aktivitas dakwah islam andi mappetahang fatwa...

108
ii KATA PENGANTAR Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dimana telah memberikan kemudahan dalam segala hal dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan ini yang berjudul “AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA” Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang hakiki yaitu Islam, dan juga ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada kedua orang tua penulis yaitu H. Ahmad Djailani, BA dan Hj. Maesaroh yang selama ini telah tulus merawat, mendidik, dan mencintai penulis dengan segenap jiwa dan raganya, serta mencurahkan segala perhatiannya dan melafadzkan doa di setiap waktu, selalu membangkitkan semangat saat ujian dan cobaan yang dihadapi penulis, dan juga beliau yang selama ini telah membimbing penulis dalam menjalani kehidupan yang tidak pernah penulis dapatkan di bangku pendidikan. Selain itu penulis menyadari betul tanpa doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada : 1. Drs. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, serta para Pembantu Dekan I, Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II, Drs. Mahmud Djalal, MA, dan Pembantu Dekan III, Drs. Study Rizal Lolombulan Kontu, MA. Serta para Guru Besar dan Dosen-dosen yang telah mentransfer ilmu-ilmu yang bermanfaat

Upload: phamdat

Post on 14-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang dimana telah memberikan kemudahan dalam

segala hal dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan

tulisan ini yang berjudul “AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI

MAPPETAHANG FATWA”

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang hakiki yaitu Islam, dan juga

ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada kedua orang tua penulis yaitu H.

Ahmad Djailani, BA dan Hj. Maesaroh yang selama ini telah tulus merawat,

mendidik, dan mencintai penulis dengan segenap jiwa dan raganya, serta

mencurahkan segala perhatiannya dan melafadzkan doa di setiap waktu, selalu

membangkitkan semangat saat ujian dan cobaan yang dihadapi penulis, dan juga

beliau yang selama ini telah membimbing penulis dalam menjalani kehidupan

yang tidak pernah penulis dapatkan di bangku pendidikan.

Selain itu penulis menyadari betul tanpa doa, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Drs. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, serta para Pembantu Dekan I, Drs. Wahidin Saputra, MA,

Pembantu Dekan II, Drs. Mahmud Djalal, MA, dan Pembantu Dekan

III, Drs. Study Rizal Lolombulan Kontu, MA. Serta para Guru Besar

dan Dosen-dosen yang telah mentransfer ilmu-ilmu yang bermanfaat

Page 2: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

iii

bagi penulis selama duduk di bangku perkuliahan, dan juga segenap

karyawan FDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum, selaku Koordinator Teknis dan Dra.

Hj. Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekertaris Jurusan pada Program

Non-Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta kakak Fathoni, S.Sos.I

3. Hj. Umi Musyarofah, MA selaku Dosen Pembimbing yang juga

menjabat sebagai Sekertaris Jurusan KPI yang telah memberikan

motivasi, perhatian, masukan dan selalu bersedia meluangkan

waktunya untuk membantu mengarahkan dan memberikan petunjuk

pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini

hingga selesai.

4. Mantan Wakil Ketua DPR-RI dan MPR-RI yang sekarang menjadi

Dewan Kehormatan DPD-RI sekaligus menjadi Anggota DPD-RI

yaitu Dr. (HC) H. Andi Mappetahang Fatwa, dimana beliau sebagai

Narasumber dalam penulisan ini, yang telah bersedia memberikan

masukkan dan meluangkan waktu untuk bertemu serta berdiskusi

dengan penulis dimana sebenarnya beliau memiliki jadwal yang sangat

sibuk dan padat.

5. Bpk. Dr. Abdoel Fatah selaku Staf Ahli A.M. Fatwa di MPR-RI dan

DPD-RI yang telah membantu penulis dengan memberikan seluruh

data yang diperlukan penulis guna menyelesaikan tulisan Ilmiah ini.

Page 3: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

iv

6. Kakak tercinta Ikhwanushofa, Amd yang selalu memberikan nasehat,

masukan, dan kritikan untuk kebaikan penulis, dan juga Zaimah Adik

tersayang yang sekarang sedang melanjutkan pendidikannya di bangku

SMU.

7. Sahabat-sahabat Muhammad Jarmadi, S.Sos.I, Anas Ba Syarahil,

M.Ag, Fery Fadly, S.Sos.I, Fathun Fajar, S.Pd, Qubil, S.Pd. Umar

Halim, S.Sos.I, Ryan Abdilah, Nasrullah Nahrawi, Wildan Futuhi,

Andiyas, M.Ervan, S.Sos.I, Abdurrahman SP, S.Sos.I, M. Syakur,

S.Sos.I, Iqbal Reza,SE, Rina Agusnine,SE, Irma Istarizkizra, S.Sos.I,

Julia Isna, SE, Sony Yaser, SH.I, Imadudin Nasution, S.Sos. Su’udi

Dahri, Khoirul Anwar, Hery Rhomadona, Agin, Syauqilah, Mohalli,

Mawardi, Danar, Fajar, Danang, Acit, dimana mereka semua yang

telah memberikan motivasi bagi penulis sehingga tulisan ilmiah ini

selesai.

8. Seluruh Alumni, Anggota dan Pengurus Keluarga Mahasiswa Betawi

(KMB) Ahmad Fatahillah, SH.i, Imam Rhomdhoni, S.Hum, Ahmad

Sahal, S.Hum, Fahmi Innayatullah, S.Th., Farhan Faris, SH.i, Ahmad

Khudori, SH.i, Tarmizi Tohir,SH.i, Yayah Fauziah, M.Hum, Indah

Septiarini M.Hum, yang telah membantu penulis selama ini.

9. Pegurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) dan

Civitas Akademika KBM UIN Syarif Hidayatullah Periode 2006-2007,

Periode 2007-2008 dimana penulis melakukan aktvitasnya dan

dipercaya menjadi Menteri pada dua priode tersebut, sehigga penulis

Page 4: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

v

mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan juga mendewasakan

penulis di lingkungan kampus terutama di Organisasi.

10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Forum Kota

(FORKOT) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana seluruh

sahabat tersebut memberikan kritikan dan menambah wawasan penulis

selama ini.

11. Pengurus Lingkar Study M@kar tempat bernaung penulis, special

thanks’ to : kabrut Kahfi, kabrut Jarwo, kabrut Abi, kabrut Hamdi,

kabrut Sehan, karbrut Jamal, kabrut, Aan, kabrut Udi, dimana mereka

menjadi pendengar dan tempat keluh kesah penulis dalam menjalani

aktifitas sebagai mahasiswa.

12. OK Studio dimana sahabat Junaidi Syaifuddin, S.Sos.I, Nasuri,

S.Sos.I, Edi Suyanto, S.Sos.I, Heri Susanto dan penulis berkreatifitas

selama satu tahun ini diluar kesibukan kuliah.

13. Sahabat-sahabat KPI Reguler dan Non-Reguler serta Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu

namun tidak mengurangi rasa bangga dan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya.

Page 5: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

vi

Dengan segala kerendahan hati, akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini menjadi buah karya yang bermanfaat bagi semua orang dan menjadi khasanah

ke-ilmuan khususnya Komunikasi Penyiaran Islam. Amiiin…..

Jakarta, 11 Januari 2010

Ihsan Suri

Page 6: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 11

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 12

E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 13

BAB II LANDASAN DAN KAJIAN TEORI

A. Pengertian Aktivitas .................................................................................. 14

1. Pemikiran ............................................................................................ 15

2. Kiprah ................................................................................................. 18

B. Pengertian Dakwah .................................................................................... 19

1. Tujuan Dakwah .............................................................................. 22

2. Unsur-unsur Dakwah ..................................................................... 23

a. Subjek Dakwah (Da’i) ........................................................ 23

b. Objek Dakwah (Sasaran Dakwah) ...................................... 25

c. Materi Dakwah ................................................................... 28

d. Metode Dakwah ................................................................. 29

1. Bi al-hikmah (Dengan Cara Bijaksana) ......................... 31

Page 7: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

viii

2. Mauidzah Hassanah al-Hasanah (Dengan Cara Baik) .. 32

3. Mujadalah (Berdiskusi yang Baik) ................................ 33

e. Media Dakwah ................................................................... 35

C. Peluang dan Tantangan Dakwah di Indonesia ............................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 45

B. Waktu Penelitian ....................................................................................... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 46

D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Latar Belakang Keluarga dan

Masa Kecil Andi Mappetahang Fatwa ....................................................... 48

B. Pendidikan dan Pengalaman Andi Mappetahang Fatwa ............................. 49

C. Dakwah Menurut Andi Mappetahang Fatwa .............................................. 59

D. Aktivitas Dakwah Andi Mappetahang Fatwa ............................................. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 90

B. Saran ......................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

Page 8: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

ix

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Nama : Ihsan Suri

Perihal : Wawancara dengan Drs. H. A.M. Fatwa Tempat : Gedung Nusantara 3 Lt, 9 Senayan Jakarta Selatan.

Waktu :16 Juni 2009

Apa itu Dakwah menurut A.M. Fatwa ?

Dakwah merupakan segala aktivitas yang bersifat mengajak atau menyeru kepada

kebenaran dan kebaikan yang diajarkan agama dengan tujuan untuk menciptakan

taraf kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.

Kriteria Da’i yang ideal Menurut A.M. Fatwa?

Seorang da’i disebut ideal tidak hanya memiliki kemampuan teknik dan

kepandaian dalam menguasai materi dakwah, seperti pemahaman terhadap

kandungan – dan – kefasihan membaca ayat dan hadis, tetapi juga harus mampu

menampilkan keteladanan dalam kehidupan keseharian (dakwah bi al-hal). Selain

itu, seorang da’ di tuntut untuk memahami perkembangan kontemporer agar dapat

mengkontekstualisasikan ajaran-ajaran Islam, sehingga ajaran Islam dapat

dijadikan sebagai rujukan dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan

nyata yang di hadapi oleh umat. Seorang da’i yang baik adalah yang dapat menampilkan wajah Islam yang memudahkan, bukan yang menyulitkan umat.

Bagaimana metode yang tepat dalam menyampaikan dakwah Islam di

Indonesia ?

Setiap masyarakat memiliki tradisi dan budaya sendiri. Karena itu, metode dakwah yang tepat untuk berdakwah di Indonesia adalah metode yang dapat

mengakomodasi budaya lokal masyarakat tanpa mendistorsi ajaran substansi

Islam. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah untuk memahami ajaran-

ajaran Islam karena terasa menyentuh secara langsung kehidupan keseharian

mereka.

Media apa yang tepat untuk digunakan dalam mendukung penyebaran

pesan dakwah ?

Sekarang ini terdapat banyak sekali media yang dapat digunakan untuk

berdakwah, tergantung segmen audiensinya. Jika untuk masyarakat awam, tentu

saja dakwah bil-lisan dengan melakukan ceramah-ceramah di masjid, mushala,

dan majelis ta’lim tetap relevan. Dan untuk menjangkau masyarakat luas,

ceramah-ceramah tersebut bisa disebarkan melalui media elektronik. Namun, untuk masyarakat kelas menengah terpelajar, media massa cetak dan media lain

dalam bentuk tulisan juga sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Dan bagi

Page 9: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

x

masyarakat yang melek teknologi, tentu dakwah akan lebih mudah di akses

melalui media internet, baik melalui blog, facebook, dan lain sebagainya. Yang

jelas, media dakwah senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan Ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dan para da’i dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut agar dapat menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan

bimbingan agama agar berada dalam rel yang digariskan.

Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat aktifitas dakwah

Islam di Indonesia ?

Media-media yang sekarang ada merupakan faktor pendukung dakwah Islam,

sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Bisa di katakan bahwa,

saat ini, seluruh masyarakat tidak ada yang tidak memiliki akses media. Ini dari

sisi kulutral. Dari sisi politik, sekarang sudah tidak ada lagi yang mencurigai

setiap gerakan dakwah Islam. Bahkan negara saat ini sudah relatif memberikan

kesempatan kepada setiap aktivitas dakwah. Dengan demikian, dapat dikatakan

aktivitas dakwah saat ini tidak mengalami hambatan yang signifikan. Tergantung

kemauan kuat para pendakwahnya saja.

Bagaimana dinamika dakwah Islam di Indonesia hingga saat ini ?

Di masa lalu, dakwah Islam pernah mengalami kecurigaan rezim. Sering kali

dakwah Islam dianggap sebagai upaya penentangan terhadap ideologi negara. Tidak sedikit da’i yang sesungguhnya menyampaikan ajaran agama sebagaimana

yang diyakini, diangap sebagai penentang ideologi negara, sehingga kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Tapi saat ini, kejadian-kejadian semacam itu sudah

tidak ada lagi.

Kontribusi apa saja yang harus diberikan oleh seorang da’i dalam

menyelesaikan persoalan di masyarakat di Indonesia sekarang ?

Satu hal penting agar para da’i memiliki kontribusi yang signifikan dalam

pembangunan umat adalah menjadi motivator yang baik. Umat Islam perlu diberi

motivasi agar mereka menjadi umat yang maju. Motivasi tersebut sangat

diperlukan mengingat sebagian umat Islam masih mengidap inferiority complex

atau kompleks rendah diri. Umat harus di dorong untuk memahami ajaran Islam

sebagai sumber nilai yang ingin menciptakan masyarakat yang berperadaban

tinggi.

Page 10: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xi

Nama : Ihsan Suri

Perihal : Wawancara dengan Bpk. A.M. Fatwa

Tempat : Kantor DPD RI, Gedung A Lt. 2 km 201, Senayan Jakarta Selatan.

Waktu : Kamis, 05 November 2009

Selama menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, bapak memposisikan diri

sebagai politisi, da’i atau rakyat sipil?

Sebenarnya memposisikan diri ketiga-tiganya, karena semuanya saling berkaitan.

Amar ma’ruf akan lebih mengajak pada kebaikan atau kebenaran, dan saya sangat

banyak memposisikan sebagai da’i ketika saya melawan ketidakadilan, karena

saya melihatnya dari sisi rakyat yang harus membela dan dibela dengan

menggunakan sarana politik, yang berarti bisa terkait dengan peran sebagai

politisi. Jadi, saya memadukan antara dakwah dengan politik. Dakwah yang bersih

akan membawa politik yang baik.

Apa prinsip bapak untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tersebut?

Prinsip yang saya lakukan adalah Pertama, siapa saja yang berbuat baik dan benar

harus di dukung, dan siapa yang berbuat tidak baik harus dikritik. Kedua, pada saat mengkritisi tidak melakukan kekerasan atau bahkan melanggar hukum,

karena tindakan yang menyebabkan kerusakan (fasad) sangat bertentangan dengan Islam. Sedangkan islam adalah damai atau kedamaian.

Dengan cara atau pendekatan apa bapak mengaplikasikannya?

Pendekatan yang perlu digunakan adalah dengan al-akhlak al-karimah (akhlak

mulia). Karena, seorang da’i harus memiliki akhlak yang mulia agar dapat

menjadi contoh dan menjadikan dirinya sebagai contoh. dan juga, seorang politisi-

pun harus memiliki fatsoen sehingga mampu menempatkan perbedaan pendapat

secara proporsional.

Harapan bapak dari perjuangan yang selama ini bapak jalankan dan

bagaimana relevansinya saat ini?

Harapannya, antara lain dari apa yang saya perjuangan selama ini dapat berarti

dan bermanfaat bagi umat dan lingkungan, karena rahmatan lil ’alamin harus diwujudkan. Jadi relevansinya bagi kemashalatan umat dalam rangka

melaksanakan ajaran Islam dengan damai dan merasa aman.

Saat bapak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, apa saja hambatan dan

tantangan yang bapak rasakan?

Page 11: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xii

Banyak orang yang tidak sama presepsinya dan memandang sesuatu dari

”kacamata” kekuasaan atau ”kacamata” sendiri. Oleh karena itu diperlukan

keberanian yang kuat, dan teguh dalam prinsip, namun tetap fleksible dalam

pelaksanaan sampai tujuannya tersebut dapat dicapai. Dan juga, ada sebagian orang yang menempatkan dirinya sebagai superior dengan prasangka-prasangka

yang tidak berdasar.

Bagaimana menurut bapak gerakan dakwah Islam yang terjadi di Indonesia

saat ini di tinjau dari metode dan sasaran?

Dari segi metode harus terus dikembangkan, terutama dalam penggunaan

teknologi komunikasi dan informasi serta penerapannya. dan juga sasaran dakwah

harus di kategorikan sesuai dengan tingkat pendidikan, taraf hidup, tingkatan

sosial dan sebagainya. Sehingga perlu adanya fokus materi yang disampaikan dan

disesuaikan dengan kondisi khalayak sasaran. Selain itu dakwah bil hal harus

menjadi perhatian utama, dan dakwah juga harus menyentuh segi kehidupan

sehari-hari.

Seperti apa perkembangan gerakan dakwah Islam di Indonesia ke depan

dalam kaca mata bapak?

Gerakan dakwah prospeknya kedepan akan jauh akan lebih baik dengan

menggunakan metode-metode yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman,

artinya tidak selalu konservatif. Fenomena munculnya aliran-aliran sesat saat ini merupakan tantangan bagi para da’i untuk mencermatinya dan melakukan

intropeksi, dari apa yang menjadi penyebabnya. Boleh jadi, saat ini seluruh dakwah yang disampaikan sangat kurang memperhatikan akar rumput

permasalahan yang terjadi serta mengetengahkan empati atau perhatian kepada khalayak.

Bagaimana seharusnya sikap praktisi agama dalam menyikapi setiap

kedhzaliman yang di buat oleh pemerintahan?

Harus bersikap kritis dan tegas, tetapi harus tetap santun. Sehingga bisa tercipta

hubungan yang harmonis antara ulama (da’i) dan umaro. Dan semuanya harus

bersikap aktif pro-aktif dengan terus memberikan masukan-masukan atau saran

secara bijak dan modern.

Menurut pembacaan bapak, dalam pemerintahan di mana seharusnya umat

Islam memposisikan tempatnya guna terciptanya pemerintahan yang bersih?

Seharusnya umat Islam harus menempatkan diri di posisi terdepan dan juga harus

menjadi contoh yang baik, sehingga mendorong dan ikut mengajak umat untuk

berbuat baik, serta selalu aktif mengawasi sesuai dengan porsinya masing-masing.

Page 12: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xiii

Kapasitas apa yang harus dimiliki oleh aktivis keagamaan saat terjun dalam

sebuah gerakan keagamaan?

Menguasai ajaran agama dan ilmu lain (capable), secara moral dapat diterima oleh masyarakat (acceptable), serta harus memiliki wibawa dan di akui

kompetensinya secara intelektual, emosional dan spiritual (credible). Dan juga harus memiliki citra yang baik dengan karakter yang meyakinkan.

Di mana posisi pemerintah terhadap organisasi keagamaan di Indonesia?

Sebagai Penjaga stabilitas, yaitu dengan cara membangun toleransi kehidupan

antar umat beragama serrta mewujudkan persatuan antar pemeluknya (ukhuwah

islamiyah).dan menjalin Persatuan bangsa (nasional) atau ukhuwah wathoniyah.

Seperti apa pencitraan masyarakat dan media di Indonesia terhadap

organisasi gerakan dakwah Islam?

Pada umumnya, organisasi gerakan dakwah Islam sudah memiliki citra yang baik,

artinya dari segi prilaku dan program-programnya juga baik dan bersikap toleran.

Namun ada kelompok tertentu yang perlu mawas diri dan tidak mengangap

dirinya sebagai kelompok yang paling benar, sehingga terkadang bersikap

eksklusif terhadap sesama Muslim.

Menurut bapak, Apakah perubahan (reformasi) di Indoneisa sudah terjadi

atau hanya menjadi sebuah keniscayaan yang belum terlaksana?

Saat ini reformasi sudah terjadi, namun harus terus berjalan untuk menyelesaikan

yang masih tersisa. Oleh karena itu Susilo Bambang Yudhoyono menamakannya reformasi jilid II, karena masih banyak harus di teruskan terutama hal yang

menyangkut soal moral dan etika.

Harapan apa yang sampai saat ini bapak harapkan terjadi dari sebuah

gerakan keagamaan?

Harapan saya agar gerakan keagamaan semakin kuat dalam menjaga koridor

toleransi (tasamuh), ukhuwah basyariah (wawasan egalitarium), ukhuwah

wathoniyah (toleransi beragama dan kebersamaan-bangsa).

Ada lima hak dasar umat manusia menurut Islam yaitu : Hifdh al-hayat

(perlindungan kehidupan), hifdh al-syaraf (perlindungan kehormatan), hifdh al-

nasl (perlindungan keturunan), hifdh al-mal (perlindungan harta benda) , dan

hifdh al-din (perlindungan terhadap agama dan kepercayaan).

Bagaimana bapak menyimpulkan hasil perjuangan bapak sampai ini?

Perjuangan saya selama ini tidak akan berhenti selama hayat masih di kandung

badan. Apa yang saya capai hanyalah sebuah hasil dari kewajiban sebagai seorang

Page 13: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xiv

muslim yang berjiwa nasionalis, terutama dalam mengamalkan ajaran agama

dalam upaya mewujudkan rahmatan lil ’alamin.

Page 14: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlu terlebih dahulu penulis jelaskan bahwa skripsi ini merupakan sebuah

karya ilmiah yang dibuat guna menyelesaikan persyaratan menjadi sarjana pada

jenjang pendidikan strata satu (1) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini akan membahas

tentang gerakan atau aktivitas salah seorang tokoh agama besar di Indonesia yang

lahir dari sebuah rahim organisasi keagamaan bernama Muhammadiyyah, yaitu

Andi Mappetahang Fatwa yang lahir di Mare, Bone, Sulawesi Selatan pada

tanggal 12 Februari 1939.

Dalam penyampaian pesan dakwah kepada orang awam tentunya berbeda

cara dengan orang-orang akademisi. Menyampaikan pesan dakwah kepada orang

awam harus lugas dan menggunakan bahasa yang dapat mereka pahami.

Sedangkan kepada orang akademisi atau intelektual, harus ada pendekatan

tersendiri agar mereka dapat memahami apa yang disampaikan oleh seorang da’i.

