adab belajar

17
ADAB BELAJAR Sesungguhnya ilmu itu adalah nur (cahaya) yang dihidayahkan Allah SWt kepada hamba - hambanya yang Sholeh dan yang bersungguh-sungguh. Maka sebelum kita masuk ke dalam suatu majlis ilmu ada beberapa hal yang semestinya kita perhatikan: a. Jaga kebersihan badan dan pakaian dan hati. b. Berlaku sopan dan hormat kepada teman-teman, yaitu dengan mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika berjumpa. c. Hormati dan dengarkan nasehat-nasehat ustadz karena dialah sumber ilmu ,seperti dokter bagi orang yang sakit. d. Bertanya kepada guru terhadap apa yang belum dipahami karena bertanya adalah pintu ilmu. e. Baca pelajaran dirumah, karena mengulang pelajaran akan memperkokoh pemahaman dan memperkuat ingatan. f. Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWt supaya mendukung dan memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. ADAB BERGAUL Sesungguhnya pergaulan itu adalah suatu pintu yang penting sekali, karena keberhasilan kita dalam hidup tergantung kepada keberhasilan didalam bergaul dengan orang-orang disekitar kita dari kerabat, tetangga, teman,dan saudara sesama muslim. Oleh karenanya sepatutnya kita untuk bertaqwa kepada Allah SWT didalam pergaulan dengan mentaati segala perintahNya dan RasulNya s.a.w. a. Berlaku hormat dan lemah-lembut terhadap orang- orang mukmin, apabila mereka bersalah atau mengambil sesuatu dari hak kita, maka alangkah baiknya untuk memaafkan dan mengampuninya. b. Sangat dianjurkan untuk bermusyawarah dalam setiap masalah. Apabila telah mantap maka betwakal kepada Allah. c. Menyuruhlah dengan ma'ruf dan melarang terhadap kemunkaran, karena jik ita sanggup mengerjakannya dalam jamaah akan tercipta sebai-baik umat. d. Sungguh janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah, maka penuhilah janji dan jangan mengingkari. e. Jangan meremehkan perbuatan baik meskipun kecil, Gemarlah menemui saudara kita dengan wajah yang ceria. f. Wajib bagi kita untuk meninggalkan hal-hal yang tidak perlu. jika mengerjakan sesuatu maka bersungguh-sungguhlah. g. Berkatalah yang baik atau diam dan jangan sakiti tetangga kita. h. Bertakwalah kepada Allah sekemampuanmu dan ikutilah perbutan buruk dengan perbuatan baik, dan sebaik- baik manusia diciptakan adalah yang paling bagus akhlaknya. ADAB MAKAN DAN MINUM Sungguh Islam adalah Din yang sempurna yang diturunkan Allah kepada manusia dengan pengajaran yang mudah dan lengkap untuk semua segi kehidupan. Termasuk dalam hal makan dan minum Islam pun telah mengaturnya. Adab sebelum makan: a. Pilihlah makanan dan minuman yang baik dengan memperhatikan yang halal dan thoyib. Sebagaimana Firman Allah :" Wahai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang thoyib dari apa-apa yang telah Kami rezekikan kepada kamu sekalian". b. Niatkanlah untuk supaya menguatkan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala.

Upload: ariefuno-recca

Post on 16-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Adab belajar dalam islam

TRANSCRIPT

Page 1: Adab Belajar

ADAB BELAJAR

Sesungguhnya ilmu itu adalah nur (cahaya) yang dihidayahkan Allah SWt kepada hamba - hambanya yang Sholeh dan yang bersungguh-sungguh. Maka sebelum kita masuk ke dalam suatu majlis ilmu ada beberapa hal yang semestinya kita perhatikan:

a. Jaga kebersihan badan dan pakaian dan hati.b. Berlaku sopan dan hormat kepada teman-teman, yaitu dengan

mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika berjumpa.c. Hormati dan dengarkan nasehat-nasehat ustadz karena dialah sumber

ilmu ,seperti dokter bagi orang yang sakit.d. Bertanya kepada guru terhadap apa yang belum dipahami karena bertanya

adalah pintu ilmu.e. Baca pelajaran dirumah, karena mengulang pelajaran akan memperkokoh

pemahaman dan memperkuat ingatan.f. Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWt supaya mendukung dan

memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

ADAB BERGAUL

Sesungguhnya pergaulan itu adalah suatu pintu yang penting sekali, karena keberhasilan kita dalam hidup tergantung kepada keberhasilan didalam bergaul dengan orang-orang disekitar kita dari kerabat, tetangga, teman,dan saudara sesama muslim. Oleh karenanya sepatutnya kita untuk bertaqwa kepada Allah SWT didalam pergaulan dengan mentaati segala perintahNya dan RasulNya s.a.w.

a. Berlaku hormat dan lemah-lembut terhadap orang-orang mukmin, apabila mereka bersalah atau mengambil sesuatu dari hak kita, maka alangkah baiknya untuk memaafkan dan mengampuninya.

b. Sangat dianjurkan untuk bermusyawarah dalam setiap masalah. Apabila telah mantap maka betwakal kepada Allah.

c. Menyuruhlah dengan ma'ruf dan melarang terhadap kemunkaran, karena jik ita sanggup mengerjakannya dalam jamaah akan tercipta sebai-baik umat.

d. Sungguh janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah, maka penuhilah janji dan jangan mengingkari.

e. Jangan meremehkan perbuatan baik meskipun kecil, Gemarlah menemui saudara kita dengan wajah yang ceria.

f. Wajib bagi kita untuk meninggalkan hal-hal yang tidak perlu. jika mengerjakan sesuatu maka bersungguh-sungguhlah.

g. Berkatalah yang baik atau diam dan jangan sakiti tetangga kita.

h. Bertakwalah kepada Allah sekemampuanmu dan ikutilah perbutan buruk dengan perbuatan baik, dan sebaik-baik manusia diciptakan adalah yang paling bagus akhlaknya.

