426 k pdt.sus 2012 ttg phk
TRANSCRIPT
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 1/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
No. 426 K/PDT.SUS/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara :
PARLINDUNGAN SIANIPAR, kewarganegaraan Indonesia, tempat
tinggal Town Site II RT/RW /13 Pkl Kerinci, Kabupaten Pelalawan Riau,
pekerjaan Supervisor Heavy Equipment pada PT. Pectech Services
Indonesia;
Dalam hal ini memberikan kuasa kepada: Patar Sitanggang, SH., dan
Saurman Sitanggang, SH., masing-masing Advokat dari LBH KSBSI
Riau pada Kantor Korwil KSBSI Riau, beralamat di Jl. Bakti No. 20 E,
Labuh Baru Barat, Pekanbaru, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27
Agustus 2010;
Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu Penggugat;
melawan:
PT. PECTECH SERVICES INDONESIA, tempat kedudukan di
Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, dalam hal ini
memberi kuasa kepada: Irwan, SH.,MH., Advokat/ Pengacara pada
kantor IRWAN,SH.,MH & Associates, beralamat di Jl. H. Imam
Munandar No. 123 C, Pekanbaru, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal
27 Oktober 2010;
Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon
Kasasi I juga Termohon Kasasi II dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang
Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu sebagai Tergugat di muka
persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru pada
pokoknya atas dalil-dalil:
I POKOK PERKARA
1 Bahwa Penggugat bekerja pada Tergugat selama 8 tahun 7 bulan, yaitu sejak
tanggal 01 Desember 2001 sampai sekarang dengan jabatan SUPERVISOR dan
Hal. 1 dari 18 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 2/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
menerima upah perbulannya sebesar Rp.4.620.000,- (empat juta enam ratus dua
puluh ribu rupiah);
2 Bahwa pada tanggal 06 April 2010 Tergugat memerintahkan Penggugat untuk
mengangkat pasir bekas dari boiler 2 di areal perusahaan ke luar dari areal
perusahaan yang selanjutnya perintah tersebut diteruskan oleh Penggugat kepada
sdr. Zulkipli sebagai bawahan Penggugat dari karyawan sub contractor, karena
sdr. Zulkipli sudah pernah mengantar-kan pasir ke areal tersebut, dan Penggugat
juga memerintahkan sdr. Eripran Simanungkalit untuk mengisi pasir bekas dari
Boiler 2 ke mobil yang biasa dikemudikan oleh sdr. Zulkifli;
3 Bahwa pada saat Penggugat sedang berkomunikasi melalui HT dengan User/
Pemberi Kerja group perusahaan Tergugat (PT.RAPP), tiba-tiba datang seorang
karyawan (sdr. Sugianto) sambil menunjuk kearah Bultank bekas mengatakan
“Pak boleh saya ambil itu”, karena pada saat itu Penggugat masih sedang bicaramelalui HT sehingga masih konsentrasi dengan order pekerjaan yang diminta
user, tanpa mengetahui apa maksud dari karyawannya tersebut Penggugat secara
spontan mengatakan “ambil saja”;
4 Bahwa pada siang harinya sekitar jam 12.30 wib, Penggugat mendapat informasi
bahwa mobil yang dikemudikan sdr. Zulkifli untuk mengangkat pasir bekas
tersebut ditahan pihak security, sebagai alasan yang bertanggungjawab atas
pekerjaan tersebut Penggugat datang ke pos security untuk mendapatkan
infromasi dan menanyakan permasalahan apa yang mengakibatkan mobil
tersebut ditahan, ternyata mobil yang dikemudikan sdr. Zulkifli untuk
mengangkut pasir bekas ditahan security beserta dengan 4 (empat) orang
karyawan lain yaitu sdr. Zulkifli Abdurahman (karyawan PT.BK group), Sdr.
Eripran Simanungkalit (karyawan PT.BK group), Sdr. Oktober Lumban Gaol
(karyawan CV.DRU) dan Sdr. Sugianto (karyawan PT. Pectech Services
Indonesia) karena mobil yang dikemudikan sdr. Zulkifli untuk membawa pasir
bekas ditemukan beberapa bultank dan drum yang dibenamkan ke dalam pasir,
atas informasi tersebut Penggugat langsung melaporkan kejadian itu kepada
atasannya;
5 Bahwa pada malam harinya sekitar jam 22.00 wib, Penggugat dijemput teman
sekerja Penggugat yaitu sdr. Markis dan mengatakan bahwa sdr. Sugianto mau
berbicara dengan Penggugat di rumah sdr. Markis, karena penasaran Penggugat
bersedia dan setelah di rumah sdr. Markis, sdr.Sugianto mengatakan kepada
Penggugat “Pak, kami (sdr. Sugianto cs) sudah tidak tahan lagi ditahan security,
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 3/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dan telah melibatkan bapak atas kesalahan dan kesilapan yang kami (sdr.
Sugianto cs) lakukan, dengan berat hati kami berempat (sdr. Sugianto cs)
melibatkan bapak dengan tujuan untuk dapat meringankan kami, padahal kami
(sdr. Sugianto cs) melakukan ini tanpa bapak ketahui, maka oleh karena itu saya
(sdr. Sugianto) datang untuk minta maaf kepada bapak”;
6 Bahwa pada keesokan harinya tanggal 07 April 2010 saat Penggugat masuk
kerja, atasan Penggugat yaitu Sdr. Adnan memerintahkan Penggugat menghadap
ke Posko Security jam 08.00 wib dan ketika di pos security pihak security
menanyakan keterlibatan Penggugat terhadap perbuatan dari keempat karyawan
(sdr. Sugianto cs) yang mengatakan bahwa Penggugat mengetahui dan
memberikan perintah kepada keempat bawahannya tersebut (sdr. Sugianto cs)
untuk mengambil dan membawa bultank bekas keluar dari areal perusahaan,
mendengar hal itu Penggugat menolak tuduhan tersebut;7 Bahwa pada saat Penggugat mau membantah tuduhan tersebut, atasan (manager)
Penggugat yaitu sdr Iskandar yang juga telah berada di pos security langsung
membentak-bentak dan memaksa Penggugat untuk mengakui tuduhan tersebut,
dan ketika Penggugat berusaha membela diri, sambil menunjuk-nunjuk jarinya
ke kepala Penggugat, Sdr. Iskandar mengatakan “saya tak mau mendengar”
selanjutnya Sdr. Iskandar secara emosional menuduh Penggugat sebagai maling
dan memerintahkan Penggugat untuk mempertanggungjawabkan dan mengakui
perbuatan yang dituduhkan kepada Penggugat yang sudah ditulis oleh pihak
security;
8 Bahwa melihat emosionalnya Sdr.Iskandar maka dengan perasaan panik dan
takut dianggap melawan atasan, Penggugat dengan terpaksa menurut kepada
Manager dengan menandatangani surat pernyataan yang dibuat dan dikonsep
oleh Tergugat melalui atasan Penggugat dan security dengan harapan agar
masalah dapat segera selesai;
9 Bahwa setelah Tergugat berhasil memaksa Penggugat untuk menandatangani
surat pernyatan tersebut selanjutnya Tergugat memerintahkan Penggugat supaya
tidak bekerja dan dinyatakan dengan status standby sehingga Penggugat merasa
malu dan terhina, pada saat Tergugat memanggil Penggugat tanggal 10 April
Penggugat berusaha memberikan penjelasan kembali kepada Tergugat tetapi
Tergugat menyatakan akan tetap mengajukan masalah tersebut ketingkat yang
lebih tinggi;
Hal. 3 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 4/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
10 Bahwa pernyataan Tergugat terbukti dilakukan dimana setelah kejadian tersebut,
pada tanggal 15 April 2010 Tergugat mengeluarkan Surat Keputusan No.021/
SK-HRD/Skorsing/IV/2010 tentang Pembebasan Tugas Sementara (Skorsing)
dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat melalui Surat
Keputusan No.047/SK-HRD/PHK/VIII/2010 tanggal 11 Agustus 2010 walaupun
dalam surat skorsing dan PHK tidak disebutkan kesalahan apa yang menjadi
dasar hukum dikeluarkannya Surat Skorsing dan Surat Keputusan PHK kepada
Penggugat;
11 Bahwa Penggugat baru mengetahui secara pasti alasan Tergugat melakukan PHK
kepada Penggugat yaitu ketika Tergugat memberi keterangan pada saat proses
mediasi di Disnakertans Kab. Pelalawan menerangkan bahwa Tergugat menuduh
Penggugat memberi ijin kepada sdr. Sugianto Cs melakukan Penggelapan barang
milik Tergugat sehingga Penggugat telah melanggar PKB Pasal 58 angka 2 hurufa tentang penggelapan barang dan asset perusahaan sehingga perbuatan
Penggugat dinyatakan termasuk kategori kesalahan berat maka Tergugat
mengajukan pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon;
12 Bahwa Penggugat juga mengetahui mengapa Tergugat berkeras memberi
tindakan yang bermuara kepada Pemutusan Hubungan Kerja karena ternyata
setelah 2 minggu lebih Sdr. Sugianto cs telah dipengaruhi Tergugat untuk
menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa meraka mengambil
barang berupa bultank dan beberapa jerigen tersebut adalah atas persetujuan
Penggugat, hal mana tidak mungkin Penggugat lakukan karena Penggugat tidak
memiliki kewenangan hanya sebagai supervisor memberi ijin atau persetujuan
kepada karyawan untuk mengambil barang-barang perusahaan, dimana dalam
perusahaan seluruh karyawan termasuk atasan Penggugat mengetahui bahwa
pengambilan barang-barang perusahaan dari areal perusahaan harus melalui ijin
resmi dari Humas Tergugat;
13 Bahwa alasan logis yang membuktikan ketidak terlibatan Penggugat dalam
peristiwa itu adalah bahwa seandainya benar Penggugat memberi ijin secara
resmi kepada Sdr. Sugianto cs mengambil barang tersebut mengapa bultank dan
jerigen itu harus ditimbun di dalam pasir??? Selanjutnya Penggugat juga tidak
mengetahui apa motivasi Sugianto cs mengambil bultank dan jerigen tersebut,
sebab kalau untuk dipergunakan sebagai alat penampung air maka hal tersebut
tidak berguna bagi Penggugat karena Penggugat tinggal di komplek perumahan
yang mana perusahaan telah menyediakan alat penampung air yang cukup bagi
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 5/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Penggugat, juga seandainya barang tersebut untuk dijual maka bagi Penggugat
nilainya itu pun tidak berarti dibanding dengan penghasilan yang Penggugat
dapatkan dari Tergugat apalagi dengan resiko mengorbankan jabatan dan
pekerjaan;
14 Bahwa bukti yang dapat mematahkan tuduhan Tergugat adalah pada tanggal 22
Juni 2010, tanpa adanya paksaan dari siapapun, salah satu karyawan yang
merupakan pelaku yang mengambil barang-barang Tergugat tersebut yaitu sdr.
