.4 Cara Kerja RIP Kondisi Awal
Gambar 2.5 Cara Kerja RIP Ketika Melakukan Update
- Asumsi keadaan router baru menyala, router hanya punya
informasi tentang jaringan yang terhubung secara langsung
dengan dia.
- Router akan saling mengirimkan informasi yang dia punya.
- Router RTA mengirimkan data tentang jaringan yang terhubung
dia secara langung.
- RTB juga mengirimkan data jaringan yang terhubung dia secara
langsung.
- Setiap router melakukan pemeriksaan terhadap data yang
didapat, dibandingkan dengan tabel routing masing-masing.
- Bila belum ada akan dimasukkan, jika sudah ada akan
dibandingkan jumlah hop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Gambar 2.6 Cara Kerja RIP Setelah Terjadi Update
2.4.4 Kekurangan RIP
Kekurangan dari routing protocol ini adalah terbatasannya
jumlah lompatan (hop) yang dapat dijangkau, dimana hop maksimal
yang bisa dijangkau adalah 15 hop. Selain itu RIP memilik i
kekurangan lain yaitu :
Slow convergence.
Instability : Setelah router atau link terputus RIP membutuhkan
beberapa waktu untuk menstabilkan.
Hanya dapat menggunakan hop count sebagai metric.
RIP menggunakan bandwith yang besar : Mengirimkan seluruh
tabel routing ketika update.
2.5 Network Simulator 2 (NS-2)
NS-2 merupakan salah satu tool yang sangat berguna untuk
menunjukkan simulasi jaringan melibatkan Local Area Network (LAN),
Wide Area Network (WAN), dan telah mengalami perkembangan untuk
memasukkan didalamnya jaringan nirkabel (wireless) dan juga jaringan ad-
hoc [6].
Ada beberapa keuntungan menggunakan NS sebagai perangkat
lunak simulasi pembantu analisis dalam riset, antara lain adalah NS
dilengkapi dengan tool validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran
pemodelan yang ada pada NS. Secara default, semua pemodelan NS akan
dapat melewati proses validasi ini. Pemodelan media, protokol dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
komponen jaringan yang lengkap dengan perilaku trafiknya sudah
disediakan pada library NS [6].
NS juga bersifat open source dibawah Gnu Public License (GPL)
dan berkembang menjadi lebih dinamis, sehingga lebih friendly dan leluasa
ketika digunakan dalam sistem operasi linux/ ubuntu. Akan tetapi untuk
menjalankan dalam sistem operasi windows tidak perlu khawatir, dan
terlebih dahulu menginstal cygwin yang berfungsi sebagai linux
environment. NS dapat di-download dan digunakan secara gratis melalui
web site NS, yaitu http://www.isi.edu/nsnam/
2.5.1 Fungsi NS
Adapun beberapa fungsi pada NS-2, yaitu [6] :
Mendukung jaringan kabel (wired)
- Protokol routing Distance Vector, Link State
- Protokol Transport : TCP, UDP
- Sumber trafik : web, ftp, telnet, cbr, real audio
- Tipe antrian yang berbeda : drop tail, RED
- Quality of Service (QoS) : Integrated Services dan
Differentiated Services
- Emulation
Mendukung jaringan nirkabel (wireless)
- Protokol routing ad hoc: AODV, DSR, DSDV, TORA;
Jaringan hybrid; Mobile IP; Satelit; Senso-MAC; Model
propagasi: two-ray ground, free space, shadowing
Tracing
Visualisasi
- Network Animator (NAM)
- Trace Graph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.isi.edu/nsnam/
-
16
Kegunaan
- Pembangkit pergerakan mobile setdest –v (versi) –n (jumlah
node) –p (waktu pause) –s (kecepatan) –t (waktu simulasi) –
x (panjang area) –y (lebar area) > (File keluaran)
- Pembangkit pola trafik (CBR / TCP traffic) Ns cbrgen.tcl [-
type cbr | tcp] [-nn jumlah node] [-seed seed] [-mc koneksi]
[-rate rata-rata]
2.5.2 AWK
AWK scripts merupakan Unix tool yang sangat
bermanfaat untuk melakukan proses parsing yang bentuknya
menyerupai keluaran file keluaran .tr yang bisa diartikan sebagai
tabel. Proses parsing merupakan salah satu teknik yang dipakai
untuk mengambil data yang disediakan oleh trace-file. Tiap tabel
berisi beberapa record. Masing-masing baris pada file di atas
dianggap sebagai record. Kemudian tiap record terdiri atas
beberapa field yang dipisahkan dengan tanda spasi.
