14. f05112012 prayogi waskito laporan teklab penangas air dan shaker

12
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM “ PENANGAS AIR DAN SHAKER “ Disusun Oleh : Nama : PRAYOGI WASKITO NIM : F05112012 Kelompok : II ( DUA ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: prayogi-waskito

Post on 22-Oct-2015

393 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

Page 1: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

“ PENANGAS AIR DAN SHAKER “

Disusun Oleh :

Nama : PRAYOGI WASKITO

NIM : F05112012

Kelompok : II ( DUA )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013

Page 2: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

PENANGAS AIR DAN SHAKER

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Untuk membuat suatu larutan dalam laboratorium maka diperlukan cara-cara tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang yang telah bekerja di suatu instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi semua orang. Misalnya pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan adalah dengan cara menambahkan asam sulfat pada aqudes bukan sebaliknya.

Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat, sehingga air akan mengapung di atas asam sulfat karena massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di lakukan dengan cara menambahkan aqudes pada asam sulfat maka akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih, sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas. Dalam praktikum ini, akan digunakan prinsip pemanasan dan penggoyangan pada penangas air (waterbath) dan shaker.

2. Dasar Teori

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004). Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap ( Khopkar, 1990 ).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul gula. Jika kristal gula itu dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan memisah dari permukaan kristal gula menuju ke dalam air

Page 3: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

(disebut melarut). Molekul gula itu bergerak secara acak seperti gerakan molekul air, sehingga pada suatu saat dapat menumbuk permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain. Sebagian molekul gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk kristal (mengkristal ulang). Jika laju pelarutan gula sama dengan laju pengkristalan ulang, maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan larutannya disebut jenuh. Contoh :

Kristal gula + air = larutan gula

Proses melarut adalah proses menyebarnya partikel- partikel zat yang dilarutkan ke dalam ruang- ruang di antara partikel- partikel pelarut. Proses melarut terjadi bila ada gaya tarik- menarik antara partikel zat terlarut dan partikel pelarut. Kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batas tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu yaitu struktur molekul pelarut, temperatur dan tekanan. Pada umumnya zat terlarut dan pelarut yang mempunyai struktur molekul yang sama (misal keduanya berstruktur polar) akan mempunyai daya larut yang besar, dan makin tinggi suhu makin tinggi pula kelarutan zat terlarut (Widjajanti, 2007 : 1-1).

The validity and realibility of temperature measurements can be influenced by factors separate from the thermocouple type and electrothermometer. Our extreme water bath temperatures (50C and 350C) were more likely than other water bath temperatures to decrease the validity and reliability of temperature measurement, especially with the smaller IT-21 thermocouples. In addition, our observations support those of previous investigations in which temperature measurement validity and reliability depended on the equipment used. The PT-6 and IT-18 thermocouples used with an Iso – 50:50 and Iso – 20:80 had similar validity and reliability, whereas the PT-6 interfaced with a datalogger was less valid was less reliable and had a higher uncertainty value. Within each electrothermometer, the major differences in temperature validity and reliability were observed with the IT-21 thermocouples at extreme temperatures. In the Iso- 50:50, the IT-21 thermocouples were not as valid as the PT-6 thermocouples in the coldest water bath (50C) and they were not as valid at the warmest water baths (250C and 350C) (Kenneth L, 2010).

Untuk mempercepat reaksi dapat dilakukan dengan memanaskan dan menggoyangkan larutan secara teratur, yang dapat dibantu dengan alat penangas air dan shaker (Adiyuwana, 1992). Penangas air merupakan alat pemanas dengan prinsip penguapan. Alat ini tidak memanaskan benda secara langsung namun menggunakan air sebagai media perantara panas. Alat ini dapat digunakan dalam percobaan hubungan suhu dengan kelarutan. Kelebihan penangas air ini adalah tidak terjadi kontak secara langsung antara filamen pemanas dengan benda yang akan dipanaskan. Hal ini dapat

Page 4: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

meminimalisir kerusakan pada wadah pemanas. Air yang digunakan dalam waterbath memiliki suhu konstan yang cepat sehingga tidak perlu waktu lama dalam penentuan suhu (Anonim, 2010).

B. TUJUAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui teknik, fungsi dan cara penggunaan penangas air dan shaker serta membandingkan kecepatan penangas air dan shaker dalam mendapatkan larutan homogen. Selain itu juga, untuk mengetahui pengaruh goyangan dan suhu terhadap kecepatan larutan menjadi homogen.

C. METODOLOGI

1. Alat dan BahanPraktikum mengenai Penangas Air dan Shaker dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 5 Juni 2013 dimulai pada pukul 15.30 – 17.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan dalam ruang Laboratorium Biologi FKIP UNTAN. Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini terdiri dari beberapa peralatan yang dikategorikan dalam peralatan umum dan sering digunakan dalam setiap praktikum yaitu diantaranya termasuk gula pasir, air bersih, gelas kimia (beaker), penjepit dan labu ukur. Selain itu ada juga peralatan berkategori khusus yang digunakan yaitu penangas air (waterbath) dan shaker.

2. Cara Kerja Pada praktikum kali ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah

dengan mendengarkan semua penjelasan yang akan disampaikan oleh asisten praktikum. Setelah itu, siapkan 6 gelas labu ukur 100 mL yang telah diisi dengan 20 mL air dan 5 gr gula. Kemudian, ketika menggunakan penangas air langkah pertama yang harus dilakukan ialah memasukkan air ke dalam bak penangas air (lihat tanda batas air), jangan lupa untuk mensetting temperatur pada suhu 70 oC (cek bila perlu dengan termometer untuk kalibrasinya). Selanjutnya, masukkan 2 gelas labu ukur yang telah berisi gula dan air. Catat perubahan yang terjadi setiap 2 menit sampai mendapatkan larutan yang homogen.

Ketika menggunakan shaker, langkah-langkah yang harus dilakukan ialah dengan meletakkan 2 gelas labu ukur yang telah diisi gula dan air pada permukaan shaker, atur kecepatan gerakan shaker. Jangan lupa, untuk

Page 5: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

mencatat perubahan yang terjadi setiap 2 menit sampai mendapatkan larutan yang homogen.

Pada sisi lain, amati perubahan air dan gula yang ada pada dua gelas labu ukur lainnya pada suhu ruang. Catat berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan larutan homogen pada suhu ruang.

D. HASIL PENGAMATAN1. Tabel pengamatan penangas air

No Waktu Perubahan Larutan

1. 2 menit Belum homogen 63 oC2. 4 menit Belum homogen dan warnanya kekuningan

67 oC3. 12 menit Sudah homogen dan warnanya kekuningan pada

suhu 68oC

2. Tabel Pengamatan Shaker

No Waktu Perubahan Larutan

1. 0 Belum homogen2. 2 : 28 : 88 Sudah homogen

3. Suhu Ruang

Waktu Perubahan Larutan

0 Larutan belum homogen

25 : 33 : 23 Larutan sudah homogen

E. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini ialah mengenai Penangas air (Waterbath) dan Shaker yang bertujuan untuk mengetahui teknik, fungsi dan cara penggunaan penangas air dan shaker serta membandingkan kecepatan penangas air dan shaker dalam mendapatkan larutan homogen. Selain itu juga, untuk mengetahui pengaruh goyangan dan suhu terhadap kecepatan larutan menjadi homogen. Prinsip percobaan dalam praktikum ini ialah membuat larutan homogen dengan

Page 6: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

menggunakan penangas air dan shaker. Dalam hal ini, digunakan gula dan air sebagai bahan utama praktikum.

Praktikum pertama yaitu penggunaan alat penangas air untuk mendapatkan larutan yang homogen, dengan memasukkan labu ukur yang telah berisi gula 5 gr dan air bersih sebanyak 20 mL. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan hasil pengamatan yang di catat setiap 2 menit ialah pada 2 menit pertama larutan belum homogen pada suhu 63 oC, kemudian setelah 4 menit keadaan larutan belum homogen dan memiliki warna kekuningan. Setelah beberapa lama pada menit yang ke 12 larutan sudah mencapai homogen dan warnanya lebih kekuningan dari keadaan selama 4 menit sebelumnya, larutan homogen pada suhu 68 oC.

