8026.arn (isi rom.baru) 2 3/22/07 1:11:38 pm · dewan riset nasional agenda riset nasional 2006 –...

253

Upload: duonghanh

Post on 30-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEWAN RISET NASIONAL

AGENDA RISET NASIONAL2006 – 2009

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 1 3/22/07 1:11:36 PM

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 2 3/22/07 1:11:38 PM

iii

KATA SAMBUTAN

Bismillahirrahmanirrahim,Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pada era global sekarang ini, salah satu faktor penting yang menjadi penentu daya saing sebuah bangsa adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Penguasaan Iptek dapat diperoleh melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi yang berjenjang dan berkesinambungan. Penguasaan Iptek, mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, menempatkan peningkatan kemampuan Iptek sebagai salah satu agenda nasional.

Kita bersyukur, berbagai paket teknologi telah berhasil dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, antara lain biofuel, pemanfaatan energi surya, PLTU skala kecil, teknologi informasi dan prototip roket antariksa. Selain itu, penelitian, pengembangan dan penerapan melalui Riset Unggulan Terpadu untuk berbagai bidang penelitian, seperti pertanian dan pangan, kesehatan, lingkungan, kelautan, energi dan bidang teknologi informasi dan mikroelektronika, terus dikembangkan.

Tersusunnya buku Agenda Riset Nasional (ARN) merupakan pedoman, sekaligus ukuran capaian dari seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek, yang dilakukan oleh para peneliti dan akademisi bangsa kita. Buku ini, di samping memberikan penekanan pada tahapan capaian jangka menengah, juga meletakkan dasar-dasar agenda riset jangka panjang yang diperlukan untuk mengembangkan Iptek di tanah air, seiring dengan percepatan pembangunan dan kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 3 3/22/07 1:11:41 PM

iv AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Saya menyambut baik terbitnya buku “Agenda Riset Nasional”. Buku ini, berisi agenda riset yang perlu dikembangkan oleh bangsa dan negara kita, baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Apa yang menjadi agenda riset nasional, seperti ketahanan pangan, sumber energi baru dan terbarukan, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan dan keamanan, serta teknologi kesehatan dan obat-obatan, merupakan agenda penting yang merupakan penerjemahan dari kebijakan riset nasional.

Saya berharap, agenda riset yang tertuang dalam buku ini, dapat menjadi rujukan bagi para peneliti, akademisi, praktisi, para pengambil kebijakan, dan seluruh komponen bangsa dalam meneliti, mengembangkan, dan memanfaatkan teknologi yang kita miliki dan akan kita terus kembangkan.

Akhirnya, saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku “Agenda Riset Nasional”. Semoga dengan terbitnya buku ini dapat membuka cakrawala Iptek sebagai sarana menuju kekuatan utama untuk meraih kesejahteraan, keamanan, dan kedaulatan bangsa dan negara kita.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, Agustus 2006 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

2

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 4 3/22/07 1:11:45 PM

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 5 3/22/07 1:11:48 PM

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 6 3/22/07 1:11:48 PM

vii

Ringkasan EksEkutif

Krisis ekonomi di Asia di pertengahan dekade 90-an yang berimbaskan

gejolak multidimensional di Indonesia menjadi bukti bahwa pertumbuhan

ekonomi saja tidak mampu menopang ketahanan dan daya saing bangsa.

Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari krisis tersebut adalah bahwa

pembangunan Indonesia perlu lebih sungguh-sungguh memperhatikan

ketegakan dan kepastian hukum, keadilan dan keamanan sosial, kekayaan

nilai kebudayaan, kapasitas inovasi industrial, kapasitas pengelolaan

lingkungan, serta kesatuan berbangsa dan bernegara.

Pada tataran regional/global, agenda pembangunan antarbangsa di

awal abad ke-21 menegaskan kembali posisi manusia (dan masyarakat)

sebagai subyek dan sekaligus tujuan pembangunan. Kesetaraan (equity),

keamanan (security) dan keberlanjutan (sustainability) kini menjadi per­

soalan sentral. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development

Goals) yang ditetapkan di tahun 2000 memberikan prioritas pada: pe-

nanggulangan kemiskinan; kesetaraan akses ke layanan pendidikan da-

sar; kesetaraan jender; penurunan angka kematian anak; peningkatan

kesehatan ibu; dan kelestarian lingkungan hidup. Penegasan manusia

sebagai subyek pembangunan dituangkan dalam Indeks Pembangunan

Manusia (Human Development Index), yang bertitikberatkan ketersediaan

pilihan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan

dan daya beli. Peranan penting pengetahuan masyarakat dirumuskan

dalam konsepsi Masyarakat/Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 7 3/22/07 1:11:48 PM

viii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Based Society/Economy), yang menegaskan bahwa daya saing ekonomik

sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh faktor produksi, tetapi juga

oleh pengetahuan dan kreativitas sebagai faktor inovasi.

Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 disusun untuk memberikan

prioritas kegiatan, tonggak dan indikator capaian pembangunan nasio-

nal iptek untuk kurun waktu 2006-2009, yang diletakkan dalam suatu

proyeksi capaian jangka panjang (yakni sasaran pada tahun 2025). Proses

penyusunan ARN ini mencakup penyusunan materi pokok melalui diskusi

di dalam komisi teknis Dewan Riset Nasional (DRN) dan pengayaan materi

melalui sosialisasi ke berbagai pemangku-kepentingan di Indonesia. Bidang

Fokus ARN ditetapkan dengan merujuk pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, yakni: (i) ketahanan pangan; (ii)

energi baru dan terbarukan; (iii) teknologi dan manajemen transportasi;

(iv) teknologi informasi dan komunikasi; (v) teknologi pertahanan; dan (vi)

teknologi kesehatan dan obat-obatan. Keenam bidang fokus ARN tersebut

tersatukan dalam suatu kerangka tujuan bersama, yang mencakup:

ketersediaan layanan untuk masyarakat, kesetaraan akses dan keadilan,

kemandirian dan daya saing bangsa, ketahanan dan rasa aman, iklim yang

kondusif untuk inovasi, kapasitas iptek masyarakat dan sistem produksi,

ketegakan dan kepastian hukum, kekuatan pranata legal dan standardisasi,

kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan, serta kekuatan

basis pengetahuan masyarakat.

Pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi ke-

butuhan pangan masyarakat secara cukup, bergizi, aman, dan bermutu.

Ini dicapai melalui peningkatan kuantitas, kualitas, dan efisiensi dalam

produksi pangan, serta pengolahan hasil dan penganekaragaman

pangan secara berkelanjutan. Prioritas utama adalah untuk: (i) mencapai

kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan

meningkatkan kemitraan antarlembaga; dan (ii) mengembangkan komo-

ditas pangan secara selaras dengan kebijakan revitalisasi pembangunan

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 8 3/22/07 1:11:48 PM

ix

produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan. Kebijakan iptek ke-

tahanan pangan ditujukan pada peningkatan daya dukung teknologi,

peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan iklim inovasi, dan

pembentukan SDM yang handal dalam pengelolaan pangan.

Pembangunan di bidang energi diarahkan menuju peningkatan ke-

mampuan iptek dalam: (i) konservasi sumber energi, efisiensi peman-

faatan energi, diversifikasi penggunaan energi, dan pengembangan energi

baru dan terbarukan; (ii) pengelolaan energi nasional jangka panjang, dan

peningkatan kemampuan pasokan bauran energi (energy-mix) berbasis

sumber energi baru dan terbarukan; dan (iii) pembangunan infrastruktur

energi melalui penguatan kelembagaan, optimalisasi dan pendayagunaan

sumber daya, serta pembangunan jaringan yang mencakup focal point

untuk tiap jenis energi dan kegiatan yang dikembangkan.

Pembangunan di bidang transportasi diarahkan menuju: (i) pening-

katan transaksi perdagangan yang menjadi pangsa pasar bisnis trans-

portasi melalui political trading secara saling menguntungkan; (ii) pen-

ciptaan jejaring layanan secara intra dan antarmoda angkutan melalui

pembangunan prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan

pemanfaatan e-commerce untuk mencapai kemudahan, kelancaran, dan

kepastian layanan; (iii) penyelarasan seluruh peraturan perundang-

undangan baik yang mencakup investasi maupun penyelenggaraan

jasa transportasi; (iv) penciptaan sistem perbankan dan mekanisme

pendanaan untuk menunjang investasi dan operasi prasarana dan

sarana transportasi; (v) peningkatan partisipasi seluruh pemangku-

kepentingan dalam penyediaan layanan mulai dari tahap perencanaan,

pembangunan, dan pengoperasian; (vi) penghapusan segala macam

bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif/pilihan bagi para

pengguna jasa; (vii) penegakan keberpihakan pemerintah sebagai re-

gulator kepada masyarakat; dan (viii) penyatuan persepsi dan langkah

para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global services.

RingkAsAn eksekutif

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 9 3/22/07 1:11:48 PM

x AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diarahkan

menuju: (i) antisipasi terhadap implikasi konvergensi TIK, baik dalam

aspek kelembagaan maupun peraturan perundang-undangannya, yang

terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi dan integritas informasi,

hak atas kekayaan intelektual dan legalitas; (ii) optimalisasi dan sinergi

pembangunan dan pemanfaatan prasarana telekomunikasi dan non-

telekomunikasi dengan pengutamaan pada masyarakat pedesaan, dan

dengan penekanan pada efisiensi dalam investasi; (iii) pemanfaatan TIK

yang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri, dengan tetap

menjaga keutuhan sistem yang telah ada; (iv) peningkatan persaingan

yang sehat dalam penyelenggaraan telekomunikasi fixed-line dengan

mempersiapkan langkah migrasi dari duopoli ke bentuk kompetisi penuh;

(v) pengembangan industri pendukung (komponen, material, submodul,

dan lain-lain), industri konten dan aplikasi; (vi) penumbuhkembangan

kepemimpinan (leadership) dalam bidang TIK; dan (vii) peningkatan

pengetahuan masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) dan kepe-

dulian tentang potensi pemanfaatan TIK.

Arah pembangunan teknologi pertahanan dan keamanan (hankam)

ditujukan pada: (i) pemenuhan kebutuhan alat utama sistem sen-

jata (alutsista), baik perangkat keras maupun perangkat lunak ber-

teknologi terbaru, yang mempunyai efek penangkal yang tinggi;

(ii) peningkatan penguasan kapabilitas iptek hankam di kalangan

industri nasional melalui regulasi, kelembagaan dan penanganan

alokasi pendanaan yang khusus; (iii) peningkatan pemahaman,

penguasaan iptek, dan rekayasa untuk aplikasi hankam di kalangan

perguruan tinggi dan lembaga iptek nasional untuk mencapai

keunggulan dan kemandirian bangsa; (iv) pemenuhan standardisasi

sarana pertahanan (ranahan) sehingga mampu bersaing pada pangsa

pasar dunia; dan (v) perluasan peluang bagi industri strategis di

bidang hankam untuk berinovasi.

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 10 3/22/07 1:11:48 PM

xi

Pembangunan di bidang kesehatan dan obat-obatan diarahkan me-

nuju: (i) pencapaian gizi seimbang, terutama untuk mempertahankan dan

meningkatkan keadaan gizi masyarakat, serta tumbuh-kembang anak;

(ii) pengembangan industri farmasi untuk mewujudkan kemandirian

ketersediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas;

(iii) pengembangan obat bahan alam menjadi fitofarmaka dan sediaan

obat modern; (iv) pengembangan obat-obat preventif seperti vaksin sera,

serta obat-obat protein pharmaceutical; (v) pengendalian penyakit melalui

deteksi dini dan diagnosis, peningkatan kesehatan, pencegahan dan

penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan; (vi) pengembangan

alat kesehatan/kedokteran dengan meningkatkan kemampuan produksi

dan mutu alat kesehatan, terutama untuk subsidi impor, serta pe-

ngembangan jaringan nasional untuk pelayanan purna jual peralatan;

(vii) penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan prioritas kesehatan

keluarga, pengawasan penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adik-

tif; (viii) perawatan terhadap korban trauma dan bencana; serta (ix)

pengurangan dampak pembangunan terhadap kerusakan lingkungan

dan kesehatan manusia.

Sebagai faktor dominan dalam Agenda Riset Nasional ini di-

tetapkan bidang sains dasar dan bidang sosial dan kemanusiaan, yang

dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari keenam

bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari

keenam bidang fokus; dan (iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin

dan lintas-bidang di antara keenam bidang fokus tersebut. Sains dasar

memberikan landasan teoretik bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah bangsa. Sebaliknya,

berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan inovasi dapat menjadi

sumber inspirasi bagi pengembangan sains dasar itu sendiri, yang

pada gilirannya membuka jalan bagi temuan terapan yang lebih baru.

Penguatan dan pengembangan sains dasar, oleh karenanya, berperanan

RingkAsAn eksekutif

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 11 3/22/07 1:11:48 PM

xii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

kunci dalam menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi

dan peningkatan daya saing industri. Sebagai modal dasar bagi penguatan

budaya ilmiah masyarakat Indonesia, berbagai sasaran pengembangan

sains dasar tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: ke-

lompok fundamental dan kelompok kompleksitas.

Pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk

memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam

pengembangan di keenam bidang prioritas ARN. Tema pengembangan

ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu 2006-2025 adalah

keadilan sosial. Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan

kedalam tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspek sosial dan ke-

manusiaan dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang

pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan

dan keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan

pada aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan

politik yang terpaut erat dengan keenam bidang prioritas ARN, dengan

berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan untuk

mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada keenam bidang fokus

pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan antarbidang.

Riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas-disiplin dipan-

dang penting untuk memicu pertukaran dan sintesis keilmuan di

antara para pelaku iptek di lembaga riset/perguruan tinggi, dan di

industri/organisasi usaha. Riset dan pengembangan iptek secara lintas-

disiplin yang mencakup ilmu sosial dan kemanusiaan diharapkan dapat

menumbuhkembangkan lingkungan yang kondusif bagi difusi dan

pemanfaatan iptek di masyarakat, dan menjamin adanya akuntabilitas

moral, sosial dan lingkungan dari pemanfaatan iptek. Riset fundamental

yang bersifat lintas/trans-disiplin diharapkan akan menghasilkan pe-

ngetahuan baru tentang fenomena kompleks dan meningkatkan prestasi

keilmuan Indonesia di tingkat regional/global.

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 12 3/22/07 1:11:49 PM

xiii

Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek, peningkatan kapasitas

kelembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas iptek sistem produksi

menjadi bagian yang terpadu dari keseluruhan Agenda Riset

Nasional. Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek mencakup:

(i) peningkatan partisipasi masyarakat dalam penentuan pilihan

iptek yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan; (ii) minimalisasi

dampak negatif yang mungkin timbul dari pemanfaatan iptek;

(iii) pengembangan kapasitas masyarakat untuk mengadopsi dan

mengadaptasi iptek, dengan memperhatikan potensi sumber daya

alam lokal, pengetahuan dan kearifan lokal; (iv) kesiapan regulasi,

infrastruktur metrologi legal, tata niaga, dan iklim investasi dalam

pemanfaatan iptek untuk tujuan komersial. Peningkatan kapasitas

kelembagaan iptek mencakup pengembangan kompetensi individual,

ketersediaan sarana dan prasarana, dan pengembangan iklim yang

kondusif bagi komunikasi dan kolaborasi intra dan antarlembaga,

dan iklim yang kondusif bagi efektivitas kepemimpinan. Peningkatan

kapasitas kelembagaan iptek mencakup pengembangan di semua

aspek tersebut secara terpadu dan pengembangan berbagai faktor

penunjang pembelajaran (learning), interaksi dan komunikasi baik

intralembaga maupun antarlembaga. Berbagai sumber daya yang

terdapat di lembaga pemerintah (government), perguruan tinggi

(academicians), dan organisasi swasta (business organizations) dapat

dimobilisasi untuk mengembangkan berbagai hal tersebut di atas

melalui jejaring A-B-G (academician-business-government).

Sebagai pedoman nasional pembangunan iptek, Agenda Riset

Nasional berperanan strategis dalam meningkatkan koordinasi dan

sinergi di antara berbagai pemangku-kepentingan iptek nasional, serta

meningkatkan mobilitas dan optimalitas pemanfaatan sumber daya iptek

nasional. Mempertimbangkan tingginya dinamika masyarakat di dalam

pergaulan antarbangsa dan dinamika iptek itu sendiri, maka dokumen

RingkAsAn eksekutif

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 13 3/22/07 1:11:49 PM

xiv AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Agenda Riset Nasional ini perlu dipandang sebagai panduan yang

bersifat dinamis dan responsif, yang terbuka terhadap penyempurnaan.

Hasil yang optimal akan dicapai bila realisasi Agenda Riset Nasional

ini didukung oleh sistem penopangnya yang mencakup sistem pe-

rencanaan, sistem pembiayaan, serta sistem difusi dan adopsi iptek.

Dampak yang nyata dan meluas di masyarakat akan terwujud bila seluruh

pemangku-kepentingan iptek nasional memiliki komitmen yang kuat

untuk menjadikan dokumen ini pedoman dalam pembangunan nasional

iptek, dalam kerangka upaya mewujudkan masa depan yang lebih cerah

bagi generasi penerus cita-cita bangsa.

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 14 3/22/07 1:11:49 PM

xv

DaftaR isi

Sambutan Presiden Republik Indonesia ......................................... iii

Ringkasan Eksekutif ............................................................................ . vii

Daftar Isi ................................................................................................. . xv

Daftar Singkatan .................................................................................. .xviii

Daftar Gambar ...................................................................................... .xxiv

Bab I Pendahuluan

1.1. Perubahan dan Tantangan di Abad ke-21 ...................... 1

1.2. Tujuan Penyusunan ARN ................................................. 5

1.3. Lingkungan Strategis ....................................................... 6

1.4. Kerangka Kerja Legal Formal........................................... 7

1.5. Ruang Lingkup .................................................................. 8

1.6. Faktor Dominan ................................................................ 10

1.6.1. Penguatan Sains Dasar.......................................... 10

1.6.2. Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan ............ 13

Bab II Fokus Area Pembangunan Nasional Iptek

2.1. Arah Pengembangan ........................................................ 17

2.1.1. Pembangunan Ketahanan Pangan ....................... 17

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 15 3/22/07 1:11:49 PM

xvi AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

2.1.2. Penyediaan dan Pemanfaatan Sumber Energi

Baru dan Terbarukan.............................................. 18

2.1.3. Pengembangan Teknologi dan Manajemen

Transportasi ............................................................ 18

2.1.4. Pengembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi ............................................................ 19

2.1.5. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan

Keamanan ............................................................... 20

2.1.6. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan

Obat-Obatan .......................................................... 21

2.2. Keterkaitan Antar Bidang ................................................. 22

2.2.1. Keterkaitan dalam Proses ..................................... 22

2.2.2. Keterkaitan dalam Tujuan ..................................... 23

2.3. Difusi, Kelembagaan dan Kapasitas Iptek ...................... 24

2.3.1. Difusi dan Pemanfaatan Iptek............................... 24

2.3.2. Kelembagaan Iptek ................................................ 25

2.3.3. Kapasitas Iptek Sistem Produksi .......................... 26

Bab III Agenda Riset

3.1. Agenda Riset Ketahanan Pangan .................................... 29

3.1.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 29

3.1.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 31

3.1.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 32

3.1.4. Program .................................................................. 35

3.2. Agenda Riset Energi Baru dan Terbarukan .................... 63

3.2.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 63

3.2.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 65

3.2.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 66

3.2.4. Program .................................................................. 72

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 16 3/22/07 1:11:49 PM

xviidAftAR isi

3.3. Agenda Riset Teknologi dan Manajemen

Transportasi ...................................................................... 106

3.3.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 106

3.3.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 108

3.3.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 111

3.3.4. Program .................................................................. 112

3.4. Agenda Riset Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) .............................................................. 132

3.4.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 132

3.4.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 134

3.4.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 135

3.4.4. Program .................................................................. 136

3.5. Agenda Riset Teknologi Pertahanan dan

Keamanan ......................................................................... 154

3.5.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 154

3.5.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 155

3.5.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 156

3.5.4. Program .................................................................. 157

3.6. Agenda Riset Teknologi Kesehatan dan

Obat-Obatan ..................................................................... 180

3.6.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 180

3.6.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 181

3.6.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran

Tahun 2025 ............................................................. 182

3.6.4. Program .................................................................. 192

BAB IV PENUTUP ........................................................................ 215

LAMPIRAN .............................................................................................. . 217

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 17 3/22/07 1:11:49 PM

xviii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DaftaR singkatan

4G : Teknologi Generasi 4

A-B-G : Academician-Business-Government

Alkomlek : Alat Komunikasi Elektronika

Alutsista : Alat Utama Sistem Senjata

AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

ARN : Agenda Riset Nasional

ASDP : Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

ATSC : Advanced Television Systems Committee

BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Balitbang : Badan Penelitian dan Pengembangan

Bappenas : Badan Perencanaan Nasional

Batan : Badan Tenaga Nuklir Nasional

BBM : Bahan Bakar Minyak

Bengpuspal : Bengkel Pusat Peralatan

BIS : Bid Invitation Specification

BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika

BPEN : Badan Pengembangan Ekspor Nasional

BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BPS : Badan Pusat Statistik

BSA : Business Software Alliance

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 18 3/22/07 1:11:50 PM

xix

BSN : Badan Standardisasi Nasional

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BUMNIS : Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis

CAAFIS : Computer Aided Automatic Fingerprint Identification System

CNS/ATM : Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Manage-

ment

CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik

CPOTB : Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

Dep PU : Departemen Pekerjaan Umum

Depdagri : Departemen Dalam Negeri

Depperin : Departemen Perindustrian

Dephan : Departemen Pertahanan

Dephankam : Departemen Pertahanan dan Keamanan

Dephut : Departemen Kehutanan

Depkes : Departemen Kesehatan

Depkeu : Departemen Keuangan

Depkominfo : Departemen Komunikasi dan Informasi

Depkumdang : Departemen Hukum dan Perundang-undangan

Deptan : Departemen Pertanian

Diklat : Pendidikan dan Latihan

Diknas : Departemen Pendidikan Nasional

Dislitbang : Dinas Penelitian dan Pengembangan

Dittop : Direktorat Topografi

DKP : Departemen Kelautan dan Perikanan

DNA : Deoxyribonucleic Acid

DRN : Dewan Riset Nasional

DSP : Digital Signal Processing

DVB-T : Digital TV Broadcasting – Terrestrial

dAftAR singkAtAn

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 19 3/22/07 1:11:50 PM

xx AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DVD : Digital Versatile Disc

EBT : Energi Baru dan Terbarukan

EDTV : Enhanced Definition TV

EKG : Elektro Kardiograf

EOR : Enhance Oil Recovery

ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral

ESM : Electronic Support Measure

FMIPA : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FO : Fiber Optics

GMP : Good Manufacturing Practice

Hankam : Pertahanan dan Keamanan

Hankamneg : Pertahanan dan Keamanan Negara

HDTV : High Definition Television

hEPO : Human Erythropoitin

HPN : Highly Predictable Networks

ICT : Information and Communication Technology

ICAO : International Civil Aviation Organization

IGOS : Indonesia Go Open Source

IMO : International Maritime Organization

IIPA : International Intellectual Property Alliance

IP : Internet Protocol

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ISDB : In Band Digital TV

IT : Information Technology

ITS : Intelligent Transportation System

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 20 3/22/07 1:11:50 PM

xxi

Jakstranas : Kebijaksanaan Strategis Nasional

Jakstranas Iptek : Kebijaksanaan Strategis Nasional Iptek

K3I Komando : Kendali Komunikasi dan Intelijen

KADARZI : Keluarga Sadar Gizi

KEN : Kebijakan Energi Nasional

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

KLB : Kejadian Luar Biasa

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

KNRT : Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Kodam : Komando Daerah Militer

Koharmat : Komando Pemeliharaan Materiil

LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Litbang : Penelitian dan Pengembangan

LPD : Lembaga Penelitian Departemen

LPN : Low Predictable Networks

LPND : Lembaga Pemerintah Non Departemen

MBE : Mesin Berkas Elektron

MDG : Millennium Development Goals

MPN : Medium Predictable Networks

NGN : Next Generation Network

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

OCC : Operation Control Center

OSS : Open Source Software

dAftAR singkAtAn

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 21 3/22/07 1:11:50 PM

xxii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

PAL : Phase Alternation Lines

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

Pemda : Pemerintah Daerah

PEMFC : Proton Exchange Membrane Fuel Cell.

PEN : Pengelolaan Energi Nasional

PET-CT : Positron Emission Tomography-Computed Tomography

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PLTN : Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

PLTPB : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap

POLRI : Kepolisian Republik Indonesia

PSAR : Preliminary Safety Analysis Report

PSTN : Public Switched Telephone Networks

PT : Perguruan Tinggi

PT.PLN : PT Perusahaan Listrik Negara

QPSK : Quaternary Phase Shift Keying

R-NGN : Rural Next Generation Network

Rolitbang : Biro Penelitian dan Pengembangan

Ro-Ro : Roll on – Roll off

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang

SDM : Sumber Daya Manusia

SDTV : Standard Definition TV

Sekneg : Sekretariat Negara

SIG : Sistem Informasi Geografis

SIM : Surat Ijin Mengemudi

SISTRANAS : Sistem Transportasi Nasional

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 22 3/22/07 1:11:51 PM

xxiii

SKEA : Sistem Konversi Energi Angin

SKPG : Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi

SLW : Sistem Logistik Wilayah

SNI : Standar Nasional Indonesia

SPW : Sistem Pembinaan Wilayah

TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi

TNI AD : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat

TNI AL : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

TNI AU : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TVD : Televisi Digital

UAD : Unit Akses Desa

UNDP : United Nation Development Programme

UNEP : United Nation Economic Programme

URD : User Requirement Document

USTR : United State Trade of Representative

UU : Undang-Undang

VCR : Video Cassette Recorder

VSB : Vistigial Side Band

WHO : World Health Organization

WiSE : Wing in Surface Effect

WSIS : World Summit on the Information Society

dAftAR singkAtAn

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 23 3/22/07 1:11:51 PM

xxiv AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DaftaR gaMBaR

Gambar 1 Kerangka Kerja Legal-Formal dan Lingkungan

Strategis Rujukan dalam Penyusunan Agenda

Riset Nasional ................................................................... 8

Gambar 2 Keterkaitan dalam Proses di antara Bidang Fokus

dan Faktor Dominan ARN................................................. 23

Gambar 3 Keterkaitan Antarbidang dalam Tujuan Bersama .......... 24

Gambar 4. Pengembangan Iptek, Difusi dan Pemanfaatan Iptek

dalam Konstelasi Jejaring Pelaku Iptek di dalam

Lingkungan Kebijakan dan Dinamika

Sosio-kultural .................................................................... 27

Gambar 5 Konvergensi Teknologi ...................................................... 132

Gambar 6 Misi dari multimedia center: menghasilkan creative

excitement bagi pengembangan industri seni digital

Indonesia yang sustainable ................................................. 144

8026.ARN (ISI ROM.BARU) 24 3/22/07 1:11:51 PM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Perubahan dan Tantangan di Abad ke-21

Krisis ekonomi di Asia di pertengahan dekade 90-an yang ber-

imbaskan gejolak multidimensional di Indonesia menjadi bukti bahwa

pertumbuhan ekonomi saja tidak mampu menopang ketahanan dan

daya saing bangsa. Paradigma pembangunan Indonesia di era Orde

Baru yang bertitikberatkan pertumbuhan ekonomi tidak berhasil

mengantarkan bangsa Indonesia pada suatu kemajuan yang utuh dan

kokoh. Dalam memasuki abad ke-21 ini, pembangunan Indonesia perlu

lebih memperhatikan berbagai aspek kehidupan bangsa seperti kepastian

dan tegaknya hukum, keadilan dan keamanan sosial, kekayaan nilai-

nilai kebudayaan, kapasitas inovasi industrial, kapasitas pengelolaan

lingkungan, serta kesatuan berbangsa dan bernegara, agar dapat dicapai

kekokohan ketahanan dan daya saing bangsa Indonesia.

Pada tataran regional/global, agenda pembangunan antarbangsa di

awal abad ke-21 menegaskan kembali posisi manusia (dan masyarakat)

sebagai subyek dan sekaligus tujuan pembangunan. Jika di awal abad ke-

20 pembangunan antarbangsa menitikberatkan pada variabel ekonomik,

yang kemudian justru berdampak marjinalisasi sebagian masyarakat,

maka saat ini arti penting kesetaraan (equity), keamanan (security) dan

keberlanjutan (sustainability) menjadi perhatian sentral. Dalam Tujuan

Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals; MDGs) yang di-

sepakati oleh 189 negara pada tahun 2000, dinyatakan sejumlah prio-

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 1 3/22/07 12:51:17 PM

� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

ritas pembangunan yang mencakup, di antaranya: penanggulangan

kemiskinan dan kelaparan; kesetaraan akses ke layanan pendidikan

dasar; kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan; penurunan

angka kematian anak; peningkatan kesehatan ibu; dan kelestarian

lingkungan hidup. Penegasan arti penting manusia dalam pembangunan

juga tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development

Index; HDI), yang berfokus pada ketersediaan pilihan manusia dalam

pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Liberalisasi perdagangan kini menjadi agenda sentral dalam ker-

jasama ekonomi antarbangsa. Dengan berlakunya liberalisasi per-

dagangan peranan pasar akan meningkat dalam mempengaruhi eko-

nomi sebuah bangsa. Tetapi di negara yang mempromosikan prinsip

lais·sez-faire (yakni prinsip bahwa pasar dibebaskan dari campur tangan

pemerintah), peranan pemerintah tetap penting dalam mengatur

ekonomi untuk kepentingan kedaulatan negara tersebut. Bagi bangsa

Indonesia, tantangan dalam memasuki arena perdagangan liberal/bebas

adalah bagaimana mengembangkan hubungan di antara pemerintah,

para pelaku usaha/industri swasta, dan segenap unsur masyarakat lain-

nya untuk mewujudkan ekonomi bangsa yang berdaya saing, dalam suatu

kerangka kedaulatan negara dan bangsa Indonesia.

Dalam persaingan ekonomi antarbangsa di abad ke-21 ini, arti

penting pengetahuan menjadi pusat perhatian. Ketika industrialisasi

modern berimbas pada sub-ordinasi pengetahuan di bawah faktor

produksi, berbagai upaya dilakukan untuk mengangkat kembali posisi

pengetahuan. Dirumuskannya gagasan tentang Masyarakat Berbasis

Pengetahuan (Knowledge Based Society; KBS) dan Ekonomi Berbasis Pe-

ngetahuan (Knowledge Based Economy; KBE) mencerminkan kristalisasi

upaya tersebut. Gagasan KBS dan KBE tersebut menegaskan peranan

penting pengetahuan dalam sistem inovasi; bahwa daya saing ekonomi

sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh teknologi sebagai faktor

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 2 3/22/07 12:51:17 PM

produksi, tetapi juga oleh pengetahuan dan kreativitas sebagai faktor

inovasi.

Alih-alih memisahkan pemerintah dari pasar, persaingan ekonomi

berbasis pengetahuan justru mendorong pengembangan hubungan yang

baru dan lebih erat di antara pemerintah, para pelaku usaha/industri

swasta dan para pelaku iptek. Di berbagai negara maju, kebijakan ekonomi

dan kebijakan iptek semakin terintegrasikan dan melahirkan kebijakan

inovasi, di mana arah pengembangan ekonomi, hukum, perdagangan,

industri, iptek dan pendidikan tinggi diselaraskan untuk meningkatkan

daya saing industri nasional. Bagi bangsa Indonesia yang berdaulat dan

menganut prinsip bebas-aktif, dibutuhkan suatu strategi peningkatan

daya saing industri yang mengombinasikan prinsip interdependensi

(melalui impor dan alih iptek) dan independensi (melalui penguasaan

iptek) sehingga daya saing ekonomi dapat dicapai dalam kerangka

kedaulatan bangsa (nation sovereignty).

Selain permasalahan daya saing, hingga hari ini bangsa Indonesia

masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan pembangunan yang

mendasar seperti meluasnya kemiskinan, masih terdapatnya potensi kon-

flik sosial, terbatasnya akses masyarakat ke layanan dasar (seperti layanan

pangan, kesehatan dan obat-obatan, energi, transportasi, informasi dan

komunikasi, dan rasa aman), serta terdegradasinya lingkungan hidup. Di

samping itu semua, kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)

bangsa Indonesia juga masih sangat terbatas, sehingga iptek bangsa

Indonesia belum memiliki peranan yang berarti dalam penyelesaian

berbagai permasalahan pembangunan tersebut. Hal tersebut ber-

implikasi pada tingginya tingkat ketergantungan berbagai kegiatan

pembangunan terhadap teknologi impor. Kondisi tersebut menghadirkan

suatu tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk, di satu sisi,

membangun kemampuan iptek bangsa, dan di sisi lain, meningkatkan

peranan iptek dalam menjawab permasalahan pembangunan.

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 3 3/22/07 12:51:17 PM

� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Upaya untuk meningkatkan peranan iptek dalam menjawab per-

masalahan pembangunan bangsa juga semakin menjadi perhatian

di berbagai negara maju. Masyarakat ilmiah/akademik di negara

anggota maju seperti yang tergabung dalam OECD (Organizations for

Economic Cooperation and Development) kini memberikan perhatian yang

makin besar pada riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas

dan trans-disiplin, yang melibatkan disiplin ilmu kealaman, rekayasa,

ekonomi, politik, hukum dan ilmu-ilmu kemanusiaan. Penekanan

pada riset yang berpola lintas/trans-disiplin ini ditujukan pada

peningkatan mobilitas ‘kapital intelektual’ masyarakat, sehingga

membawa perubahan menuju masyarakat berbasis pengetahuan.

Perkembangan dalam pola riset ini berimplikasi pada perubahan

kelembagaan iptek, di mana berbagai bentuk baru kerjasama di

antara lembaga pemerintah dan organisasi swasta dipelajari dan

dikembangkan. Bentuk baru perguruan tinggi, yang kemudian dikenal

dengan nama entrepreneurial university, di mana kegiatan riset dan

pengembangan iptek dan kegiatan entrepreneurship diletakkan dalam

satu kerangka kerja untuk menghasilkan technopreneurship.

Bagi bangsa Indonesia, mobilitas sumber daya iptek nasional

menjadi sangat penting oleh karena terbatasnya sumber daya

tersebut dan besarnya tantangan bangsa yang perlu dijawab me-

lalui pembangunan iptek. Untuk ini perlu dipromosikan riset dan

pengembangan iptek yang berpola lintas-disiplin yang dapat memicu

terjadinya pertukaran dan sintesis keilmuan di antara para pelaku

iptek di lembaga riset/perguruan tinggi, dan di industri/organisasi

usaha. Hal ini pada gilirannya akan memacu difusi teknologi di

industri dan peningkatan kapasitas iptek di sistem produksi nasional.

Riset dan pengembangan iptek secara lintas-disiplin yang mencakup

dimensi sosial dan kemanusiaan akan dapat menumbuhkembangkan

lingkungan yang kondusif bagi difusi dan pemanfaatan iptek di ma-

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 4 3/22/07 12:51:17 PM

syarakat, dan menjamin adanya akuntabilitas moral, sosial dan

lingkungan dari pemanfaatan iptek. Riset fundamental yang bersifat

lintas/trans-disiplin untuk mengembangkan pengetahuan baru ten-

tang berbagai fenomena kompleks (complexity sciences) dapat me-

nyediakan peluang yang lebih besar bagi bangsa Indonesia untuk

meraih prestasi keilmuan di tingkat regional/global, tanpa harus

meninggalkan konteks nasional/lokal.

1.2. Tujuan Penyusunan ARN

Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 merupakan dokumen

yang disusun untuk memberikan prioritas kegiatan, tonggak capaian

dan indikator capaian pembangunan nasional iptek untuk kurun

waktu 2006-2009, yang diletakkan dalam suatu proyeksi capaian

jangka panjang (yakni sasaran pada tahun 2025). Proses penyusunan

ARN ini terdiri atas dua tahap utama: (i) tahap penyusunan materi

pokok ARN melalui diskusi di dalam komisi teknis, badan pekerja

dan sidang paripurna Dewan Riset Nasional (DRN); dan (ii) tahap

pengayaan materi melalui sosialisasi ke berbagai komponen masya-

rakat pemangku-kepentingan di berbagai daerah di Indonesia.

Keseluruhan proses penyusunan ARN 2006-2009 telah meng-

akomodasi sumbangan pemikiran yang substantif dari segenap

perwakilan dari berbagai departemen pemerintahan, LPND, per-

guruan tinggi, para pelaku usaha/industri swasta, dan dewan riset

daerah. Dengan demikian, diharapkan bahwa realisasi ARN menjadi

tanggungjawab bersama dari segenap pemangku-kepentingan iptek

dan seluruh komponen masyarakat, dan diharapkan realisasi ini akan

disertai dengan komitmen bersama untuk membangun kemampuan

iptek bangsa demi menjawab tantangan pembangunan.

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 5 3/22/07 12:51:17 PM

� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

1.3. Lingkungan Strategis

Dalam dokumen Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek

2005-2009 (Jakstranas Iptek 2005-2009) dirumuskan Visi Iptek 2025 sebagai

berikut:

”Iptek sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang

berkelanjutan dan peradaban bangsa.”

Visi ini dituangkan ke dalam Misi Iptek 2025 yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Menempatkan iptek sebagai landasan kebijakan pembangunan nasio-

nal yang berkelanjutan;

2. Memberikan landasan etika pada pengembangan dan penerapan iptek;

3. Mewujudkan sistem inovasi nasional yang tangguh guna meningkatkan

daya saing bangsa di era global;

4. Meningkatkan difusi iptek melalui pemantapan jaringan pelaku dan

kelembagaan iptek termasuk pengembangan mekanisme dan kelem-

bagaan intermediasi iptek;

5. Mewujudkan SDM, sarana dan prasarana serta kelembagaan iptek

yang berkualitas dan kompetitif;

6. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, kreatif dan inovatif

dalam suatu peradaban masyarakat yang berbasiskan pengetahuan.

Dalam Jakstranas Iptek 2005-2009 ditemukenali sejumlah masalah

dalam pembangunan nasional iptek yang mencakup delapan gatra,

yaitu: (i) keterbatasan sumber daya iptek; (ii) belum berkembangnya

budaya iptek; (iii) belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek; (iv)

lemahnya sinergi kebijakan iptek; (v) belum terkaitnya kegiatan riset

dengan kebutuhan nyata; (vi) belum maksimalnya kelembagaan litbang;

(vii) masih rendahnya aktivitas riset di perguruan tinggi; serta (viii)

kelemahan aktivitas riset.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 6 3/22/07 12:51:18 PM

1.4. Kerangka Kerja Legal-Formal

Bangsa Indonesia telah memiliki landasan konstitusional yang kokoh

bagi pembangunan nasional di bidang iptek, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45,

hasil Amandemen ke-4. Lebih jauh lagi, pada tahun 2002 telah disahkan UU

No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan

Penerapan Iptek. Tujuan dari pemberlakuan UU No. 18/2002 tersebut adalah:

“untuk memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat

pencapaian tujuan negara serta meningkatkan daya saing dan

kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam

pergaulan internasional”.

Pasal 18 dan 19 dalam UU No. 18/2002 mengamanatkan bahwa Pe-

merintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan

Pemerintah di bidang iptek yang dituangkan ke dalam bentuk kebijakan

strategis pembangunan nasional iptek (Jakstranas Iptek). Perumusan kebi-

jakan di bidang iptek ini, berdasarkan amanat dari undang-undang tersebut,

dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek)

dengan mempertimbangkan segala masukan dan pandangan yang diberikan

oleh berbagai pemangku-kepentingan (stakeholders) iptek.

Dewan Riset Nasional (DRN) merupakan lembaga yang beranggota-

kan perwakilan para pemangku-kepentingan iptek yang dibentuk oleh

Pemerintah. Tugas utama dari DRN adalah memberikan berbagai per-

timbangan kepada Meneg Ristek dalam proses penyusunan kebijakan

strategis pembangunan nasional iptek, dan merumuskan arah dan

prioritas utama pembangunan iptek. Berdasarkan Keputusan Meneg

Ristek RI No. 89/M/Kp/V/2005 tentang Dewan Riset Nasional, tugas

DRN periode 2005-2008 difokuskan pada: (i) penyusunan Agenda Riset

Nasional (ARN); (ii) pemantauan umum perkembangan iptek; (iii)

penegakan norma ilmiah riset; dan (iii) pengembangan sistem dan

pengusulan penerima penghargaan riset. Kerangka kerja legal-formal

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 7 3/22/07 12:51:18 PM

� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan lingkungan strategis yang dirujuk dalam penyusunan dokumen ARN

diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Kerja Legal-Formal dan Lingkungan Strategis Rujukan dalam Penyusunan Agenda Riset Nasional.

1.5. Ruang Lingkup

Berbagai tantangan/permasalahan perlu diatasi melalui implementasi

kebijakan strategis pembangunan nasional di bidang iptek. Untuk ini,

UUD 45

UUNo.18/2002SISNAS P3

IPTEK

INPRESNO.4/2003

PENGKOORDINASIANPELAKSANAANJAKSTRANAS

IPTEK

PP 20/2005ALIH TEKNOLOGI

RPJPMPerpres

No.7/2005di Bidang Fokus:

PanganEnergi

TransportasiInfokom

PertahananKesehatan

JAKSTRA2000 - 2004

WHITE PAPER

LINGKUNGANSTRATEGIS

Misi-MisiLembaga/Dept.

RPJPVISI IPTEK

2025

JAKSTRANAS IPTEKTahun 2005 - 2009

ARAH PRIORITAS KERANGKAKEBIJAKAN

AGENDA RISETNASIONAL

PROGRAMPROGRAM

PROGRAMPROGRAM

Monitoring &Evaluation

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 8 3/22/07 12:51:18 PM

Jakstranas Iptek 2005-2009 memberikan penekanan pada beberapa hal

sebagai berikut:

(i) Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi;

(ii) Membangun kesejahteraan dan peradaban bangsa;

(iii) Menjunjung prinsip dasar dan nilai-nilai luhur, yakni:

• Visioner: memberikan solusi yang bersifat strategis dan perspektif

jangka panjang, menyeluruh dan holistik (saling keterkaitan

dalam kesatuan yang utuh);

• Unggul (excellence): keseluruhan tahapan pembangunan iptek

mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi dampak iptek pada

masyarakat, harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik;

• Inovatif: memastikan terciptanya nilai tambah dan manfaat bagi

masyarakat;

• Akuntabel (accountable): dalam aspek finansial, moral, lingkung-

an, budaya, sosial-kemasyarakatan, politis, dan ekonomis;

(iv) Masyarakat berbasis pengetahuan (Knowledge Based Society) yang

didukung oleh empat aspek pondasi kehidupan bermasyarakat,

yaitu: kreasi, pemeliharaan, diseminasi, dan pemanfaatan penge-

tahuan;

(v) Bidang Fokus yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) 2004-2009, yakni: ketahanan pangan; energi baru

dan terbarukan; teknologi dan manajemen transportasi; teknologi

informasi dan komunikasi; teknologi pertahanan; teknologi kese-

hatan dan obat-obatan.

Berpijak pada pertimbangan di atas, Agenda Riset Nasional difor-

mulasikan ke dalam fokus area pembangunan nasional iptek yang men-

cakup enam bidang berikut:

• Bidang ketahanan pangan

• Bidang energi baru dan terbarukan

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 9 3/22/07 12:51:18 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

• Bidang teknologi dan manajemen transportasi

• Bidang teknologi informasi dan komunikasi

• Bidang teknologi pertahanan dan keamanan

• Bidang teknologi kesehatan dan obat-obatan

1.6 Faktor Dominan

Keberhasilan pembangunan nasional iptek di keenam bidang fokus

tersebut membutuhkan Sains Dasar dan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan

yang dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari keenam

bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari

keenam bidang fokus; dan (iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin

dan lintas-bidang di antara keenam bidang fokus tersebut.

1.6.1 Penguatan Sains Dasar

Sains dasar memberikan landasan teoretik bagi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah

bangsa. Sebaliknya, berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan

inovasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan sains

dasar itu sendiri, yang pada gilirannya membuka jalan bagi temuan

terapan yang lebih baru. Penguatan dan pengembangan sains dasar,

oleh karenanya, berperanan kunci dalam menjamin keberlanjutan

dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya saing

industri.

Sains dasar mencakup sejumlah bidang, yaitu: (a) matematika seba-

gai sains tentang struktur dan pola kuantitatif yang dikembangkan melalui

abstraksi mental murni dan/atau refleksi atas fenomena alam; (b) fisika

yang mengungkapkan tatakerja atau hukum-hukum yang mengatur alam

fisis; (c) kimia yang mengungkapkan tata keteraturan alam, khususnya

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 10 3/22/07 12:51:18 PM

��

perubahan sifat dan bentuk material; (d) biologi yang mengungkapkan

keteraturan dalam fenomena hayati; (e) sains bumi and antariksa yang

mengungkapkan keteraturan alam fisis pada skala kebumian, lingkungan

dan antariksa. Riset fundamental di area sains dasar diarahkan untuk

dapat menghasilkan temuan baru, dan untuk menopang berbagai riset

terapan yang berfokus pada keenam bidang prioritas riset nasional,

yaitu ketahanan pangan, penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan

terbarukan, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi

dan komunikasi, teknologi pertahanan, teknologi kesehatan dan obat-

obatan. Pelaksanaan riset fundamental ini diharapkan akan mendukung

keberlanjutan riset terapan di keenam bidang fokus tersebut.

Sasaran pengembangan matematika mencakup penguasaan dasar

matematika, meliputi aljabar dan aljabar abstrak, geometri, teori kom-

putasi dan analisis numerik, statistik, komunatorik, teori graf, sandi,

matrik, dan berbagai cabang matematika modern yang penting untuk

pemodelan dan analisis fenomena kompleks yang urgen dipahami dewasa

ini. Sedangkan sasaran pengembangan fisika mencakup pemahaman

dan penguasaan seluruh area fisika teori, teori gravitasi, super symetry

breaking and dimensional supergravity, kosmologi, radiofisika dan kesehatan,

fisika nuklir, sumber-sumber non-uniform induksi magnit, impedansi

elektromagnetik, sistem elektronik, serta nanoscience, serta aspek-

aspek fundamental fisis, geologis, molecular bio-fisika, dan rumusan

kompleksitasnya.

Dalam bidang kimia, sasaran pengembangan mencakup kimia

teori, kimia inti serta formulasi kompleksitasnya seperti kimia bahan

polimer, tekstil, petro-kimia, beserta aspek keselamatan, keamanan dan

lingkungannya. Formulasi bahan baru dari sumber daya alami dan sistem

diversifikasi bahan dengan penguasaan iptek nano merupakan tantang-

an utama. Sistem analisis/kontrol kualitas juga menjadi sangat berperan

dalam perkembangan ilmu kimia. Pengembangan ilmu hayati/biologi,

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 11 3/22/07 12:51:19 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

diarahkan untuk mencapai sasaran yang mencakup: penyempurnaan

basis data sumber daya alam/hayati; penguasaan ilmu hayati beserta

aspek lingkungannya, aspek kehutanan, aspek kelautan; pengembangan

ilmu manipulasi genetika tanaman dan hewani; penguasaan dan

pengembangan metode kultur jaringan.

Riset di bidang sains kebumian dan antariksa diarahkan untuk

mencapai sasaran pengembangan dan penemuan rumusan fenomena

alam dan lingkungan (bumi, laut dan antariksa). Sasaran ini mencakup

pengembangan dan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan

perubahan iklim/cuaca, laju kenaikan paras air laut kawasan pantai

pada lingkup nasional, regional dan lokal. Penyusunan peta kondisi

kebumian Indonesia menjadi sangat penting, termasuk pengembangan

dan penyediaan sarana dan prasarana untuk pengukuran, pemantauan

dan pengamatan yang terkait dengan kebumian, kelautan dan keanta-

riksaan.

Sebagai modal dasar bagi penguatan budaya ilmiah masyarakat

Indonesia, berbagai sasaran pengembangan sains dasar tersebut dapat

dikategorikan ke dalam dua kelompok: kelompok fundamental, dan

kelompok kompleksitas. Yang termasuk ke dalam kelompok fundamental

meliputi aljabar, aljabar abstrak, geometri, matematika modern yang

mendasar; fisika teori (teori gravitasi, supersymetry breaking dan dimensional

supergravity), fisika inti, fisika bumi, bio-fisika dan instrumentasinya; serta

penelitian efek negatif lubang ozon (pengaruh radiasi ultraviolet yang

lebih pendek dari 280nm, yang berenergi tinggi dan dapat membahayakan

kesehatan).

Sedangkan yang termasuk ke dalam kelompok formulasi kom-

pleksitas meliputi: (i) model matematika untuk pengembangan

partikel nano; ilmu kimia-bahan, dan bahan baru; ilmu dan teknologi

nano atau sistem material nano; (ii) sains kompleksitas (complexity

sciences) dan model matematika untuk melakukan prediksi fenomena

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 12 3/22/07 12:51:19 PM

��

kompleks yang penting dalam manajemen sumber daya alam mi-

neral, manajemen rantai pasokan energi, manajemen sumber daya

hayati/botani, sumber daya hutan, laut dan lingkungannya; prediksi

degradasi lahan yang berimplikasi terbentuknya lahan kritis, ber-

kembangnya area yang rawan banjir, banjir bandang dan tanah

longsor; identifikasi dampak pemanasan bumi terhadap perubahan

cuaca dan iklim global, dan pada kondisi regional dan lokal di

Indonesia; pengungkapan karakteristik kebumian di Indonesia untuk

mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem

peredaran udara; penilaian kondisi kebencanaan (seperti gempa

bumi dan tsunami) sebagai akibat kondisi ekstrim kebumian; serta

pengembangan instrumen pengukuran langsung untuk bumi dan

antariksa dengan teknologi inderaja.

Dalam implementasi ARN, dipandang penting bahwa penguatan

dan penguasaan sains dasar melibatkan program pendidikan (pen-

didikan nasional, termasuk pendidikan tinggi) dengan sasaran pe-

ngembangan pola pikir dan paradigma sains dasar, yang diarahkan

untuk menopang pengembangan program terapan. Penguatan sains

dasar ini merupakan bagian hulu yang melandasi integrasi program

antarbidang ilmu dasar pada lembaga riset, perguruan tinggi,

dan industri. Pengembangan program pendidikan dasar maupun

terapan perlu memperkuat orientasi ke industri, mengembangkan

sinergi dengan lembaga riset dan industri, dan membangun jejaring

Academics-Business-Government (A-B-G).

1.6.2 Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan

Riset dan pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan

diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan

kemanusiaan dalam pengembangan di keenam bidang prioritas ARN.

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 13 3/22/07 12:51:19 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Tema pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu

2006-2025 adalah keadilan sosial, dan untuk kurun waktu 2006-2009

adalah bagaimana nilai/prinsip keadilan dapat semakin terpahami

dan diberlakukan dalam pembangunan di keenam bidang fokus ARN.

Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan ini mencakup aspek sosial,

budaya, hukum, ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Penguatan

dimensi sosial dan kemanusiaan tersebut diharapkan dapat memberikan

landasan kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi pembangunan iptek

bangsa secara berkesinambungan, dan pencapaian peradaban Indonesia

yang terkemuka, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.

Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan ke dalam

tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspek sosial dan kemanusiaan

dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang pangan,

energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan dan

keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan

pada aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan

politik yang terpaut erat dengan keenam bidang prioritas ARN, dengan

berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan

untuk mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada keenam

bidang fokus pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan

antarbidang.

Sasaran pengembangan dalam kelompok pertama adalah pengem-

bangan aspek sosial dan kemanusiaan dalam berbagai kebijakan,

sehingga implementasi kebijakan tersebut dapat meningkatkan kualitas

keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan berteknologi. Dari

kajian ini dihasilkan indikator dan model pembangunan iptek lintas-

sektoral yang mempromosikan terbentuknya Knowledge-Based Society, yang

menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan sosial.