ADAB MAKAN DAN MINUM

Sungguh Islam adalah Din yang sempurna yang diturunkan Allah kepada manusia dengan pengajaran yang mudah dan lengkap untuk semua segi kehidupan. Termasuk dalam hal makan dan minum Islam pun telah mengaturnya. Adab sebelum makan:

a. Pilihlah makanan dan minuman yang baik dengan memperhatikan yang halal dan thoyib. Sebagaimana Firman Allah :" Wahai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang thoyib dari apa-apa yang telah Kami rezekikan kepada kamu sekalian".

b. Niatkanlah untuk supaya menguatkan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala.c. Cucilah kedua tangan sebelum makan jika kotor atau jika tidak yakin akan

kebersihannya.d. Ridho terhdap wujudnya makanan yang ada. Janganlah sekali-kali mencela

makan tersebut jika menyenangkan maka makanlah tetapi jika tidak maka tinggalkanlah. Sabda Nabi s.a.w :"Ma aba rosulullah solallahu 'alaihi wa salama tongaa man qoththo inni isytahaa hu akala, wain karoha taroka".

e. Supaya makan bersama dengan tamu atau keluarga atau dengan anak atau pembantu karena ada barokah di dalamnya. Sabda Rasulullah s.a.w ;"ijtaminguu 'ala tho'amikum yuba riku lakum fihi"

Adab ketika Makan:a. Mulailah dengan membaca Bismillah, Sabda Nabi s.a.w:" idza akala

ahadukum falyadszkuris isma Allahi ta'ala fain nasiya anyadzkurollah ta'ala fii awwalihi falyaqul Bismillahi awwalahu wa aakhirohu".

b. Akhirilah dengan mengucap hamdalah. Sebagaimana hadist :" Man akala to'aa man wa qoo la alhamdulillahi aldzi ath 'amanii hazdaa wa razaqoniihi min ghoiri haulin minni wa laa quwwatin, ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbihi".

c. Apabil ada bagian makanan yang terjatuh disunahkan untuk memungutnya dan memakannya. Sabda Rosulullh :" idza saqotot luqmatun ahadikum falya*khudzha walyamuzd 'amhaa al adza wal ya*kulhaa walaa yada'uhaa lisyyaitooni".

d. Janganlah meniup makanan yang panas. Makanlah jika telah dingin dan janganlah pula untuk meniup air saat minum. Sebgaimana hadist ; said ra sesungguhnya Nabi s.a.w melarang atas meniup didalam minuman".

Page 2: Adab Belajar

Adab setelah makana. Berhentilah makan sebelum kenyang sebagimana sunnah Rosul.b. Menjilati jari-jari lalu usap dan cucilah.c. Bersyukurlah Kepada Allah SWT atas segala pemberian Nya.

ADAB TIDUR

Sesungguhnya didalam badan kita ada hak, maka penuhilah haknya. Jangan paksakan pekerjakan yang tidak sanggup dikerjakan oleh tubuh. Kemudian berilah kesempatan untuk beristirahat. adapun adab saat tidur:

a. Janganlah mengakhirkan tidur setelah sholat isyak kecuali dhoruroh, seperti sedang belajar atau karena menemui tamu. Sebagaimna riwayat abu barzah" sesungguhnya Nabi S.a.w membenci tidur sebelum sholat 'isyak...."

b. Berusahalah untuk bersih dari hadast saat tidur.c. Awali Tidur dengan posisi miring ke kanan dan tidak mengapa untuk

berpindah posisi setelahnya. Sabda Rosul "Apabila kamu mendatangi tempat tidur berwudhulah kemudian tidurlah dengan sebelah kanan."

d. Jangan lupa untuk berdoa sebelum tidur.e. Apabila bangun maka bacalah doa.

ADAB BERJALAN

a. Dahulukan kaki kiri saat melangkah keluar dari rumah dan mengucapkan " Bismillahi tawakkaltu 'alallohi laa haul wa laa quwwata illa billah".

b. Berjalanlah sedang-sedang saja, tidak cepat ataupun lambat, Sebagaimana Firman Allah (dan sederhanalah dalam berjalan).

c. Jika berjumpa dengan sesama muslim ucapkanlah salam.

ADAB DUDUK DALAM MAJLIS

a. Jika hendak duduk dalam majlis pertama kali ucapkanlah salam pada ahli majlis.

b. Lalu Duduklah pada tempat yang kosong Janganlah mengusir seseorang dari tempat duduknya sementara tempat tersebut akan diduduki sendiri. Sebagaimana Sabda nab s.a.w : "Dan janganlah engkau usir salah seorang diantara kamu dalam majlis kemudian kamu duduk ditempatnya, akan tetapsaling berlapang-lapanglah kamu."

c. janganlah duduk diantara dua orang kecuali atas izin mereka berdua. Sebagaimana Sabda Rasulullah s.a.w (laa yahillu lirrojulin an yafruqo baina itsnaini illa biidznihima".

d. Ketika telah duduk dalam majlis maka sekiranya memelihara adab-adab berikut:1. Duduk dengan sopan santun dan tenang2. Bebicara dengan teratur3. Berbicara apa yang benar, jauhi kbohongan, jangan banyak bersenda

guarau.4. Jika ada orang lain yang berbicara maka dengarkan danjangan

memotong pembicaraan.e. Jika Duduk di suatu jalan, hendaknya memelihara adab-adab berikut:

1. Menahan mata.2. Jangan mengganggu orang yang lewat.3. Jawablah salam orang yang menyapa

PENGERTIAN AKHLAK

Secara bahasa kata akhlak jamak dari khuluqin yang diartikan tabiat, kebiasaan, adab. Sedangkan secara istilah adalah sifat yang mantap di dalam diri yang membuat perbuatan yang dilakukannya baik atau buruk, bagus atau jelek. Oleh karenanya, apabila amal dan pikiran seseorang sholeh (baik) maka sholeh pula diri dan akhlaknya, dan sebaliknya apabila amal dan pikirannya rusak maka rusak pula dirinya akhlaknya.

Nabi bersabda :( alaa wainna filjasadi mudzghotan, idzaa soluhat soluha jasada kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluh wahiya alqolbu). Adapun Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena Allah SWT memuji Nabi s.a.w karena akhlaknya yang hasan. Allah berfirman : (wainnaka la'alaa khuluqin 'adzim)(Alqolam: 4). (walaa tastawi alhasanatu walaa assayiatu idfang billati hiya ahsanu faidza aldzi bainaka wa bainahu 'adawatan ka annahu waliyun hamimun)( Fushilat:34). Dan sungguh Allah Mengutus Muhammad s.a.w tidak lain untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Muhammad s.a.w telah bersabda;(innamaa bu'ist tu liutammima makaarima alakhlakqi)(riwayat Bukhori dan muslim). Dan sabdanya juga :(akmalul mukminiina iimaa nan ahsanuhum khuluqon)(riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Page 3: Adab Belajar

DASAR AKHLAK

Adapun yang menjadi dasar dari akhlak tidak lain adalah Alquran alkarim dan sunnah Nabi.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala perbuatan, perkataan , sifat dan akhlak Nabi Muhammad s.a.w adalah teladan yang mulia yng wajib bagi seluruh umatnya untuk meneladaninya.