Selanjutnya, pada praktikum yang kedua yaitu penggunaan alat shaker dalam proses mendapatkan larutan homogen. Dengan menggunakan prinsip dasar menggoyangkan untuk mendapatkan larutan yang homogen dan dengan bahan yang sama yaitu 20 mL air ditambahkan dengan gula 5 gr. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pelarutan dengan bahan gula + air tercatat hasilnya ialah sebelumnya keadaan larutan belum homogen, kemudian setelah beberapa lama hingga mencapai waktu 2 menit lebih 28 detik, larutan sudah mencapai titik homogennya.

Dalam penggunaan penangas air sebagai alat yang digunakan dalam proses pelarutan bahan untuk mendapatkan larutan yang homogen, suhu yang digunakan dan tertulis pada buku penuntun memiliki perbedaan dan tidak sesuai dengan proses berlangsungnya praktikum, dikarenakan minimalnya suplai listrik yang kadang-kadang hidup dan mati tiba-tiba serta kurang memadainya pemakaian alat laboratorium, sehingga menyebabkan suhu yang digunakan dimulai dari suhu 63 oC, tidak sampai suhu 70 oC.

Selanjutnya, pada perlakuan terakhir dengan membiarkan larutan gula dan air dalam suhu ruang. Proses untuk mendapatkan larutan homogen pada perlakuan ini adalah paling lama yaitu dengan waktu 25 menit 33 detik. Perlakuan ini membiarkan proses pelarutan dengan pengaruh suhu lingkungan atau luar ruangan, sehingga proses kehomogenan larutan lebih lama karena tanpa menggunakan prinsip penggoyangan dan pemanasan. Salah satu berlangsungnya laju reaksi yang cepat adalah suhu dan penggoyangan.

Terbukti bahwa kecepatan reaksi dalam proses untuk mendapatkan larutan yang homogen lebih cepat dan efektif menggunakan shaker yang menggunakan prinsip menggoyangkan, ditunjukkan berupa waktu yang dibutuhkan larutan untuk mencapai titik homogen. Pada shaker larutan gula homogen dengan waktu 2 menit lebih 28 detik sedangkan pada penangas air (Waterbath) larutan gula homogen dengan waktu selama 12 menit. Ini membuktikan, kecepatan gerakan penggoyangan shaker lebih cepat homogen dibandingkan dengan pemanasan menggunakan penangas air (waterbath). Hal ini juga disebabkan

Page 7: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

kecepatan partikel-partikel/molekul bertumbukan dengan cepat pada saat menggunakan prinsip dasar menggoyangkan dengan shaker.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan serta analisis data yang telah dilakukan, larutan adalah merupakan campuran homogen antara pelarut atau solvent (jumlahnya lebih banyak) dan zat terlarut atau solute (jumlahnya sedikit). Zat-zat pembentuk campuran homogen bercampur secara merata, tidak dapat dibedakan, serba sama, tidak memiliki bidang batas, dan mempunyai sifat yang sama di seluruh bagian. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses kelarutan antara lain ialah seperti temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. Dari beberapa perlakuan yang telah dilakukan baik itu dengan menggunakan shaker, penangas air dan dibiarkan pada suhu ruang, bahwa proses untuk mendapatkan larutan homogen yang paling cepat pada perlakuan menggunakan shaker yaitu dengan cara penggoyangan.

Page 8: 14. f05112012 Prayogi Waskito Laporan Teklab Penangas Air Dan Shaker

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Penangas Air dan Shaker. (online). http://wikipedia.org. Diakses

pada tanggal 9 Juni 2013.

Adiyuwana. 1992. Manajemen Laboratorium. Bandung : ITB.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia

Kenneth L. Knight. 2010. Journal of Athletic Training : Response of

Thermocouples Interfaced to Electrothermometers When Immersed In 5

Water Bath Temperatures. Vol 4 : 338-343

Widjajanti, Endang. 2007. Sifat Larutan Biner Non Elektrolit : Vol 1- Hal 1.

Yogyakarta : Dosen Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNY.