waktu pengerasan dan waktu kerja

Upload: choirul-umam

Post on 19-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Waktu Pengerasan Dan Waktu KerjaWaktu kerja adlaah waktu yang diukur dari awal pengadukan selama kekentalan aduka cukup rendah untuk bisa mengalir dibawah tekanan guna membentuk lapisan yang tipis. Jelas bahwa kecepatan pembentukan matriks akan mempengaruhi waktu kerja. Disisi lain, waktu pengerasan berarti pembentukan matriks telah mencapai titik dimana gangguan fisik dari luar tidak akan mengakibatkan perubahan dimensi yang menetap. Waktu pengerasan yang memadai dari semen seng fosfat adalah antara 5 samapai 9 menit, seperti ditentukan dalam spesifikasi ADA No. 8.[1]Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Watu Pengerasan Dan Waktu Kerja1. Rasio Bubuk : Cairan.Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio bubuk:cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah. Berkurangnya kekuatan kompresi yang menyertai penurunan rasio bubuk:cairan. pH awal dari adukan juga menurun dengan ditingkatkannya rasio bubuk:cairan.[1]2. Kecepatan Pengadukan BubukSejumlah bubuk yang secara bertahap dalam jumlah kecil dicampur kedalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak bubuk yang bisa digabung ke dalam adukan. Karena itu, cara seperti ini merupakan prosedur yang dianjurkan unutk semen seng fosfat.[1]3. Waktu PengadukanOperator yang memperpanjang waktu pengadukan akan menghancurkan matriks yang sedang terbentuk. Pecahnya matrik berarti dibutuhkan tambahan waktu untuk membangun kembali matriks ini. Ini berbeda dari apa yang terjadi pada pengadukan gypsum dimana matrik yang terpecah akan menjadi inti baru untuk kristalisasi yang dibutuhkan untuk pembentukan struktur.[1]4. Temperature Alas AdukMetode yang paling efektif unutk mengendalikan waktu kerja dan pengerasan adalah mengatur temperature alas aduk. Pendinginan akan alas akan memperlambat reaksi kimia antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini memungkinkan dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal ke dalam cairan tanpa adonan menjadi sangat kental (tidak diinginkan).[1]Gambar ini menunjukkan efek dari temperature alas adukan terhadap kekentalan hasil adukan yang menggunakan rasio bubuk : cairan serta teknik pengadukan yang sama. Semen yang dihasilkan dari alas adukan yang dingin (gambar A) cocok unutk sementasi restorasi tuang. Adukan yang dihasilkan dari alas adukan pada temperature kamar (gambar B) terlalu kental untuk digunakan memasang tuangan dengan benar, terutama tuangan yang memiliki permukaan yang luas. Meskipun prosedur ini dilakukan namun sebenarnya tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan rendahnya rasio bubuk:cairan dan rendahnya kekuatan adonan.Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digunakan untuk menjawab kenapa hasil setting time setiap individu berbeda padahal rasio bubuk : cairan sama. Hal ini dikarenakan kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan setiap individu yang berbeda. Semakin cepat dalam proses pencampuran antara bubuk dan cairan maka proses pengerasan akan semakin cepat pula. Hal ini dikarenakan dalam proses pencampuran bubuk dan cairan dari semen seng fosfat terjadi reaksi eksotermik. Karena cepat dalam mencampur bubuk dan cairan maka proses eksotermik terjadi secara cepat pula sehingga semakin cepat pula setting dari semen fosfat tersebut.Untuk waktu pengadukan juga demikian. Dalam proses pengadukan semen zinc fosfat, bubuk dibagi menjadi tiga dengan tujuan agar proses eksotermik tidak mengumpul menjadi satu. Dan dianjurkan untuk setiap pengadukan itu dilakukan selama 10 detik kemudian ditambah bubuk lagi. Tapi pada prakteknya belum sepuluh detik sudah ditambah bubuk lagi dan mungkin ada juga yang lebih dari 10 detik baru ditambah bubuk. Kemudian waktu setting luting lebih lama dari basis. Hal ini dikarenakan rasio cairan dari basis dan bubuk berbeda meskipun rasio bubuk luting dan basis sama. Rasio cairan unutk luting 3 tetes sedangkan basis 2 tetes. Dari perbandingan kedua rasio ini sudah dapat menjawab kenap berbeda. Hal ini karena jumlah cairan untuk luting lebih banyak sehingga partikel dari asam fosfat yang digunakan unutk memecah ZnO sama banyak sehingga prosesnya lebih lama. Tapi jika basis, jumlah asam fosfatnya lebih sedikit sehingga hanya beberapa saja yang bereaksi dengan ZnO sehingga lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA1. Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips Science of Dental Material. Edisi 11. Florida: ELSEVIER 477-478