7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
TRANSCRIPT
1
PERTOLONGAN PERTAMAPADA KECELAKAAN [P3K] 7
2
PemadamanKebakaran
INSPEKSI
P3K
ALAT PELINDUNG PERNAFASAN
ALATPELINDUNG
DIRI
GAS DETECTION
Kesehatan Lingkungan
Kerja
PERATURAN
KESELAMATANKERJA
K3
3
BAHAYA H2S TERHADAP KESEHATAN
H2S adalah suatu senyawa beracun yang berbentuk gas, tidak berwarna, mudah terbakar, bau khas (seperti telur busuk)
Selain toksik juga bersifat iritan / merangsang (susunan syaraf, mata dan pernafasan)
Mekanisme peracunan : acute dan sub acute ataupun chronis
4
Tipe keracunan H2S
Akut : waktu singkat, dosis tinggi
Kronik : waktu kontak lama, dosis rendah
5
Faktor-faktor yang berpengaruh
Sifat fisika-kimia bahan Kondisi kontak badan Keadaan personil Kondisi lingkungan
6
Sifat fisika-kimia
Jenis dan komposisi Fase/wujud Sifat fisika Kemurnian Stabilitas bahan Reaktivitas bahan
7
Kondisi kontak badan
Konsentrasi, kuantitas Tipe kontak
Kulit Mulut terhirup
Lama kontak Akut kronik
8
Jalan masuk
Pernafasan paling banyak Mulut -pencernaan (gas terlarut) Kulit absorpsi :
lebih sering, secara kontak Mengendap di permukaan kulit
Selaput lendir : agak kurang,
lewat selaput lendir hidung, mulut, mata
9
Keadaan personal Status genetika Status immonologi Status nutrisional Status hormonal Umur Jenis kelamin Tipe tubuh Kesehatan Penyekit yang diderita
10
Kondisi lingkungan Bagaimana bahan kimia terbawa
Melalui udara, air, tanah, makanan, minuman Adanya bahan kimia lain
Efek antagonisme, efek sinergisme Suhu dan tekanan udara
Volatilitas, ada tidaknya ventilasi Peralatan perlindungan keselamatan Metode penanganan bahan kimia Fasilitas kesehatan Training personil
11
Mekanisme keracunan
Absorpsi Distribusi
Eliminasi
Ekskresi
TOKSIKORGAN TARGET
12
Target tissue
Paru-paru Liver Susunan syaraf pusat (CNS) Ginjal Kulit Darah
13
Monitoring Gejala keracunan Gejala non spesifik
Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan
Berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar berkonsentrasi
Gejala spesifik Sesak nafas, sakit perut, diare, kejang-
kejang, gangguan mental, kelumpuhan, nyeri otot, koma, pingsan
14
P3K
Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah usaha/ upaya untuk menghidupkan kembali fungsi jantung dan paru yang gagal melakukan fungsinya akibat henti nafas/ henti jantung.
Tahapan RJP ; Bantuan Hidup Dasar (BHD) A – Airway ( jalan nafas ). B – Breathing ( pernafasan ). C – Circulation ( jantung dan pembuluh darah ).
15
BANTUAN HIDUP LANJUT D = Drugs = Obat obatan dan cairan. E = Electrocardiografi. F = Fibrilation treatment.
BANTUAN HIDUP JANGKA PANJANGG = Gaiging ( Penilaian )H = Human mentation.I = Intensif Care.
16
INDIKASI RJP- Henti nafas. al: Tenggelam. Tercekik.
Stroke. Keracunan obat.Serangan jantung.Sumbatan jalan nafas.
- Henti jantung. al: Fibrilasi ventrikel.
Asistole. Disosiasi elektromekanik.
17
TEKNIK RJPBANTUAN HIDUP DASAR.
Sebelum melakukan BHD, tentukan pokok permasalahan yg ada pada korban, al :1. Kesadaran korban.2. Pernafasan korban.3. Denyut nadi.Apabila terdapat salah satu dari ketiga masalah di atas segera minta bantuan tanpa meninggalkan korban, dan segera lakukan BHD.
