al quran sebagai pedoman hidup serta sifat dan kandungannya (ovilia reg b1)

28
Disusun Oleh: OVILIA DELLA PRATIVI REGULER B/I Guru Pembimbing: DRA. NYIMAS NUR KHOTIMAH, M.KES.

Upload: oviliaizecson

Post on 04-Aug-2015

4.849 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

Disusun Oleh:OVILIA DELLA PRATIVI

REGULER B/I

Guru Pembimbing:DRA. NYIMAS NUR KHOTIMAH, M.KES.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANGJURUSAN FARMASI

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Page 2: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya,

serta petunjuknya sehingga makalah agama dengan judul Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

Serta Sifat dan Kandungan Yang Ada Di dalamnya dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat

atas dasar karena tugas yang diberikan oleh guru agama penulisi. Selain itu makalah ini

penulis jadikan sarana untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah dalam materi

pembelajaran agama.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada pembuatan

makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna dan

berfungsi pada setiap kesempatan yang bermanfaat.

Palembang, November 2010

Penulis

Page 3: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………. iii

Pendahuluan ………………………………………………………………………………... 4

Isi ……………………………………………………………………………………………. 5

1. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup………………………………………………….. 5

2. Sejarah Turunnya Al Qur'an…………………………………………………………..

3. Kandungan Al QUr'an………………………………………………………………..12

4. Keutamaan atau Fungsi Al Qur'an…………………………………………………... 16

Penutup …………………………………………………………………………………….. 18

1. Kesimpulan …………………………………………………………………………..18

2. Saran ………………………………………………………………………………... 18

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 19

Page 4: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

I. PENDAHULUAN

"Tak kenal maka tak sayang" sebuah pepatah yang sering kita dengar dalam hidup ini.

Jika kita aplikasikan pepatah tersebut dalam hal keimanan kita pada Allah SWT, maka kita

dapat menarik kesimpulan bagaimana kita akan cinta pada Allah SWT jika kita belum

mengenal-Nya. Bagaimanakah cara kita mengenal Allah SWT? Salah satu caranya adalah

dengan mempelajari Al Qur'an, mendalami, dan memahami, serta mengamalkan dalam

kehidupan. Dengan demikian kita akan mengetahui betapa besarnya kuasa Allah SWT,

mengetahui tentang agama-Nya, sehingga akan menambah keimanan serta kecintaan kita pada

Allah SWT.

Selain itu, bagai anak ayam yang kehilangan induknya, akan tersesat tanpa ada yang

memberinya petunjuk dalam menjalani kehidupan. Begitupun kita sebagai menusia, .

Seandainya saja tidak ada ‘utusan’ yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan

kebingungan dalam mengarungi hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum

materialis, atheis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka bersyukurlah kita yang

mendapatkan petunjuk dari utusan Allah yaitu Muhammad SAW, yang menyampaikan kabar gembira,

memberi peringatan, dan menerangkan hakikat penciptaan kita di dunia. Bersama Beliau,

diturunkanlah Al Qur’an sebagai pedoman hidup. 

Sebagai umat muslim, kita perlu mempelajari dan mendalami kitab kita Al Qur'an.

Bagaimana mungkin seorang muslim tidak mengenal kitabnya sendiri. Dengan mempelajari

sejarah, sifat, isi atau kandungan yang terdapat di dalamnya, kita dapat menjadikan Al Qur;an

sebagai pedoman dan petunjuk kita dalam menjalani kehidupan demi mendapatkan

kebahagiaan dunia dan akhirat kelak, serta menambah keimanan serta kecintaan kita pada

sang Khalik Allah SWT.

Page 5: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

II. ISI

Di dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai Al Qur;an sebagai pedoman

hidup, sejarah, dan kandungan yang ada di dalamnya.

1. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup Manusia

Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Di samping itu

Dia juga memberikan bekal kepada manusia supaya dapat menjalankan tugas kekhalifahan,

yakni Al-Qur’an Al-Karim. Al-Quran adalah pedoman hidup manusia dalam mengarungi

tugas kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat barikut

"dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan

keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap

gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke

jalan yang lurus."(Q.S. Surat Al Maidah:19)

"Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi

kaum yang meyakini."(Q.S. Surat Al-Jaatsiyah:20)

Asy-Syahid Hasan Al-Banna pernah mengungkapkan bahwa sikap kebanyakan

manusia di masa-masa sekarang ini terhadap kitab Allah SWT ibarat manusia yang diliputi

dengan kegelapan dari segala penjuru. Berbagai sistem telah bangkrut, masyarakat telah

hancur, nasionalisme telah jatuh. Setiap kali manusia membuat sistem baru untuk diri mereka,

segera sistem itu hancur berantakan. Hari ini, manusia tidak mendapatkan jalan selain berdoa,

Page 6: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

bersedih, dan menangis. Sungguh aneh, karena di hadapan mereka sebenarnya terdapat Al-

Qur’an, cahaya sempurna.

