2 - modul prak s.f. tumb - hubungan air tanah transpirasi

5
HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2 Laporan : Laporan Individu dengan data kelas Dikumpulkan : 23 Maret 2015 1. Tujuan a. Mahasiswa mengetahui kemampuan beberapa jenis tanah dalam menahan air. b. Mahasiswa mengetahui proses gerak kapiler dan kapasitas lapang pada berbagai jenis tanah. c. Mahasiswa melakukan perhitungan persentase layu permanen pada tumbuhan. d. Mahasiswa mengetahui proses transpirasi ada tumbuhan. e. Mahasiswa mengatahui faktorfaktor yang memengaruhi laju transpirasi f. Mahasiswa mengatahui metode pengukuran laju transpirasi pada tumbuhan 2. Pendahuluan Segera setelah hujan deras, tanah disiram air yang sangat berlebihan. Sebagian air hujan ini akan masuk menembus jauh ke dalam tanah, terutama karena pengaruh gravitasi. Sebagian air akan diikat oleh koloid tanah (air higroskopis); sebagian lagi ditahan dalam rongga kapiler di antara partikelpartikel tanah (air kapiler). Kemampuan tanah mengikat air berbedabeda; tergantung jenis dan tekstur tanah. Air dalam tanah di atas kapasitas lapangan disebut air bebas (air drainase). Diameter partikel tanah liat < 0,02 mm sementara pasir halus 0,020,2 mm. Rambutrambut akar suatu tanaman berada dalam kapiler tanah serta berlekatan dengan partikelpartikel tanah. Air terutama masuk ke dalam tumbuhan terutama melalui rambutrambut akar. Bila tidak ada lagi air kapiler, ketersediaan air yang dapat diserap tanamtanaman, tanaman akan layu karena air yang ada terikat kuat pada partikelpartikel tanah. Jika keadaan ini berlangsung cukup lama, tanaman akan mengalami layu permanen (PWP=permanent wilting point) dan selanjutnya akan mati. Tanaman pada titik layu permanen tidak dapat kembali segar meski disimpan semalam dalam lingkungan berkelembapan tinggi sekali. Tanaman memperoleh air melalui proses penyerapan oleh rambutrambut akar. Air dan mineral terlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkannya. Sebagian besar air yang diserap akan dikeluarkan lagi melalui transpirasi dalam bentuk uap air terutama melalui stomata. Ada kalanya tetestetes air akan dikeluarkan melalui hidatoda dalam proses gutasi. Kecepatan atau laju transpirasi sangat dipengaruhi keadaan internal tanaman serta kedaan lingkungan seperti cahaya, suhu dan kelembapan udara, angin, dan keadaan air tanah. Pengukuran laju transpirasi dapat dilakukan dengan metoda kertas kobalt, metoda potometer, atau metoda penimbangan uap air yang ditranspirasikan tanaman itu. Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 |1

Upload: anggun-aiyla-nova

Post on 24-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

Page 1: 2 - Modul Prak S.F. Tumb - Hubungan Air Tanah Transpirasi

HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2

Laporan : Laporan Individu dengan data kelas Dikumpulkan : 23 Maret 2015

1. Tujuan

a. Mahasiswa mengetahui kemampuan beberapa jenis tanah dalam menahan air. b. Mahasiswa mengetahui proses gerak kapiler dan kapasitas lapang pada berbagai

jenis tanah. c. Mahasiswa melakukan perhitungan persentase layu permanen pada tumbuhan. d. Mahasiswa mengetahui proses transpirasi ada tumbuhan. e. Mahasiswa mengatahui faktor­faktor yang memengaruhi laju transpirasi f. Mahasiswa mengatahui metode pengukuran laju transpirasi pada tumbuhan

2. Pendahuluan

Segera setelah hujan deras, tanah disiram air yang sangat berlebihan. Sebagian air hujan ini akan masuk menembus jauh ke dalam tanah, terutama karena pengaruh gravitasi. Sebagian air akan diikat oleh koloid tanah (air higroskopis); sebagian lagi ditahan dalam rongga kapiler di antara partikel­partikel tanah (air kapiler). Kemampuan tanah mengikat air berbeda­beda; tergantung jenis dan tekstur tanah. Air dalam tanah di atas kapasitas lapangan disebut air bebas (air drainase). Diameter partikel tanah liat < 0,02 mm sementara pasir halus 0,02­­0,2 mm.

Rambut­rambut akar suatu tanaman berada dalam kapiler tanah serta berlekatan dengan partikel­partikel tanah. Air terutama masuk ke dalam tumbuhan terutama melalui rambut­rambut akar. Bila tidak ada lagi air kapiler, ketersediaan air yang dapat diserap tanam­tanaman, tanaman akan layu karena air yang ada terikat kuat pada partikel­partikel tanah. Jika keadaan ini berlangsung cukup lama, tanaman akan mengalami layu permanen (PWP=permanent wilting point) dan selanjutnya akan mati. Tanaman pada titik layu permanen tidak dapat kembali segar meski disimpan semalam dalam lingkungan berkelembapan tinggi sekali.

Tanaman memperoleh air melalui proses penyerapan oleh rambut­rambut akar. Air dan mineral terlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkannya. Sebagian besar air yang diserap akan dikeluarkan lagi melalui transpirasi dalam bentuk uap air terutama melalui stomata. Ada kalanya tetes­tetes air akan dikeluarkan melalui hidatoda dalam proses gutasi.

Kecepatan atau laju transpirasi sangat dipengaruhi keadaan internal tanaman serta kedaan lingkungan seperti cahaya, suhu dan kelembapan udara, angin, dan keadaan air tanah. Pengukuran laju transpirasi dapat dilakukan dengan metoda kertas kobalt, metoda potometer, atau metoda penimbangan uap air yang ditranspirasikan tanaman itu.

Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 | 1

Page 2: 2 - Modul Prak S.F. Tumb - Hubungan Air Tanah Transpirasi

HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2

Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 | 2

Page 3: 2 - Modul Prak S.F. Tumb - Hubungan Air Tanah Transpirasi

HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2

3. Alat & Bahan

a. Tabung (p=75 cm) b. Corong c. Gelas ukur 25 ml d. Gelas ukur 500 ml e. Statip f. Kain kasa g. Karet gelang h. Bebeapa jenis tanah: tanah kebun,

kascing, pasir, kuarsa, zeolit.

i. Gunting tanaman j. Klip kertas k. Plastik l. Timbangan m. Kipas angin n. Hair dryer o. Botol selai

4. Prosedur Kerja

a. Kemampuan Tanah Menahan Air (per kelompok) 1) Timbanglah 30 g sampel tanah yang sudah dikeringkan dalam oven 103 oC. 2) Letakkan tanah dalam corong tegak yang dasarnya disumbat dengan sedikit kapas. 3) Tuang 30 ml air secara perlahan ke permukaan tanah dalam corong itu. 4) Tampung kelebihan air yang keluar dari bawah corong itu dengan sebuah gelas ukur

25 ml. Hitunglah persentase air yang diserap tanah itu. Bandingkan hasil yang saudara peroleh dengan hasil pengamatan kelompok lain yang menggunakan jenis tanah yang berbeda. Apakah kedua hasil itu sama ? Apakah kesimpulan saudara mengetahui hal tersebut ?

Persentase air yang diserap tanah:

b. Gerak Kapiler Air Dalam Tanah (1 paralel 5 set, 2 kelompok mengerjakan bersama) 1) Siapkanlah tabung gelas berdiameter minimal 3 cm serta tinggi 75 cm. Salah satu

ujung tabung ditutup dengan kain kasa halus sebagai dasar tabung. 2) Masukkan sampel tanah yang sudah kering ke dalam tabung secara perlahan dan

hati­hati agar tabung terisi secara merata dan cukup padat hingga hampir penuh. Tanah yang digunakan jangan bergumpal.