Kajian dalam kelompok kedua diarahkan untuk menjawab per-

masalahan berikut: (a) kesetaraan akses masyarakat ke layanan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 14 3/22/07 12:51:19 PM

��

sosial dasar (layanan pangan, energi, transportasi, informasi dan

komunikasi, jaminan rasa aman, serta kesehatan dan obat), yang

mencakup aspek availability, accesibility, acceptability dan affordability

(4A); (b) permasalahan pembangunan mendasar yang mendesak

untuk diselesaikan seperti kemiskinan—dimensi SARA dan ketidak-

adilan sosial (dan teknologis) dari kemiskinan, dan potensi

disintegrasi bangsa; (c) dampak kebudayaan dan kemanusiaan

dari perkembangan teknologi (termasuk pemanfaatan teknologi

impor); (d) dialog lintas-kultural untuk memberikan kesempatan

yang setara bagi bahasa dan pengetahuan indigeneous untuk terus

berkembang di era globalisasi informasi dan pengetahuan; (e)

peningkatan kapasitas inovasi masyarakat dan peningkatan akses

masyarakat terhadap sumber-sumber iptek untuk peningkatan

kesejahteraan secara berkeadilan; (f) reaktualisasi sistem hukum

yang bersifat netral dan berasal dari hukum lokal (hukum adat dan

hukum Islam) ke dalam sistem hukum nasional di satu sisi, dan

di sisi lain juga terhadap hukum yang bersifat netral yang berasal/

bersumber dari perjanjian antarbangsa; (g) penataan kelembagaan

aparatur hukum yang masih belum dibentuk secara komprehensif,

sehingga melahirkan berbagai ekses; (h) penataan dan penguatan

metrologi legal nasional untuk mendukung daya saing industri, dan

penguatan infrastruktur teknologi penunjang penegakan hukum; (i)

pemberdayaan masyarakat baik dalam bentuk peningkatan akses

masyarakat ke dalam kinerja pemerintah, dan peningkatan kesadaran

hukum masyarakat (kedua hal ini merupakan pengembangan ’budaya

hukum’); (j) pemberdayaan birokrasi (’bureaucratic engineering)—dalam

konteks peranan hukum dalam pembangunan; dan pemanfaatan

teknologi untuk pemberdayaan birokrasi (seperti e-government).

Kajian sosial dan kemanusiaan untuk mempercepat difusi dan

pemanfaatan iptek pada keenam bidang fokus (secara terpadu) ditujukan

PendAhuluAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 15 3/22/07 12:51:19 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

untuk meningkatkan peluang keberhasilan dan kestabilan difusi iptek.

Secara umum, kajian ini dikelompokkan ke dalam tiga tingkat:

• Tingkat mikro: berfokus pada peningkatan partisipasi para (calon)

pengguna iptek, peningkatan kesetaraan akses terhadap sumber-

sumber iptek, dan interaksi di antara pengguna iptek dan penghasil

iptek; kajian terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap

iptek (dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan

fungsi-fungsi sosial iptek), dan kajian terhadap dampak sosial dan

kemanusiaan dari teknologi;

• Tingkat meso: identifikasi peluang-peluang untuk mempengaruh proses

difusi iptek di masyarakat, dan pengembangan proses intermediasi;

kajian kebijakan dan pranata legal (seperti standar) yang terkait

dengan difusi iptek di masyarakat; pengembangan intermediasi di

antara pelaku akademik, pelaku usaha dan pelaku pemerintahan (A-

B-G);

• Tingkat makro dan pengembangan jangka panjang: interaksi dinamis/

ko-evolusioner antara perubahan keteknologian dan perubahan ke-

masyarakatan; kajian tentang perkembangan di masa mendatang; dan

kajian untuk mempengaruhi proses ini, dengan segala implikasinya,

untuk mengarahkan pemfungsian teknologi yang mencerminkan ke-

adilan sosial dan mempromosikan pemelajaran sosial (guna mencapai

Knowledge Based Society).

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 16 3/22/07 12:51:19 PM

��

BAB II

FOKUS AREAPEMBANGUNAN NASIONAL IPTEK

2.1 Arah Pengembangan

Berdasarkan tujuan pembangunan dan prioritas pembangunan iptek

yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

2004-2009, dan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional (Jakstranas)

Iptek 2005-2009, berikut ini dipaparkan arah pengembangan dari

bidang fokus: (1) Ketahanan Pangan; (2) Energi Baru dan Terbarukan;

(3) Teknologi dan Manajemen Transportasi; (4) Teknologi Informasi dan

Komunikasi; (5) Teknologi Pertahanan dan Keamanan; dan (6) Teknologi

Kesehatan dan Obat-Obatan.

2.1.1 Pembangunan Ketahanan Pangan

Pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, bermutu, sesuai

selera dan keyakinannya, melalui: peningkatan produktivitas, kualitas,

dan efisiensi produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan secara

berkelanjutan; pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan. Prioritas

utama adalah untuk: (a) mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan

pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan

antar lembaga; dan (b) mengembangkan komoditas pangan yang menjadi

prioritas, yang diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan

produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 17 3/22/07 12:51:19 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Kebijakan iptek ketahanan pangan diarahkan/ditekankan pada

upaya peningkatan daya dukung teknologi untuk mempertajam prio-

ritas penelitian, peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan

iklim inovasi, dan pembentukan SDM yang handal dalam pengelolaan

pangan.

2.1.2 Penyediaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan

Terbarukan

Arah kebijakan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek

di bidang energi adalah: (a) peningkatan kemampuan iptek yang

berorientasi mendukung kebijakan penyediaan energi nasional melalui

langkah konservasi sumber energi, pemanfaatan energi secara efisien,

diversifikasi penggunaan energi, dan pengembangan energi baru dan

terbarukan; (b) peningkatan kemampuan iptek dalam pengelolaan energi

nasional jangka panjang, dan peningkatan kemampuan pasokan energi

dengan memanfaatkan bauran energi (energy-mix) berbasis pemanfaatan

sumber energi baru dan terbarukan dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan; (c) peningkatan kemampuan iptek dalam pembangunan

infrastruktur energi melalui penguatan kelembagaan, optimalisasi

dan pendayagunaan sumber daya, serta pembangunan jaringan

yang mencakup focal point untuk tiap jenis energi dan kegiatan yang di-

kembangkan; (d) mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi

berkembangnya teknologi dan inovasi yang berorientasi pada kekuatan

dan kemampuan sumber daya nasional.

2.1.3 Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi

Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi di masa

mendatang diarahkan untuk: (a) memenuhi kebutuhan transportasi na-

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 18 3/22/07 12:51:20 PM

��

sional yang aman, nyaman, tepat waktu dan terjangkau masyarakat luas;(b)

meningkatkan transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang,

barang, dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui

political trading yang saling menguntungkan; (c) menciptakan jaringan

pelayanan secara inter dan antarmoda angkutan melalui pembangunan

prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan pemanfaatan e-

commerce dalam konteks less paper document, sehingga kemudahan, kelan-

caran, dan kepastian pelayanan dapat dicapai; (d) menyelaraskan semua

peraturan perundang-undangan baik yang mencakup investasi maupun

penyelenggaraan jasa transportasi untuk memberikan kepastian hukum

bagi semua pihak yang terkait; (e) menciptakan sistem perbankan dan

mekanisme pendanaan untuk menunjang investasi dan operasi bidang

prasarana dan sarana transportasi; (f) mendorong seluruh stakeholders untuk

berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan,

pembangunan, dan pengoperasiannya; (g) menghilangkan segala macam

bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif/pilihan bagi pengguna

jasa; (h) mempertahankan keberpihakan pemerintah sebagai regulator

terhadap pelayanan kepada masyarakat; (i) menyatukan persepsi dan

langkah para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global

services.

2.1.4 Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diarahkan

untuk: (a) mengantisipasi implikasi konvergensi TIK, baik dalam aspek

kelembagaan maupun peraturan perundang-undangannya, termasuk

yang terkait dengan persoalan keamanan, kerahasiaan, privasi dan

integritas informasi, hak atas kekayaan intelektual, serta legalitasnya; (b)

mengoptimalkan dan mensinergikan pembangunan dan pemanfaatan

prasarana telekomunikasi dan non-telekomunikasi dalam pengembangan

Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 19 3/22/07 12:51:20 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

TIK secara menyeluruh dengan pengutamaan daerah pedesaan, guna

menciptakan efisiensi, termasuk efisiensi dalam investasi, yang pada

akhirnya akan menentukan harga/biaya layanan yang dibebankan kepada

masyarakat pengguna; (c) manfaatkan konsep teknologi netral yang

responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri, namun tetap menjaga

keutuhan sistem yang telah ada; (d) mendorong persaingan yang sehat

dalam penyelenggaraan telekomunikasi fixed line dengan mempersiapkan

tahapan migrasi dari bentuk duopoli ke bentuk kompetisi penuh yang

setara dan berimbang, seperti telekomunikasi nirkabel; (e) mendorong

pengembangan industri pendukung (komponen, material, submodul,

dan lain-lain), industri konten dan aplikasi sebagai upaya penciptaan

nilai tambah dari industri TIK dalam negeri; (f) menumbuhkembangkan

kepemimpinan (leadership) dalam bidang TIK untuk memperkuat arah

yang jelas bagi pengembangan sektor ini; (g) meningkatkan pengetahuan

masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) dan kepedulian tentang

potensi pemanfaatan TIK.

2.1.5 Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Arah kebijakan pengembangan teknologi pertahanan dan ke-

amanan (hankam) ditujukan untuk: (a) memenuhi kebutuhan alat

utama sistem senjata (alutsista), baik perangkat keras maupun

perangkat lunak berteknologi terbaru, sesuai dengan kebutuhan

operasional yang mempunyai efek penangkal yang tinggi; (b)

meningkatkan penguasaan kapabilitas iptek hankam di kalangan

industri nasional melalui regulasi, kelembagaan dan penanganan

alokasi pendanaan yang khusus; (c) meningkatkan pemahaman,

penguasaan iptek, dan rekayasa untuk aplikasi hankam di kalangan

perguruan tinggi dan lembaga iptek nasional untuk mencapai

keunggulan bangsa berbasiskan kemandirian, melalui roadmap yang

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 20 3/22/07 12:51:20 PM

��

bersifat kuantitatif dan rancangan strategis hankam yang terpadu; (d)

mengikuti pemenuhan standardisasi sarana pertahanan (ranahan)

pangsa pasar dunia yang kompetitif; (e) memberikan peluang kepada

industri strategis di bidang hankam untuk berinovasi sehingga mam-

pu menjaga kelangsungan hidup industri secara ekonomis.

2.1.6 Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan

Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan obat-obatan

diarahkan untuk memberikan pemecahan berbagai permasalahan utama

kesehatan yang dihadapi sebagian masyarakat Indonesia. Prioritas

utama pengembangan iptek kesehatan dan obat-obatan adalah: (a)

pencapaian gizi seimbang, terutama untuk mempertahankan dan

meingkatkan keadaan gizi masyarakat, serta tumbuh kembang anak

dalam rangka menjaga kualitas SDM Indonesia; (b) pengembangan

industri farmasi untuk mewujudkan kemandirian dalam menjamin

ketersediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas;

(c) pengembangan obat bahan alam menjadi fitofarmaka dan sediaan

obat modern; (d) pengembangan obat-obat preventif seperti vaksin sera,

serta obat-obat protein pharmaceutical; (e) pengendalian penyakit melalui

deteksi dini dan diagnosis, peningkatan kesehatan, pencegahan dan

penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan; (f) pengembangan

alat kesehatan/kedokteran dengan meningkatkan kemampuan pro-

duksi dan mutu alat kesehatan, terutama untuk subsidi impor, ser-

ta pengembangan jejaring nasional untuk pelayanan purna jual

peralatan; (g) penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan prioritas

kesehatan keluarga, pengawasan penggunaan narkotika, psikotropika

dan zat adiktif, perawatan terhadap korban trauma dan bencana, serta

pengurangan dampak pembangunan terhadap kerusakan lingkungan

dan kesehatan manusia.

Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 21 3/22/07 12:51:20 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

2.2 Keterkaitan Antarbidang

Pembangunan bangsa, sebagai perubahan kemasyarakatan menuju

suatu keadaan yang lebih baik, memerlukan proses yang bersifat holistik.

Pembangunan nasional iptek, oleh karenanya, perlu dilakukan dalam

suatu keterkaitan yang terpadu. Keterkaitan di antara bidang fokus ARN

mencakup dua bentuk: pertama, pembangunan di keenam bidang fokus

ARN perlu memperhatikan dan memanfaatkan peluang untuk bisa saling

mendukung (keterkaitan dalam proses); dan kedua, pembangunan di

keenam bidang fokus tersebut perlu memperhatikan tujuan bersama

(keterkaitan dalam tujuan bersama).

2.2.1 Keterkaitan dalam Proses

Pembangunan di bidang Ketahanan Pangan, bidang Kesehatan

dan Obat-obatan, dan bidang Energi Baru dan Terbarukan akan lebih

efektif dan efisien jika dilaksanakan secara saling mendukung (baik

dalam pemanfaatan sumber daya alam, dalam teknologi maupun dalam

difusi dan inovasi). Pembangunan di bidang Transportasi dan bidang

Informasi dan Komunikasi dapat berperanan strategis dalam menunjang

pembangunan di tiga bidang tersebut (Pangan, Kesehatan, dan Energi).

Pembangunan di bidang Hankam membutuhkan dukungan dari ke

lima bidang tersebut di atas. Sebaliknya, pengembangan di bidang

hankam dapat menghasilkan teknologi spin-off yang bermanfaat bagi

pengembangan di bidang lainnya. Sains dasar memperkuat landasan

keilmuan bagi keenam bidang fokus ARN, terutama dalam menyediakan

teori fundamental dan model untuk menghasilkan desain yang handal.

Ilmu sosial dan kemanusiaan berperan dalam memperkuat dimensi

sosial dan kemanusian dalam pengembangan di keenam bidang fokus

tersebut. Uraian terinci mengenai keterkaitan antarbidang ini dipaparkan

dalam Lampiran dokumen ARN ini.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 22 3/22/07 12:51:20 PM

��

Gambar 2. Keterkaitan dalam Proses di antara Bidang Fokus dan Faktor Dominan ARN.

2.2.2 Keterkaitan dalam Tujuan

Arah pembangunan di keenam bidang fokus ARN, sebagaimana

telah diuraikan di atas, memiliki keterkaitan dalam tujuan bersama yang

mencakup: ketersediaan layanan untuk masyarakat, kesetaraan akses,

dan keadilan; kemandirian, daya saing bangsa, ketahanan dan rasa

aman; iklim yang kondusif untuk inovasi dan kapasitas iptek masyarakat

(dan sistem produksi); kepastian hukum, kekuatan pranata legal dan

standardisasi (termasuk metrologi legal); kelestarian lingkungan dan

keberlanjutan pembangunan; serta kekuatan landasan keilmuan dan

basis pengetahuan masyarakat. Dalam Gambar 3 diilustrasikan kesatuan

tujuan tersebut.

Tujuan Pembangunan Iptekdalam RPJK/RPJP

PenguatanDimensi Sosial dan Kemanusiaan

Penguatan Sains Dasar

FokusKetahanan

Pangan

FokusEnergi Baru/Terbarukan

FokusTeknologi

Informasi danKomunikasi

FokusTeknologi

Pertahanan

FokusTeknologi

Kesehatan danObat-Obatan

FokusTeknologi danManajemenTransportasi

Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 23 3/22/07 12:51:21 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Gambar 3. Keterkaitan Antarbidang dalam Tujuan Bersama

2.3 Difusi, Kelembagaan dan Kapasitas Iptek

Dalam Jakstranas Iptek 2005-2009 dinyatakan bahwa pembangunan

nasional iptek mencakup: percepatan difusi dan pemanfaatan iptek;

peningkatan kapasitas kelembagaan iptek; dan peningkatan kapasitas

iptek sistem produksi. Pembangunan ke tiga aspek ini menjadi bagian

yang terpadu dari keseluruhan Agenda Riset Nasional.

2.3.1 Difusi dan Pemanfaatan Iptek

Pemanfaatan iptek meliputi kegiatan riset dan pengembangan,

pembuatan prototipe dan pengujian berskala laboratorium, up-scale

dan produksi dalam jumlah besar, adopsi dan pemanfaatan iptek oleh

masyarakat (sebagai pengguna/adopter). Keseluruhan proses bermula

dari lokasi di mana riset berlangsung secara intensif (di laboratorium),

TUJUANBERSAMA

Ketersediaan Kebutuhan,Kesetaraan Akses,

Keadilan Sosial

Kapasitas Iptek/Onovasi Masyarakatdan Sistem Produksi

KamandirianDaya Saing, Ketahanan

dan Rasa Aman

Kelestarian Lingkungandan Keberlanjutan

Pembangunan

Kepastian Hukum,Kekuatan Pranata Legal

dan Standardisasi

Kekuatan Landasan Keilmuandan Basis Pengetahuan

Masyarakat

Pengembangan BidangTeknologi Kesehatan

dan Obat-Obatan

PengembanganBidang

Ketahanan Pangan

Pengembangan Bidang

TeknologiPertahanan dan

Keamanan

Pengembangan Bidang

Energi Baru danTerbarukan

Pengembangan Bidang Teknologi Informasi

dan Komunikasi

Pengembangan Bidang Teknologi dan

Manajemen Transportasi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 24 3/22/07 12:51:21 PM

��

sampai di area yang tersebar (di masyarakat) di mana kegiatan utama

adalah pengoperasian atau penggunaan iptek. Oleh karena pemanfaatan

iptek bergerak dari lokasi yang intensif riset menuju area yang tersebar

di masyarakat luas (di mana riset sudah tidak intensif/tidak ada), proses

ini disebut difusi iptek.

Setiap kegiatan pengembangan iptek yang diarahkan pada peman-

faatan iptek mengandung aspek desain/perancangan di dalamnya.

Perancangan iptek didasarkan pada suatu asumsi (secara eksplisit

ataupun implisit) tentang berbagai kondisi dari masyarakat yang

akan memanfaatkan iptek tersebut. Proses difusi iptek akan menemui

hambatan, atau bahkan mengalami kegagalan, bila asumsi tersebut jauh

berbeda dari kondisi aktual masyarakat. Untuk menghindari terjadinya

kesenjangan di antara asumsi tentang kondisi masyarakat pengguna

iptek dengan kondisi aktual masyarakat tersebut, perlu diperhatikan

beberapa hal berikut: (i) keterlibatan yang cukup dari masyarakat dalam

penentuan pilihan iptek yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan; (ii)

minimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul dari pemanfaatan

iptek (terutama dampak pada sebagian masyarakat yang termarjinalkan

dari kegiatan pembangunan); (iii) pengembangan kapasitas masyarakat

untuk mengadopsi dan mengadaptasi iptek, dengan memperhatikan

potensi yang ada pada sumber daya alam lokal, pengetahuan dan kearifan

lokal; (iv) kesiapan regulasi, infrastruktur metrologi legal, tata niaga, dan

iklim investasi dalam pemanfaatan iptek untuk tujuan komersial.

2.3.2 Kelembagaan Iptek

Kelembagaan iptek mencakup kompetensi individual, ketersediaan

sarana dan prasarana, dan berbagai aspek lain yang relatif ‘soft’ seperti

suasana yang kondusif bagi komunikasi dan kolaborasi di antara

anggota lembaga, dan juga kondusif bagi efektivitas kepemimpinan.

Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 25 3/22/07 12:51:21 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Peningkatan kapasitas kelembagaan iptek memerlukan pengembangan

di semua aspek tersebut secara terpadu. Oleh karena lembaga iptek (baik

lembaga pemerintah maupun organisasi swasta) merupakan lembaga

pemelajaran (learning institution/organization), berbagai faktor penunjang

pemelajaran melalui interaksi dan komunikasi (intra dan antarlembaga)

perlu dikembangkan.

2.3.3 Kapasitas Iptek Sistem Produksi

Di era ekonomi global ini, pengembangan sistem produksi nasional

perlu mengombinasikan pemanfaatan iptek impor dan iptek lokal/domestik

secara strategis untuk mencapai keseimbangan di antara peningkatan

daya saing dan ketahanan/keberlanjutan. Bagi sebuah industri—sebagai

elemen penting dalam sistem produksi, kemampuan untuk merencana-

kan pengadaan/pemanfaatan iptek menjadi faktor yang krusial. Kekeliruan

dalam perencanaan ini dapat berakibat kegagalan dalam alih iptek, dan

menjadikan pengoperasian industri tidak handal dan tidak efisien.

Lembaga riset iptek dan perguruan tinggi dapat berkontribusi

untuk meningkatkan kapasitas iptek sistem produksi nasional de-

ngan mengembangkan beberapa hal berikut: (i) mengembangkan

metodologi penilaian (assessment) kebutuhan iptek di industri yang

memperhitungkan aspek ekonomis, lingkungan, keselamatan, dan

legal; (ii) meningkatkan interaksi yang mendalam dengan para pelaku

industri untuk mengembangkan kapasitas adopsi iptek di industri; (iii)

mengembangkan (melalui dialog dengan pelaku industri) iptek yang

strategis bagi peningkatan daya saing industri; (iv) mengembangkan

reverse engineering untuk meningkatkan nilai guna teknologi yang telah

ada dan meningkatkan ketersediaan suku cadang; (v) memfasilitasi

proses standardisasi di industri; dan (vi) mengembangkan metodologi

untuk manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang bersifat

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 26 3/22/07 12:51:21 PM

��

lintas-industri (rantai pasokan hulu-hilir, rantai pasokan dalam kluster

industri).

Berbagai sumber daya yang terdapat di lembaga pemerintah, per-

guruan tinggi, dan organisasi swasta dapat dimobilisasi untuk mengem-

bangkan berbagai hal tersebut di atas melalui jejaring A-B-G.

Gambar 4. Pengembangan Iptek, Difusi dan Pemanfaatan Iptek dalam Konstelasi Jejaring Pelaku Iptek di dalam Lingkungan Kebijakan dan Dinamika Sosio-kultural.

PelakuRiset

PelakuRiset

PelakuRiset

Peng-guna

Langsung

Peng-guna

Langsung

Peng-gunaTak

Langsung

Peng-gunaTak

Langsung

Peng-gunaTak

Langsung

Peng-gunaTak

Langsung

LingkunganStrategis

RisetNasional

Riset untukPercepatanDifusi Iptek

Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek

ProgramImplementasi ARN

LingkunganStrategisDifusi &

PemanfaatanIPTEK

Peng

emba

ngan

IPTE

KD

ifusi

& P

eman

faat

an IP

TEK

Pelaku Iptekbaik penghasilmaupun pengguna

AliranInformasiIptek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 27 3/22/07 12:51:21 PM

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 28 3/22/07 12:51:22 PM

��

BAB III

AGENDA RISET

3.1 AGENDA RISET KETAHANAN PANGAN

3.1.1 Latar Belakang Permasalahan

Permasalahan pangan yang dihadapi baik secara global, nasional,

maupun lokal dapat dipilah menjadi masalah produksi, distribusi,

dan konsumsi. Masalah tersebut selain bersifat teknis maka juga

terkait dengan dimensi sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan riset di

bidang pangan tentu perlu pula didukung adanya penelitian dengan

riset dan pengembangan sains dasar. Masalah yang terkait dengan

produksi pangan dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari

beberapa faktor produksi, termasuk kinerja petani, ketersediaan dan

kualitas lahan produksi, ketersediaan dan keterjangkauan harga sarana

produksi, serta kondisi iklim selama periode tanam atau selama siklus

produksi.

Sedangkan masalah distribusi pangan terkait erat dengan kualitas

dan jangkauan jaringan transportasi, ketersediaan sarana angkut untuk

produk pangan, dan selisih harga komoditas pangan di sentra produksi

dan di tingkat konsumen.

Masalah terkait dengan konsumsi pangan dapat berupa ketidak-

tersediaan atau kekurangan pasokan bahan pangan bagi masyarakat,

ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk membeli pangan yang

dibutuhkan, pola konsumsi masyarakat yang bergantung pada jenis pangan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 29 3/22/07 12:51:22 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

tertentu, kekurangan gizi atau malnutrisi, dan penggunaan bahan kimia

yang berbahaya bagi kesehatan pada pangan segar maupun olahan.

Konsumen komoditas pangan terdiri dari masyarakat (sebagai peng-

guna langsung), agroindustri (sebagai pengolahan pangan segar menjadi

pangan olahan), dan eksportir (sebagai penjual komoditas pangan untuk

pasar internasional). Produsen pangan adalah petani (untuk produk pa-

ngan segar dan bahan baku industri pangan) dan industri pangan (untuk

produk pangan olahan). Industri pangan dimaksud termasuk industri

rumah tangga, kecil, menengah, dan besar; serta mencakup industri pa-

ngan tradisional maupun modern.

Permasalahan pangan pada tahap produksi, distribusi, dan konsumsi

dapat saling terkait satu sama lain. Oleh sebab itu, penanganan masalah

pangan tidak dapat dilakukan secara parsial. Untuk panduan operasional,

permasalahan pangan dipilah menjadi: (a) kekurangan pangan pokok,

sebagai akibat kebutuhan yang lebih tinggi dari kapasitas produksi

dalam negeri, (b) pengurangan luas lahan pertanian produktif akibat

konversi penggunaannya untuk keperluan non-pertanian, (c) kecilnya

marjin usaha tani yang berakibat pada rendahnya motivasi petani untuk

meningkatkan produksi, (d) kendala dalam distribusi pangan sebagai

akibat keterbatasan jangkauan jaringan transportasi, (e) beberapa

produk pangan tidak dapat tersedia sepanjang tahun karena belum

berkembangnya teknologi pengolahan/pengawetan, (f) pola konsumsi

yang kaku sehingga upaya diversifikasi pangan sering terhambat, (g)

masih sering dijumpai produk pangan yang tidak memenuhi standar

kesehatan pangan, termasuk kurang gizi dan tidak memenuhi standar

keamanan pangan, sehingga sulit menerapkan SNI untuk produk pangan,

(h) belum semua rumah tangga secara ekonomi mampu memenuhi

kebutuhan pangan pokoknya.

Berdasarkan permasalahan pangan yang dapat diidentifikasi tersebut,

alternatif solusinya tidak selalu berupa solusi teknologi, beberapa

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 30 3/22/07 12:51:22 PM

��

permasalahan tersebut lebih membutuhkan solusi non-teknologi, baik

berupa kebijakan publik yang mendukung atau berupa upaya edukasi

publik agar dapat memahami dengan benar tentang aspek pangan

tertentu. Solusi teknologi dijabarkan dalam bentuk langkah operasional

berupa aktivitas riset yang relevan dan terarah untuk menjawab per-

masalahan-permasalahan pangan yang sedang dihadapi. Hasil riset

pangan ini selayaknya pula digunakan sebagai acuan untuk penyusunan

kebijakan publik dan/atau digunakan sebagai basis pengetahuan untuk

mendukung kegiatan edukasi publik.

3.1.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Kegiatan riset ketahanan pangan diarahkan untuk mendukung

upaya seluruh pemangku-kepentingan (stakeholders) dalam memenuhi

kebutuhan pangan yang cukup, bergizi, aman, sesuai-selera, keyakinan,

dan terjangkau daya beli masyarakat. Sesuai dengan permasalahan

pangan yang dihadapi, kegiatan riset dapat diarahkan untuk meningkat-

kan kapasitas produksi, memperlancar distribusi dan mengurangi ke-

hilangan/kerusakan pangan selama pengangkutan, dan meningkatkan

mutu pangan yang dikonsumsi masyarakat.

Pada dasarnya seluruh jenis pangan, baik pangan asal tanaman,

ternak, maupun ikan akan mendapat perhatian; demikian pula pangan

hasil kegiatan budidaya maupun hasil tangkap (ikan dan hewan liar)

atau petik (tumbuhan hutan). Akan tetapi dengan mempertimbangkan

aspek keberlanjutan pasokan pangan, maka pangan hasil budidaya

tentu perlu lebih diprioritaskan. Pangan asal flora dan fauna liar perlu

didomestikasikan dan dibudidayakan untuk memperkaya keragaman

pangan. Jenis komoditas pangan yang diprioritaskan adalah selaras

dengan besaran permintaan masyarakat atas jenis pangan tersebut dan

disesuaikan dengan pola konsumsi pangan masyarakat yang diharapkan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 31 3/22/07 12:51:22 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(Pola Pangan Harapan, PPH). Hal ini selaras dengan kebijakan Revitalisasi

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan.

Ketergantungan masyarakat akan jenis pangan pokok tertentu (terutama

beras) perlu dikurangi dengan menawarkan berbagai jenis pangan alternatif.

Akan tetapi, riset untuk pengembangan jenis pangan alternatif perlu diba-

rengi dengan upaya edukasi publik yang intensif agar penerimaan masyarakat

terhadap produk pangan alternatif menjadi lebih meningkat.

Prioritas utama kegiatan riset bidang pangan adalah untuk mendukung

terwujudnya ketahanan pangan yang bersumber dari produksi dalam

negeri. Nilai-nilai kearifan lokal yang telah terbukti berwawasan ekologis

dapat diposisikan sebagai landasan untuk pengembangan teknologi

produksi maupun pengolahan pangan dengan sisipan muatan untuk

tujuan peningkatan produktivitas, efisiensi, kualitas, dan/atau keamanan

pangan.

Kemitraan antar-peneliti, antar-lembaga riset, dan juga antara aka-

demisi, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan (Kerjasama ABG) sangat

dianjurkan dalam aktivitas riset bidang pangan. Kerjasama yang intensif

dan sinergis antar-pelaku pembangunan ketahanan pangan diharapkan

mampu memaksimalkan capaian bersama dalam menyediakan pangan

bagi masyarakat dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sumberdaya

yang dimiliki. Melalui intensifikasi kerjasama ABG ini diharapkan proses

adopsi teknologi oleh produsen (petani dan pelaku industri pangan)

dapat berlangsung lebih baik

3.1.3 Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025

(a) Target Capaian tahun 2009

Target capaian tahun 2009 yang diharapkan dari riset teknologi

budidaya tanaman, ternak, dan ikan adalah diperolehnya varietas dan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 32 3/22/07 12:51:22 PM

��

benih/bibit unggul baru yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik

dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Selain itu tersedia pula

berbagai paket teknologi untuk deteksi, pencegahan, dan pengendalian

hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan; paket teknologi dan

formulasi pakan ternak dan ikan; paket teknologi pengelolaan lahan

dan air yang sesuai dengan agroekosistem setempat; paket teknologi

budidaya tanaman, ternak dan ikan secara terpadu (biocyclofarming) untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan meminimalisasi

limbah pertanian (zero waste); peta rekomendasi jenis komoditas pangan

asal tanaman, ternak dan/atau ikan yang sesuai untuk berbagai tipologi

lahan marjinal. Paket teknologi yang akan dikembangkan juga mendukung

pelaksanaan Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Manufacturing Practices

(GMP).

Program eksplorasi dan teknologi uji kelayakan dan pengolahan

pangan baru ditargetkan untuk menghasilkan teknologi budidaya

komoditas pangan yang didomestikasi dari hutan dan budidaya tanaman

asal daerah subtropika, termasuk kegiatan pemuliaan tanaman untuk

menghasilkan benih yang cocok untuk daerah tropika, baik secara

konvensional maupun melalui rekayasa genetik.

Program teknologi panen dan pascapanen ditargetkan untuk meng-

hasilkan teknologi kemasan dari bahan baku lokal; dan teknologi serta

rancangan alat/mesin pengawetan dan pengolahan pangan yang sesuai

dengan spesifikasi bahan baku lokal untuk menghasilkan produk pangan

olahan yang sesuai dengan selera konsumen domestik.

Untuk mendukung tata niaga pangan, ditargetkan pula pengem-

bangan sistem informasi yang akrab-pengguna (user-friendly) dengan

sajian data yang selalu diperbaharui (up to date) pada masing-masing

sentra produksi, industri pangan, dan pasar; situs promosi komoditas

pangan untuk ekspor; sistem informasi konsumsi pangan untuk media

edukasi publik; dan sistem informasi geografis (SIG) untuk pertanian

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 33 3/22/07 12:51:22 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Untuk menjamin keamanan pangan, ditargetkan tersedianya meto-

da pengujian yang baku dan alat/mesin untuk penilaian dan pengenda-

lian mutu dan keamanan pangan termasuk alat/metode uji yang cepat

dan sederhana untuk penggunaan di lapangan. Penetapan standar mutu

dan keamanan pangan mengacu pada persyaratan/kriteria keamanan

pangan domestik dan internasional.

Kajian sosial-ekonomi-budaya bidang pangan ditargetkan untuk

memperoleh data dan informasi untuk estimasi permintaan dan

pasokan pangan tentang pola konsumsi dan strategi peningkatan

produksi pangan nasional; kelayakan usaha tani pangan; serta

peran dan kontribusi kelembagaan petani, peternak, nelayan dan

pelaku agribisnis. Data dan informasi ini diharapkan dapat dijadikan

landasan dalam penetapan kebijakan publik yang mengatur tentang

pangan.

Sains dasar pendukung riset ketahanan pangan diposisikan sebagai

landasan penting dalam pengembangan riset terapan untuk menghasilkan

produk yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Sains dasar

dimaksud dapat berupa kajian matematika, biologi, kimia, fisika, serta

ilmu kebumian dan antariksa.

(b) Sasaran pada tahun 2025

Adapun sasaran yang diharapkan dicapai pada tahun 2025 adalah

signifikannya peran dan kontribusi riset dalam pemenuhan kebutuhan

domestik untuk seluruh jenis pangan pokok dari hasil budidaya dalam

negeri; menghasilkan pangan yang memenuhi standar mutu dan keaman-

an pangan domestik dan internasional; meningkatkan keanekaragaman

pangan yang tersedia (diversifikasi), baik untuk konsumsi langsung

oleh masyarakat maupun sebagai bahan baku industri; meningkatkan

kontribusi lahan marjinal dalam produksi pangan; dan meningkatkan

pendapatan petani serta pelaku agribisnis lainnya. Ukuran kuantitatif

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 34 3/22/07 12:51:22 PM

��

untuk masing-masing sasaran ketahanan pangan akan mengacu pada

target yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Ketahanan Pangan.

3.1.4 Program

Program riset bidang ketahanan pangan dititikberatkan pada ke-

butuhan solusi teknologi atas permasalahan pangan yang dihadapi,

dengan didukung program difusi dan pemanfaatan iptek, program

penguatan kelembagaan iptek, dan program peningkatan kapasitas iptek

sistem produksi. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, program

riset di bidang ketahanan pangan tahun 2006-2009 dikelompokkan

sebagai berikut: (a) teknologi budidaya tanaman, ternak, dan ikan;

(b) eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru;

(c) teknologi pasca panen; (d) sistem informasi pangan; (e) teknologi

pengawasan pangan; (f) kajian dinamika sosial, ekonomi, budaya, dan

kebijakan pangan yang dimiliki dan diperlukan masyarakat; dan (g) sains

dasar pendukung riset ketahanan pangan.

(a) Teknologi Budidaya Tanaman, Ternak, dan Ikan

Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya tanaman, ternak

dan ikan memiliki sasaran untuk peningkatan kapasitas produksi pangan

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk di lahan marjinal yang

berpotensi menjadi lumbung pangan baru di masa depan serta teknologi

budidaya soil less culture.

Program penelitian dan pengembangan teknologi budidaya tanam-

an, ternak dan ikan mencakup kegiatan: (1) pemuliaan tanaman,

ternak, dan ikan secara konvensional, aplikasi bioteknologi dan/atau

aplikasi teknologi iradiasi untuk pengembangan varietas unggul baru;

(2) pengembangan teknologi pengendalian hama dan penyakit secara

terpadu; (3) pengembangan teknologi produksi pakan ternak dan ikan;

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 35 3/22/07 12:51:23 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(4) pengembangan pupuk hayati dan pupuk kimia berimbang; (5)

pengembangan teknologi pengelolaan lahan dan air; (6) pengembangan

teknologi produksi tanaman, ternak dan ikan secara terintegrasi; (7)

pengembangan teknologi soil-less culture untuk tanaman dalam rumah

kaca; dan (8) pemetaan kesesuaian komoditas tanaman pangan, ternak,

dan ikan pada lahan-lahan marjinal Indonesia; dan (9) pengembangan

teknologi budidaya pertanian yang sesuai dengan kemampuan masya-

rakat dan kebutuhan pasar global

(b) Eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru

Riset ini memiliki sasaran untuk peningkatan keragaman jenis pangan

yang dapat dikonsumsi masyarakat, baik yang bersumber dari kekayaan

hayati hutan Indonesia maupun tanaman yang diintroduksi dari daerah

subtropik.

Riset eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru

meliputi kegiatan: (1) eksplorasi, karakterisasi, identifikasi, domestikasi,

dan evaluasi plasma nutfah tumbuhan, hewan, dan ikan yang berpotensi

sebagai sumber pangan baru atau sebagai sumberdaya genetik untuk

merakit varietas pangan baru yang unggul; (2) teknologi pengolahan

hasil hutan untuk bahan pangan baru; (3) uji adaptasi tanaman, ternak

dan ikan asal daerah subtropik; dan (4) pelestarian dan perlindungan

plasma nutfah lokal, baik yang telah terdomestikasi maupun kerabat

liarnya, serta mencegah terjadinya erosi genetik, kerusakan, dan biopiracy

oleh pihak asing.

(c) Teknologi Pasca Panen

Riset teknologi pasca panen bertujuan menciptakan teknologi

pasca panen untuk dapat menekan susut saat panen dan pasca panen,

mempertahankan mutu produk, dan meningkatkan nilai tambah ha-

sil tanaman, ternak, dan ikan, serta meningkatkan keragaman jenis

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 36 3/22/07 12:51:23 PM

��

pangan olahan. Sasaran program ini adalah memperpanjang periode

ketersediaan, meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil tanaman,

ternak dan ikan.

Riset ini mencakup kegiatan: (1) pengembangan teknologi kemasan

untuk produk pangan segar dan olahan, padat dan cair, asal tanaman,

ternak dan ikan; (2) pengembangan teknologi pengawetan dan peng-

olahan pangan hasil tanaman, ternak dan ikan; (3) pengembangan

teknologi pengurangan kehilangan hasil saat panen dan pasca panen

tanaman, ternak, dan ikan; (4) pengembangan teknologi pemanfaatan

limbah pertanian dan agroindustri untuk pakan, bahan baku industri

kimia, dan/atau energi; dan (5) rancang bangun sarana transportasi dan

distribusi produk pangan segar padat (ikan, ternak, hortikultura) dan cair

(susu).

(d) Sistem Informasi Pangan

Pengembangan sistem informasi pangan memiliki sasaran untuk

meningkatkan kelancaran arus informasi pangan dari sentra produksi

ke pasar domestik/internasional untuk pangan yang dipasarkan dalam

bentuk segar (fresh-market commodities) dan ke industri pangan untuk jenis

pangan yang perlu diolah; sebaliknya juga arus permintaan (demand) dari

pasar domestik/internasional ke sentra produksi dan industri pangan.

Tentunya ini memerlukan adanya dukungan ketersediaan perangkat

keras dan lunak di masing-masing simpul. Sistem informasi pangan

dapat juga dirancang untuk digunakan sebagai media edukasi publik

tentang pangan dan informasi bagi investor yang membutuhkan lahan

untuk kegiatan produksi pangan.

Riset ini mencakup kegiatan: (1) penyediaan data produksi (volume,

jenis, jadwal) pangan melalui pendirian atau optimalisasi peran simpul

pemasok data di lokasi sentra produksi (on-site); (2) penyediaan data

permintaan bahan pangan pokok pada pasar domestik dan internasional

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 37 3/22/07 12:51:23 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(volume, jenis, harga), industri pengolahan pangan (kapasitas, jenis, har-

ga), dan transportasi produk pangan (moda, ongkos); (3) pengembangan

sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang

mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis berbasis teknologi

SMS menggunakan telepon seluler; (4) pengembangan situs promosi

komoditas pangan untuk ekspor (e-farming); (5) pengembangan sistem

informasi untuk edukasi publik tentang pangan; (6) aplikasi inderaja

(remote sensing) dan sistem informasi geografis (SIG) untuk pertanian.

(e) Teknologi Pengawasan Pangan

Riset teknologi pengawasan pangan mempunyai sasaran untuk me-

lindungi dan membantu konsumen dalam memilih pangan yang ber-

mutu, bergizi, dan aman, baik pangan yang diproduksi di dalam negeri

maupun impor.

Program riset teknologi pengawasan pangan meliputi kegiatan: (1)

pengembangan teknologi pengukuran dan pengujian mutu pangan; (2)

pengembangan teknologi untuk deteksi cemaran mikroba patogenik

pada produk pangan; (3) pengembangan teknologi untuk deteksi ba-

han kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat, sederhana

dan murah; dan (4) pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

produk pangan;

(f) Kajian Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kebijakan Pangan

Kajian sosial, ekonomi, budaya, dan kebijakan pangan mempunyai

sasaran untuk estimasi permintaan dan produksi pangan, kebiasaan

masyarakat dalam konsumsi pangan, dan teknologi pangan yang

dimiliki dan diperlukan masyarakat sebagai basis data dan informasi

dalam pembuatan kebijakan publik dalam bidang pangan dan bidang

terkait lainnya, untuk mendorong terwujudnya ketahanan pangan

nasional.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 38 3/22/07 12:51:23 PM

��

Program kajian sosial, ekonomi dan budaya mencakup kegiatan

antara lain: (1) pola konsumsi pangan; (2) analisis usaha tani dan eko-

nomi pangan; (3) penguatan kelembagaan kelompok tani/peternak/

nelayan dan asosiasi pelaku agribisnis;(4) pengembangan pengetahuan

lokal (indigenous knowledge) sebagai basis riset dan teknologi untuk

mendukung ketahanan pangan; dan (5) kajian kebijakan pembatasan

konversi lahan pertanian; dan (6) implikasi pengembangan teknologi

pangan bagi kehidupan masyarakat.

(g) Sains Dasar Pendukung Riset Ketahanan Pangan

Riset dalam lingkup sains dasar umumnya dipilah menjadi riset

untuk murni pengembangan ilmu dan riset untuk memberikan fondasi

dalam upaya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan nyata

melalui serangkaian riset terapan.

Kegiatan untuk program sains dasar pendukung riset ketahanan

pangan mencakup kegiatan antara lain: (1) kajian genetika dan biomole-

kuler, (2) kajian kimia pangan baru dan/atau produk hayati yang potensial

untuk pangan, (3) pengembangan teknologi pemantauan agroekosistem

secara presisi, dan (4) pengembangan instrumen untuk aplikasi teknologi

penginderaan jauh.

Riset bidang ketahanan pangan ini secara lebih rinci diuraikan pada

tabel kegiatan, target capaian tahun 2009, indikator keberhasilan, dan

sasaran akhir yang hendak dicapai pada tahun 2025. Selain program

penelitian dan pengembangan iptek, juga dirinci kegiatan-kegiatan pro-

gram difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan kelembagaan iptek, dan

peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 39 3/22/07 12:51:23 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(1) Pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik

Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai yang tahan terhadap hama atau patogen utamanya;Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai yang toleran terhadap cekaman abiotik tertentu;

Tersedianya galur tanaman pangan lain yang potensial untuk dikembangkan menjadi varietas unggul tahan cekaman biotik atau abiotik;

Dilepasnya varietas unggul baru tahan hama atau penyakit utama untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai;Dilepasnya varietas padi yang toleran terhadap keasaman tanah;Dilepasnya varietas jagung dan kedelai yang toleran terhadap kekeringan;Keberlanjutan program pemuliaan tanaman untuk tanaman pangan lainnya;

Surplus produksi beras, jagung, dan kedelai;

Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Batan, UniversitasPengguna a.l : Petani, Industri Benih

(2) Pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru yang berpotensi hasil tinggi

Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai dengan produktivitas tinggi;

Tersedianya galur tanaman pangan lain yang potensial untuk dikembangkan menjadi varietas unggul berpotensi hasil tinggi;

Dilepasnya varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai dengan produktivitas tinggi;Keberlanjutan program pemuliaan tanaman untuk tanaman pangan lainnya;

Surplus produksi beras, jagung, dan kedelai;

Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Batan, PT Pengguna a.l : Petani, Industri Benih

(3) Pemuliaan ikan dan udang untuk memperoleh bibit unggul baru dengan pertumbuhan dan produktivitas tinggi

Benih ikan kerapu, nila, patin, dan udang unggul baru dengan pertumbuhan dan produktifitas tinggi;

Tersedianya benih ikan kerapu, nila, patin, dan udang unggul baru dengan pertumbuhan dan produktivitas tinggi

Terpenuhinya kebutuhan domestik untuk ikan dan meningkatnya ekspor udang

Pelaksana a.l : DKP, BPPT, UniversitasPengguna a.l :Petani tambak/nelayan, Industri perikanan

ATEKNOLOGIBUDIDAYATANAMAN,TERNAKDANIKAN

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 40 3/22/07 12:51:24 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Pemuliaan ternak untuk pengembangan bibit ternak unggul baru dengan produktivitas tinggi

Bibit ternak unggul baru (sapi, domba, kambing, ayam lokal, dan itik) dengan produktifitas tinggi

Tersedianya bibit ternak unggul baru (sapi, domba, kambing, ayam lokal, dan itik) dengan produktivitas tinggi

Terpenuhinya kebutuhan domestik untuk pangan asal ternak

Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, Batan, BPPT, Universitas

Pengguna a.l: Peternak, Industri peternakan

(5) Pengembangan teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan;

Paket teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan prioritas

Tersedianya paket teknologi deteksi, pengendalian, pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan prioritas

Menurunnya kehilangan hasil akibat hama dan patogen tanaman, ternak, dan ikan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, Batan, Universitas

Pengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan, peternak dan agroindustri

(6) Pengembangan pestisida alami (biopesticide) untuk untuk pengendalian hama dan patogen tanaman

Fomula biopestisida alami untuk pengendalian hama atau penyakit tanaman padi, jagung, dan kedelai

Tersedianya biopestisida alami untuk pengendalian hama atau patogen utama tanaman padi, jagung, dan kedelai

Menurunnya kehilangan hasil akibat hama dan patogen pada tanaman padi, jagung, dan kedelai

Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Batan, Universitas

Pengguna a.l:

Petani, Industri pestisida

(7) Pengembangan teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya lokal

Paket teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya lokal

Tersedianya paket teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya hayati lokal

Terpenuhinya kebutuhan domestik untuk daging sapi dan peningkatan produksi hasil ternak lainnya dan ikan

Pelaksana a.l:

Deptan, DKP, LIPI, BPPT, Batan, Universitas

Pengguna a.l:

Petani, peternak, petani tambak/nelayan, peternakan, dan industri pakan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 41 3/22/07 12:51:24 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(8) Pengembangan teknologi pengelolaan lahan dan air untuk tanaman, ternak dan ikan

Paket teknologi pengelolaan lahan dan air untuk tanaman, ternak dan ikan

Peningkatan produktivitas lahan dan wilayah perairan

Pelaksana a.l:Deptan, DKP, LAPAN, Bakosurtanal, Universitas Pengguna a.l: Petani, peternak, petani tambak/nelayan, Pemda, dan industri terkait

(9) Pengembangan teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer) dan pupuk kimia berimbang untuk tanaman

Paket teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer) dan pupuk kimia berimbang

Tersedianya paket teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer)

Tersedianya paket teknologi dan formulasi pupuk kimia berimbang sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan

Pelaksana a.l:Deptan, LIPI, BPPT, Batan, Universitas, industri pupuk Pengguna a.l: Petani dan industri pupuk

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(11) Pertanian terpadu (biocyclofarming) tanaman, ternak, dan ikan

Paket teknologi pengintegrasian komoditas pangan

Tersedianya paket teknologi pengintegrasian komoditas pangan untuk setiap agroekosistem, termasuk lahan-lahan marjinal

Peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan;

Peningkatan keragaman produk pangan yang dihasilkan;

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, UniversitasPengguna a.l: Petani, petani tambak, peternak, Pemda, industri terkait

(12) Pengembangan teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik

Paket teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik untuk tanaman hortikultura

Tersedianya teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik untuk sayuran bernilai ekonomi tinggi

Peningkatan ketersediaan sayuran dan buah segar untuk perkotaan

Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Universitas

Pengguna a.l: petani, Industri pertanian

Tersedianya paket teknologi pengelolaan lahan dan air untuk tanaman, ternak, dan ikan.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 42 3/22/07 12:51:24 PM

��

(13) Pemetaan kesesuaian komoditas tanaman pangan, ternak, dan ikan pada lahan-lahan marjinal Indonesia

Peta rekomendasi jenis komoditas tanaman pangan, ternak dan/atau ikan yang sesuai untuk berbagai tipologi lahan marjinal

Penggunaan peta rekomendasi komoditas dalam pengelolaan lahan marjinal

Peningkatan kontribusi lahan marjinal dalam penyediaan pangan nasional

Pelaksana a.l: Deptan, Bakosurtanal, LAPAN, DKP, UniversitasPengguna a.l: investor pertanian, Deptan, DKP, Pemda, industri terkait

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

BEKSPLORASI,TEKNOLOGIUjIKELAYAKANDANPENGOLAHANPANGANBARU

(1) Eksplorasi, karakterisasi, identifikasi, domestikasi, dan evaluasi plasma nutfah biota hutan melalui kegiatan bioprospeksi

Teknologi budidaya komoditas pangan yang didomestikasi dari hutan;

Gene bank asal biota hutan yang potensial untuk merakit varietas unggul

Produk pangan asal hutan yang dihasilkan melalui kegiatan budidaya, bukan hasil pengambilan langsung dari hutan;

Varietas unggul tanaman yang dirakit dengan memanfaatkan sumberdaya genetik asal biota hutan;

Peningkatan keragaman pangan (divesifikasi) yang tersedia bagi konsumen

Pelaksana a.l : Deptan, Universitas, LIPI, BPPTPengguna a.l: petani, Industri benih/bibit

(2) Pengembangan teknologi pengolahan pangan asal hutan

Paket teknologi untuk pengolahan bahan pangan asal hutan

Produk pangan olahan dengan bahan baku berasal dari produk kehutanan

Peningkatan keragaman pangan olahan yang tersedia bagi konsumen

Pelaksana a.l: Deptan, Universitas, LIPI, BPPTPengguna a.l: petani, Industri pangan

(3) Tropikasi tanaman pangan asal daerah sub tropika

Teknologi seleksi dan budidaya tanaman pangan asal daerah sub-tropika pada kondisi lahan dan iklim Indonesia

Tersedianya cultivar/ varietas gandum dan kentang yang dapat berproduksi dengan baik pada lahan dataran rendah tropika

Terpenuhinya kebutuhan nasional akan gandum, dan kentang sebagai bahan baku industri pangan dari hasil budidaya dalam negeri

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, LIPI, BPPT, Batan

Pengguna a.l : Industri pangan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 43 3/22/07 12:51:25 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

CTEKNOLOGIPASCAPANEN

(4) Pelestarian dan perlindungan plasma nutfah lokal, baik yang telah terdo-mestikasi maupun kerabat liarnya, serta mencegah terjadinya erosi genetik, kerusakan, dan biopiracy oleh pihak asing

Gene bank untuk tanaman pangan utama dan kerabat liarnya

Database plasma nutfah Indonesia semakin lengkap dan berkembangnya gene bank nasional maupun konservasi in situ untuk beberapa komoditas pangan yang potensial

Pemanfaatan dan pelestarian plasma nutfah secara berkelanjutan

Pelaksana a.l: Universitas, LIPI, DeptanPengguna a.l: Universitas, industri benih, Deptan, DKP

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan teknologi kemasan untuk produk pangan segar dan olahan asal tanaman, ternak dan ikan

Paket teknologi kemasan dari bahan baku lokal untuk komoditas pangan orientasi ekspor (buah tropis, udang, ikan)

Pengurangan kehilangan hasil pada saat panen dan setelah panen;

Produk pangan yang berkualitas, bebas cemaran mikroba patogenik dan bahan kimia berbahaya;

Peningkatan volume, keragaman, dan mutu produk pangan segar dan olahan dalam negeri;Ketersediaan pangan sepanjang tahun;

Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, DKP, Batan

Pengguna a.l : Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak

(2) Pengembangan teknologi peng-awetan dan pengolahan pangan hasil tanaman, ternak dan ikan

Paket teknologi dan alat/mesin pengawetan dan pengolahan pangan yang sesuai dengan spesifikasi bahan baku pangan lokal

Berkembangnya industri pangan berbahan baku lokal yang kompetitif dan meningkatnya keragaman jenis pangan olahan

Peningkatan ketersediaan pangan berkualitas dan aman;Peningkatan serapan tenaga kerja sektor pertanian;

Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Batan, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 44 3/22/07 12:51:25 PM

��

(3) Pengembangan teknologi panen dan pascapanen skala kecil untuk pengurangan kehilangan hasil tanaman, ternak dan ikan

Paket teknologi dan alat/mesin panen dan sarana penanganan pascapanen yang mengurangi kehilangan hasil pangan

Berkembangnya on site agroindustri, sehingga paling tidak 25% hasil tanaman pangan, hortikutura, ternak dan ikan dapat diolah di sentra produksi (sekitar lahan produksi)

Pengurangan kehilangan hasil tanaman, ternak, dan ikan;Peningkatan kesejahteraan petani, pekerja, dan pelaku agribisnis

Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Pengembangan teknologi peman-faatan limbah pertanian dan agroindustri untuk pakan, bahan baku industri kimia, atau energi

Paket teknologi pengolahan limbah pertanian untuk produksi pakan, pupuk organik, atau energi terbarukan

Berkembangnya industri pengolahan libah pertanian untuk pakan, industri kimia dan energi

Penurunan masalah limbah pertanian;Pengurangan impor pakan;Peningkatan ketersediaan energi alternatif dan terbarukan;

Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, BATAN, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pengolahan limbah, industri pakan, PLN, petani, petani tambak/nelayan, peternak

(5) Rancang bangun sarana angkut dan distribusi produk pangan segar padat (ikan,ternak, hortikultura) dan cair (susu)

Tersedianya sarana angkutan darat hasil rekayasa dalam negeri untuk pengangkutan produk pangan segar

Kelancaran distribusi dan semakin luasnya jangkauan pemasaran produk pangan segar

Stabilitas dan kesesuaian harga produk pangan segar sehingga menguntungkan bagi konsumen

Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, Dephub, DKPPengguna a.l: Industri pangan, industri kendaraan, petani, petani tambak/nelayan, peternak

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 45 3/22/07 12:51:26 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DSPESIALISINFORMASIPANGAN

(1) Penyediaan data produksi pangan pokok melalui pendirian /optimalisasi peran simpul pemasok data di lokasi sentra produksi (on-site)

Berperannya simpul pemasok data up-to-date tentang produksi komoditas pangan utama pada masing-masing sentra produksi utamanya.