Hal inilah yang menjadi salah satu esensi dalam aktivitas dakwah dan komunikasi

(make to common). Bila pesan yang disampaikan oleh seorang da’i tidak dapat

dimengerti oleh mad’u atau komunikan, maka bisa dibilang dakwah yang

dilakukannya gagal dan sia-sia belaka.

Kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata da’a, yad’u, da’watan

(dakwah), yang berarti ajakan. Ini merupakan mauzun (yang menyerupai) dari

Page 15: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xvi

wazan fa’ala, yaf’ulu, fa’lan (tsulatsi mujarad). Memang banyak para pakar yang

mendefinisikan tentang dakwah, tetapi pada hakikatnya memiliki maksud yang

sama, yaitu sebuah ajakan.

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap individu untuk menyerukan

kebenaran agama Islam dan mengajak masyarakat di manapun mereka berada

menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT (siroth al-mustakim). Masalah ini

juga sebagaimana pernah disinggung oleh M. Natsir:

“Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan atau aqidah dan sesuatu

yang diamalkan atau alamiah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan

implementasi dari aqidah itu sendiri. Islam adalah agama risalah untuk manusia

keseluruhan. Umat Islam adalah pendukung amanah untuk melaksanakan risalah dengan

dakwah baik kepada umat yang sama maupun kepada umat yang lain, ataupun selaku

perseorangan maupun kolektif, di tempat manapun ia berada, menurut kemampuan

masing-masing.”1

Bentuk aktivitas dakwah sangat variatif. Karena itu dakwah bisa

dilakukan: melalui lisan (bil lisan), tulisan (bil qalam), maupun perbuatan (bil

hal).2 Masing-masing cara ini memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri

sebagai sebuah pendekatan dalam aktivitas berdakwah. Selain itu, menurut sebuah

hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa dakwah pun bisa dilakukan

cukup dengan hati. Dalam proses penyampaian pesan dakwah, seorang da’i

memerlukan simbol (alat) untuk mentransformasikan pesan dakwah kepada

khalayak, agar masyarakat mengerti dengan apa yang seorang da’i sampaikan.

Simbol itu adalah bahasa. Meminjam istilah James W. Carey bahwa

“communication is a symbolic process.”3

1 M. Natsir, “Fiqhudh Dakwah,” (Jakarta: Media Dakwah, 1983), Cet. Ke-4, h. 110.

2 J. Suyuti Pulungan, “Universalisme Islam,” (Jakarta: PT. Moyo Segoro Agung, 2002),

Cet. Ke-1, hal. 65. 3 Idi Subandi Ibrahim, ed., “Cultural and Communication Studies,” (yogyakarta:

Jalasutra, 2004),Cet. Pertama, hal. x.

Page 16: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xvii

Tanpa bahasa tidak akan mungkin manusia bisa mentransformasikan ide,

gagasannya, dan keinginannya kepada masyarakat. Jika hal ini terjadi, maka

manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang

lain akan musnah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak boleh tidak

berkomunikasi. Karena menurut Wilbur Schramm manusia adalah “the

communication animal”.4

Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa kita umat Islam harus selalu

menyampaikan ajaran Islam yang merupakan kewajiban kita semua, guna

menyerukan yang hak dan memerangi yang batil di muka bumi. Dalam kerangka

epistemologinya, dakwah memiliki sistem. Sistem ini saling berkesinambungan

antara satu dengan yang lainnya, yaitu: da’i, mad’u, materi dakwah, media

dakwah, metode dakwah, dan tujuan dakwah. Jika aktivitas dakwah ingin berjalan

dengan baik, maka keenam sistem tersebut harus diperhatikan (seiring berjalan).

Apabila salah satu di antaranya tidak terpenuhi, maka secara otomatis aktivitas

dakwah tidak akan berjalan dengan baik.

Sejak era reformasi yang membuka peluang kehidupan dakwah agak lebih

longgar dibandingkan zaman Orde Baru yang diktator dan militeristik.

Keterlibatan para da’i pada aktivitas politik praktis telah membuat wawasan

terhadap keislaman mereka menjadi semakin dangkal dan menyempit, bahkan

terkadang kacau, karena seluruh perhatian, waktu, pikiran dan bahkan mimpi-pun

terfokus pada masalah politik praktis. Banyak fakta telah membuktikan bahwa

keterlibatan ribuan kader dakwah di parlemen (legislatif) sejak sepuluh tahun

4 Toto Asmara, “Komunikasi Dakwah”, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1957), Cet. Ke-

2, hal. 6.

Page 17: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xviii

belakangan, belum mampu memberikan pengaruh yang berarti dalam sistem

pemerintahan ”jahiliyah”, apalagi untuk melakukan perubahan yang signifikan,

kendati beberapa kader dakwah yang sudah menjabat di eksekutif sebagai menteri,

walikota, bupati dan sebagainya. Sebaliknya, yang terpengaruhi sistem atau

prilaku yang kontra dengan nilai-nilai dakwah mulai bermunculan. Kalau kita

tanyakan, mereka hanya akan berkata ”untuk melakukan perubahan atau

perbaikan itu tidak semudah membalikkan telapak tanganí, atau dengan dalil

”kelompok kita (orang yang beragama Islam) masih minoritas di parlemen dan

eksekutif”. Dan lebih di perparah lagi yaitu syahwat harta dan kekuasaan mereka

lebih dominan ketimbang strategi, ikhtiyar, dan kreatifitas dakwah yang mereka

lakukan. Disamping itu, mereka tidak mau membuka pintu diskusi dan dialog

secara ilmiah. Pintu dialog dengan mereka seakan-akan tertutup mati. Sebaliknya

kritik dan kajian ilmiah pun dianggap sebagai dosa yang bernama ”najwa”

(berbisik-bisik) dab berbagai label negatif lainnya.

Sosok A.M. Fatwa yang sudah mendapatkan pendidikan agama sejak dini

dari keluarganya dan sangat senang membaca buku-buku karangan Buya Hamka

ini sudah memulai aktivitas dakwahnya sejak tahun 1959. Tokoh yang hidup di

empat zaman ini (penjajahan, orde lama, orde baru, dan reformasi) dan telah

melewati lika-liku dalam perjalanan dakwahnya guna menegakkan amar ma’ruf

nahi munkar dengan gigih dan pantang menyerah. Banyak sekali tembok-tembok

raksasa kezoliman yang ia coba hancurkan, baik yang hadir dari kultur

masyarakat, pemerintahan, dan lingkungan di sekitarnya demi menegakkan yang

hak.

Page 18: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xix

Visualisasi aktivitasnya ini bisa kita lihat mulai dari sejarah

perlawanannya terhadap tindakan klenis masyarakat di sekitar rumahnya, yang

sering melakukan ritual-ritual persembahan (animisme) dan tidak sesuai dengan

ajaran Islam seperti membuat sesaji untuk para dewa agar panen padi bisa

melimpah. A.M. Fatwa selalu merusak altar sesaji dan menyirami dengan air

seninya sendiri.

Perlawanannya terhadap kemunkaran tidak berhenti di situ saja, sebagai

warga sekaligus tokoh muslim di Indonesia, A. M. Fatwa sangat kritis terhadap

pemerintahan yang lalim. Hal ini sudah ia lakukan sejak duduk di bangku kuliah,

di antaranya melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak menjunjung

tinggi nilai-nilai keadilan seperti kebobrokan pemerintahan baik di masa orde

lama maupun orde baru yang pada saat itu mencoba ia bongkar saat dipercayai

menjadi khatib hari raya Idhul Fitri saat shalat ied tahun 1080 H di lapangan Oerip

Soemohardjo, Jatinegara, dan diakhiri penangkapan oleh Pangdam Jaya Norman

Sasono terhadapnya.

Aktivitas dan gerakan dakwah yang ia lakukan terhadap lingkungan di

sekitarnya hingga kini masih konsisten beliau lakukan dengan berbagai cara, yaitu

bil lisan, bil hal, dan bil qalam. Dakwah bil lisan atau dengan perkataan ia

lakukan dengan cara memberikan teguran yang baik dan mengingatkan kepada

rekan dan sahabatnya yang akan dan sedang membuat maksiat. Dakwah bil hal

atau dengan tindakan ia lakukan dengan memberikan contoh dan mengamalkan

segala hal yang diperintahkan oleh agama sepeti shalat, puasa, zakat, dan

sebagainya.

Page 19: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xx

Sebagai muslim yang memiliki wawasan dan ilmu yang luas, A. M. Fatwa

juga cukup produktif menulis buku guna menyebarkan gagasan dan nilai-nilai

kebaikan bagi kemaslahatan masyarakat luas, khususnya umat Islam. Banyak

sekali buku-buku karyanya yang ditulis dan disebarkan luaskan, baik itu buku

umum maupun bernafaskan Islam, di antaranya: Dulu Demi Revolusi, Kini Demi

Pembangunan; Ekspresi di Pengadilan (1985), Islam dan Negara (1995), Dari

Mimbar ke Penjara (1999), Demokrasi Teistis (2001), Catatan Dari Senayan

(2004), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sebagai orang Islam dan warga negara Indonesia yang peduli dengan nasib

rakyat serta keadaan dan kondisi bangsa yang dipandangnya sangat tidak adil,

sehingga Ia menanamkan dalam dirinya jiwa nasionalis yang militan, A. M. Fatwa

merupakan salah satu tokoh yang sampai saat ini masih konsern dan memiliki

giroh power full dalam menyebarkan ajaran Islam melalui pemikiran-pemikiran

dan khutbah-khutbah yang disampaikannya dari mimbar ke mimbar. Bahkan

sekarang ini beliau banyak menyuarakan (melaui tulisan-tulisannya) kebobrokan

sebuah sistem pemerintahan di Indonesia yang tidak mengacu pada nilai-nilai

hakiki.

“Mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya”, inilah kalimat

terakhir yang ditorehkan secara kuat oleh A. M. Fatwa dalam bukunya ”Dari

Mimbar ke Penjara”. Perjalanan panjang dan melelahkan dari penjara ke penjara

untuk menemukan sebuah keadilan bagi masyarakat luas yang ia lakukan

sepertinya mengacu pada firman Illahi tersebut. Kita memang tidak dapat

menukik ke dalam sanubari A.M. Fatwa dan ikut bersamanya menyelami

Page 20: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxi

kepahitan hidup yang pernah dilaluinya dan cahaya yang kemudian menyinarinya.

Hanya saja beliau pernah melontarkan sebuah ungkapan bahwa:

“Barangkali memang kita harus menemukan kembali identitas religius-

sosiologis dari agama fitrah (Islam) ini, sebagaimana terwujud dalam

misi para nabi, ‘Menolong orang yang lemah, miskin, sakit, janda,

lumpuh, telantar, yatim, terlilit utang, yang dipenjara, dan sebagainya

yang termasuk katagori duafa,” ujarnya saat mengakhiri penulisan buku

tersebut.” 5

A. M. Fatwa yang multi talenta ini tidak hanya dikenal sebagai seorang

da’i, namanya di dalam dunia perpolitikan Indonesia mungkin sudah tidak asing

lagi. Sosok pribadi beliau yang merupakan salah satu tokoh politik yang agamis

dan produktif hingga saat ini, tetap dan terus menyuarakan pemikiran dan

pengamatannya melalui tinta dan catatan yang kemudian disebarluaskan dalam

bentuk buku. Berbekal banyak pengalaman pahit serta pengamatan terhadap

persoalan masyarakat membuatnya tergerak untuk merubah keadaan sekarang

menjadi lebih baik agar tidak terulang lagi kelaliman yang pernah dilakukan oleh

orde baru berserta kroninya selama 32 tahun lamanya.

A.M. Fatwa pun sebenarnya sangat mengharapkan muncul kembali da’i-

da’i yang lebih berkompeten dan mampu mengikuti perkembangan zaman

terutama di bidang teknologi informasi, karena saat ini dimana era yang serba

praktis, seorang da’i mampu menjawab tantangan perkembangan zaman. Apabila

hal ini di biarkan, maka yang terjadi adalah proses penyebaran ajaran agama islam

semakin ternggal jauh, dan umat akan melupkannya atau bahkan bisa di belokkan

ajaran Islam. Dimana saat ini, banyak ajaran-ajaran yang mengatasnamakan ajaran

5 A.M. Fatwa “Dari Mimbar ke Penjara” (penerbit : Terraju Jakarta) 1999

Page 21: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxii

Islam tetapi banyak di belokkan dengan berbagai dalil guna meyakinkan umat

yang pemahaman agamanya sangat sedikit.

Dalam hal ini, aktivitas dakwah yang dilakukan A. M. Fatwa merupakan

salah satu bentuk usaha menyampaikan pesan (message) yang bisa disebut sebagai

kebenaran. Di mana ia menyampaikan apa yang ada dalam pemikirannya (melalui

penggalian, pengamatan, dan pengalaman) untuk diberikan kepada masyarakat

luas atau khalayak guna menciptakan suatu kondisi yang biasa disebut adil dan

makmur.

Ciri khas atau gaya dakwah yang dilakukan A. M. Fatwa adalah terletak

pada metodenya yang persuasive dan tujuannya, yaitu mengharapkan terjadinya

perubahan atau pembentukan akhlak juga tingkah laku yang sesuai dengan ajaran-

ajaran agama Islam. Sebagaimana Rasulullah bersabda: ''Berkatalah dengan baik,

atau diam'', merupakan substansi dalam kegiatan dakwah yang dilakukannya.

Orientasinya kepada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia (Human

Oriented), dimana setiap bentuk dawah tersebut adalah mutlak menghargai

prinsip-prinsip humanisme.

Tidak dibenarkan sama sekali dalam prinsip ini adanya cara yang bersifat

memaksa (coersive) dan juga dengan cara kekerasan. Karena dakwah merupakan

aktivitas yang mulia dan sangat dianjurkan dalam agama. Jadi, dakwah harus

dilakukan dengan penuh hikmat dan totalitas. Sebagaimana Allah anjurkan dalam

salah satu firman-Nya dalam Al-Qur'an surat surat An-Nahl ayat 125 yang

berbunyi:

���� � ��� ��� � ����� ��☺��������� ������☺� �!

Page 22: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxiii

��"#���� $ %'� �()*! +,-. ��� ��/ 0#123 4 56�

�7�� �8/ 9%:13 0☺�� 5�; 0 <�3���� � $ �8/! 9%:13

=>�(?1'☺� ��� @;A�

Artinya : "Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat-

nasehat yang baik dan bertukar fikiranlah dengan cara yang

lebih baik Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa

yang sesat dari jalan-Nya, dan dia-Lah yang mengetahui siapa

yang terpimpin". {Q.S. An-Nahl 125}

Atas dasar ini dapat kita katakan bahwa dakwah merupakan proses

komunikasi keagamaan yang memiliki nilai transenden walaupun tidak semua

proses komunikasi merupakan proses dakwah. Dengan demikian, dakwah itu

merupakan suatu bentuk komunikasi yang khas dan mengandung unsur-unsur

Ilahiyah, serta bertujuan mengajak umat manusia menuju jalan yang diridhai oleh

Allah SWT untuk keselamatan umat manusia di dunia dan akhirat.

Dakwah yang dilakukan oleh para da’i yang berakhlak mulia adalah

sebuah usaha yang dahulu dilakukan oleh para an-biya. Jika dakwah dijalankan

dengan keyakinan dan keikhlasan, maka seorang da’i akan menuai sesuatu yang

tak ternilai, yaitu ridha Ilahi. Sebagai seorang da’i dan politikus, A. M. Fatwa

merupakan sosok yang cukup diperhitungkan dalam konsistensinya menjalankan

aktivitas dakwah hingga saat ini. Meskipun beliau saat ini lebih sering eksis dalam

dunia politik, kegiatan dakwahnya tidak pernah ditinggalkan dari prinsip

kehidupannya kesehariannya. Dua aktivitas yang digelutinya seperti sudah

mendarah daging dan sulit dipisahkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Page 23: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxiv

Meminjam istilah Muhammad Natsir, politik baginya adalah pelaksanaan al-amru

bi al-ma’ruf wa al-nahyi ‘an al munkar.

Dalam kegiatan dakwah, komunikasi merupakan suatu variabel yang tidak

dapat terpisahkan. Terdapat pararelisme yang sifatnya saling mengisi dan

melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dalam melakukan aktivitas dakwah,

harus ada metode komunikasi yang tepat dalam menyampaikan pesan-pesan

dakwah. Oleh karena itu, metode ini harus diperhitungkan secara matang. Karena

boleh jadi metode menjadi lebih penting daripada isi pesan yang ingin

disampaikan oleh para da’i saat ingin menyampaikan pesan-pesan dakwah.

Dan akhirnya, tujuan penulis membuat Skripsi ini tiada lain adalah ingin

menelusuri dan melihat secara mendalam bagaimana gagasan dan aktivitas

dakwah yang dilakukan oleh A. M. Fatwa lewat pembahasan skripsi yang penulis

sajikan dengan judul ”Pemikiran dan Kiprah Dakwah Andi Mappetahang

Fatwa.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Penilitian skripsi ini dimana penulis melakukan penelusuran tentang

bagaimana dakwah yang dilakukan oleh Andi Mappetahang Fatwa, baik

secara teoritis maupun praktik sejak tahun 1979 hingga 2009.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang penulis angkat di dalam skripsi ini adalah

tentang pemikiran dan kiprah dakwah AM Fatwa yang terdiri dari :

1. Apa gagasan A. M. Fatwa tentang Dakwah?

Page 24: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxv

2. Bagaimana kiprah dakwah yang dilakukan oleh AM Fatwa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa saja gagasan Andi Mappetahang Fatwa

tentang Dakwah.

2. Bagaimana kiprah dakwah yang telah dilakukan Andi

Mappetahang Fatwa.

b. Manfaat penelitian ini adalah :

1. Segi Akademisi

Hasil penelitian ini penulis harapkan dapat menambah dan

memperkaya wawasan penulis khususnya, dan semua pembaca

pada umumnya.

2. Segi Praktisi

Hasil Penelitian skripsi ini diharapkan dapat menjadi acuan

dan referensi bagi kalangan teoritis, praktisi dan aktivis yang

konsern pada kajian dakwah dan komunikasi khususnya, dan

umumnya bagi para praktisi dakwah dan politik yang menjadikan

jabatan pemerintahan sebagai medium untuk berdakwah

menyebarkan ajaran Islam.

D. Tinjauan Pustaka

Page 25: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxvi

Dakwah dan komunikasi merupakan dua buah disiplin ilmu yang memiliki

keterkaitan yang sangat erat di dunia akademisi. Kedua disiplin ini memiliki

sebuah pembahasan yang khas dan saling berkaitan antara satu sama lain. Dalam

skripsi ini penulis membahas tentang pemikiran dan aktivitas dakwah Andi

Mapetahang Fatwa. Objek pembahasan ini memang pernah disusun oleh Muhajir

Arief Rahmani salah satu mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul ”Pemikiran, Pergerakan Dakwah dan Politik

A. M. FATWA” yang disusun pada tahun 2006. dimana yang membedakannya

adalah hasil yang di dapatkan oleh penulis terutama data di lapangan ”field

research” saat penulis mengikuti aktifitas yang dilakukannya dan juga buku-buku

yang baru di terbitkan sejak 2007, dimana buku yang terbitkannya merupakan

kumpulan dari pemikiran dan perjalanan beliau yang belum pernah di tulis dibuku

sebelumnya. Dan penulis mendapatkan data baru berdasarkan buku-buku ”library

research” yang merupakan buah karya A.M. Fatwa.

Dalam skripsi ini penulis kemudian menjadi tertarik mengangkat objek

yang sama dengan judul yang agak berbeda, yaitu tentang apa dan bagaimana

pemikiran serta kiprah dakwah yang dilakukan oleh A. M. Fatwa saat ini seiring

dengan berubahnya kondisi Indonesia. Di sini penulis ingin menyusuri bagaimana

implementasi pemikiran dakwah A. M. Fatwa ketika dikongkritkan dalam sebuah

tindakan praktis. Karena itu, penulis coba mengupasnya dengan judul ”Pemikiran

dan Kiprah Dakwah A. M. Fatwa.”

E. Sistematika Penulisan

Page 26: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxvii

Untuk mengetahui secara global tentang penulisan ini, maka sistematika

penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

Bab I. : Berisi PENDAHULUAN yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

Bab II : Berisikan LANDASAN DAN KAJIAN TEORITIS mengenai pokok

pembahasan tentang Pemikiran dan Kiprah Dakwah

Bab III : Memberikan gambaran umum tentang METODOLOGI

PENELITIAN yang digunakan.

Bab IV : ANALISA DATA DARI AKTIVITAS DAKWAH ISLAM yang

dilakukan H. Andi Mappetahang Fatwa dari pertama kali berdakwah

hingga sekarang ini.

Bab V : Merupakan bab PENUTUP yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 27: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxviii

BAB II

LANDASAN DAN KAJIAN TEORI

Aktivitas merupakan sebuah kegiatan dari pemikiran maupun kiprah

dimana dapat menghasilkan atau menciptakan sebuah nilai yang positif atau

negatif. Dan hal tersebut dapat dikatakan sebagai aktivitas apabila kegiatan

tersebut dilakukan secara terus menerus dan menimbulkan effek dan memiliki

pengaruh yang besar maupun kecil terhadap sesuatu yang dilakukannya.

Dalam hal ini, aktivitas dapat dikatakan sebagai sebuah pemikiran apabila

dapat dipahami dan dimaknai apapun bentuknya.

A. Pengertian Pemikiran

Berfkir merupakan aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia. Selama kesadaran terjadi, selama itu pula aktivitas berfikir berlangsung.

Objek pemikiran pun sangat luas, seluas wilayah jagad raya ini. Untuk itu, otak

yang dipandu nilai, ibarat pengembara di padang luas berjalan tanpa arah, bisa

dianggap dan bahkan bisa dikatakan tersesat daripada selamat.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata “pikir” mempunyai arti akal budi,

ingatan, angan-angan; dan kata dalam hati, pendapat (pertimbangan). Sedangkan

kata “berpikir” diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

memutuskan sesuatu dengan menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan”

arti mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal

budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil dari pikir. Karena “pikir” berasal dari

bahasa arab fikr, tentu akan lebih utama jika merujuk kepada asal usul bahasa.

