6. s. aureus, s. epidermidis, s. saprophyticus (cg+) neisseriaceae, veillonella (cg-)

38
S. aureus, S. Epidermidis, S. Saprophyticus (CG+) KELOMPOK 6

Upload: nindya-puspita-ayu

Post on 18-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

S. aureus, S. Epidermidis, S. Saprophyticus (CG+) Neisseriaceae, veillonella (CG-)

TRANSCRIPT

Habitat dan Penyebaran

S. aureus, S. Epidermidis, S. Saprophyticus (CG+)KELOMPOK 6

Pendahuluan Staphylococcus :Gram positifKatalase (+)Spora (-)Gerak (-)Koagulasi (+) : pada staphylococcus aureusKapsul (-) , kecuali pada staphylococcus aureus (kapsul asam hialuronat)

Enzim dan toksinStaphylococcus dapat menyebabkan penyakit baik melalui kemampuannya untuk berkembang biak dan menyebar luas di jaringan serta dengan cara menghasilkan berbagai substansi ekstraselular.Beberapa substansi tersebut adalah enzim; lainnya dianggap sebagai toksin, tetapi dapat berfungsi sebagai enzim.Banyak dari toksin tersebut di bawah kontrol genetik plasmid; beberapa dapat dikendalikan kromosomal dan ekstrakromosomal; dan mekanisme kontrol genetik lainnya tidak dapat dijabarkan dengan baik.

1.Katalase

Staphylococcus menghasilkan katalase yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Uji katalase membedakan Staphylococcus dan streptococcus. Staphylococcus (+) dan streptococcus (-)

2. Koagulase dan faktor penggumpalStaphylococcus aureus menghasilkan koagulase; suatu protein mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang mengandung oksalat atau sitrat.Koagulase berikatan dengan protrombin; bersama-sama keduanya menjadi aktif secara enzimatik dan menginisiasi polimerisasi fibrin.Koagulase dapat menyimpan fibrin pada permukaan Staphylococcus, mungkin mengubah ingestinya oleh sel fagositik atau destruksi Staphylococcus dalam sel-sel tersebut.Memproduksi koagulase dianggap sama dengan memiliki potensi menjadi patogen invansif.

Faktor penggumpal adalah kandungan permukaan Staphylococcus aerus yang berfungsi melekatkan organisme ke fibrin atau fibrinogen. Bila berada di dalam plasma, Staphylococcus aureus membentuk gumpalan. Faktor penggumpal berbeda dengan koagulase.

3. Enzim lainEnzim-enzim lain yang dihasilkan oleh Staphylococcus antara lain adalah hialuronidase, atau faktor penyebar; stafilokinase menyebabkan fibrinolisis tetapi bekerja jauh lebih lambat daripada streptokinase; proteinase; lipase; dan -laktamase.

4. Eksotoksin-toksin merupakan protein heterogen yag bekerja dengan spektrum luas pada membran sel eukariot. -toksin merupakan hemolisin yang kuat. -toksin dapat menguraikan sfingomielin sehingga toksik untuk berbagai sel, termasuk sel darah merah manusia. -toksin melisiskan sel darah merah manusia dan hewan. -toksin bersifat heterogen dan terurai menjadi beberapa subunit pada detergen nonionik. Toksin tersebut mengganggu membran biologik dan dapat berperan pada penyakit diare akibat Staphylococcus aureus.

5. Leukosidin

Toksin Staphylococcus aureus ini memiliki dua komponen. Leukosidin dapat membunuh sel darah putih manusia dan kelinci. Kedua komponen tersebut bekerja secara sinergis pada membran sel darah putih membentuk pori-pori dan meningkatkan permeabilitas kation.

6. Toksin Eksfoliatif

Toksin epidermolitik Staphylococcus aureus ini merupakan dua protein yang berbeda dengan berat molekul yang sama. Toksin epidermolitik A adalah produk gen kromosomal dan tahan panas (tahan didihkan selama 20 menit). Toksin epidermolitik B diperantarai plasmid dan tidak tahan panas. Toksin epidermolitik menyebabkan deskuamasi generalisata pada staphylococcal scalded skin syndrome. Toksin-toksin tersebut merupakan superantigen.

7. Toksin sindrom-syok-toksik

Sebagian besar srain Staphylococcus aureus yang diisolasi dari pasien dengan sindrom syok toksik menghasilkan toksin yang disebut toksin sindrom-syok-toksik-1 (TSST-1), yang serupa dengan enterotoksin F. TSST-1 merupakan superantigen prototipikal. TSST-1 berikatan dengan molekul MHC kelas II, menstimulasi sel T, yang menimbulkan manifestasi protein pada sindrom syok toksik. Toksin ini menyebakan demam, syok, dan melibatkan berbagai sistem tubuh, termasuk ruam kulit deskuamatif. Gen untuk TSST-1 ditemukan pada sekitar 20 % isolasi Staphylococcus aureus.

8. EnterotoksinEnterotoksin merupakan penyebab penting keracunan makanan; enterotoksin dihasilkan bila Staphylococcus aureus tumbuh di makanan yang mengandung karbohidrat dan protein.

Sifat Pertumbuhan

Staphylococcus memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap obat antimikroba. Resistansi Staphylococcus dibagi menjadi beberapa kelas:Sering memproduksi -laktamase, dikendalikan ole plasmid, dan membuat organisme ini resistan terhadap berbagai penisilin. Plasmid ditransmisikan melalui transduksi dan mungkin juga melalui konjugasi.

