1 kombinatorial(3)

17
Matematika Diskrit Kombinatorial 1 KOMBINATORIAL Kombinatorial merupakan cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek- objek. Dengan analisis kombinatorial, memungkinkan kita dapat menentukan pengaturan objek-objek tanpa dihitung satu per satu (enumerasi). A. TEKNIK PERHITUNGAN Dalam kombinatorial dikembangkan teknik-teknik menghitung jumlah kemungkinan munculnya suatu kejadian tertentu atau jumlah elemen dalam suatu himpunan. Contoh 1. Pada semester ini, mahasiswa semester IV jurusan PMT, memperoleh tawaran 4 mata kuliah bidang ilmu matematika yang berbeda, 3 mata kuliah bidang ilmu kependidikan yang berbeda, dan 2 mata kuliah bidang ilmu agama yang berbeda. Berapa banyak cara seorang mahasiswa semester IV tersebut jika: a) harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan ? b) hanya perlu memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan ? Jawab: a) Jumlah cara mahasiswa harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan adalah: b) Jumlah cara mahasiswa hanya memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan adalah: Seperti pada ilustrasi Contoh 1, pada permasalahan perhitungan sesungguhnya terdapat dua prinsip dasar perhitungan, yaitu: 1. Prinsip Perkalian. 2. Prinsip Penjumlahan. Dua prinsip ini akan menjadi pondasi dari hampir seluruh teknik perhitungan dalam penyelesaian masalah perhitungan.

Upload: leslie-bailey

Post on 22-Nov-2015

132 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

matdis 1

TRANSCRIPT

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 1

    KOMBINATORIAL

    Kombinatorial merupakan cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-

    objek. Dengan analisis kombinatorial, memungkinkan kita dapat menentukan

    pengaturan objek-objek tanpa dihitung satu per satu (enumerasi).

    A. TEKNIK PERHITUNGAN

    Dalam kombinatorial dikembangkan teknik-teknik menghitung jumlah kemungkinan

    munculnya suatu kejadian tertentu atau jumlah elemen dalam suatu himpunan.

    Contoh 1.

    Pada semester ini, mahasiswa semester IV jurusan PMT, memperoleh tawaran 4 mata

    kuliah bidang ilmu matematika yang berbeda, 3 mata kuliah bidang ilmu kependidikan

    yang berbeda, dan 2 mata kuliah bidang ilmu agama yang berbeda. Berapa banyak cara

    seorang mahasiswa semester IV tersebut jika:

    a) harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan ?

    b) hanya perlu memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan ?

    Jawab:

    a) Jumlah cara mahasiswa harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu

    yang ditawarkan adalah:

    b) Jumlah cara mahasiswa hanya memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah

    yang ditawarkan adalah:

    Seperti pada ilustrasi Contoh 1, pada permasalahan perhitungan sesungguhnya

    terdapat dua prinsip dasar perhitungan, yaitu:

    1. Prinsip Perkalian.

    2. Prinsip Penjumlahan.

    Dua prinsip ini akan menjadi pondasi dari hampir seluruh teknik perhitungan dalam

    penyelesaian masalah perhitungan.

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 2

    1. PRINSIP PERKALIAN

    Pada langkah pertama terdapat cara dan pada langkah kedua terdapat cara, maka

    jika harus memilih satu pilihan dari langkah pertama dan langkah kedua, maka jumlah

    seluruh kemungkin akan terdapat cara.

    Jika prinsip perkalian ini diperluas dengan sejumlah langkah, yaitu

    langkah 1, terdapat cara,

    langkah 2, terdapat cara,

    langkah 3, terdapat cara,

    :

    langkah , terdapat cara,

    Maka banyaknya aktivitas berbeda yang dilakukan secara bersamaan yang mungkin

    adalah cara.

    Dalam masalah pada Contoh 1, perhitungan banyaknya cara mahasiswa memilih satu

    mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan, dilakukan sebagai berikut:

    langkah pertama adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu matematika

    yang terdapat pilihan, kemudian

    langkah kedua adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu kependidikan yang

    terdapat pilihan, dan

    langkah ketiga adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu agama yang

    terdapat pilihan,

    Jadi dengan prinsip perkalian diperoleh cara.

    Interpretasi teori himpunan dalam prinsip perkalian ini, misalkan sebagai

    produk Kartesian dari himpunan-himpunan dan , serta notasi jumlah elemen

    pada himpunan , maka

    Contoh 2.