Berfungsinya sistem informasi produksi untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai pada sentra-sentra produksi utama

Berfungsinya sistem informasi produksi dan pasar untuk semua komoditas pangan, pada semua sentra produksi, pasar, agroindustri, dan eksportir

Pelaksana a.l:

Deptan, Depkominfo, DKP, BPS, Pemda, Universitas

Pengguna a.l: Pemda, Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, industri terkait

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Penyediaan data permintaan bahan pangan pokok pada pasar domestik, pasar global, dan industri pengolahan pangan

Berperannya simpul pemasok data harian untuk volume, jenis, dan harga komoditas pangan utama pada tingkat pasar induk (domestik), industri pangan, dan eksportir

Jumlah pengguna internet yang mengakses situs promosi komoditas pangan

Peningkatan volume dan nilai transaksi perdagangan dalam dan luar negeri untuk komoditas pangan

Pelaksana a.l:

Deptan, Depkominfo, DKP, BPS, Pemda, Universitas

Pengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, eksportir pangan, industri terkait

(3) Pengembangan sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis berbasis teknologi SMS menggunakan telepon seluler

Berfungsinya sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan utama berbasis teknologi SMS

Tersedianya provider yang mampu memberikan informasi pasar untuk tanaman pangan utama, termasuk hortikultura

Kepastian harga dan daya serap pasar untuk menjamin keber-langsungan usaha perdagangan komoditas pangan

Pelaksana: Deptan, Depkominfo, Telkom, DKP, BPS, BPPT, LIPI, Universitas

Pengguna: Petani, Petani tambak/nelayan dan Peternak, konsumen

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 46 3/22/07 12:51:26 PM

��

(4) Pengembangan situs promosi komoditas pangan untuk ekspor

Tersedianya situs promosi komoditas pangan untuk ekspor dengan data yang up-to-date

Ketersediaan data mutakhir untuk komoditas pangan berorientasi ekspor

Peningkatan devisa negara dari perdagangan komoditas pangan

Pelaksana a.l: Deptan, Depdag, DKP, BPS, Depkominfo, UniversitasPengguna a.l: BPEN, eksportir pangan, Pemda

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Pengembangan sistem informasi pangan

Pedoman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman yang berbasis sumberdaya lokal;Model Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Konsumsi Pangan;

Peningkatan pengetahuan konsumen tentang pola konsumsi yang baik;Perubahan prilaku konsumsi yang semakin kurang tergantung pada beras;

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) lebih dari 80.0;

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkes, Depkominfo, BPS, LIPI, UniversitasPengguna a.l: Pemda, Industri terkait, konsumen

(6) Aplikasi inderaja dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pertanian

Tersedianya SIG untuk pertanian

Termanfaatkannya data SIG untuk pertanian

Peningkatan efisiensi dan produktifitas lahan; Peningkatan luas lahan yang dimanfaatkan untuk produksi pangan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkominfo, Bakosurtanal, UniversitasPengguna a.l: Pemda, investor, Deptan, DKP

ETEKNOLOGIPENGAWASANPANGAN

(1) Pengembangan teknologi pengukuran dan pengujian mutu pangan

Paket teknologi dan alat ukur dan uji mutu pangan yang cepat, akurat, dan murah

Ketersediaan alat ukur dan uji mutu pangan buatan dalam negeri yang cocok untuk pangan lokal

Keterjaminan mutu (quality assurance) pangan produksi dalam negeri

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depperin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas, Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 47 3/22/07 12:51:27 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Pengembangan teknologi untuk deteksi cemaran mikroba patogenik pada produk pangan

Teknologi untuk deteksi cemaran patogenik pada produk pangan yang handal, cepat, dan murah

Ketersediaan teknologi dan alat untuk deteksi cemaran patogenik pada produk pangan

Ketiadaan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan yang kontaminasi mikroba patogenik

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depperin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,

Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen

(3) Pengembangan Teknologi deteksi dan pengujian bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dalam produk pangan

Teknologi dan alat uji untuk deteksi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat, akurat, dan murah untuk penggunaan di lapangan

Tersedianya metoda uji untuk deteksi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat dan sederhana untuk penggunaan di lapangan

Ketiadaan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan yang tercemar bahan kimia berbahaya

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depperin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,

Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen

(4) Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pangan

Standar mutu dan keamanan pangan segara dan olahan yang dapat diterima dalam perdagangan domestik dan internasional

Penerapan standar mutu dan keamanan pangan dalam produksi dan tata niaga pangan segar dan olahan di Indonesia

Penerimaan produk pangan asal Indonesia di semua negara tujuan;Kemampuan menangkal masuknya produk pangan impor yang tidak memenuhi SNI

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depperin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,

Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 48 3/22/07 12:51:27 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

FKAjIANSOSIAL,EKONOMI,BUDAYA,DANKEBIjAKANPANGAN

(1) Pola konsumsi pangan

Data dan informasi tentang pola konsumsi pangan masing-masing daerah dan nasional

Paket kebijakan dan edukasi publik tentang pola konsumsi yang sehat dan dianjurkan

Perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih menghargai produk pangan lokal dan tidak tergantung pada satu jenis pangan pokok

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkes, Depkominfo, LIPI, BPPT, UniversitasPengguna a.l: konsumen, Industri pangan, Pemda

(2) Analisis usaha tani dan ekonomi pangan

Rekomendasi bisnis bidang pangan

Peningkatan motivasi petani dan investor untuk meningkatkan dan berpartisipasi dalam kegiatan produksi pangan

Peningkatan produksi pangan nasional;Peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku industri pangan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, UniversitasPengguna a.l: Industri pangan, Pemda, petani, petani tambak/nelayan dan peternak

(3) Penguatan kelembagaan kelompok tani, peternak, dan nelayan

Berfungsi-optimalnya kelembagaan petani, peternak, dan nelayan

Pengakuan masyarakat akan eksistensi kelembagaan petani, peternak, dan nelayan

Kemandirian kelembagaan petani, peternak, dan nelayan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Pemda, UniversitasPengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, Pemda

(4) Kajian kearifan lokal (indigenous knowledge) yang mendukung pembangunan ketahanan pangan

Terdokumentasinya pengetahuan /kearifan lokal terkait produksi dan pengolahan pangan

Integrasi kearifan lokal dalam teknologi produksi dan pengolahan pangan modern

Aplikasi teknologi pangan modern yang berakar pada nilai kearifan lokal untuk menjamin kecukupan dan kelestarian pangan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, UniversitasPengguna a.l: petani, petani tambak/nelayan dan peternak, industri pangan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 49 3/22/07 12:51:27 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(1) Kajian genetika dan biomolekuler

Teridentifikasinya gen pembawa sifat unggul (daya hasil tinggi dan/atau resistensi terhadap cekaman biotik atau abiotik) pada tanaman, ternak, dan ikan

Pemanfaatan pengetahuan genetika dan biomolekuler ini dalam kegiatan perakitan varietas unggul

Ketersediaan jenis tanaman, ternak, dan ikan unggul untuk menopang ketahanan pangan nasional

Pelaksana a.l.: Universitas, Deptan, LPND Ristek

Pengguna a.l.: industri benih/bibit

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Kajian kebijakan tentang pengendalian konversi lahan pertanian

Produk hukum yang membatasi kegiatan konversi lahan pertanian

Penurunan laju konversi lahan pertanian menjadi tidak lebih dari 100 ribu ha per tahun

Berkurangnya konversi lahan pertanian menjadi kurang dari 100 ribu ha per tahun

Pelaksana a.l:

BPN, Deptan, Depdagri, Dephut, DepPU, Bakosurtanal, Deptan,Universitas

Pengguna a.l: Depdagri, BPN, Pemda

GSAINSDASARPENDUKUNGRISETPANGAN

(2) Kajian kimia pangan baru atau produk hayati yang potensial untuk pangan

Komposisi gizi dan deteksi kandungan bahan kimia yang berpotensi mengganggu kesehatan pada bahan pangan baru

Daftar komposisi gizi bahan pangan baru yang telah diintroduksikan ke masyarakat

Seluruh bahan pangan baru telah diketahui kandungan gizi dan kemungkinan kandungan senyawa kimia berbahaya yang secara alami terkandung dalam bahan pangan tersebut

Pelaksana a.l.: Universitas, Deptan, LPND Ristek

Pengguna a.l.: industri pangan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 50 3/22/07 12:51:28 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Pengembangan teknologi pemantauan agroekosistem secara presisi

Pola iklim (suhu udara, curah hujan) untuk wilayah sentra produksi pertanian

Penggunaan data dan peta agroekosistem dalam penentuan jadwal tanam dan jenis komoditas yang dibudidayakan petani

Data dan peta agroekosistem dan rekomendasi jadwal tanam dan jenis komoditas untuk seluruh wilayah Indonesia

Pelaksana a.l.: BMG, Bakosurtanal, Deptan, Universitas

Pengguna a.l.: petani, investor, Pemda

(4) Pengembangan instrumen untuk aplikasi teknologi penginderaan jauh

Prototipe instrumen yang telah teruji kehandalannya

Tersedia prototipe yang berfungsi sesuai harapan dan layak untuk diproduksi secara komersial

Penggunaan instrumen produksi dalam negeri untuk seluruh kebutuhan aplikasi teknologi penginderaan jauh di Indonesia

Pelaksana a.l.: LPND Ristek, BMG, Universitas

Pengguna a.l.: industri instrumen

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 51 3/22/07 12:51:28 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(1) Identifikasi dan formulasi kebutuhan intervensi teknologi produksi dan pasca-panen komoditas pangan

Rekaman kebutuhan intervensi teknologi yang dibutuhkan produsen pangan segar dan olahan

Kesesuaian teknologi budidaya dan pengolahan pangan yang sesuai kebutuhan petani dan/atau industri pangan

Ketersediaan solusi teknologi untuk permasalahan pangan pokok

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, BPPT, LIPIPengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan

APAKETTEKNOLOGIYANGSESUAIKEBUTUHANPENGGUNA

(2) Evaluasi kesesuaian teknologi yang telah tersedia dengan kebutuhan produsen pangan segar dan olahan

Rekomendasi paket teknologi budidaya dan pasca panen tanaman, ternak, dan ikan

Adopsi teknologi yang telah direkomendasikan dalam kegiatan produksi pangan segar (budidaya) oleh petani dan pengolahan pangan oleh pelaku industri pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi dan diversifikasi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, BPPT, LIPI

Pengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan, Pemda

(3) Pengemasan paket teknologi terpilih agar lebih komunikatif untuk media cetak, elektronik, dan presentasi oral

Kemasan paket teknologi produksi dan pengolahan pangan yang komunikatif untuk bahan edukasi publik, pelaku produksi dan industri pangan

Peningkatan pemahaman publik, pelaku produksi dan industri pangan;

Adopsi teknologi yang didiseminasikan dalam proses produksi dan pengolahan pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi dan diversifikasi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, BPPT, LIPI, media massa

Pengguna a.l : Industri pangan, petani, peternak, nelayan, Pemda

BSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGI

(1) Pengembangan metoda diseminasi teknologi secara elektronik (situs internet, televisi, radio)

Tersedia paket teknologi yang sesuai dan terselenggaranya program difusi teknologi melalui media elektronik

Peningkatan awareness petani dan pelaku agribisnis tentang perkembangan dan ketersediaan teknologi budidaya dan pasca panen komoditas pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l: pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 52 3/22/07 12:51:29 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Pengembangan naskah bahan cetakan yang komunikatif sebagai media difusi teknologi

Tersedianya buku, poster, leaflet, atau bentuk barang cetakan lainnya sebagai media difusi teknologi yang komunikatif

Penerapan teknologi yang dipromosikan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l : pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda

(3) Pengembangan model penyuluhan teknologi untuk petani dan pelaku agribisnis

Terselenggarakannya kegiatan penyuluhan yang interaktif untuk memacu proses difusi teknologi secara terprogram

Penerapan teknologi yang disuluhkan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l : pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda

(4) Pengembangan model percontohan aplikasi teknologi produksi dan pascapanen di lapangan (on-site)

Model percontohan aplikasi teknologi budidaya dan pasca-panen di lapangan

Penerapan teknologi yang dicontohkan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l: pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda

C)PENINGKATANKESIAPANPENGGUNA

(1) Penguatan kelembagaan kelompok tani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis

Berfungsi optimalnya kelembagaan petani, peternak, dan nelayan serta asosiasi pelaku agribisnis

Pengakuan masyarakat akan eksistensi kelembagaan petani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis

Kemandirian kelembagaan petani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, LPND terkaitPengguna a.l : asosiasi agribisnis, kelompok tani, nelayan, peternak, Pemda

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 53 3/22/07 12:51:29 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Pendidikan dan pelatihan pelaku produksi pangan dan pelaku industri pangan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pangan

Pemahaman dan ketrampilan petani, peternak, nelayan, dan pelaku industri pangan dalam aplikasi teknologi budidaya dan pascapanen

Peningkatan aplikasi teknologi dalam kegiatan produksi dan pengolahan pangan

Peningkatan kinerja pelaku produksi dan pelaku industri pangan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, LPND terkaitPengguna a.l : petani, peternak, nelayan, pelaku industri pangan,Pemda

(3) Penyediaan jasa konsultansi dan asistensi teknis untuk mendukung kegiatan industri pangan dan pemerintah daerah

Berkembangnya kelembagaan jasa konsultansi dan asistensi teknis bidang pangan

Peningkatan lembaga konsultansi dan bantuan teknis untuk kegiatan produksi dan pengolahan pangan

Kelembagaan jasa konsultansi dan asistensi teknis menjadi mitra utama industri dan pemerintah daerah dalam pembangunan ketahanan pangan

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, lembaga konsultansi, LPND terkait

Pengguna a.l: petani, peternak, nelayan, pelaku industri pangan,Pemda

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 54 3/22/07 12:51:29 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK

(1) Peningkatan kemampuan akademik/ intelektual peneliti melalui pendidikan formal dan/atau pelatihan teknis

Lebih dari 50% peneliti pada kelembagaan penelitian tingkat pusat dan perguruan tinggi memiliki latar belakang pendidikan S2 atau S3

Peningkatan produktivitas peneliti dan relevansi kegiatan riset dengan permasalahan nyata dalam upaya peningkatan produksi, mutu dan keamanan pangan

Lebih dari 75% peneliti pada kelembagaan penelitian tingkat pusat dan perguruan tinggi memiliki latar belakang pendidikan S2 atau S3

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkaitPengguna a.l : Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANRISET

(2) Optimalisasi dan mobilisasi sumberdaya peneliti melalui program kerjasama antar lembaga iptek bidang pangan

Terbentuk dan berjalannya program pertukaran atau penugasan staf (sabbatical leave) antar- kelembagaan penelitian

Terbentuknya media/ forum komunikasi yang intensif antar-peneliti

Tumbuhnya budaya kemitraan antar-peneliti

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait

Pengguna a.l : Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

(3) Penguatan sarana dan prasarana riset

Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana riset untuk mendukung upaya peningkatan produksi, kualitas dan keamanan pangan

Kelengkapan peralatan dan ketersediaan bahan untuk riset pangan

Seluruh aspek penelitian/riset pangan dapat diselenggarakan di dalam negeri

Pelaksana a.l : Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, industri alat dan bahan riset panganPengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 55 3/22/07 12:51:30 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Pengembangan unit pendukung seperti unit produksi komersial dan pelayanan jasa berbasis iptek dalam kelembagaan riset

Terbentuknya unit produksi komersial dan jasa pelayanan dalam kelembagaan riset

Tingkat kemandirian lembaga riset dalam melaksanakan kegiatannya, termasuk pengelolaan pembiayaannya

Lembaga riset tidak lagi sebagai cost center, tetapi mulai berfungsi sebagai self-financing institution

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset

(5) Penguatan kelembagaan riset daerah dan lembaga pendukungnya

Terbentuk dan berfungsinya unit kerja riset dalam organisasi Pemda dan Dewan Riset Daerah di semua propinsi di Indonesia

Kemandirian daerah dalam mencari solusi teknologi untuk permasalahan pangan lokal

Solusi teknologi untuk setiap masalah pangan yang bersifat spesifik daerah dapat diselesaikan di masing-masing daerah

Pelaksana a.l: Depdagri, Pemda, Universitas

Pengguna a.l :Pemda

(6) Penyempurnan sistem manajemen/ pengelolaan riset, termasuk sistem insentif, akreditasi pranata litbang, data base, dan pembiayaan iptek

Tersusunnya prosedur operasional baku (SOP) untuk sistem insentif, akreditasi, data base, dan alokasi pembiayaan

Peningkatan kinerja lembaga riset dan peningkatan kualitas riset yang dihasilkan

Manajemen riset yang profesional terselenggara pada semua kelembagaan riset

Pelaksana a.l:Universitas, Deptan,DKP, LPND terkait, Pengguna a.l:Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND ristek, Universitas, Pemda

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 56 3/22/07 12:51:30 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan jejaring antar-kelembagaan riset pangan dan kelembagaan terkait /pendukungnya

Peningkatan intensitas kerjasama antar – kelembagaan riset dan perguruan tinggi

Peningkatan resource sharing antar-kelembagaan riset dalam riset pangan

Efisiensi dan optimalisasi sumber daya dalam pelaksanaan riset pangan

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, Universitas

BKERjASAMAANTAR-LEMBAGADALAMNEGERI

(2) Peningkatan partisipasi pemerintah daerah dan kemitraan antara pusat dan daerah dalam riset pangan

Peningkatan kerjasama kelembagan riset pusat dan daerah

Peningkatan peran Pemda dan universitas setempat dalam pelaksanaan riset pangan

Kesetaraan kontribusi pemerintah daerah dan pusat dalam pelaksanaan riset bidang pangan

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait

Pengguna a.l: Universitas setempat, Pemda

(3) Pengembangan model kerjasama ABG (Academician-Business-Government) yang sinergis untuk pembangunan ketahanan pangan

Terbentuknya model kerjasama yang sinergis antara perguruan tinggi-pemerintah-bisnis

Meningkatnya kontribusi dunia usaha dalam pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan iptek pangan

Kemitraan mutualistik antara universitas, bisnis, dan pemerintah dalam pelaksanaan riset pangan

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, pelaku bisnis pangan

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas, pelaku bisnis pangan

CKERjASAMADENGANKELEMBAGAANINTERNASIONAL

(1) Kerjasama yang setara (partnership) dengan kelembagaan internasional dalam pelaksanaan kegiatan riset pangan

Peningkatan intensitas kegiatan kerjasama dengan kelembagaan iptek internasional dalam penelitian dan pengembangan pangan

Peningkatan jumlah publikasi di jurnal internasional yang melibatkan peneliti Indonesia sebagai penulisnya

Peningkatan kontribusi ilmiah peneliti Indonesia dalam pengembangan iptek pangan dunia

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Lembaga Riset Asing/Internasional

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 57 3/22/07 12:51:31 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Penelusuran sumber pembiayaan (sponsorship) dari kelembagaan internasional untuk mendukung kegiatan riset pangan

Peningkatan kontribusi finansial kelembagaan intenasional untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pangan

Peningkatan penelitian di Indonesia yang dibiayai oleh kelembagaan internasional

Peningkatan biaya riset bersumber dari kelembagaan internasional

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Lembaga pembiayaan riset

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

(3) Pertukaran peneliti antara lembaga riset Indonesia dengan kelembagaan riset internasional

Terjalin kerjasama pertukaran peneliti pangan Indonesia dengan peneliti pada kelembagaan riset tanaman pangan bertaraf internasional

Peningkatan jumlah peneliti asing yang melaksanakan kegiatan riset di Indonesia;

Peningkatan jumlah peneliti Indonesia yang menimba pengalaman riset internasional

Munculnya peneliti pangan Indonesia yang bertaraf Internasional

Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Institusi riset internasional

Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND Ristek, Universitas

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 58 3/22/07 12:51:31 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(1) Dukungan pranata regulasi dan kebijakan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Kebijakan dan landasan hukum tentang insentif pajak dan asuransi yang kondusif bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Peningkatan jumlah dan kapasitas industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Peningkatan kontribusi industri pangan mikro dan kecil dalam pemenuhan kebutuhan pangan

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas, DepkumdangPengguna a.l : industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

AINDUSTRIPANGANSKALAKECILDANMIKRO

(2) Introduksi dan aplikasi bioteknologi sederhana pada produksi pangan skala kecil (teknologi fermentasi, penyediaan inokulum, dll)

Peningkatan volume, mutu, dan keamanan produk pangan olahan hasil industri kecil dan mikro

Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan olahan skala kecil dan mikro

Peningkatan kesejahteraan pelaku industri pangan olahan skala kecil dan mikro

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l : industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(3) Aplikasi teknologi pengolahan dalam kegiatan produksi pangan fungsional

Peningkatan volume, mutu, dan keamanan produk pangan fungsional hasil industri kecil dan mikro

Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan fungsional skala kecil dan mikro

Peningkatan kesejahteraan pelaku industri pangan fungsional skala kecil dan mikro

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l: industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(4) Penyempurnaan dan/atau penyeder-hanaan alat/mesin pengolahan produk pangan sehingga applicable dan affordable untuk industri kecil dan mikro

Tersedianya alat/mesin pengolahan pangan yang tepat-guna (applicable) dengan harga terjangkau (affordable) bagi industri pangan skala kecil dan mikro

Penggunaan alat/mesin pengolahan produksi dalam negeri pada industri pangan skala kecil dan mikro

Pemenuhan kebutuhan domestik untuk mesin/alat pengolahan pangan dari hasil produksi dalam negeri

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l : Industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 59 3/22/07 12:51:31 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Pengembangan kelembagaan keuangan modal ventura dan startup capital bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Tersedianya sumber pembiayaan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Teratasinya masalah permodalan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi

Pemenuhan kebutuhan modal usaha untuk industri pangan skala mikro dan kecil

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(6) Dukungan regulasi yang berpihak pada industri pangan skala kecil dan mikro agar dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam perdagangan global

Diberlakukannya kebijakan/ peraturan yang berpihak pada industri pangan skala kecil dan mikro

Terlindunginya kegiatan industri pangan skala kecil dan mikro

Peningkatan jumlah dan kontribusi industri kecil dan mikro dalam penyediaan pangan dan peningkatan serapan tenaga kerja

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l:I

industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

BINDUSTRIPANGANSKALAMENENGAHDANBESAR

(1) Introduksi teknologi pengolahan pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga mutu produksi

Peningkatan volume, mutu, dan keamanan pangan olahan hasil industri menengah dan besar

Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan skala menengah dan besar

Produk pangan olahan yang memenuhi seluruh kriteria baku-mutu internasional

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(2) Rancang bangun alat, mesin, atau pabrik pengolahan pangan berbasis bahan baku lokal

Tersedianya alat/mesin pengolahan pangan yang handal (dependable) bagi industri pangan skala menengah dan besar

Penggunaan alat/mesin pengolahan produksi dalam negeri pada industri pangan skala menengah dan besar

Peningkatan volume dan nilai ekspor komoditas pangan olahan yang diproduksi oleh industri pangan berbasis sumberdaya lokal

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 60 3/22/07 12:51:32 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Percepatan transformasi industri pangan berbasis sumberdaya lokal dan padat teknologi

Model industri pangan menengah dan besar yang padat teknologi berbasis sumber-daya lokal

Peningkatan jumlah dan kapasitas industri pangan menengah dan besar yang padat teknologi dan berbasis sumberdaya lokal

Peningkatan volume dan nilai ekspor komoditas pangan olahan yang diproduksi oleh industri pangan berbasis sumberdaya lokal

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l :

BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

CPENGUjIANDANSTANDARDISASIPRODUKPANGAN

(1) Pengembangan prasarana penerapan standar kemananan dan penilaian kesesuaian mutu produk pangan

Pembakuan pedoman/prosedur dalam penilaian mutu dan keamanan pangan

Konsistensi dalam penggunaan standar mutu dan keamanan pangan

Seluruh produk pangan olahan telah memenuhi standard mutu (quality assurance) dan keamanan pangan

Pelaksana a.l: BPOM, BSN, Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(2) Pembinaan dan pelaksanaan audit/ assessment teknologi untuk industri pangan

Penguasaan teknologi deteksi dan pengujian mutu dan keamanan pangan dari cemaran kimia dan patogen

Penurunan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan olahan yang tercemar unsur/bahan kimia dan/atau mikroba patogenik

Keberhasilan produk pangan dalam negeri merebut pasar global

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 61 3/22/07 12:51:32 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Peningkatan peran metrologi dan pengujian untuk penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Penetapan standar mutu dan keamanan pangan olahan yang dapat diterima dalam perdagangan domestik dan internasional

Penerapan standar mutu dan keamanan pangan dalam produksi dan tata niaga pangan olahan di Indonesia

Bebas kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan olahan yang terkontaminasi patogen dan/atau bahan kimia berbahaya

Pelaksana a.l: BSN, BPOM, Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(4) Pengembangan teknologi sensorik untuk mendeteksi kerusakan mekanis (mechanical damage) pada produk pangan segar, terutama buah tropis

Penguasaan teknologi deteksi kerusakan mekanis pada buah tropis

Diterimanya produk pangan hasil produksi dalam negeri di pasar global

Keberhasilan produk pangan segar (buah tropis) dalam negeri merebut pasar global

Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, UniversitasPengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

(5) Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) hasil penelitian dalam negeri

Peningkatan inovasi dalam negeri dalam industri pangan

Peningkatan kemampuan kompetisi industri pangan dalam negeri

Peningkatan HaKI bidang pangan yang dimiliki peneliti Indonesia

Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, Universitas

Pengguna a.l : Depkumdang, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 62 3/22/07 12:51:33 PM

��

3.2. AGENDA RISET ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

3.2.1 Latar Belakang Permasalahan

Permasalahan energi nasional jangka panjang menyangkut hal yang

berkaitan dengan security of supply dan keberlanjutan penyediaan energi

sehingga dapat mendukung pembangunan dan kebutuhan seluruh

masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Penyediaan energi jangka

panjang mempertimbangkan berbagai aspek lain, seperti lingkungan ,

ekonomi, dan aspek sosial kemanusiaan, karena teknologi baru perlu

edukasi dan informasi yang cukup agar dapat diterima sebagai bagian

budaya masyarakat yang belum pernah berinteraksi dengan berbagai

teknologi baru EBT maupun akibat pemanfaatannya pada dampak sosial

kemanusiaan. Hal ini akan menentukan keberlanjutan pembangunan

itu sendiri. Untuk Jangka panjang teknologi baru yang berkaitan dengan

EBT tidak dapat dihindari, demikian pula pengetahuan yang cukup

mendalam dalam ilmu bahan serta berbagai pemodelan matematik

untuk mendukung kegiatan rekayasa.

Permasalahan energi nasional jangka pendek yang harus segera

diselesaikan saat ini adalah menyiapkan sumber energi selain BBM untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri nasional. Pemecahan

masalah energi nasional jangka pendek haruslah diletakkan dalam suatu

kerangka untuk menjawab masalah jangka panjang, sehingga menjadi

suatu penyelesaian yang integral dan kelanjutannya.

Perpres nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

(KEN) menunjukkan adanya upaya agar pemakaian energi baru dan

terbarukan meningkat. Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan

oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun

energi tak terbarukan antara lain hidrogen, coal bed methane, batubara

yang dicairkan (liquefied coal), gasifikasi batubara (gasified coal) dan nuklir;

sedangkan energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 63 3/22/07 12:51:33 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat

berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, bahan

bakar nabati (biofuel), arus sungai, energi surya, energi angin, biomassa,

dan energi laut. Khusus untuk penyediaan bahan bakar nabati (biofuel)

diinstruksikan pula melalui Inpres No 1 tahun 2006, tentang Penyediaan

dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Melalui Inpres ini, Presiden R.I. menginstruksikan agar diambil langkah-

langkah untuk melaksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan

biofuel, sedangkan untuk kegiatan pencairan batubara diinstruksikan

melalui Inpres nomor 2 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan

Batubara yang Dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.

Blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005-2025 yang telah

disiapkan oleh Departemen ESDM (Mei 2005) merupakan suatu bentuk

penjabaran KEN yang lebih operasional dan dapat dijadikan acuan bagi

seluruh pemangku kepentingan di bidang energi. Dalam dokumen PEN

2005-2025 disebutkan berbagai kegiatan litbang di bidang energi yang

harus dilakukan dalam rangka menjawab permasalahan energi, baik

dalam jangka menengah maupun dalam jangka panjang.

Perpres nomor 7 tahun 2005 tentang RPJM mengatur Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009. Kegiatan litbang iptek yang

menyangkut penyediaan dan pemanfaatan EBT terdapat pada dua pasal

dari RPJM tersebut, yaitu: (a) Bagian IV, Bab 22 menguraikan tentang

Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan, dengan menyebutkan

4 Program Kegiatan; dan (b) Bagian IV, Bab 33 tentang Infrastruktur,

khususnya butir 3.1, membahas tentang Energi, dimana pada bagian ini

peranan litbang sangat penting dalam rangka pencapaian sasaran dari

RPJM tersebut.

Dokumen Kebijaksanaan Strategis Nasional (Jakstranas) di bidang

iptek yang secara resmi telah diserahkan oleh Menteri Negara Riset dan

Teknologi kepada Presiden R.I. pada tanggal 10 Agustus 2005 berisi:

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 64 3/22/07 12:51:33 PM

��

kerangka kebijakan, arah, dan prioritas 6 jenis kegiatan litbang yang

akan dilakukan pada tahun 2005-2009. Salah satu dari jenis kegiatan

litbang tersebut adalah energi, yang dalam hal ini akan ditekankan pada

penyediaan dan pemanfaatan sumber EBT.

Dengan alur pemikiran seperti tersebut di atas, disusunlah suatu

Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 untuk penyediaan dan pe-

manfaatan sumber EBT. ARN ini diharapkan akan dijadikan acuan oleh

seluruh pelaku litbang di Indonesia dalam rangka harmonisasi rencana

strategis (Renstra) lembaga atau institusinya.

3.2.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Arah dan prioritas pengembangan EBT adalah peran sertanya dalam

bauran energi bagi ketersediaan, ketahanan, dan keamanan pasokan

melalui optimasi sumberdaya serta pelestarian lingkungan.

Berbagai jenis sumber EBT yang diperhatikan dalam ARN adalah seba-

gai berikut: (a) angin; (b) batubara kualitas rendah; (c) panas bumi; (d) biofuels,

termasuk biodiesel, bioethanol, dan bio-oil; (e) biomassa dan biogas; (f) surya; (g)

hidrogen dan fuel-cell; (h) nuklir; (i) energi laut, termasuk gelombang dan arus

laut; dan (j) mini-hidro dan mikro-hidro; (k) coal bed methane

Uraian terhadap ARN untuk masing-masing jenis sumber EBT

disusun menurut program sesuai dengan rincian di RPJM 2004-2009 yang

meliputi: (a) Program penelitian dan pengembangan iptek; (b) Program

difusi dan pemanfaatan iptek; (c) Program penguatan kelembagaan iptek;

dan (d) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

Mengingat bahwa kondisi kelembagaan iptek yang mendukung

kegiatan litbang berbagai jenis sumber EBT di Indonesia relatif sama,

maka program penguatan kelembagaan iptek akan ditulis secara umum

dan berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Demikian juga yang terkait

dengan program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 65 3/22/07 12:51:33 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Penyediaan energi yang ditargetkan dalam Blue-print Pengelolaan

Energi Nasional (PEN) 2005-2025, perlu dicapai dan didukung oleh

kegiatan riset untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dari

luar, sehingga national participation akan meningkat dan Indonesia akan

mempunyai bargaining position untuk meningkatkan interdependensi.

Pengembangan iptek untuk pemanfaatan berbagai sumber EBT pada

akhirnya akan terkait dengan masalah yang hampir sama, yaitu masalah

material pendukung. Oleh karena itu diusulkan agar ada suatu program

bersama (common program) untuk menyelesaikan masalah material.

Disadari pada saat ini, bahwa salah satu hambatan yang ada dalam

implementasi dari pemakaian sumber EBT adalah masalah yang berkaitan

dengan aspek sosial-kemanusiaan dengan segala implikasinya. Beberapa

contoh kasus, diantaranya: opini masyarakat di media massa tentang

dampak penggunaan briket batubara bagi kesehatan, tertundanya PLT

Panas Bumi di Bedugul, penolakan terhadap rencana penggunaan

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Oleh sebab itu, ARN untuk

pemanfaatan EBT juga akan menyangkut aspek sosial-kemanusiaan.

Dalam hal ini sosialisasi yang mudah dipahami oleh masyarakat serta

diterimanya segala dampak sosial kemanusiaan pemanfaatan EBT perlu

secara berlanjut dilaksanakan melalui dialog dengan seluruh pemangku

kepentingan agar komitmen jangka panjang dapat menjadi sikap publik.

Oleh sebab itu pengembangan komunitas publik harus diupayakan

seoptimal mungkin.

3.2.3 Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025

Target capaian tersebut dibawah ini akan dapat bermanfaat apabila

mendapatkan dukungan publik. Oleh sebab itu penyebaran informasi dan

pendidikan bagi pemangku kepentingan harus dilakukan dengan cukup

memadai. Disamping itu perlu pula dikuasai sains dasar yang menjadi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 66 3/22/07 12:51:33 PM

��

prasyarat agar EBT dapat terlaksana sesuai dengan target capaian yang

telah digariskan seperti tersebut dibawah ini.

Untuk program penelitian dan pengembangan energi angin, target

capaian tahun 2009 adalah tersedianya dokumen hasil studi dan kajian

kelayakan pemanfaatan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) melalui

jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun sasaran tahun 2025

adalah terwujudnya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW yang diujicobakan di

lapangan untuk masyarakat pengguna .

Penelitian dan pengembangan batubara yang dimulai pada tahun

2009 adalah peningkatan pemanfaatan batubara kualitas rendah

melalui teknologi blending dan up-grading, teknologi pembakaran

dan gasifikasi, teknologi rancang bangun komponen pembangkit listrik

berbahan bakar batubara, teknologi hidrogenisasi dan karbonisasi, dan

teknologi pencairan batubara sebagai bahan bakar alternatif untuk sektor

transportasi. Adapun sasaran tahun 2025 adalah tersedianya suatu

teknologi rancang bangun komponen dan sistem Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) batubara skala kecil produksi nasional, terbangunnya

3 pabrik pencairan batubara komersial masing-masing 6000 ton/hari.

Capaian tahun 2009 untuk program penelitian dan pembangunan

sumber energi panas bumi adalah: tersedianya kemampuan eksplorasi

dan eksploitasi panas bumi dari dalam negeri; tersedianya Pembangkit

Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) dengan rangkaian teknologinya yang

dapat dikerjakan di Indonesia termasuk engineering and construction. Juga

tersedianya perangkat Kebijakan Harga Energi Nasional termasuk energi

panas bumi. Sedangkan sasaran untuk tahun 2025 adalah: peningkatan

hasil eksplorasi panas bumi untuk memasok 5 % kebutuhan bauran

energi nasional; stabilnya harga energi dalam negeri untuk mendukung

diversifikasi sumberdaya energi.

Capaian pengembangan dan penelitian biofuel tahun 2009 adalah

pengeksplorasian tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 67 3/22/07 12:51:34 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa

sawit; pengembangan bibit tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) yang

mempunyai produktivitas dan kandungan minyak tinggi serta tahan

terhadap kekeringan dan/atau hama patogen tanaman; tersedianya

informasi pasar biofuel internasional dan nasional; pengembangan tek-

nologi proses pembuatan biofuel berbahan baku minyak sawit dan jarak

pagar yang optimal; serta diperolehnya informasi teknik fermentasi

secara optimal untuk setiap bahan baku. Sasaran tahun 2025 adalah

dikuasainya teknologi proses, engineering design dan pembangunan pabrik

high/superior-performance biofuel (biodiesel dengan angka setan tinggi dan

titik tuang rendah yang optimal; produksi bioetanol dengan bakan baku

lignoselulosa dari hasil samping tanaman; penguasaan teknologi pirolisa

cepat untuk produksi bio-oil; produksi bahan bakar bioetanol secara tepat

guna pada skala kecil dan menengah; dan penguasaan teknologi reaktor

pirolisa cepat yang optimum).

Potensi biomassa di seluruh Indonesia bila dikonversi mejadi energi

listrik akan mencapai 1,160 MWe (ZREU GmbH,2000) yang terdiri dari

bagas tebu, limbah kelapa sawit , limbah penggergajian kayu, dan sekam

padi. Pulau Sumatera mempunyai potensi biomassa paling tinggi yaitu

590 MWe , berasal dari bagas tebu (40 %), limbah kelapa sawit (29 %),

sisanya dari limbah penggergajian kayu dan sekam padi. Potensi biomassa

di pulau Jawa sebesar 280 MWe yang didominasi oleh bagas tebu dan

sekam padi. Kalimantan berpotensi sebesar 230 MWe dan Sulawesi 60

MWe. Walaupun begitu pemanfaatan energi dari biomassa ini masih

sangat rendah. Sampah kota yang juga merupakan sumber biomassa,

mempunyai potensi cukup besar untuk dijadikan sumber energi, seperti

misalnya dicampur dengan batubara untuk sumber energi pembangkit

listrik. Capaian untuk tahun 2009 pada kegiatan ini adalah didapatkannya

kajian kelayakan campuran sampah dan batubara sebagai bahan bakar

pembangkit listrik. Pemanfaatan sampah kota untuk bahan pembuatan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 68 3/22/07 12:51:34 PM

��

alkohol, pada tahun 2009 ditargetkan dapat dihasilkan alkohol lebih

besar dari 10 liter/jam dalam skala laboratorium. Target pengembangan

biogas dari kotoran sapi dengan memakai digester dengan volume 5000

liter untuk skala rumah tangga sudah dapat terlaksana.

Penelitian dan pengembangan energi surya diarahkan pada pem-

buatan sel dan modul surya dan sistem serta komponen Pembangkit

Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sebagai capaian pada tahun 2009 adalah

dikuasainya teknologi pembuatan sel surya berbasis silikon polikristal,

silikon monokristal, dan silikon amorf. Teknologi proses metal organic

gases (sillane/disillane) serta cetak biru proses pembuatan metal organic

gases diharapkan juga telah dapat dikuasai. Sasaran tahun 2025 adalah

berdirinya pabrik ingot dan wafer silikon dengan kapasitas 5-10 MWp/tahun

untuk memasok pabrik sel surya di Indonesia. Pabrik sel surya silikon

amorf dengan kapasitas 12 MW telah berdiri dengan target US $1.0/Wp.

Dalam pengembangan sistem dan komponen Sistem Pembangkit Tenaga

Surya, diharapkan sudah sesuai dan mengacu pada Standar Nasional

Indonesia (SNI).

Menuju era zero emission, penelitian dan pengembangan energi hidrogen

sebagai sumber energi terbarukan perlu dimulai dengan pemetaan dan

analisis potensi berbagai jenis energi baru dan terbarukan, maupun

teknologi konversi dari EBT ke energi hidrogen. Teknik-teknik konversi

energi yang ada pada saat ini menunjukkan bahwa semua jenis EBT bisa

di konversikan menjadi energi hidrogen. Pengembangan teknik produksi,

penyimpanan, dan distribusi, serta sistem keamanan energi hidrogen

sangat penting untuk dilakukan pula. Penelitian dan pengembangan

teknologi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang merupakan

alat pembangkit listrik dengan energi hidrogen, mempunyai efisiensi

konversi energi cukup tinggi, dan noiseless, juga perlu dilakukan. Dengan

demikian sebagai capaian tahun 2009 diharapkan disain sistem stack

PEMFC kapasitas 2,5 kW beserta unit kontrolnya telah dapat dihasilkan,

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 69 3/22/07 12:51:34 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan pada tahun 2025 diharapkan sudah terpasang pembangkit listrik fuel

cell yang berbasis hidrogen sebesar 250 MW. Pembangkit listrik hibrid

fuel-cell dengan modul surya merupakan model pembangkit listrik yang

diperkirakan cukup sesuai untuk daerah terpencil/pulau kecil. Komponen

penting baterai dalam sistem tenaga surya, dapat disubsitusi dengan

mengkonversikan listrik yang dihasilkan langsung ke hidrogen dan diubah

kembali apabila diperlukan menjadi listrik dengan fuel cell. Dengan sistem

ini, kendala dari pemakaian baterai, yaitu life time yang relatif pendek,

berat dan volumenya yang besar dapat diminimalkan.

Persiapan industri energi nuklir serta strategi edukasi dan sosiali-

sasinya kepada masyarakat diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi

penting bagi perumusan prinsip dasar (basic principle) bagi persiapan

industri energi nuklir (industri teknologi reaktor dan daur bahan

bakar nuklir serta produk dan jasa terkait lainnya) ditinjau dari aspek:

ekonomi, keselamatan, non-proliferasi, lingkungan, pegelolaan limbah

dan infrastruktur. Sehingga PLTN secara bersinergi dan bersimbiosis

dapat berkontribusi bersama energi fosil dan non-fosil dalam meme-

nuhi kebutuhan energi nasional untuk mendukung pembangunan ber-

kelanjutan. Capaian tahun 2009 adalah: selesainya kajian teknologi

pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir

bekas; siapnya kajian teknologi dan keselamatan PLTN; transfer tekno-

logi dan partisipasi industri nasional.

Untuk kegiatan pembangunan dan pengoperasian PLTN, pada tahun

2009 diharapkan akan dicapai dengan diselesaikannya studi/kajian pe-

nyiapan tapak dan draft dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL

serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.

Selain litbang teknologi reaktor daya, teknologi nuklir juga mencakup

kegiatan lain yang terkait dengan sektor energi, antara lain: (a) penggunaan

teknik nuklir untuk eksplorasi dan manajemen sumber panas bumi

(geothermal) di Sibayak (10 MW) Kamojang (200 MW) dan Lahendong (60

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 70 3/22/07 12:51:34 PM

��

MW) serta mikro-hidro (dari sungai bawah tanah ) di Bribin, Gunung

Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (440 kW); (b) introduksi penggunaan

Mesin Berkas Elektron (MBE) dalam mereduksi polusi udara (gas SOx

dan NOx) dari pembangkit listrik fosil; (c) litbang bahan di bidang Fuel-

Cell dan hidrogen; (d) biofuel/biodiesel, mutation breeding untuk mendapatkan

tanaman non-pangan penghasil biodiesel dengan kualitas yang baik; (e)

pengembangan konsep reaktor co-generation untuk produksi air bersih/

desalinasi, penggunaan panas proses untuk industri, pencairan batubara,

produksi hidrogen, Enhanced Oil Recovery (EOR).

Keuntungan penggunaan arus laut adalah selain ramah lingkungan,

energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar

dibandingkan energi terbarukan lainnya. Hal ini disebabkan densitas

air laut yang besarnya 830 kali lipat densitas udara, sehingga dengan

kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan

dengan turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya

angin topan. Turbin air laut dapat dirancang realtif lebih tepat, karena

kondisi fisik arus laut pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan

dapat diperkirakan. Kegiatan penelitian yang sedang dilakukan adalah

simulasi numerik potensi daya listrik di beberapa daerah di Indonesia

yang dilakukan oleh Laboratorium Hidrodinamika Indonesia BPPT.

Hasil simulasi potensi daya listrik di Selat Bali dan Lombok dengan

menggunakan program MEC-Model buatan Research Committee of Marine

Environment, The Society of Naval Architects of Japan, diperoleh estimasi potensi

daya listrik di beberapa tempat di selat Bali pada kedalaman 12 meter,

kondisi pasang perbani, mencapai 300 kW bila menggunakan daun turbin

dengan diameter 10 meter, dengan asumsi efisiensi turbin sebesar 0,593

dan menggunakan kecepatan arus rata-rata selama satu periode pasang

surut (residual current) untuk tidal constant M2. Untuk Selat Badung dan Selat

Lombok bagian selatan potensi energinya berkisar 80-90 kW. Sedangkan

Laboratorium Pantai juga sedang melaksanakan rancang bangun dan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 71 3/22/07 12:51:34 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

rekayasa wave power generator, dengan target capaian tahun 2009 adalah

dihasilkan suatu analisa desain, dari prototipe komponen struktur dasar,

chamber, turbin dan generator.

Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan

diperkirakan hampir mencapai 75,000 MW; sementara pemanfaatannya

baru mencapai 2,5 % dari potensi yang ada. Pengembangan teknologi,

penerapan dan standardisasi sistem dan komponen mini/mikro hidro

perlu terus dilaksanakan untuk memberi kontribusi pada pemenuhan

target pemakaian energi baru dan terbarukan sebesar 15 % pada tahun

2025.

Coal bed methane adalah gas methane yang didapat pada beberapa

lapisan batubara. CBM terbentuk oleh proses biologis melalui aktivitas

mikroba atau proses thermal sebagai akibat naiknya suhu pada kedalaman

lapisan batubara. Kelimpahan CBM di Indonesia memerlukan penelitian

untuk inventarisasinya. Walaupun demikian diperkirakan ada diberbagai

tempat mengingat kelimpahan batubara yang banyak di Indonesia.

3.2.4 Program

Program penelitian dan pengembangan iptek serta Program difusi

dan pemanfaatan iptek untuk masing-masing jenis sumber EBT dirinci

sebagai berikut:

(a) Angin

Penelitian dan pengembangan energi angin mencakup kegiatan: (1)

survei potensi energi angin dan studi kelayakan pemanfaatan Sistem

Konversi Energi Angin (SKEA); inventarisasi, pengolahan dan evaluasi

data potensi energi angin di lokasi potensial; pembuatan peta potensi

energi angin nasional dan wilayah berdasarkan data pengukuran dan

hasil dari model matematika untuk mendiagnosa/ menganalisis dan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 72 3/22/07 12:51:34 PM

��

memperkirakan kecepatan angin,serta data pendukung lainya; studi

dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi kabupaten;

(2) pengembangan teknologi SKEA, termasuk kegiatan: pengembangan

dan penyempurnaan SKEA skala kecil s/d kapasitas 5 kW dengan

litbang aerodinamika rotor, angin, dan material; pengembangan dan

penyempurnaan angin SKEA 10 kW, dengan litbang aerodinamika

rotor, angin, dan material; rancang bangun teknologi SKEA skala kecil-

menengah 30 s/d 50 kW; rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d

300 kW, untuk interkoneksi dengan jaringan; dan litbang aerodinamika

rotor (advanced airfoil), sistem angin, dan interkoneksi serta material ringan

dan tahan karat.

Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi angin termasuk:

diseminasi dan pemanfaatan Teknologi SKEA; pemanfaatan SKEA

pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk

nelayan; dan pemanfaatan SKEA interkoneksi dengan grid/jaringan PLN.

Kegiatan tersebut memerlukan prasyarat yang seharusnya telah tercakup

dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) di pemerintah daerah

setempat.

(b) Batubara kualitas rendah

Kegiatan riset untuk pemanfaatan batubara kualitas rendah sebagai

sumber energi mencakup: (1) finalisasi pemetaan dan karakterisasi

batubara kualitas rendah; inventarisasi jenis/pilihan teknologi peman-

faatan batubara; melakukan pengumpulan data cadangan batubara

Indonesia dan karakteristiknya serta pengembangan sistem informasi

cadangan dan karakteristik batubara Indonesia; (2) teknologi blending

dan up-grading batubara, termasuk: penelitian pengaruh blending ter-

hadap karakteristik batubara dan karakteristik pembakaran dan tendensi

pembentukan slagging serta fouling; pengembangan piranti lunak metode

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 73 3/22/07 12:51:35 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan sistem blending batubara dan. pengembangan teknologi up-grading

batubara; (3) teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara kualitas

rendah, mencakup: penelitian pengaruh karakteristik batubara dalam

pembakaran dan gasifikasi; pengembangan teknologi pembakaran

batubara dan gasifikasi serta meningkatkan disain sistemnya; (4)

rekayasa rancang bangun peralatan/komponen pembangkit listrik

berbasis batubara, termasuk kegiatan: rancang bangun komponen

dan sistem PLTU batubara kualitas rendah skala kecil (7 MW), serta

pembuatan prototipenya; (5) teknologi hidrogenasi dan karbonisasi

untuk penyediaan batubara sebagai bahan bakar alternatif, termasuk

pengembangan teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara serta

pengembangan produk kimia hasil hidrogenasi serta karbonisasi; dan

(6) teknologi pencairan batubara.

Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek hasil riset batubara kualitas

rendah adalah: (1) pengembangan paket teknologi pembakaran batu-

bara yang sesuai kebutuhan pengguna, identifikasi dan formulasi

kebutuhan teknologi pemanfaatan batubara, dan penyediaan informasi

dan pengembangan paket teknologi pemanfaatan batubara; (2) pengem-

bangan sistem transfer/difusi teknologi batubara kualitas rendah,

pengembangan sistem diseminasi informasi teknologi batubara kualitas

rendah secara elektronik, dan pengembangan model percontohan

aplikasi pemanfaatan batubara; (3) peningkatan kesiapan pengguna

untuk mengadopsi teknologi batubara kualitas rendah, penguatan

kelembagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara, pendidikan dan

pelatihan pengguna batubara, dan sosialisasi teknologi pemanfaatan

batubara.Untuk Keberhasilan kegiatan tersebut diatas sesuai dengan

RUTR juga telah diperkuat dengan peraturan daerah yang disepakati

dengan pemangku kepentingan setempat, baik dalam pengembangan

komunitas maupun penanggulangan pencemaran.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 74 3/22/07 12:51:35 PM

��

(c) Panas bumi

Kegiatan riset untuk pemanfaatan panas bumi sebagai sumber

energi mencakup: (1) eksplorasi dan permesinan listrik tenaga uap; (2)

pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; dan (3) kajian

kebijakan harga energi nasional yang mendukung pengembangan panas

bumi.

Difusi iptek dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi pengem-

bangan panas bumi sesuai target yang dinyatakan dalam dokumen

pengembangan EBT serta sesuai dengan RUTR setempat dan diupayakan

mempunyai efek ganda bagi pariwisata dan industri serta budaya lokal.

(d) Bahan bakar nabati (biofuel)

Kegiatan penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati (biofuel)

yang diprioritaskan adalah: (1) intensifikasi pencarian bahan baku biofuel,

termasuk pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuel; dan survei

potensi bahan baku dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri;

(2) pengembangan teknologi produksi biofuel, termasuk: optimalisasi

proses pembuatan biodiesel dari berbagai bahan baku; pengembangan

teknologi fermentasi dengan bahan baku pati dan gula; pengembangan

teknologi pra pengolahan bermacam bahan baku untuk proses pirolisa

cepat; pengembangan teknologi proses pengolahan gliserin standar

komersial sebagai produk samping dari biofuel; pengembangan teknologi

fermentasi menggunakan bahan baku lignoselulosa (produk samping

pertanian); pengembangan teknologi pirolisa cepat dengan berbagai

macam bahan baku; teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar;

rekayasa genetika bibit jarak pagar yang unggul; pengembangan teknologi

distilasi dan dehidrasi etanol; dan teknologi pirolisa cepat menggunakan

berbagai macam reaktor pirolisa.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 75 3/22/07 12:51:35 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Difusi iptek dan upaya peningkatan pemanfaatan teknologi biofuel

atau hasilnya dilakukan melalui: (1) sosialisasi biofuel sebagai bahan

bakar alternatif minyak diesel, melalui media cetak, elektronika, forum

dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan bahan bakar

biodiesel pada kendaraan umum; (2) pengembangan paket teknologi

produksi biofuel secara tepat guna, mencakup kegiatan identifikasi

kebutuhan daerah untuk memproduksi biofuel secara terdesentralisasi,

pengembangan sistem produksi biofuel skala kecil-menengah terintegrasi

dengan budidaya bahan baku yang tersedia di daerah masing-masing;

dan (3) pengembangan sistem difusi teknologi budidaya bahan baku dan

produksi biofuel, mencakup kegiatan pengembangan sistem diseminasi

teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel serta publikasi

produk-produk pengembangan teknologi tepat guna budidaya bahan

baku dan produksi biofuel. Keberhasilan kegiatan tersebut diatas

perlu didukung oleh kebijakan yang terkoordinasi bersama berbagai

departemen terkait, RUTR, dan partisipasi masyarakat setempat.

