adab menjenguk orang sakit

48
APA YG HARUS KITA LAKUKAN KETIKA KITA SAKIT 1. SABAR KETIKA SAKIT Dalam kehidupan ini , setiap orang akan di uji dan di coba oleh Alloh SWT , untuk itu tiada yang lebih baik yang diberikan kepada seorang hamba melebihi kesabaran. Sakit merupakan ujian yang dengannya Alloh SWT mengampuni atas dosa dan kesalahan yang pernah ia perbuat. Dalam sebuah Hadits di sebutkan : “ Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh untuk diberikan kebaikan , niscaya ia akan mendapatkannya .” ( HR. Bukhori & Muslim ) Dalam riwayat lain , di sebutkan : “ Tidaklah musibah , penyakit , kesengsaraan , kesedihan dan rasa sakit menimpa seorang muslim , bahkan sampai duri yang menusuknya , melainkan Alloh akan mengampuni kesalahan – kesalahannya.“ Dari Ibnu Mas’ud RA , menerangkan : Saya bertamu kepada Rasululloh SAW , kebetulan ia sedang menderita demam , maka aku berkata kepada Beliau ,” Ya Rasululloh , badan Anda panas sekali ! ” Rasululloh SAW menjawab ,” Memang suhuku naik sampai dua kali lipat suhu badan tuan – tuan di kala demam.” Kataku pula ,” Sebabnya mungkin karena Anda diberi pahala dua kali lipat pula ! “ Benar demikian , kata Nabi SAW. Dan tidak seorang muslimpun yang di timpa kesakitan mulai dari tusukan duri hingga yang lebih berat dari itu , kecuali dihapuskan oleh Alloh dengan itu kesalahan – kesalahannya , tak ubahnya seperti kayu yang menggugurkan daun – daun.” ( HR. Bukhori ) Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda : Sesungguhnya Alloh SWT berfirman ,” Jika seorang hamba mendapat cobaan dari Ku mengenai dua kesayangannya ( dua matanya ) maka ia sabar , nanti akan kuganti dengan surga.” ( HR. Bukhori ) Dari Shuheib Bin Sanan , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda : “ Sungguh ajaib perihal seorang mukmin itu. Bagaimana juga keadaannya semuanya baik , dan ini tidak akan ditemukan kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan , ia bersyukur , dan itu merupakan kebaikan. Jika ia ditimpa kemalangan / musibah , ia akan bersabar , dan itu juga merupakan kebaikan baginya.” ( HR. Muslim ) Dari Atha’ Bin Ribah RA , Dari Ibnu Abbas yang menanyakan kepadanya : Inginkah Anda melihat seorang penduduk surga ? Jawabku : “ Ya “ Katanya , Nah , wanita yang hitam itu ! Ia pernah datang kepada Nabi SAW dan mengadu , “ Saya ini sering jatuh pingsang dan suka membukakan aib ( aurotnya ) maka doakanlah oleh Anda kepada Alloh agar disembuhkan Nya.” Nabi SAW berkata ,” Jika anda mau , anda terima itu dengan sabar dan sebagai ganjarannya anda akan mendapat surga atau kalau tidak saya doakan kepada Alloh SWT agar disembuhkannya.” Wanita itu menjawab : Baiklah saya akan sabar. Wanita itu berkata lagi : Tetapi saya sering membukakan rahasia ( kelihatan aurotnya ) , maka doakanlah oleh Anda agar saya tidak berpenyakit seperti itu lagi. Maka didoakanlah oleh Nabi SAW. ( HR. Bukhori & Muslim ) 2. MENJENGUK ORANG SAKIT Dari Abu Harairah RA , Ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima , yaitu menjawab salam , menjenguk orang sakit , mengantarkan jenazah , memenuhi undangan dan mendoakan saudaranya yang bersin.” ( HR. Muttafaqun ‘alaih ) Tsauban mengatakan , bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Sesungguhnya seorang muslim yang menjenguk saudaranya sesama muslim , maka ia masih tetap berada di taman surga , sehingga ia kembali.” ( HR. Ahmad , Muslim , Tirmidzi ) Rasululloh SAW bersabda : “Berikanlah makan kepada yang lapar dan jenguklah yang sakit serta bantulah orang susah yang berada dalam tawanan.” ( HR. Bukhori ) 3. KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT

Upload: taufik-tayo

Post on 02-Jul-2015

405 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adab Menjenguk Orang Sakit

APA YG HARUS KITA LAKUKAN KETIKA KITA SAKIT

1. SABAR KETIKA SAKIT

Dalam kehidupan ini , setiap orang akan di uji dan di coba oleh Alloh SWT , untuk itu tiada yang lebih baik yang diberikan kepada seorang hamba melebihi kesabaran. Sakit merupakan ujian yang dengannya Alloh SWT mengampuni atas dosa dan kesalahan yang pernah ia perbuat. Dalam sebuah Hadits di sebutkan :

“ Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh untuk diberikan kebaikan , niscaya ia akan mendapatkannya .” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dalam riwayat lain , di sebutkan : “ Tidaklah musibah , penyakit , kesengsaraan , kesedihan dan rasa sakit menimpa seorang muslim , bahkan sampai duri yang menusuknya , melainkan Alloh akan mengampuni kesalahan – kesalahannya.“

Dari Ibnu Mas’ud RA , menerangkan : Saya bertamu kepada Rasululloh SAW , kebetulan ia sedang menderita demam , maka aku berkata kepada Beliau ,” Ya Rasululloh , badan Anda panas sekali ! ” Rasululloh SAW menjawab ,” Memang suhuku naik sampai dua kali lipat suhu badan tuan – tuan di kala demam.” Kataku pula ,” Sebabnya mungkin karena Anda diberi pahala dua kali lipat pula ! “ Benar demikian , kata Nabi SAW. Dan tidak seorang muslimpun yang di timpa kesakitan mulai dari tusukan duri hingga yang lebih berat dari itu , kecuali dihapuskan oleh Alloh dengan itu kesalahan – kesalahannya , tak ubahnya seperti kayu yang menggugurkan daun – daun.” ( HR. Bukhori )

Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda :Sesungguhnya Alloh SWT berfirman ,” Jika seorang hamba mendapat cobaan dari Ku mengenai dua kesayangannya ( dua matanya ) maka ia sabar , nanti akan kuganti dengan surga.” ( HR. Bukhori )

Dari Shuheib Bin Sanan , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda :“ Sungguh ajaib perihal seorang mukmin itu. Bagaimana juga keadaannya semuanya baik , dan ini tidak akan ditemukan kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan , ia bersyukur , dan itu merupakan kebaikan. Jika ia ditimpa kemalangan / musibah , ia akan bersabar , dan itu juga merupakan kebaikan baginya.” ( HR. Muslim )

Dari Atha’ Bin Ribah RA , Dari Ibnu Abbas yang menanyakan kepadanya : Inginkah Anda melihat seorang penduduk surga ? Jawabku : “ Ya “ Katanya , Nah , wanita yang hitam itu ! Ia pernah datang kepada Nabi SAW dan mengadu , “ Saya ini sering jatuh pingsang dan suka membukakan aib ( aurotnya ) maka doakanlah oleh Anda kepada Alloh agar disembuhkan Nya.” Nabi SAW berkata ,” Jika anda mau , anda terima itu dengan sabar dan sebagai ganjarannya anda akan mendapat surga atau kalau tidak saya doakan kepada Alloh SWT agar disembuhkannya.” Wanita itu menjawab : Baiklah saya akan sabar. Wanita itu berkata lagi : Tetapi saya sering membukakan rahasia ( kelihatan aurotnya ) , maka doakanlah oleh Anda agar saya tidak berpenyakit seperti itu lagi. Maka didoakanlah oleh Nabi SAW. ( HR. Bukhori & Muslim )

2. MENJENGUK ORANG SAKIT

Dari Abu Harairah RA , Ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima , yaitu menjawab salam , menjenguk orang sakit , mengantarkan jenazah , memenuhi undangan dan mendoakan saudaranya yang bersin.” ( HR. Muttafaqun ‘alaih )

Tsauban mengatakan , bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya seorang muslim yang menjenguk saudaranya sesama muslim , maka ia masih tetap berada di taman surga , sehingga ia kembali.” ( HR. Ahmad , Muslim , Tirmidzi )

Rasululloh SAW bersabda : “Berikanlah makan kepada yang lapar dan jenguklah yang sakit serta bantulah orang susah yang berada dalam tawanan.” ( HR. Bukhori )

3. KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT

Tsauban mengatakan , bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya seorang muslim yang menjenguk saudaranya sesama muslim , maka ia masih tetap berada di taman surga , sehingga ia kembali.” ( HR. Ahmad , Muslim , Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda : ” Siapa menjenguk orang yang sakit, maka akan terdengarlah seruan dari langit ,” Baik sekali perbuatan Anda , baik sekali kunjungan Anda dan Anda telah menyediakan suatu tempat tinggal dalam surga.” ( HR. Ibnu Majah )

Dari Ali RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda :” Setiap muslim yang menjenguk muslim lainnya ( yang sedang sakit ) di waktu pagi , akan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai sore. Jika ia menjenguk di waktu sore , akan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi , sedang dalam surga tersedia buah – buahan yang telah dipetik. “ ( HR. Tirmidzi )

4. MENJENGUK ORANG NON ISLAM

Page 2: Adab Menjenguk Orang Sakit

Boleh kita menjenguk orang sakit meskipun yang sakit itu orang non Islam , hal ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA , ia menerangkan :“ Ada anak seorang Yahudi yang mengabdi kepada Nabi SAW , pada suatu ketika ia jatuh sakit , kemudian Nabi SAW datang untuk menjenguknya.” ( HR. Bukhori )

5. WANITA MENJENGUK LAKI – LAKI

Pada Bab Iyadatu An Nisa’ Ar Rijal , Imam Bukhori mengatakan : Bahwa Ummu Darda’ pernah menjenguk seorang laki – laki Anshor dari jamaah masjid yang sedang sakit.

Dari Aisyah RA , ia menceritakan :Ketika Rasululloh SAW tiba di Madinah , Abu Bakar dan Bilal terserang demam , lalu aku menjenguk mereka berdua. Aku bertanya , “ Wahai ayah , apa yang anda rasakan ? Juga kepada Bilal , apa pula yang anda rasakan dalam diri anda ?................. ( HR. Bukhori , Muslim dan Baihaqi )

Catatan : Boleh seorang wanita menjenguk laki – laki atau sebaliknya laki – laki menjenguk wanita , tetapi harus ditemani oleh mahromnya ( suaminya , bapaknya , adiknya , dll ) baik yang dijenguk maupun yang menjenguk , untuk menghindari fitnah.

6. ORANG YANG SAKIT , TETAP DITULIS AMALAN YANG BIASA DILAKUKANNYA SEWAKTU SEHAT

Dari Abu Musa Al Asy’ari RA , menerangkan Rasululloh SAW bersabda : “ Bila seorang hamba ditimpa sakit atau mengadakan perjalanan , dicatatlah untuknya amalan seperti amalan yang biasa dilakukannya sewaktu sehat dan mukim ( tidak dalam perjalanan ).” ( HR. Bukhori )

7. ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT

Sewaktu menjenguk orang yang sakit , disunnahkan mendoakan si sakit agar lekas sembuh , sehat kembali , memberi nasehat untuk tetap bersabar , menyampaikan ucapan yang menghibur hati dan menguatkan jiwanya.

Nabi SAW bersabda ,” Jika kamu menjenguk si sakit , tiupkanlah harapan untuknya lanjut usia ( sembuh ) . Memang demikian itu tidak dapat menolak takdir , tetapi akan menentramkan jiwa si sakit. Dan sholawat dan salam dari Alloh akan terlimpah kepadanya.”

8. MENGELUH / MENGADU KETIKA SAKIT

Seseorang yang sedang sakit , boleh mengadu / mengeluh kepada suami / istrinya , dokter atau temannya , tetapi sebelumnya harus bersyukur kepada Alloh , karena dengan sakit itu berarti dosanya sebagain diampuni oleh Alloh. Aisyah RA , pernah mengeluh kepada Rasululloh SAW , katanya : Oh sakitnya kepalaku. Nabi berkata : Saya juga , kepala saya terasa sakit sekali. Nabi SAW berkata ,” Ya Alloh kepada Mu lah aku mengadu , betapa lemahnya tenagaku.”

Nabi Ya’kub AS pernah mengadu kepada Alloh SWT , seperti termaktub dalam Alqur’an Surat Yusuf ayat 86 yang artinya “ Hanya kepada Alloh aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku .”

9. MENJENGUK ORANG YANG SAKIT MATA

Dari Zaid Bin Arqom , menerangkan : Saya di jenguk oleh Rasululloh SAW sewaktu saya ditimpa sakit pada kedua belah mata.” ( HR. Abu Daud )

10. LARANGAN KELUAR ATAU MASUK KE DAERAH YANG SEDANG DI LANDA WABAH CACAR ( PENYAKIT MENULAR )

Rasululloh SAW melarang seseorang keluar atau masuk ke suatu daerah yang sedang dilanda penyakit , karena berarti itu akan menjerumuskan diri ke dalam bahaya dan juga agar penyakit itu tidak menyebar ke mana – mana ( karantina )

Dari Usamah Bin Zaid RA , menerangkan : Bahwa Nabi SAW menyebut soal penyakit cacar , Beliau bersabda ,” Itu adalah semacam bencana atau siksa yang dikirim kepada satu golongan dari bani Israil. Maka bila ia berjangkit pada suatu negeri dan kebetulan kamu sedang berada di sana janganlah kamu keluar daripadanya. Sebaliknya jika ia ( penyakit itu ) berjangkit dan kamu berada di luar , janganlah kamu masuk ke dalamnya.” ( HR. Tirmidzi )

11. LARANGAN MENCAMPUR ANTARA YANG SAKIT DENGAN YANG SEHAT

Barangsiapa yang ditimpa penyakit menular dan berbahaya , maka si sakit tidak boleh dicampur dengan orang yang sehat . Begitu pula hal ini berlaku pada binatang.

Page 3: Adab Menjenguk Orang Sakit

Rasululloh SAW bersabda :” Tidak boleh di campur antara yang sakit dengan yang sehat.”

12. BEROBAT

Apabila kita sakit , kita diperintahkan untuk berobat dengan cara yang di syari’atkan agama , tidak boleh berobat dengan yang dilarang oleh syari’at.

Rasululloh SAW bersabda : “ Setiap penyakit ada obatnya , jika sebuah obat itu bisa mujarab ( menyembuhkan ) niscaya suatu penyakit akan sembuh dengan ijin Alloh.” ( HR. Muslim )

Dari Ummu Salamah RA , ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan kesembuhan bagi kalian dengan hal – hal yang diharamkan.” ( HR. Baihaqi )

Dari Ibnu Mas’ud RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya Alloh SWT tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan juga menurunkan obatnya. Dari itu berobatlah kamu.” ( HR. Ibnu Majah , An Nasai ) Dari Usamah Bin Syureik , menerangkan : Rasululooh SAW bersabda : ” Berobatlah kamu , karena Alloh SWT tidak menaruh sesuatu penyakit melainkan menyediakan obatnya , kecuali suatu penyakit yaitu penyakit tua ( pikun ) .“ ( HR. Ahmad )

Dari Abu Darda , menerangkan : Rasululooh SAW bersabda :” Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit dan obat , serta menjadikan setiap penyakit ada obatnya. Dari itu berobatlah kamu , tetapi jangan berobat dengan yang haram.” ( HR. Abu Daud )

Pengobatan cara Nabi ( Thibbun Nabawi ) adalah dengan berbagai cara , yaitu :

Ruqyah Syar’iyyah ( pengobatan dengan cara di bacakan ayat – ayat Al Qur’an & doa ) Bekam / Berpantik ( mengeluarkan darah kotor ) Minum Madu Habatus Saudah ( khasiat biji – bijian , ramuan )

13. WANITA BEROBAT KE DOKTER PRIA atau PRIA BEROBAT KE DOKTER WANITA

Seorang wanita yang sakit boleh berobat ke dokter pria atau sebaliknya seorang pria yang sakit boleh berobat ke dokter wanita.

Dari Rubai’ Binti Mu’awwidz Bin Afra , ia bercerita :“ Kami pernah ikut berperang bersama Rasululloh SAW , dimana kami memberikan minum kepada pasukkan , mengurus dan membawa tentara – tentara yang terbunuh dan juga yang terluka kembali ke kota Madinah.” ( HR. Bukhori )

Catatan : Yang paling aman dan paling beretika adalah seorang wanita yang sakit berobat ke dokter wanita juga , seorang pria yang sakit berobat ke dokter yang pria juga. Jika keadaan terpaksa dan tidak ada pilihan lain , seorang dokter pria boleh melihat aurot wanita atau dokter wanita boleh melihat aurot pria.

14. BEROBAT KE DOKTER NON MUSLIM

Seorang muslim / muslimah yang sakit boleh berobat ke dokter yang non muslim , jika dokter non muslim tersebut merupakan dokter ahli dan dapat dipercaya serta tidak ada dokter muslim / atau muslimat yang menguasai spesialis ilmu tersebut.

Di dalam hadits yang shohih , dinyatakan :“ Ketika Nabi hijrah , Beliau menyewa seorang musyrik yang mahir menunjukkan jalan dan mengamanatkan diri serta harta Beliau kepadanya. Disamping itu , penduduk Bani Khuza’ah , baik yang muslim maupun yang kafir pernah membantu Rasululloh SAW.”

15. BERBAIK SANGKA KEPADA ALLOH SWT

Dari Jabir RA , ia bercerita , aku pernah mendengar Rasululloh SAW sebelum wafat , beliau mengucapkan sebanyak tiga kali yaitu : “Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal dunia kecuali berada dalam keadaan berbaik sangka kepada Alloh SWT.” ( HR. Muslim )

Di dalam Hadits Qudsi , Dari Abu Hurairah RA , Rasululloh SAW berkata : Alloh SWT berfirman : “ Aku menurut bagaimana persangkaan hamba Ku.” ( HR. Bukhori Muslim )

16. MENGHARAP KEMATIAN

Mengharap kematian atau mendoakan kematian terhadap dirinya sendiri yang disebabkan oleh berbagai hal , hukumnya adalah “ MAKRUH “

Page 4: Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Anas Bin Malik RA , ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian akibat kesengsaraan yang dialami , andai kata kita harus berharap untuk itu , maka hendaklah ia menngucapkan : “ Ya Alloh , biarkanlah aku tetap hidup jika memang hidup itu yang terbaik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagi diriku.” ( HR. Jamaah )

Dari Ummu Fadl , ia bercerita : “ Rasululloh SAW pernah datang menemui Abbas , yang ketika itu ia sedang mengeluh dan mengharap kematian. Maka Rasululloh SAW berkata : “ Wahai pamanku Abbas , janganlah engkau mengharap kematian , sebab jika engkau sebagai orang yang baik maka mungkin ia adalah lebih baik bagimu. Sedang apabila engkau adalah seorang yang jahat , maka mungkin engkau akan dapat melepaskan diri dari kejahatan dan yang demikian itu adalah lebih baik bagimu.” ( HR. Ahmad dan Al Hakim )

17. MENGINGAT KEMATIAN

Dianjurkan setiap muslim untuk mengingat kematian dalam kondisi sehat dan mempersiapkan bekal untuk kematian , terutama yang dalam kondisi sakit. Dari Abdulloh Bin Umar RA , ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Hendaklah kalian memperbanyak mengingat kematian.” ( HR. Thabrani )

Dari Abdulloh Bin Umar RA , ia bercerita : “ Aku pernah mendatangi Rasululloh SAW sebagai orang kesepuluh , dari sepuluh orang yang mendatangi Beliau pada saat itu. Kemudian seseorang dari kaum Anshor berdiri dan bertanya , Wahai Rasululloh SAW, siapakan orang yang paling cerdik dan terkuat pendiriannya ?” Rasululloh SAW menjawab , “ Yaitu orang yang terbanyak mengingat kematian dan yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian mereka itulah orang yang paling cerdik , dimana mereka berangkat dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat.” ( HR. Thabrani )

18. KEUTAMAAN DIBERI UMUR PANJANG DISERTAI DENGAN AMAL YANG BAIK

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda ,” Inginkah kamu Aku tunjukkan orang yang terbaik di antara kalian ? Para sababat menjawab ,” Ingin wahai Rasululloh.” Rasululloh SAW berkata ,” Yang terbaik di antara kalian ialah yang terpanjang umurnya dan terbaik amalnya.” ( HR. Ahmad )

Dari Abdurrahman Bin Abi Bakrah , dari Bapaknya , bahwa seorang laki – laki menanyakan kepada Rasululloh SAW : “ Ya Rasululloh , manusia manakah yang paling utama ?” Nabi SAW menjawab,” Yakni yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Laki – laki itu bertanya lagi : “ Manusia manakah yang paling jelek ?” Nabi SAW menjawab ,” Ialah yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.” ( HR. Ahmad , Tirmidzi )

19. WASIAT

Sebelum meninggal dunia , disunahkan ( untuk orang yang punya harta banyak ) untuk mewasiatkan apa yang diinginkannya dengan cara yang adil dan baik serta tidak melebihi sepertiga dari seluruh harta warisan.

