1 kombinatorial(3)
DESCRIPTION
matdis 1TRANSCRIPT
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 1
KOMBINATORIAL
Kombinatorial merupakan cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-
objek. Dengan analisis kombinatorial, memungkinkan kita dapat menentukan
pengaturan objek-objek tanpa dihitung satu per satu (enumerasi).
A. TEKNIK PERHITUNGAN
Dalam kombinatorial dikembangkan teknik-teknik menghitung jumlah kemungkinan
munculnya suatu kejadian tertentu atau jumlah elemen dalam suatu himpunan.
Contoh 1.
Pada semester ini, mahasiswa semester IV jurusan PMT, memperoleh tawaran 4 mata
kuliah bidang ilmu matematika yang berbeda, 3 mata kuliah bidang ilmu kependidikan
yang berbeda, dan 2 mata kuliah bidang ilmu agama yang berbeda. Berapa banyak cara
seorang mahasiswa semester IV tersebut jika:
a) harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan ?
b) hanya perlu memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan ?
Jawab:
a) Jumlah cara mahasiswa harus memilih satu mata kuliah dari setiap bidang ilmu
yang ditawarkan adalah:
b) Jumlah cara mahasiswa hanya memilih satu mata kuliah dari seluruh mata kuliah
yang ditawarkan adalah:
Seperti pada ilustrasi Contoh 1, pada permasalahan perhitungan sesungguhnya
terdapat dua prinsip dasar perhitungan, yaitu:
1. Prinsip Perkalian.
2. Prinsip Penjumlahan.
Dua prinsip ini akan menjadi pondasi dari hampir seluruh teknik perhitungan dalam
penyelesaian masalah perhitungan.
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 2
1. PRINSIP PERKALIAN
Pada langkah pertama terdapat cara dan pada langkah kedua terdapat cara, maka
jika harus memilih satu pilihan dari langkah pertama dan langkah kedua, maka jumlah
seluruh kemungkin akan terdapat cara.
Jika prinsip perkalian ini diperluas dengan sejumlah langkah, yaitu
langkah 1, terdapat cara,
langkah 2, terdapat cara,
langkah 3, terdapat cara,
:
langkah , terdapat cara,
Maka banyaknya aktivitas berbeda yang dilakukan secara bersamaan yang mungkin
adalah cara.
Dalam masalah pada Contoh 1, perhitungan banyaknya cara mahasiswa memilih satu
mata kuliah dari setiap bidang ilmu yang ditawarkan, dilakukan sebagai berikut:
langkah pertama adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu matematika
yang terdapat pilihan, kemudian
langkah kedua adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu kependidikan yang
terdapat pilihan, dan
langkah ketiga adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu agama yang
terdapat pilihan,
Jadi dengan prinsip perkalian diperoleh cara.
Interpretasi teori himpunan dalam prinsip perkalian ini, misalkan sebagai
produk Kartesian dari himpunan-himpunan dan , serta notasi jumlah elemen
pada himpunan , maka
Contoh 2.
Suatu sistem komputer menetapkan password bagi pengguna terdiri dari 4 digit
bilangan. Ada berapa banyak password yang mungkin ?
Jawab:
Untuk menempatkan 4 digit sebagai password maka dapat dilakukan:
langkah 1, mempunyai 10 cara (memilih satu bilangan dari 0, 1, 2, , 9),
langkah 2, mempunyai 10 cara,
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 3
langkah 3, mempunyai 10 cara,
langkah 4, mempunyai 10 cara,
Jadi akan diperoleh password.
2. PRINSIP PENJUMLAHAN
Pada langkah pertama terdapat cara dan pada langkah kedua terdapat cara, maka
jika harus memilih satu pilihan dari langkah pertama atau langkah kedua, maka jumlah
seluruh kemungkin akan terdapat cara.
Jika prinsip penjumlahan ini diperluas dengan sejumlah langkah, yaitu
langkah 1, terdapat cara,
langkah 2, terdapat cara,
langkah 3, terdapat cara,
:
langkah , terdapat cara,
Maka banyaknya aktivitas berbeda namun tidak dapat dilakukan secara bersamaan
adalah cara.