Ada beberapa cara untuk menggunakan AWK, tetapi
penulis hanya menggunakan dua cara, yaitu:
1. Mengeksekusi perintah AWK sebagai command line.
gawk [-f field-separator] ‘commands’ input-file(s)
Pada perintah di atas ‘commands’ adalah instruks i-
instruksi AWK yang ingin dijalankan. Penggunaan –F field
separator sifatnya optional, karena AWK menggunakan spasi
sebagai default field separator.
2. Seluruh instruksi AWK kita tuliskan dalam sebuah file
berekstensi .awk.
Kemudian pemanggilan perintah awk dilakukan dengan :
gawk –f awk-script-file input-file(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
BAB III
PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
3.1 Analisis Kebutuhan
Pada penelitian tugas akhir ini, dibutuhkan tools pendukung yaitu :
1. Ubuntu 15.01 sebagai Operating System.
2. NS-2.
3. Program AWK.
3.2 Parameter Simulasi
Pada penelitian tugas akhir ini akan ditentukan parameter yang
berguna untuk setiap pengujian. Adapun parameter yang akan digunakan
baik dalam simulasi jaringan wired dan wireless adalah :
Tabel 3.1 Parameter Jaringan Wired dan Wireless
Parameter Nilai
Tipe Network Interface Wired / Wireless
Tipe MAC IEEE 802.3 / IEEE 802.11
Luas Area Jaringan 500 x 500 m²
Jumlah Node 15 node
Mobility Node Static
Routing Protokol RIP konvensional
Bandwidth 1 mbps
Ukuran Paket 512 kb
Traffic Source UDP
Jumlah Koneksi 3
Interval Send Packet 0.05 ms
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Kecepatan Node
0 mps
Packet Error-Rate
0.03
0.05
0.10
0.15
Waktu Simulasi 1 jam (3600s)
Type Antrian Drop Tail
3.3 Skenario Simulasi
Pada tugas akhir ini, untuk mengetahui unjuk kerja RIP pada
jaringan wired dan wireless akan dibagi menjadi 2 skenario, yaitu :
1. Link tidak diganggu
Pada skenario ini, pengujian pertama dilakukan pada
jaringan wired dengan kondisi node diam/ tidak bergerak dengan
Link tidak diganggu. Kemudian pengujian ke dua dilakukan
pada jaringan wireless dengan ketentuan jumlah koneksi dan
jumlah node tetap beserta penambahan packet error-rate.
2. Link diganggu
Pada skenario ini, pengujian di jaringan wired dan
wireless yang semula dengan link tersambung, kini diputus link
nya secara random. Dengan ketentuan dalam waktu satu jam
simulasi terdapat 6 kali pemutusan dan 6 kali penyambungan
link.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Beberapa skenario yang digunakan untuk analisis unjuk kerja RIP
pada jaringan wired dan wireless adalah sebagai berikut :
Dalam pembentukan skenario dasar, pertama-tama dibentuk
jaringan dengan luas area 500 x 500 m², 15 node static, 3 koneksi UDP
dengan mobility node; static beserta penambahan packet error-rate.
Tabel 3.2 Skenario Wired Link tidak diganggu dengan pertambahan
Packet Error-Rate
Skenario selanjutnya beralih ke jaringan wireless. Pada skenario ini,
pengujian dilakukan dengan ketentuan yang sama, dengan link tidak
diganggu.
Tabel 3.3 Skenario Wireless Link tidak diganggu dengan pertambahan
Packet Error-Rate
Skenario Luas Area (m²) Node Koneksi
UDP
Packet
Error-Rate
wired_free_3err 500 x 500 m² 15 3 0.03
wired_free_5err 500 x 500 m² 15 3 0.05
wired_free_10err 500 x 500 m² 15 3 0.10
wired_free_15err 500 x 500 m² 15 3 0.15
Skenario Luas Area
(m²)
Node Koneksi
UDP
Packet
Error-Rate
wireless_free_3err 500 x 500 m² 15 3 0.03
wireless_free_5err 500 x 500 m² 15 3 0.05
wireless_free_10err 500 x 500 m² 15 3 0.10
wireless_free_15err 500 x 500 m² 15 3 0.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Skenario selanjutnya dengan link diganggu. Pada skenario ini
pengujian kembali dilakukan pada jaringan wired. Dalam 1 jam simulas i
terdapat 6 kali pemutusan link secara random diikuti penyambungan link,
dengan interval waktu penyambungan link setiap 1 menit sekali.
Tabel 3.4 Skenario Wired Link diganggu dengan pertambahan Packet
Error-Rate
Skenario yang terakhir dilakukan pada jaringan wireless, dengan
link diganggu berikut ketentuan yang sama di atas.
