web viewperdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi...

25
BAB VII SEKTOR LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN Satuan Acara Perkuliahan 7 Sub Pokok Bahasan: Perdagangan Internasional Teori Perdagangan Internasional Neraca Pembayaran Deskripsi Singkat: Bab 7 menjelaskan tentang definisi perdagangan internasional dan beberapa faktor yang menjadi pendorong negara melakukan perdagangan luar negeri, teori perdagangan internasional yaitu merkatilisme, keunggulan absolut dan keunggulan komparatif. Dengan adanya perdagangan internasional maka diperlukan adanya neraca perdagangan untuk mencatat tentang transaksi internasional. Selain itu, dijelaskan juga bagaimana neraca pembayaran di Indonesia. Dengan membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu: Menjelaskan bagaimana terjadinya perdagangan dengan negara lain Menjelaskan teori perdagangan Menganalisis neraca pembayaran.

Upload: trinhcong

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

BAB VIISEKTOR LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN

Satuan Acara Perkuliahan 7

Sub Pokok Bahasan: Perdagangan Internasional Teori Perdagangan Internasional Neraca Pembayaran

Deskripsi Singkat: Bab 7 menjelaskan tentang definisi perdagangan internasional dan beberapa faktor yang menjadi pendorong negara melakukan perdagangan luar negeri, teori perdagangan internasional yaitu merkatilisme, keunggulan absolut dan keunggulan komparatif. Dengan adanya perdagangan internasional maka diperlukan adanya neraca perdagangan untuk mencatat tentang transaksi internasional. Selain itu, dijelaskan juga bagaimana neraca pembayaran di Indonesia.

Dengan membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu:

Menjelaskan bagaimana terjadinya perdagangan dengan negara lain Menjelaskan teori perdagangan Menganalisis neraca pembayaran.

Page 2: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

7.1. Perdagangan Internasional

Perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan

ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi. Mazhab Merkantilis,

yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup di sekitar abad ke-16 dan ke-17 berpendapat bahwa

perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan kepada sesuatu negara. Menurut

mereka kemakmuran yang lebih tinggi akan dicapai apabila sesuatu negara melakukan

perdagangan luar negeri.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong negara melakukan perdagangan luar

negeri, yaitu:

1. Memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri.

2. Mengimpor teknologi yang lebih modern dari negara lain.

3. Memperluas pasar produk-produk dalam negeri.

4. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

7.2. Teori Perdagangan Internasional

Teori-teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami

mengapa sebuah negara (perekonomian) mau melakukan kerja sama perdagangan dengan

negara-negara lain. Hubungan internasional bukanlah sesuatu yang baru, namun sebuah

paparan teoretis yang sistematis baru dikembangkan sekitar abad ke-17. Di samping itu, teori

perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari

adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa teori yang menerangkan

tentang timbulnya perdagangan internasional adalah sebagai berikut:

7.2.1. Merkantilisme

Merkantilisme (Merchantilism) adalah ajaran atau paradigms yang berkeyakinan

bahwa perekonomian suatu negara makin makmur bila mampu memaksimalkan surplus

perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor sekaligus meminimumkan

impor. Dengan demikian surplus perdagangan akan maksimal.

Dilihat sepintas, ide dasar Merkantilisme sangat menarik, sebab berdasarkan pen-

jelasan dalam Bab XI tentang model keseimbangan Keynesian, surplus perdagangan

mempunyai efek multiplier yang akan meningkatkan output keseimbangan. Peningkatan

output keseimbangan akan meningkatkan konsumsi dan kesempatan kerja.

Yang menjadi masalah tentang ide Merkantilisme adalah:

Page 3: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

1. Pandangan bahwa kemakmuran suatu negara diukur dari banyaknya uang (logam mulia)

yang dapat dikumpulkan. Makin banyak logam mulia yang dapat dimiliki berarti makin

baik. Konsekuensi pemikiran ini adalah surplus perdagangan harus disimpan dalam

bentuk cadangan logam mulia, terutama emas. Pandangan ini menyebabkan surplus

perdagangan yang dihasilkan tidak menciptakan efek multiplikasi, seperti yang

diharapkan dalam teori modern, sebab meningkatnya stok logam mulia bermakna

meningkatnya aset yang menganggur.

2. Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan yang kontroversial, yaitu proteksi

yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestik. Proteksi yang ketat

bertujuan membatasi bahkan menyetop aliran impor barang dan jasa. Dengan demikian

pasar untuk produk-produk domestik terjamin. Pemberian hak monopoli kepada produsen

domestik akan meningkatkan kemampuan bersaing dan kepastian pasar, sehingga

kegiatan produksi terns berlangsung. Kelemahan kebijakan ini adalah rakyat terpaksa

membeli produk-produk domestik yang harganya lebih mahal daripada produk negara

lain, sementara kualitasnya tidak sebaik produk negara lain. Pemberian hak monopoli

pada akhirnya memanjakan produsen domestik, yang menyebabkan mereka tidak

termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan atau inovasi.

Dewasa ini, ide Merkantilisme diadaptasi kembali oleh negara-negara kapitalis, yang

dikenal sebagai Merkantilisme Baru (Neo-Merchantilism). Ciri utama Merkantilisme Baru

adalah pemeliharaan surplus perdagangan, bila perlu dengan melakukan proteksi. Hanya raja

proteksi yang dilakukan lebih sopan dan melalui kebijakan-kebijakan yang bersifat

nonekonomi. Misalnya, tuntutan negara-negara barat agar eksportir yang diprioritaskan

adalah mereka yang memperhatikan kelestarian alam (setiap produk harus memiliki green

label atau label hijau) dan hak asasi manusia (memberi upah dan jam kerja yang layak), oleh

banyak NSB dicurigai sebagai cara baru untuk menghambat ekspor NSB ke negara-negara

kapitalis. Sebab dewasa ini banyak sekali produk kebutuhan pokok NSB, terutama produk

pertanian, tekstil dan elektronik sederhana, yang memasuki pasar negara-negara kapitalis. Hal

ini dimungkinkan karena harga jualnya jauh lebih murah daripada produk serupa yang

dihasilkan negara-negara kapitalis.

7.2.2. Keunggulan Absolut (Absolute Advantages)

Teori keunggulan absolut (absolute advantages) dibangun oleh Adam Smith sebagai

perbaikan atas Merkantilisme. Menurut Smith, surplus perdagangan yang dipaksakan lewat

mekanisme proteksi dan pemberian monopoli akan mengorbankan efisiensi dan

Page 4: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

produktivitas. Sebab lewat perlindungan dan hak monopoli, pengusaha tidak terdorong untuk

melakukan efisiensi dan inovasi. Akibatnya, produksi yang dihasilkan bukan saja jumlahnya

menjadi lebih sedikit, tetapi juga harga jualnya makin mahal, kualitasnya pun belum tentu

balk. Dengan kata lain, harga yang hares dibayar dari kebijakan perlindungan seperti yang

diusulkan Merkantilisme adalah kesejahteraan (kemakmuran) rakyat.

Sebaliknya, Smith amat yakin bahwa perdagangan akan meningkatkan kemakmuran

bila dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan bebas. Melalui mekanisme perdagangan

bebas, para pelaku ekonomi diarahkan untuk melakukan spesialisasi dalam upaya

peningkatan efisiensi. Menurut Smith, sebaiknya spesialisasi dilakukan berdasarkan

pertimbangan keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilihat dari kemampuan produksi

dengan biaya lebih rendah. Sebab bila biaya produksinya lebih rendah, dengan input yang

sama dapat dihasilkan output yang lebih banyak. Untuk lebih memperjelas, kita ikuti contoh

kasus di bawah ini.

Kasus 7.1

Untuk memahami konsep Smith, kita membangun dunia khayal yang terdiri atas dua

negara, yaitu Indonesia dan Jepang. Komoditas yang diproduksi juga hanya dua yaitu sepeda

motor (motor) dan beras. Biaya produksi semata-mata adalah biaya tenaga kerja, dimana

jumlah dan kualitas serta upah tenaga kerja di kedua negara tersebut adalah sama. Tidak ada

biaya transaksi dan biaya transportasi. Data-data hipotesis tentang tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk memproduksi setiap unit komoditas di masing-masing negara tertera dalam

Tabel 7.1 di bawah ini.