Oktober Lumban Gaol telah membuat Surat Pernyataan yang intinya menyatakan
bahwa Penggugat tidak pernah memerintahkan, mengijinkan dan atau
menyetujui mereka untuk membawa bultank bekas keluar dari kompleks
perusahaan disamping pernyataan maaf secara lisan yang pernah disampaikan
oleh sdr. Sugianto;
15 Bahwa pada tanggal 11 Agustus 2010 berdasarkan surat No.567/DTK/PHI/665Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pelalawan mengeluarkan
anjuran yang menyatakan pemutusan hubungan kerja terhadap Penggugat dapat
dilakukan tanpa pesangon dan ganti rugi dengan salah satu pertimbangannya
adalah Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pekanbaru No.47/G.2006/
PHI.PBR tertanggal 01 Maret 2007 atas nama RITUT WAHYUNI dengan PT.
Kawasan Industri Kampar yang telah diputuskan melanggar Pasal 158 UU No.13
Tahun 2003 serta melanggar ketentuan PKB Pasal 67 ayat (4) bagian d dan g;
16 Bahwa karena dasar pemutusan hubungan kerja sebagaimana keterangan
Tergugat pada proses mediasi adalah merupakan tuduhan bersifat kriminal/
pidana yaitu penggelapan barang dan asset perusahaan sehingga termasuk
melanggar Pasal 372 jo 374 KUHP maka pemutusan hubungan kerja yang
dilakukan Tergugat kepada Penggugat adalah telah melanggar asas hukum
praduga tidak bersalah karena Tergugat sama sekali belum pernah membuat
pengaduan dan Laporan Polisi atas dugaan tindak pidana, sekiranyapun Tergugat
telah ada membuat Laporan Polisi maka hal mana belum mutlak berlaku, karena
sesuai Surat Edaran Mennakertrans No.SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 tanggal 07
Januari 2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusional atas hak uji materil UU
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada point 3 (tiga) bagian (a)
menyebutkan “pengusaha yang akan melakukan PHK dengan alasan pekerja/
buruh melakukan kesalahan berat (eks Pasal 158 ayat 1) maka PHK dapat
dilakukan setelah ada putusan Hakim Pidana yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap”;
Hal. 5 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 6/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
17 Bahwa terhadap pendapat mediator yang menganjurkan pemutusan hubungan
kerja terhadap pekerja (Penggugat) dapat dilakukan tanpa pesangon dengan
pertimbangan bahwa terhadap kasus yang sama Pengadilan Negeri Pekanbaru
berdasarkan salinan putusan perkara PHI No.47/G.2006/PHI.PBR tanggal 1
Maret 2007 dalam perkara perselisihan hubungan industrial an. Sdri RITUT
WAHYUNI dengan alasan melakukan kesalahan berat karena diduga telah
melakukan penggelapan barang/asset perusahaan sehingga telah melanggar
ketentuan PKB dan dinyatakan perbuatan pelanggaran berat adalah harus
dikesampingkan karena akibat putusan yang tergesa-gesa dapat melanggar asas
praduga tidak bersalah terbukti setelah perusahaan/PT. KAWASAN INDUSTRI
KAMPAR melaporkan Sdri. RITUT WAHYUNI ke pihak Kepolisian dengan
tuduhan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 jo 374 KUHP dan
setelah sampai kepada proses peradilan Pidana sejak dari Putusan PengadilanTinggi Riau berdasarkan Putusan No.91/Pid/2007/PTR tanggal 16 Mei 2007
telah mengadili sendiri dengan amar putusannya pada intinya menyatakan
kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan, membebaskan terdakwa dan kemampuan kedudukan dan
harkat serta martabatnya. Dan selanjutnya Putusan Mahkamah RI No.2077 K/
Pid/2007 juga telah memperkuat Putusan Pengadilan Tinggi Riau dengan
mengadili menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Jaksa
Penuntut Umum pada Pengadilan Negeri Pelalawan;
18 Bahwa fakta hukum sampai gugatan a quo didaftarkan terhadap kejadian tanggal
6 April 2010 dimana diduga telah terjadi penggelapan asset perusahaan oleh 4
orang karyawan yaitu 4 (empat) orang karyawan lain yaitu Sdr. Zulkifli
Abdurrahman (karyawan PT.BK group), Sdr. Eripran Simanungkalit (karyawan
PT.BK group), Sdr. Oktober Lumban Gaol (karyawan PT.DRU) dan Sdr.