(e) Biomassa dan biogas

Riset pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi mencakup:

(1) pemanfatan sampah perkotaan untuk pembuatan alkohol skala

laboratorium dengan target 18,5 liter/2,5 jam; studi kelayakan pembangkit

listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubara; (2)

pengembangan biogas dari kotoran sapi, termasuk riset pengembangan

digester dengan volume 5000 liter untuk skala rumah tangga.

Kegiatan difusi dan pemanfaatan teknologi untuk energi biomassa

dan biogas meliputi sosialisasi pemanfaatan biogas dari kotoran sapi

sebagai sumber energi sektor rumah tangga melalui media cetak, elek-

tronika, forum dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan

bahan bakar biogas pada rumah tangga. Disamping itu kesesuaian dengan

RUTR harus juga dipenuhi.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 76 3/22/07 12:51:35 PM

��

(f) Surya

Kegiatan penelitian dan pengembangan energi surya adalah: (1)

Penguasaan ilmu material elektronik, semi konduktor, untuk mendukung

kegiatan riset pembuatan sel dan modul surya silikon monokristal, silikon

polikristal, silikon amorf, copper indium diselenide, serta sel surya organik;

mencakup juga pengembangan teknologi silikon monokristal, silikon

polikristal, dan teknologi metalorganic gases; (2) pengkajian dan penerapan

berbagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), termasuk

mengkaji kelayakan tekno-ekonomi sistem PLTS untuk berbagai jenis

aplikasi, dan mendukung kompetisi diversifikasi sistem PLTS sebagai

pilihan konsumen, dengan membuat SNI sistem dan komponen PLTS.

Kegiatan difusi iptek mencakup pengembangan prototipe sistem

PLTS skala kecil dan menengah dan diversifikasi sistem PLTS, untuk

daerah-daerah terpencil dan terisolir. Kegiatan ini juga memerlukan

dukungan koordinasi pemanfaatan lahan.

(g) Hidrogen dan fuel cell

Kegiatan riset tentang energi hidrogen dan fuel cell mencakup: (1)

pengembangan peta potensi energi baru dan terbarukan dan analisis

konversi EBT ke energi hidrogen, termasuk: penyiapan peta potensi

EBT seperti surya, angin, berbagai sumber gas alam yang marginal dan

kurang ekonomis, dan sumber biomassa/biogas. (2) pengembangan

teknik produksi, penyimpanan, distribusi, dan keamanan energi hidro-

gen, termasuk: telaah teknologi elektrolisa air-alkalin, proses elektrolisa

air menjadi hidrogen dengan menggunakan EBT, teknik reforming dan

gasifikasi pada suhu tinggi; telaah teknologi pemisahan gas antara

hidrogen, CO, dan oksigen; telaah pengembangan katalis, material

adsorpsi, dan membran pemisah gas; telaah dan analisis teknologi

penyimpanan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan

sistem pembuangan, serta teknologi sistem penyimpanan gas hidrogen

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 77 3/22/07 12:51:35 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

untuk skala besar dan untuk waktu yang panjang; telaah tekno-

ekonomi sistem distribusi, studi keamanan, manajemen penyimpanan

dan distribusi hidrogen; (3) pengembangan teknologi fuel cell PEMFC,

termasuk: pengembangan bahan membrane dan elektroda/katalis fuel cell

jenis PEMFC, pengembangan komponen gas feeder monopolar/bipolar

dan kolektor arus, serta pengembangan disain sistem stack fuel cell

PEMFC dan kajian tekno-ekonomi dan pengembangan unit kontrol gas

hidrogen.

Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan adopsi teknologi ini

sebagai alternatif sumber energi, maka perlu dilakukan kegiatan difusi

teknologi yang mencakup: (1) penyediaan paket informasi dan pelatihan

tentang teknologi energi hidrogen, termasuk sosialisasi teknologi

energi hidrogen dan teknologi fuel cell dan penyediaan informasi serta

pengembangan paket pelatihan penggunaan sistem pembangkit listrik

fuel cell berbasis energi gas hidrogen; (2) pengembangan sistem transfer/

difusi teknologi energi hidrogen, termasuk pengembangan sistem dise-

minasi teknologi berbasis elektronik/internet dan media cetak; dan (3)

peningkatan kesiapan pengguna untuk mengadopsi teknologi energi

hidrogen, termasuk penyediaan jasa konsultasi dan bantuan teknis

untuk industri energi yang berbasis hidrogen/fuel cell. Tak dapat dihindari

keberhasilan program ini memerlukan dukungan ilmu bahan yang

memadai.

(h) Nuklir

Penelitian dan pengembangan energi nuklir yang diprioritaskan

untuk dilaksanakan adalah: (1) bahan bakar nuklir dan pengelolaan lim-

bah radioaktif, termasuk penyusunan data dasar untuk pengambilan

kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium

jangka panjang, eksplorasi uranium di daerah Kalimantan dan pengem-

bangan pabrik uranium oksida (yellow cake) skala pilot, kajian teknologi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 78 3/22/07 12:51:35 PM

��

dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN

yang akan dikembangkan di Indonesia, dan kajian teknologi pengolahan

limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas;

(2) teknologi reaktor dan sistem PLTN, termasuk kajian teknologi dan

keselamatan PLTN, transfer teknologi, dan peningkatan partisipasi

industri nasional; (3) pembangunan dan pengoperasian PLTN, studi/kajian

program penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN

dan rekayasa sosial, studi/kajian regulasi dan peraturan pelaksanaannya,

penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan

konstruksi PLTN, serta studi/kajian penyiapan tapak dan draf dokumen

pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL, pendanaan dan pembentukan

’owner’ PLTN; (4) pemanfaatan teknologi nuklir untuk mendukung energi

fosil dan terbarukan, termasuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi,

pengelolaan air pada pembangkit mini dan mikrohidro, mutation breeding

untuk memperoleh bibit unggul tanaman jarak pagar untuk biodiesel dan

sorgum untuk gasohol, serta penggunaan mesin berkas elektron untuk

pengurangan polusi udara dari pembangkit listrik dengan sumber energi

konvensional; (5) studi pemanfaatan untuk cogenerasi, termasuk enhanced

oil recorvery, nuclear desalinasi, produksi hidrogen, dan coal gasification and

liquefaction.

Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek diarahkan pada: (1) sosialisasi

iptek nuklir untuk mendukung pengembangan EBT dalam bentuk public

information dan public education; (2) sosialisasi penggunaan PLTN sebagai

bagian dari pemenuhan kebutuhan energi nasional jangka panjang serta

community development di daerah sekitar tapak.

Pengembangan tersebut diatas memerlukan pengetahuan yang

memadai tentang bahan yang digunakan dalam industri nuklir serta daur

bahan bakar nuklir, disamping sifat-sifat dasar radiasi, zat radio aktif dan

berbagai reaksi nuklir.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 79 3/22/07 12:51:36 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(i) Energi laut (sea current and sea wave)

Gelombang dan arus laut dapat menjadi sumber energi alternatif

yang memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pemenuhan

kebutuhan energi nasional. Riset untuk energi laut diarahkan pada

rancang bangun dan rekayasa wave power generator, termasuk rekayasa

prototipe, struktur dasar, chamber, turbin, dan generator.

Kegiatan difusi iptek yang diprogramkan adalah: (1) sosialisasi iptek

pemanfaatan energi ombak laut untuk mendukung pengembangan

EBT dalam bentuk public information dan public education; dan (2)

pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak laut skala demonstrasi.

Kegiatan ini memerlukan koordinasi bagi seluruh pemangku kepentingan

yang memanfaatkan laut.

(j) Mini/mikrohidro

Kegiatan penelitian dan pengembangan iptek yang diprogramkan

untuk energi mini/mikrohidro adalah rancang bangun teknologi PLT

Mikrohidro, termasuk standardisasi sistem dan komponen.

Program difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi mini/mikro hidro

adalah: (1) sosialisasi pemanfaatan air untuk pembangkit listrik mini/

mikro hidro serta perlunya dibuat suatu sistem pengelolaan sumber

air yang efisien dan bermanfaat kepada masyarakat, dan (2) sosialisasi

aturan dan tatacara penjualan listrik yang dihasilkan oleh mini/mikro

hidro kepada PT PLN. Kegiatan ini memerlukan koordinasi bagi seluruh

pemangku kepentingan yang memanfaatkan sumberdaya air.

(k) Coal bed-methane.

Kegiatan penelitian dan pengembangan coal bed methane (CBM)

ditujukan pada target tahun 2025 untuk dapat diproduksi gas CBM

sebesar 1 – 1,5 BCFD, yang dapat dipergunakan secara komersial. Adapun

tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah pemboran sumur

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 80 3/22/07 12:51:36 PM

��

untuk mengekplorasi guna mendapatkan informasi besarnya cadangan.

Selain itu persiapan tentang perumusan peraturan pengembangan CBM

terus dilakukan . Sampai dengan tahun 2009 akan dilaksanakan kegiatan

fracturing, pemasangan fasilitas permukaan dan rekayasa reservoir dengan

metoda dewatering untuk perhitungan short dan long term reserve cadangan

CBM di lapangan Rambutan Sumatera Selatan.

Program penguatan kelembagaan iptek merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh organisasi pelaku kegiatan litbang di Indonesia dan

berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Program ini pada prinsipnya

ingin menjawab tentang keterbatasan baik jumlah maupun kualitas SDM,

sarana penelitian dan dana. Disamping itu, dirasakan bahwa dengan

keterbatasan dana yang ada akan membatasi kerjasama penelitian baik

dengan institusi di dalam maupun di luar negeri.

Kegiatan untuk penguatan kelembaga iptek yang diprogramkan

adalah: (1) penguatan internal kelembagaan iptek dan kelembagaan

pendukungnya, termasuk peningkatan kemampuan SDM dan pengem-

bangan sarana dan prasana penelitian; (2) kerjasama antar-lembaga

iptek dalam negeri, termasuk menghimpun kemampuan manufakturing,

departemen teknis terkait dan pemda untuk bekerjasama/kemitraan

diseminasi teknologi, pengembangan jaringan antar-lembaga pemerintah

dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energi; (3) kerjasama

dengan kelembagaan internasional, termasuk kerjasama penelitian,

pengembangan dan penerapan teknologi energi dan pengembangan

lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi.

Kegiatan untuk peningkatan kapasitas iptek sistem produksi yang

diprogramkan adalah pemberdayaan industri nasional pada bidang

energi baru dan terbarukan dalam rangka menciptakan kemandirian

bangsa, termasuk: (1) kemitraan dengan sektor manufaktur nasional untuk

komersialisasi berbagai hasil iptek energi; (2) perencanaan kelistrikan

daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dengan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 81 3/22/07 12:51:36 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan Pemda dan/

atau swasta; (3) penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan

lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan; (4) keringanan

pajak dan dukungan kemudahan impor sistem/komponen teknologi

energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan

teknologi tersebut di dalam negeri; dan (5) pengembangan kerjasama

litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up).

ARN energi baru dan terbarukan ini diharapkan menjadi long term

commitment bersama melalui penerimaan masyarakat yang tercermin

dengan adanya perencanaan umum yang kondusif dan mengikutkan

semua pemangku kepentingan dalam harmonisasi pemanfaatan sum-

berdaya energi.

Keterkaitan dan keterpaduan riset energi dengan berbagai bidang

lainnya perlu mendapat perhatian, karena proses maupun hasil riset

energi akan berpengaruh terhadap bidang riset lainnya. Kecermatan

dalam mengidentifikasi keterkaitan antar-bidang riset akan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya yang dimiliki.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 82 3/22/07 12:51:36 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(1) Inventarisasi, pengolahan dan evaluasi data potensi energi angin, di lokasi potensial

Tersedianya data dan informasi mengenai potensi energi angin di 150 lokasi terpilih potensial di seluruh Indonesia

Jumlah data dan lokasi terukur terkait dengan informasi data pendukung berupa potensi pengguna dan sarana lainya

Berfungsinya data base dan sistem informasi data potensi energi angin nasional

Pelaksana a.l. : LAPAN, Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.

A-1SURvEIPOTENSIENERGIANGINDANSTUDIKELAYAKANPEMANFAATANSISTEMKONvERSIENERGIANGIN(SKEA)

(2) Pembuatan peta potensi energi angin Nasional dan per wilayah berdasarkan data pengukuran dan data pendukung lainya

Tersedianya peta potensi energi angin Nasional dan wilayah di 10 kabupaten terpilih

Jumlah peta lokasi potensi energi angin yang dihasilkan terkait dengan data potensi angin di wilayah

Terwujudnya peta potensi energi angin per wilayah provinsi /kabupaten di lokasi terpilih di berbagai wilayah

(3) Studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi /kabupaten

Tersedianya dokumen hasil studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN

Jumlah dokumen hasil studi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA

Tersedianya dokumen hasil studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN di lokasi terpilih

(1) Pengembangan dan penyempurnaan SKEA skala kecil s/d kapasitas 5 kW dengan R & D aerodinamika rotor, kontrol dan material

Tersedianya dokumen teknis dan blueprint berbagai tipe dan kapasitas SKEA skala kecil s/d 5 kW

Meningkatnya unjuk kerja dan jumlah pe-makaian SKEA skala kecil dan meningkat-nya efisiensi sistem

SKEA skala kecil dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan kehandalan dan efisiensi cukup dan harga terjangkau

Pelaksana a.l.: LAPAN, BPPT Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.

A-2PENGEMBANGANTEKNOLOGISISTEMKONvERSIENERGIANGIN(SKEA)

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 83 3/22/07 12:51:36 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Pengembangan dan penyempurnaan prototipe SKEA 10 kW, dengan R&D aerodinamika rotor , kontrol dan material

Tersedianya dokumen teknis dan blueprint perancangan, pembua-tan serta manual SKEA 10 kW

Meningkatnya jumlah prototipe SKEA 10 kW yang terpasang di lapangan (untuk pengujian dan implementasi) dan unjuk kerja. Dokumen teknis penyempurnaan sistem

SKEA 10 kW diproduksi secara massal dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat /pengguna dengan kehandalan yang cukup dan harga terjangkau

(3) Rancang bangun teknologi SKEA skala kecil-menengah 30 s/d 50 kW

Tersedianya dokumen teknis SKEA 30 s/d 50 kW dan prototipenya

Tersedianya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW dan dapat berfungsi dengan baik sesuai rancangan

Terwujudnya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW dapat diujicobakan di lapangan untuk masyarakat /pengguna dengan sistem hibrid di daerah terpencil

(4) Rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d 300 kW,untuk interkoneksi dengan jaringan

Terwujudnya dokumen teknis SKEA 300 kW dan prototipenya

SKEA 300 kW dapat beroperasi sesuai dengan rancangan

Berfungsinya prototipe SKEA 300 kW dan dapat dioperasikan dengan jaringan yang ada (PLN /lokal)

(5) R & D aerodinamika rotor (advanced airfoil), sistem kontrol hibrid dan interkoneksi serta material ringan dan tahan karat

Terwujudnya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan mate-rial ringan, kuat dan tahan karat

Turbin angin telah dapat berputar dan menghasilkan energi di kecepatan angin 2,5 m/s. dengan rotor tahan terhadap korosi dan gesekan. Konstruksi lainya tahan terhadap korosi

Terwujudnya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan material ringan, kuat dan tahan karat.

Pelaksana a.l. :

LAPAN, BPPT, Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 84 3/22/07 12:51:37 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

B-1FINALISASIMAPPINGDANKARAKTERISASIBATUBARAKUALITASRENDAH

(1) Inventarisasi jenis/pilihan teknologi pemanfaatan Batubara

Tersedianya pilihan teknologi pemanfaatan Batubara beserta karakteristiknya

Ketersediaan data teknologi pemanfaatan Batubara beserta karakteristiknya dengan lengkap

Kemudahan dalam menentukan teknologi sesuai karakteristik Batubara yang tersedia

Pelaksana a.l.: BPPT,LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas

(2) Melakukan pengumpulan data cadangan Batubara Indonesia dan karakteristiknya dan Pengembangan sistem informasi cadangan dan karakteristik Batu-bara Indonesia

Tersedianya sistem informasi cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia

Kelengkapan data cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia

Kemudahan dalam mendapatkan data cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia

B-2TEKNOLOGI Blending dan Up grading BATUBARA

(1) Penelitian pengaruh blending terhadap karakteristik Batubara dan karakteristik pembakaran dan tendensi pembentukan slagging serta fouling

Mendapatkan formula blending yang optimal untuk Batubara Indo-nesia

Peningkatan pemanfaatan Batubara berkualitas rendah (dari sisi peringkat dan grade).

Pemanfaatan Batubara berkualitas rendah meningkat

AgendA Riset

(2) Pengembangan piranti lunak metode dan sistem blending Batubara dan. Pengembangan teknologi upgrading Batubara

Tersedianya sistem blending yang tepat dan efisien. Serta Tersedianya teknologi upgrading Batubara

Ketersediaan Batubara yang memenuhi persyaratan operasi dan lingkungan

Peningkatan operabilitas dan komersialisasi teknologi pemanfaatan Batubara.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 85 3/22/07 12:51:37 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Penelitian mengenai pengaruh karakteristik Batubara dalam pembakaran dan gasifikasi. serta Pengem-bangan teknologi pembakaran Batubara dan gasifikasi

Tersedianya informasi lengkap mengenai efek parameter Batubara dalam pembakaran dan gasifikasi dan. Tersedianya teknologi pembakaran (furnace) dan gasifikasi Batubara

Peningkatan jumlah aplikasi teknologi pembakaran dan gasifikasi Batubara, untuk kebutuhan energi termal atau listrik di industri.

Penggunaan teknologi Pembakaran dan gasifikasi yang tepat, efisien dan ramah lingkungan serta. Peningkatan aplikasi teknologi pembakaran dan gasifikasi Batubara

B-3TEKNOLOGIPEMBAKARANDANGASIFIKASIBATUBARAKUALITASRENDAHSERTAMENINGKATKANDISAINSISTEMNYA

Pelaksana a.l.:

BPPT,LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas

(1) Rancang bangun komponen dan sistem PLTU batubara kualitas rendah skala kecil (7 MW)

Ketersediaan teknologi rancang bangun komponen dan sistem PLTU skala kecil

Peningkatan kandungan lokal dalam sistem pembangkit tenaga listrik serta peningkatan penerapan pembangkit tenaga listrik hasil rancang bangun

Penguasaan teknologi rancang bangun komponen dan sistem PLTU batubara skala kecil serta tersedianya teknologi PLTU batubara skala kecil produksi nasional

B-4REKAYASARANCANGBANGUNPERALATAN/KOMPONENPEMBANGKITLISTRIK,BERBASISBATUBARASERTAPEMBUATANPROTOTIPENYA.

Pelaksana a.l. :

BPPT, LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 86 3/22/07 12:51:38 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembagan teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara dan pengembangan produk kimia hasil hidrogenasi serta karbonisasi

Tersedianya teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara

Peningkatan operabilitas dan kinerja teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara

Tersedianya teknologi nasional hidrogenasi dan karbonisasi batubara yang efisien dan murah

B-5TEKNOLOGIHIDROGENASIDANKARBONISASIUNTUKPENYEDIAANBATUBARASEBAGAIBAHANBAKARALTERNATIF

Pelaksana a.l. : BPPT, TEKMIRA, DJLPE, Universitas

(1) Detail study pembangunan demo plant 3000 ton/hari (pabrik semi komersial)

Tersedianya hasil studi yang meliputi project financing, bankable pro-posal, Letter of Intent untuk pembangunan demo plant pencairan batubara

Adanya badan otorita khusus yang menangani persiapan pembangunan dan pengoperasian pabrik pencairan batubara

Terbangunnya 3 plant pencairan batubara komersial masing-masing 6000 ton/hari (8,1 MBOE/thn).

B-6TEKNOLOGIPENCAIRANBATUBARA

Pelaksana a.l. :

BPPT, ESDM, Swasta

(1) Melaksanakan R&D bidang eksplorasi; permesinan, listrik tenaga uap.

Tersedianya kemam-puan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi dan dari dalam negeri

Tereksplorasinya cadangan potensial jalur panas bumi 1.000 km dari cadangan potensial jalur panas bumi 12.000 MWe, 5000 km

Peningkatan hasil ekplorasi panas bumi untuk memasok 5 % kebutuhan bauran energi nasional.

CPROGRAMPEMBANGUNANPANASBUMI

Pelaksana a.l. :

BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas

(2) Melaksanakan R&D dalam bidang pengembangan pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi

Tersedianya Pembang-kit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan rangkaian teknologinya dan dapat dikerjakan di Indonesia termasuk engineering and construction.

Digunakannya sistem dan komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi produk dalam negeri (pemerintah dan swasta)

Dihasilkannya produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi guna memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 87 3/22/07 12:51:38 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Melakukan kajian kebijakan harga energi nasional yang mendukung pengembangan energi panas bumi

Tersedianya perangkat kebijakan harga energi nasional termasuk energi panas bumi.

Dilaksanakannya kebijakan harga energi nasional termasuk energi panas bumi

Stabilnya harga energi dalam negeri untuk mendukung pengembangan diversifikasi sumberdaya energi

Pelaksana a.l. :

BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas

(1) Survei potensi bahan baku, dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri

Explorasi tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa sawit Pengem-bangan bibit jarak pagar (Jatropha curcas) unggul sebagai sumber BBM alternatif serta tersediannya informasi pasar biofuel interna-sional dan nasional

Database potensi bahan baku biofuel di Indonesia dengan ditemukannya berbagai varietas bibit jarak yang unggul.

Ketersediaan aneka ragam bahan baku untuk produksi biodiesel dari sumber hayati nasional dalam mendukung program ketahanan energi nasional serta kemudahan para stake holders untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah

Pelaksana a.l. :

BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas

D-1INTENSIFIKASIPENCARIANBAHANBAKUBiofUel

(2) Pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuel

Tersedianya informasi potensi bahan baku dan informasi pasar biofuel internasional dan nasional

Database potensi bahan baku biofuel disetiap kabupaten serta informasi pasar biofuel di internasional maupun nasional

Penguasaan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi. Serta kemudahan para stake holders untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 88 3/22/07 12:51:38 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Optimalisasi proses pembuatan biodiesel dari berbagai bahan baku Pengembangan teknologi fermentasi dengan bahan baku pati-patian dan gula Pengembanganteknologi pra pengolahan bermacam bahan baku untuk proses pirolisa cepat

Dihasilkan teknologi proses pembuatan biofuel berbahan baku minyak sawit dan jarak pagar yang optimal serta diperolehnya informasi teknik fermen-tasi secara bahan baku potensial di Indonesia. Diperolehnya teknologi pengolahan awal bahan baku untuk proses piro-lisa cepat.

Paket detail proses pembuatan biofuel dari bahan baku minyak sawit dan jarak pagar serta didapatkan laporan teknis teknologi fermentasi secara optimal dan laporan teknis teknologi dan disain pra pengolahan bahan baku untuk proses pirolisa cepat

Ketersediaan bahan baku untuk produksi biofuel dari sumber hayati nasional serta penerapan pada produksi etanol skala kecil-menengah dan penguasaan teknologi pra pengolahan bahan baku untuk proses pirolisa cepat

Pelaksana a.l. :

BPPT, LIPI, Universitas

D-2PENGEMBANGANIPTEKPRODUKSIBiofUel

(2) Teknologi proses pengolahan gliserin standar komersial sebagai produk samping dari biofuel Pengembangan teknologi fermentasi menggunakan bahan baku lignoselulosa (produk samping pertanian) Pengembangan teknologi pirolisa cepat dengan berbagai macam bahan baku.

Dihasilkan teknologi proses pembuatan gliserin sebagai produk samping biofuel yang optimal. Diperolehnya paket teknologi fermentasi skala lab dengan bahan baku ligno-selulosa (produk samping pertanian) dan diperolehnya teknologi proses pirolisa cepat secara optimal untuk setiap bahan baku potensial

Tersedianya perkebunan jarak pagar sebagai pendamping perkebunan sawit untuk bahan baku biofuel Diperolehnya laporan teknis teknologi fermentasi dengan bahan baku lignoselulosa dan diperoleh laporan teknis teknologi pirolisa cepat

Dikuasainya teknologi proses desain dan pembangunan pabrik high/superior performance biofuel (biodiesel dengan angka setan tinggi dan titik tuang rendah) yang optimal Produksi bioetanol dengan bakan baku lignoselulosa dari hasil samping budidaya Penguasaan teknologi pirolisa cepat untuk produksi bio oil untuk keperluan panas

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 89 3/22/07 12:51:39 PM

�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar R&D rekayasa genetika bibit jarak pagar yang ung-gul, pengembangan teknologi distilasi dan dehidrasi etanol dan Pengkajian teknologi pirolisa cepat menggunakan berbagai macam reaktor pirolisa

Dihasilkan teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar yang opti-mal Dihasilkan varietas bibit jarak pagar yang unggul Diperolehnya paket teknologi produksi bioetanol grade bahan bakar secara efisien, serta diperolehnya paket teknologi bermacam reaktor pirolisa cepat

Dihasilkan teknologi proses dan strategi pembudidayaan tanaman jarak pagar, sebagai pendamping bahan baku biodiesel minyak sawit.

Berdirinya demo plant etanol grade bahan bakar di Indonesia bagian Barat dan Timur, laporan teknis teknologi dan disain reaktor pirolisa cepat dengan bermacam bahan baku

Produksi bioetanol grade bahan bakar secara tepat guna pada skala kecil-menengah dan penguasaan teknologi reaktor pirolisa cepat yang optimum

E-1PEMANFAATANSAMPAHPERKOTAAN

(1) Pembuatan alkohol dari sampah perkotaan

Skala laboratorium dengan target 18,5 untuk setiap 2,5 jam

Dihasilkan suatu teknologi untuk menghasilkan alkohol dari sampah kota

Dibangun plant pembuatan alkohol skala demo

Pelaksana a.l. : P3-TEK Litbang ESDM

(2) Studi kelayakan pembangkit listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubara

Apabila layak untuk mencampur sampah kota dengan batubara sebagai bahan bakar PLTU, dibuat skala demo plant

Demo plant pabrik bahan bakar campuran sampah kota dan batubara

Pasokan bahan bakar campuran sampah kota dan batubara untuk PLTU

Pelaksana a.l. : P3-TEK Litbang ESDM

E-2PENGEMBANGANBIOGASDARIKOTORANSAPI

(1) Pengembangan digester dengan volume 5000 liter untuk skala rumah tangga

Pengembangan desa percontohan untuk pemakaian biogas dari kotoran sapi

Penggunaan biogas untuk kebutuhan memasak sebagi pengganti minyak tanah

Multiplikasi pemakaian biogas sebgai bahan bakar untuk memasak

Pelaksana a.l. : P3-TEK Litbang ESDM

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 90 3/22/07 12:51:39 PM

��

F-1PEMBUATANSELDANMODULSURYA

(1) Melaksanakan R & D pada teknologi dan pembuatan sel surya silikon mono-kristal dan silikon polikristal

Teknologi pembuatan solar sel dari mono dan poly-kristalin telah dikuasai dan diproduksi secara komersial serta dihasilkan patent untuk produk ingot dan waver dilanjutkan dengan pabrikasi Ingot dan waver untuk poli dan monokristal

Kebutuhan waver untuk produk modul surya dalam negeri terpenuhi dari produk lokal dan telah digunakan untuk program- program pemerintah.

Pabrik Ingot dan waver dengan kapasitas 5-10 MWp/tahun untuk memasok pabrik solar sel didalam negeri sudah berdiri di Indonesia

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Universitas.

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Melaksanakan R & D metalorganic gases

Teknologi proses metal-organic gases (sillane/ disillane) serta Cetak biru proses pembuatan metal-organic gases telah dikuasai

Pabrik thin film solar cell kapasitas 5 MW telah berdiri dengan target harga US $1,5 /Wp

Pabrik thin film solar cell kapasitas 12 MW telah berdiri dengan target harga US $1/Wp

F-2PENGKAjIANDANPENERAPANBERBAGAISISTEMPEMBANGKITLISTRIKTENAGASURYA

(1) Mengkaji kelayakan tekno-ekonomi sistem PLTS untuk berbagai jenis aplikasi

Diperolehnya tingkat kelayakan tekno-eko-nomi model penerapan sistem PLTS untuk berbagai jenis aplikasi

Terpasangnya sistem PLTS dengan kapasitas 10 MW.

Terpasangnya sistem PLTS dengan kapasitas 100 MW

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI,P3TEK, Universitas, DJLPE

(2) Mendukung kompetisi diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen, dengan membuat SNI sistem dan komponen PLTS

Tersusunnya SNI sistem Hibrida PLTS dan komponennya

Tersedianya SNI sistem dan komponen PLTS

Sistem terpasang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 91 3/22/07 12:51:40 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

G-1PENGEMBANGANPETAPOTENSIENERGIBARUDANTERBARUKANDANANALISISKONvERSIKEENERGIHIDROGEN.

(1) Penyiapan peta potensi energi baru dan terbarukan seperti surya, angin, berbagai sumber gas marginal yang tidak ekonomis, dan sumber biomassa/biogas dan analisis Mengkon-versi ke bentuk energi hidrogen.

Peta potensi energi baru dan terbarukan surya, angin, berbagai sumber gas marginal yang tidak ekonomis, dan sumber biomassa/biogas serta analisis mengkonversi ke ben-tuk energi hidrogen

Tersedianya dan peta potensi energi surya, angin, sumber gas marginal dan biomassa/biogas serta analisis mengkonversi ke bentuk energi hidrogen

Basis Data dalam bentuk peta potensi berbagai sumber Energi Baru dan Terbarukan dan sumber gas marginal yang kurang ekonomis di Indonesia telah tersedia.

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas.

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Telaah teknologi elektrolisa air-alkalin, dan alternatif proses elektrolisa dengan menggunakan energi baru dan terbarukan dan teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.

Model teknik elektrolisa air-alkalin, dan Model awal teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.

Pilot plant hidrogen skala kecil telah dapat dibuat dengan penggunaan model dan tersedianya model teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.

Tersedianya instalasi produksi gas hidrogen yang berbasis energi baru dan terbarukan yaitu surya, angin, dan atau biomassa.

Tersedianya instalasi gas hidrogen dengan pemanfaatan sumber-sumber gas marginal untuk bahan pembutan gas hidrogen.

Tersedianya regulasi dan standardisasi sistem penyimpanan, distribusi, dan sistem keamanan pemakaian gas hidrogen

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, DJLPE, LEMIGAS DEPT.ESDM, Universitas

G-2PENGEMBANGANTEKNIKPRODUKSI,PENYIMPANAN,DISTRIBUSI,DANKEAMANANENERGIHIDROGEN

(2) Telaah teknologi pemisahan gas antara hidrogen, CO, dan oksigen

Teknik pemisahan gas antara hidrogen, CO, dan oksigen.

Tersedianya teknik awal pemisahan gas hidrogen, CO, dan oksigen

(3) Telaah pengembangan katalis, material adsorpsi, dan membran pemisah gas

Bahan dasar katalis, material absorbsi dan membran dapat di-ekstrak dan dimurnikan.

Tersedianya teknik proses pembuatan katalis, material adsorpsi, dan membran untuk pembuatan gas hidrogen.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 92 3/22/07 12:51:40 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Telaah dan analisis teknologi penyimpanan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan sistem pembuangan, serta teknologi sistem penyimpanan gas hidrogen untuk skala besar dan waktu yang panjang.

Model analisis penyim-panan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang , dan sistem pembuangan serta. Model penyimpanan gas hidrogen untuk skala besar dan jangka panjang .

Tersedianya model penyimpanan gas hidrogen skala besar dan jangka panjang serta Tersedianya model awal penyimpanan gas hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan sistem pembuangan.

(5) Telaah tekno-ekonomi sistem distribusi,Studi keamanan, manajemen penyimpanan dan distribusi hidrogen.

Model analisis tekno-ekonomi sistem distribusi gas hidrogen, Model manajemen dan sistem keamanan

Tersedianya model awal sistem manajemen dan keamanan, pilot plant pembuatan gas hidrogen

G-3PENGEMBANGANTEKNOLOGIfUel CellPEMFC

(1) Pengembangan bahan membrane dan elektroda/katalis fuel cell jenis PEMFC.

Rekayasa pembuatan membran dan elek-troda/katalis dengan bahan baku utama dari luar negeri dapat dilakukan.

Stack fuel cell jenis portable PEMFC dengan kapasitas hingga 2,5 kW dgn kandungan lokal hingga 70 % telah dapat dibuat untuk keperluan rumah tangga, penggunaan khusus, atau keperluan telekomunikasi.

Disain dan pengembangan sistem power generator PEMFC kapasitas modular hingga 50 kW dengan kandungan lokal hingga 90 %.

Pelaksana a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas

(2) Pengembangan komponen gas feeder monopolar/ bipolar dan kolektor arus.

Komponen gas feeder jenis monopolar/bipolar.

Sistem portable fuel cell PEMFC hingga 2,5 kW dapat dibuat.

Pada tahun 2015 diharapkan telah terpasang fuel cell jenis PEMFC hingga kapasitas 50 MW

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 93 3/22/07 12:51:41 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Pengembangan disain sistem stack fuel cell PEMFC dan kajian tekno ekonomi. Pengembangan kontrol gas

Disain sistem stack kapasitas hingga 2,5 KW. Disain kontrol untuk sistem fuel cell hingga 2,5 kW.

Telah digunakan hingga sekitar 500 unit kapasitas 2 – 2,5 kW, dengan total kapasitas hingga 1 MW telah terpasang

Pada tahun 2025 telah terpasang hingga 250 MW listrik.

H-1BAHANBAKARNUKLIRDANPENGELOLAANLIMBAHRADIOAKTIF

(1) Penyusunan data dasar untuk peng-ambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.

Selesainya data dasar untuk pengambilan ke-bijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.

Tersedianya dokumen data dasar kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.

Data terbukti pasokan uranium jangka panjang untuk mengamankan pengoperasian PLTN.

Pelaksana a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM

(2) Eksplorasi uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik uranium oksida (yellow cake) skala pilot.

Selesainya eksplorasi uranium di daerah Kalimantan, serta beroperasinya pabrik ’Yellow Cake’ skala pilot.

Berfungsinya tambang uranium di daerah Kalimantan, serta beroperasinya pabrik ’yellow cake’ skala pilot.

Diketahuinya cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia

(3) Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia.

Selesainya kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir.

Tersedianya dokumen kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir.

Kemandirian memproduksi bahan dan elemen bakar nuklir.

(4) Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Selesainya kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Tersedianya dokumen kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

Kemandirian proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 94 3/22/07 12:51:41 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

H-2TEKNOLOGIREAKTORDANSISTEMPLTN

(1) Kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Siapnya ka-jian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Tersedianya dokumen kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.

Litbang untuk pembangunan, operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN.

Pelaksana a.l. : BATAN, DJLPE, BAPETEN,DJGSDM, DEPERIN

H-3PEMBANGUNAN&PENGOPERASIANPLTN

(1) Studi/kajian pro-gram penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN dan rekayasa sosial.

Selesainya studi/kajian program penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN dan rekayasa sosial.

Tersedianya studi/kajian program penerimaan masyarakat terhadap pembangunan dan pengoperasian PLTN.

Kecilnya penolakan masyarakat terhadap pembangunan pengoperasian PLTN di Indonesia.

Pelaksana a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM, DJLPE

(2) Studi/kajian regulasi /UU dan peraturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN.

Selesainya studi/kajian penyiapan sistem dan proses perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN pertama di Indonesia.

Adanya dokumen studi /kajian peraturan dan sistem perizinan untuk pembangunan dan pengoperasian PLTN.

Peraturan dan perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN selanjutnya.

Pelaksana a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM, DJLPE

(3) Studi/kajian penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.

Selesainya studi/ kajian penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.

Tersedianya pilihan lain tapak PLTN dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS dan AMDAL

Studi dan penyiapan tapak PLTN terpilih lainnya di wilayah Jawa-Madura-Bali

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 95 3/22/07 12:51:42 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

H-4PEMANFAATANTEKNOLOGINUKLIRUNTUKMENDUKUNGENERGIFOSILDANTERBARUKAN

(1) Penggunaan Teknik Nuklir untuk eksplorasi dan manajemen sumber panas bumi, serta mikrohidro

Eksplorasi Geothermal di Si bayak, Kamojang dan Lahendong. mikrohidro di Bribin, dan daerah Indonesia bagian Timur

Hasil eksplorasi 10 MW di Sibayak, 200 MW di Kamojang dan 60 MW di Lahendong, mikrohidro 440 kW di Bribin

Membantu peningkatan hasil ekplorasi panas bumi untuk memasok 3,8% kebutuhan bauran energi nasional.

Pelaksana a.l. : BATAN, PERTAMINA

(2) Biofuel / biodiesel, mutation breeding untuk mendapatkan tanaman non-pangan penghasil biodiesel dengan kualitas yang baik.

Explorasi tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa sawit Pengem-bangan bibit jarak pagar (Jatropha curcas) unggul sebagai sumber BBM alternatif

Data base potensi bahan baku biofuel di Indonesia dengan ditemukannya berbagai varietas bibit jarak yang unggul.

Ketersediaan aneka ragam bahan baku untuk produksi biodiesel dari sumber hayati nasional dalam mendukung program ketahanan energi nasional serta kemudahan para stake holder untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah

Pelaksana a.l. : BATAN

(3) Penggunaan mesin berkas elektron untuk pengurang-an polusi udara dari pembangkit listrik dengan energi konvensional

Engineering design untuk PLTU batubara di Suralaya

Terpasangnya demo plant MBE di PLTU Suralaya

Pemakaian MBE pada PLTU batubara dengan kapasitas besar dan terletak didaerah padat penduduk seperti pulau Jawa

Pelaksana a.l. : BATAN

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 96 3/22/07 12:51:42 PM

��

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Pengembangan konsep reaktor co-generation untuk produksi air bersih, penggunaan panas proses (untuk industri, pencairan batubara dan EOR)

Mengikuti perkembang-an program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR

Mengikuti perkembangan program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR

Mengikuti perkembangan program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR

Pelaksana a.l. : BATAN

(1) Rekayasa prototipe, struktur dasar, chamber, turbin, dan generator

Initial test sistem integrasi hasil review desain

Instalasi demo plant sistem pembangkit tenaga ombak

Scaling-up kapasitas daya sistem pembangkit listrik tenaga ombak.

Pelaksana a.l. : BPPT, Universitas

I-1RANCANGBANGUNDANREKAYASAwave power generator

(1) Pengembangan teknologi dan standardisasi sistem dan komponen

Terstandarisasinya sistem dan komponen PLT mikrohidro

Didapatkan tambahan SNI untuk sistem dan komponen PLT mikrohidro

Pengembangan dan pemanfaatan PLT mikrohidro untuk memenuhi PEN

Pelaksana a.l. : BPPT, Litbang ESDM dan Perguruan Tinggi

j-1RANCANGBANGUNTEKNOLOGIPLTM

(1) Inventarisasi cadangan CBM di Rambutan Suma-tera Selatan

Perhitungan short dan long term reserve dengan metoda dewatering

Adanya Fasilitas dan perkiraan cadangan CBM di Rambutan Sumsel

Produksi CBM di Rambutan sebesar 1- 1,5 BcfD

Pelaksana a.l. :Litbang ESDM, BPPT dan perguruan Tinggi.

K-1PENGEMBANGANBASISDATACBMINDONESIA.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 97 3/22/07 12:51:43 PM

�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(1) Pemanfaatan SKEA pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk nelayan

Terwujudnya pemanfaatan berbagai tipe dan kapasitas SKEA di berbagai lokasi terpilih

Meningkatnya jumlah desa /wilayah yang memanfaatkan teknologi SKEA skala kecil untuk pembangkit listrik maupun pemom-paan air

Terwujudnya pemanfaatan 1000 unit SKEA di pantai selatan pulau Jawa

Pelaksana a.l. : LAPAN, Universitas, LSM, DJLPE

A-1DISEMINASIDANPEMANFAATANTEKNOLOGISKEA

(2) Pemanfaatan SKEA inter-koneksi dengan grid/jaringan PLN

Terwujudnya dokumen hasil studi dan kajian pemanfaatan SKEA

Harga energi listrik yang dibangkitkan menurun dan dapat kompetitif dengan energi terbarukan lainya

Terwujudnya pemanfaatan SKEA kecil untuk perahu nelayan dan bagan penangkap ikan di berbagai wilayah.

Terwujudnya pemanfaatan SKEA di :Maluku Tenggara, Halmahera Tengah, Rote, Madura, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Nias, NTB dan Kepulauan Seribu dan Karimunjawa

Tersedianya SKEA dengan harga yang terjangkau

Tersedianya sistem hibrida angin–diesel, angin-pv dan sumber energi lainnya.

Pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN di NTT, NTB.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 98 3/22/07 12:51:43 PM

��

B-3PENINGKATANKESIAPANPENGGUNAUNTUKMENGADOPSITEKNOLOGIBATUBARAKUALITASRENDAH

Pelaksana a.l. : BPPT,LIPI, TEK-MIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Universitas

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

B-1PENGEMBANGANPAKETTEKNOLOGIPEMBAKARANBATUBARAYANGSESUAIKEBUTUHANPENGGUNA

(1) Identifikasi dan formulasi kebutuhan teknologi peman-faatan batubara

Tersedianya paket teknologi pembakaran batubara untuk pembangkitan listrik maupun aplikasi lainnya

Peningkatan jumlah penerapan paket teknologi pembakaran batubara untuk pembangkitan listrik maupun aplikasi lainnya

Peningkatan kontribusi IPTEK dalam kegiatan pemanfaatan batubara

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI,TEKMIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Perguruan Tinggi,

(2) Penyediaan informasi dan pengembangan paket teknologi pemanfaatan batubara

Tersedianya teknologi/ paket teknologi: gasifikasi, blending, pencucian, desulfurisasi gas buang, pembrik-etan dan pencairan batubara

Peningkatan jumlah penerapan teknologi pemanfaatan batubara

B-2PENGEMBANGANSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGIBATUBARAKUALITASRENDAH

(1) Pengembangan sistem diseminasi informasi teknologi batubara kualitas rendah secara elektronik

Tersedia sistem diseminasi infor-masi teknologi batubara kualitas rendah dengan teknologi ICT

Peningkatan jumlah penerapan teknologi pemanfaatan batubara oleh pengguna

Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan pemanfaatan batubara

Pelaksana a.l. : BPPT,LIPI, TEK-MIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Perguruan Tinggi,

(2) Pengembangan model percontohan aplikasi peman-faatan batubara

Tersedianya model percontohan aplikasi pemanfaatan batubara

(1) Penguatan kelem-bagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara

Berfungsinya secara optimal kelembagaan pelaku bisnis peman-faatan batubara

Meningkatnya jumlah pelaku dan kegiatan bisnis dibidang pemanfaatan batubara

Kemandirian kelembagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara

(2) Pendidikan dan pelatihan peng-guna batubara dan sosialisasi teknologi pemanfaatan batubara

Pemahaman dan ketrampilan peng-guna batubara, pemahaman pelaku bisnis tentang teknologi pemanfaatan batubara. Berkembangnya bisnis jasa konsultansi dan pendukung lainnya

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 99 3/22/07 12:51:43 PM

�00 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

C-1DISEMINASIENERGIPANASBUMI

(1) Sosialisasi pengem-bangan panas bumi sesuai kepentingan energi terbarukan

Masyarakat lokal well-informed terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Telah dapat dioperasikannya pembangkit panas bumi sesuai rencana 2009

Dukungan masyarakat pada pemanfaatan sumber energi panas bumi

Pelaksana a.l. : BPPT, LITBANG ESDM, Universitas

D-1SOSIALISASIBiofUel SEBAGAIBAHANBAKARALTERNATIFMINYAKDIESEL

(1) Publikasi melalui media cetak, elektronika, forum dialog, seminar dan pameran

Terpublikasikannya biodiesel di masyarakat

Publikasi melalui media cetak dan elektronika, forum dialog, seminar serta pameran tingkat lokal dan nasional

Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap biofuel sebagai bahan bakar baru terbarukan

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas

(2) Demo penggunaan bahan bakar biodie-sel pada kendaraan umum

Digunakannya bahan bakar biofuel pada kendaraan instansi Pemerintah dan sebagian angkutan umum serta dipakai pada industri.

Penggunaan bahan bakar biofuel pada seluruh kendaraan pemerintah dan sebagian kendaraan umum di kota besar, serta penggunaan pada industri.

Meluasnya penggunaan biofuel sebagai bahan bakar alternatif

D-2PENGEMBANGANPAKETTEKNOLOGIPRODUKSIBIOFUELSECARATEPATGUNA

(1) Indetintifikasi kebutuhan daerah untuk memproduksi biofuel secara terdesentralisasi

Diperolehnya informasi daerah yang berpotensi memproduksi biofuel skala kecil-menengah

Data base daerah potensial untuk produksi biofuel skala kecil-menengah

Penerapan teknologi produksi biofuel skala kecil-menengah di daerah terpencil

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas

(2) Pengembangan sistem produksi biofuel skala kecil-menengah terintegrasi dengan budidaya bahan baku yang tersedia di tiap daerah

Tersedianya paket teknologi produksi bio-fuel skala kecil-mene-ngah

Diterapkannya paket teknologi produksi biofuel skala kecil-menengah

Peningkatan ketahanan bahan bakar daerah khususnya daerah/pulau terpencil

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 100 3/22/07 12:51:44 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

D-3PENGEMBANGANSISTEMDIFUSITEKNOLOGIBUDIDAYABAHANBAKUDANPRODUKSIBiofUel

(1) Pengembangan sistem diseminasi teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel

Terselenggaranya program difusi teknologi budidaya baku dan produksi biofuel

Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan petani/teknisi lokal tentang teknologi tepat guna budidaya bahan baku dan produksi biofuel

Meningkatnya kontribusi petani/teknisi lokal dalam budidaya bahan baku dan produksi biofuel

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas

(2) Publikasi produk pengembangan teknologi tepat guna budidaya bahan baku dan produksi biofuel

Tersedianya buku, poster, leaflet dan lain-lain

Penerapan teknologi budidaya bahan baku dan produksi biodiesel oleh petani dan teknisi lokal

Terciptanya strategi, skema dan iklim kerjasama yang baik antara stakeholders industri biodiesel mulai dari penyedia bahan baku, industri pemasok, industri pengguna, investor, lembaga riset dan regulator

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas

F-1PENGEMBANGANPROTOTIPESISTEMPLTSSKALAKECILDANMENENGAH

(1) Diversifikasi sistem PLTS, untuk daerah terpencil dan terisolir

Penerapan sistem PLTS seperti hibrid, sistem komunikasi, penyimpan vaksin di wilayah terpencil di Indonesia

Terpasangnya berbagai sistem sistem PLTS dengan kapasitas 10 MW.

Terbentuknya Standar Nasional Indonesia untuk berbagai sistem PLTS dan komponen

Pelaksana a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas

G-1PENYEDIANPAKETINFORMASI,DANPELATIHANTENTANGTEKNOLOGIENERGIHIDROGEN.

(1) Sosialisasi teknologi energi hidrogen dan teknologi fuel cell

Tumbuhnya pemaham-an masyarkat dan pelaku bisnis pada pentingnya penggu-naan energi hidrogen & fuel cell sebagai energi alternatif dan kompeti-tor utama BBM

Meningkatnya perhatian masyarakat pada kegiatan pengembangan IPTEK energi hidrogen dan fuel cell

Telah cukup siapnya masyarakat luas dalam menggunakan energi hidrogen dan fuel cell sebagai sumber dan pembangkit energi listrik

Pelaksana a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 101 3/22/07 12:51:44 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Penyediaan informasi dan pengembangan paket pelatihan penggunaan sistem pembangkit listrik fuel cell berbasis energi gas hidrogen

Paket pelatihan peng-gunaan

Tersedianya paket pelatihan pengunaan sistem pembangkit listrik fuel cell PEMFC

G-2PENGEMBANGANSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGIENERGIHIDROGEN

(1) Pengembangan sistem diseminasi teknologi berbasis elektronik/internet, dan media cetak

Tersedianya program difusi teknologi melalui media elektronik/inter-net, dan media cetak

Meningkatnya perhatian dan peran serta masyarakat dalam kegiatan penyebaran informasi teknologi fuel cell dan penggunaan energi hidrogen.

Terjadinya diver-sifikasi produk aplikasi fuel cell serta meningkat-nya investasi manufaktur untuk pemenuhan permintaan dalam negeri dan pe-luang ekspor dan meningkat pula pengembangan instalasi produksi, penyimpanan, dan distribusi gas hidrogen.

Pelaksana a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas

(2) Sosialisasi peng-gunaan PLTN sebagau bagian dari pemenuhan kebutuhan eergi nasional jangka panjang

G-3PENINGKATANKESIAPANPENGGUNAUNTUKMENGADOPSITEKNOLOGIENERGIHIDROGEN

(1) SosialisasiIptek nuklir untuk mendukung pengembangan EBT

Pelaksana a.l. : BATAN, LIPI, Universitas

(1) Penyediaan jasa konsultasi dan bantuan teknis untuk industri energi yang yang berbasis hidrogen/fuelcell

Berkembangnya kelembagaan jasa konsultasi dan dukungan teknis bagi industri energi

Eksistensi peran lembaga jasa konsultasi/teknis

Kemandirian lembaga untuk memberikan jasa dan konsultasi

Pelaksana a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT. ESDM, Universitas

H-1DISEMINASITENAGANUKLIR

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 102 3/22/07 12:51:45 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK

(1) Peningkatan kemampuan SDM

Peningkatan peneliti dengan tingkat pendidikan S2 dan S3

Peningkatan jumlah peneliti dengan tingkat akademis S2 dan S3,

Tersedianya SDM dan sarana serta prasarana penelitian yang dibutuhkan untukmengembangkan kapasitas nasional

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM

APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANIPTEKDANKELEMBAGAANPENDUKUNGNYA

(2) Pengembangan sarana dan prasana penelitian

Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana penelitian

Peningkatan produk-tivitas penelitian yang dihasilkan

BKERjASAMAANTARLEMBAGAIPTEKDALAMNEGERI

(1) Menghimpun kemampuan manufacturing, departemen teknis terkait, dan pemda untuk bekerjasama /kemitraan diseminasi teknologi

Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penerapan dan penelitian teknologi .

Peningkatan jumlah kerjasama dalam penerapan dan Peng-kajian Teknologi.

Adanya kemampuan nasional dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta terkait

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM

(2) Pengembangan jaringan antar lembaga pemerintah dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energi

Terbentuknya forum antar pengambil keputusan, baik pusat maupun daerah

Terjalinnya komuni-kasi yang efektif antar pengambil keputusan

Peningkatan komunikasi antar pengambil keputusan dalam pengembangan teknologi energi

CKERjASAMADENGANKELEMBAGAANINTERNASIONAL

(1) Kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi energi

Peningkatan intensitas kerjasama internasional

Peningkatan jumlah kerjasama dan penerapan produk kerja-sama teknologi

Pengakuan internasional terhadap produk teknologi nasional

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM

(2) Pengembangan lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi

Terbentuknya lembaga standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponen

Tersedianya lembaga untuk standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponen

Lembaga yang terakreditasi secara Internasional dan produk teknologi energi dalam negeri tersertifikasi secara Internasional

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 103 3/22/07 12:51:45 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(1) Kemitraan dengan sektor manufaktur nasional untuk komersialisasi hasil IPTEK energi

Tersedianya sistem produksi komponen dan sistem teknologi energi (sektor manufaktur)

Peningkatan jumlah produksi komponen dan sistem fabrikator lokal

Tersedianya komponen dan sistem teknologi energi yang diproduksi secara nasional

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi

APEMBERDAYAANINDUSTRINASIONALPADABIDANGENERGIBARUDANTERBARUKAN

(2) Perencanaan kelistrikan daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dg sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan Pemda dan swasta

Tersedianya rencana pembangunan kelistrikan dan studi kelayakan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan

Adanya kesiapan Pemda dan swasta untuk menerapkan pembangkit listrik energi baru dan ter-barukan. yang akan dibangun

Peningkatan jumlah pemanfaatan batubara kualitas rendah sesuai target pasokan batubara dalam fuel-mix energi nasional

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi

(3) Penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan

Adanya masukan regulasi untuk meningkatkan kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan.

Terbitnya regulasi tentang batasan kan-dungan lokal dalam penerapan berbagai sistem teknologi baru dan terbarukan.

Kemandirian nasional dibidang penyediaan komponen dan sistem teknologi yang berbasis teknologi energi baru dan terbarukan.