3) Dengan bantuan statip dan klem, tabung tanah ditegakkan di atas bejana 100 ml berisi air sedemikian rupa hingga tabung tercelup setinggi 5 cm di dalam air. Selama pengamatan, kedudukan air dalam bejana harus tetap; tambahkan air bila perlu.

Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 | 3

Page 4: 2 - Modul Prak S.F. Tumb - Hubungan Air Tanah Transpirasi

HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2

Amatilah kenaikan air dalam tabung selama 1 pekan. Bandingkan pula dengan hasil pengamatan kelompok lain yang menggunakan jenis tanah yang berbeda.

c. Kapasitas Lapangan Dan Gerak Kapiler Air (1 paralel 5 set, 2 kelompok mengerjakan bersama) 1) Siapkan tabung berdiameter 5 cm dengan tinggi 40 cm atau dapat juga digunakan

gelas ukur 500 ml. 2) Masukkan sampel tanah yang sudah kering benar dan bebas dari gumpalan

(sebaiknya ayak terlebih dulu) ke dalam tabung secara merata dan kompak sampai kira­kira 5 cm dari mulut tabung.

3) Tuang 60 ml air di atas permukaan tanah dalam tabung itu. Bila air telah meresap ke dalam tanah, tutuplah mulut tabung untuk mencegah penguapan.

Amati penetrasi air ke dalam tanah; bandingkan pula dengan pengamatan kelompok lain. Apakah yang menyebabkan air itu bergerak meresap ke dalam tanah ? Amatilah tabung itu 1­­2 hari kemudian. Catatlah sejauh mana penetrasi air dalam tabung. Apakah batas antara tanah yang basah dan tanah yang kering tampak jelas ? Tandailah batas itu dan amati posisinya dalam 1 pekan.

d. Transpirasi Tumbuhan: Metode Penimbangan (per kelompok dengan perlakuan berbeda)

1) Potonglah cabang suatu tanaman 25­­30 cm yang berdaun beberapa helai; segera masukkan pangkal cabangnya itu ke dalam air.

2) Kemudian potonglah pangkal cabang itu 5 cm di dalam air. Pindahkan cabang tanaman ke dalam botol berisi air. Dalam proses pemindahan itu, pangkal tanaman harus selalu kontak dengan air. Usahakan cukup 5 cm pangkal tanaman saja yang terendam dalam air di botol itu.

3) Masukkan secara perlahan beberapa ml minyak goreng ke dalam botol sedemikian rupa hingga seluruh permukaan air dalam botol tertutup lapisan minyak.

4) Timbanglah dengan teliti botol berikut tanaman itu; kita dapatkan berat awal. Tempatkanlah botol itu pada kondisi lingkungan sesuai tugas kelompok: Di bawah terik matahari; dalam ruang yang dilengkapi kipas angin; di bawah sorot lampu yang kuat; di depan hair dryer (suhu dan aliran udara). Biarkan sistem itu berada dalam kondisi tersebut selama 1­2 jam. Setelah itu, timbanglah kembali botol tersebut; beratnya akan berbeda dengan berat awal tadi. Dengan cara ini dapatlah diketahui kecepatan/laju transpirasi tanaman itu pada kondisi tersebut; laju transpirasi dinyatakan dalam satuan mg air/cm2 daun/menit.

5) Guntinglah semua pola daun yan digunakan dalam metode penimbangan; kini kita mempunyai sejumlah pola daun yang bentuk dan ukurannya tepat sama dengan

Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 | 4

Page 5: 2 - Modul Prak S.F. Tumb - Hubungan Air Tanah Transpirasi

HUBUNGAN AIR, TANAH & TUMBUHAN MODUL 2

daun­daun semula. Selanjutnya timbanglah dengan sangat teliti berat pola­pola daun itu.

Dengan mengetahui berat kertas per satuan luas, dapatlah dihitung luas seluruh pola yang kita gunting tadi. Luas tersebut menunjukan pula luas daun­daun percobaan kita; karena kertas pola daun tersebut merupakan kopi dari daun­daun tersebut. Berikut perhitungan untuk mengukur luas daun:

Praktikum Struktur & Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI ATA 2014/2015 | 5