6 ii. tinjauan pustaka 2.1 singkatan dan akronim (1997digilib.unila.ac.id/14681/3/bab ii.pdf · ......

39
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkatan dan Akronim 2.1.1 Singkatan dan Akronim Menurut EYD 2.1.1.1 Singkatan Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1997: 17), singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih. Berikut ini dijelaskan macam-macam singkatan. a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Singkatan nama orang; Muh. Yamin Muhammad Yamin Pada singkatan nama orang Muhammad Yamin penyingkatan namanya adalah singkatan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua pada kata pertama sehingga kata Muhammad setelah terjadi penyingkatan menjadi Muh. A.E. Sanusi Ahmad Effendi Sanusi W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman Pada singkatan nama orang Ahmad Effendi Sanusi dan Wage Rudolf Supratman penyingkatan namanya dengan mengambil huruf pertama pada kata pertama dan huruf pertama dari kata kedua, sehingga penyingkatannya menjadi A. E. Sanusi dan W. R. Supratman.

Upload: dinhnhan

Post on 12-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

6

II. TINJAUAN PUSTAKA[

2.1 Singkatan dan Akronim

2.1.1 Singkatan dan Akronim Menurut EYD

2.1.1.1 Singkatan

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1997:

17), singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau

lebih. Berikut ini dijelaskan macam-macam singkatan.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti

dengan tanda titik.

Misalnya:

Singkatan nama orang;

Muh. Yamin Muhammad Yamin

Pada singkatan nama orang Muhammad Yamin penyingkatan namanya adalah

singkatan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf

pertama dari suku kata kedua pada kata pertama sehingga kata Muhammad

setelah terjadi penyingkatan menjadi Muh.

A.E. Sanusi Ahmad Effendi Sanusi

W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman

Pada singkatan nama orang Ahmad Effendi Sanusi dan Wage Rudolf

Supratman penyingkatan namanya dengan mengambil huruf pertama pada

kata pertama dan huruf pertama dari kata kedua, sehingga penyingkatannya

menjadi A. E. Sanusi dan W. R. Supratman.

7

Singkatan nama gelar;

M.B.A. master of bisiness administration(gelar pascasarjana

S2 dibidang ekonomi)

S.E. sarjana ekonomi (gelar kesarjanaan S1 dibidang

ekonomi)

S.Pd. sarjana pendidikan (gelar kesarjanaan di bidang

ilmu kependidikan)

Singkatan sapaan;

Bpk. Bapak

Pada kata bapak penyingkatannya dengan mengambil huruf awal, tengah, dan

akhir. Jadi kata bapak menjadi Bpk.

Sdr. Saudara

Pada kata saudara penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama di

setiap suku katanya, jadi kata saudara menjadi Sdr.

Singkatan jabatan atau pangkat;

Dirut. Direktur Utama

Pada jabatan direktur utama penyingkatannya dengan mengambil suku kata

pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua pada kata pertama, dan huruf

pertama pada suku kata pertama kata kedua. Sehingga kata direktur utama bila

disingkat menjadi dirut.

Kol. Kolonel

Pada pangkat kolonel penyingkatannya dengan mengambil suku kata pertama

dan huruf pertama suku kata kedua, sehingga kata kolonel bila disingkat

menjadi kol.

8

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal ditulis

dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan an ketatanegaraan;

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

Pada kata Dewan Perwakilan Rakyat penyingkatannya dengan mengambil

huruf awal setiap kata, sehingga Dewan Perwakilan Rakyat disingkat menjadi

DPR.

Singkatan nama badan atau organisasi;

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

Pada kata Persatuan Guru Republik Indonesia penyingkatannya dengan

mengambil huruf awal setiap kata, sehingga Persatuan Guru Republik

Indonesia disingkat menjadi PGRI.

Singkatan nama dokumen resmi;

KTP Kartu Tanda Penduduk

Pada kata Kartu Tanda Penduduk penyingkatannya dengan mengambil huruf

awal setiap kata, sehingga Kartu tanda Penduduk disingkat menjadi KTP.

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Singkatan umum adalah singkatan yang sering dipergunakan oleh masyarakat.

Misalnya:

dll. dan lain-lain

9

Pada kata dan lain-lain penyingkatannya dengan mengambil huruf awal setiap

kata, sehingga dan lain-lain disingkat menjadi dll.

dsb. dan sebagainya

dst. dan seterusnya

Pada kata dan sebagainya dan dan seterusnya penyingkatannya dengan

mengambil huruf pertama kata pertama dan huruf pertama suku kata pertama

dan huruf pertama suku kata kedua kata kedua.

hlm. Halaman

Pada kata halaman penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama pada

suku kata pertama, kedua, dan ketiga. Sehingga kata halaman bila disingkat

menjadi hlm.

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang

tidak diikuti tanda titik.

Misalnya:

Singkatan lambang kimia;

Cu kuprum

Pada kata kuprum penyingkatannya diambil dari dua huruf awalnya saja

menjadi ku, tetapi karena kuprum adalah lambang kimia maka

penyingkatannya menjadi Cu karena lambang kimia internasional yang sudah

ditetapkan adalah Cu.

TNT trinitrotoluen

Pada lambang kimia trinitrotoluen penyingkatannya dengan mengambil huruf

pertama dari suku kata pertama, kedua, dan ketiga. Sehingga trinitrotoluen bila

disingkat menjadi TNT.

