09e01818

Upload: wahyu-din

Post on 08-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 09E01818

    1/66

    AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI DENGAN HIDROGEN

    MEMAKAI KATALIS NIKEL

    TESIS

    Oleh

    MAROLOP MANIHURUK077006024/KM

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    2/66

    AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI DENGAN HIDROGEN

    MEMAKAI KATALIS NIKEL

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

    dalam Program Studi Ilmu Kimia pada Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    MAROLOP MANIHURUK

    077006024/KM

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    3/66

    Judul Tesis : AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI DENGAN

    HIDROGEN MEMAKAI KATALIS NIKEL

    Nama Mahasiswa : Marolop ManihurukNomor Pokok : 077006024

    Program Studi : Kimia

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    ( Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M.Sc ) ( Drs. Nimpan Bangun, M.Sc )

    Ketua Anggota

    Ketua Program Studi, Direktur,

    (Prof. Basuki Wirjosentono,M.S., Ph.D ) ( Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., M.Sc )

    Tanggal lulus : 22 Juni 2009

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    4/66

    Telah diuji pada

    Tanggal 22 Juni 2009

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M.Sc

    Anggota : 1. Drs. Nimpan Bangun, M.Sc

    2. Prof. Basuki Wirjosentono,M.S., Ph.D

    3. Prof. Dr. Tonel Barus, M.Sc

    4. Drs. Adil Ginting, M.Sc

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    5/66

    PERNYATAAN

    AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI

    DENGAN

    HIDROGEN MEMAKAI KATALIS NIKEL

    TESIS

    Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

    kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

    Medan, Juni 2009

    MAROLOP MANIHURUK

    077006024

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    6/66

    ABSTRAK

    Reaksi aminasi asam azelat meliputi reaksi pembentukan amida,menggunakan amoniak bertekanan dengan katalis Nikel berlangsung pada 180

    oC

    selama 5 jam. Hasil amida ini dicampur dalam gelas pyrex bersama CaO dan Al 2O3

    dipanaskan pada suhu 300oC selama 10 menit dalam vakum. Hasil padatan

    diekstraksi dengan n heksan, dipindahkan ke dalam autoclave, kemudian dicampur

    dengan katalis Nikel, direduksi dengan H2 pada tekanan 200 psi pada suhu 120oC

    selama 15 jam. Hasil yang diperoleh berupa amina disertai sedikit senyawa nitril. Ujizat hasil dilakukan dengan spekstroskopi FT IR dan

    1H NMR, data menunjukkan

    perubahan asam azelat menjadi amida, amida menjadi nitril, kemudian menjadiNonana-1,9-diamina

    Kata Kunci: Asam Azelat, Reduksi, Nonana-1,9-diamina

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    7/66

    ABSTRACT

    Amination reaction of azelaic acid included with reaction of an amide

    formation, in used ammonia pressure with Nickel catalysts and occurred on

    temperature 180oC for 5 hours. The product of amide compound mixed in a pyrex

    glass with CaO and Al2O3and heated at temperature 300oC for 10 minutes under

    vacumm condition. A solid product extracted with n heksan, removed to the

    autoclave, then mixed with Nickel catalyst, reducted by H2at 200 psi of pressure and

    temperature 120oC for 15 hours. The product was an amine compound with a few

    nitrile compound. The test method of material have been taken with FT IR and1H

    NMR spectroscopy, the data showed that transformed of azelaic acid to amide

    compound, amide compound to nitrile compound, then became a Nonana-1,9-diamine.

    Key words : Azelaic acid, Reduction, Nonane-1,9-diamine

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    8/66

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih setia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Tesis ini.

    Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Pemerintah Provinsi

    Sumatera Utara c.q. BAPPEDA dan Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Bupati

    Dairi yang memberikan bantuan moril dan surat izin belajar sehingga meringankan

    beban selama perkuliahan dan dalam penyelesaian Tesis ini.

    Dengan selesainya Tesis ini perkenankanlah saya ucapkan kepada Rektor Universitas

    Sumatera Utara Prof. Chairuddin P. Lubis, DMT&H, SpA(K), atas kesempatan dan

    fasilitas yang diberikan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan program

    Magister, Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Charun Nisa B., M.Sc dan

    Ketua Program Studi Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D atas kesempatan yang

    diberikan kepada kami untuk menjadi mahasiswa program Magister pada Sekolah

    Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi- tingginya saya

    ucapkan kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, MSc. Selaku pembimbing utama, dan

    Bapak Drs. Nimpan Bangun, MSc. Selaku anggota komisi pembimbing yang

    setiap saat dengan penuh perhatian selalu memberikan bimbingan dan saran

    sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    9/66

    2. Bapak Prof. Dr. Tonel Barus, M.Sc, Bapak Drs. Adil Ginting, MS, Bapak

    Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D selaku penguji yang banyak

    memberikan masukan dan saran untuk menyelesaikan Tesis ini.

    3. Kepala Laboratorium Kimia Anorganik serta asisten laboratorium (Ariston

    Hutauruk, Julianto Lumban Tobing dan Mangisi Tobing) yang telah banyak

    membantu memberikan kemudahan selama penulis melakukan penelitian

    hingga selesainya penelitian ini.

    4. Drs. DT Padang, MM, Kepala Dinas pendidikan dan KABID DIKMEN

    Kab. Dairi beserta staf yang memberikan rekomendasi kepada saya sehingga

    saya dapat mengikuti test dan diterima di Magister kimia USU.

    5. Teman- teman sejawat guru SMA N 2 beserta staf yang selalu memberi

    dorongan sehingga dapat menyelesaikan Program Magister Studi Kimia pada

    Sekolah Pascasarjana USU, atas segala bentuk bantuannya.

    6. Orangtua saya ayahanda alm. I. Manihuruk dan ibunda R. br Silalahi serta

    isteri tercinta S. D. Sitorus yang selalu memberi dorongan dan

    memberangkatkan setiap minggu untuk mengikuti perkuliahan demikian juga

    anak saya Valentina Rosa , Fery Marwit, dan Nova serta seluruh kakanda

    tercinta yang dengan penuh kasih sayang memberikan dorongan yang disertai

    dengan doa sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan ini.

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    10/66

    7. Teman teman angkatan 2007 Sekolah Pascasarjana USU Program Studi

    Ilmu Kimia yang telah banyak memberikan bantuan moril dan dorongan

    teristimewa Bapak Drs. Janji Samosir yang selalu bersama dalam perkuliahan

    ataupun diluar perkuliahan.

    Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu

    kimia dan kemajuan Ilmu Pengetahuan khususnya Kimia Anorganik.

    Hormat Penulis,

    MAROLOP MANIHURUK

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    11/66

    RIWAYAT HIDUP

    Lahir di Sumbul, 24 Desember 1960 dari pasangan Alm. I. Manihuruk dan

    R. br Silalahi.Anak ke 6 dari 7 bersaudara.

    Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sumbul di Kec. Sumbul (1967- 1972).

    Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Sumbul di Sumbul (1973- 1975), Sekolah

    Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Medan (1976- 1979),dan melanjut ke Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jurusan Kimia di IKIP Medan

    (1979- 1984).