Dalam masalah pada Contoh 1, perhitungan banyaknya cara mahasiswa memilih satu
mata kuliah dari seluruh mata kuliah yang ditawarkan, dilakukan sebagai berikut:
langkah pertama adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu matematika
yang terdapat pilihan, atau
langkah kedua adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu kependidikan yang
terdapat pilihan, atau
langkah ketiga adalah memilih satu mata kuliah dari bidang ilmu agama yang
terdapat pilihan,
Jadi dengan prinsip penjumlahan diperoleh cara.
Interpretasi teori himpunan dalam prinsip penjumlahan ini, misalkan adalah
himpunan-himpunan saling lepas, maka
Contoh 3.
Di jurusan PMT pada suatu perguruan tinggi akan dilakukan pemilihan ketua himpunan
mahasiswa. Data seluruh mahasiswanya diperoleh sebagai berikut. Pada semester 2
terdapat 99 mahasiswa, semester 4 terdapat 103 mahasiswa, semester 6 terdapat 112
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 4
mahasiswa, dan pada semester 8 terdapat 120 mahasiswa, Berapa banyak pilihan yang
mungkin untuk pemilihan ketua himpunan mahasiswa tersebut, jika peraturan
menetapkan bahwa hanya mahasiswa semester 4 dan 6 yang boleh dipilih ?
Jawab:
Untuk memilih satu ketua himpunan mahasiswa maka dapat dilakukan:
langkah 1, jika memilih mahasiswa dari semester 4, dimiliki 103 cara, atau
langkah 2, jika memilih mahasiswa dari semester 6, dimiliki 112 cara,
Jadi akan diperoleh mahasiswa yang dapat dipilih.
B. DIAGRAM POHON
Diagram pohon adalah alat bantu untuk menghitung semua kemungkinan yang
dihasilkan oleh suatu barisan kejadian dalam sejumlah terhingga cara.
Contoh 4.
A B C dimana A = {1,2}, B = {a,b}, dan C = {x,y}.
Maka diagram pohonnya diilustrasikan sebagai berikut.
C. PRINSIP SARANG MERPATI
Prinsip Sarang Merpati (Pigeon hole): Jika sarang merpati terisi oleh atau
lebih merpati, maka paling tidak satu sarang terisi oleh lebih dari satu ekor merpati.
Contoh 5.
Dari 13 orang mahasiswa, maka akan ada minimal dua dari mahasiswa tersebut lahir
pada bulan yang sama.
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 5
Prinsip Sarang Merpati secara Umum: Jika sarang merpati terisi oleh
merpati, dimana bilangan bulat positif, maka paling tidak satu sarang merpati terisi
oleh atau lebih merpati.
atau
Jika objek ditempatkan ke lokasi, maka terdapat paling sedikit satu lokasi yang
memuat sedikitnya objek.
Contoh 6.
Tentukan jumlah minimum mahasiswa di suatu kelas untuk memastikan bahwa 3 orang
diantaranya lahir pada bulan yang sama.
Jawab:
Di sini bulan sebagai sarang merpati. Memastikan minimal 3 orang lahir pada
bulan yang sama maka Jadi jumlah minimum mahasiswa di
dalam kelas itu adalah orang.
Latihan 1.
1. Suatu kelas terdiri dari 18 mahasiswa laki-laki dan 14 mahasiswa perempuan. Ada
berapa cara memilih :
a. 1 orang perwakilan kelas ?
b. 2 orang perwakilan kelas sebagai ketua kelas dan wakilnya ?
c. 2 orang perwakilan kelas dengan memperhatikan 1 orang laki-laki dan 1 orang
perempuan ?
2. Sebuah sandi-lewat (password) panjangnya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh
berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan sandi-lewat yang dapat
dibuat ?
3. Berapa banyak plat nomor kendaraan di Jakarta dengan memuat satu huruf di
depan, kemudian diikuti 4 digit angka, dan diakhiri dengan 2 digit huruf ?
