10. pemuda di sepanjang lipatan sejarah-q1=6 (69-74)

7
PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH MUQADDIMAH Di dalam al Qur’an Surah al A’raf, ayat 2 Allah Subhanahuwata’ala telah berfirman: ”Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu kerananya, supaya kamu memberi peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” Asy Syahid Sayyid Qutb dalam tafsirnya telah menjelaskan ayat ini dengan menulis: ”Al-Qur’an diturunkan kepadamu dengan tujuan untuk memberi amaran dan peringatan. Ia adalah sebuah kitab Ilahi untuk menjelaskan segala hakikat yang benar dan ia menghadapi manusia dengan hakikat-hakikat yang tidak disukai mereka, dan seterusnya untuk mencabar kepercayaan- kepercayaan tradisi, bentuk-bentuk perhubungan yang diadakan manusia dan menentang undang-undang, peraturan-peraturan dan sistem-sistem masyarakat manusia. Oleh sebab itu jalan perjuangan al-Qur’an banyak menghadapi kesulitan. Kesukaran berdakwah dengan al-Qur’an untuk menyampaikan amaran dan peringatan merupakan suatu realiti yang berdiri teguh.” KENAPA PEMUDA? Ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi Amirul Mukminin, telah datang kepadanya beberapa utusan Hijaz. Salah seorang darinya terdapat seorang pemuda yang paling muda usianya. Umar berkata padanya: "Wahai pemuda saya berharap yang menjadi juru bicara adalah orang yang lebih tua umurnya darimu". 69

Upload: saiful-islam-izr

Post on 07-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Al-Qur’an diturunkan kepadamu dengan tujuan untuk memberi amaran dan peringatan.

TRANSCRIPT

Page 1: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH

MUQADDIMAH

Di dalam al Qur’an Surah al A’raf, ayat 2 Allah Subhanahuwata’ala telah berfirman:

”Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu kerananya, supaya

kamu memberi peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”

Asy Syahid Sayyid Qutb dalam tafsirnya telah menjelaskan ayat ini dengan menulis:

”Al-Qur’an diturunkan kepadamu dengan tujuan untuk memberi amaran dan peringatan. Ia adalah sebuah kitab Ilahi untuk menjelaskan segala hakikat yang benar dan ia menghadapi

manusia dengan hakikat-hakikat yang tidak disukai mereka, dan seterusnya untuk mencabar kepercayaan-kepercayaan tradisi,

bentuk-bentuk perhubungan yang diadakan manusia dan menentang undang-undang, peraturan-peraturan dan sistem-

sistem masyarakat manusia. Oleh sebab itu jalan perjuangan al-Qur’an banyak menghadapi kesulitan. Kesukaran berdakwah

dengan al-Qur’an untuk menyampaikan amaran dan peringatan merupakan suatu realiti yang berdiri teguh.”

KENAPA PEMUDA?

Ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi Amirul Mukminin, telah datang kepadanya beberapa utusan Hijaz. Salah seorang darinya terdapat seorang pemuda yang paling muda usianya. Umar berkata padanya:

"Wahai pemuda saya berharap yang menjadi juru bicara adalah orang yang lebih tua umurnya darimu".

Mendengar ucapan seperti itu pemuda tersebut berdiri dan berkata:

"Wahai Amirul Mu'minin, sesungguhnya seseorang itu dinilai dengan dua hal yang paling kecil padanya, iaitu hati dan lisannya.

Jika Allah telah menjaga hatinya (daripada maksiat) dan

69

Page 2: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

memberikan padanya lisan yang baik (sopan), maka dia berhak untuk berbicara. Dan seandainya segala perkara dinilai dengan

usia seseorang, maka yang berhak untuk duduk dalam jabatanmu adalah orang yang lebih tua darimu."

Mendengar ucapan tersebut, terkejutlah Umar atas kebenaran yang dikemukakan oleh pemuda itu.

PEMUDA DI ZAMAN SEBELUM RASULULLAH

Nabi Ibrahim

Sejak zaman dahulu, para Nabi dan Rasul yang diutuskan untuk menyampaikan wahyu Allah Subhanahuwata’ala dan syari'at-Nya kepada umat manusia, semuanya dari kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada di antaranya yang diberi kemampuan untuk berhujah dan berdialog sebelum berumur 18 tahun. Berkata Ibn Abbas Radhiallahu’anhu:

Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus oleh Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda. Begitu pula tidak ada seorang

'alim pun yang diberi ilmu melainkan ia dari kalangan pemuda.

Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah Subahanhuwata’ala: "Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim."

Tentang Nabi Ibrahim, Al Qur'an menceritakan bahwa beliau telah berdebat dengan kaumnya, menentang penyembahan mereka terhadap patung-patung yang sama sekali tidak boleh memberi manfaat atau mendatangkan mudharat. Saat itu beliau masih pemuda, seperti yang tertera dalam firman Allah Subahanhuwata’ala:

”Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim

hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata

70

Page 3: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

kepada bapanya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?". Mereka menjawab: "Kami mendapati bapa-bapa kami menyembahnya". Ibrahim berkata:

"sesungguhnya kamu dan bapa-bapamu berada dalam kesesatan yang nyata". Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-

orang yang bermain-main?". Ibrahim berkata: "Sebenarnya Rabb kamu ialah Rabb langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan

aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu".

(Al-Anbiya’ : 51-56)

Pemuda al Kahfi

Perlu dinyatakan di sini bahawa kebanyakan pengikut para nabi ’Alaihissalam adalah dari kalangan pemuda (meskipun terdapat juga dari kalangan orang tua dan kanak-kanak). Misalnya Ashabul Kahfi, yang tergolong sebagai pengikut Nabi Isa ’Alaihissalam. Mereka ini adalah sekelompok pemuda yang menolak agama nenek moyang mereka dan menolak penyembahan selain daripada Allah Subahanhuwata’ala. Oleh karena jumlahnya sedikit (tujuh orang), berbanding masyarakat yang ramai menyembah berhala-berhala, maka apabila meraka ditentang oleh masyarakat, mereka pun bermuafakat untuk mengasingkan diri dan berlindung dalam sebuah gua. Fakta sejarah ini diperkuatkan oleh Al-Qur'an, yang dikisahkan dalam surah Al-Kahfi ayat 9 hingga 26, di antaranya:

”(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Rabb kami, berikanlah

rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."

(Al-Kahfi: 10)

Seterusnya Allah Subahanahuwata’ala berfirman:

”Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar, sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman

kepada Rabb mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

71

Page 4: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

(Al-Kahfi: 13)

PEMUDA DI ZAMAN RASULLLAH

Nabi Muhammad Sallallahu’alaihiwasallam ketika diangkat menjadi Rasul berumur 40 tahun. Pengikut baginda Sallallahu’alaihiwasallam yang merupakan generasi Islam pertama, kebanyakannya adalah golongan pemuda-pemudi malahan ada yang masih kanak-kanak. Mereka dibentuk oleh Rasullullah Sallallahu’alaihiwasallam di Darul Arqam. Antaranya ialah Ali bin Abi Talib dan Zubair bin Awwam (yang paling muda), kedua-duanya berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun), al-Arqam bin Abi Al-Arqam (12 tahun), Abdullah bin Mas'ud (14 tahun, yang akhirnya menjadi salah seorang ahli tafsir terkemuka), Saad bin Abi Waqqash (17 tahun, yang kemudiannya menjadi panglima perang Al-Qhadhisiah melawan kuasa besar Parsi), Jaafar bin Abi Thalib (18 tahun), Zaid bin Haritsah (20 tahun), Mus'ab bin Umair (24 tahun), Umar bin Al-Khattab (26 tahun), Abu Bakar As-Siddiq (37 tahun), Hamzah bin Abdul Muthalib (42 tahun) dan Ubaidah bin Al Harits (yang paling tua diantara para sahabat, berusia 50 tahun).

Usamah bin Zaid telah diangkat oleh Nabi Sallallahu’alaihiwasallam sebagai komandan untuk memimpin pasukan kaum muslimin menyerbu wilayah Syam, yang saat itu merupakan salah satu wilayah kerajaan Romawi. Umurnya ketika itu 18 tahun. Padahal di antara perajuritnya terdapat sahabat-sahabat yang lebih tua daripadanya, seperti Abu Bakar dan Umar Al-Khathab.

Abdullah ibnu Umar pula mempunyai semangat juang yang sangat tinggi untuk berperang sejak usianya 13 tahun. Ketika Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam sedang mempersiapkan pasukan perajurit untuk peperangan Badar, dua pemuda kecil datang menghampiri baginda seraya meminta agar diterima sebagai perajurit. Mereka ialah Abdullah ibnu Umar dan Al-Barra'. Pada ketika itu Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam menolak permintaan mereka.

Di tahun berikutnya ketika hampir berlaku peperangan Uhud, kedua-dua mereka (Abdullah ibnu Umar dan Al-Barra') datang lagi, tetapi yang diterima sebagai perajurit kali ini hanyalah Al-Barra'. Dan, dalam peperangan Al-Ahzab barulah Nabi Sallallahu’alaihiwasallam menerima Abdullah ibnu Umar sebagai anggota pasukan tentera kaum muslimin.

Berikut ini ialah kisah Mu'adz bin 'Afra dan Mu'adz bin 'Amru bin Al-Jamuh. Kisah mereka sangat menarik sekali untuk direnungkan

72

Page 5: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

oleh para pemuda zaman ini. Kisah ini diceritakan selengkapnya oleh Abdurrahman bin 'Auf seperti berikut:

Ketika aku berdiri di dalam barisan peperangan Badar, aku melihat ke kanan dan ke kiriku. Saat itu nampaklah olehku dua

orang Anshar yang masih muda. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripadanya. Tiba-tiba salah seorang dari mereka

menekanku seraya berkata: Wahai pakcik, adakah engkau mengenali Abu Jahal?

Aku jawab: Ya, apakah keperluanmu terhadapnya, wahai anak saudaraku?

Dia menjawab: Ada seseorang yang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam.

Demi (Allah) yang jiwaku dalam tangan-Nya, jika aku menjumpainya tentu tidak akan kulepaskan dia sehinggalah salah

seorang terlebih dahulu mati, samada aku atau dia.

Berkata Abdurrahman bin 'Auf lagi: Aku merasa hairan ketika mendengar ucapan anak muda itu.

Kemudian anak muda yang satu lagi pun menekanku dan berkata dengan ucapan yang sama seperti temannya tadi. Tidak lama

kemudian aku melihat Abu Jahal mundar-mandir di dalam barisannya. Aku segera berkata kepada kedua anak muda itu:

Inilah orang yang sedang kamu cari.

Tanpa tangguh-tangguh lagi, kedua-dua mereka menyerang Abu Jahal dan menikamnya dengan pedang sehingga tewas.

Setelah itu mereka pun menghampiri Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam (dengan rasa bangga) melapurkan

kejadian itu. Rasulullah bertanya: Siapakah di antara kamu yang menewaskannya?

Masing-masing dari mereka menjawab: Sayalah yang membunuhnya.

Lalu Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam bertanya lagi: Adakah kamu sudah membersihkan mata pedang kamu?.

Jawab mereka serentak: Belum.

Rasulullah pun melihat pedang mereka seraya bersabda: Kamu berdua telah membunuhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senjata yang dipakai Abu Jahal (boleh) dimiliki Mu'adz bin Al-

Jamuh.

(Berkata perawi hadits ini: Bahawa kedua-dua pemuda itu adalah Mu'adz bin'Afra dan Mu'adz bin 'Amru bin Al-Jamuh.

73

Page 6: 10. PEMUDA DI SEPANJANG LIPATAN SEJARAH-q1=6 (69-74)

Sejarah telah membuktikan bahawa melalui pemuda seperti inilah Islam berjaya menyingkirkan kekuatan musuh.

Bukan hanya mereka, bahkan terdapat ratusan ribu pemuda yang memperjuangkan dakwah Islam, membawa panji-panji Islam dan bersama-sama bala tentara Islam samada di zaman Nabi Sallallahu’alaihiwasallam atau selepasnya.

Berikutnya, terdapat banyak contoh pemuda di zaman selepas generasi pertama seperti Sultan Muhammad Al-Fatih yang dilantik menjadi sultan pada usia yang muda dan berjaya membebaskan Constantinople dari tangan musuh.

Contoh pemuda di zaman kini ialah Hasan al-Banna. Beliau dianggap sebagai mujaddid di abad dua puluh dan pengasas gerakan Islam Ikhwanul Muslimin setelah kejatuhan Khilafah Uthmaniyah.

74