11 bulan, 11000 km

41
11 bulan, 11.000 km Laporan Perjalanan Pertukaran Pelajar ke Amerika Ser

Upload: stephanie-sentosa

Post on 03-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perjalanan pertukaran pelajar ke Amerika Serikat

TRANSCRIPT

Page 1: 11 bulan, 11000 km

11 bulan, 11.000 kmLaporan Perjalanan Pertukaran Pelajar ke Amerika Serikat

Page 2: 11 bulan, 11000 km

2

Page 3: 11 bulan, 11000 km

3

Page 4: 11 bulan, 11000 km

Dimana Semua Berawal

Halo! Nama saya Lidya Stephanie Sentosa. Saya adalah salah satu siswa Indonesia yang berkesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar, KL-YES pada tahun 2014/2015 selama 11 bulan ke Amerika Serikat. KL-YES atau Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study adalah program beasiswa penuh oleh pemerintah Amerika Serikat untuk siswa SMA dari negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim dengan tujuan mulia yaitu perdamaian dunia. Program ini dimulai tahun 2002 dan Indonesia telah memberangkatkan siswa setiap tahunnya, termasuk 85 siswa lagi pada angkatan saya.

Setelah menjalani program pertukaran pelajar selama 11 bulan, saya telah kembali ke Indonesia dan melanjutkan kembali pendidikan di SMA Negeri 2 Amlapura di kelas 12 MIA 1. Salah satu konsekuensi program ini adalah siswa harus mengambil cuti selama satu tahun di sekolah asal dan akan melanjutkan kembali setelah program selesai. Namun seperti kata pepatah, experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang paling berharga; program ini telah memberikan saya pengalaman yang benar-benar tidak dapat dibeli. Program pertukaran pelajar ini bagaikan menarik anak panah, perlu ditarik ke belakang untuk melesat jauh ke depan. Walaupun tertahan satu tahun dibandingkan teman-teman yang lain saya yakin ini adalah once in a lifetime experience, dan merupakan aset berharga saya untuk masa depan.

Untuk mendapatkan program beasiswa ini saya harus menempuh seleksi bertahap, bersaing dengan teman-teman lainnya di seluruh Indonesia selama kurang lebih satu tahun. Di Indonesia program ini dibawahi oleh yayasan non-pemerintah, Yayasan Bina Antarbudaya yang memiliki 18 cabang atau chapter di seluruh Indonesia yang berbasis sukarelawan. Saya merupakan angkatan kedua yang berangkat dari Chapter Denpasar (mencangkup Kupang) bersama 3 teman lainnya, Widya dari Gianyar dan Kadek serta Mami dari Kupang.

Perjalanan saya dimulai ketika saya kelas 10 semester 2 dan guru saya, Bapak Sutama menyerahkan sebuah selebaran mengenai program pertukaran pelajar. Ini kali pertama program ini diperkenalkan ke sekolah saya dan saya sangat bersemangat untuk mengetahui lebih

4

Page 5: 11 bulan, 11000 km

lanjut. Tanpa saya sadari memang sedari dulu saya berpikiran untuk melanjutkan sekolah keluar negeri, lalu hadirlah kesempatan mulia ini yang memang tidak pernah datang kedua kalinya. Keesokan harinya, dengan berbekal selebaran tersebut saya langsung menghubungi nomor telepon yang tertera. Mendengar saya sangat tertarik dengan program ini, panitia Bina Antarbudaya Chapter Denpasar datang mengunjungi sekolah saya pada minggu itu juga untuk melaksanakan sosialisasi. Setelah itu saya beserta beberapa teman-teman yang tertarik, melakukan pendaftaran untuk mengikuti seleksi tahap 1 di SMP N 1 Denpasar.

Seleksi diadakan hari Minggu dan diikuti oleh siswa dari seluruh Bali. Seleksi tahap 1 terdiri dari 3 tes yaitu tes pengetahuan umum, tes bahasa inggris dan menulis essay Bahasa Indonesia. Karena melihat saingan-saingan yang penampilannya sangat pintar saya sempat merasa tidak akan lolos dan hanya mengikuti seleksi ini untuk coba-coba semata. Namun pengumuman seleksi di minggu berikutnya berkata lain, saya lolos seleksi tahap 1. Seleksi tahap 2 adalah wawancara kepribadian dan bahasa inggris. Hasil seleksi datang kembali di minggu selanjutnya dan saya merasa grogi membuka website pengumuman, tetapi tulisan yang muncul adalah “Selamat :)” saya lolos tahap berikutnya. Rasanya seperti mimpi dan ini baru tahap kedua, masih ada beberapa tahap lagi ke depannya hingga saya benar-benar menjadi kandidat untuk berangkat ke Amerika. Tahap ketiga adalah dinamika kelompok, untuk melihat bagaimana kita berinteraksi dan memecahkan masalah dalam suatu kelompok. Kejutan lagi, saya lolos tahap ketiga dan resmi menjadi kandidat dari Chapter Denpasar.