Page 28: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxix

Kata fikr terdiri dari huruf fa’( ف );kaf ( ك ) dan ra’( ر ), dari bentuk fi’l;

fikara-yafkiru, artinya “menggunakan akal untuk sesuatu yang di ketahui, untuk

mengungkapkan perkara yang tidak diketahui”. Dari kata fikr timbul tafkir (dari

fakkara-yufakkiru), yang artinya “memfungsikan akal dalam suatu masalah untuk

mendapatkan pemecahannya” (Al-mu’jam Al-Wasiith).

Ada beberapa pendapat atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

pikir. Tidak ada perbedaan yang mendasar diantara mereka, definisi atau ta’rif itu

sebagai berikut :

• Pemikiran atau berfikir adalah kata benda dari aktivitas akal yang ada

di dalam diri manusia, baik kekuatan akal berupa qalbu, roh, atau

dhzin, dengan pengamatan atau pendalaman untuk menemukan makna

yang tersembunyi dari persoalan yang dapat diketahui, maupun untuk

sampai pada hukum atau hubungan antar sesuatu (Toha Jabir Al-

Alwani, 1989). (Referensi Toha Jabir Al-Alwani, Dr.t.t., Krisis

Pemikiran Modern Diagnosi dan Resep Pengobatan. LKPS. T.k,)

• Menurut Ibnu Khaldun (1986), berfikir atau fikr ialah penjamahan

bayang-bayang yang telah di indra – di balik perasaan – dan aplikasi

akal di dalamnya untuk membuat analisis dan sintesis (Ibnu Khaldun,

1986).

- Muhammad Imarah (1994), mengatakan bahwa “pemikiran” secara

terminologi adalah pendayagunaan pemikiran terhadap sesuatu dan

sejumlah aktivitas otak, berupa berpikir, berkehendak, dan perasaan

Page 29: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxx

yang bentuk paling tingginya adalah kegiatan menganalisis, menyusun,

dan mengkoordinasi.

Dari beberapa makna dan pengertian berpikir tersebut, kita dapat

mengetahui bahwa dalam berpikir terdapat beberapa hal, yaitu :

1. Adanya kegiatan atau aktivitas akal budi yang berupa pengamatan,

perenungan, analisis, dan sintesis.

2. Adanya “sarana” yang berupa indra, akal, dan hati (roh).

3. Adanya sesuatu yang telah diketahui.

4. Adanya sesuatu yang akan diketahui atau dihasilkan berdasarkan

hal-hal yang telah diketahui.

Pengertian berpikir sangat dikenal oleh para mufakkir adalah yang

dikemukakan oleh Imam Ghazali. Pengertian yang dikemukakannya lebih praktis

dan operasional. Beliau mengatakan,6 “Ketahuilah, berfikir itu menghadirkan dua

makrifat (premis, pernyataan, tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika

permasalahannya lebih luas, maka semakin banyak premis atau makrifat yang

dikemukakan, kesimpulannya akan semakin kuat.

Dari definisi Al-Ghazali tersebut, dapat pula dipahami bahwa

menyimpulkan sesuatu hanya dengan satu premis (makrifat/mukadimah), besar

kemungkinannya tidak akan bisa sampai pada hakikatnya; atau dengan kata lain,

tidak akan memperoleh konklusi yang benar dan valid. Jika benar, hanyalah

sebuah kebetulan dan kadang bersifat parsial. Karena itu, ia belum atau tidak

dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.

6 Sebagaimana di kutip oleh Dr. Thoha Jabir Al-Alwani dalam Krisis Pemikiran Modern

Diagnosis dan Resep Pengobatannya (1989), dan M. Yaqzhan dalam Anatomi Budak Kufar

(1993).

Page 30: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxi

Kita sedikit mencerna dan memahami bahwa pemikiran adalah sebuah

pendayagunaan otak dengan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan

dan memutuskan sesuatu ; menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan”

artinya mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan

akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil pikir.

Oleh karena itu, berfikir, sesungguhnya suatu kebutuahn insani yang tdak

terelakkan untuk tumbuh dan berkembang, yang sekaligus merupakan kebutuhan

akan aktualisasi fitrahnya. Lebih tegasnya, manusia tidak dapat lepas dari berfikir,

seberapa pun intensitas dan kuantitasnya.

B. Pengertian Kiprah

Kiprah adalah sebagai tindakan, aktivitas, kemampuan kerja, reaksi cara

pandang seseorang terhadap ideologi atau institusinya.7 Segala sesuatu yang

berhubungan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia

merupakan aktivitas, yang mana aktivitas tidak bisa dipisahkan dengan organ

keseluruhan yang melekat pada diri.

Aktivitas dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional (2000). Aktivitas berarti keaktifan ; kegiatan ;

kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian.

Sedangkan aktivitas dakwah adalah salah satu aktivitas keberagamaan

yang sangat urgen dalam Islam, serta memiliki posisi strategis, sentral dan

menentukan. Di dalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau

usaha mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,

7 WJS. Purwodarminata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1976),

h. 57

Page 31: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxii

baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam, dakwah

merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya.

Terwujudnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman

keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju

sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus lebih

berperan menuju pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai

aspek kehidupan.

M. Quraish Shihab memberikan pengertian tentang dakwah dalam

bukunya membumikan Al-Qur’an sebagai sebuah seruan ajakan kepada

keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik terhadap

pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha

peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apabila pada masa sekarang ini,

ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara

menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.8

C. Pengertian Dakwah

Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti “doa,

seruan, panggilan, ajakan, undangan ataupun permintaan.9 Sementara dalam

kamus bahasa Indonesia, dakwah didefinisikan : “Penyiaran atau propaganda,

8 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1995), h. 466

9 A. W. Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Lengkap, (Jakarta: Pustaka Progresif,

1997), Cet Ke-14, edisi 2, h.407

Page 32: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxiii

penyiaran agama dan pengembangannya dikalangan masyarakat, seruan untuk

memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.10

Dari makna kata dakwah di atas dapat disimpulkan bahwa kata dakwah

mengandung unsur panggilan, ajakan atau seruan. Sedangkan secara terminology,

banyak pendapat tentang difinisi dakwah. Quraish Shihab mendifinisikan dakwah

sebagai “seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi

kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun

masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran agama

Islam secara menyeluruh dalam berbagi aspek kehidupan.11

Keterlibatan seorang muslim di dalam gerakan dakwah menjadi suatu

keharusan, sesuai dengan potensi yang dimilikinya masing-masing. Dengan

demikian menjadi jelas bahwa dakwah merupakan kewajiban yang harus diemban

oleh setiap pribadi yang merasa dan mengaku muslim demi terwujudnya

kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dakwah memang berintikan pada

pengertian mengajak manusia untuk berbuat kebajikan dan menghindarkan diri

dari keburukan. Ajakan tersebut dilakukan dengan tujuan tegaknya Islam. Dengan

kata lain, dakwah sebenarnya bertujuan untuk menghidupkan atau untuk

memberdayakan, sehingga masyarakat memperoleh momentum untuk

meningkatkan taraf hidup sejahtera, serta menimbulkan suasana yang kondusif

bagi tegaknya nilai-nilai Islam.12

10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1997), Cet.ke 9, h.205 11

Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1988) Ce. Ke-17, h. 194 12

Yunan, Dakwah dalam Perspektif Otonomi Daerah, Risalah dakwah, Penerbit Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, vol. 5 No.1 Juni 2003 h. 16

Page 33: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxiv

Memahami dakwah bukan hanya mengajak orang lain untuk selalu

mengikuti larangan dan perintah Allah. Akan tetapi adalah ajakan pada kebaikan,

dengan tulisan, lisan dan keteladanan diri. Dakwah merupakan nilai kepedulian

dan kesadaran dan merupakan pekerjaan mulia yang membutuhkan perjuangan

dan pengorbanan.

Dakwah akan semakin memiliki makna bila dimulai dari diri sendiri. Bila

sudah dimulai orang lain pun akan melihat kenyataan jalan hidupnya, karena

mana mungkin orang lain berubah kalau dalam diri da’i tidak ada tindakan nyata.

Dalam kerangka epistemologinya, dakwah memiliki sistem. Sistem ini

saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya, yaitu: da’i, mad’u,

materi dakwah, media dakwah, metode dakwah, dan tujuan dakwah. Jika aktivitas

dakwah ingin berjalan dengan baik, maka keenam sistem tersebut harus ada

(seiring berjalan). Apabila salah satu diantaranya tidak ada, otomatis aktivitas

dakwah tidak akan berjalan dengan baik. Di era globalisasi, media dakwah yang

digunakan sangat memegang peran penting. Oleh karena itu, media dakwah harus

menjadi salah satu unsur yang harus diperhatikan.

Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima, yaitu: media lisan,

tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. Sedangkan Moh. Ali aziz membagi

media menjadi dua, yaitu: media tradisional dan modern (elektronik).13

Media

tradisonal ini cukup banyak, salah satu diantarnya adalah wayang. Media wayang

ini dahulu digunakan oleh para Walisongo saat berdakwah menyebarkan ajaran

agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.

13 DR. Moh. Ali Aziz M.Ag,”Ilmu Dakwah”, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1, h. 120.

Page 34: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxv

Di era tradisional dakwah biasa dilakukan di tempat ritual keagamaan

(mesjid atau surau) atau majlis ta’lim dengan media seadanya. Seiring dengan

perkembangan zaman, media dakwah lebih variatif dan bisa dilakukan dimana

saja (fleksibel). Tentunya dengan bantuan media yang canggih, yang dapat

meminimalisir hambatan-hambatan efektivitas dakwah.

Sementara media modern (elektronik) ramai digunakan di millenium ke

tiga, yaitu di zaman sekarang ini. Media modern ini berupa radio, film, televisi,

internet, dan semacamnya. Dakwah sebagai komunikasi keagamaan dihadapkan

kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin

canggih, memerlukan adaptasi terhadap kemajuan tersebut.14

Kalau di era tradisional dakwah hanya dilakukan di tempat tertentu, maka

saat ini dakwah bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Karena media massa

sudah mampu mengatasi salah satu faktor penghambat aktivitas dakwah (jarak,

ruang, dan waktu). Media massa yang dimaksud adalah televisi. Kemampuannya

melipat jarak, ruang, dan waktu ditambah dengan kekuatan audio-visual membuat

aktivitas dakwah menjadi lebih masif dan komprehensif.

1. Tujuan Dakwah

Tujuan Dakwah dalam agama Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan

Hadits pada hakikatnya untuk mengubah orang lain atau situasi (changing

situation) ke arah yang lebih baik dengan cara menanamkan ajaran Islam untuk

menciptakan kehidupan yang Islami dalam berbagai bidang, baik di bidang

ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

14

DR. M. Bahri Ghazali, “Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah,” (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 33.

Page 35: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxvi

Menurut Sayyid Qutub, bahwa tujuan dakwah adalah mengenal Allah

SWT dan mengesakan-Nya (tauhid)15

bila manusia memiliki landasan tauhid yang

kuat, maka implementasi dari sikap tauhid tersebut adalah bagaimana

mengaplikasikan ke dalam aspek tata kehidupan.

Oleh karena itu, dakwah sebagai suatu sistem perjalanan peradaban

manusia harus berfungsi membentuk manusia mencari kebaikan, dan dakwah

harus hadir sebagai pedoman manusia untuk dijadikan pelita hidup, serta

mengarah pada pencapaian kemajuan manusia untuk tujuan yang baik, dan juga

mempererat tali Allah dengan tali manusia.

2. Unsur-unsur Dakwah

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan ummatnya

untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai

rahmatan lil ‘alamina. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan sebagai pedoman hidup dan

dilaksanakan secara konsisten serta konsekuen. Usaha menyebarluaskan Islam dan

realisasi terhadap ajarannya melalui dakwah.

Terlepas dari perbincangan dan analisis dari definisi dakwah yang sudah

ada dalam fokus pembahasan ilmu dakwah ada lima faktor atau komponen dalam

dakwah yang selalu ada dalam pelaksanaan kegiatan dakwah. Diantaranya, subjek

dakwah (al-da’i), kedua objek dakwah atau sasaran (al-mad’u) ketiga materi

dakwah (maudu’u al-dakwah) keempat metode dakwah (asalib al-dakwah) dan

kelima media dakwah (wasail al-dakwah).

15 Sayyid Qutub, Ma’lim Fi Thoriq (Kairo : Dasar al-Syuruq 1979)

Page 36: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxvii

a. Subjek Dakwah (Da’i)

Dalam tinjauan terminologis bahwa dakwah adalah menyeru atau

mengajak umat manusia baik perorangan maupun kelompok kepada

agama Islam. Dalam pengertian tersebut diatas, maka dapat diambil kata

da’i sebagai subjek dakwah itu sendiri.16

Maju mundurnya Islam tergantung dari kegiatan dakwah yang

dilakukan umatnya, karena dakwah pada hakekatnya adalah untuk

meningkatkan kualitas dari berbagai segi kehidupan.

Setiap muslim berkewajiban melakukan dakwah dengan cara

masing-masing tanpa kecuali. Dengan melalui profesinya seorang dapat

melakukan dakwah, begitupun dengan keterampilan dan kegiatan sehari-

hari.

Seorang muslim dimanapun berada, harus sadar bahwa dirinya

adalah subjek dakwah, muslim sendiri merupakan pelaku dakwah yang

tidak boleh absent. Tidak pengecualian seseorang untuk lepas dari

partisipasinya sebagai subjek dakwah. Dalam keadaan dan situasi

bagaimanapun manusia yang merasa dirinya muslim berkewajiban

mengingatkan orang lain pada sesuatu yang mendekatkan diri pada

tuhannya, sehingga sebagai subjek ia harus terlebih dahulu mengadakan

intropeksi terus menerus terhadap perilaku dirinya, agar apa-apa yang

dilakukannya bisa diikuti dan di teladani oleh yang lain.

16

Zaini Muhtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta : al-Amin Press dan

IFKA, 1996), h. 14

Page 37: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxviii

Subjek dakwah yang tidak mau memperbaiki dan mendidik diri

dengan kesabaran dan keteguhan hati serta kemauan yang keras untuk

merubah maka akan mendapat celaan dari orang lain serta dimurka oleh

Allah SWT sesuai dengan surat As-Shaff ayat 2 dan 3 :

�BC(D)E =>�F.G� ��"H�� I� J�� ��

�H L 6�8:8�M @A N O �Q�H (R� G � 63

��� �� �H L J�8:8�M @S

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu

mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat

besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan

apa-apa yang tidak kamu kerjakan”(Qs : As-Shaff :2-3)

Oleh karenanya dalam rangka mengemban tugas amanah Allah

SWT, para pelaku dakwah (da’i) yang bertugas menyampaikan pesan

Illahi, maka seorang da’i harus memiliki bekal ilmu yang cukup baik entah

itu ilmu agama maupun ilmu lainnya. Ini semua dibutuhkan, sebab

tantangan yang di hadapi subjek dakwah semakin berat. Disamping itu

sebagai bekal tambahan da’i, seharusnya berkonsentrasi pada suatu bidang

tertentu sesuai dengan bakatnya. Sehingga objek dakwah dapat diarahkan

dengan modal memadai dalam rangka menyesuaikan kapasitas mad’unya.

Dengan cara seperti itu da’i akan mampu mewujudkan sikap menuju

kearah sikap yang lebih baik.

b. Objek Dakwah (Sasaran Dakwah)

Page 38: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xxxix

Dakwah adalah proses mengajak umat manusia menuju jalan

Tuhan demi kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat. Manusia

yang menjadi objek dari aktivitas dakwah tersebut tidak hanya bersifat

individual (perorangan) tetapi juga dapat bersifat kelompok. Karenanya,

dalam menentukan strategi dakwah perlu memperhatikan keunikan

individu sebagai individu dan keunikan individu sebagai anggota

masyarakat.17

Objek dakwah sangat luas yang merupakan bentuk masyarakat

yang beraneka ragam latar belakang dan kedudukannya. Beraneka ragam

pola problematika yang dihadapinya, melibatkan di dalamnya manusia

yang merupakan anggota masyarakat yang mempunyai kepentingan dan

kepribadian. Mereka adalah manusia yang menjadi khalayak yang akan

diajak kedalam Islam secara kaffah, karena mereka bersifat heterogen dari

segi latar belakang sosial maupun ideologi.

Keunikan individu dalam masyakat terjadi karena pola tingkah

laku yang spesifik dari individu tersebut. Keunikan individu artinya, setiap

individu memiliki karakteristik, sifat, dan kebutuhan yang berbeda.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya

pertama, faktor usia. Kelompok usia yang tidak sama menimbulkan ciri,

sifat, dorongan, perhatian, dan kebutuhan yang tidak sama. Kedua faktor

ideologi. Dalam masyarakat terdapat beberapa macam ideologi missalnya

yang beragama Islam namun masih mempercayai hal-hal yang mistik,

17 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta : Rineka Cipta) h. 73

Page 39: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xl

beragama Islam non sekte, beberapa sekte Islam dan lain-lain. Ketiga,

faktor status sosial dan status ekonomi. Tinggi rendah status sosial

seseorang menunjukkan derajatnya. Status sosial di pengaruhi oleh

pendidikan yang telah di capai atau jabatan maupun pekerjaan sehari-hari.

Sedangkan tinggi rendah status ekonomi di ukur oleh sedikit banyaknya

penghasilan dan harta kekayaan yang dimiliki. Adanya status sosial dan

status ekonomi yang berbeda-beda membawa implikasi praktis terhadap

pola kehidupan seseorang di masyarakat. Bila pola hidup tidak sama, tentu

cara hidup individu tersebut menimbulkan keunikan-keunikan individu

dalam masyarakat.18

Sehubungan dengan kenyataan-kenyataan diatas, maka dalam

pelaksanaan program kegiatan dakwah perlu mendapatkan konsedarasi

yang tepat meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari

segi sosiologis, berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota

besar dan kecil serta masyarakat di daerah marginal dari kota

besar.

2. Sasaran masyarakat yang dilihat dari segi struktur

kelembagaan, berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

3. Sasaran masyarakat yang dilihat dari tingkat usia, berupa

golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.

18 Asmuni Syukri, DasarStrategi Dakwah Islam, (Surabaya : al-Ikhlas, 1983) h. 96

Page 40: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xli

4. Sasaran masyarakat yang dilihat dari segi tingkat hidup sosial-

ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah, miskin dan

seterusnya.19

Bila dilihat dari psikologis kehidupan masing-masing golongan

masyarakat tertentu, maka dapat dilihat bahwa mereka memiliki ciri-ciri

khusus yang menuntut sistem dakwah yang berbeda satu dengan yang

lainnya. Oleh sebab itu masalah masyarakat ini harus dipelajari dengan

sebaik mungkin sebelum melangkah ke dalam aktivitas dakwah

sesungguhnya. Da’i hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa

pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah

masyarakat seperti sosiologis, ekologi, psikologi, ekonominya, serta

mengaplikasikan sabda Rasulullah “bicaralah dengan mereka (manusia)

sesuai dengan kemampuannya.

c. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah hanyalah berlandaskan Al-Qur’an

dan As-sunah sebagai sumber utamannya, kuduanya merupakan materi

utama yang harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti

oleh masyarakat. Al-qur’an yang merupakan wahyu Allah mutlak

kebenarannya dan dijaga keutuhan dan kebenarannya, al-quran adalah

kitab suci umat Islam yang di turunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril

kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup yang harus di taati

19 Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 3

Page 41: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlii

dan dipatuhi umat manusia sebagai landasan hidup demi keselamatan

hidup di dunia maupun di akhirat

Sebagai pedoman hidup, Al-quran mengandung secara lengkap

petunjuk, pedoman, sejarah serta prisip-prinsip baik mengangkat masalah

keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak dan lain-lain.20

Al-Quran sebagai rujukan asal dakwah Islam, apabila ada da’i yang

tidak berpedoman kepada Al-Qur’an, maka ia jauh dari panduan dan

rujukan Islam. Al-Qur’an yang merupakan kitab petunjuk dan pembawa

rahmat untuk seluruh alam, segala panduan terhadap aturan hidup dan

kehidupan antara manusia dengan sang khalik, alam, masyarakat, dan diri

sendiri termuat dalam Al-quran.

Jadi dengan melihat keluasan ajaran Islam yang terkandung dalam

Al-Qur’an dan hadits sedemikian rupa, maka seorang da’i dituntut untuk

memilah dan menentukan topik tertentu yang akan di sampaikan pada

mad’u yang menjadi objek dakwahnya, dengan harapan mad’unya dapat

memahami apa yang disampaikan dan sesuai dengan Al-Qur’an.

d. Metode Dakwah

Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta”

(melalui) dan “hodos” (jalan, cara).21

Dengan demikian kita dapat artikan

bahwa metode dakwah merepakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan.

20

Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Cet I (Surabaya : Usaha

Nasional, 1994), h.45 21 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Akasara, 1991), cet. Ke-1 h. 61

Page 42: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xliii

Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa

Jerman methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani

metode berasal dari kata thariq.22 Apabila kita artikan secara bebas,

metode adalah cara yang telah di atur dan melalui proses pemikiran untuk

mencapai suatu maksud.

Dalam memahami metode dakwah, yakni bagaimana cara yang

digunakan oleh para juru dakwah untuk menyampaikan ajaran atau materi

dakwah. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat

penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi apabila

disampaikan dengan metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja di

tolak oleh si penerima pesan.

Metode juga seperti halnya prinsip dimana mengandung pengertian

dasar atau berdasarkan asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir,

bertindak, dan sebagainya yang dianggap sebagai sebuah metode dalam

menyampaikan pesan dakwah. Sekalipun dakwah merupakan kewajiban

terhadap setiap muslim tanpa memandang apakah ia berasal dari golongan

manapun dan mengesampingkan status sosialnya. Akan tetapi, bukan

berarti dakwah dapat dilaksanakan sekehendak hati tanpa mengindahkan

tata cara yang sopan dan juga santun.

