401_k_pid_2011

Upload: dea

Post on 09-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Putusan

TRANSCRIPT

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N

    No. 401 K/Pid/2011

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

    perkara Terdakwa :

    1. Nama : AMIN MUSTOFA bin IDI RASIDI (alm) ;

    tempat lahir : Bandung ;

    umur / tanggal lahir : 55 tahun / 07 Mei 1955 ;

    jenis kelamin : Laki-laki ;

    kebangsaan : Indonesia ;

    tempat tinggal : Kampung Tipar RT 03/04 Kelurahan Hegarmanah,

    Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur ;

    agama : Islam ;

    pekerjaan : Wiraswasta ;

    2. Nama : Hj. OYOH binti AKUB (alm) ;

    tempat lahir : Bandung ;

    umur / tanggal lahir : 88 tahun / tahun 1922 ;

    jenis kelamin : Perempuan ;

    kebangsaan : Indonesia ;

    tempat tinggal : Kampung Pasir Kiara Cipangeran Kota Cimahi ;

    agama : Islam ;

    pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ;

    Para Terdakwa berada di luar tahanan ;

    Yang diajukan dimuka persidangan Pengadilan Negeri Bandung karena

    didakwa :

    Bahwa ia Terdakwa 1. Amin Mustofa bin Idi Rasidi (alm) baik bersama-sama

    maupun bertindak sendiri-sendiri dengan Terdakwa 2. Hj. Oyoh binti Akub (alm), pada

    hari Senin pada tanggal 06 Juli 2007 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu yang masih

    termasuk dalam bulan Juli 2007 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun

    2007, bertempat di Kantor Pengadilan Negeri Bandung Jl. LL.RE. Martadinata No. 80

    Kota Bandung, atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam

    Hal. 1 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    daerah hukum Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung, dengan sengaja memakai surat

    palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, yang dapat menimbulkan kerugian,

    perbuatan tersebut para Terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

    Berawal Sdri. Uen Djuarsih Hanafiah (Almarhumah) menyerahkan surat segel

    tertanggal 10 Desember 1936 berikut tanahnya kepada Terdakwa dua untuk diurus,

    kemudian surat segel tersebut Terdakwa dua serahkan kepada suaminya untuk disimpan,

    pada saat suami Terdakwa dua meninggal dunia selanjutnya Terdakwa dua menyerahkan

    surat segel tersebut kepada anaknya yaitu Terdakwa satu sekitar tahun 1982.

    Kemudian Terdakwa dua membuat surat kuasa kepada Terdakwa satu tertanggal 15

    Januari 2003 untuk mengurus permasalahan tanah yang terletak di Jl. Terusan Pasteur/Jl.

    Dr. Djundjunan yang saat ini dikuasai oleh saksi Itok Setiawan.

    Selanjutnya Terdakwa satu meminta bantuan kepada Sdr. Doddy Sudrajat dalam proses

    administrasi untuk kepemilikan tanah tersebut yang dibiayai oleh Sdr. Sabas Gunawan,

    dan juga apabila Terdakwa satu akan mengajukan gugatan ke Pengadilan maka Sdr.

    Sabas Gunawan yang memberikan biayanya, setelah masalahnya beres maka Sdr. Sabas

    Gunawan akan membeli tanah yang menjadi objek dari gugatan tersebut.

    Bahwa sekitar pada tahun 1994 Sdri. Euis Rohanah mengajukan gugatan di Pengadilan

    Tata Usaha Negara Bandung dengan Nomor : 19/G/PTUN.BDG/1994 mengaku sebagai

    salah satu ahli waris atas tanah yang dikuasai oleh saksi Itok Setiawan dengan materi

    gugatan membatalkan bukti kepemilikan atas tanah berupa Hak Milik No. 175 dan No.

    466 yang telah diterbitkan oleh kantor Badan Pertanahan Nasional.

    Setelah berjalan gugatan Sdri. Euis Rohanah di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung,

    kemudian pada tanggal 21 September 1994 sesuai putusan PTUN Bandung yang

    amarnya :

    1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

    2. Menyatakan batal sertifikat Hak Milik No. 169/Kelurahan Sukabungah, Kecamatan

    Sukajadi Bandung tanggal 09 Oktober 1986, gambar situasi tertanggal 23 Agustus

    1986 No. 2259/1986 seluas 3.680 M2 atas nama Ny. Titi Soetiah Adimah asal

    konversi tanah Persil No. 287.S.IV Kohir C No. 6951 yang telah dipecah menjadi

    sertifikat No. 174/ Kelurahan Sukabungah, gambar situasi tanggal 30 Januari 1987

    No. 235/1987 luas 1840 M2 sertifikat an. Bram Agust Saputra (d/h Tan Tjie Kong)

    dan Andy Kusumah Saputra (d/h Tan Tjie Ang) dan sertifikat hak milik No. 175/

    Kelurahan Sukabungah, gambar situasi tanggal 30 Januari 1987 No. 236/1987 luas

    1840 M2 tertulis atas nama Itok Setiawan (d/h Oey Soey Kim).

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.513.000,-(lima

    ratus tiga belas ribu rupiah).

    Kemudian pada tanggal 23 Desember 1994 Sdri. Euis Rohanah bersama dengan saksi

    Itok Setiawan membuat surat perjanjian bahwa kedua belah pihak setuju dan sepakat

    untuk mengakhiri sengketa persil tanah yang terletak di Jalan Terusan Pasteur SHM No.

    174 dan 175/Kelurahan Sukabungah yang pada saat ini milik saksi Itok Setiawan.

    Bahwa dari bukti-bukti kepemilikan Sdri. Euis Rohanah untuk mengajukan gugatan di

    PTUN Bandung adalah palsu dan Sdri. Euis Rohanah adalah orang suruhan dan telah

    disusun skenarionya serta dibiayai oleh Sdr. Sabas Gunawan, Sdr. Sunarto, Sdri.

    Rilawati Gunawan dan Sdr. Doddy Sudrajat dengan motivasi setelah Sdri. Euis Rohanah

    dimenangkan kemudian tanah tersebut akan dibeli oleh Sdri. Rilawati, setelah ketahuan

    bahwa bukti-buktinya palsu pihak Sdr. Sabas Gunawan, Sdr. Sunarto, Sdri. Rilawati

    Gunawan dan Sdr. Doddy Sudrajat telah mengakui dan meminta maaf atas perbuatannya

    tersebut dan dituangkan di dalam surat perjanjian tertanggal 28 Juli 1997.

    Bahwa pada tahun 1995 saksi Itok Setiawan digugat perdata di Pengadilan Negeri

    Bandung oleh Terdakwa satu bersama-sama dengan Sdr. H. Otong, Sdr. H. Engko

    Komarudin, Sdri. Ambet Komasih dan Sdri. Siti Julaeha yang telah mencapai tingkat

    Peninjauan Kembali (PK) yang akhirnya perkara perdata tersebut dengan amar

    putusannya dimenangkan oleh saksi Itok Setiawan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap.

    Kemudian pada tahun 2004 Terdakwa satu bersama-sama dengan Sdr. H. Otong, Sdr. H.