Alloh SWT berfirman : “ Diwajibkan atas kalian apabila seseorang di antara kalian kedatangan ( tanda – tanda ) maut , jika dia meninggalkan harta yang banyak , berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf. Ini adalah kewajiban atas orang – orang yang bertaqwa.” ( QS Al Baqoroh : 180 )

Dalam sebuah Hadits dinyatakan :“ Tidak ada kemauan yang cukup kuat dari seorang muslim apabila memiliki sesuatu yang hendak diwasiatkannya , sehingga ia menginap dua malam , melainkan wasiat itu tertulis di sisinya.” ( HR. Muslim )

20. MENGUCAPKAN “ LAA ILAAHA ILLALLAH “

Kepada orang yang sakit parah , hendaknya dituntun atau diingatkan dengan kalimat tauhid , “ LAA ILAAHA ILLALLAH “

Dari Abu Hurairah RA , ia berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda :Kepada orang yang sakit parah , talqinkanlah olehmu membaca kalimat “ LAA ILAAHA ILLALLAH .” ( HR. Muslim )

“ Talkinkanlah orang yang sekarat dengan : “ LAA ILAAHA ILLALLAH .” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Muadz Bin Jabbal RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda : ” Siapa – siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi Laa Ilaaha Illallah , pastilah ia masuk surga.” ( HR. Abu Daud )

21. MEMBACA SURAT “ YAASIIN “

Kepada orang yang sakit parah ( orang yang hendak meninggal dunia ) hendaknya dibacakan Surat Yaasiin.

Dari Ma’qil bin Yasar RA , ia berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Yaasiin adalah jantungnya Al Qur’an , tidak dibaca oleh seseorang yang menghendaki Alloh dan negeri akhirat , melainkan diberikan ampunan baginya. Untuk itu bacalah ia ( Surat Yaasiin ) atas orang –orang yang hendak meninggal dunia di antara kalian.” ( HR. Ahmad , Nasai , Abu Daud , Al Hakim , Ibnu Hibban )

Ibnu Hibban menegaskan bahwa Surat Yaasiin ini dibacakan pada orang yang di ambang kematian , bukan orang yang sudah meninggal dunia. Hal ini diperkuat oleh sebuah Hadits dari Shafwan , dimana ia menceritakan :

Page 5: Adab Menjenguk Orang Sakit

“ Apabila Surat Yaasiin dibacakan disisi orang yang akan meninggal dunia , maka akan diringankan proses kematiannya.” ( HR. Ahmad , Ad Dailami * )

* Ad Dailami meriwayatkan hadits tersebut di atas di dalam kitabnya yaitu “ Al Musnad Al Firdaus “

22. BATAS UMUR UMMAT ISLAM

Batas umur orang Islam adalah sekitar 60 – 70 tahun saja , sebagaimaa Sabda Rasululloh SAW , yaitu :

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda : “ Umur ummatku atara 60 sampai 70 tahun , dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” ( HR. Ibnu Majah & Tirmidzi )

23. YANG TERAKHIR HILANG DARI JENAZAH

Yang terakhir hilang dari jenazah adalah pendengaran. Ketika nyawa mulai terpisah dengan jasad , hilanglah semua kehidupan , namun pendengaran belum hilang sampai nyawa benar – benar dicabut dari jasad.

Karena alasan inilah Rasululloh SAW bersabda :” Bimbinglah orang yang akan mati di antara kalian dengan kalimat syahadat , yakni tidak ada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh.” ( HR. Muslim , Abu Daud , Ahmad )

24. KONDISI ORANG YANG MATI

Jika kita menjumpai orang yang sakaratul maut ( mati ) dalam kondisi lidah menjulur , mulut mengangga , matanya melotot atau tanda – tanda lain yang tidak wajar , sesungguhnya dia sedang disiksa yaitu diperlihatkan siksaan di akhirat

Jika kita menjumpai orang yang sakaratul maut ( mati ) dalam kondisi tersenyum , wajahnya cerah dan matanya tertutup , sesungguhnya ia sedang bergembira dengan diperlihatkan kepadanya kegembiraan akhirat dan disingkapkan kemuliaan Nya.

Kita berdoa kepada Alloh SWT agar kita dimatikan dalam keadaan Khusnul Khotimah. Amin

25. SAKARATUL MAUT

Alloh SWT berfirman : Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. ( QS. Qaaf : 19 )

Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) : "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. ( QS Al An’am : 93 )

Dari Hasan , Rasululloh SAW bersabda , “ Sungguh , rasa pedih sakaratul maut itu lebih pedih dari pada ditikam tiga ratus pedang.” ( HR. Ibnu Abi Ad Dunya )

Abu Nu’aim menyebutkan dalam kitab Hilyah , dari Watsilah Bin Al Asqa Rasululloh SAW bersabda : “ Demi dzat yang nyawaku ada dalam gemgamannya , siksaan malaikat maut itu lebih dahsyat dari seribu pukulan pedang.”

26. KEMATIAN

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Ali Imron : 185Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat An Nisaa’ : 78“ Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh.”

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Az Zumar : 30“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati.

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Jumu’ah : 8

Katakanlah : " Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya , maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu , kemudian kamu akan dikembalikan kepada ( Allah ) , yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata , lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh : 155 – 157

Page 6: Adab Menjenguk Orang Sakit

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"

157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

27. KEUTAMAAN UCAPAN “ INNA LILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJIUUN “ KETIKA MENDAPAT MUSIBAH

Seorang muslim yang apabila mendapat musibah dari yang teringan sampai yang terberat ( kematian ) bersabar terus mengucapkan kalimat “ Inna Lillaahi Wa inna ilaihi Roojiuun “ , akan mendapatkan pahala yang sangat besar.

Dari Abu Musa Al Asy’ari RA , menerangkan bahwa Rasululooh SAW bersabda : ” Jika putra dari seorang hamba meninggal dunia , maka Alloh akan berfirman kepada malaika Nya : Kamu cabutkah nyawa putra hamba Ku ? Malaikat menjawab ,” Benar.” Kamu cabutkah nyawa buah hatinya ? Malaikat menjawab ,” Benar.” Lalu apa kata hamba Ku itu ? Malaikat menjawab ,” Ia mengucapkan Alhamdulillah dan Inna Lillaah .” Maka Alloh SWT berfirman ,” Bangunlah sebuah rumah untuk hamba Ku ini di surga , namakan rumah itu Baitul Hamd ( rumah pujian ).” ( HR. Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan bahwa Rasululooh SAW bersabda :Berfirman Alloh SWT ,” Tidak ada ganjaran yang akan Ku berikan kepada seorang hamba yang Ku cabut nyawa kekasihnya di atas dunia , lalu diterimanya dengan hati sabar , kecuali surga.” ( HR. Bukhori )

28. KABAR GEMBIRA UNTUK ORANG YANG BERIMAN

Dari Barra’ Bin ‘Azib , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Seorang hamba mukmin jika akan berpisah dengan dunia dan menyongsong akhirat , maka malaikat akan mendatanginya dari langit dengan wajah yang putih , rona muka mereka layaknya sinar matahari , mereka membawa kain kafan serta hanuth ( wewangian ) dari surga , mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sambil berkata “ Wahai jiwa yang baik , keluarlah menuju ampunan Alloh dan keridhoan Nya ” Maka ruhnya akan keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong air. Setelah keluar ruhnya , maka malaikat maut mengambilnya , jika telah diambil , para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangan malaikat maut meskipun sejenak. Mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah tersebut muncul aroma seperti misik terwangi yang ada di bumi …. ( HR. Ahmad , Abu Daud )

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat Fushshilat ayat 30

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka , maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan : "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih , dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu .”

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 32

Orang – orang yang dimatikan dalam keadaan yang baik oleh para malaikat dengan mengatakan ( kepada mereka ) “ Salamun ‘alaikum ” ( keselamatan sejahtera bagimu ) masuklah ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan ( QS. An Nahl : 32 )

29. KABAR BURUK UNTUK ORANG YANG KAFIR / JAHAT

Rasululloh SAW bersabda :Sesungguhnya hamba yang kafir ( jahat ) jika akan berpisah dengan dunia dan menyongsong akhirat , maka malaikat – malaikta yang kasar akan datang dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa kain kafan kasar dari neraka . Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata : “ Wahai jiwa yang jahat , keluarlah engkau menuju kemurkaan Alloh dan kemarahan Nya.” Ruhnya berpencar di jasad , maka malaikat maut mencabutnya layaknya mencabut saffud ( penggerek ) yang banyak mata besinya dari wol yang basah. ( HR. Ahmad , Abu Daud )

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Mukminuun : 99 – 100

99. ( Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu ), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: " Ya Tuhanku kembalikanlah aku ( ke dunia )

100. Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan .

30. MENGUMUMKAN KEMATIAN

Mengumumkan kematian seseorang untuk di ketahui oleh orang banyak agar mereka turut mendapat pahala dalam penyelenggaraan fardhu kifayah terhadap jenazah , hukumnya sunnah.

Page 7: Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan : “ Bahwa Rasululloh SAW memberitahukan berpulangnya Zaid Ja’far dan Ibnu Ruwahah sebelum diketahui oleh umum.” ( HR. Bukhori , Ahmad )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : “ Bahwa Rasululloh SAW memberitahukan kepada umum kemangkatan Negus Raja Ethiopia ( Habsyi ) pada hari wafatnya , dan membawa mereka ke masjid , lalu diaturnya shaf para sahabatnya dan disholatkannya dengan membaca empat takbir.” ( HR. Jama’ah )

* Adapaun sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Huzaifah ( Tirmidzi menyatakan hadits Hasan ) , bahwa Imam Ahmad mengatakan kepada istrinya :

“ Jika saya meninggal , janganlah kau beritahukan kepada siapapun , karena saya takut itu termasuk dalam “ Na’i “ , sedang saya mendengar Rasululloh SAW melarang na’i. “

Maka yang dimaksud na’i adalah : Adat kebiasaan orang jahiliyyah yaitu bila ada seorang bangsawan yang meninggal , mereka mengutus seorang utusan yang berkuda memberitahukan kepada para kepala suku Arab , dengan mengatakan “ Telah celaka bangsa Arab dengan meninggalnya si Anu “ dan pemberitahuan ini diiringi dengan ratap tangis dan hiruk pikuk.

* Jadi yang dimaksud dilarang atau tidak boleh mengumumkan kematian adalah mengumumkan kematian seperti cara bangsa jahiliyyah dulu serta disertai / di campuri unsur syirik.

31. MATI MERUPAKAN ISTIRAHAT

Diriwayatkan oleh Bukhori & Muslim dari Abu Qatadah RA , bahwa di hadapan Nabi SAW lewat jenazah , maka Nabi SAW bersabda :“ Ia adalah seorang yang beristirahat atau seorang yang mengistirahatkan orang.” Mereka bertanya ,” Wahai Rasululloh , apa maksud Anda seorang yang beristirahat atau mengistirahatkan orang ?” Nabi Menjawab ,” Seorang hamba yang beriman ia akan beristirahat dari susah payahnya dunia. Sedang hamba yang jahat , negeri – negeri , pohon – pohon dan hewan yang melata akan beroleh istirahat dari kejahatannya.”

32. BERAMAL SEBELUM DATANG KEMATIAN

Janganlah seseorang sering menunda – nunda dalam berbuat baik / amal sholih karena berbagai kesibukan duniawinya , karena selama manusia hidup pasti tidak akan lepas dari kesibukan. Kita harus mengatur kesibukan jangan kita diatur oleh kesibukan.

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Munafiquun : 9 , 10 , 11

9. Hai orang-orang beriman , janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu ia berkata : "Ya Rabb-ku , mengapa Engkau tidak menangguhkan ( kematian ) ku sampai waktu yang dekat , yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang sholih ?"

11. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan ( kematian ) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

PEMAHAMAN – 02

YANG HARUS KITA LAKUKAN PADA SAATADA ORANG YANG MATI

1. MENUTUP MATA ORANG YANG MENINGGAL DUNIA

Apabila kita menemui orang yang meninggal dunia dengan mata yang terbuka ( melek ) hendaknya matanya kita tutup ( kita meremkan ).

Dari Syadda Bin Aus , ia berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Apabila kamu menghadapi orang mati , maka hendaklah kamu tutupkan matanya , karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh , dan hendaknya kamu mengucapkan yang baik , maka sesungguhnya ia dipercayai menurut apa yang diucapkan oleh ahlinya.” ( HR. Ahmad , Ibnu Majah )

Dari Ummu Salamah , ia menceritakan : Rasululloh SAW pernah menemui Abu Salamah ketika telah mencapai ajalnya ( mati ) , sedang mata Abu Salamah pada saat itu dalam keadaan terbuka. Maka Beliaupun memejamkannya seraya berucap, “ Sesungguhnya apabila ruh itu diambil , maka pandangan mata akan mengikutinya.”

2. MENUTUP MAYAT / JENAZAH DENGAN KAIN

Page 8: Adab Menjenguk Orang Sakit

Orang yang meninggal dunia , hendaknya mayatnya ditutup dengan kain sebagai penghormatan kepadanya dan supaya aurotnya tidak kelihatan.

Dari Aisyah RA , Rasululloh SAW bersabda :Ketika Rasululloh SAW meninggal dunia , beliau ditutup dengan kain tenunan negeri Yaman.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

Khabbab Ibnu Al Arat RA menerangkan :“ Bahwasanya tidak diperoleh kain kafan untuk Hamzah selain dari sehelai selendang yang indah. Apabila ditutup kedua kakinya maka tak dapat menutupi kepalanya.Karena itu diletakkan di atas kepalanya , sedangkan diatas kedua kakinya di letakkan idzkhir ( semacam tumbuh – tumbuhan ) .” ( HR. Ahmad )

3. MENCIUM JENAZAH

Tidak ada halangan ( boleh ) mencium jenazah bagi keluarganya yang sangat sayang dan berduka cita atas kematian saudaranya.

Dari Aisyah RA menerangkan : “ Rasululloh SAW telah mencium Usman Bin Mazh’un ketika ia telah mati , sehingga tampak air mata mengalir di muka Beliau.” ( HR. Ahmad & Tirmidzi ) Aisyah RA menerangkan : “ Bahwasanya Abu Bakar masuk lalu melihat Rasululloh SAW yang sedang ditutupi dengan kainnya. Maka Abu Bakar membuka kain yang menutup muka Nabi SAW , bersimpuh lalu menciumnya.” ( HR. Bukhori , Ahmad , An Nasai )

Aisyah RA dan Ibnu Abbas RA menerangkan :“ Bahwasanya Abu Bakar mencium Nabi SAW sesudah Beliau wafat.” ( HR. Bukhori , An Nasai , Ibnu Majah )

4. MENANGIS / BERTERIAK - TERIAK ATAS KEMATIAN

Diperbolehkan menangis atas kematian seseorang tetapi tidak boleh berteriak – teriak atau menjerit – jerit.

Dari Abu Musa , ia berkata : “ Aku berlepas diri dari orang – orang yang Rasululloh melepaskan diri darinya. Sesungguhnya Rasululloh berlepas diri dari orang – orang yang berteriak – teriak , yang mencukur rambut dan yang merobek – robek bajunya ketika mendapatkan musibah.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Umar Bin Khoththob RA , Nabi Bersabda : “ Orang yang meninggal dunia akan di adzab dalam kuburnya akibat ratapan atas dirinya.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

Dari Mughirah , Nabi Bersabda : “ Barangsiapa diratapi atas kematiannya maka ia akan di siksa karena ratapan tersebut.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

Anas Bin Malik RA , menceritakan : “ Nabi mengambil janji setia dari kaum wanita ketika mereka mengajukan janji setia , yaitu bahwa mereka tidak akan berteriak – teriak ketika mendapatkan musibah kematian. Lalu mereka bertanya : “ Wahai Rasululloh , kaum wanita telah membantu kami berteriak pada jaman jahilliyyah dulu , lalu apakah kami harus membantu mereka pada masa Islam kini ?” Rasululloh menjawab ,” Tidak ada bantu – membantu dalam hal berteriak karena kematian di dalam Islam.” ( HR. Ahmad )

Dari Umar Bin Khoththob RA , Nabi Bersabda : “ Sesungguhnya orang yang meninggal dunia akan di di siksa dalam kuburnya akibat ratapan keluarganya yang masih hidup.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

Abu Malik Al Asy’ari RA , menerangkan , bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Ada empat macam adat jahiliyyah yang masih terdapat di kalangan umatku dan masih belum mereka tinggalkan , Membanggakan kasta , Menjelekkan asal usul seseorang , Menggantungkan turunya hujan pada bintang , Meraung – raung meratapi mayat. “Rasululloh SAW selanjutnya bersabda : “ Perempuan yang meratapi mayat jika ia belum bertobat sebelum meninggal , akan disuruh berdiri pada hari kiamat dengan memakai celana dari bahan yang mudah terbakar dan baju dari paku.” ( HR. Muslim , Ahmad )

Rasululloh SAW bersabda ,” Ada dua macam suara yang dilaknat di dunia maupun di akhirat , yaitu seruling di kala mendapat nikmat dan ratapan diwaktu ditimpa musibah.” ( HR. Bazzar )

5. MENGHADAP KIBLAT

Dari Abu Qotadah RA , menerangkan : “ Bahwa tatkala Nabi SAW tiba di Madinah , Nabi SAW menanyakan Barra’ Bin Ma’rur. Mereka berkata ,” Ia sudah wafat dan mewasiatkan sepertiga hartanya buat Anda , juga agar ia dihadapkan ke arah kiblat sewaktu hendak meninggal.” Maka Nabi SAW berkata ,” Tepat ( betul ) menurut ajaran Islam. Mengenai hartanya yang sepertiga itu telah saya kembalikan kepada anaknya.” ( HR. Baihaqi , Hakim )

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad : “ Bahwa ketika menemui ajalnya , Fathimah Binti Rasululloh SAW menghadapkan wajahnya ke arah kiblat kemudian meletakkan bagian kanan tubuhnya di sebelah bawah.”

Page 9: Adab Menjenguk Orang Sakit

6. MEMBAYAR HUTANG

Dari Abu Hurairah RA , ia berkata , Rasululloh SAW bersabda :“ Jiwa ( ruh ) seorang mukmin ( yang telah meninggal dunia ) itu tergantung ( tidak sampai kehadirat Alloh ) karena hutangnya , sehingga dibayarkan terlebih dahulu ( oleh ahli warisnya ).” ( HR. Ahmad , Ibnu Majah & Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , ia berkata , Rasululloh SAW bersabda :Barangsiapa ( ahli waris ) yang mengambil harta orang yang telah meninggal dunia dengan maksud untuk membayarkan hutangnya , maka Alloh akan membayarkannya. Sedang bagi siapa yang mengambilnya dengan maksud untuk merusaknya , maka Alloh akan merusakkan dirinya.” ( HR. Bukhori )

Rasululloh SAW bersabda :

“ Aku lebih layak terhadap orang – orang mukmin dari diri mereka sendiri. Maka barangsiapa yang meninggal dalam keadaan berutang dan tidak menyisihkan harta untuk membayar , Kamilah yang akan membayarnya. Dan jika ia meninggalkan harta , maka adalah untuk ahli warisnya.” ( HR. Bukhori )

7. MINTA MATI DI MAKKAH / MADINAH

Meminta atau berdoa kepada Alloh SWT minta mati di Makkah atau Madinah , hukumnya adalah boleh. Hal ini berdasarkan sebuah Hadits dari Hafsah RA , menerangkan bahwa Umar RA berdoa :“ Ya Alloh , karuniailah aku mati syahid dalam membela agama Mu dan tempatkanlah kematianku itu di negeri Rasul Mu.” Hafsah bertanya ,” Bagaimana bisa ?” Umar berkata ,” Insya Alloh akan dikabulkan Alloh.” ( HR. Bukhori )

8. MEMBERI MAKAN BAGI KELUARGA YANG DITINGGAL

Imam Syafi’i dan sebagian ulama bersepakat bahwa membawakan / membuatkan makanan untuk keluarga yang ditinggal mati oleh seseorang , hukumnya adalah sunnah.

Hal ini berdasarkan sebuah Hadits dari Abdullah Bin Ja’far RA , dimana ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :

“ Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far , karena mereka tengah disibukkan oleh adanya duka kematian.” ( HR. Abu Daud , Ibnu Majah & Tirmidzi )

* Dalam kebiasaan kita , apabila ada seseorang yang meninggal dunia , kita / istri kita datang ( berta’ziah ) dengan membawa beras , gula , uang , atau membawa kue / makanan dll untuk diberikan kepada keluarga si mayat. Kebiasaan ini sangat baik dan sesuai dengan aturan agama ( saya sangat setuju sekali )

9. PAHALA ORANG TUA YANG DI TINGGAL MATI OLEH BEBERAPA ORANG ANAKNYA

Dari Anas Bin Malik RA , Rasululloh SAW bersabda :“ Tidaklah seorang muslim dari kalangan umat manusia yang di tinggal mati oleh tiga orang anaknya yang belum mencapai akil baligh , melainkan Alloh akan memasukkannya ke dalam sorga dengan keagungan dan rahmat Nya Alloh atas mereka.” (HR. Bukhori )

Dari Abu Sa’id Al Khudzri RA , ia berkata : “ Bahwasanya sekelompok wanita muslimah pernah berkata kepada Rasululloh SAW , “ Wahai Rasululloh , berilah nasehat bagi kami.” Kemudian Beliau memberikan nasehat kepada mereka seraya berkata , Wanita mana saja yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya , maka baginya mereka akan menjadi tabir dari api neraka.” Lalu seorang wanita bertanya , Meskipun hanya dua ? Beliau menjawab : “ Ya “ ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

10. BERKABUNG ( AL HADAAD )

I. MAKNA BERKABUNG DALAM ISLAM

Berkabung bahasa Arabnya Al Hadaad adalah tidak mengenakan perhiasan baik baik berupa pakaian yang menarik , minyak wangi atau lainnya yang dapat menarik laki – laki untuk menikahinya.