TUJUAN AHLAK

PEMBAGIAN AKHLAK

Akhlak terbagi menjadi dua : Akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Akhlak mahmudah seperti beribadah kepada Allah, mencintai-Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan berbuat baik serta menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah dan memulai berbuat sholeh dengan niat ikhlas, berbakti kepada kedua orangtua dan lainyya. Sedangkan akhlak madzmumah seperti ujub, sombong, riya', dengki, berbuat kerusakan, bohong, bakhil, malas, dan Lain sebagianya. Akhlak mahmudah adalah sebab-sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang meridhoilah Allah dan mencintailah keluarga dan seluruh manusia dan diantara kehidupan mereka kepada seorang muslim. Sebaliknya akhlak madzmumah adalah asal penderitaan di dunia dan akhirat.

RUANG LINGKUP AKHLAK

Dalam kajian keilmuwan, akhlak di letakan dalam ruang lingkup tersendiri yang meliputi:Bagaimana seharusnya manusia bersikap terhadap:

1. Sang Pencipta2. Sesama manusia3. Diri sendiri4. Keluarga5. Masyarakat6. Lingkungan Alam, Hewan dan tumbuhan7. Dan juga kepada makhluk ghaib ciptaan Allah ;seperti Malikat, jin dan iblis

Sedangkan menurut Ahmad Azhar Bashir:Cakupan Akhlak meliptui semua aspek kehidupan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai Makhluk individu, sosial, penghuni alam, serta sebgai makhluk ciptaan ALLAH dengan kata lain meliputi :

1. Akhlak pribadi2. Akhlak keluarga3. Akhlak social4. Akhlak politik5. Akhlak Jabatan6. Akhlak terhadap Allah7. dan juga terhadap Alam

Menurut kami ada satu lingkup lagi yang perlu ditambahkan; yaitu:Bagaimana seharusnya manusia bersikap terhadap harta-benda. Harta benda

Page 4: Adab Belajar

sering kali membuat manusia lalai terhadap Tuhan, sehingga kami kira perlu juga untuk memahami bagaimana mensikapi terhadap harta yang kita miliki.

ETIKA ISLAM

Etika Islam atau Akhlak haruslah menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim agar mencapai kehidupan bahadia di Dunia dan Akherat. Etika Islam adalah etika yang sempurna karena di bawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT yang mencakup semua segi kehidupan manusia. Menurut M. Yatimin Abdullah dalam bukunya "pengantar studi etika", etika islam itu meliputi:

1. Etika Manusia Kepada Allah- Mengesakan Allah- Beribadah Kepada Allah- Bertakwa kepada Allah- Berdoa Khusus kepada Allah- Berzikrullah- Bertawakal- Bersabar- Bersyukur kepad Allah

2. Etika Terhadap Sesama Manusia3. Etika Terhadap Saudara4. Etika Terhadap Tetangga5. Etika terhadpa Lingkungan masyarakat6. Etika Sebagai Pemimpin7. Etiak terhadap Alam Sekitar.

PEMBINAAN AKHLAK

Pembinaan akhlak bagi setiap muslim adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus. Baik dengan cari melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun orang lain. Hidup di tengah krisis kehidupan sekarang ini, pembinaan akhlak memang harus lebih gencar dilakukan. Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa berbagai kerusakan dan kejahatan yang terlah terjadi sampai saat ini akibat manusia tidak lagi memegang dan mengamalkan akhlak yang baik. Kapitalisme dan hedonisme yang menginvasi kawasan muslim betul-betul telah berdampak buruk. Ditambah lagi kurangnya perhatian masyarakat Islam sendiri terhadap pendidikan atau pembinaan akhlak.

Salah satu cendekiawan Islam abad ini, Sayyed Hosein NAsr, memberikan solusi untuk kembali lagi kepada tasawuf. Dalam kajian keilmuwan Islam (Khususnya DI UIN) istilah yang digunakan adalah Akhlak Tasawuf. Pada hakekatnya pembinaan akhlak tasawuf lebih merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan seseorang atas dirinya sendiri dengan tujuan jiwanya bersih danperilakunya terkontrol. Dalam dunia tasawuf istilah pendidikan diri sendiri dapat dikenal dengan istilah tazkiyah al nafs, tarbiyah al Dzatiyah dan Halaqah tarbawiyah.

A. Tazkiyah Al Nafs Pembersihan jiwa dari kotoran kotoran penyakit hati seperti hasad, iri, dengki, somb0ng, ujub, riya', rakus nifaq dan syirik.Sebagai sarananya dalam mebersihkan jiwa:a. Shalatb. zakat dan Infaqc. Puasad. Dzikir dan Fikire. Mengingat kematianf. Amar Ma'ruf nahi munkar

B. Tarbiya DzatiyahSarananya:a. Muhasabahb. Taubat dari segala Dosac. Mencari Ilmu dan memperluas wawasand. Mengerjakan amalan-amalan Imane. Memperhatikan aspek-aspek akhlak

C. Halaqah TarbiyahHamabtan paling besar dalam membina akhlak adalah munculnya ketidak disiplinan, tidak konsisten, dan tidak jujur pada diri sendiri, maka dalam merealisasikan tarbiyah dzatiyah perlu ditopang dengan perilaku lain baik secara langsung maupun tidak.

ADAB KEPADA KEDUA ORANG TUA

Seorang Muslim mempercayai akan adanya hak terhadap kedua orang tua dan juga untuk mentaati mereka serta harus berbuat ihsan kepada keduanya. Hal ini bukanlah dikarenakan, keduanya yang menyebabkan adanya dia atau karena keduanya telah memberikan segala kebaikan mereka untuknya. Akan tetapi karena

Page 5: Adab Belajar

Allah SWT telah mewajibkan kepada seorang anak untuk mentaati dan berbuat baik serta berbuat ihsan kepada keduanya, sampai-sampai Allah mengaitkan atau menyandingkan hak orang tua yang menjadi kewajiban anak dengan ibadah kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al Isra' ayat 23-24 yang artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."

Oleh karena itu, seorang muslim ketika mengakui terhadap hak-hak orang tua dan dia melaksanakannya, maka sempurnalah ketaatan kepada Allah dan melaksanakan wasiat Allah.