    Suatu sistem komputer menetapkan password bagi pengguna terdiri dari 4 digit

    bilangan. Ada berapa banyak password yang mungkin ?

    Jawab:

    Untuk menempatkan 4 digit sebagai password maka dapat dilakukan:

    langkah 1, mempunyai 10 cara (memilih satu bilangan dari 0, 1, 2, , 9),

    langkah 2, mempunyai 10 cara,

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 3

    langkah 3, mempunyai 10 cara,

    langkah 4, mempunyai 10 cara,

    Jadi akan diperoleh password.

    2. PRINSIP PENJUMLAHAN

    Pada langkah pertama terdapat cara dan pada langkah kedua terdapat cara, maka

    jika harus memilih satu pilihan dari langkah pertama atau langkah kedua, maka jumlah

    seluruh kemungkin akan terdapat cara.

    Jika prinsip penjumlahan ini diperluas dengan sejumlah langkah, yaitu

    langkah 1, terdapat cara,

    langkah 2, terdapat cara,

    langkah 3, terdapat cara,

    :

    langkah , terdapat cara,

    Maka banyaknya aktivitas berbeda namun tidak dapat dilakukan secara bersamaan

    adalah cara.

    Dalam masalah pada Contoh 1, perhitungan banyaknya cara mahasiswa memilih satu

    mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan, dilakukan sebagai berikut:

    langkah pertama adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu matematika

    yang terdapat pilihan, atau

    langkah kedua adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu kependidikan yang

    terdapat pilihan, atau

    langkah ketiga adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu agama yang

    terdapat pilihan,

    Jadi dengan prinsip penjumlahan diperoleh cara.

    Interpretasi teori himpunan dalam prinsip penjumlahan ini, misalkan adalah

    himpunan-himpunan saling lepas, maka

    Contoh 3.

    Di jurusan PMT pada suatu perguruan tinggi akan dilakukan pemilihan ketua himpunan

    mahasiswa. Data seluruh mahasiswanya diperoleh sebagai berikut. Pada semester 2

    terdapat 99 mahasiswa, semester 4 terdapat 103 mahasiswa, semester 6 terdapat 112

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 4

    mahasiswa, dan pada semester 8 terdapat 120 mahasiswa, Berapa banyak pilihan yang

    mungkin untuk pemilihan ketua himpunan mahasiswa tersebut, jika peraturan

    menetapkan bahwa hanya mahasiswa semester 4 dan 6 yang boleh dipilih ?

    Jawab:

    Untuk memilih satu ketua himpunan mahasiswa maka dapat dilakukan:

    langkah 1, jika memilih mahasiswa dari semester 4, dimiliki 103 cara, atau

    langkah 2, jika memilih mahasiswa dari semester 6, dimiliki 112 cara,

    Jadi akan diperoleh mahasiswa yang dapat dipilih.

    B. DIAGRAM POHON

    Diagram pohon adalah alat bantu untuk menghitung semua kemungkinan yang

    dihasilkan oleh suatu barisan kejadian dalam sejumlah terhingga cara.

    Contoh 4.

    A B C dimana A = {1,2}, B = {a,b}, dan C = {x,y}.

    Maka diagram pohonnya diilustrasikan sebagai berikut.

    C. PRINSIP SARANG MERPATI

    Prinsip Sarang Merpati (Pigeon hole): Jika sarang merpati terisi oleh atau

    lebih merpati, maka paling tidak satu sarang terisi oleh lebih dari satu ekor merpati.

    Contoh 5.

    Dari 13 orang mahasiswa, maka akan ada minimal dua dari mahasiswa tersebut lahir

    pada bulan yang sama.

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 5

    Prinsip Sarang Merpati secara Umum: Jika sarang merpati terisi oleh

    merpati, dimana bilangan bulat positif, maka paling tidak satu sarang merpati terisi

    oleh atau lebih merpati.

    atau

    Jika objek ditempatkan ke lokasi, maka terdapat paling sedikit satu lokasi yang

    memuat sedikitnya objek.

    Contoh 6.

    Tentukan jumlah minimum mahasiswa di suatu kelas untuk memastikan bahwa 3 orang

    diantaranya lahir pada bulan yang sama.

    Jawab:

    Di sini bulan sebagai sarang merpati. Memastikan minimal 3 orang lahir pada

    bulan yang sama maka Jadi jumlah minimum mahasiswa di

    dalam kelas itu adalah orang.

    Latihan 1.

    1. Suatu kelas terdiri dari 18 mahasiswa laki-laki dan 14 mahasiswa perempuan. Ada

    berapa cara memilih :

    a. 1 orang perwakilan kelas ?

    b. 2 orang perwakilan kelas sebagai ketua kelas dan wakilnya ?

    c. 2 orang perwakilan kelas dengan memperhatikan 1 orang laki-laki dan 1 orang

    perempuan ?

    2. Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh

    berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan sandi-lewat yang dapat

    dibuat ?

    3. Berapa banyak plat nomor kendaraan di Jakarta dengan memuat satu huruf di

    depan, kemudian diikuti 4 digit angka, dan diakhiri dengan 2 digit huruf ?

    4. Untuk nomor telepon dengan 7 digit, berapa banyak nomor telepon yang berbeda,

    jika tidak diperbolehkan angka 0 pada digit pertama ?

    5. Berapa jumlah pengambilan minimum dari himpunan agar dua

    bilangan yang dipilih berjumlah 10 ?

    6. Terdapat selusin kaus kaki warna coklat dan selusin kaus kaki warna hitam di dalam

    laci. Jika anda mengambil kaus kaki tanpa melihat, berapa kaus kaki yang harus anda

    ambil dari laci agar memastikan bahwa anda akan memperoleh sepasang kaus kaki

    sewarna ?

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 6

    Sekilas Fungsi Faktorial

    Hasil kali semua bilangan bulat positif dari 1 hingga n dinotasikan oleh n! (n faktorial)

    Maka,

    Didapat juga

    dan .

    Untuk besar, digunakan pendekatan Stirling:

    Dalam perhitungan banyaknya cara pengaturan objek-objek, sering kali kita perlu

    memperhatikan dua hal yaitu pengaturan dengan urutan dan pengaturan tanpa

    memperhatikan urutan. Dua hal ini dikenal dengan Permutasi dan Kombinasi.

    Perhatikan contoh soal berikut.

    Contoh 7.

    Misalkan terdapat 4 objek huruf A, B, C, dan D.

    a. Berapa banyak cara kita mengambil 3 huruf dari antara 4 huruf tersebut ?

    b. Berapa banyak cara kita menyusun 3 huruf (berbeda) dari antara 4 huruf tersebut ?

    Jawab:

    a. Mengambil 3 huruf dari 4 huruf A, B, C, dan D dapat dilakukan sebagai berikut :

    ABC, ABD, ACD, dan BCD, jadi terdapat 4 cara.

    Langkah ini hanya meminta pengambilan dengan memperhatikan perbedaan huruf-

    huruf saja, tidak memperhatikan urutan penempatan huruf-huruf tersebut. Pada

    penulisan ABC misalnya, itu dianggap sama dengan ACB, BAC, BCA, CAB, maupun

    CBA karena semua terdiri dari huruf yang sama yaitu A, B, dan C.

    b. Menyusun 3 huruf (berbeda) dari 4 huruf A, B, C, dan D dengan cara enumerasi

    diperoleh hasil berikut:

    ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, B, C)

    ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, B, D)

    ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, C, D)

    BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB (Ini penyusunan dari 3 huruf B, C, D)

    Pada langkah ini, urutan huruf menjadi perhatian. Jadi semua terdapat 24 cara

    penyusunan.

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 7

    Contoh 7 di atas memperlihatkan perbedaan cara pengaturan objek-objek yang

    memperhatikan pengurutan dan tanpa pengurutan. Pada Contoh 7a diperlihatkan

    contoh pengaturan objek huruf dengan aplikasi kombinasi, sedangkan pada Contoh 7b

    diperlihatkan contoh pengaturan objek huruf dengan aplikasi permutasi. Selanjutnya,

    Permutasi dan Kombinasi akan dibahas berikut.

    D. PERMUTASI

    Permutasi dari suatu himpunan objek adalah pengaturan yang memperhatikan urutan

    dari objek-objek tersebut. Beberapa definisi tentang permutasi dinyatakan sebagai

    berikut.

    Definisi 1.1. Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan objek-objek.

    Definisi 1.2. Permutasi dari objek (berbeda), dinotasikan dengan , adalah

    jumlah kemungkinan urutan objek yang dipilih dari objek dengan .

    Jika mengulas pada Contoh 7b, kasus menyusun 3 huruf dari 4 huruf yang tersedia,

    maka perhitungan permutasinya dilakukan sebagai berikut:

    Langkah 1, penempatan huruf pertama dapat memilih dari 4 huruf,

    Langkah 2, penempatan huruf kedua dapat memilih dari 3 huruf (karena 1 huruf

    sudah digunakan),

    Langkah 3, penempatan huruf ketiga dapat memilih dari 2 huruf tersisa.

    Jadi permutasinya: cara.

    Penyelesaian tersebut menunjukkan permutasi merupakan aplikasi dari prinsip

    perkalian.

    Teorema 1.1 Banyaknya tanpa pengulangan objek adalah

    Bukti.

    Langkah ke-1 didapat cara.

    Langkah ke-2 didapat cara.

    Langkah ke-3 didapat cara.

    :

    Langkah ke- didapat atau cara.

    Dengan aturan perkalian diperoleh:

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 8

    Contoh 8.

    Merujuk pada soal Contoh 7,

    a. Berapa banyak cara kita menyusun 4 huruf (berbeda) dari 4 huruf tersebut ?

    b. Berapa banyak cara kita menyusun 3 huruf dari 4 huruf tersebut jika diperbolehkan

    ada huruf yang sama atau penggunaan huruf berulang ?

    Jawab:

    a. Penyusunan 4 huruf (berbeda) tersebut dengan cara enumerasi diperoleh hasil

    berikut:

    ABCD, ABDC, ACBD,ACDB, ADBC, ADCB, BACD, BADC, BCAD, BCDA, BDAC, BDCA,

    CABD, CADB, CBAD, CBDA, CDAB, CDBA, DABC, DACB, DBAC, DBCA, DCAB, DCBA.

    Jumlah 24 cara.

    Jika menggunakan Teorema 1.1 maka permutasi dengan nilai dan maka

    cara.

    b. Penyusunan 3 huruf (boleh terdapat huruf yang sama) dari 4 huruf, dengan prinsip

    perkalian maka akan diperoleh:

    Langkah 1, menempatkan huruf pertama dapat memilih 4 huruf,

    Langkah 2, menempatkan huruf kedua dapat memilih 4 huruf,

    Langkah 3, menempatkan huruf ketiga dapat memilih 4 huruf,

    Jadi permutasinya: cara.

    Contoh penyusunan antara lain : AAA, AAB, ABA, BAA, dan seterusnya.

    Pada Contoh 8 memperlihatkan bentuk lain dari permutasi. Pada kasus 8a, kita masih

    dapat menggunakan Teorema 1.1 dengan kasus khusus yaitu yang

    kemudian dinyatakan menjadi sebuah akibat berikut.

    Akibat 1.1 Banyaknya tanpa pengulangan objek adalah

    Untuk kasus 8b, jika dibahas secara umum yaitu penyusunan objek dari objek,

    serta diperbolehkan adanya pengulangan objek yang dipilih, maka diperoleh teorema

    berikut.

    Teorema 1.2 Banyaknya dengan pengulangan objek adalah

    Bukti.

    Langkah ke-1 didapat cara.

    Langkah ke-2 didapat cara.

    Langkah ke-3 didapat cara.

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 9

    :

    Langkah ke- didapat cara.

    Dengan aturan perkalian diperoleh:

    .

    Permutasi dapat juga diaplikasikan pada bentuk melingkar. Contoh 9.

    Berapa banyak cara mengatur 6 orang untuk duduk pada kursi

    yang mengelilingi meja berbentuk lingkaran ?

    Jawab :

    Satu orang dapat duduk pada kursi mana saja. Lima orang lainnya dapat duduk dalam

    cara.

    Jika menggunakan Akibat 1.1, maka perhitungan permutasi seharusnya .

    Namun demikian jika diperhatikan lebih seksama, jika orang pertama duduk di kursi

    nomor 1, 2, 3, , atau 6, keterkaitan posisi duduk lima orang lainnya akan menghasilkan

    tetap sama. Dengan demikian, permutasi melingkar dinyatakan dengan akibat berikut.

    Akibat 1.2 Permutasi n objek yang mengelilingi bentuk melingkar (atau kurva tertutup

    sederhana) adalah

    Bukti.

    Langkah ke-1 didapat cara (penempatan objek dimana saja pada lingkaran).

    Langkah ke-2 didapat cara.

    Langkah ke-3 didapat cara.

    :

    Langkah ke- didapat cara.

    Dengan aturan perkalian diperoleh:

    E. KOMBINASI

    Kombinasi adalah bentuk khusus dari permutasi. Jika pada permutasi urutan hasil

    pemilihan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan diabaikan.

    Definisi 2.1. Kombinasi dari objek (berbeda), dinotasikan dengan , adalah

    jumlah pemilihan yang tidak terurut objek yang diambil dari objek dengan .

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 10

    Pada Contoh 7a, misalnya pengambilan diperoleh ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, atau CBA

    itu akan dianggap sama dan dihitung hanya satu kali. Sedangkan pada permutasi,

    urutan tersebut diperhatikan dengan jumlah pengurutan cara. Sehingga

    perhitungan kombinasi pada kasus ini adalah

    cara.

    Secara umum teorema kombinasi dinyatakan sebagai berikut.

    Teorema 2.1 Banyaknya adalah

    Contoh 10.

    Berapa banyak cara menyusun menu nasi goreng tiga kali seminggu untuk sarapan ?

    Jawab:

    Untuk menyusun agar nasi goreng ada dalam menu sarapan sebanyak tiga kali dalam

    seminggu pada masalah ini tidak mempersoalkan urutan harinya. Sehingga pengaturan

    dapat diperoleh dengan menghitung kombinasi 3 hari dari 7 hari dalam seminggu, yaitu

    sebanyak

    cara.

    Seperti juga pada permasalahan dalam permutasi, ada kalanya objek-objek yang sama

    atau adanya objek yang berulang merupakan permasalahan dalam kombinasi. Misalkan

    permasalahan memasukkan bola dengan semua berwarna sama ke dalam kotak.

    (i) Jika masing-masing kotak hanya boleh diisi paling banyak satu bola, maka jumlah

    cara memasukkan bola ke dalam kotak adalah

    (ii) Jika masing-masing kotak boleh lebih dari satu bola atau tidak ada pembatasan

    jumlah bola, maka jumlah cara memasukkan bola ke dalam kotak adalah

    adalah jumlah kombinasi yang membolehkan adanya pengulangan

    elemen, yaitu dari objek kita akan mengambil buah objek, dengan pengulangan

    diperbolehkan.

    Teorema 2.2 Banyaknya kombinasi dengan pengulangan objek adalah

    .

    Contoh 11.

    Misalkan sebuah persamaan , .

    Berapa jumlah kemungkinan solusinya ?

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 11

    Jawab:

    Analogikan jumlah persamaan adalah 12 buah bola akan dimasukkan kedalam 4 kotak

    yaitu empat variabel . Dalam hal ini maka Bagilah keduabelas bola

    tersebut ke dalam tiap kotak. Sebuah kotak mungkin dapat diisi 1 bola, 2 bola, ., atau

    12 bola, namun demikian dapat jug sebuah atau beberapa kotak tidak diisi bola sama

    sekali, yang penting jumlah seluruh bola pada seluruh kotak ada 12. Misalnya,

    Kotak 1 diisi 3 bola (

    Kotak 2 diisi 5 bola (

    Kotak 3 diisi 2 bola (

    Kotak 4 diisi 2 bola (

    .

    Banyak sekali jumlah susunan yang mungkin, namun seluruhnya dapat diperoleh

    kemungkinan solusi.

    Contoh 12.

    Toko roti Enak menjual 8 jenis roti. Berapa jumlah cara mengambil 1 lusin roti ?

    Jawab:

    Diketahui terdapat 8 jenis roti maka dan pengambilan 1 lusin = 12 roti maka

    . Sehingga jumlah cara pembagian 12 roti dari 8 jenis roti diperoleh dengan

    menggunakan Teorema 2.2, yaitu

    = 50.338 cara.

    F. PERMUTASI DAN KOMBINASI BENTUK UMUM

    Jika kita mempunyai buah bola dengan warna ada yang berbeda dan ada juga yang

    sama. Misalkan

    bola warna 1 jumlahnya bola,

    bola warna 2 jumlahnya bola,

    :

    bola warna ke- terdapat bola,

    maka bola.

    Bila terdapat kotak dan kita diminta meletakkan masing-masing 1 bola didalamnya,

    berapa banyak cara pengaturan bola tersebut ?