Tabel 7.1Biaya Produksi per Unit Sepeda Motor dan Beras Diukur Dengan

Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan untuk Memproduksi 1 Unit Output di Indonesia dan Jepang

Negara Motor (M) Beras (B) Rasio Tukar Domestik

Indonesia 60 15 1 M : 4 B

Jepang 12 24 1 M : 1/2 B

Dari Tabel 7.1 terlihat bahwa bagi Indonesia biaya produksi per unit sepeda motor

adalah empat kali lebih mahal daripada biaya produksi per unit beras (1 unit = 1 ton). Sebab

untuk memproduksi satu unit sepeda motor dibutuhkan 40 tenaga kerja, sedangkan satu unit

Page 5: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

Motor(unit)

Motor(unit)

Beras(unit)

Beras(unit)

(a) Indonesia (b) Jepang

20

80 50

100

beras dibutuhkan 10 tenaga kerja, sehingga rasio tukar domestiknya (berapa unit beras harus

dikorbankan untuk memproduksi 1 unit motor) adalah 1 : 4. Artinya, setiap unit motor

nilainya sama dengan 4 unit beras. Bagi Jepang, biaya produksi per unit motor hanya separo

biaya produksi per unit beras. Sebab biaya produksi per unit beras adalah 24, sedangkan per

unit motor hanya 12. Dengan demikian rasio tukar domestik adalah 1 : 1 /2; Setiap unit motor

setara dengan setengah unit beras.

Data-data di atas menunjukkan bahwa secara absolut Jepang lebih efisien dalam

memproduksi motor, sedangkan Indonesia lebih efisien dalam memproduksi beras. Hal

ini lebih jelas bila kits melihat kurva kemungkinan produksi (production possibilities curve,

disingkat PPC) kedua negara tersebut. Bila jumlah tenaga kerja di masing-masing negara

adalah 1000 orang, maka kombinasi output yang dihasilkan dan PPC adalah sebagai berikut.

Tabel 7.2Potensi Produksi Motor dan Beras di Indonesia

Dan Jepang tanpa Spesialisasi (unit)

Negara

Motor

(M) Beras (B) Rasio Tukar Domestik

Indonesia (1000) 20 x 50 80 x 12,5 1 M : 4 B

Jepang (1000) 100 x 10 50 x 20 1 M : 1/2 B

Diagram 7.1Kurva Kemungkinan Produksi Indonesia dan Jepang

Page 6: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

Dari diagram terlihat, karena biaya produksi motor di Jepang lebih murah daripada

biaya produksi motor di Indonesia, maka jika seluruh tenaga kerja dialokasikan untuk

memproduksi motor, Jepang mampu memproduksi motor lebih banyak daripada Indonesia.

Sebaliknya, Indonesia mampu memproduksi lebih banyak beras. Karena itu sebaiknya Jepang

menspesialisasikan diri pada produksi motor, sedangkan Indonesia pada beras.

1) ManfaatSpesialisasi

Yang dimaksud dengan manfaat perdagangan internasional adalah meningkatnya kemampuan

potensial konsumsi domestik akibat perdagangan dengan negara lain. Untuk

membuktikannya, mari kita perhatikan lanjutan Kasus 7.1 di bawah ini.

Seandainya pada awalnya baik Indonesia maupun Jepang mengalokasikan masing-masing

separo tenaga kerjanya untuk memproduksi motor dan beras, maka hasilnya adalah:

Tabel 7.3Potensi Produksi Motor dan Beras di Indonesia

dan Jepang dengan Spesialisasi (unit)

Negara Sebelum Spesialisasi Setelah Spesialisasi

  Motor Beras Motor Beras

Indonesia 500 10 40 0 80

Jepang 500 50 25 100 0

Total Dunia 60 65 100 80

a. Kombinasi konsumsi domestik Indonesia adalah 10 unit motor dan 40 unit beras.

b. Kombinasi konsumsi domestik Jepang adalah 50 unit motor dan 25 unit beras.

c. Total konsumsi dunia adalah 60 unit motor dan 65 unit beras.

Bila masing-masing negara melakukan spesialisasi, dimana Indonesia hanya

memproduksi beras, sedangkan Jepang hanya memproduksi motor, maka kemungkinan

konsumsi rakyat di kedua negara akan makin besar. Sebab dengan spesialisasi, produksi

motor menjadi 100 unit atau meningkat sebesar 40 unit, sementara produksi beras menjadi 80

unit atau meningkat 15 unit.

2) Manfaat Perdagangan Luar Negeri

Potensi peningkatan konsumsi karena spesialisasi baru terwujud bila Indonesia dan Jepang

mau melakukan perdagangan, di mana Indonesia menjual beras ke Jepang untuk memperoleh

motor, sebaliknya Jepang menjual motor ke Indonesia untuk memperoleh beras. Terjadi atau

Page 7: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

tidaknya perdagangan antara Indonesia dan Jepang sangat ditentukan oleh nilai tukar

internasional. Selama harga jual internasional komoditas unggulan masing-masing negara

adalah lebih mahal daripada harga domestik, maka masing-masing negara akan melakukan

perdagangan, sebab hasilnya lebih menguntungkan.