Secara tersurat prinsip-prinsip dakwah terdapat dalam Al-Qur’an

yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 125, yang di dalamnya terdapat

tiga hal penting sebagai acuan dalam melakukan dakwah.

22 Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya 1996), Cet Ke-1 h. 35

Page 43: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xliv

����� ��� ��� � ����� ��☺���������

������☺� �! ��"#���� $ %'� �()*! +,-. ���

��/ 0#123 4 56� �7�� �8/ 9%:13 0☺�� 5�; 0

<�3���� � $ �8/! 9%:13 =>�(?1'☺� ��� @;A�

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang

lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Qs :

An-Nahl : 125)

1. Bi al-Hikmah (dengan cara bijaksana)

Secara etimologi al-hikmah mempunyai arti : al-adl (keadilan), al-

hilmu (kesabaran), al-Nubuwah yang dapat mencegah seseorang dari

kebodohan, mencegah seseorang dari kerusakan dan kehancuran, setiap

perkataan yang cocok dengan al-haq (kebenaran), juga meletakkan sesuatu

pada tempatnya.23

Secara terminologi, hikmah adalah memperhatikan situasi dan kondisi

sasaran dakwah, materi yang disampaikan tidak memberatkan mad’u,

tidak membebani sesuatu yang memberatkan sebelum jiwa menerimannya,

banyak sekali cara yang di tempuh untuk mengajak mereka sesuai dengan

keadaannya, tidak perlu mengebu-gebu dan bernafsu, karena semua itu

melampaui batas hikmah.24

23

Muhammad Husain Abdullah, Metodologi Dakwah dalam Al-Quran, cet-I (Jakarta :

lentera, 1997) h. 40 24 Ghazali Darus Salam, Dakwah Yang Bijak, Cet-II (Jakarta : Lentera), h. 26

Page 44: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlv

Selain itu, hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian

bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek

dakwah mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan, apakah atas

kemauan sendiri, tidak merasa ada paksaan konflik maupun tertekan.

Dalam bahasa komunikasi, hikmah menyangkut apa yang disebut sebagai

frame of reference, field of reference dan field of experience, yakni situasi

total yang mempengaruhi sikap terhadap sikap komunikan (objek

dakwah).25

Dengan kata lain, hikmah yaitu berdakwah dengan memperhatikan

situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada

kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam

selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

2. Mauidzah al-Hasanah (dengan cara yang baik)

Nasehat yang baik maksudnya adalah memberikan nasehat kepada

orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah

kebaikan dengan bahasa yang baik dan dapat mengubah hati, agar nasehat

tersebut dapat di terima, yang berkenan di hati dan menyentuh qalbu.

Sedangkan Ali Mustafa Yakqub menyatakan bahwa Mauidzah

Hasanah ialah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik dimana ia

dapat bermanfaat bagi siapa saja yang mendengarkannya, seperti pesan

25 Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), h. 37

Page 45: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlvi

dakwah yang memuaskan sehingga mad’u dapat membenarkan apa yang

disampaikan oleh subjek dakwah.26

Begitu juga dengan filosof Tantowi Jauhari, yang di kutip Faruq

Nasution yang mengatakan bahwa Mauidzah Hasanah adalah Mauidzah

Illahiyah, yakni upaya apa saja dalam menyeru manusia kepada jalan

kebaikan dengan cara rangsangan yang menimbulkan cinta dan

rangsangan yang menimbulkan waspada.27

Seorang da’i diwajibkan menyampaikan nasehat-nasehatnya, dengan

nasehat-nasehatnya yang faktual berupa Mauidzah Hasanah agar objek

dakwah dapat menentukan pikiran terhadap rangsangan, dengan kata lain

bahwa subjek dakwah harus mampu menyesuaikan dan mengarahkan

pesan dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk

mengaktualisasikan nilai ajaran Islam kedalam kehidupan pribadi dapat

terwujud dengan benar, dan menjadi khairu ummah, yaitu umat yang adil

dan terpilih sehingga terwujudlah umat yang sejahtera lahir batin dan

bahagia dunia akhirat.28

3. Mujadalah

Kata wajadilhum bi-al-ati hiya ahsan adalah bertukar pikiranlah

dengan cara yang baik, melalui ayat tersebut betapa pentingnya

berdakwah, menyeru kebaikan dengan cara diskusi yang baik, selain ayat

26

Ali Mustafa Yakqub, Sejarah Metode Dakwah Nabi, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1997), h.

16. 27

Faruq Nasution, Aplikasi Dakwah dalam Studi Kemasyarakatan (Jakarta : Bulan Bintang

1986 ), h. 2. 28

Dra. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Cet-I (Yogyakarta : Mitra Pustaka,

2000), h. 48

Page 46: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlvii

tersebut Al-qur’an juga menaruh perhatian besar pada gaya percakapan

dan diskusi. Dari fenomena ini tidaklah mengherankan, karena dakwah

merupakan cara yang terbaik dalam meyakinkan dan memberikan

kepuasan hati objek dakwah, rasa puas itulah yang menjadi pondasi iman

seseorang, karena iman tidak dapat dipaksakan. Ia timbul dari lubuk hati

manusia itu sendiri, diskusi merupakan salah satu upaya dalam bertukar

pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya

suasana yang mengaharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.

Selain metode diatas, dalam hadits muslim juga di terangkan tentag

dakwah, sebagaimana sabda rasul :

�� � ري ر�� ا �� ��ل ���� ر��ل ا ��� ا�� ا��! ا � ��

� , $�ن �" ی&*() $'�&�ن $�ن �" ,-.و��" ی�2ل م! رأي م�/" م�/-ا $� �

)روا, ا��&�"(ی&*() $'2�' وذ�6 ا��5 ا4ی��ن

Artinya : “Abu Said al-Chudry R.A. berkata : Saya pernah mendengar

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang melihat

kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tanggannya,

kalau tidak mampu hendak menasehati dengan lisannya, kalau

tidak mampu hendaklah ingkar dengan hatinya dan itu

adalahpaling lemahnya iman.29

Dari sumber itulah tumbuh metode dakwah yaitu : pertama dakwah

dengan lisan yang berupa ceramah, seminar, khutbah dan lain-lain. Kedua,

dengan tulisan yang berupa buku, majalah, surat-surat kabar dan ketiga

29

Salim Bahresi, Terjemahan Riadhus Shalihin, Cet. IV (Bandung : PT al-Ma’arif, 1978),

h. 199

Page 47: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlviii

dakwah dengan perbuatan yaitu berupa prilaku yang sopan dan sesuai

dengan ajaran Islam.

Seorang juru dakwah harus tetap menghormati seseorang yang akan di

ajak bicara tanpa melihat status sosialnya. Yang terpenting adalah harus

memiliki prinsip-prinsip yang kokoh dan bahwa kemenangan dalam

berdiskusi bukan menjadi tujuan yang utama. Akan tetapi berdiskusi

hanyalah semata-mata menyapaikan sebuah informasi yang benar dan

membawanya ke jalan kebenaran.

Salah satu sifat manusia adalah sombong dan berwatak keras kepala.

Maka apabila mereka menempati kedudukan yang terhormat di

lingkungannya. Akan tetapi tugas yang terpenting adalah harus selalu

menjaga dan selalu membimbing kepada jalan yang di ridhai oleh Allah.

Dengan menggunakan ketiga prinsip di atas, bahwa dakwah dapat

dikatakan berjalan serta mudah di terima oleh masyarakat yang pada

waktunya dapat mengantarkan mereka ke pintu kebahagiaan.

e. Media Dakwah

Media dakwah berasal dari kata media berasal dari bahasa latin

yaitu median yang berarti alat atau perantara, sedangkan menurut istilah,

“media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat

perantarauntuk mencapai tujuan tertentu.30

Sedangkan dalam kamus istilah komunikasi, “media berarti sarana

yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampikan

30 Asmuni Syukri, Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : al Ikhlas, 1983),h. 163

Page 48: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xlix

pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya, banyak

jumlahnya atau keduanya. Media juga mempunyai bentuk dan jenis yang

beranekaragam.31

Adapun media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. Media dakwah yang dimaksud dapat berupa barang (material),

orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.32

Dakwah adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, kepentingan

dakwah terhadap adanya alat atau media yang tepat untuk digunakan

dalam berdakwah sangat penting. Dapat dikatakan media dakwah dapat

memudahkan para juru dakwah untuk menyampaikan pesan pada khalayak

atau komunikannya dengan cepat dan pesan yang disampaikan dapat

tersebar dengan luas.33

Adapun media yang dapat digunakan oleh para da’i sebagi berikut :

1. Mimbar atau media tatap muka yaitu salah satu media dakwah yang

tertua yaitu melalui mimbar, para juru dakwah dapat menyampaikan

pesan dakwahnya atau isi ceramahnya pada jama’ah dari atas mimbar.

2. media elektronik yang merupakan salah satu media yang terpenting

dan sangat tepat untuk digunakan, karena menyeimbangkan

perkembangan dunia yang serba digital, sehingga keberadaannya

sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Para praktisi dakwah dapat

memaksimalkan media-media elektronik mengingat fungsi strategis

31

Ghazali BC.TT, Kamus Istilah Komunikasi,(Bandung:Djambatan, 1992)H, 1992), h. .227 32

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002) Cet. Ke-2.h. 33 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi, cet I (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.12

Page 49: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

l

dalam mentransfer informasi dengan cepat dan dapat menembus

berbagai penjuru. Dan dengan media elektronik ini kita dapat dengan

cepat memberikan pengetahuan dan wawasan keagamaan pada

khalayak sebagai objek dakwah dengan cepat.

3. media cetak yakni media dakwah yang berupa tulisan, dan juga

merupakan media awal yang usianya sama dengan bertatap muka.

Media cetak yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan

diantaranya melalui buku, majalah, surat kabar dan lain sebagainya.

Agar dapat di terimanya media cetak dalam menyampaikan pesannya,

hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki mad’u

agar mereka dapat dengan cepat meresap dan memahami sekaligus

menyampaikan kembali pesan yang terkandung dalam subtansi

dakwahnya dengan baik.

D. Peluang dan Tantangan Berdakwah di Indonesia

Menurut catatan sejarah, Islam datang ke Indonesia berasal dari India,

sehingga Islam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh ajaran Hindu.

Unsur-unsur ajaran agama Hindu justru memudahkan menyebarkan ajaran Islam

di nusantara, khususnya di pulau jawa, karena mereka sudah mengenal ajaran

agama Hindu.

Sejarah juga mencatat bahwa tersiarnya ajaran Islam di Indonesia

merupakan karya besar dari kaum sufi dan mistik yang bersikap toleran terhadap

kebiasaan yang hidup di dalam masyarakat yang sebenarnya belum tentu sesuai

Page 50: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

li

dengan ajaran tauhid. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang kebetulan jika umat

Islam di Indonesia umumnya menyukai aspek tasawuf dan amalan-amalan

daripada ilmu theology dan fiqih34

Di antara kesemua, baik itu tasawuf, fiqih, kalam dan mistik. Maka ajaran

tasawuflah yang mendapat minat masyarakat, karena ajarannya berusaha

menyesuaikan diri dengan tradisi-tradisi dan adat yang ada di dalam masyarakat,

dan akhirnya ahli ilmu fiqih dan ilmu kalam, sedikit demi sedikit berkompromi

dengan ajaran mistik dan tasawuf yang terbuka terhadap adat dan istiadat yang

hidup dan berkembang di masyarakat Indonesia yang sebenarnya tidak sesuai

dengan ajaran pokok Islam yang didasari pada tauhid.

Harus diketahui juga, bahwa nama-nama kehormatan bagi raja-raja, seperti

misalnya Djohan Syah di Aceh, juga Sultan-sultan di Mataram yang

menggunakan Kalipatullah Panatagama yang berarti Khalifatullah yang menata

dan mengatur amalan-amalan agama. Demikian juga Istilah sembahyang untuk

sholat yang dipakai hingga saat ini tanpa konotasi bahwa sembahyang itu

menyembah ”Yang” yang bermakna dewa. Demikian pengaruh kaum sufi di abad

ke 16-17.

Disamping itu, banyak sisa animisme yang masih hidup berdampingan

dengan tauhid, seperti kepercayaan terhadap jimat, jampi-jampi, kayu dan batu

yang dianggap mempunyai daya untuk membuat untung-rugi, bahaya dan bahagia.

34 Pemimpin-pemimpin agama pada waktu itu bukanlah para Fuqoha atau Mutakalimun,

akan tetapi kebanyakan adalah guru-guru dan mubaligh penyiar Islam yang terkenal di abad 15 di

Sumatera Utara anatara lain Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri, dan Abdul Rauf Singkel.

Mereka kesemuanya adalah ahli tasawuf. Begitu pula para penyiar agama Islam di Pulau Jawa

yang terkenal dengan ”Wali Songo”, semuanya adalah ahli mistik dan tasawuf yang toleran

terhadap adat dan kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat jawa pada waktu itu

Page 51: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lii

Kemudian keadaan itu tidaklah tetap. Tempat dimana pengaruh hindu

tidak kuat, maka sisa-sisa Hinduisme mulai hilang, dan ajaran-ajaran Islam murni

berangsur-angsur mengikisnya sedikit demi sedikit.

Pada abad ke-16 datang bangsa Eropa ke Indonesia yang membawa

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memajukan

perdagangan dan pelayaran dengan kapal laut serta tarnsportasi lainnya.

Hubungan laut antara Eropa dan negeri Timur Tengah membuka juga hubungan

Indonesia dengan bangsa Arab.

Hubungan tersebut memberi pengaruh yang tidak kecil dalam budaya

bangsa Indonesia. Mereka mulai pergi haji, dan tidak sedikit mereka yang pergi

haji tersebut menjadi Ulama dan pengarang kitab-kitab dalam bahasa daerah yang

hidup di Indonesia dan mempunyai pengaruh dalam mengikis sisa ajaran

Hinduisme.

Disisi lain, banyak orang-orang Arab datang ke Indonesia untuk mengadu

nasib, sampai akhir abad ke-19, jumlah imgran semakin banyak, mereka

berdagang sambil mengajar atau menyiarkan agama. Dengan literatur yang ditulis

ulama-ulama Indonesia, diperkuat dengan kehadiran orang Arab Hadromaut

(Yaman), maka pelajaran-pelajaran agama di Pesantren-pesantren sedikit demi

sedikit mulai murni. Demikian juga rakyat jelata yang berhubungan langsung

dengan bangsa Arab, baik sebagai pedagang maupun mubaligh, dan juga

mendapatkan praktek-praktek agama yang murni.35

35 Soeroyo, dkk, Problematika dan Peta Dakwah di Abad XXI (Jakarta : Penerbit Yayasan

Kamil bekerjasama dengan PP IKPM Gontor, 1997) h. 11.

Page 52: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

liii

Pada Awal abad ke 20, bangsa Arab mengambil tempat di Indonesia yang

sebelumnya di tempati India, sementara itu Muhammad Abduh dari Mesir pad

akhir abad 19 melancarkan usahanya untuk memodernisasi ajaran Islam, dengan

membentuk kelompok bernama Salafiyah. Golongan ini mempunyai pengaruh

yang tidak kecil, artinya dalam alam pikiran dan kehidupan agama Islam di

Indonesia.36

Di sisi lain, penetrasi bangsa Eropa, khususnya Belanda mempunyai

pengaruh buruk terhadap perkembangan Islam di Indonesia, mereka membawa

misi agama, baik Katolik maupun Protestan, dan bukan hanya di Pulau Jawa tetapi

juga di luar jawa dengan mendirikan sekolah-sekolah, sementara itu, lembaga

pendidikan Islam tidak efisien. Pada cendikiawan didikan Barat sikapnya acuh

dan terkadang memandang rendah kepada umat Islam. Mereka beranggapan

bahwa Islam itu kolot, menghambat kemajuan, dan lain sebagainya. Tentu sikap

ini tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena keadaan umat Islam di Indonesia

sendiri memang membenarkannya, ketika dalam keadaan sehari-hari yang tidak

dapat mencerminkan ketinggian dan keluhuran Islam. Dan faktor-faktor tersebut

yang melatarbelakangi berdirinya gerakan-gerakan Islam seperti Sarekat Dagang

Islam (1909), Sarekat Islam (1911) Muhammadiyah (1912) dan Nahdlatul Ulama

(1926). Keadaan tersebut terus berjalan sampai zaman kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan dakwah berjalan dengan pasang surut, karena

pemerintah republik Indonesia mencurigai umat Islam yang menginginkan

36 Ibid., h. 1.

Page 53: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

liv

berdirinya negara Islam, sehingga kedudukan umat Islam dipinggirkan dan sering

di pojokkan baik pada pemerintahan Orde Lama maupun Orde Baru.

Pada akhir Orde Baru, keadaan umat Islam sudah mengalami perubahan,

setelah berdirinya ICMI pada tahun 1990 dan umat Islam mulai ikut mengambil

keputusan. Bahkan kabinet Persatuan Pembangunan VI yang disebut kabinet yang

ijo royo-royo, disebabkan banyak tokoh Islam yang duduk di dalamnya.

Gerakan-gerakan Islam pada zaman kemerdekaan sampai reformasi ini

ditandai dengan usaha membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh-pengaruh

dan kebiasaan yang bukan Islami ; reformasi ajaran-ajaran pendidikan Islam ;

serta mempertahankan Islam dari pengaruh serangan-serangan dari luar termasuk

apologi, yaitu usaha untuk membuktikan kebaikan dan kebenaran Islam.

Kegiatan ini merupakan kerangka modernisme Islam di Indonesia, hal

tersebut dilakukan untuk memberi pengertian tentang Islam dengan nilai-nilai dan

ide-ide kemanusiaan.

Secara umum, peluang dan tantangan dakwah di Indonesia melalui kondisi

umat Islam Indonesia saat ini dapat digambarkan pada :

• Secara geografis, umat Islam Indonesia mendiami wilayah kepulauan

Nusantara yang membentang antara dua benua, Asia dan Australia dengan

luas wilayah 1.9 juta mil2 yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan

ratusan suku dan bahasa.

• Jumlah umat Islam diperkirakan sekitar 85 % dari total penduduk

Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa atau sekitar 187 juta.

Page 54: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lv

• Background (latar belakang) keagamaan sebelum kedatangan Islam adalah

Hindu dan animisme.

• Backgroud politik dan sistem pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan, baik

sebelum Islam maupun setelah kedatangan Islam.

• Sepanjang sejarahnya Indonesia adalah satu-satunya wilayah Islam yang

terbesar yang belum pernah menikmati sistem Islam secara total atau

sistem Khilafah Islamiyah.

• Fakta historisnya, pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda dan 3.5

tahun oleh Jepang. Nusantara adalah wilayah yang paling lama terjajah

dalam sejarah dunia Islam.

• Setelah merdeka dari jajahan Jepang 1945, berubah dan bersatu dalam

bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Dalam masyarakat Islam Indonesia masih terdapat berbagai ragam kultur

dan budaya peninggalan agama Hindu, khususnya di pulau Jawa. seperti

acara-acara keagamaan dalam pernikahan, kematian dan sebaginya,

animisme (khurafat dan kepercayaan-kepercayaan pada makhluk halus),

kerajaan-kerajaan dan peninggalan penjajahan Belanda veodalisme dan

sebagainya. Aneka ragam kultur dan buadaya tersebut masih mendominasi

kehidupan sebagian besaar umat Islam Indonesia, khususnya di pulau

Jawa.

• Background politik pasca kemerdekaan ialah 21 tahun (1945 – 1966)

dalam pemerintahan Seakarno (Orde Lama) yang cenderung sosialis-

komunis, 32 tahun (1966-1998) dalam kendali dan genggaman Soeharto

Page 55: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lvi

(Orde Baru) yang otoriter, militeristik, kapitalis dan sekular. Sejak 1998

sampai sekarang (2008) dalam era reformasi dan demokrasi kacau balau

yang telah dipimpin empat orang Presiden yakni, Habibie, Gusdur,

Megawati Soekarno Putri dan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono yang

terkenal dengan sebutan “SBY’. Pemerintahan SBY kemarin kembali

memenangkan PEMILU 2009 yang kini berlanjut dan diberi nama menjadi

Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

• Kondisi ekonomi mayoritas umat Islam sangat lemah di mana mereka

hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat kemiskinan semakin hari

semakin meningkat. Bahakn sudah menembus angka 100 juta orang yang

pendapatan harian mereka hanya sekitar Rp 5.000,-.

• Kondisi pendidikan mayoritas Umat Islam adalah berpendidikan rendah,

bahkan banyak yang tidak tamat SD, khususnya yang tinggal di pedesaan.

• Kondisi pemahaman keagaman sangat hiterogen, kendati mazhab Imam

Syafii’e yang menjadi panutan dalam Fiqih (Hukum) Islam dan

Ahlussunnah Wal-Jama’ah dalam masalah ‘Aqidah dan keimanan. Tariqat

atau Tasawuf sangat diminati dan mudah tersebar luas tanpa melihat

apakah menyimpang dari ajaran Islam atau tidak.

• Umat Islam Indonesia terpolarisasi ke dalam banyak Ja’mah dan kelompok

organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama

(NU), Dewan Dakwah Islam iyah Indonesia (DDII) Persatuan Islam

(Persis), Al-Irsyad (kelompok keturunan Arab), Persatuan Umat Islam

(PUI), Al-Jam’iyyatul Al-Washliyah dan lain sebaginya.

Page 56: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lvii

• Di era Reformasi ini, secara politik, umat Islam terpolarisai ke dalam

banyak partai, baik yang menamakan diri Partai Islam seperti Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembanguna (PPP), Partai

BulanBintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), ataupun partai

nassionalis sekular seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),

Partai Golkar, Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta berbagai partai gurem lainnya.

• Secara Gerakan Dakwah (Pergerakan Dakwah) umat Islam Indonesia

terpolarisasi kedalam banyak kelompok dan jama’ah seperti, Hizbuttahrir

Indonesia (HTI), Kelompok Tarbiyah/Ikhwanul Muslimin, Kelompok

Salafi, Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI),

Hidayatullah dan lain sebagainya.

