ablasio retina nandra

23
Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina DAFTAR ISI I Pendahuluan …………………………………………………………………………… 2 II Anatomi Retina .... ………………………………………………................................. 3 III Ablasio Retina ………………………………………………………………………… 5 III.1 Definisi …………………............................ …………………………………..... 5 III.2 Klasifikasi …………………………………...…………………………………. 6 III.2.1 Ablasio retina regmatogenosa …………………………………...……… 7 III.2.2 Ablasio retina traksional ……………………………………………. ….. 9 III.2.3 Ablasio retina eksudatif ………………………………………………… 11 III.3 Penatalaksanaan ………………………………..…………...………………….. 13 IV Kesimpulan .................................... ……………………………………….................. 15 [Type text]

Upload: nandra-hermanto

Post on 26-Jun-2015

982 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

DAFTAR ISI

I Pendahuluan …………………………………………………………………………… 2

II Anatomi Retina ....………………………………………………................................. 3

III Ablasio Retina ………………………………………………………………………… 5

III.1 Definisi …………………............................…………………………………..... 5

III.2 Klasifikasi …………………………………...…………………………………. 6

III.2.1 Ablasio retina regmatogenosa …………………………………...……… 7

III.2.2 Ablasio retina traksional …………………………………………….….. 9

III.2.3 Ablasio retina eksudatif ………………………………………………… 11

III.3 Penatalaksanaan ………………………………..…………...………………….. 13

IV Kesimpulan ....................................……………………………………….................. 15

Referensi …...............................................…………………………………………….... 16

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

BAB I

PENDAHULUAN

Prevalensi ablasio retina didunia adalah 1 kasus dalam 10.000 populasi. Biasanya ablasio

retina terjadi pada usia 40-70 tahun. Prevalensi meningkat pada beberapa keadaan seperti Miopi

tinggi, Afakia/pseudofakia dan trauma. 1 Pada penderita –penderita ablasio retina ditemukan

adanya Miopia sebesar 55%, lattice degenerasi 20 – 30 %, trauma 10-20 % dan

Afakia/pseudofakia 30 – 40 %. Traumatik ablasio retina lebih sering terjadi pada orang muda,

dan ablasio retina akibat miopia yang tinggi biasa terjadi pada usia 25-45 tahun, dan laki-laki

memiliki resiko mengalami ablasio retina lebih besar dari perempuan.2

Insidensi dari ablasio retina di amerika serikat berkisar antara 1 dari 15.000 populasi,

dengan prevalensi 0,3% dari total populasi. Insidensi tahunan diperkirakan mencapai 10.000.

sumber lain mengatakan bahwa hubungan umur dengan idiopatik ablasio retina mencapai 12,5

kasus per 100.000 per tahunnya. Atau sekitar 28.000 kasus pertahun di amerika serikat.2

Ablasio retina jarang terjadi pada anak-anak, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebagai

hasil dari retinopati akibat prematur, tumor (retinoblastoma), trauma, atau myopia.2

Tujuan penulis adalah dengan adanya referat ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan informasi tentang ablasio retina serta bagaimana penatalaksanaan yang tepat,

sehingga dapat berguna untuk kebaikan bersama dalam mencapai kesehatan mata yang lebih

baik.

BAB II

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

ANATOMI RETINA

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan, yang melapisi bagian

dalam dua pertiga posterior dinding bola mata.1 Retina membentang hampir sama jauhnya

dengan badan silia dan berakhir pada tepi ora serrata. Permukaan luar retina sensorik adalah

bertumpuk dengan epitel pigmen retina dan dengan demikian berhubungan dengan membran

Bruch's, choroid, dan sclera. Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen retina dapat

dengan mudah terpisah untuk membentuk ruang subretinal, seperti terjadi di ablasi retina. Tetapi

pada diskus optikus, ora serrata, retina dan epitel pigmen retina yang tegas terikat bersama-sama,

sehingga membatasi penyebaran cairan subretinal di ablasi retina. 3

Lapisan retina, mulai dari aspek dalamnya, adalah sebagai berikut:

(1) lapisan membran limitan interna

(2) lapisan serat saraf, yang berisi akson sel ganglion melewati ke saraf optik

(3) lapisan sel ganglion

(4) lapisan plexiform dalam, yang berisi sambungan dari sel-sel ganglion dengan sel amakrin

dan bipolar

(5) lapisan nukleus dalam badan bipolar, amacrine, dan sel horizontal

(6) lapisan plexiform luar, yang berisi koneksi dari bipolar dan horizontal sel dengan

fotoreseptor

(7) lapisan nukleus dalam sel fotoreseptor

(8) lapisan membran limitan eksterna

(9) lapisan fotoreseptor batang dan segmen dalam dan luar kerucut

(10) Epitel pigmen retina. Lapisan dalam dari membran Bruch yang sebenarnya adalah

membran basal epitel pigmen retina.

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Dikutip dari referensi no. 11 dikutip dari referensi no. 10

Retina menerima suplai darah dari dua sumber: koriokapillaris yang berada di luar

membran Bruch, yang memasok sepertiga luar retina, termasuk plexiform luar, lapisan inti luar,

fotoreseptor, dan epitel pigmen retina, dan arteri sentralis retina, yang memasok dua pertiga

bagian retina. fovea seluruhnya diperdarahi oleh koriokapillaris dan rentan terhadap kerusakan

retina dapat diperbaiki ketika dilepas.3

Pembuluh darah retina memiliki lapisan endotel yang membentuk sawar darah-

retina. Lapisan endotel pembulu koroid dapat ditembus. Sawar darah-retina luar terletak setinggi

lapisan epitel pigmen retina.3

BAB III

ABLASIO RETINA

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

III. 1 Definisi

Ablasio retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya

lapisan Neuroretina dari lapisan Epitel Pigmen retina sehingga terdapat cairan didalam rongga

subretina atau karena adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran

vitreoretina.1

Istilah ablasio retina menandakan pemisahan retina sensorik, yaitu foto reseptor dan

lapisan jaringan dibagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya. Biasanya Ablasio retina

ini adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan meningkatnya usia dan miopia tinggi,

dimana akan terjadi perubahan degeneratif pada retina dan vitreous.3 Ablasio retina dibagi

menjadi tiga, berdasarkan penyebabnya : Ablasio retina regmatogenosa, Ablasio retina

traksional,dan Ablasio retina eksudatif. 2

Dikutip dari referensi no. 12

III.2 Klasifikasi

Pemisahan retina sensoris dari lapisan epitel retina disebabkan oleh tiga mekanisme dasar

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Tiga mekanisme dasar pemisahan retina sensoris dari lapisan epitel retina ialah2 :

1. Lubang atau robekan di lapisan saraf yang menyebabkan cairan vitreous masuk

dan memisahkan antara lapisan neuro retina dan lapisan epitel pigmen. (ablasio

retina regmatogenosa).

2. Traksi dari inflamasi dan membran fibrosa vaskular pada permukaan retina, yang

terikat pada vitreous. (ablasio retina traksional)

3. Pengeluaran eksudat kedalam ruang subretina. Eksudat ini berasal dari pembulu

darah retina, yang disebabkan oleh karena hipertensi, oklusi vena retina setralis,

vaskulitis, atau papiledema. (ablasio retina eksudatif)

Dikutip dari referensi no. 6

Ablasio retina dapat berhubungan dengan kelainan kongenital, gangguan metabolisme,

trauma (termasuk operasi mata sebelumnya), penyakit vaskuler, tumor koroidal, miopia tinggi

atau penyakit vitreous, atau degenerasi.

III.2.1 Ablasio Retina Regmatogenosa

Ablasio retina regmatogenosa adalah lepasnya sensory retina yang disebabkan oleh

terjadinya traksi vitreoretinal.5 Perlekatan vitreoretinal yang kuat dapat menyebabkan terjadinya

robekan, sehingga cairan dapat masuk keantara sel pigmen epitel dengan retina, dan terjadi

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

pendorongan retina oleh cairan vitreous yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke

rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.2

Ablasio retina regmatogenosa adalah kasus ablasio retina yang paling sering terjadi.