    Engko Komarudin, Sdri. Ambet Komasih dan Sdri. Siti Julaeha melakukan gugatan di

    Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, setelah berjalan gugatan tersebut kemudian

    Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan amar putusannya memenangkan

    saksi Itok Setiawan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

    Bahwa para Terdakwa mengajukan gugatan terhadap saksi Itok Setiawan dan saksi

    Soetjipto Lustojoputro telah menggunakan alat/bukti yang sama.

    Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik dari Pusat

    Laboratorium Forensik Mabes Polri yang dituangkan dalam surat No.Lab.:361/

    DCF/2008 tanggal 12 Maret 2008 yang ditandatangani oleh Drs. Slamet Hartoyo, Drs.

    Supiyanto, MSi dan Erzyanto Yukama, ST (Pemeriksa) dengan kesimpulan sebagai

    berikut :

    Hal. 3 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1. 1 (satu) lembar surat di atas kertas segel bermaterai Zegel Van Ned Indie 1 G

    tahun 1936, tertanggal 10 Desember 1936 bukti merupakan produk cetak yang

    berbeda dengan dokumen pembanding.

    2. Tulisan ketik yang terdapat pada 1 (satu) lembar SURAT TANDA TERIMA

    SETORAN (STTS) tahun 1993 atas nama Ny. Oyoh, bukti merupakan produk

    cetak yang berbeda dengan dokumen pembanding.

    3. Blanko yang terdapat pada 1 (satu) lembar SURAT TANDA TERIMA SETORAN

    (STTS) tahun 1993 atas nama Ny. Oyoh, bukti merupakan produk cetak yang

    sama dengan dokumen pembanding.

    4. Blanko yang terdapat pada 1 (satu) lembar SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK

    TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN 1993, NO. SPPT :

    2-9002-05-03509/0000 atas nama Ny. Oyoh, bukti merupakan produk cetak yang

    sama dengan dokumen pembanding.

    Perbuatan para Terdakwa memenuhi rumusan dan diancam pidana sebagaimana

    diatur dalam Pasal 263 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

    Mahkamah Agung tersebut ;

    Membaca tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

    Bandung tanggal 1 November 2010 sebagai berikut :

    1. Menyatakan terdakwa I AMIN MUSTAPA Bin IDI RASIDI dan terdakwa II Hj.

    OYOH Binti AKUB terbukti bersalah melakukan tindak pidana "mereka yang

    melakukan, yang menyuruh melakukan dan atau turut serta melakukan perbuatan

    dengan sengaja memakai surat palsu atau dipalsukan seolah-olah sejati, jika

    pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian, sesuai dakwaan Pasal 263 (2)

    KUHP Jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUHP seperti dakwaan JPU.

    2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa I AMIN MUSTAPA Bin IDI

    RASIDI dan terdakwa II Hj. OYOH Binti AKUB selama masing-masing 2 (dua)

    tahun penjara.

    3. Menetapkan barang bukti berupa :

    Foto copy Berita Acara Pencabutan Perkara nomor : 19/G/PTUN.

    BDG/1994 atas nama Ny. Euis Rohanah, tanggal 23 Desember 1994.

    Foto copy penetapan PTUN Bandung No : 19/PEN/G/PTUN-BDG/1994

    tanggal 6 Mei 1996.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Foto copy Surat Keterangan dari PTUN Bandung No : W8.D8.

    PTUNB.PRK.02.02-603, tanggal 3 Juli 1996.

    Foto copy surat pernyataan Sdri. Euis Rohanah dan Sdra Panda tanggal 23

    Desember 1994.

    Foto copy surat perjanjian antara Euis Rohanah dan Sdra. lok Setiawan

    tanggal 23 Desember 1994.

    Foto copy surat tanda bukti melapor No. Pol, LP/0863/00XI/1995/PUS-M

    tanggal 17 Nopember 1995.

    Foto copy surat perjanjian tanggal 28 Juli 1997.

    Foto copy Sertifikat Hak Milik No. 446 atas nama Sdr. Sucipto

    Lustoyoputro.

    Foto copy Sertipikat Hak Milik No. 175 atas nama Itok Setiawan.

    Foto copy Putusan PTUN Bandung No. 19/G/PTUN.BDG/1994 tanggal 28

    Oktober 1994.

    Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok.

    Setiawan tanggal 23 Desember 1994 (dilegalisir).

    Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok

    Setiawan, Tn. Doddy Sudrajat, Tn. Sabas Gunawan dan Ny. Rilawati

    Gunawan tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    Foto copy surat perjanjian antara H. Engko Komarudin, Ny. Ambet

    Komasih, Tn. Otong dan Ny. Ule dengan Tn. Sabas Gunawan, Tn. Sunarto

    Gunawan dan dengan Sdr. Itok Setiawan tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir),

    Foto copy surat pernyataan atas nama H. Engko Komarudin, Ny. Ambet

    Komasih dan Ny. Ule tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    Segel asli tahun 1936 mengenai hibah tanah yang terletak di Jl. Pasteur/Jl.

    Dr. Junjunan dari H. Hanafiah kepada Sdri Uen Juarsih.

    Surat setoran (STTS) asli pembayaran Unit I Sukajadi Pembayaran PBB 93

    nama wajib pajak Ny. Oyoh Kel/Desa Sekabungah sebesar Rp.985.000,-.

    Dipergunakan dalam perkara H. Otong Bin Akub dkk.

    4. Menetapkan supaya para terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.

    2.000,- (dua ribu rupiah).

    Membaca putusan Pengadilan Negeri Bandung No. 597/PID.B/2010/PN.Bdg

    tanggal 22 Desember 2010 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

    Hal. 5 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1. Menyatakan Terdakwa 1. AMIN MUSTOFA bin IDI RASIDI (alm) dan Terdakwa

    2. Hj. OYOH binti AKUB (alm), telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

    melakukan tindak pidana "bersama-sama dengan sengaja memakai surat palsu atau

    dipalsukan seolah-olah sejati yang dapat menimbulkan kerugian" ;

    2. Menghukum Terdakwa 1. AMIN MUSTOFA bin IDI RASIDI (alm) dengan

    hukuman penjara selama 1 (satu) tahun, dan 6 (enam) bulan, dan Terdakwa 2. Hj.

    OYOH binti AKUB (alm) dengan hukuman penjara selama 10 (sepuluh) bulan;

    3. Menetapkan hukuman bagi Terdakwa 2. Hj. OYOH binti AKUB tidak usah

    dijalankan, kecuali jika dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain,

    karena Terdakwa 2 melakukan suatu perbuatan pidana sebelum masa percobaan

    selama 1 (satu) tahun berakhir ;

    4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Para Terdakwa dikurangkan

    seluruhnya dari lamanya pidana penjara yang dijatuhkan ;

    5. Menetapkan barang bukti berupa :

    1. Foto copy Berita Acara Pencabutan Perkara No. 19/G/PTUN.BDG/1994 atas

    nama Ny. Euis Rohanah, tahggal 23 Desember 1994.

    2. Foto copy Penetapan PTUN Bandung No. 19/G/PTUN.BDG/1994 tanggal 6

    Mei 1994.

    3. Foto copy Surat Keterangan dari PTUN Bandung No.

    W8.D8.PTUNB.PRK.02;02-603 tanggal 3 Juli 1996.

