0.3 homogenitas data iklim

28
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang. (Sudira, 2004 ). Iklim merupakan karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan atas data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar 30 tahun). Klimatologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah tentang karakteristik iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada rata- rata dari unsur- unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah. Sedangakan cuaca adalah kondisi atmosfer yang dinamis, dan dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat (dalam hari/jam). ( Sudira, 2004 ) 1

Upload: abdul-latif

Post on 19-Feb-2016

815 views

Category:

Documents


168 download

DESCRIPTION

For Free

TRANSCRIPT

Page 1: 0.3 Homogenitas Data Iklim

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang

hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan

pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.

Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni

keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau

obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang

luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan

antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur

cuaca dari pengamatan jangka panjang.(Sudira, 2004 ).

Iklim merupakan karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan

atas data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar 30

tahun). Klimatologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah

tentang karakteristik iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada rata-rata

dari unsur- unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah. Sedangakan

cuaca adalah kondisi atmosfer yang dinamis, dan dapat berubah-ubah dalam

waktu yang singkat (dalam hari/jam). ( Sudira, 2004 )

Dalam menentukan iklim dan cuaca suatu wilayah maka diperlukan

data mengenai kondisi wilayah tersebut. Setelah data didapatkan ternyata data

iklim tidak dapat langsung digunakan dalam analisis lebih lanjut karena data

iklim harus diuji terlebih dahulu homogenitasnya atau konsistentensinya agar

didapatkan data yang konsisten dan tidak diragukan lagi kebenarannya.

Dalam pencatatan data iklim sering terjadi peyimpangan –

penyimpangan yang akan menyebabkan data yang didapat tidak konsisten dan

memiliki banyak kecacatan. Penyimpangan – penyimpangan tersebut yakni

kerusakan alat, kesalahan karena perubahan letak peralatan, kesalahan karena

keteledoran pengamat, data yang rusak atau hilang dan perubahan keadaan

lingkungan yang mendadak. ( Sudira, 2004 ).

1

Page 2: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Maka dalam menentukan iklim sangat memerlukan data yang pasti dan

tidak terjadi penyimpangan karena hal itu akan berpengaruh dalam analisis

selanjutnya sehingga proses homogenitas data iklim sangat diperlukan dalam

memastikan suatu data iklim tidak terjadi penyimpangan. Berdasarkan hal

tersebut praktikum klimatologi mengenai homogenitas data klim perlu dilakukan.

( Sudira, 2004 )

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum tentang homogenitas data iklim adalah

menentukan homogenitas data temperatur dan hujan

1.3 Manfaat

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diharapkan para peserta

praktikum dapat mengetahui fungsi dari homogenitas data iklim dan dapat

menentukan homogenitas data iklim khususnya pada data temperatur dan curah

hujan seperti yang telah dilakukan pada praktikum kali ini.

2

Page 3: 0.3 Homogenitas Data Iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Klimatologi dan Agroklimatologi

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang

terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan

keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.

Klimatologi pertanian ialah cabang ilmu iklim atau cuaca terapan yang

mempelajari tentang hubungan antara proses-proses fisik di atmosfer (unsur-unsur

cuaca) dan proses pertanian. Tercakup didalamnya antara lain hubungan antara

faktor iklim dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai oleh

klimatologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang

terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar organisme pertanian akibat

perkembangan organisme tersebut serta dampak perubananya bagi organisme itu

sendiri. (Benyamin.1994)

Unsur-unsur cuaca yang diamati dalam klimatologi pertanian meliputi:

radiasi matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah

hujan, angin,awan dan lain-lain. Sedangkan unsur pertanaian yang diamati

tergantung pada tujuan peneliat pertanian tersebut seperti : fase pertumbuhan

tanaman, produksi tanaman, serangan hama dan penyakit dan lain-lain. (Handoyo,

2008). Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi: ilmu

iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan

antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari

dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan

di dalam kehidupan tanaman. Kita akan mempelajari bagaimana agar

fotosintesis bias tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa

tinggi. Arah dari ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih

tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi unsur udara dan ai (Prawirowardoyo,

S. 1996).

Ruang lingkup agroklimatologi adalah Atmosfer : kumpulan berbagai

gas yang menyelubungi hidrosfer, Hidrosfer : ruang berisi air terutama lautan,

Litosfer: ruang yang berisi zat padat berupa batuan bola bumi mengalami rotasi

danrevolusi:, Rotasi adalah perputaran bumi pada sumbunya yang menyebabkan

3

Page 4: 0.3 Homogenitas Data Iklim

terjadinya siang dan malam, sedangkan revolusi adalah perputaran

bumi mengelilingi matahari yang menyebabkan terjadinya perbedaan

iklim. (Prawirowardoyo, S.1996).