Bagi Indonesia yang komoditas unggulannya adalah beras, bila harga jual motor

Jepang lebih sedikit daripada empat unit beras (<4), Indonesia akan mengimpor motor dari

Jepang, sebab harga motor Jepang lebih murah dari harga motor domestik, atau harga jual

beras di pasar internasional lebih mahal daripada harga pasar domestik. Dilihat dari sisi

Jepang, jika harga beras Indonesia < 2 unit motor, atau harga motor Jepang > 1/2 unit beras,

maka Jepang akan mengimpor beras dari Indonesia (atau mengekspor motornya ke

Indonesia). Transaksi perdagangan Indonesia-Jepang akan terjadi bila nilai tukar motor

berkisar antara > 1/2 sampai < 4 unit beras.

Jika nilai tukar internasional motor:beras adalah 1 : 1, artinya setiap unit motor

nilainya sama dengan 1 unit beras, maka transaksi perdagangan akan terjadi, sebab rasio 1 : 1

berada dalam interval > 1/2 sampai < 4. Tabel di bawah ini menunjukkan jika Indonesia ingin

tetap mempertahankan konsumsi awalnya, yaitu 40 unit beras, maka Indonesia dapat

mengekspor 40 unit beras ke Jepang. Dengan rasio tukar 1 : 1, Indonesia akan memperoleh

40 unit motor Jepang. Karena Jepang memproduksi motor, maka konsumsi motor dalam

negeri menjadi 60 unit (100 unit produksi - 40 unit ekspor).

Perhatikan kombinasi konsumsi masing-masing negara karena adanya perdagangan.

Indonesia : 40 unit beras dan 40 unit motor, yang berarti konsumsi motor meningkat

sebanyak 30 unit (40-10), sedangkan Jepang 60 unit motor dan 40 unit beras. Artinya

konsumsi motor di Jepang meningkat 10 unit (60-50), sedangkan konsumsi beras meningkat

15 unit (40-25).

Tabel 7.4Manfaat Perdagangan Internasional (unit)

Negara

Sebelum

Spesialisasi Setelah Spesialisasi

  Motor Beras Motor Beras

Indonesia 500 10 40 (0) 40 40

Jepang 500 50 25 60 40

Total Dunia 60 65 100 80

Page 8: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

Motor(unit)

Motor(unit)

Beras(unit)

Beras(unit)

(a) Indonesia (b) Jepang

20

80 50

100PPC setelah perdagangan internasional

Konsumsi setelah perdagangan internasional(40 beras, 40 motor)

Konsumsi sebelum perdagangan internasional(40 beras, 10 motor)

Konsumsi setelah perdagangan internasional(40 beras, 60 motor)

Konsumsi sebelum perdagangan internasional(25 beras, 50 motor)

PPC setelah perdagangan internasional

Diagram 7.2PPC Indonesia dan Jepang setelah melakukan Perdagangan Internasional

60

40

40 40

7.2.3. Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)

Yang menjadi pertanyaan, apakah yang harus dilakukan bila sebuah negara tnemiliki

keunggulan absolut atas semua komoditas yang diperdagangkan. pertanyaan ini sangat

relevan dengan dunia nyata. Misalnya, secara teknis Amerika Serikat (USA) memiliki

keunggulan absolut dalam memproduksi mobil dan tekstil dibanding Indonesia. Tetapi

mengapa USA mengimpor tekstil dari Indonesia. Bukankah lebih balk bila USA mengekspor

mobil dan tekstil ke Indonesia?

Kasus 7.2 di bawah ini adalah contoh kuantitatif dari kasus di atas. Tabel 7.5 menunjukkan

bahwa USA memiliki keunggulan absolut dalam produksi mobil maupun tekstil. Untuk

memproduksi satu unit mobil, USA hanya membutuhkan 25 tenaga kerja, sedangkan

Indonesia 100 tenaga kerja. Untuk memproduksi satu unit tekstil, USA hanya membutuhkan

10 tenaga kerja, Indonesia 20 tenaga kerja.