Tabel 3.5 Skenario Wireless Link diganggu dengan pertambahan Packet
Error-Rate
Skenario Luas Area
(m²)
Node Koneksi
UDP
Packet
Error-Rate
wired_down_3err 500 x 500 m² 15 3 0.03
wired_down_5err 500 x 500 m² 15 3 0.05
wired_down_10err 500 x 500 m² 15 3 0.10
wired_down_15err 500 x 500 m² 15 3 0.15
Skenario Luas Area
(m²)
Node Koneksi
UDP
Packet
Error-Rate
wireless_down_3err 500 x 500 m² 15 3 0.03
wireless_down_5err 500 x 500 m² 15 3 0.05
wireless_down_10err 500 x 500 m² 15 3 0.10
wireless_down_15err 500 x 500 m² 15 3 0.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Setiap skenario pengujian masing-masing akan menghasi lkan
keluaran trace-file, yakni berupa data mentahan. Hasil trace-file dari
pengujian tersebut kemudian dilakukan proses parsing AWK sehingga akan
terlihat hasilnya secara real dan selanjutnya ditampilkan ke dalam sebuah
tabel dan grafik.
3.4 Parameter Kinerja
Tiga parameter yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah :
a. Throughput Jaringan
Throughput adalah jumlah bit data yang diterima oleh node
tujuan per satuan waktu (biasanya detik). Biasanya throughput selalu
dikaitkan dengan bandwidth [2]. Karena throughput memang bisa
disebut sebagai bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya.
Bandwidth lebih bersifat tetap, sementara throughput sifatnya
dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi. Throughput
mempunyai satuan kbps (kilo bit per second).
Throughput akan semakin baik jika nilainya semakin besar.
Besarnya throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja
protokol routing tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai
indikator untuk mengukur performansi dari sebuah protokol.
Rumus untuk menghitung throughput adalah :
b. Delay Jaringan
Delay yang dimaksud adalah end to end delay. End to end delay
adalah waktu yang dibutuhkan paket dalam jaringan dari saat paket
dikirim sampai diterima oleh node tujuan. Delay merupakan suatu
indikator yang cukup penting untuk perbandingan protokol routing,
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
karena besarnya sebuah delay dapat memperlambat kinerja dari
protokol routing tersebut. [3]
Rumus untuk menghitung delay :
c. Routing Overhead
Routing Overhead merupakan cost / biaya yang dibutuhkan
pada saat pengiriman pesan atau data. Dalam NS-2 routing overhead
dapat dilihat dengan menjumlah banyaknya paket kontrol atau paket
routing yang dihasilkan oleh protokol routing selama simulas i.
Seluruh paket routing yang dikirim (sent) ataupun diteruskan
(forward) diperhitungkan sebagai routing overhead. Unjuk kerja lebih
baik jika nilai routing overhead lebih rendah.
3.5 Topologi Jaringan
Topologi jaringan yang dipakai baik pada wired maupun wireless
menggunakan pola penyebaran random, dengan keadaan semua node diam.
Berikut merupakan bentuk snapshoot jaringan yang akan dibuat dengan
node 15, terlihat perbedaan letak node antara jaringan wired dan wireless
pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 .
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑑 𝑡𝑜 𝑒𝑛𝑑 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Gambar 3.1 Snapshoot Jaringan Wired 15 node
Gambar 3.2 Snapshoot Jaringan Wireless 15 node
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan analisis unjuk kerja RIP pada jaringan wired dan
wireless ini maka akan dilakukan seperti pada tahap skenario perencanaan
simulasi jaringan pada Bab III. Hasil dari simulasi yang berupa output trace-
file dari setiap .tcl selanjutnya dilakukan proses parsing AWK sehingga
menghasilkan data real, kemudian diolah menjadi sebuah grafik yang baik.
4.1 RIP Pada Jaringan Wired
4.1.1 Throughput Jaringan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput Wired Link Tidak Diganggu dan
Link Diganggu, dengan Penambahan Packet Error-Rate
Keterangan :
- PER = Packet Error-Rate
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Throughput (kbps)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 2153,86 2058,95
15 0.05 2114,55 2021,49
15 0.10 1749,22 1688,1
15 0.15 1384,02 1351,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
2153,86 2114,55
1749,22
1384,02
2058,95 2021,49
1688,1
1351,13
0
500
1000
1500
2000
2500
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Thro
ugh
pu
t (k
bp
s)
15 Node
Throughput Wired
Link Tidak Diganggu Link DIganggu
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Throughput pada Jaringan Wired
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan menurunkan throughput UDP pada skenario wired, dengan keadaan
link tidak diganggu pada simulasi ini. Semakin tinggi dinaikkan tingkat
kerusakan link nya, akan membuat perlahan throughput jatuh, dan semakin
tinggi tingkat kerusakan link nya maka throughput juga akan semakin jatuh
pula. Pada penambahan Packet Error-Rate 0,03 ke 0,05 terlihat sedikit
mengalami penurunan throughput, karena hanya berselisih 0,02 dari standar
default nya. Kemudian dinaikkan lagi menjadi 0,1 dan 0,15. Dari situ
terlihat bahwa throughput drastis mengalami penurunan yang signifikan.
