11.bab i
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah1
٢فعالكماتطهرعلممجلس* حضرااذاينبغىالعلملطالب
“Alangkah baiknya Orang yang mencari ilmu ketika akan menghadirisuatu majlis ilmu dalam keada’an suci “
Demikianlah sebagian bait nadham kitab “Tanbihu Al Muta’allim”
yang dikarang oleh KH. Ahmad maisur Sindy At Tursidy dinukil dan
didukung oleh gurunya yaitu KH. Hasyim Ays’ari. Bait nadham ini ditulis
dengan bahasa arab, berpola bahar Tawil ( الطويل .3) dan diterjemahkan dengan
bahasa arab pegon.4
1 Ada tiga hal yang harus dirumuskan dengn jelas sebelum suatu penelitian dapat dilakukan,ketiga hal tersebut antara lain adalah 1. Masalah yang akan diteliti atau pertanyaan yang akandijawab. 2. Metode penelitian atau cara yang akan ditempuhuntuk menemukan jawaban daripermasalahan tersebut. 3. Alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan. Lihat, Ahmad Tanzeh,Pengntar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), hlm. 82-83
2 Ahmad Maisur sindy At Tursidy, Tanbihu Al-Muta’allim, ( Semarang : Maktabah TohaPutra, 1418 H ), hlm. 4.
3 Merupakan bahar yang paling sempurna untuk digunakan, karena bahar ini hampir tidakpernah rusak, biasanya bahar ini digunakan untuk puisi semangat ) الحماسة( , puisi yang bertujuanuntuk berbangga-bangga )الفخر( atau puisi cerita ) القصص( , adapun polanya adalah :
طویل لھ دون البحور فضاءل * ,Lihat, Chotibul Umam .فعولن مفاعیلن فعولن مفاعیلن Ilmu ‘Arud, (Arab Saudi: Maktabah Makkah, 1992), hlm. 6
4 Ialah huruf arab atau orang jawa menyebutnya dengan huruf arab yang dimodifikasi untukmenuliskan bahasa jawa juga bahasa indonesia atau bahasa lainnya. konon, kata pegon berasal daribahasa jawa ”pegon” yang artinya menyimpang. Sebab bahasa jawa yang ditulis dengan bahasaarab dianggap suatu yang tidak lazim. Demikian juga, sistem bahasa arab pegon secara teoritisbelum mempunyai aturan yang jelas. Baik dari sisi ponetik, morfologi, maupun bangunansintaksisnya. Sehingga walaupun bahasa ini sering digunakan (terutama dipesantren), akan tetapiatuaran penulisannya masih cenderung bebas belum ada standar linguistik yang menjadi acuan.Seperti dalam modifokasi huruf konsonan “ng” arab pegon menggunakan huruf “ain” denagnmembubuhkan tiga titik di atasnya. Untuk konsosnan “P” diambil dari huruf “F” yang ditambahtiga titik diatasnya. Lihat, M. Irfan Shafwani, Mengenal Tulisan Arab Melayu, ( Yogyakarta:BKPBM dan Adicita, 2005), hlm. 15
2
Dilihat dari arti bait syair di atas menunjukan betapa mulianya ilmu,
sehingga orang yang akan belajarpun disunnahkan untuk bersuci yaitu dengan
cara berwudhu bila hadats kecil, jika hadats besar maka dengan mandi wajib.
Bahkan Rasulullah SAW mewajibkan-Nya dalam mencari ilmu seperti yang
diriwayatkan Imam Ibnu abdul bari dari Imam Annas :
٥)انسعنالبرعبدابنروه(مسلم كلعلىفريضة العلم طلب
Artinya :” Mencari ilmu itu sangat wajib bagi muslim laki-laki ( muslimperempuan)”
Telah kita ketahui pada hadits tersebut bahwasannya mencari ilmu
merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam, bahkan kaum
Hawapun diwajibkan unuk mencarinya dan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaan.
Proses belajar mengajar merupakan enteraksi edukatif yang dilakukan
oleh guru dan siswa dalam situasi tertentu. Mengajar lebih Spesifik lagi
melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah
dan dapat begitu saja tanpa direncanakan sebelumnnya, akan tetapi mengajar
itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan desain
sedemekian rupa mengikuti langkah-langkah prosedur tertentu.