Karakteristik ablasio regmatogenosa adalah pemutusan total pada retina sensorik. Ablasio retina

regmatogenosa spontan biasanya didahului atau disertai oleh pelepasan korpus vitreum. Miopia,

afakia, degenerasi lattice, dan trauma mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina jenis ini.3

Ablasio retina yang berlokalisasi di daerah supratemporal sangat berbahaya karena dapat

mengangkat makula. Penglihatan akan turun secara akut pada ablasio retina bila dilepasnya

retina mengenai makula lutea.4

Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat Cell dan flare dibilik depan mata pada ablasio retina

regmatogenosa, serta terdapat pigmen dalam vitreous anterior (tobacco dusting atau Shaffer

sign).5

Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan

pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah dan apabila bola

mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang-goyang.2

Jika diperhatikan dengan seksama terdapat satu atau lebih pemutusan retina total,

misalnya robekan berbentuk tapal kuda, lubang atrofik bundar, atau robekan sirkumferensial

anterior (dialisis retina).

Letak pemutusan retina bervariasi sesuai dengan jenis; robekan tapal kuda paling sering

terjadi di kuadran supratemporal, lubang atrofik di kuadran temporal, dan dialisis retina di

kuadran inferotemporal. Apabila terdapat robekan retina multipel, maka defek biasanya terletak

dalam 90 derajat satu sama lain.4Pada ablasio retina regmatogenosa kronis dapat disertai dengan

penipisan retina, kista intraretinal, dan fibrosis subretinal.5

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

dikutip dari referensi no. 5

gambaran regmatogenosa ablasi retina. Perhatikan bahwa makula terlibat dan bahwa retina

bergelombang dan memiliki warna yang sedikit buram.

dikutip dari referensi no. 5

gambaran ablasi retina regmatogenosa melibatkan makula. Perhatikan lipatan temporal pada

fovea tersebut.

III.2.2 Ablasio Retina Traksional

Ablasio retina traksional adalah lepasnya jaringan retina yang terjadi akibat tarikan

jaringan parut pada korpus vitreous dan disertai penglihatan turun tanpa rasa sakit.4 Ablasio

retina akibat traksional adalah jenis tersering kedua dan terutama disebabkan oleh retinopati

diabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati pada prematuritas, atau trauma mata,

kontraktil vitreoretina, epiretina, intraretina (sangat jarang) atau subretina membran yang

mendorong neurosensory retina menjauh dari epitel pigmen retina.7

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Vitreoretinopati proliferatif dapat mewakili respon penyembuhan luka yang tidak tepat

atau tidak terkontrol. Pemeriksaan mikroskopis membran ini telah mengungkapkan komposisi

selular mereka. sel epitel pigmen retina, sel glial, fibrocytes, makrofag, dan fibril kolagen

merupakan komponen penting membran ini. sel-sel epitel pigmen retina adalah pemain utama

dalam membran. Mereka mendapatkan akses ke dalam rongga vitreous selama kerusakan

retina. Telah terbukti bahwa jumlah sel-sel epitel pigmen retina dalam rongga vitreous

berkorelasi dengan ukuran kerusakan retina. Semakin besar kerusakan semakin besar jumlah sel

epitel pigmen retina didalam rongga vitreous.7

Proses patologik dasar pada mata yang mengalami vitreoretinopati proliferatif adalah

pertumbuhan dan kontraksi membran selular di kedua sisi retina dan di permukaan korpus

vitreum posterior.3

Berbeda dengan penampakan konveks pada ablasio regmatogenosa, ablasio retina akibat

traksi yang khas memiliki permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya

tidak meluas ke ora serata. Gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik menjauhi

epitel pigmen di bawahnya. Pada ablasio retina akibat traksi pada diabetes, kontraksi korpus

vitreum menarik jaringan fibrovaskular dan retina di bawahnya ke arah anterior menuju dasar

korpus vitreum. Pada awalnya pelepasan mungkin terbatas di sepanjang arkade-arkade vaskular,

tetapi dapat terjadi perkembangan sehingga kelainan melibatkan retina midperifer dan makula.

Traksi fokal dari membran selular dapat menyebabkan robekan retina dan menimbulkan

kombinasi ablasio retina regmatogenosa-traksional.3

Dikutip dari referensi no. 7

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Pasien dengan oklusi vena retina sentral komplikasi dengan oleh neovaskularisasi pada disk

dengan ablasi retina traksional berikutnya.