Iklim merupakan satu sumber daya alam yang cukup penting

untuk membentuk lahan maupun dalam berbagai aktivitas makhluk hidup. Iklim

terdiri atas beberapa anasir penyusunnya antara lain : suhu dan kelembaban

udara, radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, evaporasi, dan lain-lain.

Salah satu anasir iklim yang cukup penting di kawasan tropika adalah curah

hujan, terutama dalam sebarannya per tahun, sering curah hujan melimpah

bahkan menimbulkan banjir, (melebihi daya tampung) tetapi sering pula

terdengar bahaya kekeringan disana-sini pada lain kesempatan (Aminah dan

Attaqi, 1983). Sebagai suatu gejala alam, iklim berimplikasi skala global dan oleh

sebab itu pengendaliannya berada diluar kemampuan manusia. Satu-satunya jalan

yang bisa ditempuh adalah penyesuaian segala tindakan pada keadaan iklim. Ini

hanya bisa dilakukan bila iklim dan embutannya (fluktuasinya) diketahui disetiap

tempat pada setiap waktu. Walaupun penyesuaian ini tidak akan serasi

sepenuhnya namun merupakan salah satu jalan untuk menciptakan pertanian yang

tangguh,yaitu tahan gocangan iklim dan lentur menghadapi goncangan lainnya

(Benyamin Lakitan.1994).

Informasi mengenai kejadian-kejadian ekstrim misalnya curah

hujan,gempa bumi dan lain-lain sangat banyak yang memerlukannya, maka

untukmeningkatkan peayanan jasa meteorologi dan geofisika diperlukan suatu

metodeyang dapat digunakan untuk mengestimasi kejadian-kejadian ekstrim

(Waryono.1987)

Pesawat-pesawat metorologi dapat bekerja secara alami, artinya

dapatmengukur gejala-gejala cuaca apabila pesawat-pesawat tersebut

dipergunakansecara tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi

ketepatan kerja pesawatmeteorologi. Pertama faktor alam itu sendiri, kedua

faktor bentuk dan wujud benda (padat, cair, gas), dan ketiga faktor manusia yang

mengamati gejala kerjapesawat itu (Waryono.1987)

Pesawat-pesawat cuaca itu ada yang harus langsung oleh

matahri, bangunan (building), pohon-pohon, atau bahaya alamlainnya.

4

Page 5: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Pesawat-pesawat tersebut harus dari pengaruh langsung pemantulan

panas dari penyinaran matahari. Untuk memenuhi persyaratan ini orang membuat

sangkar atau gubuk cuaca (meteorologi box). Sangkar cuaca tersebut

harus memiliki dinding yang tidak menyerap radiasi matahari, tetapi

udara dapat berhubungan bebas (ventilasi cukup). Kebanyakan sangkar cuaca

itu ditempatkan di lapangan terbuka, datar, bervegetasi rumput pendek, dan dicat

putih. Dalam sangkar cuaca dapat ditempatkan Barograf, Termograf,

Hidrograf,Termohidrograf (kombinasi), Termometer maksimum, Termometer

minimum,dan Psikrometer (Hanafi. 1988).

Ada alat yang boleh atau harus ditempatkan terkena radiasi

matahari,seperti Shunsing-recorder. Sedangkan Rain-gauga harus bebas

menangkap curahan air hujan. Mangkuk anemometer dan Wind-direction

ditempatkan 10-15meter diatas permukaan tanah (Hanafi. 1988).

Termometer tanah harus terhindar dari penyinaran langsung

matahari sebab fungsinya untuk mengukur suhu tanah, tetapi harus juga

terhindar dari gangguan dalam tanah. Untuk ini termometer tersebut (50

dan 100 cm) ditempatkan dalam tabung logam yang dibenamkan dalam tanah

(Hanafi. 1988).

