76832986 penetapan kadar etanol
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIRPENETAPAN KADAR ETANOL
IDA BAGUS PUTU NATHA KUSUMA1008505037
KELOMPOK VIIGOLONGAN I
JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA2011
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip destilasi sederhana dalam
pemisahan campuran senyawa.
2. Mahasiswa mampu menetapkan kadar etanol.
II. DASAR TEORI
2.1. Destilasi
Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti oleh
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan
dari campurannya apabila komponen lain memiliki titik didih jauh
lebih tinggi tidak ikut menguap (Ristiyani, 2008). Prinsip destilasi
yaitu pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik
pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. (Widjaja,
2011).
Jenis-jenis dari destilasi adalah destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi azeotrop, destilasi kering dan destilasi vakum
(Van Winkel, 1967). Suatu larutan pada model destilasi dikatakan
ideal apabila larutan tersebut mengikuti hukum Raoult dan hukum
Dalton. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap pelarut di atas
suatu larutan (PA) sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni
(PAo) dengan fraksi mol dalam larutan (XA. Rumusnya dapat
dituliskan menjadi PA = PAo . XA (Petrucci, 1984).
Teori dasar dari hukum Dalton menyatakan bahwa tekanan
campuran gas pada suhu tetap dalam suatu ruangan sama dengan
jumlah tekanan parsial masing-masing gas dalam ruangan tersebut
sehingga rumusnya dapat dituliskan menjadi :
Ptg = Ppg.
Ptg adalah tekanan total tas dalam suatu volume dan Ppg
adalah jumlah tekanan parsial suatu gas dalam suatu volume (Sutresna
dkk, 2002).
Gambar 2.1. Alat Destilasi Sederhana
2.2. Penetapan Bobot Jenis
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, didasarkan pada
perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°C terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama (Depkes RI, 1979).
Kadar etanol dapat ditetapkan berdasarkan bobot jenis destilat
menggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada farmakope.
dimana: : bobot jenis
W0 : bobot piknometer kosong
W1 : bobot piknometer yang berisi air suling
W2 : bobot piknometer yang berisi destilat
(Widjaja dkk, 2011)
2.3. Penetapan Kadar Etanol
Pada Farmakope Indonesia Edisi keempat ada 2 metode yang
digunakan untuk menetapkan kadar etanol yaitu metode destilasi dan
kromatografi gas cair.
1. Destilasi
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
dilakukan penetapan dengan cara destilasi. Cara ini sesuai untuk
penetapan sebagian besar ekstrak cair dan tingtura asalkan
kapasitas labu destilasi cukup dan kecepatan destilasi diatur
sedemikian sehingga diperoleh destilasi yang jernih. Destilasi yang
keruh dapat dijernihkan dengan pengocokan menggunakan talkum
P atau kaslium karbonat P, saring, setelah itu suhu filtrat diatur dan
kandungan etanol ditetapkan dari bobot jenis. Lakukan semua
pekerjaan dengan hati-hati untuk mengurangi kehilangan etanol
oleh penguapan. (Depkes RI, 1995).
2. Kromatografi Gas Cair
Alat kromatografi gas dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala dan kolom kaca 1,8m x 4mm berisi fase diam S3 dengan
ukuran partikel 100-120 mesh. Gunakan nitrogen F atau helium P
sebagai gas pembawa. Sebelum digunakan, kondisikan kolom
semalam pada suhu 235°C, alirkan gas pembawa dengan laju aliran
lambat. Atur aliran gas pembawa dan suhu (lebih kurang 120ºC)
sehingga baku internal asetonitril terelusi dalam waktu 5-10 menit
(Depkes RI, 1995).