4. Untuk nomor telepon dengan 7 digit, berapa banyak nomor telepon yang berbeda,
jika tidak diperbolehkan angka 0 pada digit pertama ?
5. Berapa jumlah pengambilan minimum dari himpunan agar dua
bilangan yang dipilih berjumlah 10 ?
6. Terdapat selusin kaus kaki warna coklat dan selusin kaus kaki warna hitam di dalam
laci. Jika anda mengambil kaus kaki tanpa melihat, berapa kaus kaki yang harus anda
ambil dari laci agar memastikan bahwa anda akan memperoleh sepasang kaus kaki
sewarna ?
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 6
Sekilas Fungsi Faktorial
Hasil kali semua bilangan bulat positif dari 1 hingga n dinotasikan oleh n! (n faktorial)
Maka,
Didapat juga
dan .
Untuk besar, digunakan pendekatan Stirling:
Dalam perhitungan banyaknya cara pengaturan objek-objek, sering kali kita perlu
memperhatikan dua hal yaitu pengaturan dengan urutan dan pengaturan tanpa
memperhatikan urutan. Dua hal ini dikenal dengan Permutasi dan Kombinasi.
Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh 7.
Misalkan terdapat 4 objek huruf A, B, C, dan D.
a. Berapa banyak cara kita mengambil 3 huruf dari antara 4 huruf tersebut ?
b. Berapa banyak cara kita menyusun 3 huruf (berbeda) dari antara 4 huruf tersebut ?
Jawab:
a. Mengambil 3 huruf dari 4 huruf A, B, C, dan D dapat dilakukan sebagai berikut :
ABC, ABD, ACD, dan BCD, jadi terdapat 4 cara.
Langkah ini hanya meminta pengambilan dengan memperhatikan perbedaan huruf-
huruf saja, tidak memperhatikan urutan penempatan huruf-huruf tersebut. Pada
penulisan ABC misalnya, itu dianggap sama dengan ACB, BAC, BCA, CAB, maupun
CBA karena semua terdiri dari huruf yang sama yaitu A, B, dan C.
b. Menyusun 3 huruf (berbeda) dari 4 huruf A, B, C, dan D dengan cara enumerasi
diperoleh hasil berikut:
ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, B, C)
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, B, D)
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA (Ini penyusunan dari 3 huruf A, C, D)
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB (Ini penyusunan dari 3 huruf B, C, D)
Pada langkah ini, urutan huruf menjadi perhatian. Jadi semua terdapat 24 cara
penyusunan.
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 7
Contoh 7 di atas memperlihatkan perbedaan cara pengaturan objek-objek yang
memperhatikan pengurutan dan tanpa pengurutan. Pada Contoh 7a diperlihatkan
contoh pengaturan objek huruf dengan aplikasi kombinasi, sedangkan pada Contoh 7b
diperlihatkan contoh pengaturan objek huruf dengan aplikasi permutasi. Selanjutnya,
Permutasi dan Kombinasi akan dibahas berikut.
D. PERMUTASI
Permutasi dari suatu himpunan objek adalah pengaturan yang memperhatikan urutan
dari objek-objek tersebut. Beberapa definisi tentang permutasi dinyatakan sebagai
berikut.
Definisi 1.1. Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan objek-objek.
Definisi 1.2. Permutasi dari objek (berbeda), dinotasikan dengan , adalah
jumlah kemungkinan urutan objek yang dipilih dari objek dengan .
Jika mengulas pada Contoh 7b, kasus menyusun 3 huruf dari 4 huruf yang tersedia,
maka perhitungan permutasinya dilakukan sebagai berikut:
Langkah 1, penempatan huruf pertama dapat memilih dari 4 huruf,
Langkah 2, penempatan huruf kedua dapat memilih dari 3 huruf (karena 1 huruf
sudah digunakan),
Langkah 3, penempatan huruf ketiga dapat memilih dari 2 huruf tersisa.
Jadi permutasinya: cara.
Penyelesaian tersebut menunjukkan permutasi merupakan aplikasi dari prinsip
perkalian.
Teorema 1.1 Banyaknya tanpa pengulangan objek adalah
Bukti.
Langkah ke-1 didapat cara.