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi

(4) Keringanan pajak dan dukungan kemudahan impor sistem /komponen teknologi energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut

Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan regulasi dan standardisasi sistem pendukung dan sistem produksi teknologi energi baru dan terbarukan.

Ketepatan dari pemerintah tentang insentif penggunaan energi yang diproduksi oleh energi baru dan terbarukan

Peningkatan konstribusi penggunaan energi baru dan terbarukan pada penyediaan bauran energi, pada Pengelolaan Energi Nasional 2005.

Pelaksana a.l. : LPND RISTEK, DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 104 3/22/07 12:51:46 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(5) Pengembangan kerjasama litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up).

Kerjasama antara litbang khususnya LPND Ristek, Perguruan Tinggi dan Litbang Departemen ESDM dalam satu program peningkatan hasil IPTEK teknologi energi baru dan terbarukan menjadi skala industri.

Terbentuknya Industri nasional yang mampu sepenuhnya dalam melaksanakan kegiatan Engineering, Procurement and Construction (EPC) teknologi energi baru dan terbarukan skala komersial yang ber-dasarkan kerjasama antar litbang

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 105 3/22/07 12:51:46 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

3.3. AGENDA RISET TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

TRANSPORTASI

3.3.1 Latar Belakang Permasalahan

Masalah transportasi adalah masalah yang sangat kompleks karena

mencakup berbagai aspek seperti ekonomi, finansial, sosial, lingkungan

hidup, politik, bahkan pertahanan dan keamanan serta ketertiban

masyarakat (kamtibmas). Hal ini karena kegiatan transportasi adalah

kegiatan derivatif (derivative demand) yang diturunkan dari berbagai kegiatan

manusia seperti sekolah, bekerja, bisnis, kegiatan sosial, pengiriman

logistik, dan sebagainya.

Transportasi terdiri atas unsur-unsur obyek angkutan (manusia

dan barang), alat angkut (sarana/kendaraan), prasarana dan sistem

(termasuk manajemen, dan lain-lain). Permasalahan yang dihadapi

oleh transportasi antarkota pada umumnya agak berbeda dengan

transportasi perkotaan. Dalam konteks transportasi antarkota (matra air,

darat, maupun udara), permasalahan umum berupa keterbatasan sarana

dan prasarana, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Sedangkan

dalam konteks transportasi perkotaan, permasalahan umumnya lebih

didominasi oleh kemacetan lalu lintas yang berdampak sangat luas pada

tingkat mobilitas yang merupakan cerminan dari tingginya intensitas

kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Obyek angkutan mencakup jumlah dan karakteristiknya serta

asal ataupun tujuan perjalanan. Dalam hal angkutan penumpang,

permasalahan pokok adalah adanya excess demand dimana jumlah

angkutan selalu lebih tinggi dari pada kapasitas yang tersedia. Hal yang

sama juga terjadi pada angkutan barang dan jasa yang terus meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah produksi dan jumlah konsumsi. Oleh

karena itu, salah satu cara mengatasinya yakni dengan menyediakan

moda angkutan yang berkapasitas besar (angkutan massal).

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 106 3/22/07 12:51:46 PM

�0�

Data tahun 2003 menunjukkan bahwa peran antarmoda dalam

pengangkutan penumpang tidak seimbang. Untuk moda angkutan jalan,

misalnya, peran dalam pengangkutan penumpang mencapai angka sekitar

92 persen, sedangkan moda angkutan kereta api dan Angkutan Sungai,

Danau dan Penyeberangan (ASDP) masing-masing hanya mencapai

angka 6 persen dan 1 persen. Hal yang sama juga terjadi pada moda

angkutan laut dan udara yang masing-masing di bawah 1 persen. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan peran angkutan laut dan udara sekaligus

meningkatkan sinergi antarmoda, maka perlu diterapkan transportasi

antar/multimoda, khususnya untuk daerah yang pada saat ini tingkat

kebutuhannya sudah sangat tinggi.

Dalam hal sarana dan prasarana, permasalahan yang terjadi

meliputi masalah kapasitas, kenyamanan, keselamatan dan kehandalan.

Permasalahan ini umumnya terjadi karena kapasitas yang tidak men-

cukupi, baik dalam arti jumlah (kuantitas) maupun karena keterbatasan

manajemen sehingga sarana dan prasarana yang ada tidak termanfaatkan

secara optimum.

Permasalahan lain yang terkait dengan sarana adalah dalam peng-

gunaan energi dan dampaknya pada lingkungan hidup. Proporsi peng-

gunaan energi oleh sektor transportasi yang mencapai lebih 30 persen

dari total penggunaan energi nasional yang hampir seluruhnya (92%)

bersumber dari BBM tidak saja menimbulkan masalah pasokan energi

BBM, melainkan juga berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu,

penting untuk dipikirkan energi pengganti BBM disatu pihak dan solusi

terhadap pencemaran lingkungan di lain pihak. Selain itu juga penting

untuk dipikirkan penggunaan produk lokal dalam sektor transportasi

agar peran industri dalam negeri dapat bertahan pada era pasar global.

Di samping masalah-masalah di atas, sektor transportasi juga

menghadapi kendala dalam hal kesisteman, yang mencakup antara lain

manajemen/pengaturan, keamanan, kualitas dan kuantitas SDM (sebagai

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 107 3/22/07 12:51:46 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

pelaku perjalanan dan sebagai penyedia jasa), peraturan/perundang-

undangan dan kebijakan pendukung.

Selanjutnya, pembangunan sistem transportasi perlu mempertim-

bangkan aspek kemanusiaan dan keadilan. Aspek kemanusiaan menyangkut

kualitas layanan yang disediakan, sedangkan aspek keadilan menyangkut

kesetaraan aksesibilitas baik yang terkait dengan strata sosial, wilayah, jender

dan lain-lain seperti ibu-ibu hamil, para lanjut usia dan penyandang cacat.

Pada dasarnya keberhasilan pembangunan sektor transportasi tidak

hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal di dalam sistem transportasi,

tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud

antara lain berupa kebijakan tata ruang yang sangat berpengaruh terhadap

pola perjalanan (orang dan barang), kebijakan energi, lingkungan hidup, serta

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keuangan, perpajakan

dan subsidi yang sangat berpengaruh terhadap iklim investasi, pembiayaan

sektor transportasi, dan peran serta masyarakat.

Berangkat dari kompleksitas permasalahan di atas, riset dibidang

transportasi perlu didukung oleh riset pada bidang-bidang lainnya

seperti (a) sains dasar yang antara lain mencakup material, korosi,

simulasi dan pemodelan, (b) teknologi informasi, dalam rangka

optimisasi kinerja sistem transportasi, (c) energi dan lingkungan hidup

dalam rangka penggunaan energi alternatif dan minimisasi dampak

lingkungan, serta (d) sosial kemanusiaan, dalam rangka memperbaiki

perilaku bertransportasi dan memenuhi permintaan masyarakat.

3.3.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

(a) Arah Kebijakan

Salah satu tahap yang paling mendasar yang diperlukan dalam

penyusunan konsep kebijakan adalah tahap identifikasi masalah, khu-

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 108 3/22/07 12:51:46 PM

�0�

susnya indentifikasi permasalahan kunci yang bernilai strategis. Dalam

identifikasi ini, aspek yang diperhatikan tidak hanya menyangkut tentang

kondisi transportasi yang ada, melainkan juga kemungkinan terjadinya

perubahan di masa datang sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan

dalam Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS).

Pendekatan yang umum digunakan untuk melihat kinerja pe-

nyelenggaraan transportasi adalah dari aspek pemenuhan kebutuhan

transportasi yang memadai dan pelayanan. Kedua aspek ini dapat

dijadikan barometer keberhasilan suatu sistem transportasi. Oleh kare-

na itu, masalah-masalah kunci yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan transportasi yang memadai dan pelayanan dapat dianggap

sebagai isu-isu yang strategis bagi keberhasilan ataupun pencapaian

tujuan sistem transportasi nasional yang handal, efektif, efisien, ber-

keadilan, berkelanjutan (sustainable) dan memberi nilai tambah bagi sektor

lain. Pada masa yang akan datang, pembangunan sistem transportasi

diharapkan dapat mendukung pembangunan sektor-sektor lain seperti

pariwisata, pembangunan kawasan perdesaan/terpencil, kawasan per-

kotaan, kawasan perbatasan, dan sebagainya.

Sejalan dengan itu, sampai dengan tahun 2009, arah kebijakan Iptek

untuk pengembangan teknologi dan manajemen transportasi seyogyanya

diarahkan untuk (1) meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk menjawab berbagai isu yang berkaitan dengan

kebutuhan (demand), pasokan (supply) dan pelayanan transportasi, seperti

keselamatan, keamanan, kehandalan dan kenyamanan, serta terjangkau

masyarakat luas; (2) meningkatkan kemampuan iptek strategis dalam

rangka pengembangan sistem transportasi nasional yang handal, efektif

dan efisien yang sesuai kebutuhan masyarakat, kondisi fisik wilayah

serta sosial-ekonomi budayanya; (3) meningkatkan penguasaan dan

kemampuan teknologi industri dalam negeri untuk mendukung sistem

transportasi nasional guna mendukung kelancaran sistem operasional

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 109 3/22/07 12:51:47 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan kemampuan untuk merawat serta ramah lingkungan dan hemat

energi; (4) meningkatkan kapasitas teknologi pada sistem produksi di

dunia usaha dan industri serta peningkatan sinergi antar komponen

sistem inovasi; (5) meningkatkan kemampuan manufakturing teknologi

tinggi dan tepat guna yang berdaya saing internasional untuk mendukung

pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan (6) memperkuat

kerja sama kelembagaan yang berkelanjutan dan terintegrasi untuk

mengimplementasikan berbagai rekomendasi hasil riptek dengan men-

sinergikan kemampuan industri nasional.

(b) Prioritas Utama

Prioritas utama dalam pengembangan teknologi dan manajemen

transportasi adalah:

(1) Mengembangkan program-program iptek transportasi dengan kriteria

terintegrasi, sesuai kebutuhan masyarakat serta mengutamakan

keselamatan, keamanan dan kesesuaian dengan komponen lokal,

(2) Meningkatkan riset pengembangan dalam sistem manajemen dan

studi kelayakan transportasi yang mencakup angkutan perkotaan

(urban transportation) dan angkutan umum (public transportation).

Termasuk dalam hal ini adalah demand management, rekayasa

pembiayaan (financial engineering), kebijakan tarif dan pricing policy,

kemampuan teknologi dalam negeri dengan memperbesar peng-

gunaan komponen lokal, mitigasi dampak sosial dan lingkungan,

pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta

ilmu dasar dalam optimasi sistem transportasi. Selain itu perlu

pula dipikirkan aspek konservasi energi bagi kegiatan transportasi

misalnya dengan pengembangan kendaraan dengan teknologi

hibrid, penggunaan kendaraan tidak bermotor dan sebagainya.

(3) Meningkatkan riset guna mendukung rencana induk (masterplan)

sistem transportasi antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 110 3/22/07 12:51:47 PM

���

kebutuhannya sudah sangat tinggi, seperti Sumatera, Jawa, Bali.

Misalnya riset tentang pengembangan wilayah, tataruang wilayah,

dan sebagainya.

3.3.3 Target Capaian 2009 dan Sasaran 2025

Target capaian secara umum sampai dengan tahun 2009 adalah

sebagai berikut:

(1) Digariskannya kebijakan transportasi berdasarkan hasil litbang yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan angkutan umum dan

angkutan perkotaan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan,

serta sumber daya lokal,

(2) Tersusunnya sistem manajemen serta strategi implementasi sistem

angkutan umum dan angkutan perkotaan yang mencakup antara lain

aspek-aspek pembiayaan, pricing policy, penggunaan komponen lokal,

dampak sosial, dampak lingkungan, pemanfaatan TIK (Teknologi

Informasi dan Komunikasi) serta konservasi energi, multi moda yang

terpadu,

(3) Telah siapnya rencana induk sistem transportasi antar/multi moda

minimal di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali, berdasarkan hasil studi,dan

kebijaksanaan pembangunan wilayah atau kawasan,

(4) Telah tersusunnya strategi dan perangkat teknologi yang dibutuhkan

guna mendukung peningkatan kapasitas sarana dan prasarana

transportasi.

Sedangkan sasaran akhir pada tahun 2025 adalah:

(5) Diterapkannya sistem angkutan masal perkotaan di beberapa kota

besar di Indonesia,terpadu dengan angkutan perkotaan lainnya,

(6) Adanya mekanisme subsidi baik secara langsung maupun tidak

langsung (termasuk yang berasal dari pricing policy), yang baku untuk

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 111 3/22/07 12:51:47 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

menunjang terselenggaranya sistem angkutan umum yang terjangkau

oleh masyarakat luas,

(7) Terselenggaranya sistem transportasi yang optimum, terpadu antar

moda, berkeadilan dan ramah lingkungan yang ditunjang oleh pe-

manfaatan TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi),

(8) Meningkatnya pemanfaatan energi alternatif dan efisiensi penggu-

naan BBM oleh sektor transportasi,

(9) Meningkatnya kontribusi industri dalam negeri di sektor transpor-

tasi yang didukung oleh adanya kebijakan penggunaan industri

dalam negeri,

(10) Hasil riset sistem transportasi antar/multi moda terpadu sudah di-

terapkan di daerah- daerah yang tingkat kebutuhannya sudah sangat

tinggi sesuai masterplan yang disetujui.

3.3.4 Program

Penelitian dan Pengembangan Iptek:

Dalam bidang penelitian dan pengembangan iptek terdapat 6

program sebagai berikut:

(a) Penguatan ilmu dasar seperti (1) teknik simulasi dan pemodelan

dalam rangka optimalisasi sistem transportasi dengan menggunakan

teknik simulasi dan pemodelan, (2) reaksi kimia dalam proses

korosi yang sangat berpengaruh terhadap umur ekonomis sarana

dan prasarana transportasi, (3) matematika, fisika, mekanika, dan

lain-lain yang terkait dengan pemanfaatan energi gelombang untuk

pembangkit tenaga listrik dan efeknya terhadap proses perusakan

lingkungan, penerapan teknologi baru seperti hovercraft, magnetic

levitated train (Maglev), monorail, wing in surface effect (WiSE), kapal sungai,

dan lain-lain. Adapun keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 112 3/22/07 12:51:47 PM

���

adalah: (1) model matematika dan atau perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk optimasi kinerja sarana dan prasarana transportasi,

(2) metoda, alat atau material yang dapat digunakan untuk me-

ngurangi kecepatan atau bahkan mengeliminasi proses korosi yang

sangat berpengaruh terhadap pengurangan umur ekonomis sarana

dan prasarana transportasi, (3) metoda, rumus, perangkat lunak

dan lain-lain yang dapat digunakan untuk menganalisa prinsip kerja

serta sisi positip dan negatip penerapan teknologi baru serta sebagai

dasar untuk pembangunan prototip teknologi baru, (4) rekomendasi

penerapan teknologi baru, dan (5) prototip teknologi baru.

(b) Studi standardisasi sarana dalam konteks: (1) peningkatan keselamatan

dan keamanan transportasi, (2) transportasi intermoda, (3) konservasi

dan penghematan energi, (4) minimalisasi dampak lingkungan,

(c) Penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta

manajemen operasional sarana dan prasarana transportasi

antara lain di sistem perawatan,

(d) Evaluasi regulasi/deregulasi di bidang transportasi dalam rangka

efisiensi nasional misalnya dampak Inpres 5 Tahun 2005 tentang

pemberdayaan armada laut nasional, ratifikasi konvensi internasional

di bidang transportasi, dan lain-lain,

(e) Tinjauan terhadap reglemen kereta api dalam kaitannya dengan

sistem persinyalan, Operation Control Centre (OCC), telekomunikasi

dan pengoperasian kereta api modern,

(f ) Regenerasi pesawat udara dikaitkan dengan penuaaan armada

pesawat udara serta perkembangan tingkat kebutuhan angkutan

udara di Indonesia.

Difusi dan Pemanfaatan

Pada bidang difusi dan pemanfaatan iptek, terdapat 3 program

yaitu (a) angkutan perkotaan dan angkutan umum, (b) angkutan umum

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 113 3/22/07 12:51:47 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

masal perkotaan serta (c) diversifikasi dan konservasi energi di sektor

transportasi. Dalam jangka panjang diharapkan peran angkutan umum

dapat dioptimumkan, kemacetan lalu lintas dapat diturunkan dan

dampak lingkungan dapat diminimumkan. Adapun rincian dari ketiga

program yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(a) Angkutan perkotaan dan angkutan umum

Dalam konteks angkutan perkotaan dan angkutan umum, masa-

lah utama yang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas. Hal ini dapat

disebabkan oleh peran angkutan umum yang tidak optimal, angkutan

umum masal yang masih belum diterapkan di kota-kota besar di Indonesia,

disiplin lalu lintas yang relatif rendah serta belum diterapkannya teknologi

Intelligent Transportation System (ITS). Oleh karena itu maka kajian difokuskan

pada 5 hal yang terkait dengan (1) estimasi permintaan transportasi yang

diperlukan; (2) penentuan proporsi peran angkutan umum dan angkutan

pribadi, (3) angkutan umum masal perkotaan, (4) riset sosial yang terkait

dengan perilaku bertransportasi dan (5) implementasi ITS.

(1) Penentuan Proporsi Peran Angkutan Umum dan Angkutan Pribadi

Kegiatan penentuan proporsi peran angkutan umum dibanding

kendaraan pribadi (modal split) mencakup hal-hal sebagai berikut:

(a) identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana transportasi, (b)

kebutuhan biaya investasi untuk penyediaan sarana dan prasarana

angkutan umum, (c) dampak sosial peningkatan penggunaan

angkutan umum, (d) dampak lingkungan peningkatan penggunaan

angkutan umum, serta (e) estimasi konsumsi BBM yang bisa dihemat

akibat peningkatan penggunaan angkutan.

Dari topik-topik kajian tersebut di atas dapat dilihat bahwa hal penting

yang ingin diketahui dari hasil kegiatan ini adalah dinamika kebutuhan

masyarakat terhadap alat angkutan konsekuensi dari peningkatan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 114 3/22/07 12:51:47 PM

���

peran angkutan umum baik dalam aspek finansial, dampak sosial,

dampak lingkungan maupun konsumsi penggunaan BBM.

(2) Angkutan Umum Masal Perkotaan

Dalam penerapan sistem angkutan umum masal, sangat banyak

aspek yang perlu dikaji. Namun demikian mengingat terbatasnya

waktu dan biaya, kegiatan ini minimal mencakup beberapa aspek

seperti: (a) kelayakan teknis dan ekonomis, (b) rekayasa pembiayaan

yang terkait dengan kelayakan finansial, sumber-sumber pembiayaan

proyek, strategi pengadaan (procurement strategy) dan syarat-syarat

pembiayaan, skenario pembiayaan proyek, sumber-sumber pengem-

balian biaya investasi dan pola pengembalian biaya investasi serta

pola kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership)

yang terkait dengan alokasi resiko, jenis-jenis konsesi yang dapat

diberikan kepada investor, struktur kepemilikan dan pengoperasian

proyek, (c) sistem informasi transportasi antar moda yang akan

sangat membantu bagi penumpang untuk melanjutkan perjalanan

dengan menggunakan moda angkutan yang lain.

Untuk implementasi sistem angkutan umum masal di perkotaan

diperlukan kebijakan pendukung. Kebijakan yang dimaksud terkait

dengan aspek finansial, penggunaan komponen lokal, aspek keadilan

serta strategi dan regulasi pemasaran.

Dalam aspek finansial, cakupannya adalah (a) kebijakan insentif

dan disinsentif yang terkait dengan biaya produksi, tingkat

pendapatan, tingkat subsidi, serta jenis subsidi langsung atau

tidak langsung, serta konsesi yang diberikan oleh Pemerintah,

(b) sistem tiket terpadu, (c) implementasi pembatasan lalu lintas

baik dengan menggunakan kebijakan fiskal maupun moneter,

termasuk dalam hal ini adalah road pricing, parking pricing, fuel

pricing dalam kaitannya dengan traffic demand management, undang-

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 115 3/22/07 12:51:48 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

undang perpajakan, mekanisme penganggaran, investasi serta

kondisi sosial politik di Indonesia.

Dalam hal penggunaan komponen lokal, persoalan utama adalah

yang tekait dengan kualitas produksi dan resiko kegagalan yang

dihadapi oleh investor. Tingginya resiko kegagalan akan menyulitkan

pihak investor untuk mendapatkan dukungan perbankan, selain itu

hal ini juga akan menyebabkan tingginya biaya asuransi.

Yang dimaksud dengan aspek keadilan adalah kesamaan akses

oleh berbagai komponen masyarakat. Pemanfaatan angkutan

umum masal tidak hanya dimaksudkan untuk para penumpang dari

strata sosial menengah atas, tetapi juga harus dapat diakses oleh

kelompok masyarakat dari strata sosial menengah bawah. Hal ini

berarti harga tiket harus terjangkau dengan tetap mempertahankan

kualitas pelayanan pada tingkat yang memadai. Selain itu, perlu

pula disediakan fasilitas khusus bagi para penyandang keterbatasan

seperti para lanjut usia, ibu-ibu hamil, orang tua yang membawa bayi

serta para penyandang cacat. Persoalan yang dihadapi dalam hal ini

adalah pada satu sisi menyebabkan peningkatan biaya investasi yang

cukup besar, sementara pada sisi yang lain, jumlah penggunanya

relatif sedikit.

Kebijakan lain yang tidak kalah penting adalah yang terkait dengan

strategi dan regulasi pemasaran (marketing). Hal ini diperlukan untuk

mengantisipasi persaingan yang tidak sehat.

(3) Riset Sosial Tentang Perilaku Berlalu lintas

Mengingat rendahnya disiplin lalu lintas di perkotaan, perlu dilakukan

riset sosial tentang perilaku pelaku perjalanan yang terkait dengan

etika berlalu lintas.

Minimal hal-hal yang dicakup dalam kajian ini adalah (a)

pengaruh etika berlalu lintas terhadap tingkat kemacetan dan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 116 3/22/07 12:51:48 PM

���

tingkat keselamatan, (b) tingkat pemahaman pelaku perjalanan

atas etika berlalu lintas serta undang-undang dan peraturan, (c)

praktek pengambilan SIM dan (d) praktek penegakan hukum di

lapangan.

Setelah didapatkan data tentang hal-hal tersebut di atas, maka perlu

dilakukan kajian-kajian tentang (a) teknik-teknik dan strategi perbaikan

perilaku berlalu lintas serta pendisiplinan penggunaan ruang jalan

melalui teknik-teknik publikasi dan pendidikan masyarakat, serta (b)

penerapan suatu unit yang dapat menampung keluhan dan saran-

saran dari pengguna jasa transportasi dalam rangka mendorong

partisipasi masyarakat.

(4) Implementasi ITS

Salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk mengurangi

tingkat kemacetan lalu lintas dan optimalisasi sistem transportasi

adalah penerapan teknologi Intelligent Transportation System (ITS).

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana

teknologi seperti Global Positioning System (GPS), papan informasi lalu

lintas, detektor lalu lintas, dan lain-lain dapat diterapkan secara

tepat di Indonesia.

(b) Transportasi antar/multi moda

Pada masa yang akan datang, transportasi antar/multi moda

diharapkan dapat menjamin kesinambungan transportasi baik untuk

angkutan penumpang maupun barang dari titik asal ke titik tujuan.

Pada saat ini persoalan yang paling menonjol adalah rendahnya

koordinasi antar moda, sehingga proses pemindahan antar moda

tidak bisa berjalan dengan mulus.

Dalam kaitan dengan hal tersebut kajian tentang transportasi antar/

multi moda mencakup (1) model penyelenggaraan transportasi

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 117 3/22/07 12:51:48 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

antar/multi moda yang optimum, (2) intermodal supply chain security, (3)

prototype intermodal terminal, dan (4) rencana induk sistem transportasi

antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat kebutuhannya sudah

sangat tinggi.

Model penyelenggaraan transportasi antar/multi moda yang

optimum meliputi model kerjasama antara pemerintah-swasta

maupun swasta-swasta, sistem penjaminan resiko dan asuransi dan

peraturan dan kelembagaan yang diperlukan.

Sistem transportasi antar/multimoda mencakup angkutan barang

mudah busuk, barang mudah rusak, barang yang harganya mahal,

sembako, dan lain-lain. Adapun keluaran yang diharapkan antara

lain berupa pola distribusi angkutan barang, lokasi titik-titik simpul

transportasi, moda angkutan yang digunakan dan kompatibilitas

antar moda, prasarana yang dibutuhkan, kebutuhan waktu serta

biaya di setiap titik simpul transportasi akibat adanya perpindahan

moda.

Kajian ini juga mencakup tahapan pengembangan sistem transportasi

antar/multi moda, biaya investasi yang dibutuhkan pada tiap tahapan

serta kajian kelayakan ekonomi dan finansial.

Selain itu juga dikaji masalah peningkatan reliability dan punctuality

sistem transportasi antar/multi moda dalam rangka peningkatan kinerja

pelayanan, termasuk kinerja pelayanan di simpul-simpul transportasi.

(c) Diversifikasi dan konservasi energi di sektor transportasi

Mengingat tingginya konsumsi energi BBM di sektor transportasi,

serta terbatasnya ketersediaan BBM di masa yang akan datang

maka perlu dilakukan kajian yang terkait dengan diversifikasi dan

konservasi energi.

Dalam konteks tersebut di atas, kajian tentang diversifikasi dan

konservasi energi difokuskan pada 4 hal yaitu (1) konversi moda

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 118 3/22/07 12:51:48 PM

���

angkutan jalan untuk penggunaan energi alternatif seperti (antara

lain) listrik, gas, dan gasohol, (2) pengembangan kendaraan dengan

teknologi hybrid, (3) peningkatan penggunaan kendaraan tidak ber-

motor dan (4) pemanfaatan energi alternatif.

Penguatan Kelembagaan Iptek

Dalam pelaksanaan program-program iptek, sering ditemui kendala

berupa kurangnya koordinasi dan sinergi antar lembaga iptek serta

lemahnya kompetensi lembaga iptek. Dengan demikian maka produk

yang dihasilkan kurang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi

proses produksi serta kualitas dan kuantitas produksi.

Berdasarkan hal tersebut maka dianggap perlu untuk melakukan kajian

tentang kerjasama kelembagaan iptek yang mencakup (1) inventarisasi

lembaga iptek yang mencakup kompetensi serta kelengkapan prasarana

dan sarana iptek yang dimiliki dan (2) sistem informasi mengenai

kompetensi serta kelengkapan prasarana dan sarana iptek yang tersedia

pada masing-masing lembaga iptek.

Selain itu perlu pula dilakukan kajian untuk dapat meningkatkan

kompetensi lembaga iptek. Kegiatan yang dimaksud antara lain

mencakup (1) teknik dan strategi peningkatan kompetensi lembaga

iptek serta (2) teknik dan strategi peningkatan kerjasama antara

lembaga iptek dengan pengguna iptek, yaitu industri dan penyedia jasa

transportasi.

Interaksi antara lembaga iptek dengan pengguna iptek sangat penting

karena hanya melalui proses inilah lembaga iptek dapat mengetahui

persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh pengguna. Selanjutnya

adalah tugas lembaga iptek untuk melakukan kajian-kajian dalam rangka

mencari solusi atas permasalahan yang ada. Dengan demikian maka

hasil kegiatan iptek dapat menjadi lebih aplikatif dan langsung dapat

menjawab persoalan nyata yang dihadapi oleh para pengguna.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 119 3/22/07 12:51:48 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

Banyak hal yang terkait dengan peningkatan sistem produksi, tetapi

dalam hal ini difokuskan pada 3 hal yaitu (1) sarana, (2) prasarana dan

(3) sumber daya manusia (SDM).

Dalam hal ini yang terkait dengan sarana misalnya difokuskan pada

pengembangan transportasi antar pulau serta sistem transportasi sungai

dan danau. Sedangkan dalam bidang prasarana difokuskan pada hal-

hal yang terkait dengan peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana

transportasi serta pemanfaatannya. Adapun yang terkait dengan SDM

difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas.

Fokus kegiatan terkait dengan sarana transportasi

Dalam konteks pengembangan transportasi antar pulau, beberapa hal

yang perlu dikaji adalah (a) pengembangan kapal domestik dan Pelra, (b)

kebutuhan kapal laut penumpang, (c) pengembangan penggunaan kapal

penyeberangan antara lain Ro-Ro, dan (d) evaluasi pelayanan angkutan

penumpang perintis, (e) evaluasi kinerja pelayanan darat/pelabuhan.

Selain itu perlu pula dikaji masalah sarana untuk pengembangan sistem

transportasi sungai dan danau.

Fokus kegiatan terkait dengan prasarana transportasi

Jembatan, jalan, terminal, stasiun, dermaga penyeberangan, pela-

buhan, bandara adalah jenis prasarana transportasi yang perlu dilakukan

kajian-kajian dalam rangka peningkatan kualitas dan kapasitasnya.

Termasuk dalam hal ini adalah penerapan Airport air traffic service technology,

Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Management (CNS/ATM), ser-

ta Ground Base Augment System (GBAS).

Hal lain yang perlu dipikirkan adalah peningkatan kapasitas fasilitas

bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang,

terminal serta sistem bongkar muat dan keserasian pindah moda, serta

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 120 3/22/07 12:51:48 PM

���

pemanfaatan pelabuhan khusus dan bandara khusus untuk pelayanan

umum.

Fokus kegiatan terkait dengan peningkatan SDM

Beberapa hal yang perlu dikaji adalah yang terkait dengan (a)

teknik dan strategi pengembangan SDM transportasi dalam rangka

menghasilkan SDM transportasi yang kompetensinya diakui sesuai

standar internasional (ICAO, IMO, dan sebagainya), (b) inventarisasi

lembaga diklat, kompetensi, kurikulum, serta sarana dan prasarana yang

dimiliki, (c) teknik dan strategi peningkatan kompetensi lembaga diklat,

dan (d) peningkatan pemanfaatan lembaga diklat.

Adapun tentang keluaran dari masing-masing kegiatan serta sasaran

yang ingin dicapai pada tahun 2009 maupun tahun 2025 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 121 3/22/07 12:51:49 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(a) Penguatan ilmu dasar

Terlaksananya kajian-kajian tentang ilmu da-sar yang terkait dengan: 1) Optimasi

pengoperasian sarana dan prasarana transportasi

2) Proses korosi3) Pembangunan dan

atau implementasi teknologi baru seperti hover-craft, maglev, monoraíl, wing in surface effect (WiSE), dsb

Tersedianya:1) Model matematika

dan atau perangkat lunak untuk optimasi kinerja sa-rana dan prasarana transportasi

2) Metoda, alat, atau bahan kimia yang dapat mengurangi kecepatan atau mengeliminir proses korosi

3) Metoda, rumus, perangkat lunak yang dapat digu-nakan untuk men-ganalisa prinsip kerja dan penera-pan teknologi baru, serta untuk pemba-ngunan prototip teknologi baru

4) Rekomedasi pene-rapan teknologi baru

5) Prototip teknologi baru

1) Tersedianya sistem transportasi yang optimum

2) Proses korosi dapat diperlambat sehingga umur ekonomis dapat diperpanjang

3) Teknologi baru yang direkomen-dasikan sudah dapat diiplemen-tasikan dan atau diproduksi di dalam

negeri

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pengelola fasilitas transportasi

(b) Studi standardisasi sarana dalam konteks: 1) peningkatan

keselamatan dan keamanan transportasi,

2) transportasi intermodal

3) konservasi dan penghematan energi,

4) minimalisasi dampak lingkungan

Terlaksananya studi standardisasi sarana transportasi

Tersedianya standar untuk sarana trans-portasi yang1) aman, 2) kompatibel, 3) hemat energi,4) ramah lingkungan

Standar sudah dibakukan dalam bentuk undang-undang

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, BSN

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 122 3/22/07 12:51:49 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(c) Penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta manajemen operasional sarana dan prasarana transportasi

Terlaksananya penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta ma-najemen operasional sarana dan prasarana transportasi

Tersedianya pedoman dan standar tentang:1) Disain teknis sa-

rana dan prasarana transportasi

2) Manajemen ope-rasional sarana dan prasarana trans-portasi

1) Pedoman dan standar sudah dibakukan dalam bentuk undang-undang

2) Masalah per-awatan sarana dan prasarana transportasi sudah dapat diatasi

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, BSN

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi

(d) Evaluasi regulasi/ deregulasi di bidang transportasi dalam rangka efisiensi nasional misal (1) dampak Inpres 5 Tahun 2005 tentang pem-berdayaan armada laut nasional, (2) ratifikasi konvensi internasional di bidang transportasi.

Tersedianya hasil kajian tentang dampak positip dan negatip antara lain akibat:1) penerapan Inpres 5

tahun 2005 2) ratifikasi konvensi

internasional di bidang transportasi.

Tersedianya konsep regulasi/deregulasi di bidang transpor-tasi dalam rangka peningkatan efisiensi nasional

Meningkatnya efisiensi di bidang transportasi nasional

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi laut

(e) Tinjauan terhadap reglemen kereta api dalam kaitannya dengan sistem persinyalan, OCC, telekomunikasi dan pola pengoperasian sistem kereta api modern.

Tersedianya hasil kajian tentang kesesuaian reglemen dengan sistem perkeretaapian modern

Tersedianya konsep undang-undang dan peraturan yang sesuai dengan teknologi perkeretaapian modern

Tersedianya un-dang-undang dan peraturan yang sesuai dengan pengoperasian sistem perkereta-apian modern

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa angkutan KA

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 123 3/22/07 12:51:49 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(f) Regenerasi pesawat udara dikaitkan dengan penuaan armada pesawat udara serta perkembangan tingkat kebutuhan angkutan udara di Indonesia

Terselenggaranya ka-jian tentang regenerasi pesawat udara

Tersedianya konsep dan strategi regenerasi pesawat udara

Tersedianya armada pesawat udara dengan jenis dan jumlah yang tepat

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah, Penyedia jasa angkutan udara, Pengelola bandara

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 124 3/22/07 12:51:50 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

­­

II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(a) Angkutan perkotaan dan angkutan umum

1) Tersedianya hasil kajian tentang proporsi peran ang-kutan umum diban-ding kendaraan pribadi (modal split) dalam kerangka sistem transportasi perkotaan

Tersedianya informasi tentang:1) Kebutuhan sarana

dan prasarana trans-portasi

2) Kebutuhan biaya investasi penyediaan sarana dan prasa-rana angkutan umum (kereta api, bus, dll)

3) Dampak sosial pening-katan penggunaan angkutan umum (kereta api, bus, dll)

4) Dampak lingkungan peningkatan penggu-naan angkutan umum (kereta api, bus, dll)

5) Estimasi konsumsi BBM yang bisa di-hemat akibat pening-katan penggunaan angkutan umum (kereta api, bus, dll)

Penggunaan angkutan umum dibanding kendaraan pribadi sudah berada pada proporsi yang tepat

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, Pemda

Pengguna a.l.: Pemda

2) Terselenggaranya kajian tentang Ang-kutan Umum Masal perkotaan

Tersedianya informasi tentang:1) Kelayakan teknis2) Kelayakan ekonomi3) Konsep rekayasa

pembiayaan yang mencakup antara lain: kelayakan finan-sial, sumber-sumber pembiayaan proyek, syarat-syarat pem-biayaan, skenario pembiayaan proyek, sumber-sumber pengembalian biaya investasi dan pola pengembalian biaya investasi, pola ker-jasama pemerintah dan swasta (public private partnership).

Sistem angkutan umum masal su-dah terimplemen-tasi di kota-kota besar di Indonesia

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan Litbang, Lembaga Penelitian, Pemda

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah)

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 125 3/22/07 12:51:50 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

4) Sistem informasi trans-portasi antar moda

5) Kebijakan pendukung yang mencakup:

(a) kebijakan tarif, (b) sistem tiket terpadu, (c) pembatasan lalu

lintas dengan meng-gunakan kebijakan fiskal maupun non-fiskal,

(d) penggunaan kompo-nen lokal

(e) penyediaan fasilitas khusus bagi para lanjut usia, ibu-ibu hamil, orang tua yang membawa bayi dan para penyandang cacat

(f) strategi dan regulasi pemasaran (marketing) terutama untuk mengantisipasi persaingan yang tidak sehat.

Tersedianya informasi tentang:1) Pengaruh etika berlalu

lintas terhadap tingkat kemacetan dan tingkat keselamatan,

2) Tingkat pemahaman pelaku perjalanan atas etika berlalu lintas serta undang-undang dan peraturan,

3) Praktek pengambilan SIM,

4) Praktek penegakan hukum di lapangan

5) Teknik-teknik dan strategi perbaikan perilaku berlalu lintas serta pen-disiplinan penggunaan ruang jalan

6) Unit penampung keluh-an dan saran-saran dari masyarakat

3) Terlaksananya riset sosial tentang peri-laku pelaku perjalanan yang terkait dengan kajian tentang etika berlalu lintas

Pelaku perjalanan dapat memahami undang-undang/ peraturan lalu lintas, serta mematuhi etika berlalu lintas

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penegak Hukum

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 126 3/22/07 12:51:50 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

4) Terselenggaranya kajian tentang ITS untuk mengurangi kemacetan lalu lin-tas

Tersedianya informasi tentang peralatan Intelligent Transporta-tion System (ITS) yang sesuai untuk Indonesia

TS sudah terpa-sang di beberapa kota besar di Indonesia, sesuai tingkat kebutuhan

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemda

(b) Transportasi antar/multi moda

1) Terlaksananya kajian tentang model penyelenggaraan transportasi antar moda yang optimum

Tersedianya:1) Model kerjasama

antara pemerintah-swasta maupun swasta-swasta untuk pengemban-gan transportasi antar/multi moda

2) Sistem penjaminan resiko dan asuransi

3) Peraturan dan kelembagaan yang diperlukan

Transportasi antar/multi moda sudah terseleng-gara dengan baik

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi antar/multi moda

2) Terselenggaranya kajian tentang inter-modal supply chain security

Tersedianya konsep penerapan intermodal supply chain security

Konsep supply chain security sudah terimple-mentasi

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi antar/multi moda

3) Terselenggaranya kajian tentang prototipe intermodal terminal

Tersedianya prototipe tentang intermodal terminal

Konsep intermo-dal terminal su-dah diimplemen-tasikan

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah, Pengelola terminal intermoda

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 127 3/22/07 12:51:51 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

4) Terselenggaranya kajian tentang rencana induk sistem transpor-tasi antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat kebutuhannya sudah sangat tinggi

Tersedianya informasi tentang:1) Pola distribusi

angkutan barang 2) Lokasi titik-titik simpul

transportasi3) Moda angkutan

yang digunakan dan kompatibilitas antar moda

4) Prasarana yang dibutuhkan,

5) Kebutuhan waktu dan biaya di setiap titik simpul transportasi akibat adanya perpin-dahan moda

6) Tahapan pengem-bangan sistem transportasi antar/multi moda serta biaya investasi yang dibutuh-kan pada tiap tahapan

7) Kajian kelayakan eko-nomi dan finansial

Sistem transportasi antar/multi moda minimal di pulau Jawa, Sumatera dan Bali sudah diimplementasikan

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/ lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah)

5) Terselenggaranya kajian tentang pe-ningkatan kinerja

Tersedianya konsep pe-ningkatan reliability dan punctuality dalam rangka peningkatan kinerja pela-yanan, termasuk kinerja pelayanan di simpul-simpul transportasi

Kinerja pelayanan bisa dioptimumkan

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pengelola prasarana transportasi

Terselenggaranya kajian tentang:1) Konversi mesin

kendaraan2) Pengembangan kenda-

raan teknologi hybrid3) Kebijakan pendukung

yang diperlukan

Tersedianya:1) Teknik dan prosedur

konversi yang bisa diakses oleh masyara-kat luas,

2) Contoh mesin-mesin yang sudah dikonversi

3) Prototip kendaraan dengan teknologi hybrid

4) Kebijakan pendukung yang diperlukan, termasuk penggunaan kendaraan tidak bermotor

Konsumsi BBM dari sektor transportasi dapat diminimumkan

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Industri

Diversifikasi dan konversi energi di sektor transportasi

(c)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 128 3/22/07 12:51:51 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

II PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK

(a) Model kerjasama kelembagaan Iptek

Terselenggaranya kajian tentang:1) Inventarisasi

lembaga Iptek yang mencakup kompe-tensi serta keleng-kapan prasarana dan sarana Iptek yang dimiliki

2) Sistem informasi mengenai kompe-tensi serta keleng-kapan prasarana dan sarana Iptek yang tersedia pada masing-masing lembaga Iptek

1) Tersedianya informasi tentang kompetensi serta ke-lengkapan prasarana dan sarana yang dimiliki oleh setiap lembaga Iptek

2) Tersedianya sistem informasi mengenai kompetensi serta ke-lengkapan prasarana dan sarana yang dimiliki oleh setiap lembaga Iptek

Terwujudnya kerjasama dan si-nergi positip antar lembaga Iptek

Pelaksana a.l. : KRT, Perguruan Tinggi, Badan/Lem-baga Litbang, Puspiptek

Pengguna a.l. : Badan/Lembaga Iptek

(b) Peningkatan kompetensi lembaga iptek

Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi

peningkatan kompe-tensi lembaga iptek

2) Teknik dan strategi peningkatan kerja-sama antara lembaga iptek dengan peng-guna iptek (industri dan penyedia jasa transportasi)

Tersedianya infor-masi tentang teknik dan strategi tentang:1) Peningkatan kompe-

tensi lembaga iptek2) Kerjasama antara

lembaga iptek de-ngan pengguna iptek (industri dan penye-dia jasa transportasi)

1) Terdapat hu-bungan timbal balik saling menguntungkan antara lembaga iptek dengan pengguna iptek

2) Hasil iptek sudah diman-faatkan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, serta kualitas dan kuantitas hasil produksi

Pelaksana a.l.: KRT, Perguruan Tinggi, Badan/Lem-baga Litbang

Pengguna a.l. : Badan/Lembaga Iptek, industri dan penyedia jasa transportasi

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 129 3/22/07 12:51:51 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

III PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(a) Pengembangan transportasi antar pulau

Terselenggaranya kajian tentang:1) Pengembangan kapal

domestik dan Pelra2) Kebutuhan kapal laut

penumpang3) Pengembangan

penggunaan kapal pe-nyeberangan (antara lain Ro-Ro)

4) Evaluasi pelayanan angkutan penumpang perintis

Tersedianya informasi tentang:1) Kebutuhan armada

kapal domestik dan pelra

2) Kebutuhan armada kapal laut penum-pang

3) Kebutuhan armada kapal penyeberang-an (antara lain Ro-Ro)

4) Hasil evaluasi pelayanan angkutan penumpang perintis

1) Sudah terdapat armada kapal penumpang, barang dan penyeberangan termasuk kapal pelra yang sesuai dengan kebutuhan

2) Pelayanan ang-kutan perintis sudah sesuai dengan kebu-tuhan

Pelaksana a.l. : Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l. : Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penye-dia jasa transportasi antar pulau

(b) Pengembangan sistem transportasi sungai dan danau

Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi

pengembangan sistem transportasi sungai dan danau serta keterpa-duannya dengan moda transportasi yang lain

2) Peraturan, kelemba-gaan serta kebijakan pendukung yang dibutuhkan

3) Kelayakan teknis, lingkungan, ekonomi dan finansial

Sudah tersedia informasi tentang:1) Teknik dan strategi

pengembangan sistem transportasi sungai dan danau serta keterpaduannya dengan moda trans-portasi yang lain

2) Peraturan, kelembagaan serta kebijakan pendukung yang dibutuhkan

3) Kelayakan teknis, lingkungan, ekonomi dan finansial

Sistem transpor-tasi sungai dan danau sudah termanfaatkan secara optimum

Pelaksana a.l. : Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penye-dia jasa transportasi sungai dan danau

(c) Peningkatan kualitas dan ka-pasitas prasarana transportasi, ter-masuk penerapan Airport air traffic service technology, CNS/ATM

Sudah terselenggaranya kajian tentang peningkat-an kualitas dan kapasitas prasarana transportasi (jembatan, jalan, terminal, stasiun, dermaga penye-berangan, pelabuhan, bandara, dll), termasuk penerapan Airport air traffic service technology, CNS/ATM

Sudah tersedia informasi tentang:1) Daftar prasarana

transportasi yang perlu ditingkatkan kualitas dan kapasi-tasnya

2) Daftar airport yang memerlukan penerap-an Airport air traffic service technology, CNS/ATM

3) Gambaran kelayakan teknis, ekonomi dan finansial

Kualitas dan kapa-sitas prasarana transportasi sudah ditingkatkan sam-pai titik optimum

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pengelola prasarana transportasi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 130 3/22/07 12:51:52 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

Sudah terselenggara-nya kajian tentang peningkatan kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang, terminal.

Sudah tersedia informasi tentang:1) Daftar fasilitas bong-

kar muat yang perlu ditingkatkan

2) Kapasitas dan kinerja fasilitas bongkar muat

3) Sistem bongkar muat dan keserasian pindah moda

4) Kelayakan teknis, ekonomi dan finan-sial

Kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain derma-ga, parkir, gudang, terminal sudah dapat ditingkatkan sampai titik yang optimum

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pengelola prasa-rana transportasi

Peningkatan kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang, terminal.

(d)

Sudah terselenggara-nya kajian tentang pemanfaatan pelabuhan dan bandara khusus untuk pelayanan umum

Sudah tersedia informasi tentang pelabuhan dan bandara khusus yang mencakup:1) Daftar lokasi pela-

buhan dan bandara khusus

2) Status kepemilikan3) Data-data teknik 4) Kelengkapan sarana

dan prasarana 5) Sisa kapasitas yang

bisa dimanfaatkan 6) Gambaran kelayakan

teknis serta ekonomi dan finansial

Beberapa pelabuhan dan bandara khusus sudah dapat digunakan untuk pelayanan umum

Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang

Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pemilik/pengelola pelabuhan khusus dan bandara khusus

Pemanfaatan pelabuhan khusus dan bandara khusus untuk pelayanan umum

(e)

Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi

pengembangan SDM transportasi

2) Inventarisasi lem-baga diklat, kompe-tensi, kurikulum serta sarana dan prasarana yang dimiliki

3) Teknik dan strategi peningkatan kom-petensi lembaga diklat

Terersedianya:1) Informasi tentang

daftar lembaga diklat lengkap dengan kom-petensi, kurikulum serta sarana dan prasarana yang dimilikinya

2) Program-program pengembangan SDM transportasi di insti-tusi terkait khususnya bagi perencana, regulator dan operator

3) Institusi-institusi yang berkompeten dalam memberikan sertifika-si bagi SDM

Tersedianya SDM transportasi yang tersertifikasi se-suai sandar-stan-dar internasional (IMO, ICAO, dll) dalam jumlah yang memadai

Pelaksana a.l.: KRT, Perguruan Tinggi, Badan / Lembaga Litbang, Puspiptek

Pengguna a.l.: Pemerintah Pusat dan Daerah, operator, BSN

Peningkatan SDM transportasi

(f)

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 131 3/22/07 12:51:52 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

3.4 AGENDA RISET TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

3.4.1 Latar Belakang Permasalahan

Peradaban dunia pada masa ini dicirikan dengan fenomena

perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta kecende-

rungan globalisasi yang berdampak luas di hampir semua bidang kehidup-

an, dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga mainan anak-anak. Salah

satu pendorongnya adalah kemajuan teknologi dan konvergensinya yang

membuahkan integrasi teknologi telekomunikasi, informasi dan multimedia.

Ketika mereka masih berkembang sendiri-sendiri dampak yang dihasilkan

belum sebesar sekarang. Namun ketika telekomunikasi telah memperkaya

teknologi informasi, keduanya menghasilkan jenis-jenis layanan baru yang

belum pernah terwujud sebelumnya.

Layanan-layanan baru tersebut pada dasarnya bertujuan memenuhi

kebutuhan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk. Karena

manusia mengirim dan menerima informasi menggunakan inderanya

(mata, hidung, telinga, dan mulut), maka layanan ini pun berupaya

menyajikan informasi dalam kombinasi berbentuk gambar, grafik, teks,

dan suara. Oleh karena itu, penggunaan berbagai media sebagai data

masukan atau informasi keluaran dari kombinasi alat telekomunikasi dan

komputasi menjadi suatu keniscayaan. Fenomena inilah yang kemudian

disebut sebagai konvergensi teknologi telekomunikasi, informasi, dan

multimedia seperti dalam Gambar 5.

Gambar 5. Konvergensi Teknologi

Data/Text

Multimedia platform

web / internetterrestial/Broadcast

Mobile/Cellular phone

internet protocol Based

VideoVoice / Sound

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 132 3/22/07 12:51:52 PM

���

Mewujudkan konvergensi teknologi komunikasi, informasi dan multi-

media memerlukan langkah-langkah strategis, seperti pengadaan sistem

komunikasi masyarakat yang murah, dan migrasi dari sistem penyiaran

analog ke digital. Sistem-sistem ini merupakan infrastruktur dasar untuk

mewujudkan daya guna TIK dalam membangun kemakmuran Indonesia.

Selain itu, TIK juga berfungsi sebagai enabler yang merupakan dasar

berbagai aplikasi dalam banyak aspek untuk meningkatkan produktivitas

kerja, kecerdasan pengambilan keputusan, efektivitas komunikasi, serta

kualitas kehidupan masyarakat. Kegairahan masyarakat luas dalam

menggunakan aplikasi TIK akan mendorong tumbuhnya industri layanan

TIK (seperti informasi dan layanan di bidang transportasi, kesehatan dll),

produk TIK dan daya kreativitas serta inovasi (seperti multimedia creative

digital), sehingga membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Selain itu, pertumbuhan industri TIK juga ikut mendorong

tumbuhnya kemampuan ilmu dan teknologi bangsa Indonesia.

Berdasarkan data yang dilaporkan Business Software Alliance (BSA) dalam

Global Software Piracy, Juli, 2004 terungkap bahwa Indonesia merupakan

salah satu dari empat negara dengan pembajakan perangkat lunak terbesar

yaitu 88%, setelah China (92%), Vietnam (92%), dan Ukraina (91%). Oleh

karena itu perlu ditingkatkan pengunaan perangkat lunak legal dan Open

Source Software (OSS), sehingga ranking pembajak perangkat lunak ke empat

akan semakin turun dan Indonesia keluar dari Priority Watch List.

Pengembangan perangkat lunak berbasis open source juga sangat

penting dalam menurunkan ketergantungan pada satu vendor tertentu

dan mengembangkan pilihan-pilihan yang ekonomis dan dinilai paling

sesuai bagi kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, menjadi sangat

penting kuatnya komitmen, baik pemerintah maupun kalangan

pendidikan, penelitian dan pengembangan untuk secara proaktif men-

dorong kreativitas dan inovasi, serta sekaligus berupaya mengatasi

permasalahan ini.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 133 3/22/07 12:51:53 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Sehubungan dengan itu diperlukan langkah-langkah strategis dan

prioritas untuk penelitian dan pengembangan, untuk penyusunan

kebijakan, regulasi dan standardisasi, peningkatan kemampuan SDM,

penguasaan sains dasar dan untuk membangun kemandirian di bidang

TIK yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kemanusian.

3.4.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Kegiatan riset bidang TIK diarahkan dan terkait dengan program

strategis di berbagai sektor/bidang dan stakeholders yaitu: masyarakat

menuju knowledge-based society, terutama agar seluruh masyarakat dapat

menikmati manfaat TIK yang terjangkau, sehingga menjadi produktif,

cerdas, dan kreatif; pemerintah menuju e-Government, terutama agar roda

pemerintahan dan layanan pemerintah dapat berjalan lancar, hemat, dan

bebas korupsi, serta masyarakat demokratis dapat terwujud; pelayanan

publik menuju e-Services, terutama agar sektor layanan publik dapat

berjalan dengan efektif, berkualitas dan efisien (hemat) pada target

layanannya; industri (termasuk BUMN) menuju industri TIK global, terutama

agar industri nasional tumbuh berkembang dalam era persaingan

global dan menjadi tuan rumah di Indonesia; dan masyarakat iptek dan

lembaga risetnya menuju kelas dunia, terutama agar iptek yang strategis

dikuasai lembaga nasional, serta masyarakat iptek Indonesia tumbuh

dalam lingkungan dan budaya yang kondusif menuju kelas dunia dalam

menghasilkan iptek baru.