    4. Foto copy surat pernyataan Sdri. Euis Rohanah dan Sdra. Fanda tanggal 23

    Desember 1994.

    5. Foto copy surat perjanjian antara Euis Rohanah dan Sdra. Itok Setiawan tanggal

    23 Desember 1994.

    6. Foto copy surat tanda bukti melapor No. Pol. LP/0863/OOXI/1995/PUS-M

    tanggal 17 Nopember 1995.

    7. Foto copy surat perjanjian tanggal 28 Juli 1997.

    8. Foto copy Sertipikat Hak Milik No. 446 atas nama Sdr. Sucipto Lustoyoputro.

    9. Foto copy Sertipikat Hak Milik No. 175 atas nama Itok Setiawan.

    10. Foto copy putusan PTUN Bandung No. 19/G/PTUN.BDG/1994 tanggal 28

    Oktober 1994.

    11. Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok Setiawan

    tanggal 23 Desember 1994 (dilegalisir).

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    12. Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok Setiawah,

    Tn. Doddy Sudrajat, Tn. Sabas Gunawan dan Ny. Rilawati Gunawan tanggal 28

    Juli 1997 (dilegalisir).

    13. Foto copy surat perjanjian antara H. Engko Komarudin, Ny. Ambet Komasih,

    Tn. Otong dan Ny. Ule dengan Tn. Sabas Gunawan, Tn. Sunarto Gunawan dan

    dengan Sdr. Itok Setiawan tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    14. Foto copy surat pernyataan atas nama H. Engko Komarudin, Ny. Ambet

    Komasih dan Ny. Ule tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    15. Segel asli tahun 1936 mengenai hibah tanah yang terletak di Jl. Pasteur / Jl. Dr.

    Djundjunan dari H. Hanafiah kepada Sdri. Uen Juarsih.

    16. Surat setoran (STTS) asli pembayaran unit I Sukajadi pembayaran PBB 93

    nama wajib pajak Ny. Oyoh Kel/Desa Sekabungah sebesar Rp. 985.000,-.

    17. Bukti Putusan Pengadilan Negeri Bandung No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg.

    tanggal 19 Mei 2008;

    Dikembalikan ke Penuntut Umum untuk bukti perkara lain ;

    6. Membebankan Para Terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing Rp.

    2.000,- (dua ribu rupiah) ;

    Membaca putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 97/PID/2011/PT.BDG

    tanggal 26 April 2011 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

    Menerima permintaan banding dari para Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum ;

    Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 22 Desember 2010 No.

    597/Pid.B/2010/PN.Bdg ;

    Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat

    peradilan yang dalam tingkat banding masing-masing sebesar Rp. 2.000,- (dua

    ribu rupiah) ;

    Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No. 23/Akta.Pid/2011/PN.Bdg

    yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan, bahwa

    pada tanggal 13 Juni 2011 Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung

    mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;

    Mengingat pula akan akta tentang permohonan kasasi No. 23/Akta.Pid/2011/

    PN.Bdg yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan,

    bahwa pada tanggal 06 Juli 2011 Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap

    putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;

    Hal. 7 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Memperhatikan memori kasasi tanggal 27 Juni 2011 dari Jaksa Penuntut Umum

    sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung

    pada tanggal 27 Juni 2011 ;

    Memperhatikan pula memori kasasi tanggal 29 Juni 2011 dari kuasa Terdakwa

    yang diajukan untuk dan atas nama Terdakwa juga sebagai Pemohon Kasasi yang telah

    diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 18 Juli 2011 ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan

    kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 01 Juni 2011 dan Jaksa Penuntut Umum

    mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 13 Juni 2011 serta memori kasasinya telah

    diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 27 Juni 2011 dengan

    demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam

    tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan

    kasasi tersebut formal dapat diterima ;

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan

    kepada Terdakwa pada tanggal 27 Juni 2011 dan Terdakwa mengajukan permohonan

    kasasi pada tanggal 06 Juli 2011 serta memori kasasinya telah diterima di kepaniteraan

    Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 18 Juli 2011 dengan demikian permohonan

    kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan

    dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal

    dapat diterima ;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Jaksa

    Penuntut Umum dan Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut :

    Alasan-alasan Jaksa Penuntut Umum :

    Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor : 97/Pid/2011/PT.Bdg

    tanggal 26 April 2011 dalam perkara atas nama Terdakwa I Amin Mustofa Bin Idi

    Rasidi dan Terdakwa II Hj. Oyoh Bin Akub yang menguatkan putusan Pengadilan

    Negeri kelas I A Bandung tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) UU No. 8

    Tahun 1981 tentang KUHAP karena :

    Tidak memuat/menyebutkan pertimbangan yang disusun secara ringkas

    mengenai fakta dan keadaan serta alat bukti yang diperoleh dari pemeriksaan di

    sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan Terdakwa tanpa menyebutkan

    dan mempertegas ketentuan undang-undang yang dilanggar atau dakwaan mana

    yang dilanggar ;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan

    mengadili perkara ini telah salah melakukan :

    Tidak menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagai mana

    mestinya ;

    Bahwa pengertian hukum sebagai suatu sistem menurut Lawrence Friedman

    meliputi subtansi hukum yang meliputi isi perundang-undangan, struktur hukum,

    yang meliputi kelembagaan baik secara micro maupun macro dan budaya hukum

    yang meliputi kesadaran dan kesalahan ;

    Bahwa pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Bandung terhadap putusan

    pidana Terdakwa yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bandung belum

    mencerminkan keadilan masyarakat di mana fungsi pemidanaan sebagai prevensi

    umum untuk melindungi masyarakat dan prevensi khusus untuk memberikan

    pembinaan pada Terdakwa belum tercapai, karena perbuatan Terdakwa

    merugikan orang lain.

    Alasan-alasan Terdakwa :

    1. Bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum pembuktian di mana

    dalam memperoleh keyakinannya untuk menjatuhkan putusan a quo terhadap Para

    Terdakwa/Para Pemohon Kasasi Judex Facti hanya mengacu kepada alat bukti

    berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik dari Pusat

    Laboratorium Forensik Mabes Polri yang dituangkan dalam Surat No. Lab : 361/

    DCF/2008 tanggal 12 Maret 2008 mengenai pemeriksaan terhadap Surat Segel

    Hibah tertanggal 10 Desember 1936 dari H. Hanafiah kepada Hj. Uen Djuarsih yang

    ternyata Surat Segel Hibah a quo adalah TIDAK ADA. Bahwa Judex Facti tidak

    menerapkan Sistem Pembuktian Menurut Undang-Undang Secara Terbatas

    (Negatief Wettelijk Bewihstheorie) yang hingga saat ini masih dianut secara

    konsekuen oleh Hukum Acara Pidana Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pasal

    183 KUHAP yang menyatakan :

    "Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila

    dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh

    keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa

    Terdakwalah yang bersalah melakukannya"

    Bahwa dalam sisem pembuktian tersebut tujuan suatu pembuktian adalah untuk

    memutus suatu perkara in casu perkara pidana, dan bukan semata-mata menjatuhkan

    pidana. Berdasarkan sistem pembuktian hukum pidana, apapun alat buktinya seperti

    Hal. 9 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    akta otentik yang menurut hukum acara perdata adalah alat bukti yang sempurna,

    tetapi dalam hukum pembuktian perkara pidana satu akta otentik saja akan lumpuh

    kekuatan buktinya apabila tidak ditunjang oleh alat bukti lain, walaupun Hakim

    yakin kebenaran dari akta otentik tersebut. (Adami Chazawi, Hukum Pembuktian

    Tindak Pidana Korupsi, Alumni, Bandung, 2008, hlm 69).