    Dengan menggunakan permutasi dasar, akan diperoleh Namun demikian

    karena warna bola tidak berbeda semuanya (ada yang berwarna sama), maka perlu

    memperhatikan bahwa untuk

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 12

    bola warna 1 terdapat cara,

    bola warna 2 terdapat cara,

    :

    bola warna ke- terdapat cara,

    maka permutasinya

    Masih pada kasus yang sama, dapat juga diselesaikan dengan konsep kombinasi. Untuk

    menempatkan bola warna 1 ke dalam kotak berarti kita dapat memilih dari bola,

    maka kita peroleh cara. Setelah bola warna 1 ditempatkan pada kotak,

    sekarang menempatkan bola pada kotak untuk bola warna 2, maka kini kita

    peroleh cara. Masih dengan cara yang sama, kini kita tempatkan bola

    warna 3 sehingga diperoleh cara. Demikian seterusnya, sehingga

    akhirnya didapat cara untuk menempatkan bola warna .

    Jumlah cara pengaturan seluruh bola dalam kotak adalah:

    Penyelesaian cara permutasi dan kombinasi seperti kasus di atas disebut permutasi

    dan kombinasi bentuk umum.

    Teorema 3.1. Apabila merupakan himpunan ganda dengan objek yang didalamnya

    terdiri atas objek berbeda dan tiap objek memiliki jumlah (jumlah objek

    seluruhnya ), maka jumlah cara menyusun seluruh objek tersebut

    adalah:

    Contoh 13.

    Berapa banyak string yang dapat dibentuk dari huruf-huruf pada kata MISSISSIPPI ?

    Jawab:

    Untuk huruf M, banyaknya , Untuk huruf I, banyaknya , Untuk huruf S, banyaknya , Untuk huruf P, banyaknya ,

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 13

    Jumlah

    Penyelesaian perhitungan banyaknya string yang dapat dibentuk dapat dalam 2 cara:

    1. Dengan permutasi umum:

    string.

    2. Dengan kombinasi:

    string.

    Pada tabel berikut, dimuat ringkasan formula permutasi dan kombinasi :

    Tabel 2.1 Pengaturan objek dari suatu himpunan beranggota objek.

    Dengan urutan Tanpa urutan

    Tanpa pengulangan

    Dengan pengulangan

    Bentuk umum

    LATIHAN 2.

    1. a. b.

    c. d.

    2. Ada berapa banyak pengurutan A, B, C, D, E, F, G, H, jika pengurutan terdiri dari :

    a. 7 huruf ? b. 5 huruf dengan pengulangan ?

    3. Dari kata PERMUTASI, berapa banyak string yang dapat dibentuk jika harus memuat

    a. string ASI ? b. string ASI dan ER ?

    4. Suatu laci berisi 8 kaos kaki biru dan 6 kaos kaki merah. Tentukan jumlah cara dua

    kaos kaki dapat diambil dari laci tersebut jika:

    a. warnanya boleh sebarang !

    b. warnanya harus sama sepasang !

    5. Di dalam sebuah keranjang terdapat 5 buah apel dan 6 buah jeruk. Buah-buahan

    tersebut akan diambil 6 buah. Berapa cara pemilihan buah tersebut jika komposisi

    ditentukan sebaga berikut:

    a. Terdiri dari 2 apel dan 4 jeruk ?

    b. Minimal ada 4 apel ?

    6. Berapa cara menyusun huruf-huruf dari kata MATEMATIKA ?

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 14

    KOEFISIEN BINOMIAL

    Menyatakan kombinasi dari objek, selain dinotasikan dengan terdapat notasi

    lain juga yang umum digunakan untuk menyatakannya, yaitu .

    Akibat 2.1 Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif dengan

    Bukti.

    Namun demikian, bilangan ini lebih sering disebut koefisien binomial, karena

    bilangan tersebut merupakan koefisien-koefisien dari ekspansi ekspresi binomial yaitu

    . Koefisien-koefisien binomial ini merupakan koefisien-koefisien yang menjadi

    bagian penting pada beberapa teorema antara lain Pascal, Vandermonde, dan

    (Teorema) Binomial. Berikut pembahasannya.

    Teorema 4.1 (Teorema Pascal)

    Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif dengan

    Bukti.