18
TAHAPAN TAHAPAN BHD
A. Air Way – Menguasai jalan nafas.1.a.Ekstensi kepala topang leher. Meletakkan salah satu tangan di
dahi korban, tangan yang lain menopang leher korban, leher diangkat dan dahi ditekan perlahan dan hati hati sampai kepala agak menengadah ke atas.
19
MENGUASAI JALAN NAFAS
b. Ekstensi kepala topang dagu. Meletakkan salah satu tangan petugas di
dahi korban, sedang tangan yang lain menopang dagu korban.
c. Perasat tiga cara.Kedua tangan petugas memegang rahang bawah korban dengan perlahan membuat ekstensi kepala sambil membuka mulut korban.
20
MENGUASAI JALAN NAFAS
2. Membersihkan jalan nafas.2.a. Tanpa alat.2.a.1.Perasat jari menyilang.
Mendorong gigi atas dan bawah dengan jari telunjuk dan ibu jari sehingga mulut dapat terbuka, kepala korban dimiringkan kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain masuk kedalam mulut korban untuk mengambil sisa makanan / muntahan.
21
MENGUASAI JALAN NAFAS
2.a.2.Hentakan daerah punggung Memukul daerah punggung korban 3 – 4 kali dengan harapan benda asing yang ada dijalan nafas dapat terlempar keluar.
22
MENGUASAI JALAN NAFAS
2.a.3. Hentakan daerah perut. Melakukan hentakan daerah
perut antara tonjolan xifoidius dan pusar kearah kraneal.
2.b. Dengen menggunakan alat. Menghisap sisa makanan dengan
alat suction.
23
NAFAS BUATAN
B = BREATHING = Membuat nafas buatan.B.1. Tanpa alat.B.1.1. Dari mulut ke mulut. Posisi
jalan nafas yang terjaga kemudian kita tiupkan udara ekspirasi penolong melalui mulut korban, selama petugas meniupkan udara, hidung korban di tutup.
24
NAFAS BUATAN
B.1.2. Dari mulut ke hidung. Petugas meniupkan udara ekspirasi melalui hidung korban dan menjaga jalan nafas dengan ekstensi kepala topang dagu.
25
NAFAS BUATANPrinsip pemberian nafas buatan.1. Jumlah yang ditiupkan adalah secukupnya,
yang bisa mengembangkan paru paru korban.
2. Kecepatan peniupan udara disesuaikan dengan kecepatan nafas spontan normal, sesuai umur.
3. Setiap akan meniupkan udara sebaiknya menoleh kesamping untuk menarik nafas kemudian ditiupkan ke korban.
26
CIRCULATION
C = Circulation= membuat agar aliran darah berfungsi kembali.
Apabila sudah dipastikan tidak ada denyut nadi / denyut jantung segera lakukan pijat jantung luar ( PJL ).
27
TEKNIK PIJAT JANTUNG LUAR
Teknik pijat jantung luar:1. Baringkan korban di tempat yang
datar dengan alas yang keras.2. Penolong berdiri bertumpu pada
lutut di samping korban.3. Tentukan titik tekan pijatan yaitu
bagian tengah tulang dada.4. Letakkan kedua tangan yang saling
bertautan pada titik tekan.
28
TEKNIK PIJAT JANTUNG LUAR
5. Tekan tulang dada ke arah tulang belakang, dalam tekanan 4 – 5 cm dengan tumpuan pada pangkal telapak tangan yang saling bertaut.
Pada saat melakukan pijatan / penekanan posisi siku tegak lurus sehingga berat tubuh tetumpu pada pangkal telapak tangan.
29
TEKNIK PIJAT JANTUNG LUAR
6. Kecepatan pijatan jantung luar 60 – 80 kali permenit.
Bila pijat jantung luar efektif dan benar maka akan teraba denyut nadi arteri karotis / arteri femoralis.
Pemberian pijat jantung luar digabungkan dengan pemberian nafas buatan, 1 penolong 15 : 2, 2 penolong 5 : 1.
30
Bantuan Hidup Dasar
Pengakhiran BHD.1. Pernafasan dan aliran darah pulih
secara spontan dan efektif.2. Bila datang tim penolong yang lebih
mengerti dan mengambil alih.3. Penolong kecapekan / kepayahan.4. Setelah 1 jam dilakukan resusitasi
tidak ada tanda tanda korban dapat diselamatkan.