Sugianto (karyawan PT. Pectech Services Indonesia) yang merupakan pelaku
utama yang tertangkap tangan belum ada proses hukum pidananya padahal
tuduhan Tergugat kepada Penggugat adalah hanya karena pengakuan 4 (empat)
orang karyawan dimana penggelapan tersebut adalah atas persetujuan Penggugat;
19 Bahwa tuduhan Tergugat sebagaimana dalam keterangannya pada proses bipartit
dan mediasi yang menyatakan Penggugat di PHK karena diduga melakukan
penggelapan barang perusahaan sehingga melanggar PKB Pasal 58 angka 2
huruf a adalah mengada-ada karena isi PKB yang berlaku di perusahaan yaitu
PKB periode 2009-2011 pada Pasal 58 angka 2 huruf a adalah “Pemutusan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 7/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hubungan Kerja akan dilakukan terhadap pekerja yang termasuk dalam salah
satu kategori di bawah ini : a.Pekerja/buruh yang telah diberikan surat peringatan
terakhir, tetapi masih melakukan kesalahan/pelanggaran kembali” berdasarkan
ketentuan tersebut maka tidak ada dasar Tergugat melakukan PHK karena
Penggugat belum pernah mendapat surat peringatan terakhir akan kesalahan/
pelanggaran yang sama;
20 Bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas dimana dasar pemutusan hubungan kerja
terhadap Penggugat adalah karena dugaan tindak pidana penggelapan asset
perusahaan, namun karena belum adanya Putusan Pengadilan Pidana yang tetap
maka sesuai Pasal 155 ayat (1) UU No.13 Tahun 2003 jelaslah pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan Tergugat kepada Penggugat adalah bertentangan
dengan ketentuan hukum sehingga harus batal demi hukum, namun karena
Tergugat tidak berkeinginan lagi untuk melanjutkan hubungan kerja denganPenggugat dimana pada tanggal 15 April 2010 Tergugat telah mengeluarkan
Surat Keputusan No.021/SK-HRD/Skorsing/IV/2010 tentang Pembebas-an
Tugas Sementara (Skorsing) dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada
Penggugat melalui Surat Keputusan No.047/SK-HRD/PHK/VIII/2010 tanggal 11
Agustus 2010, karena tidak adanya kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan
oleh Penggugat, sehingga sesuai dengan Pasal 163 ayat (20 UU No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, Penggugat berhak mendapat Pesangon sebesar 2
(dua) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat 3, serta uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
156 ayat 4 UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan rincian
sebagai berikut:
a Uang Pesangon
Masa Kerja 01 Desember 2001 = 8 tahun 7 Bulan
9 bulan x Rp.4.620.000,- x 2 = Rp. 83.160.000,-
b Uang Jasa
3 bulan x Rp.4.620.000,- = Rp. 13.860.000,-
c Pengganti Perumahan dan Pengobatan
15% x Rp.97.020.000,- = Rp. 14.553.000,-
d Cuti yang belum diambil tahun 2009
12/25 x Rp.4.620.000,- = Rp. 2.217.600,-
Jumlah = Rp. 113.790.600,-
(seratus tiga belas juta tujuh ratus sembilan puluh ribu enam ratus rupiah)
Hal. 7 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 8/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
II. PUTUSAN SELA
Bahwa oleh karena Tergugat telah melakukan tindakan yang telah bertentangan
dengan hukum, dimana Tergugat telah melakukan pembebasan tugas sementara
(skorsing) terhadap Penggugat tanpa dasar hukum yang sah sesuai Surat Keputusan
No.021/SK-HRD/Skorsing/IV/2010 tentang Pembebasan Tugas Sementara
(Skorsing) tanggal 15 April 2010, namun sejak bulan September 2010 Tergugat
tidak lagi memberikan upah kepada Penggugat, maka sesuai ketentuan Pasal 155
ayat (2) UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang pada intinya
menyebutkan “selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan belum ditetapkan,
baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan kewajibannya”
selanjutnya pada ayat (3) menyatakan tindakan skorsing oleh pengusaha kepada
pekerja/buruh tetap mewajibkan pengusaha untuk membayar upah beserta hak-hak
lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh, dengan demikian karena Tergugat tidaklagi melaksanakan kewajibannya tersebut kepada Penggugat maka berdasarkan Pasal
96 UU No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
menjatuhkan Putusan Sela yang isinya memerintahkan Tergugat untuk membayar
secara tunai seluruh upah selama Penggugat di skorsing sebesar Rp.4.620.000,-
(empat juta enam ratus dua puluh ribu rupiah) perbulan sampai adanya putusan
berkekuatan hukum tetap terhadap perkara ini;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru agar memberikan
putusan sebagai berikut:
I PUTUSAN SELA
1 Mengabulkan permohonan Putusan Sela yang dimohonkan Penggugat;
2 Memerintahkan Tergugat untuk membayar secara tunai upah Penggugat
sejak diskorsing sebesar Rp.4.620.000,- (empat juta enam ratus dua puluh
ribu rupiah) perbulan sampai adanya putusan berkekuatan hukum tetap
terhadap perkara ini;
II DALAM POKOK PERKARA
1 Mengabulkan gugatan Penggugat;
2 Menyatakan Tergugat melakukan tindakan Pemutusan hubungan kerja
bertentangan dengan UU No.13 Tahun 2003;
3 Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat yaitu:
a Uang Pesangon:
Masa kerja 01 Desember 2001 = 8 tahun 7 bulan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 9/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 bulan x Rp.4.620.000,- x 2 = Rp. 83.160.000,-
b Uang Jasa:
3 bulan x Rp. 4.620.000,- = Rp. 13.860.000,-
c Pengganti Perumahan dan Pengobatan
15% x Rp.97.020.000,- = Rp. 14.553.000,-
d Cuti yang belum diambil tahun 2010
12/25 x Rp.4.620.000,- = Rp. 2.217.600,-
Jumlah = Rp. 113.790.600,-
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon mempertimbangkan hukum, perjanjian
yang ada, kebiasan dan keadilan (Pasal 100 Undang-Undang No.2 Tahun 2004), atau
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan gugatan
Rekonpensi dan sebagai Penggugat Rekonpensi telah mengemukakan dalil-dalil yangpada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa disini Tergugat dalam Konpensi sekaligus menyampaikan Gugatan Balik
sehingga Tergugat dalam Konpensi berubah menjadi Penggugat dalam Rekonpensi dan
Penggugat dalam Konpensi menjadi Tergugat dalam Rekonpensi;
Bahwa apa yang telah di uraikan di atas seluruhnya oleh Tergugat dalam
Konpensi disini dinyatakan secara tegas adalah berlaku sebagai satu kesatuan posita
didalam Rekonpensi ini, sehingga tidak perlu diulang lagi;
Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi dan kawan-kawan,
adalah perbuatan yang tertangkap tangan langsung oleh Petugas Security dari pihak
Penggugat Rekonpensi. Pada tanggal 06 April 2010 jam 12.00, sesuai dengan laporan
Investigasi No.L.Inv.036/SGI-KRC/IV/2010;
Bahwa Tergugat Rekonpensi mengakui perbuatan yang dilakukannya. Ini sesuai
dengan Surat Pernyataan dari Tergugat Rekonpensi yang dibuat tanggal 07 April 2010;
Bahwa Tergugat Rekonpensi jelas-jelas terbukti menyuruh langsung terhadap
bawahannya bernama Sugianto Wijaya, untuk menaikan Bull Tank. Ini sesuai dengan
pernyataan saudara Sugianto Wijaya tanggal 03 Mei 2010;
Bahwa Tergugat Rekonpensi juga terbukti langsung memerintahkan anggota
yang lain Oktober Lumban Gaol, Eri Pran Simanungkalit dan Zulkifli untuk membawa
Bull Tank dan Drum. Ini sesuai dengan Surat Pernyataan dari saudara Oktober Lumban
Gaol, Eri Pran Simanungkalit dan Zulkifli tanggal 21 April 2010 serta surat Kronologis
yang dibuat tanggal 20 April 2010;
Hal. 9 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 10/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Tergugat dalam Rekonpensi telah melakukan kesalahan yakni
memerintahkan bawahannya untuk mengambil dan membawa Bull Tank dan Drum Biru
milik Penggugat dalam Rekonpensi tanpa seizin dari atasannya atau Penggugat dalam
Rekonpensi. Disini jelas Tergugat dalam Rekonpensi menyalahgunakan wewenang yang
di berikan kepadanya dengan berniat menggelapkan barang milik Penggugat dalam
Rekonpensi;
Bahwa hak dan kewenangan Penggugat dalam Rekonpensi untuk melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Tergugat dalam Rekonpensi. Hal ini sesuai dengan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pasal 58 ayat 3 huruf “f” dan “k” yang berbunyi: Pasal
58 ayat 3) “Bagi Pekerja/Buruh yang telah melakukan kesalahan Fatal seperti tersebut di
bawah ini, di putuskan hubungan kerjanya oleh Pengusaha tanpa syarat, tanpa surat
peringatan terlebih dahulu, tanpa pesangon dan tanpa uang penghargaan masa kerja,
yakni:a ...........
b ...........
c ...........
d ...........
e ..........
f Melakukan dan/atau mencoba membujuk Pengusaha atau teman sekerja
Pengusaha atau mitra pengusaha dan karyawannya untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan-perundangan;
g .......
h .......
i .......
j .......
k Melakukan dan/atau mencoba melakukan penyalahgunaan wewenang atau
kepercayaan yang diberikan oleh Pengusaha untuk kepentingan dan
keuntungan pribadi;
Bahwa oleh karena hak dan kewenangan berada di tangan Penggugat dalam
Rekonpensi, maka Pengadilan Hubungan Industrial dapat membenarkannya, namun
penetapan Pemutusan Hubungan Kerja tersebut berada di tangan Pengadilan Hubungan
Industrial;
Bahwa oleh karena untuk penetapan Pemutusan Hubungan Industrial itu berada
ditangan Pengadilan Hubungan Industrial, maka dengan ini Penggugat dalam
Rekonpensi memohon agar Pengadilan Hubungan Industrial berkenan kiranya
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 11/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
memberikan izin sekaligus menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja antara Penggugat
dalam Rekonpensi dengan Tergugat dalam Rekonpensi (Parlindungan Sianipar) tanggal
01 Agustus 2010 adalah syah dan tanpa syarat sesuai dengan hukum Ketenagakerjaan;
Bahwa sebagai alasan tambahan dalam Pemutusan Hubungan Kerja ini adalah
karena Perusahaan atau Penggugat dalam Rekonpensi sudah tidak mempercayai lagi
sikap dan kelakuan dari Tergugat dalam Rekonpensi, yang mana perbuatannya tersebut
apabila tidak tertangkap tangan oleh pihak Security, maka jelas-jelas merugikan
Perusahaan atau Penggugat dalam Rekonpensi;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat Rekonpensi mohon putusan
sebagai berikut:
• Menerima gugatan Penggugat dalam Rekonpensi terhadap Tergugat
dalam Rekonpensi untuk seluruhnya;
• Memberikan Izin kepada Penggugat dalam Rekonpensi untuk
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja antara Penggugat dalam
Rekonpensi dengan Tergugat dalam Rekonpensi (Parlindungan
Sianipar);
• Menyatakan sah secara hukum Pemutusan Hubungan Kerja tanpa
Pesangon, tanpa Uang Penghargaan Masa Kerja dan tanpa Ganti Rugi
apapun terhitung sejak tanggal 01 Agustus 2010 antara Penggugat
dalam Rekonpensi dengan Tergugat dalam Rekonpensi (Parlindungan
Sianipar);
• Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
walaupun ada verzet atau kasasi;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono);
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Pekanbaru telah mengambil putusan, yaitu putusan Nomor
31/G/2010/PHI.PBR tanggal 25 Februari 2011 yang amarnya sebagai berikut:
DALAM KONPENSI:
• Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
• Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat oleh
Pengadilan sejak tanggal 25 Februari 2011;
• Menghukum Tergugat membayar hak-hak Penggugat sebagai berikut:
Hal. 11 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 12/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Uang cuti yang belum diambil dan belum gugur : Rp. 2.217.600,-(dua juta dua
ratus tujuh belas ribu enam ratus rupiah)
2 Upah bulan Agustus 2010 s/d Februari 2011 sebesar 7 x Rp.4.620.000,- =
Rp.32.340.000,- (tiga puluh dua juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah)
• Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
DALAM REKONPENSI:
• Menolak gugatan Rekonpensi Penggugat Rekopensi tersebut;
DALAM KONVENSI DAN REKONPENSI
• Menetapkan biaya perkara seluruhnya dibebankan kepada Negara ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan tersebut diucapkan dengan dihadiri oleh
kuasa Penggugat pada tanggal 25 Februari 2011 kemudian terhadapnya oleh Penggugat
dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27 Agustus 2011,
diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 10 Maret 2011 sebagaimana
ternyata dari akte permohonan kasasi Nomor 06/Kas/G/2010/PHI.PBR yang dibuat oleh
Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini ternyata Pemohon Kasasi I tidak
mengajukan memori/risalah kasasi dimana dimuat alasan-alasan dari permohonannya
sebagaimana yang diharuskan oleh Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun
1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 5 Tahun 2004 dan
perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009, maka oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat
pada tanggal 3 Maret 2011 kemudian terhadapnya oleh Tergugat dengan perantaraan
kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Maret 2011, diajukan permohonan
kasasi secara lisan pada tanggal 16 Maret 2011 sebagaimana ternyata dari akte
permohonan kasasi Nomor 09/Kas/G/2010/PHI.PBR yang dibuat oleh Panitera Muda
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru permohonan
tersebut diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Pekanbaru
tersebut pada tanggal 30 Maret 2011;
Bahwa setelah itu Termohon Kasasi II/Penggugat yang pada tanggal 11 April
2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Pemohon Kasasi II, tidak mengajukan
jawaban memori kasasi;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 13/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi
tersebut formal secara dapat diterima;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II dalam
memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:
1 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi telah
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 16 Maret
2011 dalam tenggang waktu 14 hari sejak putusan
diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/Tergugat
Konvensi, maka telah sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku oleh karenanya secara hukum permohonan
kasasi ini harus diterima;2 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi menolak
dengan tegas putusan perkara No. 31/G/2010/PHI.PBR
karena PHK yang Penggugat lakukan terhadap Tergugat
sudah tepat dan beralasan serta tidak bertentangan dengan
hukum ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003) oleh
karena itu sangat beralasan memori kasasi ini diterima;
3 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi menolak
dengan tegas pertimbangan hukum Majelis Hakim
Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial dalam
Perkara Perdata No. 31/G/2010/PHI.PBR tersebut kecuali
apa yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Pemohon
Kasasi/Tergugat dalam memori kasasi ini;
4 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat tetap pada dalil-dalil
hukum yang diajukan dalam jawaban terdahulu dan
Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi mohon materi
jawaban tersebut dianggap diulang kembali dalam memori
kasasi ini dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tidak terpisahkan dengan memori kasasi ini;
5 Bahwa Pemohon Kasasi sependapat dengan pertimbangan
hukum Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
Pekanbaru dalam putusan Perkara No. 31/G/2010/
PHI.PBR pada alinea 1 halaman 35 yang menyatakan
Hal. 13 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 14/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi telah
melanggar Pasal 58 ayat (3) huruf K perjanjian kerja
bersama (PKB) yang berbunyi:
Pasal 58 ayat (3) huruf K berbunyi: “melakukan dan/atau mencoba melakukan
penyalahgunaan wewenang atau kepercayaan yang diberikan oleh pengusaha untuk
kepentingan dan keuntungan pribadi;”
Oleh karena itu mohon pertimbangan hukum ini tetap dipertahankan;
6 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi dengan tegas
menolak pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam
perkara No. 31/G/2010/PHI.PBR halaman 35 alenia kedua
yang menyatakan bahwa atas perbuatan Pemohon Kasasi/
Tergugat tersebut yang telah mengeluarkan surat
pemutusan hubungan kerja kepada Termohon Kasasitanggal 11 Agustus 2010 sesuai dengan bukti P-3 yang
identik dengan Bukti P-16 maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa apabila mengacu pada Pasal 155 ayat
(1) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 maka surat
pemutusan hubungan kerja yang telah dikeluarkan
Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi kepada Termohon
Kasasi batal demi hukum. Pertimbangan ini keliru dan
tidak beralasan karena pada tanggal 11 Agustus 2010
Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi sudah mengeluarkan
Surat Keputusan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Termohon Kasasi/Penggugat Konvensi sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku karena Termohon Kasasi/
Penggugat Konvensi telah melakukan kesalahan fatal
(Pasal 58 ayat 3 huruf K), jadi sejak dikeluarkan Surat
Keputusan tersebut, maka Temohon Kasasi bukan lagi
karyawan dan tidak berhak atas upah, uang penghargaan
dan pesangon karena telah melakukan kesalahan fatal
tersebut;
7 Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat Konvensi menolak
dengan tegas pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam
perkara No. 31/G/2010/PHI.PBR yang terdapat dalam
putusannya alinea 3 dan 4 halaman 35 karena PHK yang
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 15/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dikeluarkan tanggal 11 Agustus 2010 tidak bertentangan
dengan hukum maka berdasarkan Pasal 93 ayat (1)
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyebutkan: Upah
tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan. Oleh karenanya sejak tanggal 11 Agustus 2010
Termohon Kasasi/Penggugat Konvensi sudah tidak berhak
lagi atas upah karena tidak melakukan pekerjaan lagi
dengan adanya surat PHK tersebut hal ini juga didukung
oleh pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Pelalawan yang berwenang dalam yang telah
mengeluarkan surat anjuran dengan No. 567/DTKT/
PHI/665 yang menyatakan bahwa pemutusan hubungan
kerja terhadap Termohon Kasasi/Penggugat Konvensidapat dilakukan tanpa pesangon dan ganti rugi dan
Pemohon Kasasi/Tergugat telah menjawab anjuran
tersebut yang menyatakan Pemohon Kasasi/Tergugat
Konvensi dapat menerima dan melaksanakan anjuran
tersebut;
8 Bahwa putusan PHI Pekanbaru dalam perkara a quo telah
keliru karena dalam pertimbangan hukumnya menyatakan
bahwa Termohon Kasasi/Penggugat Konvensi telah
terbukti melakukan perbuatan penyalahgunaan wewenang
atau kepercayaan yang diberikan oleh Pengusaha untuk
kepentingan dan keuntungan diri sendiri (melanggar PKB
Pasal 58 ayat 3 huruf K) akan tetapi Majelis Hakim
perkara a quo menetapkan bahwa PHK ditetapkan pada
tanggal 25 Februari 2011, pertimbangan ini tidaklah benar
dan tidak berdasar karena apabila Majelis Hakim perkara
a quo telah menyatakan bahwa Termohon Kasasi/
Penggugat Konvensi telah terbukti melakukan perbuatan
penyalahgunaan wewenang atau kepercayaan yang
diberikan oleh Pengusaha untuk kepentingan dan
keuntungan diri sendidri (melanggar PKB Pasal 58 ayat 3
huruf K) maka secara hukum Majelis Hakim seharusnya
menyatakan bahwa PHK yang dilakukan oleh Pemohon
Hal. 15 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 16/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Kasasi/Tergugat telah benar, berdasar hukum dan sah
secara hukum terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2010
oleh karenanya mohon Majelis Hakim Agung menetapkan
bahwa PHK yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi/
Tergugat Konvensi tanggal 11 Agustus 2010 sah dan
mempunyai kekuatan hukum;
9 Bahwa tidak benar pertimbangan hukum putusan Mejelis
Hakim perkara No. 31/G/2010/PHI.PBR yang menyatakan
bahwa Surat Keputusan PHK tanggal 11 Agustus 2010
batal demi hukum karena bertentangan dengan Pasal 155
ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, karena Surat Keputusan PHK tanggal 11
Agustus 2010 diterbitkan oleh Pemohon Kasasi/Tergugatdengan dasar yang kuat dimana berdasarkan fakta dan
bukti-bukti surat dan saksi yang ada membuktikan bahwa
Termohon Kasasi/Penggugat Konvensi telah terbukti
melakukan kesalahan berat dengan menyalahgunakan
wewenang dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Oleh karenanya pertimbangan hukum ini harus
dikesampingkan;
10 Bahwa tidak benar petimbangan hukum putusan Mejelis
Hakim perkara No. 31/G/2010/PHI.PBR yang menyatakan
bahwa penghasilan/gaji Penggugat/ Termohon Kasasi
adalah sebesar Rp.4.620.000,- (empat juta enam ratus dua
puluh ribu rupiah) karena tidak ada bukti surat yang
menyatakan bahwa penghasilan/gaji pokok Penggugat/
Termohon Kasasi adalah sebesar Rp.4.620.000,- (empat
juta enam ratus dua puluh ribu rupiah), yang ada bukti
surat yang menyatakan bahwa gaji pokok Termohon
Kasasi/Penggugat Konvensi adalah sebesar Rp.3.000.000,-
(tiga juta rupiah) berdasarkan bukti (T.20) sesuai dengan
surat No. 356/HRD-PTSI/INT/IV/2006 tanggal 12 Juni
2006 yang berisi bahwa perusahaan akan memberikan
flexi yang dihitung berdasarkan prestasi kerja dalam
setahun dan harga pulp dan kertas. Plexi bukan tunjangan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 17/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tetap dan dihitung berdasarkan tingkat kehadiran
karyawan. Jadi pertimbangan hukum Majelis Hakim telah
keliru mencampur-adukan gaji pokok dengan flexi yang
tidak bersifat tetap/permanen, oleh karenanya
pertimbangan ini harus ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan oleh karena Judex Facti sudah
tepat dan benar serta tidak salah menerapkan hukum, karena sesuai bukti P-3/T-16 tidak
masuk kerjanya Penggugat bukan karena keinginan Penggugat sehingga sesuai Pasal
155 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Penggugat berhak atas upah
dari bulan Agustus 2010 s/d Februari 2011;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-
undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II : PT. Pectech
Services Indonesia tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa walaupun permohonan kasasi Pemohon Kasasi I tidak dapat
diterima dan permohonan Pemohon Kasasi II ditolak, namun karena nilai gugatannya di
bawah Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) maka sesuai ketentuan Pasal 58
dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 kepada para pihak tidak dibebani biaya perkara
dan biaya perkara dibebankan kepada Negara;
Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 dan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009,
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 serta
peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
Menyatakan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : PARLINDUNGAN
SIANIPAR tersebut tidak dapat diterima;
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II : PT. PECTECH
SERVICES INDONESIA tersebut;
Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2012 oleh Dr. H. Supandi, SH.,M.Hum. Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Fauzan,
Hal. 17 dari 17 hal. Put. No. 426 K/PDT.SUS/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
7/23/2019 426 k Pdt.sus 2012 Ttg Phk
http://slidepdf.com/reader/full/426-k-pdtsus-2012-ttg-phk 18/18
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
hA g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
kI n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
SH.,MH. dan Horadin Saragih, SH.,MH. Hakim Ad. Hoc PHI pada Mahkamah Agung
sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu
oleh Khairuddin Nasution, SH.
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;
Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :
Ttd./Fauzan, SH., MH. Dr. H. Supandi, SH, M.Hum.
Ttd./Horadin Saragih, SH., MH.
Panitera Pengganti :
Ttd./Khairuddin Nasution, SH
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG - RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus,
RAHMI MULYATI, SH. MH.
NIP : 19591207 1985 12 2 002