    Barang bukti berupa segel asli tahun 1936 yang disita oleh Penyidik dalam perkara

    a quo sebagaimana dimuat dalam Berita Acara Penyitaan tertanggal 28 November

    tahun 2007 dari Amin Mustopa (Terdakwa I/Pemohon Kasasi I) dan barang bukti

    yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum di hadapan persidangan sebagaimana

    tertera pada halaman 24 Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dan pada halaman

    8 Putusan Majelis Hakim Tingkat Banding mengenai hibah tanah yang terletak di

    Jalan Pasteur/Jalan Dr. Djundjunan dari H. Hanafiah kepada Sdri. Uen Juarsih

    bukanlah bukti yang diajukan oleh Hj. Oyoh Binti Akub (Terdakwa II/Pemohon

    Kasasi II) bersama dengan H. Engko Komarudin, Ny. Ambet Komasih (alm), H.

    Otong, Ny. Ule selaku Para Penggugat dalam Perkara Perdata No. 213/PDT/

    G/2007/PN.Bdg karena Surat Segel a quo tidak pernah dimiliki oleh Para Terdakwa/

    Para Pemohon Kasasi, hal ini dikarenakan bukti Surat Segel Hibah yang diajukan

    dalam perkara perdata tersebut sebagai bukti dari Para Penggugat (P-15 dalam

    perkara perdata No. 213/PDT/G/2007/PN.Bdg) adalah Surat Segel tertanggal 10

    Desember 1936 mengenai hibah tanah yang terletak di Kampung Cibarengkok Blok

    Cipedes Desa Sukajadi dari Haji Yasin kepada Haji Hanafiah sebagaimana tertera

    dalam pertimbangan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama Perkara Perdata No.

    213/PDT/G/2007/PN.Bdg pada halaman 24 putusan yang telah dikuatkan hingga

    pada tahap Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai berikut :

    "Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bukti P-15, P-15A yakni

    surat di atas segel tertanggal 10 Desember 1936 di mana H. Yasin telah

    memberikan secara lepas mutlak sebidang tanah darat seluas 250 tumbak

    dengan lokasi di kampung Cibarengkok Blok Cipedes Desa Sukajadi

    menjadi Hak Milik Anaknya HAJI HANAFIAH, tanah tersebut dengan

    batas-batas :

    - Utara : dengan tanah milik Ny. Manah/Madhari;

    - Timur : dengan jalan rondaan;

    - Selatan : dengan selokan, tanah milik anak saya juga;

    - Barat : dengan selokan, tanah milik anak saya juga.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menjadi suatu pertanyaan besar bagi kami

    apakah Para Terdakwa/Para Pemohon Kasasi dapat dijatuhi hukuman atas

    penggunaan surat palsu sementara surat palsu a quo telah terbukti secara faktual

    TIDAK PERNAH DIGUNAKAN bahkan TIDAK PERNAH DIMILIKI oleh Para

    Terdakwa? telah sangat jelas terlihat tidak dikajinya secara mendalam, sungguh-

    sungguh, dan komprehensif perkara ini oleh Judex Facti sehingga telah begitu keliru

    dalam memberikan pertimbangan putusannya, di mana dalam pertimbangan putusan

    Judex Facti pada halaman 29 mengenai uraian unsur "memakai surat palsu atau

    dipalsukan seolah-olah sejati'' menyebutkan :

    "Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dari

    keterangan saksi dan petunjuk, serta hasil Labkrim tersebut terbukti bahwa

    surat segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936 tersebut yang

    telah dipergunakan oleh Terdakwa 1 dan Terdakwa 2 dkk sebagai bukti

    dalam perkara No. 213/PdtG/2007/PN.Bdg adalah palsu. Dengan demikian

    unsur ke-3 memakai surat palsu atau dipalsukan seolah-olah sejati, telah

    terpenuhi atau terbukti."

    Di samping hal tersebut di atas, pertimbangan Judex Facti pada halaman 31 putusan

    mengenai uraian unsur "pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian"

    menyebutkan :

    "Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi tersebut yang

    dibenarkan oleh Terdakwa I serta berkesesuaian dengan bukti SHM No.

    175 dan SHM No. 466, terbukti bahwa pemakaian surat segel No. 33

    Soekadjadi tertanggal 10 Desember 1936 tersebut merugikan saksi Itok

    Setiawan dan saksi Soetjipto Lustojoputro. Dengan demikian unsur ke-4 ini

    pun telah terpenuhi atau terbukti."

    Dengan demikian, dari uraian terebut di atas telah begitu jelas terlihat ketidaktelitian

    Judex Facti dalam memberikan pertimbangan putusan dalam perkara a quo yaitu

    tidak meneliti Putusan Perkara Perdata No. 213/PDT/G/2007 yang begitu erat

    kaitannya dengan diajukannya perkara pidana a quo. Selanjutnya dalam

    pertimbangan Judex Facti tersebut di atas dinyatakan adanya kesesuaian antara

    keterangan saksi-saksi dengan bukti SHM No. 175 dan SHM No. 466, pertimbangan

    tersebut bukanlah pertimbangan yang logis dan berdasar hukum dikarenakan bahwa

    mengenai SHM No. 175 dan SHM No. 466 sebagaimana Putusan PTUN Nomor 19/

    G/PTUN-BDG/1994 tertanggal 21 September 1994 telah DIBATALKAN dan

    terhadap putusan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht)

    Hal. 11 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dengan demikian bukankah menjadi hal yang logis dan berdasar hukum berkaitan

    para saksi yaitu Itok Setiawan dan Sucipto Lustojoputro sudah tidak memiliki dasar

    hak yang berkekuatan hukum terhadap tanah sengketa dalam perkara perdata a quo

    dan dengan demikian dapatkah dikatakan Para Terdakwa/Para Pemohon Kasasi

    telah merugikan saksi Itok Setiawan dan Sucipto Lustojoputro yang notabene

    bukanlah pemilik yang sah terhadap tanah sengketa a quo oleh karenanya Judex

    Facti telah mengesampingkan kebenaran materiil (materiel waarheid) yang

    merupakan asas pembuktian dalam perkara pidana in casu. Telah sangat jelas bahwa

    Surat Segel Hibah tertanggal 10 Desember 1936 yang dimaksudkan di dalam

    perkara pidana a quo adalah berbeda dengan Surat Segel Hibah yang dijadikan bukti

    dalam perkara Perdata No. 213/PDT/G/2007/ PN.Bdg, di mana dalam Surat Segel

    Hibah yang dijadikan bukti oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara a quo adalah

    surat Segel Hibah Tanah yang terletak di Jalan Pasteur/Jalan Dr. Djundjunan dari H.

    Hanafiah kepada Sdri. Uen Juarsih sementara itu surat segel yang dipergunakan

    sebagai bukti pada perkara perdata No. 213/PDT/G/2007/PN.Bdg adalah surat segel

    yang berisikan hibah atas sebidang tanah darat seluas 250 tumbak dengan lokasi di

    Kampung Cibarenekok Blok Cipedes Desa Sukajadi dari H. Yasin kepada H.

    Hanafiah.

    Bahwa dalam surat keterangan mengenai barang bukti yang tidak ada No.

    W.11.U1/1934/HT.02.02/VI/2011 tertanggal 24 Juni 2011 yang dikeluarkan oleh

    Pengadilan Negeri Bandung menyatakan bahwa :

    "Bahwa sesuai data pada buku penerimaan barang bukti perkara pidana

    pada Pengadilan Negeri Kls. IA Bandung, tidak ada catatan menerima

    penyerahan dari Penuntut Umum, barang bukti berupa surat segel asli

    tahun 1936 mengenai hibah tanah dari H. Hanafiah kepada Sdri. Uen

    Djuarsih, sehingga kami tidak dapat menerangkan keberadaan surat segel

    tersebut, sedangkan apakah ada atau tidaknya surat segel asli tahun 1936

    mengenai hibah tanah yang terletak di Jalan Pasteur/Jalan Dr. Djunjunan

    dari H. Yasin kepada H. Hanafiah, agar saudara pertanyakan kepada Jaksa

    Penuntut Umum yang menyidangkan perkara yang bersangkutan."

    Sehubungan dengan hal tersebut, mengingat dalam Yurisprudensi Putusan

    Mahkamah Agung No. 43 K/Kr/1968 tertanggal 15 Februari 1969, dalam perkara

    Lie Tjin Phan dengan susuna Majelis Hakim: 1. M. Abdurrachman, S.H.; 2. DH.

    Lumbanradja S.H; 3. Busthanul Arifin S.H. menyebutkan :

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    "Karena menurut catatan dalam daftar pemeriksaan Pengadilan Negeri

    tidak ada suatu barang bukti pun yang diajukan di muka sidang Pengadilan

    Negeri, maka putusan Pengadilan Tinggi mengenai barang-barang bukti

    seperti tercantum dalam amar putusannya sebagai bertentangan dengan

    kenyataan tak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan."

    Sehingga dengan demikian sangat tidak relevan, tidak logis dan tidak berdasar

    hukum bahkan telah begitu jauh dari kebenaran dan fakta hukum yang terungkap

    jika dikatakan bahwa unsur "memakai surat palsu atau dipalsukan seolah-olah

    sejati'' dan unsur "pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian''' adalah

    telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

    2. Bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum berkaitan dengan

    terpenuhinya unsur "Dengan Sengaja" terhadap perbuatan yang diduga dilakukan

    oleh Para Terdakwa dalam pertimbangan putusannya.

    Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti halaman 26 mengenai unsur

    "dengan sengaja" menyebutkan :

    "Menimbang bahwa dengan sengaja berarti si pelaku (Para Terdakwa)

    menghendaki dan menyadari perbuatannya beserta akibat dari

    perbuatannya itu atau apa yang ia lakukan, in casu memakai surat palsu

    atau dipalsukan seolah-olah sejati".

    Selanjutnya Judex Facti pada halaman 27 putusan menyebutkan :

    "Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi tersebut di atas,

    keterangan Para Terdakwa, bukti surat segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10

    Desember 1936 dan bukti putusan No. 213/Pdt.G/2007/PNBdg yang saling

    berkesesuaian terbukti bahwa, pada tahun 2007, Terdakwa 2 Hj. Oyoh dkk

    (Para Terdakwa dalam perkara lain) yang diurus ole Terdakwa 1 telah

    menggugat saksi Itok Setiawan dan saksi Soetjipto Lustojoputro atas objek

    tanah terletak di Jalan Dr. Djundjunan No. 86 dan 88 Bandung, dalam

    perkara No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg dengan menggunakan bukti surat

    segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936. Bukti surat segel No.

    33 tersebut diajukan adalah dimaksudkan untuk membuktikan dalil gugatan

    (memenangkan gugatannya) terhadap Itok Setiawan yang menguasai objek

    tanah sengketa di Jalan Dr. Djundjunan No. 86 dan terhadap Soetjipto

    Lustojoputro yang menguasai objek tanah sengketa di Jalan Dr.

    Djundjunan No. 88 Bandung. Dengan demikian unsur "dengan sengaja"

    telah terpenuhi."

    Hal. 13 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa dalam teori hukum pidana mengenai kesengajaan/opzet dikenal adanya teori

    Willens en Wetens (Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya

    Bakti, Bandung, 1997, hlm. 282) yaitu :

    "Bahwa seorang pelaku itu baru dapat dianggap sebagai telah melakukan

    kejahatannya dengan sengaja, apabila ia memang benar-benar berkehendak

    untuk melakukan kejahatan tersebut dan mengetahui tentang maksud dari

    perbuatannya itu."

    Bahwa di samping hal tersebut di atas, dalam doktrin Hukum Pidana mengenai

    Opzet dikenal adanya istilah Opzet Als Oogmerk atau yang dikenal dengan

    "kesengajaan sebagai maksud'' yaitu bahwa seorang pelaku pada waktu ia

    melakukan sesuatu tindakan untuk menimbulkan suatu akibat yang dilarang, telah

    menyadari bahwa akibat tersebut pasti akan timbul ataupun mungkin dapat timbul

    karena tindakan yang akan atau sedang ia lakukan, sedangkan timbulnya akibat

    tersebut telah ia kehendaki. (Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia,

    Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 312).

    Bahwa dalam perkara a quo, sebagaimana disebutkan di dalam Putusan Judex Facti

    halaman 4 :

    "Berawal dari Sdri. Uen Djuarsih Hanafiah menyerahkan surat segel

    tertanggal 10 Desember 1936 berikut tanahnya kepada Terdakwa 2 untuk

    diurus, kemudian surat segel tersebut Terdakwa 2 serahkan kepada

    suaminya untuk disimpan, pada saat suami Terdakwa 2 meninggal dunia

    selanjutnya Terdakwa 2 menyerahkan surat segel tersebut kepada anaknya

    yaitu Terdakwa 1 sekitar tahun 1982."