31
BANTUAN HIDUP DASARPenyulit RJP.1. Pada waktu menguasai jalan nafas. - Memperberat cidera tulang leher. - Mengganggu aliran darah ke otak
terutama korban usia tua dan penderita arterosklerosis.
2. Pada waktu nafas buatan. - Tiupan udara masuk kelambung. - Tiupan terlalu kuat sehingga alvioli pecah.
32
BANTUAN HIDUP DASAR
Penyulit RJP.3. Pada waktu pijat jantung luar. - Patah tulang dada. - Robekan hati akibat tusukan
tonjolan tulang xifoidius.
33
TAHAP TAHAP RJP
a. Tentukan tingkat kesadaran b. ( Respon penderita ).c. Panggil bantuan ( Call for help ).d. Posisi penderita.e. Posisi petugas.f. Periksa pernafasan dg inspeksi,
palpasi, auskultasi ( di lakukan 3 – 5 detik ). Bila penderita bernafas tidak perlu RJP.
34
TAHAP TAHAP RJPf. Periksa pulsasi ( denyut nadi ). Bila ada denyut nadi pend. Bernafas
tidak perlu RJP.Bila ada denyut nadi penderita tidak bernafas berikan nafas buatan.Bila tidak ada pulsasi dan tidak ada nafas lakukan RJP.
35
TAHAPAN RJP
g. Ekstensikan kepala.h. Lakukan pemberian nafas buatan 2
kali, kemudian pijat jantung 15 kali (1 orang penolong), berikan nafas buatan 1 kali, kemudian 5 kali pijatan (2 orang penolong).
36
RJP
Setiap 4 siklus lakukan pemeriksaan pulsasi.Satu siklus = 2 kali tiupan 15 pijatan.
Pada anak < 8 th dg 1 telapak tangan, 1 jari di atas PX.pada bayi 3 jari pada garis yg menghubungkan kedua papila mamae.
37
RJP
Dalamnya kompresi pada bayi 1/3 – ½ dalamnya dada ( 1 – 2 cm, anak < 8 th 2 – 3 cm, dilakukan secara ritmik baik saat compresi maupun mengangkat.
Perbandingan kompresi – ventilasi.Dewasa, anak anak maupun bayi 5:1x 12 setiap menit penolong 2 orang, 2:15 untuk 1 orang penolong.
38
TEKNIK RJP
Memeriksa pulsasi dan pernafasan. Dilakukan tiap 4 siklus ( setiap
menit ).
39
LUKA BAKAR
Definisi :Suatu trauma kontak panas yang mengenai
kulit mukosa dan jaringan sehingga terjadi kerusakan dan banyak mengakibatkan kesakitan dan kematian.
Penyebab :1. Air panas / uap air panas / suhu dingin /
suhu panas.2. Api3. Bahan kimia4. Arus Listrik5. Petir
40
LUKA BAKAR
Tanda-tanda :Luka Bakar Derajat I- Kulit kemerah-merahan.- Nyeri- Tidak melepuh- Tidak mengancam jiwa
41
LUKA BAKAR
Derajat II.- Kulit berwarna merah.- Bengkak dan melepuh.- Permukaan kuit tampak basah.- Nyeri meningkat walaupun hanya
hembusan angin.
42
Luka bakar
Luka bakar derajat III.• Kulit tampak kehitaman dan keras.• Kulit tampak burik / putih seperti lilin.• Apabila kulit di tekan akan berwarna
merah.• Permukaan kulit kering.• Tidak terasa nyeri.
43
Penatalaksanaan luka bakar
• Observasi ABC (u/ derajat 2 dan 3).• Jauhkan korban dari sumber panas.• Tutup korban dengan selimut basah /
gulingkan korban u/ memadamkan api yng masih menyala.
• Lepaskan baju / kain yang masih melekat di tubuh korban.
44
Penatalaksanaan luka bakar.