Adapun adab/ hak kepada kedua orang tua adalah:

1. Mentaati keduanya dalam setiap apa yang keduanya perintahkan atau yang mereka larang selama tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah dan menentang syariat Allah. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya QS. Al Ankabut ayat 8 yang artinya:

"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. "

2. Menghormati, mengagumi, merendahkan diri, dan memuliakan keduanya baik dengan perkatan maupun perbuatan, jangan membentak, meninggikan suara melebihi suara keduanya, dan jangan bepergian kecuali dengan izin dan ridho mereka.

3. Berbuat baik kepada keduanya sesuai kemampuannya.4. Bergaul dengan kasing sayang sebagaimana mereka mereka mengasihinya

dan mendoakan keduanya dan memohonkan ampun bagi keduanya. Menunaikan janji mereka dan memuliakan kerabat keduanya.

ADAB KEPADA SAUDARA

Sesungguhnya kedekatan manusia setelah kepada orangtuanya adalah kepada saudara-saudaranya. Oleh karena itu :

1. Menghormati mereka dalam segala hal dan mencintai dengan setulus hati.2. Mengkhususkan kepada kakak laki-laki maupun perempuan dengan

menganggap mereka setara dengan kedudukan orang tua, maka laksanakan nasehat mereka dan jangan menentang perintah mereka. Rasulullah telah bersabda yang artinya: "Hak Saudara tua (kakak) terhadap adik mereka seperti hak orang tua terhadap anak."

3. Menolong saudara sesuai kemampuan untuk menolonh. Rasulullah bersabda yang artinya: "Perumpamaan dua orang saudara adalah seperti kedua tangan yang membersihkan salah satunya kepada yang lainnya".

ADAB KEPADA TETANGGA

Tetangga merupakan orang yang tinggal disekeliling rumah kita. Bagi seorang muslim ada hak-hak tetangga yang harus dilaksanakan, diantaranya:

1. Jangan pernah menyakiti tetangga. Rasulullah saw bersabda yang artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah menyakitinya tetangganya."

2. Berbuat ihsan kepada tetangga. Rasulullah saw terlah bersabda yang artinya: " Barang siapa beriaman kepada Allah dan hari akhir maka berbuat ihsanlah kepada tetangganya."

ADAB KEPADA SAUDARA MUSLIM

1. QS. Al Hujurat ayat 10 yang artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.Rasulullah saw bersabda yang artinya: orang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti dua bangunan yang keduanya saling menopang."

2. QS. AnNisa` ayat 86 yang artinya: Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Page 6: Adab Belajar

TASAMUH

Tasamuh adalah sikap tenggang rasa terhadap sesama dalam masyarakat dimana kita berada. Tasamuh yang juga seriang disebut toleransi dalam ajaran Islam adalah toleransi sosial kemasyarakatan, bukan toleransi di bidang aqidah keimanan. Dalam bidang aqidah keimanan, seorang muslim meyakinin baha Islam satu-satunya agama yang benar yang diridhoi Allah SWt.("Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanya Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi AlKitab, kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian diantara mereka. barang siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya) ( Ali Imron 19)

Sikap yang menganggap bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dengan keimanan seorang muslim dan tidak relevan dengan pemikiran yang logis, meskipun dalam pergaulan kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsip tasamuh. Setiap muslim diperintahkan untuk bersikap tasamuh terhadap orang lain yang berbeda agama atau berbeda pendirian. Perbedaan pendapat antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam masyarakat sudah menjadi ketentuan Allah yang diberikan kepada setiap individu manusia. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah s.a.w, tasamuh telah ditampakan pada masyarakat Madinah. Pada saat itu Nabi dan kaum muslimin hidup berdampingan dengan masyarakat Madinah yang beragama lain. Tasamuh atau sikap tenggan rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi sosial. Dalam mengamalkan tasamuh kita dianjurkan supaya melakukan hal-hal diantaranya:

Seringkali dalam pengungkapan banyak tulisan antara akhlak, etika dan moral tidak dibedakan. Bahkan cenderung menyamakan maksud antara ketiganya. Akan tetapi sebenarnya, pada dasarnya ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan( selain dari asal katanya), yaitu :

1. khlak tolak ukurnya adalah Alquran dan AsSunah2. Etika tolak ukuranya adalah pikiran/akal3. Moral tolak ukurnya adalah norma yang hidup dalam masyarakat

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Islam Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:1. Insting (Naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

Page 7: Adab Belajar

1. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.

2. Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan:"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak".

1. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.

2. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.

3. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya. Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.2. Adat/Kebiasaan Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.3. Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah: Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. 4. Milieu Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.

Lingkungan pergaulan Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya,

begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Jika kita amati beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akhlak siswa ada dua bagian: Pertama, faktor-faktor umum. Kedua, faktor-faktor khusus. Faktor-faktor umum ialah lingkungan, baik keluarga maupun masyarakat, di antaranya adalah:Orang tua

Kedua orang tua merupakan contoh bagi anak-anaknya. Oleh karena itu baik dan buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan kedua orang tua, anak diibaratkan seperti kertas yang masih bersih, kalau dihitamkan ia akan menjadi hitam, kalau diputihkan ia akan menjadi putih.Hal ini pernah disinyalir oleh sabda Rasulullah SAW, yang artinya: “Setiap bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang dapat menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani ataupun Majusi (penyembah api) (H.R. Bukhari)Para ulama telah memberikan berbagai interpretasi tentang fitrah seperti yang disebutkan dalam Hadist di atas. Berdasarkan interprestasi tersebut Muzayyin menyimpulkan “Bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar berkembang manusia yang dianugerahkan Allah kepadanya”. Di dalamnya terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.Kemampuan dasar (fitrah) itu banyak pula jenisnya Syahminan Zaini merinci jenis-jenis fitrah itu sebagai berikut:

1. Fitrah beragama2. Fitrah intelek3. Fitrah sosial4. Fitrah ekonomi5. Fitrah politik6. Fitrah seni7. Fitrah harga diri8. Fitrah kemajuan9. Fitrah persamaan10. Fitrah persatuan11. Fitrah kemerdekaan12. Fitrah keadilan13. Fitrah susilasosial14. Fitrah kawin, dan15. Fitrah lain-lainnya.