10

Singkatan satuan ukuran;

cm centimeter

Pada kata sentimeter penyingkatannya diambil dari huruf awalnya saja yaitu

(c) mewakili kata centi dan (m) mewakili kata meter, maka bila disingkat

centimeter menjadi cm.

kVA kilovolt-ampere

Pada kata kilovolt-ampere penyingkatannya diambil dari setiap huruf awalnya

yaitu (k) mewakili kilo, (V) mewakili volt, dan (A) mewakili ampere, maka

kilovolt-ampere bila disingkat menjadi kVA.

Singkatan takaran;

l liter

Pada kata liter penyingkatannya hanya mengambil satu huruf awalnya saja

yaitu (l) maka kata liter disingkat menjadi l.

Singkatan timbangan;

kg kilogram

Pada kata kilogram penyingkatnnya diambil dari huruf awal setiap katanya,

yaitu (k) mewakili kilo dan (g) mewakili gram, maka kilogram disingkat

menjadi kg.

Singkatan mata uang;

Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah

Pada singkatan mata uang biasanya menggunakan nilai angka nominal, maka

jika disingkat (lima ribu) rupiah menjadi Rp. 5.000,00 sebagai singkatnnya.

2.1.1.2 Akronim

11

Dalam buku Pedoman Umum Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

(1997: 18), akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,

gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang

diperlakukan sebagai kata. Berikut ini dijelaskan macam-macam akronim.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital.

Misalnya:

ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

SIM surat izin mengemudi

Pada kata (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Lembaga Administrasi

Negara, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, dan surat Izin Mengemudi)

penyingkatannya diambil dari huruf awal pada setiap katanya maka bila

disingkat menjadi ABRI, LAN, PASI, dan SIM.

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal dengan huruf kapital.

Misalnya:

Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Pada kata Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia penyingkatannya

adalah (Ak) mewakili akademi dan mengambil huruf awal dari setiap katanya,

jadi bila disingkat menjadi Akabri. Akabri merupakan nama diri yang diambil

tidak hanya huruf awalnya tetapi ada huruf kedua pada kata akademi menjadi

(ak), maka penulisan singkatannya huruf kapital pada huruf pertamanya saja

12

selanjutnya tidak menggunakan huruf kapital. Sehingga penulisannya menjadi

Akabri bukan AKABRI.

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Pada kata Badan Perencanaan Pembangunan Nasional penyingkatannya (Ba)

mewakili badan, (p) mewakili perencanaan, (pe) mewakili pembangunan, dan

(nas) mewakili nasional. Sehingga bila disingkat menjadi Bappenas.

Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

Pada kata Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia penyingkatannya adalah (I)

mewakili ikatan, (wa) mewakili wanita, (p) mewakili pengusaha dan (i)

Indonesia. Sehungga bila disingkat menjadi Iwapi.

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis

dengan huruf kecil.

Misalnya:

pemilu pemilihan umum

Pada kata pemilu penyingkatannya dengan mengambil (pemil) untuk mewakili

kata pemilihan dan (u) untuk mewakili kata umum, maka bila disingkat

pemilihan umum menjadi pemilu.

rapim rapat pimpinan

pada kata rapat pimpinan penyingkatannya dengan mengambil (ra) mewakili

kata rapat dan (pim) mewakili kata pimpinan, sehingga bila disingkat rapat

pimpinan menjadi rapim.

tilang bukti pelanggaran

13

pada kata bukti pelanggaran penyingkatannya dengan mengambil suku kata

terakhir dari kata pertama (ti) pada kata bukti dan (lang) pada kata

pelanggaran.

catatan:

jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-

syarat berikut:

1. jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim

pada kata Indonesia;

2. akronim dibentuk dengan mengidahkan keserasian kombinasi vokal dan

konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

Dari penjelasan tentang singkatan dan akronim menurut EYD tersebut dapat

disimpulkan bahwa singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim

dilafalkan sebagai kata. Hal inilah yang membuat akronim semakin tumbuh subur

dengan berbagai variasinya sehingga penggunaan akronim menarik untuk dikaji,

meskipun tidak sedikit orang yang menyamakan antara singkatan dan akronim.

2.1.2 Singkatan dan Akronim Menurut Kridalaksana

Kridalaksana menggunakan istilah abreviasi untuk kependekan. Menurut

Kridalaksana (2007: 159) abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa

bagian leksem atau kombinasi sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata.

Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan dan hasil prosesnya disebut

kependekan.

2.1.2.1 Jenis-Jenis Kependekan

Jenis-jenis kependekan menurut Kridalaksana (2007: 161) sebagai berikut.

14

1. Singkatan, yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau

gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti

FSUI Fakultas Sastra Universitas Indonesia

DKI Daerah Khusus Ibukota

KKN Kuliah Kerja Nyata

Pada singkatan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI), Daerah

Khusus Ibukota (DKI), dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) penyingkatannya

dengan mengambil huruf awal dari setiap katanya.

2. Penggalan, yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari

leksem, seperti

Bu Ibu

Pak Bapak

Pada kata Ibu dan bapak penyingkatannya dengan mengambil suku kata

terakhir dari setiap kata tersebut yaitu (Bu) pada kata Ibu dan (Pak) pada

kata Bapak.

3. Akronim, yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku

kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang

sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia, seperti

FKIP /efkip/ dan bukan /ef/, /ka/, /i/, /pe/

ABRI /abri/ dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/

AMPI /ampi/ dan bukan /a/, /em/, /pe/, /i/

4. Kontraksi, yaitu proses pemendekan yang meringkas leksem dasar atau

gabungan leksem, seperti

tak dari tidak

takkan dari tidak akan

15

sendratari dari seni drama dan tari

berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri

rudal dari peluru kendali

5. Lambang huruf, yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau

lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti

g gram

cm sentimeter

Au Aurum

Bentuk ini disebut lambang karena dalam perkembangannya tidak dirasakan

lagi asosiasi linguistik antara bentuk itu dengan kepanjangannya.