Hal ini terjadi karena semakin besar tingkat kerusakan link nya, maka proses
pengiriman data dari source ke destination akan mengalami hambatan yang
berarti. Atau dengan kata lain, sebuah jalur/ link sudah tidak effektif lagi
untuk digunakan.
Sedangkan penambahan Packet Error-Rate pada skenario link
diganggu, secara keseluruhan menghasilkan throughput sedikit lebih turun
dibandingkan skenario link tidak diganggu. Akan tetapi hal itu tidak lah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Delay pada Jaringan Wired
1,79205 1,793151,79512
1,79817
1,801141,80251
1,805391,80785
1,78
1,785
1,79
1,795
1,8
1,805
1,81
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Del
ay
(ms)
15 Node
Delay Wired
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
menjadi suatu masalah yang berarti dan tidak terlalu mempengaruhi
performa RIP walaupun diganggu link nya, karena pada dasarnya jaringan
wired memiliki karakteristik Unlimited Bandwidth dan Lowest Error-Rate.
Oleh sebab itu, secara keseluruhan baik skenario keadaan link tidak
diganggu maupun link diganggu, RIP terhitung tetap dapat berjalan baik di
jaringan wired sekalipun ditingkatkan kerusakan link nya.
4.1.2 Delay Jaringan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Delay Wired dengan Penambahan Packet
Error-Rate
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Delay (ms)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 1,79205 1,80114
15 0.05 1,79315 1,80251
15 0.10 1,79512 1,80539
15 0.15 1,79817 1,80785
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan meningkatkan delay pada skenario wired, baik dengan keadaan link
tidak diganggu maupun link diganggu pada simulasi ini. Semakin dinaikkan
tingkat kerusakan link nya, maka akan mengakibatkan delay semakin tinggi
pula. Pada skenario link tidak diganggu, delay yang dihasilkan akan
mengalami peningkatan seiring dengan penambahan Packet Error-Rate.
Hal ini terjadi karena semakin besar tingkat kerusakan link nya, maka proses
pengiriman data dari source ke destination akan mengalami hambatan yang
berarti. Kenaikan delay tidak begitu mengalami kenaikan yg signifikan. Hal
ini terjadi karena walaupun ditingkatkan kerusakan link nya, dampak dari
error link nya tidak begitu mempengaruhi delay yang dihasilkan, dan
ditunjang lagi dengan karakteristik di jaringan wired bandwidth yang
disalurkan besar dan stabil.
Sedangkan pada skenario link diganggu, delay yang dihasilkan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan skenario link tidak diganggu.
Hal ini terjadi karena, ketika link diganggu atau mengalami pemutusan link,
maka RIP akan masuk dalam fase invalid timmer, dimana harus menunggu
maksimal selama 90 detik untuk melakukan pencarian rute/ jalur baru
dengan pemilihan hop count seminimal mungkin sebelum jalur itu
dinyatakan sudah tidak valid lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Routing Overhead pada Jaringan Wired
1108912521
15791
19130
11154
12713
15965
19389
0
5000
10000
15000
20000
25000
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Ro
uti
ng
Ove
rhea
d
15 Node
Routing Overhead Wired
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
4.1.3 Routing Overhead Jaringan
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Routing Overhead Wired dengan Penambahan
Packet Error-Rate
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan semakin meningkatkan Routing Overhead pada jaringan wired. Pada
skenario keadaan link tidak diganggu, terlihat semakin mengalami kenaikan
Routing Overhead yang relatif tinggi seiring dengan penambahan packet
Error-Rate. Hal ini terjadi karena di jaringan wired bandwidth yang
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Routing Overhead (message)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 11089 11154
15 0.05 12521 12713
15 0.10 15791 15965
15 0.15 19130 19389
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
disalurkan besar sehingga paket yang didrop sangat besar pula. Ketika
semakin banyak paket yang didrop maka routing akan lebih sering
melakukan control message.
Pada skenario keadaan link diganggu, komentar sama dengan
skenario link tidak diganggu. Akan tetapi pada skenario ini terjadi
peningkatan Routing Overhead. Hal ini dikarenakan terjadi pemutusan link,
maka paket yang didrop akan semakin banyak. Ketika semakin banyak
paket yang didrop maka routing akan lebih sering melakukan control
message, sehingga menghasilkan routing overhead yang lebih tinggi.