Tidak semua alat itu dapat mengadakan recording di lapangan

terbuka,karena terhindar dari hujan dan radiasi matahari. Pesawat-pesawat

tersebut harus diletakkan disuatu ruang tertutup dan laboratorium, tetapi dapat

bekerja karena dihubungkan dengan transmitter oleh kabel magnetik. Alat

atau pesawat dilaboratorium tersebut ialah Combination Anemometer,

Electronic Polyrecorder, Rain Gauge (recorder), dan pesawat atau alat

meteorologi kecil seperti Anoroid Barometer, Psycrometer, Barometer Standard,

Altimeter, dan Chronometer serta semua perlengkapan recording dan juga

komputer sangat penting untuk mengolah data meteorologi (Hanafi. 1988).

2.2 Definisi Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu

yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari

gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.

5

Page 6: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Misalnya pagi hari, siang hari, atau sore hari dan keadaannya dapat berbeda-beda

untuk setiap temat serta setiap jamnya. Di departemen indonesia keadaan cuaca

selalu di informasikan untuk jangka waku sekitar 24 jam melalui prekiraan cuaca

hasil analisis BMG.

Iklim adalah keadaan cuaca rata – rata dalam waktu satu tahun yang

penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30 tahun) dan

meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah kendali iklim yang sangat

penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut.

Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi

dan rendah, massa udara, pegunungan serta arus laut dan badai.(Sudira.2004).

2.3 Definisi Homogenitas

Untuk mengukur keadaan cuaca atau iklim perlu adanya homogenitas

antar pengukuran dan hasil yang diukur sehingga keakuratan data akan didapat

dalam melakukan pengukuran dan error pun akan ditekan sekecil

mungkin. Data iklim/cuaca (temperatur dan hujan) sebelum digunakan dalam

analisis lebih lanjut, harus lebih dahulu diuji terdahulu homogenitasnya atau

konsistensinya. Pencatatan data iklim sering mengalami penyimpangan dan

kesalahan. (Sudira.2004).

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi- variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas bertujuan untuk

mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians

yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan

data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama. Sebagai contoh, jika kita

ingin meneliti sebuah permasalahan misalnya mengukur pemahaman siswa untuk

suatu sub materi dalam pelajaran tertentu di sekolah yang dimaksudkan

homogen bisa berarti bahwa kelompok data yang kita jadikan sampel pada

penelitian memiliki karakteristik yang sama, misalnya berasal dari tingkat kelas

yang sama. ((Sudira.2004).)

Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan

metode, beberapa yang cukup populer dan sering digunakan oleh penulis adalah :

6

Page 7: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Uji Bartlett

Uji Varians (Uji F)

Uji Levene

2.4 Uji Homogenitas Temperatur dan Curah Hujan

1. Uji Bartlett

Uji Bartlett digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari

populasi dengan varians yang sama. k sampel bisa berapa saja. karena biasanya uji

bartlett digunakan untuk menguji sampel/kelompok yang lebih dari 2. Varians

yang sama di seluruh sampel disebut homoscedasticity atau homogenitas varians.

Uji bartlett pertama kali diperkenalkan oleh M. S. Bartlett (1937). Uji bartlett

diperlukan dalam beberapa uji statistik seperti analysis of variance (ANOVA)

sebagai syarat jika ingin menggunakan Anova. Berdasarkan info dari wikipedia uji

barlett ini dinamai Maurice Stevenson Bartlett. Selain uji bartlett terdapat uji

lavene yang fungsinya sama yaitu mengetahu homogenitas varians. Untuk Kali ini

akan dicoba mencoba membahas uji bartlett.

Uji Bartlett merupakan metode pengujian homogenitas varian. Pada

pengujian ini terdapat syarat data harus berdistrbusi normal. Pengujiannya adalah

sebagai berikut.

H0 : (data homogeny)

H1 : paling sedikit ada satu yang tidak sama

Statistik uji :

Dimana

7

Page 8: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Kesimpulan : H0 ditolak jika (Walpole, 1995).

2. Uji Varians (Uji F)

3. Uji Lavene

Uji Levene juga merupakan metode pengujian homogenitas varians yang

hampir sama dengan uji Bartlet. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu

bahwa data yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun

harus continue.

H0 : (data homogen)

H1 : paling sedikit ada satu yang tidak sama

Statistik uji :

Zi = median data pada kelompok ke-i

Z.. = median untuk keseluruhan data

Kesimpulan : Ho ditolak jika .

4. Uji Run Test

Analisis Runs Test sebenarnya termasuk dalam kategori statistik

nonparametrik. Uji Runs Test bisa digunakan untuk menguji pada kasus

satu sampel. Pengujian dengan metode ini untuk kasus satu sampel. Prosedur run

test dilakukan untuk data bertingkat dari nilai variabel yang acak. Suatu run

seperti berisan observasi. ( Benyamin, 1994 ).

5. Uji Buishand

Uji Buishand dihitung oleh yang merupakan jumlah parsial dari deret yang

diberikan seperti persamaan :

S0* = 0 Sk

* = Yi - Y

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : tidak ada perubahan yang signifikan dalam series

H1 : ada perubahan yang signifikan dalam series

8

Page 9: 0.3 Homogenitas Data Iklim

Series akan homogen apabila tidak ada perubahan signifikan dalam rata -

rata, dimana perbedaan antara dan akan berfluktuasi di sekitar nol, karena tidak

ada penyimpangan sistematis dari nilai - nilai sehubungan dengan mean yang akan

muncul. Jika perubahan terjadi pada tahun , maka mencapai maksimum atau

minimum dekat pada tahun . Signifikansi perubahan rata - rata diuji dengan

'rescaled adjusted range' R, yang merupakan perbedaan antara maksimum dan

minimum dari nilai oleh standar deviasi sampel :

Buishand menghitung nilai kritis untuk lebih sesuai terhadap perubahan di tengah

deret waktu.

2.5 Homogenitas Data Iklim

Iklim adalah karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan atas

data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar

30 tahun).Klimatologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim.

Menelaah tentang karakteristik iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada

aras rata-rata dari unsur-unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah. Cuaca

pada dasarnya merupakan kondisi atmosfer yang dinamis yang kapan saja bisa

mengalami perubahan.

Dalam pengamatan data iklim, perlu diperhatikan tentang macam dan

kondisi alat, cara pencatatan, waktu pengamatan, dan tata letak atau lay out alat-

alat yang digunakan, sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan. ( Guslim,

2009 )

Dalam agroklimatologi terdapat beberapa peralatan yang digunakan

dalam proses mengetahui unsure-unsur iklim. Metode statistik dan

persamaan matematika dapat juga dimanfaatkan dalam agroklimatologi untuk

mempermudah dalam menelaah sifat-sifat iklim yang kompleks. Dengan analisis

statistik dan matematik data dapat disederhanakan, ciri-ciri unsur iklim dapat

dipelajari dan dianalisis sehingga mempermudah penelaahan informasi yang

terkandung dalam data. ( Ritawati, 2013 )

Setelah data didapatkan, data iklim tidak dapat langsung digunakan

9

Page 10: 0.3 Homogenitas Data Iklim

dalam analisis lebih lanjut karena data iklim harus diuji terlebih dahulu

homogenitasnya atau konsistentensinya agar didapatkan data yang konsisten dan

tidak diragukan lagi kebenarannya.

Dalam pencatatan data iklim sering terjadi peyimpangan –

penyimpangan yang akan menyebabkan data yang didapat tidak konsisten dan

memiliki banyak kecacatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Kerusakan alat, maksudnya kerusakan alat pencatat data

iklim yang merupakan kerusakan atau perubahan beberapa fungsi

alat karena perubahan alami, seperti karatan dan sebagainya.

Kerusakan – kerusakan ini sering tidak terdeteksi sehingga data yang

dihasilkan mengalami penyimpangan.

2. Kesalahan karena perubahan letak peralatan, maksudnya adalah

kesalahan yang dapat menyebabkan perubahan fungsi ruang terhadap

data pengamatan.

3. Kesalahan karena keteledoran pengamat, maksudnya adalah

kesalahan yang terjadi karena pengamat mengalami kesulitan untuk

melakukan pencatatan data seperti karena hujan lebat, gempa bumi

dan sebagainya.

4. Data yang hilang atau rusak, maksudnya adalah data yang telah

diperolah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan

karena beberapa hal penting dalam data tersebut menghilang.

5. Perubahan keadaan lingkungan yang mendadak, maksudnya

adalah perubahan alam secara alami dan tidak dapat di prediksi bahkan

ekstrim sehingga data yang didapat tidak sesuai perkiraan. ( Ritawati,

2013 )

Untuk menguji homogenitas data teperatur dilakukan dengan uji run test.