2.1.2.2 Klasifikasi Bentuk-Bentuk Kependekan

Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk kependekan yang ada dalam bahasa

Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Vries dalam Kridalaksana (2007: 165)

mengatakan bahwa dalam bahasa Indonesia singkatan tidak ada sistematiknya,

namun ternyata sistem itu ada, hanya sebagian kecil saja dari semua kependekan

yang diselidiki yang sukar diklasifikasikan dan fakta semacam ini merupakan ciri

morfologis suatu bahasa, yaitu ada proses yang teratur, ada tambahan, dan

kekecualian.

Pada berbagai bentuk kependekan sering terdapat tumpang tindih, baik pada

bentuk kependekan yang berupa lambang huruf, maupun pada singkatan dan

akronim, misalnya lambang huruf F dapat dipakai untuk Fahrenheit, Fiat, Fokker,

Florin; singkatan BB dapat dipakai untuk Balai Bahasa, Balai Banjar, Balai Besar,

Balanced Budget, Bea Beban, Bujur Barat, dan Bukit Barisan; akronim KAMI

16

dapat dipakai untuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia dan Kesatuan Artis

Muda Indonesia. Tumpang tindih juga dapat terjadi antara bentuk singkatan dan

akronim, misalnya ABRI dapat disebut singkatan dan dapat pula disebut akronim,

tergantung dari bagaimana bentuk kependekan itu dilafalkan.

Klasifikasi bentuk-bentuk kependekan menurut Kridalaksana (2007: 165 177)

sebagai berikut.

a. Singkatan

Bentuk singkatan terjadi karena proses-proses berikut.

1. Pengekalan huruf pertama tiap komponen. Pengekalan adalah huruf atau

gabungan kata yang diambil sebagai singkatan, misalnya

A agama

B barat, bin, binti

F Fiat, Fokker

G gunung, gusti

H haji, hijrah

L laut

M Masehi

R Raden

W Wayan

AA Asia Afrika, ayah angkat

GWR Gerakan Wisata Remaja

YTKI Yayasan Tenaga Kerja Indonesia

RSPAD Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat

YPPKKK Yayasan Pembinaan Pendidikan Keterampilan

17

Kursus-Kursus

PAPFIAS Panitia Aksi Pemboikotan Film Imprealis Amerika

Serikat

dll. dan lain-lain

Dari data diatas cara penyingkatannya dengan mengambil setiap huruf

awal dari setiap kata.

2. Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi, reduplikasi

dan preposisi, artikulasi, dan kata, misalnya

ABKJ Akademi Bahasa dan Kebudayaan Jepang

BASUKI Badan Asuhan Sekolah dan Usaha Kebudayaan

Indonesia

RTF Radio, Televisi, dan Film

BDB Bebas dari Bea

BHTI Biro Hak Cipta di Indonesia

GTKI Gabungan Taman Kanak-Kanak Indonesia

DGI Dewan Gereja-Gereja di Indonesia

MAWI Majelis Agung para Wali Gereja Indonesia

Catatan : unsur yang dicetak miring dilesapkan.

3. Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bila berulang, misalnya

D3 Dinas Dermawan Darah

4K Kecerdasan, Kerajinan, Kesetiaan, dan Kesehatan

BBN-A3 Bea Balilk Nama Alat Angkutan Air

FP4MI Front Permusyawaratan Perjuangan Pemuda Pelajar

Mahasiswa Islam

P3AB Proyek Percepatan Pengadaan Air Bersih

18

Dari data diatas penyingkatnnya dengan mengambil huruf pertama dari setiap

kata, namun bila huruf itu berulang maka penulisannya dengan menggunakan

angka. Maka Dinas Dermawan Daerah karena huruf yang diambil adalah

huruf petamanya yaitu (D) dan ada tiga huruf yang berulang maka disingkat

menjadi D3.

4. Pengekalan dua huruf pertama dari suatu kata, misalnya

Aj ajudan

As asisten

Ay ayat

Ko Korps

Ny. nyonya

Ob Oblit

Od oditur

Va valuta

Wa wakil

Dari data diatas cara penyingkatannya dengan mengambil dua huruf pertama

dari setiap katanya. Maka pada kata nyonya huruf yang diambil sebagai

singkatannya mengambil dua huruf pertama maka menjadi Ny.

5. Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata, misalnya

Acc accord

Ant antara

Ins instruksi, insurance, inspektur

Int intendans

Obl oblligasi

Okt Oktober

19

Dari data diatas cara penyingkatannya dengan mengambil tiga huruf pertama

dari setiap katanya, maka pada kata Oktober disingkat menjadi Okt.

6. Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata, misalnya

Purn purnawirawan

Sekr sekretaris

Sept September

Dari data diatas cara penyingkatannya dengan mengambil empat huruf

pertama dari setiap katanya, maka pada kata September bila disingkat menjadi

Sept.

7. Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir dari suatu kata, misalnya

BA bintara

DI divisi

Fa firma

Ir insinyur

jo juncto

Pa perwira

Dari data di atas cara penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama

dan terakhir dari kata tersebut maka pada kata perwira bila disingkat

menjadi (Pa).

8. Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga dari suatu kata, misalnya:

Hj hajah

Gn gunung

Dari data di atas cara penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama

dan huruf ketiga dari kata tersebut, maka hajah bila disingkat menjadi Hj.