4.2 RIP Pada Jaringan Wireless
4.2.1 Throughput Jaringan
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Throughput Wireless dengan Penambahan
Packet Error-Rate
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Throughput (kbps)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 78,22 72,47
15 0.05 74,13 68,40
15 0.10 68,95 62,25
15 0.15 58,77 52,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
78,2274,13
68,95
58,77
72,4768,40
62,25
52,83
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Thro
ugh
pu
t (k
bp
s)
15 Node
Throughput Wireless
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Throughput pada Jaringan Wireless
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan menurunkan throughput UDP pada skenario wireless, baik dengan
keadaan link tidak diganggu maupun link diganggu pada simulasi ini.
Semakin tinggi dinaikkan tingkat kerusakan link nya, akan membuat
perlahan throughput jatuh, dan semakin tinggi tingkat kerusakan link nya
maka throughput juga akan semakin jatuh pula. Pada skenario link tidak
diganggu, hasil throughput terlihat berada pada zona critical dan paling
tinggi menyentuh angka 78,22. Dari situ jelas dapat digambarkan bahwa
ketika RIP diterapkan pada jaringan wireless tidak dapat bekerja effektif.
Kemudian, penambahan Packet Error-Rate dari 0,03 hingga 0,15
throughput yang dihasilkan mengalami penurunan meskipun tidak
signifikan. Hal ini terjadi karena semakin besar tingkat kerusakan link nya,
maka proses pengiriman data dari source ke destination akan mengalami
hambatan yang berarti. Atau dengan kata lain, sebuah jalur/ link sudah tidak
effektif lagi untuk digunakan. Terlihat pada hasil throughput dari
penambahan Packet Error-Rate mengalami penurunan yang signifikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
karena pada jaringan wireless throughput yang dihasilkan sudah sangat
rendah, dan ketika dinaikkan tingkat error-rate nya maka akan semakin
membuat throughput mengalami penurunan yang drastis.
Sedangkan penambahan Packet Error-Rate pada skenario link
diganggu, secara keseluruhan menghasilkan penurunan throughput yang
lebih rendah dibandingkan dengan skenario link tidak diganggu. Hal ini
terjadi karena pada jaringan wireless memiliki karakteristik Limited
Bandwidth dan Highest Error-Rate. Oleh sebab itu, secara keseluruhan baik
skenario link tidak diganggu maupun link diganggu, RIP tidak dapat
berjalan baik/ effektif di jaringan wireless.
4.2.2 Delay Jaringan
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Delay Wireless dengan Penambahan Packet
Error-Rate
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Delay (ms)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 2,87605 3,09996
15 0.05 3,02647 3,24863
15 0.10 3,49692 3,69955
15 0.15 3,77738 4,19293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Delay pada Jaringan Wireless
2,87605 3,02647
3,496923,77738
3,099963,24863
3,699554,19293
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Del
ay
(ms)
15 Node
Delay Wireless
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan meningkatkan delay pada skenario wireless, baik dengan skenario link
tidak diganggu maupun link diganggu pada simulasi ini. Semakin dinaikkan
tingkat kerusakan link nya, maka akan mengakibatkan delay semakin tinggi
pula. Pada skenario link tidak diganggu, delay yang dihasilkan akan
mengalami peningkatan seiring dengan penambahan Packet Error-Rate.
Semakin besar tingkat kerusakan link nya, maka proses pengiriman data
dari source ke destination akan mengalami hambatan yang berarti.
Kenaikan delay terlihat mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
terjadi karena bandwidth yang disalurkan pun terbatas, sehingga
mengakibatkan delay nya meningkat siginifikan.
Sedangkan pada skenario link diganggu, delay yang dihasilkan
semakin mengalami peningkatan dibandingkan dengan skenario link tidak
diganggu. Hal ini terjadi karena, ketika link diganggu atau mengalami
pemutusan link, maka RIP akan masuk dalam fase invalid timmer, dimana
harus menunggu maksimal selama 90 detik untuk melakukan pencarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
46234720
50655181
4702
4824
5191
5321
4200
4400
4600
4800
5000
5200
5400
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Ro
uti
ng
Ove
rhea
d
15 Node
Routing Overhead Wireless
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu,
dengan Penambahan Packet Error-Rate terhadap Rata-rata
Routing Overhead pada Jaringan Wireless
rute/ jalur baru dengan pemilihan hop count seminimal mungkin sebelum
jalur itu dinyatakan sudah tidak valid lagi. Sedangkan pada jaringan
wireless itu sendiri memiliki karakteristik Limited Bandwidth dan Highest
Error-Rate.
4.2.3 Routing Overhead Jaringan
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Routing Overhead Wireless dengan
Penambahan Packet Error-Rate
Jumlah
Koneksi
Node Packet Hasil Routing Overhead (message)
Error-
Rate
Link Tidak
Diganggu
Link
Diganggu
3 UDP
15 0.03 4623 4702
15 0.05 4720 4824
15 0.10 5065 5191
15 0.15 5181 5321
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa penambahan Packet Error-Rate
akan semakin meningkatkan Routing Overhead pada jaringan wireless.