    Jika dilihat dari uraian tersebut di atas, perolehan surat segel tertanggal 10

    Desember 1936 adalah bermula dari diserahkannya surat segel tersebut dari Uen

    Djuarsih Hanafiah kepada Idi Rasidi (alm), lalu Idi Rasidi (alm) menyerahkan surat

    segel tersebut kepada istrinya yaitu Hj. Oyoh Bin Akub (Terdakwa II/Pemohon

    Kasasi II) yang kemudian oleh Hj. Oyoh Bin Akub (Terdakwa II/Pemohon Kasasi

    II) diserahkan kepada anaknya yaitu Amin Mustopa (Terdakwa I/Pemohon Kasasi I)

    sekitar tahun 1982. Hal ini telah sesuai pula dengan Keterangan Hj. Oyoh Binti

    Akub (Terdakwa II/Pemohon Kasasi II) yang menyatakan :

    "Bahwa Surat Segel itu dari Ibu Djuarsih yang menitipkan ke suami

    Terdakwa II (Idi Rasidi (alm)) lalu Terdakwa II memegangnya"

    "Bahwa segel tersebut ada pada Terdakwa II karena Ibu Djuarsih yang

    memberikannya karena Ibu Djuarsih diurus oleh Terdakwa"

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Selanjutnya menurut Terdakwa I/ Pemohon Kasasi I di hadapan persidangan

    memberikan keterangan :

    "Bahwa Terdakwa mendapatkan surat segel 1936 dari Ibu Terdakwa yaitu

    Hj. Oyoh (Terdakwa II), Hj. Oyoh memperoleh segel tersebut dari

    suaminya yaitu Idi Rasidi dan M Rasidi memperoleh mendapatkan surat

    segel tersebut dari Ibu Djuarsih yang merupakan anak dari H. Hanafiah,

    dan H. Hanafiah adalah anaknya H. Yasin"

    Bahwa keterangan Para Terdakwa/Para Pemohon Kasasi tersebut juga telah

    didukung oleh keterangan saksi-saksi di bawah sumpah yaitu :

    Saksi Deni Sonjaya menerangkan di bawah sumpah :

    "Bahwa di peta Desa Sukajadi ada nama Djuarsih Hanafiah selaku pemilik

    sebidang tanah persil 200"

    Saksi Dodi Sudrajat menerangkan di bawah sumpah :

    "Bahwa tanah di Jalan Dr. Djundjunan persil 200 dulu milik Uen Djuarsih

    menurut catatan di Kecamatan dan Kelurahan"

    Bahwa dari keterangan saksi-saksi di bawah sumpah dan keterangan Para Terdakwa

    tersebut di atas, terlihat jelas bahwa Hj. Oyoh Binti Akub (Terdakwa Il/Pemohon

    Kasasi II) mendapatkan surat segel tersebut benar dari Idi Rasidi (alm) suaminya

    yang diperoleh surat segel tersebut dari Djuarsih Hanafiah yang kemudian oleh Hj.

    Oyoh Binti Akub (Terdakwa H/Pemohon Kasasi II) diserahkan kepada anaknya

    yaitu Amin Mustopa (Terdakwa I/Pemohon Kasasi I), dari runtutan uraian tersebut

    apakah terlihat adanya suatu PENGETAHUAN DAN KEHENDAK dari Para

    Terdakwa untuk menggunakan suatu surat yang diduga palsu in casu Surat Segel

    Hibah tertanggal 10 Desember 1936 yang diperoleh Para Terdakwa secara turun

    temurun?

    Bahwa berpedoman pada Yurisprudensi serta Putusan Hoge Raad tanggal 29 Juni

    1910 bahwa untuk dapat dihukum karena melakukan perbuatan pidana dengan

    sengaja menggunakan surat palsu maka pelaku "MUTLAK" atau harus

    "MENGETAHUI atau MENYADARI" bahwa kepalsuan surat itu diketahui oleh

    Pelaku. Dengan kata lain pada saat penggunaan surat tersebut pelaku harus

    menyadari sebelumnya bahwa surat itu adalah palsu.

    Dengan sangat jelas jika dilihat dari rangkaian perkara a quo bahwa dalam diri Para

    Terdakwa/Para Pemohon Kasasi tidaklah melekat adanya willens en wetens sebagai

    suatu Opzet als Oogmeik (kesengajaan dengan maksud) dalam menggunakan surat

    segel a quo sebagai unsur subyektif dan merupakan bestandellen (bagian unsur) dari

    Hal. 15 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Pasal 263 ayat (2) in casu, hal tersebut didasari pula oleh fakta bahwa belum ada

    satupun putusan pidana sebelumnya yang menyatakan bahwa siapa yang membuat/

    memalsukan surat segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936 yang diduga

    palsu tersebut serta di dalam pertimbangan putusan Judex Facti tidak ada satupun

    hal yang menerangkan "siapa yang membuat/memalsukan surat yang diduga palsu

    tersebut".

    Sehubungan dengan Perkara Perdata yang diajukan oleh Terdakwa II/Permohon

    Kasasi II terjadi pada tahun 2007 sementara hasil Labfor yang menyatakan bahwa

    Surat Segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936 adalah palsu itu muncul

    pada tahun 2008 sehingga jelas bahwa pada saat penggunaan Surat Segel a quo

    dalam perkara perdata No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg, Para Terdakwa/Para Pemohon

    Kasasi tidak mengetahui bahwa Segel tersebut palsu.

    Bahwa pada buku Letter C Desa Sukajadi menerangkan objek tanah sengketa

    tersebut tertera atas nama H. Hanafiah. Letter C tersebut merupakan bukti

    kepemilikan atas sebuah objek tanah dan Letter C tersebut juga telah diakui

    keabsahannya baik oleh pejabat setempat (Camat) maupun sesuai dengan fakta-

    fakta yang diperoleh di persidangan dalam perkara perdata No. 213/Pdt.G/2007/

    PN.Bdg. Kesesuaian bukti-bukti a quo telah sesuai dengan Surat Segel yang dimiliki

    oleh Para Terdakwa sehingga sangat jelas bahwa apabila kemudian ternyata segel

    itu palsu, maka hal tersebut adalah sesuatu yang tidak diketahui dan bukan pula

    sesuatu hal yang dikehendaki oleh Para Terdakwa/Para Pemohon Kasasi

    sebelumnya, sehingga dengan sangat jelas pula terpenuhinya unsur "dengan sengaja

    sebagaimana putusan Judex Facti in casu merupakan suatu hal yang tidak logis dan

    tidak berdasar hukum.

    3. Bahwa Judex Facti pada halaman 29 putusan menyebutkan :

    "Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dari

    keterangan saksi dan petunjuk, serta hasil Labkrim tersebut terbukti bahwa

    surat segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936 tersebut yang

    telah dipergunakan oleh Terdakwa 1 dan Terdakwa 2 dkk sebagai bukti

    dalam perkara No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg adalah palsu. Dengan demikian

    unsur ke-3 memakai surat palsu atau dipalsukan seolah-olah sejati, telah

    terpenuhi atau terbukti."

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, telah tidak berkesesuaian dengan fakta

    yang terungkap di dalam persidangan apa yang dikemukakan oleh Judex Facti

    perihal dipergunakannya Bukti Surat Segel No. 33 Soekadjadi 10 Desember 1936

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    oleh Amin Mustofa (Terdakwa I/Pemohon Kasasi I) sebagai bukti dalam perkara

    perdata No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg, hal ini dikarenakan bahwa Amin Mustofa

    (Terdakwa I/Pemohon Kasasi I) di dalam perkara Perdata No. 213/Pdt.G/2007/

    PN.Bdg tidak termasuk sebagai pihak yang bersengketa dalam perkara tersebut.