Al-Qur’an adalah kitab suci sebagai Kalam Ilahi yang diturunkan Allah SWT kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Di

dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi yang

meyakini, mempelajari dan mengamalkannya.

Karena itu, kaum muslimin harus benar-benar yakin bahwa hanya dengan Al-Qur’an-

lah umat silam dapat maju ke arah kesempurnaan. Kuat atau lemahnya, maju atau mundurnya

umat Islam tergantung kepada sikapnya dan pemahamannya terhadap Al-Qur’an. Syekh

Muhammad Al-Ghazali, seorang ulama kharismatik dari Mesir dalam bukunya “Kaifa

nata’ammal Ma’al Qur’an mengatakan “Sikap sekarang terhadap Al-Qur’an sangat

memprihatinkan, seolah-olah Al-Qur’an dibicarakan kepada mereka dari tempat yang yang

sangat jauh, dan sangat sulit menemukan orang yang benar-benar berpegang teguh kepada Al-

Qur’an . Ini adalah masalah besar yang tidak boleh dibiarkan berlarut begitu saja, bila kita

tidak menginginkan keterasingan dari agama dan dari keterasingan Al Qur’an sebagai

pedoman hidup”.

Dalam Al-Qur’an telah diceritakan tentang orang-orang yang meninggalkan/acuh tak

acuh terhadap Al-Qur’an, dimana mereka yang menolak dan meninggalkan Al-Qur’an itu

diadukan oleh Nabi Muhammad SA|W kepada Allah SWT. Sebagaimana yang tergambar

dalam firman Allah SWT surat Al Furqan:30

"berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu

yang tidak diacuhkan".(Q.S. al Furqan:30)

Page 7: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka yang

terkunci?”. (Q.S. Muhammad: 24)

Banyak hal dalam Al-Qur'an yang dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup kita.

Mulai dari masalah akidah, akhlak, syariat hingga ilmu pengetahuan. Dengan demikian, hidup

yang kita jalani, dengan berdasar pada Al Qur'an, akan menapaki jalan yang diridhai Allah

SWT.

2. Sejarah Turunnya Al Qur'an

"Quran" menurut pendapat Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan", asal kata qara’a. Kata

Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca).

              Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata "Qur’an" dalam arti demikian sebagai

tersebut dalam surah Al Qiyaamah :17-18

"Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu

pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya

itu."(Q.S Al Qiyaamah :17-18)

Kemudian dipakai kata "Qur’an" itu untuk Al Quran yang dikenal sekarang ini.

Adapun definisi Al Qur’an ialah: "Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang

diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan

diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah"

Page 8: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad

SAW. tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau

Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.s

. Nabi Muhammad SAW dalam hal menerima wahyu mengalami bermacam-macam

cara dan keadaan. di antaranya:

1. Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW tidak

melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya.

Mengenai hal ini Nabi mengatakan: "Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku", (lihat

surah (42) Asy Syuura ayat (51).

2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan

kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.

3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat

dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun

turunnya wahyu itu di musim dingin. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan

duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai

unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan

kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang

oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah

selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa".

4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti

keadaan no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al Qur’an

surah An Najm: 13-14.

"dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada

waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha"(Q.S. An Najm: 13-14)

Page 9: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

Periode Turunnya Al-Quran

Al Qur'an diturukan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para

ulama ‘Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode

sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama

dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat

Madaniyyah.

a. Periode Pertama

Turunnya Al Qur’an pada periode pertama ini terjadi ketika Nabi saw. bermukim di

Mekah (610 – 622 M) sampai Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah. Ayat-ayat yang

diturunkan pada masa itu, kemudian disebut dengan ayat-ayat Makiyah, yang berjumlah 4.726

ayat dan terdiri atas 89 surat. Negeri Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul,

terkenal dengan sebutan Jahiliyah. Sebutan ini diberikan karena masyarakat Arab waktu itu

memiliki perilaku yang telah melampaui batas. Berzina, berjudi, merampok, mabuk-mabukan,

membunuh anak – anak perempuan, menyembah berhala, dan sebagainya merupakan

pemandangan sehari-hari. Melihat perilaku masyarakat yang telah rusak tersebut, pada saat itu

Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun, beliau pun banyak melakukan perenungan. Beliau

sering mengasingkan diri di Goa Hira untuk menghindari hiruk pikuknya kota mekkah ketika

itu.