Sehinggadengan demikian pelaksanaannya akan mencapai hasil yang
diharapkan.6
5 Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Mukhtarul Ahadits An Nabawiyyah, ( Semarang : MaktabahToha putra ), hlm. 93
6 Syaiful Bahri Djamroh dan aswan Zain, Strategi belajar mengajar, Jakarta : PT. RinekaCipta 2002, hlm. 43
3
Etika merupakan salah satu prosedur dalam pembelajaran, Dalam
menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan ahlakul
karimah, Dalam ensiklopedia Indonesia, etika diartiakan sebagai suatu ilmu
yang membahas tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana manusia
hidup bermasyarakat.7
Dalam pengertian filsafat islam etika/akhlak ialah salah satu hasil dari
iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali
kalau timbul etika/akhlak yang mulia dan muamalah yang baik tarhadap Allah
dan MakhlukNya.8
Dalam lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu subyek
dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk
memebnatu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimliki serta
membimbinnya menuju kedewasaan.9 Oleh karena itu peserta didik / murid
sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan menjadi
manusia yang kokoh iman dan islamnya harus mempunyai etikadan
berakhlakul kariamah baik kepada guru maupun maupun dengan yang lainnya.
Peserta didik yang mempunyai etika mulia juga akan mampu
mewujudkan norma-norma dan nilai-nilai positif yang akan mempengaruhi
keberhasilan di dalam proses pendidikan dan pengajaran.10
7 H. Imam Suraji, Etika dalam perspektif Al Qur’an dan Al Hadits, Jakarta: Pustaka AlHusna Baru, 2006, hlm. 9
8 Oemar M al Toumy, filsafat pendidikan islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hlm.312
9 Samsul Nizar, filsafat pendidikan islam pendekatan historis, teoritis dan praktis, jakarta :Ciputat pres, 2002, hlm. 47
10 Zainudin dkk, seluk beluk pendidikan dari al-Ghozali, jakarta : Bumi Aksara, 1991, hlm.71.
4
Untuk dapat mencapai keberhasilan tersebut, disini Akhlak maupun
etika mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan, sebab
baik dan buruknya manusia sangat ditentukan oleh akhlaknya, oleh karena itu,
dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak melepaskan diri dari ketentuan-
ketentuan yang mengatur atau menilai baik dan buruknya atau benar dan
salahnya perbuatan yang mereka kerjakan, ketentuan tersebut diperlukan
karena ada aturan-aturan yang mengikatnya.11
Dengan memepunyai etika yang mulia peserta didik akan mampu
mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk,
meskipun secara naluriah fitrah manusia sudah ada sifat kecenderungan
kebaikan. Selain itu krisis moral yang melanda dewasa ini, lebih-lebih dalam
dunia pelajar yang seakan-akan mensampingkan moral dan etika, sehingga
banyak yang gagal dalam meraih pendidikannya.
Salah satu kitab yang membahas tantang Etika yang baik, terutama
etika murid dalam mencari ilmu ialah kitab Tanbihu Al-Muta’allim yang
dikarang Oleh KH. Ahmad Maisur At Tursidy, KH. Ahmad Maisur menulis
kitab ini atas dasar perlunya leteratur yang mambahas tentang etika dalam
mancari ilmu. Dan atas dukungan serta dorongan dari guru-gurunya dan
masyarakat luas. Karena menuntut ilmu itu merupakan pekerjaan agama yang
sangat luhur sehingga orang yang mencarinya harus memperlihatkan etika
yang luhur pula.
11 H. Imam Suraji, Op. Cit. hlm. 38
5
Sebagaimana umumnya kitab kuning (turats), pembahasan terhadap
masalah pendidikan beliau lebih menekankan terhadap masalah etika, kitab
Tanbihu Al Muta’allim ini secara keseluruhan terdiri dari 1 jilid dan terdapat
32 halaman, serta keseluruhannya merupakan suatu nadlom-nadlom atau
syair-syair arab yang diterjemahkan dalam bahasa jawa salaf/arab pegon, bait
syair berjumlah 55 bait yang berisikan tentang etika yang mulia, diantaranya
etika dalam mencari ilmu terutama etika murid dalam mencari ilmu.12
Selain kitab Tanbihu Al Muta’allim, banyak tokoh-tokoh pendidikan
islam seperti Imam Ghozali, Imam Az-Zarnuji, Asma Hasan Fahmi, Athiyah
Al-Abrasyi dan Zakiyah Drajat juga membahas telaah tentang akhlak/etika
yang harus dimilki oleh peserta didik dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji untuk
lebih lanjut tentang “KONSEP ETIKA MURID DALAM MENCARI ILMU
MENURUT KH. AHMAD MAISUR SINDY AT TURSIDY ( Kajian kitab
Tanbihu Al Muta’allim karangan KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy ) “
dengan alasan sebagai berikut :
1. Karena dalam kitan Tanbihu Al Muta’allim ini mengajarkan supaya murid
dalam mencari ilmu mempunyai akhlakul Karimah terutama bagaimana
etika yang baik, baik itu kapada guru maupun yang lain.
2. Di dalam kitab Tanbihu Al Muta’allim banyak terdapat etika-etika yang
baik dalam pembelajaran maupun kehidupan, walaupun kitabnya kecil
12 Ahmad Maisur Sindy At Tursidy, Op Cit., hlm. 1-32
6
ukurannya tetapi kandungan ma’na Syair dalam tiap bait nadham
mampunyai ma’na yang sangat luas.
3. Banyak diantara kita yang mengkesampingkan kitab tersebut, karena
mungkin ukurannya yang sangat kecil, dan dianggap kurang relevan, akan
tetapi sebaliknya jika ditilik dari kandungan isi kitab Tanbihu Al
Muta’allim, dan sangat penting sekali bagi penuntut ilmu khususnya dan
sangat besar manfa’atnya.
B. Rumusan Masalah
Agar pemikiran ini terfokus dalam permasalahan, maka penulis
merumuskan pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,yaitu:
1. Bagaimana Konsep Etika Murid dalam mencari ilmu menurut KH.
Ahmad Maisur sindy At Tursidy dalam kitab Tanbihu Al Muta’allim ?
2. Bagaimana relevansi konsep etika murid dalam mencari ilmu menurut KH.
Ahmad Maisur sindy At Tursidy dalam kitab Tanbihu Al Muta’allim
dengan pendidikan sekarang ?
7
Penegasan Istilah
Selanjutnya penulis kemukakan beberapa penegasan istilah-istilah
yang berkaitan dengan judul skripsi ini agar tidak terjadi interpretasi yang
berbeda bagi pembaca , Bebera istilah yang dipandang perlu untuk dijelaskan
adalah sebagai berikut :
1) Konsep Dalam kamus Umum bahasa Indonesia Konsep adalah ide atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.13
2) Etika kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos14 yang menurut
bahasa berarti adat atau kebiasaan, yang merupakan teori tingkah laku
manusia dipandang dari nilai baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.15
Al-Ghozali mendefinisikan Akhlak/etika dalam kitab ihya’nya
yaitu ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang konstant (tetap) dan
meresap dalam jiwa, daripadanya tumbuh perbuatan-perbuatan degan
mudah dan wajar tanpa memeerlukan pikiran dan pertimbangan.16 Etika
adalah unsur penting yang terdapat dalam teori nilai. Yang banyak
membahas teori baik dan buruk, benar dan salah. Etika mengandung
pengertian:
13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),hlm. 520.
14 Dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu wataq, akhlak, tempat tinggal,perasa’an, cara berfikir (k. Bertens, 1993: 5). Yang mempunyai tujuan: 1. Mengetahui nilai-nilaiyang baik dan buruk. 2. Mempengaruhi dan mendorong supaya membentuk hidup yang suci. 3.Menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan. 4. Memberi faedah kepada sesama manusia. Lihat,Imam Khanafi Al Jauhari, Filsafat Islam Pendekatan tematik, (Pekalongan: STAIN PekalonganPress, 2010), hlm. 93-94
15 Sidi Ghazalba, Sistematika Filsafat, Jakarta : Bulan Bintang, 1981, hlm. 51216 Al-ghozali, ihya’ ulumuddiin II, (terj. Ismail Ya’kub) jakarta : CV. Faizin, 1988, hlm.52
8
a. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral
yang menjadi pegangan seseorang atau sekelompok orang dalam
mengatur tingkah lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau moral. Misalnya kode etik; dan
c. Etika merupakan ilmu tentang yang baik dan yang buruk.17
3) Murid/ peserta didik
Adalah Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.18
4) Kitab Tanbihu Al Muta’allim
Merupakan Kitab Salaf yang dikarang oleh “KH. Ahmad Maisur Sindy At
Tursidy”, Kitab ini Sebagaimana umumnya kitab kuning ( turats ),
pembahasan terhadap masalah pendidikan beliau lebih menekankan
terhadap etika, kitab Tanbihu Al Muta’allim ini secara keseluruhan terdiri
dari 1 jilid dan terdapat 32 halaman, serta keseluruhannya merupakan
suatu nadlom-nadlom atau syair-syair arab yang kemudian di syarahi
dengan bahasa jawa diserti catatan kaki yang diterjemahkan dalam bahasa
jawa salaf , bait syair berjumlah 55 bait yang berisikan tentang etika/
Akhlak yang mulia, diantaranya etika dalam mencari ilmu.19
5) KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy.
17 Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu, Bandung: Mulia Press, 2008:209, hlm. 2318 Anwar Arifin, memahami paradigma baru pendidikan nasional dalam UU Sidiknas,
Jakarta : DepAg RI, 2003 , hlm. 35.19 Ahmah Maisursindy At Tursidy, Op. Cit., hlm. 1-32
9
Pengarang Kitab Tanbihu Al Muta’allim, berasal dari purworejo, jawa
tangah, indonesia.
Setelah menguraikan beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa
maksud dari judul skripsi adalah suatu ide atau pemikiran tentang Etika
yang harus dimilki oleh murid dalam mencari ilmu baik dari segi kognitif,
afektif, maupun psikomotorik, sesuai dengan isi kandungan kitab Tanbihu
Al Muta’allim yang dikarang oleh KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy.
C. Tujuan Penelitian20
Berdasarkan rumusan masalah tersebut Tujuan penelitian ini sekaligus
menjawab dari permasalahan yang ada yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan etika yang harus dimilki oleh peserta didik dalam
Mencari ilmu terutama pada qismun Awwal, seperti yang dihaturkan oleh
mu’allif pada muqoddimah-Nya.
2. Untuk mendeskripsikan etika-etika baik yang harus dimilki murid Dalam
mencari ilmu.
3. Untuk mengetahui bagaimana etika murid dalam mencari ilmu yang ada
dalam kitab Tanbihu Al Muta’allim, serta agar mencapai tujuan dari
pembelajaran yang diharapkan.
20 Menurut cholid dan achmadi (1999), tujuan penelitian itu lebih ditekankan pada tujuanpraktis walauppun mungkin ada manfaatnya bagi kepentingan penyajian ilmu secara teoritisdengan mewujudkan inovasi dan pengembangan tekhnologi administrasi yang dalamimplementasinya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Lihat, Masyhuri dan M. Zainudin,Metodologi Penelitian pendekatan Praktis dan aplikatif, Bandung: PT. Refika Aditama, 2008,hlm. 91. Semaoen dan Siagian (1996) tujuan penelitian adalah pernyataan yang akan dilakukandan hendak dicapai. Ibid. hlm. 91
10
4. Untuk menambah Khazanah keilmuan dalam bidang Etika/ Akhlak
sehingga bisa membuat perbaikan dalam pendidikan.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
b. Untuk Memperkaya khazanah kepustakaan literatur akademis dan
dapat menambah wawasan keilmuan mengenai pentingnya etika murid
yang harus dimilki dalam mencari ilmu menurut Ahamad Maisur
Sindy At Tursidy dalam kitab tanbihu Almuta’allim.
2. Secara Praktis
a. Sebagai stimulasi wahana pendidikan agar melahirkan pemikiran-
pemikiran yang progresif.
b. Agar dapat memberikan gambaran pada murid akan Etika/ akhlak yang
baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat, terutama kepada guru dan ilmunya dalam belajar.
c. Memberi pengetahuan khususnya bagi para pendidik untuk selalu
memperhatikan anak didiknya terutama dalam budi pekertinya karena
demi kemanfaatan suatu ilmu yang dicarinya.
11
d. Sebagai salah satu syarat karya ilmiah guna melengkapi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Satu (S1) yaitu Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) pada jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Teoritis
Dalam penulisan skripsi ini banyak yang digunakan sebagai refrensi
untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah, yaitu diantaranya :
Menurut Ibnu Miskawaihi dalam pendidikan seorang murid harus
mengutamakan akhlaknya yang dimulai sejak dini, dimulai diajarkan akhlak
mulia, melalui pendidikan keluarga, dengan menyesuaikan urutan
pertumbuhan daya pada jiwa anak, yakni daya keinginan (makan minum,
dan berpakaian), daya amarah (berani mengendalikan diri) dan daya berpikir
(nalar), sehingga lambat laun diharapkan dapat menguasai dan mengontrol
segala etika dan tingkah laku.21 Dalam rangka menyelamatkan dan
memperkokoh akqidah dan islamiah anak, pendidikan pada usia dini harus
dilengkapi dengan pendidika akhlak yang memedahi.22
Pendidikan yang baik menurut Ibnu Qoyyim adalah peserta didik
mempunyai tujuan yang mulia yaitu agar hanya menghambakan kepada
sang pencipta-Nya, dan menjaga kesucian fitrah dirinya. Disamping itu, ia
juga mempunyai sasaran yang bermacam-macam diantaranya adalah:
menjaga kesehatan badan, memperhatiakan dan mengarah kapada etika
21 Ibid., hlm. 15322 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007,
hlm. 117
12
yang mulia, menjaga keselamatan akalnya, menjaga skilnya dan mengarah
kepada yang lebih baik.23
Akhlak yang baik dan buruk serta cara menjauhi-nya, menurut Az
Zarnuji juga harus dipelajari, agar ia senantiasa bisa menjaga dan menghiasi
diri dengan akhlak mulia.24
Disamping itu Az Zarnuji juga memperingatkan agar peserta didik
tidak terpalingkan dengan masalah-masalah dunia yang remeh, kecil dan
merusak. Peserta didik jangan sampai merendahkan diri dengan
memngharapkan memperoleh suatuyangtidak semestinya, serta mencegah
dirinya dari hal-hal yang merendahkan ilmu, ia harus berbuat Tawadhu’
yaitu sifat tengah-tengah antara sombong dan kecil hati.25