Dimasukkan ke dalam labu alas bundar tidak kurang dari 25 ml
cairan uji dan dicatat volume serta diatur suhu pada 25°C
Alat destilasi dipasang sesuai gambar
Dilakukan destilasi sampai diperoleh kurang lebih 23 mL destilat
kemudian volumenya dicatat
Suhu destilat diatur hingga 25°C kemudian ditambahkan air hingga volumenya 25 ml (dengan suhu 25°C ) lalu dikocok hingga homogen
Ditambahkan air suling sebanyak 25 mL
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
- Satu set Alat Destilasi Lengkap
- Labu Didih
- Termometer
- Selang Karet
- Pipet Volum
- Gelas Ukur
- Batu Didih
- Piknometer
- Pipet Ukur
- Erlenmeyer
B. Bahan
- Sampel yang mengandung etanol (disiapkan oleh asisten)
- Air suling
IV. PROSEDUR KERJA
a. Penetapan kadar etanol kurang aari 30% v/v
Destilat dipindahkan ke dalam piknometer kosong yang sebelumnya telah ditimbang bobotnya
Piknometer yang berisi destilat ditimbang dan ditetapkan bobot jenisnya pada suhu 25°C
Berdasarkan bobot jenis yang diperoleh, kadar etanol ditetapkan menggunakan Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada
Farmakope
Piknometer dibersihkan dengan cara dibilas dengan etanol lalu aseton kemudian piknometer dikeringkan
Piknometer kosong ditimbang bobotnya (W0) lalu diisi dengan air suling dengan suhu 25°C kemudian piknometer berisi air suling dilap
bagian luarnya dan ditimbang bobotnya (W1)
Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali
Air suling dibuang dan piknometer dikeringkan, lalu diisi dengan destilat dengan suhu 25ºC
Piknometer berisi destilat ditimbang bobotnya (W2) lalu bobot jenisnya dihitung sesuai rumus
b. Penetapan Bobot Jenis
V. HASIL
a. Volume piknometer : 25 mL
b. Bobot piknometer kosong : 16,3087 gram
c. Bobot piknometer yang berisi air suling 26,0333 gram
d. Bobot piknometer yang berisi destilat : 26.8267 gram
e. Volume destilat yang didapat : 15 mL
V.1.Tabel penimbangan bahan
No. Nama bahan Jumlah
1 Cairan uji (sampel) 25 mL
2 Aquades 25 mL
3 Destilat 15 mL
4 Piknometer kosong 16,3087 gram
5 Piknometer + aquades I 26,0337 gram
6 Piknometer + aquades II 26,0333 gram
7 Piknometer + aquades III 26,0328 gram
8 Piknometer + aquades rata-rata 26,0333 gram
9 Piknometer + destilat 25,8267 gram
VI. PERHITUNGAN
Diketahui : Bobot piknometer kosong (W0) = 16,3087 gram
Bobot piknometer + air suling rata-rata (W1) = 26,0333 gram
Bobot piknometer yang berisi destilat (W2) = 25,8267 gram
Ditanya : Bobot jenis dan kadar etanol = .........?
Jawab :
Bobot jenis (𝝆) =
=
=
= 0,9787
= 0,979
Berdasarkan Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga halaman 823, pada bobot jenis 0,979
memiliki kadar etanol sebesar 13,4% dan 16,6% .
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar etanol kurang dari
30% dengan menggunakan metode destilasi sederhana secara analisis
kuantitatif yang bertujuan untuk memahami prinsip destilasi dalam
pemisahan senyawa dan dapat menetapkan kadar etanol pada sampel atau
cairan uji. Analisis kuantitatif berkaitan dengan perhitungan dan penetapan
banyaknya suatu zat yang terkadung dalam suatu sampel. Destilasi
merupakan suatu proses penguapan yang diikuti oleh pengembunan.
Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain yang memiliki titik didih jauh lebih tinggi tidak ikut
menguap (Ristiyani, 2008). Pada tekanan atmosfer, air mendidih pada suhu
100°C dan etanol mendidih pada suhu 78°C. Perbedaan dalam titik didih
inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol dan air (Harahap,
2003).
Bahan yang ditetapkan kadar etanolnya dalam praktikum adalah
sampel mengandung etanol yang belum diketahui kadarnya. Etanol
merupakan cairan jernih, mudah menguap dan larut dalam air (Depkes RI,
1995). Sampel yang mengandung etanol sebanyak 25 mL dimasukkan ke
dalam labu didih sebelum dipanaskan kemudian ditambahkan air suling
sebanyak 25 mL dan dimasukkan batu didih. Penambahan air suling
bertujuan agar pada saat etanol pada sampel semuanya telah menguap labu
didih tidak kosong. Apabila kosong kemungkinan labu didih akan retak
karena pemanasan. Tujuan penambahan batu didih adalah untuk meratakan
pemanasan dan mencegah terjadinya letupan pada saat pemanasan.
(Rohyami, 2008).
Ketika proses penguapan, bagian atas steel head ditutup untuk
mencegah keluarnya uap etanol. Suhu pada saat destilasi dijaga dan tidak
melebihi titik didih etanol yaitu 78°C agar etanol tidak terlalu cepat
menguap yang dapat menyebabkan etanol akan habis tanpa sempat
terkondensasi atau mengembun. Alasan lain yaitu agar air yang terdapat
pada campuran tidak ikut menguap dan bercampur dengan destilat sehingga
kemurniannya akan terjaga. Oleh sebab itu suhu saat destilasi harus benar-
benar dijaga agar zat dapat dimurnikan sesuai dengan titik didihnya. Suhu
akan naik dengan cepat dan konstan pada suhu mendekati titik didih tersebut
sehingga akhirnya akan mendapatkan destilat yang lebih murni (Day dan
Underwood, 1987).