    Penulis memperoleh SK Pengangkatan sebagai guru PNS pada tahun 1986

    dan ditempatkan di SMA Negeri Parongil dan sekarang bertugas di SMU 2

    Sidikalang, bulan September 2007 melanjutkan pendidikan Program Magister di

    Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera pada Program Studi Ilmu Kimia yang

    dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui BAPPEDA Sumatera

    Utara.

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    12/66

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ........................................................................................................... i

    ABSTRACT .......................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

    RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

    DAFTAR ISI........................................................................................................ vii

    DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi

    BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

    1.2. Permasalahan ....................................................................................... 4

    1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

    1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

    1.5. Lokasi Penelitian................................................................................. 5

    1.6. Metodologi Penelitian ......................................................................... 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

    2.1. Oksidasi Lemak.................................................................................... 6

    2.2. Asam Azelat .... .................................................................................... 8

    2.3. Amina................................................................................................... 9

    2.3.1. Sifat Senyawa Amina................................................................. 9

    2.3.2. Beberapa Reaksi Pembuatan Senyawa Amina........................... 10

    2.4. Katalisis................................................................................................ 11

    2.5. Logam Transisi Sebagai Katalis........................................................... 12

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    13/66

    BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 16

    3.1. Alat alat ............................................................................................. 16

    3.2. Bahan bahan ...................................................................................... 17

    3.3. Prosedur Penelitian............................................................................... 17

    3.3.1. Pembuatan NH3anhidrat............................................................ 17

    3.3.2. Pembuatan Asam Azelat ............................................................ 18

    3.3.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3............................................ . 18

    3.3.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-

    dinitrile dengan H2menjadi Nonana-1,9-diamina ..................... 19

    3.4. Bagan Penelitian .................................................................................. 20

    3.4.1. Pembuatan NH3anhidrat............................................................ 20

    3.4.2. Pembuatan Asam Azelat ............................................................ 21

    3.4.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3 ............................................. 22

    3.4.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-

    dinitrile dengan H2menjadi Nonana-1,9-diamina ..................... 23

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 24

    4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 24

    4.2. Pembahasan........................................................................................... 25

    4.2.1. Reaksi Asam Azelat dengan NH3............................................... 25

    4.2.1.1. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamida dari Asam

    Azelat........................................................... ......................... 25

    4.2.1.2.Spektrum1H NMR Nonana-1,9-diamida dari Asam

    Azelat. 29

    4.2.2. Pengubahan Nonana-1,9-diamida Via Reduksi Nonana-1,9-

    dinitrile dengan H2menjadi Nonana-1,9-diamina...................... 31

    4.2.2.1. Spektrum FT IR Nonana-1,9-dinitrile..................... 31

    4.2.2.2. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamina .................... 33

    4.2.2.3. Spektrum1H-NMR Nonana-1,9-diamina................. . 36

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    14/66

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 38

    5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 38

    5.2. Saran................................................................................................. 38

    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 39

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    15/66

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    1 Reaksi Katalitik H2dan C2H4pada Permukaan Logam ............ 11

    4.1. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat ....... 27

    4.2. Spektrum FT IR Asam Azelat ................................................ 28

    4.3. Spektrum 1H NMR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat .. 30

    4.4. Spektrum FT IR Nonana -1,9- dinitril .................................... 32

    4.5. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamina ................................... 35

    4.6. Spektrum 1H-NMR Nonana-1,9-diamina ................................. 37

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    16/66

    LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    1. Spektrum FT IR Asam Azelat ................................................. 41

    2. Spektrum FT IR Nonanadiamina / Nonamethylenediamine(SDBS) ....................................................................................... 42

    3. Pembuatan metil ester dari CPO ................................................. 43

    4. Metil Ester dari CPO .................................................................. 44

    5. Pemurnian Asam Oleat ............................................................... 45

    6. Oksidasi Asam Oleat ................................................................... 46

    7. Pembuatan NH3anhidrat............................................................. 47

    8. Aminasi Asam Azelat ................................................................. 48

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

  • 7/22/2019 09E01818

    17/66

    Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009USU Repository 2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO crude

    palm oil) dan inti kelapa sawit (PKO Palm Kernel Oil) merupakan salah satu

    primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas

    bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan

    minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu

    pengembangan areal perkebunan kelapa sawit (Manurung, E. G. T. 2001).

    Secara umum minyak kelapa sawit kasar (CPO) sejauh ini masih berupa

    komoditi yang diekspor. Karena itu, perlu usaha untuk meningkatkan nilai CPO

    dengan mendayagunakan setiap komponen kimia yang terkandung, kemudian

    ditransformasikan menjadi bahan kimia lain seperti asam lemak menjadi senyawa

    amida, senyawa amina, dan lain lain.

    Asam oleat yang diturunkan dari minyak sawit telah dilaporkan dapat

    menghasilkan asam azelat dan asam pelargonat dengan cara oksidasi dengan

    memakai KMnO4 encer. Reaksinya adalah sebagai berikut:

  • 7/22/2019 09E01818

    18/66

    KMnO4encerH3C (CH2)7 CH CH (CH2)7 COOH H3C (CH2)7 CH C (CH2)7 COOH

    OH O

    H3C (CH2)7 CH C (CH2)7 COOH

    OH O

    [O]H3C (CH2)7 COOH

    HOOC (CH2)7 COOH

    +

    Asam Pelargonat

    Asam Azelat

    Asam Oleat

    (Kadesch, R.G. 1979)

    Billenstein dan Blaschke (1984) telah menuliskan pengubahan langsung

    asam organik menjadi senyawa amina memerlukan tekanan yang tinggi dan suhu

    yang tinggi. Pada proses pembuatannya, mula mula asam lemak diubah menjadi

    senyawa nitril, selanjutnya senyawa nitril tersebut dihidrogenasi menjadi senyawa

    amina. Disamping dari senyawa nitril pada reaksi kesetimbangan juga terbentuk

    senyawa amida seperti reaksi di bawah ini.

    RC Nkatalis Ni atau Co

    120 - 180 oC,

    20 - 100 bar

    RCH2NH2+ 2 H2

    RCO2H +NH3 RC N + H2O280-360 oC

    ZnO, Al2O3,Mn atau Co

    RCO2H +NH3 RCOONH4 RCONH2RC N + H2O

    H2O

    Berbagai senyawa amina primer telah diketahui banyak manfaatnya dalam

    kehidupan, misalnya senyawa diamina rantai panjang mempunyai potensi untuk

    membuat poliamida dengan asam karboksilat yang lain. Kegunaan dari senyawa

    poliamida dipakai sebagai bahan pembuat resin dan membran asphaltik (Uffner, E.

    6

  • 7/22/2019 09E01818

    19/66

    W., 1982), dan dapat digunakan sebagai bahan dasar tekstil seperti nilon 9,9 ( Reck,

    R. A. 1985).

    Beberapa penelitian tentang pembentukan senyawa amina telah dilaksanakan

    di Laboratorium Kimia Anorganik diantaranya:

    Reaksi aminasi telah dibuat dengan mereaksikan heksadekanol dengan amoniak cair

    yang berlangsung pada suhu 180oC dengan menggunakan katalis Ni yang

    menghasilkan senyawa amina sebanyak 86% (Joanivia, 2007).