Pada saat itu saya belum yakin akan berangkat karena pada surat yang saya terima tertulis “Adik tidak akan berangkat sebelum adik duduk di dalam pesawat menuju Amerika Serikat.” Ya, memang benar karena setelah seleksi tahap 3 itu masih ada beberapa tahap lagi dan saya belum tau apa saya bisa lolos atau tidak. Tahap selanjutnya adalah seleksi nasional, saya pergi ke Jakarta selama 3 hari bersama 4 orang kandidat lainnya dari Bali. Sesampainya di Jakarta saya bertemu lebih banyak kandidat dari seluruh Indonesia. Seleksi nasional meliputi tes kosa kata bahasa inggris dan wawancara. Setelah itu saya pulang dan tinggal menunggu hasil seleksi nasional.

5

Page 6: 11 bulan, 11000 km

Saya mendengar kabar hasil seleksi pada akhir November 2013 bahwa saya lolos dan akan berangkat untuk pertukaran pelajar pada bulan Agustus 2014. Perasaan sudah tidak karuan antara semangat atau cemas tapi kenyataannya memang begitu, saya akan tinggal di Amerika selama 11 bulan. Setelah itu tinggal proses persiapan keberangkatan dengan mencari visa ke Surabaya pada bulan Mei, lalu menunggu penempatan di Amerika.

Menurut program YES, para siswa yang tinggal di Amerika tinggal bersama keluarga angkat. Mereka merupakan relawan yang tidak dibayar oleh pemerintah yang ingin mengangkat dan merawat siswa pertukaran pelajar selama 11 bulan. Mereka direkrut oleh organisasi-organisasi nirlaba rekan dari pemerintah Amerika. Mereka menyediakan makanan, tempat tinggal dan transportasi untuk kami namun uang saku disediakan oleh Pemerintah Amerika sebagai bagian dari beasiswa yang kami terima. Sebelum menjadi keluarga angkat bagi siswa, keluarga harus diperiksa ketat oleh pemerintah Amerika. Sudah hampir semua teman saya kabar lokasi penempatan dan keluarga di Amerika, sedangkan saya belum.

Tanggal 03 Agustus 2014, satu hari sebelum keberangkatan saya ke Jakarta untuk menerima orientasi keberangkatan nasional saya mendapat e-mail mengenai penempatan saya. Saya berjingkrak-jingkrak kegirangan dan benar-benar bersyukur atas keluarga yang akhirnya mau mengangkat saya. Tertulis di e-mail bahwa saya akan tinggal di Anchorage, Alaska; 11.000 km jauhnya dari Bali. Saya tidak menduga sama sekali, namun saya memang tidak peduli ditempatkan dimana, asalkan ada yang mau mengundang saya ke dalam keluarga mereka. Langsung terbesit di pikiran saya bahwa saya akan menjadi gadis salju yang tinggal di pegunungan es.

Secepatnya saya mengkontak keluarga saya disana, saya mencari ayah angkat saya di Facebook dan mengirimkan pesan. Pertanyaan saya yang pertama adalah “Is there snow there? / Apakah ada salju disana?”; saya yakin dia mengira saya bodoh karena saat itu jelas-jelas bulan Agustus, musim panas. Tapi memang pikiran orang langsung menuju salju dan dingin saat berbicara Alaska. Ia kemudian menjawab kalau

6

Page 7: 11 bulan, 11000 km

tidak ada salju sekarang, mungkin ada di pegunungan tapi kita tinggal di kota. Kita, termasuk saya yang akan menyusul sebentar lagi.

Sebelum saya berangkat ke Amerika, saya harus mengikuti orientasi nasional selama 1 minggu di Hotel Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Disana saya bertemu dengan semua siswa-siswi Indonesia yang akan berangkat bersama saya. Kami mendapat orientasi mengenai kehidupan di Amerika termasuk nama pecahan uang dollar Amerika hingga kebiasaan menggunakan toilet disana. Orientasi berlangsung dengan padat karena menjadi gambaran awal untuk kami tinggal disana. Kami pun mempersiapkan satu pertunjukkan terakhir

bagi orang tua kami yang datang untuk melakukan perpisahan terakhir kalinya. Setelah pertun-jukkan, para orang tua naik ke atas panggung dan me-nyematkan bendera merah putih di dada kami. Keesokan harinya adalah kali terakhir kami meng-

injakkan kaki di tanah kelahiran dan kali terakhir kami bertemu orang tua kami.

Foto terakhir di Bandara Soekarno-Hatta sebelum berangkat.

7

Foto setelah penampilan perpisahan.

Page 8: 11 bulan, 11000 km

Perjalanan kami ke Amerika memakan waktu 1 hari, berawal dari penerbangan menuju Kuala Lumpur, lalu dari sana ke Frankfurt, Jerman. Kami transit selama beberapa jam di Jerman. Ternyata di Jerman kami bertemu rombongan lain siswa YES dari Mesir. Dari Jerman kami melanjutkan perjalanan ke Washington DC, Amerika Serikat. Pesawat yang kami gunakan merupakan pesawat baru dan memiliki 10 kursi tiap barisnya, pertama kalinya saya menaiki pesawat sebesar itu. Perjalanan dari Frankfurt ke Washington DC memakan waktu kira-kira 8 jam.

Tampilan Frankfurt Aiport dari ruang tunggu.