Ketika etanol menguap ke atas pada steel head, uap etanol akan
menuju kondensor kemudian akan didinginkan sampai terkondensasi
menjadi cairan kembali lalu mengalir dan ditampung pada labu destilat.
Destilasi dilakukan kurang lebih selama 3 jam. Ketika destilasi, digunakan
alat vakum agar cairan destilat pada kondensor cepat menetes ke dalam labu
destilat sehingga waktu yang diperlukan untuk mendapat destilat yang cukup
menjadi lebih singkat. Walaupun etanol mudah menguap, destilat yang
terbentuk akan lama menetes sebab suhu ruangan mempengaruhi destilat
sehingga destilat yang berupa etanol menguap kembali. Oleh sebab itu,
untuk memaksimalkan hasil destilasi diperlukan adanya bantuan dari vakum
sehingga destilat mampu dihasilkan lebih banyak menuju labu destilat.
Sambil menunggu destilat tertampung, dilakukan penimbangan
piknometer kosong (W0) yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol
kemudian dikeringkan menggunakan alat pengering yaitu hair dryer. Tujuan
pembersihan piknometer tersebut adalah agar zat-zat pengotor yang ada di
dalam piknometer dapat dihilangkan karena akan mempengaruhi bobot dari
piknometer. Pencucian piknometer tidak menggunakan aseton karena
penggunaan alkohol saja sudah dianggap mampu membersihkan piknometer
dengan baik Tujuan pengeringan agar piknometer terbebas dari alkohol sisa
pencucian sebelumnya. Bobot piknometer kosong yaitu 16,3087 gram.
Setelah piknometer kosong yang kering telah ditimbang bobotnya,
piknometer tersebut diisi dengan air suling sampai tanda batas 25 mL. Bobot
piknometer yang berisi air suling (W1) ditimbang sebanyak 3 kali dan dilap
permukaan piknometernya setiap penimbangan. Penimbangan dilakukan
sebanyak 3 kali untuk menghitung bobot rata-ratanya. Penimbangan pertama
bobotnya yaitu 26,0337 gram, penimbangan kedua 26,0333 gram dan
penimbangan ketiga yaitu 26,0328. Bobot rata-ratanya yaitu 26,0333 gram.
Setelah ditimbang, air suling pada piknometer dibuang dan piknometer
dikeringkan kembali. Setelah selesai destilasi, destilat yang diperoleh diukur
volumenya. Volume destilat yang diperoleh adalah 15 mL. Destilat yang
diperoleh dimasukkan ke dalam piknometer yang telah dikeringkan tadi dan
ditambahkan air suling sampai tanda batas 25 mL sesuai dengan jumlah air
suling yang telah ditimbang tadi. Bobot piknometer berisi destilat yang
diperoleh yaitu 25,8267 gram. Setelah itu ditentukan bobot jenisnya dengan
menggunakan rumus:
.
Dimana bobot jenis yang diperoleh berdasarkan perhitungan adalah
0,979 dan sesuai Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga halaman 823, pada bobot jenis 0,979
memiliki kadar etanol sebesar 13,4% dan 16,6% .
VIII.KESIMPULAN
8.1. Prinsip metode destilasi adalah memisahkan senyawa dari suatu
campuran yang memiliki perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam
campuran tersebut. Senyawa dengan titik didih terendah akan menguap
terlebih dahulu.
8.2. Bahan yang ditetapkan kadarnya adalah etanol yang terkandung dalam
sampel. Penetapan kadar etanol pada sampel ditentukan melalui
perhitungan bobot jenis.
8.3. Penetapan kadar etanol dilakukan dengan cara menghitung bobot jenis
terlebih dahulu kemudian ditetapkan kadarnya menggunakan Tabel
Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada Farmakope.
8.4. Berdasarkan hasil perhitungan, sampel memiliki bobot jenis 0,979 dan
kadar etanolnya sebesar 13,4% dan 16,6% .
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood. 1987. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Harahap, Hamidah. 2003. Karya Ilmiah Produksi Alkohol. Medan: Universitas
Sumatra Utara
Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga
Ristiyani, Janik. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Yogyakarta:
Laboratorium UIN Sunan Kalijaga
Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol
Daging Buah Mahkota Dewa. Yogyakarta: Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (DPPM) Univervitas Islam Indonesia
Sutresna, Nana , dkk. 2002. Panduan Menguasai Kimia 1. Jakarta: Ganeca Exact
Van Winkel, M. 1967. Destillation. New York: McGraw-Hill
Widjaja, Kadjeng, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan. Bukit-
Jimbaran: Udayana University Press