Page 8: Adab Belajar

Salah satu fitrah di antara sekian banyak jenis fitrah itu adalah fitrah beragama yang didalamnya terkandung nilai-nilai akhlak.Sekolah/madrasah Sekolah adalah “Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi akhlak siswa setelah kedua orang tua karena seolah merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk akhlak para siswanya”.a Jika kita membahas tentang kedudukan sekolah di masyarakat maka sekolahan berperan sebagai berikut:(Sulaiman Muhammad, Alumni Prodi Hukum Islam PPs IAIN STS Jambi, 2009)PRILAKU korupsi akhir-akhir ini makin marak. Terbongkarnya praktik korupsi dalam bentuk Makelar Kasus (Markus), yang melibatkan pejabat negara dan oknum aparat penegak hokum, mencoreng wajah republik ini. Namun, ini semua merupakan blessing in disguise, karena telah menciptakan momentum terpenting bagi sejarah penciptaan clean government di Indonesia.Ada beberapa alasan, mengapa korupsi sukar diberantas. Pertama, mental masyarakat Indonesiasudah mapan dan nyaman dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sehingga, kalau tak dengan ber-KKN seolah hidup tak berarti. Contoh, sogok-menyogok dalam penerimaan pegawai, masuk sekolah, berurusan di kantor, pengurusan dokumen kendaraan, kendaraan yang melebihi tonase, dan pengurusan KTP. Semua ini terjadi karena ada prilaku seirama antara masyarakat dengan oknum yang diberi tanggung jawab.Kedua, sebagian aparat hukum masih bermoral rendah dan tak begitu serius memberantas korupsi. Ketiga, sistem perundang-undangan yang tak dapat mengubah prilaku masyarakat. Fungsi hukum sebagai kontrol sosial dan rekayasa sosial nyaris tak berfungsi sama sekali. Keempat, budaya hidup masyarakat lebih menghargai orang kaya daripada memberi apresiasi kepada orang miskin yang mendapatkan harta secara halal. Kelima, sistem politik yang memberi celah untuk korupsi. Ongkos politik yang besar seringkali menciptakan sikap pragmatisme dan instanisme. Disamping itu, terdapat sebagian pengusaha kaya yang menjadikan pemilihan kepala daerah sebagai tempat ‘penanaman modal’ untuk mengeruk keuntungan di kemudian hari. Perselingkuhan politisi dan pengusaha ini menjadikan prilaku korupsi tertutup rapat dalam bungkusan administrasi pemerintahan.Keenam, paradigma sebagian besar politisi dan pejabat yang salah dan keliru dalam melihat posisi jabatannya. Jabatan tak dipandang sebagai sarana menciptakan sebuah perubahan besar yang membawa kemaslahatan. Kesukaran dalam memberantas korupsi itu telah memunculkan wacana agar pelaku korupsi dikenakan hukuman mati.

Sebagian kalangan menganggap ini sebagai solusi. Namun kita lupa, dengan menghukum mati koruptor, tak ada jaminan kultur masyarakat korup bisa diperbaiki. Karena itu, memperbaiki kultur harus dengan pendekatan kultur pula, tak cukup dengan pendekatan hukum saja.Sementara itu, pengkaji hukum Islam memberi pandangan berbeda tentang hukuman bagi pelaku korupsi. Pelaku korupsi tak dapat begitu saja dikenakan hukuman mati. Hukuman bagi koruptor dapat berupa hukuman mati atau penjara, tergantung pada berat-ringannya tindakan korupsi dan akibat yang ditimbulkannya. Tindak pidana korupsi dapat dikategorikan ke dalam jarimah ta’zir. Sebab, hukuman ini tak ditetapkan secara tegas dalam Alquran maupun sunnah nabi, meskipun praktik korupsi telah ada pada zaman nabi. Pandangan semacam ini disampaikan Sulaiman Muhammad, alumni Prodi Hukum Islam PPs IAIN STS Jambi 2009, melalui tesisnya berjudul ‘Korupsi di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Islam’. Penulisan tesis ini dilator-belakangi kenyataan tingginya angka korupsi di Indonesia. Berdasarkan catatan Tempo 2006, Indonesia merupakan negara kelima terkorup di dunia. Pada sisi lain, pembicaraan tentang korupsi sedikit terabaikan dalam kajian fiqih. Sementara, jumlah umat Islam yang mayoritas di Indonesia menjadi alasan mengapa korupsi penting dikaji. Masalah yang diajukan dalam tesis itu adalah bagaimana sanksi tepat bagi pelaku tindak pidana korupsi.Tesis Sulaiman Muhammad dibuat melalui penelitian kepustakaan. Data-data diperoleh melalui penelusuran bahan-bahan pustaka yang terkait pembahasan. Analisis data dilakukan dengan analisis isi (content analysis) melalui pendekatan ushul fikih.Penelitian Sulaiman Muhammad ini menyimpulkan:Korupsi dalam perspektif hukum Islam mempunyai makna luas, yaitu mencakup segala bentuk manipulasi, pemerasan, kecurangan, pencurian, dan nepotisme, dan tak terbatas pada kerugian negara saja.Hukuman tepat bagi para koruptor adalah pengucilan dari masyarakat, potong tangan, dan hukuman mati. Berat-ringannya hukuman tergantung pada besar-kecilnya nilai nominal uang, material, dan bentuk lainnya yang dikorupsi dan dampak yang ditimbulkannya. Artinya, bisa saja jumlah nominal yang dikorup kecil namun berdampak besar, akan dikenakan sanksi hukuman berat.Teknis operasional hukuman diserahkan sepenuhnya kepada penguasa. Artinya, ada ruang bagi penguasa untuk berijtihad dengan menggunakan para ahli hukum Islam. Berdasarkan penelitiannya, Sulaiman mengambil kesimpulan: (1) Adanya keinginan besar pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi. Sementara, korupsi sendiri makin menjadi-jadi. Terbukti dengan keterlibatan para penegak hukum dalam kasus-kasus korupsi. (2) Makin ramainya perbincangan tentang Markus. (3) Sikap hidup masyarakat sendiri yang berpotensi menciptakan budaya korupsi, namun telah menampkkan

Page 9: Adab Belajar

adanya kesadaran mengubah kultur keliru itu. (4) Kekhawatiran banyak pihak terhadap praktik politik uang suap dalam pemilihan kepala daerah, seperti kasus di Jambi. Maka, tim ekspose hasil penelitian mahasiswa dan dosen PPs IAIN STS Jambi merekomendasikan hal-hal sebagai berikut ;Pencegahan korupsi dilakukan tak cukup dengan hanya pendekatan hukum, tapi harus dilakukan melalui pendekatan kultural, yaitu perubahan mind set masyarakat secara keseluruhan. Menginternalisasikan sikap hidup anti korupsi melalui pernyataan dan prilaku tiap akan memulai pelajaran bagi anak-anak TK, SD, SMP, dan SMA. Memperbanyak kantin-kantin kejujuran di sekolah-sekolah. Memperbanyak poster-poster dan iklan-iklan yang mendukung pemberantasan korupsi.Mensosialisasikan pandangan dan pemikiran-pemikiran yang mengkritisi kultur-kultur yang salah, namun sudah mengakar di tengah masyarakat, seperti melalui dialog peradaban dalam rangka membangun basis peradaban baru yang agamis.Semoga kegiatan ekspos hasil penelitian dosen dan mahasiswa PPs IAIN STS Jambi di harian Jambi Ekspres ini menjadi salah satu upaya mendialogkan basis peradaban yang Islami di negeri ini.