Langkah ke-2 didapat cara.
Langkah ke-3 didapat cara.
:
Langkah ke- didapat atau cara.
Dengan aturan perkalian diperoleh:
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 8
Contoh 8.
Merujuk pada soal Contoh 7,
a. Berapa banyak cara kita menyusun 4 huruf (berbeda) dari 4 huruf tersebut ?
b. Berapa banyak cara kita menyusun 3 huruf dari 4 huruf tersebut jika diperbolehkan
ada huruf yang sama atau penggunaan huruf berulang ?
Jawab:
a. Penyusunan 4 huruf (berbeda) tersebut dengan cara enumerasi diperoleh hasil
berikut:
ABCD, ABDC, ACBD,ACDB, ADBC, ADCB, BACD, BADC, BCAD, BCDA, BDAC, BDCA,
CABD, CADB, CBAD, CBDA, CDAB, CDBA, DABC, DACB, DBAC, DBCA, DCAB, DCBA.
Jumlah 24 cara.
Jika menggunakan Teorema 1.1 maka permutasi dengan nilai dan maka
cara.
b. Penyusunan 3 huruf (boleh terdapat huruf yang sama) dari 4 huruf, dengan prinsip
perkalian maka akan diperoleh:
Langkah 1, menempatkan huruf pertama dapat memilih 4 huruf,
Langkah 2, menempatkan huruf kedua dapat memilih 4 huruf,
Langkah 3, menempatkan huruf ketiga dapat memilih 4 huruf,
Jadi permutasinya: cara.
Contoh penyusunan antara lain : AAA, AAB, ABA, BAA, dan seterusnya.
Pada Contoh 8 memperlihatkan bentuk lain dari permutasi. Pada kasus 8a, kita masih
dapat menggunakan Teorema 1.1 dengan kasus khusus yaitu yang
kemudian dinyatakan menjadi sebuah akibat berikut.
Akibat 1.1 Banyaknya tanpa pengulangan objek adalah
Untuk kasus 8b, jika dibahas secara umum yaitu penyusunan objek dari objek,
serta diperbolehkan adanya pengulangan objek yang dipilih, maka diperoleh teorema
berikut.
Teorema 1.2 Banyaknya dengan pengulangan objek adalah
Bukti.
Langkah ke-1 didapat cara.
Langkah ke-2 didapat cara.
Langkah ke-3 didapat cara.
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 9
:
Langkah ke- didapat cara.
Dengan aturan perkalian diperoleh:
.
Permutasi dapat juga diaplikasikan pada bentuk melingkar. Contoh 9.
Berapa banyak cara mengatur 6 orang untuk duduk pada kursi
yang mengelilingi meja berbentuk lingkaran ?
Jawab :
Satu orang dapat duduk pada kursi mana saja. Lima orang lainnya dapat duduk dalam
cara.
Jika menggunakan Akibat 1.1, maka perhitungan permutasi seharusnya .
Namun demikian jika diperhatikan lebih seksama, jika orang pertama duduk di kursi
nomor 1, 2, 3, , atau 6, keterkaitan posisi duduk lima orang lainnya akan menghasilkan
tetap sama. Dengan demikian, permutasi melingkar dinyatakan dengan akibat berikut.
Akibat 1.2 Permutasi n objek yang mengelilingi bentuk melingkar (atau kurva tertutup
sederhana) adalah
Bukti.
Langkah ke-1 didapat cara (penempatan objek dimana saja pada lingkaran).
Langkah ke-2 didapat cara.
Langkah ke-3 didapat cara.
:
Langkah ke- didapat cara.
Dengan aturan perkalian diperoleh:
E. KOMBINASI
Kombinasi adalah bentuk khusus dari permutasi. Jika pada permutasi urutan hasil
pemilihan diperhitungkan, maka pada kombinasi, urutan diabaikan.
Definisi 2.1. Kombinasi dari objek (berbeda), dinotasikan dengan , adalah
jumlah pemilihan yang tidak terurut objek yang diambil dari objek dengan .