Pada skenario keadaan link tidak diganggu, terlihat semakin mengalami
kenaikan Routing Overhead yang cukup signifikan seiring dengan
penambahan Packet Error-Rate. Hal ini terjadi karena dengan peningkatan
Packet Error-Rate maka beban link / tingkat kerusakan link dalam jaringan
semakin besar, sehingga mengakibatkan paket yang didrop semakin
bertambah banyak.
Pada skenario keadaan link diganggu, komentar sama dengan
skenario link tidak diganggu. Akan tetapi pada skenario ini terjadi
penurunan Routing Overhead yang sangat drastis, disebabkan oleh
pemutusan link, maka dengan bandwidth yang terbatas (pada jaringan
wireless) akan berdampak total pengiriman paket yang disalurkan sangat
kecil dan begitu juga paket yang didrop juga sangat kecil pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput pada
Jaringan Wired dan Wireless
2153,86 2114,55 1749,22 1384,02
78,22 74,13 68,95 58,77
1
10
100
1000
10000
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Thro
ugh
pu
t (k
bp
s)
15 Node
Throughput Wired dan Wireless, Link Tidak Diganggu
Wired Wireless
4.3 Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired dan Wireless
4.3.1 Throughput Jaringan
Tabel 4.7 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link tidak diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput
Jaringan
Hasil Throughput (kbps)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Tidak Diganggu
15 Node
Wired
0.03 2153,86
0.05 2114,55
0.10 1749,22
0.15 1384,02
Wireless
0.03 78,22
0.05 74,13
0.10 68,95
0.15 58,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput pada Jaringan
Wired dan Wireless
2058,95 2021,49 1688,1 1351,13
72,47 68,4 62,25 52,83
1
10
100
1000
10000
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Thro
ugh
pu
t (k
bp
s)
15 Node
Throughput Wired dan Wireless, Link Diganggu
Wired Wireless
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Throughput Jaringan
Hasil Throughput (bit/s)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Diganggu
15 Node
Wired
0.03 2058,95
0.05 2021,49
0.10 1688,1
0.15 1351,13
Wireless
0.03 72,47
0.05 68,40
0.10 62,25
0.15 52,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Untuk perbandingan RIP pada jaringan wired dan wireless sangat
jelas terlihat perbedaan throughput UDP yang signifikan pada seluruh
skenario. Pada gambar 4.7 dengan keadaan link tidak diganggu, disana
terlihat bahwa throughput yang dihasilkan antara wired dan wireless sangat
jauh berbeda. Pada jaringan wired, hasil throughput cenderung tinggi
karena pada dasarnya jaringan wired memiliki karakteristik Unlimited
Bandwitdth dan Lowest Error-Rate, sehingga throughput yang
dihasilkannya pun juga tinggi. Penurunan throughput yang terlihat karena
seiring dengan penambahan Packet Error-Rate. Semakin tinggi dinaikkan
tingkat kerusakan link nya, akan membuat perlahan throughput jatuh, dan
semakin tinggi tingkat kerusakan link nya maka throughput juga akan
semakin jatuh pula. Terlihat pada penurunan throughput pada jaringan
wired yang begitu sensitif jika ditingkatkan kerusakan link nya, maka akan
membuat throughput mengalami penurunan secara signifikan.
Sedangkan pada jaringan wireless, hasil throughput relatif rendah
karena pada dasarnya jaringan wireless memiliki karakteristik Limited
Bandwitdh dan Highest Error-Rate. Sehingga throughput yang
dihasilkannya pun juga cenderung rendah. Kemudian penurunan throughput
juga semakin mengalami penurunan secara signifikan seiring dengan
penambahan Packet Error-Rate.