Syariat Islam Dalam pemberantasan KorupsiSesungguhnya terdapat niat cukup besar untuk mengatasi korupsi. Bahkan,

telah dibuat satu tap MPR khusus tentang pemberantasan KKN, tapi mengapa tidak kunjung berhasil? Tampak nyata bahwa penanganan korupsi tidak dilakukan secara komprehensif, sebagaimana ditunjukkan oleh syariat Islam berikut:

Pertama, sistem penggajian yang layak. Aparat pemerintah harus bekerja dengan sebaik-baiknya. Hal itu sulit berjalan dengan baik bila gaji tidak mencukupi. Para birokrat tetaplah manusia biasa yang mempunyai kebutuhan hidup serta kewajiban untuk mencukup nafkah keluarga. Agar bisa bekerja dengan tenang dan tidak mudah tergoda berbuat curang, mereka harus diberikan gaji dan tunjangan hidup lain yang layak. Berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan hidup aparat pemerintah, Rasul dalam hadis riwayat Abu Dawud berkata, “Barang siapa yang diserahi pekerjaan dalam keadaan tidak mempunyai rumah, akan disediakan rumah, jika belum beristri hendaknya menikah, jika tidak mempunyai pembantu hendaknya ia mengambil pelayan, jika tidak mempunyai hewan tunggangan (kendaraan) hendaknya diberi. Adapun barang siapa yang mengambil selainnya, itulah kecurangan”.

Kedua, larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan seseorang kepada aparat pemerintah pasti mengandung maksud agar aparat itu bertindak menguntungkan pemberi hadiah. Tentang suap Rasulullah berkata, “Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap” (HR Abu Dawud). Tentang hadiah kepada aparat pemerintah, Rasul berkata, “Hadiah yang diberikan kepada para penguasa adalah suht (haram) dan suap yang diterima hakim adalah

kufur” (HR Imam Ahmad). Suap dan hadiah akan berpengaruh buruk pada mental aparat pemerintah. Aparat bekerja tidak sebagaimana mestinya. Di bidang peradilan, hukum ditegakkan secara tidak adil atau cenderung memenangkan pihak yang mampu memberikan hadiah atau suap.

Ketiga, perhitungan kekayaan. Setelah adanya sikap tegas dan serius, penghitungan harta mereka yang diduga terlibat korupsi merupakan langkah berikutnya. Menurut kesaksian anaknya, yakni Abdullah bin Umar, Khalifah Umar pernah mengalkulasi harta kepala daerah Sa’ad bin Abi Waqash (Lihat Tarikhul Khulafa). Putranya ini juga tidak luput kena gebrakan bapaknya. Ketika Umar melihat seekor unta gemuk milik anaknya di pasar, beliau menyitanya. Kenapa? Umar tahu sendiri, unta anaknya itu gemuk karena digembalakan bersama-sama unta-unta milik Baitul Mal di padang gembalaan terbaik. Ketika Umar menyita separuh kekayaan Abu Bakrah, orang itu berkilah “ Aku tidak bekerja padamu “. Jawab Khalifah, “Benar, tapi saudaramu yang pejabat Baitul Mal dan bagi hasil tanah di Ubullah meminjamkan harta Baitul Mal padamu untuk modal bisnis !” (lihat Syahidul Aikral). Bahkan, Umar pun tidak menyepelekan penggelapan meski sekedar pelana unta (Lihat Kitabul Amwal).

Apa yang dilakukan Umar merupakan contoh baik bagaimana harta para pejabat dihitung, apalagi mereka yang disinyalir terlibat korupsi. Seluruh yayasan, perusahaan-perusahaan, ataupun uang yang disimpan di bank-bank dalam dan luar negeri semuanya diusut. Kalau perlu dibuat tim khusus yang independen untuk melakukannya, seperti halnya Muhammad bin Maslamah pernah diberi tugas khusus oleh Umar untuk hal tersebut. Baru setelah itu, dibuktikan lewat pengadilan.[18]

Di dalam buku Ahkamul Bayyinat, Syekh Taqiyyuddin menyatakan bahwa pembuktian itu bisa berupa pengakuan dari si pelaku, sumpah, kesaksian, dan dokumentasi tertulis. Kaitannya dengan dokumentasi tertulis ini Allah Swt. menegaskan di dalam al-Quran, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Hendaklah penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya…” (QS al-Baqarah [2]: 282). Bila dicermati, penulisan dokumen ini sebenarnya merupakan bukti tentang siapa yang berhak dan apa yang terjadi. Oleh karena kata “maka tuliskanlah (faktubuh)” dalam ayat tersebut umum, maka mencakup semua muamalah dan semua dokumen termasuk perjanjian, katabelece, keputusan pemerintah yang dibuatnya, dan lain-lain.

Di samping itu, pembuktian pun dilakukan dengan pembuktian terbalik. Bila semua bukti yang diajukan tidak diterima oleh terdakwa, maka terdakwa itu harus membuktikan dari mana harta itu diperoleh dan harus pula menunjukkan bahwa hartanya itu bukan hasil korupsi. Hal ini bisa dilihat dari apa yang dicontohkan oleh

Page 10: Adab Belajar

Umar bin Khaththab. Ketika Umar menyita separuh kekayaan Abu Bakrah, orang itu berkilah, “ Aku tidak bekerja padamu “. Jawab Khalifah, “Benar, tapi saudaramu yang pejabat Baitul Mal dan bagi hasil tanah di Ubullah meminjamkan harta Baitul Mal padamu untuk modal bisnis !” Setelah itu, Abu Bakrah tidak dapat membuktikan bahwa dakwaan Umar tersebut salah. Ia tidak dapat menunjukkan bahwa hartanya itu bukan hasil nepotisme. Akhirnya, Umar pun tetap pada putusannya (Lihat Syahidul Aikral). Cara inilah yang sekarang dikenal dengan istilah pembuktian terbalik yang sebenarnya sangat efektif mencegah aparat berbuat curang. Tapi anehnya cara ini ditentang untuk dimasukkan dalam perundang-undangan.[19]