Dikutip dari referensi no. 7

pasien mengalami sclera buckling untuk ablasi retina regmatogenosa. Sekarang, pasien

menyajikan dengan vitreoretinopathy proliferasi dengan membran yang cenderung memisahkan

retina.

Dikutip dari referensi no. 7

pasien dengan diabetes retinopati proliferatif disertai ablasio retina traksional dibagian

supratemporal.

III.2.3 Ablasio Retina Eksudatif

Ablasio retina eksudatif adalah lepasnya retina yang terjadi akibat tertimbunnya cairan di

bawah retina sensorik dan terutama disebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina dan koroid.3

Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati,

toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

retina yang terangkat terlihat cincin. Pada ablasio tipe ini penglihatan dapat berkurang dari

ringan sampai berat. Ablasio ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya

berkurang atau hilang.4

Komposisi cairan interstisial choroidal memainkan peranan penting dalam patogenesis

dari ablasio retina serosa dan hemoragik. Komposisi cairan interstisial choroidal pada gilirannya

dipengaruhi oleh tingkat permeabilitas vaskular koroidalis. Setiap proses patologis yang

mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah choroidal berpotensi menyebabkan ablasi retina

eksudatif. Akan tetapi kerusakan pada epitel pigmen retina dapat mencegah pemompaan cairan

dan dapat menyebabkan akumulasi cairan dalam ruang subretinal. Beberapa inflamasi, infeksi,

pembuluh darah, kondisi patologis degeneratif, ganas, atau ditentukan secara genetik telah diakui

menyebabkan ablasio retina eksudatif.8

Lepasnya retina bulosa dengan pergeseran cairan subretinal: Tergantung pada posisi

pasien, dan letak cairan terakumulasi. Segmen anterior dapat menunjukkan tanda-tanda

peradangan (misalnya, injeksi episcleral, iridocyclitis) atau bahkan rubeosis tergantung pada

penyebab yang mendasari. Dalam kasus-kasus kronis pengendapan eksudat keras dapat dilihat,

teleangiektasis pembuluh darah dapat dilihat.8

dikutip dari referensi no. 8

Perhatikan eksudat di makula

III.3 TATALAKSANA

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Penatalaksanaan ablasio retina saat ini hanya dapat dilakukan dengan operasi,

penatalaksanaan medika mentosa biasa tidak dapat mengobati penyakit ini.

Beberapa teknik operasi pada ablasio retina :

- Scleral buckle

Metode ini paling banyak digunakan pada ablasio retina regmatogenosa terutama tanpa

disertai komplikasi lainnya. Prosedur meliputi lokalisasi posisi robekan retina, menangani

robekan dengan cryoprobe, dan selanjutnya dengan scleral buckle (sabuk). Sabuk ini biasanya

terbuat dari spons silikon atau silikon padat. Ukuran dan bentuk sabuk yang digunakan

tergantung lokasi dan jumlah robekan retina. Pertama-tama dilakukan cryoprobe atau laser untuk

memperkuat perlengketan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina. Sabuk dijahit

mengelilingi sklera sehingga terjadi tekanan pada robekan retina sehingga terjadi penutupan

pada robekan tersebut. Penutupan retina ini akan menyebabkan cairan subretinal menghilang

secara spontan dalam waktu 1-2 hari.9

dikutip dari referensi no.9

- Pneumatic retinopexi

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Pneumatic retinopexi merupakan metode yang juga sering digunakan pada ablasio retina

regmatogenosa terutama jika terdapat robekan tunggal pada bagian superior retina. Teknik

pelaksanaan prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam rongga vitreus.