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 10
Pada Contoh 7a, misalnya pengambilan diperoleh ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, atau CBA
itu akan dianggap sama dan dihitung hanya satu kali. Sedangkan pada permutasi,
urutan tersebut diperhatikan dengan jumlah pengurutan cara. Sehingga
perhitungan kombinasi pada kasus ini adalah
cara.
Secara umum teorema kombinasi dinyatakan sebagai berikut.
Teorema 2.1 Banyaknya adalah
Contoh 10.
Berapa banyak cara menyusun menu nasi goreng tiga kali seminggu untuk sarapan ?
Jawab:
Untuk menyusun agar nasi goreng ada dalam menu sarapan sebanyak tiga kali dalam
seminggu pada masalah ini tidak mempersoalkan urutan harinya. Sehingga pengaturan
dapat diperoleh dengan menghitung kombinasi 3 hari dari 7 hari dalam seminggu, yaitu
sebanyak
cara.
Seperti juga pada permasalahan dalam permutasi, ada kalanya objek-objek yang sama
atau adanya objek yang berulang merupakan permasalahan dalam kombinasi. Misalkan
permasalahan memasukkan bola dengan semua berwarna sama ke dalam kotak.
(i) Jika masing-masing kotak hanya boleh diisi paling banyak satu bola, maka jumlah
cara memasukkan bola ke dalam kotak adalah
(ii) Jika masing-masing kotak boleh lebih dari satu bola atau tidak ada pembatasan
jumlah bola, maka jumlah cara memasukkan bola ke dalam kotak adalah
adalah jumlah kombinasi yang membolehkan adanya pengulangan
elemen, yaitu dari objek kita akan mengambil buah objek, dengan pengulangan
diperbolehkan.
Teorema 2.2 Banyaknya kombinasi dengan pengulangan objek adalah
.
Contoh 11.
Misalkan sebuah persamaan , .
Berapa jumlah kemungkinan solusinya ?
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 11
Jawab:
Analogikan jumlah persamaan adalah 12 buah bola akan dimasukkan kedalam 4 kotak
yaitu empat variabel . Dalam hal ini maka Bagilah keduabelas bola
tersebut ke dalam tiap kotak. Sebuah kotak mungkin dapat diisi 1 bola, 2 bola, ., atau
12 bola, namun demikian dapat jug sebuah atau beberapa kotak tidak diisi bola sama
sekali, yang penting jumlah seluruh bola pada seluruh kotak ada 12. Misalnya,
Kotak 1 diisi 3 bola (
Kotak 2 diisi 5 bola (
Kotak 3 diisi 2 bola (
Kotak 4 diisi 2 bola (
.
Banyak sekali jumlah susunan yang mungkin, namun seluruhnya dapat diperoleh
kemungkinan solusi.
Contoh 12.
Toko roti Enak menjual 8 jenis roti. Berapa jumlah cara mengambil 1 lusin roti ?
Jawab:
Diketahui terdapat 8 jenis roti maka dan pengambilan 1 lusin = 12 roti maka
. Sehingga jumlah cara pembagian 12 roti dari 8 jenis roti diperoleh dengan
menggunakan Teorema 2.2, yaitu
= 50.338 cara.
F. PERMUTASI DAN KOMBINASI BENTUK UMUM
Jika kita mempunyai buah bola dengan warna ada yang berbeda dan ada juga yang
sama. Misalkan
bola warna 1 jumlahnya bola,
bola warna 2 jumlahnya bola,
:
bola warna ke- terdapat bola,
maka bola.
Bila terdapat kotak dan kita diminta meletakkan masing-masing 1 bola didalamnya,
berapa banyak cara pengaturan bola tersebut ?
Dengan menggunakan permutasi dasar, akan diperoleh Namun demikian
karena warna bola tidak berbeda semuanya (ada yang berwarna sama), maka perlu
memperhatikan bahwa untuk
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 12
bola warna 1 terdapat cara,
bola warna 2 terdapat cara,
:
bola warna ke- terdapat cara,
maka permutasinya
Masih pada kasus yang sama, dapat juga diselesaikan dengan konsep kombinasi. Untuk
menempatkan bola warna 1 ke dalam kotak berarti kita dapat memilih dari bola,
maka kita peroleh cara. Setelah bola warna 1 ditempatkan pada kotak,
sekarang menempatkan bola pada kotak untuk bola warna 2, maka kini kita
peroleh cara. Masih dengan cara yang sama, kini kita tempatkan bola
warna 3 sehingga diperoleh cara. Demikian seterusnya, sehingga
akhirnya didapat cara untuk menempatkan bola warna .