            Setelah melakukan khalwat beberapa lama di Goa Hira, pada malam 17 Ramadhan

atau 6 Agustus 610 M, datanglah Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan menyuruhnya

untuk membaca tulisan yang dibawa Jibril. Dengan agak terkejut beliau menjawab : ”Aku

tidak dapat membaca.” Jawaban tersebut dikemukakan Nabi berulang-ulang, hingga akhirnya

Jibril membimbing beliau sampai mampu membaca.

Adapun ayat yang dibawa Malaikat pada saat itu adalah :

Page 10: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

 

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan

manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang

mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)

Peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadhan itulah yang

menandai turunnya wahyu pertama sehingga diperingati oleh umat Islam diseluruh dunia sebagai

malam Nuzulul Qur’an (malam dirunkannya Al-Qur’an). Selain itu, kejadian tersebut juga

merupakan titik awal diangkatnya Muhammad sebagai Rasul Allah SWT.

Periode ini berlangsung sekitar 12 tahun 5 bulan 13 hari dan telah menimbulkan

bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata

dalam tiga hal pokok:

1.Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.

2.Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan

mereka (QS 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek

moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan.

3. Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah

sekitarnya.

Page 11: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

b. Periode Kedua

Periode yang kedua adalah Periode Madinah. Sebuah periode yang terjadi pada masa

setelah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah (622 – 632 M). Ayat-ayat yang turun

dalam periode ini kemudian dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat dan

mencakup 25 surat. Periode kedua ini berlangsung selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dimana

terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam

menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.

Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut

ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua –

termasuk Rasulullah saw.– berhijrah ke Madinah.

Ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah

Ditinjau dari segi masa turunnya, maka Al Qur’an itu dibahagi atas dua golongan:

  1. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke

Madinah dinamakan ayat-ayat Makkiyyah.

2. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad SAW hijrah ke

Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.

Ayat-ayat Makkiyyah meliputi 19/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 86 surah, sedang

ayat-ayat Madaniyyah meliputi 11/30 dari isi Al Qur’an terdiri atas 28 surah.

Perbedaan ayat-ayat Makiyyah dengan ayat-ayat Madaniyyah ialah:

1. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya pendek-pendek sedang ayat-ayat Madaniyyah

panjang-panjang; surat Madaniyyah yang merupakan 11/30 dari isi Al Qur’an ayat-ayatnya

berjumlah 1,456, sedang ayat Makkiyyah yang merupakan 19/30 dari isi Al Qur’an jumlah

ayat-ayatnya 4,780 ayat.

Page 12: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

Juz 28 seluruhnya Madaniyyah kecuali ayat (60) Mumtahinah, ayat-ayatnya berjumlah 137;

sedang juz 29 ialah Makkiyyah kecuali ayat (76) Addahr, ayat-ayatnya berjumlah 431. Surat

Al Anfaal dan surat Asy Syu’araa masing-masing merupakan setengah juz tetapi yang

pertama Madaniyyah dengan bilangan ayat sebanyak 75, sedang yang kedua Makiyyah

dengan ayatnya yang berjumlah 227.

2. Dalam ayat-ayat Madaniyyah terdapat perkataan "Ya ayyuhalladzi na aamanu" dan sedikit

sekali terdapat perkataan ‘Yaa ayyuhannaas’, sedang dalam ayat ayat Makiyyah adalah

sebaliknya.

3. Ayat-ayat Makkiyyah pada umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan

keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat yang terdahulu yang mengandung

pengajaran dan budi pekerti; sedang Madaniyyah mengandung hukum-hukum, baik yang

berhubungan dengan hukum adat atau hukum-hukum duniawi, seperti hukum

kemasyarakatan, hukum ketata negaraan, hukum perang, hukum internasional, hukum antara

agama dan lain-lain

3. Kandungan Al Qur'an

Nama-nama al-Quran

al-Kitaab (الكتاب)bermaksud sebuah kitab berdasarkan firman Allah:

"Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" .(Q.S. Al-Baqarah :1-2)

al-Furqaan (الفرقان) bermaksud pemisah hak dan batil sebagaimana firman Allah:

Page 13: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

"Maha berkat Tuhan Yang menurunkan al-Furqaan kepada hambaNya (Muhammad), untuk

menjadi peringatan dan amaran bagi seluruh penduduk alam. (Q.S.Al-Furqaan 25:1)

adz-Dzikr (الذكر) bermaksud peringatan berdasarkan firman Allah:

"Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan al-Quran, dan Kamilah Yang memelihara dan

menjaganya. (Q.S Al-Hijr 15:9)

at-Tanzil (التنزيل) bermaksud penurunan. Nama ini diambil sempena firman Allah:

"Dan Sesungguhnya Al-Quran (yang di antara isinya kisah-kisah Yang tersebut) adalah

diturunkan oleh Allah Tuhan sekalian alam." (Q.S. Asy-Syuara 26:192)

Sifat al-Quran

Al Qur'a bersifat universal, cakupan sasarannya untuk seluruh umat manusia, dimana berlaku hingga akhir zaman.

an-Nuur bermaksud cahaya yang menerangi kegelapan. Al-Quran disifatkan sebagai

nur (cahaya) kerana ia memberikan cahaya keimanan kepada orang yang berada di

dalam kegelapan serta kekufuran. Selain itu, al-Quran juga menjadi cahaya yang

menerangi jiwa orang yang selalu membacanya dan menghayati isi kandungannya.

al-Mubiin bermaksud menerangkan sesuatu. Al-Quran disifatkan sebagai penerang

kerana ia menghuraikan ajaran Islam kepada seluruh umat.

al-Huda bermaksud petunjuk. Al-Quran disifatkan sebagai petunjuk kerana ia

menunjukkan jalan yang lurus kepada umat manusia.

Page 14: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

ar-Rahmah bermaksud kerahmatan. Allah menyifatkan al-Quran sebagai rahmat

kerana ia membawa rahmat kepada orang Mukmin yang sentiasa membaca,

mempelajari dan mengamalkan isi kandungannya.

Syifa’ yakni obat penawar segala macam penyakit rohani manusia.

Surah-surah dalam al-Quran

Secara keseluruhan Al-Qur’an terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 554 ruku’ dan 6.666 ayat

diawali dengan Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Nama-namanya dan batas-

batas tiap-tiap surat, susunan ayat-ayatnya adalah menurut ketentuan yang ditetapkan dan

diajarkan oleh Rasulullah sendiri (tauqifi). Sebagian dari surat-surat Al Qur’an mempunyai

satu nama dan sebagian yang lain mempunyai lebih dari satu nama, sebagaimana yang akan

diterangkan dalam muqaddimah tiap-tiap surat.

Surat-surat yang ada dalam Al Qur’an ditinjau dari segi panjang dan pendeknya

terbagi atas 4 bagian, yaitu:

1. ASSAB’UTHTHIWAAL, dimaksudkan, tujuh surat yang panjang Yaitu: Al Baqarah, Ali

Imran, An Nisaa’, Al A’raaf, Al An’aam, Al Maa-idah dan Yunus.

2. Al MIUUN, dimaksudkan surat-surat yang berisi kira-kira seratus ayat lebih seperti: Hud,

Yusuf, Mu’min dsb.

3. Al MATSAANI, dimaksudkan surat-surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat

seperti: Al Anfaal. Al Hijr dsb.

4. AL MUFASHSHAL, dimaksudkan surat-surat pendek. seperti: Adhdhuha, Al Ikhlas, AL

Falaq, An Nas. dsb.

Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Al Qur'an terkandung kandungan yang secara garis

besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti

definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :

Page 15: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

1. Aqidah

adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib

dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al Qur'an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu

menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak

beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama.

Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

2. Ibadah

adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah

adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari

Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum

dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu,

membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah

mampu menjalankannya.

3. Akhlak

adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul

karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi

Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap

manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.

4. Hukum-huum

adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili

dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah.

Hukum dalam islam berdasarkan Al Qur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat,

mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

Page 16: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

5. Tadzkir atau peringatan

adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT

berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang

yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di

samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al Qur'an atau disebut juga

targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah

adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan

akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat

atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita

mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.

7. Dorongan Untuk Berpikir

Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan

pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,

terutama mengenai alam semesta.