Selanjutnya pada gambar 4.8 dengan skenario link diganggu, secara
keseluruhan throughput yang dihasilkan, baik pada jaringan wired maupun
wireless mengalami penurunan dibandingkan dengan skenario link tidak
diganggu. Hal ini terjadi karena, ketika link diganggu atau mengalami
pemutusan link, maka akan semakin membebani RIP pada jaringan
wireless, karena bandwidth yang disalurkan sangat terbatas. Sehingga
dengan melihat karakteristik pada jaringan wireless itu sendiri, hal itu lah
yang menyebabkan hasil throughput berada pada zona critical.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Gambar 4.9 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Delay pada Jaringan
Wired dan Wireless
1,79205 1,79315 1,79512 1,79817
2,87605 3,02647
3,496923,77738
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Del
ay
(ms)
15 Node
Delay Wired dan Wireless, Link Tidak Diganggu
Wired Wireless
4.3.2 Delay Jaringan
Tabel 4.9 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link tidak diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Delay Jaringan
Hasil Delay (ms)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Tidak Diganggu
15 Node
Wired
0.03 1,79205
0.05 1,79315
0.10 1,79512
0.15 1,79817
Wireless
0.03 2,87605
0.05 3,02647
0.10 3,49692
0.15 3,77738
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
1,80114 1,80251 1,80539 1,80785
3,09996 3,248633,69955
4,19293
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Del
ay
(ms)
15 Node
Delay Wired dan Wireless, Link Diganggu
Wired Wireless
Tabel 4.10 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Delay Jaringan
Hasil Delay (ms)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Diganggu
15 Node
Wired
0.03 1,80114
0.05 1,80251
0.10 1,80539
0.15 1,80785
Wireless
0.03 3,09996
0.05 3,24863
0.10 3,69955
0.15 4,19293
Gambar 4.10 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Delay pada Jaringan Wired
dan Wireless
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa delay di seluruh skenario, jaringan
wired lebih unggul daripada jaringan wireless. Hal ini terjadi karena pada
jaringan wired tidak ada interferensi atau gangguan penurunan koneksi
jaringan dan memiliki bandwidth tak terbatas. Sehingga delay yang
dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan jaringan wireless. Kemudian
dari penambahan Packet Error-Rate menunjukkan peningkatan delay yang
signifikan pada jaringan wireless, karena bandwidth yang disalurkan pun
terbatas.
Untuk gambar 4.10 komentar sama dengan gambar 4.9. Tetapi pada
saat skenario link diganggu/ terjadi pemutusan link, terlihat peningkatan
delay. Pada jaringan wired terlihat meningkat tidak begitu signifikan karena
memiliki karakteristik Unlimited Bandwidth dan Lowest Error-Rate.
Sedangkan delay yang dihasilkan pada jaringan wireless semakin
meningkat signifikan.
4.3.3 Routing Overhead Jaringan
Tabel 4.11 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link tidak diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Routing
Overhead Jaringan
Hasil Routing Overhead (message)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Tidak Diganggu
15 Node
Wired
0.03 11089
0.05 12521
0.10 15791
0.15 19130
Wireless
0.03 4623
0.05 4720
0.10 5065
0.15 5181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Gambar 4.11 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dengan Penambahan
Packet Error-Rate terhadap Rata-rata Routing Overhead
pada Jaringan Wired dan Wireless
1108912521
15791
19130
4623 4720 5065 5181
0
5000
10000
15000
20000
25000
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Ro
uti
ng
Ove
rhea
d
15 Node
Routing Overhead Wired dan Wireless, Link Tidak Diganggu
Wired Wireless
Tabel 4.12 Hasil Perbandingan RIP Pada Jaringan Wired Dan
Wireless, Link diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Routing Overhead
Jaringan
Hasil Routing Overhead (message)
Packet Error-
Rate
3 Koneksi UDP
Link Diganggu
15 Node
Wired
0.03 11154
0.05 12713
0.10 15965
0.15 19389
Wireless
0.03 4702
0.05 4824
0.10 5191
0.15 5321
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Gambar 4.12 Grafik Pengaruh Link Diganggu dengan Penambahan Packet
Error-Rate terhadap Rata-rata Routing Overhead pada
Jaringan Wired dan Wireless
1115412713
15965
19389
4702 4824 5191 5321
0
5000
10000
15000
20000
25000
0,03 PER 0,05 PER 0,1 PER 0,15 PER
Ro
uti
ng
Ove
rhea
d
15 Node
Routing Overhead Wired dan Wireless, Link Diganggu
Wired Wireless
Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 menunjukkan bahwa di seluruh
skenario, Routing Overhead RIP pada jaringan wired lebih tinggi daripada
jaringan wireless. Hal ini terjadi karena pada jaringan wired bandwidth yang
disalurkan sangat tinggi sehingga menyebabkan dalam jaringan akan sibuk/
penuh. Dengan bandwidth yang tinggi, maka total paket yang dikirim akan
sangat besar dan tentu juga akan berdampak paket yang didrop akan sangat
banyak, karena kesibukan dalam jaringan. Kemudian dari penambahan
Packet Error-Rate akan semakin meningkatkan Routing Overhead karena
link dalam jaringan akan semakin mengalami beban kerusakan, maka paket
yang didrop juga akan sangat besar pula. Ketika semakin banyak paket yang
didrop maka routing akan lebih sering melakukan control message,
sehingga menghasilkan routing overhead yang lebih tinggi.
Sedangkan pada jaringan wireless menghasilkan Routing Overhead
jauh lebih rendah, karena bandwidth yang disalurkan pada jaringan wireless
sangat terbatas. Maka total paket yang dikirim tentu juga akan jauh semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
kecil dibandingkan pada jaringan wired. Begitu juga paket yang didrop juga
akan sangat sedikit karena tingkat kesibukan jaringan yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Protokol routing RIP tidak cocok diterapkan pada jaringan wireless
karena RIP membutuhkan control message yang tinggi saat dijalankan,
sedangkan bandwidth terbatas.