20

9. Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf

pertama dari suku kata kedua, misalnya

Kpt kapten

Ltn letnan

Gub gubernur

Kab kabinet

Kap kavaleri

Kel keluarga

Dari data tersebut penyingkatannya denagn mengambil huruf pertama dan

terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua dari

kata tersebut, maka bila disingkat kapten menjadi Kpt.

10. Pengekalan huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama dari kata

kedua dalam suatu gabungan kata, misalnya

a.d antedium

VW Volkswagen

Pada contoh di atas penyingkatnnya dengan mengambil huruf pertama dari

kata pertama dan huruf pertama dari kata kedua dalam suatu gabungan kata,

sehingga Volkswagen disingkat menjadi VW.

11. Pengekalan huruf pertama dan diftong terakhir dari suatu kata, misalnya

Sai sungai

Dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama dan

diftong terakhir dari suatu kata, maka pada kata sungai bila disingkat

menjadi Sai.

12. Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama dari kata

kedua dalam suatu gabungan kata, misalnya

21

Swt swatantra

Pada contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil dua huruf pertama

dari kata pertama dan huruf pertama dari kata kedua dalam suatu gabungan

kata, sehingga bila disingkat gabungan kata swatantra.

13. Pengekalan huruf pertama dari suku kata pertama dan huruf terakhir dari

suku kata kedua dari suatu kata, misalnya

Bdg Bandung

tgl tanggal

dgn dengan

ttg tentang

Pada contoh di atas maka penyingkatnnya dengan mengambil huruf pertama

dari suku kata pertama dan huruf terakhir dari suku kata kedua dari suatu

kata. Sehingga bila disingkat kata tentang disingkat menjadi ttg.

14. Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata dari suatu kata, misalnya

hlm halaman

ttg tertanggal

Dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama dari

tiap suku kata dari kata tersebut, maka pada kata halaman disingkat menjadi

hlm.

15. Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata, misalnya

Do depot

Pada contoh diatas maka penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama

dan huruf keempat dari kata tersebut, maka pada kata depot disingkat

menjadi Do.

Bentuk akronim dan kontraksi terjadi karena proses berikut.

22

1. Pengekalan suku pertama dari setiap komponen, misalnya

Nalo Nasional Lotere

Orba Orde baru

Orla Orde lama

Penjas Pendidikan jasmani

Komdis Komando Distrik

Pada contoh di atas maka penyingkatannya dengan mengambil suku kata

pertama dari setiap kata tersebut, maka Nasional Lotere disingkat menjadi

Nalo.

2. Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata,

seutuhnya, misalnya

banstir banting stir

angair angkutan air

Dari contoh diatas penyingkatannya dengan mengambil suku kata pertama

dari kata pertama dan kata kedua seutuhnya, maka banting stir bila disingkat

menjadi banstir.

3. Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen, misalnya

Gatrik tenaga listrik

Lisin ahli mesin

Girlan pinggir jalan

Menwa resimen mahasiswa

Purrat tempur darat

Pada contoh diatas penyingkatnnya dengan mengambil suku kata terakhir

dari setiap kata, maka pada kata ahli mesin disingkt menjadi lisin.

23

4. Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf

pertama dari komponen selanjutnya, misalnya

Gapani Gabungan Pengusaha Apotik Nasional Indonesia

Himpa Himpunan Peternak Ayam

Markoak Markas Komando Angkatan Kepolisian

Dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama dari

kata pertama dan kedua serta huruf pertama dari komponen selanjutnya,

maka Gabungan Pengusaha Apotik Nasional Indonesia disingkat menjadi

Gapani.

5. Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi,

misalnya

Anpunda Abdalan Pusat dan Daerah

Pada contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil suku kata pertama

tiap komponen dengan pelesapan konjungsi, maka Abdalan Pusat dan daerah

disingkat menjadi Anpunda.

6. Pengekalan huruf pertama tiap komponen, misalnya

LEN Lembaga Elektronika Nasional

LIK Lembaga Inventarisasi Kehutanan

Dari contoh diatas penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama dari

setiap kata (L) mewakili Lembaga, (E) mewakili Elektronika, dan (N)

mewakili Nasional.

7. Pengekalan huruf pertama tiap komponen frase dan pengekalan dua huruf

pertama komponen terakhir, misalnya

Aika Arsitek Insinyur Karya

Aipda Ajun Inspektur Polisi Dua

24

Pada contoh diatas penyingkatannya dengan mengambil huruf pertama tiap

komponen frase dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir,

maka Arsitek Insinyur Karya disingkat menjadi Aika.

8. Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen, misalnya

Unud Universitas Udayana

Bapefi Badan Penyalur Film

Dari contoh diatas penyingkatnnya dengan mengambil dua huruf pertama

dari setiap kata tersebut, sehingga Universitas Udayana disingkat menjadi

Unud.

9. Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen, misalnya

Komrad komunikasi radio

Komwil komando wilayah

Puslat pusat latihan

Banser bantuan serba guna

Pada contoh di atas penyingkatnnya dengan mengambil tiga huruf pertama

tiap komponen, maka komunikasi radio disingkat menjadi komrad.

10. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama

komponen kedua disertai pelesapan konjungsi, misalnya

abnon abang dan none (Jakarta)

dari contoh diatas penyingkatannya dengan mengambil dua huruf pertama

komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai

pelesapan konjungsi, maka abang dan none disingkat menjadi abnon dengan

melesapkan konjungsi (dan).