Keempat, teladan pemimpin. Khalifah Umar menyita sendiri seekor unta gemuk milik putranya, Abdullah bin Umar, karena kedapatan digembalakan bersama di padang rumput milik Baitul Mal Negara. Hal ini dinilai Umar sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas negara. Demi menjaga agar tidak mencium bau secara tidak hak, Khalifah Umar bin Abdul Azis sampai menutup hidungnya saat membagi minyak kesturi kepada rakyat. Dengan teladan pemimpin, tindak penyimpangan akan mudah terdeteksi sedari dini. Penyidikan dan penyelidikan tindak korupsi pun tidak sulit dilakukan. Tapi bagaimana bila justru korupsi dilakukan oleh para pemimpin? Semua upaya apa pun menjadi tidak ada artinya sama sekali.

Kelima, hukuman setimpal. Pada galibnya, orang akan takut menerima risiko yang akan mencelakaan dirinya. Hukuman dalam Islam memang berfungsi sebagai zawajir (pencegah). Artinya, dengan hukuman setimpal atas koruptor, diharapkan orang akan berpikir sekian kali untuk melakukan kejahatan itu. Dalam Islam, tindak korupsi bukanlah seperti pencurian biasa yang pelakunya dipotong tangannya. “Perampas, koruptor, dan pengkhianat tidak dikenakan hukuman potong tangan” (HR Ahmad, Ashabus Sunan, dan Ibnu Hibban). Akan tetapi, termasuk jarîmah (kejahatan) yang akan terkenai ta’zir. Bentuknya bisa berupa hukuman tasyh’ir (berupa pewartaan atas diri koruptor - dulu diarak keliling kota, sekarang bisa lewat media massa). Berkaitan dengan hal ini, Zaid bin Khalid al-Juhaini meriwayatkan Rasulullah pernah memerintahkan para sahabat untuk menshalati seorang rekan mereka yang gugur dalam pertempuran Hunain. Mereka, para sahabat, tentu saja heran, karena seharusnya seorang yang syahid tidak disembahyangi. Rasul kemudian menjelaskan, “Sahabatmu ini telah berbuat curang di jalan Allah.” Ketika Zaid membongkar perbekalan almarhum, ia menemukan ghanimah beberapa permata milik kaum yahudi seharga hampir 2 dirham (lihat al- Muwwatha ). Atau, bisa juga sampai hukuman kurungan. Menurut Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nidzamul ‘Uqubat fil Islam (hlm. 190), hukuman kurungan koruptor mulai 6 bulan sampai 5 tahun. Namun, masih dipertimbangkan banyaknya

uang yang dikorup. Bila mencapai jumlah yang membahayakan ekonomi negara, koruptor dapat dijatuhi hukuman mati.

Keenam, kekayaan keluarga pejabat yang diperoleh melalui penyalahgunaan kekuasaan diputihkan oleh kepala negara (Khalifah) yang baru. Caranya, kepala negara menghitung kekayaan para pejabat lama lalu dibandingkan dengan harta yang mungkin diperolehnya secara resmi. Bila dapat dibuktikan dan ternyata terdapat kenaikan yang tidak wajar, seperti dilakukan Umar, kepala negara memerintahkan agar menyerahkan semua kelebihan itu kepada yang berhak menerimanya. Bila harta kekayaan itu diketahui siapa pemiliknya yang sah, maka harta tersebut–katakanlah tanah–dikembalikan kepada pemiliknya. Sementara itu, apabila tidak jelas siapa pemiliknya yang sah, harta itu dikembalikan kepada kas negara (Baitul Mal). Namun, bila sulit dibuktikan, seperti disebut di dalam buku Tarikhul Khulafa, Khalifah Umar bin Khaththab membagi dua kekayaan mereka bila terdapat kelebihan dari jumlah semula, yang separuh diambil untuk diserahkan ke Baitul Mal dan separuh lagi diberikan kepada mereka.

Ketujuh, pengawasan masyarakat. Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan korupsi. Masyarakat yang bermental instan akan cenderung menempuh jalan pintas dalam berurusan dengan aparat dengan tak segan memberi suap dan hadiah. Adapun masyarakat yang mulia akan turut mengawasi jalannya pemerintahan dan menolak aparat yang mengajaknya berbuat menyimpang. Demi menumbuhkan keberanian rakyat mengoreksi aparat, Khalifah Umar di awal pemerintahannya menyatakan, “Apabila kalian melihatku menyimpang dari jalan Islam, maka luruskan aku walaupun dengan pedang”. Dengan pengawasan masyarakat, korupsi menjadi sangat sulit dilakukan. Bila ditambah dengan teladan pemimpin, hukuman yang setimpal, larangan pemberian suap dan hadiah, serta dengan pembuktian terbalik dan gaji yang mencukupi, insya Allah korupsi dapat diatasi dengan tuntas.

4) Sanksi Hukum Korupsi Dalam IslamAl-Quran diturunkan oleh Allah kepada umat manusia guna dijadikan

sabagai pedoman hidup dalam mengemban tugas/amanah sebagai khalifah Allah di bumi. Al-Quran sebagai kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab suci terdahulu, adalah shalih li kulli zaman wa makan ( tepat untuk setiap zaman dan tempat), dan rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Dan nabi Muhammad SAW, denganSunnahnya merupakan uswatun hasanah dalam segala perkataan, perbuatan dan prilakunya. Keduanya merupakan sumber pokok ajaran Islam yang digunakan oleh seluruh umat Islam, sebagai hudan li al-nas.

Ulama Ushul Fiqh membagi ayat-ayat hokum dalam al-Quran kepada dua bentuk : yaitu (a) hokum-hukum yang bersifat rinci (juz’iy), sehingga ayat-ayat tersebut oleh mereka disebut sebagai hukumta’abbudi (yang tidak dapat dimasuki

Page 11: Adab Belajar

atau diintervensi akal), dan hukum-hukum yang bersifat global (kulli) yang merupakan sebagian besar kandungan ayat-ayat hukum dalam al-Quran, dalam hal ini Sunnah berperan sebagai penjelas, pengkhusus dan pembatas dari ayat-ayat tersebut.