4. Keutamaan atau fungsi Al Qur'an

Beberapa keutamaan dari membaca, menghafal, hingga mengamalkan Al Qur'an:

1. Sebagai petunjuk umat manusia

2. Sebagai penyelamat manusia di akhirat

3. Sebagai bacaan

4. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Pembela bagi para pembacanya yang juga mengamalkannya

Page 17: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

6. Pembacanya yang baik akan bersama para utusan (malaikat) yang mulia lagi berbakti

dan dua pahala bagi pembacanya yang tersendat-sendat dan susah payah.

7. Menempati tempat yang paling mulia di antara umat Rasulullah SAW (penghafal Al

Qur'an)

8. Pembacanya ibarat pohon utrujah : yang baunya sedap dan rasanya enak

9. Menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran.

Hikmah diturunkan al-Quran secara beransur-ansur

1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan.

2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan

permasalahan pada waktu itu. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al Qur’an diturunkan

sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan adanya nasikh dan mansukh).

3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih

mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.

4. Memudahkan penghafalan.

5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban daripada pertanyaan atau penolakan suatu

pendapat atau perbuatan.

Page 18: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

III. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam menjalani kehidupan kita perlu memiliki pedoman hidup, dan tak ada pedoman

yang lebih baik dan sesempurna Al Qur'an. Dengan membaca, mempelajari, mendalami, dan

mengamalkannya dalam kehidupan kita dapat memetik hikmah serta mendapat keridhaan dari

Allah swt. Selain itu kita juga memperoleh banyak kutamaan darinya. Dan sebagai umat islam

kita wajib mengamalkan ajaran-ajaran islam yang terdapat dala Al Qur'an.

2. Saran

Kepada para pembaca, saya menyadari masih banyak kesalahan dan tidak kesempurnaan

yang terdapat dalam tulisan saya dan masih banyak pihak yang belum mengetahuinya. Oleh

karena itu, saya mohon untuk mengembangkan lebih lanjut dan menyebarluaskan gagasan

pokok dalam karya tulis ini kepada semua pihak dan masyarakat. Semoga dengan gagasan

yang saya sampaikan pada karya tulis ini dapat memberikan dampak positif bagi keadaan

bumi dan masyarakat semuanya.

Page 19: Al Quran Sebagai Pedoman Hidup Serta Sifat Dan Kandungannya (Ovilia Reg B1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kedudukan dan Fungsi Al-Qur’an. http://javavist.dagdigdug.com/index.php/2008/12/26/al-quran-sebagai-pedoman-hidup/. 29 November 2010. 8.00 WIB.

Anonim. 2010. Al-Qur'an. http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran. 29 November 2010. 8.00 WIB

Anonim. Sejarah Al Quran. http://joerzack.tripod.com/SEJARAH_AL_QURAN.htm. 29 November 2010. 8.00 WIB.

Alrasikh. 2008. Al Qur'an Sebagai Pedoman Hidup. http://alrasikh.wordpress.com/2008/04/18/alqur%E2%80%99an-sebagai-pedoman-hidup/. 29 November 2010. 8.00 WIB.

godam64. 2006. Isi Kandungan Al Qur'an : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk Berfikir - Garis Besar / Inti Sari Al-Quran. http://organisasi.org/isi_kandungan_Al Qur'an_aqidah_ibadah_akhlak_hukum_sejarah_dorongan_untuk_berfikir_garis_besar_inti_sari_al_quran. 29 November 2010. 8.00 WIB.

Hadrami, Abdullah. 2007. Al-Qur?an Adalah Pedoman Hidup. http://www.kajianislam.net/modules/smartsection/item.php?itemid=161. 29 November 2010. 8.00 WIB

Jannah, Izzatul dan Irfan Hidayatullah. 2010. Sejarah Turunnya Al Qur’an. http://lookman89.wordpress.com/2010/04/22/nama-dan-sifat-Al Qur'an/. 29 November 2010. 8.00 WIB.

Kms , Selamat. 2008. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran. http://salendra.wordpress.com/2008/05/22/sejarah-turunnya-dan-tujuan-pokok-al-quran/. 29 November 2010. 8.00 WIB

Y, H. Sunaryo A. 2009. Sejarah Turunnya Al-Qur’an, Pengertian Al-Qur’an Serta Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup. http://www.hajisunaryo.com/component/content/article/78-sejarah-turunnya-al-quran-pengertian-al-quran-serta-al-quran-sebagai-pedoman-hidup.html. November 2010. 8.00 WIB.

Zaidallah, Alwisral Imam. 2010. 100 Khutbah Jum'at Kontemporer 1. Jakarta: Kalam Mulia.