Rata – rata temperatur tahunan dihitung, kemudian dibandingkan dengan rata –

rata temperatur secara keseluruhan selama tahun pengamatan. Apabila rata – rata

tahunan lebih besar daripada rata – rata keseluruhan, maka diberi tanda (+) dan

sebaliknya diberi tanda (-), jumlah pasangan tanda (+) dan (-) dan diberi

tanda (U).

Untuk mengetahui homogenitas data hujan dipergunakan metode

10

Page 11: 0.3 Homogenitas Data Iklim

buishand dalam Sri Harto ( 1993 ).Metodenya disebut RAPS ( Rescaled Adjusted

Partical Sums )

k** = Sk*/Dy ; K = 0,1,2,....n

Sk* = ∑ ( Yi – Y ) ; K = 1,2,..n

Dy² = ∑ ( Yi – Y )²/ n

Nilai statistik Q Q = Maks [ Sk** ]

Nilai Statistik R R = Maks Sk** - Min Sk**

Apabila nilai Q/√n atau R/√n hitung lebih kecil daripada Q/√n atau R/√n

tabel, maka datanya homogen. ( Ritawati, 2013 )

11

Page 12: 0.3 Homogenitas Data Iklim

III. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum yang berjudul Homogenitas Data

Iklim adalah pulpen, buku tulis, kalkulator. Sedangkan bahan yang digunakan

adalah data dari stasiun agroklimat yang mencakup temperatur dan curah hujan.

3.2 Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum yang berjudul Homogenitas Data Iklim yaitu sebagai

berikut :

Sk ** = Sk */Dy : k = 0, 1, 2, 3,………n

Sk * = ∑ (Yi –Y)2 : k = 1, 2, 3,…………n

Dy2= ∑ (Yi – Y)2/n

Nilai statistic Q → Q = maks | Sk ** |

0 ≤ K ≤ n

Nilai statistik R → R = maks Sk ** - min Sk**

0 ≤ K ≤ n

3.3 Analisis Data

Analisis data dalam praktikum yang berjudul Homogenitas Data Iklim

terlampir.

12

Page 13: 0.3 Homogenitas Data Iklim

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1.1 Uji Homogenitas Data Temperatur

Tahun Temperatur

(oC)

Rata-rata

(26,32oC)

Tanda

1999 26,59 > +

2000 25,09 < _

2001 26,14 < _

2002 25,73 < _

2003 26,28 < _

2004 26,95 > +

2005 26,43 > +

2006 26,76 > +

2007 26,75 > +

2008 26,89 > +

2009 26,25 < _

2010 26,12 < _

2011 26,71 > +

2012 25,81 < _

Tabel 1.2 Uji Homogenitas Data Curah Hujan

Tahun Yi (Yi- Y) SK * SK **

1999 56,6 22,68  22,7 0,402

2000 0,0 -33,92  -10,55 -0,19

2001 1,4 -32,52  -43,07 -0,76

2002 2,5 -31,42  -74,49 -1,322

2003 146,2 112,28  37,79 0,67

2004 146,2 112,28  150,07 2,6613

U

U

U

U

U

Page 14: 0.3 Homogenitas Data Iklim

2005 0,0 -33,92  116,15 2,06

2006 0,0 -33,92  82,23 1,46

2007 1,1 -32,82  49,71 0,9

2008 0,0 -33,92  15,49 0,3

2009 0,0 -33,92  -18,43 -0,33

2010 120,9 86,98  68,55 1,22

2011 0,0 -33,92  34,63 0,61

2012 0,0 -33,92  0,71 0,013

4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diharapkan para peserta

praktikum dapat mengetahui fungsi dari homogenitas data iklim dan dapat

menentukan homogenitas data iklim khususnya pada data temperatur dan curah

hujan seperti yang telah dilakukan pada praktikum kali ini.