II. JENIS BERKABUNG ( Khusus Untuk Perempuan / Ibu – Ibu )

Berkabung ada dua jenis , yaitu :

Berkabung atas kematian suaminya ( masa ‘iddah ) yaitu selama empat bulan 10 hari Berkabung atas kematian saudarnya yaitu selama 3 hari

III. DALIL / HUKUM DASAR BERKABUNG

QS : Al Baqoroh ayat 234

Page 10: Adab Menjenguk Orang Sakit

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri - isteri ( hendaklah para isteri itu ) menangguhkan dirinya ( ber'iddah ) empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah habis 'iddahnya , maka tiada dosa bagimu ( para wali ) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka [147] menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.

[ 147 ] Berhias , atau bepergian , atau menerima pinangan.

Dari Ummu ‘Athiyah RA , menerangkan , Nabi SAW bersabda : “ Tidak diperbolehkan bagi seorang wanita berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga hari , kecuali atas kematian suaminya , yaitu ia boleh berkabung selama empat bulan sepuluh hari , yaitu dengan tidak memakai pakaian jadi kecuali kain tenunan dari Yaman , tidak memakai celak , tidak memakai wewangian , tidak memakai kutek serta tidak menyisir kecuali dalam keadaan suci dan mengenakan sedikit dari qisth atau zafar.” ( HR. Jamaah kecuali Tirmidzi )

Dari Zainab Binti Abi Salamah , ia berkata : “ Saya masuk ke tempat Ummu Habibah ( istri Nabi SAW ) pada saat kematian ayahnya ( Abu Sufyan Ibnu Harb ). Ummu Habibah meminta wewangian dan mengoles kepada seorang jariyah. Kemudian Ummu Habibah menyapu kedua pipinya. Sesudah itu Ummu Habibah berkata : Demi Alloh , saya mendengar Nabi SAW di atas mimbar bersabda ,“ Tidaklah halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Alloh dan hari kesudahan , menahan diri dari berhias dan berinai karena kematian seseorang keluarganya lebih dari tiga hari , kecuali karena kematian suaminya , maka ia harus menahan diri dari berhias selama empat bulan sepuluh hari.”

IV. HUKUM BERKABUNG

Para ulama sepakat bahwa hukum berkabung seorang istri atas kematian suaminya adalah “ WAJIB “

V. MASA ‘IDDAH WANITA YANG HAMIL

Seorang wanita yang hamil yang ditinggal mati oleh suaminya , maka masa berkabungnya / masa ‘iddahnya adalah “ Sampai Melahirkan “. Dan status anaknya adalah bapaknya tetap atas nama yang sudah meninggal tersebut ( binti ….. yang meninggal tersebut )

Alloh berfirman di dalam Al Qur’an Surat Ath Tholaaq : 4

Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah , niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

VI. SYARAT DIWAJIBKANNYA BERKABUNG

Islam Menikah dengan akad yang shohih Berakal dan dewasa

VII. HAL – HAL YANG DILARANG WAKTU BERKABUNG

Berhias / berdandan Memakai harum – harumnya yang beraroma kuat Menikah

11. KEWAJIBAN KITA TERHADAP MAYAT

Apabila ada seseorang muslim yang meninggal dunia , kita yang masih hidup mempunyai kewajiban terhadap mayat tersebut ( Fardhu Kifayah ) yaitu :

A. Memandikan Mayat

* Syarat Wajib Mandi : 1. Mayat orang Islam 2. Ada Mayatnya walaupun sedikit 3. Bukan mati syahid* Yang berhak memandikannya jika mayat laki – laki : 1. Istrinya 2. Keluarganya 3. Muslim ( laki – laki Islam ) lainnya* Yang berhak memandikannya jika mayat perempuan : 1. Suaminya 2. Keluarganya 3. Muslimat ( wanita Islam ) lainnya* Dimandikan dengan air yang dicampur dengan harum – haruman* Mandi disunnahkan tiga kali / lima kali , kanan dulu baru sebelah kiri* Bila ada rambut yang rontok , dikembalikan lagi pada waktu mengkafani* Jika ada gigi palsu , gigi emas , harap dilepas* Mayat diwudhukan ( seperti wudhu hendak sholat )

Rasululloh SAW bersabda ,” Hendaklah yang akan memandikan jenazah – jenazahmu itu orang – orang yang dapat dipercaya.” ( HR. Ibnu Majah )

Rasululloh SAW bersabda ,” Mulailah dengan bagian yang kanan dan anggota – anggota wudhu.”

Dari Ummu ‘Athiyyah RA , menerangkan : Nabi SAW telah masuk kepada kami sewaktu kami memandikan anak Beliau yang perempuan , lalu Nabi SAW bersabda ,” Mandikanlah dia tiga kali atau lima kali atau lebih , kalau kamu pandang baik ( perlu ) dengan air serta daun bidara , dan basuh yang penghabisan hendaklah di campur dengan kapur barus ( wewangian ).” ( HR. Bukhori & Muslim )

B. Mengkafani Mayat

* Kain kafan mayat laki – laki adalah tiga lembar , perempuan lima lembar.

Page 11: Adab Menjenguk Orang Sakit

* Kain kafan diambil dari harta si mayat , keluarganya , baitul maal , jika tidak ada diambilkan dari harta orang kaya di lingkungannya.

* Gunakan jenis kain kafan yang biasa saja & berwarna putih.

Rasululloh SAW bersabda : “ Pakailah olehmu kain kamu yang putih , karena sesungguhnya kain putih itu yang sebaik – baiknya dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.” ( HR. Tirmidzi )

Dari Ali Bin Abi Thalib , Rasululloh SAW bersabda ,” Janganlah kamu berlebih lebihan memilih kain yang mahal – mahal untuk kafan , karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.” ( HR. Abu Daud )

Dari Aisyah RA , menerangkan : “ Nabi SAW dikafani dengan tiga helai kain putih mulus yang baru , tanpa kemeja dan sorban.” ( HR. Jama’ah )

C. Mensholatkan Mayat

Rasululloh SAW bersabda : “ Sholatkanlah olehmu akan orang – orang yang mati.” ( HR. Ibnu Majah )

Rasululloh SAW bersabda : “ Sholatkanlah olehmu orang yang mengucapkan Laailaaha Illalloh .” ( HR. Daruquthni )

* Rukun sholat jenazah : Niat , Berdiri , Menggunakan empat takbir , Membaca Al Fatihah , Sholawat , Doa & Salam * Syarat sholat jenazah , sama seperti syarat sholat lainnya * Sholat jenazah terdiri dari empat takbir , tanpa rukuk & sujud * Sebaiknya shaf sholat jenazah di bagi menjadi tiga shaf , berdasarkan beberapa hadits seperti berikut ini ,

“Tidaklah dari seorang muslimpun yang meninggal , kemudian disholatkan tiga shaf dari kaum muslimin , melainkan akan dimpuni dosanya. “ ( HR. Abu Daud & Tirmidzi )

“Barangsiapa mensholatkannya dengan tiga baris , maka telah dipastikan pahalanya.” ( HR. Tirmidzi )

“Tidaklah seorang laki – laki muslim meninggal dunia , kemudian berdiri mensholatkan jenazah itu 40 orang laki – laki yang mereka tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun melainkan Alloh akan menjadikan mereka itu syafaat baginya.” ( HR. Muslim , Abu Daud , Ibnu Majah , Baihaqqi , Ahmad , An Nasai ) * Posisi mayat di sebelah kiblat orang yang mensholatinya * Bila mayat laki- laki , posisi imam lurus / sejajar dengan kepala mayat * Bila mayat perempuan , posisi imam di tengah – tengah jenazah ( lurus dengan pinggang ) * Bila jenazah banyak ( ada laki- laki , perempuan , anak – anak ) susunan jenazahnya adalah : laki – laki , anak –

anak dan perempuan serta posisi imam sholat seperti jenazah laki –laki.

Abu Ghalib Al Hannath , menerangkan : “ Saya melihat Anas Bin Malik bersembahyang untuk jenazah seorang laki – laki Beliau berdiri di sisi kepala jenazah itu. Setelah jenazah itu diangkat , dibawa lagi jenazah seorang perempuan , lalu Beliau bersembahyang untuknya. Beliau berdiri di tengah pinggangnya. Diantara kami ada Al ‘Ala Ibnu Ziyad Al ‘Alay. Maka ketika Beliau melihat perbedaan Anas berdiri terhadap laki – laki dan perempuan , Al ‘Ala berkata : “ Wahai Abu Hamzah ( Anas ) beginikah Rasululloh SAW berdiri untuk orang laki – laki seperti dimana engkau berdiri dan untuk perempuan seperti dimana engkau berdiri ?” Anas menjawab ,” Benar.” ( HR. Ahmad , Ibnu Majah , Tirmidzi , Abu Daud )

Samurah Ibnu Jundub RA menerangkan : “ Saya sholat di belakang NABI saw untuk jenazah seorang perempuan yang meninggal dalam mas nifas. Maka Nabi SAW berdiri untuk mensholatkannya di tengah pinggang perempuan itu.” ( HR. Jama’ah )

D. Mengkuburkan Mayat

* Setelah urusan terhadap mayat selesai semuanya ( dimandikan , dikafani , disholatkan ) , sesegera mungkin mayat dikuburkan.

Alloh SWT berfirman ,” Bukanlah Kami jadikan tanah sebagai tempat berhimpun baik selagi kamu hidup maupun setelah mati.” ( QS. Al Mursalat : 25 - 26 )

12. KEUTAMAAN SHOLAT JENAZAH

Dari Abu Hurairah RA , ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Barangsiapa mendatangi jenazah hingga ia mensholatkannya , maka baginya pahala satu qiroth. Barangsiapa ikut mengantarkannya sampai ke pemakaman , maka baginya pahala sebanyak dua qiroth. Seseorang bertanya , ” Apa yang dimaksud dengan dua qiroth itu , wahai Rasululloh ? Rasululloh SAW menjawab ,” Yaitu seperti dua gunung yang besar.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

13. MENGKAFANI JENAZAH ORANG YANG SEDANG IHROM

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Seorang laki – laki sedang wukuf bersama Rasululloh SAW di Arofah. Tiba – tiba ia terjatuh dari kendaraannya yang menyebabkan lehernya patah dan meninggal. Hal itu disampaikan kepada Rasululloh SAW. Kemudian Rasululloh SAW bersabda : Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara serta kafanilah dengan kainnya itu ( kain ihrom ) dan jangan diberi minyak wangi serta jangan ditutup kepalanya , karena Alloh SWT akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan membaca talbiyah.” ( HR. Jama’ah )

14. RAMBUT JENAZAH PEREMPUAN HENDAKNYA DI JALIN MENJADI TIGA UNTAI

Dari Ummu ‘Athiyyah RA , menerangkan :

Page 12: Adab Menjenguk Orang Sakit

“ Bahwa wanita – wanita itu menjalin rambut putri Nabi SAW menjadi tiga untai. Saya tanyakan padanya ,”Apakah menguraikan rambutnya , lalu menjalinnya menjadi tiga untai ?” Benar : Jawab mereka.”

Rasululloh SAW bersabda : ” Dan jadikanlah rambutnya menjadi tiga untai.” ( HR. Ibnu Hibban )

Menurut Riwayat Muslim : ” Maka kami jalinlah rambutnya menjadi tiga untai , yaitu dua di samping dan satu di tengah.” 15. MENSHOLATKAN JENAZAH LEBIH DARI SATU

Dari Nafi’ dari Ibnu Umar , menerangkan : ” Bahwa suatu kali disholatkan sembilan jenazah yang terdiri dari laki – laki dan perempuan. Maka jenazah laki – laki di taruh dekat imam selanjutnya ke arah kiblat baru jenazah perempuan , dibariskan satu persatu. Diantara jenazah itu terdapat jenazah Ummu Kalsum Binti Ali ( istri dari Umar ) juga seorang anaknya laki – laki bernama Zaid. Yang bertindak sebagai imam ketika itu adalah Sa’id Bin ‘Ash dan diantara makmum terdapat Ibnu Abbas , Abu Hurairah , Abu Sa’id dan Abu Qotadah. Mula – mula anak tadi di taruh dekat imam. Imam menyuruh supaya yang didepannya itu mayat laki –laki. Ketika saya hendak membantah dan melihat kepada Ibnu Abbas , Abu Hurairah , Abu Sa’id dan Abu Qotadah sambil menanyakan : “ Bagaimana sebenarnya ini ?” Mereka menjawab ,” Itulah yang menurut sunnah .” ( HR. An Nasai , Hakim )

16. SEGERA MENGUBURKAN JENAZAH

Disunnahkan untuk menyegerakan mengkuburkan jenazah . Dari Abu Hurairah RA , ia bercerita bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Segerakanlah untuk memakamkan jenazah , karena apabila jenazah itu baik , maka kebaikanlah yang kalian ajukan kepadanya. Sebaliknya , jika jenazah itu tidak baik , maka kalian telah melepaskan keburukan dari pundak kalian.” ( HR. Muttafaqun ‘Alaih )

Dari Abu Qotadah Bin Rib’iy Al Anshari , ia berkata : Bahwa Rasululloh SAW pernah di lalui oleh jenazah , maka Beliau berkata ,” Istirahat dan diistirahatkan karenanya. ” Para Sahabat bertanya : Wahai Rasululloh , apa yang Engkau maksudkan ? Beliau menjawab ,” Bagi hamba yang beriman artinya beristirahat dari kepayahan dan penyakit dunia untuk menuju kepada rahmat Alloh. Sedangkan bagi hamba yang jahat , maka artinya dapat membuat para hamba yang lain , Negara , pepohonan dan hewan beristirahat karenanya.” ( semua merasa aman tentram dari kejahatannya ) .” ( HR. Bukhori & Muslim )

17. JENAZAH BAYI YANG KEGUGURAN

Jika bayi yang keguguran itu berumur sebelum empat bulan ( belum bergerak ) tidak perlu dimandikan dan tidak perlu disholatkan , cukup dibungkus dengan kain terus dikuburkan.

Jika bayi yang keguguran sudah berumur empat bulan atau lebih dan sudah bergerak , maka ia harus dimandikan dan disholatkan.

Dari Jabir RA , Rasululloh SAW bersabda : “ Jika bayi keguguran itu telah bergerak , maka ia harus disholatkan dan diwarisi.” ( HR. An Nasa’I , Ibnu Majah , Baihaqqi , Tirmidzi )

Imam Ahmad dan Sa’id berpendapat , bahwa bayi yang keguguran harus dimandikan dan disholatkan. Dari Mughiroh , Rasululloh SAW bersabda : “ Bayi yang keguguran itu disholatkan , maka ia akan memohonkan ampunan dan rahmat bagi kedua orang tuanya.” ( HR. Ahmad & Abu Daud )18. MATI SYAHID

Mati Syahid adalah orang yang terbunuh dalam peperangan melawan orang kafir untuk meninggikan agama Alloh.

Syahid ada tiga macam : Syahid Dunia & Akhirat , Syahid Dunia , Syahid Akhirat.

Syahid Dunia & Akhirat , inilah yang yang di maksud syahid diatas.

Syahid Dunia , yaitu orang yang mati dalam peperangan dengan orang kafir , tetapi dengan niat bukan karena Alloh ( karena harta , pangkat , wanita , dll )

Syahid Akhirat , yaitu orang yang mati terbunuh , mati tenggelam , kebakaran mati karena penyakit , mati sewaktu belajar agama , dll.

Untuk syahid dunia & syahid akhirat , berlaku ketentuan umum kepada jenazah ( dimandikan , disholatkan , dikafani , dikubur )

Rasululloh SAW bersabda ,” Janganlah kamu mandikan mereka ( orang yang mati syhaid ) karena setiap luka atau setiap tetes darah akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat.” ( HR. Ahmad )

Dari Jabir : “ Sesungguhnya Rasululloh SAW telah memerintahkan kepada sahabat – sahabat Beliau , berhubung dengan orang – orang yang gugur dalam peperangan Uhud , supaya mereka dikuburkan beserta darah mereka , tidak dimandikan dan tidak pula disholatkan.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Jabir Bin ‘Atik RA , menerangkan , Bahwa Rasululloh SAW bersabda

Page 13: Adab Menjenguk Orang Sakit

“ Ada tujuh macam syahid ( syahid akhirat ) selain dari syahid dalam perang sabil yaitu : Orang yang mati karena penyakit sampar adalah syahid , Orang yang terbenam adalah syahid , Orang yang kena kanker pada lambungnya adalah syahid , Orang yang sakit kolera adalah syahid , Orang yang mati terbakar adalah syahid , Orang yang ditimpa reruntuhan adalah syahid , Wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid.” ( HR. Ahmad , Abu Daud , An Nasai )

Dari Sa’id Bin Zaid , menerangkan , bahwa Rasululoh SAW bersabda :” Siapa yang dibunuh kerena mempertahankan hartanya , maka ia adalah syahid , Siapa yang dibunuh karena agamanya , ia adalah syahid , dan Siapa yang dibunuh demi membela keluarganya , ia adalah syahid.” ( HR. Ahmad , Tirmidzi ) Dari Abu Hurairah RA , Nabi SAW bertanya kepada para sahabat :“ Siapa sajakah yang kamu katakan matinya sebagai mati syahid ?” Sahabat menjawab ,” Ya Rasululloh , siapa saja yang mati dalam perang sabil , maka ia adalah syahid.” Nabi SAW berkata ,” Kalau begitu hanya sedikit sekali syuhada dari golongan umatku.” Kalau begitu , siapa – siapa lagi , wahai Rasululloh ?” Nabi SAW bersabda ,” Siapa yang terbunuh dalam perang sabil maka ia syahid , Siapa yang mati dalam melaksanakan kewajiban yang ditugaskan oleh Alloh , ia adalah syahid , Siapa yang mati karena penyakit sampar , ia adalah syahid , Siapa yang mati dengan mengidap sakit diperutnya ia adalah syahid , serta orang yang mati terbenam adalah syahid.” ( HR. Muslim )

19. MENGUBUR JENAZAH PADA MALAM HARI

Mengkuburkan jenazah pada malam hari hukumnya adalah “ MAKRUH “ berdasarkan sebuah Hadits dari Jabir , ia menceritakan , bahwa Rasululloh SAW bersabda :

“ Janganlah kalian menguburkan jenazah pada malam hari , kecuali jika terpaksa.” ( HR. Ibnu Majah )

20. WAKTU – WAKTU DILARANG MENGUBURKAN JENAZAH

Ada tiga waktu dimana kita dilarang ( makruh ) menguburkan jenazah , yaitu : Pada saat terbit matahari sampai matahari naik sedikit Pada saat matahari tepat diatas kepala sampai tergelincir Pada saat matahari terbenan sampai terbenam

Dari Uqbah , menerangkan : “ Ada tiga saat yang pada waktu itu kami dilarang oleh Nabi SAW buat melakukan sholat atau menguburkan jenazah , yaitu tepat pada waktu terbitnya matahari sampai ia naik , ketika tepat tengah hari hingga ia tergelincir dan ketika hampir terbenamnya matahari sampai ia terbenam.” ( HR. Muslim , Ahmad )

21. SHOLAT JENAZAH DI MASJID

Kita boleh membawa jenazah masuk ke masjid dan mensholatkannya. Dari Ibnu Umar : “Jenazah Umar disholatkan di dalam Masjid.” ( HR. Malik & Sa’id Ibnu Manshur )

Dari Aisyah RA , ia menerangkan : “Rasululloh SAW tiada mensholatkan untuk Suhail Ibnu Baidha melainkan di tengah – tengan masjid. “ ( HR. Jama’ah)

22. CARA MEMBAWA JENAZAH KE KUBURAN

A. Cara Mengusung :

Mengusung antara dua amud / dua pikulan ( dipikul oleh dua orang , satu di depan satu dibelakang ) Secara Tarbi’ ( dipikul oleh empat orang , dua di depan dua di belakang )

B. Berjalan cepat ( tidak berlari dan tidak jalan lambat )

Dari Abu Hurairah RA , “ Rasululloh SAW bersabda : Berjalanlah secara cepat dalam membawa jenazah , karena jika dia jenazah yang sholeh kamu mendekatkannya kepada kebaikan dan jika jenazah itu tidak demikian , maka suatu kejahatan kamu tanggalkannya dari bahu – bahumu.” ( HR. Jama’ah )

Dari Abu Bakrah Ra , ia menerangkan : “ Saya beserta Rasululloh SAW , dan bahwasanya kami seakan – akan hampir berlari membawa jenazah.” ( HR. Ahmad & An Nasai )

C. Posisi / Letak Jenazah waktu di bawa ke kuburan :

Berjalan di muka jenazah ( Jumhur Ulama , Bukhori , An Nawawi , Imam Syafi’i , dll )“ Bahwasanya Ibnu Umar melihat Nabi saw , Abu Bakar dan Umar , berjalan di depan jenazah. “ ( HR. Ahmad , Abu Daud , An Nasai , Tirmidzi , Ibnu Majah )

Berjalan di belakang jenazah ( Abu Hanifah , Ishaq , Al Auza’i )

Dari Ibnu Thawus dari ayahnya , Rasululloh SAW sehingga Beliau wafat , selalu berjalan di belakang jenazah.