Gelembung gas ini akan menutupi robekan retina dan mencegah pasase cairan lebih lanjut

melalui robekan. Jika robekan dapat ditutupi oleh gelembung gas, cairan subretinal biasanya

akan hilang dalam 1-2 hari. Robekan retina dapat juga dilekatkan dengan kriopeksi atau laser

sebelum gelembung disuntikkan. Pasien harus mempertahankan posisi kepala tertentu selama

beberapa hari untuk meyakinkan gelembung terus menutupi robekan retina.9

dikutip dari referensi no. 9

- Vitrektomi

Vitrektomi merupakan cara yang paling banyak digunakan pada ablasio akibat diabetes,

dan juga digunakan pada ablasio regmatogenosa yang disertai traksi vitreus atau perdarahan

vitreus. Cara pelaksanaannya yaitu dengan membuat insisi kecil pada dinding bola mata

kemudian memasukkan instrumen hingga ke cavum vitreous melalui pars plana. Setelah itu

dilakukan vitrektomi dengan vitreus cutter untuk menghilangkan berkas badan kaca (vitreous

strands), membran, dan perlekatan-perlekatan. Teknik dan instrumen yang digunakan tergantung

tipe dan penyebab ablasio.9

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

Dikutip dari referensi no. 9

BAB IV

KESIMPULAN

Ablasio retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya

lapisan Neuroretina dari lapisan Epitel Pigmen retina akibat adanya cairan di dalam rongga

subretina atau akibat adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran

vitreoretina. Ablasio retina merupakan suatu kegawat daruratan karena dapat menyebabkan

kebutaan bagi penderitanya.

Ablasio retina berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi tiga, ialah ablasio retina

regmantogenosa, Ablasio retina traksional dan Ablasio retina eksudatif.5

Penatalaksanaan ablasio retina saat ini hanya dapat dilakukan dengan operasi,

penatalaksanaan medika mentosa biasa tidak dapat mengobati penyakit ini. Terdapat beberapa

teknik dalam operasi ablasio retina antara lain, Sklera buckling yang mendekatkan sklera pada

retina yang robek, menjadikan reposisi retina lebih dekat ke epitel pigmen retina dengan

mengurangi tarikan vitreus pada retina yang robek, pneumatic retinopexi yang digunakan

digunakan pada ablasio retina tertentu yang disebabkan robekan pada 2/3 superior yang tampak

pada fundus dimana prosedur ini memakai gelembung gas yang disuntikkan dalam ruang

intravitreal untuk menekan retina yang robek sampai retina itu melekat kembali, dan Vitrektomi

bertujuan melepaskan tarikan vitreus, drainase internal cairan subretinal, tamponade intra okuler

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

(udara, gas, silicon oil, cairan perfluorocarbon), dan membuat adhesi chorioretinal memakai

endolaser photocoagulation atau cryopexy.9

REFERENSI

1. "Retinal detachment" . MedlinePlus Medical Encyclopedia. National Institutes of Health.

2005. Retrieved 2006-07-18. [online] : available from : URL:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001027.htm

2. Larkin GL. Retinal Detachment. [online]. 2009 Nov 23: Available from:

URL: http://emedicine.medscape.com/article/798501-overview

3. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Retina & Tumor Intraokular. In: Oftalmologi Umum.

14th ed. Widya Medika: Jakarta; 2006:197, 207-9.

4. Ilyas S, dkk. Ablasio Retina. Dalam: Sari Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-4. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2007

5. Lihteh Wu. Retinal Detachment, Rhegmatogenous. [online]. 2010 feb 18 : available

from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1224737-overview

6. "Retinal detachment" .  [online] : available from : URL:

http://www.bissy.scot.nhs.uk/master_code/medcon/detail2_body.asp?

Recno=23069583&CategoryTitle=16777233

7. Lihteh Wu. Retinal Detachment, Traction. [online]. 2010 feb 18 : available from: URL:

http://emedicine.medscape.com/article/1224891-overview

8. Lihteh Wu. Retinal Detachment, Exudative. [online]. 2010 feb 23 : available from: URL:

http://emedicine.medscape.com/article/1224509-overview

9. The Northwest Kansas Eye Clinic, located in Hays, Kansas, [online]. available from:

URL: http://www.nwkec.org/005rd010.htm

[Type text]

Referat Imu Penyakit Mata Ablasio retina

10. Analogy with the Rods and Cones of the Eye's Retina. [online] : available from : URL:

http://hamwaves.com/antennas/diel-rod.html

11. Eye anatomy. [online] : available from : URL: http://www.eyesod.com/anatomy.htm

12. Eye disease library. [online] : available from : URL:

http://www.bethesdaretina.com/library.htm

[Type text]