Dijelaskan pula bahwa seoarang murid terhadap guru harus
mempunyai sifat tawadhu dan selalu mendahulukan apa yang menjadi
perintahnya, karena gurulah yang telah mendidik kita pada rohani, ibarat
bejana tanpa suatu isi tentu tidak akan berarti apa-apa, dan disinilah posisi
guru yaitu mengsisi bejana tersebut.26
Muhammad Abu Basyir Arromawi dalam Kitab Alaalaa menjelaskan
bahwa :
23 Ibid., hlm. 22824 M. Zainudin Dkk, Pendidikan Islam dari Paradigma klasik Hingga Kontemporer,
(Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 26925 Ibid., hlm. 27126 Muhammad Abu Basyir Ar-Romawi. Alaalaa (terj. Alala indonesia) Pekalongan :
Maktabah Asco. hlm.2-4
13
٢٧ببيانعهامجموعنسأنبيك* بستةاالالعلمتنالالاال
“ ketauhilah engkau (para pencari ilmu) tidak akan memperolehilmu kecuali dengan enam perkara * yang akan saya (mua’allif) jelaskankepadamu dengan jelas dalam perkara enam tersebut. diantaranya :
٢٨زمانوطولأستاذوارشاد* وبلغةواصتبارذكاءوحرص
“ Cerdas, Semanagat, Sabar, ada biaya * ptunjuk guru dan waktunyalama”
1. ذكاء (Cerdas) kemammpuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ
harus tinggi walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat
menentukan sekali, asal akalnya mampu menngankap ilmu berarti
sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang yang tidak
mempunyai akal maka sulitlah mereka dalam memperoleh ilmu yna
manfaaat, akal kita laksana pedang semakin sering di asah dan
dipergunakan maka akan semakin mengkilat dan tajam, begitu pula
akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji makal akal
tersebut akan semakin tajam daya tangkapnya.
2. حرص (Semangat), Artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan,
karena ilmu agam merupakan suatu ilmu yang mulia yang tidak akn
mudah diperoleh kecuali dengan besungguh-sungguh
27Muhammad abu Basyir Arromawi, Alaalaa, Pekalongan : Maktabah Asco. hlm. 228 Ibid., hal. 2
14
3. اصتبار (Sabar), Artinya selalu tabah menghadpi cobaan dan ujian dalam
mencari ilmu, karena orang yang mencari ilmu adalah orang yang
mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu godaan pasti
selalu ada padanya. Kesabaran dibagi empat kategori diantaranya :
a. Sabar menanggung beratnya melaksankan kewajiban. Kewajiban
menjalankan shalat lima waktu, kewajiban membayar zakat,
kewajiban, melaksankan haji bila mana mampu. Bagi orang yang
bersabar betapapun berat kewajiban itu tetap dilaksanakan, tidk
pedili apakah dalam keadaan melarat, sakit, atau dalam kesibukan.
Semuanya dilaksankan dengan petuh dan ikhlas.
b. Sabar menanggung musibah. Coba’an bermacam-macam silih
berganti datangnya. Namun bila orang mau bersabar menanggung
musibah disertai tawakal kepada Allah pasti kebahagia’an terbuka
lebar.
c. Sabar menahan penganiyayan dari orang. Di dunia ini tidak bisa
luput dari kedzaliman. Banyak terjadi kasus-kasus penganiyayaan
terutama menimpa orang-orang yang suka menegakan keadilan dan
kebenaran, tapi bila orang yang sabar menahan penganiayaan demi
tegaknya keadilan dan kebenaran, pasti dia orang yang dicintai
Allah
d. Sabar menaggung kemiskinan dan kepapaan. Banyak orang yang
hidupnya dirundung kemiskinanakhirnya berputus asa. Jika dalam
15
hal ini bisa sabar maka Allah akan dilimpahi kemuliaan oleh-
Nya.29
4. بلغة (Biaya), artinya orang yang menuntut ilmu memrlukan biaya
seperti juga setiap manusia yang hidup memerlukannya,biaya disini
merupakan hanya sebatas biaya primer saja yang meliputi sandang,
pangan dan papan secukupnya.
5. أستاذارشاد (Petunjuk guru), Artinya orang yang mencari ilmu harus ada
gurunya tidak boleh belajar sendiri, karena ilmu agama merupakan
warisan dari para nabi yang turun menurun hingga kepada umat-
umatnya,jadi ilmu yang sekarang kita peroleh merupakan ilmu yang
bersambung kepada nabi dan sampai kepada Allah SWT.
6. زمانطول (Waktu yang lama), Artinya orang yang mencari ilmu
memerlukan waktu yang lama dan mempunyai target yang dicapai.
Dan semua ini tentunya dikemas dalam Akhlakul karimah sesuai yang
diutusnya Rasulullah SAW :
األخالق مكارم ألتمم بعثت إنما
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untukmenyempurnakan akhlak yang saleh mulia “.
29 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Sinar GrafikaOffset, 2007, hlm. 41-42
16
Disebutkan dalam skripsi yang disusun Oleh Khoirul Muttaqiin
NIM. 232 03 042 berjudul Proses Belajar Mengajar Menurut KH.
Hasyim Ay’ari ( Tela’ah Kitab Adabul Alim Wal Mutta’aliim ),, KH.
Hasyim Asy’asri menuturkan pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika
peseta didik dalam mencari ilmu memperhatikan kewajiban-kewajibannya
dalam belajar, diantaranya etika, baik kepada sendiri, guru maupun ilmu,
dimana tujuan menuntut ilmu sebenarnya Adalah untuk mencari ridho Allah
Semata.30
Dalam skripsi yang berjudul Konsep pendidikan islam aplikatif
menurut Sayyid Quthb ( Telaah pemikiran pendidikan Dalam Buku
Mu’alim Fi At-Tariq) Iqbal Huda Amanullah menyebutkan,” Sayyid
Quthb menyarankan kepada orang tua ketika akan menyerahkan anaknya
untuk dididik oleh seseorang harus selektif, diteliti bahwa seseorang
tersebut mempunyai pribadi dan jiwa yang baik, bagaimana latar
belakangnya. Hal ini disebabkan karena ujung tombang suatu keberhasilan
pendidikan diantanya ada di tangan guru.31
Zahrotunisa NIM. 232 03 070, dalam skripsinya yang berjudul
Konsep Akhlak peserta Didik (Studi Komparasi Kitab Adab Alim Wal
Muta’aliim dengan Tokoh Pendidikan Islam yang Lain), menyebutkan
Bahwa Peserta didik Harus mempunyai Akhlak yang Mulia dalam mencari
Ilmu, diantaranya membersihkan hati dari Akhlak tercela, berniat karena
30 Khoirul Muttaqin, Proses Belajar mengajar Menurut KH. Hasyim As’ari ( Tela’ah Ataskitab Adabul Alim Wal Muta’aliim), ( Skripsi STAIN Pekalongan, 2008 )
31 Iqbal Huda Amanullah, Konsep pendidikan islam aplikatif menurut Sayyid Quthb (Telaah pemikiran pendidikan Dalam Buku Mu’alim Fi At-Tariq),(skripsi STAIN pekalongan,2012)
17
Allah, mempergunakan kesempatan Belajar, makan yang secukupnya,
BersikapWaro’ , Berakhlak baik kepada guru dan yang lain.32
Kemudian dalam Skripsi yang berjudul Konsep Pendidikan Moral
Dalam Membangun Karakter anak ( Studi Atas Pemikiran
Muhammad Ibnu KH. Ahmad Al-Ghozali Al-Tusi Dalam Kitab Ihya’
Ulumuddin) Oleh Rinawan NIM. 2321 08 098, dijelaskan bahwa Menurut
Al Ghozali tujuan akhir dari pendidikan adalah Ma’rifatullah, maka untuk
dapat mencapainya harus berlandas pada moral yang baik serta tidak ada
jalan lain keculi dengan ilmu dan Amal, metode yang digunakan ialah
mujahadah dan membiasakan diri dengan amal Shaleh.33
Ahmad Nailul Athor mengutarakan dalam skripsinya yang berjudul
kewajiban peserta didik dalam proses belajar mengajar (telaah terhadap
pemikiran Az-Zarnuji dan Al-Ghozali) bahwa seorang peserta didik harus
mempunyai kode etik yang mencerminkan bagi pribadi peserta didik yang
terpuji diantaranya niat yang mulia dalam belajar, memilih guru, dan
memiliki cita-cita yang mulia.
Dalam kitab talimul muta’alim karangan Imam Az-zarnuji
dijelaskan bahwa Etika yang harrus dimilki oleh peserta didik adalah
:mempunyai keniatan semata-mata hanya kepada Allah dalam mencari ilmu,
memilih guru yang lebih alim dan wirai serta lebih tua usianya,
32 Zahrotunisa, Konsep Akhlak peserta Didik (Studi Komparasi Kitab Adab Alim WalMuta’aliim dengan Tokoh Pendidikan Islam yang Lain), ( Skripsi STAIN Pekalongan, 2007 )
33 Rinawan, Konsep Pendidikan Moral Dalam Membangun Karakter anak ( Studi AtasPemikiran Muhammad Ibnu Ahmad Al-Ghozali Al-Tusi Dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin), ( SkripsiSTAIN Pekalongan, 2012 )
18
mengagungkan ilmu dan ulama serata memuliakan dan menghormati guru,
rajin dan tekun serta memiliki cita-cita yang mulia.
Zakiyah drajat dalam bukunya metodik khusus pengajaran agama
islam, dijelaskan bahwa hal-hal yang harus diprhatikan pesertadidik kepada
guru adalah : selalu senantiasa patuh dan hormat kepada perintah guru,
bersikap tawadhu, serta sopan dan hormat kepada guru dalam bergaul.
Peneliti mengangkat skripsi dengan judul “ Konsep Etika Murid
dalam mencari ilmu menurut KH. Ahmad Maisur sindy At Tursidy (Kajian
kitab Tanbihu Al Muta’allim Karangan KH. Ahmad Maisur sindy At
Tursidy)” karena belum ada peneliti yang menulis skripsi yang sama. Dari
sinilah peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi mengenai etika yang harus
dimilki oleh murid dalam mencari ilmu khususnya dalam kitab Tanbihu Al
Muta’allim Karangan KH. Ahmad Maisur sindy At Tursidy tersebut,
dimana etika atau akhlak merupakan ajaran islam yang paling tinggi, sesuai
dengan diutusnya rosulullah SAW yaitu untuk menyrmpurnakan Budi
pekerti/Akhlak/etika.
2. Kerangka Berfikir
Berdasarakan analisis teoritis tersebut, maka peneliti merumuskan
kerangka befikir sebagai berikut :
Bahawasannya seorang peserta didik ketika dalam memasuki
majlis Ilmi (Sekolah, madrasah, kampus), maka ia harus mengerti dan
memahami kewajibannya sebagai seorang pelajar, sehingga ia dengan
19
mudah dan menyerap ilmu yang didapatnya dalam lembaga pendidikan
tersebut dan dapat memanfaatkan dikehidupan yang akan datang.
Dalam hal ini pemikiran KH. Ahmad Maisur sindy At Tursidy
menekankan lebih kepada etika peserta didik untuk
diperhatikannya,karena dengan moral yang baik pendidikan dapat
mencapai tujuan yang dicita-citakan, yaitu sukses dunia maupun akhirat.
Suatu kesuksesan dunia tanpa kesuksesan akhirat adalah hampa belaka.
Maka dengan makna-makna islami yang tumbuh subur pada peserta didik
dengan berlandas pada Akhlak yang mulia kebahagiaan itu InsyaAllah
akan tergapai.
F. Metode penelitian
Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan.34
Yang berarti cara kerja mamahami suatu objek.
Dari Definisi tersebut maka pengertian metode penelitian ini mengarah
pada cara kerja yang ilmiah untuk memahami suatu obyek.
1. Desain Penelitian
a. Jenis Penelitian
Melihat judul yang tertuang pada muka, maka penelitian ini
tergolong dalam penelitian studi literatur (pustaka) atau library
reserch.35
34Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito, 1982, hlm. 13135 Merupakan penelitian yang kegiatannya mendalami, mencermati, menela’ah dan
mengidentifikasi pengetahuan yang sering dikenal dengan mengkaji bahan pustaka atau tala’ahpustaka. Lihat, suharsimi Arikonto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, hlm. 75
20
b.Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif36,
yaitu pendekatan dengan cara memberikan prediksi yang
menunjukan kepada pernyataan sebagai kualitas data mengenai
konsep sebagai variabel yang diteliti yang sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Sehingga dari penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif tersebut, data yang disajikan berupa
pernyataan-pernyataan bukan disajiakan dengan angka-angka.37
2. Sumber Data
Dalam penelitian untuk mencapai suatu tujuan, maka diperlukan
sumber data, dimana sumber data merupakan sobjek dari mana data
diperoleh.38 Berdasarkan sumbernya, data penelitian dibagi menjadi
dua macam yaitu sumber data primer dan sumbar data sekunder.
a. Sumber Data Primer39
Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini
adalah kitab asli Tanbihu Al Muta’allim yang dikarang oleh KH.
36 Penelitian yang pemecahan masalahnya menggunakan data empiris, yang membedakanialah kemauan dan kepentingan itu sendiri, perlu diingat, bahwa tidak semua seluruhnya penelitiankuantitatif menggunakan desai yang tidak jauh beda dengan desain penelitian Kualitatif, apabilaseseorang melakukan penelitian dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi denganketerbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data mengenai sasaranpenelitian, dengan demikian walapun sasaran penelitian terbatas, tetapi kedalaman data-sebut sajakualitas data-tidak terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian inisemakin Berkualitas. Masyhuri dan M. Zainudin, Op. Cit., hlm. 13-14
37 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 9138 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipata, 1998, hlm. 11439 Atau data tangan pertama, adalah sumber data pokok yang akan dikaji. lIhat, Bokor
Sukarto, Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1992, hlm. 131.