25

11. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta

pengekalan tiga huruf pertama komponen kedua, misalnya

Nekolim Neokolonialis, Kolonialis, Imperialis

Odmilti Oditur Militer Tinggi

Pada contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil dua huruf pertama

komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga huruf pertama

komponen kedua, maka Oditur Militer Tinggi jika disingkat menjadi

Odmilti.

12. Pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta

pengekalan huruf tiga huruf pertama komponen kedua, misalnya

Nasakom Nasionalis, Agama, Komunis

Nasasos Nasionalisme, Agama, Sosialisme

Dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil tiga huruf pertama

komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf tiga huruf pertama

komponen kedua, sehingga Nasionalis, Agama, Komunis disingkat menjadi

Nasakom.

13. Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi,

misalnya

Falsos Falsafah dan Sosial

Pada contoh di atas penyingkatnnya dengan mengambil tiga huruf pertama

tiap komponen serta pelesapan konjungsi, maka Falsafah dan Sosial

disingkat menjadi Falsos.

14. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama

komponen kedua, misalnya

Jabar Jawa Barat

26

Jatim Jawa Timur

Dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil dua huruf pertama

komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua, sehingga Jawa

Barat disingkat menjadi Jabar.

15. Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan

konjungsi, misalnya

Agitprop Agitasi dan propaganda

Pada contoh di atas penyingkatnnya dengan mengambil empat huruf

pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi, maka Agitasi dan

propaganda.

b. Penggalan

Bentuk penggalan terjadi karena proses berikut.

1. Penggalan suku kata pertama dari suatu kata, misalnya

Dok dokter

Sus suster (aslinya: Zuster)

Dari contoh di atas pemenggalannya dengan mengambil suku kata pertama

dari kata tersebut, maka Dokter menjadi Dok.

2. Pengekalan suku terakhir suatu kata, misalnya

Pak Bapak (kata sapaan)

Bu Ibu (kata sapaan)

Dik Adik (kata sapaan)

Nak Anak (kata sapaan)

Pada contoh diatas pemenggalannya dengan mengambil suku kata terakhir

dari kata tersebut, sehingga pada kata Bapak disingkat menjadi Pak.

27

3. Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata, misalnya

Bag bagian

Dep departemen

Des Desember

Dari contoh di atas pemenggalannya dengan mengambil tiga huruf pertama

dari kata tersebut, maka Desember disingkat menjadi Des.

4. Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata, misalnya

Brig brigade

Kapt kapten

Prof profesor

Sept September

Pada contoh di atas pemenggalannya dengan mengambil empat huruf

pertama dari kata tersebut, sehingga September disingkat menjadi Sept.

5. Pengekalan kata terakhir dari suatu frase, misalnya

ekspres kereta api ekspres

harian surat kabar harian

dari contoh di atas penyingkatannya dengan mengambil kata terakhir dari

suatu frase, maka kereta api ekspres disingkat menjadi ekspres.

28

2.2 Surat Kabar

2.2.1 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar atau koran adalah sebutan untuk penerbitan pers yang termasuk dalam

media massa cetak berupa lembaran berisi berita-berita dan karangan-karangan

yang diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan atau bulanan, dan

diedarkan secara umum. (Assegaf, 1982: 10 11).

Dalam kamus komunikasi, surat kabar diartikan sebagai lembaran tercetak yang

memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan memiliki ciri terbit secara

periodik, bersifat umum, isinya termasa atau aktual mengenai apa saja di seluruh

dunia, mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca (Effendi, 1986: 241).

Surat kabar atau koran menurut Junaedhie (1991: 137) adalah berupa harian atau

mingguan yang tidak mempunyai gambar kulit (cover) yang terbuat dari jenis

kertas lain, terdiri dari beberapa halaman yang memiliki tujuh sampai sembilan

kolom. Surat kabar menurut Moeliono, dkk (1997: 436) adalah lembaran-

lembaran kertas yang bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya yang terbagi

dalam 89 kolom terbit setiap hari atau periodik.

Koran adalah lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan kabar (berita) dan

sebagainya terbagi dalam kolom-kolom (8 9) kolom terbit setiap hari atau

periodik (KBBI, 1997: 436).

29

Gunadi (1998: 112) menyatakan surat kabar adalah media komunikasi massa yang

memuat serba-serbi pemberitaan meliputi politik, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan, dan keamanan.

Syarifuddin (1999: 23) menyatakan bahwa surat juga sebagai salah satu media

massa, mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi, hasil, dan proses

pembangunan. Selain itu, surat kabar merupakan sarana hiburan yang cocok untuk

di baca saat-saat santai. Salah satu kolom yang dimuat pada surat kabar atau koran

adalah berita utama.

Koran (news paper) atau surat kabar adalah penerbitan berkala (biasanya setiap

hari, sehingga disebut harian) yang berisikan artikel, berita, dan iklan. Wujud

koran berupa kertas berukuran plano (Wibowo, 2001: 100).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis lebih mengacu kepada pendapat

Syarifuddin yang mengatakan bahwa surat kabar sebagai salah satu media massa

mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi, hasil, dan pesan pembangunan.

Melalui surat kabar, pembaca akan mudah memperoleh informasi tersebut. Surat

kabar juga merupakan sarana hiburan yang cocok untuk dibaca saat-saat santai,

materi-materi yang bersifat hiburan yang dimuat di dalam surat kabar

dimaksudkan untuk mengimbangi berita-berita yang berat serta tulisan-tulisan

yang menuntut pemikiran.

30

2.2.2 Fungsi Surat Kabar

Fungsi surat kabar (1) menyiarkan, (2) mendidik, (3) menghibur, dan (4)

memengaruhi. Penjelasan tentang keempat fungsi surat kabar tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Menyiarkan (to inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi surat kabar yang pertama dan utama.

Khalayak pembaca mau membaca surat kabar karena memerlukan informasi

mengenai berbagai hal di dunia ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan, atau

pikiran orang lain , dan sebagainya.

Belasan korban tewas masih belum berhasil dievakuasi dari beberapa desa

yang masih berada di wilayah Cangkringan. Hingga Sabtu (6/11), tim

relawan gabungan baru berhasil mengevakuasi tujuh jenazah dari Dusun

Bronggan dan Dusun Wukirsari. Tujuh jenazah ditemukan di dalam

sebuah rumah penduduk dengan kondisi mengenaskan. (Tribun Lampung

edisi Minggu, 7 November 2010)

Pada berita dengan judul tersebut surat kabar memberikan informasi kepada

pembaca bahwa puluhan korban bencana Gunung Merapi masih banyak yang

tertimbun abu vulkanik dan belum terevakuasi.

2. Mendidik (to educate)

Sebagai sarana pendidikan massa, surat kabar memuat tulisan-tulisan yang

mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah

pengetahuannya. Isi surat kabar yang bersifat mendidik terdapat pada lembar

pendidikan.

31

misalnya bersih-bersih daerah perkotaan, pegunungan, lokasi pantai, dan

lain sebagainya. Meski belum di programkan, tapi niatan tersebut sudah

Pada berita tersebut Surat kabar mendidik pembaca khususnya pelajar untuk

menghilangkan imej negatif yang sering disemarkan pada para anak pecinta alam.

3. Menghibur (to entertain)

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk mengimbangi

berita-berita berat dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar ini bersifat hiburan

terdapat pada lembar olah raga.

Contoh: Pada lembar hiburan seleb life style dalam surat kabar Tribun lampung,

sering memberikan berita yang sifatnya menghibur para pembaca khususnya para

wanita. Karena pada lembar ini memuat berita para selebritis yang sedang hangat-

hangatnya, tidak sedikit para pembaca membeli surat kabar karena ingin membaca

lembar ini. Surat kabar pun sengaja membuat lembar ini untuk menghibur

pembacanya. Contohnya pada berita dalam lembar life style dengan judul

Sebelum terkenal sebagai presenter papan atas, Choky Sitohang mengawali

kariernya sebagai pembaca berita (sekaligus reporter/jurnalis) di sebuah

stasiun televisi swasta di tahun 2002. Tiga tahun kemudian, pada pertengahan

tahun 2005, Choky lolos kasting program acara realitas Cepetan Dong.

Namun baru 7 episode Choky harus berhenti lantaran harus menempuh

32

perawatan medis karena mengidap liver hepatitis A. (Tribun Lampung edisi

Selasa, 9 November 2010).

4. Mempengaruhi (to influence)

fungsi mempengaruhi inilah yang membuar pers memegang peranan penting

dalam kehidupan masyarakat. Fungsi surat kabar yang mempengaruhi masyarakat

secara implisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel (Effendi, 1986: 102).

Contoh: Dalam editorial surat kabar Tribun Lampung yang berjudul

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, dijadwalkan tiba di Jakarta

untuk kunjungan dua hari sampai 10 November 2010. Sebagai bangsa

yang berbudaya dan beradab dengan basis nilai-nilai keagamaan dan adat

ketimuran, kita harus menyambut Obama sebagai tamu agung dengan

November 2010).

Surat kabar sengaja memengaruhi pembaca agar menyambut kedatangan obama

dengan rasa suka cita agar Obama dapat membantu Indonesia dari keterpurukan

yang ada.

2.2.3 Fungsi Singkatan dan Akronim pada Surat Kabar

Di dalam surat kabar banyak terdapat penulisan singkatan dan akronim. Secara

umum fungsi penulisan singkatan dan akronim tersebut adalah untuk meringkas

penulisan agar tidak terjadi pemborosan kata dan untuk menambah kosa kata

33

pembaca surat kabar (www.google.com2008). Berikut ini penjelasan lebih lanjut

tentang fungsi penulisan singkatan dan akronim tersebut.

1. Meringkas Penulisan Agar Tidak Terjadi Pemborosan Kata.

Misalnya:

Nego.Hb.081279498000

Dari kutipan iklan baris di atas, maksud dari iklan baris tersebut adalah dijual

mobil merek BMW tipe 318i keluaran tahun 2002 berwarna silver dengan kondisi

mesin yang masih baik, bila ada pembeli yang berminat dapat menghubungi

penjual di nomor 081279498000. Hal ini tampaknya dilakukan oleh si penulis

untuk meringkas penulisan agar tidak terjadi pemborosan kata.

2. Menambah Kosa Kata Pembaca.

Misalnya:

TV televisi

tilang bukti pelanggaran

Perumnas perumahan nasional

radar radio detecting and ranging

rudal peluru kendali

sinetron sinema elektronik

Beberapa contoh tersebut merupakan singkatan dan akronim yang lebih

populer dan lebih familiar digunakan dari pada kepanjangannya. Artinya,

masyarakat lebih sering menggunakan kependekannya dari pada singkatan dan

akronim tersebut.

34

Selain itu, dalam surat kabar sering digunakan singkatan yang sama tapi

dengan kepanjangan yang berbeda, misalnya PT (perguruan tinggi; perseroan

terbatas), SBY (Susilo Bambang Yudhoyono; Surabaya), KB (kendaraan

bermotor; keluarga berencana), PG (Partai Golkar; pilihan ganda), dan

sebagainya.

Contoh: Presiden SBY hari ini dijadwalkan akan ke Sby untuk memberikan

kuliah umum di Universitas Brawijaya.

kota Surabaya.

Oleh karena itu, singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar yang

disertai dengan kepanjangannya dapat menambah wawasan dan kosa kata bagi

pembaca.

2.3 Iklan

2.3.1 Pengertian Iklan

Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan

lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan

pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumn oleh perusahaan,

35

lembaga non-komersial, maupun pribadi yang berkepentingan (Dunn & Barban

dalam Rendra Widyatama, 2007: 15).

Menurut Wright sebagaimana dikutip oleh Alo Liliweri, menuliskan bahwa iklan

juga merupakan sebentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi

lainnya. Secara lengkap ia menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran

yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide

melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri dalam

Widyatama, 2007: 15).

Pengertian yang disampaikan oleh Dunn & Barban dan Wright, mengandung

makna bahwa iklan merupakan bentuk penyampaian pesan sebagaimana dalam

komunikasi seperti pada umumnya. Hanya saja Wright menekankan iklan sebagai

alat pemasaran sehingga pesan iklan harus persuasif.

Seorang ahli pemasaran, Kotler (1991 : 237) mengartikan iklan sebagai semua

bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk dan jasa

yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan

pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukan dengan cara

membayar kepada pemilik media atau membayari orang yang mengupayakannya.

Di Indonesia, Masyarakat Periklanan Indonesia mengartikan iklan sebagai segala

bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media

dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sementara istilah

36

periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan (Riyanto, 2001).

Selain itu, pendapat lain mengemukakan iklan adalah bentuk pemakaian bahasa

yang digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya dapat

diterima atau dicerna oleh masyarakat yang akan memberikan keuntungan (Arifin,

1992: 6)

Dari pengertian iklan sebagimana tersebut di atas sekalipun terdapat beberapa

perspektif yang berbeda-beda, namun sebagian besar definisi mempunyai

kesamaan.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada definisi iklan menurut

Arifin yang dinyatakan bahwa iklan adalah bentuk pemakaian bahasa yang

digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya dapat diterima

atau dicerna oleh masyarakat yang akan memberikan keuntungan sebagai bahan

rujukan karena selain mudah dipahami juga sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa SMP.

Salah satu jenis iklan yang ada dalam surat kabar adalah iklan baris. Kolom ini

merupakan bagian yang cukup penting dalam surat kabar. Hal-hal yang bersifat

pemasaran dan dianggap penting ditulis dalam kolom iklan baris. Ditinjau dari

sudut pentingnya iklan baris dalam surat kabar dapat dilihat dari perhatian yang

diberikan oleh pihak pengelola terhadap kolom tersebut. Penulis iklan baris

tergabung dalam suatu regu kerja dengan koordinator seorang redaktur.

37

2.3.2 Fungsi Iklan

Fungsi iklan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Menarik perhatian.

Dari fungsi tersebut dimaksudkan agar iklan dapat menarik perhatian

konsumen agar membeli barang maupun jasa yang ditawarkan.

2. Menimbulkan perhatian besar terhadap isi pesan.

Dari fungsi tersebut di maksudkan agar iklan yang dipromosikan dapat

menarik perhatian konsumen untuk mengetahui isi pesan dari iklan

yang ditawarkan.

3. Menyatakan pokok-pokok masalah tentang sifat dan bagaimana barang atau

jasa yang dianjurkannya dapat dinikmati.

Fungsi tersebut biasanya diinformasikan oleh pembuat iklan agar

konsumen yang tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan

mengetahui bagaimana sifat barang atau jasa yang ditawarkan.

4. Merangsang keinginan khalayak untuk memiliki atau menikmati barang atau

jasa sesuai dengan kemampuan jasa dan kepuasan pemakaian barang yang

ditawarkan.

iklan yang akan dipublikasikan hendaknya memberi informasi secara

jelas tentang produk yang ditawarkan baik dari segi harga maupun dari

segi keunggulannya, sehingga konsumen yang ingin memiliki barang

maupun menikmati jasa mengetahui kemampuan dari barang maupun

jasa yang ditawarkan.

5. Mengasosiasikan penggunaan suatu barang atau jasa dengan seseorang yang

memiliki kedudukan eksklusif.

38

Dari fungsi ini brand image sangatlah penting untuk menarik perhatian

konsumen agar tertarik dengan barang dan jasa yang ditawarkan,

misalnya pada iklan sosis so nice pengiklan dengan sengaja

mengontrak Sinta dan Jojo yang sedang naik daun sebagai artis yang

mengiklankan produk tersebut, untuk menarik konsumen untuk

membeli produk yang ditawarkan (Zacher dalam Susanto, 1997: 207).

2.3.3 Iklan Baris

2.3.3.1 Pengertian Iklan Baris

Iklan ini umumnya hanya berisi pesan-pesan komersial yang berhubungan dengan

kepentingan pengiklan seperti lowongan kerja, jual beli kendaraan, sewa rumah

dan lain-lain. Ukurannya kecil hanya satu kolom namun memiliki kekuatan karena

berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari para pembacanya. (www. Edwias. Com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan baris adalah iklan kecil (singkat)

yang terdiri beberapa baris dalam sebuah kolom (KBBI, 1997:421)

Dari pendapat di atas, penulis mengacu pada definisi iklan baris menurut kamus

Lengkap Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa iklan Baris adalah berita

pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang

dan jasa ditawarkan dan biasanya ditulis dalam media cetak dan penulisannya

tidak lebih dari 3-4 baris dengan luas tidak lebih dari 1 kolom.