    Reaksinya digambarkan sebagai berikut :

    H3C (CH2)15 OH + NH3

    Katalis Nikel

    n-HeksanaH3C (CH2)15 NH2 H2O+

    Palmitil alkohol Palmitil amina

    Ariston (2008) telah melakukan reaksi aminasi terhadap asam dekanoat

    dengan amoniak cair yang diikuti dengan hidrogenasi bertekanan 200 psi pada suhu

    200oC selama 18 jam menggunakan katalis logam nikel dalam pelarut n heksan

    kering menghasilkan 16, 33% dekilamina dengan hasil samping 63,67% dekanal

    seperti reaksi di bawah ini.

    R C

    O

    OH

    + H2 + NH3Ni

    R CH2 NH2 + R C

    O

    Hminor major

    7

  • 7/22/2019 09E01818

    20/66

    Hasil amina sangat sedikit karena itu perlu dicari jalan lain untuk menaikkan

    hasil, Billenstein dan Blaschke mencoba mencampurkan minyak dengan amoniak

    bersama sama ZnO, Al2O3dan Mn untuk mengkatalisis. Reaksi dehidrasi dalam hal

    ini akan digunakan katalis dehidrogenasi campuran Ni, Al2O3dan CaO.

    Penelitian pengubahan asam azelat menjadi diamina akan melalui sederetan

    proses reaksi yaitu: Amidasi, dehidrasi menjadi nitril menggunakan CaO dan reaksi

    hidrogenasi menghasilkan senyawa amina.

    Untuk menguji tahapan reaksi ini dipergunakan spectrum FT IR dan1H

    NMR.

    1.2. Permasalahan

    Permasalahan yang terjadi adalah apakah pada reaksi asam azelat dengan

    amoniak dengan diikuti gas hidrogen dan katalis nikel dapat menghasilkan Nonana-

    1,9-diamina

    1.3. Tujuan Penelitian

    Untuk mensintesis senyawa Nonana-1,9-diamina dari asam azelat dengan

    reaksi aminasi menggunakan campuran NH3dan H2 dengan katalis logam nikel.

    8

  • 7/22/2019 09E01818

    21/66

    1.4.Manfaat Penelitian

    1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan teknologi

    pembuatan senyawa senyawa amina dan amida.

    2. Senyawa amina yang diperoleh diharapkan dapat digunakan menjadi bahan

    pembuatan polimer.

    1.5. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia anorganik FMIPA USU Medan

    dan analisa FT-IR dilakukan di laboratorium analisa Bea dan Cukai, Belawan serta

    1H-

    NMR produk dilakukan di laboratorium kimia organik FMIPA UGM

    Yogyakarta.

    1.6. Metodologi Penelitian

    Penelitian ini meliputi beberapa tahap:

    1. Metil oleat dioksidasi menjadi asam pelargonat dan asam azelat

    2. Karakterisasi asam azelat dengan uji titik lebur dan FT IR

    3. Reaksi aminasi asam azelat

    4. Karakterisasi produk reaksi dengan spektroskopi FT-IR dan 1H NMR.

    9

  • 7/22/2019 09E01818

    22/66

    10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Oksidasi Lemak

    Bahan kimia yang dapat mempercepat oksidasi atau sebagai bahan

    pengoksidasi adalah : 1) Peroksida, 2) ozon, 3) kalium permanganat, 4) asam

    perasetat dan perbenzoat, 5) logam dan 6) enzim oksidasi.

    Kalium Permanganat

    Oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh KMnO4, hasilnya bervariasi tergantung

    dari kondisi pada waktu reaksi berlangsung.

    1. Asam oleat dalam larutan alkali dingin (ice cold) akan teroksidasi dengan cepat

    oleh larutan permanganat encer, sehingga menghasilkan asam dihidroksi stearat.

    CH3(CH2)7 CH CH(CH2)7COOHOn

    CH3(CH2)7 CH CH(CH2)7COOH

    OH OH

    H2O

    Asam linoleat (2 ikatan rangkap) dan asam linolenat (3 ikatan rangkap) berturut

    turut akan menghasilkan asam tetra hidroksi dan heksa hidroksi, tapi dalam jumlah

    yang lebih kecil.

    2. Proses oksidasi asam hidroksi yang terkontrol akan menghasilkan asam

    ketohidroksi stearat dan diketostearat dan akhirnya dengan proses pemecahan

    rantai molekul akan membentuk asam kaprilat, oksalat dan suberat.

  • 7/22/2019 09E01818

    23/66

    3. Serbuk KMnO4 yang dididihkan dalam larutan aseton akan memutuskan rantai

    karbon pada ikatan rangkap, dengan menghasilkan asam. Dalam reaksi ini

    dihasilkan sejumlah kecil hasil antara yang merupakan persenyawaan asam lemak

    yang telah diadisi oleh oksigen pada ikatan rangkap:

    CH3(CH2)7 CH CH(CH2)7COOH CH3(CH2)7COOH + HOOC(CH2)7COOH

    asam azelatasam nonoat

    (Ketaren, S. 1986).

    Garti dan Avni (1981) telah melaporkan bahwa oksidasi terhadap asam lemak

    tidak jenuh dengan berbagai agen pengoksidasi seperti kalium permanganat, kalium

    dikromat, asam kromat dan natrium hipoklorit. Oksidasi terhadap asam oleat dalam

    emulsi minyak dalam air pada suasan netral menghasilkan pembentukan dihidroksi,

    ketohidroksi, dan asam diketo bersama dengan asam azelat dan asam pelargonat.

    Reaksi kalium permanganat dalam suasana basa dengan asam risinoleat juga

    telah dilaporkan oleh Hill dan McEwen (1943) yang menghasilkan sekitar 34% yield

    dari asam azelat. Disamping itu, dengan menggunakan natrium hipoklorit sebagai

    agen pengoksidasi dari asam oleat dam sistem emulsi yang terdiri dari natrium

    hipoklorit, agen pengaktif permukaan (surface active agents), dan ruthenium

    klorida sebagai katalis bisa mencapai konversi yang lebih tinggi dan mengurangi

    waktu reaksi jika dibandingkan dengan sistem tak teremulsi (nonemulsified system)

    atau heterogen (Zaldman, B. dkk. 1988).

    16

  • 7/22/2019 09E01818

    24/66

    2.2. Asam Azelat

    Asam azelat dengan nama umumnya yaitu asam nonanadioat, dengan rumus

    molekul HOOC(CH2)7COOH, ditemukan dalam asam oleat yang berbau tengik,

    mentega dan beberapa hasil alam yang mengandung asam lemak berantai panjang.

    Bau tengik yang terjadi kemungkinan berasal dari pemutusan ikatan rangkap dari

    asam lemak tidak jenuh.

    Asam azelat berbentuk kristal jarum atau berbentuk daun dengan titik lebur

    106.5oC. Senyawa ini dapat menguap pada 287

    oC/100 mm dan pada 225

    oC/10 mm.

    Pada tekanan normal dapat menguap secara parsial di atas 360oC bersama campuran

    dari produk yang mengandung azelat anhidrat yang terdekomposisi parsial.

    Disamping itu tidak ikut menguap pada proses penguapan (non volatile) dan

    kelarutannya dalam air hanya 0,2 % pada 15oC dan 2,2 % pada 65

    oC tetapi larut

    dengan baik pada 100oC.

    Kegunaan dari asam azelat telah banyak dipatenkan dan secara komersil

    sudah diaplikasikan ke dalam tiga area yakni:

    a) Pada pembuatan senyawa diester dan poliester yang dipakai sebagai pemlastis

    dari polivinil clorida.

    b) Senyawa diester sebagai pelumas mesin mekanik.

    c) Senyawa intermediet dari polimer dalam pembuatan poliamida, poliester dan

    lapisan poliuretan, fiber, bahan perekat dan resin (Kadesch, R.G. 1979).

    17

  • 7/22/2019 09E01818

    25/66

    2.3. Amina

    Senyawa amina merupakan turunan dari ammoniak ( NH3 ). Jika satu atau

    lebih atom H dari ammoniak diganti dengan gugus alkil, maka terbentuk senyawa

    amina primer, sekunder dan tersier, tergantung pada jumlah atom H yang digantikan

    oleh gugus alkil tersebut (Streitwieser, A. dan Clayton. 1985). Contohnya :

    NH3 RNH2

    Ammonia Amina primer

    R2NH R3N

    Amina sekunder Amina tersier

    2.3.1. Sifat Senyawa Amina

    Titik lebur, titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana

    meningkat bersama dengan bertambahnya berat molekul sebagai konsekuensi dari

    interaksi intermolekular yang lebih besar. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang

    lebih sederhana menunjukkan adanya pengaruh ikatan hidrogen. Nitrogen kurang

    elektonegatif dibandingkan dengan oksigen, ikatan hidrogen pada N H

    N kurang

    kuat dibanding dengan ikatan O H.

    O. Oleh karena itu,amina primer memiliki

    titik didih yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat

    molekul, sama seperti ammoniak, dengan b.p. 30 oC, yang merupakan intermediet

    antara methane, dengan b.p. 161oC, dan air , dengan b.p. 100

    oC (Streitwieser, A.;

    Clayton., 1985 ). Di bawah ini diberikan tabel mengenai titik didih dan titik lebur dari

    beberapa senyawa amina asam lemak ( Reck, R. A. 1985 ). Senyawa amina mampu

    18

  • 7/22/2019 09E01818

    26/66

    membentuk ikatan hidrogen dengan air. Akibatnya, amina dengan berat molekul

    rendah, yaitu kurang dari 6 atom karbon mudah larut dalam air. Selain itu amina juga

    larut dalam pelarut kurang polar seperti eter, alkohol, benzene, dan sebagainya.

    (Morrison, R. T. dan Boyd, R. N. 1992).

    Amina yang memiliki berat molekul rendah memiliki bau tajam yang hampir

    mirip dengan ammoniak. Amina dengan berat molekul tinggi memiliki bau seperti

    ikan yang membusuk ( Ouellete, R.J. 1994 ).

    2.3.2. Beberapa Reaksi Pembuatan Senyawa Amina

    1. Reduksi senyawa nitro

    Senyawa nitro dapat direduksi menghasilkan senyawa amina primer. Metode

    ini secara umum berlangsung melalui reaksi hidrogenasi katalitik atau dengan

    menggunakan agen pereduksi secara kimia dalam larutan asam.

    CH3

    NO2

    CH(CH3)2

    H2/Ni

    Tekanan

    CH3

    NH2

    CH(CH3)2

    2. Reduksi senyawa nitril

    Senyawa nitril direduksi dengan hidrogen menggunakan katalis seperti

    lithium aluminium hidrida dalam pelarut eter menghasilkan senyawa amina. Contoh

    reaksi sebagai berikut:

    RC R CH2 NH2N

    nitril amina

    H2/katalis

    atau LiAlH4

    19

  • 7/22/2019 09E01818

    27/66

    3. Reduksi senyawa amida

    Senyawa amida direfluks dalam pelarut eter dengan lithium aluminium

    hidrida menghasilkan senyawa amina. Reduksi terjadi pada ikatan gugus C=O

    menjadi CH2.

    R CH2 NH2

    amina

    R C

    O

    NH2

    LiAlH4

    amida

    2.4. Katalisis

    Proses katalisis heterogen sedikitnya dapat melalui empat tahap :

    1. adsorpsi reaktan pada permukaan katalis,

    2. aktifasi penyerapan reaktan,

    3. reaksi reaktan yang terserap, dan

    4. difusi produk dari permukaan katalis ke fase gas atau cair

    H H + C C

    H

    H

    H

    H adsorpsi

    permukaanH H C

    C

    H

    H

    H

    H

    Partikel logam Partikel logam

    Partikel logam Partikel logam

    Partikel logam

    C CH H

    H

    H

    H

    H

    aktivasi

    H H C C

    H

    H

    H

    H

    permukaan

    C CH H

    H

    H

    H

    H

    reaksidesorpsi

    permukaan

    Gambar 1 Reaksi Katalitik H2dan C2H4pada Permukaan Logam

    20

  • 7/22/2019 09E01818

    28/66

    Keterangan gambar :

    Reaksi : C2H4 + H2 C2H6

    Kedua molekul diadsorpsi oleh gaya tarik yang lemah. Aktivasi berlangsung ketika

    elektron elektron yang terikat pada molekul tertata ulang untuk membentuk ikatan

    dengan atom atom logam. Kelanjutan reaksi dari aktivasi atom, molekul molekul

    C2H6 yang teradsorbsi lemah akan melepaskan diri dari permukaan ( Holtzclaw dan

    Robinson, 1988 ).

    2.5. Logam Transisi Sebagai Katalis

    Unsur unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d

    danfyang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56

    udari 103 unsur. Logam logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri

    dari unsur 3ddari Sc sampai Cu, 4ddari Y ke Ag, dan 5ddari Hf sampai Au, dan

    blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac

    sampai Lr. Kimia unsur blok ddan blokfsangat berbeda.

    Logam transisi yang mengkatalisis reaksi kimia merupakan dasar yang

    sangat penting dalam proses industri, seperti reaksi hidrogenasi, reaksi karbonilasi

    dan reaksi polimerisasi bertekanan rendah untuk etilen dan propena. Semua proses

    proses ini berjalan secara heterogen, dimana suatu bahan yang padat digunakan

    sebagai katalis (Cotton, F. A., Wilkinson, G., Murillo, C.A., Bochmann, M. 2004).

    21

  • 7/22/2019 09E01818

    29/66

    Unsur unsur transisi mempunyai sifat sifat tertentu, yaitu:

    1. Semuanya adalah logam

    2. Hampir keseluruhan dari unsur transisi ini bersifat keras, kuat, titik

    lelehnya tinggi, titik didihnya tinggi serta menghantarkan panas dan listrik

    yang baik

    3. Unsur unsur ini dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan

    dengan unsur unsur yang mirip logam

    4. Banyak diantaranya cukup elektropositif sehingga dapat larut dalam asam

    mineral, walaupun hanya beberapa diantaranya bersifat mulia, yaitu

    mempunyai potensial elektroda yang rendah sehingga tidak terpengaruh

    oleh asam yang sederhana

    5. Ada beberapa pengecualian yaitu unsur unsur ini mempuyai valensi

    yang beragam dan ion ion serta senyawanya berwarna pada satu tingkat

    oksidasi.

    6. Karena kulit yang terisi sebagian, unsur unsur ini membentuk paling

    sedikit beberapa senyawaan paramagnetik ( Cotton dan Wilkinson, 1989 ).

    Pada beberapa kasus, logam logam transisi yang memiliki berbagai valensi

    dapat membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil. Pada kasus lain,

    logam logam transisi memberikan reaksi permukaan yang sesuai. Banyak logam

    logam unsur transisi dan senyawaannya memiliki sifat katalitik.

    22

  • 7/22/2019 09E01818

    30/66

    Beberapa kegunaan logam transisi adalah sebagai berikut:

    Ni Raney nikel, pada proses reduksi, seperti pembuatan

    heksametilendiamin, pembuatan H2 dari NH3,

    mereduksi antraquinon menjadi antraquinol pada H2O2.

    Kompleks Ni pada sintesis Reppe (polimerisasi, alkena, seperti

    menghasilkan benzen atau siklooktatetraena)

    Pd digunakan untuk reaksi hidrogenasi

    PdCl2 pada proses Wacker untuk mengubah etilena menjadi

    metanol

    Cu digunakan pada proses langsung untuk pembuatan

    (CH3)2SiCl2

    CuCl2 pada proses Deacon untuk membuat Cl2dari HCl (Lee,

    J. D. 1994).

    Salah satu kegunaan yang penting dari unsur unsur transisi dalam reaksi

    katalitik adalah untuk mengatomisasi molekul molekul diatomik dan menyalurkan

    atom atom tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet. Gas H2, O2, N2

    dan CO adalah molekul diatomik yang penting. Kekuatan ikatan H, O, N dan C pada

    permukaan logam logam transisi memberikan gaya dorong termodinamik untuk

    atomisasi dan juga untuk pelepasan atom dalam reaksi dengan molekul molekul

    yang lain. Permukaan logam juga memiliki sifat sifat yang unik lainnya yang dapat

    mengkatalisis serangkaian reaksi reaksi kompleks yang dimulai dengan disosiasi

    23

  • 7/22/2019 09E01818

    31/66

    adsorpsi yang diikuti dengan penataan ulang kompleks melalui formasi dan

    pemutusan ikatan, yang terakhir proses adsorpsi dari produk ( Hegedus, dkk. 1987 ).

    24

  • 7/22/2019 09E01818

    32/66

    25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Dalam melakukan penelitian ini digunakan alat alat dan bahan bahan

    kimia antara lain adalah :

    3.1. Alat alat

    Nama Alat Ukuran Merek

    1. Neraca Analitik digital - Mettler PM 20002. Hotplate Stirrer - PMC seri 5013. Gelas Erlenmeyer 100 mL pyrex4. Pengatur Suhu - -5. Pengaduk magnet - -6. Autoclave stainless steel 100 mL Duragauge

    7 Termometer 0 200oC Fisher

    8. Labu leher tiga 1 L Pyrex

    9. Labu 250 mL Pyrex10. Labu 50 mL Pyrex

    11. Corong pisah - Pyrex

    12. Pendingin Liebig 24/29 Quickfit

    13. Pompa Vakum - Welch Duo-Seal14. Pipa U - Pyrex

    15. Trap - Pyrex16. Pengukur titik lebur - GallenKamp

  • 7/22/2019 09E01818

    33/66

    3.2. Bahan bahan

    Nama Bahan Merek1. Asam Oleat -

    2. Katalis nikel Sigma aldrich

    3. Metanol p.a. EMerck

    4. Aseton p.a. EMerck5. n heksan p.a. EMerck

    6. Nitrogen cair PT. Aneka Gas7. Na2SO4anhidrat p.a. EMerck

    8. NH4OH 25% p.a. EMerck

    9. Etanol p.a. EMerck

    10. Gas H2 PT. Aneka Gas

    11. KMnO4 p.a EMerck12. Al2O3 p.a EMerck

    13. CaO p.a EMerck

    3.3.Prosedur Penelitian

    3.3.1. Pembuatan NH3anhidratKe dalam sebuah labu 250 mL dimasukkan 70 mL NH4OH (NH325 %) lalu

    labu tersebut dihubungkan dengan pipa U yang telah berisi Na2SO4 anhidrat.

    Selanjutnya, pipa U dihubungkan dengan sebuah autoclave (100 mL) yang telah

    didinginkan dengan nitrogen cair (titik beku; - 210,0oC) . Rangkaian dihubungkan

    sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran pada rangkaian. Lalu labu berisi

    NH4OH (NH325 %) dipanaskan pada suhu 50 60oC sehingga gas NH3 (titik beku;

    -77,73oC) yang terbentuk mengalir melewati tabung U dan menuju ke autoclave.

    Uap air yang ikut menguap akan diikat oleh Na2SO4 anhidrat yang terdapat pada

    tabung U sedangkan gas NH3 yang terbentuk dialirkan ke dalam tabung autoclave

    yang telah didinginkan tadi sehingga didapatkan NH3padat. Pemanasan dihentikan

    24

  • 7/22/2019 09E01818

    34/66

    apabila tidak terbentuk lagi gelembung gas. Tabung autoclave dihubungkan kembali

    dengan alat regulatornya secara cepat. Selanjutnya rangkaian autoclave didiamkan

    pada suhu kamar selama 15 jam. Kemudian tekanan gas NH3yang terbentuk dicatat

    sebanyak 350 psi (Proses pembuatan NH3anhidrat dapat dilihat pada Lampiran 8)

    3.3.2. Pembuatan Asam AzelatDilarutkan KMnO4 (27,21 g; 0,18 mol) dengan 300 mL akuades. Dilarutkan

    juga KOH pellet (8,7 g; 0,18 mol) dengan 200 mL akuades, lalu ditambahkan 60 mL

    asam oleat ( 69%; 0,18 mol ) dalam gelas beaker 5 L diikuti dengan meneteskan

    larutan KMnO4dan dipanaskan suhu 70 80oC selama 3 jam sambil diaduk dengan

    sendok kayu sampai homogen sehingga terbentuk garam alkali asam lemak.

    Campuran disaring dalam keadaan panas, kemudian filtrat dihidrolisa dengan HCl 5

    N hingga pH 3 lalu diuapkan sampai setengah volume awal, didinginkan. Terbentuk

    dua lapisan, lapisan bawah dipisahkan lalu diekstraksi dengan dietil eter, lalu

    diuapkan, endapannya dikeringkan, ditimbang, dan diukur titik leburnya.