• Secara psikologis, mayoritas Umat Islam Indonesia trauma dengan sistem

pemerintahan otoriter Orde Baru dan merindukan perubahan dan

perbaikan dalam berbagai lapangan kehidupan. Pemerintahan di era

Reformasi, khususnya setelah SBY-JK dan kini SBY-Boediono saat ini,

belum ada harapan yang besar dalam melakukan berbagai upaya untuk

macapa perubahan karena kurang mampu mengatasi berbagai bentuk krisis

yang diahadapi negara dan bangsa pasca kejatuhan Orde Baru tahun 1998.

Page 57: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lviii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bentuk penelitian skripsi ini, adalah penelitian lapangan (field research),

dimana penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan guna mendapatkan

data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Dan penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran

secara objektif suatu masalah dalam skripsi ini. Sedangkan teknik penulisan saya

menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu memberikan gambaran terhadap

subjek dan objek penelitian.

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan37

, yaitu

Andi Mappetahang dan referensi-referensi pendukung, serta dokumen-

dokumen yang berkaitan baik dari buku, tulisan serta aktivitasnya terutama

dalam berdakwah. Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah Andi

Mappetahang Fatwa atau lebih di kenal dengan A.M. Fatwa.

Sumber data adalah mereka yang memberikan informasi tentang

objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah H.

Andi Mappetahang Fatwa dan semua yang terlibat atau memiliki

hubungan baik secara organisasi maupun kerabat dekat A.M. Fatwa

dengan alasan mereka layak menjadi subjek penelitian.

37 Tatang M. Arifin, “Menyusun Rencana Penelitian,” (Jakarta: Rajawali

Press, 1989), hal. 13.

Page 58: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lix

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di mulai awal bulan Desember 2008 hingga

April 2009, dari memulai pengurusan perizinan hingga tahap

pengumpulan data yang dilakukan secara incidental (sesuai dengan

keperluan dalam melengkapi data).

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview

Merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung

tetang beberapa jenis data.38

Dalam penelitian ini penulis langsung

mewawancarai H. Andi Mappetahang Fatwa.

b. Dokumentasi

Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan

formal, dan juga buku-buku, majalah, Koran, dan catatan lain yang

ada kaitannya dengan penelitian ini.

c. Obeservasi

Yaitu penulis langsung mendatangi tempat di mana A. M.

Fatwa melakukan aktivitas kesehariannya, guna memperoleh data

yang valid tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan

diinterpretasikan. Ada pun metode yang penulis gunakan dalam

menganalisa data adalah deskriptif analitik, maksudnya adalah cara

38 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research” (Yogyakarta : Andi Offset,

1983), hal. 49

Page 59: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lx

melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai

data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut

disimpulkan.

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah” edisi terbaru terbitan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta CeQDA Press

(Center for Quality Development and Assurance)tahun 2007.

Page 60: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxi

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil A.M. Fatwa

Andi Mappetahang Fatwa atau AM. Fatwa yang lahir di Mare, Bone

Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Februari 1939. Anak bungsu dari 6 bersaudara

pasangan dari pasangan suami istri Petta Wawa dan Petta Pajja ini menempuh

pendidikan dasarnya (dulu Sekolah Rakyat /SR), di Mare.39 Mare merupakan

sebuah desa kecil di kawasan Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada di

sebelah barat yang berbatasan dengan laut yang memisahkan antara Sulawesi

Selatan dengan Sulawesi Tenggara (Pesisir).

Keadaan lingkungan, adat istiadat, serta keberagaman masyarakat di desa

Mare pada saat itu (A.M. Fatwa kecil) mayoritas masyarakat disana memeluk

agama Islam, akan tetapi sangat kental dengan dunia Animisme sehingga dalam

keberagamaan / ritualnya pun tak lepas dari dunia Animisme.

Saat masih duduk di SD/SR, A.M. Fatwa sedikit mendapatkan pendidikan

agama dari keluarganya karena minim pendidikan dan hanya sebatas pelajaran

mengaji Al-quran secara tradisional di rumah.

Keterbukaan pandangan agama menjadi modern dimulai ketika Beliau

membaca buku-buku karangan Hamka, yang dipinjamnya dari tetangganya di

kampung yang sering berpergian ke Jawa. Dari membaca buku Hamka-lah yang

39 A.M. Fatwa, Demi Sebuah Rezim Demokrasi dan Keyakinan Beragama

Diadili, (Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka, 2000) h. 521

Page 61: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxii

mempengaruhi pola pikir dan pandangan mengenai wawasan keIslamannya.

Sehingga buku-buku tersebut yang mendorong Beliau mengambil sikap terhadap

praktek-praktek keagamaan di kampungnya yang masih tradisional dan

terbelakang dengan cara mengkritik cara-cara orang dalam mengunjungi maqam

(kuburan) yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dari pasca membaca buku-buku Hamka serta karena keadaan di

kampungnyalah yang menyebabkan A.M. Fatwa berkeinginan untuk hijrah

sekolah ke Sumbawa.

B. Pendidikan dan Pengalaman A.M. Fatwa

Setelah beliau menyelesaikan pendidikan SR-nya di Mare, ia melanjutkan

pendidikan ke PGA/PGAA di Sumbawa dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saat

kuliah di IAIN Jakarta, beliau juga kuliah di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

hingga menjadi sarjana muda Publisistik pada tahun 1964. Kemudian Beliau

melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas

17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, hingga menyelesaikan kuliah dengan

mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1970 dengan ujian persamaan di UNTAG

Jakarta.

Disamping itu, Beliau mengikuti program pendidikan dan pelatihan

keorganisasian, selain ikut kursus Staf dan Kepemimpinan Pegawai PEMDA DKI

pada tahun 1975, beliau pun mengikuti latihan militer di Sekolah Dasar Perwira

KKO-AL (Marinir 1966/1967), serta kursus dan pelatihan manajemen pada

Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) tahun 1979-1980.

Page 62: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxiii

Pengalaman hidupnya banyak di isi dengan kegiatan keorganisasian. Pada

usia muda A.M. Fatwa sudah menjadi anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia

(GPII), Pandu Islam, Pelajar Islam Indonesia (PII) dari menjabat Sekertaris

Umum, tingkat Cabang dan sampai kini beliau menjadi Dewan Penasehat

Perhimpunan Keluarga Besar PII.

Beliaupun salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di IAIN

Jakarta yang kini telah menjadi UIN Jakarta. Kirpahnya di HMI pernah menjadi

ketua II Komisariat IAIN, ketua I Cabang Ciputat, dan sempat menjadi Anggota

Pengurus Besar pada tahun 1963-1964. Sebagai Alumni HMI, Beliau pernah

menjadi Wakil Ketua Korps Alumni HMI (KAHMI) Jakarta, dan kini menjadi

Penasehat Majelis Nasional KAHMI, Beliau pun aktif dalam berbagai kegiatan

Front Nasional Pusat dan menjadi Sekertaris Perserikatan Organisasi-organisasi

Pemuda Islam Seluruh Indonesia (PORPISI tahun 1962 / 1963)40

Beliau pun saat kuliah pernah mendapat beasiswa dari Angkatan Laut

sebagai Pelajar Calon Perwira AL untuk jurusan Imam Tentara tahun 1960 –

1963, dengan menjadi Ketua Korps Pelajar Calon Perwira AL-Komisariat Jakarta,

yang saat kongres di Malang tahun 1961 beliau terpilih sebagai Ketua Senat

Korps Pelajar Calon Perwira AL Se-Indonesia menggantikan Tarmizi Taher

(terakhir berpangkat Laksamana Muda) dari Universitas Airlanga.

Beliau pun pernah menjadi Staf Pribadi Gubernur DKI, Letjen Marinir Ali

Sadikin untuk masalah-masalah agama dan politik hingga tahun 1979, dan

merangkap Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik

40 A.M. Fatwa, Demi Sebuah Rezim Demokrasi.... h. 527

Page 63: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxiv

Pemda DKI, Beliau pun memegang beberapa jabatan semi-official Pemda DKI

sebagai ketua Umum LP MTQ, Ketua Umum KODI (Koordinasi Dakwah Islam),

Sekertaris Badan Amil Zakat, Tim Pembina Rohani Pemda DKI, Sekertaris

Majelis Ulama DKI, dan Pimpinan Proyek Pembinaan Massa Pemda DKI.

Sejak tahun 1958 beliau menjadi anggota Muhammadiyah di Sumbawa,

dan Beliau pernah menjadi Pengasuh Panti asuhan Yatim di Mataram, dan beliau

menjadi Pengurus Pemuda Muhammadiyah Jakarta, Ranting sampai menjadi

Wakil Ketua Lembaga Hikmat PP Muhammadiyah, Beliau pun mengetuai

beberapa yayasan yang dirintis oleh Keluarga Muhammadiyah. Dan bahkan

sempat menjadi anggota Pleno Badan Kerjasama Ulama Militer (BKSUM) Jakarta

Raya.

Beliau juga aktif di PTDI (Pendidikan Tinggi Dakwah Islam) dan turut

mendirikan dan menjadi ketua bidang Organisasi dan Manajemen Dewan Masjid

Pusat tahun 1972 – 1979, setelah menjabat Sekjend Panitia Nasional

Penyelenggaraan MTQ Nasional V tahun 1972, Official Qory Indonesia MTQ

Internasional Kuala Lumpur Malaysia, dan kemudian beliau mendirikan Lembaga

Pembina MTQ DKI dan memimpin hingga 1979, beliaun pun sempat merintis

Konsep Pelembagaan MTQ secara nasional hingga terbentuknya LPTQ (Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an) tingkat nasional dan kini duduk sebagai

penasehat. Sebagai tindak lanjut MTQ Nasional beliau mendirikan Yayasan

Pendidikan berupa Kampus Pondok Karya Pembangunan di Cibubur.

Bersama Istrinya Nunung Nurdjanah, mendirikan Yayasan Putra Fatahilah

dengan mengelola beberapa Taman Kanak-kanak (TK) Islam dan Pendidikan

Page 64: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxv

Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTI). Tahun 1975, Beliau turut menjadi

anggota Yayasan Badan Pembina Universitas Ibnu Khaldun Jakarta, dan juga

mendirikan dan menjadi salah seorang Ketua Yayasan Kebajikan Islam

Samanhudi Jakarta tahun 1974, bersama KH. Abdurrahman Wahid, Prof. DR.

Nurcholis Majid dan Kefrawi Ridwan, yang kemudian berlanjut menjadi Majelis

Pengajian Reboan yang dipimpin Eki Syachrudin dan Utomo Danajaya.

Beliau mensponsori berdirinya Group Diskusi Haji dan Menjadi

Sekertarisnya, dengan Ketua Syukri Ghozali (Ketua MUI Pusat) yang

mengumpulkan bahan, saran, dan perbaikan dan penyempurnaan perjalanan haji

Indonesia kepada Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan Pemerintah Pusat.

Kemudian, beliau memimpin proyek percobaan kafilah haji Pemda DKI tahun

1976, yang selanjutnya di kembangkan secara nasional menjadi kloter (kelompok

terbang).

A.M. Fatwa juga menjadi Sekjen Amal Muslimin 1976, saat di ketuai

Letjend Soedirman, sebuah konfederasi dari ormas-ormas Islam yang saat diketuai

Ny. R.A. B. Syamsuridjal mengantarkan kelahiran Partai Muslimin Indonesia

(Parmusi). Bersama Mr. Sjafruddin Prawiranegara, pada tanggal 5 Mei 1980, AM.

Fatwa turut serta dalam pernyataan dan keprihatinan/petisi 50 dan menjadi

Sekertaris Kelompok Kerja (POKJA) hingga di penjara dan menjadi tahanan

politik karena kasus “Lembaran Putih” Peristiwa Tanjung Priok 1984 dengan

hukuman 18 tahun penjara atas tuntutan seumur hidup, lalu diganti oleh Cris Siner

Key Timu.

Page 65: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxvi

Sebelumnya Beliau pun mendirikan Korps Mubaligh Indonesia (KMI)

dan menjadi Ketua II KMI pada tahun 1982. hingga kini masih menjadi Badan

Pembina Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) yang mengelola Asrama

Mahasiswa Islam Sunan Giri dan Sunan Gunung Djati, yang dulu di rintis oleh

tokoh-tokoh Islam, seperti Prawoto Mangkusasmito, Yusuf Wibisono,

Muhammad Roem, Yusdi Ghozali, Anton Timur Djaelani dan Wartomo.

Beliau merupakan salah satu tokoh agama yang di tangkap karena pidato

dan ceramah agama yang di sampaikan kepada masyarakat di anggap menentang

pemerintahan Soeharto, karena Beliau melihat bahwa kebijakan yang dilakukan

dan diterapkan oleh Soeharto sangat merugikan masyarakat, sehingga AM Fatwa

sangat berani mengambil sikap dengan melakukan perlawanan dengan cara

berdakwah yang isinya membahas dan mengkritisi kebobrokan/kedzoliman

pemerintahan Soeharto, sehingga pemerintahan Soeharto mengharuskan dia untuk

dijebloskan ke penjara selama beberapa tahun oleh pemerintahan Soeharto karena

dianggap merusak keharmonisan dan cita-cita asas ideologi tunggal yaitu

Pancasila.

AM Fatwa merupakan salah satu tokoh politik yang sampai saat ini masih

konsern dalam menyebarkan Islam melaui pemikiran-pemikiran dan khutbah-

khutbah yang di sampaikan, bahkan sekarang beliau banyak menyuarakan melaui

tulisan-tulisannya, beliau juga pernah dipenjara pada masa rezim orde baru, akibat

dari khutbah-khutbah beliau yang menceritakan tentang kondisi rill pada saat itu,

dimana kekuasaan orde baru sangat otoriter dan sangat menghimpit umat Islam.

Page 66: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxvii

“Mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya”. Inilah kalimat

terakhir yang digoreskan secara kuat oleh A.M. Fatwa dalam buku AM Fatwa dari

Mimbar ke Penjara. Perjalanan panjang dan melelahkan dari penjara ke penjara –

untuk menemukan kebebasan dan keadilan – sepertinya dia simbolkan dalam

sabda Illahi tersebut. Kita memang tidak dapat menukik ke dalam sanubari A.M.

Fatwa dan ikut bersamanya menyelami “kegelapan” yang pernah dilaluinya dan

cahaya yang kemudian menyinarinya.

AM Fatwa pun tidak hanya berdakwah saja, kita saat ini mengenal beliau

sebagai salah satu tokoh politik yang masih produktif hingga saat ini karena masih

menyampaikan pemikiran-pemikirannya melalui karya-karya dan buku yang di

terbitkan. Dengan banyak pengalaman yang dimiliki dan bahkan pernah

merasakan keadaannya sewaktu menjalankan aktifitasnya, sehingga membuatnya

ingin merubah keadaan sekarang agar tidak seperti kejadian-kejadian yang pernah

dialaminya pada saat ia menyampaikan pesan-pesan dakwah yang di anggap

mengandung unsur provokatif di masyarakat

A.M. Fatwa merupakan tokoh yang dikenal sangat kritis dan banyak

melakukan perlawanan melalui dakwah berserta materi yang disajikan di

dalamnya mempunyai beberapa konsep pemikiran untuk tetap kritis terhadap

rezim.

Konsistensi beliau terhadap nasib umat Islam, baik pada saat rezim Orde

Baru maupun setelah Orde Baru masih tetap diperjuangkan. Orde Baru harus

dijadikan pembelajaran, karena beliau selalu mengingatkan agar umat Islam harus

Page 67: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxviii

bangkit untuk mengisi masa depan, agar lebih baik dan tidak hancur dan terpecah

belah dalam keterpurukan serta termarjinalisasi.

A.M. Fatwa saat ini telah menjadi ikon sebuah perlawanan yang telah

dilakukannya dengan sikap kritis pada rezim Orde Baru. Sikap kritis dan

perlawanannya terhadap setiap bentuk otoritarianisme dan penindasan sudah

menjadi ruh didalam dirinya.

Keprihatinan terhadap kondisi penguasa yang semakin otoriter, telah

mendorong A.M. Fatwa untuk aktif dan menjadi sekertaris Kelompok Kerja Petisi

50, yang merupakan sebuah gerakan moral yang melakukan perlawanan sengit

terhadap rezim Soeharto yang semakin represif, hal inilah yang membuat A.M.

Fatwa semakin tidak menyurutkan kritisismenya dan bahkan melakukan

perlawanan yang semakin sengit, dan hal tersebutlah yang menyebabkan A.M.

Fatwa di vonis 18 tahun penjara atas peristiwa Tanjung Priok pada tahun 1984.

Walaupun masa tahanan tersebut tidak dijalani sepenuhnya karena

mendapatkan pembebasan bersyarat dan juga mendapatkan amnesti setelah

jatuhnya rezim Soeharto. Akan tetapi, dari masa tahanan yang dijalani A.M.

Fatwa beberapa kali masuk penjara dan mendekam tidak kurang dari 12 tahun,

sebuah masa tahanan politik paling lama dibandingkan tahanan politik lainnya

khususnya di Asia Tenggara.

Bagi A.M. Fatwa, penjara bukan senjata yang bisa menghabiskan sikap

kritisnya, bahkan dari penjaralah perjalanan hidup politiknya dan menjadi tempat

pematangan politiknya. Dari penjara tersebut lahir banyak ide dan kreatifitas yang

Page 68: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxix

tidak jarang mengguncang peradaban. Banyak karya-karya yang monumental

yang tercetus dari balik jeruji penjara.

Selama masa perjuangan hidup, Beliau dalam perjalanan terutama dalam

karir Dakwah telah menulis beberapa buku diantaranya :

1. Dulu demi Revolusi, kini demi pembangunan ; Eksepsi di Pengadilan (1985)

2. Demi Sebuah Rezim, Demokrasi dan Keyakinan Beragama Diadili; Ringkasan

Pledoi di Pengadilan (1986, 2000)

3. Saya Menghayati dan Mengamalkan Pancasila, Justru Saya Seorang Muslim ;

Sebuah Skripsi Pembebasan (1994)

4. Islam dan Negara (1995)

5. Agama dan Negara Dalam Konstelasi Politik Orde Baru (1997)

6. Menggugat dari balik Penjara, Surat-surat Politik A.M. Fatwa (1999)

7. Dari Mimbar ke Penjara (1999)

8. Satu Islam Multipartai (2000)

9. Demokrasi Teistis (2001)

10. Otonomi Daerah dan Demokratisasi Bangsa (2003)

11. PAN mengangkat Harkat dan Martabat Bangsa (2003)

12. Kampanye Partai Politik di Kampus (2003)

13. Dari Cipinang ke Senayan (2003)

14. Catatan dari Senayan (2004)

15. Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi (2004)

16. Problem Kemiskinan, Zakat sebagai solusi Alternatif (ditulis bersama Djamal

Doa dan Arief Mufti (2004)

Page 69: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxx

17. PAN Menyongsong Era Baru Keharusan Reorientasi (2005)

18. Pengadilan HAM AD HOC Tanjung Priok ; Pengungkapan kebenaran untuk

rekonsiliasi Nasional (2005)

19. Khutbah-khutbah politik A.M. Fatwa di Masa Orde Baru (2007)

20. Satu Dasawarsa Reformasi Antara Harapan dan Kenyataan (2008)41

Dari seluruh buku yang telah ditulisnya, sangat terlihat bahwa perjalanan

hidupnya tidak pernah lepas dari perjuangan yang telah memberinya kesempatan

untuk mengabdi pada kepentingan rakyat melalui perannya di parlemen.

Selain Produktif menulis buku, A.M. Fatwa juga banyak menerima

penghargaan dari berbagai Instansi-instansi organisasi atas peran yang

dimainkannya di parlemen. diantaranya :

1. Menerima Award sebagai “Pegawai Negeri dan Politisi yang

berpendirian” dari DPP KNPI, tahun 1999.

2. Menerima “Profil Top Indonesia 2002” dari pusat Profil dan Biografi

Indonesia, Mei 2002

3. Menerima “Top Executive Award 20002” dari yayasan Prestasi Indoensia,

10 Mei 2002

4. Menerima “Citra Manajemen Award 2002” dari Media Exekutive

Penunjang Karir dan Profesi, 30 Juni 2002

5. Menerima “Man of the Year 2002”, dari yayasan Penghargaan Indonesia,

13 September 2002.

41 Watson, C.W , Margono, Muhajjir Arief Rahmani, Membaca A.M. Fatwa ;

Perubahan dan Konsistensi, (Jakarta : Teraju, 2008) h. 159

Page 70: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxi

6. Menerima “Well Performed Men and Women of the Year 2003 Award”

dari Indonesia Lestari Foundatioon 19 September 2003.

7. Menerima Penganugrahan Gelar Marga “Ginting”, di Bastagi, Sumatera

Utara. 1 Maret 1999.

8. Menerima Penganugrahan Gelar Marga “Harahap” dengan panggilan

“Mangraja Ompu Sarudak Hatorangan”, dan sebutan untuk Istri “Namora

Ikutan Boru Regar”, di Padang Sidempuan, 4 Agustus 2001

9. Menerima Piagam Adat dari Sai Batin Raja Adat Keratuan Paksi Pak

Skala Brak (kerajaan tertua di Lampung) dengan gelar “Tumenggung Alip

Jaya”, 7 September 2003.

10. Menerima Piagam Adat dari Padang Sidempuan “Kanjeng Pangeran

Notohadinagoro” dari Pakubuwono XII Keraton Surakarta

11. Penyerahan ”Anugerah Negara Mahaputera Adipradana” dari Presiden

SBY pada Peringatan HUT Proklamasi RI ke-63 di Istana Negara tanggal

14 Agustus 2008

12. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyerahkan pengahargaan sebagai

”Pejuang Anti Kezaliman” di Teheran pada tanggal 29 Januari 2009.

13. Mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Negeri Jakarta

di Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan pada

tanggal 16 Juni 2009.