Akhirnya kami sampai di Washington DC, tanah Amerika. Sesampainya disana kami menuju Hotel Hilton dan berkumpul dengan siswa YES lainnya dari seluruh dumia. Kami mendapat orientasi lagi disana namun tidak seformal ketika di Jakarta, disana saya merasakan pertama kali budaya Amerika yang memang tidak formal tetapi sangat tepat waktu. Setelah 3 hari di Washington DC kami berpisah dan menuju lokasi penempatan masing-masing. Tujuan saya selanjutnya, Anchorage, Alaska.

8

Berfoto dengan teman-teman dari Mozambik ketika orientasi di Washington.

Page 9: 11 bulan, 11000 km

Mengenal Alaska

Anchorage, dibaca eng-kher-eij; adalah kota terbesar di Alaska walaupun hanya dengan populasi 300.000 penduduk. Kota terbesar di Alaska memang tidak sebesar kota-kota lainnya di state atau provinsi lain di Amerika. Saya tinggal di bagian timur kota hanya 1,5 km dari sekolah saya. Saya tinggal bersama keluarga Hunter, saya memanggil orang tua angkat saya Mom dan Dad layaknya anak mereka sendiri.

Bersama orang tua angkat saya.

Mereka sudah sering mengangkat siswa pertukaran pelajar sejak 2001 dan mereka memiliki 1 orang anak laki-laki yang sudah memiliki keluarga sendiri. Selain tinggal dengan Mom dan Dad saya, saya juga tinggal bersama seorang siswa pertukaran pelajar dari Mesir bernama Mayar. Dia juga seorang penerima beasiswa YES seperti saya dan saya telah bertemu dengannya di Washington DC sebelum akhirnya terbang ke Anchorage bersama-sama. Ia lah saudara internasional saya.

Sekolah saya adalah East Anchorage High School dengan maskot Thunderbirds. Disana semua sekolah

9

Bertemu Mayar di Washington.

Page 10: 11 bulan, 11000 km

memiliki maskot dan warna-warna sekolah yang khas. Sekolah saya merupakan sekolah terbesar dan sekolah paling beragam secara rasial di Alaska. Jumlah muridnya mencapai 2300 siswa dan semuanya memiliki latar belakang ras yang berbeda-beda dari seluruh dunia. Karena semua wajah di sekolah saya sangat unik, ketika saya masuk saya tidak merasa asing karena mereka semua mengira saya hanya siswa pindahan dari sekolah lain melainkan siswa pertukaran pelajar dari negara lain. Berbeda dengan di Indonesia, jika ada siswa pertukaran pelajar pasti akan sangat terlihat karena mereka memiliki wajah yang berbeda dengan orang Indonesia.

Kantin sekolah saya.

Sistem pembelajaran SMA di Amerika hampir menyerupai cara belajar di perkuliahan. Mereka tidak menggunakan seragam, sekolah hanya sampai jumat, cara penilaian alfabet dan mereka menggunakan sistem kredit dan IP. SMA di Amerika sudah dimulai sejak kelas 9, jadi mereka menjalani SMA selama 4 tahun. Semua sistem pembelajarannya adalah moving class atau kelas bergerak dimana guru memiliki ruangan masing-masing dan para siswa yang mencari guru ketika pembelajaran. Oleh sebab itu siswanya berbeda-beda tiap kelas dan tidak dikotak-kotakkan menjadi kelas yang begitu-begitu saja selama 4 tahun. Mereka dapat memilih mata pelajaran yang mereka ambil sesuai kredit yang diperlukan dan kemampuan mereka masing-masing. Jadi bisa saja ada siswa kelas 10 mengambil mata pelajaran kimia kelas 12 atau siswa kelas 12 mengambil mata pelajaran matematika kelas 9, semua kembali

10

Page 11: 11 bulan, 11000 km

kepada siswa itu sendiri. Itu merupakan salah satu keunggulan sistem pembelajaran disana yang saya lihat.

Disana hanya ada 6 mata pelajaran per semester dan jadwal dalam seminggu hanya diulang 6 mata pelajaran itu saja. Untuk siswa pertukaran pelajar diharuskan mengambil satu semester US Government yaitu Pendidikan Kewarganegaraan milik Amerika. Saya mengambil kelas Matematika Pre-Kalkulus, Bahasa Inggris, Gitar, IPA Forensik dan Fotografi ditambah kelas Paduan Suara menggantikan kelas US Government. Pembelajaran disana sangat didukung fasilitasnya oleh sekolah, tersedia puluhan komputer umum, jaringan internet gratis, printer dan mesin fotokopi di perpustakaan. Untuk kelas elektif siswa juga diberikan fasilitas lengkap misalnya gitar untuk digunakan di sekolah saat pelajaran gitar, kamera untuk kelas fotografi dan kalkulator grafik yang bisa dipinjam untuk dibawa pulang. Selain fasilitas pendukung yang memuaskan, sekolah saya juga memberikan makan pagi dan siang gratis untuk semua siswa dan gurunya, benar-benar mengagumkan.

Kegiatan sekolah lain yang khas bagi sekolah Amerika adalah ekstrakulikulernya yang padat. Ekstrakulikuler disini sangat aktif dan yang paling populer adalah olahraganya. Tetapi saya lebih aktif ke organisasi sekolah berhubung banyak klub yang saya minati. Saya menjadi anggota Key Club yang merupakan klub untuk menjadi sukarelawan di bidang apapun; International Club dimana semua suku bergabung dan berbagi budaya masing-masing; Partner’s Club yaitu sebuah klub untuk membantu siswa-siswa yang memiliki keterbelakangan mental dan kebutuhan khusus dalam melakukan olahraga dan Model United Nations atau Model Persatuan Bangsa-Bangsa, suatu simulasi diskusi dari PBB dimana kami mewakili suatu negara anggota PBB dan membahas permasalahan di negara itu kemudian berdiskusi mencari solusinya.

11

Suasana kelas gitar.

Page 12: 11 bulan, 11000 km

Cerita 4 Musim

Tidak seperti di Indonesia, Amerika merupakan negara dengan 4 musim. Secara berurutan dari awal tahun merupakan musim dingin, semi, panas dan gugur. Saya datang pada bulan Agustus yang merupakan akhir dari musim panas. Berhubung saya tinggal di Alaska, musim panas tidaklah sepanas mu

sim panas di bagian Amerika Serikat yang lain. Tetapi ternyata definisi dari musim panas menurut mereka itu benar-benar berbeda dengan definisi saya. Rata-rata suhu pada saat itu sekitar 20 derajat Celcius dan itu sangat dingin bagi saya yang terbiasa hidup di iklim tropis Indonesia.

Pada hari pertama sekolah, pelajaran pertama saya adalah US Government. Ketika saya memperkenalkan diri sebagai siswa pertukaran pelajar guru saya, Mr. Thompson bertanya mengenai kesan saya terhadap Alaska. Saya spontan menjawab “Cold. (Dingin.)”, saya yakin separuh kelas saya menertawai saya dan separuh lainnya memandang saya dengan aneh. Lalu guru saya menjelaskan bahwa ini masih musim panas dan suhunya tidak dingin sama sekali dibandingkan musim dingin. “Suhu musim panas saja sudah dingin, bagaimana dengan musim dingin!”, pikir saya. Adaptasi suhu memang sulit pada minggu-minggu pertama dalam pergantian ke musim yang baru, semakin dingin tiap bulannya menuju puncaknya yaitu musim dingin.

Musim GugurBulan-bulan berikutnya adalah musim gugur. Saya bisa melihat

musim gugur datang dari daun-daun yang berubah warna perlahan-lahan, dari hijau menjadi coklat dan menjadi kering berwarna seperti keemasan. Suhu pun menurun menjadi satu digit beserta dengan datangnya angin dingin yang menusuk. Inilah suhu terdingin yang pernah saya rasakan seumur hidup saya dan ini belum apa-apa

12

Rangkuman foto saya dari 4 musim.

Page 13: 11 bulan, 11000 km

dibandingkan musim dingin. Pada bulan-bulan di musim gugur saya merayakan dua liburan Amerika yaitu Halloween dan Thanksgiving.

Halloween adalah tradisi Amerika yang selalu jatuh pada tanggal 31 Oktober tiap tahun. Dipenuhi dengan kegembiraan, liburan ini sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak karena mereka dapat menggunakan kostum dan melakukan trick or treat. Trick or treat adalah kegiatan berkeliling di daerah rumahnya dengan menggunakan kostum, lalu mengetuk pintu rumah tetangga dan meminta permen dengan mengakatakan “Trick or treat!”.

Tradisi menggunakan kostum tidak hanya dilakukan oleh anak-anak tetapi hampir semua kalangan. Kostum yang digunakan tidak hanya kostum seram tetapi semua jenis kostum. Pada hari itu, sekolah penuh dengan kostum warna-warni yang telah mereka persiapkan. Saya memutuskan untuk menjadi bajak laut saat pergi ke sekolah meski persiapan tidak terlalu mantap dan banyak orang yang kesusahan menebak kostum saya. Pada malam harinya saya melakukan trick or treat bersama keluarga saya. Cucu Mom dan Dad yang baru berusia 2 tahun menggunakan kostum si kerudung merah. Sedangkan saya merubah kostum menjadi kucing agar gampang dilapisi jaket karena harus berdiam di luar dengan waktu yang lama. Malam itu belum ada salju tapi air di jalanan sudah membeku dan membuat jalanan sangat licin dan tentunya dingin.

Menggunakan kostum ke sekolah.

13

Page 14: 11 bulan, 11000 km

Di puncak Hilltop Ski Resort bersama teman-teman Partner’s Club

Thanksgiving jatuh di minggu ke empat di bulan November. Perayaan ini adalah hari raya Amerika dimana mereka mengucapkan terima kasih dan bersyukur di akhir musim panen dengan mengadakan makan malam besar dengan keluarga. Makanan yang disantap pun sangat khas Amerika yaitu kalkun panggang. Pagi itu tanggal 27 November, Mom memasak kalkun selama 7 jam di oven. Lalu sore harinya kami pergi ke rumah anaknya dan menyantap makan malam disana. Sebelum makan malam kami semua menyebutkan apa yang kami syukuri pada Thanksgiving kali itu, saya pun menyebutkan bahwa saya sangat bersyukur atas keluarga angkat saya yang mau menerima saya di keluarga mereka dan membuat mimpi saya menjadi kenyataan.

Tak lama setelah itu daun-daun akhirnya gugur dan menyisakan ranting pohon yang ramping, menandakan musim dingin datang dengan cepat. Mungkin terlalu cepat karena beberapa hari kemudian datanglah sesuatu yang saya tunggu-tunggu yaitu salju. Melihat salju turun untuk pertama kali adalah pengalaman yang benar-benar asing, seakan-akan melihat kapas halus jatuh ke tanah yang lama kelamaan menumpuk menjadi gundukan salju.

Musim DinginDengan turunnya salju,

menandakan bahwa kesibukan kegiatan musim dingin akan segera dimulai. Kegiatan musim dingin favorit saya adalah ski. Saya berski di arena ski Hilltop dengan teman-teman dan guru dari Partner’s Club. Saya diajari oleh guru saya dan kemudian mulai berlatih sendiri, dimulai dari bukit yang kecil hingga akhirnya berani menuruni bukit yang paling tinggi. Pada awalnya saya kira kegiatan musim dingin akan menjadi terlalu dingin untuk saya tapi dengan peralatan yang tepat saya dapat mengikuti dan benar-benar

14

Page 15: 11 bulan, 11000 km

menikmati musim dingin. Selain belajar ski saya juga semakin melatih kemampuan saya dalam bermain seluncur es / ice skating. Saya bersama teman-teman saya berseluncur di atas danau yang beku di daerah Westchester, tetapi tidak takut sama sekali untuk es retak karena ketebalan es mencapai 2 meter lebih yang menutupi permukaan danau.

Musim dingin juga sangat identik dengan perayaan natal dan tahun baru. Natal merupakan hari raya besar bagi masyarakat Amerika. Mungkin dapat dikatakan favorit karena mereka sangat antusias dengan deretan tradisi yang mengikuti perayaan hari natal seperti memajang pohon natal, membeli hadiah, dan tentunya berkumpul dengan sanak saudara. Mendekati hari natal saya membantu Mom dan Dad saya memasang pernak pernik natal di dalam rumah, terutama pohon natal. Saya sangat girang ketika kami mulai mengeluarkan ornamen-ornamen yang akan dipasang pada pohon. Hari natal akhirnya tiba dan salju masih turun di luar, memberikan suasana natal yang sempurna. Malam itu keluarga kami makan malam bersama dan saling bertukar hadiah natal. Dilanjutkan dengan menonton film-film natal bersama, perayaan yang sederhana tapi berkesan.

Foto rangkaian perayaan natal saya yang sederhana.

Sebelum tahun 2014 berakhir saya sempat melakukan 1 kegiatan unik lainnya yaitu Polar Plunge. Polar Plunge adalah acara penggalangan dana untuk organisasi Special Olympics, dimana setiap orang harus mengumpulkan dana sebanyak $125 atau lebih dan kemudian dapat melompat ke dalam Danau Goose. Keadaan danau pada saat itu sedang membeku, jadi panitia harus memotong sebongkah es dari danau untuk kami masuki. Partner’s Club sekolah saya melakukan

15

Page 16: 11 bulan, 11000 km

untuk mengumpulkan dana untuk teman-teman kami dengan keterbelakangan mental ataupun berkebutuhan khusus agar mereka dapat mengikuti kejuaraan olahraga. Kami sudah siap pada pagi hari di Danau Goose dan ternyata acara ini sangat ramai diikuti oleh masyarakat kota. Memang ini adalah acara yang lain dari pada yang lain, kapan lagi saya bisa melompat ke dalam danau yang sedang membeku untuk tujuan amal? Tentunya setelah masuk ke dalam danau dan merasakan dinginnya air kami langsung keluar dan menghangatkan diri. Polar Plunge seakan menjadi penutup dari tahun 2014 dan mempersiapkan saya menyambut tahun 2015.

Saat-saat memasuki Danau Goose.

Tanpa terasa perjalanan saya telah mencapai titik tengah. Saya sangat beruntung untuk merayakan pergantian tahun 2015 di Amerika. Saya pergi merayakan tahun baru di taman kota hingga tengah malam bersama keluarga saya. Kami berjalan di sekeliling taman kota yang dipenuhi pedagang yang mejajakan dagangannya, lalu bergabung dengan kerumunan orang lainnya yang menonton penampilan dari grup musik lokal. Mendekati tengah malam kami menonton pertunjukkan kembang api sambil menahan dinginnya angin musim dingin.

Di awal tahun 2015, kota saya, Anchorage mengadakan festival musim dingin terbesar di bagian Amerika Utara dengan nama Fur Rondy. Acara ini bagaikan membangunkan kota Anchorage yang sepi, kegiatan ini telah berlangsung puluhan tahun dan menjadi semakin meriah tiap tahunnya. Hari demi hari dipenuhi dengan berbagai kegiatan

16

Page 17: 11 bulan, 11000 km

di pusat kota dan selalu dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menonton. Acara-acaranya antara lain menonton iditarod yaitu balapan anjing penarik kereta seluncur, pertunjukkan kembang api, pameran, ukiran-ukira es yang megah hingga menaiki kereta luncur yang ditarik oleh anjing. Saya pergi ke pameran bersama teman-teman saya, Alexandra, CJ, dan Caleb. Kami menonton pertunjukkan kembang api dari atas gedung dan kota Anchorage seakan menyala, sungguh menakjubkan sekali.

Kiri: menaiki kereta luncur. Kanan: saat di pameran bersama Alex & CJ.

Alexandra dan CJ adalah kedua teman dekat saya disana. Kami tak sengaja bertemu saat istirahat makan siang di sekolah dan langsung menjadi akrab. Menurut saya, Alex dan CJ masing-masing memiliki kepribadian yang unik. Walaupun kami sangat berbeda tapi kami sangat akur, mungkin itulah yang membuat persahabatan kami sangat kuat. Saya menghabiskan banyak waktu bersama mereka dan mereka tentunya akan menjadi sahabat saya untuk seumur hidup. Mereka telah membuat pengalaman saya lengkap selama waktu saya yang singkat disana.

Musim yang seharusnya minim kegiatan justru menjadi musim tersibuk yang saya jalani. Tidak yakin apakah itu karena jumlah kegiatan yang banyak, atau waktu musim dingin yang panjang karena saya tinggal di Alaska. Bersamaan dengan kegiatan Fur Rondy di kota saya, terdapat pertemuan Model United Nations di Universitas Alaska, Anchorage. Saya menghadiri pertemuan tersebut bersama kedua grup

17

Page 18: 11 bulan, 11000 km

Grup Model United Nations dariEast Anchorage High School

Model UN sekolah saya yang berjumlah 10 orang. Kami mewakili negara Afghanistan dan Jepang. Keinginan saya mewakili Indonesia di pertemuan itu tidak bisa menjadi kenyataan karena tidak semua negara anggota PBB diikut sertakan

dalam simulasi diskusi tahun ini. Meski hanya

simulasi, diskusi mengikuti jalan diskusi layaknya para pejabat PBB. Simulasi ini sangat gencar diikuti anggota Grup Model UN dari berbagai SMA dan Universitas dari seluruh Alaska. Kami membahas berbagai masalah yang terjadi di negara-negara lain dan memilih keputusan tentang rencana selanjutnya, tentu masih dalam situasi simulasi. Di sana saya dapat bertemu banyak teman dari seluruh Alaska, bahkan bertemu 2 orang siswa pertukaran pelajar dari Taiwan dan Palestina. Menambah rentetan teman-teman internasional yang saya dapatkan di tahun ini.

Musim SemiSecara teori musim semi dimulai dari bulan Maret. Namun

berhubung saya tinggal di daerah dingin yang sangat dekat dengan Kutub Utara, musim semi sering datang terlambat. Pada pergantian musim menjadi musim semi kami mendapatkan spring break atau libur musim semi dari sekolah. Selama 8 bulan di Amerika saya hanya menghabiskan waktu di Alaska. Dan pada spring break saya dapat berkunjung ke bagian lain Amerika Serikat yaitu Kota New York. Akhirnya saya menginjakkan kaki di New York City, kota yang tidak pernah tidur. Saya berkunjung ke sana bersama kelompok siswa pertukaran pelajar lainnya dari seluruh dunia yang bertemu di New York untuk melakukan perjalanan wisata atau tour di Kota New York. Disana saya bertemu teman saya Meitha dan Sony, sesama siswa YES Indonesia, yang kebetulan juga mengikuti tour ini.

18

Page 19: 11 bulan, 11000 km

Sebelum saya datang ke Amerika yang saya pikirkan mengenai Amerika hanya kota-kota besar dengan bangunan tinggi yang menjulang. Nyatanya saya mendapat penempatan di Anchorage, dimana jumlah binatang liar menyamai jumlah manusia. Berbeda dengan di New York yang dipenuhi gedung pencakar langit sepanjang mata memandang, itulah mengapa New York juga mendapat sebutan concrete jungle atau hutan beton. Selama di New York kami pergi melihat monumen-monumen terkenal dan bersejarah di New York yang hampir semua dapat saya kenali dari film-dilm yang saya tonton selama ini.

Kami mengunjungi Gedung Empire State yang pernah menjadi gedung tertinggi di dunia dari tahun 1931 hingga 1972 dengan tinggi 381 m. Terdapat beberapa lift yang membawa kami ke lantai pengamatan di lantai 86, perjalanannya hanya memakan waktu kurang dari 1 menit dari lantai dasar. Selain itu kami pergi ke Central Park, taman berukuran lebih dari 300.000 hektar yang berada di tengah kota. Kemudian mengunjungi Times Square, Grand Central Station, Wallstreet, Universitas Columbia, Gedung PBB dan Rockefeller Centre.

Pemandangan New York City dari lantai 86 Gedung Empire State.

Yang paling berkesan bagi saya adalah mengunjungi reruntuhan World Trade Centre yang terjadi akibat kejadian 11 September 2001 atau 9/11. Kunjungan ke WTC benar-benar menyentuh hati saya karena program pertukaran KL-YES ini berawal dari aksi terorisme terhadap

19

Page 20: 11 bulan, 11000 km

Amerika Serikat pada tahun 2001 itu. Pemerintah Amerika ingin memperbaiki hubungan negaranya dengan negara-negara muslim dan menyalurkan perdamaian dunia. Reruntuhan 2 bangunan WTC yang tumbang tersebut sekarang tentunya telah direhabilitasi dan dibangun menjadi monumen peringatan yang terlihat damai. Monumennya berbentuk kolam yang dikelilingi nama-nama korban yang meninggal di sana.

Sebenarnya masih banyak lokasi-lokasi yang kami kunjungi tetapi tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Ada satu lagi lokasi wisata terpopuler di New York City atau bahkan Amerika Serikat yang tak lupa kami kunjungi yaitu Patung Liberty. Patung Liberty yang sering di lambangkan sebagai lambang kebebasan terletak di Pulau Liberty di daerah Pelabuhan New York. Untuk mencapai monumen tersebut kami harus menaiki kapal feri selama 20 menit. Ternyata Patung Liberty tidak sebesar yang saya kira, ukurannya hanya 46 meter yaitu sepertiga dari ukuran monas di Jakarta. Patung Liberty terbuat dari perunggu dan berwarna coklat ketika pertama ditampilkan, kemudian berubah dengan berjalannya waktu menjadi hijau kebiru-biruan diakibatkan reaksi kimia dari perunggu dan air. Kami berkeliling Pulau Liberty kemudian berfoto-foto dan akhirnya menunggu kapal feri untuk menjemput dan membawa kami kembali ke daratan New York. Ketika kapal bergerak menjauh dari pulau saya melihat Patung Liberty menjadi kecil dan berjanji akan kembali lagi suatu saat nanti.

Kiri: di depan Patung Liberty bersama teman-teman.Kanan: di Times Square dengan Meitha.

20

Page 21: 11 bulan, 11000 km

Di atas mesin salju dengan Mom.

Seusai tour mengelilingi New York, saya diajak menginap di suatu tempat yang terus dibicarakan oleh orang tua angkat saya. Kami pergi ke rumah danau miliki orang tua angkat saya yang terletak di daerah Danau Susitna. Untuk mencapainya kami harus melakukan perjalanan selama 4 jam ke utara Kota Anchorage. Tempatnya sangat terpencil dan ketika kami melakukan perjalanan ini, salju masih menumpuk tebal walaupun secara teknis sudah memasuki musim semi. Selain perjalanan 4 jam melalui darat kami harus melintasi danau untuk mencapai lokasi rumah danau. Alaska memiliki 3 juta danau dengan luas

yang beragam, ada yang berukuran kecil hingga terbesar mencapai 260.000 hektar! Danau Susitna sangat luas dan masih dalam keadaan beku, jadi kami harus menggunakan mode transportasi lainnya

yaitu mesin salju milik Mom dan Dad

saya. Bila mereka ingin ke rumah danau pada musim panas, mereka harus melewati danau dengan kapal kecil pribadi mereka.

Perjalanannya memakan waktu 30 menit, dan selama 30 menit itu saya hanya melihat salju putih di hadapan saya, pulau-pulau kecil yang ada di danau dan Gunung Susitna sebagai latar belakang. Lokasi rumah danau benar-benar terpencil dan jauh dari pemukiman dan tidak mendapatkan pasokan air maupun listrik dari pemerintah sehingga kami bergantung pada generator dan kamar mandi tanpa air atau outhouse. Suhu di sekitar danau bisa mencapai -50 derajat celcius dan kami hanya bergantung pada penghangat berbahan bakar gas propana di ruangan tengah, tetapi saya tidak merasa dingin karena Mom dan Dad telah membekalkan saya berbagai perlengkapan untuk bertahan di keadaan seperti ini.

21

Page 22: 11 bulan, 11000 km

Ketika malam datang suasananya sangat sepi dan gelap, hanya terdengar bunyi burung sesekali. Saya merasa tenang, inilah Alaska yang asli. Masih benar-benar liar, tidak terjamah manusia dengan cara hidup yang benar-benar kasar ala orang Alaska di pedalaman. Malam itu saya tidak tidur dan menunggu aurora borealis untuk keluar seperti kata Dad. Ternyata ia benar, aurora muncul dan terlihat sangat jelas dari rumah danau mereka yang memiliki pemandangan langsung ke danau. Inilah yang saya tunggu-tunggu, karena aurora hanya dapat di lihat di dekat kutub utara dan selatan bumi. Kami tinggal disana selama 3 hari dan kembali ke kota dengan perasaan tenang setelah menghabiskan akhir pekan dengan ketenangan.

Kiri: Saya di pemandangan depan rumah danau. Kanan: Aurora borealis.