    3.3.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3

    Ke dalam tabung autoclave yang telah berisi asam azelat (0,016 mol; 3 g),

    katalis nikel 0,321 g dan 20 mL n heksan kering didinginkan dengan nitrogen cair

    dalam labu dewar, lalu dialirkan gas NH3. Campuran reaksi didiamkan terlebih

    dahulu selama 15 jam pada suhu kamar dicatat tekanan gas NH3 yang terbentuk

    sebanyak 350 psi. Tekanan gas amoniak diatur sebesar 150 psi lalu dipanaskan pada

    25

  • 7/22/2019 09E01818

    35/66

    suhu 180oC selama 5 jam sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Reaksi dihentikan

    lalu dicatat tekanan gas yang sisa pada suhu kamar yaitu sebesar 90 psi. Campuran

    reaksi ditambahkan aseton kering lalu disaring, selanjutnya diuapkan pelarutnya,

    endapannya divakum hingga kering lalu ditimbang sebanyak 2.106 g. Produk reaksi

    yang diperoleh dianalisis dengan spektroskopi FT IR dan1H - NMR.

    3.3.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-dinitrile dengan

    H2menjadi Nonana-1,9-diamina

    Ke dalam labu schlenck 250 mL dimasukkan 2,106 g Nonanadiamida lalu

    ditambahkan 0,25 g CaO dan 0,25 g Al2O3. Salah satu ujung labu dihubungkan

    dengan selang ayang tersambung ke mesin vakum sedangkan lubang yang lain

    ditutup dengan stopper gelas yang sudah dioles dengan silicon greeze. Campuran

    selanjutnya dipanaskan dengan api bunsen sambil di vakum selama 10 menit.

    Kemudian pemanasan dihentikan sambil didinginkan pada suhu kamar. Hasil

    pemanasan ditambahkan 100 mL n heksan kering lalu diekstraksi. Fraksi n-heksan

    kemudian dimasukkan ke dalam tabung autoclave bersama dengan 0,252 g katalis

    Nikel lalu dialirkan 200 psi gas hidrogen, kemudian dipanaskan pada suhu 120oC

    sambil diaduk dengan pengaduk magnet selama 15 jam. Setelah reaksi dihentikan lalu

    campuran reaksi disaring. Filtrat diuapkan lalu endapannya divakum sampai kering.

    Sedangkan Endapan diekstraksi dengan dietileter kering. Filtrat diuapkan lalu

    endapannya divakum sampai kering. Produk akhir reaksi masing masing

    dikarakterisasi dengan spektroskopi FT IR dan1H - NMR.

    26

  • 7/22/2019 09E01818

    36/66

    3.4. Bagan Penelitian

    3.4.1. Pembuatan NH3anhidrat

    NH4OH 25%

    Dipanaskan

    Dialirkan melalui pipa U

    Tabung Autoclave

    Didinginkan dengan nitrogen cair

    Hasil

    Diukur tekanan

    27

  • 7/22/2019 09E01818

    37/66

    3.4.2. Pembuatan Asam Azelat

    KMnO4 KOH

    AkuadesAkuades

    asam oleat

    Larutan KMnO4dimasukkan campuran asam oleat dan KOH

    Dihidrolisa dengan HCl 5N hingga pH = 3

    Disaring dalam keadaan panas.

    Diuapkan 1/2volume awal

    Didinginkan

    Diuapkan pelarutnya

    Produk

    diukur titik lebur

    Campuran reaksi

    dua lapisan

    Lapisan Bawah Lapisan Atas

    Dietil Eter

    Dikeringkan dan ditimbang

    28

  • 7/22/2019 09E01818

    38/66

    3.4.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3

    Asam Azelat

    n - Heksan kering

    Diaduk pada suhu 180 oC selama 15 jam

    dengan kecepatan 700 rpm

    Campuran Reaksi

    Filtrat Residu

    Serbuk Nikel

    Disaring

    Diuapkan pelarut

    Hasil

    Divakum

    Analisis FT-IR

    dan 1H-NMR

    Didinginkan dalam nitrogen cair

    Gas NH3

    Aseton

    29

  • 7/22/2019 09E01818

    39/66

    3.4.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-dinitrile dengan

    H2menjadi Nonana-1,9-diamina

    Nonanadiamida

    CaO

    Al2O3Dipanaskan dengan api bunsensambil divakum selama 10 menit

    Didinginkan pada suhu kamar

    n-heksan kering

    Endapan Filtrat

    Dimasukkan ke dalam tabung autoclave

    Katalis Nikel

    Dipanaskan pada 120 oC selama 15 jam

    Gas H2200 psi

    Campuran

    Disaring

    Filtrat Endapan

    Dietileter kering

    Endapan

    Diuapkan Pelarutnya

    Hasil

    Karakterisasi dengan spektroskopi

    FT-IRdan 1H - NMR

    Divakum sampai kering

    Ditimbang

    30

  • 7/22/2019 09E01818

    40/66

    31

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian

    Reaksi aminasi asam azelat dilakukan dalam autoclave dilakukan melalui dua

    tahap, yakni:

    I. Reaksi Asam Azelat dengan NH3

    Reaksi antara asam azelat (3 g; 0,016 mol) dengan amoniak anhidrat (150 psi;

    0,042 mol) menggunakan katalis nikel pada suhu 180oC menghasilkan

    Nonana-1,9-diamida 70,2 % (2,106 g; 0,011 mol)

    II. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-dinitrile dengan H2

    menjadi Nonana-1,9-diamina.

    Pemanasan senyawa Nonana-1,9-diamida (2,106 g; 0,011 mol) bersama

    dengan CaO (0,25g) dan Al2O3 (0,25 g) pada suhu 280 300oC

    menghasilkan senyawa Nonana-1,9-dinitril yang selanjutnya direduksi dengan

    menggunakan molekul gas hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel

    menghasilkan senyawa Nonana-1,9-diamina sebanyak 14,24% (0,3 g; 0,0018

    mol).

  • 7/22/2019 09E01818

    41/66

    4.2. Pembahasan

    4.2.1. Reaksi Asam Azelat dengan NH3

    Reaksi antara asam azelat (m.p.= 106oC) dengan NH3anhidrat pada suhu

    180oC selama 5 jam menghasilkan senyawa Nonana-1,9-diamida. Reaksinya sebagai

    berikut:

    HOOC (CH2)7 COOH

    Asam Azelat

    NH3 Katalis Nikel

    H2NOC (CH2)7 CONH2

    Nonana-1,9-diamida180oC

    + H2O

    Spektrum FT IR dari produk reaksi diuraikan berikut ini.