2.3.3.2 Karakteristik Iklan Baris

1. tulisannya mayoritas selalu disingkat

39

dalam iklan baris cara penulisannya dengan cara disingkat walaupun

masih ada kata yang cara penulisannya tidak di singkat;

2. bentuk iklannya berbaris

berbeda dengan iklan yang lain, iklan baris memiliki bentuk yang

berbaris;

3. ukuran tulisan kecil

ukuran tulisan iklan baris lebih kecil dibanding dengan iklan kolom

maupun berita dalam surat kabar;

4. penulisannya tidak lebih dari 3-4 baris dengan luas tidak lebih dari 1

kolom.

2.4 Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam Proses Belajar Mengajar

Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan pada khalayak yang

tersebar, heterogen, dan anonim melewati cetak atau elektronik sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara sesaat dan serentak. Media sebagai sumber

belajar diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia. Bentuk media massa secara garis

besar ada tiga jenis, yaitu: media cetak (seperti surat kabar, majalah, dan buku-

buku), media elektronik (seperti televisi, radio, dan internet), cyber sebagai media

(seperti komputer dan internet).

Media massa dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran bahasa Indonesia

karena media massa pada hakikatnya merupakan representasi audio visual

masyarakat itu sendiri sehingga fenomena faktual tang terjadi di masyarakat dapat

secara langsung (live) diliput dan ditayangkan media massa (melalui koran,

40

majalah, siaran televisi, internet, dan radio). Pemanfaatan media massa artinya

penggunaan berbagai bentuk media massa, baik cetak, elektronik, maupun cyber

di dalam pembelajaran.

Guru dapat memanfaatkan atau memberdayakan media massa sebagai sumber

pembelajaran bahasa Indonesia secara optimal dan efektif sehingga dapat

menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Rakhmat (1985:

215 258), terdapat paling tidak empat buah efek pemanfaatan media massa,

yaitu:

1. efek kehadiran media massa, yaitu menyangkut keberadaan media massa

secara fisik;

2. efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi siswa;

3. efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang

dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa;

4. efek behavioral, yaitu berkaiatan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang

mencakup pola-pola tindakan kegiatan atau berperilaku siswa.

Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka

lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam

pembelajaran (Hamalik, 1996: 23).

Arsyad (1996: 72), ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh guru dalam

memilih media sebagai sumber belajar siswa. Kriteria tersebut dideskripsikan

antara lain sebagai berikut:

41

1. sesuai dengan tujuan yang dicapai. Media dipilih sesuai dengan tujuan

pembelajaran;

2. tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media

harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan

kemampuan siswa;

3. praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih

media yang ada, mudah diperoleh, atau dibuat sendiri;

4. guru terampil menggunakannya. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan

oleh guru ketika menggunakannya.

Surat kabar sebagai sumber bacaan mempunyai peranan yang cukup penting bagi

masyarakat. Murad (1993: 212) mengemukakan bahwa surat kabar sebagai

sumber bacaan mempunyai peranan ganda, yaitu disamping berperan sebagai

penyebar luas informasi juga berperan sebagai pembina bahasa.

Surat kabar sebagai media pembelajaran sangat bermanfaat dalam pengembangan

pengetahuan siswa. Manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata melalui guru sehingga siswa tidak mudah bosan;

42

4. siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian, tetapi juga melakukan aktivitas lain, seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari empat manfaat media tersebut, surat kabar merupakan salah satu contoh

media yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah.

2.5 Pembelajaran Bahasa di SMP

Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP salah satunya adalah siswa

mampu menyingkat kata-kata sesuai dengan kebiasaan iklan baris dan mampu

memahami bahasa indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta

menggunakan dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan

keadaan. Jika dilihat dari subjek yang digunakan dalan penelitian ini, salah satu

KD (Kompetensi Dasar) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX semester

ganjil yang menyebutkan menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat,

dan jelas.

Salah satu komponen dalam sistem pembelajaran adalah sumber belajar dan

seorang guru bahasa perlu tahu lebih banyak tentang pemanfaatan sumber belajar

guna mendukung proses pembelajaran. Salah satu jenis sumber belajar yang dapat

digunakan adalah surat kabar.

Banyak jenis tulisan dalam surat kabar yang dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran untuk siswa, salah satunya iklan baris. Hal ini karena selain iklan

43

baris memiliki bahasa yang khas sesuai dengan produk yang ditawarkan, tetapi

juga banyak ditemukan penggunaan singkatan dan akronim.

Selain itu, jika dilihat dari subjek yang digunakan dalan penelitian ini, salah satu

KD (Kompetensi Dasar) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX semester

ganjil yang menyebutkan menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat

dan jelas. Salah satu kegiatan pembelajaran dari KD tersebut adalah

mendiskusikan model-model penyingkatan dalam iklan baris.

Dalam kegiatan menulis tersebut, siswa sedikit atau pun banyak akan

menggunakan singkatan dan akronim di dalam tulisannya. Oleh karena itu,

peranan guru akan sangat penting untuk menjelaskan bagaimana penulisan

singkatan dan akronim yang tepat sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Dengan demikian, singkatan dan akronim yang terdapat pada iklan baris surat

kabar dapat menambah wawasan dan kosa kata siswa. Selain itu, kegiatan menulis

siswa yang menggunakan singkatan dan akronim dapat menjadikan siswa untuk

lebih mengetahui penulisan singkatan dan akronim yang tepat sesuai dengan

EYD.

44