Page 71: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxii

C. Dakwah menurut A. M. Fatwa

Dakwah merupakan suatu aktivitas yang sifatnya mengajak dan

merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang muslim guna

menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini sudah menjadi suatu tradisi sejak

Allah SWT menurunkan surat an-Nahl ayat 125 sebagai perintah kepada rasul-

Nya dan kemudian untuk dilanjutkan kepada generasi penerus umat (warisatul

anbiya’).42

Kata ud’u yang artinya diterjemahkan dengan “serulah” atau “ajaklah”

adalah fiil amr. Dalam kaidah atau aturan ushul fiqih menjadi wajib hukumnya

selama belum ada ketentuan lainnya yang dapat menggantikan hukum tersebut.

Sebagaimana dijelaskan Prof. H.M. Toha Yahya Omar, MA “…setiap fiil amr

menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi selama tidak ada dalil-dalil lain

yang memalingkannya dari wajib itu kepada “sunnat” dan lainnya...”.43

Secara definitif banyak sekali para pakar ilmu dakwah yang memberikan

pengertian tentang apa itu dakwah. Dari berbagai pengertian yang mereka buat

dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah mengajak seluruh umat manusia untuk

selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya

berdasarkan al-Quran dan hadis yang telah diwariskan oleh nabi Muhammad

SAW.

Berbicara mengenai definisi, A. M. Fatwa juga memiliki definisinya

sendiri. Sebagai seorang praktisi dakwah yang bergelut di dunia politik, A. M.

42 Lihat TK. Ismail Yakub, “Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan Permainan Itu Sudah Ada” (Yogyakarta: Prima Duta, 1983), Cet. Ke-1, hal. 101. 43 Prof. H. M. Toha Yahya Omar, MA, ”Islam dan Dakwah,” (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. Ke-1, hal. 71.

Page 72: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxiii

Fatwa melihat dakwah merupakan “segala aktivitas yang bersifat mengajak atau

menyeru kepada kebenaran dan kebaikan yang diajarkan agama dengan tujuan

untuk menciptakan taraf kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di

akhirat.” 44

Definisinya tentang dakwah bisa kita telisik lebih dalam bahwa ajakan

yang diserukan oleh para da’i saat berdakwah pada hakikatnya merupakan untuk

kemaslahatan seluruh umat manusia. Karena pesan-pesan yang disampaikan oleh

para da’i adalah nilai-nilai ilahiyah yang selalu dianjuran Tuhan untuk

menghindari umat manusia dari segala bentuk kerugian, baik materil maupun non

materil.

A. M. Fatwa merupakan tokoh Islam di Indonesia yang lahir dari rahim

organisasi Muhamadiyyah. Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, ranah

politik merupakan kendaraan strategis yang beliau gunakan untuk menyebarkan

pesan kebenaran. Karena target utamanya dalam berdakwah pada saat itu (sejak

tahun 1970-an) adalah meluruskan rezim otoriter orde baru yang selalu berlaku

lalim terhadap amanat yang diembannya dalam memimpin masyarakat Indonesia.

Nasionalisme di Indonesia, merupakan hasil dari intensitas pergumulan

nilai-nilai agama dan konstruksi kenegaraan. Pancasila dan UUD 1945 begitu

transparan meletakkan agama sebagai panduan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Inilah corak nasionalisme (nationhood) religius. Nasionalisme religius

ini merupakan mainstream dalam perjalanan nasionalisme diberbagai Negara,

44 Wawancara pribadi dengan A. M. Fatwa, Jakarta, 16 Juni 2009.

Page 73: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxiv

setelah sekian lama berada dalam cengkraman sekularisme45

dan menjadi suatu

kewajiban bagi semua individu untuk mencintai bangsa dan Negara yang

merupakan tempat lahir, tumbuh dan juga untuk menikmati hasil bumi yang

dipijak dan pada akhirnya akan meninggal dalam tanah air yang sama. Tak hanya

itu A.M. Fatwa menambahkan bahwa landasan nasionalisme (kecintaan terhadap

tanah air) bagi setiap muslim sudah cukup kuat. Dengan landasan tersebut maka

ketika memaknai dan mengaplikasikan semangat nasionalisme tidak akan terdapat

keraguan lagi, serta menjadikan suatu nilai ibadah.

A.M. Fatwa pun mengungkapkan bahwa makna genetik dari kata Islam

adalah damai atau kedamaian, dari ajaran-ajaran Islam yang komperhensif dapat

dipahami bahwa Islam mengajarkan sikap dan prilaku untuk menciptakan

perdamaian. Islam pun melarang tindakan kekerasan dan perusakan baik terhadap

sesama manusia maupun pada alam, karena Islam merupakan agama yang

menjadi rahmat bagi sekalian alam (rahmatan li al-amiin)

Banyak saat ini sering terjadi konflik dan tindakan kekerasan dan bahkan

aliran-aliran sempalan yang mengatasnamakan agama dan ajaran Islam, baik

menggunakan simbol-simbol tertentu atau pengungkapan secara verbal, yang

mengakibatkan agama Islam mendapat image negatif. Ini adalah sebuah realitas

kontradiktif antara idealitas ajaran dengan realitas perilaku pemeluknya dalam

kehidupan keseharian

Dalam pandangannya A.M. Fatwa mengungkapkan bahwa, tindakan

tersebut dapat terjdai dalam lingkungan masyarakat disebabkan oleh beberapa

45 A.M. Fatwa, “Nasionalisme Religius dan Stereotip Terorisme Global”,

http://www.amfatwa.com, diakses pada tanggal 19Desember 2009

Page 74: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxv

faktor. Pertama karena pesoalan politik, hal ini terlihat dari beberapa peristiwa

perusakan dan tindak kekerasan karena persaingan politik maupun rekayasa yang

bernuansa politik, sehingga emosi masyarakat naik dan memuncak untuk saling

berhadapan dengan saudaranya sendiri. Kedua, karena kekecewaan terhadap

kensenjangan sosial yang tidak sejalan dengan harapannya, baik dalam masalah

ekonomi, politik, hukum, maupun budaya. Ketiga, karena pemahaman sepihak

terhadap ajaran keagamaan yang mendorongnya bertindak dan berlaku ekstrem

tanpa mempertimbangkan maslahat dan madharatnya bagi kehidupan masyarakat

yang sangat beragam, baik dari segi suku, agama, maupun golongan.46

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal seorang da’i harus benar-benar

mempersiapkan segala kebutuhan yang ia perlukan untuk berdakwah. Hal ini

ditegaskan juga oleh A. M. Fatwa saat penulis melakukan wawancara kepadanya.

Dari hasil wawancara tersebut ternyata secara praktis beliau juga sangat

memperhatikan segala sesuatu yang dibutkan oleh seorang da’i saat berdakwah,

yaitu unsur dakwah.

Dalam kerangka epistemologi ilmu dakwah, kita semua mungkin sudah

mengenal bahkan akrab dengan unsur-unsur dakwah. Unsur dakwah merupakan

hal yang harus diperhatikan oleh para praktisi dakwah yang ingin melaksanakan

aktivitas dakwah. Semua unsur tersebut merupakan salah satu kunci sukses yang

46 A.M. Fatwa mengungkapkan Dari ketiga Faktor tersebut merupakan

potensi yang bisa menimbulkan tindakan anarkis yang sangat mengerikan untuk lebih jelas baca dari kumpulan Artikel, makalah dan khutbah yang disampaikan pada Hari Raya Idul Fitri pada tahun 2005 bertempat di Lapangan Jl. Proklamasi Depok II Tengah, Depok, dan kini dibukukan pada buku ”Menghadirkan Moderatisme Melawan Terorisme” Penerbit Hikmah tahun 2006 cetakan I, hal. 24 -25

Page 75: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxvi

harus dikuasai oleh seorang da’i yang ingin mencurahkan keseluruhan hidupnya

untuk benar-benar berdakwah, guna mencapai hasil yang maksimal.

Sistem merupakan perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk sebuah totalitas. Karena antara unsur yang satu dengan yang

lain saling berkesinambungan, maka kesemua unsur tersebut harus dipersiapkan

dengan baik dan paripurna. Unsur dakwah tidak dapat terpisahkan antara bagian

yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada satu unsur yang tidak terpenuhi,

sangat mustahil dakwah yang dialakukan oleh seorang da’i bisa berjalan dengan

baik.

Unsur-unsur dakwah ini terbagi dalam enam bagian,47

yang terdiri dari:

da’i, mad’u, materi (maddah), media (wasilah), metode (thariqah), yaitu cara atau

model yang digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwahnya agar dapat diserap atau diterima oleh khalayak luas, efek (atsar).

Da’i merupakan subjek dakwah yang melaksanakan kegiatan dakwah,

menyebarkan pesan-pesan keagamaan kepada umat Islam. Selain itu, seorang da’i

merupakan regenerasi atau pewaris tugas kenabian dalam menyebarkan ajaran

Islam kepada seluruh umat manusia di dunia. Mereka merupakan orang-orang

pilihan Allah SWT yang diciptakan untuk menjadi agent of change.

Seorang da’i disebut ideal dalam pandangan A. M. Fatwa bukan hanya

memiliki kemampuan teknik dan kepandaian dalam menguasai materi dakwah,

seperti pemahaman terhadap kandungan – dan – kefasihan membaca ayat dan

hadis, tetapi juga harus mampu menampilkan keteladanan dalam kehidupan

47 M. Munir dan Wahyu Ilham, “Manajemen Dakwah,” (Jakarta: Kencana,

2004), Cet. Ke-1, hal. 21-35.

Page 76: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxvii

keseharian (dakwah bi al-hal). Selain itu, seorang da’i di tuntut untuk memahami

perkembangan kontemporer agar dapat mengkontekstualisasikan ajaran-ajaran

Islam, sehingga ajaran Islam dapat dijadikan sebagai rujukan dalam

menyelesaikan masalah-masalah kehidupan nyata yang di hadapi oleh umat.

Seorang da’i yang baik adalah yang dapat menampilkan wajah Islam yang

memudahkan, bukan yang menyulitkan umat.48

Dakwah sebagai komunikasi keagamaan adalah salah satu kebutuhan

batiniah manusia yang sangat mendasar.49

Tanpa agama, maka kita akan kembali

kepada kehidupan jahiliyah. Sebab itu, seorang da’i harus mengerahkan segala

usaha dan kemampuannya untuk bisa memberikan pencerahan spiritual kepada

umat Islam di tanah air.

Untuk merealisasikan hal tersebut, maka saat menyampaikan materi

dakwah seorang da’i harus pandai mengartikulasikan bahasa, cakap dalam

beretorika, dan pandai mengolah bahasa, agar apa yang ia sampaikan mudah

dipahami, ditangkap, diserap dan tidak membingungkan mad’u. Apabila bahasa

yang digunakan oleh seorang da’i tidak dimengerti dan tidak dipahami oleh

mad’u, dakwah yang ia lakukan jangan harap mendapat perhatian dari para

pemirsa (mad’u). Salah satu usaha tersebut menurut penulis adalah seorang da’i

48 Wawancara penulis dengan A. M. Fatwa tanggal 16 Juni 2009

49 Dalam wacana komunikasi, Wilbur Schramm mengatakan manusia adalah “the communication animal”. Karena itu, manusia tidak boleh tidak berkomunikasi. Dalam konteks ini, jika para “warisatul anbiya” tidak menyampaikan pesan-pesan Tuhan dengan baik, maka manusia di seluruh muka bumi ini akan hidup dalam kesesatan. Lihat Toto Asmara, “Komunikasi Dakwah”, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1957), Cet. Ke-2, hal. 6.

Page 77: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxviii

yang berdakwah harus pandai memilah kata sesuai dengan objek dakwah (mad’u)

yang dihadapi.50

Saat berdakwah, metode merupakan hal yang sangat penting diperhatikan

oleh seorang da’i. Karena terkadang metode menjadi lebih penting daripada

pesan yang ingin disampaikan oleh seorang da’i ketika berdakwah. Metode adalah

cara atau model yang digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan pesan-

pesan dakwahnya agar dapat diserap atau diterima oleh khalayak luas.

Negara kita merupakan negara multikultur yang tiap wilayahnya memiliki

karakteristik berbeda. Penerapan metode dakwah yang tepat terkait dengan

konteks Indonesia menurut A. M. Fatwa adalah metode yang dapat

mengakomodasi budaya lokal masyarakat tanpa mendistorsi ajaran substansi

Islam. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah untuk memahami ajaran-

ajaran Islam karena terasa menyentuh secara langsung kehidupan keseharian

mereka.51

Selain metode, saat berdakwah media merupakan salah satu hal yang harus

diperhatikan. Media adalah alat bantu yang digunakan oleh seorang da’i saat

melaksanakan aktivitas dakwah. Seorang da’i harus mampu beradaptasi dengan

media dakwah yang terus berkembang seiring berkembangnya teknologi

komunikasi, terutama media massa, baik catak maupun elektronik.

50 Berkaitan dengan hal ini kemudian Benjamin L. Whorf bahasa adalah

pandu realitas sosial. Pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa, dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda pula. Lihat Jalaluddin Rakhmat, “Psikologi Komunikasi,” hal. 248-249. kemudian Mc Luhan juga mengatakan bahwa setiap media memiliki tata bahasa sendiri, yakni seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indra dalam hubungannya dengan penggunaan media. Setiap tata bahasa media memiliki kecenderungan pada alat indra tertentu. Televisi misalnya, adalah perpanjangan alat indra lihat dan dengar.

51 Wawancara pribadi dengan A. M. Fatwa, Jakarta, Rabu, 16 Juni 2009

Page 78: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxix

Seiring dengan perkembangan teknologi yang selalu dinamis, terdapat

banyak sekali media yang dapat digunakan untuk berdakwah. Pemilihan media

dakwah yang tepat akan membantu seorang da’i saat menyampaikan pesan-pesan

dakwahnya kepada mad’u. Pemilihan media dakwah yang tepat bisa kita lihat dari

medan dakwah yang akan dihadapi da’i. Untuk konteks di Indonesia, mungkin

televisi merupakan salah satu media komunikasi yang efektif. Karena televisi

mampu mengatasi hambatan aktivitas dakwah, yaitu jarak, ruang, dan waktu.

Komentar A. M. Fatwa mengenai media dakwah memang cukup

mengesankan. Menurutnya pemilihan media dakwah yang tepat tergantung pada

segmen audiensi yang dihadapi oleh seorang da’i saat berdakwah. Saat penulis

wawancarai beliau menanggapi hal ini demikian:

”Jika untuk masyarakat awam, tentu saja dakwah bil-lisan dengan

melakukan ceramah-ceramah di masjid, mushala, dan majelis ta’lim tetap

relevan. Dan untuk menjangkau masyarakat luas, ceramah-ceramah

tersebut bisa disebarkan melalui media elektronik. Namun, untuk

masyarakat kelas menengah terpelajar, media massa cetak dan media lain

dalam bentuk tulisan juga sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Dan

bagi masyarakat yang melek teknologi, tentu dakwah akan lebih mudah di

akses melalui media internet, baik melalui blog, facebook, dan lain

sebagainya. Yang jelas, media dakwah senantiasa berkembang sesuai

dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan para da’i

dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut agar dapat menjangkau

seluruh masyarakat yang membutuhkan bimbingan agama agar berada

dalam rel yang digariskan”52

.

Pemahaman A. M. Fatwa mengenai dakwah memang sangat luas. Untuk

mempermudah memahami pemikiran A. M. Fatwa tentang dakwah, penulis akan

coba menyimpulkannya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

52 Wawancara Penulis dengan A.M. Fatwa pada tanggal 16 Juni 2009

Page 79: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxx

Tabel. 1

Da’i yang ideal dalam pandangan A.M. Fatwa ; Pertama, Tidak hanya

memiliki kepandaian dalam menguasai materi dakwah seperti kandungan maupun

kefasihan dalam membaca ayat dan hadits, akan tetapi harus mampu, Kedua,

Menampilkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari (dakwah bi al-hal) di

masyarakat. Ketiga, Harus bisa memahami perkembangan kontemporer agar dapat

mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam agar ajaran tersebut dijadikan rujukan

dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan nyata yang di hadapi oleh

umat.

Dan juga materi yang akan di sampaikan oleh da’i haruslah bersifat

DAKWAH MENURUT

A. M. FATWA

Da’i;

Kompeten dan memi-

liki kapasitas keilmu-

an yang mumpu-ni

(keislaman dan IPTEK).

Mad’u (pemirsa);

Universal (seluruh umat

manusia)

Materi;

1. Informatif

2. Edukatif

3. Menghibur

4. Relevan

Metode;

1. Dialogis

2. Akomodatif, dan

3. Adaptif

Media; da’i harus

mengikuti perkembangan

teknologi komunikasi

Tujuan; amar ma’ruf nahi

munkar

Page 80: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxi

a. Informatif dimana isi materi menjelaskan / memaparkan apa yang

sebenar-benarnya terjadi sehingga mad’u (masyarakat)

mengetahuinya

b. Edukatif, yaitu mengajarkan kepada mad’u (masyarakat) apa yang

seharusnya dilakukan.

c. Menghibur, dimana materi yang disampaikan juga tidak monoton

sehingga mad’u tidak jenuh untuk menerima pesan yang

disampaikan hingga selesai.

d. Bahasa yang digunakan relevan, sehingga dalam penyampaian harus

mudah diserap, dipahami dan tidak membingungkan.

Dan seorang da’i pun di tuntut harus menggunakan metode-metode yang

efektif dalam menyampaikan pesan dakwah seperti :

a. Metode Dialogis : dimana seorang da’i harus memiliki keterbukaan

dalam penyamapaian pesan, dan tidak ada yang dirahasiakan

b. Metode Akomodatif : dimana da’i diharuskan untuk mampu

menjembatani permasalahan yang terjadi di masyarakat

c. Metode Adaptif : seorang da’i harus mengetahui dan mampu

menyesuaikan diri dengan kondisi mad’u agar pesan yang

disampaikan mudah dipahami.

Menurut A.M. Fatwa pemilihan ataupun penggunaan media dakwah yang

tepat yaitu tergantung pada audience yang dihadapi oleh da’i saat berdakwah.

Dimana media merupakan sebagai alat bantu sehingga sangat penting untuk

Page 81: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxii

digunakan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Saat ini para da’i

harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi, terutama

media massa baik cetak maupun elektronik agar dapat menjangkau seluruh

masyarakat yang membutuhkan bimbingan agama agar berada dalam rel yang

digariskan

Di masa orde baru dakwah Islam selalu dicurigai rezim Soeharto. Sering

kali dakwah Islam dianggap sebagai upaya penentangan terhadap ideologi negara.

Tidak sedikit da’i yang sesungguhnya menyampaikan ajaran agama sebagaimana

yang diyakini, dianggap sebagai penentang ideologi negara, sehingga kemudian

ditangkap dan dipenjarakan. Tapi saat ini, kejadian-kejadian semacam itu sudah

tidak ada lagi. Karena itu, sudah saatnya dan sudah seharusnya seorang da’i saat

ini harus lebih nyaring menyuarakan pesan kebenaran.

Satu hal penting agar para da’i memiliki kontribusi yang signifikan dalam

pembangunan umat adalah menjadi motivator yang baik. Umat Islam perlu diberi

motivasi agar mereka menjadi umat yang maju. Motivasi tersebut sangat

diperlukan mengingat sebagian umat Islam masih mengidap inferiority complex

atau kompleks rendah diri. Umat harus di dorong untuk memahami ajaran Islam

sebagai sumber nilai yang ingin menciptakan masyarakat yang berperadaban

tinggi.53

53 Wawancara pribadi dengan A. M. Fatwa, Jakarta, Rabu, 18 Juli 2009.

Page 82: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxiii

D. Aktivitas Dakwah A. M Fatwa

A. M. Fatwa merupakan tokoh Islam di Indonesia yang lahir dari rahim

organisasi Muhamadiyyah. Dalam menjalankn aktivitas dakwahnya, ranah politik

merupakan kendaraan strategis yang beliau gunakan untuk menyebarkan pesan

kebenaran. Karena target utamanya dalam berdakwah pada saat itu (sejak tahun

1970-an) adalah meluruskan rezim otoriter orde baru yang selalu berlaku lalim

terhadap amanat yang diembannya dalam memimpin masyarakat Indonesia.

Aktivitas dakwah yang dilakukan A. M. Fatwa pada rezim orde baru selalu

mendapatkan kontrol yang sangat ketat. Seluruh khutbah, ceramah, pidato,

makalah ditelisik secara detail oleh penguasa dan agen-agennya. Saat berdakwah,

banyak sekali khutbah dan tulisan A.M. Fatwa yang menurut pandangan orde baru

dianggap tabu dan tidak layak untuk disampaikan. Karena materi dakwah yang

beliau sampaikan cenderung mengkritik dan bahkan menolak kebijakan

pemerintah pada saat itu. Sehingga beliau sering ditangkap dan dipenjara.

Hal ini dapat dibuktikan saat A.M. Fatwa dipercayai untuk menjadi khatib

Idul Fitri di Lapangan Pacuan Kuda Pulomas, tahun 1979. Saat itu beliau

menyampaikan isi khutba ied dengan judul “Para Pemimpin, Sadar dan

Istigfarlah atas peringatan tuhan dengan berbagai Bencana di Tanah Air”.

Selesai beliau khutbah, Satgas Intel Laksus Kodam Jaya menangkap A.M. Fatwa

dan seluruh panitia penyelenggara di tahan sebulan lamanya, karena khutbah ied

yang disampaikannya tersebut banyak mengkritik kebijakan pemerintah,

khususnya gerakan politik yang dilakukan oleh Ali Moertopo yang merupakan

bentuk indoktrinasi terhadap P4, serta intervensi CSIS dalam hal mempengaruhi

Page 83: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxiv

kebijakan politik-ekonomi pemerintah, sehingga terlihat Ali Moertopo

menginterfensi dan mendominasi BAPPENAS.54

Tahun 1980, A.M. Fatwa dan ketua panitia dari Asrama Pelajar dan

Mahasiswa Islam Sunan Gunung Djati, ditahan kurang lebih sebulan oleh Laksus

Kopkamtibda Jaya akibat peristiwa Idul Fitri di Lapangan Urip Sumohardjo,

Jatinegara, dikarenakan aparat intel yang sudah melarang A.M. Fatwa untuk

menyampaikan khutbahnya yang diberi judul “Tegakkan Pancasila dalam Wajah

Manusia, Bukan Wajah Hantu”. Bentuk pelarangan sudah dilayangkan sebelum

A.M. Fatwa menyampaikan khutbah tersebut. Karena sebelumnya para intel dan

agen telah melihat isi naskah khutbah yang isinya lagi-lagi mengkritik

pemerintahan orde baru.