Orang yang jalan kaki , berjalan dimana ia mau ( depan , samping kiri kanan ) yang naik kendaraan di belakang

Al Mughirah Ibnu Syu’bah RA , menerangkan : “ Nabi SAW berkata : Orang yang berkendaraan berjalan di belakang jenazah , orang yang berjalan kaki di mukanya , dekat dengan keranda , sebelah kanan atau sebelah kirinya. Dan bayi yang gugur itu disembahyangkan dan didoakan untuk ibu bapaknya dengan maghfirah dan rahmah.” ( HR. Ahmad , Abu Daud )

Makruh hukumnya perempuan yang mengantar jenazah ke kuburan

Page 14: Adab Menjenguk Orang Sakit

D. Dilarang mengantar jenazah dengan ratapan dan tangisan

Dari Ibnu Umar , ia menceritakan : “ Rasululloh SAW melarang kami mengantar jenazah yang disertakan ratapan dan tangisan.” ( HR. Ahmad & Ibnu Majah )

E. Dilarang mengantar jenazah dengan membawa pedupaan ( perapen )

Abu Dardah menerangkan : Di saat menjelang ajalnya , Abu Musa berwasiat : “ Janganlah kamu mengikutkan tempat pedupaan ( perapen ) pada jenazahku.” Mereka bertanya ,” Apakah engkau ada mendengar sesuatu hadits dari Nabi SAW tentang hal itu ? Abu Musa menjawab , “ Benar , saya telah mendengarnya dari Rasululloh SAW.” ( HR. Ibnu Majah )

F. Tidak ada bacaan / dzikir pada waktu mengantar jenazah.

Imam An Nawawi ( Al Majmu’ ) Ibnu Hajar , Al Haitamy ( Tuhfatul Muhtaj ) menyatakan : perbuatan yang benar waktu mengantar jenazah adalah berdiam diri ( tidak mengangkat suara ) baik bacaan Al Qur’an maupun dzikir – dzikir yang lainnya. Jika mau menyebut nama Alloh , dalam hati saja.

Fudhail Ibnu Amar , berkata : Ibnu Umar mengantar jenazah , tiba – tiba Beliau mendengar seseorang berkata , “ Mohon ampunilah untuk jenazah ini , niscaya Alloh mengampunkan untukmu.” Maka Ibnu Umar berkata ,” Mudah – mudahan Alloh tidak akan mengampunkan dosamu.

Ibnul Mundzir menerangkan , kami riwayatkan dari Qais Ibnu Abbad , katanya , “ Sahabat Rasululloh SAW tidak menyukai kita meninggikan suara pada tiga tempat , yaitu disisi jenazah , ketika berdzikir dan ketika berperang. “

G. Dilarang mengiringi jenazah dengan sesuatu yang mungkar , seperti kendang , rebana , alat – alat musik , dll.

23. TENTANG KERANDA YANG DITUTUP DENGAN KAIN YANG DIATASNYA ADA TULISAN AYAT KURSI atau AYAT – AYAT AL QUR’AN

Syaikh Muhammad Bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata : Tidak ada asalnya dalam syariat tentang penulisan ayat – ayat Al Qur’an pada kain yang digunakan untuk menutupi mayit di atas keranda. Bahkan pada hakekatnya merupakan perbuatan yang merendahkan Kalamulloh. Dan hal tersebut tidak bermanfaat sedikitpun kepada si mayit.

Oleh karena itu , kebiasaan tersebut harus dihilangkan , karena :

Tidak ada contoh dari Rasululloh SAW , para sahabat , Salafush Sholih Didalamnya terdapat unsur merendahkan dan penghinaan terhadap Al Qur’an Didalamnya terdapat keyakinan yang rusak ( syirik ) yaitu keyakinan bahwa hal tersebut dapat memberikan

manfaat bagi si mayit , padahal perbuatan itu tidak bisa mendatangkan manfaat bagi si mayit.

24. SHOLAT JENAZAH DI ATAS KUBUR

Dari Ibnu Abbas RA , ia menerangkan : “ Rasululloh SAW tiba pada sebuah kubur yang masih basah , lalu Beliau sembahyang diatasnya , para sahabat bershaf di belakang Nabi SAW. Beliau bertakbir empat kali.” ( HR. Ahmad , An Nasai , Tirmidzi )

Abu Hurairah RA , menerangkan : “ Bahwasanya suatu ketika Rasululloh SAW tidak melihat seorang perempuan hitam penyapu masjid ataupun seorang pemuda. Karena itu Nabi SAW bertanya tentang keadaan perempuan itu atau keadaan pemuda tersebut. Para sahabat menerangkan , dia telah mati. Kemudian Nabi SAW menerangkan , “ Apakah tidak lebih baik kamu memberi tahu kepadaku ?” Para sahabat tidak menghiraukan urusan perempuan tersebut atau urusan pemuda tersebut. Kemudian Nabi SAW bersabda ,” Tunjukkanlah kuburnya.” Merekapun menunjukkannya , maka sholatlah Nabi SAW diatasnya ( diatas kuburnya ) , kemudian menerangkan bahwasanya kubur – kubur ini penuh dengan kegelapan bagi penghuninya , dan bahwasanya Alloh SWT akan menerangi kubur – kubur itu bagi penghuni – penghuninya karena sholatku untuk mereka.” ( HR. Bukhori & Muslim )

* Dari beberapa hadits yang tersebut diatas , menunjukkan bahwa khusus bagi orang yang belum mensholati jenazahnya , boleh sholat jenazah di atas kuburnya. *

25. SHOLAT GHOIB

Ada beberapa pendapat tentang sholat ghoib ini, yaitu :

BOLEH , ini pendapat Syafi’i , Ahmad , Jumhur Salaf TIDAK BOLEH , ini pendapat Hanafi , Malik

Alasan yang berpendapat BOLEH :

Dari Ibnu Abbas RA , ia menerangkan : “ Bahwasanya Nabi SAW bersembahyang untuk seseorang yang meninggal sesudah berlalu tiga hari.” ( HR. Ad Daruquthni )

Dari Ibnu Abbas RA , ia menerangkan : “ Bahwasanya Nabi SAW bersembahyang di atas sebuah kuburan sesudah berselang sebulan.” ( HR. Ad Daruquthni )

Sa’id Ibnu Musayyab menerangkan : ”Bahwasanya Ummu Sa’ad meninggal dunia pada saat Nabi SAW tidak ada di tempat. Manakala Nabi SAW tiba kembali , Beliau bersembahnyang untuknya. Ketika itu telah berlalu sebulan lamanya.” ( HR. Tirmidzi )

Page 15: Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Jabir RA , ia berkata , Rasululloh SAW bersabda :” Telah meninggal hari ini seorang laki – laki yang sholeh dari negeri Habsyi , berkumpullah , bersembahyanglah kamu untuk dia . Lalu kami membuat shaf di belakang Beliau. Beliau lalu sembahyang untuk mayat itu , sedang kami bershaf – shaf.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Alasan yang berpendapat TIDAK BOLEH :

Tentang sholat Nabi SAW untuk raja Habsyi yaitu An Najassy , karena ia meninggal di negeri yang tidak ada orang yang mensholatinya. Jadi sholat ghoib boleh dilakukan apabila jenazah belum disholatkan . Kalau jenazah sudah disholatkan , maka tidak boleh lagi kita melakukan sholat ghoib.

26. BENTUK LUBANG KUBUR

Dari Amir Ibnu Sa’ad RA , ia menerangkan : “ Sa’ad berkata : Buatkanlah liang lahat untukku dan tegakkanlah diatas tubuhku batu bata , sebagaimana dilakukan terhadap Rasululloh SAW.” ( HR. Muslim , Ahmad An Nasa’i , Ibnu Majah )

Anas Ibnu Malik RA , menerangkan : “ Manakala Rasululloh SAW wafat , maka ada orang yang membuat liang lahat dan seorang yang lain membuat liang di tengah kubur. Mereka berkata : Kami beristikhoroh kepada Alloh dan mengirim orang kepada penggali – penggali itu , mana yang selesai lebih dulu diantara keduanya kita biarkan. Kemudian dikirimlah orang kepada keduanya , maka yang membuat liang lahat datang lebih awal . karena itu merekapun membuat liang lahat.” ( HR. Ahmad , Ibnu Majah )

Gambar / Model Lubang Kubur :

Liang Lahat Liang Syaq ( di tengah kubur )

Tempat JenasahTempat Jenasah

* Untuk model liang kubur , harus menyesuaikan dengan keaadaan tanah kuburan tempat jenazah akan dikuburkan ( apakah tanah lempung , tanah pasir , dll )

27. CARA MEMASUKKAN JENAZAH KE LUBANG KUBUR

Mengenai masalah memasukkan jenazah ke dalam lubang kubur , ada tiga pendapat para ulama : Memasukkan dari arah kaki Memasukkan dari arah kepala Memasukkan dari arah kiblat dengan membujur

28. BACAAN KETIKA MELETAKKAN JENAZAH DI LUBANG KUBUR

Ibnu Umar RA , menerangkan : Bahwasanya Nabi SAW apabila meletakkan jenazah ke dalam kubur Beliau mengucapkan ,” Bismillaahi wa’ala millati Rasulillahi .” ( HR. Ahmad , Abu Daud , Tirmidzi & Ibnu Majah )

29. TATA CARA MELETAKKAN / MEMBARINGKAN JENAZAH DI LUBANG KUBUR

Jenazah dibaringkan menghadap kiblat dengan bagian kanan tubuhnya di bawah Tali pengikat jenazah di kendorkan saja tidak dilepas Kain penutup muka jenazah di buka , pipi sebelah kanan di tempelkan ke tanah / diganjal dengan gumpalan tanah Kepala jenazah di beri bantal dari batu / tanah lempung Untuk menghindari jenazah agar tidak berbalik ke arah belakang jenazah diganjal dengan gumpalan tanah / batu Jenazah ditutup dengan kayu / papan ( dinding ari ) Jenazah di timbun dengan tanah sampai rapat.

30. ADZAN DAN IQOMAH DI KUBURAN

Adzan dan iqomah pada waktu jenazah dibaringkan di lubang kubur sebelum di timbun dengan tanah , tidak pernah di contohkan oleh Nabi SAW , Sahabat dan Salafush Sholeh.

Adzan adalah panggilan untuk melaksanakan sholat berjamaah Iqomah adalah pemberitahuan kepada jamaah bahwa sholat berjamaah akan segera dilaksanakan.

Page 16: Adab Menjenguk Orang Sakit

* Adzan yang diperintahkan adalah Adzan ketika akan sholat dan Adzan terhadap bayi yang baru lahir.

31. MENTALQINKAN JENAZAH SETELAH DIKUBUR

Mentalqinkan jenazah setelah jenazah di kubur , ada tiga pendapat , sebagai berikut : Di sukai ( Syafi’i ) Dimakruhkan ( Malik ) Tidak disukai & tidak dimakruhkan ( Abu Hanifah )

* Yang tidak ada perbedaan ( keraguan ) dari kalangan ulama adalah : Kita diperintahkan untuk berdoa dan mohon ampun kepada Alloh SWT atas jenazah tersebut dan kita mengambil pelajaran bahwa kita juga akan menyusul seperti mereka.

32. MEMBACA AL QUR’AN ( YASIN ) DI ATAS KUBURAN

Membaca Al Qur’an ( surat Yaasiin , Al Baqoroh , dll ) di atas kubur tidak ada dalil yang shohih. Hal ini bukan sunnah tetapi menyalahi sunnah Rasululloh SAW.

Karena Rasululloh SAW jika telah selesai dari mengkuburkan jenazah , Beliau berdiri diatasnya dan berkata : “ Mintakanlah ampun bagi saudara kalian ini dan mohonkanlah baginya keteguhan. Sesungguhnya sekarang ini ia sedang ditanya.” (HR. Abu Daud , Al Hakim , Al Baihaqqi)

Hadits yang menyatakan bahwa barangsiapa menziarahi kubur dan membaca Yasin disisinya , maka diampunkan dosa orang yang diziarahi itu , adalah sebagai hadits yang dhao’if / lemah ( As Sayuthi dalam Jami’nya )

Riwayat yang menerangkan bahwa barangsiapa berjalan di atas kuburan lalu membaca sebelas kali “ Qul Huwallaahu Ahad “ kemudian menghadiahkan pahalanya kepada orang yang mati , diberikanlah kepadanya sebanyak pahala orang yang mati tersebut ( riwayat Imam Ahmad ) , adalah hadits yang bathal / tertolak.

Riwayat yang menyatakan : Apabila kamu masuk kuburan maka bacalah Al Fatihah , Al Muawwidzataini dan Qul Huwallaahu Ahad dan jadikanlah pahala apa yang kamu baca itu untuk isi kubur dan pahala itu sampai pada mereka ( riwayat Imam Ahmad ) , adalah juga merupakan hadits yang dhao’if / lemah

33. BUNUH DIRI

Bunuh diri hukumnya HARAM ( dengan alat dan cara yang bagaimanapun )

Dalam sebuah Hadits , Rasululloh SAW bersabda :“ Siapa yang melakukan tindakan bunuh diri dengan pisau , ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa pisau itu di tangannya. Ia menikamkannya pada perutnya , sedang ia berada dalam neraka jahananm dan kekal didalamnya. Siapa yang melakukan tindakan bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari gunung , kelak di neraka jahanam ia menjatuhkan diri dari bukit dan kekal di dalamnya. “ ( HR. Bukhori & Muslim )

34. MEMOTONG BINATANG DIATAS KUBURAN

Menyembelih binatang sembelihan di atas kubur ( kuburan ) setelah jenazah dikuburkan dan berkurban di kuburan adalah hukumnya haram , meskipun si mayat telah bernadzar.

Anas Ibnu Malik RA menerangkan : Rasululloh SAW bersabda : “ Di dalam Islam tidak ada penyembelihan binatang yang dilakukan di atas kubur.” ( HR. Ahmad & Abu Daud )

Mengeluarkan shodaqoh ketika mengiringi jenazah juga merupakan perbuatan yang di larang karena hal ini menyerupai menyembelih di kuburan.

35. MELEPAS SANDAL / SEPATU KETIKA MASUK KUBURAN

Pada saat kita masuk ke kuburan ( pemakaman ) kita diperintahkan ( sunnah ) untuk melepaskan sandal / sepatu / alas kaki , kecuali kalau kuburan tersebut banyak duri , batu tajam , beling dll , kita boleh pakai sandal / sepatu.

Basyir Ibnu Khashashiyah RA menerangkan : ” Bahwasanya Rasululloh SAW melihat seorang laki – laki berjalan antara dua kubur dengan memakai sepatu , karena itu Rasululloh SAW bersabda : “ Hai orang yang memakai sepatu yang disamak dengan daun jati , lepaskanlah sepatumu.” ( HR. Ahmad , Abu Daud , Ibnu Majah , An Nasai )

36. WUDHU SETELAH MENGANTAR JENAZAH

Kita disunnahkan wudhu setelah kita mengantarkan jenazah. Rasululloh SAW bersabda : “ Barangsiapa yang memandikan jenazah , maka hendaklah ia mandi. Dan barangsiapa yang mengangkatnya , maka hendaklah ia berwudhu. “ ( HR. Abu Daud , Tirmidzi )

37. MELEMPARKAN TANAH KE LUBANG KUBUR Disunnahkan bagi orang yang ada di kuburan untuk melemparkan tanah sebanyak tiga kali ke lubang kubur.

Dari Abu Hurairah RA , ia menerangkan : “ Sesungguhnya Rasululloh SAW dahulu mensholatkan jenazah , kemudian Beliau melemparkan tanah dari arah kepalanya sebanyak tiga kali.” ( HR. Ibnu Majah )

38. LARANGAN DUDUK DI ATAS KUBUR

Page 17: Adab Menjenguk Orang Sakit

Kita dilarang untuk duduk di atas kubur , menginjak kubur , apabila kita berada di kuburan atau sedang ziarah kubur.

Amr Ibnu Hazam Al Anshori RA menerangkan : “ Rasululloh SAW melihat aku sedang bertekan di atas kubur , maka Beliau berkata :“ Janganlah engkau menyakiti orang yang punya kubur.” ( HR. Ahmad )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW bersabda :“ Seorang kamu duduk diatas bara api lalu terbakar kain – kainnya dan tembus api itu kekulitnya , lebih baik dari pada duduk di atas kubur.” ( HR. Ahmad , Muslim , Abu Daud , Ibnu Majah dan An Nasai )

39. BOLEH DUDUK TETAPI TIDAK DI ATAS KUBUR

Kalau pada beberapa hadits di atas kita dilarang untuk duduk di atas kubur maksudnya adalah kita duduk tepat di atas kubur seseorang. Tetapi kalau kita duduk tidak di atas kubur seseorang ( tanah sekitar kubur ) tidak apa – apa / boleh.

Al Barra’ Ibnu ‘Azib RA , menerangkan : “ Kami pergi beserta Rasululloh SAW bersama jenazah seorang laki – laki dari kaum Anshor , maka sampailah kami di kuburan , sedang kubur itu belum di buat lahatnya. Kemudian duduklah Rasululloh SAW dengan menghadap kiblat dan kami pun duduk besertanya. “ ( HR. Abu Daud )

40. BERDIRI KETIKA MELIHAT JENAZAH DI USUNG

Apabila ada jenazah diusung baik jenazah orang mukmin atau kafir , kita disunnahkan untuk berdiri sejenak. Hal ini berdasarkan beberapa hadits sebagai berikut.

Dari Ibnu Umar dari Amir Ibnu Rabi’ah RA menerangkan : “ Rasululloh SAW bersabda ,” Apabila melihat jenazah , maka berdirilah kamu untuknya , sehingga jenazah itu berlalu agak jauh atau jenazah itu diletakkan.” ( HR. Al Jama’ah )

Jabir Ibnu Abdillah RA menerangkan : “ Ada satu jenazah berlalu di hadapan kami , maka berdirilah Nabi SAW untuknya dan kamipun berdiri. Kami menerangkan ,” Ya Rasululloh , jenazah itu adalah jenazah orang Yahudi. Nabi SAW menjawab ,” Apabila kamu melihat jenazah maka berdirilah kamu untuknya.” ( HR. Bukhori & Muslim )

PEMAHAMAN – 03

YANG HARUS KITA LAKUKAN SETELAH JENAZAH DI KUBUR

01. AMAL SHOLIH SETELAH MATI

Apabil manusia meninggal dunia ( mati ) maka putuslah semua amal – amalnya , kecuali ada beberapa amal yang masih ia dapatkan pahalanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam beberapa Hadits berikut ini.

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Apabila seseorang meninggal dunia , maka putuslah semua amalnya , kecuali tiga hal yaitu Shodaqoh jariyah , Ilmu yang bermanfaat dan Anak yang sholih yang senantiasa mendoakannya.” ( HR. Muslim , Abu Daud , Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Diantara amalan dan kebaikan – kebaikan yang akan menghubungi seorang mukmin setelah meninggalnya ialah Ilmu yang diajarkannya dan disebarkannya , Anak yang sholih yang ditinggalkannya , Mushaf Al Qur’an yang diwariskannya , Masjid yang didirikannya , Rumah yang dibangunnya untuk musafir Terusan yang digalinya atau Sedekah yang dikeluarkannya dari hartanya selagi sehat dan hidupnya. Semuanya itu akan terus menghubunginya setelah meninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah )

Dari Jurir Bin Abdullah , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Barangsiapa yang mempelopori suatu sunnah yang baik dalam Islam , maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala dari orang – orang yang mengerjakannya setelah itu tanpa kurang nilainya sedikitpun. Sebaliknya barangsiapa mempelopori dalam Islam contoh yang jelek maka ia akan menerima dosanya dan dosa – dosa dari orang – orang yang mengerjakannya setelah itu tanpa kurang beratnya sedikitpun.”

2. YANG MENGIKUTI JENAZAH

Apabila sesorang meninggal dunia , kemudian dia dikuburkan , maka dia akan membawa tiga hal , dua kembali dan yang satu mengikutinya sampai di akhirat.

Rasululloh SAW bersabda : “ Mayit akan diikuti oleh tiga perkara ( menuju kuburnya ) dua akan kembali satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya , hartanya dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali , sedangkan amalnya akan tetap.” ( HR. Bukhori , Muslim , Tirmidzi , An Nasai )

3. TAKZIAH KEPADA KELUARGA JENAZAH

Page 18: Adab Menjenguk Orang Sakit

Apabila ada seseorang yang meninggal dunia , kita disunnahkan untuk ber-takziah ( menghibur ) kepada keluarga yang ditinggalkannya.

‘Abdullah Ibnu Muhammad Ibnu Abu Bakar Ibnu Amar Ibnu Hazm , dari ayahnya menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Tak ada seorang mukmin yang mentakziahkan saudaranya yang mengalami suatu musibah , melainkan Alloh memberikan kepadanya pakaian – pakaian kemulian di hari kiamat.” ( HR. Ibnu Majah )

‘Abdullah Ibnu Mas’ud menerangkan Rasululloh SAW bersabda : “ Barang siapa mentakziahkan seseorang yang mendapat bencana , dia mendapatkan pahala seperti yang diperoleh orang yang mengalami bencana itu.” ( HR. Ibnu Majah , Tirmidzi )

Waktu takziah adalah saat meninggalnya sampai dikuburkan dan sesudah dikuburkan .

Kalau keluarga yang kena musibah tidak ada di tempat ( pulang ke kampung halaman ) , boleh takziah setelah kembali ke rumahnya.

Tidak ada batasan harus sekian hari ( Misal : takziah harus sampai tiga hari seminggu , dll ) dalam bertakziah.

4. DUDUK BERKUMPUL WAKTU TAKZIAH

Menurut sunnah , Takziyah itu dilaksanakan dengan menghibur keluarga dan kaum kerabat dari yang meninggal , lalu semua pergi menunaikan keperluannya masing – masing tanpa seorangpun duduk lebih dahulu , baik yang berkunjung maupun yang dikunjungi. Inilah tuntunan dari golongan Salafush Sholih.

Dari Jarir Bin ‘Abdullah Al Bajali , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Berkumpul – kumpul pada ahli mayat serta membikin makanan – makanan sesudah mayat dikuburkan , kami anggap sebagian dari meratap.” * ( HR. Ahmad , Ibnu Majah )

* Meratap sama hukumnya dengan haram *

Imam Syafi’i berkata dalam kitab “ Al Um “ : “ Saya tidak suka duduk berkumpul itu , walaupun tidak disertai tangis , karena akan membangkitkan rasa duka dan membebankan biaya , disamping adanya keterangan – keterangan yang melarangnya.”

Berkata Imam Nawawi : “ Menurut Syafi’i dan para sahabatnya duduk sewaktu takziah adalah “ Makruh “. Bila takziyah dengan duduk berkumpul disertai dengan hal – hal yang berupa bid’ah , maka duduk berkumpul sewaktu takziyah menjadi Haram.”

Imam Ahmad dan Ulama Golongan Hanafi berpendapat sama seperti pendapat Imam Syafi’I ( yaitu tidak disukai duduk berkumpul waktu takziah di rumah ahli mayat / keluarganya )

5. DILARANG MERATAPI ORANG YANG SUDAH MATI

Ibnu Mas’ud RA , menerangkan bahwasanya Nabi SAW bersabda :” Bukanlah dari kami orang yang menampar – nampar pipi , membelah baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Umar Ibnu Khaththab RA , menerangkan bahwasanya Nabi SAW bersabda ” Sesungguhnya orang mati di adzabkan lantaran tangisan orang yang hidup.” ( HR. Bukhori & Muslim ) Ibnu Umar RA , menerangkan bahwasanya Nabi SAW bersabda :” Orang mati itu di adzabkan dalam kuburnya disebabkan orang meratapinya.” ( HR. Muslim , Ahmad )

6. DILARANG MENYEBUT - NYEBUT KEBURUKAN ORANG YANG SUDAH MATI

Aisyah RA , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda :” Janganlah kamu mengumpat orang yang mati , karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan.” ( HR. Bukhori , Ahmad , An Nasai )

Ibnu Abbas RA , menerangkan bahwasanya Rasululooh SAW bersabda :” Janganlah kamu mengumpat orang – orang yang telah mati diantara kalian , karena akan menyakiti orang – orang yang masih hidup di antara kita.” ( HR. Ahmad , An Nasai )

7. MEMINDAHKAN JENAZAH

Memindahkan jenazah dari suatu tempat ke tempat lainnya sebelum di kubur , ada dua pendapat :

Page 19: Adab Menjenguk Orang Sakit

Tidak Boleh , karena akan merusak kehormatan jenazah Boleh , asal terjaga dengan baik , karena asal hukum sesuatu itu boleh , sedang dalam masalah ini tidak ada dalil yang

melarangnya.

Yang paling utama / afdhol adalah di mana ia meninggal di situ pula ia dikuburkan , karena dimanapun manusia dikuburkan hakekatnya sama saja.

8. MEMBONGKAR JENAZAH YANG SUDAH DIKUBUR

Membongkar jenazah setelah jenazah dikuburkan adalah tidak boleh , kecuali ada hal – hal sebagai berikut :

Jenazah tidak dimandikan , Jenazah tidak disholatkan , Jenazah tidak dikafani atau jenazah dikafani dengan kain rampasan dan diminta oleh yang punya , Jenazah tidak menghadap ke kiblat , Jenazah di kubur di tanah yang di rampas , Terjatuh dalam kubur suatu barang yang berharga dan penting.

Syuraih Ibnu ‘Ubaid Al Hadramy , menerangkan : “ Bahwasanya ada beberapa orang laki – laki menguburkan sahabat yang belum mereka mandikan dan tidak memperoleh kain kafan. Kemudian mereka menjumpai Muadz Ibnu Jabal , lalu mereka mengkabarkan keadaan itu. Karena itu Muadz menyuruh mereka mengeluarkan ( membongkar ) jenazah itu dari kuburnya. Sesudah dimandikan , dikafani dan diberi obat supaya tubuh itu bertahan lama kemudian disholatkan.” ( HR. Sa’id Ibnu Mansyur )

Membongkar kubur yang sudah lama ( tulang tulangnya sudah hancur dan menjadi tanah ) untuk digunakan mengubur jenazah lainnya yang baru , boleh – boleh saja.

9. MELAKSANAKAN NADZAR ORANG YANG SUDAH MATI

‘Abdullah Ibnu Amr RA , menerangkan : “ Bahwasanya ‘Ash Ibnu Wail ( bapaknya Umar ) dimasa jahilliyyah bernadzar akan menyembelih seratus ekor unta dan bahwasanya Hisyam Ibnu ‘Ash menyembelih bagiannya yaitu lima puluh ekor unta. Umar bertanya kepada Rasululloh SAW tentang nadzar itu. Rasululloh SAW menjawab ,” Ayah engkau seandainya ia mengakui ketauhidan , lalu engkau berpuasa dan bersedekah terhadapnya , tentulah yang demikian memberi manfaat kepadanya.” ( HR. Ahmad )

Ibnu Abbas RA , menerangkan : Seorang wanita berkata ,” Ya Rasululloh SAW , bahwasanya ibuku telah meninggal dunia dan dia punya kewajiban puasa nadzar , apakah boleh saya berpuasa atas namanya ? Rasululloh SAW menjawab ,” Bagaimana pendapatmu jikalau ibumu berhutang lalu engkau membayarnya , apakah yang demikian itu melepaskan ibumu dari hutang ? Perempuan tersebut menjawab : “ Ya.” Rasululloh SAW bersabda ,” Kalau demikian berpuasalah untuk ( atas nama ) ibumu.” ( HR. Bukhori )

Ibnu Abbas RA , menerangkan : Bahwasanya seorang wanita dari Juhanah datang kepada Nabi SAW , lalu berkata : Ibuku bernadzar akan berhaji , kemudian dia tidak sempat berhaji sampai dia meningggal dunia , apakah boleh saya berhaji untuknya ? Nabi SAW menjawab : Ya , berhajilah untuknya. Bagaimana pendapatmu jikalau ibumu berhutang , apakah engkau akan membayarnya ? Selesaikanlah hutang kepada Alloh, karena Alloh itu lebih berhak menerima penyelesaian.” ( HR. Bukhori )

* Dari beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang yang sudah mati dan bernadzar ( orang bernadzar , karena sesuatu dan lain hal belum sempat melaksanakan nadzarnya , terus meninggal ) , maka nadzarnya boleh dikerjakan oleh anaknya , dengan catatan bahwa orang yang mati tersebut dan anaknya sama – sama beragama tauhid yaitu Islam dan nadzarnya adalah nadzar yang benar tidak syirik atau tidak bermaksiat kepada Alloh dan Rasul Nya.

10. MENG-QODHO PUASA ORANG YANG SUDAH MATI

Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Seorang laki – laki datang kepada Nabi SAW , lalu berkata : Ya Rasululloh SAW , bahwasanya ibuku telah meninggal dunia dan ada kewajiban berpuasa sebulan , apakah boleh saya qodho puasa itu atas namanya ? Nabi SAW menjawab : ” Ya.” Nabi SAW bersabda ,” Hutang kepada Alloh lebih berhak diqodhokan.” ( HR. Bukhori )

Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Seorang laki – laki datang kepada Nabi SAW , lalu berkata : Ayahku telah meninggal dunia dan atasnya ada haji yang wajib dikerjakan , apakah boleh saya berhaji sebagai gantinya ? Nabi SAW menjawab,” Bagaimana pendapatmu sekiranya ayahmu meninggalkan hutang , apakah engkau akan membayarnya mewakili ayahmu membayarnya ? Laki – laki tersebut menjawab : Bahkan ( Ya ). Nabi SAW bersabda ,” Berhajilah engkau sebagai ganti ayah engkau.” ( HR. Daruquthni , Ibnu Majah , An Nasai )

Page 20: Adab Menjenguk Orang Sakit

* Dari beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang yang sudah mati dan mempunyai kewajiban ( puasa , haji ) boleh dikerjakan oleh anaknya atas nama orang yang mati tersebut.

* Dalam riwayat Imam Ahmad , seseorang boleh mengerjakan haji yang dinadzarkan oleh saudaranya.

11. BERSEDEKAH ATAS NAMA ORANG YANG SUDAH MATI

Abu Hurairah RA , menerangkan : Bahwasanya ada seorang laki – laki berkata kepada Nabi SAW ,” Ayahku telah meninggal dunia dan tidak mewasiatkan apa- apa , apakah memberi manfaat kepadanya saya bersedekah atasa namanya ?” Nabi SAW menjawab ,” Ya .” ( HR. Muslim , Ahmad , An Nasai , Ibnu Majah )

‘Aisyah , RA menerangkan : “ Bahwasanya ada seorang laki – laki berkata kepada Nabi SAW ,” Ibuku mendadak meninggal dunia dunia dan saya berpendapat sekiranya dia berpesan niscaya ia bersedekah , maka apakah ada pahala baginya jika saya bersedekah atas namanya ?” Nabi SAW menjawab ,” Ya .” ( HR. Bukhori & Muslim ) Ibnu Abbas , RA menerangkan : “ Bahwasanya ada seorang laki – laki bertanya kepada Nabi SAW ,” Ibuku telah meninggal dunia , apakah memberi manfaat kepadanya jika saya bersedekah atas namanya ?” Nabi SAW menjawab ,” Ya.” Berkata laki – laki tersebut ,” Aku mempunyai sebidang kebun kurma , maka saya minta Engkau ( Nabi SAW ) menjadi saksi bahwasanya saya telah menyedekahkan kebun itu atas nama ibuku.” ( HR. Bukhori , Tirmidzi , Abu Daud , An Nasai )

Keterangan :

Sedekah seorang anak atas nama orang tuanya yang sudah meninggal dunia , pahalanya akan sampai kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia tersebut. Masalah ini tidak ada perbedaan diantara ulama.

Doa yang dipanjatkan atau dimohonkan oleh anak atau orang lain , akan sampai atau dapat memberi manfaat kepada orang yang sudah mati. Masalah ini tidak ada perbedaan diantara ulama.

Terjadi beberapa pendapat diantara para ulama yaitu tentang :“ Apakah pahala ibadah badaniyah ( membaca Al Qur’an , dzikir , puasa , sholat ) yang dilakukan oleh orang lain ( bukan anak kandung ) akan sampai kepada orang yang sudah mati .”

12. PENDAPAT – PENDAPAT PARA IMAM MAZHAB DAN ULAMA TENTANG PAHALA MEMBACA ALQUR’AN ( yang dilakukan oleh selain anak kandung orang yang mati ) YANG DIHADIAHKAN KEPADA ORANG YANG SUDAH MATI

A. Yang berpendapat bahwa pahala membaca Al Qur’an , Dzikir , Sedekah , Puasa , Haji , dll yang dilakukan oleh bukan anak kandung orang yang mati ( orang lain ) yang dihadiahkan / diberikan kepada orang yang sudah mati , akan sampai pada tujuannya.

Imam Ahmad Ibnu Hambal , Imam Hanafi , dll

Dasar Hukum :

Diriwayatkan oleh Abu Hafash Al Kabir Al ‘Uqbariy dari Anas RA , bahwasanya Beliau bertanya kepada Rasululloh SAW , katanya : “ Ya Rasululloh , sesungguhnya kami bersedekah atas nama orang – orang yang sudah meninggal , berhaji atas nama mereka dan berdoa untuk mereka. Apakah pahala sampai kepada mereka ? Rasululloh SAW menjawab ” Pahala sampai kepada mereka dan mereka bersenang hati dengan perbuatanmu itu sebagaimana seseorang kamu bersenang hati dengan menerima sebuah talam yang dihadiahkan orang.”

Jika kalian memasuki areal pekuburan , maka bacalah Al Fatihah , Al Mu’awwidzatain dan Al Ikhlas , kemudian kirimkanlah pahalanya untuk para penghuni kubur, karena pahala tersebut akan sampai kepada mereka.” ( HR. Ahmad )

* Hadits tidak shohih ( lemah / dhoif ) tidak bis dijadikan dalil

Riwayat yang menerangkan bahwa barangsiapa berjalan di atas kuburan lalu membaca sebelas kali “ Qul Huwallaahu Ahad “ kemudian menghadiahkan pahalanya kepada orang yang mati , diberikanlah kepadanya sebanyak pahala orang yang mati tersebut ( riwayat Imam Ahmad ) , adalah hadits yang bathal / tertolak.

B. Yang berpendapat bahwa pahala membaca Al Qur’an , Dzikir , Sedekah , Puasa , Haji , dll yang dilakukan oleh bukan anak kandung orang yang mati ( orang lain ) yang dihadiahkan / diberikan kepada orang yang sudah mati , TIDAK akan sampai pada tujuannya.

Imam Syafi’i , Imam Malik , Asy Syaukani , dll

Dasar Hukum :

Ibnu Katsir , ketika menafsirkan firman Alloh , yang artinya : “ Dan sesungguhnya tidak ada bagi seorang manusia , melainkan apa yang ia usahakan sendiri.” ( QS An Najm : 39 )

Page 21: Adab Menjenguk Orang Sakit

Ibnu Katsir berkata : “ Sebagaimana seseorang tidak dapat memikul kesalahan orang lain , begitulah juga tidak ada hasil baginya sesuatu pahala melainkan yang dia usahakan sendiri untuk dirinya.”

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda : “ Apabila seseorang meninggal dunia , maka putuslah semua amalnya , kecuali tiga hal yaitu Shodaqoh jariyah , Ilmu yang bermanfaat dan Anak yang sholih yang senantiasa mendoakannya.” ( HR. Muslim , Abu Daud , Tirmidzi )

Nabi bersabda kepada kerabatnya yang paling dekat ( keluarganya ) : ” beramalah kamu , saya tidak dapat membelamu barang sedikitpun dari adzab Alloh.”Seandainya Nabi SAW dapat menghadiahkan pahala ibadah kepada keluarganya tentulah Nabi SAW tidak mengatakan demikian.

Dari Ibnu Abbas , menerangkan Rasululloh SAW bersabda ,” Tidaklah boleh seseorang bersembahyang untuk seseorang dan tidaklah boleh seseorang berpuasa untuk seseorang.” ( HR. An Nasai )

C. Pendapat ke tiga adalah Membaca Al Qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang sudah mati akan sampai kepadanya dengan syarat :

Ikhlas Thathawwu’ ( rendah hati , tidak dipamerkan ) Tidak menerima upah ( baik makanan / minuman atau uang )

Dasar Hukum :

“ Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan ( Al Quran ) yang membenarkan apa yang ada padamu ( Taurat ), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya , dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah , dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.” ( Al Baqoroh ayat 41 )

Dari Abdurrahman Bin Syibl , menerangkan bahwa Nabi SAW bersabda : “ Bacalah Al Qur’an dan amalkanlah , jangan terlalu jarang membacanya dan jangan pula berlebih – lebihan , jangan mencari makan dengannya dan jangan pula mencari kekayaan.” ( HR. Ahmad , Thabrani , Baihaqi )

“ Barangsiapa membaca Alqur’an untuk meminta – minta makanan dari sesama manusia , kelak pada hari kiamat mereka akan datang dengan muka tulang saja tanpa kulit.” ( HR. Baihaqi )

******************

PEMAHAMAN – 04

TENTANG ZIARAH KUBUR

1. ZIARAH KUBUR

Ziarah kubur dengan maksud untuk mendoakan dan mengingatkan kita akan kematian , maka hukumnya boleh bahkan Imam Syafi’i mensunnahkan terhadap orang laki – laki.

Dari Buraidah RA , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda ,”Aku telah melarang kamu menziarahi kubur , kemudian Muhammad telah diizinkan untuk menziarahi kubur ibunya , maka ziarahilah kubur , karena menziarahi kubur itu mengingatkan kepada hari akhirat.” ( HR. Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA menerangkan :Nabi SAW menziarai kubur ibunya lalu Beliau menangis dan menyebabkan orang yang disekitarnya ikut menangis , Nabi SAW berkata ,” Aku telah minta ijin kepada Tuhanku untuk meminta ampun bagi ibuku , Tuhan tidak mengijinkan aku berbuat demikian. Dan aku minta ijin kepada Tuhanku mengunjungi kubur ibuku , maka Tuhan telah mengijinkannya. Karena itu ziarahilah kubur , karena menziarahi kubur itu mengingatkan kita kepada kematian.” ( HR. Jama’ah )

2. TENTANG WANITA YANG MENZIARAHI KUBUR

Tentang wanita yang menziarahi kubur ada dua pendapat :

MAKRUH ( Pendapat Imam Syafi’ )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : “ Bahwasanya Rasululloh SAW mengutuk wanita – wanita yang banyak menziarahi kubur.” ( HR. Ahmad , Ibnu Majah , Tirmidzi )

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW melaknat wanita – wanita yang ziarah kubur dan orang – orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan orang yang memasang lampu padanya.” ( HR. Abu Daud & At Tirmidzi )

BOLEH ( Pendapat Imam Malik , Hanafi )

Page 22: Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Aisyah RA , menerangkan : “ Fathimah Binti Rasululloh SAW selalu mengunjungi kubur pamannya yaitu Hamzah.” ( HR. Al Hakim )

Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan : “ Bahwa Rasululloh SAW lewat pada seorang wanita di sebuah kubur yang sedang menangisi anaknya yang telah meninggal. Maka Sabdanya ,” Takutlah Anda pada Alloh dan bersabarlah !” Kata wanita tersebut ,” Alangkah malangnya daku ditimpa musibah ini.” Tatkala Nabi SAW telah berlalu , dikatakan orang kepadanya bahwa orang itu adalah Rasululloh SAW. Mendengar itupun ia bagaikan dikejar maut ( kaget ) lalu pergi ke pintu gerbang , kiranya tak seorangpun diantara penjaganya berada disana. Maka katanya ,” Ya Rasululloh , saya belum kenal pada Anda.” Nabi SAW berkata ,” Yang dikatakan sabar ialah pada pukulan pertama !” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Buraidah, dari ayahnya , ia menerangkan :Rasululloh SAW pernah bersabda ,” Kami pernah melarang kalian ziarah kubur , maka sekarang ziarahlah , karena dalam ziarah kubur terdapat peringatan.” ( HR. Abu Daud )

* Pendapat Kami :

Ziarah kubur itu bertujuan untuk mengingat kematian dan mempersiapkan bekal ke akhirat , hal ini dibutuhkan oleh laki – laki atau wanita. Jadi ziarah kubur baik oleh laki – laki maupun wanita boleh – boleh saja bahkan dianjurkan.

Tetapi kalau dengan ziarah kubur kita menangis dan meratap , membangkitkan kesedihan dan lupa diri , meminta berkah kepada penghuni kubur , minta rejeki , minta jodoh dll , maka hukumnya jadi berubah , yaitu menjadi haram.

3. UCAPAN KETIKA MASUK KUBURAN

Apabila kita masuk kuburan dengan maksud untuk ziarah kubur , kita disunnahkan membaca doa seperti berikut ini :

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan :Bahwasanya Nabi SAW datang ke pekuburan lalu berkata ,” Assalaamu ‘alaikum daaro qoumin mu’minin wa innaa Insyaa Alloohu bikum laahiquun.” ( HR. Muslim , Ahmad , An Nasai )

Dari Buraidah RA menerangkan : “ Rasululloh SAW mengajarkan kepada para sahabatnya , apabila mereka pergi ke pekuburan supaya membaca ,” Assalaamu’alaikum ahlad diyaari minal mu’miniina wal muslimiina wa innaa Insyaa Alloohu bikum laahiquun , nas-alullooha lana walakumul ‘aafiyata. “ ( HR. Muslim , Ahmad , Ibnu Majah )

4. TATA CARA ZIARAH KUBUR

Bagi kita yang ingin ziarah kubur , tata caranya sebagai berikut :

Ziarah kubur hanya dengan niat untuk mendoakan penghuni kubur dan megingatkan akan kematian kepada peziarah.