Page 9: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

Tabel 7.5Biaya Produksi per unit Mobil dan Tekstil, Diukur Dengan Jumlah Tenaga Kerja

yang Digunakan untuk Memproduksi 1 unit Output di Indonesia dan USA

Negara Mobil (M) Tekstil (T) Rasio Tukar Domestik

Indonesia 100 20 1 M : 5 T

USA 25 10 1 M : 2,5 T

Bila baik Indonesia maupun USA masing-masing memiliki 1.200 tenaga kerja, maka

kombinasi output yang dihasilkan masing-masing negara adalah sebagai berikut:

Tabel 7.6Potensi Produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia

Dan USA Tanpa Spesialisasi (unit)

Negara Mobil (M) Textil (T) Rasio Tukar Domestik

Indonesia (1200) 12 (100) 60 (20) 1 M : 5 T

USA (1200) 48 (25) 120 (10) 1 M : 2,5 T

Teori keunggulan absolut tidak dapat menjawab apakah sebaiknya USA dan Indo-

nesia melakukan perdagangan. Tetapi menurut David Ricardo, Indonesia dan USA dapat

melakukan perdagangan bila masing-masing negara memiliki keunggulan komparatif

(comparative advantage).

Dari tabel di atas kita tahu bahwa dilihat dari rasio tukar domestiknya, harga mobil di

USA diukur dengan unit tekstil adalah dua kali lebih murah daripada harga mobil di

Indonesia. Karena itu biaya ekonomi memproduksi tekstil di USA lebih mahal dibanding di

Indonesia. USA memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi mobil, karenanya

sebaiknya USA menspesialisasikan diri dalam memproduksi mobil. Sedangkan Indonesia

memproduksi tekstil.

Keunggulan komparatif USA dalam memproduksi mobil dapat juga dilihat dari

tingkat efisiensi relatifnya. Karena untuk memproduksi 1 unit mobil USA hanya

membutuhkan 25 tenaga kerja, sementara Indonesia membutuhkan 100 tenaga kerja, maka

USA memiliki efisiensi 4 kali lipat dalam produksi mobil. Sedangkan dalam produksi tekstil,

USA memiliki efisiensi hanya dua kali lipat. Karena itu sebaiknya USA menspesialisasikan

diri dalam produksi mobil, sedangkan Indonesia memproduksi tekstil.

Page 10: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

1. Manfaat Spesialisasi

Jika baik Indonesia maupun USA pada awalnya mengalokasikan masing-masing separo

angkatan kerjanya untuk memproduksi mobil dan tekstil, maka kombinasi konsumsi masing-

masing negara adalah seperti tertera dalam Tabel 7.7. Indonesia 6 unit mobil dan 30 unit

tekstil, sementara USA 24 unit mobil dan 60 unit tekstil, dengan potensi konsumi dua negara

adalah 48 unit mobil dan 60 unit tekstil.

Tabel 7.7Potensi Produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia dan USA

Dengan Spesialisasi (unit)

Negara Sebelum Spesialisasi Setelah Spesialisasi

  Mobil Textil Mobil Textil

Indonesia (600) 6 30 0 60

USA (600) 24 60 48 0

Total Dunia 30 90 48 60

Start and over

2. Manfaat Perdagangan Internasional

Sama halnya dengan kasus keunggulan absolut, maka dalam kasus keunggulan komparatif,

perdagangan baru terjadi bila rasio tukar internasional lebih menguntungkan dibanding rasio

tukar domestik. Bagi Indonesia, perdagangan baru dilaksanakan bila harga per unit mobil di

pasar internasional < 5 unit tekstil. Sebaliknya, USA baru mau menjual mobilnya bila harga

per unit mobil > 2,5 unit tekstil. (1;1) (1:3)

Misalkan harga mobil di pasar internasional adalah 3 unit tekstil, maka baik USA maupun

Indonesia akan melakukan perdagangan. Seandainya Indonesia ingin mempertahankan

konsumsi tekstil dalam negerinya, sebesar 30 unit, maka karena melakukan spesialisasi di

tekstil Indonesia dapat mengeksspor 30 unit tekstil ke USA. 10: 30

Dengan harga yang berlaku, Indonesia memperoleh 10 unit mobil. Dengan perdagangan

internasional, ternyata konsumsi rakyat Indonesia makin baik dengan bertambahnya

konsumsi mobil sebanyak 4 unit (10 unit - 6 unit).

