adab al isti'dzan

Click here to load reader

Upload: apotek-f-duasatu

Post on 15-Jan-2017

276 views

Category:

Spiritual


2 download

TRANSCRIPT

Adab Al-Isti'dzan

Adab Al-Isti'dzan

Meminta izin dalam Islamo Etika meminta izin: 24:27, 24:28, 24:58, 24:59, 33:53 o Lafaz dan cara meminta izin: 24:61 o Meminta izin untuk menghindari pandangan (yang dilarang): 24:58 o Meminta izin di hotel dan tempat-tempat umum: 24:29 o Meminta izin ketika akan keluar: 24:62 Sampai kepada hal yang terkait dengan urusan yang sulit, seperti dalam hal peperangan, jihad atau kerja besar lainnya, QS. at-Taubah : 44-45, 83; an-Nuur : 62-63 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." QS. 24:27

Etika Meminta Izin Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (24:27)

Etika Meminta Izin Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja) lah", maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(24:28)

Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS.33:53)

Meminta izin untuk menghindari pandangan (yang dilarang) dan etika meminta izin Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (24:58)

Orang yang sedang meminta izin seharusnya berdiri di sebelah kanan atau kiri pintu sehingga pandangannya tidak tertuju pada sesuatu yang ada di dalam rumah, di mana tuan rumah tidak ingin kalau hal tersebut dilirik oleh orang lain, dan sesungguhnya meminta izin tersebut disyariatkan untuk menjaga pandangan.

Barangsiapa yang melirik ke dalam rumah seseorang tanpa izin telah halal bagi mereka untuk mencungkil mereka maka matanya(HR. Muslim no: 2158)

Lafaz dan cara meminta izinTidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara bapakmu yang laki-laki di rumah saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS.24:61)

dari Rabi, dia berkata: seorang lelaki dari Bani Amir berkata kepadaku bahwa dia meminta izin kepada Nabi saat beliau berada di rumahnya: Apakah saya boleh masuk?, maka Nabi berkata kepada pembantunya:

Keluarlah kepada orang ini dan ajarkan baginya cara meminta izin dan katakan kepadanya hendaklah dia mengatakan: "Apakah saya boleh masuk?.(HR. Ahmad no: 22617, Abu Dawud dan lafaz hadits ini darinya no:5177, dan Alabni mengatakanhadits ini Shahih)

Janganlah seorang yang meminta izin megatakan saya (tanpa menyebut nama dan identitas pribadi, Jika dia ditanya: Siapakah anda?. Berdasarkan hadits riwayat Jabir radhialahu anhu, ia berkata: Aku mendatangi Nabi dalam urusan hutang yang ditanggung oleh bapakku, maka aku mengetuk pintunya, lalubeliau bertanya: Siapakah ini? Maka aku menjawab: Saya, beliau menimpali: Saya, saya (tanpa menyebut nama atau identitas,seakan tidak suka dengan jawaban tersebut HR. Bukahri no: 6250, Muslim no: 2155

Hendaknya seorang yang sedang meminta izin untuk tidak mengetuk pintu dengan keras; seperti diriwayatkan oleh Anas binMalik bahwa dia menceritakan: Pintu Nabi diketuk dengan kuku.HR. Bukahri dalam Al-Adabul Mufrod no: 1080, dan Albani mengatkan bahwa haidts tersebut shahih.Seorang yang sedang meminta izin tidak diperbolehkan masuk rumah jika di dalam rumah tersebut tidak ada orang sebab hal itu termasuk melangkahi hak orang lain secara zalim.

Diam sesaat setelah meminta izin karena kemungkinan adanya halangan, lalu barulah dia meminta kembali untuk masuk, didalam Al-Shahihaini dari Abi Wail, ia berkata: Kami mendatangi Abdullah bin Masud radhiallahu anhu pada suatu pagi setelah menunaikan shalat, lalu kami mengucapkan salam di pintu, maka diapun mengizinkan kami, lalu kami berhenti di depan pintu beberapa saat. Abi Wail melanjutkan: Lalu keluarlah seorang pembantu rumahnya dan bertanya: Tidakkah kalian masuk? Lalu kami masuk dan beliau kami dapatkan sedang bertasbih, kemudian beliau bertanya: Apakah yang menghalangi kalian untuk masuk padahal kalian telah diberi izin?, maka kami menjawab: Tidak ada yang menghalangi kami, hanya kami mengira bahwa sebagian penghuni rumah sedang tertidur Al-Adabus Syariyah: 1/428.