Jumlah cara pengaturan seluruh bola dalam kotak adalah:
Penyelesaian cara permutasi dan kombinasi seperti kasus di atas disebut permutasi
dan kombinasi bentuk umum.
Teorema 3.1. Apabila merupakan himpunan ganda dengan objek yang didalamnya
terdiri atas objek berbeda dan tiap objek memiliki jumlah (jumlah objek
seluruhnya ), maka jumlah cara menyusun seluruh objek tersebut
adalah:
Contoh 13.
Berapa banyak string yang dapat dibentuk dari huruf-huruf pada kata MISSISSIPPI ?
Jawab:
Untuk huruf M, banyaknya , Untuk huruf I, banyaknya , Untuk huruf S, banyaknya , Untuk huruf P, banyaknya ,
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 13
Jumlah
Penyelesaian perhitungan banyaknya string yang dapat dibentuk dapat dalam 2 cara:
1. Dengan permutasi umum:
string.
2. Dengan kombinasi:
string.
Pada tabel berikut, dimuat ringkasan formula permutasi dan kombinasi :
Tabel 2.1 Pengaturan objek dari suatu himpunan beranggota objek.
Dengan urutan Tanpa urutan
Tanpa pengulangan
Dengan pengulangan
Bentuk umum
LATIHAN 2.
1. a. b.
c. d.
2. Ada berapa banyak pengurutan A, B, C, D, E, F, G, H, jika pengurutan terdiri dari :
a. 7 huruf ? b. 5 huruf dengan pengulangan ?
3. Dari kata PERMUTASI, berapa banyak string yang dapat dibentuk jika harus memuat
a. string ASI ? b. string ASI dan ER ?
4. Suatu laci berisi 8 kaos kaki biru dan 6 kaos kaki merah. Tentukan jumlah cara dua
kaos kaki dapat diambil dari laci tersebut jika:
a. warnanya boleh sebarang !
b. warnanya harus sama sepasang !
5. Di dalam sebuah keranjang terdapat 5 buah apel dan 6 buah jeruk. Buah-buahan
tersebut akan diambil 6 buah. Berapa cara pemilihan buah tersebut jika komposisi
ditentukan sebaga berikut:
a. Terdiri dari 2 apel dan 4 jeruk ?
b. Minimal ada 4 apel ?
6. Berapa cara menyusun huruf-huruf dari kata MATEMATIKA ?
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 14
KOEFISIEN BINOMIAL
Menyatakan kombinasi dari objek, selain dinotasikan dengan terdapat notasi
lain juga yang umum digunakan untuk menyatakannya, yaitu .
Akibat 2.1 Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif dengan
Bukti.
Namun demikian, bilangan ini lebih sering disebut koefisien binomial, karena
bilangan tersebut merupakan koefisien-koefisien dari ekspansi ekspresi binomial yaitu
. Koefisien-koefisien binomial ini merupakan koefisien-koefisien yang menjadi
bagian penting pada beberapa teorema antara lain Pascal, Vandermonde, dan
(Teorema) Binomial. Berikut pembahasannya.
Teorema 4.1 (Teorema Pascal)
Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif dengan
Bukti.