Tabel 7.8Manfaat Perdagangan Internasional antara Indonesia dan USA

(unit)Negara Sebelum Spesialisasi Setelah Spesialisasi

  Mobil Beras Mobil Beras

Indonesia 6 30 0 60

Page 11: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

60

40

20

120

60

40

20Konsumsi setelah perdagangan internasional (10 mobil, 30 tekstil)

PPC setelah perdagangan internasional

Konsumsi sebelum perdagangan internasional (6 mobil, 30 tekstil)

PPC setelah perdagangan internasional

Konsumsi sebelum perdagangan internasional (24 mobil, 60 tekstil)

Konsumsi setelah perdagangan internasional (38 mobil, 30 tekstil)

(a) Indonesia (b) Jepang

12 20 4820 40

Jepang 24 60 48 0

Total Dunia 30 90 48 60

Sebaliknya USA, konsumsi mobilnya meningkat dari 24 unit menjadi 38 unit,

sementara konsumsi tekstilnya berkurang dari 60 unit menjadi 30 unit. Tentu timbul

pertanyaan apakah dengan perdagangan internasional USA dirugikan? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut kita melihat perubahan PPC sebelum dan sesudah perdagangan. Ternyata

baik USA maupun Indonesia lama-lama bergerak di PPC yang lebih baik daripada PPC

sebelum perdagangan. Karena itu, baik Indonesia maupun USA sama-sama menikmati

manfaat perdagangan.

Diagram 7.3PPC Indonesia dan USA Setelah Melakukan

Perdagangan Internasional

Tex tex

Mobil mobil

7.3. Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran (Balance of Payment, disingkat BOP) adalah catatan statistik

(ringkas) tentang transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara

(perekonomian) dengan penduduk negara (perekonomian) lainnya. Neraca Pembayaran

(BOP) adalah laporan rugi laba (income statement) yang merupakan ringkasan arus keluar-

masuk barang, jasa dan aset-aset dalam suatu perekonomian selama kurun waktu (periode)

Page 12: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

tertentu. Umumnya periode laporan BOP adalah satu tahun, walaupun laporan-laporan

statistik ekonomi dewasa ini umumnya memberikan data BOP periode triwulanan.

7.3.1. Struktur Dasar Neraca Pembayaran

Bagian paling penting dari neraca pembayaran (BOP) adalah neraca lancar (current

account) dan neraca modal (capital account). Bagian lainnya yang memberikan tambahan

penjelasan tentang dinamika neraca lancar dan neraca modal adalah neraca penyeimbang

(settlement account) dan selisih perhitungan (statistical discrepancy)

1) Neraca Lancar (Current Account)

Neraca lancar (current account) adalah bagian BOP yang memberi gambaran ringkas

tentang transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode setahun atau

kurang. Dapat juga dikatakan neraca lancar adalah bagian dari BOP yang memberi

gambaran ringkas tentang pembayaran-pembayaran jangka pendek.

Neraca lancar dapat dibedakan menjadi tiga bagian pokok, yaitu neraca perdagangan

(balance of trade) serta neraca jasa (services) dan neraca nonbalas jasa (transfer

payment).

Dalam neraca perdagangan dicatat transaksi ekspor dan impor barang-barang selama

satu periode. Suatu negara dikatakan mengalami defisit perdagangan bila nilai ekspor

barang lebih kecil daripada nilai impor barang. Sebaliknya negara tersebut dikatakan

mengalami surplus perdagangan bila nilai ekspor barang lebih besar daripada nilai

impor.

Neraca jasa mencatat ekspor dan impor jasa selama suatu periode tertentu. Impor jasa

yang dilakukan misalnya penggunaan jasa transportasi negara lain untuk mengirim

barang atau kegiatan lain. Misalnya, ketika akan mengekspor minyak mentah dalam

skala besar, Indonesia mungkin menggunakan jasa transportasi perusahaan asing.

Atau jika Indonesia menyewa armada penerbangan asing untuk memperlancar

transportasi naik haji, maka Indonesia melakukan impor jasa.

Ekspor jasa terjadi bila ada pembelian jasa-jasa dalam negeri oleh pihak asing.

Misalnya turis Belanda yang berlibur ke Indonesia menik-mati jasa hotel, restoran dan

jasa-jasa lainnya merupakan ekspor bagi Indonesia, sekaligus impor jasa bagi

Belanda.

Yang juga dicatat dalam neraca jasa adalah pendapatan modal (investment income),

yaitu pendapatan yang diperoleh karena memiliki aset-aset financial (saham dan

Page 13: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

obligasi) serta aset fisik (properti) di negara lain. Bila perekonomian Indonesia harus

membayar dividen, bunga, sewa dan keuntungan kepada pihak asing atas kepemilikan

aset-aset di Indonesia, pembayarannya dicatat sebagai pembayaran atas pendapatan

modal (income payments on investment). Bila pihak Indonesia menerima dividen,

bunga, sewa dan keuntungan dari negara lain karena memiliki aset di luar negeri, akan

dicatat sebagai pendapatan dari modal (income received on investment). Selisih

keduanya adalah pendapatan investasi neto (net investment income).

Suatu negara mengalami defisit neraca jasa bila impor jasa lebih besar daripada

ekspornya. Sebaliknya bila ekspor lebih besar daripada impor jasa dikatakan

mengalami surplus neraca jasa.

Neraca nonbalas jasa (transfer payment) mencatat transaksi-transaksi yang bukan

sebagai akibat balas jasa. Misalnya bila pemerintah USA memberikan hibah kepada

pemerintah negara lain, hal tersebut akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. Contoh

lain adalah bila prang tua di Indonesia mengirim uang saku untuk anaknya yang

kuliah di USA.

Surplus atau defisit neraca lancar adalah penggabungan surplus dan atau defisit neraca

perdagangan dengan neraca jasa dan nonbalas jasa. Suatu negara dikatakan

mengalami surplus neraca lancar bila total ekspor barang dan jasa lebih kecil daripada

impor barang dan jasa. Defisit neraca lancar menunjukkan bahwa pembayaran-

pembayaran jangka pendek suatu negara lebih besar daripada penerimaan-pene-

rimaannya. Begitu juga sebaliknya bila suatu negara mengalami defisit neraca lancar.

2) Neraca Modal (Capital Account)

Neraca modal adalah bagian dari BOP yang mencatat pembelian dan penjualan aset-aset

finansial seperti surat-surat berharga, deposito perbankan dan juga investasi langsung.

Ringkasnya, neraca modal mencatat arus masuk modal (capital inflow) dan arus keluar modal

(capital outflow) selama periode tertentu. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa neraca modal

mencatat arus pembayaran dan penerimaan jangka panjang. Neraca modal dibedakan menjadi

neraca modal pemerintah (official capital) yang mencatat arus keluar-masuk modal di sektor

pemerintah dan neraca modal swasta (private capital) yang mencatat arus keluar-masuk

modal sektor swasta (dunia usaha). Suatu negara dikatakan mengalami defisit neraca modal

bila arus masuk mods lebih kecil daripada arus keluar. Begitu sebaliknya.

3) Neraca Penyeimbang (Settlement Account)

Page 14: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya, hasil penjumlahan

antara surplus dan atau defisit neraca lancar (current account) dengan surplus dan atau defisit

neraca modal (capital account) adalah sama dengan nol. Jika neraca lancar mengalami defisit

100, maka neraca modal harus surplus 100. Atau sebaliknya bila neraca lancar mengalami

surplus 100, seharusnya neraca modal mengalami defisit 100. Tetapi seringkali terjadi bahwa

saldo neraca pembayaran adalah defisit (< 0) atau surplus (> 0).

Saldo neraca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata uang.

Jika saldo neraca pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata uang asing meningkat

atau penawaran terhadap mata uang domestik meningkat. Hal ini dapat menyebabkan

melemahnya nilai tukar mata uang domestik. Sebaliknya surplus neraca pembayaran akan

memperkuat nilai tukar domestik. Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar, maka

saldo neraca pembayaran harus dibuat sama dengan nol.

Apa yang dilakukan pemerintah untuk membuat saldo neraca pembayaran menjadi

sama dengan nol dapat dilihat dal am neraca penyeimbang (settlement account). Sehingga

dapat dikatakan bahwa neraca penyeimbang adalah bagian dari BOP yang menjelaskan

bagaimana surplus atau defisit BOP dibiayai. Tercakup dalam bagian ini antara lain adalah

arus keluar-masuk emas, pembelian dan atau penjualan mata uang domestik serta valuta asing

oleh pemerintah.

Misalnya Indonesia mengalami surplus BOP (saldo BOP > 0). Hal ini berarti per-

tambahan permintaan terhadap rupiah lebih besar daripada pertambahan penawarannya. Bila

dibiarkan, di satu sisi akan memperkuat nilai tukar rupiah, tetapi di sisi lain dapat

memperlemah ekspor karena harga jual komoditas Indonesia dalam mata uang asing akan

lebih mahal. Bila pemerintah ingin mempertahankan nilai tukar yang berlaku, maka salah

satu yang mungkin dilakukan adalah membeli mata uang asing agar kelebihan penawaran

mata uang asing ternetralisir. Dalam BOP Indonesia tindakan pemerintah menetralisir surplus

atau defisit B0P terlihat dalam bagian lalu lintas moneter (monetary movement).

4) Selisih perhitungan (Statistical Discrepancy)

Salah satu faktor lain yang menyebabkan saldo BOP tidak sama dengan

ketidaklengkapan informasi (imperfect information) dan atau adanya transaksi-transaksi yang

tidak tercatat (unrecorded transaction). Dalam BOP, transaksi-transaksi yang tak tercatat ini

dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan (statistical discrepancy). Istilah dalam

bahasa Inggris yang juga digunakan untuk selisih perhitungan adalah error and omission.

Page 15: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

7.3.2. Analisis Neraca Pembayaran di Indonesia

Tabel 7.9Neraca Pembayaran Indonesia, 1996 (dalam US$ juta)

A. NERACA LANCAR (CURRENT ACCOUNT) -8.804A.1. Neraca Perdagangan (Balance of Trade) 5.129-Ekspor (Exports, fob) 50.493-impor (Imports, fob) -45.364A.2. Neraca. Jasa, Neto (Services, Net) -13.933B. NERACA MODAL (CAPITAL ACCOUNT) 11.492B.1. Sektor Pemerintah, Neto (Official Capital, net) -584-Penerimaan (Inflow) 5.631-Penggunaan (Amortization) 6.215B.2. Sektor Swasta Neto (Private Capital, net) 12.076-Investasi Acing Langsung (Foreign Direct investment) 6.194-Lain-lain (Others) 5.882C. Neraca Lancar + Neraca Modal (Total A+B) 2.688D. Selisih Perhitungan (Error and Omission) 1.763E. Lalu Lintas Moneter (Monetary Movement) 4.451

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Bank Indonesia)

a) Neraca Lancar (Current Account)

Di tahun 1996 Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar US$ 5.129 juta. Sebab

ekspor barang (US$ 50.493 juta) lebih besar daripada impor barang (US$ 45.364 juta).

Namun demikian karena defisit neraca jasa yang sangat besar (US$ 13.933 juta), Indonesia

mengalami defisit neraca lancar sebesar US$ 8.804 juta.

b) Neraca Modal (Capital Account)

Di tahun 1996 Indonesia menikmati surplus neraca modal sebesar US$ 11.492 juta. Penyebab

surplus neraca modal adalah surplus pada aliran modal sektor swasta sebesar US$ 12.076

juta. Artinya jumlah modal swasta yang masuk (capital inflow) lebih besar daripada jumlah

yang keluar (capital outflow). jika dilihat lebih lanjut jumlah modal yang masuk terutama

Page 16: Web viewPerdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi

adalah dalam bentuk investasi langsung (foreign direct investment), yaitu sebesar US$ 6.194

juta. Sedangkan modal masuk dalam bentuk lainya adalah sebesar US$ 5.882 juta.

c) Selisih Perhitungan (Error and Omission)

Defisit neraca lancar sebesar US$ 8.804 juta dan surplus neraca modal sebesar US$ 11.492

juta menyebabkan surplus neraca pembayaran sebesar US$ 2.688 juta. Selain itu ada juga

transaksi yang tidak tercatat sebesar US$ 1.763 juta. Transaksi ini dimasukkan ke dalam pos

selisih perhitungan (error and omission atau statistical discrepancy). Transaksi yang tak

tercatat ini memperbesar surplus neraca pembayaran menjadi US$ 4.451 juta.

d) Neraca Penyeimbang (Settlement Account)

Surplus BOP yang dialami Indonesia selama tahun 1996 secara teoretis akan memperkuat

nilai tukar rupiah. Tetapi jika nilai tukar rupiah menguat (seperti halnya yang terjadi dengan

US$ dalam kasus BOP USA), harga barang Indonesia makin mahal yang akan menurunkan

ekspor. Sedangkan harga barang impor menjadi murah dan akan meningkatkan impor. Upaya

yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menetralisir surplus BOP 1996 terlihat dalam

neraca penyeimbang, yang dalam BOP Indonesia diberi nama lalu lintas moneter (monetary

movement). Dari neraca tersebut terlihat yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah

membeli US$ sebesar 4.451 juta. Tindakan ini akan meningkatkan cadangan devisa sebesar

US$ 4.451 juta. Dengan demikian total saldo BOP adalah sama dengan nol.

LATIHAN:

1. Jelaskan manfaat dengan adanya perdagangan dengan negara lain.

TUGAS:

1. Mencari neraca pembayaran Indonesia tahun 2009.