Pada hari raya Idul Adha tahun 1980, A.M. Fatwa ingin menyampaikan

khutbah yang berjudul “Peranan Ulama Keraton dan Pengorbanan Ulama

Rakyat” bertempat di Lapangan Setiabudi, Jakarta Selatan. Namun A.M. Fatwa

gagal menyampaikan khutbahnya karena seminggu sebelum Idul Adha, panitia di

tekan untuk segera membatalkan penyampaian khutbah yang akan disampaikan

oleh A.M. Fatwa. Akan tetapi, karena ketua panitia H. Marwin Maulana tetap

bersikeras menolak, maka Kodim Jakarta Selatan membentuk shalat Ied

(tandingan) dan juga melakukan teror. Maka untuk menghindari kejaran Intel,

A.M Fatwa mengajak H. Mawin untuk bersembunyi beberapa hari di Masjid

54 Pengantar A.M. Fatwa dalam buku ”Khutbah-khutbah Politik A.M.

Fatwa Di Masa Orde Baru” dimana A.M. Fatwa menceritakan secara kronologis apa yang dialaminya pada saat itu yang berakhir dengan pemecatannya. Penerbit Suara Muhammadiyah Cet I April 2007

Page 84: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxv

Istiqamah, kampus PTDI, Tanjung Priok yang di pimpin oleh Prof. Osmani Al-

Hamidy dan akhirnya pulang kerumah saat malam Idul Adha.

Tiga hari sebelum hari raya, tepatnya Pada tahun 1984 A.M. Fatwa pun

sudah diinapkan oleh panitia di rumah penduduk yang dekat dengan masjid.

Ketika menjelang subuh pada hari raya Idul Fitri, A.M. Fatwa dipindahkan ke

rumah tepat dipinggir lapangan tempat shalat Ied yang akan diselenggarakan,

sementara petugas Intel yang sudah mengetahui bahwa A.M. Fatwa akan

menyampaikan khutbah di tempat tersebut, sehingga mereka berkeliaran di

berbagai sudut lapangan untuk mencegah A.M. Fatwa untuk menjadi khotib, dan

panitia pun telah menyiapkan mimbar “tipuan” di samping tempat Imam yang

orangnya telah ditentukan oleh Panitia. A.M. Fatwa pun ikut menjadi makmum

shalat Ied dari dalam rumah panggung dipinggir lapangan. dan ketika Imam

mengucapkan salam, A.M. Fatwa langsung keluar dari panggung dan langsung

mendirikan mimbar khotib yang semula dibaringkan. Dan saat itu juga dengan

selesainya sholat Idul Fitri, A.M. Fatwa langsung menyampaikan khutbahnya

dengan memulai salam dan takbir di halaman masjid Istiqomah Kemayoran

Jakarta Pusat dengan judul khutbahnya “Akhlak Politik Orde Baru di Mata Umat

dan Sorotan Al-Quran”, seketika itu pula intel-intel kebingungan dan berkeliaran,

dan juga tidak mungkin mereka langsung menurunkan dari mimbar.55

Pada

55 Setelah selesai berkhutbah A.M. Fatwa dibawa kabur dan

bersembunyi di rumah orang Arab dekat pasar Tanah Abang selama seminggu. Selama dalam persembunyiannya A.M. Fatwa mendapatkan kabar oleh tetangga yang rumahnya berada di depan rumah Pak Harto di Jalan Cendana, bahwa dia sempat mendengar percakapan melalui handy talky para intel yang mencoba mengepung penulis dengan mengatakan “Kecoak berhasil tampil menjadi khotib.” cerita ini berdasarkan tulisan Pengantar A.M. Fatwa dalam buku Khutbah-khutbah Politik A.M. Fatwa di Masa Orde Baru, Penerbit : Suara Muhammadiyah Yogyakarta Cet. I April 2007”

Page 85: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxvi

khutbah ini, A.M. Fatwa berhasil menyampaikan khutbahnya melalui tipu daya

yang dilakukan oleh Panitia. Setelah selesai khutbah A.M. Fatwa pun langsung

dibawa lari oleh panitia dan bersembunyi dirumah orang Arab dekat pasar Tanah

Abang selama seminggu, setelah itu A.M. Fatwa diinterograsi dan ditahan.

Selain itu, banyak Dakwahan yang di arahkan kepada A.M. Fatwa di

antaranya adalah delik subversi, delik penghinaan terhadap kekuasaan yang ada,

dan delik penyebaran berita bohong yang menyebabkan keonaran di dalam

masyarakat. Dasar dakwaan adalah khutbah-khutbah atau ceramah A.M. Fatwa

dan juga keterlibatan A.M. Fatwa dalam petisi 50 atas terbitnya Lembaran Putih

Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984.

Dalam perkara menurut Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dikoordinir

oleh Bob Nasution, SH yang menjabat sebagai Kajari Jakarta Pusat, ada tujuh

khutbah dan ceramah penulis yang isinya subversif, yaitu berisi ucapan-ucapan

dan juga memuat kalimat-kalimat yang bersifat merongrong/menyelewengkan

ideologi Negara yaitu Pancasila atau Haluan Negara, merongrong kewibawaan

pemerintah yang sah dan aparatur Negara, serta menyebarkan rasa permusuhan

atau menimbulkan permusuhan, pertentangan di antara kalangan penduduk atau

masyarakat yang bersifat luas. Ketujuh khutbah dan ceramah itu adalah

“Tegakkan Kekuatan Politik Islam, Jangan Ciptakan Fir’aunisme di Indonesia”,

di mana khutbah tersebut disampaikan pada saat Idul Fitri pada tanggal 1402 H/24

Juli 1982 yang bertempat di Lapangan Bomber, Kawi-kawi Sentiong, Jakarta

Pusat, akan tetapi penulis dilarang menyampaikan khutbah ini, akan tetapi telah

dicetak dalam bentuk brosur atau buku.

Page 86: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxvii

Khutbah yang berjudul “Azas Islam Hingga Titik Darah Terakhir”

merupakan khutbah Idul Fitri pada tanggal 12 Juli 1983/1403 H yang bertempat di

halaman parkir Pasar Cikini, Jakarta Pusat, khutbah ini telah dicetak dalam bentuk

brosur/buku,56 akan tetapi tidak jadi disampaikan oleh A.M. Fatwa, karena pada

hari Idul Fitri tersebut, secara tiba-tiba A.M. Fatwa diganti oleh khotib dari

Laksus Kopkamtibda Jaya dengan penjagaan ketat dari ABRI, dan akhirnya A.M.

Fatwa beserta beberapa orang jamaah pindah shalat Ied di Taman Ismail Marzuki

(TIM) Cikini. Khutbah ini merupakan bentuk inspirasi dari pidato Ketua

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, H. Hanafiah di muka sidang Tanwir

Muhammadiyah di Yogyakarta terutama pada saat ramainya perdebatan sikap

Muhammadiyah terhadap ketentuan asa tunggal Pancasila bagi partai dan ormas,

dan larangan asas ciri. Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah saat di bawah

kepemimpinan A.R. Fachruddin terpaksa “menghapuskan” asas Islam, seperti

yang dilakukan oleh partai dan ormas lainnya. Dan barulah pada mukhtamar di

Jakarta tahun 2000 Muhammadiyah kembali mencantumkan secara formal asas

Islam.

Perubahan paradigma pembangunan dari sentralistik kepada desentralisasi

di Indonesia sejak tahun 1998, dan kemudian menjadi komitmen pemerintah orde

reformasi. Selama lebih 32 tahun fakta dilapangan menunjukkan bahwa

pembentukkan pranata sosial modern oleh rezim orde baru, seperti KUD,

56 Penulis mendapatkan tulisannya dalam salah satu judul pada buku

A.M. Fatwa yang berjudul ”Khutbah-khutbah Politik A.M. Fatwa di Masa Orde Baru” dimana tulisan tersebut masih lengkap dan berada di hal. 105 penerbit : Suara Muhammadiyah : Yogyakarta Cet. I April 2007

Page 87: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxviii

Kelompok Tani, Karang Taruna dan lain-lain kurang mampu menggalang

partisipasi masyarakat secara murni.

Banyak para ahli antara lain Jack Stumph sebagaimana dikutip

Sumarnonugroho membahas masalah sosial sebagai proses sosial. Masalah sosial

mencakup konsepsi tentang disorganisasi sosial dan konflik nilai. Masalah sosial

timbul sebagai akibat dari proses perubahan, sehubungan dengan perkembangan

dalam sistem kepribadian manusia serta sistem sosial. Dalam proses ini dapat juga

terjadi hambatan-hambatan terhadap realisasi nilai-nilai sosial. Dan terjadinya

masalah sosial tersebut merupakan sebagai sebuah proses alami dan tidak dapat

dielakkan lagi.57

A.M. Fatwa menjadi salah satu pelaku sejarah dalam hubungan Islam

politik dan negara dimana pernah mengalami ketidakharmonisan. Dalam dua

dasawarsa pertama, terutama pada rezim Orde Baru, Islam sering ”dikambing

hitamkan” dalam pergumulan ideologi negara, yang akhirnya melahirkan

antagonisme antara pemerintah dan aktivis Islam. Kecurigaan kedua belah pihak

semakin menyudutkan posisi Islam. Hal tersebut terlihat dari penolakan Soeharto

terhadap tokoh-tokoh Islam dan ditambah dengan faktor Islam yang ingin

dijadikan sebagai Ideologi dasar perjuangan politik umat sehingga dianggap

sebagi sesuatu yang mengancam konstruk ideologi negara-bangsa.

”Hidup adalah ibadah, dakwah pun tidak hanya diartikan bicara, tetapi

perbuatan. Usaha yang dilakukan bukanlah didasarkan pada hadiah dan

penghargaan”, termasuk apa yang dilakukan oleh A.M. Fatwa sendiri. Dakwah

57 Sumarnonugroho T, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial,

(Yogyakarta : Hanindita 1991), hal. 94

Page 88: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

lxxxix

dalam perspektif A.M. Fatwa yaitu bagaimana mengubah suatu tatanan kehidupan

secara ekonomi dan politik dunia, terkait dengan posisi strategis umat Islam dalam

menghadapi globalisme, umat Islam seharusnya membela ketika Islam sedang

dituduh dan harus membelanya secara kreatif, dengan cara mengisi ruang

kehidupan di masyarakat dengan menebar kemaslahatan melalui peningkatan

yang dirasakan langsung oleh masyarakat, yang dibuktikan dengan amal usaha

pada kehidupan dengan wajah kedamaian, persaudaraan, dan kemanusiaan. Hal

ini sesuai dengan tujuan pembangunan yakni pembangunan manusia seutuhnya.

A.M. Fatwa yakin dengan apa yang dilakukannya, karena selalu bersumber pada

Al-Qur’an dan Hadits Nabi, dimana kedua hal tersebut mengajarkan kepada umat

manusia untuk memikirkan ”dunia” juga di samping akhirat, memikirkan

lingkungan, berbuat baik dengan tetangga dan mengabdi pada tanah air adalah

bentuk amal shaleh yang patut dikembangkan.

Saat sebagian kelompok masyarakat masih menggangap dan menilai

kinerja bahwa parlemen pada periode 1999-2004 kurang optimal. Setidaknya jika

dibandingkan dengan parlemen pada masa Orde Baru, sangat berbeda jauh,

Parlemen 1999-2004 lebih fungsional dan relatif lebih efektif dalam memainkan

peran-peran substansialnya sebagai sebuah lembaga parlemen yang berdasarkan

Undang-undang.

Menurut A.M. Fatwa parlemen sangat efektif apabila digunakan sebagai

media dakwah dan bahkan dapat menjadi sebuah lembaga penyampaian aspirasi

umat Islam khususnya di Indoensia. Beliau mengatakan bahwa anggota parlemen

(anggota DPR/MPR) yang duduk untuk mewakili umat Islam di Indonesia adalah

Page 89: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xc

mereka yang harus mengangkat, menjaga, dan menyi’arkan Islam, karena mereka

telah dipilih oleh umat Islam melalui Pemilihan Umum (PEMILU) yang sangat

demokratis.

Karena eksistensi anggota parlemen yang mempunyai legitimasi kuat,

yang secara tidak langsung telah mewakili rakyat, maka suara rakyat-lah yang

harus anggota parlemen serap dan angkat agar segera dirumuskan untuk

diaktualisasikan secara politik. Banyak cara yang untuk dapat dilakukan anggota

parlemen dalam menyampaikan dakwah di parlemen, yaitu dengan menggunakan

Media Massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat umum

untuk melakukan pengawasan dan bahkan mengontrol pemerintah, dan juga bisa

dilakukan dalam bentuk anggaran. Sehingga parlemen dapat menentukan dan

mengatur anggaran untuk pemerintah dan mengalokasikan jumlah untuk

pemerintah termasuk dalam merumuskan undang-undang demi kebaikan bersama

untuk rakyat. Dengan cara seperti itulah anggota parlemen menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai wakil rakyat.

Menurut A.M. Fatwa, dalam mengemban amanat dan aspirasi umat Islam

di Indonesia, caranya yang saat ini dilakukan tidak harus berdasarkan warna.

Akan teapi dengan cara menerapkan ajaran Islam dalam konteks apapun dan dapat

mengaktualisasikan aspirasi rakyat itu yang sesuai dengan ajaran Islam yang

dikemas dengan baik dan ditransformasikan dalam rumusan-rumusan yang dapat

diterima secara menyeluruh atau nasional, artinya adalah bagaimana orang yang

memeluk agama apapun selain agama Islam bisa menerima keberadaan ajaran

Islam. Semua itu semestinya bisa diterima oleh semua kalangan, tetapi hal itu

Page 90: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xci

tergantung bagaimana cara menyampaikannya. Jadi, menurut beliau hal yang

harus dilakukan anggota parlemen yang mewakili umat Islam adalah bagaimana

mereka merumuskan ajaran-ajaran Islam (syari’at Islam) kemudian di

transformasikan di dalam rumusan-rumusan nasional atau di dalam hukum

nasional.

A.M Fatwa dalam menentukan pilihannya untuk terjun ke dalam dunia

politik praktis sebagai politisi, yang pada dasarnya dengan motivasi ibadah

melalui apa yang telah dilakukannya dan juga atas dorongan serta pangilan hati

nurani. Karena dalam pandangan beliau, perkerjaan hanya bisa dilakukan dengan

jiwa yang merdeka. Persyaratan untuk menjadi politisi ideal sangat dibutuhkan

jiwa yang bebas dari tekanan dalam bentuk apapun, baik ujian maupun pujian.

Seorang politisi mempunyai tanggung jawab yang sangat berat saat

memelihara kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan oleh rakyat (umat).

Banyak politisi yang mengunakan pengaruh sebagai senjata yang digunakan

politisi untuk membangun fanatisme, sehingga semakin besar hal tersebut

terbangun dalam ruang lingkup negatif yang isi hanya menciptakan puji sanjung

semata, dan juga menciptakan perasaan yang tidak suka di kritik, pantang

menerima teguran yang berangapan bahwa dirinya adalah yang paling benar dan

hebat, maka hal tersebut menciptakan sebuah penghormatan dan kepatuhan yang

pada hakikatnya hanya milik Allah. Penghormatan tidak boleh berlebihan yang

menyebabkan pemujaan manusia atas manusia, hal tersebut sesuai dalan firman

Allah :

�H! �M!T V,WX3 L� �!( �8�� G� =Z[\�:�E8

Page 91: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcii

3G =>�^�G � ��M"2 ��☺�,E! _�:`\ �

��8�aE! _�b5c � 4 �� d! 0E��

��☺f�� � @� ):� ), : ا�'

Artinya : ”.....dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Q.s : Al-Bayyinah ;5)

Selama A.M. Fatwa melakukan dakwahnya, A.M. Fatwa selalu

mengetengahkan isi dan pelaksanaan menjadi lebih di prioritaskan daripada

slogan-slogan atau merek. Akan tetapi, semuanya harus sesuai dengan kondisi

objektif umat sekarang ini. Name calling “Negara Islam” sering diangkat bukan

berdasarkan dari arus besar umat, melainkan hanya sejarah masa lalu yang bagi

pihak diluar Islam sangat diperlukan untuk mendeskreditkan kelompok-kelompok

dinamis dalam umat secara politis.58

Pembinaan mental seseorang muslim haruslah dimulai sejak kecil, karena

semua perjalanan yang dilalui A.M. Fatwa hingga saat ini, dengan kondisi pada

saat ia melakukan pertentangan terhadap keaadaan di lingkungan rumahnya dan

bahkan sampai ia berani melawan pemerintahan dari zaman Orde Lama, Orde

Baru dan bahkan sampai sekarang A.M. Fatwa masih tetap konsisten melakukan

dan memberikan kritikan-kritikan dari kebijakan-kebijakan melalui medium yang

ada. Baik disadari atau tidak, hal yang menjadi unsur-unsur pembentuk

kepribadian banyak berasal dari beberapa faktor pernah dialaminya pada masa

58 A.M. Fatwa, Dari Mimbar ke Penjara ; Suara Nurani Pencari Keadilan

dan Kebebasan, (Bandung : Mizan 1999) cet. Ke-2 hal. 141-143

Page 92: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xciii

lalu, dan keadaan yang dialaminya di kemudian hari yang merupakan bagian dari

nilai-nilai yang diambil berdasarkan keadaan lingkungannya, nilai yang dimaksud

adalah nilai agama, moral dan sosial.

Menurut A.M. Fatwa apabila ajaran / hukum Islam itu langsung diterima

secara utuh yang diambil dari ayat Al-Qur’an secara mentah yang dilandasi tanpa

penafsirah dari pemahaman yang dangkal dan juga tidak dikemas dengan baik-

baik, maka hal itu akan menjadi tidak terarah maksud dan tujuannya, sehingga

sangat sulit untuk diterima oleh orang yang memahami makna yang terkandung..

A.M. Fatwa adalah seorang yang mengharapkan adanya keselarasan dan

keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, menyadari masyarakatnya adalah

masyarakat tradisional maka A.M. Fatwa menggunakan metode pendekatan yang

persuasif, dimana masyarakat harus ikut aktif berperan serta dalam melakukan

gerakan perubahan. Perubahan ini disebut dengan perubahan yang direncanakan.59

Stephen R. Covey mengungkapkan dalam sebuah bukunya The Eight

Habit from Effectiveness to Greatness yang disingkat the Eight Habit (the 8th

Habit) tentang pola manajemen hidup melalui delapan kebiasaan yang biasa di

praktikan oleh orang-orang sukses dan berhasil dengan apa yang dilakukannya.

Delapan kebiasaan ala Covey60 yang tercermin dalam diri A.M Fatwa :

1. Proaktif (be proactive)

Proaktif berarti lebih sekedar berinisiatif dan aktif, A.M. Fatwa merupakan

orang yang aktif, tidak pernah mengeluh, tidak pernah menyalahkan apapun atau

59 Drs. Abdul Syani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. (Jakarta :

Pustaka Jaya) cet.I hal.130 60 Covey, Stephen R. the 8th Habit From Effectiveness to Greatness. New

York. Free Press hal. 4

Page 93: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xciv

siapapun atas keadaan yang dialaminya dalam perjuangannya membela Islam.

Dimana A.M. Fatwa selalu mencermati dan mengamati kegiatan serta kebijakan-

kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan melihat perkembangan yang terjadi

di masyarakat.

Sikap proaktif A.M. Fatwa dibuktikan dengan komitmennya dengan

membela kepentingan Islam di Parlemen terutama pada saat A.M. Fatwa duduk

sebagai Wakil Ketua DPR-RI dengan menyerukan kepada pemerintah agar

melakukan pendekatan kepada masyarakat Aceh dan mencari apa yang

sebenarnya terjadi dibelakang terhadap desakan referendum yang diinginkan

dengan cara membentuk komisi kebenaran dan rekonsiliasi serta mengadakan

dialog-dialog yang jujur, tulus, terbuka dan damai serta menerapkan prinsip-

prinsip otonomi daerah dan juga memproses pelanggaran HAM di Aceh secara

menyeluruh. A.M. Fatwa pun mengunjungi Aceh dan mengadakan dialog dengan

muspida dan tokoh masyarakat Aceh untuk mendengar secara langsung apa yang

sebenarnya mereka alami.61

Tak hanya itu A.M. Fatwa pun sangat aktif memberikan masukan pada

saat Tanwir Muhammadiyah di Semarang dan beliau pun memberi masukan

kepada Amien Rais dan Syafii Maarif untuk membuat platform baru yaitu partai

politik yang sebelumnya mereka berkumpul dalam kelompok MARA (Majelis

Amanat Rakyat).

61 Salah satu Perjalanan A.M. Fatwa sebagai wakil rakyat dimana A.M.

Fatwa menceritakan seluruh proses apa yang dilakukannya dalam mengatasi dan menyelesaikan di wilayah-wilayah yang sedang terjadi konflik, dan itu semua di tulis dalam buku “Dari Cipnang Ke Senayan – catatan gerakan reformasi dan aktivitas legislative hingga ST MPR 2002” (penerbit :Intrans Jakarta, 2003) hal 154-194

Page 94: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcv

2. Mulai dengan akhir dalam pikiran (begin with the end in mind)

Konsep seperti ini sangat penting, terutama bagaimana memikirkan

terlebih dahulu apa yang harus dilakukan, dan kemudian harus kembali

memikirkan akibatnya dari yang telah dilakukan tersebut.