Waktu masuk kuburan , disunnahkan memberi salam kepada ahli kubur. Masuk kuburan sunnahnya tidak memakai sandal /sepatu ( kecuali kalau tanahnya banyak beling , duri ,

dll ) Peziarah boleh berdiri , duduk atau jongkok. Bila peziarah bermaksud memberi salam kepada jenazah di kubur , hendaklah diucapkan di jihat

muka , dan bila berdoa berpalinglah menghadap ke kiblat. Peziarah kubur tidak boleh mencium kubur , thawaf di kuburan meminta berkah / keselamatan /

rezeki / jodoh dll kepada penghuni kubur. Ziarah kubur tidak harus bawa kembang. Mendoakan orang yang sudah meninggal tidak harus pergi ke kuburannya.

5. TENTANG MENARUH PELEPAH KURMA YANG BASAH ( KEMBANG ) DI ATAS KUBUR

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Bahwasanya Nabi SAW pernah melewati dua buah kubur dan berkata : ” Sesungguhnya kedua – dua kubur ini penghuninya sedang di adzab , padahal kedua – duanya tidak diadzab dikarenakan sesuatu perbuatan yang besar. Adapun yang seorang ini tidak membersihkan diri dari kemih ( tidak cebok sehabis kencing ). Dan adapun yang seorang lagi karena dia selalu membawa fitnah ke sana ke mari ( tukang mengadu domba ) Kemudian Nabi SAW minta supaya diberikan kepadanya pelepah kurma yang masih basah dan membelah menjadi dua. Sesudah itu Beliau menanam pelepah itu sambil berkata : “ Mudah – mudahan Alloh meringankan adzab orang – orang ini ( dalam kubur ) selama kedua pelepah kurma ini belum kering. “ ( HR. Bukhori )

Dari Hadits ini , ada 2 penafsiran yang berbeda :

Tidak boleh meletakkan pelepah kurma atau barng sejenisnya ( kembang ) di atas kuburan orang yang sudah mati.

Nabi SAW melakukan hal tersebut karena Beliau mengetahui keadaan penghuni kubur ( sedang diadzab kubur ). Sedangkan kita tidak bisa mengetahui keadaan para penghuni kubur. Yang meringankan siksa penghuni kubur tersebut adalah DOANYA NABI SAW bukan pelepah kurma yang basah itu.

Page 23: Adab Menjenguk Orang Sakit

Pendapat seperti ini memahami makna Hadits yang tersirat ( maksud dan tujuannya )

Boleh meletakkan pelepah kurma atau sejenisnya ( kembang ) di atas kuburan karena Nabi SAW melakukan perbuatan tersebut ( seperti hadits di atas )

Pendapat seperti ini memahami makna Hadits yang tersurat.( apa adanya seperti konteks Hadits )

* Bagaimana pendapat Anda ? Anda sendiri yang lebih paham dan lebih mengetahui.

6. TENTANG KUBURAN

KUBURAN adalah suatu tempat untuk memakamkan / menguburkan seorang muslim / muslimat setelah meninggal dunia.

A. Sunnah – sunnah terhadap kuburan

Memperluas dan memperdalam kuburan

Nabi SAW bersabda ,” Galilah , luaskanlah dan baguskanlah kuburan mereka.” ( HR. Tirmidzi )

Meninggikan sedikit dari tanah ( satu jengkal )

Dari Jabir , “ Sesungguhnya Nabi SAW digalikan liang lahad dan ditancapi batu bata dan ditinggikan kuburannya sekedar satu jengkal.” ( HR. Ibnu Hibban , Al Baihaqi )

Dari Abu Bakar Ibnu ‘Iysay menerangkan : “ Bahwasanya Sufyan At Tamar melihat kubur Nabi SAW dalam keadaan tasnim ( ditinggikan sedikit tanahnya ).” ( HR. Bukhori )

“ Sesungguhnya Nabi SAW telah meninggikan kubur anak Beliau ( Ibrahim ) kira – kira sejengkal.” ( HR. Baihaqi )

Bagian permukaan kuburan di bentuk agak membulat.

Sufyan At Tammar menerangkan : “ Aku melihat kubur Nabi SAW , Abu Bakar dan Umar , membulat.” ( HR. Bukhori )

Diberi tanda dari batu / batu bata di sebelah kepala jenazah.

Anas Ibnu Malik RA menerangkan : ” Bahwasanya Nabi SAW menandai kubur Utsman Ibnu Madh’un dengan sebuah batu.” ( HR. Ibnu Majah )

Dari Muthlib Bin ‘Abdulloh , ia berkata : “ Tatkala ‘Usman Bin Mazh’un meninggal , jenazahnya dibawa keluar lalu dikuburkan. Nabi SAW menyuruh seorang laki – laki mengambil batu , tetapi laki – laki itu tidak kuat membawanya. Nabi SAW bangkit mendekati batu itu dan menyingsingkan kedua lengan baju Beliau , kemudian batu itu dibawa , lalu diletakkan di sebelah kepalanya sambil bersabda ,” Aku memberi tanda kubur saudaraku dan aku akan menguburkan disini siapa yang mati di antara ahliku.” ( HR. Abu Daud )

Menaruh kerikil dan menyiram air di atas kubur

Dari Ja’far Bin Muhammad dari bapaknya , menerangkan : “ Bahwasanya Nabi SAW menyiram air di atas kubur Ibrahim anaknya dan meletakkan batu kerikil di atasnya.” ( HR. Syafi’i )

Dari Jabir RA , menerangkan : “ Kubur Nabi SAW disiram oleh Bilal Ibnu Abi Rabah dengan suatu kendi air , dia memulai dari arah kepala hingga sampai ke kaki , kemudian dia membuang air itu ke dinding , karena dia tidak dapat berputar , terhalang dinding itu.”

B. Larangan terhadap kuburan

Orang kafir ( non muslim ) tidak boleh di kubur di kuburan muslim atau sebaliknya kecuali terpaksa maka tidak apa – apa.

Mengecat atau memberi tulisan pada kuburan / nisan.

Dari Jabir RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW melarang kita membuat tembok kapur di atas kubur , menuliskan nama , mendirikan bangunan diatasnya dan duduk di atasnya.” ( HR. Al Hakim ) Dari Jabir RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW melarang di atas kuburan di beri warna dan ditulis sesuatu . Dan Beliau melarang di atasnya dibangun dan di injak. “ ( HR. At Tirmidzi ) “ Rasululloh SAW telah melarang membuat rumah di atas kubur dan membuat tulisan di atasnya.” ( HR. An Nasai )

Imam Hanafi : memberi nama pada kuburan adalah Makruh. Imam Syafi’i juga memakruhkan , tetapi kalau untuk orang yang sholih adalah boleh dengan

maksud agar di kenal orang. Imam Malik jika yang ditulis ayat Al Qur’an hukumnya haram , jika nama orang hukumnya

makruh.

Menambahkan sesuatu pada kuburan ( tanah , bangunan , atau sejenisnya )

Dari Jabir RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW melarang mendirikan bangunan di atas kuburan atau ditambahkan kepadanya tanah.” ( HR. An Nasai )

Memasang lampu penerangan.

Page 24: Adab Menjenguk Orang Sakit

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW melaknat wanita – wanita yang ziarah kubur dan orang – orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan orang yang memasang lampu padanya.” ( HR. Abu Daud & At Tirmidzi )

Membangun masjid / musholla di atas kuburan.

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan : “ Sesungguhnya Rasululloh SAW bersabda , “ Mudah – mudahan Alloh menghancurkan akan kaum Yahudi dan Nashroni yang mana mereka menjadikan kubur Nabi – Nabi mereka menjadi masjid.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Membuat patung / lukisan si mayit dan di taruh di atas kuburan.

Dari Aisyah RA , menerangkan :“ Manakala Rasululloh Saw menderita sakit , sebagian istrinya menyebut tentang sebuah gereja yang bernama Maria yang dilihatnya di Habsyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah kedua – duanya pernah pergi ke Habsyah. Mereka menerangkan tentang kebagusan gereja itu dan tentang patung – patung yang ada di dalamnya. Maka Nabi SAW mengangkat kepala dan berkata ,” Apabila seseorang yang sholih diantara mereka mati , mereka dirikan di atas kuburnya suatu masjid kemudian mereka membuat di dalamya beberapa patung. Merekalah sejahat – jahat makhluk di sisi Alloh.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Menjadikan kuburan sebagai tempat berkumpul untuk melaksanakan upacara tertentu.

Memayungi kuburan dengan payung atau sejenisnya.

Umar pernah melihat ada payung didirikan di atas kubur , maka Beliau menyuruh mengangkatnya , dan berkata ,” Biarlah dia dinaungi oleh amalnya.”

Sholat di kuburan.

Dari Ali , Abdullah Bin ‘Amar dan Ibnu Abbas , menerangkan : Rasululloh SAW bersabda ,” Bumi itu semuanya menjadi masjid kecuali kuburan dan tempat pemandian.”

Meminta berkah , keselamatan , perlindungan , wasilah kepada jenazah yang dikubur ( meskipun jenazah tersebut waktu semasa hidupnya adalah orang yang sholih / wali )

Mencium kuburan , thawaf di kuburan , bermalam di kuburan

Tidak boleh buang hajat di kuburan ( kencing , berak )

Dilarang memasang tirai di kuburan / di atas kubur

7. ZIARAH KUBUR MENJELANG ROMADHON DAN IDUL FITRI

Berdasarkan dalil di atas ( Hal. 52 ) bahwa ziarah kubur itu diperintahkan oleh Rasululloh SAW dengan maksud dan tujuan untuk mengingatkan kita kepada kematian dan supaya kita mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian tersebut.

Tidak ada dalil yang memerintahkan kita untuk ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri. Tetapi juga tidak ada dalil yang melarang kita untuk ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri.

* Ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri boleh , dengan catatan :

Perintah ziarah kubur adalah bersifat umum tidak dibatasi oleh waktu – waktu tertentu ( kapan saja boleh ) Kita tidak ada perasaan / keyakinan bahwa ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri diperintahkan.

* Ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri bisa haram hukumnya , bila :

Bila kita punya perasaan / keyakinan bahwa bila kita tidak ziarah kubur pada saat menjelang Romadhon atau Idul Fitri akan terjadi musibah atau kesialan pada diri kita atau kita akan di ganggu oleh penghuni kubur.

*******************

PEMAHAMAN – 05

TENTANG ADZAB KUBUR

1. ADZAB KUBUR

Apabila seseorang meninggal dunia dengan cara dan keadaan yang bagaimanapun juga , maka selanjutnya ia masuk ke alam barzakh , ia akan mendapatkan nikmat kubur atau siksa / adzab kubur.

Berikut ini dalil – dalil dari Al Qur’an maupun Hadits dan Ijma’ Ulama , tentang adanya adzab kubur atau nikmat kubur.

Dalil Dari Al Qur’an

Al Qur’an Surat Al Mukmin ayat 45 – 46 :

Page 25: Adab Menjenguk Orang Sakit

45. Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk.46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang [1324] , dan pada hari terjadinya kiamat. ( Dikatakan kepada malaikat ) : "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”

[1324] Maksudnya : dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang ( di dalam kubur ) sebelum hari berbangkit.

Al Qur’an Surat Al An’am ayat 93 :Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut , sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya , ( sambil berkata ) : "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah ( perkataan ) yang tidak benar dan ( karena ) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Al Qur’an Surat Al Isro’ ayat 75 :“ Kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu ( siksaan ) berlipat ganda di dunia ini dan begitu ( pula siksaan ) berlipat ganda sesudah mati , dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.”Al Qur’an Surat Al Fajr ayat 27 – 30 :Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai- Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku . Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Dalil Dari As Sunnah :

Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh pengantarnya dan dia ( jenazah ) mendengar suara sandal mereka , ia didatangi oleh dua malaikat dan didudukkan , lalu kedua malaikat itu menanyainya ,” Apa yang kamu ketahui perihal orang ini ( Nabi Muhammad SAW )?” Maka orang mukmin akan menjawab ,” Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Alloh dan Rasul Nya .” Lalu dikatakan : Lihatlah kepada tempat dudukmu dari neraka , Alloh telah menggantikannya untukmu tempat duduk surga.” Lalu ia melihat kepada keduanya sekaligus. Adapun orang munafik dan orang kafir , maka mereka menjawab ,” Saya tidak tahu , saya dulu menirukan ucapan orang – orang.” Maka dikatakan : “ Kamu tidak tahu , kamu tidak membaca Al Qur’an atau mengikuti orang yang mengetahui “. Kemudian dia dipukul dengan palu godam yang terbuat dari besi , dia pun menjerit dengan jeritan yang bisa didengar oleh seluruh makhluk yang ada disekitarnya selain jin dan manusia. ( HR. Bukhori )

Dari Ibnu Umar RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya apabila salah seorang kamu mati , maka tempat duduknya ditampakkan kepadanya pada waktu pagi dan sore. Jika ia ahli sorga , maka yang ditampakkannya adalah sorga. Dan jika ia ahli neraka , maka yang ditampakkannya adalah neraka. Lalu dikatakan kepadanya : “ inilah tempat dudukmu hingga Alloh membangkitkanmu pada hari kiamat.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda : ” Apabila salah seorang diantara kamu selesai tasyahud akhir , maka ucapkanlah “ Aku berlindung kepada Alloh dari empat hal , yaitu adzab jahanam , adzab kubur , fitnah kehidupan dan kematian serta fitnah Al Masih Ad Dajjal.” ( HR. Muslim )

Dari Aisyah RA , ia berkata :Seorang wanita Yahudi Madinah yang sudah tua masuk kerumahku , ia berkata bahwa ahli kubur itu disiksa di dalam kuburnya. Maka Aku mendustakannya ( tidak mempercayainya ) Setelah wanita Yahudi tua itu keluar , Rasululloh SAW masuk rumah. Aku ceritakan kalau seorang wanita Yahudi tua telah datang dan menyatakan bahwa ahli kubur itu disiksa dalam kuburnya. Maka Rasululloh SAW bersabda ,” Wanita itu benar. Mereka disiksa dengan siksaan yang bisa didengar oleh seluruh binatang.” Aisyah berkata ,” Maka setelah itu saya tidak pernah melihat Rasululloh SAW sholat , melainkan Beliau memohon perlindungan dari Adzab Kubur.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Asma’ Binti Abu Bakar RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda ( setelah sholat khouf ) “ Tidak ada sesuatupun yang belum Aku lihat , melainkan Aku telah menyaksikannya dari tempatku ini , sekalipun sorga dan neraka . Dan telah diwahyukan kepadaku , bahwa kalian akan diuji di dalam kubur kalian , seperti atau mendekati fitnah dajjal.” ( HR. Bukhori , Malik )

Dari Abu Ayyub An Anshori , menerangkan : “ Rasululloh SAW keluar dari rumah saat matahari telah terbenam. Beliau bersabda , “ Orang - orang Yahudi itu disiksa dalam kuburnya.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan : “ Bahwasanya Nabi SAW pernah melewati dua buah kubur dan berkata , ” Sesungguhnya kedua – dua kubur ini penghuninya sedang di adzab , padahal kedua – duanya tidak diadzab dikarenakan sesuatu perbuatan yang besar. Adapun yang seorang ini tidak membersihkan diri dari kemih. Dan adapun yang seorang lagi karena dia selalu membawa fitnah ke sana ke mari ( tukang mengadu domba ) Kemudian Nabi SAW minta supaya diberikan kepadanya pelepah kurma yang masih basah dan membelah menjadi dua. Sesudah itu Beliau menanam pelepah itu sambil berkata : “ Mudah – mudahan Alloh meringankan adzab orang – orang ini ( dalam kubur ) selama kedua pelepah kurma ini belum kering. “ ( HR. Bukhori )

Dari Ibnu Abbas RA , menerangkan , Rasululloh SAW mengajarkan kepada mereka doa berikut ini :

Page 26: Adab Menjenguk Orang Sakit

“ Ya Alloh , sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari adzab jahannam. Aku berlindung kepada Mu dari adzab kubur. Aku berlindung kepada Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal dan aku berlindung kepada Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.” ( HR. Muslim , An Nasai , Abu Daud , Tirmidzi , Ibnu Majah )

Nabi SAW bersabda :” Mintalah perlindungan kepada Alloh dari adzab kubur , karena sesungguhnya adzab kubur itu benar – benar terjadi.” ( HR. Thabrani )

Dari Anas Bin Malik RA , menerangkan :Bahwa Nabi SAW pernah mendengar suara dari dalam kubur , maka tanyanya “ Kapankan orang ini meninggal ?” Mereka menjawab “ Ia meninggal di jaman jahiliyyah.” Mendengar jawaban itu , Nabi SAW tampak gembira lalu bersabda ,” Seandainya kamu tidak lari , akan saya mohonkan kepada Alloh agar diperdengarkan kepadamu adzab kubur.” ( HR. Muslim , An Nasai )

* Dan masih banyak Hadits – Hadits tentang adzab kubur yang lainnya yang isi dan maksudnya adalah bahwa apabila seseorang mati , maka ia akan mengalami adzab kubur atau nikmat kubur , menunggu sampai hari kiamat tiba

2. PERYATAAN PARA IMAM MAZHHAB & ULAMA LAINNYA TENTANG KEBENARAN ADZAB KUBUR

IMAM ABU HANIFAH

Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir di alam kubur adalah Haq. Pengembalian ruh pada jasad di dalam kubur adalah Haq. Himpitan kubur dan adzabnya adalah Haq bagi seluruh orang kafir dan bagi sebagian orang mukmin yang bermaksiat ( Asy Syarh Al Muyassar Li Fiqh Akbar , Hal 79 )

IMAM MALIK

Imam Malik meriwayatkan di dalam kitabnya ( Al Muwaththa’ ) tentang doa Abu Hurairah yang memohon perlindungan dari adzab kubur untuk anak – anak kecil yang telah disholatinya ( hal 227 ).Imam Malik juga meriwayatkan tentang kisah wanita Yahudi yang disiksa di dalam kuburnya ( hal 234 ).

IMAM SYAFI’I

Adzab kubur itu benar terjadi. Pertanyaan yang diajukan kepada penghuni kubur juga benar adanya . ( Manaqib Asy Syafi’i , I / 415 - 416 )

IMAM AHMAD

Diantara ajaran sunnah yang wajib diyakini dan barang siapa yang meninggalkan salah satunya , maka tidak diterima darinya dan ia tidak termasuk ahli sunnah , yaitu “ Iman dengan adzab kubur dan meyakini bahwa umat ini ditanya di dalam kuburnya tentang Iman dan Islam.” ( Al Lalikai I /156 , Ushuluddin ‘Inda Al Aimmah Al Arba’ah Al Qifari , Hal 100 )Adzab kubur itu Haq , tidak ada yang mengingkari , melainkan orang – orang yang sesat lagi menyesatkan ( Ar Ruh , Hal 71 Thabaqat Hanabilah , I / 66 )

IMAM AL ASY’ARI

Diriwayatkan dari Nabi SAW dengan beragam riwayat dan oleh banyak sahabat. Tidak ada seorangpun dari para sahabat yang mengingkari atau menolaknya dan ini merupakan ijma para sahabat. ( Al Ibanah , hal 166 )Ahlu Sunnah Wal Jamaah bersepakat bahwa adzab kubur adalah Haq ( Risalah Ala Ahl Al Tsaghr , hal 279 )

IMAM ALI IBN ABI IZZ HANAFI

Telah mutawattir berita dari Rasululloh SAW tentang adanya adzab kubur dan nikmat kubur bagi penghuninya . Begitu pula tentang pertanyaan dua malaikat Maka wajib meyakini dan mengimani kebenarannya. ( Tahdzib Ath Thahawiyah hal 238 )

IBNU ABDIL BARR

Atsar dalam masalah fitnah kubur adalah mutawattir. Seluruh ahlu sunnah mengimaninya. Tidak ada yang mengingkarinya , kecuali para ahli bid’ah. ( At Tamhid 9 / 270 , Ibid 5 / 29 )

3. PERKATAAN KUBUR BAGI MAYAT

Begitu mayat / jenazah dimasukkan ke dalam kubur , kubur berkata kepada jenazah tersebut ,” Dulu kamu bergembira atas punggungku dan hari ini kamu bersedih di dalam perutku. Dahulu kamu memakan berbagai macam makanan di atas punggungku , sekarang ulat – ulat akan akan memakanmu di dalam perutku.”

Banyak sekali perkataan semacam itu yang mencelanya sampai tanah rata di atasnya. ( untuk lebih jelasnya , lihat Syarh Ash Shudur , hal 112 )

4. PENYELAMAT DARI ADZAB KUBUR

Imam Abu Laits As Samarqandi berkata ,” Barangsiapa ingin selamat dari adzab kubur , maka ia harus berkesinambungan mengerjakan empat perkara dan meninggalkan empat perkara.”