• Tutup tubuh korban dg kain bersih.• Beri minum yang banyak bila korban
sadar.• Transport korban ke RS / puskesmas
terdekat.• Perhatikan ABC selama perjalanan ke
RS / Puskesmas.
45
Luka bakar kimia.
Penyebab :• Paparan asam.• Alkali.• Hasil pengolahan minyak.Penatalaksanaan ;• Bersihkan bahan kimia segera
mungkin dari permukaan tubuh yang kontak dg bahan kimia.
46
Penatalaksanaan LB kimiawi.
• Guyur permukaan kulit yang terkena bahan kimia dg air bersih sebanyak mungkin ( min. 20 – 30 menit ).
• Luka bakar Alkali memerlukan guyuran lebih lama dari luka bakar asam.
• Jangan memberi bahan penetral.• Luka bakar alkali pada mata, irigasi
mata berkelanjutan selama 8 jam.
47
Luka bakar listrik
Penyebab: Kontak antara sumber listrik dengan tubuh
manusia.Penatalaksanaan:- Jauhkan korban dari aliran listrik.- Apabila korban sadar, beri minum air putih
sebanyak banyaknya.- Transport korban ke RS terdekat untuk
mendapat pengelolaan lebih lanjut.
48
Pendarahan
Macam-macam pendarahan :1. Menurut tempatnya :
- Pendarahan dalam- Pendarahan luar
2. Menurut pembuluh darah yg putus :
- Pendarahan Arteri- Pendarahan Vena- Pendarahan Kapiler
49
Pendarahan
Cara Penanganan1.Pendarahan Arteri : Tanda-tanda : keluarnya darah akan menyembur sesuai denyut jantung, darah berwarna merah muda, sukar berhenti dg sendiri
Pertolongan :- Daerah yg terluka diistirahatkan dan
ditinggikan dari letak jantung.- Lakukan balut tekan- Bila perlu lakukan balut kebat
50
Pendarahan
2.Pendarahan Vena : Tanda-tanda : - Keluarnya darah memancar(vena besar),
menetes (vena kecil)- Warna darah merah kehitaman- Pendarahan sukar berhentiPertolongan:- Daerah yg terluka diistirahatkan dan
ditinggikan- Lakukan balut tekan
51
PENDARAHAN
3. Pendarahan Kapiler Tanda-tanda : - Pendarahan luka lecet - Darah keluar berbintik-bintik atau meleleh - Darah berwarna merah muda/ merah tua - Mudah berhenti sendiriPertolongan :- Daerah yg terluka diistirahatkan dan
ditinggikan- Lakukan balut tekan
52
PENGHENTIAN PENDARAHAN
Bersihkan luka dengan air bersih Angkat tinggi-tinggi bagian yg terluka Letakkan kain kasa yang telah disterilkan
/ kain bersih, ditekan kuat-kuat kemudian lakukan pembalutan :1. Dengan Balut tekan
Lebih mudah dan dapat dilakukan untuk semua pendarahan luar.2. Dengan Melipat sendi
Hanya dapat dilakukan pada pendarahan daerah lipatan sendi
53
Pendarahan
Balut Kebat. Membuat satu ikatan pada bagian
anggota tubuh yang mengalami luka dan yang bertulang satu.
54
Balut kebat.
Persediaan alat.• Kain bersih segitiga / penggantinya.• Kain lunak / kapas berlemak.• Tongkat kecil sepanjang 10 – 15 cm.Cara kerja :• Anggota tubuh yang luka ditingikan.• Daerah yang akan dilakukan balut
kebat d pasang kain lunak U/ alas.
55
Balut kebat.
• Kain segitiga d lipat spt dasi pramuka.
• Kain yang dilipat letakkan pada daerah yang akan di balut dan sudah di beri kain pengalas, ikat / simpulkan.
• Masukkan tongkat kecil diantara simpulan, putar sampai perdarahan berhenti.
56
Balut kebat
Perhatian :• Balut kebat hanya boleh dilakukan
pada anggota tubuh yang bertulang satu.
• Balutan dikendorkan tiap 15 menit.• Bahan yang keras dan tajam tidak
boleh digunakan sebagai pengganti kain pengikat.