Prioritas utama kegiatan riset bidang TIK terbagi dalam 4 kategori

yaitu (1) Program penelitian dan pengembangan TIK untuk telekomunikasi

masyarakat pedesaan berbasis Internet Protocol (IP) dan penyiaran berbasis

digital (digital broadcasting). (2) Program difusi dan pemanfaatan TIK

untuk modernisasi ekonomi lokal/daerah, riset dasar, pengembangan

SDM, kepemimpinan (leadership) dan nilai-nilai sosial kemanusiaan,

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 134 3/22/07 12:51:53 PM

���

serta pemanfaatan TIK berbasis perangkat lunak open source. (3) Program

penguatan kelembagaan TIK untuk pengkajian dan penyusunan kebi-

jakan bidang teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting, untuk

pengembangan standarisasi bidang TIK dan untuk penyusunan indikator

dan statistik TIK. (4) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi

untuk Creative Digital, untuk pengembangan perangkat keras dan lunak

murah, untuk pengembangan klaster industri TIK, untuk pengembangan

sistem pembiayaan dan skema insentif bagi pemajuan industri TIK serta

untuk pengkajian, pembinaan dan pelayanan audit/assessment TIK.

3.4.3. Target Capaian 2009 dan Sasaran 2025

(a) Target Capaian 2009:

Target capaian tahun 2009 untuk program penelitian dan pengembangan

TIK adalah diperolehnya teknologi telekomunikasi pedesaan berbasis

IP atau Rural Next Generation Network (R-NGN), mampu mengembangkan

prototipe produk TIK termasuk elektronika industri yang digunakan untuk

substitusi impor atau sebagai basis pengembangan teknologi/industri

nasional masa depan, dan mampu membuat pemancar dan penerima serta

aplikasi pada program penyiaran TV Digital. Sedangkan untuk program

difusi dan pemanfaatan TIK akan menjadikan Open Source Software (OSS)

sebagai alternatif perangkat lunak bagi pengembang maupun pengguna,

meningkatnya aplikasi TIK dalam pencapaian sasaran MDG (Millennium

Development Goals), peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), dan

pembangunan ekonomi lokal/daerah. Untuk program penguatan kelembagaan

TIK menargetkan tersedianya perangkat kebijakan/regulasi untuk bidang

teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting sebagai landasan bagi

kepastian hukum dan untuk menjamin penegakan hukum tanpa standar

ganda, dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi operator

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 135 3/22/07 12:51:53 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan industri TIK, serta perkembangan investasi, tersusunnya standar untuk

menjamin interoperabilitas dan interkonektivitas berbagai perangkat keras

dan perangkat lunak di bidang TIK, dan tersedianya indikator & statistik

serta kajian tentang status dan perkembangan di bidang TIK. Untuk program

peningkatan kapasitas iptek sistem produksi TIK menargetkan agar kegairahan

kreativitas (creative excitement) dalam kehidupan melalui penggunaan teknologi

digital secara artistik dapat lebih berkembang, produk-produk TIK yang

semakin terjangkau oleh masyarakat pengguna, industri TIK nasional dapat

berdaya saing, berkembangnya lembaga pembiayaan, skema pembiayaan,

dan skema insentif yang diperlukan bagi perkembangan industri TIK yang

ada maupun yang baru/pemula, dan berkembangnya praktik baik/terbaik

pendayagunaan TIK nasional.

(b) Sasaran 2025:

Adapun sasaran yang diharapkan dicapai pada tahun 2025 adalah

menjadikan Indonesia sebagai pusat teknologi dan mendominasi industri R-

NGN, kemandirian dalam industri teknologi digital broadcasting, regulasi dan

standardisasi di bidang teknologi informasi, komunikasi dan penyiaran yang

terintegrasi, pemanfaatan OSS sebagai alternatif software legal secara Nasional,

Industri software lokal memenuhi kebutuhan Nasional dan menyerap pasar

regional, dan menjadikan pusat budaya Indonesia yang berbasis digital.

3.4.4. Program/Kegiatan

(a) Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi Berbasis Internet

Protocol (IP) untuk Masyarakat Perdesaan

Penelitian dan pengembangan TIK untuk perdesaan didasarkan

pada sistem komunikasi Next Generation Networks (NGN), di mana jejaring

protokol internet (internet protocol, IP) sebagai intinya. Pengembangan

aplikasi teknologi NGN untuk area pedesaan disebut Rural NGN (R-NGN).

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 136 3/22/07 12:51:53 PM

���

R-NGN ini diharapkan dapat menawarkan akses internet yang terjangkau

bagi masyarakat di perdesaan, dan sekaligus memicu pengembangan

industri dalam negeri.

Hambatan dalam pengembangan R-NGN terutama adalah kondisi

alam tropis dan geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan,

dan tingkat daya beli masyarakat pedesaan yang umumnya masih

rendah. Oleh karena ini, dalam pengembangan R-NGN diupayakan

berbagai inovasi baik dalam aspek teknologi, pengembangan produk,

aplikasi, aspek ekonomi/bisnis, maupun dalam strategi penerapan

(deployment).

R-NGN menggunakan teknologi internet sebagai teknologi trans-

port, dan multimedia coding and compression sebagai teknologi telepon.

Dengan demikian R-NGN diharapkan akan membawa internet sampai ke

desa-desa, sambil memberikan layanan telepon di atasnya. Impelementasi

R-NGN menggunakan pendekatan jejaring tiga lapis yaitu; lapis pertama

adalah Highly Predictable Networks (HPN), seperti fiber optics (FO) dan public

switched telephone networks (PSTN). Jejaring ini sangat stabil, dan dimaksudkan

untuk melayani kelompok masyarakat dengan populasi padat dan

berpendapatan tinggi di kota-kota besar dan daerah urban. Sedangkan

lapis kedua adalah Medium Predictable Networks (MPN), seperti satelit

dan seluler. Jejaring semacam ini melayani masyarakat berpendapatan

menengah di daerah suburban dan kota kecil. Selanjutnya lapis ketiga

adalah Low Predictable Networks (LPN), yang dibentuk berdasarkan prinsip

jejaring adhoc. Jejaring semacam ini menggunakan Wifi, Wimax, dan

teknologi mesh untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah dan

berpopulasi tidak padat di daerah perdesaan.

Adapun teknologi kunci yang dibutuhkan bagi implementasi R-NGN

meliputi: NGN berbasis IP menggunakan teknologi generasi 4 (4G), smart

wireless IP menggunakan smart antenna dan softradio, multimedia dan creative

excitement untuk pengembangan aplikasi, softswitch heterogeneous dengan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 137 3/22/07 12:51:53 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

software suites untuk produktivitas operasi dan bisnis, dan sistem digital

signal processing (DSP) low power berbasis komponen komoditas.

(b) Program pengembangan dan penelitian teknologi penyiaran

berbasis digital (digital broadcasting)

Salah satu kelebihan gambar digital adalah bebas dari “ghosts” dan

“snow” seperti yang biasa terjadi pada TV analog. TV analog di negara

maju diperkirakan dioperasikan sampai akhir 2008, dan dalam waktu

yang cepat kondisi negara berkembang seperti Indonesia juga akan

meninggalkan TV analog. Akan tetapi konsumen selalu menginginkan

untuk menikmati teknologi yang paling baru dengan biaya yang murah,

sehingga diperlukan inverter (set top box) yang dapat mengubah signal

digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan pesawat

TV biasa.

Dengan cepatnya perkembangan teknologi, maka bentuk penyiaran

seperti radio dan televisi juga mengalami perubahan teknologi dari

sistem analog menjadi sistem digital, sehingga dapat terintegrasi dengan

sistem komunikasi dan komputer.

Oleh karena itu kegiatan pengembangan dan penelitian (R&D) yang

harus dilakukan meliputi Packetized Elementary Streams (Coding, compression,

Formatting) dan Program Stream Multiplex and Transport stream yang

dilaksanakan dalam 2 (dua) tahun yaitu 2006-2007. Sedangkan untuk

modul: RF/Transmission System (modulasi 8-VSB), Cable Head-End jika

menggunakan sistem kabel (16-VSB), Receiver dan Set Top Box dilaksanakan

selama 2 (dua) tahun yaitu 2007-2008.

Sistem yang dikembangkan tersebut belum HDTV, tetapi dalam rangka

menuju ke HDTV yang menjadi sasaran untuk 2025 atau bisa menjadi

lebih cepat lagi, karena perkembangan dalam bidang digital ini akan

dapat menjadi sangat cepat jika ada penemuan di bidang komponen.

Berhubung ketergantungan Indonesia dari komponen dan material

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 138 3/22/07 12:51:54 PM

���

bahan baku industri dari luar sangat tinggi, maka perlu ada dukungan

yang jelas dalam industri tersebut, agar perkembangan industri TVD

diharapkan dapat terwujud. Untuk menuju suatu sistem baru seperti

broadcasting televisi yang menggunakan sistem digital (Broadcasting

Televisi Digital - TVD) harus didukung juga dengan kebijakan, peraturan

atau perijinan yang jelas, dan standardisasi.

Selain itu, dalam perkembangan TV broadcasting yang ada di Indonesia

saat ini, terutama TV swasta, pemancarnya sudah menggunakan digital

dengan sistim QPSK, yang dipancarkan ke Satelit, sehingga dengan receiver

digital yang diterima dari satelit, masyarakat sudah bisa menikmati hasil TV

digital, walaupun belum HDTV. Tahap ini dapat disahkan Pemerintah dan

menjadi model yang paling cepat untuk menuju ke broadcasting TVD.

(c) Program kajian regulasi untuk bidang teknologi informasi,

komunikasi dan broadcasting

Program kajian regulasi untuk bidang teknologi informasi, komunikasi

dan broadcasting dapat meliputi penyusunan Undang-Undang (UU) baru

dan penyempurnaan berbagai kebijakan dan regulasi yang terkait dengan

teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting. Seperti penyempurnaan

Cetak Biru Telekomunikasi dan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang

dirasakan sudah mulai ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan

tuntutan masyarakat. Penyelesaian Rancangan UU tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik dan berbagai UU lain yang dapat mendorong

pertumbuhan aplikasi IT sangat diharapkan dapat direalisasikan

dalam waktu 2006-2009. Termasuk dalam kerangka regulasi ini adalah

mempercepat terlaksananya proses kompetisi yang sebenar-benarnya

dalam penyediaan jasa telekomunikasi sehingga dapat memberikan

perbaikan kondisi layanan, kemudahan bagi pengguna jasa, serta harga

yang ekonomis.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 139 3/22/07 12:51:54 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Kegiatan kajian untuk regulasi lebih banyak berupa kajian untuk di-

gunakan oleh badan regulator sebagai bahan referensi antara lain; (1) Kajian

kebijakan bidang penataan frekuensi, pemanfaatan Spektrum Frekuensi

Radio sebagai sumber daya alam tersebut perlu dilakukan secara tertib,

efisien dan sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak menimbulkan

gangguan yang merugikan. (2) Kajian kebijakan bidang digital broadcasting,

penetapan kebijakan bahwa kita bangsa Indonesia akan menuju ke TVD,

perlu ditekankan dan dicanangkan oleh pemerintah mulai kapan, sehingga

infrastruktur yang diperlukan dapat direncanakan untuk dibangun. (3) Kajian

kebijakan untuk infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi. (4) Kajian

kebijakan pengembangan SDM TIK. (5) Kajian kebijakan pengembangan

sistem kelembagaan TIK. (6) Kajian kebijakan untuk perlindungan perangkat

lunak produk nasional. (7) Kajian kebijakan pengembangan industri TIK.

(d) Program pengembangan standardisasi bidang TIK

Standardisasi dibidang TIK sebagai suatu unsur penunjang pem-

bangunan mempunyai peran penting dalam usaha optimasi pen-

dayagunaan sumber daya dan seluruh kegiatan pembangunan di bidang

informasi dan komunikasi. Perangkat standardisasi termasuk juga

perangkat pembinaan dan pengawasan di dalam akan sangat berperan

dalam peningkatan perdagangan dalam negeri dan internasional,

pengembangan industri nasional, dan perlindungan terhadap pemakai

serta terwujudnya jaminan mutu perangkat informasi dan komunikasi.

Dengan demikian standardisasi dapat digunakan sebagai alat kebijakan

pemerintah untuk menata struktur ekonomi secara lebih baik dan

memberikan perlindungan kepada umum. Selain itu juga untuk

menunjang tercapainya tujuan-tujuan strategis antara lain peningkatan

ekspor bidang TIK, peningkatan daya saing produk TIK dalam negeri

terhadap barang-barang impor, dan peningkatan efisiensi nasional.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 140 3/22/07 12:51:54 PM

���

Kegiatan pengembangan untuk standardisasi lebih banyak be-

rupa kajian untuk melihat komponen yang diperlukan dilakukan

standardisasinya antara lain; (1) Standardisasi Digital Broadcasting,

dalam perkembangan teknologi TVD ada beberapa standar yang

saat ini digunakan, yaitu: Standard Definition TV (SDTV) merupakan

kualitas dasar display dan resolusi untuk analog maupun digital.

Enhanced Definition TV (EDTV) adalah satu step lebih baik dari televisi

analog. Kualitas lebih baik dari SDTV tapi belum sebaik HDTV. High

Definition TV (HDTV) dengan layar lebar(16:9) memberikan kualitas

gambar dan resolusi yang tinggi. (2) Standardisasi perangkat sis-

tem telekomunikasi berbasis IP. (3) Standardisasi perangkat dan

komponen penyelenggaraan penyiaran digital. (4) Standardisasi un-

tuk audit sistem informasi. (5) Standardisasi hardware dan software open

source. (6) Standardisasi profesi TIK

(e) Program difusi dan pemanfaatan TIK untuk riset dasar, pe-

ngembangan SDM, leadership dan nilai-nilai sosial kemanusiaan

Perkembangan suatu teknologi termasuk TIK didukung oleh dua pilar

pertahanan yang kokoh, yakni kemajuan teknologi dan perkembangan

pasar yang semakin meluas. Kemajuan teknologi ditentukan oleh

penguasaan ilmu pengetahuan (termasuk riset dasar), teknologi baru

dan SDM, sedangkan perkembangan pasar tidak lepas dari kondisi sosial

budaya masyarakat.

Untuk itu perlu dilakukan kajian: 1) kajian dukungan riset dasar

pada bidang TIK, 2) kajian pengembangan SDM dan leadership TIK, 3)

kajian dampak sosial kemanusiaan yang terkait dengan bidang TIK.

Kegiatan dari riset dasar yang mendukung TIK antara lain: 1) kajian

mitigasi bencana dengan menggunakan sarana prasarana TIK; 2) kajian

material yang menunjang pengembangan bidang TIK; (3) kajian dampak

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 141 3/22/07 12:51:54 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

lingkungan Electromagnetic Compatibility (EMC) terhadap kehidupan; (4)

penelitian teori dasar dan elektronika bidang TIK.

Kegiatan Kajian pengembangan SDM dan kepemimpinan (leadership)

antara lain: (1) kajian strategi dan kapasitas pengembangan SDM bidang

TIK; (2) kajian kompentensi standard SDM di bidang TIK; (3) kajian

pengembangan kurikulum di pendidikan dasar, menengah dan tinggi

untuk pengajaran bidang TIK; (4) kajian pembentukan Chief Information

Officer (CIO) pada setiap institusi.

Kegiatan Kajian Sosial Kemanusiaan di bidang TIK ditujukan untuk

meningkatkan peluang keberhasilan difusi TIK dan perubahan sosial

kemanusiaan yang diimplikasikannya. Kajian-kajian tersebut antara

lain adalah: (1) kajian kesetaraan Akses Masyarakat pada fasilitas TIK;

(2) kajian isu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pemeliharaan dan pengembangan bahasa dan pengetahuan indigeneous;

(3) kajian kesetaraan strata sosial, regional (kewilayahan), jender,

yang terkait dengan infrastruktur dan peralatan (device) informasi dan

komunikasi; dan implikasinya pada komunikasi lintas-kultural dan pada

kualitas pendidikan publik;

(f) Program difusi dan pemanfaatan TIK untuk perangkat keras dan

lunak berbasis open source

Salah satu isu global tentang TIK adalah Open Source Software (OSS),

yang merupakan perangkat lunak yang sumbernya atau kode programnya

terbuka, artinya dapat dikembangkan lagi sesuai kebutuhan pengguna. OSS

ini menjawab tantangan yang disebabkan oleh banyak beredarnya perangkat

lunak bajakan atau illegal, melanggar undang-undang Hak Atas Kekayaan

Intelektual (HAKI). Secara Internasional, Indonesia masih termasuk dalam

daftar Negara prioritas untuk diawasi (Priority Watch List) berdasarkan

usulan International Intellectual Property Alliance (IIPA) kepada United State Trade of

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 142 3/22/07 12:51:54 PM

���

Representative (USTR), salah satunya karena dianggap belum berhasil dalam

mengatasi pembajakan perangkat lunak komputer.

Kalau dicermati perkembangan di luar negeri, sebenarnya gerakan

pengembangan open source sudah merupakan kecenderungan (trend) terutama

di dunia pendidikan dan penelitian. Hal ini perlu ditegaskan kembali,

karena sebagian masyarakat masih meragukan kualitas perangkat lunak open

source. Karena itu, komitmen harus dimulai dengan dimilikinya keyakinan

bahwa pemanfaatan perangkat lunak open source dapat menjadi salah satu

alternatif sebagaimana halnya perangkat lunak proprietary. Pilihan ini sangat

relevan diwacanakan terutama berkaitan dengan resahnya kalangan Usaha

Kecil dan Menengah yang sedang menghadapi razia (sweeping) karena

diduga menggunakan perangkat lunak bajakan. Namun demikian, sebelum

menjatuhkan pilihan, masyarakat tentu harus diyakinkan, bahwa perangkat

lunak open source merupakan pilihan rasional yang tidak kalah kelas dengan

perangkat lunak yang berbasis proprietary.

Adapun kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek TIK untuk perangkat

keras dan lunak berbasis OSS antara lain; (1) kajian pengembangan Indonesia

Go Open Source (IGOS), untuk meningkatkan akselerasi pendayagunaan OSS

di Indonesia; (2) pengembangan aplikasi berbasis OSS untuk penelitian,

industri dan dunia usaha untuk perangkat lunak berbasis Open IT Standard,

Rebranding perangkat lunak RI berbasis OS, dan aplikasi untuk sistem

peringatan dini suatu bencana alam; (3) pengembangan Isi (Content) dalam

pemanfaatan data dan informasi IPTEK; (4) pengembangan perangkat keras

murah berbasis sistem thin/thick clients.

(g) Program peningkatan kapasitas iptek TIK untuk creative digital

TIK telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari produktivitas

semua organisasi, besar atau kecil. Revolusi multimedia membuka

jalan bagi integrasi daya ekspresi seni dan kultural manusia/masyarakat

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 143 3/22/07 12:51:55 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

ke dalam TIK. Bagi bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman

budaya dan seni, revolusi multimedia membuka peluang untuk

menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan yang mempunyai kreativitas

seni yang tinggi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Ini pada

gilirannya akan menjadi faktor penting dalam penciptaan nilai ekonomi

dan pemerataan kesejahteraan melalui TIK.

Segmen pasar potensial bagi industri multimedia sangat luas, karena

mencakup area global. Dengan demikian, volume transaksi pasar juga sangat

besar, dan diperkirakan akan tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi

global. Lebih dari itu, perkembangan industri multimedia di Indonesia

memiliki pijakan untuk bisa berkelanjutan (sustainable), oleh karena adanya

modal budaya dan seni bangsa Indonesia yang sangat besar.

Program creative digital memiliki misi untuk menumbuhkembangkan

kegairahan kreatif (creative excitement) melalui penggunaan tekhologi digital

secara artistik. Seperti terlihat pada Gambar 6, kegairahan kreatif ini

disematkan (embedded) di dalam produk dan jasa industri di Indonesia, yang

dicapai melalui penambahan nilai ekonomik, nilai artistik, nilai daya guna,

dan nilai kebaruan karena menggunakan teknologi baru. Dengan perkataan

lain, misi dari program ini adalah memberikan sentuhan dan kandungan seni

digital pada berbagai produk dan jasa industri nasional, sehingga produk dan

jasa tersebut memiliki daya tarik dan kegairahan kreatif.

Gambar 6. Misi dari multimedia center: menghasilkan creative excitement bagi pengem­bangan industri seni digital Indonesia yang sustainable.

Valusable

NewTechnology

Useful ArtisticCreative

Excitement

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 144 3/22/07 12:51:55 PM

���

Masukan utama dari program ini adalah aset yang intangible, para

insan seni digital, insan teknologi multimedia, dan insan budaya kreatif.

Luaran atau outcome utama program ini adalah tumbuh berkembangnya

berbagai bentuk creative excitement. Dalam kerangka upaya mencapai sasar-

an misi tersebut, telah digagas pendirian Pusat Multimedia Internasional

(International Multimedia Center), dengan lokasi (di tahap awal ini) di

Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Pusat ini bertujuan untuk membangun,

memelihara, dan mengembangkan kompetensi dan aset intangible di

bidang multimedia, dengan tujuan untuk menstimulasi dan memacu

tumbuhnya industri TIK multimedia. Dalam pusat multimedia ini juga

terdapat proses produksi internal untuk menghasilkan produk dan jasa

seni digital yang bernilai creative excitement, dengan memanfaatkan aset

seni digital. Di masa depan, program creative excitement diharapkan menjadi

sebuah basis penting bagi pengembangan bisnis Indonesia yang unggul

dalam industri multimedia artistik di tingkat internasional

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 145 3/22/07 12:51:55 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(1) Penguasaan Teknologi R-NGN

2006-2012 Dihasilkannya Paten, Paper, Prototip, Testbed

Pusat teknologi R-NGN dunia

Pelaksana a.l.:• Program lisensi

teknologi dan R&D bersama di lembaga penelitian perguruan tinggi, LPND Ristek dan R&D Industri

• Menggalang Konsorsium KITNAS

• Depkominfo mengadopsi R-NGN sebagai sistem komunikasi rural terintegrasi dengan HPN dan MPN

• Operator Nasional dan Daerah berinvestasi mengoperasikan R-NGN dengan high performance low cost system

Pengguna a.l.:• Masyarakat di daerah

pedesaan • UKM akan

mengembangkan konten diberbagai aspek

APROGRAMPENGEMBANGANDANPENELITIANTELEKOMUNIKASIBERBASISIPUNTUKMASYARAKATPEDESAAN

(2) Pengembangan produk R-NGN oleh industri nasional

2006 Produk masuk pasar dan lulus sertifikasi

Dominasi industri R-NGN

(3) Pengoperasian produk R-NGN pada Testbed/ daerah USO

2007 Operasi R-NGN berhasil di daerah target

Program USO berhasil

(4) Sistem R-NGN digunakan di seluruh Indonesia

2008 Sistem R-NGN berope-rasi di seluruh desa

Digital Divide di Indonesia teratasi

(5) Sistem R-NGN digunakan di pasar dunia ketiga

2010-2012 Ekspor produk R-NGN dan penggelaran R-NGN di luar Indonesia

Industri Indonesia menjadi kekuatan global

(1) Pengembangan Perangkat lunak untuk digital broadcasting yaitu : Coding, Compression, formatting dan Multiplexing.

2006 Tersedianya Industri perangkat komponen untuk penyelenggaraan penyiaran TV Digital

Program Penyiaran TV Digital dengan teknologi HDTV

Pelaksana Kegiatan a.l.:• Depkominfo melakukan

kajian dan mengeluarkan regulasi untuk digital Broadcasting.

BPROGRAMPENGEMBANGANDANPENELITIANTEKNOLOGIPENYIARANBERBASISDIGITAL(digital BroadCasting)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 146 3/22/07 12:51:56 PM

���

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

(2) Pengembangan Perangkat keras untuk digital broadcasting yaitu: RF Transmitter, Set Top Box dan Receiver

2007 Tersedianya Industri set top box dan receiver

Program Penyiaran TV Digital dengan teknologi HDTV

Pelaksana al:• LPND Ristek dan Uni-

versitas melakukan inovasi IPTEK digital Broadcasting.

• BSN mengeluarkan standar sistem penyiaran digital,

• Industri atau BUMN memproduksi komponen pendukung dan perangkat yang sesuai dengan standard

Pengguna a.l.:• Masyarakat Indonesia • Lembaga penyiaran

akan mengembang-kan konten dalam berbagai aspek

(3) Pelaksanaan penyiaran TV dengan sistem dan teknologi Digital di Indonesia

2008 Terimplementasikannya penyiaran digital

CPROGRAMKAjIANREGULASIUNTUKBIDANGTEKNOLOGIINFORMASI,KOMUNIKASIDANBroadCasting

(1) Kajian regulasi untuk infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi

2006 Tersedianya regulasi infrastruktur bidang TIK

Regulasi di bidang teknologi, informasi dan broadcasting yang terintegrasi

Pelaksana Kegiatan a.l.:• Depkominfo berkoor-

dinasi dengan semua lembaga litbang dan LPND Ristek untuk membuat kajian beberapa regulasi.

• Depkominfo menso-sialisasi regulasinya ke semua stake holders dan DPR.

• Depkominfo menge-luarkan regulasi baru.

• DRN membuat e-performance untuk peneliti

(2) Kajian regulasi kompetisi dan tarif untuk telekomunikasi dan Informasi

2006 Tersedia sistem kompetisi dan tarif akses komunikasi dan infor-masi yang terjangkau

(3) Kajian regulasi untuk penggunaan frekuensi

2006 Tersedianya regulasi perijinan frekuensi yg komprehensif

(4) Kajian regulasi pengembangan SDM dibidang TIK

2006 Tersedianya regulasi SDM di bidang TIK

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 147 3/22/07 12:51:56 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

(5) Kajian regulasi pengembangan sistem kelembagaan dibidang TIK

2006 Tersedianya regulasi kelembagaan di bidang TIK

(6) Kajian regulasi untuk sistem dan teknologi penyiaran digital

2007 Tersedianya regulasi un-tuk sistem dan teknologi penyiaran digital

(7) Penyusunan Peraturan dan Perijinan untuk Penyiaran yang menggunakan Sistem Digital

2007 Tersedianya regulasi sistem digital

(8) Kajian sistem kovergensi teknologi informasi dan komunikasi

2007 Tersedianya sistem konvergensi yang terintegrasi

(9) Kajian regulasi untuk perlindungan perangkat lunak produk nasional

2008 Tersedianya regulasi open source

(10) Kajian regulasi pengembangan industri dibidang TIK

2009 Tersedianya regulasi industri dibidang TIK

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 148 3/22/07 12:51:56 PM

���

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

DPROGRAMPENGEMBANGANSTANDARDISASIBIDANGTEKNOLOGIINFORMASIDANKOMUNIKASI

(1) Penyusunan standardisasi perangkat sistem telekomunikasi berbasis IP

2006 Tersedianya standardi-sasi teknologi NGN

Selesainya semua Standardisasi dibidang TIK

Pelaksana a.l.• Depkominfo berkoor-

dinasi dengan semua lembaga litbang dan LPND Ristek untuk membuat kajian be-berapa standardisasi dibidang TIK.

• Depkominfo melaku-kan sosialisasi ke berbagai stakeholders

• BSN mngeluarkan standard TIK

Pengguna a.l. :• Semua komunitas

yang bergerak dibidang Informasi dan Komunikasi

(2) Penyusunan standardisasi perangkat dan komponen penyelenggaraan penyiaran digital

2007 Tersedianya standard-isasi perangkat sistem digital broadcasting

(3) Standardisasi untuk audit sistem informasi

2007 Tersedianya RUU tentang audit sistem informasi

(4) Penyusunan standardisasi hardware dan software open source

2007 Tersedianya standard-isasi untuk OSS

(5) Penyusunan standard profesi dibidang TIK

2007 Tersedianya standardi-sasi keprofesian bidang TIK

(6) Penyusunan standard diseminasi informasi mitigasi bencana

2007 Tersedianya standardisa-si mitigasi bencana alam tsunami, gempa bumi dan gunung berapi

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 149 3/22/07 12:51:57 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(1) Kajian mitigasi bencana dengan menggunakan sarana prasarana TIK

2007 Diperolehnya early warning system yang terpadu

Diperolehnya teknologi baru di bidang TIK dari penguasaan ilmu-ilmu dasar

Pelaksana a.l. :LPND Ristek, Litbang Departemen dan Perguruan tinggi.

Pengguna a.l. :Masyarakat dan kalang-an industri TIK

EPROGRAMDIFUSIDANPEMANFAATANTIKUNTUKRISETDASAR,PENGEMBANGANSDM, leadershipDANNILAI-NILAISOSIALKEMANUSIAAN

(2) Kajian material yang menunjang pengembangan bidang TIK

2008 Diproduksinya jenis material khusus untuk bidang TIK

(3) Kajian dampak lingkungan Electromagnetic Compatibility (EMC) terhadap kehidupan;

2009 Diidentifikasinya dampak EMC

(4) Penelitian teori dasar dan elektronika bidang TIK.

2007 Diperolehnya teknologi baru baik hardware dan software

(5) Kajian strategi dan kapasitas pengembangan SDM bidang TIK

2007 Diperoleh grand strategy pengembangan SDM TIK Indonesia

Diperolehnya SDM mampu berkompetisi secara global dan kader kepemimpinan yang good governance

(6) Kajian kompentensi standard SDM di bidang TIK

2007 Diperolehnya standard kompetensi untuk seluruh profesi TIK

(7) Kajian pengembangan kurikulum di pendidikan dasar, menengah dan tinggi untuk pengajaran bidang TIK

2007 Diperolehnya kurikulum yang berbasis kompe-tensi di bidang TIK

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 150 3/22/07 12:51:57 PM

���

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

(8) Kajian pembentukan Chief Information Officer (CIO) pada setiap institusi.

2008 Diperolehnya aturan dan organisasi CIO

(9) Kajian kesetaraan akses masyarakat pada fasilitas TIK

2008 Diperolehnya pelayanan publik berbasis TIK yang merata bagi seluruh masyarakat

Kesetaraan untuk mendapatkan fasilitas TIK bagi seluruh masya-rakat Indonesia dan kelestarian nilai-nilai budaya dari berbagai daerah di Indonesia

(10) Kajian isu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemeliharaan dan pengembangan bahasa dan pengetahuan indigeneous

2008 Diperolehnya database bahasa dan budaya bangsa Indonesia

(11) Kajian kesetaraan strata sosial, regional (kewilayahan), jender, yang terkait dengan infrastruktur dan peralatan (device) informasi dan komunikasi; dan implikasinya pada komunikasi lintas-kultural dan pada kualitas pendidikan publik

2009 Diperolehnya identifikasi dampak pengembangan TIK

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 151 3/22/07 12:51:57 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(1) Pengembangan repository

2006 Terbentuknya repository OSS

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

FPROGRAMDIFUSIDANPEMANFAATANIPTEKTIKUNTUKPERANGKATKERASDANPERANGKATLUNAKBERBASISopen soUrCe

• Pemanfaatan OSS sebagai alternatif software legal sebanyak 50 % secara Nasional.

• Industri software lokal memenuhi kebutuhan Nasional dan menyerap 20 % pasar regional

• Pemanfaatan industri komputer murah

• Seluruh desa terhubung dengan ICT (2015)

• Terbentuk community access point (2015)

• Seluruh universitas terhubung ICT (2005)

• Seluruh SLTA dan SLTP terhubung ICT(2010)

• Seluruh SD terhubung ICT (2015)

• Rumah sakit terhubung dengan ICT (2005)

• Pusat kesehatan terhubung dengan ICT (2010)

• Semua instansi pemerintah pusat punya website dan email (2005)

• Pemda punya website dan e-mail (2010)

• Penyebaran radio diseluruh Indonesia (2010)

• Penyiaran TV ke seluruh Indonesia (2015)

• Menurunnya % pembajakan di Indonesia (88%), dari urutan ke 4 (setelah Cina (92%), Vietnam (92%), Ukraina (91%) )menjadi lebih rendah (2010)

Pelaksana a.l. :• Depkominfo dan

MENPAN dalam pe-nyusunan kebijakan.

• Perguruan tinggi, lembaga penelitian, technology partners dan industri IT bekerjasama dlm pengembangan pusat pelatihan dan inkuba-tor bisnis.

• Komunitas IT melaku-kan pengembangan repository.

• Pengembang lokal bekerjasama dalam pengembangan modul-modul aplikasi OSS.

Pengguna a.l.:Masyarakat Peng-guna Aplikasi Perangkat Lunak dalam berbagai bidang

(2) Pengembangan OSS

2007-2010 • Tersedianya modul-modul aplikasi OSS untuk e-gov dan e-bisnis

• Tersedianya distro-distro OSS

(3) Pengembangan industri pendukung OSS

2008 Tersedianya industri pendukung OSS

(4) Pembuatan komputer murah

2007 Tersedianya komputer murah, seperti thin/thick clients

(5) Pelaksanaan sosialisasi OSS

2007 Terlaksananya sosialisasi OSS secara Nasional

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 152 3/22/07 12:51:58 PM

���

NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(1) Pembentukan Pusat Multimedia

2006 Center di Bandung, Jogja, dan Bali

Pusat Kompetensi digitalisasi kultur

Pelaksana a.l.:• Perguruan Tinggi

dan LPND Ristek melakukan Program R&D pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras

• Departemen Pari-wisata dan budaya menggalang industri berinvestasi di daerah potensial

• UKM pariwisata memasarkan produk budaya Indonesia kedunia

• Industri melakukan Pengembangan klaster industri kreatif

Pengguna a.l. :• Komunitas budaya

dan pariwisata Indo-nesia

• Lembaga Penyiaran Publik

GPROGRAMPENINGKATANKAPASITASIPTEKTIKUNTUKCREATIVE DIGITAL

(2) Pengembangan dan sustainabilitas aset kreatif kultural nasional

2006 Sumber daya manusia seniman digital, sumber daya teknologi multime-dia, dan budaya kreatif

Pusat budaya digital

(3) Embedding creative excitement dalam industri Indonesia

2007 Produk kreativitas digital masuk pasar, dan Kualitas desain produk meningkat

Produk budaya Indonesia mendunia

(4) Penguasaan teknologi kreatif (3D, grafik, animasi)

2007 Output riset kelas dunia Kualitas teknologi kelas dunia

(5) Pengembangan ekonomi berbasis kreatifitas digital

2010 Volume produksi industri kreatif, serta lapangan pekerjaan

Industri kreatif Indonesia memberikan kontribusi signifikan bagi GDP Indonesia

(6) Pengembangan simulasi dan pemodelan

2007 Tersedianya simulasi dan pemodelan untuk mitigasi bencana

Perangkat lunak simulasi dan pemodelan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 153 3/22/07 12:51:58 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

3.5. AGENDA RISET TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN

3.5.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengalaman menunjukkan bahwa ketergantungan sistem persenjata-

an pada negara lain sangat rawan bagi operasi TNI dalam mempertahan-

kan dan menegakkan kedaulatan NKRI. Embargo suku cadang alat uta-

ma sistem senjata (alutsista) dan berbagai bentuk larangan penggunaan

peralatan militer dalam operasi pemulihan keamanan dalam negeri oleh

pihak lain menyadarkan pentingnya membebaskan diri dari ketergan-

tungan ini. Adanya kemandirian—meskipun tidak sepenuhnya—dalam

pertahanan negara menjadi suatu keharusan yang mendasar yang perlu

disadari oleh seluruh unsur masyarakat dalam kerangka NKRI.

Upaya untuk mengatasi meningkatnya gangguan keamanan berupa

terorisme, illegal logging, illegal fishing dan tindak kriminal lainnya disam-

ping memerlukan dukungan peralatan khusus juga memerlukan dukung-

an masyarakat, selain tindakan tegas pemerintah. Kesiapan dan peneri-

maan masyarakat dengan jalan mengeliminasi sejauh mungkin resistensi

masyarakat yang diakibatkan oleh ketidakadilan dalam praktek kehidu-

pan di lapangan dan penguatan nilai dan wawasan kebangsaan.

Walaupun masih sangat terbatas, industri hankam nasional dewasa

ini telah memiliki kemampuan dalam membantu penyediaan dan peme-

liharaan alutsista yang dibutuhkan untuk mendukung program membe-

rantas gangguan keamanan. Hal tersebut terlihat dari kerjasama infor-

mal yang terjalin selama ini antara industri hankam nasional (BUMNIS)

dengan TNI sesuai dengan kebutuhan masing-masing di lapangan.

Jadi dapat dikatakan, bahwa untuk mendukung upaya kemandirian di

bidang pemenuhan kebutuhan alutsista, saat ini Indonesia telah memi-

liki beberapa elemen dasar, yaitu industri strategis hankam, SDM, lemba-

ga litbang dan dukungan perguruan tinggi yang memberikan penguatan

kompetensi sains dasar. Namun yang tidak kalah penting adalah komit-

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 154 3/22/07 12:51:58 PM

���

men pimpinan nasional dan dukungan seluruh elemen penyelenggara

negara untuk bersikap dan bertindak nyata mendukung upaya mere-

alisasikan kemandirian di bidang peralatan dan persenjataan hankam

dengan segala konsekuensinya, yang tercermin dalam penyediaan alo-

kasi anggaran untuk hankam dan adanya peraturan perundang-undang-

an khusus yang sesuai dengan kepentingan pertahanan dan keamanan

negara.

3.5.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Program pembangunan iptek bidang teknologi hankam diarahkan un-

tuk: (a) memenuhi kebutuhan alutsista, baik perangkat keras maupun

perangkat lunak berteknologi terbaru, sesuai dengan kebutuhan opera-

sional yang mempunyai efek penangkal yang tinggi; (b) meningkatkan

penguasaan kapabilitas iptek hankam di kalangan industri nasional me-

lalui regulasi kelembagaan dan penanganan alokasi pendanaan yang

khusus; (c) meningkatkan pemahaman, penguasaan iptek, dan rekayasa

untuk aplikasi hankam di kalangan perguruan tinggi dan lembaga iptek

nasional untuk mencapai keunggulan bangsa berbasiskan kemandirian,

melalui roadmap yang bersifat kuantitatif dan rancangan strategis hankam

yang terpadu; (d) mengikuti standardisasi sarana hankam pangsa pasar

dunia; (e) memberikan peluang kepada industri strategis bidang hankam

untuk berinovasi sehingga mampu menjaga kelangsungan hidup indus-

tri secara ekonomi.

Prioritas utama kegiatan penelitian dan pengembangan iptek tek-

nologi hankam meliputi: (a) teknologi pendukung daya gerak, yaitu ran-

cang bangun rekayasa alat angkut/wahana dan suku cadang baik darat,

laut maupun udara; (b) teknologi pendukung daya tempur, antara lain

rancang bangun rekayasa sistem persenjataan meriam kaliber 20 mm

ke atas, peluru kendali, roket, bom, ranjau, alat optik/alat bidik, ba-

han peledak, perangkat surveillance (radar, optronik ESM), dan alat-alat

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 155 3/22/07 12:51:59 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

komunikasi; (c) teknologi pendukung Komando Kendali Komunikasi

dan Intelijen (K3I); (d) teknologi pendukung bekal/alat khusus, antara

lain rancang bangun rekayasa rompi anti peluru, biodefence, alat deteksi

radiasi nuklir, jembatan gantung, dan bekal/alat khusus pelaksanaan

kamtibmas.

Untuk mencapai hasil rancang bangun rekayasa tersebut diatas di-

perlukan: (a) dukungan sains dasar untuk menjamin kualitas produk,

dan dukungan sosial kemanusiaan untuk mengkondisikan kesiapan dan

partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem

ketahanan nasional dan industrialisasi di sektor pertahanan keamanan

negara; (b) keterpaduan dalam meningkatkan dan mengembangkan ke-

mampuan industri hankam domestik; (c) penyusunan format regulasi

pendanaan yang kreatif dalam mendukung pembangunan sistem pertah-

anan dan keamanan negara (sishankamneg), yang dalam jangka pendek

dititikberatkan pada pengamanan wilayah perbatasan, pulau-pulau ter-

luar dan wilayah rawan konflik; (d) pelibatan aktif kalangan LPND Ristek,

perguruan tinggi dan industri nasional guna menghasilkan pasokan

teknologi kebutuhan alutsista.

3.5.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025

Target capaian tahun 2009 yang diharapkan dari program pembangun-

an iptek teknologi hankam adalah; (1) terwujudnya dukungan wahana/alat

angkut ringan dan sedang, yang dilengkapi dengan senjata, baik darat,

laut maupun udara serta terpenuhinya suku cadang dan pemeliharaan

secara mandiri; (2) terwujudnya dukungan sistem senjata tingkat sedang

(meriam 20 mm ke atas, mortir, senjata anti tank, bahan baku propelan,

roket, bom, peluru kendali jarak pendek) serta pemeliharaannya secara

mandiri; (3) terwujudnya kemandirian perangkat K3I guna mendukung

operasi taktis dan operasi strategis secara terbatas; (4) terwujudnya ke-

mandirian perbekalan TNI dan Polri secara penuh berdasarkan pasokan

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 156 3/22/07 12:51:59 PM

���

industri dalam negeri; dan (5) meningkatnya kemampuan penguasaan

teknologi untuk membuat suku cadang alutsista serta rancang bangun

dan perekayasaan produk teknologi canggih.

Adapun sasaran yang diharapkan dicapai tahun 2025 adalah : (1) ter-

wujudnya kemandirian produk wahana/alat angkut berat yang bernilai

strategis, baik darat, laut maupun udara antara lain kendaraan tempur/

tank, kapal kombatan, pesawat tempur; (2) terwujudnya kemandirian

sistem persenjataan berat secara terbatas antara lain senjata artileri,

meriam tank, peluru kendali jarak sedang, termasuk amunisi dan sistem

kendali; (3) terwujudnya kemandirian perangkat K3I guna mendukung

operasi strategis secara penuh; (4) terwujudnya kemandirian dalam peng-

adaan suku cadang alat utama canggih dan terwujudnya produk rancang

bangun dan perekayasaan secara mandiri yang siap diproduksi secara

masal.

3.5.4. Program

Program Penelitian dan Pengembangan Iptek

Program penelitian dan pengembangan iptek bidang teknologi han-

kam dititik-beratkan pada kebutuhan solusi atas permasalahan alutsista

yang dihadapi, dengan didukung oleh program difusi dan pemanfaatan

iptek, program penguatan kelembagaan iptek dan program peningkatan

kapasitas iptek sistem produksi.

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi program penelitian dan

pengembangan bidang teknologi hankam tahun 2006-2009 dikelompokkan

dalam: (a) Rancang bangun dan rekayasa alat angkut/wahana darat, laut

dan udara; (b) Rancang bangun dan rekayasa sistem persenjataan meriam/

artileri (kaliber 20 mm ke atas); (c) Rancang bangun dan rekayasa peluru ken-

dali dan roket; (d) Rancang bangun dan rekayasa bom untuk pesawat, ranjau

laut dan alat penjinak bahan peledak/bom; (e) Rancang bangun alat optik

dan alat bidik;(f) Rancang bangun dan rekayasa bahan peledak/propelan;

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 157 3/22/07 12:51:59 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(g) Rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance; (h) Rancang bangun

peralatan komunikasi; (i) Rancang bangun sistem komando kendali; (j) Ran-

cang bangun dan pembuatan bekal/alat khusus.

(a) Rancang bangun dan rekayasa alat angkut/wahana darat, laut

dan udara

Program ini mencakup delapan kegiatan, yaitu (1) rancang bangun

dan rekayasa kendaraan taktis; (2) pengembangan kendaraan tempur/

tank dan suku cadangnya; (3) rancang bangun dan rekayasa kapal patroli

cepat; (4) rancang bangun dan rekayasa wahana angkut pendarat pasu-

kan; (5) rancang bangun dan rekayasa Hovercraft; (6) rancang bangun dan

rekayasa wahana bawah air; (7) rancang bangun dan rekayasa pesawat

terbang; (8) rancang bangun dan rekayasa suku cadang pesawat terbang

dan helikopter.

(b) Rancang bangun dan rekayasa sistem persenjataan meriam/ar-

tileri (kaliber 20 mm ke atas)

Program ini meliputi empat kegiatan, yaitu (1) pengembangan me-

riam kaliber 20 mm keatas, (2) pengembangan amunisi kaliber 20 mm,

40 mm, 57 mm dan 76 mm, (3) penelitian Mortir 80 mm dan 81 mm, dan

(4) penelitian dan pengembangan bahan baku laras senjata .

(c) Rancang bangun dan rekayasa peluru kendali dan roket

Program ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) rancang bangun peluru

kendali, dan (2) penelitian dan pengembangan peroketan.

(d) Rancang bangun dan rekayasa bom, ranjau laut dan penjinak

bahan peledak/bom

Program ini meliputi empat kegiatan (1) pengembangan bom untuk

pesawat, pengembangan ranjau laut, (2) pengembangan alat deteksi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 158 3/22/07 12:51:59 PM

���

ranjau darat /bom, (3) pengembangan alat penjinak bahan peledak/bom

untuk menghadapi teroris

(e) Rancang bangun alat optik dan alat bidik

Program ini terdiri dari dua kegiatan: (1) pengembangan teropong bi-

dik malam/anti kabut dan (2) pengembangan dan rancang bangun sistem

kendali senjata meriam

(f) Rancang bangun dan rekayasa bahan peledak/propelan

Program ini terdiri dari tiga kegiatan: (1) pengembangan bahan baku

propelan; (2) rancang bangun dan rekayasa double base dan triple base pro-

pellant plant; dan (3) penelitian dan pengembangan hulu ledak (warhead)

(g) Rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance

Kegiatan rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance antara

lain pengembangan sistem radar, pengembangan suku cadang radar,

dan penelitian dan pembuatan portable simulator ESM

(h) Rancang bangun peralatan komunikasi

Kegiatannya meliputi rancang bangun berbagai macam dan jenis alat

komunikasi elektronika (Alkomlek)

(i) Rancang bangun sistem komando kendali

Kegiatannya meliputi antara lain pengembangan simulator olah

yudha, simulator penembakan meriam, dan simulator pengendalian pe-

sawat/helikopter, dan pengembangan konsol combat system

(j) Rancang bangun dan pembuatan bekal/alat khusus

Program ini meliputi delapan kegiatan, yaitu: (1) penelitian bahan

material tahan peluru dan aplikasinya, (2) pengembangan alat monitoring

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 159 3/22/07 12:51:59 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

radiasi nuklir, (3) peningkatan kemampuan biodefence untuk antisipasi

ancaman senjata biologi, (4) rancang bangun dan rekayasa jembatan

gantung prefaf, (5) rancang bangun dan rekayasa peluru gas airmata/

granat asap/peluru asap, (6) rancang bangun dan rekayasa peluru karet,

(7) pengembangan bubuk untuk pengambilan sidik jari, dan (8) pengem-

bangan alat khusus identifikasi dan deteksi dalam rangka Scientific Crimi-

nal Investigation.

Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek

Program difusi dan pemanfaatan Iptek terdiri dari sub program studi

aplikasi teknologi pertahanan, sub program studi aplikasi teknologi ke-

amanan dan kajian sosial kemanusiaan.

(a) Studi aplikasi teknologi pertahanan

Studi aplikasi teknologi pertahanan meliputi 15 kegiatan : (1); studi

aplikasi teknologi dan pengembangan Sistem Informasi Geografi (SIG)

untuk pengelolaan informasi pertahanan; (2) studi aplikasi teknologi

dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak di

darat; (3) studi aplikasi teknologi indraja untuk monitoring/remote sensing;

(4) Studi aplikasi transformasi produksi industri pertahanan; (5) studi

aplikasi transformasi prasarana nasional untuk keperluan pertahanan;

(6) studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembi-

naan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW); (7) penyusunan

model sandi (Kriptografi) (8) studi Manajemen Kesejahteraan Rakyat; (9)

studi korosi logam akibat degradasi kondisi lingkungan; (10) pengem-

bangan sistim metoda analisis, identifikasi dan karakterisasi bahan; (11)

pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap sumber daya alam/

bahan tropis; (12) pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap

sumber daya alam/bahan tropis; (12) pengembangan ilmu dan teknologi

nano atau sistem material nano; (13) pengembangan ilmu bio-diversity:

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 160 3/22/07 12:51:59 PM

���

bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/

botani, kehutanan serta ingkungan; (14) studi aplikasi ilmu mikrobiolo-

gi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia; (15) studi karakteristik

kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan

gunung berapi dan sistem peredaran udara

(b) Studi aplikasi teknologi keamanan

Studi aplikasi teknologi keamanan meliputi tiga kegiatan: (1) studi

aplikasi teknologi komputer untuk Sistem Informasi Komunikasi Polri;

(2) studi aplikasi manajemen transportasi untuk mendukung operasion-

al Polri; (3) Optimalisasi program Computer Aided Automatic Fingerprint Iden-

tification System (CAAFIS)

(c) Kajian sosial kemanusiaan

Kajian sosial kemanusiaan meliputi tiga kegiatan (1) Kajian –kajian

tentang wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, (2) Kajian Kebijakan

Publik tentang Potensi Disintegrasi Nasional dalam Perspektif Keadilan

(3) Kajian-kajian di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik Untuk

Penguatan Pertahan dan Keamanan

Program Penguatan Kelembagaan Iptek

Program penguatan kelembagaan iptek adalah kegiatan lembaga lit-

bang untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas SDM dan sarana

penelitian serta dana. Program penguatan kelembagaan iptek hankam

meliputi tiga kegiatan, yaitu (1) penguatan internal dan kelembagaan

pendukungnya dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana pene-

litian; (2) kerjasama antar lembaga iptek di dalam negeri, termasuk

kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan SDM di

bidang teknologi hankam, kerjasama dengan industri yang memiliki ke-

mampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang berkait dengan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 161 3/22/07 12:52:00 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

kepentingan hankam dan kerjasama bidang litbangyasa antara LPND Ri-

set, perguruan tinggi dan industri, baik BUMN maupun swasta; (3) ker-

jasama dengan luar negeri dalam rangka peningkatan SDM di bidang

teknologi hankam, bantuan konsultasi dan bantuan dana dan sarana &

prasarana.

Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diprioritaskan

pada pemberdayaan industri nasional dalam rangka menciptakan ke-

mandirian guna memperkecil ketergantungan alutsista dari luar negeri

dengan target capaian (a) peningkatan kemampuan industri dalam ne-

geri untuk komersialisasi hasil iptek teknologi hankam; (b) peningkatan

kualitas dan kuantitas SDM di bidang rancang bangun dan perekayas-

aan; (c) penyusunan format regulasi pendanaan dalam mendukung pem-

bangunan sishanneg; (d) regulasi yang menetapkan penggunaan produk

industri hankam dalam negeri; (e) kerjasama industri hankam nasional

dengan luar negeri.

Program-program pembangunan iptek bidang teknologi hankam ini

secara lebih terinci diuraikan pada tabel yang terdiri dari kegiatan, target

capaian tahun 2009, indikator keberhasilan, dan sasaran akhir yang di-

harapkan tercapai pada tahun 2025 serta para pelaksana dan pengguna.

Program-program tersebut dapat terlaksana dengan hasil yang dica-

pai sesuai dengan tahapan sasaran yang diharapkan, baik jangka pendek

maupun jangka panjang apabila didukung (a) SDM dengan kualitas,

kepakaran dan kuantitas sesuai keperluan; (b) sarana dan prasarana

yang diperlukan; (c) anggaran yang memadai; dan (d) terlaksananya

koordinasi dan sinergi antar pelaksana (lembaga litbang, perguruan

tinggi dan industri serta penunjang lainnya).

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 162 3/22/07 12:52:00 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(1) Rancang bangun dan rekayasa kendaraan taktis

Model kendaraan taktis tahan peluru

Terwujudnya model kendaraan taktis tahan peluru

Penguasaan teknologi pembuatan kendaraan taktis tahan peluru

Pelaksana a.l.:DislitbangadBengpuspal ad,PT PindadPengguna a.l. :TNI & Polri

ARANCANGBANGUNDANREKAYASAALATANGKUT/WAHANA

(2) Pengembangan kendaraan tempur/ suku cadang

a) Prototip tank amphibi

b) Prototip suku cadang kendaraan tempur tank AMX-13

a) Terwujudnya rekayasa tank amphibi

b) Terwujudnya rekayasa suku cadang kendaran tempur tank AMX-13

Kemandirian dalam penyediaan tank amphibidan suku cadang kendaraan tempur tank

Pelaksana a.l. : Dislitbangal, Dislitbangad, PT PindadBengpuspaladPengguna:TNI

(3) Rancang bangun dan rekayasa kapal patroli cepat

Prototip kapal cepat dengan senjata dan combat system

Hasil rekayasa kapal cepat yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penye-diaan kapal patroli cepat siap tempur

Pelaksana a.l. :Dislitbangal,PT PALPengguna a.l: TNI & Polri

(4) Rancang bangun dan rekayasa wahana angkut pendarat pasukan

a) Prototip wahana ang-kut ringan pendarat pasukan berkecepat-an tinggi

b) Prototip wahana ang-kut berat pendarat pasukan berprinsip air cushion

Hasil rekayasa waha-na angkut pendarat pasukan yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penye-diaan wahana angkut pasukan pendarat

Pelaksana a.l. Dislitbangal, PT PAL, BPPTPengguna : TNI

(5) Rancang bangun dan rekayasa Hovercraft

Prototip Hovercraft ber-penumpang 40 orang

Hasil rekayasa Hover-craft berpenumpang 40 orang yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penye-diaan Hovercraft

Pelaksana a.l. : Balitbang Dephan, Dislitbangal BPPTPengguna a.l : TNI & Polri

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 163 3/22/07 12:52:00 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(6) Rancang bangun dan rekayasa wahana bawah air

Prototip wahana bawah air tanpa awak

Rekayasa wahana bawah air tanpa awak yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penyediaan wahana bawah air

Pelaksana a.l. :DislitbangalBPPT, PT PAL

(7) Rancang bangun dan rekayasa pesawat terbang

a) Prototip pesawat terbang tanpa awak untuk surveillance

b) Prototip pesawat latih turbo jet tandem

c) Prototip pesawat 19 penumpang

a) Hasil rekayasa pesawat terbang tanpa awak siap operasional

b) Hasil rekayasa pesawat latih turbo jet tandem siap diproduksi dalam negeri

c) Hasil rekayasa pe-sawat 19 penumpang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penyediaan beberapa jenis pesawat terbang.