2.Resistansi terhadap nafsilin (dan terhadap metisilin dan oksasilin) tidak tergantung pada produksi -laktamase. Gen mecA yang resistan terhadap nafsilin terletak di dalam kromosom. Mekanisme resistansi nafsilin dikaitkan dengan kekurangan atau tidak tersedianya protein pengikat penisilin pada organisme tersebut.

Staphylococcus aureus

Habitat dan Penyebaran

KarakteristikKarakteristik Umum :Gram positif coccusformasinya membentuk gambaran seperti anggur (karena membelahnya ke semua arah)Fakultatif AnaerobKarakteristik Khusus :Gram positif Formasi seperti buah anggurTidak membentuk sporaSebagian ada yang berkapsul

Mannitol Salts Agar (MSA)Staphylococcus aureus

Catalase2H2O2 O2 + 2H2OStreptococci vs. Staphylococci

Perbedaan Karakteristik

S. aureus

CoagulaseFibrinogen FibrinPerbedaan Karakteristik

Coagulase NEG

Coagulase POSStaphylococcus aureus

Protein A Protein A adalah komponen dinding sel pada banyak strain Staphylococcus aureus yang berikatan dengan fragmen Fc dari molekul IgGOleh karena itu ketika partikel lateks dilapisi dengan IgG (dan fibrinogen) dicampur dengan suspensi emulsi S. aureus pada slide kaca, aglutinasi terlihat dari partikel-partikel lateks, tidak ada reaksi yang terlihat ketika dilakukan pada S. epidermidis

Tes lainnyaAntara lain tes fosfatase, tes DNAase dan uji fermentasi manitol (kebanyakan S. aureus merupakan bentuk asam dari manitol, sementara S. epidermidis hanya beberapa).

Typing of Staphylococcus aureusFungsi: untuk menentukan sumber wabah infeksi.

Phage typing (penentuan strain bakteri dengan menggunakan jenis bakteriofag tertentu) berguna apabila staphylococci yang masih hidup dapat diisolasi dari makanan yang dicurigai, dari korban, dan dari perantara yang dicurigai misalnya pengolah makanan. Serotyping: mikroorganisme, virus, atau sel diklasifikasikan bersama berdasarkan antigen permukaan. Serotyping sering memainkan peran penting dalam menentukan spesies dan subspesies.

PathogenesisStaphylococcus aureus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat PiogenikBermacam-macam enzim dan toksin dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, namun yang paling utama adalah koagulase dan enterotoksin.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah:Infeksi superficial: agen penyebab bisul, abses, infeksi pada luka, infeksi oral yang jarang terjadi; mungkin menyebabkan angular cheilitis pada tepi mulut

Kerancunan (muntah) disebabkan oleh enterotoksin. Mempunyai masa inkubasi yang pendek sekitar 1-8 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tercemarSindrom toksik syok: juga disebabkan oleh enterotoksinInfeksi dalam: osteomyelitis, endocarditis, septicaemia, pneumonia

Treatment and PreventionKelebihan strain di atas 80% : Resisten atau tahan terhadap obat-obatan golongan beta laktam, dan beberapa antibiotik, bahkan banyak yang multi resistenAntibiotik yang aktif terhadap S.aures :Penicillin : untuk golongan yang masih sensitif Flocloxacillin: stabil melawan beta laktamase Erythromycin fusidic acid: untuk infeksi kulitChepalosporins vancomycin

Daya Tahan Antibiotik Pada StaphylococcusTerdiri dari beberapa kelas : Ketahanan terhadap obat-obatan golongan beta laktamketahanan terhadap methicillin yang bebas dari golongan beta laktamase.ketahanan terhadap vankomisin Toleransi atau daya tahan ' di mana organisme ini hanya dihambat saja tetapi tidak dibunuh oleh antiboitik, sehingga hanya menyebabkan infeksi yang berkepanjangan saja.

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidisStaphylococcus koagulase negatif adalah flora normal manusia pada kulit, saluran napas, saluran cerna.Kadang-kadang menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan dengan implantasi alat-alat, terutama pada pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun yang terganggu.Sekitar 75% infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus koagulase negatif ini akibat Staphylococcus epidermidis.

Habitat dan transmisiSpesies ini ditemukan pada permukaan kulit, dan disebarkan melalui kontak.

Kultur dan identifikasiTumbuh sebagai koloni putih pada agar darah. Koloni Staphylococcus epidermidis biasanya berwarna abu-abu hingga putih pada isolasi pertama.Banyak koloni hanya menghasilkan pigmen setelah inkubasi lama.Staphylococcus yang nonpatogen dan tidak invasif seperti Staphylococcus epidermidis cenderung bersifat nonhemolitik.Organisme ini jarang menyebabkan supurasi tetapi dapat menginfeksi protese ortopedik atau kardiovaskular, atau menyebabkan penyakit pada orang dengan fungsi imun yang terganggu.

patogenisitasMenjadi komensal normal pada kulit, bakteri ini menyebabkan infeksi hanya ketika keadaannya memungkinkan (oportunis patogen). Contoh umum adalah chateter terkait sepsis,infeksi sendi buatan dan infeksi saluran kemih.

Treatment S. epidermidis menunjukkan resistensi terhadap sejumlah obat (multiresisten),termasuk penisilin dan methicillin. S. Epidermidis sensitif terhadap vankomisin.

Staphylococcus saprophyticusOrganisme ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita, sebuah infeksi terutama terkait dengan hubungan seksual.Karakteristik: tumbuh sebagai koloni putih pada agar darah, katalase positif, koagulase negatif, non hemolitik, resistant terhadap novobiotin, kekurangan protein AHabitat : Udara,tanah,dan debu