    4.2.1.1. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat

    Spektrum FT IR dari Produk Nonana-1,9-diamida (Gambar 4.1)

    menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1

    ; 3192,22 cm-1

    ;

    1645,96 cm

    -1

    ; 1470,64 cm

    -1

    ; 1421,27 cm

    -1

    dan 720,67 cm

    -1

    . Dari spectrum di atas

    bahwa pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1

    dan 3192,22 cm-1

    merupakan uluran N H asimetrik dan simetrik dari amida primer. Adanya serapan

    pada bilangan gelombang 1645,96 cm-1

    menunjukkan uluran gugus C=O. sedangkan

    uluran C- N asimetrik dan simetrik pada bilangan gelombang 1470,64 cm-1

    dan

    1421,27 cm-1

    . Pita serapan pada bilangan gelombang 720,67 cm-1

    merupakan vibrasi

    rocking dari gugus CH2 rantai panjang (Pavia, 1979; Silverstein, 1986). Dapat

    dijelaskan bahwa spektrum FT IR senyawa Nonanadiamida menunjukkan

    perbedaan yang nyata dengan spektrum FT IR dari asam azelat (Gambar 4.2),

    39

  • 7/22/2019 09E01818

    42/66

    dimana tidak terdapat pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1

    dan

    3192,22 cm

    -1

    .

    Spektrum FT IR dari asam azelat (Gambar 4.2) mirip dengan spektrum

    FT IR yang diperoleh dari SDBS (Spectral Data Base System)(dapat dilihat pada

    Lampiran 1).

    40

  • 7/22/2019 09E01818

    43/66

    41

    G

    ambar4.1.SpektrumFTIRN

    onana-1,9-diamidadariAsamA

    zelat

  • 7/22/2019 09E01818

    44/66

    42

    Gambar4.2.Spekt

    rumFTIRAsamAzelat

  • 7/22/2019 09E01818

    45/66

    4.2.1.2. Spektrum1H NMR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat

    Spektrum

    1

    H NMR (Gambar 4.3) dalam pelarut DMSO-d6 menunjukkan 4

    kelompok sinyal pergeseran kimia, yaitu = 4,5 ppm; = 2,3ppm; = 1,4ppm

    dan = 0,9 ppm. Pergeseran kimia pada = 0,9 ppm menunjukkan adanya proton

    dari gugus (-CH2-)3, proton gugus (CH2-)betapada pergeseran kimia = 1,4ppm,

    proton CH2dekat gugus NH2pada pergeseran kimia = 2,3ppm, sedangkan proton

    dari NH2 pada pergeseran kimia = 4,9 ppm (Biemann, 1983; Pavia, 1979;

    Silverstein, 1986).

    43

  • 7/22/2019 09E01818

    46/66

    44

  • 7/22/2019 09E01818

    47/66

    45

    Gambar4.3.Spektrum

    1HNMR

    Nonana-1,9-diamidadariAsam

    Azelat

  • 7/22/2019 09E01818

    48/66

    4.2.2. Pengubahan Nonana-1,9-diamida Via Reduksi Nonana-1,9-dinitrile

    dengan H2menjadi Nonana-1,9-diamina

    Pemanasan dari Nonana-1,9-diamida dengan memakai oksida logam CaO dan

    Al2O3sebagai pengikat air pada suhu 280 300oC selama 10 menit diharapkan dapat

    menghasilkan Nonana-1,9-dinitril, dimana senyawa ini jika direduksi dengan

    memakai molekul gas H2pada suhu 120oC selama 15 jam menghasilkan Nonana-,19-

    diamina. Reaksi sebagai berikut:

    H2NOC (CH2)7 CONH2

    Nonana-1,9-diamida

    280 - 300 oC

    CaO dan Al2O3

    C (CH2)7 CN N

    C (CH2)7 CN N

    Nonana-,9-dinitril

    Katalis Ni

    120oC

    CH2 (CH2)7 CH2H2N NH2

    Nonana-1,9-dinitril Nonana-1,9-diamina

    - 2 H2O

    +8 H2

    Spektrum FT IR produk Nonana-1,9-dinitril dan Nonana-1,9-diamina dari tiap

    tahap reaksi dapat diuraikan berikut ini.

    4.2.2.1 Spektrum FT IR Nonana-1,9-dinitrile

    Spektrum FT IR (Gambar 4.4) menunjukkan pita serapan pada bilangan

    gelombang 2916,31 cm-1

    ; 2849, 42 cm-1

    ; 2327,98 cm-1

    ; 1740,68 cm-1

    dan 1728,35

    cm-1

    . Dari spektrum ini terlihat bahwa pita serapan pada bilangan gelombang 2916,31

    cm-1

    dan 2849, 42 cm-1

    merupakan vibrasi uluran C-H alifatik. Uluran

    C N

    pada 2327,98 cm-1

    . Sedangkan vibrasi regangan dari gugus C=N terlihat pada

    bilangan gelombang 1740,68 cm-1

    dan 1728,35 cm-1

    (Pavia, 1979; Silverstein, 1986).

    46

  • 7/22/2019 09E01818

    49/66

    47

    Gambar4.4.SpektrumFTIRNonana-1,9-dinitril

  • 7/22/2019 09E01818

    50/66

    4.2.2.2. Spektrum FT IR Nonana-1,9-diamina

    Spektrum FT- IR (Gambar 4.5) menunjukkan pita serapan pada bilangan

    gelombang 3390,78 cm-1

    ; 1651,87 cm-1

    ; 1536,91 cm-1

    dan 626,57 cm-1

    . Pada

    spektrum ini terlihat bahwa daerah pada bilangan gelombang 3390,78 cm-1

    merupakan vibrasi uluran N H dari gugus -NH2. Getaran tekuk amina (gunting) N

    H amina primer teramati pada spektrum 1651,87 cm-1

    dan 1536,91 cm-1

    . Sedangkan

    kibasan dari N H (cuplikan murni) terlihat pada bilangan gelombang 626,57 cm-1

    yang menunjukkan serapan lebar menengah sampai kuat pada kisaran antara 909 cm-1

    656 cm-1

    ( Silverstein, 1986).

    Spektrum FTIR dari Nonana-1,9-diamina (Gambar 4.4) mirip dengan

    spektrum FTIR yang diperoleh dari SDBS (Spectral Data Base System) (dapat

    dilihat pada Lampiran 2).

    Reaksi katalisis ini sudah jelas mekanismenya dari masing masing tahap

    perlakuan untuk membuat suatu senyawa amina. Pada proses reaksi yang telah

    dilakukan oleh Ariston (2008) diperoleh suatu senyawa aldehid dari reduksi asam

    lemak selanjutnya alkohol dengan amoniak dikatalisis oleh nikel menghasilkan

    senyawa amina. Jenis dari reaksi aminasi alkohol dengan amoniak dikatalisis oleh

    nikel menghasilkan senyawa amina telah dilaporkan oleh Joanivia (2007), selain itu

    Billenstein dan Blaschke (1984) menggambarkan reaksi pembentukan senyawa amina

    dari asam lemak dapat terjadi melalui senyawa nitril sebagai hasil reaksi asam lemak

    dengan amoniak. Dalam hal ini reaksi asam azelat dengan amoniak membentuk

    Nonana-1,9-diamida, kemudian Nonana-1,9-diamida mengalami dehidrasi menjadi

    48

  • 7/22/2019 09E01818

    51/66

    Nonana-1,9-dinitril, selanjutnya Nonana-1,9-dinitril bereaksi dengan H2

    menghasilkan Nonana-1,9-diamina.