    Misalkan adalah sebuah himpunan yang memuat elemen dengan sebagai salah

    satu elemennya, serta terdapat himpunan . Perlu diingat bahwa terdapat

    himpunan bagian dari yang memuat elemen. Sehingga pada suatu himpunan

    bagian dari dengan elemen, kemungkinan elemen-elemennya adalah elemen

    dari serta memuat atau memuat elemen dari tapi tidak memuat . Jadi jika

    terdapat

    himpunan bagian dengan elemen dari , terdapat

    himpunan

    bagian dengan elemen dari termasuk sebagai elemennya. Maka terdapat

    himpunan bagian dengan elemen dari tanpa , jika terdapat himpunan bagian

    dengan elemen dari Akibatnya

    Teorema Pascal merupakan dasar untuk koefisien-koefisien binomial dari suatu

    pengaturan geometri dalam segitiga pascal seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada

    baris ke- dalam segitiga memuat koefisien-koefisien binomial

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 15

    Segitiga ini dikenal sebagai Segitiga Pascal. Teorema Pascal menunjukkan bahwa ketika

    dua koefisien binomial yang bertetangga dalam segitiga dijumlahkan, koefisien binomial

    pada baris berikutnya antara dua koefisien binomial tersebut adalah hasil

    penjumlahannnya.

    Gambar 3.1 Segitiga Pascal

    Teorema 4.2 Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif, maka

    Bukti.

    Suatu himpunan dengan elemen mempunyai jumlah total himpunan bagian yang

    berbeda. Masing-masing himpunan bagian ada yang mempunyai nol elemen, satu

    elemen, dua elemen, , atau elemen. Maka terdapat himpunan bagian dengan nol

    elemen, himpunan bagian dengan satu elemen,

    himpunan bagian dengan dua

    elemen, , dan himpunan bagian dengan elemen. Sehingga jumlah seluruh

    himpunan bagian dari himpunan dengan elemen adalah

    .

    Teorema 4.3 (Teorema Vandermonde)

    Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif, dengan maka

    Bukti.

    Misalkan terdapat dua himpunan yang masing-masing memiliki dan elemen. Jumlah

    cara untuk mengambil elemen dari gabungan dua himpunan tersebut adalah

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 16

    Cara lain untuk mengambil elemen dari gabungan adalah mengambil elemen dari

    himpunan pertama dan mengambil elemen dari himpunan kedua, dimana

    , maka diperoleh

    menggunakan aturan perkalian. Sehingga jumlah

    cara mengambil elemen dari gabungan dua himpunan adalah

    Teorema Binomial menunjukkan koefisien-koefisien sebagai ekspansi dari kekuatan

    ekspresi binomial. Ekspresi binomial sederhananya adalah penjumlahan dua suku yaitu

    (Suku bisa merupakan hasil kali dari konstanta dan variabel, namun pada

    pembahasan ini tidak memperhatikan hal itu). Contoh berikut memberi ilustrasi

    bagaimana teorema tersebut akan digunakan.

    Contoh 14.

    Tentukan ekspansi dari !

    Jawab:

    Ekspansi dapat diperoleh dengan melakukan perkalian suku sebanyak tiga kali.

    .

    Teorema Binomial memberikan cara untuk menjabarkan bentuk perpangkatan

    dengan adalah bilangan bulat non-negatif, sebagai berikut.

    1. Suku pertama adalah , sedangkan suku terakhir adalah .

    2. Pada setiap suku berikutnya, pangkat berkurang satu sedangkan pangkat

    bertambah satu. Untuk setiap suku, jumlah pangkat dan adalah .

    3. Koefisien untuk , yaitu suku ke-( ), adalah

    Dari aturan tersebut maka diperoleh:

    Teorema 4.4 (Teorema Binomial)

    Misalkan adalah variabel, dan adalah bilangan bulat non-negatif, maka

  • M a t e m a t i k a D i s k r i t

    K o m b i n a t o r i a l 17

    Aplikasi Teorema Binomial ini, dapat digunakan sebagai alternatif bagi penggunaan

    segitiga Pascal, contohnya yaitu:

    Contoh 15.

    Tentukan suku ke-4 dari penjabaran perpangkatan !

    Jawab:

    Suku ke-4 maka : , karena maka

    .

    Contoh 16.

    Jabarkan .

    Jawab:

    Penjabaran:

    Untuk

    LATIHAN 3.

    1. Pada konsep Segitiga Pascal, tentukan barisan bilangan pada:

    a. Baris ke-8

    b. Baris ke-9

    2. Gunakan Teorema Binomial untuk ekspansi :

    a.

    b.

    3. Tentukan koefisien :

    a. pada ekspansi

    b. pada ekspansi

    4. Tentukan koefisien :

    a. pada ekspansi

    b. pada ekspansi