Misalkan adalah sebuah himpunan yang memuat elemen dengan sebagai salah
satu elemennya, serta terdapat himpunan . Perlu diingat bahwa terdapat
himpunan bagian dari yang memuat elemen. Sehingga pada suatu himpunan
bagian dari dengan elemen, kemungkinan elemen-elemennya adalah elemen
dari serta memuat atau memuat elemen dari tapi tidak memuat . Jadi jika
terdapat
himpunan bagian dengan elemen dari , terdapat
himpunan
bagian dengan elemen dari termasuk sebagai elemennya. Maka terdapat
himpunan bagian dengan elemen dari tanpa , jika terdapat himpunan bagian
dengan elemen dari Akibatnya
Teorema Pascal merupakan dasar untuk koefisien-koefisien binomial dari suatu
pengaturan geometri dalam segitiga pascal seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada
baris ke- dalam segitiga memuat koefisien-koefisien binomial
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 15
Segitiga ini dikenal sebagai Segitiga Pascal. Teorema Pascal menunjukkan bahwa ketika
dua koefisien binomial yang bertetangga dalam segitiga dijumlahkan, koefisien binomial
pada baris berikutnya antara dua koefisien binomial tersebut adalah hasil
penjumlahannnya.
Gambar 3.1 Segitiga Pascal
Teorema 4.2 Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif, maka
Bukti.
Suatu himpunan dengan elemen mempunyai jumlah total himpunan bagian yang
berbeda. Masing-masing himpunan bagian ada yang mempunyai nol elemen, satu
elemen, dua elemen, , atau elemen. Maka terdapat himpunan bagian dengan nol
elemen, himpunan bagian dengan satu elemen,
himpunan bagian dengan dua
elemen, , dan himpunan bagian dengan elemen. Sehingga jumlah seluruh
himpunan bagian dari himpunan dengan elemen adalah
.
Teorema 4.3 (Teorema Vandermonde)
Misalkan adalah bilangan bulat non-negatif, dengan maka
Bukti.
Misalkan terdapat dua himpunan yang masing-masing memiliki dan elemen. Jumlah
cara untuk mengambil elemen dari gabungan dua himpunan tersebut adalah
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 16
Cara lain untuk mengambil elemen dari gabungan adalah mengambil elemen dari
himpunan pertama dan mengambil elemen dari himpunan kedua, dimana
, maka diperoleh
menggunakan aturan perkalian. Sehingga jumlah
cara mengambil elemen dari gabungan dua himpunan adalah
Teorema Binomial menunjukkan koefisien-koefisien sebagai ekspansi dari kekuatan
ekspresi binomial. Ekspresi binomial sederhananya adalah penjumlahan dua suku yaitu
(Suku bisa merupakan hasil kali dari konstanta dan variabel, namun pada
pembahasan ini tidak memperhatikan hal itu). Contoh berikut memberi ilustrasi
bagaimana teorema tersebut akan digunakan.
Contoh 14.
Tentukan ekspansi dari !
Jawab:
Ekspansi dapat diperoleh dengan melakukan perkalian suku sebanyak tiga kali.
.
Teorema Binomial memberikan cara untuk menjabarkan bentuk perpangkatan
dengan adalah bilangan bulat non-negatif, sebagai berikut.
1. Suku pertama adalah , sedangkan suku terakhir adalah .
2. Pada setiap suku berikutnya, pangkat berkurang satu sedangkan pangkat
bertambah satu. Untuk setiap suku, jumlah pangkat dan adalah .
3. Koefisien untuk , yaitu suku ke-( ), adalah
Dari aturan tersebut maka diperoleh:
Teorema 4.4 (Teorema Binomial)
Misalkan adalah variabel, dan adalah bilangan bulat non-negatif, maka
-
M a t e m a t i k a D i s k r i t
K o m b i n a t o r i a l 17
Aplikasi Teorema Binomial ini, dapat digunakan sebagai alternatif bagi penggunaan
segitiga Pascal, contohnya yaitu:
Contoh 15.
Tentukan suku ke-4 dari penjabaran perpangkatan !
Jawab:
Suku ke-4 maka : , karena maka
.
Contoh 16.
Jabarkan .
Jawab:
Penjabaran:
Untuk
LATIHAN 3.
1. Pada konsep Segitiga Pascal, tentukan barisan bilangan pada:
a. Baris ke-8
b. Baris ke-9
2. Gunakan Teorema Binomial untuk ekspansi :
a.
b.
3. Tentukan koefisien :
a. pada ekspansi
b. pada ekspansi
4. Tentukan koefisien :
a. pada ekspansi
b. pada ekspansi