    Kemungkinan juga reaksi asam azelat dengan amoniak membentuk garam

    ammonium dalam kesetimbangan seperti bagan berikut.

    49

  • 7/22/2019 09E01818

    52/66

    50

    Gambar4.5.SpektrumFTIRNonana-1,9-diamina

  • 7/22/2019 09E01818

    53/66

    Melalui diagram ini diperoleh suatu gambaran dari tiap reaksi aminasi

    asam azelat dan kemungkinan lain dari proses reaksi aminasi asam azelat dapat

    dijelaskan.

    H2

    H2O

    NH3

    Hidrogenasi

    H2O

    H2

    NH32 H2O

    2 H2

    H2

    NH3berlebih

    C

    O

    HO(CH2)7 C

    OH

    O

    C

    O

    H (CH2)7 C H

    O

    CH2HO (CH2)7 CH2OH

    C

    O

    H2N(CH2)7 C

    NH2

    O

    C

    O

    NH2

    (CH2)7 C

    NH2

    O

    CH2H2N (CH2)7 CH2 NH2

    CN (CH2)7 C N

    4.2.2.3. Spektrum1H NMR Nonana-1,9-diamina

    Spektrum1H NMR (Gambar 4.6) dalam pelarut CDCl3 menunjukkan 5

    kelompok sinyal pergeseran kimia, yaitu = 3,4 ppm; = 2,2 ppm; = 1,6 ppm;

    = 1,3 ppm dan = 0,9 ppm. Pergeseran kimia pada = 0,9 ppm menunjukkan

    adanya proton (CH2-)3, proton (CH2-)alfapada pergeseran kimia = 2,2 ppm, pada

    pergeseran kimia = 1,6 ppm merupakan proton dari (-CH2-)beta, pergeseran kimia

    pada = 1,3 ppm merupakan proton (CH2-)gamma, sedangkan pergeseran kimia dari

    gugus NH2(amina primer) pada = 3,4 ppm.

    51

  • 7/22/2019 09E01818

    54/66

    52

    Gambar4.6.Spek

    trum

    1H-NMR

    Nonana-1,9-diamina

  • 7/22/2019 09E01818

    55/66

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Reaksi asam azelat dengan amoniak dapat menghasilkan garam ammonium

    dan setelah mengalami dehidrasi terjadi senyawa dinitril dan kemudian direduksi

    dengan hidrogen menjadi senyawa diamina

    5.2. Saran

    Sebaiknya ada lagi penelitian berikutnya untuk mengembangkan proses reaksi

    aminasi.

    53

  • 7/22/2019 09E01818

    56/66

    54

    DAFTAR PUSTAKA

    Billenstein, S. dan Blaschke, G. 1984. Industrial Production of Fatty Amines and

    Their Derivatives.J. Am. Oil Chem. Soc.

    Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., Murillo, C.A., Bochman, M. 2004. Advanced

    Inorganic Chemistry.Sixth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.

    Garti, N., dan E. Avni. 1981. Permanganat Oxidation of Oleic Acid Using Emulsion

    Technology. J. Am. Oil Chem. Soc. 58: 840-841.

    Hegedus, L.L., et al. 1987. Catalytic Design. New York: John Wiley and Sons.

    Hill, J. W., dan W. L. McEwen. 1943.Azelaic Acid. Org. Syn., Coll. 2: 5 55.

    Holtzclaw, H. F. dan Robinson, W. R. 1988. College Chemistry With Qualitative

    Analysis.Eight Edition. USA: D.C. Heath and Company.

    Hutauruk A, 2008. Sintesis Dekilamina dari Asam Dekanoat dengan Menggunkan

    Katalis Nikel.Skripsi. Medan: Departemen Kimia FMIPA - USU

    Joanivia. 2007. Sintesis Senyawa Amina dari Heksadekanol dengan Menggunakan

    Katalis Nikel.iSkripsi. Medan: Depeartemen Kimia FMIPA USU

    Kadesch, R.G. 1979. Fat Based Dibasic Acids. Winchester: J. Am. Oil

    ChemistrySoc. Vol. 56

    Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan

    Pertama. Jakarta: UI-Press

    Lee, J.D. 1994. Consice Inorganic Chemistry 4th

    edition. London: Chapman and Hall.

    Manurung, E. G. T. 2001. Analisis Valuasi Ekonomi Investasi Perkebunan KelapaSawit di Indonesia. Laporan teknis.

    McMurry, J. 1992. Organic Chemistry.3rdedition.California: Brooks/Cole PublishingCompany.

  • 7/22/2019 09E01818

    57/66

    2

    Morrison, R. T. dan Boyd, R. N. 1992. Organic Chemistry. Sixth Edition. New

    York: Prentice Hall Inc.

    Ouellette, R.J. 1994. Organic Chemistry.USA: McMillan Publishing Company.

    Saito, T., Hayamizu, K., Yanagisawa, M., Wasada, N., Somena, K., Kimigasa, S.,Tanab, K., and Tamura, T. Integrated Spectral Data Base System for

    Organic Compounds. Diakses April 2008 dari

    http://www.aist.go.jp/RIODB/SDBS

    Streitwieser, A. dan Clayton.1985.Introduction to OrganicChemistry.Third Edition.

    New York: Macmillan Publishing Company.

    Reck, R.A. 1985.Industrial Uses of Palm, Palm Kernel and Coconut Oils: NitrogenFerivatives. Oleochemicals in the Plastics Industry. Chicago: JAOCS. Cvol.

    62(2): 355 364.

    Uffner, W.E. 1982. Polyamide as a Primer for Use with Asphaltic Membrane. US

    Patents 4,362,586.

    Vogels, A. I. 1989. Textbook of Practical Chemistry.5th

    edition. England: Pearson

    Prentice Hall.

    Zaldman, B., S.Y. Kesllev, and N. Garti.1988. Double Bond Oxidation of

    Unsaturated Fatty Acids.Ibid. 66: 611-615.

    http://www.aist.go.jp/RIODB/SDBShttp://www.aist.go.jp/RIODB/SDBS
  • 7/22/2019 09E01818

    58/66

    3

    Lampiran 1. Spektrum FT IR Asam Azelat

    (SDBS)

  • 7/22/2019 09E01818

    59/66

    4

    Lampiran 2. Spektrum FT IR Nonanadiamina /Nonamethylenediamine

    (SDBS).

  • 7/22/2019 09E01818

    60/66

    5

    Lampiran 3. Pembuatan metil ester dari CPO

  • 7/22/2019 09E01818

    61/66

    6

    Lampiran 4. Metil Ester dari CPO

  • 7/22/2019 09E01818

    62/66

    7

    Lampiran 5. Pemurnian Asam Oleat

  • 7/22/2019 09E01818

    63/66

    8

    Lampiran 6. Oksidasi Asam Oleat

  • 7/22/2019 09E01818

    64/66

    9

    Lampiran 7. Pembuatan NH3anhidrat

  • 7/22/2019 09E01818

    65/66

    10

    Lampiran 8. Aminasi Asam Azelat

  • 7/22/2019 09E01818

    66/66

    11