Bahwa orang yang dipanggil atau dikirim baginya seorang utusan untuk memanggilnya maka dia tidak perlu untuk meminta izin,berdasarkan hadits Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian diundang untuk sebuah jamuan lalu dia datang bersama utusannya maka hal itu adalah izin baginya (HR. Abu Dawud no: 5189, dan Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Meminta izin ketika akan keluar Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dianjurkan untuk meminta izin saat akan bangkit danmeninggalkan majlis; berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahuanhu bahwa Rasulullah bersabda:

Apabila salah seorang di antara kalian mengunjungi saudaranya dan duduk di sisinya maka janganlah dia bangkit dari majlis tersebut sampai dia meminta izin kepadanya (Albani berkata di dalam kitab: Al-Silsilah diriwayatkan oleh Abu Al-Syekh Ashbahan: 113, As-Silsilah 1/304 no: 182.)

Izin dalam hal peperangan, jihad atau kerja besar lainnya Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.(QS At-Taubah:44-45)

Izin dalam hal peperangan, jihad atau kerja besar lainnya Maka jika Allah mengembalikanmu kepada satu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk ke luar (pergi berperang), maka katakanlah: "Kamu tidak boleh ke luar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut berperang"

Izin dalam hal peperangan, jihad atau kerja besar lainnyaSesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. Annur: 62)Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. Annur: 63)

Contoh Istidzan para sahabatDari Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: "Minta izin itu sampai tiga kali. Apabila diizinkan, maka masuklah kamu, dan apabila tidak diizinkan, maka pulanglah kamu" (HR. Bukhari-Muslim)Dari Sahal bin Sa'ad ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya minta izin itu dijadikan ketentuan karena untuk menjaga pandangan mata." (HR. Bukhari-Muslim)Dari Kildah bin Hanbal ra., ia berkata: "Saya datang ke rumah Nabi saw. Dan langsung masuk tanpa mengcapkan salam, kemudian Nabi saw. Bersabda: "Kembalilah, dan ucapkanlah: "Assalaamu'alaikum, bolehkan saya masuk?"(HR.Abu Dawud dan Turmudzi, dan dia berkata hadits ini hasan)

Disunnahkan memberikan kabar kepada istri ketika akan masuk rumah.Yaitu agar suami tidak melihat istrinya dalam keadaan yang dapat membuatnya marah, atau istri sedang melakukan sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh suaminya, sementara dia dalam keadaan tersebut.Dari Zainab istri Ibnu Masud radhiallahu anha, dia berkata: Jika Abdullah datang dari menyelesaikan suatu keperluan, maka ia berdehem karena khawatir kami dalam keadaan yang ia tidak sukai.[Dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya (3/280) beliau berkata, Sanadnya Shahih]Ahmad berkata, Jika dia masuk kerumah keluarganya, maka di mendehem,Dan Muhanna mengatakan: Ahmad ditanya tentang seseorang yang masuk kerumahnya apakah diharuskan baginya untuk meminta izin? Ahmad menjawab, Hendaklah ia mengeraskan suara sendalnya jika ia masuk.[Al-Adab Asy-Syariyah (1/424-425)]

Izin ketika sedang shalatMeminta izin kepada orang yang sedang sholat, jika orang tersebut lelaki maka pemberian izinnya dengan mengucpkan: Subhanallah , dan jika perempuan maka cukup baginya dengan bertepuk.Berdasarkan sabda Rasulullah

Apabila seseorang meminta izin kepada seorang lelaki pada saat dia sedang shalat maka pemberian izin diisyaratkan dengan tasbih, dan jika dia meminta izin kepada seorang perempuan yang sedang shalat maka pemberian izin dengan bertepuk( HR. Al-Baihaqi dalam Al-Sunan Al-Kubro 2/247 dan dishahihkan oleh Albani dalam kitab Silsilatus Shahihah 1/815.)

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam bab (Ma Jaa Fil Mizah) dari Auf bin Malik Al-AsyjaI, dia berkata: Aku mendatangi Rasulullah pada perang Tabuk, saat itu beliau berada pada sebuah kubah yang terbuat dari kulit, maka aku mengucapkan salam kepadanya,lalu menjawab salamku dan memerintahkan: Masuklah Aku menjawab: Apakah seluruh diriku wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ya, seluruh bagianmu, barulah aku masuk.(HR. Abu Dawud no:5000 dengan sanad yang shahih.)