A.M. Fatwa pun memiliki tujuan untuk duduk sebagai salah satu wakil

rakyat dengan niat unuk mendamaikan konflik-konflik yang selama ini terjadi,

serta diskriminasi yang diterima golongan-golongan yang terkait di dalamnya

dengan visi dan misi perdamaian serta persaudaraan antar umat beragama serta

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “diperlukan

keberanian yang kuat dan teguh dalam prinsip, namun tetap fleksibel dalam

pelaksanaan sampai tujuannya tersebut dapat dicapai.62

A.M. Fatwa mengatakan

ini agar hal-hal yang dahulu pernah dialaminya tidak akan terjadi kembali, karena

A.M. Fatwa sendiri merasakan betapa pedihnya hidup dengan penuh

kekhawatiran, terutama di kalangan aktivis Islam yang sangat menentang

kebijakan-kebijakan pemerintah yang pada saat itu berkuasa dengan cara

mendeskreditkan kepentingan Islam.

A.M. Fatwa sendiri sangat menginginkan perdamaian baik itu antar agama

maupun golongan dan bahkan suku-suku yang ada di seluruh Indonesia, karena

dengan perdamaian maka akan tercipta kemakmurkan dan kesejahteraan

masyarakat

3. Dahulukan yang utama (put first things first)

62 Wawancara Penulis dengan A.M. Fatwa pada tanggal 5 November

2009

Page 95: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcvi

Mendahulukan yang utama merupakan suatu tuntutan yang menciptakan

Integritas, disiplin dan komitmen. Hal ini sebagai perwujudan dalam memilih

mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu yang sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki, disamping itu juga harus memilih aktifitas yang membawa pada

tercapainya tujuan. Hal ini telah di buktikan bahkan diserukan oleh A.M. Fatwa

sebagai da’i melalui khutbah-khutbahnya dengan menyerukan kepada umat Islam

agar tetap berpegang teguh untuk memperjuangkan aqidah Islam, sehingga umat

Islam tidak lagi dianggap lemah dan juga tidak mudah diprovokasi akibat

kepentingan-kepentingan yang sangat merugikan Islam, dan A.M. Fatwa juga

menegaskan bahwa umat Islam harus lebih mampu mengatur dan lebih

menekankan pada pemanfaatan waktu untuk dipergunakan sebaik-baiknya,

terutama mengenai hal yang berkaitan dengan keadaan umat Islam.63

Islam pun mengajarkan agar umat dalam menyiarkan Islam terutama

dalam berdakwah harus medahulukan yang lebih utama, dalam arti, jangan

mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan yang bersifat bersama,

karena hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

4. Berpikir menang-menang (think win-win)

Hal ini berasal dari latihan yang menuntut untuk sebuah kejujuran

(honesty, menyesuaikan kata dengan perbuatan) Integritas (Integrity,

menyesuaikan perbuatan dengan perkataan), kematangan (maturity), dan

mentalitas kelimpahan (abundance mentality) dimana semua hal tersebut

merupakan sebuah konsep ideal dalam mempertahankan keyakinan agar tidak

63 Fatwa, A.M. Khutbah-khutbah Politik A.M. Fatwa Dimasa Orde Baru,

Penerbit : Suara Muhammadiyah, Cet I April 2007

Page 96: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcvii

mudah terpengaruh dan bahkan harus mempengaruhi agar harapan tersebut dapat

tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan, karena bila hanya berfikir seperti ini

terutama bila kepentingannya yang berorientasi negatif, maka akan mendapatkan

respon yang negatif pula, dan yang terjadi adalah pertentangan.

Hal ini sangat bertujuan yang sesuai dengan harapan A.M. Fatwa yang

menginginkan semua lapisan komponen terutama di lingkungan masyarakat agar

tercipta kemesraan antar sesama manusia dan menjalin ukhuwah islamiah yang

akan menjadi sebuah pernik mutiara yang harus tetap terjaga, sehingga dapat

menjadi insan yang bermanfaat bagi yang lainnya, dimana A.M. Fatwa

mengatakan “umat Islam harus memposisikan diri di posisi terdepan dan juga

harus menjadi contoh yang baik.”64

dan juga pada saat melaksanakannya sangat

di perlukan keberanian yang kuat, karena dalam mempertahankan sebuah

kebenaran pun harus teguh.

5. Memahami terlebih dahulu, baru minta dipahami (seek first to

understand than to be understood)

Dengan hal ini, merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam

menyampaikan sesuatu harus menunjukkan dengan saling memahami, membantu,

mengerti dan mengasihi65

. A.M. Fatwa memahami karakter masyarakat pada saat

pemerintahan baik di Era Orde Lama, Orde Baru, hingga sekarang dengan cara

menyampaikan pesan-pesan melalui media tulisan serta khutbah-khutbah yang

disampaikannya pada saat Peringatan hari besar Islam maupun pengajian-

64 Wawancara dengan A.M. Fatwa pada tanggal 5 November 2009 65 Dio Martin, Anthony Emotional Quality Management, (Jakarta :

Penerbit Arga 2003), hal.21-34

Page 97: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcviii

pengajian di lingkungan masyarakat, agar masyarakat memahami apa yang

sebenarnya terjadi.

A.M. Fatwa pun ikut menyuarakan aspirasi masyarakat di Parlemen

terutama pada saat anggota parlemen membahas suatu kebijakan yang akan

disahkan, dan ketika A.M. Fatwa memandang kebijakan tersebut dapat merugikan

umat Islam, maka Ia akan bersuara dan menyampaikan pesan kepada parlemen

untuk dijadikan pertimbangan dalam memutuskan sebuah kebijakan yang akan

ditetapkan dalam rapat tersebut. Apabila hal yang ingin dicapai tidak terpenuhi,

A.M. Fatwa pun menyampaikan beberapa pertimbangan apabila pendapatnya

tidak di dengar oleh anggota Parlemen, akan tetapi A.M. Fatwa pun sebenarnya

memahami dan menghormati apa yang ingin diperjuangkan oleh anggota yang

berbeda pandangan dengannya. Hal ini merupakan bentuk simbolisasi yang harus

dilakukan oleh setiap orang untuk menghormati, memahami hak orang lain

apabila dia ingin dihormati dan dipahami agar tercipta sesuai dengan apa yang

diharapkan. Dan inilah yang selalu dilakukan oleh A.M. Fatwa dengan

mengatakan ”seorang da’i harus memiliki akhlak yang mulia agar dapat menjadi

contoh dan menjadikan dirinya sebagai contoh, dan juga, seorang politisi-pun

harus memiliki ’fatsoen’ sehingga mampu menempatkan perbedaan pendapat

secara proporsional.” dimana setiap figur seorang pemimpin harus selalu

memberikan masukan-masukan dan saran secara bijak dan modern terhadap suatu

permasalahan yang sedang terjadi.66

6. Wujudkan sinergi (synergize)

66 Wawancara penulis dengan A.M. Fatwa pada tanggal 5 November

2009.

Page 98: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

xcix

Bersinergi berarti keseimbangan yang dapat diperoleh. Sinergi sendiri

dapat dipahami jika ada kerjasama yang harmonis antara pemerintah, tokoh

masyarakat dan rakyat (human capital), karena tiap-tiap individu selalu berbeda

pandangan.

A.M. Fatwa menginginkan sebuah sinergi yang tercipta, antara pemerintah

dan masyarakat, dimana A.M. Fatwa pun ikut menjembatani agar terciptanya hal

tersebut. Akan tetapi yang terjadi pada zaman Orde Baru malah pemerintah

mencoba mematikan sinergi hanya untuk melanggengkan pemerintahan agar tidak

ada yang menggantikan kepemimpinan Soeharto.

Dengan segala cara A.M. Fatwa mencoba melakukan itu semua dan

bahkan merelakan dirinya hingga di zhalimi oleh pemerintah hanya untuk

menciptakan sinergi demi kemajuan bangsa Indonesia antara umat Islam dan

Pemerintah. Dan untuk mencari solusi terbaik dalam berbagai ragam perbedaan

yang ada baik aqidah maupun pendapat harus terpola dengan saling menghargai

(open minded) dan kerjasama dengan pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,

kerjasama semua komponen dalam kebaikan sangat dianjurkan, hal ini dilakukan

oleh A.M. Fatwa saat duduk sebagai wakil ketua DPR-RI tahun 1999-2004 dan

wakil ketua MPR-RI 2004-2009.

Intinya adalah, bagaimana tiap-tiap individu maupun lembaga terutama di

pemerintahan harus dapat bersikap fleksibel, A.M Fatwa pun juga mengatakan

”Banyak orang yang tidak sama presepsinya dan memandang sesuatu dari

’kacamata’ kekuasaan atau ’kacamata’ sendiri” walaupun tidak sama dalam hal

presepsi maupun pandanganya terhadap sesuatu hal harus segera di sinergis-kan.

Page 99: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

c

Dan jika hal itu terus menerus diterapkan atau dilakukan, maka akan terciptanya

sebuah stabilitas yang dapat mewujudkan persatuan baik antar sesama pemeluk

agama demi menjaga persautan bangsa.67

7. Mengasah gergaji (sharpen the saw)

Hal ini sangat menekankan pada tiap individu atau umat Islam untuk terus

mengasah emosional, intelektual, sosial, finansial, mental dan spiritual.68 Hal ini

A.M. Fatwa menyampaikan agar umat Islam harus terus berjuang dalam

meningkatkan kesuksesan. Islam menganjurkan kepada kita untuk memperbaiki

prestasi yang digapai, karena hal ini akan mengantarkan masyarakat untuk

memperbaiki dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik sebagai umat Islam yang

kuat dan sejahtera.

A.M. Fatwa pun menggali terus apa yang sebenarnya terjadi, dan keadaan

masyarakat di bangun dengan opini yang menganggap bahwa akan berbahaya

apabila Islam diterapkan sebagai Ideologi negara. Dengan makna bahwa apabila

seorang muslim yang kuat Imannya duduk sebagai pemimpin sebuah negara,

maka yang akan terjadi semua hal yang berkaitan dengan aturan negara akan

berasaskan dengan aturan Islam yang mungkin dianggap belum cocok untuk

diterapkan di Indoensia, dan juga di karenakan faktor kepemimpinan yang

dijalankan oleh sang pemimpin tidak sesuai dengan ajaran Islam sehingga banyak

yang menolak dan bahkan menentang, apabila Islam dijadikan Ideologi Negara,

karena Indonesia sendiri didalamnya banyak agama selain Islam, sehingga konsep

67 Wawancara penulis dengan A.M. Fatwa, Kamis 05 November 2009. 68 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual (Jakarta : Penerbit Arga, 2001), hal.273

Page 100: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

ci

Islam dianggap dapat merugikan agama lain dengan keyakinan ajaran agama

tersebut.

Intinya adalah, sebagai seorang da’i harus selalu menggunkan metode-

metode yang sesuai dengan perkembangan zaman, terutama dalam penggunaan

tekhnologi komunikasi Informasi dan penerapannya artinya tidak konservatif, dan

juga seorang da’i harus fokus pada materi yang disampaikan serta harus di

sesuaikan dengan kondisi khalayak masyarakat. Terutama dakwah bil hal dan juga

dakwah yang menyentuh kehidupan sehari-hari yang harus menjadi perhatian

utama saat ini. A.M. Fatwa pun mengungkapkan ” akan lebih baik menggunakan

metode-metode yang sesuai dengan perkembangan zaman, agar tidak selalu

konservatif dan juga seluruh pesan yang disampaikannya harus memperhatikan

segala permasalahan yang terjadi dan mengetengahkan empati masyarakat”

sehingga fenomena-fenomena ajaran atau aliran sesat yang sedang berkembang,

mampu diredam melalui pesan yang disampaikan oleh da’i.69

Untuk itu, kita sebagai muslim hendaknya menggali terus pemahaman-

pemahaman terhadap apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat, sehingga agama

lain pun dapat mengerti dan memahami bahwa ajaran Islam sebenarnya tidak

merugikan ajaran lain, dan bahkan lebih menguntungkan serta lebih

mensejahterakan agama lain, karena Islam mengajarkan agar selalu menghargai

keyakinan yang diyakini orang lain, dan juga Islam merupakan agama yang

rahmatan lil ’alamiin.

69 wawancara penulis dengan A.M. Fatwa, Kamis 05 November 2009

Page 101: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cii

8. Temukan suara Anda dan Ilhami orang lain menemukan suara mereka

(Find your voice and inspire others to find their voices)

A.M. Fatwa menganjurkan agar tiap individu khususnya umat Islam harus

menemukan suara hati mereka. Hal ini dimaksudkan agar setiap individu menjadi

bermanfaat bagi lainnya, karena akan memberikan kontribusi yang nyata dan

bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, agama, bangsa, dan negara.70

A.M. Fatwa pun mengungkapkan bahwa ”agar para da’i atau pemimpin

memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan umat, serta menjadi

motivator yang baik. Karena motivasi tersebut sangat diperlukan sebagian umat

yang masih mengidap rendah diri (inferiority complex).”.71

Dengan sikap

individu terutama para da’i yang seperti ini, diharapkan untuk menjadi posisi yang

terdepan atau pemimpin dengan memberikan contoh yang baik, karena hal itu

sangat penting guna mengajak umat Islam dan umat lainnya untuk selalu berbuat

lebih baik, serta mereka juga harus selalu aktif dan turut serta dalam mengawasi

seluruh bentuk kegiatan yang dilakukan akan tetapi harus sesuai dengan porsinya

terutama kemampuan tiap-tiap individu.

Hal ini sangat sesuai dengan ajaran Islam, dimana baik sesama muslim

maupun non-muslim harus saling memahami dan tidak bergantung pada orang

lain. Dan sangat diutamakan bahwa umat muslim harus bisa membantu orang lain

baik sesama muslim maupun dengan non-muslim yang membutuhkan, karena

manusia diciptakan sebagai mahluk sosial.

70 Ary Ginanjar Agustian,.Op.Cit, hal. 68 71 Wawancara penulis dengan A.M. Fatwa, 16 Juni 2009

Page 102: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

ciii

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Secara eksplisit dapat diungkapkan bahwa, A.M. Fatwa merupakan salah

satu tokoh yang hingga saat ini masih eksist memberikan kontribusinya terhadap

perkembangan Islam, dimana A.M. Fatwa masih tetap berperan aktif dengan

memberikan masukan-masukan kepada pemerintah dan tidak takut untuk

langsung mengkritiknya apabila ia menilai kebijakan yang dilakukan pemerintah

itu salah, dan juga selalu menyerukan kepada seluruh umat Islam terutama di

Indonesia untuk tetap menjalin silaturahim baik sesama muslim maupun dengan

agama lain, serta menjaga keutuhan untuk tidak terpecah belah yang

disampaikannya melalui tulisan, khutbah, makalah yang disampaikannya baik di

mimbar masjid dan majlis taklim, hingga media massa.

Hal ini dilakukan oleh A.M. Fatwa agar masyarakat Indonesia, terutama

tokoh-tokoh agama agar tidak mengalami hal serupa yang pernah dialaminya.

Dimana saat A.M. Fatwa mencoba menebar amar ma’ruf nahi munkar yang

terbelenggu dan dibungkam oleh pemerintah baik semasa rezim Orde Lama

hingga Orde Baru.

Namun kini, A.M Fatwa sudah merasa mendapatkan apa yang dulu

diharapkannya walupun belum sepenuhnya terpenuhi. Perjuangannya pun belum

berhenti hingga saat ini, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat kepada

pemerintah, terutama kepentingan umat Islam yang dulu hak-haknya selalu di

Page 103: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

civ

belenggu. Dan aktivitas dakwahnya saat ini pun masih tetap dijalankannya walau

usianya sudah semakin tua.

Dengan tetap menyampaikan tulisan-tulisannya baik di buku-buku,

makalah maupun khutbah-khutbah yang masih tetap dilakukannya, A.M. Fatwa

pun tidak segan-segan turun langsung di masyarakat untuk mendengar keluhan

rakyat walau dia sudah duduk sebagai wakil ketua MPR-RI. Dan A.M. Fatwa pun

terus mencoba menyemangati kaum muda, terutama aktivis Islam untuk terus dan

selalu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar hingga akhir hidup.

2. Saran

A.M. Fatwa diharapkan untuk tetap terus memberikan kontribusinya, baik

itu di Parlemen maupun di masyarakat, karena saat ini rakyat sangat

membutuhkan orang-orang yang mau memperjuangkan kepentingan rakyat.

Karena saat ini sudah sangat sulit mencari orang yang mau memperjuangkan

aspirasi rakyat, terutama kepentingan yang telah memojokkan umat Islam dan

bahkan banyak yang ingin menghancurkan Islam dari segala sisi.

Dan juga untuk para aktivis Islam, untuk terus memperjuangakan hak dan

kewajibannya sebagai muslim dan bahkan tetap menyebarkan agama Islam yang

sesuai dengan ajaran, serta hendaknya juga memperkaya diri dengan

memperbanyak wawasan agar tidak timbul pemahaman yang dangkal tentang

ajaran Islam. Karena saat ini banyak sekali ajaran Islam yang dislewengkan,

sehingga menimbulkan ajaran-ajaran dan aliran kepercayaan baru, dan bahkan

sampai timbul nabi baru, yang jelas dalam ajaran agama Islam sudah dikatakan

bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir.

Page 104: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cv

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA Abda, Slamet Muhaimin. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah,

Surabaya : Usaha Nasional, 1994 Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual Jakarta : Penerbit Arga, 2001. Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : Rineka Cipta Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi Jakarta : Bumi

Aksara, 1994 Arifin, Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Akasara,

1991, cet. Ke-1. Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali

Press, 1989 Asmara, Toto. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama,

1957, Cet. Ke-2. Aziz, DR. Moh. Ali M.Ag. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004, Cet.

Ke-1, A.W. Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Lengkap,

(Jakarta: Pustaka Progresif, 1997), Cet Ke-14, edisi 2. Bahresi, Salim. Terjemahan Riadhus Shalihin, Bandung : PT al-

Ma’arif, 1978. Cet. IV Covey, Stephen R. the 8th Habit From Effectiveness to Greatness.

New York. Free Press Darus Salam, Ghazali. Dakwah Yang Bijak, Cet-II Jakarta : Lentera Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet.ke 9, Dio Martin, Anthony Emotional Quality Management, Jakarta :

Penerbit Arga 2003. Fatwa, A.M. Demi Sebuah Rezim Demokrasi dan Keyakinan

Beragama Diadili, Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka, 2000

Page 105: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cvi

Fatwa, A.M. Khutbah-khutbah Politik A.M. Fatwa Di Masa Orde Baru, Penerbit : Suara Muhammadiyah, Cet I April 2007

Ghazali BC.TT, Kamus Istilah Komunikasi, Bandung:Djambatan,

1992 Ghazali, DR. M. Bahri. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka

Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Cet. Ke-1,

Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikasi, Jakarta : Pedoman Ilmu

Jaya, 1997 cet I Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset,

1983 Hasanudin, Hukum Dakwah, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya 1996, Cet

Ke-1 Husain Abdullah, Muhammad Metodologi Dakwah dalam Al-Quran,

cet-I Jakarta : lentera, 1997 Ibrahim, Idi Subandi. ed., Cultural and Communication Studies,

Yogyakarta: Jalasutra, 2004, Cet. Pertama. Jabir, Dr. Thoha Al-Alwani. dalam Krisis Pemikiran Modern

Diagnosis dan Resep Pengobatannya (1989), dan M. Yaqzhan dalam Anatomi Budak Kufar (1993).

Yakub, Ismail. Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan

Permainan Itu Sudah Ada, Yogyakarta: Prima Duta, 1983, Cet. Ke-1.

Omar, Prof. H. M. Toha Yahya, MA, Islam dan Dakwah, Jakarta: PT.

Al-Mawardi Prima, 2004, Cet. Ke-1 Muhtaram, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah Yogyakarta : al-

Amin Press dan IFKA, 1996. Munir, M dan Wahyu Ilham, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana,

2004, Cet. Ke-I Muriah, Dra. Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta :

Mitra Pustaka, 2000 Cet-I

Page 106: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cvii

Nasution, Faruq. Aplikasi Dakwah dalam Studi Kemasyarakatan Jakarta : Bulan Bintang 1986.

Natsir, Muhammad. Fiqhudh Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 1983,

Cet. Ke-4. Pulungan, J. Suyuti. Universalisme Islam, Jakarta: PT. Moyo Segoro

Agung, 2002, Cet. Ke-1. Qutub, Sayyid. Ma’lim Fi Thoriq Kairo : Dasar al-Syuruq 1979 Rakhmat, Jalaluddin “Psikologi Komunikasi,” Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1995. Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an Fungsi dan Peranan

Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1988 Ce. Ke-17,

Sobur, Alex . Analisis Teks Media, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2002. Cet. Ke-2. Soeroyo, dkk, Problematika dan Peta Dakwah di Abad XXI Jakarta :

Penerbit Yayasan Kamil bekerjasama dengan PP IKPM Gontor, 1997

Sumarnonugroho T, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial,

Yogyakarta : Hanindita 1991. Syani, Drs. Abdul. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Jakarta :

Pustaka Jaya. cet.I. Syukri, Asmuni. DasarStrategi Dakwah Islam, Surabaya : al-Ikhlas,

1983. Syukri, Asmuni. Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : al Ikhlas,

1983 Tasmoro, Toto. Komunikasi Dakwah Jakarta : Gaya Media Pratama,

1987. Yakqub, Ali Mustafa. Sejarah Metode Dakwah Nabi, Jakarta :

Pustaka Firdaus, 1997. Yusuf, Prof. DR. Yunan. Dakwah dalam Perspektif Otonomi Daerah,

Risalah dakwah, Penerbit : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, vol. 5 No.1 Juni 2003.

Page 107: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cviii

Watson, C.W , Margono, Muhajjir Arief Rahmani, Membaca A.M.

Fatwa ; Perubahan dan Konsistensi, (Jakarta : Teraju, 2008) WJS. Purwodarminata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta :

Balai Pustaka, 1976.

Page 108: AKTIVITAS DAKWAH ISLAM ANDI MAPPETAHANG FATWA )repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5067/1/IHSAN... · 10. Seluruh sahabat pergerakkan yang ada di PMII (Pergerakan Mahasiswa

cix