Hukum Islam dalam suatu masyarakat manapun dan dimanapun, adalah bertujuan untuk mengendalikan, mengatur, dan sebagai alat kontrol masyarakat, ia adalah sebuah system yang ditegakan, terutama untuk melindungi individu maupun hak-hak masyarakat.[20]

Sebagai suatu system hukum yang didasarkan kepada wahyu (nash), hukum Islam memiliki tujuan untuk mewujudkan kemaslatan manusia di dunia dan akhirat. Hukum Islam pada intinya terdiri dari dua aspek ajaran ditinjau dari segi jenis sumbernya, yaitu

I. Aspek syari’ah, ia berupa nash atau wahyu yang kebenarannya bersifat mutlak, dan

II. Aspek fikih, berupa syari’ah yang telah diintervensi oleh akal dan pemikiran manusia yang kebenarannya bersifat nisbi.

Dalam perumusannya hukum Islam mempunyai tujuan utama untuk mewujudkan dan memelihara lima sasaran pokok (al-maqashid al-syar’iyyah), yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan atau keturunan, dan harta. Kelima hal pokok tadi wajib diwujudkan dan dipelihara demi terwujudnya kemaslahatan manusia, yang dengan itu tercapailah apa yang disebut, kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.Dengan demikian, segala perbuatan atau tindakan yang bisa mengancam keselamatan salah satu dari kelima hal pokok teersebut, maka patut dianggap sebagai tindak kejahatan (delik) yang dilarang, dan untuk melindungi dan memelihara kelima hal pokok tersebut dan kemaslahatan manusia pada umumnya, Islam menetapkan dan menegaskan sejumlah peraturan-peraturan, baik berupa perintah maupun larangan, dan dalam hal tertentu aturan-aturan tersebut disertai dengan ancaman hukuman atau sanksi duniawi dan/atau ukhrawi, jika peraturan tersebut dilanggar.

Hukuman akhirat merupakan ganjaran atau balasan atas perbuatan menyimpang manusia selama hidup di dunia. Eksekusinya adalah dengan dimasukan ke dalam siksa neraka. Di dalamnya terdapat variasi hukuman yang disesuaikan dengan jenis dan kualitas dosa dan kesalahannya. Hukuman duniawi adalah hukuman yang diputuskan oleh Hakim dan dilaksanakan hukumannya di dunia.

Hukuman duniawi ada dua macam, yaitu pertama yang berlandaskan nash berupa qishash, diyat dan had. Dan yang kedua yang tidak di dasarkan atas nash, melainkan diserahkan pa kebijaksanaan hakim untuk mewujudkan kemaslahatan manusia yakni berupata’zir yang bentuk dan sifatnya diserahkan kepada pertimbangan hakim.[21]

Dengan melihat kepada lima hal pokok di atas, maka tindak kejahatan dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok besar, yaitu kejahatan terhadap agama, kejahatan terhadap jiwa manusia, kejahatan terhadap akal, kejahatan terhadap kehormatan dan keturunan, serta kejahatan terhadap harta benda.4P em bahasan tentang masalah-masalah kejahatan inilah, yang dalam banyak literature dikenal dengan fih al-jinayah atau yang biasa disebut dengan Hukum Pidana Islam.Hukum Pidana adalah hukum yang bersifat publik, artinya ia adalah hukum yang mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, baik berupa fasilitas umum (negara) maupun kepentingan manusia sendiri, seperti jiwa, tubuh atau fisik dll. Dalam Hukum Pidana Islam praktek memberikan sanksi pidana kepada setiap pelangaran atau kejahatan yang bersifat publik tersebut, terbagai dalam tiga kategori sanksi utama yang sesuai dengan bentuk kejahatannya, yakni sanksi pidana hudud, sanksi pidana qishash-diyat, dan sanksi pidana ta’zir.

Di dalam pembahsan kitab-kitab fikih klasik, masalah ‘uqubah itu selalu terintegrasi dengan bentuk-bentukjarimah (kejahatannya), sehingga terkesan bentuk-bentuk sanksi pidana dalam Islam mempunyai dampak psikologis masing- masing kepada pelaku kejahatan tertentu. Pada umumnya, yang dijadikan dasar pembicaraan justru adalah bentuk kejahatannya. Padahal, bentuk pidananya sendiri tidak terlalu mutlak tergantung kepada bentuk-bentuk tindak pidananya (delik), dan refleksi mengenai pengaruh atau dampak psikologis itu sendiri dapat berubah menurut perkembangan zaman, sehingga bisa saja salah satu bentuk pidana tersebut tidak lagi efektif sebagai bentuk pidana.

Dari ketiga kategori sanksi pidana tersebut, yang menjadi permasalahan dan sering menjadi sorotan publik, adalah sanksi pidana dari jenishudud, danqishash-diyat. Kategori sanksi pidana ini yang bersifat nushushiyah, karena merupakan sanksi pidana yang telah ditentukan secara tegas dalam nash al-Quran maupun al- Sunnah. Sanksi pidana tersebut, dianggap sebagai sesuatu yang tidak boleh diubah, bila telah terpenuhi persyaratan atau pembuktiannya. Adapun sanksi pidana ta’zir, ia merupakan jenis hukuman yang tidak ditentukan secara pasti oleh nash, baik oleh al-Quran maupun oleh al-Sunnah.

Dengan demikian, kewenangan untuk menentukan sanksi pidana ta’zir ini, berada di tangan penguasa setempat (ulil amr), sehingga jenis hukumannya pun beragam sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Ta’zir merupakan pranata hukum yang memungkinkan hukum pidana Islam untuk menyesuaikan diri dengan perkembanghan kebutuhan menurut ruang dan waktu.[22]

Page 12: Adab Belajar

Persamaan Etika, Moral, dan Akhlak1. Persamaan Persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan

hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.

Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal: 1. Objek: yaitu perbuatan manusia2. Ukuran: yaitu baik dan buruk3. Tujuan: membentuk kepribadian manusia1

2. Perbedaan1. Sumber atau acuan:

o Etika sumber acuannya adalah akalo Moral sumbernya norma atau adapt istiadato Akhlak bersumber dari wahyu

2. Sifat Pemikiran:o Etika bersifat filososfiso Moral bersifat empiriso Akhlak merupakan perpaduan antara wahyu dan akal

3. Proses munculnya perbuatan:o Etika muncul ketika ad aideo Moral muncul karena pertimbangan suasanao Akhlak muncul secara spontan atau tanpa pertimbangan

1 H. Husnan Malik SH. Esensi Tauhid Dan Syirik Dalam Islam. Dosen Metafisika UNPAB