Homogenitas data iklim adalah suatu tolak ukur bahwa suatu data iklim

telah memenuhi standar atau layak untuk digunakan pada analisis pada

tahap selanjutnya karena dalam pengumpulan dan pengukuran data

iklim tidak dipungkiri bila terdapatnya kesalahan atau penyimpangan

penyimpangan dalam hasil yang didapatkan dan penyimpangan tersebut

dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti kerusakan alat yang menyebabkan

perbedaan pengukuran dalam proses pengumpulan data, kesalahan karena

perubahan letak peralatan perubahan ini menyebabkan perubahan fungsi ruang

terhadap data pengamatan maksudnya peralatan agroklimat haruslah ditempatkan

pada tempat yang sangat khusus atau dalam posisi yang telah diperhitungkan

bahwa dalam posisi tersebut alat agroklimat dapat mendapatkan hasil

pengukuran yang optimal sehingga data yang didapat memiliki tingkat resiko

kecacatan sangat sedikit bila terjadi perubahan maka tingkat kecacatan data

semakin berubah letak peralatan maka tingkat resiko kecacatan akan semakin

besar, kesalahan karena keteledoran pengamat kesalahan ini sering terjadi karena

pengamat mengalami kesulitan untuk melakukan pencatatan data seperti karena

hujan lebat atau gempa bumi atau sebagainya, data yang rusak atau hilang hal ini

14

Page 15: 0.3 Homogenitas Data Iklim

menyebabkan hilangnya patokan atau hilangnya pembanding dalam

pengumpulan data iklim karena data yang telah lebih dahulu ada digunakan

sebagai pembanding data yang baru terkumpul untuk mengetahui perbedaan

yang terjadi antara kedua data tersebut bila datanya hilang maka tidak ada

pembanding dan tidak bisa dikatakan bahwa data yang didapat telah benar

karena tidak memiliki pembanding, dan perubahan keadaan lingkungan

yang mendadak ini adalah faktor yang mempersulit para pengamat dalam

mengumpulkan data iklim karena perubahan keadaan lingkungan yang mendadak

akan menyebabkan hasil data yang terkumpul punjauh berbeda dari data

sebelumnya.

Berdasarkan hasil tabel 1.1 yakni mengenai homogenitas data temperatur

dapat diperoleh hasil bahwa data temperatur yang didapat merupakan termasuk

data yang homogen yang dapat digunakan untuk analisis data lebih lanjut, hasil

tersebut diperoleh dari beberapa proses perhitungan yakni keseluruhan data

temperatur pada bulan september di dirata - ratakan sehingga mendapat

temperatur rata- rata pada bulan september, temperatur rata-rata pada bulan

temperatur tersebut berguna untuk sebagai pembanding temperatur setiap tahun

bila temperatur di suatu tahun lebih kecil dari pada temperatur rata-rata maka

kita berikan tanda ( - ) sedangkan bila temperatur di suatu tahun lebih besar

daripada temperatur rata – rata maka kita berikan tanda (+).

Pemberian tanda tersebut berguna untuk menentukan banyaknya nilai U,

nilai U itu sendiri didapat dari perpaduan tanda + dan – seperti pada tahun

1999 dan 2000 terdapat nilai U, begitu juga pada tahun 2003-2004 dan 2008-

2009 dan 2010-2011 serta 2011-2012 terdapat nilai U. Dari hasil tabel didapat

sebanyak 5 nilai U dengan jumlah data 14. Data hasil perhitungan kemudian

dibandingkan dengan data pada tabel nilai U untuk data homogen. Hasil akhirnya

adalah data yang didapat adalah data yang homogen sebab data

perhitungan dengan jumlah 14 dan nilai U sebanyak 5 sesuai dengan data tabel

yaitu pada jumlah 14 dengan range U 5 – 10.

Berdasarkan hasil yakni mengenai homogenitas data curah hujan pada

bulan september dapat diperoleh hasil bahwa data curah hujan yang didapat

merupakan data yang homogen dan data tersebut dapat digunaan untuk

15

Page 16: 0.3 Homogenitas Data Iklim

analisis data lebih lsnjut, hasil tersebut diperoleh dari beberapa proses

perhitungan dengan menentukan rata–rata curah hujan pada bulan september,

setelah mendapatkan hasil rata-rata curah hujan kemudian kita menentukan

standar deviasi yang nantinya akan berguna dalam perhitungan Sk**.