    Bahwa dalam perkara perdata No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg tersebut yang menjadi

    pihak-pihak yaitu Ny. Hj. Oyoh (Terdakwa II/Pemohon Kasasi II), H. Engko

    Komarudin, Ny. Ambet Komasih, H. Otong, Ny. Ule selaku Para Penggugat

    melawan Itok Setiawan selaku Tergugat I dan Sucipto Lustojoputro selaku Tergugat

    II. Dengan demikian telah keliru Judex Facti yang menyatakan bahwa Terdakwa I/

    Pemohon Kasasi I telah ikut mengajukan bukti berupa Surat Segel No. 33 tanggal

    10 Desember 1936 dalam perkara No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg dikarenakan bahwa

    Terdakwa I/Pemohon Kasasi I bukanlah pihak yang berkepentingan di dalam

    perkara a quo, berdasarkan hal tersebut, dapatkah seseorang yang bukan merupakan

    pihak dalam suatu perkara perdata mengajukan suatu bukti di hadapan Persidangan

    Yang Mulia? Terlebih lagi dikatakan seseorang tersebut dikatakan telah merugikan

    pihak yang berkepentingan dalam perkara a quo?

    4. Kesalahan penerapan hukum dalam mencantumkan Pasal 263 KUHP Sebagai

    dugaan pemalsuan segel a quo.

    Bahwa Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas, di dalam Hasil Laboratorium

    Forensik POLRI tertanggal 12 Maret 2008 tersebut menyimpulkan bahwa :

    "QS Non Identik dengan KS atau dengan kata lain 1 (satu) lembar surat di

    atas kertas segel bermaterai ZEGEL VAN NED INDIE 1 G Tahun 1939,

    tertanggal Soekadjadi 10 Desember 1936 bukti merupakan produk cetak

    yang berbeda dengan dokumen pembanding"

    Bahwa terdapat kesalahan dalam pencantuman tahun segel yang diperiksa karena

    seharusnya yang diteliti oleh Puslabfor POLRI adalah kertas segel bermaterai

    ZEGEL VAN NED INDIE 1 Tahun 1936 bukan kertas segel bermaterai ZEGEL

    VAN NED INDIE 1 G Tahun 1939, selain itu yang diperiksa oleh Puslabfor

    adalah keidentikan Logo/Materai yang terdapat dalam segel kertas segel bermaterai

    ZEGEL VAN NED INDIE 1 G Tahun 1936 sehingga disimpulkan segel a quo

    merupakan produk cetak berbeda dengan dokumen pembanding. Hasil dari

    Puslabfor tersebut jelas tidak dapat dipergunakan sebagai alat bukti untuk perkara a

    quo, hal tersebut berkaitan dengan definisi dari surat palsu seperti yang tertuang

    dalam Pasal 263 KUHP, pengertian surat dalam hal ini adalah segala macam surat

    yang pembuatannya dapat ditulis tangan, diketik, maupun menggunakan alat cetak/

    Hal. 17 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    offset. Sedangkan pengertian surat palsu adalah membuat surat yang isinya tidak

    benar atau tidak semestinya. Sebab itu, surat ini sejak semula penerbitannya sudah

    palsu atau isinya tidak benar termasuk tandatangan yang dipalsukan.

    Yurisprudensi di Jawa Barat, Mahkamah Agung R.I (MARI) membenarkan putusan

    Pengadilan Negeri Cirebon No. 12/1972 B, tertanggal 5 Juli 1972, bahwa pengertian

    pemalsuan surat dalam Pasal 263 KUHP adalah mengubah surat asli sedemikian

    rupa sehingga isinya atau tanggalnya atau tandatangannya bertentangan dengan

    kebenaran yang mempunyai maksud tertentu, seumpamanya untuk membuktikan

    suatu perkara. Dan, dalam Yurisprudensi Tetap MARI No. 40/Kr/1973, tertanggal 5

    Juni 1975, menyatakan bahwa mengisi blangko kuitansi tidak mempunyai unsur

    melawan hukum sepanjang pengisiannya tidak bertentangan dengan maksud dari si-

    penandatangan untuk apa kuitansi itu ditandatanganinya. Sementara dalam perkara

    pidana a quo pada Buku Letter C Desa Sukajadi menerangkan bahwa Objek Tanah

    sebagaimana yang tercantum dalam segel yang dimiliki oleh Para Terdakwa yaitu

    surat segel tertanggal 10 Desember 1936 mengenai hibah tanah yang terletak di

    Kampung Cibarengkok Blok Cipedes Desa Sukajadi dari Haji Yasin kepada Haji

    Hanafiah adalah atas nama Djuarsih Hanafiah, dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa isi dari segel a quo tidak menyimpang dari fakta yang ada. Sementara Di

    dalam hasil Puslabfor POLRI maupun di dalam Pertimbangan Judex Facti tidak ada

    yang menyatakan bahwa isi ataupun tandatangan dalam segel a quo palsu karena

    dalam hasil Puslabfor tersebut yang dinyatakan non identik adalah logo/materai

    dalam segel a quo sehingga jelas bahwa penerapan Pasal 263 ayat 2 KUHP adalah

    sesuatu yang tidak sesuai dan atau tidak benar.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, patut kiranya dikemukakan pendapat Clive

    Walker yaitu : "kegagalan dalam menegakkan keadilan terjadi manakala Negara

    melanggar hak-hak Tersangka atau Terdakwa atau Terpidana, baik karena :

    pertama, proses hukum tidak mencukupi; kedua, hukum yang diterapkan terhadap

    mereka; ketiga, tidak adanya pembenaran atas hukuman yang diberikan; atau ke

    empat, perlakuan terhadap Tersangka atau Terdakwa atau Terpidana tidak seimbang

    dengan hak-hak orang lain yang hendak dilindungi; atau kelima, ketika hak-hak

    orang lain tidak dilindungi secara aktif oleh Negara dari para pelaku kejahatan; atau

    ke enam, hukum Negara itu sendiri. (O.C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak

    Asasi Tersangka, Terdakwa dan Terpidana, Alumni, Bandung, 2006, halaman 13).

    Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

    mengenai alasan-alasan Jaksa Penuntut Umum :

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa alasan-alasan Jaksa Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan karena

    merupakan penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu

    kenyataan yang tidak tunduk pada pemeriksaan tingkat kasasi, karena pemeriksaan

    dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum

    atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara

    mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang, dan apakah

    Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam

    Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang No. 8 Tahun

    1981).

    mengenai alasan-alasan Para Terdakwa :

    - Terlepas dari alasan kasasi Para Terdakwa, Judex Facti telah salah menerapkan

    hukum karena menyatakan surat segel No. 33, Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936

    yang telah dipergunakan Terdakwa I dan Terdakwa II sebagai bukti dalam perkara

    No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg adalah palsu berdasarkan hasil pemeriksaan Labkrim

    No.Lab.:361/DCF/2008 tanggal 12 Maret 2008.

    - Hasil pemeriksaan Labkrim No.Lab.:361/DCF/2008 tanggal 12 Maret 2008 pada

    angka III huruf A pemeriksaan pembanding QS dengan KS point 4 tidak membahas

    angka (tahun) 1939 melainkan angka (tahun) 1936 (perbedaan bentuk angka 36

    lihat foto No. 4 tanda pokok d).

    - Pemeriksaan Labkrim tersebut di atas hanya membandingkan logo dalam segel No.

    33 Soekadjadi dengan logo pada segel (pembanding) 1936 yang terdapat pada BPN

    Kodya Bandung, tidak melakukan pemeriksaan terhadap kata-kata/ kalimat yang

    ditulis dalam kertas segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936, apakah

    kalimat kehendak Yasin yang ditulis dalam segel tersebut benar atau tidak.