21
Ahmad Maisur Sindy At Tursidy dan semua buku yang berkaitan
dengan pendidikan moral.
b. Sumber Data Sekunder40
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
buku-buku yang berisi tentang etika/akhlak yang mendukung
dalam pembahasan skripsi ini yang ada didalamnya diantaranya
yaitu : 1. Ihya’ ‘ulumiddin jilid I, karangan al Ghazali. 2. Dasar-
dasar pokok pendidikan Islam, karangan M. Athiyah Al-Abrasyi. 3.
Ta’limul Muta’alim, Karangan Az-Zarnuji. 4. Etika Akademis
Dalam Islam, karangan Hasan Asari. 5. Adabul ‘Alim Wal
Muta’allim, Karangan Hasyim Asy’ari. serta wawancara langsung
kepada narasumber yang terkait tentang Beografi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library
Research) dan wawancara dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membaca Buku-buku sumber baik primer maupun sekunder.
b. Mempelajari dan mengkaji, serta memahahami kajian yang
terdapat dalam buku-buku sumber.
c. Menganalisis dan membandingkan untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi dan menglompokan dan mengklarifikasi sesuai
40 Atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsungdiperoleh oleh penelitian dari subyek penelitiannya, dengan kata lain, sumber data sekunder ialahdata yang diperoleh dari data pendukung. Lihat, Winarno Surakhmad, Op. Cit., hlm. 139
22
denagnsifatnya masing-masing dalam bentuk bab per bab, guna
mempermudah dalam analisa data.
d. Wawancara langsung dengan Narasumber terkait dengan beografi
pengarang kitab.
4. Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
analisis deskriptif yaitu mengumpulkan dan menyusun data, kemudian
berusah untuk menganalisis dan menafsirkan data tersebut. Adapaun
langkang-langkahnya yaitu sabagai berikut :
a. Deskripsi
Yaitu cara memaparkan konsep dan pemikiran kemudian
dilakukan penafsiran dan penentuan data yang telah ada.
b. Interpretasi
Yaitu mendalami buku untuk secepat mungkin dan mampu
mengungkapkan arti dan uraian yang disajiakan. Langkah ini
digunakan untuk mengkaji dan menafsirkan, kemudian
menganalisis isi buku sehingga dapat dikelompokan menjadi bab
dan sub babnya.41
c. Content Analisis
Yaitu cara yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah
dengan berbagai analisis terhadap buku-buku yang kemudian
41 Saifudin Azwar, Op, Cit., hlm. 6
23
ditarik kesimpulan sehingga dapat digeneralisasikan menjadi
sebuah teori, ide atau gagasan.42
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar skripsi ini mudah disusun secara sistematik dengan pembahasan
yang tidak menyempit ataupun terlalu melebar serta tetap terfokus pada
pokok-pokok pembahasan sesuia dengan judul skripsi, maka penulis
menunjukan dalam beberapa bab dan sub bab, pokok bahasannya yaitu :
Bab I pendahuluan, Meliputi: latar belang masalah, rumusan masalah,
tujun penelitian, keguna’an penelitian, dan sistematika peulisan.
Bab II sebagai Landasan Teori dibahas tentang Tinjauan Umum
mengenai Konsep Etika Murid dalam Mencari ilmu yang dikemukakan :
Pengertian Etika, pengertian Ilmu, dan Pendidikan Modern yang meliputi :
Pendidikan Islam, dan Aspek-aspek Pendidikan Islam, perecana’an program
Pendidikan Islam, karakteristik Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam.
Bab III Merupakan Bahasan Inti atau Penyajian Data penelitian yang
membahas tentang pemikiran Ahamad Maisur Sindy At Tursidy dalam kitab
tanbihu Almuta’allim. Pembahasan dalam bab ini dibagi menjadi dua sub bab
yaitu :
Biografi Ahamad Maisur Sindy At Tursidy dan Konsep Etika menurut
Ahamad Maisur Sindy At Tursidy dalam kitab tanbihu Almuta’allim: Adaabu
ba’dal Inshiroof (etika-etika sesudah belajar). Adaabunnafsiyyah (Etika-etika
42 Anton Baker dan Ahmad Choiri Zubir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:Kanisisus, 1990), hlm. 69
24
pada diri sendiri). Adaabu ma’al Walidaini (etika-etika kepada kedua orang
tua). Adaabu ma’a Asy Syaikhi (etika-etika kepada kepada guru). Adaabu
ma’al Ilmi (Etika-etika kepada Ilmu).
Bab selanjutnya yaitu bab IV, merupakan Analisis Hasil Penelitian
mengenai dan Konsep Etika menurut Ahamad Maisur Sindy At Tursidy
dalam kitab tanbihu Almuta’allim yang bahasannya meliputi analisis konsep
etika menurut Ahamad Maisur Sindy At Tursidy dan relevansinya dengan
pendidikan Sekarang.
Bab V, Sebagai Penutup. Didalamnya dikemukakan Kesimpulan, dan
Saran-saran.