Pelaksana a.l. :Dislitbangau, Koharmatau, BPPTPT DI

Pengguna a.l. :TNI, Polri, Dep Kehutanan

(8) Rancang bangun dan rekayasa komponen pesawat terbang/helikopter

a) Prototip external store untuk pesawat Sukhoi SU-27/30

b) Prototip movable hydroulic helikopter NAS-332 dan SA-330

c) Prototip sistem ACMR pesawat Hawk 109-209

d) Prototip drag chute pesawat Sukhoi

e) Prototip disc brake pesawat C-130 H

f) Prototip peralatan pengecekan sistem pitch dan yaw pesawat F-5

a) Hasil rekayasa external store dapat dipasang pada pesawat Sukhoi Su-27/30

b) Hasil rekayasa mova-ble hydraulic untuk dimanfatkan pada helikopter NAS-332 dan SA-330

c) Hasil rekayasa sistem ACMR dapat dimanfaatkan untuk pesawat Hawk 109-209

d) Hasil rekayasa drag chute dapat dimanfaatkan untuk pesawat Sukhoi

e) Hasil rekayasa disc brake dapat dimanfaatkan untuk pesawat C-130 H

f) Hasil rekayasa peralatan pengecekan sistem pitch dan yaw dapat dimanfaatkan untuk pesawat F-5

Penguasaan teknologi pembuatan beberapa jenis suku cadang pesawat terbang/ helikopter dan dapat diproduksi di dalam negeri

Pelaksana a.l.Dislitbangau, Koharmatau, LIPI, BPPTPT DI , PT LENPT Pindad,Balai Besar Tekstil, Industri Tekstil.Pengguna : TNI

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 164 3/22/07 12:52:01 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan meriam kaliber 20 mm keatas

Penyempurnaan meriam 20 mm, 40 mm dan 57 mm untuk kapal perang

Hasil rekayasa meriam 20 mm, 40 mm dan 57 mm yang dapat diproduksi oleh industri dalam negeri

Kemandirian dalam penyediaan meriam berbagai kaliber untuk kapal perang dan pasukan darat

Pelaksana a.l. :DislitbangalDislitbangad PT Pindad BPPT

BRANCANGBANGUNDANREKAYASASISTEMPERSENjATAANMERIAM/ARTILERI

(2) Pengembangan Amunisi kaliber 20 mm, 40 mm, 57 mm, dan 76 mm

Penyempurnaan berbagai jenis amunisi 20 mm, 40 mm, 57 m dan 76 mm untuk kapal perang

Hasil rekayasa amunisi 20 mm, 40 mm, 57 mm dan 76 mm yang dapat diaplikasikan dalam sistem senjata kapal maupun satuan tempur darat

Kemandirian dalam penyediaan berbagai jenis amunisi meriam berbagai kaliber

Pelaksana a.l. :Dislitbangal, DislitbangadPT PindadLAPAN Pengguna : TNI

(3) Penelitian Mortir 80 m dan 81 mm

Konsep standardiasi Mortir 80 mm dan 81 mm

Standardisasi Mortir 80 mm dan 81 mm yang tepat untuk satuan tempur tingkat Batalyon Infantri

Penguasaan teknologi pembuatan mortir 80 mm dan 81 mm

Pelaksana a.l. :Dislitbangad, Bengpuspalad, PT PindadPengguna: TNI

(4) Penelitian dan pengembangan bahan baku laras senjata

Bahan baku laras senjata

Terwujudnya bahan baku laras senjata

Kemandirian dalam penyediaan material bahan baku laras senjata

Pelaksana a.l.:Balitbang DephanPT Pindad, PT Krakatau SteelPengguna : Industri Hankam

CRANCANGBANGUNDANREKAYASAPELURUKENDALIDANROKET

(1) Rancang bangun peluru kendali

a). Rancang bangun peluru kendali anti kapal atas air

b). Prototip peluru kendali jarak pendek anti pesawat udara

a) Hasil rekayasa peluru kendali yang dapat diaplikasikan pada kapal perang

b) Hasil rekayasa peluru kendali jarak pendek anti pesawat udara

Kemandirian dalam pembuatan peluru kendali

Pelaksana a.l. :Dislitbangal, DislitbangauLAPANPengguna : TNI

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 165 3/22/07 12:52:01 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Penelitian dan pengembangan peroketan

a) Prototip roket udara-darat kaliber 2.75 inc dan roket kaliber 80 mm

b) Prototip roket balistik jarak jangkau s.d 300 km. Meliputi : jarak jangkau 10 km, 15 km, 40 km, 80 km, 200 km, 300 km (Kal. 100 mm, 150 mm, 250 mm, 340 mm, 420 mm dan 520 mm)

c) Prototip roket kendali jarak jangkau s/d 30 km.

a) Hasil rekayasa roket kaliber 2.75 inc dan oket kaliber 80 mm

b) Kemampuan rekayasa roket balistik jarak jang-kau s.d 300 km. Meliputi :

jarak jangkau 10 km, 15 km, 40 km, 80 km, 200 km, 300 km (Kal. 100 mm, 150 mm, 250 mm, 340 mm, 420 mm dan 520 mm)

c) Kemampuan rekayasa Roket ken-dali jarak jangkau s/d 30 km

Kemandirian dalam pembuatan pembuatan roket berbagai kaliber, baik terkendali maupun tidak terkendali dengan jarak jangkau dari 10 km s/d 300 km.

Pelaksana a.l. :DislitbangalDislitbangauLAPAN, PT Pindad PT LEN, Perguruan TinggiPengguna a.l. : TNI , LAPAN

(1) Pengembangan Bom untuk Pesawat terbang

a) Prototip bom tajam kaliber 360 kg

b) Prototip bom practice sejenis OFAB 250 untuk pesawat

Hasil rekayasa bom tajam kaliber 360 kg dan bom practice untuk pesawat Sukhoi

Kemandirian dalam pembuatan bom tajam kaliber 360 kg dan bom practice untuk pesawat

Pelaksana a.l. :Dislitbangau,PI PindadLAPANPengguna : TNI

DRANCANGBANGUNDANREKAYASABOMDANRANjAU

(2) Pengembangan Ranjau laut

Prototip ranjau laut pintar

Hasil rekayasa ranjau laut pintar dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam pembuatan ranjau laut

Pelaksana a.l. : DislitbangalPT PindadLAPANPengguna : TNI

(3) Pengembangan alat deteksi ranjau darat/bom/bahan peledak

Prototip alat deteksi ranjau darat/bom/bahan peledak

Hasil rekayasa alat deteksi ranjau darat/ bom/bahan peledak untuk pasukan TNI/ Polri

Kemandirian dalam pembuatan alat deteksi ranjau darat/bom

Pelaksana a.l. : Dislitbangad, PT PindadPengguna a.l: TNI & Polri

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 166 3/22/07 12:52:02 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan teropong bidik

Prototip teropong bidik malam/anti kabut

Hasil rekayasa tero-pong bidik malam/anti kabut untuk pasukan TNI

Penguasan teknologi teropong bidik malam/anti kabut

Pelaksana a.l. :Dislitbangad, PT LENPengguna a.l.: TNI & Polri

EALATOPTIKDANALATBIDIK

(2) Pengembangan rancang bangun sistem kendali senjata meriam

a) Prototip hardware dan sofware sistem kendali senjata berbasis optik untuk meriam kapal

b) Prototip sistem ken-dali senjata berbasis optik meriam kenda-raan tempur/tank

a) Hasil rekayasa sistem kendali sen-jata berbasis optik untuk meriam kapal

b) Hasil rekayasa sistem kendali sen-jata berbasis optik meriam kendaraan tempur/tank

Penguasaan teknologi pembuatan sistem kendali senjata meriam

Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna :TNI

(1) Pengembangan bahan baku propelan

Bahan baku propelan padat komposit

Hasil rekayasa pembuatan bahan baku propelan padat komposit

Kemandirian dalam penyediaan bahan baku propelan padat komposit

Pelaksana a.l. :Balitbang Dephan LAPAN, Industri KimiaPengguna a.l.:Industri Hankam

FPENELITIANDANPENGEMBANGANBAHANPELEDAK/PROPELAN

(2) Rancang bangun dan rekayasa Plant double base dan tri base propellant

Prototip Plant double base dan tri base propellant skala laboratorium

Hasil rekayasa Plant double base dan tri base Propellant

Kemandirian dalam penyediaan double base dan tri base propellant

Pelaksana a.l. : Balitbang Dephan, PT Dahana, Industri kimiaPengguna a.l.: Industri Hankam

(3) Penelitian dan pengembangan expolisive war head (hulu ledak)

Prototip explosive war-head untuk roket 2.75 inc dan roket 80 mm

Hasil rekayasa explosive warhead untuk roket 2.75 inc dan roket 80 mm

Kemandirian dalam pembuatan hulu ledak

Pelaksana a.l. :Dislitbangau,PT Pindad. Pengguna : TNI

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 167 3/22/07 12:52:02 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan sistem radar

Prototip instalasi radar pantai tanpa awak

Hasil rekayasa instalasi radar pantai tanpa awak

Penguasaan teknologi instalasi radar pantai tanpa awak

Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna : TNI

GPENELITIANDANPENGEMBAGANPERANGKATsUrveillanCe (RADAR,OPTRONIK,ESM)

(2) Pengembangan suku cadang radar

a) Prototip analog to digital converter R 427 radar Thomson

b) Prototip phase shifter keramiik antenna radar Thomson

c) Prototip power supply 5V-40A radar Thomson

d) Prototip radar fundamental simula-tor model device 11B104

e) Prototip real time surveillance system

a) Hasil rekayasa analog to digital converter R 427 radar Thomson

b) Hasil rekayasa phase shifter keramik antenna radar Thomson

c) Hasil rekayasa power supply 5V-40A untuk radar Thomson

d) Hasil rekayasa radar fundamental simulator model device 11B104

e) Hasil rekayasa real time surveillance system

Penguasaan teknologi pembuatan komponen radar

Pelaksana a.l. : Dislitbangau, PT LENPengguna : TNI

(3) Penelitian dan pembuatan portable simulator ESM

Prototip portable simulator ESM untuk mendeksi sinyal radar kapal

Terwujudnya portabel simulator guna mendu-kung operasi tektis

Kemandirian dalam perangkat surveillance guna mendukung operasi

Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna : TNI

HRANCANGBANGUNDANREKAYASAPERALATANKOMUNIKASI

(1) Pengembangan rekayasa alat komunikasi elektronika (Alkomlek)

a) Prototip alkomlek untuk pasukan

b) Prototip Charger & Battery discharger monitoring untuk pasukan

Hasil rekayasa alkom-lek untuk pasukan yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam pengadaan alkomlek untuk pasukan

Pelaksana a.l. :Balitbang Dephan, Disltbangad, DislitbangauIndustri elektronikaPengguna a.l. : TNI & Polri

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 168 3/22/07 12:52:03 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Pengembangan Simulasi Olah Yudha

a) Penyempurnaan Sofware & hardware Simulasi Olah Yudha

b) Prototip simulator pengemudi dan penembak meriam pada kendaraan tank

a) Tersedianya Software Simulasi Olah Yudha sesusai perkembangan keadaan

b) Tersedianya simu-lator penembankan meriam yang dapat diaplikaikan pada kendaraan tarik

Penguasaan teknologi pembuatan Alat Simulasi Olah Yuda dan alat Simulasi penembakan meriam

Pelaksana a.l. :Dislitbangad, Seskoad, Pengguna : TNI

ISISTEMKOMANDODANKENDALI

(1) Penelitian Bahan material tahan peluru dan aplikasinya

a) Prototip material dari keramik yang mampu menahan peluru dari tembakan senjata ringan laras panjang

b) Prototip rompi anti peluru

a) Terwujudnya mate-rial dari keramik yang mampu menahan peluru dari tembakan senjata ringan laras panjang

b) Hasil rekayasa rompi anti peluru

Penguasaan teknologi material dari keramik tahan peluru untuk berbagai aplikasi (rompi, rantis, kursi pilot pesawat, dll)

Pelaksana a.l. :Balitbang Dephan, DislitbagauBalai besar KeramikBalai Besar TekstilUniv. Indonesia, PT Pindad, PT DIPengguna a.l :TNI & Polri

jRANCANGBANGUNDANREKAYASABEKAL/ALATKHUSUS

(2) Pengembangan alat monitor radiasi nuklir

Prototip alat monitor radiasi nuklir (Gamma, beta dan sinar x) portabel

Tersedianya alat monitor radiasi nuklir (Gamma, beta dan sinar x) portabel

Penguasan teknologi pembuatan alat monitor radiasi nuklir

Pelaksana a.l. :Dislitbangad, BATANPengguna a.l. :TNI & Polri

(3) Peningkatan kemampuan biodefence untuk mengantisipasi ancaman senjata biologi

Tersedianya sistem emergency response untuk unnatural outbreak of diseases pada manusia, hewan dan tanaman

Terwujudnya peningkat-an kemampuan untuk mendeteksi ancaman senjata biologi

Terselenggarakan-nya sistem koordinasi pencegahan dan pendeteksian ancaman senjata biologi

Pelaksana a.l. :Deptan, Depkes, LIPI. Lembaga Eijkman Pengguna a.l :TNI dan Polri

(4) Rancang bangun dan rekayasa Jembatan Gantung Prefab

Prototip Jembatan Gantung Prefab beban maks. 7,5 Ton, 15 Ton dan 30 Ton dengan panjang 50 m

Terwujudnya rekayasa Jembatan Gantung Prefab beban maks. 7,5 Ton, 15 Ton dan 30 Ton dengan panjang 50 m

Kemandirian dalam pembuatan Jembatan Gantung

Pelaksana a.l. :Dislitbagad, PT KS, PT Pindad, PT DIPengguna a.l.: TNI, Polri dan Masyarakat

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 169 3/22/07 12:52:03 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Rancang bangun dan rekayasa peluru/granat gas air dan asap

Prototip peluru gas air mata kal. 38 mm, peluru asap kal 38 mm, dan granat asap dan gas airmata

Terwujud peluru gas airmata dan asap yang dapat diproduksi di dalam negeri

Kemandirian dalam penyediaan amunisi gas airmata dan asap

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri

(6) Rancang bangun dan rekayasa peluru karet

Prototip peluru karet kal 0,38 mi dan 7,63 mm

Terwujudnya rekayasa peluru karet yang dapat diproduksi dalam negeri

Kemandirian dalam penyediaan peluru karet

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri

(7) Pengembangan bubuk untuk pengambilan sidik jari

Senyawa bahan pembuatan bubuk untuk pengambilan sidik jari

Terwujudnya senyawa bahan pembuatan bubuk untuk pengam-bilan sidik jari

Kemandirian dalam penyediaan bubuk untuk pengambilan sidik jari

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriLIPI dan BPPTPerguruan TinggiPengguna: Polri

(8) Pengembangan alat identifikasi dan deteksi dalam rangka Scientitific Criminal Investigation

Ptototip alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegah-an dan tindakan kejahatan

Terwujudnya alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegahan dan tindakan kejahatan

Kemandirian dalam penyediaan penyediaan alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegahan dan tindakan kejahatan

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 170 3/22/07 12:52:04 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(1) Studi aplikasi teknologi dan pembangunan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk pengelolaan informasi pertahanan

Terbangunnya jaringan SIG Pertahanan secara terpusat

Terwujudnya jaringan SIG Pertahanan

Penguasaan Teknologi SIG

Pelaksana a.l. :Bakosurtananal, LAPAN,Dittopad, KodamPengguna : TNI

ASTUDIAPLIKASITEKNOLOGIPERTAHANAN

(2) Studi aplikasi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak

Hasil kajian aplikasi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak

Tersedianya informasi aplikasi dan pengem-bangan GPS navi-gasi untuk pelacakan benda bergerak

Penguasan teknologi aplikasi GPS navigasi

Pelaksana a.l. :Dephan,Mabes TNI, Mabes Polri, LAPAN Pengguna : TNI

(3) Studi aplikasi teknologi Indraja untuk monitoring/ remote sensing

Tersedianya protipe alat remote sensor pada pesawat terbang

Terwujudnya hasil rekayasa alat remote sensing pada pesawat terbang

Penguasan Teknologi Remote Sensing

Pelaksana a.l. :Bakosurtanal, LAPAN.UGMPengguna a.l.: Dephankam

(4) Studi aplikasi transformasi produksi industri pertahanan

Hasil kajian aplikasi transformasi produksi industri pertahanan (kapal, pesawat terbang, alat komunikasi)

Tersedianya Informasi aplikasi transformasi produk industri pertahanan (kapal, pesawat terbang, alat komunikasi)

Terselenggarakannya transfor-masi produksi industri pertahanan

Pelaksana a.l. :Bakosurtanal, LAPAN.UGMPengguna a.l.: Dephankam

(5) Studi aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan

Hasil kajian aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan

Tersedianya informasi aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan

Terwujudnya prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan

Pelaksana a.l.: Balitbang Dephan,DepkimpraswilPengguna :Dephan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 171 3/22/07 12:52:04 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(6) Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)

Hasil kajian aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)

Tersedianya aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)

Terwujudnya Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)

Pelaksana a.l. :BalitbangDephan,DepkominfoPengguna :Dephan

(7) Penyusunan Model Sandi (Kriptografi)

Hasil kajian model Sandi Negara untuk keamanan, keuangan, dan perdagangan

Tersedianya Sistem Sandi untuk keamanan, keuangan, dan perdagangan

Terwujudnya Sandi yang spesifik, valid dan dapat diterapkan

Pelaksana a.l. :Dephan, BPS, Depkeu, Sekneg, Perguruan Tinggi (Jurusan Matema-tika), Depdagri, Lembaga Sandi Negara

Pengguna a.l. : Dephan,TNI/Polri, Depdagri, Lembaga Sandi Negara, Depkeu, Sekneg.

(8) Studi Manajemen Kesejahteraan Rakyat

Hasil kajian Pengem-bangan Model Statistik, Komunatorik, matematika industri dan keuangan

Terwujudnya Pening-katan Sistem Manaje-men Kesejahteraan

Tercapainya sistem kesejahteraan rakyat yang handal

Pelaksana a.l. :Dephan,Menko Kesra, Bappenas, Sekneg, Depkominfo, Depperin/dag, Depkeu

Pengguna a.l. : Dephan,Menko Kesra, Bappenas, Sekneg, Depkominfo, Depperin/dag, Depkeu

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 172 3/22/07 12:52:04 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(9) Studi korosi logam akibat degradasi kondisi lingkungan

Penemuan formula bahan atau rumusan koefisien laju korosi material/logam di In-donesia

Berkurangnya korosi pada material/logam

Terwujdnya bahan baru, atau bahan lapisan pelindung dan penghambat korosi

Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, Perguruan Tinggi, LPND, Depperin, industri Pengguna a.l.:Dephan, TNI/PolriLPND, Depperin, Industri

(10) Pengembangan sistem metoda analisis, identifikasi dan karakterisasi bahan.

Sistem metodologi analisis bahan (pangan, obat, sumber energi, elektronika, senjata, dan lain-lain.

Terciptanya sistem kendali mutu berdasarkan standar internasional

Dikuasainya iptek untuk sistem monitoring, analisis, instrumentasi pengendali mutu

Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi, Transportasi, Kominfo.

Pengguna a.l.: Dephan, TNI/PolriLPND, LPD, Depkes, Perguruan Tinggi, Transportasi, Kominfo

(11) Pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap sumber daya alam/bahan tropis

Sumber daya sandang, pangan, suplemen, sis-tim penyimpanan dan pengawetan makanan, iptek bahan struktur dan bahan dukung bahan serat, anti korosi, diversifikasi bahan alam untuk kesehatan, lingkungan, pertahanan (amunisi, bahan anti senjata dsb.) dan bahan penghasil energi.

Tersedianya sumber bahan baku sebagai hasil dari penguasaan ilmu dan teknologi proses untuk kepentin-gan konsumsi nasional

Tercapainya penguasaan iptek untuk penyediaan/suplai sumber daya pangan, suplemen, bahan struktur dan bahan dukung anti korosi, diversifikasi bahan alam amunisi handal, bahan anti senjata dan material lainnya

Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi

Pengguna a.l.: Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 173 3/22/07 12:52:05 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(12) Pengembangan ilmu dan teknologi nano atau sistem material nano

Terbentuknya mate-rial nano partikel/nano kristal yang mempunyai sifat spesifik yang unggul

Penguasaan ilmu dan teknologi nano dalam bidang mate-rial baru dari segi sifat konduktivitas, super-ionik/konduktivitasnya, sensitivitas sensor, bio-kompatibilitas, ba-han pelindung lapisan tipis, bahan komposit-ringan, katalis dsb.

Berkembangnya produk material nano untuk bahan pangan, obat, sandang, komposit, lapisan tipis, magnetic, dan elektronik, yang mempunyai sifat fungsional baru, yang dapat digunakan pula pada sistem energi baru, TIK, transportasi, pertahanan dan kesehatan

Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, Perguruan Tinggi LPND, LPD, Industri.Pengguna a.l.: Dephan,KNRT, Perguruan Tinggi LPND, LPD, Industri.

(13) Pengembangan ilmu bio-diversity: bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/botani, kehutanan serta lingkungan

Berkembangnya ilmu bio-diversity dalam rangka menunjang Sistem Logistik Wilayah

Terwujudnya pengembangan ilmu bio-diversity

Penguasaan ilmu bio-diversity: bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/botani, kehutanan serta lingkungan.

Pelaksana a.l:Dephan, Dephut, Depdagri, Diknas Perguruan Tinggi, KLH, LPD/LPND Pengguna a.l.: Dephan, Dephut, Depdagri, Diknas, Perguruan Tinggi, KLH, LPD/LPND

(14) Studi aplikasi ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia

Aplikasi ilmu dan teknologi mikrobiologi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia

Tersedianya teknologi mikrobiologi untuk menghadapi bioteroris-me di Indonesia

Pendalaman penguasaan ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia

Pelaksana a.l:Dephan, KNRT, Depkes, Perguruan Tinggi Pengguna a.l.: Dephan,Depkes

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 174 3/22/07 12:52:05 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(15) Studi karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara

Karakteristik kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara

Tersedianya karakteristik kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran

Tersusunnysa karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara

Pelaksana a.l.:DephanKNRT, BMG, LAPAN, BAKOSURTANAL. Pengguna a.l.: DephanKNRT, BMG, LAPAN, BAKOSURTANAL

(1) Studi aplikasi teknologi informasi untuk Sistem Informasi Komunikasi Polri

Blue Print Jaringan In-formasi dan Komunika-si Polri dan spesifikasi teknik peralatan yang diperlukan

Terwujudnya blue print jaringan informasi dan komunikasi

Terselenggaranya jaringan informasi dan komunikasi yang mampu mendukung operasional Polri

Pelaksana a.l.:Puslitbang PolriITBLAPANPengguna : Polri

BSTUDIAPLIKASITEKNOLOGIKEAMANAN

(2) Studi aplikasi manajemen transportasi untuk mendukung operasional polri

Blue Print Jaringan Transportasi Laut dan Udara Polri dan spesi-fikasi teknis peralatan yang diperlukan

Terwujudnya Blue Print Jaringan Transportasi Laut dan Udara Polri dan spesifikasi teknis peralatan yang diperlu-kan sesusai karakteris-tik kewilayahan

Terselenggaranya Jaringan Transportasi Laut dan Udara untuk mendukung operasional Polri

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolsiPT DI , PT PALLIPI,/BPPT/ PUSPI-PTEKPengguna: Polri

(3) Optimalisasi program Computer Aided Automatic Fingerproint Identification System (CAAFIS)

Terlaksananya me-kanisme pelaporan dan dokumentasi sidik jari

Terbangunnya sentral data sidik jari

Penguasaan teknologi CAAFIS

Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPus Identifikasi PolriPengguna : Polri

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 175 3/22/07 12:52:06 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Kajian-kajian tentang wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Teridentifikasinya fak-tor-faktor yang kondusif dan detrimental bagi penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Terumuskannya alternatif strategi penguatan wawasan kebangsaan dan bela negara

Meningkatnya perwujudan kesatuan bangsa

Pelaksana a.l: Lemhannas, Balitbang Dephan, Dislitbang TNI/Polri,Lembaga litbang Sosial seperti IPSK- LIPI, Litbang-da, Lemhannas, perguruan tinggi. Pengguna a.l.: Dephan, TNI/Polri,Depdagri

CKAjIANSOSIALKEMANUSIAAN

(2) Kajian Kebijakan Publik tentang Potensi Disintegrasi Nasional dalam Perspektif Keadilan

Teridentifikasinya Kebijakan-kebijakan Publik yang kondusif dan detrimental bagi Integrasi Nasional

Terumuskannya Alternatif Strategi Kebijakan Publik yang berperspektif Keadilan

(3) Kajian-kajian di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik Untuk Penguatan Pertahan dan Keamanan

Teridentifikasinya Permasalahan-per-masalahan di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik

Dihasilkannya Peta dan Sistem Peringatan Dini (EWS) Perma-salahan di Wilayah Perbatasan dan di Daerah Rawan Konflik, serta alternatif strategi penanggulangannya

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 176 3/22/07 12:52:06 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK

(1) Penguatan internal Kelembagaan Iptek dan Kelembagaan Pendukungnya

Terpenuhinya sebagian kebutuhan sarana dan prasara peneliitian

Terwujudnya pening-katan produktivitas penelitian yang dihasilkan

Meningkatnya peran dan kontribusi lembaga penelitian dalam mendukung perkembangan industri hankam

Pelaksana a.l.:DephanPerguruan Tinggi, LPND RistekPengguna a.l :Dephan TNI & POlri

APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANIPTEK

(1) Peningkatan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan kemampuan SDM di bidang teknologi hankam

Peningkatan kemampuan SDM peneliti dengan tingkat pendidikan S2 san S3

Peningkatan jumlah peneliti dengan tingkat akademis S2 dan S3

Tersedianya SDM peneliti yang dibutuhkan untuk mengembangkan kapasitas nasional

Pelaksana a.l.DephanPerguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dephan TNI & Polri

BKERjASAMAANTARLEMBAGAIPTEKDALAMNEGERI

(2) Kerjasama dengan industri yang memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam

Tersedianya informasi industri yang memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam

Tersedianya informasi industri yang memiliki kemampuan dan poten-si sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam

Terselenggara nya kemandirian dalam penyedia-an kebutuhan yang terkait dengan kepen-tingan hankam

Pelaksana a.l. :Dephan,Perguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dephan TNI & Polri

(3) Kerjasama di bidang litbangyasa antara LPND Riset, Perguruan Tinggi dan industri, baik BUMN maupun swasta

Terselenggaranya kerjasama di bidang litbangyasa alutsista

Pelibatan aktif LPND Riset, Perguruan Tinggi dan industri dalam memberikan pasokan teknologi

Peningkatan pa-sokan teknologi untuk memenuhi kebutuhan alutsista

Pelaksanan a.l.:Dephan,Perguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dephan TNI & Polri

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 177 3/22/07 12:52:06 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(1) Kerjasama dengan lembaga internasional

Peningkatan intensitas kegiatan kerjasama dengan kelembagaan iptek internasional dan peningkatan kontribusi finansial kelembagaan internasional untuk kegiatan litbang di dalam negeri

Peningkatan penelitian yang dibiayai oleh kelembagaan internasional dan peningkatan jumlah bantuan sarana dan prasana litbang serta pemberian technical assistance

Peningkatan kontribusi peneliti Indonesia dalam pengembangan teknologi pertahanan

Pelaksana a.l. :Dephan, Negara-negara sahabat

Pengguna :DephanTNI

CKERjASAMADENGANLEMBAGAINTERNASIONAL

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 178 3/22/07 12:52:07 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(1) Pemberdayaan industri nasional dalam rangka menciptakan kemandirian guna memperkecil ketergantungan alutsista dari luar

a) Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM di bidang rancang bangun dan perekayasaan dalam upaya mengembangkan kemampuan produksi alutsista

b) Tersedianya sistem produksi komponen & sistem alutsista sesusai kebutuhan operasi

c) Tersedianya regulasi pendanaan dalam mendukung pembangunan sishanneg

d) Tersedianya regulasi yang menetapkan penggunaan produk industri pertahanan dalam negeri

e) Terselenggaranya kerjasama industri pertahanan nasional dengan industri luar negeri

a) Terwujudnya peningkatan SDM di bidang rancang bangun dan perekayasaan

b) Peningkatan jumlah produksi komponen dan sistem fabrika-tor lokal

c) Peningkatan pem-bangunan alutsista secara bertahap

d) Peningkatan pem-bangunan alutsista secara bertahap

e) Peningkatan kemampuan industri pertahanan nasional

Kemandirian dalam penyediaan alutsista dan pemeliharaannya dengan tersedianya alutsista dan suku cadang yang diproduksi di dalam negeri

Pelaksana a.l.Dep. PertahananDep KeuanganKementerian BUMNKementerian RistekKementerian terkaitDPR

Pengguna a.l. :Industri HankamTNI/Polri

APEMBERDAYAANINDUSTRINASIONAL

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 179 3/22/07 12:52:07 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

3.6. AGENDA RISET TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN

3.6.1. Latar Belakang Permasalahan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah

satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

yang bermutu seperti diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 28 dan UU

nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Kesehatan merupakan modal

dasar pembangunan manusia seutuhnya dan sebagai tonggak awal

pembangunan di segala bidang.

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran yang

sangat penting dalam pembangunan kesehatan. Pembangunan iptek

kesehatan pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan

ditekankan kepada perilaku hidup sehat dan terciptanya lingkungan

yang sehat serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata. Kesehatan juga merupakan investasi untuk men-

dukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam

penanggulangan kemiskinan.

Permasalahan utama yang dihadapi adalah: (a) terjadinya disparitas

status kesehatan; (b) beban ganda penyakit; (c) mahalnya harga obat;

(d) ketergantungan yang tinggi terhadap impor obat dan alat kesehatan/

kedokteran dari luar negeri; (e) perilaku masyarakat yang kurang mendukung

pola hidup sehat dan bersih; (f) rendahnya kondisi kesehatan lingkungan; (g)

rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan;

(h) terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang tidak merata; dan

(i) rendahnya status kesehatan penduduk miskin.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional, disebutkan bahwa penerapan

kemajuan iptek kesehatan diutamakan pada iptek tepat guna untuk

pelayanan kesehatan tingkat pertama (Puskesmas) dan iptek canggih

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 180 3/22/07 12:52:07 PM

���

untuk pelayanan kesehatan rujukan. Kemajuan global di bidang iptek

kesehatan, khususnya teknologi diagnostik, bioteknologi dan teknologi

intervensi kuratif serta preventif berlangsung dengan pesat. Mengingat

tantangan yang besar di era globalisasi, maka untuk mencapai hasil yang

optimal perlu dikembangkan program riset kesehatan yang lebih terarah

dan sistematis.

3.6.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama

Arah kebijakan umum riset kesehatan tahun 2005-2009 dirumuskan

dengan mengacu kepada kebijakan iptek dari Kementerian Negara Riset

dan Teknologi dan Kebijakan Litbangkes Departemen Kesehatan. Kebi-

jakan strategis nasional bidang teknologi kesehatan dan obat-obatan

harus mampu memberikan solusi permasalahan kesehatan nasional.

Untuk itu, arah dan prioritas Pengembangan Teknologi Kesehatan dan

Obat-obatan difokuskan pada tujuh bidang prioritas, yaitu penerapan

iptek untuk:

(1) Peningkatan status gizi masyarakat menuju pencapaian gizi seimbang

serta tumbuh kembang anak dalam rangka menjaga kualitas manusia

Indonesia.

(2) Pengembangan bahan baku obat untuk memperkuat struktur in-

dustri bahan baku farmasi nasional agar secara bertahap dan

berkesinambungan dapat mengurangi kebutuhan impor.

(3) Pengembangan obat bahan alam (OBA) melalui pemanfaatan

sumberdaya hayati Indonesia menjadi produk obat alami (herbal

terstandar, dan fitofarmaka) yang mempunyai nilai tambah, berkuali-

tas dan berdaya saing tinggi di tingkat lokal, regional maupun global.

(4) Pengembangan obat yang mempunyai khasiat preventif, kuratif dan

paliatif seperti, vaksin, serta obat terapeutik dan alat diagnostika

melalui pendekatan bioteknologi/protein rekombinan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 181 3/22/07 12:52:07 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(5). Pengendalian penyakit melalui deteksi dini, peningkatan dan pe-

meliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit,

serta pemulihan kesehatan.

(6). Penguasaan teknologi produksi dan perawatan alat kesehatan/ke-

dokteran untuk mengurangi ketergantungan impor serta kemandirian

operasional dan perawatannya.

(7). Penerapan teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano untuk

kesehatan dan kedokteran.

Untuk mewujudkan penguasaan teknologi, inovasi dan kemandirian

dalam Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan, diperlukan dukungan

riset sains dasar khususnya di bidang kimia, fisika, biologi, genetika dan

biomolekuler yang terkait dengan gizi, penyakit menular dan tidak menu-

lar, obat dan bahan pembantu obat, mekanisme kerja obat, produksi obat,

sumberdaya genetik, instrumentasi medik dan teknologi informatika.

Selain itu diperlukan juga riset-riset dasar dibidang sosial menyangkut

kesehatan seperti perilaku hidup sehat, jaminan sosial, kesetaraan akses

pelayanan kesehatan dasar, dan sistem informasi kesehatan.

3.6.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025

(a) Target Capaian Tahun 2009

Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kesehatan.

Target capaian tahun 2009 untuk program riset bidang gizi adalah

tersedianya peta permasalahan gizi di Indonesia; alat/metoda penilaian

status gizi yang cepat dan sahih untuk mengukur indikator pencapaian

program gizi seimbang; pemahaman hubungan antara gizi dan penyakit

degeneratif serta metoda pengumpulan dan analisis datanya; kebijakan

pangan & gizi yang mengarah pada peningkatan standar kualitas (aspek

nutrisi dan keamanan konsumsi); peningkatan pemahaman tentang

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 182 3/22/07 12:52:08 PM

���

aspek genetika masalah gizi; sistem komunikasi gizi untuk mencapai

Kadarzi; dan model intervensi kecamatan rawan gizi spesifik lokal.

Capaian hasil riset bidang obat bahan alam untuk tahun 2009

adalah: meningkatnya jumlah formula herbal terstandar (menjadi 50)

dan fitofarmaka (15); paket teknologi produksi obat dan diagnostika

berbasis protein rekombinan a.l. kit diagnostik dengue melalui sistem

yeast; human erythropoetin (hEPO), 2α-interferon dan antibodi M-12 melalui

sistem tanaman; paket teknologi produksi antibiotika, antikanker,

immunomodulator, antiinflamasi dari tanaman, mikroba dan biota

laut; diperoleh sejumlah mikroba potentisial (5 sp./thn) untuk produksi

antibiotik dan enzim untuk industri farmasi; paket teknologi ekstrak

terstandar tanaman obat unggulan yang ditetapkan BPOM (20 tanaman/

tahun); paket validasi farmakologi sediaan obat degeneratif dan anti

infeksi difokuskan pada antikanker, imunomodulator, kardiovaskuler,

sindrom metabolik, anti demam berdarah dan anti flu burung; dan

panduan uji stabilitas sifat biokimia dan fitokimia tanaman obat terpilih

difokuskan pada antikanker, imunomodulator, anti demam berdarah,

dan antiflu burung.

Target capaian pada tahun 2009 untuk bidang penyakit menular dan

tidak menular, serta pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

dipilah untuk masing-masing sub-bidang. Capaian untuk sub-bidang

riset penyakit menular adalah: kandidat vaksin yang murah, terjangkau,

dan praktis (dari injeksi diganti peroral); pemakaian Kit oleh Program;

metode pengobatan pharmacogenomic; Model Peringatan Dini KLB; dan

Model Community Base penanggulangan penyakit menular. Capaian untuk

sub-bidang riset penyakit tidak menular adalah: prototipe diagnostik

yang mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap agen/faktor

resiko penyebab kanker/penyakit kardiovaskuler /sindrom metabolik;

standardisasi diagnosis terutama untuk diagnosis molekuler (DNA) dan

monitoring; tersedianya metode pencegahan (KIE); metode diagnosis

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 183 3/22/07 12:52:08 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

tepat guna; dan mapping genetik penyebab kanker, faktor resiko penyakit

sindrom metabolik dengan polimorfisme genetik pada lokus-lokus

khromosom yang telah dicurigai seperti dilaporkan peneliti lain dari

bangsa Kaukasia yang belum tentu sama dengan bangsa Asia. Capaian

riset sub-bidang penyehatan lingkungan adalah: model pengendalian

vektor, reservoir dan penyakit; teknologi tepat guna untuk pengelolaan

limbah rumah tangga, yankes dan industri; serta model peningkatan

prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pemberdayaan ma-

syarakat.

Capaian pada tahun 2009 untuk riset bidang peralatan kesehatan

/kedokteran adalah: database tentang produk instrumen medik sistem

pemonitor pasien dan biosensor; prototipe alat kesehatan disposable berbasis

bahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask); prototipe alat

diagnosa kedokteran nuklir; kandidat biosensor untuk penyakit degeneratif

yang tervalidasi secara klinis; prototipe alat biosensor untuk deteksi materi

bioterorisme; sistem dan prosedur untuk evaluasi scanner ultrasonografi;

dan prototipe sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor

suhu dan kadar oksigen).

Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek

Target capaian program difusi dan pemanfaatan iptek pada tahun

2009 untuk riset bidang gizi adalah: Sistem Kewaspadaan Pangan dan

Gizi (SKPG) yang lebih efektif dan efisien; Posyandu ‘baru’ berbasis

pengukuran status gizi dan metoda intervensi yang sahih dan tepat guna;

dan Sistem surveillance gizi sentinel siap dipasang.

Untuk bidang obat bahan alam, capaian yang ditargetkan pada tahun

2009 adalah: diaplikasikannya teknologi ekstrak standar dari tanaman

obat oleh mitra industri; diaplikasikannya paket teknologi produksi

sediaan obat alami dengan indikasi khasiat antikanker, imunomodulator,

obat penyakit degeneratif, obat pemeliharaan kesehatan dan obat demam

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 184 3/22/07 12:52:08 PM

���

berdarah oleh mitra industri sehingga diharapkan dapat mencapai

50% dari nilai volume pasar obat di Indonesia; diaplikasikannya paket

teknologi produksi bahan baku obat berbasis fermentasi (antibiotika

generasi baru, penurun kolesterol, vitamin, hormon) oleh mitra industri;

diaplikasikannya teknologi produksi bahan baku obat dan bahan tambahan

(excipient) untuk pembuatan sediaan obat; meningkatnya jumlah industri

obat herbal yang menerapkan kaidah kualitas dan keamanan pakai

bagi konsumen; dan tumbuhnya industri obat berbasis bioteknologi

(antibiotika, diagnostika dengue, vaksin flu burung, interferon), melalui

lisensi dari perusahaan induk.

Target capaian program difusi dan pemanfaatan iptek pada tahun

2009 untuk bidang penyakit menular dan tidak menular, pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan adalah: ditemukannya populasi

resiko kanker tinggi, kardiovaskuler/sindrom metabolik; diterapkannya

teknik diagnostik dan prognostik untuk kanker, kardiovaskuler/ sindrom

metabolik; diperoleh prototipe vaksin atau biologi target untuk kanker,

kardiovaskuler/sindrom metabolik; dan tersedianya database nasional

untuk kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik yang dapat diakses oleh

pengguna yang memerlukannya.

Capaian untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran yang ditar-

getkan adalah: pelayanan dan konsultasi pemakaian dan operasional

alat kesehatan/kedokteran; dan penyelenggaraan pelatihan alat ke-

sehatan/kedokteran.

Program Penguatan Kelembagaan Iptek

Target capaian program penguatan kelembagaan iptek pada tahun

2009 untuk bidang gizi adalah terbentuk dan mantapnya Jejaring Iptek

Sadar Gizi.

Capaian untuk bidang obat bahan alam adalah: tersedianya labo-

ratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 185 3/22/07 12:52:08 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

(CPOB, CPOTB); dan peningkatan jumlah SDM yang memperoleh

pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja di industri maju (lokal atau

internasional).

Untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular, pengenda-

lian penyakit, dan penyehatan lingkungan, target capaian pada

tahun 2009 adalah: fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit

menular maupun tidak menular mulai dibangun dengan mengacu

pada aturan akreditasi dan sertifikasi WHO; fasilitas atau laboratorium

penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung),

emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dan sebagainya mulai dibangun

dan dilengkapi alat yang diperlukan; peningkatan kemampuan SDM

yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang

luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan melalui event

penting; sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan melalui aturan

regulasi yang berlaku; sistem manajemen iptek kesehatan terpadu

sudah disosialisasikan dan siap diterapkan; draft rancangan etika iptek

kesehatan sudah selesai; dan sudah disusun Tim Pengembangan

Indikator dan statistik iptek kesehatan dengan draft indikator sampai

dengan 2009.

Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

Target capaian program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi

pada tahun 2009 untuk bidang gizi adalah: tersusunnya formula lokal

(Indonesia) pangan untuk intervensi gizi; dan ketersediaan makanan

fungsional produk domestik yang dibutuhkan masyarakat untuk pe-

ningkatan gizinya.

Capaian untuk bidang obat bahan alam adalah: teknologi peningkatan

sistem produksi bahan baku farmasi dan obat alami melalui optimasi

proses; teknologi peningkatan produksi antibiotika generasi baru,

golongan obat gangguan metabolisme dan bahan baku obat lainnya

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 186 3/22/07 12:52:08 PM

���

melalui rekayasa optimasi strain (mutasi strain); dan teknologi peningkatan

produksi beberapa bahan baku obat yang diprioritaskan melalui rekayasa

molekuler biologi.

Untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular, pengen-

dalian penyakit, dan penyehatan lingkungan, target capaian pada

tahun 2009 adalah: teknologi deteksi dini untuk kanker, kardiovaskuler/

sindrom metabolik; teknologi diagnosis dan prognosis untuk kanker,

kardiovaskuler/sindrom metabolik; dan database kanker, kardiovaskuler/

sindrom metabolik.

Capaian untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran yang ditar-

getkan adalah tervalidasinya instumen kedokteran untuk diagnosa dan

terapi di rumah sakit pemerintah dan swasta.

(b) Sasaran pada Tahun 2025

Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kesehatan.

Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2025 untuk bidang gizi adalah:

penanganan berbagai masalah gizi dilakukan dengan perencanaan baik,

sesuai dengan perkembangan peta masalah yang ada dan dimutakhirkan;

penanggulangan masalah gizi didasarkan pada hasil penilaian status gizi

yang sahih; informasi gizi (dan faktor terkait) jangka panjang tersedia;

prevalensi keracunan pangan menurun drastis; penanganan berbagai

masalah gizi secara mendasar sesuai dengan hasil kajian aspek genetika

masalah gizi yang ada; dan peningkatan proporsi Kadarzi sebesar 75%

keluarga di Indonesia.

Untuk bidang obat bahan alam sasarannya adalah: obat bahan alam

hasil eksplorasi sumberdaya alam Indonesia sudah diproduksi dan

dipasarkan di Indonesia oleh industri lokal; mikroba yang ditemukan

dari SDA Indonesia sudah diberi nomenclature sebagai indigenous

Indonesia, dan dimanfaatkan untuk produksi obat golongan antibiotik,

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 187 3/22/07 12:52:08 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

vitamin, hormon dan enzim untuk industri farmasi; semua tanaman

obat unggulan dan tanaman obat lainnya sudah memiliki nilai standar

sesuai yang ditetapkan oleh BPOM atau referensi baku lainnya;

terintegrasikannya obat alami dari herbal maupun sumberdaya alam

lainnya yang sudah divalidasi melalui kajian fitokimia, uji farmakologi

(uji khasiat dan toksisitas praklinik maupun klinik untuk obat herbal

terstandar dan fitofarmaka) ke dalam pelayanan kesehatan formal, serta

menjadi alternatif dan komplementer dengan pengobatan modern; dan

tercapainya kemandirian dan ketersediaan obat dan sediaan farmasi

berbasis bioteknologi atau protein rekombinan untuk upaya preventif,

dan kuratif seperti kit diagnostika vaksin, antibodi, sera serta obat-

obatan untuk penyakit menular dan tidak menular. Diharapkan tahun

2025 kebutuhan obat dan sediaan farmasi dari impor dapat dikurangi

secara signifikan (dari 95% impor menjadi hanya 50% impor).

Sasaran hasil riset pada tahun 2025 untuk bidang penyakit menular

dan tidak menular, serta pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan dipilah untuk masing-masing sub-bidang. Sasaran sub-

bidang penyakit menular adalah: penggunaan vaksin secara merata dan

penurunan kejadian penyakit menular, pencegahan KLB; pemakaian

teknik terbaru pada semua rumah sakit besar/rujukan; dan penggunaan

antimikroba rasional dan tepat. Sasaran untuk sub-bidang penyakit

tidak menular adalah: penurunan insiden penyakit kanker dan sindrom

metabolik; data epidemiologik penduduk atau daerah yg mempunyai

risiko tinggi; teknik tepat dan akurat dengan para ahli yg bertaraf

international; pola DNA/genom bangsa Indonesia dari lokus-lokus yang

merupakan faktor risiko dan gen-gen rentan (susceptible genes) timbulnya

penyakit kanker dan sindrom metabolik; pencegahan penyakit kanker

berbasis biomolekuler; kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko

dengan pengaturan pola makan, gaya hidup dan lingkungan (biohazard);

dan diagnosis lebih cepat dan tepat yang dapat diterapkan di Rumah

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 188 3/22/07 12:52:09 PM

���

Sakit. Sasaran untuk sub-bidang penyehatan lingkungan adalah: model

pengendalian vektor, reservoir dan penyakit; teknologi tepat guna

untuk pengelolaan limbah rumahtangga, yankes dan industri; dan

Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan

mengembangkan model-model pemberdayaan masyarakat yang mandiri

dan mampu mencari solusi permasalahan yang timbul.

Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2025 untuk riset bidang

peralatan kesehatan /kedokteran adalah: instrumentasi medik untuk

diagnosa dan terapi kesehatan sudah dibuat dengan kemampuan dan

sumberdaya lokal; biosensor pemeriksaan penyakit degeneratif sudah

dikomersialkan baik lokal maupun ekspor; kemampuan nasional sistem

deteksi materi bioterorisme; produksi lokal untuk sistem pemonitor pasien

(alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen); kemandirian

produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory

bag, respiratory mask); kemandirian produksi alat diagnosa nuklir PET-CT;

produksi instrumentasi medik terpilih dan suku cadangnya sesuai dengan

prioritas dan kebutuhan pengguna; sistem standarisasi alat kesehatan/

kedokteran sudah terbangun; dan kemandirian pengoperasian dan

perawatan instrumentasi medik baik pada perangkat keras (hardware),

maupun perangkat lunak (software).

Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek

Sasaran program difusi dan pemanfaatan iptek yang ingin dicapai

pada tahun 2025 untuk bidang gizi adalah: intervensi pangan dan gizi

berbasis data SKPG dan mekanisme tanggap dini masalah pangan dan

gizi di lapangan sebagai bagian integral sistem perbaikan gizi; Posyandu

menjadi ujung tombak program, melalui program ”Dokter Keluarga”

(Family Physician); serta surveillance gizi sentinel telah dikerjakan selama

20 tahun dan dapat dipergunakan sebagai basis pengambilan keputusan

program gizi.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 189 3/22/07 12:52:09 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

Sasaran tahun 2025 untuk bidang obat bahan alam adalah: produk

sediaan obat herbal menjadi produk komplementer obat modern,

diresepkan oleh dokter dan ditanggung oleh asuransi kesehatan;

peralihan pola industri farmasi dari trading ke manufacturing sehingga

tercapai kemandirian produksi bahan baku obat esential, bahan baku

tambahan, obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi baru,

penurun kolesterol, vitamin), vaksin, diagnostika, dan sera sehingga

mampu mencukupi kebutuhan lokal; serta meningkatnya jumlah industri

farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dengan penerapan

teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano.

Sasaran untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular,

pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan adalah: jumlah pen-

derita kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik di Indonesia menurun

dan dapat dicegah; angka kesakitan dan kematian kanker, kardiovaskuler/

sindrom metabolik menurun; diaplikasikannya vaksin produksi lokal

untuk kanker, serta obat berbasis biologi molekuler untuk kardiovaskuler/

sindrom metabolik; dan database berbasis teknologi IT berisi peta profil

penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/sindrom metabolik sudah

dipakai secara luas dan dapat diakses secara online di semua center di

Indonesia.

Untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran, sasaran tahun 2025

adalah: peningkatan kemampuan Rumah Sakit baik pemerintah maupun

swasta untuk pengoperasian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran;

dan kemandirian nasional untuk produksi alat kesehatan/kedokteran

terpilih serta suku cadangnya.

Program Penguatan Kelembagaan Iptek

Sasaran program penguatan kelembagaan iptek pada tahun 2025

untuk bidang gizi adalah mantapnya mekanisme penyusunan program

gizi berbasis Iptek

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 190 3/22/07 12:52:09 PM

���

Untuk bidang obat bahan alam, sasarannya pada tahun 2025 ada-

lah: terbangun industri biofarmasi yang memproduksi obat berbasis

bioteknologi dan mampu mencukupi kebutuhan lokal untuk obat, vaksin

dan diagnostika; dan integrasi pemakaian obat alami dalam sistem

pelayanan kesehatan formal, baik sebagai alternatif maupun komplementer

obat modern dan dijamin oleh sistem asuransi kesehatan.

Sasaran untuk tahun 2025 untuk bidang penyakit menular, penyakit

tidak menular, pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan

adalah: tersedianya fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit

menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh

WHO; tersedianya fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit

baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC,

Polio) yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai;

terbangun jejaring antar pelaku kesehatan (SDM), Jaringan Kesehatan

Nasional, meliputi kegiatan, pertukaran informasi, pengetahuan dan

pengalaman serta kerjasama penelitian dan aplikasinya; tersedia dan

diaplikasikan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat

memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien;

sistem manajemen iptek kesehatan terpadu sudah terbangun dan

diaplikasikan secara nasional; etika iptek kesehatan sudah diaplikasikan

secara nasional; dan tersedia indikator dan statistik iptek kesehatan

nasional yang dimutakhirkan datanya secara rutin.

Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.

Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi menetapkan

sasaran untuk bidang gizi pada tahun 2025 adalah penanggulangan

masalah gizi dalam bentuk intervensi pangan yang layak produksi dan

konsumsi; serta swasembada makanan fungsional.

Sasaran untuk bidang obat bahan alam adalah: meningkatnya

volume pemakaian obat produksi lokal (sampai dengan 25% dari total

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 191 3/22/07 12:52:09 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

konsumsi obat) baik obat alami, obat berbasis bioteknologi dan sediaan

farmasi lainnya dalam sistem pelayanan kesehatan formal.

Untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran, sasaran yang ingin

dicapai pada tahun 2025 adalah kemampuan nasional bidang teknologi

produksi alat kesehatan atau suku cadang (spare part) untuk beberapa

instrumen yang pemakaiannya sangat diperlukan.

3.6.4. Program

Program riset kesehatan tentu perlu didukung oleh tiga program

lainnya, yakni program difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan

kelembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

Bidang riset kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan permasalahan

nyata yang dihadapi sektor kesehatan pada saat ini, yakni: (a) gizi; (b) obat

bahan alam; (c) penyakit menular, penyakit tidak menular, pengendalian

penyakit, dan penyehatan lingkungan; serta (d) peralatan kesehatan /

kedokteran.

(a) Gizi

Permasalah kesehatan yang terkait dengan status gizi masyarakat

masih sangat aktual di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan riset

tentang gizi, mencakup: (1) masalah kekurangan gizi (makro-mikro) dan

kelebihan gizi; (2) pengembangan teknologi penilaian status gizi yang

cepat dan sahih; (3) hubungan gizi dan penyakit degeneratif; (4) ke-

racunan makanan; (5) aspek genetika masalah gizi di Indonesia; dan

(6) teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi

(KADARZI).