2. Delay pada jaringan wired lebih baik dibandingkan delay pada jaringan
wireless, karena pada jaringan wired memiliki karakteristik Unlimited
Bandwidth dan Lowest Error-Rate.
3. Routing Overhead di jaringan wired lebih tinggi karena bandwidth yang
disalurkan sangat tinggi yang mengakibatkan jaringan penuh / sibuk.
Sehingga berdampak pada paket yang didrop sangat banyak. Ketika
semakin banyak paket yang didrop maka routing akan lebih sering
melakukan control message.
4. Sedangkan Routing Overhead di jaringan wireless lebih rendah karena
bandwidth yang disalurkan terbatas, sehingga berdampak pada total
pengiriman data rendah dan paket yang didrop juga rendah.
5.2 Saran
Pada pengembangan selanjutnya, beberapa hal yang dapat dijadikan
bahan kajian penelitian adalah :
1. Melakukan pengujian dengan menggunakan parameter convergence
time untuk melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan router / node
untuk mengkoreksi topologi jaringan ada, ketika terjadi update pada
jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
2. Melakukan pengujian dengan menggunakan traffic source TCP, yang
dapat semakin mempengaruhi unjuk kerja routing protokol pada saat
pengiriman data.
3. Melakukan pengujian dengan menambah jumlah node dan jumlah
koneksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fadhilahilmi. Februari 2013. Analisis-Kinerja-Rip-Routing-Information-
Protocol-Untuk-Optimalisasi-Jalur-Routing.
[2] Khristian, Edward. 2012. Perbandingan Performansi Protokol DSDV dan
OLSR Pada Mobile Ad Hoc Network Dengan Simulator NS2. Tugas Akhir.
Yogyakarta: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
[3] Wahanani, Henni Endah. Kinerja Protokol DSR Pada Jaringan Manet
Dengan Metode Node Disjoint And Alternative Multipath Routing. Tugas
Akhir. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jatim.
[4] Syafrudin, Muhammad. Juni 2010. Analisa Unjuk Kerja Routing Protocol
RIPng dan OSPFv3 Pada Jaringan Ipv6, Tugas Akhir : Fakultas Teknik
Elektro Universitas Indonesia.
[5] Setiawan, Agus., & Sevani, N., April – Juni 2012. Perbandingan Quality
of Service Antara Routing Information Protocol (RIP) Dengan Open
Shortest Path First (OSPF), Jurnal. Jakarta : Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Kristen Krida Wacana.
[6] Wirawan, A.B., & Indarto, E., 2004, Mudah Membangun Simulasi dengan
Network Simulator-2, Andi Offset, Yogyakarta.
[7] Schiller, Jochen H., Mobile Communications, Great Britain 2000, Second
Edition, 2003.
[8] Sukaridhoto, Sritrusta, S.T., Ph.D., 2014.“Buku Jaringan Komputer I”,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
LAMPIRAN
A. LISTING PROGRAM
1. RIP pada jaringan wired
node15_down_3err.tcl
set ns [new Simulator]
#set nf [open node15_down_3err.nam w]
#$ns namtrace-all $nf
set tracefd [open node15_down_3err.tr w]
$ns trace-all $tracefd
$ns rtproto DV
proc finish {} {
global ns nf tracefd
$ns flush-trace
#close $nf
close $tracefd
#exec nam node15_down_3err.nam &
exit 0}
#set banyak node
for {set i 0} {$i < 15} {incr i} {
set n($i) [$ns node]}
$ns duplex-link $n(0) $n(1) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(1) $n(2) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(1) $n(3) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(1) $n(5) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(1) $n(6) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(2) $n(4) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(2) $n(11) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(3) $n(6) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(4) $n(7) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(4) $n(10) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(5) $n(7) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(5) $n(14) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(6) $n(7) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(6) $n(8) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(7) $n(12) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(8) $n(12) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(8) $n(13) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(10) $n(11) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(10) $n(12) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(12) $n(9) 1Mb 10ms DropTail
$ns duplex-link $n(13) $n(12) 1Mb 10ms DropTail
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
$ns duplex-link $n(14) $n(4) 1Mb 10ms DropTail
#create the error model
set loss_module [new ErrorModel]
$loss_module unit pkt
#$em unit bit
$loss_module set rate_ 0.03 ; # PER = 3%
#$loss_module set rate_ 0.05 ; # PER = 5%
#$loss_module set rate_ 0.1 ; # PER = 10%
#$loss_module set rate_ 0.15 ; # PER = 15%
$loss_module ranvar [new RandomVariable/Uniform]
$loss_module drop-target [new Agent/Null]
$ns link-lossmodel $loss_module
top related