57
Pendarahan dalam
Macam pendarahan dalam.1. Tersembunyi / tidak bisa keluar.
Darah yng keluar dari pembuluh darah tdk dapat keluar dari dari dalam tubuh / tdk dapat terlihat oleh mata.
2. Tidak tesembunyi.Darah yang keluar dari pembuluh darah keluar dari dalam tubuh / dapat terlihat oleh mata.
58
Pendarahan dalam
Tanda – tanda secara umum:• Secara tiba – tiba korban pucat,
kadang pucat bertahab, pusing, mengantuk, sampai tidak sadar.
• Pernafasan menjadi cepat dan terengah engah.
• Rasa haus meningkat, gelisah dan ketakutan.
• Kesadaran berangsur menurun.
59
Penatalaksanaan
• Lakukan kompres dingin.• Atur pengangkutan korban
segera ke RS.
• Awasi korban dari perubahan yang mungkin terjadi.
• Lakukan pendekatan untuk menghilangkan kegelisahan.
60
Penatalaksanaan
• Beri minum apabila korban sadar.• Jangan sampai korban syok.
61
KASUS KERACUNAN
Keracunan Gas- Asam Cyanida- Asam Sulfida- Karbonmonoksida- Gas Lain : CO2 , Ozon
62
Asam Cyanida
- Banyak digunakan untuk fumigasi tikus dan sintesa bahan –bahan kimia.- Bersifat racun, karena ,menghambat cytochrom oksidase untuk menggunakan oksigen dalam sel.- Pada awalnya merangsang pernafasan bertambah hebat, kemudian melumpuhkan sistim pernafasan.Pencegahan : Dikontrol jangan sampai melebihi NABnya ( 10 ppm)
63
Asam Sulfida
Asam Sulfida, Garam Sulfida,mercaptans, karbondisulfida, merupakan persenyawaan kimia yg mengandung sulfur.-Berasal dari proses dekomposisi persenyawaan yang mengandung sulfur, banyak terdapat pada psoses pengolahan minyak bumi, pabrik petrokimia, pertambangan umum dan penyamakan kulit.-Bersifat racun, berpengaruh pada sistim susunan syaraf pusat
64
Asam Sulfida
Pengaruhnya sangat tgt konsentrasi di udara;- 1 ppm, tak berbau dan berasa- 50 ppm : menyebabkan bau yang tidak enak ,
tetapi akan terasa hilang setelah menghirup lama
- > 50 ppm :menyebabkan conjunctivitis, pusing, enek, batuk, mabuk, sempoyongan dam oedem paru-paru
- > 500 ppm : menyebabkan tak sadarkan diri, nafas dangkal dan lambat, kematian (30-50 menit)
- 100 –1000 ppm :gelisah, rangsangan selaput lendir, pandangan kabur, enek, muntah, jalan sempoyongan, kelumpuihan alat pernafasan.
65
Karbonmonoksida
Merupakan hasil pembakaran tidak sempurna bahankarbon atau yang mengandung karbon-Sifat : Berlomba dengan oksigen dalam mengikat HB, Mempunyai afinitas 300 kali lebih kuat dibandingkan O2 terhadap HB-Gejala : Sesak nafas,warna merah yg terang dari selaput lendir, apabila hebat disertai tak sadarkan diri.-NAB : 50 ppm
66
Gas Lain
CO2 dalam kadar tinggi mengganggu kesehatan,Udara yg mengadung 3 % CO2 sesak nafas dan pusing kepala, lebih 10 % menyebabkan gangguan penglihatan, pingsandalam waktu 1 menitNAB CO2 : 5000 ppm
OZONNAB : 0.1 ppm atau 0.2mg/m3 udaraPada konsentrasi melebihi NAB menyebabkanpusing kepala, rangsangan pada paru-paru
67
Pertolongan pada Keracunan Gas
Pindahkan korban ketempat udara segar, tidak boleh ditolong ditempat kejadian
Berikan nafas buatan jika terjadi gangguan nafas
Yang perlu diperhatikan ? Jangan sekali-kali menolong korban bila tidak mengetahui cara memberikan pertolongan, dan tidak mempergunakan alat perlindungan yang cukup.