Dukungan sains dasar ilmu genetika dan biomolekuler diperlukan

untuk mendukung program gizi serta penyusunan model matematika

untuk tatacara sensus ekonomi dan status gizi. Selain itu, pendekatan

sosial kemanusiaan untuk merubah paradigma masyarakat tentang

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 192 3/22/07 12:52:09 PM

���

perlunya penerapan pola diet menuju gizi seimbang juga perlu dila-

kukan.

Agar hasil riset yang dilakukan dapat diadopsi oleh masyarakat atau

pihak pengguna lainnya, maka perlu ditunjang dengan kegiatan difusi

iptek yang mencakup: (1) pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan

& Gizi (SKPG) yang tepat guna; (2) revitalisasi Posyandu sebagai basis

pemantauan gizi keluarga; dan (3) pengembangan sistem surveillance

sentinel gizi dan penyakit degeneratif. Selain itu perlu dikembangkan dan

diperkuat lembaga iptek sadar gizi di tingkat nasional, maupun daerah.

Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diimplementasikan dalam

bentuk: (1) pengembangan formula dan produk intervensi gizi yang efektif

dan efisien; dan (2) pengembangan makanan fungsional Indonesia.

(b) Bahan Baku Obat dan Obat Bahan Alam

Kebutuhan obat secara nasional masih sangat bergantung pada

bahan baku obat impor; sedangkan dari sisi lain kekayaan biodiversitas

yang dimiliki Indonesia sangat potential untuk dikelola sebagai sumber

obat bahan alam (OBA). Kenyataan ini melandasi perlunya dilakukan

riset tentang: (1) teknologi protein rekombinan untuk produksi obat

dan sediaan farmasi melalui sistem yeast, sel mamalia dan tanaman;

(2) senyawa bioaktif dari bahan alam; (3) skrining mikroba potential

penghasil senyawa aktif untuk bahan baku farmasi (antibiotik dan

enzim); (4) teknologi ekstrak standar dari tanaman obat untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku obat bahan alam (herbal terstandar

dan fitofarmaka); (5) teknologi uji praklinis (uji khasiat dan toksisitas)

pada tanaman obat terpilih; dan (6) pengujian stabilitas biokimia dan

karakterisitik fitokimia tanaman obat terpilih.

Aplikasi ilmu genetika dan biomolekuler dalam bidang sains dasar

diperlukan untuk mendukung pengembangan obat berbasis protein

rekombinan, baik untuk obat, diagnostik maupun vaksin, dengan

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 193 3/22/07 12:52:09 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

memperhatikan bioetika dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Selain

itu aplikasi ilmu kimia material, kimia proses, kimia analitik, kimia fisika,

bioproses diperlukan untuk pengembangan obat bahan alam berbasis

sintesis kimia, biosintesis, ekstraksi dan fermentasi. Untuk mendukung

program pengembangan obat bahan alam diperlukan biodiversitas yang

memadai, bioinformatika serta manajemen pengelolaan sumberdaya

hayati dan lingkungan .

Kegiatan riset ini perlu didukung dengan upaya difusi dan pemanfaatan

iptek, berupa: (1) aplikasi paket teknologi produksi obat herbal, obat

bahan alam, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta

beberapa obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi batu, vitamin,

antikolestrol, enzim) oleh mitra industri; dan (2) pemberdayaan industri

obat herbal, obat bahan alam, bahan baku obat dan bahan tambahan

(excipient) serta obat berbasis bioteknologi, genomik dan proteomik.

Penguatan kelembagaan dilakukan dengan: (1) peningkatan sarana

laboratorium bioteknologi, farmasi, medika ketingkat CPOB (Cara Pro-

duksi Obat yang Baik); dan (2) peningkatan kompetensi SDM bidang

teknologi produksi obat melalui training dan magang baik lokal maupun

internasional (3) peningkatan komunikasi tentang kebijakan sistem

kesehatan nasional, pelayanan kesehatan, dan kebijakan riset serta hasil-

hasil penelitian pengembangan obat bahan alam diantara lembaga-

lembaga terkait untuk mendorong pemanfaatan dan pengakuan obat

bahan alam dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diimplementasikan

melalui kegiatan: (1) percepatan trasnformasi industri bahan baku

farmasi, obat alami dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan;

(2) peningkatan teknologi sistem produksi bahan baku farmasi, obat

alami dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan; dan (3)

peningkatan teknologi produksi bahan baku obat secara fermentasi,

biosintesa dan rekayasa genetika.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 194 3/22/07 12:52:10 PM

���

(c) Penyakit menular, penyakit tidak menular, pengendalian penyakit

dan penyehatan lingkungan.

Masalah penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan

lingkungan masih merupakan isu penting. Kegiatan riset yang perlu

dilakukan untuk mencari solusi teknologi atas permasalahan kesehatan

ini adalah: (1) pengembangan kandidat vaksin dan kit diagnostika

potensial untuk pengendalian penyakit menular (Malaria, TB, Dengue,HIV,

SARS/Flu Burung/H5IN); (2) teknologi deteksi dini dan prognosis kanker

maupun penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik; (3) teknologi

pencegahan penyakit kanker, kardivaskular dan penyaklit metabolik

melalui aplikasi vaksin dan berbasis sel target; (4) teknologi informasi

untuk membuat database kanker dan penyakit kardiovaskuler/sindrom

metabolik; (5) model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit; (6)

teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumah tangga, yankes

dan industri; dan (7) Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS).

Dalam bidang sains dasar aplikasi ilmu genetika dan biomolekuler

diperlukan untuk memahami proses dan mekanisme penyakit menular,

degeneratif, emerging dan reemerging.

Sedangkan untuk merubah paradigma masyarakat dari penanggu-

langan dan pengendalian penyakit menjadi promosi sehat secara holistik,

diperlukan pendekatan sosial kemanusiaan melalui Model Peningkatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan difusi iptek diarahkan kepada: (1) aplikasi, diseminasi dan

komersialisasi teknologi kesehatan untuk deteksi dini dan prognosis

penyakit kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik, serta deteksi

penyakit berbasis sel target; (2) aplikasi teknologi diagnosis dan prognosis

kanker/penyakit kardiovaskuler dan metabolik untuk diseminasi dan

komersialisasi untuk pencapaian standar dan mutu produk; (3) aplikasi,

diseminasi dan komersialisasi teknologi pencegahan penyakit menular

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 195 3/22/07 12:52:10 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

dan tidak menular melalui pemasyrakatan cara hidup sehat dan aplikasi

vaksin; (4) aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi informasi

untuk membuat database, peta, profil penyakit kanker dan penyakit

kardiovaskuler/ sindrom metabolik; dan (5) peningkatan apresiasi dan

kesadaran masyarakat tentang upaya pemeliharaan kesehatan.

Kegiatan untuk penguatan kelembagaan untuk mendukung kegiatan

riset ini adalah: (1) pembangunan fasilitas atau laboratorium deteksi

dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan

tersertifikasi oleh WHO; (2) pembangunan fasilitas atau laboratorium

penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung),

emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan

fasilitas dan peralatan yang memadai; (3) peningkatan kompetensi SDM

bidang kesehatan melalui pendidikan, pelatihan, seminar, workshop dan

sebagainya, serta pertukaran informasi dan kemampuan iptek kesehatan

antar pelaku dan praktisi kesehatan; (4) penyempurnaan sistem insentif

dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan

kesehatan secara optimal, efektif dan efisien; (5) pengembangan

sistem managemen iptek kesehatan terpadu; (6) peningkatan etika

iptek kesehatan; dan (7) pengembangan indikator dan statistik iptek

kesehatan

(d) Alat Kesehatan/Kedokteran

Untuk menjamin ketersediaan peralatan kesehatan/kedokteran

dan mengurangi ketergantungan pada impor, maka sangat perlu untuk

dilakukan upaya untuk mengembangkan teknologi kesehatan sebagai

berikut: (1) teknologi instrumentasi medik untuk diagnostika dan terapi

kesehatan; (2) teknologi produksi alat kesehatan disposable berbahan baku

lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask) untuk mengurangi kebutuhan

impor; (3) biosensor untuk pemeriksaan penyakit degeneratif (diabetes,

asam urat, kholesterol, dll); (4) biosensor untuk menangkal bioterorisme; (5)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 196 3/22/07 12:52:10 PM

���

prototip sistem pemonitor pasien, difokuskan pada alat respirasi, EKG,

alat monitor suhu dan kadar oksigen; (6) teknologi diagnosa kedokteran

nuklir (PET-CT); (7) sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner

ultrasonografi; (8) perekayasaan untuk peningkatan fungsi instrumentasi

medik; (9) standardisasi alat kesehatan/kedokteran; dan (10) teknologi

produksi perangkat keras dan spare part-nya serta operasional perangkat

lunak alat kesehatan/kedokteran.

Aplikasi biofisika dan instrumentasi sebagai bagian dari sains

dasar diperlukan untuk mendukung pengembangan biosensor, sistem

pemonitor pasien, dan perangkat lunak untuk modalitas terapi. Selain

itu juga diperlukan perekayasaan instrumentasi medik, standardisasi

dan kalibrasi alat kesehatan kedokteran.

Kegiatan program difusi dan pemanfaatan iptek yang mendukung

adalah: (1) penyediaan jasa konsultasi dan pelatihan pemakaian dan

perawatan alat kesehatan/kedokteran; dan (2) aplikasi hasil litbang

produksi perangkat keras dan perangkat lunak oleh industri alat kese-

hatan/kedokteran. Penguatan kelembagaan dilakukan melalui: (1) pe-

ngembangan fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan

alat kesehatan/kedokteran; dan (2) pengembangan dan penerapan

kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran

dan unit pendidikan terkait. Selain itu, sebagai pendukung, perlu di-

lakukan upaya peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, berupa:

(1) pengembangan pranata regulasi alat kesehatan/kedokteran; dan

(2) audit teknologi instumentasi medik untuk terapi dan diagnosa

kesehatan.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 197 3/22/07 12:52:10 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

(1) Penelitian berbagai masalah gizi: gizi kurang (makro-mikro) dan gizi lebih

Tersedianya peta permasalah gizi di Indonesia

Sudah terciptanya kondisi sadar gizi serta gizi seimbang pada masyarakat.

Penanganan berbagai masalah gizi dilakukan dengan perencanaan baik, sesuai dengan perkembangan peta masalah yang ada & dimutakhirkan

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri (Swasta). Pengguna a.l.: Industri pangan, RS Ibu dan Anak, Industri Makanan Fungsional

AGIzI

(2) Pengembangan teknologi penilaian status gizi yang cepat dan sahih

Tersedianya alat/ metoda penilaian status gizi yang cepat dan sahih

Tersedianya model intervensi kecamatan rawan gizi spesifik lokal

Penanggulangan masalah gizi didasarkan pada hasil penilaian status gizi yang sahih

(3) Penelitian hubungan gizi dan penyakit degeneratif

Pemahaman hubungan antara gizi dan penyakit degeneratif serta metoda pengumpulan dan analisis datanya

Informasi gizi (dan faktor terkait) jangka panjang tersedia

(4) Penelitian keracunan makanan

Kebijakan pangan & gizi yang mengarah pada peningkatan standar kualitas (aspek nutrisi dan keamanan konsumsi)

Prevalensi keracunan pangan menurun drastis

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 198 3/22/07 12:52:10 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Penelitian dasar genetika dan biomolekuler dalam program gizi

Dihasilkannya pola genetik yang terkait dengan gizi

Tersedianya data-data awal nutrigenomics

Penanganan berbagai masalah gizi secara mendasar sesuai dengan hasil kajian aspek genetika masalah gizi yang ada

Pelaksana a.l.: LPND, Universitas, Litbangkes

(6) Pengembangan model matematika untuk sensus ekonomi dan status gizi

Dihasilkannya model matematika sensus ekonomi dan status gizi Indonesia

Tersedianya data awal sensus ekonomi dan status gizi Indonesia

Terkasedianya data lengkap sensus ekonomi dan status gizi

Pelaksana a.l.: LPND, Universitas, Litbangkes

(7) Pengembangan teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Tersusunnya sistem komunikasi gizi untuk mencapai Kadarzi

Peningkatan proporsi Kadarzi sebesar 75% keluarga di Indonesia

BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM

(1) Penelitian dan pengembangan senyawa bioaktif dari bahan alam.

Paket teknologi produksi antibiotika, antikanker, immuno-modulator, antiinflamasi dari biota laut (spons, fungi dan mikroba) dan tanaman;

Meningkatnya temuan senyawa aktif peng-hasil antibiotika dan antikanker dari SDA Indonesia

Obat bahan alam hasil eksplorasi sumberdaya alam Indonesia sudah diproduksi dan dipasarkan di Indonesia oleh industri lokal.

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l.: Industri farmasi, Industri Obat Alami, Industri Makanan Fungsional

(2) Skrining mikroba potential penghasil senyawa aktif untuk bahan baku farmasi (antibiotik, antikanker, enzim).

Diperoleh sejumlah mikroba potentisial (5 sp./thn) untuk produksi antibiotik dan enzim untuk industri farmasi;

Meningkatnya temuan strain penghasil anti-biotika dan antikanker dari SDA Indonesia

Mikroba yang ditemukan dari SDA Indonesia sudah diberi nomenclature sebagai indigenous Indonesia, dan dimanfaatkan untuk produksi obat antibiotik dan enzim untuk industri farmasi

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 199 3/22/07 12:52:11 PM

�00 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Penelitian dan pengembangan produksi obat dan diagnostik melalui bioteknologi

Paket teknologi produksi obat dan alat diagnostik (Kit Diagnostk dengue; Human Erythropoetin (hEPO), 2-Interferon dan antibodi M-12, dll) melalui bioteknologi

Diproduksinya obat dan alat diagnostik melalui pendekatan bioteknologi baik melalui lisensi dan transfer teknologi dari negara industri maju maupun hasil riset sendiri.

Tercapainya kemandirian dan ketersediaan obat dan alat diagnostik melalui pendekatan bioteknologi untuk upaya preventif, kuratif dan paliatif

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l. : Industri farmasi, Industri Obat Alami, Industri Biofarmasi

(4) Pengembangan teknologi ekstrak standar dari tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat alami (herbal terstandar dan fitofarmaka).

Paket teknologi ekstrak standar tanaman obat unggulan yang ditetapkan BPOM (20 tanaman/tahun);

Meningkatnya jumlah simplisia dan ekstrak terstandar untuk produk herbal standar dan fitofarmaka

Semua tanaman obat unggulan dan tanamn obat lainnya sudah memiliki nilai standar sesuai yang ditetapkan oleh BPOM atau referensi baku lainnya.

(5) Pengembangan teknologi uji praklinis (Uji khasiat dan toksisitas) dan uji klinis tanaman obat terpilih

Paket uji praklinis dan klinis sediaan OBA untuk penyakit infeksi dan non infeksi, seperti demam berdarah, flu burung, antikanker, imunomodulator, kardiovaskuler, sindrom metabolik, dll

Meningkatnya pemakaian dan keper-cayaan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang OBA (herbal terstandar, fitofarmaka) baik melalui pengobat-an sendiri maupun melalui resep dokter

Terintegrasikannya OBA, baik dari herbal maupun sumberdaya alam lainnya ke dalam SISYANKES dan SISKESNAS sebagai terapi komplementer pengobatan modern

(6) Pengujian stabilitas biokimia dan karakterisitik fitokimia tanaman obat terpilih

Panduan uji stabilitas sifat biokimia dan fito-kimia tanaman obat terpilih difokuskan pada penyakit infeksi dan noninfeksi, seperti demam berdarah, flu burung, kanker, imuno-modulator, dll

Meningkatnya jumlah tanaman obat yang sudah dikarakterisasi sifat-sifat fitokimianya sebagai alat bantu penentuan kandung-an (standardisasi) senyawa aktifnya.

Standardisasi dan karakterisasi sifat fitokimia tanaman obat sudah diterapkan secara lebih luas lagi pada berbagai tanaman obat.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 200 3/22/07 12:52:11 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN

(1) Pengembangan kandidat vaksin dan kit diagnostika potensial untuk pengendalian penyakit menular (Malaria, TB, Dengue, HIV, SARS/Flu Burung/H5IN)

Pemakaian Kit diagnos-tik oleh Program sertatersedianya kandidat vaksin, yang murah terjangkau dan peng-gunaan yg praktis (dari injeksi diganti peroral).

Meningkatnya jumlah temuan vaksin dari sumberdaya lokal atau jumlah produk vaksin secara lisensi

Penyakit menular (Malaria, TB, Dengue, HIV, SARS/Flu Burung/H5IN) sudah bisa dikendalikan dan tersedia vaksin serta kit diagnostikanya

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Yankes, Klinik, Tenaga medis, Masyarakat pada umumnya

(2) Pengembangan teknologi deteksi dini dan prognosis kanker/penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik

Pemakaian Kit diag-nostik oleh Program; serta pengobatan pharmakogenomik

Meningkatnya jumlah dan kemampuan produksi diagnostika berbasis sumberdaya lokal.

Angka insidensi kanker di Indonesia menurun, tersedia peralatan dan teknologi serta SDM kompeten di seluruh Indonesia

(3) Pengembangan teknologi pencegahan penyakit kanker, kardivaskular dan penyakit metabolik melalui aplikasi vaksin dan berbasis sel target.

Ketersediaan mapping genetik untuk kanker, penyakit kardiovaskuler/ simbol metabolik untuk pengembangan biologi target dan vaksin

Meningkatnya jumlah dan kemampuan produksi vaksin berba-sis sumberdaya lokal

Ketersediaan biologi target dan vaksin untuk kanker, penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik di Indonesia

(4) Pengembangan teknologi IT untuk membuat database kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik

Diperoleh database kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik

Meningkatnya akses database kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik oleh user sebagai indikasi pentingnya database tersebut sebagai piranti medis.

Dimanfaatkannya database kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik secara luas oleh masyarakat medis.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 201 3/22/07 12:52:12 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(5) Pengembangan model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit;

Tersedianya model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit;

Pengendalian vektor, reservoir dan penyakit memberikan hasil lebih baik

Sistem pengendalian vektor, reservoir dan penyakit sudah baku

(6) Pengembangan teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumahtangga, yankes dan industri;

Tersedianya teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumah tangga, yankes dan industri;

Pengelolaan limbah rumah tangga, YanKes, dan industri semakin baik.

Limbah rumah tangga, Pelayanan Kesehatan dan Industri sudah dapat tertangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

(1) Pengembangan teknologi instrumentasi medik dan suku cadangnya untuk diagnostika dan terapi kesehatan

Tersedia database tentang produk instru-men medik dan suku cadangnya sistem pemonitor pasien dan biosensor.

Meningkatnya kemam-puan tenaga medis dalam pemakaian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran.

Instrumentasi medik untuk diagnosa dan terapi kesehatan sudah dibuat dengan kemampuan dan sumberdaya lokal

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta). Pengguna a.l.: Industri Alat Kese-hatan/kedokteran, Rumah Sakit, Klinik

DALATKESEHATAN

(2) Pengembangan teknologi diagnosa kedokteran nuklir PET-CT

Diperoleh prototipe alat diagnosa kedokteran nuklir PET-CT

Alat diagnosa kedok-teran nuklir PET-CT diaplikasikan di rumah sakit.

Kemandirian produksi alat diagnosa nuklir PET-CT.

(7) Pengembangan model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui pendekatan sosial kemanusiaan

Tersedianya model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)

Meningkatnya PHBS di masyarakat

PHBS sudah menjadi pola tetap dan diikuti secara disiplin oleh semua masyarakat Indonesia

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 202 3/22/07 12:52:12 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(4) Pengembangan prototip sistem pemonitor pasien, difokuskan pada alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen.

Diperoleh prototip sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen).

Prototip sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen) diujikan di RS

Kemampuan produksi lokal untuk sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen).

(5) Pengembangan teknologi produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal untuk mengurangi kebutuhan impor.

Diperoleh prototip alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask).

Prototip alat kesehatan disposable berbahan baku lokal tersebut diterima dan diaplika-sikan di RS

Kemandirian produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask).

(6) Pengembangan sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi.

Tersedianya sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi.

Sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi diterap-kan secara baik

Sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi diterapkan secara baik

(7) Pengembangan teknik standardisasi dan kalibrasi alat kesehatan/kedokteran

Diperolehnya teknik stadardisasi dan kalibrasi beberapa alat kesehatan/kedokteran

Standaraisasi dan ka-librasi alat kesehatan/kedokteran menjadi bagian penting dari pengguna

Sistem Standarisasi dan kalibrasi alat kesehatan/kedokteran sudah terbangun

AgendA Riset

(3) Penelitian dan pengembangan biosensor untuk deteksi materi bioterorisme dan penyakit degeneratif

Diperoleh kandidat biosensor untuk deteksi bakteri antrax dan marker penyakit degeneratif

Kandidat Biosen-sor hasil penelitian lokal tersebut mulai diaplikasikan.

Kemampuan nasional sistem deteksi materi bioterorisme dan penyakit degeneratif

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 203 3/22/07 12:52:13 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

II PROGRAM KEGIATAN DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK

(1) Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi (SKPG) yang tepat guna

SKPG yang lebih efektif dan efisien

SKPG yang lebih efektif dan efisien sudah diaplikasikan

Intervensi pangan & gizi berbasis data SKPG dan mekanisme respons dini masalah pangan dan gizi di lapangan; Sebagai bagian integral sistem perbaikan gizi

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Univer-sitas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l.: Rumah Sakit, Klinik, Tenaga medis, Masyarakat pada umumnya

AGIzI

(2) Revitalisasi Posyandu sebagai basis pemantauan gizi keluarga

Posyandu “baru” berbasis pengukuran status gizi dan metoda intervensi yang sahih & tepat guna.

Posyandu semakin disadari sebagai instrumen penting untuk pemantauan gizi keluarga

Posyandu menjadi ujung tombak program.

(3) Pengembangan sistem surveillance sentinel gizi dan penyakit degeneratif

Sistem surveillance gizi sentinel siap dipasang

Diaplikasikannya sistem surveillance gizi sentinel.

Surveillance gizi sentinel telah dikerjakan selama 20 tahun dan dapat diper-gunakan sebagai basis pengam-bilan keputusan program gizi.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 204 3/22/07 12:52:13 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM

(1) Aplikasi paket teknologi produksi OBA, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta beberapa obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi batu, vitamin, antikolestrol, enzim), oleh mitra industri.

Diaplikasikannya teknologi ekstrak stan-dar dari tanaman obat oleh mitra industri;

Meningkatnya jumlah industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Produk sediaan obat herbal menjadi produk komplementer obat modern, diresepkan oleh Dokter dan di”cover” oleh Asuransi Kesehatan

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).

Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.

(2) Pemberdayaan industri OBA, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta obat berbasis bioteknologi, genomik dan proteomik

Diaplikasikannya paket teknologi produksi se-diaan obat herbal untuk indikasi antikanker, imunomodulator dan obat demam berdarah oleh mitra industri;

Meningkatnya produk sediaan obat herbal untuk indikasi anti-kanker, imunomodula-tor dan obat demam berdarah

Diaplikasikannya paket teknologi produksi ba-han baku obat berbasis fermentasi (antibiotika generasi baru, penurun kolesterol, vitamin) oleh mitra industri;

Meningkatnya kesada-ran dan kepercayaan industri lokal untuk beralih dari trading ke arah manufacturing untuk obat berbasis bioteknologi, bahan baku obat dan bahan tambahan.

Terjadinya shifting (peralihan) pola industri farmasi dari trading ke manufacturing sehingga tercapai kemandirian produksi bahan baku obat esential, bahan baku tambah-an, obat berbasis bioteknologi (anti-biotika generasi baru, penurun kolesterol, vitamin), vaksin, diagnostika dan sera sehingga mampu mencukupi kebutuhan lokal

Diaplikasikannya teknologi produksi bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) untuk pem-buatan sediaan obat

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 205 3/22/07 12:52:13 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

­­ INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

Tumbuhnya industri obat berbasis bioteknologi (antibiotika, diagnostika dengue, vaksin flu burung, interferon), melalui lisensi dari perusahaan induk.

Meningkatnya jumlah industri farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi

Meningkatnya jumlah industri farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dengan penerapan teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano.

CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN

(1) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi kesehatan untuk deteksi dini dan prognosis penyakit kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik, serta deteksi penyakit berbasis sel target.

Ditemukannya popu-lasi high risk kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik;

Meningkatnya kesada-ran masyarakat untuk melalukan deteksi dini penyakit kanker kardiovaskuler dan sin-drom metabolik sudah diterapkan secara

Jumlah penderita kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik di Indonesia menurun ;

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).

Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.

(2) Aplikasi teknologi diagnosis dan prognosis kanker/penyakit kardiovaskuler dan metabolik untuk diseminasi dan komersialisasi untuk pencapaian standar dan mutu produk

Diterapkannya teknik diagnostik dan prog-nostik untuk kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik

Meningkatnya pene-muan penyakit pada stadium lebih dini

Angka kesakitan dan kematian kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik menurun

(3) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi pencegahan penyakit menular dan tidak menular

Diterapkannya teknologi pencegahan penyakit menular dan tidak menular, seperti vaksin, dll.

Diaplikasikannya vaksin produksi lokal untuk kanker, serta obat berbasis biologi molekuler untuk kar-diovaskuler/ sindrom metabolik;

Menurunnya insidensi penyakit menular dan tidak menular di Indonesia

Pelaksana a.l.: Industri, LPND, Litbangkes, Universitas, RS, Puskesmas

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 206 3/22/07 12:52:14 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

DALATKESEHATAN

(4) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik.

Diterapkannya teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penya-kit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik.

Dimanfaatkannya teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik diaplikasikan

Database berbasis teknologi IT berisi peta profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik sudah dipakai secara luas dan dapat diakses secara online di semua center di Indonesia

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).

Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.

(5) Diseminasi perubahan paradigma hidup sehat secara holistik

Mengubah pandangan masyarakat dari pendekatan pengobat-an penyakit ke pen-dekatan pemeliharaan kesehatan secara holistik

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan secara holistik

Terbangunnya perubahan paradigma pada masyarakat dari pendekatan pengobatan penyakit ke pendekatan pemeliharaan kesehatan secara holistik

(1) Penyediaan jasa konsultasi dan pelatihan pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran

Pelayanan dan konsultasi pemakaian dan operasional alat kesehatan/kedokteran

Meningkatnya pemanfaatan jasa konsultasi dan pelatih-an pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedook-teran

Peningkatan kemampuan Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta untuk pengoperasian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l.: Industri Alat Kese-hatan/kedokteran, Rumah Sakit, Klinik

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 207 3/22/07 12:52:14 PM

�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(2) Aplikasi hasil litbang produksi perangkat keras dan perangkat lunak oleh industri alat kesehatan/kedokteran

Penyelenggaraan pela-tihan alat kesehatan/kedokteran

Pelatihan alat kesehatan/kedokteran menjadi kegiatan rutin

Kemandirian nasional untuk produksi beberapa alat kesehatan/kedokteran terpilih serta sparepart

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 208 3/22/07 12:52:14 PM

�0�

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

III PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK

(1) Pengembangan Lembaga IPTEK sadar gizi di pusat & daerah

Terbentuk dan mantap-nya Jejaring IPTEK Sadar Gizi

Jejaring IPTEK Sadar Gizi sudah operasional

Mantapnya mekanisme penyusunan program gizi berbasis IPTEK

Pelaksana : Depkes; Pengguna : Masyarakat

AGIzI

(2) Pendekatan sosial kemanusiaan untuk merubah paradigma hidup sehat menuju pola gizi seimbang

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang paradigma hidup sehat

Tersedianya konsep paradigma hidup sehat menuju pola gizi seimbang

Terpenuhinya Nilai Kebutuhan /Kecukupan Gizi

Pelaksana a.l.: KNRT, Diknas, Depkes, Deptan, Puskesmas, Posyandu, Pemda, Universitas

BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM

Peningkatan sarana laboratorium biotek, farmasi, medika ketingkat GMP (COPB, CPOTB)

Tersedianya laboratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP (CPOB, CPOTB);

Tersedianya laboratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP (CPOB, CPOTB)

Sudah terbangun industri biofarmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dan semi sintesa dan mampu mencukupi kebutuhan lokal untuk obat, vaksin dan diagnostika.

Pelaksana a.l.: Litbangkes, Insti-tusi Riset, Industri Farmasi

Peningkatan kompetensi SDM bidang teknologi produksi obat melalui training dan magang baik lokal maupun internasional.

Peningkatan jumlah SDM yang memperoleh pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja di industri maju (lokal dan internasional)

Meningkatnya kom-petensi SDM bidang teknologi produksi obat

Terjadinya integrasi pemakaian obat alami dalam sistem pelayanan kesehatan formal, baik sebagai alternatif maupun komplementer obat modern dan di cover oleh sistem asuransi kesehatan.

Pelaksana a.l.: LitbangKes, Insti-tusi Riset, Industri Farmasi

AgendA Riset

(1)

(2)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 209 3/22/07 12:52:15 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

Peningkatan komunikasi tentang kebijakan SISKESNAS, SISYANKES, kebijakan riset dan hasil-hasil penelitian pengembangan OBA untuk pemanfaatan dan pengakuan dalam SISYANKES

Terjadinya jejaring komunikasi dalam pengembangan OBA untuk diintegrasikan kedalam SISYANKES

Tersedianya kebijakan pemanfaatan dan penggunaan OBA dalam SISYANKES

Dimanfaatkannya OBA secara luas oleh masyarakat dan diterima oleh para dokter dan tenaga medis lainnya.

Lembaga Terkait : Depkes, KNRT, LPND, BPOM, Deptan, Institusi riset/Universitas, Pemda.

CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN.

(1) Pembangunan fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh WHO.

Fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular mulai dibangun dengan mengacu pada aturan akreditasi dan sertifikasi WHO

Tersedianya teknologi deteksi dini untuk penyakit menular, kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik; emerging dan reemerging

Tersedianya fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh WHO.

Pelaksana : DepkesPengguna a.l.: RS dan Yankes

(2) Pembangunan fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai.

Secara bertahap fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb mulai dibangun dan dilengkapi alat yang diperlukan

Tahapan pembangun-an fasilitas atau labo-ratorium penanggu-langan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dimulai.

Tersedianya fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai.

(3)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 210 3/22/07 12:52:15 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

(3) Peningkatan kompetensi SDM bidang kesehatan melalui pendidikan, pelatihan, seminar, worksop dsb, serta pertukaran informasi dan kemampuan iptek kesehatan antar pelaku dan praktisi kesehatan.

Meningkatnya kemampuan SDM yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan melalui event-event penting.

Meningkatnya kemam-puan SDM yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan

Sudah terbangun jejaring antar pelaku kesehatan (SDM), “Jaringan Kesehatan Nasional” meliputi kegiatan, pertukaran informasi, pengetahuan dan pengalaman serta kerjasama penelitian dan aplikasinya.

(4) Penyempurnaan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien.

Diusulkan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan melalui aturan regulasi yang berlaku

Usulan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan dapat respon persetujuan dari Pemerintah dan DPR

Sudah tersedia dan diaplikasikan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien.

(5) Pengembangan sistem manajemen iptek kesehatan terpadu.

Sistem manajemen iptek kesehatan terpadu sudah disosialisasikan dan siap diterapkan

Sistem manajemen iptek kesehatan terpadu sudah disosiali-sasikan dan siap diterapkan

Sistem manajemen iptek kesehatan terpadu sudah terbangun dan diaplikasikan secara nasional

(6) Peningkatan etika iptek kesehatan

Draft Rancangan Etika iptek kesehatan sudah selesai

Tersedianya Draft Rancangan Etika iptek kesehatan

Etika iptek kesehatan sudah diaplikasikan secara nasional

(7) Pengembangan indikator dan statistik iptek kesehatan

Sudah disusun Tim Pengembangan Indikator dan statistik iptek kesehatan dengan draft indikator s/d 2009

Draft indukator iptek kesehatan s/d 2009 sudah selesai

Tersedia indikator dan statistik iptek kesehatan nasional yang diupdate secara rutin.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 211 3/22/07 12:52:16 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

DALATKESEHATAN

(1) Pengembangan fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran

Tersedianya fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran bagi RS dan klinik

Fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran sudah disosialisasikan ke pengguna (RS dan klinik)

Berkurangnya secara signifikan ketergantungan institusi layanan kesehatan dalam pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran

Pelaksana a.l.: Universitas, LPND

Pengguna: Tenaga medis

(2) Pengembangan dan penerapan kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait

Mulai diaplikasikannya kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait

Mulai diaplikasikannya kurikulum teknologi alat kesehatan/kedok-teran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait

Peningkatan secara signifikan kompetensi dibidang teknologi alat kesehatan bagi para tenaga medis

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 212 3/22/07 12:52:16 PM

���

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

(1) Pengembangan formula dan produk intervensi gizi yang efektif-efisien

Tersusunnya formula lokal (Indonesia) pangan untuk intervensi gizi

Tersusunnya formula lokal (Indonesia) pan-gan untuk intervensi gizi

Penanggulangan masalah gizi dalam bentuk intervensi pangan yang layak produksi dan konsumsi

Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri (Swasta).

Pengguna a.l.: Industri pangan, RS Ibu dan Anak, Industri Makanan Fungsional

AGIzI

(2) Pengembangan Makanan Fungsional Indonesia

Ketersediaan makanan fungsional produk domestik yang dibutuhkan masyarakat untuk peningkatan gizinya

Makanan fungsional produk domestik sudah mulai dipasar-kan

Swasembada makanan fungsional

BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM

(1) Percepatan transformasi industri bahan baku farmasi, OBA dan obat berbasis bio teknologi/protein rekombinan.

Diperoleh teknologi peningkatan sistem produksi bahan baku farmasi dan obat alami melalui optimasi proses;

Teknologi Iptek sistem produksi untuk obat herbal, bahan baku farmasi terpilih, bahan baku tambahan dan obat berbasis bioteknologi mengalami percepatan dan dapat segera diaplikasikan

Meningkatnya volume pemakaian obat produksi lokal (sampai dengan 25% dari total konsumsi obat) baik obat alami, obat berbasis bioteknologi dan sediaan farmasi lainnya oleh pasien melalui resep dokter atau sistem pelayanan kesehatan formal.

Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri Farmasi (Pemerin-tah dan Swasta).

Pengguna a.l.: Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri farmasi.

(2) Peningkatan teknologi sistem produksi bahan baku farmasi, OBA dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan.

Diperoleh teknologi peningkatan produksi antibiotika generasi baru, golongan obat gangguan metabolisme dan bahan baku obat lainnya melalui rekayasa optimasi strain (mutasi strain)

(3) Peningkatan teknologi produksi bahan baku obat secara fermentasi, biosintesa dan rekayasa genetika.

Diperoleh teknologi peningkatan produksi beberapa bahan baku obat yang diprioritaskan melalui rekayasa molekuler biologi.

AgendA Riset

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 213 3/22/07 12:52:17 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025

CALATKESEHATAN

(1) Pengembangan pranata regulasi alat kesehatan/kedokteran

Tervalidasinya instumen kedokteran untuk diagnosa dan terapi di RS Pemerintah dan RS lainnya;

Meningkatnya kapa-sitas dan keakuratan instrumentasi medik untuk diagnosa atau terapi.

Kemampuan nasional dibidang teknologi produksi alat kesehatan atau suku cadang (spare part) untuk beberapa instrumen yang pemakaiannya sangat diperlukan.

Pelaksana a.l : Depkes, Bapeten, LPND.

(2) Audit teknologi instumentasi medik untuk terapi dan diagnosa kesehatan.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 214 3/22/07 12:52:17 PM

���

BAB IV

PENUTUP

Realisasi dari berbagai program yang dirumuskan dalam Agenda

Riset Nasional ini diharapkan memberikan sumbangan yang berarti

dalam pewujudan visi tentang iptek sebagai:

“kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan

dan peradaban bangsa”

Dokumen Agenda Riset Nasional ini menyediakan prioritas riset

dan tonggak capaian pembangunan nasional iptek yang mencakup

pengembangan iptek, difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan ke-

lembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas di berbagai sistem produksi

nasional. Aktualisasi berbagai program dalam Agenda Riset Nasional

diharapkan juga memberikan kontribusi jangka panjang yang signifikan

di sektor ekonomi dan di sektor-sektor pembangunan yang lainnya.

Sebagai pedoman nasional berupa garis besar haluan pembangunan

iptek, Agenda Riset Nasional berperanan strategis dalam mempromosikan

koordinasi dan sinergi di antara berbagai lembaga iptek nasional—baik

lembaga pemerintahan maupun oganisasi swasta, baik penghasil iptek

maupun pengguna iptek, serta meningkatkan mobilitas dan optimalitas

pemanfaatan sumber daya iptek nasional. Mempertimbangkan tingginya

dinamika masyarakat di dalam pergaulan antarbangsa dan dinamika iptek

itu sendiri, maka dokumen Agenda Riset Nasional ini perlu dipandang

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 215 3/22/07 12:52:17 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

sebagai panduan yang bersifat dinamis dan responsif, yang terbuka

terhadap penyempurnaan.

Aktualisasi Agenda Riset Nasional akan mencapai hasil yang signifikan

hanya bila disertai dengan dukungan dari berbagai sistem penopangnya

yang mencakup sistem perencanaan, sistem pembiayaan, serta sistem

difusi dan adopsi iptek. Hasil capaian ini akan memiliki dampak nyata

yang meluas bila seluruh unsur kelembagaan dan pemangku-kepentingan

iptek nasional memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan dokumen

ini pedoman dalam pembangunan nasional iptek, dalam kerangka upaya

meningkatkan kesejahteraan yang berkeadilan, dan membangun masa

depan yang lebih cerah bagi generasi penerus cita-cita bangsa.

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 216 3/22/07 12:52:17 PM

���

1. KETAHANAN PANGAN

Lampiran

KetahananPangan BidangLainnya

KETERKAITAN ANTAR BIDANG-BIDANG ARN 2006 – 2009

(a) Teknologi budidaya tanaman, ternak dan ikan

(b) Teknologi pasca panen

(c) Sistem informasi: produksi-agroindustri-pasar

SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Kompetisi pemanfaatan lahan untuk tanaman pangan dengan tanaman bio-energi TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Pengembangan jaringan transportasi ke sentra produksi

pangan 2) Rancang-bangun sarana transportasi khusus untuk

pengangkutan saprodi dan hasil pertanian TeknologiHankam(CT)Peningkatan kemampuan bio-defence untuk senjata biologiTeknologiKesehatandanObat-obatanBudidaya tanaman bahan baku pangan fungsional (ST)

SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Kompetisi pemanfaatan hasil tanaman pangan yang juga potensial untuk bio-energi TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Sarana transportasi untuk perishable food products TeknologiHankam(T)Kemasan pangan untuk mendukung operasional hankamTeknologiKesehatandanObat-obatan(T)Penelitian hubungan gizi dan penyakit degeneratif

Tekonologiinformasi&komunikasi(T)1) Telekomunikasi berbasis internet (IP) untuk masyarakat

pedesaan 2) Sistem informasi berbasis SMS

TeknologiKesehatandanObat-obatan(CT)1) Pemetaan masalah gizi2) Teknologi penilaian status gizi yang cepat dan sahih3) Teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga

Sadar Gizi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 217 3/22/07 12:52:17 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

KetahananPangan(T)Litbang Tek Pasca Panen, Teknologi Pengawasan PanganTeknologiKomunikasidanInformasi(T)Litbang Telekom berbasis IP untuk masyarakat pedesaan

TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur transportasi

KetahananPangan(CT)Pengembangan harmonisasi dan sinergi dengan tanaman panganTeknologidanManajemenTransportasi(ST)Studi standardisasi sarana dalam konteks: konservasi dan penghematan energi, minimalisasi dampak lingkungan

KetahananPangan(T)LitBang Tek Pasca Panen, Teknik Pengawasan Pangan dan harmonisasi pemanfaatan lahanTeknologiKomunikasidanInformasi(T)Litbang sumber energi untuk sistem komunikasi di pedesaan

TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur

TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur untuk mendukung akses dan distribusi listrik manajemen bakar dalam reaktor

KetahananPangan BidangLainnya

(d) Teknologi pengawasan pangan TeknologiHankam(T)1) Penguasaan ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bio-

terorisme 2) Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan3) Penelitian keracunan makanan

SumberEnergiBarudanTerbarukan BidangLainnya

(a) Pengembangan Teknologi Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)

(b) Program Pengembangan Panas Bumi

(c) Pengembangan Iptek Produksi Biofuel

(d) Pengkajian dan Penerapan Berbagai Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(e) Pengembangan Teknik Produksi, Penyimpanan,

Distribusi, dan Keamanan Energi Hidrogen

(f) Pembangunan & Pengopera-sian PLTN

2. SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 218 3/22/07 12:52:18 PM

���

TeknologiHankam(T)1) Teknologi GPS dan inderaja untuk monitoring juga dapat

dimanfaatkan untuk optimalisasi sistem transportasi 2) Optimalisasi sistem transportasi juga dapat dimanfaat-

kan untuk mendukung sistem logistik

TeknologiHankam(T)Sarana transportasi (air dan udara) dapat distandardisasi untuk dilengkapi dengan teknologi GPS dan inderaja untuk monitoring sesuai kebutuhan (sipil, militer, Polri)

SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Teknologi baru harus mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiHankam(T)Diharapkan teknologi baru yang dikaji dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan atau keamanan

TeknologiHankam(CT)Kajian masalah korosi diperlukan bagi alat angkut/wa-hana darat, laut dan udara

TeknologiHankam(T)Hasil studi regenerasi pesawat udara mungkin bisa dimanfaatkan oleh bidang pertahanan dan keamanan

SumberEnergiBarudanTerbarukan BidangLainnya

(g) Pemanfaatan Teknologi Nuklir Untuk Mendukung Energi Fosil Dan Terbarukan

KetahananPangan(T)Pengembangan Teknologi Budidaya Tanaman (Pemu-liaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru tanaman prioritas secara konvensional, bioteknologi dan teknologi iradiasi)

TeknologidanManajemenTransportasi BidangLainnya

(a) Optimasi sistem transportasi

(b) Studi standardisasi sarana

(c) Studi teknologi baru

(d) Kajian korosi sarana dan prasarana transportasi

(e) Regenerasi pesawat udara

3. TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

lAmPiRAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 219 3/22/07 12:52:18 PM

��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penyediaan angkutan perkotaan dan angkutan umum dilaksanakan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiInformasidanKomunikasi(T)Teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan bagi penum-pang, serta mengoptimalkan kinerja angkutan umum dan angkutan perkotaanTeknologiHankam(T)Pengembangan sistem GPS dan inderaja untuk moni-toring dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja angkutan perkotaan dan angkutan umum

KetahananPangan(CT)Rancang bangun jaringan prasarana transportasi untuk pengangkutan saprodi dan hasil pertanianSumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Penyediaan transportasi antar/multi moda dilaksanakan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghe-matan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiInformasidanKomunikasi(CT)Teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerja sistem trans-portasi antar/multi modaTeknologiHankam(CT)Pengembangan sistem GPS dan inderaja untuk moni-toring serta komputerisasi untuk sistem logistik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja sistem trans-portasi antar/multi moda

SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Konversi moda angkutan jalan memperhatikan jenis-jenis energi yang telah tersedia maupun yang sedang dikembangkan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkungan

TeknologidanManajemenTransportasi BidangLainnya

(f) Angkutan perkotaan dan angkutan umum

(g) Transportasi antar/multi moda

(h) Konservasi moda angkutan jalan untuk penggunaan energi alternatif (listrik, gas, bio die-sel, gasohol, dll)

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 220 3/22/07 12:52:18 PM

���

KetahananPangan(ST)Dengan adanya infrastruktur berbasis IP ini masyarakat pedesaan dapat mengakses Sistem Informasi: Produksi – Agroindustri – Pasar dengan biaya yang terjangkau SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Penggunaan SKEA dan PLTS untuk mendukung sistem telekomunikasi pedesaan TeknologidanManajemenTransportasi(T)Kemudahan dalam akses dan memilih tranportasi untuk angkutan hasil produksi TeknologiHankam(T)Rancang bangun dan rekayasa peralatan komunikasi KetahananPangan(ST)Departemen Pertanian atau LSM mengisi konten dan membuka saluran broadcast khusus untuk informasi teknologi pertanian dan data produksi komoditas pangan utama karena kanal broadcasting tersedia cukup banyak SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Sistem diseminasi informasi teknologi batu bara kualitas rendah dengan menggunakan sarana digital broadcasting TeknologidanManajemenTransportasi(T)Akses pada sistem transportasi perkotaan (rute, jadwal dan biaya) dengan menggunakan digital broadcasting TeknologiHankam(T)Pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) de-ngan memanfaatkan digital broadcasting TeknologiKesehatandanObat-obatan(ST)Sosialisasi Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui digital broadcasting

TeknologiInformasidanKomunikasi BidangLainnya

(a) Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) untuk masyarakat pedesaan

(b) Program pengembangan dan penelitian teknologi penyiaran berbasis digital (digital broad-casting)

4. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

lAmPiRAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 221 3/22/07 12:52:18 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

KetahananPangan(T)Pengembangan sistem informasi berbasis open source dan SMS untuk produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penggunaan perangkat lunak berbasis open source untuk sistem pengelolaan pembangkit listrik TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Tehnik simulasi sistem transportasi dan aplikasi etiket serta ITS dengan menggunakan perangkat lunak berba-sis open source (ST)TeknologiHankam(T)Kemandirian perangkat C3IS (Command Control Com-munication Intelligent and Surveillance), dengan menggu-nakan perangkat keras dan lunak berbasis open source TeknologiKesehatandanObat-obatan(T)Pembuatan data base kanker dan penyakit kardiovas-kuler/sindrom metabolik dengan menggunakan perangkat lunak open source. KetahananPangan(CT)Dalam diseminasi teknologi pertanian dan pengembang-an situs komoditas pangan untuk ekspor bisa digunakan sarana multimedia digital supaya lebih menarik SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penggunaan creative digital untuk mensosialisasikan gerakan hemat energi antara lain: teknologi batu bara kualitas rendah, teknologi hidrogen dll TeknologidanManajemenTransportasi(CT)Peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana terminal dan bandara dengan menggunakan multimedia digital KetahananPangan,SumberEnergiBarudanTerbaru-kandanTeknologidanManajemenTransportasi(CT)Dalam pengembangan sistem informasi dibutuhkan SDM yang memiliki kompetensi standard di bidang TIK

TeknologiInformasidanKomunikasi BidangLainnya

(c) Program difusi dan pemanfaat-an iptek TIK untuk perangkat keras dan perangkat lunak berbasis open source

(d) Program peningkatan kapa-sitas iptek TIK untuk Creative Digital

(e) Pengembangan standardisasi bidang teknologi informasi dan komunikasi

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 222 3/22/07 12:52:19 PM

���

SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Pengembangan paket teknologi produksi biofuel secara tepat guna TeknologidanManajemenTransportasi(T)1) Optimalisasi sistem transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Studi teknologi baru 4) Kajian korosi sarana dan prasarana transportasi 5) Regenerasi pesawat udara TeknologiInformasidanKomunikasi(T)Standardisasi TIK SumberEnergiBarudanTerbarukan1) Mengadopsi teknologi energi hidrogen (T) 2) Pengembangan instrumen pengukuran langsung

bumi dan antariksa dengan teknologi inderaja (CT)

SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Nuklir TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah

TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah

TeknologiHankam BidangLainnya

(a) Alat angkut/wahana darat, laut dan udara

(b) Peluru kendali dan roket

(c) Bahan peledak dan propelan

(d) Perangkat surveillance

(e) Peralatan komunikasi

(f) Sistem komando kendali

5. TEKNOLOGI HANKAM

lAmPiRAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 223 3/22/07 12:52:19 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

KetahananPangan(ST)1) Teknologi budi daya tanaman, ternak dan ikan 2) Eksplorasi dan teknologi uji kelayakan pengolahan

pangan baru 3) Teknologi pasca panen 4) Pengembangan paket teknologi SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 1)

Pengembangan prototipe Sistem PLTS skala kecil dan menengah

TeknologiInformasidanKomunikasi(T)Komputer murah TeknologiKesehatandanObat-obatan(T)1) Gizi 2) Obat bahan alam 3) Alat kesehatan/kedokteran

TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimasi sistem transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Angkutan perkotaan dan angkutan umum 4) Transportasi antar/multi moda TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimalisasi Sistem Transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Angkutan perkotaan dan angkutan umum 4) Transportasi antar/multi moda KetahananPangan(ST)1) Teknologi budi daya tanaman, ternak dan ikan 2) Teknologi pasca panen 3) Sistem Informasi Produksi-Agroindustri-Pasar 4) Teknologi Pengawasan Pangan 6) Pengembangan paket teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna

TeknologiHankam BidangLainnya

(g) Bekal/alat khusus

(h) Studi aplikasi teknologi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak

(i) Studi aplikasi inderaja untuk monitoring

(j) Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah dan Sistem Logistik Wilayah

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 224 3/22/07 12:52:19 PM

���

TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimasi Sistem Transportasi 2) Antar/multi moda TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah TeknologiKesehatandanObat-obatan(ST)1) Gizi 2) Obat bahan alam 3) Alat kesehatan/kedokteran SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 2) Pengembangan prototip sistem PLTS skala kecil dan

menengah TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Kajian regulasi TIK dan broadcasting 3) Standardisasi TIK 4) Komputer murah 5) Pengembangan pusat latihan dan inkubator bisnis

OSS

SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Pengembangan paket teknologi produksi biofuel secara tepat guna TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Studi standardisasi sarana

SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 2) Pengembangan prototipe sistem PLTS skala kecil dan

menengah

TeknologiHankam BidangLainnya

(j). Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah dan Sistem Logistik Wilayah

(k) Studi sistem informasi komu-nikasi Polri

(l) Studi sistem transportasi darat, air dan udara untuk dukungan operasional Polri

(m) Optimalisasi program Compu-ter Aided Automatic Finger-print Identication System

lAmPiRAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 225 3/22/07 12:52:19 PM

��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

KetahananPangan(ST)1) Eksplorasi dan teknologi uji kelayakan pengelolaan

pangan baru2) Teknologi Pasca PanenTeknologi Pengawasan Pangan 3) Kajian sosial, ekonomi dan budayaTeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk mendukung diseminasi informasi secara luas tentang masalah gizi, kaitan gizi dengan aspek genetika, keluarga sadar gizi (KADARZI), dsb.

KetahananPangan(ST)1) Teknologi budidaya tanaman, ternak dan ikan 2) Tenologi pasca panen 3) Sistem informasi produksi-agroindustri-pasaran 4) Kajian sosial, ekonomi dan budayaTeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk :a) Mendukung diseminasi informasi kepada masyarakat

luas tentang obat herbal (Jamu, Herbal Terstandar, Fitofarmaka) berbasis sumberdaya alam Indonesia sebagai alternatif dan komplementer obat modern.

b) Penyebaran informasi ilmiah tentang inovasi teknologi pengembangan obat bahan alam kepada masyarakat iptek kesehatan

TeknologiKesehatandanObat-obatan BidangLainnya

(a) Gizi

(b) Obat Bahan Alam

6. TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT – OBATAN

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 226 3/22/07 12:52:19 PM

���

KetahananPangan(T)1) Teknologi pasca panen 2) Teknologi pengawasan pangan 3) Kajian sosial, ekonomi dan budayaSumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)1) Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses pe-

nyimpanan bahan bakar nuklir bekas 2) Kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi

dan peningkatan partisipasi industri nasional 3) Penggunaan mesin berkas elektron untuk pengurangan

polusi udara dari pembangkit listrik dengan sumber energi konvensional

TeknologiInformasidanKomunikasi(ST)1) Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pengem-

bangan database penyakit menular, tidak menular, penyakit emerging, re-emerging.

2) Aplikasi dan bioinformatik untuk mendukung pengembangan obat berbasis protein rekombinan (obat, diagnostika, vaksin)

Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis 3) Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital

(digital broadcasting) untuk:a) Penyebaran informasi secara luas tentang situasi endemik

penyakit menular, emerging, re-emerging, strategi pencegah-an, solusi serta pengendaliannya

b) Sosialisasi Model Peningkatan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

TeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk mendukung program pengem-bangan telemedicine.TeknologiHankam(T)Peningkatan kemampuan biodefence untuk antisipasi ancaman senjata biologi (bioterorisme)

TeknologiKesehatandanObat-obatan BidangLainnya

(c) Penyakit menular dan tidak menular, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

(d) Alat Kesehatan/ Kedokteran

Keterangan: ST : Sangat TerkaitT : TerkaitCT : Cukup Terkait

lAmPiRAn

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 227 3/22/07 12:52:20 PM

8026.ARN (ISI ARAB BARU) 228 3/22/07 12:52:20 PM