Setelah itu menentukan nilai Sk* dengan cara curah hujan pada suatu

tahun misalnya tahun 1999 dikurangi dengan rata-rata curah hujan

keseluruhan kemudian untuk data nomer 2 yaitu Sk* tahun 2000 dalam

menentukan Sk*(2) dengan cara curah hujan pada tahun 2000 dikurangi dengan

rata-rata curah hujan keseluruhan dan kemudian ditambah Sk*(1) begitu pun

seterusnya untuk data misalnya nomer 5 yaitu Sk* (5) tahun 2003, curah

hujan pada tahun 2003 dikurangi dengan rata-rata curah hujan keseluruhan

kemudian ditambah Sk* (4). Setelah kita mendapatkan rataan curah hujan

keseluruhan, nilai standar deviasi dan Sk* maka langkah selanjutnya adalah

menentukan Sk**(n) dengan cara Sk*(n) dibagi dengan standar deviasi dan

kemudian hitung semua tahun satu per satu dengan rumus tersebut sampai tahun

ke 2012, misalnya untuk menentukan Sk** tahun 1999 dengan cara Sk*

tahun 1999 dibagi dengan standar deviasi begitu pun untuk tahun – tahun

selanjutnya hanya dengan mengganti Sk* setiap tahun dan dihitung satu per satu.

Akhirnya kita menentukan apakah data yang kita miliki homogen atau

tidak dengan cara menentukan Q/√n yaitu Sk** Maks dibagi dengan akar

banyaknya data dan menentukan R/√n yaitu Sk** Maks dikurangi Sk** min.

Apabila nilai Q/√n atau R/√n hitung lebih kecil daripada Q/√n atau R/√n tabel,

maka datanya homogen. Hasil dari data ini adalah Q/√n pada tabel adalah

2,65 dari tabel 95% dan n=14 sedangkan Q/√n hitung yaitu 0,70 sehingga Q/√n

hitung lebih kecil dari Q/√n tabel dan membuat data tersebut homogen dan

R/√n pada tabel adalah 2,64 dari taberl 95% dan n=14 sedangkan R/√n hitung

yaitu 0,71 sehingga R/√n hitung lebih kecil dari R/√n tabel dan membuat

tersebut homogen.

16

Page 17: 0.3 Homogenitas Data Iklim

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Iklim adalah keadaan cuaca rata – rata dalam waktu satu tahun yang

penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30 tahun) dan

meliputi wilayah yang luas. Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan

di wilayah tertentu yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang singkat.

Dalam menentukan iklim dan cuaca suatu wilayah maka diperlukan data

mengenai kondisi wilayah tersebut. Setelah data didapatkan ternyata data iklim

tidak dapat langsung digunakan dalam analisis lebih lanjut karena data iklim

harus diuji terlebih dahulu homogenitasnya atau konsistentensinya agar

didapatkan data yang konsisten dan tidak diragukan lagi kebenarannya.

Dalam pencatatan data iklim sering terjadi peyimpangan –

penyimpangan yang akan menyebabkan data yang didapat tidak konsisten dan

memiliki banyak kecacatan. Penyimpangan – penyimpangan tersebut yakni

kerusakan alat, kesalahan karena perubahan letak peralatan, kesalahan karena

keteledoran pengamat, data yang rusak atau hilang dan perubahan keadaan

lingkungan yang mendadak.

Maka dalam menentukan iklim sangat memerlukan data yang pasti dan

tidak terjadi penyimpangan sangat diperlukan karena hal itu akan berpengaruh

dalam analisis selanjutnya sehingga proses homogenitas data iklim sangat

diperlukan dalam memastikan suatu data iklim tidak terjadi penyimpangan.

5.2 Saran

Diharapkan praktikan dapat memahami proses perhitungan data iklim

temperatur dan curah hujan serta memperhatikan pada saat asisten laboratorium

menjelaskan supaya mampu dan bisa menyelesaikan perhitungan iklim.

17

Page 18: 0.3 Homogenitas Data Iklim

DAFTAR PUSTAKA

Abujamin Ahmad Nasri. 1978. Beberapa Alat Pengukur Cuaca di Stasiun

Klimatologi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Benyamin, Lakitan. 1994 Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta : PT Raja

Grafindo

Persada.

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung

Prawiro wardoyo, Susilo 1996. Meteorologi. ITB. Bandung.

Ritawati, Sri. 2013. Petunjuk Praktikum Klimatologi Pertanian Fakultas

Pertanian. UNTIRTA : Banten.

Sudira, Putu. 2004. Handout Klimatologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Waryono, dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT Bina Ilmu.

Surabaya.

18

Thermo Hygrometer