    - Dalam pemeriksaan perkara a quo tidak ada alat bukti yang dapat membuktikan

    bahwa isi surat segel No. 33 Soekadjadi tanggal 10 Desember 1936 tidak benar alias

    palsu.

    - Bisa saja kertas segel tahun 1936 yang digunakan oleh H. Yasin untuk menulis

    keinginannya sebagaimana yang tertulis dalam segel No. 33 tersebut adalah palsu

    tetapi sangat mustahil apabila H. Yasin yang membuat kertas atau logo segel tersebut

    atau H. Yasin mengetahui bahwa kertas segel No. 33 tahun 1936 palsu.

    - Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka isi surat segel No. 33 Soekadjadi

    tanggal 10 Desember 1936 yang isinya bahwa H. Yasin memberikan tanah persil

    31.D III di Kampung Tjibarengkok Blok Tjipedes Desa Soekadjadi yang terletak di

    Hal. 19 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Jalan Dr. Djundjunan No. 86 dan No. 88 Bandung kepada H. Hanafiah (anak H.

    Yasin) adalah benar dan bukan palsu.

    Bahwa dari pertimbangan-pertimbangan di atas tidak ternyata Para Terdakwa

    mempergunakan surat palsu atau dipalsukan sehingga Para Terdakwa harus dinyatakan

    tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana sesuai

    dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan harus dibebaskan dari dakwaan Jaksa Penuntut

    Umum tersebut.

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan kasasi

    dari Jaksa Penuntut Umum tersebut harus ditolak dan permohonan kasasi dari Terdakwa

    tersebut dikabulkan ;

    Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum

    dinyatakan ditolak dan permohonan kasasi Terdakwa dikabulkan dan Terdakwa

    dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sesuai dakwaan Jaksa Penuntut

    Umum dan dibebaskan, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara ;

    Memperhatikan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No. 8

    Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah

    dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 perubahan kedua dengan

    Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

    bersangkutan ;

    M E N G A D I L I :

    Menolak Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi : Jaksa Penuntut Umum

    pada Kejaksaan Negeri Bandung tersebut ;

    Mengabulkan Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi : Terdakwa I Amin

    Mustofa Bin Idi Rasidi (alm) dan Terdakwa II Hj. Oyoh Binti Akub (alm) tersebut ;

    Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 97/PID/2011/PT.BDG

    tanggal 26 April 2011 dan putusan Pengadilan Negeri Bandung No. 597/PID.B/2010/

    PN.Bdg tanggal 22 Desember 2010 ;

    M E N G A D I L I S E N D I R I :

    -- Menyatakan Para Terdakwa I. AMIN MUSTOFA bin IDI RASIDI (alm) dan

    Terdakwa II. Hj. OYOH binti AKUB (alm) tidak terbukti secara sah dan

    meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana "mereka yang melakukan, yang

    menyuruh melakukan dan atau turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja

    memakai surat palsu atau dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dapat menimbulkan kerugian, sesuai dakwaan Pasal 263 (2) KUHP Jo. Pasal 55 (1)

    ke-1 KUHP seperti dakwaan JPU ;

    -- Membebaskan Para Terdakwa dari dakwaan tersebut ;

    -- Memulihkan hak Para Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta

    martabatnya ;

    -- Menetapkan barang bukti berupa :

    1. Foto copy Berita Acara Pencabutan Perkara No. 19/G/PTUN.BDG/1994 atas

    nama Ny. Euis Rohanah, tahggal 23 Desember 1994.

    2. Foto copy Penetapan PTUN Bandung No. 19/G/PTUN.BDG/1994 tanggal 6

    Mei 1994.

    3. Foto copy Surat Keterangan dari PTUN Bandung No.

    W8.D8.PTUNB.PRK.02;02-603 tanggal 3 Juli 1996.

    4. Foto copy surat pernyataan Sdri. Euis Rohanah dan Sdra. Fanda tanggal 23

    Desember 1994.

    5. Foto copy surat perjanjian antara Euis Rohanah dan Sdra. Itok Setiawan tanggal

    23 Desember 1994.

    6. Foto copy surat tanda bukti melapor No. Pol. LP/0863/OOXI/1995/PUS-M

    tanggal 17 Nopember 1995.

    7. Foto copy surat perjanjian tanggal 28 Juli 1997.

    8. Foto copy Sertipikat Hak Milik No. 446 atas nama Sdr. Sucipto Lustoyoputro.

    9. Foto copy Sertipikat Hak Milik No. 175 atas nama Itok Setiawan.

    10. Foto copy putusan PTUN Bandung No. 19/G/PTUN.BDG/1994 tanggal 28

    Oktober 1994.

    11. Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok Setiawan

    tanggal 23 Desember 1994 (dilegalisir).

    12. Foto copy surat perjanjian antara Ny. Euis Rohanah dengan Sdr. Itok Setiawah,

    Tn. Doddy Sudrajat, Tn. Sabas Gunawan dan Ny. Rilawati Gunawan tanggal 28

    Juli 1997 (dilegalisir).

    13. Foto copy surat perjanjian antara H. Engko Komarudin, Ny. Ambet Komasih,

    Tn. Otong dan Ny. Ule dengan Tn. Sabas Gunawan, Tn. Sunarto Gunawan dan

    dengan Sdr. Itok Setiawan tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    14. Foto copy surat pernyataan atas nama H. Engko Komarudin, Ny. Ambet

    Komasih dan Ny. Ule tanggal 28 Juli 1997 (dilegalisir).

    15. Segel asli tahun 1936 mengenai hibah tanah yang terletak di Jl. Pasteur/ Jl. Dr.

    Djundjunan dari H. Hanafiah kepada Sdri. Uen Juarsih.

    Hal. 21 dari 22 hal. Put. No. 401 K/Pid/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    16. Surat setoran (STTS) asli pembayaran unit I Sukajadi pembayaran PBB 93

    nama wajib pajak Ny. Oyoh Kel/Desa Sekabungah sebesar Rp. 985.000,-.

    17. Bukti Putusan Pengadilan Negeri Bandung No. 213/Pdt.G/2007/PN.Bdg.

    tanggal 19 Mei 2008;

    Dikembalikan ke Penuntut Umum untuk bukti perkara lain ;

    -- Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada Negara ;

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada

    hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 oleh DR. ARTIDJO ALKOSTAR, SH. LLM. Ketua

    Muda Pidana yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, SRI

    MURWAHYUNI, SH. MH. dan DR. SALMAN LUTHAN, SH. MH. Hakim-Hakim

    Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari

    itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh

    TUTY HARYATI, SH. MH. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon

    kasasi : Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa.

    Hakim-Hakim Anggota : Ketua :Ttd. / SRI MURWAHYUNI, SH. MH. Ttd. / DR. ARTIDJO ALKOSTAR, SH. LLM. Ttd. / DR. SALMAN LUTHAN, SH. MH.

    Panitera Pengganti : Untuk SalinanTtd. / TUTY HARYATI, SH. MH. MAHKAMAH AGUNG RI

    a.n. Panitera PANITERA MUDA PIDANA

    Dr. H. ZAINUDDIN, SH.,MHUM. NIP : 19581005 198403 1 001

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22