Page 27: Adab Menjenguk Orang Sakit

Empat perkara yang senantiasa harus diperbuat adalah :

Sholat Lima Waktu Sedekah Membaca Al Qur’an Memperbanyak Tasbih

Empat perkara yang harus ditinggalkan adalah :

Dusta / Pembohong Khianat Tukang Fitnah / Tukang adu domba Sembrono dalam buang air kecil ( tidak cebok sehabis kencing / berak )

5. CONTOH – CONTOH PENDERITAAN , KEPEDIHAN dan KEDAHSYATAN ADZAB KUBUR

Abu Bakar Ibnu Syaibah dari Abu Sa’id Al Khudzri , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :

“ Orang kafir disiksa dalam kuburnya berupa sembilan puluh sembilan ( 99 ) ular besar yang menyengat dan menggigitnya sampai hari kiamat. Jika satu ekor saja diletakkan di bumi , niscaya tidak satupun tanaman yang tumbuh.”

Al Wa’ili Al Hafiz ( didalam kitabnya , Al Ibanah ) menyampaikan riwayat dari Malik Ibnu Maghul dari Nafi’ dari Ibnu Umar , ia berkata :

“ Ketika kami lewat di dekat pekuburan Badar , tiba – tiba keluar seorang laki – laki dari dalam tanah dengan leher yang terbelenggu oleh rantai hitam. Dia berkata ,” Hai Abdullah , beri aku minum ! Ibnu Umar berkata ” Aku tidak tahu , ia memanggilku Abdullah karena mengenalku atau memang seperti seseorang memanggil Abdullah kepada orang lain.” Ibnu Umar melanjutkan ,” Ular besar hitam yang menahan ujung rantai itu berkata ,” Jangan , jangan beri ia minum , dia orang kafir.” Kemudian orang itu ditariknya hingga kembali ke tanah.” Peristiwa itu aku ceritakan kepada Rasululloh SAW , Beliau berkata ,” Kalau memang kau melihatnya , maka dia adalah Abu Jahal Ibnu Hisyam , musuh Alloh. Ia disiksa seperti itu sampai hari kiamat.”

6. CONTOH – CONTOH ADZAB BAGI ORANG – ORANG YANG TIDAK MAU MELAKSANAKAN IBADAH

Contoh – contoh adzab / siksa ini saya ringkas dan saya bikin tabel biar mudah dimengerti dan dipahami , yang saya ambil dari beberapa hadits , yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi , Abu Harun , Abu Daud ( Ensiklopedi Kematian – Imam Al Qurthubi – Cendekia Sentra Muslim – Hal. 166-169 )

TABEL ADZAB KUBUR

Jenis Adzab Kubur – Hari Kiamat Penyebab Adzab / Siksaan

Orang yang selalu memukuli kepalanya sendiri sampai hancur

Orang yang tidak mau melaksanakan sholat 5 waktu

Orang yang di beri makanan berduri dari neraka , dipanggang dengan api neraka

Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat

Orang yang lebih memilih daging busuk dari pada daging yang segar

Orang yang suka berzina , padahal sudah punya istri

Orang yang tidak kuat memikul kayu di pundaknya , tetapi masih terus menambah beban kayu pikulannya

Orang yang diberi amanah dan tidak bisa melaksanakan amanah tersebut , tetapi ingin mendapatkan amanah lagi.

Orang yang selalu mengunting mulut dan lidahnya dari api neraka

Orang – orang yang suka menimbulkan fitnah / membuat fitnah

Seekor kuda betina kecil , melahirkan seekor sapi yang besar. Sapi tersebut ingin kembali ke tempat semula tetapi tidak bisa

Orang yang mengucapkan sesuatu yang menimbulakn penyesalan , dia ingin mencabut ucapannya tetapi tidak bisa melakukannya.

Page 28: Adab Menjenguk Orang Sakit

Orang yang memilih makanan yang bau dengan aroma yang busuk dari pada makanan dan aroma yang lezat

Orang yang lebih senang memilih yang haram daripada yang halal

TABEL ADZAB KUBUR

Orang yang perutnya sebesar rumah dan setiap ingin bangkit selalu tersungkur

Orang yang mengikuti jalan yang ditempuh Fir’aun dan antek - anteknya

Orang yang selalu menjerit dan merintih kesakitan

Orang yang suka mekan riba

Orang yang mempunyai bibir sebesar unta , kemudian memasukkan bara api neraka , selanjutnya api itu keluar dari bokongya

Orang yang suka memakan harta anak yatim

Wanita yang digantung payudaranya Wanita pezina

Orang merobek lambungnya sendiri , mengambil daging dan memakannya

Orangyang suka mengumpat dan menfitnah

Orang yang kukunya dari tembaga , mencakar – cakar muka dan dadanya sendiri

Orang yang suka ghibah dan suka mencela orang lain.

Kita berdoa kepada Alloh SWT , semoga kita dihindarkan dari pedih dan dahsyatnya adzab kubur.

********************

PEMAHAMAN – 06

TENTANG ROH

1. APA ITU ROH ?

ROH adalah sesuatu unsur yang ada dalam jasad yang diciptakan Alloh SWT sebagai penyebab adanya kehidupan. Juga bisa bermakna nyawa / semangat ARWAH disebut juga dengan roh atau jiwa orang yang meninggal.

ROH berasal dari bahasa Arab yaitu RUH. Sedangkan Arwah adalah bentuk jamak dari kata ruh itu sendiri. Jadi sebenarnya ROH , NYAWA , ARWAH mempunyai makna yang sama.

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Isro’ ayat 85“ Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah : " Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku , dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

2. TIDAK ADA ROH YANG GENTAYANGAN

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat As Sajadah ayat 11“ Katakanlah : " Malaikat maut yang diserahi untuk ( mencabut nyawa ) mu akan mematikanmu , kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

Rasululloh SAW bersabda :“ Seorang mukmin apabila maut menjemputnya , malaikat rahmat mendatanginya. Ketika ia telah mencabut rohnya , ia meletakkannya di sutera putih lalu membawanya naik ke pintu langit. Para malaikat langit berkata “ Kami tidak pernah menjumpai aroma yang lebih wangi dari aroma roh ini “ Lalu dikatakan ,” Biarlah ia istirahat , ia tadinya berada dalam kesusahan.” Iapun ditanya tentang apa yang dilakukan si fulan apa yang dilakukan si fulanah. Sedangkan orang kafir , apabila malaikat telah mencabut rohnya , maka ia dibawa ke

Page 29: Adab Menjenguk Orang Sakit

pintu bumi. Para malaikat penjaga bumi bertanya ,“ Kami belum pernah mencium bau yang lebih busuk dari bau roh ini.” ( HR. Ibnu Hibban )

Dalil dari Al Qur’an dan Hadits di atas menjelaskan bahwa hanya malaikat saja yang ditugasi oleh Alloh untuk mencabut manusia. Dan malaikat pencabut nyawa akan selalu taat dan patuh dalam menjalankan tugasnya. Ketika nyawa / roh dicabut dari tubuh manusia , para malaikat membawa dan menempatkannya pada suatu tempat tertentu yang telah ditentukan oleh Alloh SWT.

Rasululloh SAW bersabda :“ Apabila mayat di kubur , ia akan didatangi oleh dua malaikat yang hitam kebiru-biruan yang satu disebut Munkar dan yang satunya disebut Nakir. Keduanya akan bertanya “ Apa keyakinanmu terhadap laki – laki ini ( Nabi Muhammad SAW ) ? Ia menjawab “ Dia adalah hamba Alloh dan Rasul Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Alloh dan Muhammad adalah hamba dan Rasul Nya. Keduanya ( Munkar & Nakir ) berkata “ Sudah kami duga bahwa kamu menjawab seperti ini.” Maka lubang kuburnya dilapangkan sepanjang 70 Dzira’ ( hasta ) dan selebar 70 Dzira’ ( hasta ) Lalu ia diberi penerangan dan disuruh tidur. Ia berkata “ Saya akan kembali ke rumah untuk memberitahukan hal ini ke keluargaku.” Keduanya ( Munkar & Nakir ) berkata “ Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak bisa dibangunkan kecuali oleh yang paling dicintainya , sampai Alloh SWT membangkitkanmu.

Tetapi kalau dia orang kafir / munafik , ia akan menjawab” Saya dengar orang – orang menyebutnya , tapi saya tidak tahu siapa dia.” Keduanya ( Munkar & Nakir ) berkata “ Kami sudah menduga akan apa yang kamu katakan. Maka keduanya ( Munkar & Nakir ) memerintahkan bumi untuk menghimpitnya , bumipun langsung menghimpitnya sampai patah tulang – tulangnya. Dan dia selalu dalam adzab itu sampai Alloh membangkitkannya dari kuburnya.” ( HR. Tirmidzi )

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Az Zumar ayat 42“ Allah memegang jiwa ( orang ) ketika matinya dan ( memegang ) jiwa ( orang ) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa ( orang ) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan [1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

[1313] Maksudnya : orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya , dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja , rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.

Roh yang telah keluar dari jasad siapapun , keberadaannya ada dalam kekuasaan Alloh SWT saja. Roh tersebut tidak mungkin lepas atau tercecer atau gentayangan di mana – mana.

* Kalau seseorang dalam kuburnya mendapatkan nikmat yang sangat menyenangkan sampai hari kiamat , mungkinkah dalam kondisi seperti ini rohnya keluar lalu menemui orang – orang yang masih hidup ? * Atau ketika orang tersebut mendapatkan adzab kubur yang pedih dan berkepanjangan sampai hari kiamat , lalu rohnya keluar dan gentanyangan terus melakukan balas dendam atau menakut-nakuti orang yang masih hidup ?

* Jawabnya adalah tidak mungkin hal itu terjadi , berdasarkan berbagai dalil Al Qur’an dan Hadits di atas. Jika ada pemahaman atau pendapat yang menyalahi dalil diatas , perlu diluruskan dan diingatkan , supaya kembali ke jalan yang benar.

3. SIAPA YANG BERGENTAYANGAN DI BUMI ?

Kalau roh yang telah dicabut dari jasadnya punya tempat masing – masing dan tidak mungkin keluar dari tempatnya serta rohpun tidak bisa berubah wujud sehingga menemui manusia , jadi siapa sosok misterius yang selama ini banyak dilihat oleh orang sebagai roh gentayangan ?

Yang bisa melakukan seperti itu adalah Syetan ( jin ). Fenomena seperti itu adalah tipu daya syetan / jin untuk mengelincirkan dan menyesatkan manusia.

Banyak sekali orang ( yang lemah iman dan aqidahnya ) terpedaya dan tertipu syetan yang berkedok sebagai malaikat , lalu syetan mengaku sebagai Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu / petunjuk / wangsit kepada seseorang , atau syetan mengaku sebagai orang tuanya yang sudah meninggal lelu memberikan amalan dan ajaran yang sesat dan menyesatkan.

Waspadalah ! Waspadalah !

Rasululloh SAW bersabda :” Termasuk fitnah dajjal , Syetan berkata kepada seorang badui : “ Bagaimana kalau aku ( syetan ) bangkitkan bapak ibumu untukmu ?” Badui itu menjwab “ Ya “ Maka ada dua syetan yang menyerupai sosok sebagai bapak ibunya ( bangkit dari kuburnya ) seraya berkata “ Wahai anakku ! Ikutilah dia , dia adalah Tuhanmu.” ( HR. Ibnu Majah )

4. BERTEMU ROH ORANG YANG SUDAH MATI DI DALAM MIMPI

Apabila ada orang yang masih hidup bertemu dengan roh orang yang sudah mati di dalam mimpi , hal ini bisa saja terjadi. Hanya saja perlu dipahami bahwa tidak semua mimpi seseorang itu mengandung kebenaran.

Aloh SWT berfirman di Dalam Al Qur’an Surat Az Zumar : 42“ Allah memegang jiwa ( orang ) ketika matinya dan ( memegang ) jiwa ( orang ) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa ( orang ) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa

Page 30: Adab Menjenguk Orang Sakit

yang lain sampai waktu yang ditetapkan [1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

[1313] Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya , dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.

Sa’id Bin Jubair RA , menafsirkan ayat di atas seperti berikut ini :“ Alloh mengumpulkan roh orang – orang yang hidup dengan roh orang – orang yang sudah mati , mereka saling berkenalan sesuai yang dikehendaki Alloh. Lalu Alloh menahan roh orang yang telah ditetapkan kematiannya , dan yang belum ditetapkan kematiannya , dikembalikan ke jasadnya.”

As Suddi ( pakar tafsir ) menafsirkan surat Az Zumar : 42 sebagai berikut :“ Roh orang yang sedang tidur digemgam Alloh , lalu roh itu bertemu satu dengan lainnya. Roh orang yang sudah mati bisa bertemu dengan roh orang yang sedang tidur , lalu berkomunikasi. Kemudian roh orang yang masih hidup dikembalikan ke jasadnya sampai ajal yang sudah ditentukan , sedang roh orang yang sudah mati di tahan Alloh.”

Dari Ali Bin Abi Thalib RA , menerangkan :Rasululloh SAW bersabda , “ Tidaklah seseorang tidur terlelap , melainkan rohnya di bawa ke Arsy. Apabila orang itu tidak terbangun kecuali telah tiba di Arsy , maka mimpinya benar. Tetapi bila ia terbangun sebelum sampai ke Arsy , maka mimpinya adalah dusta.” ( Kitab Ar Ruh : 40 )

5. TENTANG MIMPI

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan , Nabi SAW bersabda :“ Apabila zaman telah dekat ( hari kiamat ) mimpi seorang muslim hampir – hampir tidak dusta. Orang yang paling benar mimpinya diantara kamu adalah orang yang paling benar perkataannya. Mimpi seorang muslim adalah satu bagian dari 45 bagian dari kenabian. Mimpi ada tiga : Mimpi yang baik , merupakan kabar gembira dari Alloh , mimpi yang menyusahkan dari syetan dan mimpi yang bersumber dari bisikan seseorang kepada jiwanya.” ( HR. Muslim )

Dengan demikian , mimpi itu ada yang benar ada yang tidak benar. Mimpi tidak menjadi landasan syari’at , karena agama Islam sudah sempurna.

6. TEMPAT ROH ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Tempat Roh ( selain roh para Nabi & Rasul ) setelah meninggalkan jasadnya ( mati ) , semenjak kematiannya sampai hari kiamat adalah sebagai berikut :

Roh orang mukmin berada di sorga , roh orang kafir di neraka

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Waqi’ah ayat 88 – 89

88. Adapun jika Dia ( orang yang mati ) termasuk orang-orang yang didekatkan ( kepada Allah ),

89. Maka , Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta sorga kenikmatan.

Alloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Fajr ayat 27 - 3027. Hai jiwa yang tenang.28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai- Nya.29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku30. Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Roh orang mukmin di teras sorga dekat pintunya

Rasululloh SAW bersabda ,” Para syuhada’ berada di atas aliran sungai di ambang pintu sorga di sebuah tenda hijau , rizki mereka keluar dari sorga setiap pagi dan petang hari.” ( HR. Ahmad )

Roh orang mukmin tertahan di pintu sorga

Rasululloh SAW bersabda kepada para sahabatnya ,” Saya melihat teman kalian tertahan di pintu sorga.” ( HR. Ahmad , Hakim )

Roh orang mukmin tergantung di pohon – pohon di sorga

Rasululloh SAW bersabda ,” Sesungguhnya roh orang mukmin terbang dan bergantung di pohon sorga , hingga Alloh mengembalikannya ke jasadnya pada hari ia dibangkitkan.” ( HR. An Nasai , Ibnu Majah , Ahmad )

Roh syuhada’ berada di tubuh burung – burung hijau di sorga

Rasululloh SAW bersabda , “ Ketika saudara – saudara kalian gugur dalam perang ( Uhud ) , Alloh menjadikan roh – roh mereka dalam burung – burung hijau yang beterbangan ke sorga , makan buah – buahannya …. “ ( HR. Ahmad , Abu Daud , Hakim )

Roh orang mukmin berada di alam barzakh yang luas , sedangkan roh orang kafir di alam barzakh yang sempit

Ini adalah pendapat Salman Al Farisi. Alam barzakh adalah alam antara alam dunia dan alam akhirat. Arti barzakh secara bahasa adalah pemisah antara dua sesuatu.

Page 31: Adab Menjenguk Orang Sakit

Hal ini berdasarkan firman Alloh SWT di dalam Al Qur’an Surat Al Mukminuun ayat 100 yang artinya : “ Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”

Roh tertahan di kubur serta roh ditunjukkan tempat terakhir nantinya yaitu sorga atau neraka

Dari Ibnu Umar RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya apabila salah seorang kamu mati , maka tempat duduknya ditampakkan kepadanya pada waktu pagi dan sore. Jika ia ahli sorga , maka yang ditampakkannya adalah sorga. Dan jika ia ahli neraka , maka yang ditampakkannya adalah neraka. Lalu dikatakan kepadanya : “ inilah tempat dudukmu hingga Alloh membangkitkanmu pada hari kiamat.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Roh orang mukmin berada disisi Alloh , roh orang kafir berada di kubur ( untuk disiksa kubur )

Rasululloh SAW bersabda , “ Jika roh telah keluar dari jasadnya , maka ia dibawa ke langit hingga tiba di langit yang ada Alloh disana. Jika ia orang yang buruk , rohnya juga dibawa ke langit namun pintu langit tidak dibukakan untuknya. Lalu roh itu dilepas dan dikembalikan ke kubur ( untuk disiksa kubur ).” ( HR. Ahmad )

Roh orang mukmin berada di Illiyyin ( langit ke tujuh ) , roh orang kafir berada di Sijjin ( dasar bumi ke tujuh )

Pendapat ini berdasarkan sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ( hadits no. 17803 ) Abu Daud ( hadits no. 4753 ) Ibnu Majah ( hadits no. 2549 ) Silahkan baca sendiri.

Ibnu Syihab berkata ,” Roh orang mukmin seperti burung hijau terikat di Arsy ia mondar mandir ke taman sorga mendatangi Tuhannya setiap hari dan mengucapkan salam kepada Nya.

********************

PEMAHAMAN – 07

TENTANG TAHLILAN

1. ARTI KATA TAHLILAN

TAHLILAN berasal dari kata TAHLILTAHLILAN maksudnya adalah membaca kalimat Tahlil yaitu “ La ilaha illallooh “ artinya tiada Tuhan selain Alloh.

La ilaha illallooh adalah merupakan kalimat tauhid yang wajib diyakini , diamalkan dan dipraktetkkan dalam kehidupan beragama kita. Karena dengan kalimat , keyakinan dan amal kehidupan yang dilandasi “ La ilaha illallooh “ seperti inilah , yang akan menghantarkan kita masuk surga. Dari Muadz Bin Jabbal RA , menerangkan : “ Rasululloh SAW bersabda ,” Siapa – siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi Laa Ilaaha Illallah , pastilah ia masuk surga.” ( HR. Abu Daud )

Dari Itban , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya Alloh mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan “ Laa Ilaaha Illallah “ dengan ihklas semata – mata mengharap wajah Alloh.” ( HR. Bukhori & Muslim )

Hadits yang lain menerangkan :“ Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji gandum , seberat biji sawi dan seberat debu.”

2. MENGIRIM AL FATIHAH KEPADA ALLOH SWT

Mengirim Al Fatihah kepada Alloh SWT tidak ada dasarnya sama sekali dalam Islam. Al Qur’an maupun Hadits tidak ada yang menyuruh atau memerintahkan kita untuk mengirim Al Fatihah kepada Alloh SWT. Kita sebagai makhluk ciptaan Alloh , diperintahkan untuk sujud kepada Alloh , beribadah kepada Alloh , melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan Alloh. Jadi mengirim Al Fatihah kepada Alloh SWT harus dibuang jauh – jauh.

3. MENGIRIM AL FATIHAH KEPADA MALAIKAT JIBRIL , MIKAIL atau ISROIL

Mengirim Al Fatihah kepada Malaikat Jibril , Mikail , Isroil atau malaikat – malaikat yang lainnya juga tidak ada dasarnya dalam Islam , baik Al Qur’an maupun Hadits. Al Qur’an atau Hadits hanya menginformasikan tentang dari apa malaikat diciptakan , nama dan tugas malaikat ( itupun tidak semua malaikat punya nama ) , sifat malaikat , dll.

4. MENGIRIM ALFATIHAH dan MENGHADIAHKAN PAHALA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

Mengirim Al Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW , tidak ada dasar hukumnya dalam Al Qur’an atau Hadits. Para Sahabat , Salafush Sholih dan para ulama – ulama generasi pertama , tidak ada yang melakukan ibadah mengirim Al Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits adalah Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW ( dengan kata sayyidina atau tidak , terserah Anda )

Page 32: Adab Menjenguk Orang Sakit

Aloh SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab : 56“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang yang beriman , bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .”

Dari Hasan Bin Ali , menerangkan , Nabi SAW bersabda :“ Sholatlah dirumah kalian ( sholat sunnah ) dan jangan menjadikannya sebagai kuburan . Dan janganlah kalian menjadikan rumahku kuburanku sebagai tempat berpesta , sampaikanlah sholawat dan salam kepadaku karena sholawat yang kalian bacakan itu akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.”

Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali , Alloh akan bersholawat kepadanya sepuluh kali , dihapuskan sepuluh kesalahannya dan diangkat sepuluh derajat lebih tinggi.” ( HR. Ahmad , An Nasai )

Menghadiahkan pahala kepada Nabi Muhammad SAW , tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat , Salafush Sholih. Karena Nabi SAW sudah memperoleh pahala dari amal kebaikan setiap umatnya , sebanyak pahala yang mereka peroleh tanpa dikurangi sedikitpun. Sebabnya adalah karena Nabi SAW adalah pelopor utama , penuntun , penyeru kebaikan atas umat Islam. Dari Jurir Bin Abdullah , menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda :“ Barangsiapa yang mempelopori suatu sunnah yang baik dalam Islam , maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala dari orang – orang yang mengerjakannya setelah itu tanpa kurang nilainya sedikitpun. Sebaliknya barangsiapa mempelopori dalam Islam contoh yang jelek maka ia akan menerima dosanya dan dosa – dosa dari orang – orang yang mengerjakannya setelah itu tanpa kurang beratnya sedikitpun.”

5. MENGIRIMKAN AL FATIHAH KEPADA KELUARGA , ISTRI , ANAK dan CUCU NABI MUHAMMAD SAW

Tidak ada dalil satupun baik dari Al Qur’an ataupun Hadits , bahwa kita diperintahkan untuk mengirim Al Fatihah kepada keluarga , istri , anak dan cucu Nabi Muhammad SAW.

6. MENGIRIM AL FATIHAH KEPADA ORANG – ORANG YANGBERJASA PADA ISLAM , ORANG – ORANG YANG MENGAJARIILMU AGAMA KEPADA KITA , ORANG ISLAM LAKI – LAKI atauPEREMPUAN BAIK YANG SUDAH MATI atau YANG MASIH HIDUP

Mengirim Al Fatihah kepada orang – orang yang berjasa pada Islam ( wali , ulama , para mujahid , dll ) orang – orang yang mengajari ilmu agama kepada kita ( ustadz , guru – guru agama , kyai , para mubaligh , dll ) orang – orang Islam laki – laki atau perempuan baik yang sudah mati atau yang masih hidup , bagaimana menurut Islam ?

Silahkan baca ulang “ Pendapat Para Imam Mazhab dan Ulama Tentang Pahala Membaca Al Qur’an Yang Dihadiahkan Kepada Orang Yang sudah Mati “

* Yang tidak ada perbedaan seluruh ulama adalah mendoakan kepada siapa saja baik yang hidup atau yang sudah mati atas orang Islam.

7. MENGKHUSUSKAN AL FATIHAH KEPADA SYAIKH ABDUL QODIR JAILANI

I. SIAPAKAH SYAIKH ABDUL QODIR JAILANI

Nama Asli Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah “ Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir “ Nama Al Jailani mengacu pada tempat kelahirannya yaitu “ Jailan “

Syaikh Abdul Qodir Jailani lahir di desa Nasif , Jailan , yaitu sebuah desa di sebelah selatan Laut Kaspia , Iran pada tanggal 11 Rabiul Akhir 470 H atau tahun 1077 M.

Syaikh Abdul Qodir Jailani meninggal pada tahun 561 H atau 1168 M dalam usia 91 tahun dan dimakamkan di Baghdad ( Irak )

II. SILSILAH SYAIKH ABDUL QODIR JAILANI

Ayah Syaikh Abdul Qodir Jailani bernama Abu Sholih , Ibunya bernama Fatimah Bin Abdullah Al Shama’i Al Husaini. Ibunya melahirkannya pada saat umur ibunya 60 tahun.

Dari pihak ayah adalah keturunan Iman Hasan. Dari pihak ibu mengalir keturunan Iman Husein. Jika diurut silsilahnya / nasabnya , Syaikh Abdul Qodir Jailani akan bertemu pada Nabi Muhammad SAW.

III. SEBUTAN / GELAR SYAIKH ABDUL QODIR JAILANI

Di kalangankaum sufi Beliau di kenal dengan sebutan :

Sulthanul Auliya’ ( penghulu para wali ) Muhtidin ( penghulu agama ) Al Imam ( pemimpin ) Al Qudwah ( panutan ) Az Zahid ( pelaku hidup zuhud ) ‘Alamul Auliya’ ( panji para wali )

Page 33: Adab Menjenguk Orang Sakit

Sayyid ( gelar yang lazim diberikan kepada keturunan langsung Rasululloh SAW ) Al Baz Ash Ashhab ( burung elang kelabu ) Al Ghawats Al A’zham ( gelar hirarki mistik yang paling tinggi )

IV. AJARAN SYAIKH ABDUL QODIR JAILANI

Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah pendiri dan sekaligus tokoh utama Thoriqot Qodiriyah ( diambil dari namanya , Qodir ).

Dalam dunia thoriqot di kenal klasifikasi dan hirarki para pengamalnya ( yang menerima pencerahan Illahi ) yang terbagi dalam 6 tingkatan ( maqom ) , yaitu :

1) Akhyar ( tingkat dasar ) , lazimnya berjumlah 300 orang2) Abdal , lazimnya berjumlah 40 orang3) Abror , lazimnya berjumlah 7 orang4) Autad , lazimnya berjumlah 4 orang5) Nuquba , lazimnya berjumlah 3 orang6) Quth ( tingkat paling tinggi ) hanya 1 orang .

Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah Quth Auliya’ ( pemimpim para wali )

V. TENTANG THORIQOT NAQSYABANDIYAH

Pendiri Thoriqot Naqsyabandiyah adalah Syaikh Muhammad Baha’uddin Al Bukhori An Naqsyabandi. Beliau lahir di Desa Hinduwan , dekat Bukhara , Asia Tengah , pada tahun 717 H atau 1317 M.

Thoriqot Qodiriyah dan Naqsyabandiyah , di gabungkan oleh Syaikh Ahmad Khatib Bin Abdul Gaffar Al Jawi Al Sambasi ( Syaikh Sambas ) yang lahir di Kampung Asam , Sambas , Kalimantan Barat , yang kemudian Beliau bermukim di Makkah.

Penggabungan tersebut lahirlah “Thoriqot Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah“ atau yang disingkat dengan “ TQN “

PENJELASAN

Mengirimkan Al Fatihah khusus kepada Syaikh Abdul Qodir Jailani berarti kita mengkultuskan Beliau , menganggap Syaikh Abdul Qodir Jailani lebih suci , lebih hebat , lebih alim dan lebih segala – galanya. Kalau memang ada pengkultusan dalam Islam , tentunya yang lebih berhak di kultuskan adalah sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga , yang berjuang bersama Rasululloh SAW.

Mengkultuskan seseorang , di dalam Islam sangat di larang , bahkan pengkultusan seseorang termasuk syirik.

Alloh SWT berfirman :” Mereka menjadikan orang – orang alimnya dan rahib – rahib mereka sebagai Tuhan selain Alloh , dan juga ( mereka mempertuhankan ) Al Masih Putera Maryam , padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa , tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka sekutukan”. ( QS At Taubah : 31 )

Diriwayatkan dari Adi Bin Hatim bahwa ia mendengar Nabi SAW membaca firman Alloh yaitu Surat At Taubah ayat 31“ Kemudian Adi Bin Hatim menuturkan , Maka aku berkata kepada Beliau ” Sungguh kami tidaklah menyembah mereka.” Beliau bertanya , “ Bukankah mereka itu mengharamkan apa yang telah di halalkan Alloh lalu kamu turut mengharamkannya. Bukankan mereka menghalalkan yang diharamkan Alloh lalu kamu turut menghalalkannya ? Aku menjawab , “ Ya “. Nabi bersabda ,” Itulah ibadah ( menyembah ) kepada mereka .” ( HR. Imam Ahmad & At Tirmidzi )

Ibnu Abbas berkata :“ Hampir kalian ditimpa hujan batu dari langit.” Aku menuturkan ,” Telah bersabda Rasululloh SAW , tetapi kalian malah mengatakan kata Abu Bakar dan kata Umar “.

Imam Ahmad Bin Hambal mengatakan :” Aku merasa heran dengan orang – orang yang tahu tentang isnad hadits dan keshohihannya , tapi mereka menjadikan pendapat Sufyan Atstsauri sebagai acuannya , padahal Alloh SWT berfirman ,” Maka hendaklah orang – orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih. ( QS An Nuur : 63 )

* Dari sekian banyak dalil yang tersebut di atas , maka mengkultuskan siapapun termasuk mengkultuskan Nabi Muhammad SAW sangat di larang keras dalam Islam.

8. TENTANG BACAAN AL QUR’AN YANG DIPAKAI UNTUK TAHLILAN

SURAT AL FATIHAH

Dari Abdul Malik Bin Umair RA menerangkan bahwa Rasululloh SAW bersabda : “ Al Fatihah merupakan penyembuh bagi semua penyakit.” ( HR. Ad Darimi )

SURAT AL IKHLAS

Dari Abu Ayyub RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :

Page 34: Adab Menjenguk Orang Sakit

“ Apakah salah seorang diantara kalian tidak mampu membaca sepertiga Al Qur’an pada suatu malam ? Barangsiapa membaca Allohu Al Wahid Al Shomad ( Surat Al Ikhlas ) maka ia telah membaca sepertiga Al Qur’an.” ( HR. An Nasai & Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Surat Al Ikhlas sama seperti sepertiga Al Qur’an .” ( HR. Ibnu Majah & Tirmidzi )

Dari Abu Hurairah RA , ia menerangkan : “ Aku bersama Rasululloh SAW , lalu Beliau mendengar seseorang membaca Qulhuwalloohu ahad Allohushshomad ( Surat Al Ikhlas ) , maka Rasululloh SAW berkata ,” Telah wajib .” Aku bertanya ,” Apa yang wajib.” Rasululloh SAW menjawab ,” Surga .” ( HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi )

AL MUAWWIDATAIN ( Surat Al Falaq & An Naas )

Dari Aisyah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Bahwa Nabi SAW jika hendak berangkat tidur pada setiap malamnya , Beliau menyatukan kedua telapak tangannya , lalu Beliau menghembuskan nafas pada kedua telapak tangan itu dan membaca Qul Huwallohu Ahad ( Al Ikhlas ) , Qul A’uudzu Birabbil Falaq ( Al Falaq ) , dan Qul A’uudzu Birabbinnaas ( An Naas ) . Selanjutnya Beliau mengusapkan kedua telapak tangan itu ke seluruh tubuh yang dapat beliau jangkau , yang dimulai dari kepala , wajah lalu kebelakang tubuhnya. Hal itu dilakukannya tiga kali.” ( HR. Bukhori )

Dari Uqbah Bin Amir Al Juhani , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda : “ Alloh telah menurunkan kepadaku beberapa ayat yang tidak diketahui surat lain sepertinya , yaitu surat An Naas dan Al Falaq.” ( HR. Muslim , An Nasai & Tirmidzi )

SURAT AL BAQOROH

Dari Abu Hurairah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Janganlah kalian menjadikan rumah – rumah kalian sebagai kuburan , sesungguhnya rumah yang dibacakan Surat Al Baqoroh tidak akan dimasuki syetan.” ( HR. Muslim dan Tirmidzi )

Dari Abdullah RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Tidaklah sebuah rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqoroh melainkan akan keluar darinya syetan sambil kentut .” ( HR. Ad Darimi )

Dari Ibnu Mas’ud RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surat Al Baqoroh pada malam hari , maka keduanya ( dua akhir Surat Al Baqoroh itu ) telah memberikan kecukupan baginya.” ( HR. Bukhori )

Dari Jubair Bin Nafir RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Sesungguhnya Alloh telah menutup surat Al Baqoroh dengan dua ayat yang dikeluarkannya dari simpanan Nya yang berada di bawah ‘Arsy Nya. Oleh karena itu pelajarilah dan ajarkanlah kepada istri – istri kalian , karena keduanya adalah sholat , Al Qur’an dan Doa.” ( HR. Ad Darimi )

AYAT KURSI ( Surat Al Baqoroh ayat 255 )

Dari Ibnu Mas’ud RA , menerangkan , Rasululloh SAW bersabda :“ Barangsiapa membaca empat ayat awal Surat Al Baqoroh , Ayat Kursi , dua ayat setelah ayat kursi , dan tiga ayat terakhir dari Surat Al Baqoroh , maka pada hari itu dia dan keluarganya tidak akan didekati syetan dan juga segala hal yang tidak disukainya. Dan tidaklah dia membacakan atas orang gila , melainkan dia akan sembuh darinya.” ( HR. Ad Darimi )

Dari Aifa’ Bin Abdillah Al Kila’i RA , ia bercerita ada seseorang yang bertanya kepada Rasululloh SAW :“ Wahai Rasululloh , apa surat Al Qur’an yang paling agung ? Rasululloh SAW menjawab ,” Surat Al Ikhlas.” Lalu surat apalagi yang lebih agung ? lanjut orang tersebut. Rasululloh SAW menjawab ,” Ayat Kursi.” Selanjutnya orang itu bertanya ,” Ya Rasululloh , surat apa yang Engkau senangi ? Rasululloh SAW menjawab ,” Penutup surat Al Baqoroh , karena sesungguhnya ia merupakan simpanan rahmat Alloh dari bawah ‘Arsy Nya yang diberikan kepada umat ini ( umat Islam ) , yang mencakup seluruh kebaikan tanpa sedikitpun kebaikan dunia dan akhirat yang tertinggal.” ( HR. Ad Darimi )

KETERANGAN :Tentang surat – surat yang dibaca dalam tahlil , semuanya dari Al Qur’an dan punya keutaman – keutamaan , seperti dalam Hadits – Hadits di atas. Tidak diragukan lagi bahwa bacaan ini sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits.

9. TENTANG DZIKIR DALAM TAHLILAN

Ayat ini dipotong dari ayat yang utuh yaitu

Para Malaikat itu berkata : " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah ? ( Itu adalah ) rahmat Allah dan keberkatan-Nya , dicurahkan atas kamu , wahai ahlulbait ! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." ( QS. Huud ayat 73 )

Page 35: Adab Menjenguk Orang Sakit

Ayat ini dipotong dari ayat yang utuh yaitu

“ Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu [1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu [1216] dan dirikanlah shalat , tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu , wahai ahlul bait [1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. “ ( QS. Al Ahzab ayat 33 )

[1215] Maksudnya : isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.[1216] Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan , yang terjadi sesudah datangnya Islam.[1217] Ahlul bait di sini , yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah SAW.

Ayat ini dipotong dari ayat yang utuh yaitu

( yaitu ) orang-orang ( yang mentaati Allah dan Rasul ) yang kepada mereka ada orang - orang yang mengatakan : " Sesungguhnya manusia [250] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu , karena itu takutlah kepada mereka." Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab " Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." ( QS. Ali Imron ayat 173 )

[250] Maksudnya : orang Quraisy.

Ayat ini dipotong dari ayat yang utuh yaitu :

Dan jika mereka berpaling , maka ketahuilah bahwasanya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik - baik pelindung dan sebaik - baik penolong. ( QS. Al Anfal ayat 40 )

KETERANGAN :

Tidak ada perintah dari Al Qur’an atau Hadits , bahwa kita boleh mengambil sebagian ayat – ayat Al Qur’an , kemudian kita susun ulang menyerupai kitab Al Qur’an versi baru. Ini berarti kita membuat Al Qur’an dari Al Qur’an. Tentunya ini sangat menyimpang dari ajaran Al Qur’an itu sendiri. Jelas ini salah.

10. TENTANG “ KATA – KATA PENGHUBUNG “ ANTARA AYAT – AYAT YANG DI AMBIL SEBAGIAN DARI AL QUR’AN DI DALAM TAHLILAN

Kata – kata yang saya maksud adalah “

“ Allohumma sholli afdholash sholaati ‘alaa as’adi makhluuqootika nuuril huda sayyidinaa wamaulaanaa Muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa Muhammdin …..” sampai habis.

Kata – kata tersebut di atas bukan dari Al Qur’an juga bukan dari Hadits. Ini hanya kata – kata ( kalimat dalam bahasa Arab ) yang diselibkan atau dimasukkan dalam Tahlilan , yaitu antara ayat – ayat Al Qur’an yang diambil sebagian dengan ayat – ayat Al Qur’an yang diambil sebagian lainnya.

11. TENTANG PEMAKAIAN KATA YANG TIDAK KONSEKUEN.

Maksud pemakaian kata yang tidak konsekuen / tidak tetap disini adalah kata “ Sayyidina “ , dimana kadang dipakai untuk menyebut Nabi Muhammad SAW ( Sayyidina Muhammad ) , namun di tempat lain kata sayyidina ini tidak dipaki ( langsung Muhammad saja ) , padahal masih dalam satu kitab yaitu “ Kitab Tahlilan.”

Misalnya :“ Allohumma sholli afdholash sholaati ‘alaa as’adi makhluuqootika nuuril huda sayyidinaa wamaulaanaa Muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa Muhammdin …..”

* Dalam kalimat ini kata sayyidina di pakai.

Page 36: Adab Menjenguk Orang Sakit

Misalnya :“ Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin. Allohumma sholli ‘alaihi wasallim.”

* Dalam kalimat ini kata sayyidina tidak pakai.

12. KESIMPULAN TERAKHIR TENTANG TAHLILAN

Dalam penjabaran dan keterangan sebelum ini ( hal 76 – 87 ) dengan jelas dan nyata dapat kita pahami bahwa :

“ Kitab Tahlilan “ kandungan isinya ada yang sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits ada yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.

Berarti ini mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil , padahal mencampuradukkan antar yang haq dan yang bathil dilarang oleh Alloh SWT.

“ Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.” ( QS. Al Baqoroh ayat 42 )

“ Kitab Tahlilan “ disusun / dibuat jauh setelah Rasululloh SAW meninggal dunia , yaitu berselang sekitar 500 tahun.

Berarti tahlilan itu bukan sunnah Rasul , bukan amalan sahabat dan bukan amalan para salafush sholih.Jadi sangat jelas bahwa jika kita melaksanakan suatu amalan ( amalan ibadah bukan muamalah ) yang tidak dicontohkan atau diperintahkan oleh Rasululloh SAW , maka amalan itu akan tertolak.

Di dalam Musnad Imam Ahmad dan Shohih Muslim , diriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda ,” Barangsiapa melakukan suatu amalan ( amal ibadah ) yang tidak ada keterangannya dari Kami , akan tertolak.”

13. SIKAP KITA TERHADAP TAHLILAN

Mengingat , menimbang dan memperhatikan berbagai keterangan yang tersebut di atas , tentunya kita sudah bisa mengambil sikap yang jelas dan tepat yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasululloh SAW.

Jangan kita mengambil sikap , menentukan suatu pilihan hanya berdasarkan golongan , berdasarkan fanatikme , berdasarkan banyaknya orang yang mengamalkannya. Tetapi dalam menentukan sikap dalam beragama adalah sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasululloh SAW.

Semoga Alloh SWT memberikan taufiq dan hidayahnya , sehingga kita bisa menjalankan agama ini sesuai dengan petunjuknya. Amin.

14. TENTANG SELAMATAN PADA HARI KE 3 , 5 , 7 , 40 , 100 , 1000 HARI DARI MENINGGALNYA SESEORANG , SETELAH JENAZAH DI KUBUR

Selamatan ( kata kerja ) asal katanya dari selamat ( kata sifat )Selamatan maksudnya adalah memohon keselamatan kepada Alloh SWT dari marabahaya baik di dunia maupun di akhirat , untuk orang yang sudah mati ataupun orang yang masih hidup.

Selamatan pada hari ke 3, 5, 7, 40, 100, 1000 hari dari meninggalnya seseorang setelah jenazah di kubur adalah bukan dari ajaran Islam , tidak ada dalil dari Al Qur’an ataupun Hadits. Hal ini harus ditinggalkan.

Ada orang yang mengatakan bahwa :“ Apabila orang meninggal , maka rohya pada hari ke 3 masih ada disekitar dalam rumah , pada hari ke 5 rohnya masih ada di sekitar luar rumah , pada hari ke 7 rohnya berada di sekitar atap rumah , pada hari ke 40 rohnya naik di atas atap rumah , pada hari ke 100 rohnya sudah naik ke langit tapi masih belum tinggi , pada hari ke 1000 rohnya benar – benar naik ke langit dan tidak kelihatan lagi.”

Pendapat ini adalah BUKAN HADITS , hanya pendapat seseorang untuk mendukung atau melanggengkan hawa nafsunya. Pendapat ini tidak ada / tidak termaktub di dalam kitab – kitab Imam Mazhab ( Al Um – Imam Syafi’i , Al Muwaththo’ – Imam Malik , dll )Pendapat ini mengadopsi kebiasan orang – orang Hindu ( ajaran agama Hindu di dalam kitab Tripitaka ).

Roh orang yang sudah mati , setelah jenazah dimasukkan ke lubang kubur ( dikubur ) orang tersebut akan merasakan Adzab Kubur atau Nikmat Kubur sampai pada hari kiamat. ( baca tentang Tentang Adzab Kubur dan Tentang Roh ).

Di dalam Musnad Imam Ahmad dan Shohih Muslim , diriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda ,” Barangsiapa melakukan suatu amalan ( amal ibadah ) yang tidak ada keterangannya dari Kami , akan tertolak.”

********************

Page 37: Adab Menjenguk Orang Sakit

Setiap perkataan / pendapat dalam buku ini yang Anda temukan sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah , maka ambillah dan amalkanlah.

Dan jika tidak sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah , maka buanglah perkataan / pendapat kami dan ambillah yang dari Al Qur’an dan As Sunnah.