Mendekati akhir tahun pelajaran di sekolah, sekolah saya mengadakan pesta perpisahan atau prom night. Prom saya diselenggarakan di aula sekolah yang telah terias indah oleh Student Government atau OSIS. Ini adalah sebuah tradisi bagi sekolah di Amerika atau negara barat lainnya untuk mengakhiri tahun ajaran. Acara pada prom adalah memilih prom king dan queen sebagai hasil pemilihan oleh undangan prom. Lalu menari dengan alunan musik yang dibawakan DJ, tentunya tetap diawasi oleh guru-guru dari sekolah. Prom hanya dihadiri oleh murid kelas 11 dan 12 yang biasanya datang berpasang-pasangan. Prom merupakan malam yang spesial, malam itu semua berdandan dan berpesta untuk merayakan berakhinya tahun ajaran. Saya pergi berkelompok dengan Alex, CJ dan Caleb. Aula sekolah telah disulap oleh OSIS menjadi ruangan yang elegan. Prom sangat

22

Page 23: 11 bulan, 11000 km

Situasi wisuda di Sullivan Arena.

menyenangkan, kami berdansa hingga tengah malam seperti pada cerita Cinderella, waktu yang sama pesta berakhir. Masih merasa bersemangat setelah menari beberapa jam, kami memutuskan untuk makan malam di restaurant dekat sekolah yang kebetulan buka 24 jam. Inilah prom pertama dan terakhir saya yang tak terlupakan, menghabiskan waktu dengan teman-teman internasional saya.

Berfoto saat prom dengan teman-teman.

Sungguh tak terasa, waktu saya dan semua siswa kelas 12 lainnya di East Anchorage High School telah berakhir. Siswa kelas 12 berhenti sekolah lebih awal karena mereka harus mengikuti wisuda kelulusan. Saya dan 7 orang siswa pertukaran pelajar lainnya di sekolah juga harus mengikuti kelulusan namun tidak mendapat diploma, melainkan sertifikat menyelesaikan program pertukaran di sekolah tersebut selama 1 tahun ajaran. Acara wisuda diadakan di Sullivan Arena dan dipenuhi oleh keluarga dan teman-teman dari para lulusan. Kami mengenakan toga dan topi layaknya wisuda kuliah di Indonesia karena semua lulusan

SMA di Amerika telah mendapat diploma. Nama saya dipanggil dan kemudian berjalan di hadapan semua lulusan lainnya. Walaupun saya tidak lulus secara administrasi tapi saya

23

Page 24: 11 bulan, 11000 km

Pemandangan yang saya lihat selama musim panas.

merasa sangat puas telah menyelesaikan satu tahun ajaran di East Anchorage High School dengan nilai yang memuaskan. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri dapat menjadi bagian dari sekolah ini, sekolah paling beragam secara rasial di Amerika Serikat.

Musim PanasSaya hanya dapat merasakan sebagian dari musim panas di Alaska

karena saya harus kembali ke Indonesia. Saya merasakan perbedaan yang benar-benar mencolok selama musim panas, yaitu perubahaan suhu. Suhu musim panas yang dulu saya rasakan sangat dingin ketika saya pertama sampai di Alaska, pada saat itu terasa benar-benar panas. Saya sangat menyukai musim panas di Alaska, karena semua aktivitas dapat berjalan dengan normal. Normal dalam artian kita dapat melakukan banyak kegiatan tanpa terbatasi oleh suhu. Pada musim panas, matahari terbenam sangat malam dan terbit kembali pada waktu subuh. Hal ini dikarenakan oleh posisi bumi bagian utara yang lebih condong pada matahari di musim panas, jadi kami mengalami kurang lebih 18-19 jam sinar matahari selama musim panas. Menurut saya ini fenomena yang menakjubkan dan sangat aneh, saya harus membiasakan diri terhadap keadaan yang sangat berbeda ini.

24

Page 25: 11 bulan, 11000 km

Kiri: Berkemah dengan keluarga. Kanan: Di Pantai Woronsov.

Selama musim panas saya menghabiskan banyak waktu di luar ruangan, saya pergi berkemah, mendaki, bersepeda, dan menghabiskan banyak waktu dengan Alex dan CJ baik itu hanya berjalan-jalan di taman atau pergi berpetualang ke pantai. Pantai di Alaska sama sekali tidak seperti pantai di Bali, karena pantainya berbatu dan airnya lebih dingin. Saya juga sering menghabiskan waktu menonton matahari terbenam dengan mereka, walaupun hingga tengah malam. Karena saya terus berpikir, kapan lagi saya akan mendapatkan kesempatan ini? Jadi saya mencoba untuk menjalankannya semaksimal mungkin.

Akhirnya waktu saya di Alaska habis. 11 bulan berjalan dengan sangat cepat dan jarak 11.000 sudah tidak bermakna apapun lagi akrena saya telah menganggap Anchorage saya sebagai rumah kedua saya dan Keluarga Hunter sebagai keluarga kedua saya. Banyak pelajaran yang saya dapatkan selama kurang lebih satu tahun merantau, dan satu yang benar-benar berkesan di hati saya adalah never be afraid to try, because you will never know until you try; jangan pernah takut untuk mencoba karena kamu tak akan tahu hingga kamu mencobanya dulu. Saya kembali ke negara asal dengan sudut pandang yang baru, siap membangun bangsa menjadi lebih baik dan dimulai dari diri saya sendiri. Saya Stephanie dan saya bangga menjadi siswa pertukaran pelajar.

25

Page 26: 11 bulan, 11000 km

26

Kumpulan foto selama saya di Amerika

Page 27: 11 bulan, 11000 km

27

Page 28: 11 bulan, 11000 km

28

Page 29: 11 bulan, 11000 km

29